NIM
: Dinawaya Widarasti
: 11/315743/EK/18539
3.
4.
1.
2.
3.
4. Di dalam pasar modal USA yaitu NYSE (New York Stock Exchange), dimana terdapat
1.200 perusahaan asing yang terdaftar.
Apakah Akuntansi Internasional itu?
Menurut (Choi 2005) akuntansi internasional memiliki tiga pengertian yaitu:
1. Pertama, konsep parent foreign subsidiary accounting. Menganggap bahwa akuntansi
internasional hanya proses penyusunan laporan konsolidasi antara perusahaan induk
dan cabang yang berada di berbagai Negara
2. Kedua, konsep comparative/international accounting. Menekankan pada upaya
mempelajari perbedaan akuntansi di berbagai Negara
3. Ketiga,universal atau world accounting yang berarti kerangka/konsep teori dan prinsip
akuntansi yang berlaku di semua negara Akuntansi internasional mencakup semua
perbedaan prinsip, metode dan standar akuntansi semua negara. Perbedaan akuntansi
antar negara terjadi karena perbedaan geografi, social ekonomi, politik dan hokum,
budaya, bahasa, dan lainnya. Untuk mengatasi perbedaan perlakuan akuntansi di tiap
negara, ada beberapa usulan untuk mengatasinya :
a) Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan primer dan sekunder
b) Menganut single domicile reporting, yang artinya laporan keuangan disusun
menurut standar dari domisili perusahaan tersebut, atau
c) Laporan keuangan disusun menurut standar internasional
1.
3.
2012.
Menurut Jurnal Akuntan Indonesia (Juni, 2009):
1. PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) yang semula berlaku efektif untuk
periode pada satau setelah 1 Januari 2009 diubah menjadi 1 Januari 2010
2. PSAK 50 mengacu pada IAS 32 (revisi 2005), mengenai Instrumen keuangan:
penyajian dn pengungkapan
3. PSAK 55 mengacu pada IAS 39 (revisi 2005), mengenai Instrumen keuangan:
pengakuan dan pengukuran
2.
4.
IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS
dapat berbeda dengan IFRS lain, misalnya lease meggunakan risk and
rewardconcept dan pemutakhiran IFRS merupakan suatu keharusan
Perubahan textbook dari US GAAP kepada IFRS Bagaimana halnya
dengan Indonesia?Cara mana yang ditempuh dalam melakukan
konvergensi?
Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat
adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar
Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia
melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam
kesepakatan dengan negara-negara G-20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu,
konvergensi IFRS akan meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan
laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan
konvergensi IFRS). Konvergensi IFRS seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008,
namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen
bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk
mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat
suku bunga kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan
World Bank menganggap investasi Indonesia masih beresiko karena penyajian laporan
keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Di dunai internasional, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara- negara
Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hongkong,
Filipina dan Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80
negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global
menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.
Dalam konteks Indonesia, meskipun banyak pro dan kontra Konvergensi IFRS dengan
PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) merupakan hal yang sangat penting
untuk menjamin daya saing nasional. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari
GAAP, PSAK atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi
kompetensi wajib baru bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen,
regulator dan akuntan pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi
perubahan yang secara terus-menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar
global terhadap informasi keuangan? Bagaimana persiapan Indonesia menyambut IFRS
ini? Sejak tahun 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi antara
PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan tercapai pada 2012.
Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan kesiapan
untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas bisnis di
Indonesia. Tentunya implementasi IFRS ini akan membutuhkan biaya yang sangat besar,
energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh
lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa
depan.