Anda di halaman 1dari 19

REKAYASA IDE,MINI RISET DAN PROJECT

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

Dosen Pengampu:
Drs. Jumiadi AW., Ak., M.Si

Disusun Oleh:

Fariz Muhammad 7183520024

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas “Rekayasa Ide,Mini Riset dan Project” untuk
mata kuliah Penganggaran Perusahaan.
Tak lupa pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Jumiadi AW.,
Ak., M.Si, selaku Dosen Pembimbing mata kuliah ini yang telah memberikan masukan kepada
penyusun sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Akhir kata penyusun memohon maaf atas
segala kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 13 Mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1 Anggaran...........................................................................................................................3
2.2 Anggaran Biaya Produksi.................................................................................................5
2.3 Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan.......................................................5

BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN..................................................................7

3.1 Metode Pengumpulan Data...............................................................................................7


3.2 Hasil Penelitian.................................................................................................................7

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................14

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
4.2 Saran................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat mengantisipasi pengeluaran anggaran dari suatu perusahaan,perusahaan tersebut


harus dapat mengelolah perusahaannya dengan baik maka perusahaan perlu membuat
pengendalian atas operasi untuk kegiatan yang dilakukannya. Dengan menggunakan perhitungan
maka dibuatlah suatu anggaran atas target dan sumber daya yang diperlukan dimasa yang akan
datang.
Anggaran memiliki peranan sebagai alat perencanaan dan pengendalian serta evaluasi,karena
anggaran disusun dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu, keadaan yang sedang
terjadi sekarang ini dan peramalan yang akan datang yang dapat berorientasi jangka pendek
maupun jangka panjang. Selain itu anggaran juga berperan sebagai alat peringatan dini akan
adanya efisiensi anggaran dimana fungsi ini sangat besar nilainya bagi perusahaan. Pada
perusahaan manufaktur biaya produksi merupakan komponen biaya terbesar. Oleh sebab
itu,pengawasan yang maksimal atas biaya produksi melalui suatu anggaran merupakan pondasi
penting bagi pengawasan biaya di suatu perusahaan karena kegiatan operasional perusahaan
tidak pernah terlepas dari masalah penyusunan anggaran yang telah dibuat dan disepakati oleh
manajer perusahaan.
Jika antara anggaran yang disusun dengan realisasinya terdapat penyimpangan yang
material,maka penyimpangan atau yang disebut dengan varians tersebut perlu dianalisis lebih
lanjut. Apakah penyimpangan tersebut disebabkan oleh realisasi yang lebih kecil dari anggaran
atau yang disebut dengan penyimpangan menguntungkan (favorable variance),atau
penyimpangan tersebut diakibatkan karena realisasi lebih besar dari anggaran,yang disebut
dengan penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable variance). Dan perlu ditindak
lanjuti lebih dalam apa yang menyebabkan penyimpangan tersebut terjadi sehingga dapat
diketahui bagaimana cara untuk mengantisipasinya dimasa yang akan datang dan bagaimana
kaitannya dengan fungsinya pengawasan.
PT. Mustika Ratu Tbk merupakan perusahaan nasional yang bergerak dalam industri
pembuatan jamu, kosmetik dan bahan-bahan untuk perawatan kecantikan. Awal berdirinya
perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia ini tidak lepas dari peran penting sang pendirinya,

1
yakni puteri keturunan Keraton Surakarta DR. Hj. BRA Mooryati Soedibyo, S.S, M.Hum.
Dengan membawa tradisi keluarga  yang telah berjalan selama bertahun-tahun akan keterampilan
meramu bahan-bahan alami untuk dibuat jamu yang nantinya dibuat untuk perawatan kesehatan
dan kecantikan. Warisan yang diterapkan tidak hanya untuk meramu bahan saja, namun
keterampilan untuk memilih tumbuhan berkhasiat lainnya yang dulu masih menjadi monopoli
bangsa asing.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memaparkan hasil makalah saya mengenai
anggaran biaya produksi pada salah satu perusahaan yaitu PT Mustika Ratu Tbk. Dan untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Penganggaran Perusahaan.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetaui apa yang dimaksud dengan anggaran biaya produksi.
2. Mengetahui anggaran biaya produksi PT Mustika Ratu Tbk. tahun 2005
3. Menambah ilmu dan wawasan mengenai penganggaran perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran
Pengertian Anggaran
Menurut Munandar (2001:11), Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter
yang berlaku untuk jangka waktu yang akan datang.
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
(periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan
dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan.
Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala
kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi
dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan
manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.

Manfaat Anggaran
Dengan penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak berhasil apabila
ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaan-
perencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang ke depan, akan
selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan dating. Sehingga
dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua rencana
yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-
pertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu
kesempatan hal ini ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering
didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya
didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas.

3
Dalam perusahaan-perusahaan manufatktur (pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan lebih
efisien dan tingkat keuntungan akan lebih besar apabila management memperhatikan rencana
untuk aktivitas-aktivitasnya di masa depan. Karena itu Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa
manfaat utama daripada business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang
paling profitable yang akan dilakukan.
Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer
harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih
barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi langganan,
menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi, termin
penjualan.
Menurut bidangnya,anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan.
Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (Master Budget). Anggaran induk
yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek,biasanya
disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan
anggaran triwulan dipecah menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba.
Anggaran operasional terbagi menjadi:
a) Anggaran Penjualan
b) Anggaran Biaya Pabrik:
 Anggaran Biaya Bahan Baku
 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
 Anggaran Biaya Overhead Pabrik
c) Anggaran Beban Usaha
d) Anggaran Laporan Rugi Laba
b. Anggaran Keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca,dan anggaran
keuangan ini terdiri dari:
a) Anggaran Kas
b) Anggaran Piutang
c) Anggaran Persediaan
d) Anggaran Hutang
e) Anggaran Neraca

4
2.2 Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi secara umum merupakan anggaran yang disusun sehubungan
dengan kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan. Dan anggaran biaya produksi itu sendiri
adalah anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
Hal ini disebabkan karena unsur biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran biaya
produksi yang meliputi:
1. Anggaran biaya bahan baku langsung, yaitu rancangan tentang biaya bahan baku langsung
yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi sesuai dengan anggaran produksi yang
telah di rancang. Anggaran biaya bahan baku menunjukkan secara rinci bahan mentah yang
harus dibeli untuk memenuhi anggaran produksi dan untuk memenuhi jumlah persediaan
yang telah ditetapkan.
2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung, yaitu anggaran yang direncanakan secara lebih
terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama
periode yang akan datang
3. Anggaran biaya tidak langsung, adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang,yang didalamnya
meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung,jumlah biaya pabrik tidak
langsung,dan waktu biaya pabrik tidak langsung dibebankan,yangmasing-masing dikaitkan
dengan departemen atau tempat dimana biaya pabrik tidak langsung itu terjadi.

2.3 Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan


Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar agar rencana
yang sudah di tetapkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.Pengawasan sangat penting
dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap
penyimpangan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
sebelumnya.
Penyimpangan tersebut dapat dibedakan menjadi dua antara lain:
a. Favorable cost variance,yaitu penyimpangan biaya yang menguntungkan. Hal ini terjadi
karena biaya standar lebih besar dari biaya yang sesungguhnya terjadi.

5
b. Unfavorable cost variance,yaitu penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan atau
disebut juga penyimpangan yang merugikan. Keadaan ini terjadi apabila biaya standar
jumlahnya lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan.

Manajemen tidak hanya ingin mengetahui jumlah selisih antara hasil yang direncanakan
dengan hasil yang sebenarnya. Namun lebih penting juga harus mengetahui mengapa selisih
tersebut terjadi.

6
BAB III
METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


1. Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan data yang tidak langsung atau yang diperoleh dari
dokumen-dokumen. Dalam hal ini bersumber dari penelitian yang meliputi buku-buku bacaan
yang berkaitan dengan judul penelitian dan data-data yang terkumpul. Data sekunder adalah data
yang penulis dapatkan dari dokumen-dokumen seperti pembukuan.

2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara
langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu statistika adalah atribut,
karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu kasus atau objek penelitian.

3.2 Hasil Penelitian


Data biaya produksi PT. Mustika Ratu Tbk. untuk jenis produk masker bengkoang periode
2005 dapat dideskripsikan seperti berikut:
Kuantitas bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi setiap bungkus
masker bengkoang beserta dengan harga satuannya dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel Kuantitas dan Harga Satuan Bahan Baku Masker Bengkoang

Harga Satuan Biaya Bahan Baku


Jenis Bahan Baku Kuantitas (Gram)
(Rp/Gram) per Bungkus (Rp)
Nipangin 0,2 23 4,6
Talk Mesh 325 1,6 1,3 2,1
Pati Tapioka 125,0 1,5 178,5
Tepung Beras Biasa 62,0 1,9 117,8
Titan Komet Kowet 1,50 14,5 21,8
Resep W 6,7 3,8 25,5
Total 350,3
Sumber: Bagian Produksi PT. Mustika Ratu Tbk., 2006

7
Selisih anggaran dapat diketahui dengan membandingkan anggaran biaya produksi dengan
realisasinya atau biaya produksi sesungguhnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu
dilakukan perhitungan biaya produksi sesungguhnya seperti berikut.

1. Perhitungan Biaya Bahan Baku Sesungguhnya

Volume produksi sesungguhnya untuk produk masker bengkoang selama periode 2005
sebanyak 316.147 bungkus. Penghitungan biaya bahan baku sesungguhnya yang dikeluarkan
perusahaan dapat ditunjukkan pada table berikut:
Tabel Biaya Bahan Baku Sesungguhnya Produk Masker
Bengkoang Periode 2005

Kuantitas Harga Biaya

Jenis Bahan Baku Sesungguhnya Sesungguhnya Bahan

(Gr) (Rp/Gr) Baku (Rp)

Nipangin 63.229 20 1.264.580

Talk Mesh 325 493.189 1,4 690.465

Pati Tapioka 39.518.375 1,5 59.277.563

Tepung Beras Biasa 19.601.114 1,8 35.282.005

Titan Komet Kowet 474.167 15,8 7.491.839

Resep W 2.118.185 3,5 7.413.648

Jumlah 111.420.100

Sumber: Data sekunder diolah

8
2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Sesungguhnya
Berdasarkan volume produksi riil, dapat dihitung pemakaian jam tenaga kerja
sesungguhnya seperti ditunjukkan pada Tabel berikut:
Tabel Pemakaian Jam Tenaga Kerja Langsung Sesungguhnya Periode 2005
Keterangan Pemakaian Jam Kerja

Volume produksi riil 316.147 bungkus

Standar jam kerja 1 bungkus produk 0,08 jam

Jumlah 25.292 jam

Sumber: Data sekunder diolah

3. Perhitungan BOP Sesungguhnya


Penghitungan BOP sesungguhnya baik yang bersifat variabel maupun tetap selama
periode 2005 dapat ditunjukkan pada Tabel berikut:
Tabel BOP Sesungguhnya Periode 2005

BOP Ju
Variabe BOP mla
Keterangan l Tetap h

Bahan Baku Penolong:

10.782.6 10.782
a. Bungkus masker 09 - .609

44.952.4 44.952
b. Kardus serbaguna 40 - .440

14.600.0 14.600
c. Kardus besar 12 10 - .010

d. Plack band 10.534.2 - 10.534


79 .279

1.137.00 1.137.
e. Cap periksa 1 - 001

5.562.62 5.562.
f. Tinta 6 - 626

76.694.4 93.737 170.43


Listrik 04 .606 2.010

53.830 53.830
Tenagakerjatidak - .400 .400

langsung

25.273 25.273
Penyusutan - .113 .113

23.330 23.330
Pemeliharaan - .226 .226

164.263. 196.17 360.43


Jumlah 369 1.35 4.714

Sumber: Data sekunder diolah


Berdasarkan penghitungan unsur-unsur biaya produksi tersebut dapat diketahui total
biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan perusahaan seperti ditunjukkan pada
Tabel berikut:
Tabel Biaya Produksi Sesungguhnya Produk Masker
Bengkoang Periode 2005

Biaya Produksi Sesungguhnya Rupiah


Biaya bahan baku 111.420.100
Biaya tenga kerja langsung 114.825.680
Biaya overhead pabrik 360.434.714
Jumlah 586.680.494

10
Sumber: Data sekunder diolah
Harga pokok produksi sesungguhnya untuk setiap bungkus masker bengkoang
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel Harga Pokok Produksi Seseungguhnya Per Bungkus Masker
Bengkoang Periode 2005

HPP
Keterangan Sesungguhnya

Biaya produksi sesungguhnya 586.680.494

Volume produksi 316.147

Jumlah 1.856

Sumber: Data sekunder diolah

4. Perbandingan Anggaran Biaya Produksi dengan Realisasinya


Berdasarkan hasil perbandingan memperlihatkan bahwa anggaran biaya produksi
lebih kecil dibandingkan dengan realisasinya. Perbandingan anggaran biaya produksi dan
realisasinya dapat ditunjukkan pada Tabel berikut:

11
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Masker
Bengkoang Periode 2005
Anggaran Realisasi Selisih
Biaya Produksi

(Rp) (Rp) (Rp)

Bahan baku 90.788.478 111.420.100 20.631.622

Tenaga kerja langsung 110.024.100 114.825.680 4.801.580

BOP 301.531.871 360.434.714 58.902.843

Jumlah 502.344.449 586.680.494 84.336.045

Sumber: Data sekunder diolah


Data memperlihatkan bahwa selisih anggaran biaya produksi secara keseluruhan bersifat
unfavorable atau tidak menguntungkan. Biaya produksi yang terealisasi untuk memproduksi
masker bengkoang sebanyak 316.147 bungkus lebih besar dibandingkan dengan anggaran biaya
produksi yang telah ditetapkan untuk memproduksi sebanyak 252.814 bungkus. Dilihat dari
perbandingan antara anggaran dengan realisasi diperoleh selisih sebesar Rp84.336.045,-.
Hasil perhitungan selisih biaya produksi dapat direkapitulasi seperti ditunjukkan pada
Tabel berikut ini:
Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Selisih Biaya Produksi

Biaya Produksi Besar Selisih Sifat Selisih

Harga bahan baku:

a. Nipangin 189.687 Favorable

b. Talk mesh 325 49.319 Unfavorable

c. Pati tapioka 0 -

d. Tepung beras biasa 1.960.111 Favorable

e. Titan komet kowet 616.417 Unfavorable


f. Resep W 635.456 Favorable

Kuantitas bahan baku

a. Nipangin 291.318 Unfavorable

b. Talk mesh 325 128.439 Unfavorable

c. Pati tapioka 11.874.975 Unfavorable

d. Tepung beras biasa 7.460.650 Unfavorable

e. Titan komet kowet 1.379.849 Unfavorable

f. Resep W 1.612.465 Unfavorable

Biaya tenaga kerja


langsung:

a. Selisih tarif upah 22.762.800 Favorable

b. Selisih efisiensi upah 27.564.480 Unfavorable

BOP:

a. Selisih terkendali 336.350.749 Unfavorable

b. Selisih volume 44.460 Favorable

Dari hasil analisis selisih biaya produksi tersebut memperlihatkan bahwa realisasi biaya
produksi pada perusahaan ini untuk periode 2005 dapat dikatakan kurang sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sebagian elemen biaya
produksi yang selisihnya bersifat unfavorable atau tidak menguntungkan.

5. Keterangan

Perusahaan yang kurang mampu menekan biaya produksi juga ditunjukkan dengan selisih
unfavorable atau tidak menguntungkan yang terjadi pada sebagian besar unsur biayanya.
Kurangnya kemampuan perusahaan menekan biaya produksi ditunjukkan dengan selisih dan
sifatnya sebagai berikut:

13
1. Selisih harga bahan baku

Nipangin Rp 189.687,- (Favorable)


Talk mesh 325 Rp 49.319,- (Unfavorable)
Pati tapioka Rp 0,- (Tidak ada selisih)
Tepung beras biasa Rp 1.960.111,- (Favorable)
Titan komet kowet Rp 616.417,- (Unfavorable)
Resep W Rp 635.456,- (Favorable)

2. Selisih kuantitas bahan baku

Nipangin Rp 291.318,- (Unfavorable)


Talk mesh 325 Rp 128.439,- (Unfavorable)
Pati tapioka Rp 11.874.975,- (Unfavorable)
Tepung beras biasa Rp 7.460.650,- (Unfavorable)
Titan komet kowet Rp 1.379.849,- (Unfavorable)
Resep W Rp 1.612.465,- (Unfavorable)

3. Selisih upah tenaga kerja langsung

Tarif upah Rp 22.762.800,- (Favorable)


Efisiensi upah Rp 27.564.480,- (Unfavorable)

4. Selisih BOP

Terkendali Rp 336.350.749,- (Unfavorable)


Volume Rp 44.460,- (Favorable)

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Jumlah anggaran biaya produksi masker bengkoang pada PT. Mustika Ratu tahun 2005 yaitu
Rp 502.344.349,- lebih kecil dibandingkan dengan biaya produksi sesungguhnya yaitu sebesar
Rp586.680.494,-. Dari perhitungan anggaran biaya produksi dengan realisasinya diperoleh
selisih anggaran sebesar Rp 84.336.145,-. Hal ini menunjukkan bahwa selisih anggaran biaya
produksi secara keseluruhan bersifat unfavorable atau tidak menguntungkan. Selisih yang tidak
menguntungkan ini memperlihatkan bahwa perusahaan kurang mampu menekan biaya produksi
pada tahun 2005.

4.2 Saran
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat elemen biaya produksi yang memiliki
selisih bersifat menguntungkan tetapi tidak berpengaruh dalam meminimalkan biaya produksi
secara keselusuhan yaitu tenaga kerja langsung dan BOP. Sehubungan dengan hal tersebut,
perusahaan perlu meningkatkan kemampuannya dalam mengalokasikan biaya untuk kedua
elemen biaya produksi tersebut sehingga biaya dapat lebih ditekan lagi. Selain itu perusahaan
juga perlu meningkatkan kemampuannya dalam melakukan pengawasan selama proses produksi
sehingga tingkat kerusakan barang dapat diminimalkan dan produktivitas tenaga kerja dapat
dimaksimalkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kumpulanpengertian.com/
https://www.kompasiana.com/
https://repository.usd.ac.id/20085/

16

Anda mungkin juga menyukai