Anda di halaman 1dari 50

PERTEMUAN I

1.      PENGERTIAN ANGGARAN DAN ANGGARAN PERUSAHAAN


Anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang disusun secara sistematis yang dinyatakan
dalam satuan moneter untuk periode yang akan datang. Anggaran adalah suatu alat perencanaan
dan pengawasan operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu
budget tergantung besar kecilnya organisasi. Menurut Munandar, "Budget (anggaran) ialah suatu
rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu di
masa yang akan datang".
Anggaran mengestimasi potensi laba satuan bisnis mencakup periode satu tahun atau
periode tertentu. Anggaran dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter dapat
saja ditunjang oleh jumlah non moneter (missalnya, unit yang dijual atau diproduksi). Anggaran
merupakan komitmen manajemen; manajer sepakat untuk mengemban tanggung jawab atas
pencapaian tujuan yang dianggarkan. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang
lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang menganggarkan (budgeter). Begitu disetujui, anggaran
hanya dapat diubah dalam kondisi yang ditetapkan. Secara berkala, kinerja finansial
sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Anggaran perusahaan adalah suatu proses perencanaan kegiatan operasi perusahaan, yang
dinyatakan dalam satuan moneter untuk memproyeksi keuangan perusahaan berlaku pada jangka
waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang.
2.      FAKTOR-FAKTOR ANGGARAN PERUSAHAAN
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran perusahaan antara lain
sebagai berikut :
1)      Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
Tujuan merupakan langkah awal untuk membuat suatu penganggaran. Kebijakan perusahaan
dapat membatasi ruang gerak untuk menyusun anggaran.
2)      Data-data sebelumnya.
Dalam menyusun setiap anggaran diperlukan data periode sebelumnya dan atau data anggaran
sebelumya.
3)      Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
Dapat dilihat dari perembangan penduduk, misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan
konsumsi susu, pakaian, mainan, dan lain-lain.
4)      Pengetahuan tentang taktik, sebagai pesaing dan gerak-gerik pesaing.
Faktor pemasaran juga perlu dipertimbangkan, misal menganalisis keadaan pesaing dan harus
menentukan strategi atau taktik pemsaran.
5)      Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
Kebijakan atau peraturan pemerintah dapat mempengaruhi atau membatasi anggaran perusahaan.
6)      Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen. Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional,
atau nasional.
3.      TUJUAN DAN MANFAAT ANGGARAN PERUSAHAAN
Tujuan disusunnya anggaran perusahaan antara lain adalah sebagai berikut :
1)      Memprediksi transaksi dan kejadian financial serta non finansial di masa yang akan datang.
Dalam hal ini, anggaran perusahaan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana, memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan, merinci jenis
sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan,
dan merasionalkan sumber dana dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal,
serta menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan
keuangan.
2)      Mengembangkan informasi yang akurat dan bermakna bagi pemakai/penerima anggaran.
Hal tersebut dapat mengurangi ketidakpastian di masa depan. Anggaran menyempurnakan
rencana yang telah disusun karena dapat melihat taksiran hasil dalam kisaran aktivitas tertentu,
serta mempermudah pengendalian penjualan. Misalnya, sales menggunakan anggaran sebagai
target penjualan.
Manfaat anggaran perusahaan antara lain sebagai berikut :
1)   Anggaran menginformasikan kepada manajemen konsekuensi serangkaian alternatif tindakan,
memberikan landasan untuk memutuskan alternatif yang terbaik.
2)    Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama, dimana hasil yang diharapkan
dari rencana dapat diproyeksikan sebelum rencananya dilaksanakan.
3)      Dapat digunakan sebagai alat penilaian kelebihan atau kekurangan pegawai.
4)  Menimbulkan rasa tanggung jawab pegawai dan dapat memotivasi karyawan karena ada
tujuan/sasaran bersama yang akan dicapai, karena anggaran dapat menjadi pedoman kerja
4.      FUNGSI ANGGARAN PERUSAHAAN
Terdapat 3 (tiga) fungsi anggaran perusahaan, antara lain :
1)      Fungsi Perencanaan
Kebiasaan membuat rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan financial, tingkat persediaan, fasilitas-fasilitas
produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, sales promotion, pengembangan produk, dan lain-
lain. Kegiatan tersebut didasari pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.
Budget bermanfaat untuk membantu manajer meneliti, mempelari masalah-masalah yang
berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sebelum merencanakan
kegiatan, manajer mengadakan penelitian dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu.
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang baik akan mengakibatkan dapat
dihindarkannya kelebihan dan kekurangan tenaga kerja dan membantu menstabilkan kesempatan
kerja yang tersedia. Tanpa rencana tentang kebutuhan tenaga kerja, mengakibatkan terpaksa
diberhentikannya sebagian buruh yang berlebihan. Bila terus menerus berlangsung hal ini akan
mengakibatkan tidak stabilnya tingkat employment.
Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang
timbul karena kapasitas yang berlebihan. Pemakaian alat-alat fisik yang efektif dan ekonomis
akan membantu/menyokong tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.
2)      Fungsi Koordinasi
Membantu mengkoordinasikan faktor SDM dengan perusahaan. Dalam beberapa situasi
faktor hubungan SDM dengan perusahaan ini adalah yang terpenting. Seringkali terjadi kasus di
mana manajer tidak tahu apa yang akan dilakukannya di tahun-tahun mendatang. Akibatnya
kadang-kadang manajer frustasi dan merasa makin lama semakin tidak mampu mengatasinya.
Penyusunan rencana yang terperinci (beruapa budget) membantu manajer mengatasi masalah itu,
sehingga ia kembali merasa adanya hubungan antara kemampuannya dengan perusahaan yang
dipimpinnya. Termasuk hubungan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha, serta
menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti
seimbang dengan program-program perusahaan.
3)      Fungsi Pengawasan
Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. Tujuan utama dari
perencanaan adalah memilih kegiatan yang paling menguntungkan. Kegiatan tersebut tidak
hanya direncanakan saja, tetapi di dalam pelaksanaannya harus diadakan pengawasan agar betul-
betul seperti yang direncanakan. Beberapa kegiatan dan pengeluaran sangat perlu diawasi.
Misalnya : kegiatan promosi penjualan, kadang-kadang mengeluarkan terlalu banyak biaya tanpa
menghasilkan kenaikan penjualan yang sepadan. Atau kegiatan produksi yang terlalu jauh
menyimpang dari rencana sehingga harga pokok per unit produk demikian tinggi. Untuk
pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling
umum daripada penyusunan budget. Kontrol terhadap pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi
pemborosan-pemborosan.
5.      TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN ANGGARAN PERUSAHAAN
Pada saat menyusun anggaran perusahaan harus sistematis dan sesuai dengan tahapan.
Berikut tahap-tahap penyusunan anggaran perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan :
1)      Membuat peramalan penjualan,
2)      Menyusun anggaran penjualan,
3)      Menyusun anggaran produksi,
4)      Menyusun anggaran bahan baku,
5)      Menyusun anggaran tenaga kerja langsung, dan
6)      Menyusun tarif biaya overhead pabrik.
6.      KELEMAHAN ANGGARAN PERUSAHAAN
Walaupun anggaran perusahaan telah direncanakan dengan baik, namun ada beberapa
kelemahan, antara lain :
1)      Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi sehingga mengandung unsur ketidakpastian.
2)      Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga.
3)   Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang
sehingga pelaksanaan anggaran kurang efektif.
PERTEMUAN II

Ramalan Penjualan FORECASTING

Ada beberapa pengertian mengenai peramalan penjualan diantaranya:


Peramalan penjualan adalah perkiraan atau proyeksi secara teknis permintaan konsumen
potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi.
Peramalan penjualan adalah perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi .
Peramalan penjualan adalah Budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang,serta berisi taksiran-taksiran tentang
keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat yang akan datang.
 

 
  
 Intinya Peramalan penjualan (sales forecasting) ialah teknik proyeksi  permintaan
langganan yang potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Jae K Shim
berpendapat, “In business, forecast are the basis for capacity planning, production and inventory
planning, manpower planning, planning for sales and market share, and financial planning and
budgeting”. Dengan demikian, peramalan sangat penting di lakukan oleh si “pengusaha” untuk
menjalankan semua perencanaan di dalam perusahaannya.

                Hasil dari suatu peramalan penjualan lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang
dikuantifisir terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari
permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu.Meskipun demikian hasil perkiraan
yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana.

                Pada umumnya hasil dari suatu peramalan penjualan akan dikonversikan menjadi
rencana penjualan dengan memperhitungkan berbagai hal berikut :

    a.Pendapat manajemen


    b.Strategi-strategi yang direncanakan
    c.Keterkaitan dengan sumber daya
    d.Ketetapan manajemen dalam usaha mencapai sasaran penjualan

                Dengan adanya peramalan penjualan produk di suatu perusahaan,maka manajemen
perusahaan tersebut akan dapat melangkah kedepan dengan lebih pasti.Atas dasar peramalan
penjualan yang disusun ini manajemen perusahaan akan dapat memperoleh gambaran tentang
keadaan masa depan perusahaan. Gambaran keadaan penjualan pada waktu yang akan datang ini
sangat penting bagi manajemen perusahaan, karena kebijakan perusahaan akan sangat
dipengaruhi oleh besarnya penjualan produk perusahaan tersebut.

        Dalam menjalankan usahanya perusahaan biasanya melakukan 2 pendekatan, yakni


a)      peculative Approach (pendekatan spekulasi )
Di mana perusahaan tidak memperhitungkan resiko yang diakibatkan oleh ketidak-pastian
faktor-faktor intern dan ekstern.
b)      Calculated Risk Approach ( pendekatan penghitungan risiko )
Di mana perusahaan secara aktif melakukan estimasi terhadap resiko yang diakibatkan oleh
ketidak-pastian faktor-faktor ekstern dan intern.
c)       Faktor internal (faktor yang dapat di kuasai), seperti misalnya:

                Kualitas dan kegunaan produk yang terdiri dari :


1.       Bagaimana produk di pakai,
2.       mengapa orang membeli produk tersebut,
3.       penggunaan potensial produk,
4.       perubahan yang dapat menaikan kegunaan produk.

Ongkos produksi dan distribusi produk.


1.       Proses pembentukan produk,
2.       Teknologi yang di pakai,
3.       Bahan mentah yang di pakai,
4.       Kapasitas produksi.

Kecakapan manajemen (management skill)  yang terdiri atas :


1.       Penghayatan persoalan yang di hadapi,
2.       kemampuan melihat reaksi pesaing.
3.       Kemampuan Melakukan Forecast

Faktor eksternal (faktor yang tidak dapat di kuasai). Seperti misalnya:


Kecakapan management pesaing.
Volume kegiatan perekonomian yang di tentukan oleh : Konsumen, manager lain
(produsen lain) spekulator, peraturan hukum, keadaan politik kondisi lingkungan, kehidupan
organisasi ekonomi.
Barang substitusi
Selera masyarakat
Faktor lain  seperti : konflik politik, iklim dan perubahan pemakaian produk, banyak perusahaan
yang keluar masuk dalam produk
        Peramalan penjualan merupakan pendekatan yang berbasis dengan memperhitungkan risiko
yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang. Peramalan penjualan merupakan pusat dari
seluruh perencanaan perusahaan yang menggambarkan potensi penjualan serta luas pasar yang
akan dikuasai di masa yang akan dating.
Hubungan Peramalan dengan Rencana
        Peramalan bukan merupakan rencana. Peramalan adalah tentang apa yang akan terjadi pada
waktu yang akan datang sedang rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada
waktu yang akan datang. Peramalan penjualan menjadi suatu alat yang dapat mempengaruhi
manajer dalam membuat perencanaan penjualan.Dalam rencana penjualan,perusahaan
memasukkan keputusan manajemen berdasar hasil ramalan,masukkan lain dan kebijakan
manajemen tentang hal-hal yang berkaitan (contoh volume penjualan, harga,usaha
penjualan,produksi,dan biaya-biaya)

Pengaruh Kebenaran Asumsi


        Asumsi mempunyai pengaruh terhadap ketepatan peramalan yang dibuat.Jika asumsi yang
dibuat tepat atau mendekati kenyataan,maka forecast yang dihasilkan juga akan mendekati
kebenaran,sebaliknya jika asumsinya tidak tepat akan menyebabkan forecast yang dihasilkan
akan mengalami penyimpangan.

L.E. Orwick mengemukakan bahwa fungsi manajemen terdiri atas ramalan (forecasting),
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengomandoan (commanding),
pengordinasian (corrdinating), dan pengawasan (controlling). Dari fungsi manajemen yang
dikemukankan oleh L.E.Orwick tersebut berarti proses aktifitas manajemen dimulai dari
Ramalan (forecasting), setelah itu baru dilakukan perencanaan, baru kemudian fungsi
manajemen yang lain.

   Peramalan Penjualan adalah : suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen
potensial  pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu juga, yakni
sesuatunya berjalan seperti masa lalu.

      Metode Peramalan penjualan dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1.    Judgemental Method atau Non Statistical Method : adalah metode memproyeksikan
penjualan yang berdasar pada pendapat salesman, sales manager, para ahli, dan survey
konsumen.

2.    Statistical Method, meliputi:


a.    Analisis Trend, yang terdiri dari:
-          Penerapan Garis Trend Secara Bebas
-          Penerapan Garis Trend dengan metode Setengah Rata-rata
Nilai Persamaan Garis Trend :
Y  =     a  +  bX
Y = Nilai trend periode tertentu
a  = Nilai trend periode dasar
b = Pertambahan trend tahunan secara rata-rata yang dihitung dengan rumus :
                         _         _
                        X2  -  X1
                      
                             N
_
X1 =  rata-rata kelompok I
_
X2 = rata-rata kelompok II
N   =  Jumlah periode antara periode kelompok 1 dan kelompok 2
X   =  Jumlah satuan tahun dihitung dari periode dasar

-          Penerapan Garis Trend Secara Matematis, yang terbagi menjadi :

Metode Least Square


Forecast penjualan dengan metode least square dapat dihitung dengan rumus:
      Y = a + bX                 
  n ΣXY –ΣX ΣY                                            ΣY     ΣX
       b =  -----------------------                                   a =  --------- - b -----
              n Σ X2 – (ΣX)2                                                                        n             n

Metode Moment
Rumus yang dipergunakan:         Y          = a + bX
                                                      ΣY       = n.a + b ΣX
                                                      ΣXY     = a ΣX + b ΣX2

Metode Kuadrat (trend garis lengkung)


Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah :
                                                      Y          = a + bX + c (X)2
                                                                        ΣY       = n.a + c ΣX2
                                                      ΣXY     = b ΣX2
                                                      ΣX2Y   = a ΣX2 + c ΣX4
                                                      Syarat ΣX = 0
b.    Analisis Korelasi terdiri dari 2 metode yaitu:
     - analisis Regresi sederhana
     - analisis Regresi berganda

Analisis korelasi sendiri adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara beberapa variabel. perubahan variabel terikat ditentukan oleh faktor lain.
Faktor lain tersebut apabila terdiri dari hanya satu maka di analisis menggunakan analisis regresi
sederhana. Apabila faktor lainnya lebih dari satu maka digunakan analisis regresi berganda.

3.    Specific Purpose Method, meliputi:


a.    Analisis Industri
b.    Analisis Product Line
c.    Analisis Penggunaan Akhir

        Fakor-Faktor yang mempengaruhi pemilihan cara pembuatan Peramalan Penjualan


a.    Sifat Produk
b.    Metode distribusi
c.    Luas Usaha
d.    Persaingan
e.    Data Historis yang tersedia

 Peramalan penjualan akan berubah fungsinya menjadi Sales Plan jika manajemen sudah
memasukkan unsur pertimbangan subyektif, rencana, strategi, dan lain-lain.

     Kelemahan Metode Statistik atau Matematik dalam peramalan penjualan


Secara Kuantitatif :  kelemahan terletak pada ketidakmampuannya mengkuantifisir data tertentu
seperti perkembangan produk, struktur masyarakat, perilaku selera konsumen, dan lain-lain.

Secara Kualitatif :  karena peramalan hanya disasarkan atas pertimbangan saja, maka kelemahan
terletak pada sifatnya yang terlalu subyektif.
PERTEMUAN III

ANGGARAN PENJUALAN

PENGERTIAN
Anggaran Penjualan merupakan rencana kerja di masa mendatang pada suatu kurun waktu
tertentu di bidang penjualan produk perusahaan.
Selain itu Anggaran Penjualan adalah budget yang direncanakan secara lebih terperinci
penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) barang yang akan di jual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu
penjualan serta tempat atau daerah penjualannya.Di dalam anggaran penjualan ini tercakup
beberapa variabel terkait seperti Volume penjualan (unit, meter, kiter, ton, barel dll) dan harga
jual per unitnya.

MANFAAT ANGGARAN PENJUALAN


Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000 : 174), manfaat anggaran penjualan yaitu:
1.     Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa datang.
2.     Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses perencanaan (contoh
dalam rencana pemasaran).
3.     Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang
menyeluruh.
4.     Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan.

TUJUAN DAN KEGUNAAN ANGGARAN PENJUALAN


Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan anggaran penjualan
adalah untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang
dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di
masa lalu, khususnya di bidang penjualan . Sedangkan kegunaan dari anggaran penjualan ialah
sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar bagi
penyusunan budget-budget lainnya.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN PENJUALAN


Anggaaran penjualan meupakan dasar dari penyusunan anggaran yang lainnya. Karena itu,
anggaran penjualan harus merupakan suatu target yang diyakini dapat dicapai oleh sumberdaya
yang dimiliki perusahaan. Tanpa memperhitungkan sumber daya yang dimiliki perusahaan target
penjualan akan sulit dicapai oleh manajemen. Beberapa faktor yang mempengaruhi anggaran
penjualan diantaranya:

a.      Wilayah Pemasaran


Pembagian rencana penjualan bedasarkan target wilayah geografis tertentu misalkan penjualan di
Bandung, Cirebon, Sumatra utara dll.
b.     Kelompok konsumen
Rencana penjualan dapat juga dibagi besasarkan kelompok yang ingin dijadikan sasaran
penjualan oleh perusahaan, misalnya bedasarkan kelompok umur, pendapatan, jenis kelamin dsb.

c.      Jenis Produk


Membagi terget penjualan bedasarkan jenis produk yang dihasilkan, misalnya target penjualan di
dalam perusahaan garmen yang membaginya bedasarkan jenis produk seperti: Celana panjang,
kemeja, celana, kaos dsb.

d.     Kelompok Wiraniaga


Membagi target volume penjualan yang harus dicapai oleh setiap wiraniaga yang dimiliki setiap
perusahaan. Misalkan Badrul harus mampu menjual 120 unit per bulan. Saprol harus dapat
menjual 150 unit perbulan dsb.

e.      Waktu Terjadinya Penjualan


Dibagi bedasarkan target waktu yang ingin dicapai perusahaan misalnya anggaran penjualan
bulanan, anggaran penjualan triwulan dsb.
f.       Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan pemerintah
tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat dipertahankan.

ILUSTRASI:

PT. Garmindo adalah sebuah produsen pakaian yang berkedudukan di Cimahi. Setiap wilayah
pemasaran dipimpin seorang manajer cabang. Perusahaan ini memproduksi kemeja anak laki-
laki dan wanita, pakaian dewasa pria, celana panjang pria dan wanita. Untuk tahun 2017,
perusahaan ini merencanakan menjual:
1.     Pakaian anak sebanyak 10.000 stel pakaian, dimana 60% merupakan pakaian anak lelaki dan
sisanya pakaian anak perempuan dengan harga masing-masing Rp. 30.000 dan Rp. 40.000 /stel.
2.     Kemeja pria dewasa sebanyak 15.000 stel seharga Rp. 60.000 /stel
3.     Celana panjang sebanyak 20.000 stel dimana 70% celana panjang pria dan sisanya celana
panjang wanita, dengan harga masing-masing Rp. 75.000 dan Rp. 85.000 /stel
4.     Dari terget penjualan tersebut diharapkan sebanyak 30% dapat dijual di wilayah Bandung, 10%
di wilayah Cirebon, 20% di wilayah Jawa tengah, sebanyak 25% di wilayah Jawa timur, dan
sisanya di Bali.
5.     Dari total volume penjualan yang direncanakan untuk tahun 2017 tersebut, dialokasikan
masing-masing sebanyak 15% untuk bulan Oktober & Desember, 10% untuk bulan Januari,
februari, September & November, dan sebanyak 5% untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian
volume penjualan tersebut didasarkan pada data historis penjualan tahun sebelumnya.
6.     Perusahaan memiliki 9 orang wiraniaga, dan targetnya adalah
Nama Wiraniaga Wilayah Target Penjualan
Saprol Bandung 60%
Badrul Bandung 40%
Brokk Cirebon 70%
Kupret Cirebon 30%
Bogel Jawa Tengah 50%
Pongo Jawa Tengah 50%
Brayy Jawa Timur 60%
Dados Jawa Timur 40%
Bahlul Bali 100%

Bedasarkan data tersebut buatlah anggaran penjualan bedasarakan


1.     Jenis Produk
2.     Waktu
3.     Wilayah Pemasaran
4.     Wiraniaga

Anggaran penjualan yang hanya didasarkan pada jenis produk berisi volume produk yang akan
dijual dikalikan dengan harga jual perunit untuk setiap jenis produk, maka akan menghasilkan
jumlah penjualan dari setiap jenis produk tersebut:

Angg Penj = Vol Penj x harga

Anggaran Penjualan Bedasarkan Jenis Produk


Jumlah Anggaran
Jenis Produk Volume Harga
Penjualan
Pakaian anak Laki (PAL) 6.000 30.000 180.000.000
Pakaian anak perempuan (PAP) 4.000 40.000 160.000.000
Kemeja pria (KP) 15.000 60.000 900.000.000
calana panjang pria (CPP) 14.000 75.000 1.050.000.000
Celana panjang wanita (CPW) 6.000 85.000 510.000.000
Total Jumlah Anggaran Penjualan 2.800.000.000

Anggaran penjualan dapat pula disusun bedasarkan waktu bulanan, dimana untukmenyusunnya
cukup membagi/mengalokasikan volume penjualan tahunan ke bulan yang ada.

Anggaran Penjualan Bulanan


Produk
Bulan
PAL PAP KP CPP CPW
Januari 600 400 1500 1400 600
Februari 600 400 1500 1400 600
Maret 300 200 750 700 300
April 300 200 750 700 300
Mei 300 200 750 700 300
Juni 300 200 750 700 300
Juli 300 200 750 700 300
Agustus 300 200 750 700 300
September 600 400 1500 1400 600
Oktober 900 600 2250 2100 900
Nopember 600 400 1500 1400 600
Desember 900 600 2250 2100 900

Total 6.000 4.000 15.000 14.000 6.000

Anggaran Penjualan Triwulan


Produk
Triwulan
PAL PAP KP CPP CPW
I 1.500 1.000 3.750 3.500 1.500
II 900 600 2.250 2.100 900
III 1.200 800 3.000 2.800 1.200
IV 2.400 1.600 6.000 5.600 2.400
Total 6.000 4.000 15.000 14.000 6.000

Untuk menyusun anggaran penjualan perwilayah pemasaran, cukup mengalikan volume


penjualan total dalam setahun dengan target penjualan per wilayah pemasaran, perjenis
produknya

Penjualan Per Wilayah Pemasaran


Vol Penjualan per Wilayah Jumlah
Jenis Volume Harga Per
Anggaran
Produk Total Unit
BDG CRB Jateng Jatim Bali Penjualan
PAL 1.800 600 1.200 1.500 900 6.000 30.000 180.000.000
PAP 1.200 400 800 1.000 600 4.000 40.000 160.000.000
KP 4.500 1.500 3.000 3.750 2.250 15.000 60.000 900.000.000
CPP 4.200 1.400 2.800 3.500 2.100 14.000 75.000 1.050.000.000
CPW 1.800 600 1.200 1.500 900 6.000 85.000 510.000.000

Total 2.800.000.000

Untuk menyusun anggaran penjualan bedasakan wiraniaga cukup mengalikan volume penjualan
total dari setiap jenis produk dengan target penjualan setiap wilayah pemasaran dimana
wiraniaga tersebut ditempatkan dengan target penjualan setiap wiraniaga

Anggaran Penjualan Per Wiraniaga


Volume Penjualan per Jenis Produk
Nama Wiraniaga Wilayah
PAL PAP KP CPP CPW
Saprol Bandung 1.080 720 2.700 2.520 1.080
Badrul Bandung 720 480 1.800 1.680 720
Brokk Cirebon 420 280 1.050 980 420
Kupret Cirebon 180 120 450 420 180
Bogel Jateng 600 400 1.500 1.400 600
Cepot Jateng 600 400 1.500 1.400 600
Brayy Jatim 900 600 2.250 2.100 900
Dados Jatim 600 400 1.500 1.400 600
Bahlul Bali 900 600 2.250 2.100 900
Total 6.000 4.000 15.000 14.000 6.000

PERTEMUAN IV & V
ANGGARAN PRODUKSI

1.           Pengertian Anggaran Produksi


Kelancaran perusahaan dalam menjual produknya, sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
produknya pada saat dan jumlah yang dibutuhkan perushaan.
Kemamouan perusahaan untuk memproduksi produk perusahaan dalam jumlah dan waktu yang
sesuai kebutuhan akan mendorong efisiensi dan efektivitas manajemen perushaan. Memproduksi
barang dalam jumlah kecil akan mengakibatkan kelancaran aktivitas perusahaan terganggu.
Memproduksi barang dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhna penjualan, mengakibatkan
terlalu besarna dana yang menganggur dan tersimpan dalam persediaan barang, serta menambah
risiko kerusakan persediaan barang. Memproduksi barang dalam jumlah yang sama dengan
jumlah penjualan mengakibatkan risiko yang dihadapi perusahan dalam menjamin kelancaran
penjualan pada periode berikutnya terlalu besar. Kerana itu perusahaan harus mampu
memproduksi barang sesuai kebutuhan, dengan memperhitungkan jumlah penjualan yang
direncanakan dan persediaan pada akhir periode untuk menjamin ketersediaan barang pada
periode berikutnya.
Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah
persediaan awal dan akhir periode tertentu. Anggaran produksi juga berarti anggaran kegiatan,
karena produksi adalah proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan,
tetapi dijadwalkan.
Dalam pengertian sempit anggaran produksi adalah merupakan jumlah yang harus
diproduksi. Jumlah barang yang akan dijual akan mencerminkan pendekatan yang berbeda yaitu
kebijaksanaan tingkat produksi yang menekankan pada stabilitas produksi persediaan yang
mengambang, dan jika kebijaksanaan ditekankan pada tingkat penjualan maka pengendalian
tingkat persediaan yang mengambang. Kombinasi keduanya akan memunculkan produksi dan
persediaan akan berubah dalam batas waktu tertentu.
Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan produksi yang yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. Rencana produksi meliput
penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi penjualan yang direncanakan dan
memepertahankan tingkat persediaan barang jadi yang diinginkan.
Dalam proses perencanaan produksi, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa
elemen terkait yaitu volume penjualan yang direncanakan, vlume persediaan barang pada awal
periode dan volume persediaan pada akhir periode tertentu. Jumlah barang yang direncanakan
akan dijual ditambah dengan persediaan akhir dan dikurangi persediaan barang pada awal akan
menghasilkan jumlah barang yang akan diproduksi pada periode tersebut.
Perencanaan Volume persediaan diawal dan diakhir periode akan mempengaruhi volume
peroduksi tersebut. Mengabaikan ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan volume produksi
menjadi terlalu tinggi atau rendah jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan.
Angaran produksi dapat disusun dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Rencana Penjualan (dari anggaran penjualan)     xxxxxxxx unit


Persediaan Akhir                                              xxxxxxxx unit +
Jumlah barang yang tersedia                              xxxxxxxx unit
Persediaan awal                                               xxxxxxxx unit -
Rencana Produksi                                           xxxxxxxx unit

2.           Kegunaan Anggaran Produksi


Anggaran produksi berguna untuk pedoman kerja, koordinasi kerja, dan pengendalian
kerja divisi produksi. Semua level manajer di divisi produksi harus bekerja berdasar anggaran
produksi. Di samping itu anggaran produksi berguna untuk:
1.       menunjang kegiatan penjualan,
2.       menjaga tingkat persediaan barang jadi yang sewaktu-waktu di minta oleh konsumen,
3.    mengendalikan kegiatan produksi agar dapat mencipta harga pokok produksi yang serendah-
rendahnya.

Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja , pengkoordinasian


kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna sebagai:
1.       Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan waktu yang
telah direncanakan.
2.      Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3.       Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.

3.           Tujuan Anggaran Produksi


Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya
dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap
penjualan yang diinginkan.
2.    Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share
tertentu.
3.       Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
4.    Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah
ada dapat sernakin berkembang.

4.           Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Produksi


Aggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan anggaran
penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya
tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead pabrik. Perencanaan dan penjadwalan
produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang diproduksi dan
penentuan waktu produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan
anggaran produksi antara lain adalah :
1.       Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan,
2.       Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan.
3.   Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, penggpahan, dan pemutusan
hubungan kerja
4.       Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
5.       Modal kerja untuk menjalankan proses produksi
5.           Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Anggaran Produksi

A.          Faktor Internal


Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
1.       Penjualan tahun lalu bisa jadi patokan
2.       Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
3.       Syarat pembayaran barang yang dijual
4.       Pemilihan saluran distribusi
5.       Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
6.       Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
7.       Fasilitas yang dimiliki perusahaan
8.       Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain

B.          Faktor Eksternal


Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap
perusahaan:
1.       Persaingan
2.       Tingkat pertumbuhan penduduk
3.       Tingkat penghasilan masyarakat
4.       Tingkat pendidikan masyarakat
5.       Tingkat penyebaran masyarakat
6.       Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
7.       Kebijaksanaan pemerintah
8.       Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan teknologi.

6.           Metode Penyususnan Anggaran Produksi


Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode
produksi, yaitu:

A.     Metode Produksi Stabil


Adalah suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume produksi yang relatif sama dari
bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjulannya lebih tinggi. Metode ini
mengakibatkan volume persediaan menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan. Metode ini
digunakan untuk perusahaan/manajemen yang sangat memperhatikan kestabilan
produksi.Langkah-langkah penyusunan anggaran produksi dangan stabilitas produksi.

Ilustrasi:

Sebuah perusahaan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya sebanyak 142.000 unit.
Jumlah persediaan awal jaunari diperkirakan sbanyak 20.000 unit. Sedangkan akhir tahun
sebesar 15.000 unit. Dari total volume yangdianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setahun,
direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut:

             Anggaran Biaya Pemasaran

Bulan Volume Penjualan

Januari 15.000
Februari 16.000
Maret 16.000
April 14.000
Mei 12.000
Juni 10.000
Juli 7.000
Agustus 6.000
September 9.000
Oktober 11.000
Nopember 12.000
Desember 14.000

Maka untuk tahun 2010 Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang
sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari:

Keterangan Volume

Vol Penjualan 142.000


Vol Persediaan, akhir tahun 15.000
Vol Persediaan, awal tahun (20.000)
Volume Produksi 137.000

Jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka untuk
mempermudah membuat produksi stabil adalah dengan membagi volume produksi dengan 12
bulan:

137.000 unit / 12 bln = 11.416,67

Karena volume produksi rata-rata ini menghasilkan angka desimal maka dibulatkan pada angka
ribuan yaitu sebesar 11.000 unit. Jika 11.000 unit ini dikalikan 12 bulan maka:

11.000 unit x 12 bulan = 132.000 unit


hasilnya sebesar 132.000 unit. Sedangkan volume totalnya adalah sebesar 137.000 selisihnya
adalah:
137.0    – 132.000 = 5.000 unit.
Kekurangan ini ditempatkan di bulan-bulan yang volume penjualannya relatif lebihtinggi yaitu
Januari, Februari, maret, November dan Desember. Sehingga sisa volume produksi dibagi 5
bulan:

5.000 unit / 5bln = 1.000 unit


Tambahkan 1.000 unit pada bulan-bulan tersebut

Jika vol produksi telah diketahui, untuk menentukan vol persediaan akhir maka:
(vol prod januari + Pers. Awal januari) – vol penjualan januari
(12.000 + 15.000) – 15.000 = 17.000 unit

Untuk menentukan vol persediaan awal dibulan berikutnya maka persediaan akhir januari
menjadi persediaan awal februari.

Sehingga dengan menggunakan metode produksi stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini:

Volume Produksi Dengan Metode Produksi Stabil


volume Persediaan Volume
Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi
Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000
Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000
Maret 16.000 9.000 25.000 13.000 12.000
April 14.000 6.000 20.000 9.000 11.000
Mei 12.000 5.000 17.000 6.000 11.000
Juni 10.000 6.000 16.000 5.000 11.000
Juli 7.000 10.000 17.000 6.000 11.000
Agustus 6.000 15.000 21.000 10.000 11.000
September 9.000 17.000 26.000 15.000 11.000
Oktober 11.000 17.000 28.000 17.000 11.000
Nopember 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 147.000 289.000 152.000 137.000

B.     Metode Persediaan Stabil


Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan yang relatif
sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini mengakibatkan volume
produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
Ilustrasi:

Dengan menggunakan ilustrasi sebelumnya, volume persediaan awal Desember disamakan


dengan persediaan akhir desember yaitu 15.000 unit.
Maka untuk menentukan tingkat persediaan yaitu:

Pers. Awal – Pers. Akhir ↔ 20.000 – 15.000 = 5.000 unit

Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dihitung maka 5.000 unit dibagi dengan 5
sehingga :

5.000 / 5 = 1.000 unit.

Untuk menentukan volume persediaan akhir januari yaitu:

Persediaan akhir januari = 20.000 – 1.000 = 19.000,


Akhir Februari = 19.000 – 1.000 =18.000,
Akhir Maret = 18.000 – 1.000 =17.000,
Akhir April = 17.000 – 1.000 =16.000,
Akhir Mei = 16.000 – 1.000 =15.000

Pengurangan s.d. nilai selisih 5.000 unit habis (Januari s.d. Mei)
Untuk bulan mei s.d desember disamakan dengan 15.000 unit

Untuk menentukan Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) – Persediaan


Awal

Persediaan awal dibulan berikutnya = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya

Sehingga dengan menggunakan metode persediaan stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini

Volume Produksi Dengan Metode Persediaan Stabil


volume Persediaan Volume
Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi
Januari 15.000 19.000 34.000 20.000 14.000
Februari 16.000 18.000 34.000 19.000 15.000
Maret 16.000 17.000 33.000 18.000 15.000
April 14.000 16.000 30.000 17.000 13.000
Mei 12.000 15.000 27.000 16.000 11.000
Juni 10.000 15.000 25.000 15.000 10.000
Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000
Agustus 6.000 15.000 21.000 15.000 6.000
September 9.000 15.000 24.000 15.000 9.000
Oktober 11.000 15.000 26.000 15.000 11.000
Nopember 12.000 15.000 27.000 15.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 15.000 14.000

142.000 190.000 332.000 195.000 137.000

C.     Metode Kombinasi atau Fleksibel


Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan vol produksi yg berubah terus
dari bulan ke bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan dan volume produksi menjadi
naik tidak stabil dari bulan ke bulan.

Ilustrasi:

Bedasarkan ilustrasi sebelumnya, jika perusahaan menetapkan menggunakan metode fleksibel


maka perusahaan dapat menetapkan kebijakan misalnya tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi
lebih dari 8% diatas atau dibawah rata- ratanya.

137.000 x 8% = 10.960 dibulatkan 11.000 unit

11.000 unit x 12 bulan = 132.000

Sisa 137.000 – 132.000 = 5.000

       Volume Produksi Dengan Metode Fleksibel


volume Persediaan Volume
Bulan
penjualan Akhir Total Awal Produksi
Januari 15.000 16.000 31.000 20.000 11.000
Februari 16.000 13.000 29.000 16.000 13.000
Maret 16.000 10.000 26.000 13.000 13.000
April 14.000 7.000 21.000 10.000 11.000
Mei 12.000 6.000 18.000 7.000 11.000
Juni 10.000 7.000 17.000 6.000 11.000
Juli 7.000 11.000 18.000 7.000 11.000
Agustus 6.000 16.000 22.000 11.000 11.000
September 9.000 18.000 27.000 16.000 11.000
Oktober 11.000 18.000 29.000 18.000 11.000
Nopember 12.000 17.000 29.000 18.000 11.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 154.000 296.000 159.000 137.000

PERTEMUAN VI

ANGGARAN PERUSAHAAN ( Anggaran Bahan Baku)

Pengertian Bahan Baku


Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat dianggarkan dalam
satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang
harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-
hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Anggaran Bahan Baku adalah semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama
periode yang akan datang. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
dikelompokkan menjadi Bahan Baku Langsung (Direct Material) dan Bahan Baku
Tak Langsung (Indirect Material). Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang
merupakan bagian barang yang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli
bahan baku langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah
barang jadi yang dihasilkan. Sehingga biaya bahan baku langsung merupakan biaya
variable bagi perusahaan. Bahan baku tak langsung adalah bahan mentah yang ikut
berperan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang
jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi
kayu merupakan bahan baku baku langsung, sedangkan paku dan cat merupakan bahan
baku tak langsung.
Anggaran bahan baku hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku
langsung. Bahan mentah tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead
pabrik.
 Ada 2 fungsi penting anggaran bahan baku, yaitu :
1. Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan
bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah
yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan dalam
proses produksi.
2. Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya bahan
mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan
untuk proses produksi.

3. Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah.

Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :


a.   Sebagai pedoman kerja.
b.    Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.
c.    Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.

Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku


        Data dan informasi digunakan untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan baku
adalah:
1. Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi.
Khususnya tentang jumlah dari masing-masing jenis barang yang akan diproduksi
dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
2. Berbagai standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku untuk
proses produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar pemakaian
bahan baku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku
(controlling).

Ada 2 metode yang menetapkan standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
a. Data historis atau data pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu. Caranya adalah
dengan melihat jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian
membandingkan dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai
untuk waktu produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui
penggunaan bahan mentah rata-rata untuk unit produk.
b. Data penelitian khusus. Pada data penelitian khusus dengan mengabaikan data
pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan dengan :
1. Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai diproduksi, agar dapat
diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk
tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak dalam produksi mebel akan 
menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal yang dilakukan adalah mengukur meja
dan kursi yang telah selesai diproduksi, hal ini dimaksudkan  untuk mengetahui
kebutuhan bahan baku berupa kayu yang dipakai.

2. Melakukan penelitian dan pengukuran secara laboratories terhadap produk yang


dihasilkannya. Hal ini biasanya dipakai pada barang atau produk yang tidak
mudah diukur penggunaan bahan baku secara visual, tanpa bantuan alat khusus,
Misal obat-obatan, minuman, kosmetik, dll.

3. Mengadakan percobaan-percobaan proses produksi secara efisien, sambil diukur


pemakaian bahan mentahnya. 

Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku


Secara ringkas tujuan penyusunan angaran bahan baku, antara lain :
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang
diperlukan.
4. Untuk melaksanakan pembelian bahan baku. Sebagai dasar penyusunan biaya produksi,
yakni memperkirakan komponen
5. harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi. Sebagai dasar
melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku.

Jenis - jenis Anggaran Bahan Baku


Anggaran Bahan Baku ini terdiri dari empat jenis anggaran, yaitu :

2.3.1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku (Unit of Direct Materials Used Budget)
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan
baku langsung yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah.
Secara terperinci anggaran ini harus dicantumkan :
a. Jenis barang jadi yang dihasilkan.
b. Jenis bahan baku yang digunakan.
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
d. Standar penggunaan bahan baku.
e. Waktu penggunaan bahan baku.
Standar penggunaan bahan (SP) adalah bilangan yang menunjukkan berapa
satuan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.
Contoh :
Standar Penggunaan = 2, untuk barang jadi A dan bahan baku X. Artinya
untuk menghasilkan unit barang A diperlukan 2 unit bahan baku X.
Manfaat dari anggaran kebutuhan bahan baku berguna sebagai dasar untuk penyusunan
Anggaran Pembelian Bahan Baku dan Angaran Biaya Bahan Baku.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan kebutuhan anggaran bahan
baku, yaitu:
  Anggaran Unit yang akan Diproduksi, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan
jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode
yang akan datang. Semakin besar jumlah unit yang akan diproduksi, akan semakin besar
pula jumlah unit bahan bakunya, semakin kecil jumlah unit yang akan diproduksi, akan
semakin kecil pula jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi.

  Berbagai standar pemakaian bahan ( Standard Usage Rate ) dari masing-masing


jenis bahan baku untuk proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam
rangka mengetahui jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk proses
produksi, pada umumnya perusahaan telah menetapkan standar-standar
pemakaian tiap-tiap jenis bahan baku. Untuk menetapkan angka-angka standard ini dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu :
1.      Dengan cara yang mendasarkan diri pada data historisatau pengalaman dari
periode waktu yang lalu. Dengan membandingkan antara jumlah produk yang dihasilkan
pada suatu periode dengan jumlah bahan baku yang digunakan untuk berproduksi pada
periode yang sama.
2.      Dengan cara yang mendasarkan diri pada penelitian-penelitian khusus di dalam
pabrik atau dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan secara statistik.
2.3.2. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran Pembelian Bahan Baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus
dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati
terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan berbagai
resiko, misalnya bertumpuknya bahan baku di gudang yang mungkin itu dapat
mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya bahan baku yang bergiliran untuk diproes,
atau biaya penyimpanan yang menjadi lebih besar. Apabila jumlah bahan baku yang dibeli
terlalu kecil, juga akan mendatangkan resiko berupa terhambatnya kelancaran proses
produksi akibat kehabisan bahan baku,
serta timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.

  Jumlah Pembelian yang paling Ekonomis (economical order quantity).


Hal yang perlu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga
besarnya jumlah bahan baku setiap kali dilakukan pembelian,yang menimbulkan biaya
paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Jumlah
pembelian dapat dihitung dengan EOQ (Economical Order Quantity). Dalam
EOQ ini dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat varibel, yaitu :
a. Biaya Pemesanan
Yaitu biaya - biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan baku.
Biaya ini berubah - ubah sesuai dengan frekuensi pemesanan, semakin tinggi pemesanannya
semakin tinggi pula biaya pemesannanya. Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan
jumlah (kuantitas) bahan baku setiap kali pemesanan. Hal ini disebabkan karena semakin
besarnya jumlah setiap kali pemesan dilakukan, berarti frekuensi pemesanan menjadi semakin
rendah.
Contoh : biaya - biaya persiapan pemesanan, biaya administrasi,
biaya pengiriman pesanan, dll.
b. Biaya Penyimpanan
Yaitu biaya - biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku
yang telah dibeli. Biaya ini juga berubah sesuai dengan jumlah bahan baku yang
disimpan. Semakin besar jumlah bahan baku setiap kali pemesanan maka biaya penyimpanan
akan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan mempunyai sifat yang
berlawanan dengan biaya pemesanan.
Contoh : biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya perbaikan
kerusakan, dll.
  Waktu Pembelian Bahan Mentah
Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup ditentukan jumlah bahan baku
yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan baku harus
dilakukan agar bahan baku itu dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan baku
yang datang terlambat akan mengakibatkan terganggunya kelancaran proses produksi.
Kadang-kadang perlu dicari bahan baku pengganti agar proses produksi tidak berhenti.
Biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena keterlambatan datangnya bahan baku disebut
Stock Out Cost.
Sebaliknya, bahan mentahyang datangnya terlalu awal akan menimbulkan
masalah pula. Harus disediakan tempat penyimpanan dan harus ditanggung pula biaya
pemeliharaan ekstra. Biaya-biaya yang dikeluarkan karena bahan baku dating terlalu
awal diebut Extra Carrying Cost.
Karena itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan baku perlu diperhatikan factor
Lead Time. Lead Time adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai
datangnya bahan abku yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses
produksi. Setelah diperhitungkan factor lead time, maka akan dapat ditentukan
Reorder Point. Reorder Point adalah saat di mana harus dilakukan pemesanan kembali
bahan baku yang diperlukan.
Jadi untuk merencanakan saat pemesanan bahan baku pasa periode mendatang, perlu
diperhatikan factor Lead Time, Extra Carrying Cost dan Stock Out Cost. Dalam
melakukan pengamatan dengan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data
untuk kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.

  Bentuk Dasar Anggaran Pembelian Bahan Baku telah diuraikan sebelumnya bahwa anggaran
pembelian bahan baku dapat disusun apabila total kebutuhan bahan baku untuk suatu
periode telah ditentukan, dengan perhitungan sebagai berikut :
Persediaan Akhir
xx
Kebutuhan   bahan baku untuk produksi xx
+
Jumlah kebutuhan
xx
Persediaan Awal
xx
±
Pembelian Bahan Baku
xx
Dalam anggaran pembelian bahan baku dicantumkan :
1. Jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.
2. Jumlah yang harus dibeli.
3. Harga per satuan bahan mentah.

2.3.3. Anggaran Persediaan Bahan Baku


Dalam penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Baku dan Anggaran Pembelian Bahan
Baku di muka, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan
baku selalu diperhitngkan. Setiap perusahaan mempunyai kebijkasanaan dalam
menilai persediaan yang berbeda.
Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Kebijaksanaan FIFO (First In First Out)
2. Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out)
Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentahyang lebih dahulu digunakan untuk
produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering
diterjemahkan Masuk Pertama Keluar Pertama. Dengan kata lain, penilaian bahan baku
di gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.
Perlu diperhatikan dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana yang akan dipilih.
Hal penting dalam rangka penyusunan Anggaran Persediaan Bahan Baku
dan Anggaran Biaya Bahan Baku yang habis digunakan, karena adanya perbedaan
factor perbedaan harga dari waktu ke waktu. Harga bahan baku mungkin berbeda dari
waktu ke waktu, dan ini perlu diperhatikan karena nilai bahan baku yang ada di dalam
gudang dan dipakai untuk produksi juga berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu harus
diperhitungkan, apakah bahan mentah digunakan secara LIFO atau FIFO.
Salah satu tujuan penyusunan Anggaran Perusahaan Bahan Baku adalah untuk
pengawasan, tingkat persediaan bahan baku di gudang yang tidak terkontrol akan sangat
membahayakan perusahaan sendiri. Dengan mendasarkan diri pada Anggaran Persediaan
Bahan Baku, maka dapat dilihat apakah penggunaan bahan baku dan bahan baku yang tersisa
sebagai persediaan sesuai dengan rencana semula ataukah terjadi penyimpangan. Besarnya
bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung pada beberapa
factor, seperti :
1. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu (dapat dilihat pada
Anggaran Produksi).
2. Volume Bahan Baku Minimal, yang disebut safety stock (persediaan besi).
3. Besarnya pembelian yang ekonomis.
4.Estimasi tentang naik turunnya harga bahan baku pada waktu-waktu mendatang.
5. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku.
6. Tingkat kecepatan bahan baku rusak.

  Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk
menjamin kelangsungan proses produksi. Di muka telah disinggung sedikit bahwa persediaan
bahan besi merupakan salah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
saat dilakukannya pemesanan bahan baku (Re Order Period).Besarnya persediaan besi
ditentukan oleh beberapa factor, antara lain :
1. Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan, apakah selalu tepat
pada waktunya atau tidak. Apabila leveransir selalu tepat waktu dalam menyerahkan
pesanan kita maka resiko kehabisan bahan mentah relative kecil, sehingga persediaan
besi tidak terlalu besar. Sebaliknya, bila leveransir biasanya terlambat datang maka resiko
kehabisan bahan mentah terlalu besar, sehingga perlu ada persediaan besi yang besar pula.
2. Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan. Apabila jumlah bahan baku
yang dibeli besar, maka persediaan rata-rata di atas persediaaan besi besar pula, sehingga
resiko kehabisan bahan baku relative kecil, begitu pula sebaliknya.
3. Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan bahan baku secara tepat. Bagi
perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
secara tepat, maka resiko kehabisan bahan baku kecil (karena bahan baku yang
dibutuhkan sudah disediakan sepenuhnya), begitu pula sebaliknya.
4. Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan baku dan biaya ekstra karena kehabisan
bahan baku. Apabila biaya penyimpanan tampak lebih besar daripada biaya ekstra akibat
kehabisan bahan baku maka tidak perlu adanya persediaan besi yang terlalu besar, begitu
pula sebaliknya.

  Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Baku


Dalam Anggaran Persediaan Bahan Baku perlu diperinci hal-hal
sebagai berikut :
1. Jenis bahan baku yang digunakan
2. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang tersisa sebagai persediaan
3. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku,Nilai bahan baku yang disimpan sebagai
persediaan.

2.3.4. Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan dalam Produksi
Tentu tidak semua bahan baku yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal
ini disebabkan karena 2 hal, yakni :
1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.
2. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat kehabisan
bahan baku.
Bahan mentah yang telah digunakan dalam proses produksi harus dihtung nilainya.
Rencana besarnya nilai bahan baku yang habis digunakan dalam proses produksi
dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri disebut Anggaran Bahan Baku yang Habis
Digunakan.Manfaat disusunnya Anggaran Bahan Baku yang Habis Digunakan antara lain
adalah ;
1. Untuk keperluan Produk Costing, yaitu perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan
perusahaan.
2. Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan baku.
Bentuk Dasar Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan Dalam anggaran ini
standar penggunaan bahan baku masih diperhatikan, tetapi tidak dicantumkan pada Anggaran
KebutuhanBahan Baku. Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan perlu memperinci
hal-hal :
1. Jenis bahan baku yang digunakan.
2. Jumlah masing-masing jenis bahan baku yang habis digunakan untuk produksi.
3. Harga per unit masing-masing jenis bahan baku.
4. Nilai masing-masing bahan baku yang habis digunakan dalam proses produksi.
5. Jenis barang yang (dihasilkan dan) menggunakan bahan baku.
6. Waktu penggunaan bahan baku.
  Fungsi Perencanaan, Koordinasi, dan Pengawasan pada Anggaran - anggaran Bahan Baku
Seperti halnya anggaran produksi, anggaran kebutuhan bahan baku,persediaan bahan baku
dan pembelian bahan baku merupakan alat perencanaan bagi perusahaan. Dalam anggaran -
anggaran tersebut secara terperinci dibuat rencana tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan penggunaan bahan baku pada waktu mendatang.

 
PERTEMUAN VII

Anggaran Tenaga Kerja


Published 1 November 2012 by DindaAdzaniah

Anggaran Tenaga Kerja

Anggaran Tenaga Kerja adalah suatu rencana anggaran yang merencanakan secara terperinci
tentang jumlah jam kerja karyawan dan tenaga kerja untuk satu periode maupun periode yang
akan dating. Didalam perusahaan tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu Tenaga Kerja
Langsung dan Tenaga Kerja Tak Langsung.

1. Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang pekerjaannya langsung berperan dalam proses
produksi. Cirri-ciri tenaga kerja langsung.

a)    Pekerjaannya dihubungkan langsung dengan produk akhir

b)   Besar kecilnya biaya langsung dihubungkan dengan kegiatan produksi

c)    Biaya yang dikeluarkan adalah biaya variable

1. Tenaga Kerja Tak Langsung

Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak langsung berperan diproses produksi
dan biayanya dikaitkan pada operhead pabrik. Cirri-ciri tenaga kerja tak langsung.

a)    Tempat berkerjanya tidak harus dalam pebrik tetapi dapat juga diluar pabrik

b)   Besar kecilnya biaya tidak secara langsung dihubungkan dengan kegiatan produksi

c)    Biaya yang dikeluarkan adalah semi variable

Dalam penyusunan anggaran tenaga kerja terdapat factor dan manfaat sebagai berikut :

 Factor yang mempengaruhi

a)      Penarikan tenaga kerja

b)      Latihan tenaga kerja

c)      Kebutuhan tenaga kerja


d)     Pengawasan tenaga kerja

e)      Gajih dan upah

 Manfaat dari anggaran tenaga kerja

a)      Harga pokok barang dapat dihitung dengan cepat dan tepat

b)      Tenaga kerja digunakan denag efisien

c)      Pengeluaran biaya untuk tenaga kerja lebih efisien dan dapat diatur

Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja yaitu :

1. Anggaran Jam Kerja Langsung

Anggaran ini adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang jumlah jam kerja
yang dibutuhkan untuk mennyelesaikan produksi dan  tentang standar pemakaian jam kerja, yang
terdapat dalam anggaran ini :

 Waktu (kapan) produksi dimulai


 Jumlah jam buruh untuk setiap jenis barang produksi
 Jumlah barang yang diproduksi
 Jenis barang yang dihasilkan
 Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi

Cara perhitungan anggaran jam kerja

Anggaran Jam Kerja Langsung = Anggaran Produksi x Standar Jam Kerja

1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja

Setelah anggaran jam kerja langsung berikutnya adalah menyusun anggaran biaya tenaga kerja
yang dipakai untuk menentukan besarnya biaya tenaga kerja dan untuk menentukan harga pokok
produksi per unit, yang terdapat dalam anggaran ini :

 Waktu (kapan) produksi dimulai


 Jumlah jam buruh untuk setiap jenis barang
 Jumlah barang yang diproduksi
 Jenis abrang yang diproduksi
 Jenis barang yang dihasilkan
 Tingkatupah rata-rata perjam
 Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi

Cara perhitungan anggaran biaya tenaga kerja

Angaran Biaya Tenaga Kerja = Anggaran Kerja x Tarif Uaph Per Jam Kerja
PERTEMUAN VIII
UJIAN TENGAH SEMESTER
WAWANCARA (DIREKAM) PEDAGANG KUOTA INTERNET
DAFTAR PERTANYAAN :
NAMA PEDAGANG
ALAMAT PEDAGANG
MODAL AWAL
BAGAIMANA CARA MENGELOLAH JUALANNYA
BERAPA OMZET YANG DIDAPAT TIAP HARINYA
BERAPA LABA/RUGI DALAM SEBULAN
PERTEMUAN IX
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD

1.     Pengertian Anggaran Biaya Overhead


Anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-
biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang
akan datang, yang meliputi : jenis biaya, waktu serta tempat dimana biaya tersebut terjadi.
Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan
dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya overhead mencakup tiga kelompok biaya yaitu:

1.      Biaya bahan penolong


Biaya bahan penolong (bahan tidak langsung) Bahan tambahan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu. Misalnya Kancing dibutuhkan untuk menghasilkan pakaian,
reselting untuk jaket dan paku, cat untuk meja tulis

2.      Biaya tenga kerja penolong


Biaya tenaga kerja penolong (tenaga kerja tidak langsung) Pekerja yang dibutuhkan dalam proses
menghasilkan barang tetapi tidak terlibat dalam secara langsung di dalam proses produksi
contoh: mandor dari para penjahit, satpam pabrik

3.      Biaya Pabriksae Lainnya


Biaya – biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk selain biaya-biaya
diatas seperti: listrik, air, telepon pabrik, penyusutan mesin dll

Penyusunan anggaran biaya overhead dapat ditetapkan berdasarkan jam kerja per unit atau
bedasarkan biaya per unit produk atau bedasarkan persentase tertentu dari biaya produksi.
Penghitungan yang lebih rinci dapat dilakukan, jika memang kebutuhan setiap komponen biaya
overhead per unit produk tersebut diketahui.

2.     Tujuan Anggaran Biaya Overhead


Secara umum anggaran biaya overhead pabrik disusun sebagai alat pedoman kerja,
pengkoordinasian kerja, pengawasan kerjayang dapat membantu pihak manajemen dalam
menjalankan kegiatan perusahaan. Sedangkan secara khusus tujuan penyususnan anggaran biaya
overhead pabrik adalah :

1.        Mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien .


2.        Menentukan harga pokok produk secara lebih tepat.
3.   Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat (departemen) dimana
biaya dibebankan.
4.        Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik.
PERTEMUAN X

ANGGARAN VARIABEL
A. Pengertian
          Pada setiap anggaran yang telah disusun sebelumnya, anggaran operasional disusun
dengan dasar satu titik aktivitas misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesari 1000 unit,
produksi dianggarkan sebesar 1200 unti, dan lain sebagainya, dengan menyusun anggaran
variable akan dimungkinkan bila tertntu atau pada kisaran/interval aktivitas tertentu. Sebagai
gambaran misalnya penjualan tahun 2002 dianggarkan sebesar 1200-1700 unit.
          Anggaran variabel merupakan anggaran yang merencanakan perubahan tingkat biaya pada
berbagai tingkat aktivitas pada periode yang akan datang. Dengan demikian di dalam anggaran
variabel akan ditunjukkan seberapa besar perubahan biaya akan terjadi akibat perubahan tingkat
aktivitas.
B. Sifat Biaya
          Biaya – biaya yang dikeluarkan bila dikaitkan dengan aktivitasnya akan memiliki sifat
biaya atau perilaku biaya sebagai biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
          Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah pada relevant range tertentu. Besar
kecilnya biaya ini tidak terpengaruh oleh perubahan aktivitas asalkan masih dalam relevant range
tertentu. Relevant range merupakan interval batas berlakunya anggaran. Misalnya kapasitas
produksi satu unit mesin sebesar 1.000 unit per bulan. Biaya depresiasi per bulan sebesar Rp
2.500.000,00.  Pada waktu produksi bulan Januari sebesar 400 unit biaya depresiasinya sebesar
Rp 2.500.000,00. Pada bulan Februari produksinya sebesar 950  unit, maka biaya depresiasi juga
sebesar Rp 2.500.000,00 pada bulan Maret produk yang dihasilkan sebesar 750 unit biaya
depresiasi yang dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
berapapun produksinya asalkan tidak melebihi 1.000 unit maka biaya depresiasi yang
dikeluarkan tetap sama yakni sebesar Rp 2.500.000,00 per bulan. Pada contoh di atas bila
produksinya sebesar 1.300  unit besarnya biaya depresiasi akan bertambah kerena jumlah mesin
yang digunakan tidak cukup satu unit. Demikian juga jika jumlah produksi sebesar 2.400 unit,
bila kapasitas produksi tiap mesin sama maka mesin yang dibutuhkan menjadi 3 unit mesin,
maka biaya depresiasi akan bertambah lagi.
        
2. Biaya Variael (Variabel Cost)
          Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan aktivitas.
Secara total biaya ini proposional dengan aktivitas, tetapi persatuan jumlahya tetap berapapun
tingkat aktivitasnya. Semakin besar aktivitasnya maka biaya total akan semakin besar pula,
sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka besarnya biaya total akan semakin rendah dengan
perusahaan yang sama. Sebagai gambaran tentang biaya variabel misalnya pada waktu
perusahaan memproduksi 1.000 unit, biaya bahan pembantu yang dikeluarkan sebesar Rp
500.000,00, kemudian pada saat bila biaya tetap secara total akan sama besarnya (asalkan dalam
relevan range tertentu), tetapi biaya tetap per satuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin
kecil aktivitasnya maka biaya tetap persatuan akan semakin besar.

3. Biaya Semivariabel
          Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak proporsional dengan
perubaan aktivitas. Dengan kata lain di dalam biaya tersebut terdapat unsur biaya yang sifatnya
tetap dan unsure biaya yang sifatnya variabel. Biaya yang sifatnya tetap akan sama jumlahnya
dan biaya yang sifatnya variabel akan meningkat jumlahnya apabila terjadi peningkatan aktivitas.
Jadi secara keseluruhan biaya ini akan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas dan
jumlahnya akan turun bila terjadi penurunan aktivitas, namun perubahan biaya tidak seimbang
dengan perubahan aktivitasnya.
C. METODE VARIABILITS BIAYA
          Metode variabilitas biaya adalah metode yang dipakai untuk memperkirakan besarnya
unsure biaya tetap dan besarnya biaya variabel dan suatu biaya semivariabel.
          Sebagaimana sudah diketahui sebelumnya biaya semivariabel adalah biaya yang
perubahannya tidak sebanding dengan perubahan aktivitas atau dengan kata lain dari suatu biaya
semivariabel terkandung unsure biaya tetap dengan biaya variabel. Dalam praktik kedua unsure
tersebut tidak dapat ditetukan dengan pasti tetapi dapat diperkirakan, khususnya untuk
kepentingan penyusunan anggaran.
          Beberapa metode yang bisa dipakai untuk memperkirakan besarnya unsur tetap dan
variabel dari suatu biaya variabel adalah metode biaya berjaga-jaga, metode maksimum, metode
regresi dan metode taksiran langsung.
1. Metode Biaya Berjaga-jaga (Stand By Cist Metodh)
          Dalam metode ini untuk memperkirakan besarnya unsur biaya tetap dan biaya variabel
dilakukan dengan cara menghentikan suatu aktivitas selama jangka waktu tertentu. Biaya yang
tetap dikeluarkan pada waktu aktivitas berhenti merupakan unsure biaya tetap, sedangkan unsure
biaya variabel diperhitungkan dengan mengurangi biaya total pada aktivitas tertentu dengan
besarnya biaya tetap. Sedangkan biaya variabel persatuan dihitung dengan membagi besarnya
biaya variabel dengan besarnya aktivitas.
2. Metode Titik Tertinggi Terendah
          Dalam metode titik tertinggi terendah atau metode maksimum minimum untuk
memperkirakan unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel dilakukan dengan cara
membandingkan biaya pada aktivitas tertinggi (maksimum) dengan aktivitas terendah
(minimum).  Pemisahan biaya ke dalam unsure tetap dan variabel dilakukan dengan langkah-
langkah berikut :
a. menghitung besarnya biaya pada aktivitas tertinggi
b. menghitung besarnya biaya pada aktivitas terendah
c. menentukan besarnya biaya variabel per satuan.
d. Menentukan besarnya biaya tetap per periode.

3. Metode Regresi
          Dalam metode regresi untuk memperkirakan unsur biaya tetap dan biaya variabel
dilakukan dengan menggunakan persamaan :
Y = a + bX
Y       : Total Biaya
a        : Biaya variabel per unit
X       : Besarnya aktivitas

4. Metode Perkiraan Langsung


          Pada metode-metode sebelumnya telah dibahas mengenai cara-cara memperkirakan
besarnya unsure biaya tetap dan biaya variabel dari suatu biaya semivariabel. Dalam metode-
metode tersebut masing-masing unsur biaya diperkirakan dengan menggunakan dasar data
historis dengan formula-formula tertentu.
          Dalam metode perkiraan langsung masing-masing unsur biaya diperkirakan langsung
tanpa melihat data historis yang ada, karena pada umumnya metode ini digunakan pada
perusahaan yang belum memiliki data. Karena perkiraan besarnya biaya tetap dan biaya variabel
dilakukan secara langsung, maka cara tersebut sangat subjektif.

D. BENTUK ANGGARAN VARIABEL


          Anggaran variabel yang disusun untuk periode yang akan datang dapat disajikan dalam
beberapa bentuk, yaitu anggaran variabel dalam bentuk formula, bentuk tabel dan bentuk grafik.
Dalam setiap anggaran yang disajikan akan menunjukkan bagian atau departemen mana yang
menyusun anggaran variabel tersebut dan dasar aktivitas apa yang digunakan. Bagian produksi
menyusun anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, baian pemasaran menyusun
anggaran variabel dengan dasar aktivitas unit produksi, bagian pemasaran menyusun anggaran
variabel dengan dasar aktivitas unit penjualan, bagian penyediaan tenaga listrik menyusun
anggaran variabel dengan dasar  aktivitas KWH, bagian pemeliharaan menyusun anggaran
variabel atas dasar aktivitas JKL dan lain sebagainya. Selain dasar aktivitas yang digunakan,
penyususnan anggaran variabel harus didasarkan pada relevan range tertentu.

1. Bentuk Formula
          Anggaran variabel dalam bentuk formula merupakan anggaran variabel yang menunjukkan
unsure biaya tetap dan unsure biaya variabel pada setiap biaya yang direncanakan.

2. Bentuk Tabel
          Anggaran variabel dalam bentuk tabel merupakan anggaran yang menyajikan anggaran
biaya pada berbagai tingkat aktivitas pada relevant range tertentu. Berbeda dengan bentuk
formula, dalam bentuk tabel setiap biaya disajikan secara total, tanpa menunjukkan unsur biaya
tetap dan biaya variabelnya.

3. Bentuk Grafik
          Dalam bentuk grafik anggaran variabel akan disajikan dalam grafik dua sumbu, sumbu
vertical dan horizontal. Sumbu vertical menunjukkan biaya dan sumbu horizontal menunjukkan
aktivitas. Dari bentuk formula dan tabel telah diketahui biaya tetap per tahun sebesar Rp
7.000.000,00 dan biaya produksi total pada tingkat produksi 5.000 unit sebesar Rp 57.500.000,00
tingkat produksi 5.200 unit sebesar Rp 59.500.000,00 dan seterusnya.
PERTEMUAN XI

Anggaran Kas
“anggaran penerimaan dan pengeluaran kas untuk suatu periode yang akan datang; anggaran
tersebut membantu manajemen untuk mengamankan keseimbangan penerimaan dan pengeluaran
kas sesuai dengan kewajaran (cash budget)”

Otoritas Jasa Keuangan

Apa itu Anggaran Kas?

Anggaran kas (Cash Budget) adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
jumlah kas beserta perubahan-perubahan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang,
baik perubahan yang berupa permintaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.

Anggaran kas merupakan alat penting dalam proses perencanaan dan pengendalian keuangan
perusahaan, karena di dalam nya terdapat estimasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk
periode tertentu dimasa datang sehingga akan bisa diketahui kapan perusahaan dalam keadaan
defisit kas atau surplus kas.

Tujuan Anggaran Kas

Untuk mengetahui keadaan surplus atau defisit kas suatu perusahaan sebagai berikut: 

1. Alat memantau keadaan kas secara terus menerus.


2. Menyesuaikan kas dengan total modal kerja, biaya, pendapatan penjualan dan utang.
3. Memberikan gambaran posisi kas akhir setiap periode dari kegiatan operasionalnya.
4. Menemukan kekurangan dan kelebihan kas, serta menentukan kebutuhan pembiayaan
dari kelebihan kas untuk investasi.
5. Mengukur keberhasilan atas target yang sudah dibuat.
6. Alat mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan.

Cara Menyusun Anggaran Kas

Terdapat cara menyusun anggaran kas sebagai berikut:

1. Menghitung Penerimaan Kas


Secara umum, penerimaan kas berasal dari:
 - Penagihan piutang
 - Penjualan tunai
 - Penjualan aktiva tetap
 - Penerimaan lain-lain (non-operating), misalnya penghasilan bunga,
   penghasilan sewa, penghasilan dividen dan sebagainya.

2. Menghitung Pengeluaran Kas


Pengeluaran kas yang terjadi dalam perusahaan biasanya berupa pengeluaran biaya-biaya,
baik itu biaya utama (operating) dan biaya-biaya bukan utama (non-operating).
Contohnya:

– Pembelian bahan baku secara tunai

– Pembayaran utang

– Pembayaran upah tenaga kerja langsung

– Pembayaran biaya pabrik tidak langsung

– Pembayaran biaya administrasi

– Pembayaran biaya penjualan

– Pembelian aktiva tetap

– Pembayaran lain-lain seperti bunga, sewa, dll.

3. Susuan Anggaran Kas


Setelah menghitung pemasukan dan pengeluaran yang terjadi, selanjutnya kamu dapat
menyusun anggaran kas. Susunlah dengan seimbang antara pengeluaran dan penerimaan
kas. Namun, akan lebih baik lagi jika pengeluaran lebih kecil dibandingkan dengan
penerimaan yang masuk, sehingga kondisi keuangan akan mengalami surplus.
PERTEMUAN XII

1. Anggaran Piutang
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah
piutang perusahaan, beserta perubahannya dari waktu ke waktu selama periode tertentu yang
akan datang.
Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran piutang mempunyai tiga keguanaan pokok
yaitu: sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan
(evaluasi) kerja yang membantu manajer dalam mengambil kebijakan perusahaan.
Secara khusus, anggaran piutang berguna sebagai dasar untuk menyusun anggaran kas, karena
hasil penagihan-penagihan piutang tersebut akan merupakan pemasukan kas.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi penyusunan anggaran piutang, antara lain:
  Rencana penjualan yang dituangkan dalam anggaran penjualan
  Kondisi persaingan
  Posisi perusahaan dalam persaingan
  Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan kepada para calon pembeli
  Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang-piutangnya.

2. Anggaran Utang

Anggaran utang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
jumlah utang perusahaan, beserta perubahannya dari waktu ke waktu selama periode
tertentu yang akan datang.

Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran utang mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan
(evaluasi) kerja yang membantu manajer dalam mengambil kebijakan perusahaan.
Secara khusus, anggaran utang berguna sebagai dasar untuk menyusun anggaran kas, karena
pembayaran utang memerlukan pengeluaran kas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran utang, antara lain:
  Rencana pembelian yang dituangkan dalam anggaran pembelian bahan mentah
  Posisi perusahaan sebagai pihak pembeli terhadap pihak penjual bahan mentah
  Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh pihak penjual bahan mentah kepada
perusahaan, dan
  Tersedianya modal kerja.
PERTEMUAN XIII

Anggaran Modal
/ang·gar·an/ /mo·dal/

“Anggaran mengenai penerimaan dan pengeluaran barang modal dalam periode tertentu (capital
budget)”

Otoritas Jasa Keuangan

Apa itu Anggaran Modal ?

Anggaran modal adalah proses usaha yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi proyek-proyek
besar atau investasi. Pembangunan investasi baru atau investasi luar kemungkinan membutuhkan
anggaran modal sebelum disetujui atau ditolak.

Sebagai bagian dari anggaran modal perusahaan dapat menilai dari proyek arus kas prospektif
dan menentukan potensi pengembalian yang akan dihasilkan dengan memenuhi target
benchmark yang memadai. Proses ini juga dikenal sebagai penilaian investasi.

Anggaran modal atau dikenal juga dengan sebutan anggaran belanja modal adalah cara bagi
manajemen perusahaan untuk merencanakan penjualan dan pembelian aset tetap. Biasanya
anggaran ini membantu manajemen menganalisis berbagai strategi jangka panjang yang dapat
diambil perusahaan untuk mencapai sasaran ekspansi.

Jenis - jenis Anggaran Modal

1. Analisis Throughput : Analisis throughput adalah bentuk paling rumit dari analisis
penganggaran modal tetapi juga yang paling akurat dalam membantu manajer
memutuskan proyek mana yang akan dikejar. Dengan metode ini, seluruh perusahaan
dianggap sebagai sistem penghasil untung tunggal. Throughput diukur sebagai jumlah
material yang melewati sistem itu.
2. Analisis DCF : Analisis ini adalah  arus kas terdiskonto (DCF) melihat arus kas keluar
awal yang diperlukan untuk mendanai suatu proyek, campuran arus kas masuk dalam
bentuk pendapatan, dan arus keluar masa depan lainnya dalam bentuk pemeliharaan dan
biaya lainnya.
3. Analisis pengembalian: Analisis pengembalian adalah bentuk paling sederhana dari
analisis penganggaran modal tetapi juga yang paling tidak akurat. Ini masih banyak
digunakan karena cepat dan dapat memberi manajer "belakang amplop" pemahaman
tentang nilai sebenarnya dari proyek yang diusulkan.

Tujuan dan Fungsi Anggaran Modal


Penganggaran modal memiliki tujuan untuk membuat keputusan tentang investasi jangka
panjang modal perusahaan ke dalam operasi. Anggaran modal juga merencanakan pengembalian
akhirnya atas investasi dalam permesinan, real estat dan teknologi baru adalah semua contoh
penganggaran modal. Manajer dapat mengadopsi salah satu dari beberapa teknik untuk
penganggaran modal, tetapi banyak usaha kecil bergantung pada teknik paling sederhana, yang
disebut periode pengembalian, yang hanya mengukur waktu yang dibutuhkan untuk

investasi untuk mengembalikan nilainya.

 Definisi Anggaran Modal


 Apa itu Anggaran Modal ?
 Jenis - jenis Anggaran Modal
 Tujuan dan Fungsi Anggaran Modal

Temukan berbagai produk keuangan online terbaik untuk segala kebutuhan.


PERTEMUAN XIV

A. Pengertian Anggaran Neraca


Anggaran neraca adalah anggaran yang merencanakan keadaan keuangan sebuah
perusahaan pada suatu periode. Dalam anggaran neraca tersebut tercantum jumlah
kekayaan,jumlah utang,dan modal sendiri dari sebuah perusahaan. Jumlah kekayaan terlihat
pada bagian aktiva, sedangkan jumlah utang dan modal sendiri terlihat pada bagian pasiva.
Akhir dari seluruh proses penyusunan anggaran komprehensif suatu perusahaan
adalah penyunan anggaran neraca. Anggaran neraca merupakan tahap akhir dari seluruh tahap
yang harus dilalui untuk menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Anggaran neraca
sendiri baru akan dapat disusun jika anggaran parsial yang lain telah disusun. Berdasarkan
berbagi anggaran parsial yang dimiliki suatu perusahaan mulai dari anggarn penjualan,
anggarn produksi, berbagai anggaran biaya, anggaran kas, dan anggaran laba, perusahaan
dapat menyusun angagran neraca.
Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi
pasiva/kewajiban. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan perusahaan beserta rincian jenis dan
jumlahnya. Sedangkan sisi kewajiban berisi kewajiban perusahaan kepada pihak kreditor dan
kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan
rekening. Rekening-rekening aktiva disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran
kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin
cepat suatu aktiva tertentu menjadi uang tunai, maka semakin didahulukan posisi
pencatatannya didalam neraca. Pada sisi kewajiban, penyusunannya dimualai dengan
kewajiban yang lebih dulu jatuh tempo hingga yang paling lama jatuh tempo.
B.
Tujuan dan manfaat
Anggaran Neraca
1.
Anggaran neraca disusun atas dasar neraca awal periode disesuaikan dengan data
yang termuat pada berbagai anggaran periode yang bersangkutan. Anggaran ini dibuat
dengan manfaat:
2.
Sebagai pedoman kerja bagi perusahaan manufaktur yang melakukan kegiatan
produksinya terutama dalam hal modal yang berasal dari kas atau utang
3.
Sebagai pengungkap beberapa kondisi keuangan yang tidak menguntungkan yang
ingin di hindarkan manajemen
4.
Sebagai pengecek terakhir mengenai kekuatan matematis dari semua jadwal lain.
5.
Sebagai alat pengawas kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya
perusahaan
6.
Sebagai alat untuk menyoroti sumber daya dan kewajiban di masa yang akan datang
C. Faktor yang Berpengaruh
anggaran neraca pada akhir suatu periode tertentu
sangat dipengaruhi oleh saldo awal periode dari setiap elemen yang ada pada neraca. Ini
berarti, neraca pada awal tahun akan berpengaruh langsung pada anggaran neraca pada akhir
periode tersebut. Setelah neraca pada awal periode diketahui, maka anggaran neraca pada
akhir periode akan dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai hal yang mempengaruhi
kenaikan dan penurunan setiap elemen neraca tersebut.
D. Metode
Untuk menyusun anggaran neraca, metode yang paling mudah adalah menggunakan
persamaan akuntansi dasar. Di mana di dalam metode tersebut didasarkan pada persamaan
bahawa jumlah aktiva akan selalu sama dengan besarnya utang/kewajiban dan modal/ekuitas
dari suatu badan usaha tertentu.
Setiap kali terjadi penambahan di dalam salah satu komponen aktiva suatu badan
usaha, selalu akan disertai dengan penambahan di dalam komponen kewajiban atau ekuitas
atau pengurangan pada salah satu komponen aktiva lainnya. Demikian pula, jika terjadi
pengurangan pada salah satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan pengurangan di
dalam komponen kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah satu komponen aktiva
lainnya.

Anggaran laba rugi merupakan rencana laba atau rugi yang akan diperoleh dari anggaran
penjualan, produksi, beban operasional, biaya produksi yang akan ditanggung perusahaan atau
entitas pada satu periode anggaran.  Secara sederhana, anggaran laba rugi adalah jumlah laba dan
atau rugi yang ingin diperoleh oleh perusahaan.

Anggaran laba rugi merupakan salah satu jenis anggaran yang harus dibuat oleh suatu
perusahaan. Adapun anggaran lainnya seperti anggaran piutang, anggaran kas, anggaran
penjualan, dan sebagainya.  Mengapa perusahaan harus membuat anggaran laba rugi? Dengan
membuat anggaran laba rugi, perusahaan akan mengetahui seberapa besar laba yang diterima
atau rugi yang akan ditanggung sehingga perusahaan dapat membuat rencana program untuk
mengelola keuangannya dengan baik.

Jika perusahaan tidak membuat anggaran laba rugi tentu saja perusahaan tidak akan
mendapatkan informasi laba atau rugi yang diterima, dan anggaran-anggaran lain yang sudah
dibuat oleh perusahaan sebelum anggaran laba rugi menjadi tidak berguna. Karenanya sangat
penting untuk Anda dapat membuat anggaran laba rugi.
PERTEMUAN XV

ANGGARAN BEP

2 PENGERTIAN Kondisi dimana total penghasilan sama besar dengan total biaya sehingga
sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian MANFAAT Memberikan
gambaran batas jumlah penjualan minimal agar perusahaan tidak menderita rugi Menentukan
jumlah penjualan yang seharusnya diperoleh pada persyaratan tertentu Sehingga perlu dibuat
analisis BEP untuk menunjang anggaran yang dibuat

3 ASUMSI BEP Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap
Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan,
sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan. Total biaya tetap tidak mengalami
perubahanmeskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan , sedangkan biaya tetap per
unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan Harga jual per unit tidak akan
berubah selama periode analisa Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika
membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk , maka perbandingan penghasilan penjualan
antara masing-masing produk (disebut sebagai sales mix) akan tetap konstan Kapasitas produksi
pabrik relatif konstan Harga faktor produksi relatif kontan Efisiensi produksi tidak berubah
Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti Volume merupakan faktor
satu-satunya yang mempengaruhi biaya

4 MASALAH KHUSUS ANALISA BEP


1.Ada perubahan terhadap biaya, harga jual 2.Bila perusahaan menjual dua macam produk 3.Bila
jumlah yang dijual tidak sama dengan jumlah yang dihasilkan. Untuk menyelesaikannya ada dua
pendekatan: Dengan Metode full costing (biaya penuh) Bagian produksi yang tidak tejual harus
dibebani baik biaya variabel maupun biaya tetap Dengan metode direct costing (biaya variabel)
Bagian produksi yang tidak terjual hanya dibebani dengan biaya variabel saja , sedangkan biaya
tetap produksi seluruhnya menjadi beban produksi yang terjual

5 RUMUS BEP (unit ) = Total biaya tetap


harga jual per unit - biaya variabel per unit BEP (Rp) = 1 - Total biaya variable Total hasil
penjualan
PERTEMUAN XVI

UJIAN AKHIR SEMESTER

TUGAS MEMBUAT PENGANGGARAN USAHA KECIL MENENGAH

Anda mungkin juga menyukai