Intinya Peramalan penjualan (sales forecasting) ialah teknik proyeksi permintaan
langganan yang potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Jae K Shim
berpendapat, “In business, forecast are the basis for capacity planning, production and inventory
planning, manpower planning, planning for sales and market share, and financial planning and
budgeting”. Dengan demikian, peramalan sangat penting di lakukan oleh si “pengusaha” untuk
menjalankan semua perencanaan di dalam perusahaannya.
Hasil dari suatu peramalan penjualan lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang
dikuantifisir terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari
permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu.Meskipun demikian hasil perkiraan
yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana.
Pada umumnya hasil dari suatu peramalan penjualan akan dikonversikan menjadi
rencana penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut :
Dengan adanya peramalan penjualan produk di suatu perusahaan,maka manajemen
perusahaan tersebut akan dapat melangkah kedepan dengan lebih pasti.Atas dasar peramalan
penjualan yang disusun ini manajemen perusahaan akan dapat memperoleh gambaran tentang
keadaan masa depan perusahaan. Gambaran keadaan penjualan pada waktu yang akan datang ini
sangat penting bagi manajemen perusahaan, karena kebijakan perusahaan akan sangat
dipengaruhi oleh besarnya penjualan produk perusahaan tersebut.
L.E. Orwick mengemukakan bahwa fungsi manajemen terdiri atas ramalan (forecasting),
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengomandoan (commanding),
pengordinasian (corrdinating), dan pengawasan (controlling). Dari fungsi manajemen yang
dikemukankan oleh L.E.Orwick tersebut berarti proses aktifitas manajemen dimulai dari
Ramalan (forecasting), setelah itu baru dilakukan perencanaan, baru kemudian fungsi
manajemen yang lain.
Peramalan Penjualan adalah : suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen
potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu juga, yakni
sesuatunya berjalan seperti masa lalu.
Metode Moment
Rumus yang dipergunakan: Y = a + bX
ΣY = n.a + b ΣX
ΣXY = a ΣX + b ΣX2
Analisis korelasi sendiri adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara beberapa variabel. perubahan variabel terikat ditentukan oleh faktor lain.
Faktor lain tersebut apabila terdiri dari hanya satu maka di analisis menggunakan analisis regresi
sederhana. Apabila faktor lainnya lebih dari satu maka digunakan analisis regresi berganda.
Peramalan penjualan akan berubah fungsinya menjadi Sales Plan jika manajemen sudah
memasukkan unsur pertimbangan subyektif, rencana, strategi, dan lain-lain.
Secara Kualitatif : karena peramalan hanya disasarkan atas pertimbangan saja, maka kelemahan
terletak pada sifatnya yang terlalu subyektif.
PERTEMUAN III
ANGGARAN PENJUALAN
PENGERTIAN
Anggaran Penjualan merupakan rencana kerja di masa mendatang pada suatu kurun waktu
tertentu di bidang penjualan produk perusahaan.
Selain itu Anggaran Penjualan adalah budget yang direncanakan secara lebih terperinci
penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan di jual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu
penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.Di dalam anggaran penjualan ini tercakup
beberapa variabel terkait seperti Volume penjualan (unit, meter, kiter, ton, barel dll) dan harga
jual per unitnya.
ILUSTRASI:
PT. Garmindo adalah sebuah produsen pakaian yang berkedudukan di Cimahi. Setiap wilayah
pemasaran dipimpin seorang manajer cabang. Perusahaan ini memproduksi kemeja anak laki-
laki dan wanita, pakaian dewasa pria, celana panjang pria dan wanita. Untuk tahun 2017,
perusahaan ini merencanakan menjual:
1. Pakaian anak sebanyak 10.000 stel pakaian, dimana 60% merupakan pakaian anak lelaki dan
sisanya pakaian anak perempuan dengan harga masing-masing Rp. 30.000 dan Rp. 40.000 /stel.
2. Kemeja pria dewasa sebanyak 15.000 stel seharga Rp. 60.000 /stel
3. Celana panjang sebanyak 20.000 stel dimana 70% celana panjang pria dan sisanya celana
panjang wanita, dengan harga masing-masing Rp. 75.000 dan Rp. 85.000 /stel
4. Dari terget penjualan tersebut diharapkan sebanyak 30% dapat dijual di wilayah Bandung, 10%
di wilayah Cirebon, 20% di wilayah Jawa tengah, sebanyak 25% di wilayah Jawa timur, dan
sisanya di Bali.
5. Dari total volume penjualan yang direncanakan untuk tahun 2017 tersebut, dialokasikan
masing-masing sebanyak 15% untuk bulan Oktober & Desember, 10% untuk bulan Januari,
februari, September & November, dan sebanyak 5% untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian
volume penjualan tersebut didasarkan pada data historis penjualan tahun sebelumnya.
6. Perusahaan memiliki 9 orang wiraniaga, dan targetnya adalah
Nama Wiraniaga Wilayah Target Penjualan
Saprol Bandung 60%
Badrul Bandung 40%
Brokk Cirebon 70%
Kupret Cirebon 30%
Bogel Jawa Tengah 50%
Pongo Jawa Tengah 50%
Brayy Jawa Timur 60%
Dados Jawa Timur 40%
Bahlul Bali 100%
Anggaran penjualan yang hanya didasarkan pada jenis produk berisi volume produk yang akan
dijual dikalikan dengan harga jual perunit untuk setiap jenis produk, maka akan menghasilkan
jumlah penjualan dari setiap jenis produk tersebut:
Anggaran penjualan dapat pula disusun bedasarkan waktu bulanan, dimana untukmenyusunnya
cukup membagi/mengalokasikan volume penjualan tahunan ke bulan yang ada.
Total 2.800.000.000
Untuk menyusun anggaran penjualan bedasakan wiraniaga cukup mengalikan volume penjualan
total dari setiap jenis produk dengan target penjualan setiap wilayah pemasaran dimana
wiraniaga tersebut ditempatkan dengan target penjualan setiap wiraniaga
PERTEMUAN IV & V
ANGGARAN PRODUKSI
Ilustrasi:
Sebuah perusahaan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya sebanyak 142.000 unit.
Jumlah persediaan awal jaunari diperkirakan sbanyak 20.000 unit. Sedangkan akhir tahun
sebesar 15.000 unit. Dari total volume yangdianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setahun,
direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut:
Januari 15.000
Februari 16.000
Maret 16.000
April 14.000
Mei 12.000
Juni 10.000
Juli 7.000
Agustus 6.000
September 9.000
Oktober 11.000
Nopember 12.000
Desember 14.000
Maka untuk tahun 2010 Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang
sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari:
Keterangan Volume
Jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka untuk
mempermudah membuat produksi stabil adalah dengan membagi volume produksi dengan 12
bulan:
Karena volume produksi rata-rata ini menghasilkan angka desimal maka dibulatkan pada angka
ribuan yaitu sebesar 11.000 unit. Jika 11.000 unit ini dikalikan 12 bulan maka:
Jika vol produksi telah diketahui, untuk menentukan vol persediaan akhir maka:
(vol prod januari + Pers. Awal januari) – vol penjualan januari
(12.000 + 15.000) – 15.000 = 17.000 unit
Untuk menentukan vol persediaan awal dibulan berikutnya maka persediaan akhir januari
menjadi persediaan awal februari.
Sehingga dengan menggunakan metode produksi stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini:
Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dihitung maka 5.000 unit dibagi dengan 5
sehingga :
Pengurangan s.d. nilai selisih 5.000 unit habis (Januari s.d. Mei)
Untuk bulan mei s.d desember disamakan dengan 15.000 unit
Sehingga dengan menggunakan metode persediaan stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini
Ilustrasi:
PERTEMUAN VI
3. Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah.
Ada 2 metode yang menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
a. Data historis atau data pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu. Caranya adalah
dengan melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian
membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai
untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui
penggunaan bahan mentah rata-rata untuk unit produk.
b. Data penelitian khusus. Pada data penelitian khusus dengan mengabaikan data
pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan dengan :
1. Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai diproduksi, agar dapat
diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk
tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak dalam produksi mebel akan
menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal yang dilakukan adalah mengukur meja
dan kursi yang telah selesai diproduksi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
kebutuhan bahan baku berupa kayu yang dipakai.
2.3.1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku (Unit of Direct Materials Used Budget)
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan
baku langsung yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah.
Secara terperinci anggaran ini harus dicantumkan :
a. Jenis barang jadi yang dihasilkan.
b. Jenis bahan baku yang digunakan.
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
d. Standar penggunaan bahan baku.
e. Waktu penggunaan bahan baku.
Standar penggunaan bahan (SP) adalah bilangan yang menunjukkan berapa
satuan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.
Contoh :
Standar Penggunaan = 2, untuk barang jadi A dan bahan baku X. Artinya
untuk menghasilkan unit barang A diperlukan 2 unit bahan baku X.
Manfaat dari anggaran kebutuhan bahan baku berguna sebagai dasar untuk penyusunan
Anggaran Pembelian Bahan Baku dan Angaran Biaya Bahan Baku.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan kebutuhan anggaran bahan
baku, yaitu:
Anggaran Unit yang akan Diproduksi, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan
jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode
yang akan datang. Semakin besar jumlah unit yang akan diproduksi, akan semakin besar
pula jumlah unit bahan bakunya, semakin kecil jumlah unit yang akan diproduksi, akan
semakin kecil pula jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Bentuk Dasar Anggaran Pembelian Bahan Baku telah diuraikan sebelumnya bahwa anggaran
pembelian bahan baku dapat disusun apabila total kebutuhan bahan baku untuk suatu
periode telah ditentukan, dengan perhitungan sebagai berikut :
Persediaan Akhir
xx
Kebutuhan bahan baku untuk produksi xx
+
Jumlah kebutuhan
xx
Persediaan Awal
xx
±
Pembelian Bahan Baku
xx
Dalam anggaran pembelian bahan baku dicantumkan :
1. Jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.
2. Jumlah yang harus dibeli.
3. Harga per satuan bahan mentah.
Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk
menjamin kelangsungan proses produksi. Di muka telah disinggung sedikit bahwa persediaan
bahan besi merupakan salah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
saat dilakukannya pemesanan bahan baku (Re Order Period).Besarnya persediaan besi
ditentukan oleh beberapa factor, antara lain :
1. Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan, apakah selalu tepat
pada waktunya atau tidak. Apabila leveransir selalu tepat waktu dalam menyerahkan
pesanan kita maka resiko kehabisan bahan mentah relative kecil, sehingga persediaan
besi tidak terlalu besar. Sebaliknya, bila leveransir biasanya terlambat datang maka resiko
kehabisan bahan mentah terlalu besar, sehingga perlu ada persediaan besi yang besar pula.
2. Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan. Apabila jumlah bahan baku
yang dibeli besar, maka persediaan rata-rata di atas persediaaan besi besar pula, sehingga
resiko kehabisan bahan baku relative kecil, begitu pula sebaliknya.
3. Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan bahan baku secara tepat. Bagi
perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
secara tepat, maka resiko kehabisan bahan baku kecil (karena bahan baku yang
dibutuhkan sudah disediakan sepenuhnya), begitu pula sebaliknya.
4. Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan baku dan biaya ekstra karena kehabisan
bahan baku. Apabila biaya penyimpanan tampak lebih besar daripada biaya ekstra akibat
kehabisan bahan baku maka tidak perlu adanya persediaan besi yang terlalu besar, begitu
pula sebaliknya.
2.3.4. Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan dalam Produksi
Tentu tidak semua bahan baku yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal
ini disebabkan karena 2 hal, yakni :
1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.
2. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat kehabisan
bahan baku.
Bahan mentah yang telah digunakan dalam proses produksi harus dihtung nilainya.
Rencana besarnya nilai bahan baku yang habis digunakan dalam proses produksi
dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri disebut Anggaran Bahan Baku yang Habis
Digunakan.Manfaat disusunnya Anggaran Bahan Baku yang Habis Digunakan antara lain
adalah ;
1. Untuk keperluan Produk Costing, yaitu perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan
perusahaan.
2. Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan baku.
Bentuk Dasar Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan Dalam anggaran ini
standar penggunaan bahan baku masih diperhatikan, tetapi tidak dicantumkan pada Anggaran
KebutuhanBahan Baku. Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan perlu memperinci
hal-hal :
1. Jenis bahan baku yang digunakan.
2. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk produksi.
3. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku.
4. Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan dalam proses produksi.
5. Jenis barang yang (dihasilkan dan) menggunakan bahan baku.
6. Waktu penggunaan bahan baku.
Fungsi Perencanaan, Koordinasi, dan Pengawasan pada Anggaran - anggaran Bahan Baku
Seperti halnya anggaran produksi, anggaran kebutuhan bahan baku,persediaan bahan baku
dan pembelian bahan baku merupakan alat perencanaan bagi perusahaan. Dalam anggaran -
anggaran tersebut secara terperinci dibuat rencana tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan penggunaan bahan baku pada waktu mendatang.
PERTEMUAN VII
Anggaran Tenaga Kerja adalah suatu rencana anggaran yang merencanakan secara terperinci
tentang jumlah jam kerja karyawan dan tenaga kerja untuk satu periode maupun periode yang
akan dating. Didalam perusahaan tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu Tenaga Kerja
Langsung dan Tenaga Kerja Tak Langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang pekerjaannya langsung berperan dalam proses
produksi. Cirri-ciri tenaga kerja langsung.
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak langsung berperan diproses produksi
dan biayanya dikaitkan pada operhead pabrik. Cirri-ciri tenaga kerja tak langsung.
a) Tempat berkerjanya tidak harus dalam pebrik tetapi dapat juga diluar pabrik
b) Besar kecilnya biaya tidak secara langsung dihubungkan dengan kegiatan produksi
Dalam penyusunan anggaran tenaga kerja terdapat factor dan manfaat sebagai berikut :
a) Harga pokok barang dapat dihitung dengan cepat dan tepat
c) Pengeluaran biaya untuk tenaga kerja lebih efisien dan dapat diatur
Anggaran ini adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang jumlah jam kerja
yang dibutuhkan untuk mennyelesaikan produksi dan tentang standar pemakaian jam kerja, yang
terdapat dalam anggaran ini :
Setelah anggaran jam kerja langsung berikutnya adalah menyusun anggaran biaya tenaga kerja
yang dipakai untuk menentukan besarnya biaya tenaga kerja dan untuk menentukan harga pokok
produksi per unit, yang terdapat dalam anggaran ini :
Angaran Biaya Tenaga Kerja = Anggaran Kerja x Tarif Uaph Per Jam Kerja
PERTEMUAN VIII
UJIAN TENGAH SEMESTER
WAWANCARA (DIREKAM) PEDAGANG KUOTA INTERNET
DAFTAR PERTANYAAN :
NAMA PEDAGANG
ALAMAT PEDAGANG
MODAL AWAL
BAGAIMANA CARA MENGELOLAH JUALANNYA
BERAPA OMZET YANG DIDAPAT TIAP HARINYA
BERAPA LABA/RUGI DALAM SEBULAN
PERTEMUAN IX
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD
Penyusunan anggaran biaya overhead dapat ditetapkan berdasarkan jam kerja per unit atau
bedasarkan biaya per unit produk atau bedasarkan persentase tertentu dari biaya produksi.
Penghitungan yang lebih rinci dapat dilakukan, jika memang kebutuhan setiap komponen biaya
overhead per unit produk tersebut diketahui.
ANGGARAN VARIABEL
A. Pengertian
Pada setiap anggaran yang telah disusun sebelumnya, anggaran operasional disusun
dengan dasar satu titik aktivitas misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesari 1000 unit,
produksi dianggarkan sebesar 1200 unti, dan lain sebagainya, dengan menyusun anggaran
variable akan dimungkinkan bila tertntu atau pada kisaran/interval aktivitas tertentu. Sebagai
gambaran misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesar 1200-1700 unit.
Anggaran variabel merupakan anggaran yang merencanakan perubahan tingkat biaya pada
berbagai tingkat aktivitas pada periode yang akan datang. Dengan demikian di dalam anggaran
variabel akan ditunjukkan seberapa besar perubahan biaya akan terjadi akibat perubahan tingkat
aktivitas.
B. Sifat Biaya
Biaya – biaya yang dikeluarkan bila dikaitkan dengan aktivitasnya akan memiliki sifat
biaya atau perilaku biaya sebagai biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah pada relevant range tertentu. Besar
kecilnya biaya ini tidak terpengaruh oleh perubahan aktivitas asalkan masih dalam relevant range
tertentu. Relevant range merupakan interval batas berlakunya anggaran. Misalnya kapasitas
produksi satu unit mesin sebesar 1.000 unit per bulan. Biaya depresiasi per bulan sebesar Rp
2.500.000,00. Pada waktu produksi bulan Januari sebesar 400 unit biaya depresiasinya sebesar
Rp 2.500.000,00. Pada bulan Februari produksinya sebesar 950 unit, maka biaya depresiasi juga
sebesar Rp 2.500.000,00 pada bulan Maret produk yang dihasilkan sebesar 750 unit biaya
depresiasi yang dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
berapapun produksinya asalkan tidak melebihi 1.000 unit maka biaya depresiasi yang
dikeluarkan tetap sama yakni sebesar Rp 2.500.000,00 per bulan. Pada contoh di atas bila
produksinya sebesar 1.300 unit besarnya biaya depresiasi akan bertambah kerena jumlah mesin
yang digunakan tidak cukup satu unit. Demikian juga jika jumlah produksi sebesar 2.400 unit,
bila kapasitas produksi tiap mesin sama maka mesin yang dibutuhkan menjadi 3 unit mesin,
maka biaya depresiasi akan bertambah lagi.
2. Biaya Variael (Variabel Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan aktivitas.
Secara total biaya ini proposional dengan aktivitas, tetapi persatuan jumlahya tetap berapapun
tingkat aktivitasnya. Semakin besar aktivitasnya maka biaya total akan semakin besar pula,
sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka besarnya biaya total akan semakin rendah dengan
perusahaan yang sama. Sebagai gambaran tentang biaya variabel misalnya pada waktu
perusahaan memproduksi 1.000 unit, biaya bahan pembantu yang dikeluarkan sebesar Rp
500.000,00, kemudian pada saat bila biaya tetap secara total akan sama besarnya (asalkan dalam
relevan range tertentu), tetapi biaya tetap per satuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin
kecil aktivitasnya maka biaya tetap persatuan akan semakin besar.
3. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak proporsional dengan
perubaan aktivitas. Dengan kata lain di dalam biaya tersebut terdapat unsur biaya yang sifatnya
tetap dan unsure biaya yang sifatnya variabel. Biaya yang sifatnya tetap akan sama jumlahnya
dan biaya yang sifatnya variabel akan meningkat jumlahnya apabila terjadi peningkatan aktivitas.
Jadi secara keseluruhan biaya ini akan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dan
jumlahnya akan turun bila terjadi penurunan aktivitas, namun perubahan biaya tidak seimbang
dengan perubahan aktivitasnya.
C. METODE VARIABILITS BIAYA
Metode variabilitas biaya adalah metode yang dipakai untuk memperkirakan besarnya
unsure biaya tetap dan besarnya biaya variabel dan suatu biaya semivariabel.
Sebagaimana sudah diketahui sebelumnya biaya semivariabel adalah biaya yang
perubahannya tidak sebanding dengan perubahan aktivitas atau dengan kata lain dari suatu biaya
semivariabel terkandung unsure biaya tetap dengan biaya variabel. Dalam praktik kedua unsure
tersebut tidak dapat ditetukan dengan pasti tetapi dapat diperkirakan, khususnya untuk
kepentingan penyusunan anggaran.
Beberapa metode yang bisa dipakai untuk memperkirakan besarnya unsur tetap dan
variabel dari suatu biaya variabel adalah metode biaya berjaga-jaga, metode maksimum, metode
regresi dan metode taksiran langsung.
1. Metode Biaya Berjaga-jaga (Stand By Cist Metodh)
Dalam metode ini untuk memperkirakan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel
dilakukan dengan cara menghentikan suatu aktivitas selama jangka waktu tertentu. Biaya yang
tetap dikeluarkan pada waktu aktivitas berhenti merupakan unsure biaya tetap, sedangkan unsure
biaya variabel diperhitungkan dengan mengurangi biaya total pada aktivitas tertentu dengan
besarnya biaya tetap. Sedangkan biaya variabel persatuan dihitung dengan membagi besarnya
biaya variabel dengan besarnya aktivitas.
2. Metode Titik Tertinggi Terendah
Dalam metode titik tertinggi terendah atau metode maksimum minimum untuk
memperkirakan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel dilakukan dengan cara
membandingkan biaya pada aktivitas tertinggi (maksimum) dengan aktivitas terendah
(minimum). Pemisahan biaya ke dalam unsure tetap dan variabel dilakukan dengan langkah-
langkah berikut :
a. menghitung besarnya biaya pada aktivitas tertinggi
b. menghitung besarnya biaya pada aktivitas terendah
c. menentukan besarnya biaya variabel per satuan.
d. Menentukan besarnya biaya tetap per periode.
3. Metode Regresi
Dalam metode regresi untuk memperkirakan unsur biaya tetap dan biaya variabel
dilakukan dengan menggunakan persamaan :
Y = a + bX
Y : Total Biaya
a : Biaya variabel per unit
X : Besarnya aktivitas
1. Bentuk Formula
Anggaran variabel dalam bentuk formula merupakan anggaran variabel yang menunjukkan
unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel pada setiap biaya yang direncanakan.
2. Bentuk Tabel
Anggaran variabel dalam bentuk tabel merupakan anggaran yang menyajikan anggaran
biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada relevant range tertentu. Berbeda dengan bentuk
formula, dalam bentuk tabel setiap biaya disajikan secara total, tanpa menunjukkan unsur biaya
tetap dan biaya variabelnya.
3. Bentuk Grafik
Dalam bentuk grafik anggaran variabel akan disajikan dalam grafik dua sumbu, sumbu
vertical dan horizontal. Sumbu vertical menunjukkan biaya dan sumbu horizontal menunjukkan
aktivitas. Dari bentuk formula dan tabel telah diketahui biaya tetap per tahun sebesar Rp
7.000.000,00 dan biaya produksi total pada tingkat produksi 5.000 unit sebesar Rp 57.500.000,00
tingkat produksi 5.200 unit sebesar Rp 59.500.000,00 dan seterusnya.
PERTEMUAN XI
Anggaran Kas
“anggaran penerimaan dan pengeluaran kas untuk suatu periode yang akan datang; anggaran
tersebut membantu manajemen untuk mengamankan keseimbangan penerimaan dan pengeluaran
kas sesuai dengan kewajaran (cash budget)”
Anggaran kas (Cash Budget) adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
jumlah kas beserta perubahan-perubahan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang,
baik perubahan yang berupa permintaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.
Anggaran kas merupakan alat penting dalam proses perencanaan dan pengendalian keuangan
perusahaan, karena di dalam nya terdapat estimasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk
periode tertentu dimasa datang sehingga akan bisa diketahui kapan perusahaan dalam keadaan
defisit kas atau surplus kas.
Untuk mengetahui keadaan surplus atau defisit kas suatu perusahaan sebagai berikut:
– Pembayaran utang
1. Anggaran Piutang
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah
piutang perusahaan, beserta perubahannya dari waktu ke waktu selama periode tertentu yang
akan datang.
Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran piutang mempunyai tiga keguanaan pokok
yaitu: sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan
(evaluasi) kerja yang membantu manajer dalam mengambil kebijakan perusahaan.
Secara khusus, anggaran piutang berguna sebagai dasar untuk menyusun anggaran kas, karena
hasil penagihan-penagihan piutang tersebut akan merupakan pemasukan kas.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi penyusunan anggaran piutang, antara lain:
Rencana penjualan yang dituangkan dalam anggaran penjualan
Kondisi persaingan
Posisi perusahaan dalam persaingan
Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan kepada para calon pembeli
Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang-piutangnya.
2. Anggaran Utang
Anggaran utang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
jumlah utang perusahaan, beserta perubahannya dari waktu ke waktu selama periode
tertentu yang akan datang.
Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran utang mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan
(evaluasi) kerja yang membantu manajer dalam mengambil kebijakan perusahaan.
Secara khusus, anggaran utang berguna sebagai dasar untuk menyusun anggaran kas, karena
pembayaran utang memerlukan pengeluaran kas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran utang, antara lain:
Rencana pembelian yang dituangkan dalam anggaran pembelian bahan mentah
Posisi perusahaan sebagai pihak pembeli terhadap pihak penjual bahan mentah
Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh pihak penjual bahan mentah kepada
perusahaan, dan
Tersedianya modal kerja.
PERTEMUAN XIII
Anggaran Modal
/ang·gar·an/ /mo·dal/
“Anggaran mengenai penerimaan dan pengeluaran barang modal dalam periode tertentu (capital
budget)”
Anggaran modal adalah proses usaha yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi proyek-proyek
besar atau investasi. Pembangunan investasi baru atau investasi luar kemungkinan membutuhkan
anggaran modal sebelum disetujui atau ditolak.
Sebagai bagian dari anggaran modal perusahaan dapat menilai dari proyek arus kas prospektif
dan menentukan potensi pengembalian yang akan dihasilkan dengan memenuhi target
benchmark yang memadai. Proses ini juga dikenal sebagai penilaian investasi.
Anggaran modal atau dikenal juga dengan sebutan anggaran belanja modal adalah cara bagi
manajemen perusahaan untuk merencanakan penjualan dan pembelian aset tetap. Biasanya
anggaran ini membantu manajemen menganalisis berbagai strategi jangka panjang yang dapat
diambil perusahaan untuk mencapai sasaran ekspansi.
1. Analisis Throughput : Analisis throughput adalah bentuk paling rumit dari analisis
penganggaran modal tetapi juga yang paling akurat dalam membantu manajer
memutuskan proyek mana yang akan dikejar. Dengan metode ini, seluruh perusahaan
dianggap sebagai sistem penghasil untung tunggal. Throughput diukur sebagai jumlah
material yang melewati sistem itu.
2. Analisis DCF : Analisis ini adalah arus kas terdiskonto (DCF) melihat arus kas keluar
awal yang diperlukan untuk mendanai suatu proyek, campuran arus kas masuk dalam
bentuk pendapatan, dan arus keluar masa depan lainnya dalam bentuk pemeliharaan dan
biaya lainnya.
3. Analisis pengembalian: Analisis pengembalian adalah bentuk paling sederhana dari
analisis penganggaran modal tetapi juga yang paling tidak akurat. Ini masih banyak
digunakan karena cepat dan dapat memberi manajer "belakang amplop" pemahaman
tentang nilai sebenarnya dari proyek yang diusulkan.
Anggaran laba rugi merupakan rencana laba atau rugi yang akan diperoleh dari anggaran
penjualan, produksi, beban operasional, biaya produksi yang akan ditanggung perusahaan atau
entitas pada satu periode anggaran. Secara sederhana, anggaran laba rugi adalah jumlah laba dan
atau rugi yang ingin diperoleh oleh perusahaan.
Anggaran laba rugi merupakan salah satu jenis anggaran yang harus dibuat oleh suatu
perusahaan. Adapun anggaran lainnya seperti anggaran piutang, anggaran kas, anggaran
penjualan, dan sebagainya. Mengapa perusahaan harus membuat anggaran laba rugi? Dengan
membuat anggaran laba rugi, perusahaan akan mengetahui seberapa besar laba yang diterima
atau rugi yang akan ditanggung sehingga perusahaan dapat membuat rencana program untuk
mengelola keuangannya dengan baik.
Jika perusahaan tidak membuat anggaran laba rugi tentu saja perusahaan tidak akan
mendapatkan informasi laba atau rugi yang diterima, dan anggaran-anggaran lain yang sudah
dibuat oleh perusahaan sebelum anggaran laba rugi menjadi tidak berguna. Karenanya sangat
penting untuk Anda dapat membuat anggaran laba rugi.
PERTEMUAN XV
ANGGARAN BEP
2 PENGERTIAN Kondisi dimana total penghasilan sama besar dengan total biaya sehingga
sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian MANFAAT Memberikan
gambaran batas jumlah penjualan minimal agar perusahaan tidak menderita rugi Menentukan
jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh pada persyaratan tertentu Sehingga perlu dibuat
analisis BEP untuk menunjang anggaran yang dibuat
3 ASUMSI BEP Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap
Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan,
sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan. Total biaya tetap tidak mengalami
perubahanmeskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan , sedangkan biaya tetap per
unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan Harga jual per unit tidak akan
berubah selama periode analisa Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika
membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk , maka perbandingan penghasilan penjualan
antara masing-masing produk (disebut sebagai sales mix) akan tetap konstan Kapasitas produksi
pabrik relatif konstan Harga faktor produksi relatif kontan Efisiensi produksi tidak berubah
Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti Volume merupakan faktor
satu-satunya yang mempengaruhi biaya