PERENCANAAN LABA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu : Yochi Elanda, M.Si
Oleh kelompok 5 :
1. Ardila Nasution (0502201003)
2. Jiyad Faqih Pakpahan (0502201076)
3. Nabiilah Huwaidaa (0502201049)
4. Yulia Putri (0502201123)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Perencanaan Laba. Atas dukungan
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih.
Kami mengkui dan menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Akhir kata, demikian makalah ini, Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari seluruh pihak yang senantiasa kami harapkan guna menyempurnakan makalah kami
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya setiap usaha yang didirikan mempunyai harapan di kemudian hari,
misalnya mengharapkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan usaha pada dasarnya
menginginkan tercapainya satu tujuan yaitu memperoleh laba dan menjaga kontinuitas
usahanya. Adanya hal tersebut memaksa perusahaan untuk dapat bekerja keras agar dapat
bersaing secara kompetitif. Bagi perusahaan yang ingin survive dan sukses harus berusaha
untuk meningkatkan volume penjualan yang dicapai perusahaan, karena hal ini akan
mempengaruhi pencapaian laba usaha yang maksimal. Apabila perusahaan mampu
meningkatkan volume penjualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan mampu
meningkatkan jumlah keuntungan yang lebih besar, selain keuntungan yang meningkat dapat
pula menaikkan efisiensi perusahaan.
Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu
perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Sedangkan laba terutama dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu harga jual produk, biaya, dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual
untuk mempengaruhi volume penjualan, sedangkan penjualan langsung mempengaruhi
volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Tiga faktor itu saling berkaitan
satu sama lain. Oleh karena itu dalam perencanaan, hubungan antara biaya, volume dan laba
memegang peranan yang sangat penting.
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai sebuah hasil yang
diinginkan. Pada dasarnya perencanaan itu merupakan fungsi manajemen yang berhubungan
dengan pemilihan berbagai alternatif tindakan dan kebijakan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan perencanaan laba?
b. Apa saja manfaat perencanaan laba?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi perencanaan laba?
d. Apa saja tujuan dan sasaran perencanaan laba?
e. Apa saja konsep dan bentuk komunikasi perencanaan laba?
f. Apa saja informasi terkait perencanaan laba?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui apa itu perencanaan laba
b. Untuk mengetahui apa saja manfaat perencanaan laba
c. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perencanaan laba
d. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan sasaran perencanaan laba
e. Untuk mengetahui apa saja konsep dan bentuk komunikasi perencanaan laba
f. Untuk mengetahui apa saja informasi terkait perencanaan laba
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Manfaat Perencanaan Laba
Pada dasarnya pada setiap perencanaan diharapkan dapat membantu keberhasilan pada
sebuah kegiatan, begitupun pada manajemen perusahaan. Dengan adanya perencanaan laba
diharapkan dapat membantu perusahaan agar dapat menentukan apa yang harus dilakukan
dimasa yang akan datang agar mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Adapun perencanaan
laba tersebut pastilah mempunyai manfaat. Menurut Adol PH Matz dkk (1993) manfaat
perencanaan laba yaitu :
1. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan masalah.
2. Memaksa pihak manajemen untuk secara dini melakukan penelaahan terhadap
masalah yang dihadapi dan memanamkan kebiasaan pada organisasi untuk
melakukan telaah secara seksama sebelum mengambil keputusan.
3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan
mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan
pemanfatan sumber daya yang maksimum.
4. Mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi
manajemen sehingga keputusan akhir dan rencana saling terkait dan dapat
menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu dan
menyeluruh.
5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap aspek organisasi
untuk memeriksa dan memperbarui kebijakan secara berkala.
6. Mengkoordinasikan serta mempertemukan semua upaya perusahaan dalam
prosedur perencanaan anggaran yang terarah.
7. Mengarahkan penggunaan modal pada kegiatan yang paling menguntungkan.
8. Sebagai standar untuk mengukur kegiatan dan menilai kebijakan manajemen dan
tingkat kemampuan dari setiap pelaksana.
Sementara keuntungan atau manfaat dari perencanaan laba tidak diragukan lagi
bersifat impresif dan berwawasan luas, tetapi perencanaan juga memiliki keterbatasan dan
kekurangan berikut ini (Carter Usry 2002) :
1. Prediksi bukanlah suatu ilmu pasti. ada sejumlah pertimbangan dan estimasi. Karena
suatu anggaran harus didasarkan pada prediksi atau kejadian masa depan, maka revisi
atau modifikasi dari anggaran sebaiknya dilakukan ketika variasi dari estimasi
membenarkan adanya perubahan dalam rencana.
2. Anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen dalam cita-cita (seperti
tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak selalu
sesuai dengan tujuan keseluruhan dari organisasi.
3. Perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak dan kerja
sama dari semua anggota manajemen.
4. Penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat
menyebabkan perilaku disfungsional. Manajer mungkin mencoba menggunakan
anggaran untuk mencapai anggaran pribadi
5. Perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peran administrasi.
6. Penyusunannya memakan waktu.
3
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Laba
Perencanaan laba merupakan proses perencanaan keuangan yang sangat penting bagi
perusahaan. Dengan perencanaan ini manajer keuangan dapat menentukan aktivitas perusahaan
untuk mencapai target laba yang sudah ditentukan. Dari pernyataan ini diketahui bahwa bila
suatu perusahaan menyusun perencanaan laba yang baik, maka akan dapat memberikan
pendekatan yang teratur dalam pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Hal
ini berguna membina suasana kearah pencapaian laba rugi bagi perusahaan dan mendorong
adanya suatu perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya
secara maksimum.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu
1. Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau pengolahan suatu produk atau jasa akan
mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan. Biaya memengaruhi secara langsung
terhadap tingkat keuntungan perusahaan karena dalam setiap aktivitas usaha tidak akan
terlepas dari pengorbanan yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan usaha.
2. Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk
atau jasa yang bersangkutan. Harga mempunyai peranan yang penting sebagai alat bantu
untuk sukses dalam strategi pemasaran. Harga merupakan pertanda bagi pembeli, instrumen
persaingan, dan cara meningkatkan kinerja finansial. Ketika dilakukan penetapan harga,
berarti sudah dibuat sebuah rangkaian dari strategi pemasaran.
4
Sasaran dalam pembuatan perencanaan laba oleh perusahaan yaitu membuat
perencanaan yang lebih rendah dan berjangka pendek atau menengah. Sasaran perencanaan
tersebut berisi harapan dimasa yang akan datang dengan uraian yang spesifik seperti produk
jasa, market share, profitability dan investasi.
Berbeda halnya dengan peusahaan dagang. Pada perusahaan dagang tidak hanya
membuat perencanaan laba secara rinci tetapi juga membuat laporan anggaran penjualan agar
dapat memanfaatkan modal perusahaan pada penjualan yang dapat menghasilkan laba sebesar
besarnya. Adapun tujuan laporan anggran penjualan menurut Welsch, Hilton dan Gordon yang
diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Moudy Warouw (2000:147) adalah sebagai berikut :
Perencanaan laba menetapkan target laba yang juga mempertimbangkan penjualan dan
biaya yang diharapkan untuk tahun depan dan periode yang lebih lama. Dalam pencapaian
suatu target laba yang telah ditentukan oleh perusahaan, manajemen harus mengadakan
pengendalian laba. Pengendalian laba dapat membantu perusahaan dalam mengukurdan
mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian
melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Perencanaan dan pengendalian laba
tergantung pada keyakinan bahwa manajemen dapat merencanakan dan mengendalikan tujuan
jangka panjang perusahaan dengan membuat keputusan yang baik secara terus menerus.
Perencanaan dan pengendalian laba yang menyeluruh memfokuskanpada pelaporan kinerja
dan evaluasi kinerja untuk menentukan penyebab kinerja yang tinggi dan yang rendah.
Oleh karena itu perencanaan laba untuk periode akuntansi tertentu akan berhubungan
dengan perencanaan atas penghasilan penjualan dan atas biaya pada periode akuntansi yang
bersangkutan. Penyusunan anggaran harus memperhitungkan berbagai kemungkinan belanja
dana yang ada dan menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi
perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana belanja dan sumber
dana yang ada seefisien mungkin. (Nafarin, 2007:28). Setiap organisasi ingin mencapai
tujuannya dengan menggunakan sumber daya dalam organisasi secara efektif dan efisien.
Setelah melakukan perencanaan atas kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuannya, organisasi juga harus melakukan pengendalian atas kegiatan-kegiatan tersebut.
5
Karena berhasil tidaknya kegiatan perencanaan kerja tergantung kepada efektivitas
pengendalian yang dilakukan oleh organisasi.
6
Dalam perencanaan dan pengendalian laba, Ackoff menyebutkan ada tiga jenis
proyeksi yang berbeda, yaitu reference projection, wishfull projection, plannd projection.
1. reference projection adalah proyeksi statis tentang apa yang harus dilakukan oleh
perusahaan.
2. Wishfull projection adalah proyeksi optimis tentang apa yang sebaiknya dilakukan oleh
perusahaan dibawah kondisi ideal.
3. Plannd projection adalah hasil-hasil yang sangat mungkin dicapai jika rencana-rencana
realistik disusun dan direncanakan.
Tujuan utama dari dua jenis proyeksi yang pertama adalah agar manajemen secara
realistis memperkirakan situasi- situasi saat ini dan menghindari proyeksi- proyeksi yang
terlalu optimis di dalam perencanaan.
7
Persamaan BEP
JENIS PERHITUNGAN RUMUS
Perhitungan jumlah output yang harus BEP (unit) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost)
diproduksi untuk mencapai BEP / (Harga Jual Per Unit Produk – Biaya
variabel setiap unit produk
BEP (rupiah) = Total Biaya Tetap (Fixed
Cost) / (1 – Biaya Variabel Setiap Unit
Perhitungan nilai rupiah yang harus diterima Produk / Harga Jual Per Unit)
untuk mencapai BEP BEP (Satuan Rupiah) = (Biaya Tetap /
Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel) x
Harga Jual per Unit
BEP untuk produk ganda BEP Produk Ganda = Biaya Tetap (Fixed
Cost) / [(1 – v/c) x Wi]
Contoh perhitungan BEP
1) Sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga ingin mengetahui
berapa unit yang harus diproduksi agar mencapai BEP atau titik impas. Biaya tetap
produksinya Rp 100.000.000 dan biaya variabel atau tidak tetap per-unit sebesar Rp
250.000. Harga jual per-unitnya sebesar Rp 500.000. Berapakah unit yang harus
diproduksi agar perusahaan tersebut mencapai BEP?
Jawab :
Diketahui:
Biaya tetap produksi (Fixed Cost): Rp 100.000.000
Biaya variabel per unit: Rp 250.000
Harga jual per unit: Rp 500.000
Menghitung BEP dalam Unit maka persamaan yang digunakan adalah:
BEP (unit) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) / (Harga Jual Per Unit Produk – Biaya
variabel setiap unit produk
2. Margin of Safety
Margin of safety adalah prinsip investasi di mana investor hanya membeli sekuritas
ketiga harga pasarnya jauh di bawah nilai intrinsiknya. Margin of safety adalah informasi yang
menggambarkan batas maksimum penurunan target boleh terjadi, semakin besar margin of
safety memberi peluang lebih besar dalam meraih laba.
Contohnya, saat ingin berinvestasi saham dan terdapat saham yang dijual dengan harga
Rp5.000 per lembar. Namun, sebenarnya nilai intrinsik saham tersebut diprediksi bisa
meningkat hingga Rp10.000 di masa depan.Saat membeli saham tersebut maka kita akan
mendapatkan margin of safety sebesar 50%. Semakin besar jumlahnya maka semakin kecil
pula risiko yang bisa kita dapat.
8
3. Shut Down Point
Shutdown point merupakan titik di mana seorang pengusaha berpikir bahwa tidak
ada manfaatnya melanjutkan operasi bisnis dan memutuskan untuk menutup bisnis / usaha baik
untuk sementara atau selamanya, kondisi ini disebut shutdown point atau titik penutupan dalam
bahasa Indonesia. Penyebab terjadinya shutdown point adalah output dan harga hasil penjualan
yang diperoleh perusahaan sebagai pendapatan hanya cukup untuk menutupi total biaya
variabel. Jadi shutdown point terjadi tepat ketika keuntungan marjinal bisnis mencapai skala
negatif.
Keputusan shut down
Keputusan penghentian dalam jangka panjang berbeda dibanding jangka pendek,
karena semua biaya dapat dihindari dalam jangka panjang.Dalam jangka panjang, perusahaan
harus tutup jika pendapatannya tidak menutupi total biaya.Mari kita turunkan titik penutupan
(shutdown point) jangka panjang perusahaan.Kita tahu sebuah perusahaan harus ditutup
dalam jangka panjang jika profitnya nol atau jika merugi.
Jika π adalah profit, TR adalah total pendapatan dan TC adalah total biaya, maka
kondisi shutdown dapat dituliskan sebagai berikut
π ≤ TR −TC
Membagi kedua sisi dengan Q
Π / Q harus nol karena pada titik penutupan, keuntungan harus nol. TR / Q sama dengan
harga dan TC / Q sama dengan biaya total rata-rata (ATC).
0 ≤ P −ATC
Hanya sedikit penataan ulang (harap dicatat bahwa kami menghadapi ketidaksetaraan):
P ≤ ATC
Ini menunjukkan bahwa perusahaan harus menutup dalam jangka panjang jika harga kurang
dari biaya total rata-rata.
9
Rumus DOL
DOL = persentase perubahan EBIT/ DOL = Perubahan penjualan/ Perubahan
persentase perubahan penjualan laba operasi
DOL = 1,3x
Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi
terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar
perusahaan tidak menderita kerugian. DOL dapat digunakan dengan cara membandingkan
perusahaan yang sama dalam satu jenis industri atau sektor.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan laba adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat
mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba. Perencanaan laba berisikan
langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba
yang diinginkan. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba memiliki selisih
antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka
perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan. perencanaan laba memiliki
hubungan antara biaya, volume dan harga jual.
11
DAFTAR PUSTAKA
12