Anda di halaman 1dari 16

TUGAS – TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN 3

Disusun Oleh :

Sari Rahmadani Siregar (7161220035)

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

2018
CRITICAL JOURNAL REVIEW
A. Identitas Jurnal

1. Nama Penulis

Hela Turki, Senda Wali, dan Younes Boujelbene.

2. Judul Artikel

The effect of IFRS mandatory adoption on the information asymmetry (Efek dari
adopsi IFRS pada informasi asimetri).

3. Nomor Volume, tanggal, dan nomor halaman

Volume :3

Tanggal : 18 Juli 2016

Nomor Halaman : 1209100

4. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari artikel ini adalah untuk mengetahui dampak dari adopsi IFRS
pada biaya modal dan pada perkiraan analisis keuangan

5. Hasil atau Temuan Utama

Menggunakan data panel dari observasi perusahaan dari tahun 2002 hingga 2012,
secara empiris ditemukan :

1. Adopsi IFRS merupakan penentu utama dari pengurangan informasi asimetri,


karena memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan biaya modal untuk
periode pasca IFRS.
2. Penerapan standar internasional telah memberikan kontribusi signifikan terhadap
peningkatan perkiraan analisis keuangan yang tercermin dari peningkatan
property perkiraan, penurunan disperse dan kesalahan

Hasilnya berkontribusi pada literature yang berhubungan dengan konten informasi


tambahan yang berasal dari adopsi wajib IFRS.
6. Kesimpulan Umum

Kesimpulan nya memberikan bukti yang relevan dengan debat lanjutan tentang
manfaat harmomisasi akuntansi internasional, jadi jika pada tahun 2005 adopsi IFRS
wajib untuk semua perusahaan Eropa yang terdaftar, dampak dari standar ini
mungkin tergantung pada faktor-faktor spesifik di masing-masing Negara.

B. Laporan Hasil Kritik

1. Judul artikel yang digunakan oleh penulis sangat jelas dan sesuai dengan isi dan
penelitian yang dimuat didalam artikel.
2. Tujuan utama penelitian dari artikel ini tidak dimuat dengan jelas pada abstrak,
yang dijelaskan hanya bentuk penelitian yang dilakukan
3. Ide yang diberikan oleh penulis untuk menulis artikel ini sangat menarik, karena
banyak yang belum mengetahui pengaruh IFRS terhadap analisis keuangan di
perusahaan, di artikel ini memberikan informasi mengenai hal tersebut.
4. Penulis melakukan studi ini sampel terdiri dari semua perusahaan di perancis
yang terdaftar di CAC. Semua indeks yang dapat diperdagangkan.
5. Hasil penelitian yang ditemukan sesuai dengan idea tau masalah yang diangkat
oleh penulis, yaitu kuatnya pengaruh adopsi IFRS terhadap penurunan biaya
modal dan analisis keuangan perusahaan.
6. Kesimpulan yang dimuat sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan.
CRITICAL BOOK REVIEW
A. Identitas Buku

a. Buku Utama

Judul Buku : ADVANCED ACCOUNTING

(Akuntansi Keuangan Lanjutan 1)

Penulis : Alian R. Drebin

Penerbit : Erlangga

Edisi : Kelima

Tahun Terbit : 1992

b. Buku Pembanding

Judul Buku : Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1

Penulis : A. Waluyo Jati

Edisi : Kedua

Tahun Terbit : 2006

B. Ringkasan Buku

Buku Utama

Pada buku ini akan dibuat ringkasan pada BAB 6 saja yaitu tentang Konsinyasi, karena
saya kan mengkritik satu bab saja.

1. Sifat Konsinyasi

Pihak konsinyi disebut pihak yang mengusahakan penjualan barang dan pihak
konsinyor adalah pihak yang memiliki barang. Dari sudut hukum penyerahan barang
disebut sebagai penitipan, dimana pihak konsinyi memegang barang untuk dijual seperti
yang dirinci dalam persetujuan yang dibuat antara konsinyor dan konsinyi. Konsinyor
menetapkan konsinyi sebagai yang bertanggungjawab atas barang-barang yang
diserahkan kepadanya sampai barang-barang terjual kepada pihak ketiga.

2. Operasi Konsinyasi

Dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi harus disusun kontrak atau
persetujuan tertulis yang menunjukkan sifat hubungan antara pihak yang menyerahkan
dan pihak yang menerima barang hal –hal lain yang mencakup : syarat kredit yang harus
diberikan oleh pihak konsinyi kepada para pelanggan (customer), beban yang
dikeluarkan oleh pihak konsinyi harus diganti oleh pihak konsinyor.

3. Akuntansi Untuk Konsinyasi

Prosedur akuntansi yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyi dan pihak konsinyor
tergantung pada apakah :

a. Transaksi konsinyasi harus diikhtisarkan terpisah dan laba atas masing-masing


konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba atas penjualan biasa atau
b. Transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain pihak konsinyi tanpa
pemisahan antara laba atas penjualan konsinyasi dan laba atas penjualan biasa.

Perhitungan dan jurnal dari konsinyasi ada dua jenis yaitu :

a. Akuntansi untuk konsinyasi yang telah selesai


b. Akuntansi untuk konsinyasi yang tidak diselesaikan dengan tuntas.

Buku Pembanding

1. Pengertian Konsinyasi

Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak
lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian.
Perjanjian konsinyasi berisi mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Pihak-pihak yang terlibat dalam konsinyasi adalah:

a. pengamanat (consignor) adalah pihak yang menitipkan barang atau pemilik


barang. Pengamanat akan tetap mencatat barang yang dititipkannya sebagai
persediaan selama barang yang dititipkan belum terjual atau menunggu laporan
dari komosioner.
b. komisioner (consignee) adalah pihak yang menerima titipan barang.

2. Akuntansi Penjualan Konsinyasi

Metode pencatatan yang dapat dipakai baik oleh pengamanat (consignor) maupun
komisioner (consignee) ada dua , yaitu:

a. Metode Terpisah

Dalam metode terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara
terpisah dengan laba atau rugi penjualan biasa atau penjualan lainnya. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar pada akhir periode dapat diketahui berapa laba atau rugi yang
diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berapa laba atau rugi yang diperoleh dari
penjualan lainnya.

b. Metode Tidak Terpisah

Dalam metode tidak terpisah laba atau rugi dari penjualan konsinyasi tidak
dipisahkan dengan laba atau rugi dari penjualan biasa atau penjualan lainnya. Hal ini
akan mengakibatkan pada akhir periode perusahaan tidak dapat mengetahui berapa laba
atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berapa laba yang diperolah dari
penjualan biasa atau penjualan lainnya. Untuk tujuan pengendalian intern sebaiknya
perusahaan tidak menggunakan metode ini.

C. Perbandingan Materi Konsinyasi Buku Utama dan Buku Pembanding

a. Pada awal bab buku utama tidak menjelaskan pengertian dari konsinyasi
sedangkan buku pembanding menjelaskan nya cukup jelas.
b. Buku utama menjelaskan sifat dan operasi konsinyasi secara teori sedangkan
buku pembanding tidak menjelaskan hal tersebut.
c. Kedua buku menjelaskan tentang metode pencatatan dengan dua cara yaitu
metode terpisah dan tidak terpisah, namun pada buku utama dijelaskan langsung
dengan tabel jurnal, sedangkan buku pembanding dijelaskan dahulu teori nya
lalu selanjutnya dijelaskan pada contoh soal.
d. Kedua buku menjelaskan pencatatan untuk konsinyasi yang telah habis terjual
dan konsinyasi untuk barang yang belum terjual secara tuntas.
e. Kedua buku tidak memuat ringkasan atau ikhtisar di akhir bab.
f. Buku utama memuat soal-soal latihan untuk pembaca, sedangkan buku
pembanding tidak memuat soal-soal latihan.
REKAYASA IDE
PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENERAPAN PENUH ADOPSI IFRS DI
INDONESIA

Sudah banyak Negara-negara yang mengadaptasi IFRS sebagai pedoman dalam


pelaporan keuangan. Bahkan ada pula Negara yang telah mengadopsi full yaitu
menterjemahkan IFRS sebagai standar akuntansi di Negara nya, seperti Negara
Indonesia, karena sebagai bagian dari dunia internasional maka harus mengikuti
perubahan tersebut.

Dengan mengikuti IFRS, berarti laporan keuangan akuntansi Indonesia telah


menggunakan bahasa global sehingga mudah dipahami oleh pasar global. Perusahaan di
Indonesia akan lebih mudah dalam melakukan transaksi lintas Negara termasuk merger
dan akuisisi. Namun dalam praktik nya, menerapkan standar baru ini tidak lah mudah.
Ada dua permasalahan utama Indonesia dalam penerapan adopsi penuh IFRS :

a. Kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK ( Dewan Standar Akuntansi


Keuangan) sebagai financial accounting standard setter di Indonesia
b. Kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan Indonesia masih
rendah.

Untuk dua permasalahan tersebut inti nya hanya kurang nya peningkatan kualitas
pendidikan ataupun pengajar di Indonesia. Solusi untuk permasalahan tersebut sudah
sering di bicarakan, yaitu :

Pemerintah seharusnya banyak membuat program beasiswa Anak Indonesia Ekonomi


untuk pendidikan ke Luar Negeri karena masih minim nya pendidikan mengenai IFRS
di Indonesia. Dengan beasiswa tersebut anak Indonesia yang cerdas namun memiliki
tingkat ekonomi yang rendah atau standar dapat melanjutkan pendidikan ke luar negeri
dan suatu saat semakin banyak anak Indonesia sebagai Dewan Standar Akuntansi
Keuangan mereka bisa sebagai perwakilan untuk membagikan ilmu nya kepada pelaku
bisnis di Indonesia dalam melakukan penerapan penuh adopsi IFRS .
MINI RISET DAN PROJECT
(PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN
SESUDAH IFRS)
PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN SEBELUM IFRS DAN SESUDAH
IFRS

1. Pengertian IFRS

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting


Standards (IFRS)adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi
oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board
(IASB)). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan
nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara
tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional
Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru
mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari
IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang
telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya
dengan nama IFRS.

2. Laporan Keuangan Sebelum IFRS

        Sejak 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi antara


PSAK (Indonesian GAAP) dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai pada
2012. Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan
kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas
bisnis di Indonesia. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global
yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk
merger dan akuisisi (M&A), lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah
terjadi di Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005),
akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun
UOB terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The
World is Flat”, aktivitas M&A lintas negara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena
IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri
akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global.
Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS (IAI, 2008).
3. Laporan Keuangan Setelah IFRS

       Indonesia telah melakukan adopsi penuh IFRS mulai 1 Januari 2012. Namun
penerapan IFRS telah dimulai secara bertahap dengan penerapan 19 PSAK dan 7 ISAK
baru yang telah mengadopsi IAS/IFRS mulai 1 Januari tahun 2010. 2 Konvergensi IFRS
ini merupakan salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota forum G-
20. Seperti di negara-negara lain, masih menjadi perdebatan dan pertanyaan penelitian
penting apakah penerapan IFRS di Indonesia dapat meningkatkan kualitas informasi
akuntansi.

Dibawah ini terdapat perbedaan antara pelaporan keuangan perusahaan sebelum dan
setelah penerapan IFRS.

Tabel  Perbedaan laporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Setelah Penerapan IFRS

Setelah IFRS Sebelum IFRS

Komponen laporan keuangan Komponen laporan keuangan


lengkap terdiri atas :
lengkap terdiri atas :

- Laporan posisi keuangan - Neraca


(neraca)
- Laporan laba rugi
- Laporan laba rugi komprehensif
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan keuangan
- Catatan atas laporan keuangan

- Laporan posisi keuangan


komparatif awal periode dan
penyajian retrospektif terhadap
penerapan kebijakan akuntansi
Pengungkapan dalam Laporan Pengungkapan dalam Laporan
Posisi Keuangan (Neraca) Posisi Keuangan (Neraca)

- Aset -Aset

Aset tidak lancar Aset tidak lancar

Aset lancar Aset lancar

- Ekuitas -Ekuitas

Ekuitas yang dapat diatribuskan Ekuitas yang dapat diatribuskan


ke pemilik entitas induk ke pemilik entitas induk

Hak non pengendali Hak non pengendali

- Liabilitas -Liabilitas

Liabilitas jangka panjang Liabilitas jangka panjang

Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka pendek

Penyajian liabilitas jangka Penyajian liabilitas jangka


panjang yang akan dibiayai panjang yang akan dibiayai
kembali kembali

- Liabilitas jangka panjang - Tetap disajikan sebagai


disajikan sebagai liabilitas jangka liabilitas jangka panjang
pendek jika akan jatuh tempo
dalam 12 bulan meskipun
perjanjian pembiayaan kembali
sudah selesai periode pelaporan
dan sebelum penerbitan laporan
keuangan.
Pengakuan dan pengukuran Pengakuan dan pengukuran

- Biaya historis - Biaya historis

- Biaya sekarang ( apa yang - Pengakuan pendapatan


harus dibayar hari ini untuk
- Pengakuan beban
mendapatkan aset. Ini sering
diperoleh dalam penilaian yang - Pengungkapan penuh
sama dengan nilai wajar)

- Nilai realisasi (jumlah kas yang


dapat diperoleh saat ini jika aset
dilepas)

- Nilai wajar

- Pengakuan pendapatan

- Pengakuan beban

- Pengungkapan penuh

Anda mungkin juga menyukai