Anda di halaman 1dari 5

Nama

NIM

: Dinawaya Widarasti
: 11/315743/EK/18539

STANDARISASI, HARMONISASI DAN KONVERGENSI IFRS Oleh : Natalia


Titiek Wiyani, S.Pd.
Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam
pembuatan laporan keuangan. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja
menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka
sendiri. Hal ini tentunya akan menjadi masalah bagi para pengguna karena akan
menyulitkan untuk memahami laporan keuangan yang ada. Setiap negara tentunya
mempunyai aturan akuntansi (standar) yang berbeda-beda. Perbedaan akuntansi tiap
negara akan menyulitkan bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis,
auditor, investor dan kreditor yang lingkup kerjanya melewati batas negara.

3.
4.

1.
2.
3.

Apa itu IFRS?


IFRS atau International Financial Reporting Standards and Practices diterbitkan dalam
bentuk buku yang memuat standar dan praktik internasional mengenai pelaporan
keuangan. IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang disusun oleh IASB
(International Accounting Standard Board). IASB dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Keuangan (IASC /International Accounting Standards Committee). IASC
merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi yang dikenal dengan
Standar Akuntansi Internasional (IAS/International Accounting Standards). Organisasi ini
memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, namun dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al,
2005).
IFRS diterbitkan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan
mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
1. Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi
berkualitas tinggi
2. Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Meningkatkan investasi Di Indonesia, saat ini menggunakan Prinsip-prinsip Akuntansi
Beberapa tahun yang lalu, sebelum akuntansi kita mengacu pada akuntansi Amerika,
Indonesia menerapkan sistem pembukuan Belanda yang dikenal dengan istilah tata buku
(book keeping). Dengan adanya standar yang berbeda-beda, maka dirasa perlu munculnya
akuntansi internasional yang diharapkan mampu mengatasi perbedaan akuntansi yang ada
di banyak negara.
Mengapa Akuntansi Internasional?
Ada beberapa alasan munculnya akuntansi internasional atau yang dikenal dengan IFRS :
Semakin luasnya jangkauan perusahaan multi nasional
Adanya investasi dari dan ke luar negeri
Fluktuasi keuangan yang menimbulkan perubahan kurs valas

4. Di dalam pasar modal USA yaitu NYSE (New York Stock Exchange), dimana terdapat
1.200 perusahaan asing yang terdaftar.
Apakah Akuntansi Internasional itu?
Menurut (Choi 2005) akuntansi internasional memiliki tiga pengertian yaitu:
1. Pertama, konsep parent foreign subsidiary accounting. Menganggap bahwa akuntansi
internasional hanya proses penyusunan laporan konsolidasi antara perusahaan induk
dan cabang yang berada di berbagai Negara
2. Kedua, konsep comparative/international accounting. Menekankan pada upaya
mempelajari perbedaan akuntansi di berbagai Negara
3. Ketiga,universal atau world accounting yang berarti kerangka/konsep teori dan prinsip
akuntansi yang berlaku di semua negara Akuntansi internasional mencakup semua
perbedaan prinsip, metode dan standar akuntansi semua negara. Perbedaan akuntansi
antar negara terjadi karena perbedaan geografi, social ekonomi, politik dan hokum,
budaya, bahasa, dan lainnya. Untuk mengatasi perbedaan perlakuan akuntansi di tiap
negara, ada beberapa usulan untuk mengatasinya :
a) Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan primer dan sekunder
b) Menganut single domicile reporting, yang artinya laporan keuangan disusun
menurut standar dari domisili perusahaan tersebut, atau
c) Laporan keuangan disusun menurut standar internasional

1.
3.

Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi


Standarisasi berbeda dengan harmonisasi (Choi, 2005). Standarisasi adalah penetapan
aturan yang kaku, sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar/aturan tunggal
dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar
negara, oleh karena itu sulit diimplementasikan secara internasional.
Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu untuk
semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan. Harmonisasi merupakan proses untuk
meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi
bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan daya banding informasi keuangan yang
berasal dari berbagai negara. Secara sederhana harmonisasi dapat diartikan bahwa suatu
negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara
tersebut hanya membuat standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan
standar akuntansi internasional.
Menurut Media Akuntansi Desember 2005, Harmonisasi akuntansi dimaksudkan agar
standar akuntansi yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar di setiap negara selaras
denga IAS (International Accounting Standards) yang ditetapkan oleh IASC. Tidak perlu
sama pengaturannya secara teknis, asalkan tidak saling bertentangan maka standar
akuntansi nasional dikatakan harmonis denga IAS. Pada tahun 1990-saat ini, di kalangan
profesi akuntan di dunia menggunakan istilah konvergensi. Harmonisasi akuntansi
mencakup:
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
Standar audit Adapun manfaat harmonisasi internasional adalah :

Secara umum semua laporan keuangan menggunakan bahasa Inggris sebagai


bahasa induk, karena bahasa Inggris digunakan di seluruh dunia
Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukup besar dalam perencanaan
biaya, biaya sistem dan pelatihan
Kerugian yang diperoleh dengan adanya harmonisasi adalah : perpajakan dan jaminan
sosial berpengaruh terhadap efisiensi nasional. Persetujuan akan sistem perpajakan akan
menjadi pendirian seperti sistem kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan
diperoleh dalam persaiangan antar negara.
Selanjutnya, bagaimana dengan GAAP global yang terharmonisasi? Tentu saja
mempunyai manfaat antara lain :
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal
2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih
beragam dan resiko keuangan berkurang
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi
dalam bidang merger dan akuisisi
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dan
mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi
Bagaimana Komentar atas Internasionalisasi Standar Akuntansi?
Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi
yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Hal ini juga dikatakan merupakan
sebuah taktik KAP-KAP besar yang menyediakan jasa akuntansi internasional untuk
memperluas pasarnya. Adopsi standar internasional akan menimbulkan standar yang
berlebihan dan dampaknya, perusahaan harus merespon tekanan nasional, politik, sosial
dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan
internasional yang rumit dan berbiaya besar. Pendapat lain mengatakan, pasar modal
internasional telah berkembang baik tanpa adanya GAAP global. Harmonisasi prinsip
akuntansi internasional tampaknya tidak akan terwujud, tidak ada pihak dominan, tidak
ada badan berwenang yang memiliki kemampuan menetapkan adopsi GAAP global.
Bagaimana dengan Konvergensi yang ditawarkan IASB?
IASB (International Accounting Standards Board) yang sebelumnya disebut IASC,
menginginkan agar standar akuntansi seluruh anggotanya konvergen dengan IFRS.
Alasan IASB memilih penerapan konvergensi bukan harmonisasi adalah, karena
pengaturan yang konvergen akan meningkatkan daya banding laporan keuangan seluruh
dunia serta tidak ada permasalahan time lags. Konvergensi standar akuntansi merupakan
istilah umum dalam IASB. Konvergensi standar akuntansi internasional dan nasional
mencakup penghapusan perbedaan secara bertahap yang mencari solusi terbaik atas
masalah- masalah akuntansi dan pelaporan. Apabila telah diterapkan konvergensi, maka
tidka ada lagi perbedaan-perbedaan akuntansi.
Konvergensi IFRS 2012
IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi IFRS atau
Indonesian GAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada tanggal 1 Januari

2012.
Menurut Jurnal Akuntan Indonesia (Juni, 2009):
1. PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) yang semula berlaku efektif untuk
periode pada satau setelah 1 Januari 2009 diubah menjadi 1 Januari 2010
2. PSAK 50 mengacu pada IAS 32 (revisi 2005), mengenai Instrumen keuangan:
penyajian dn pengungkapan
3. PSAK 55 mengacu pada IAS 39 (revisi 2005), mengenai Instrumen keuangan:
pengakuan dan pengukuran

2.
4.

Bagaimana IAI Menerapkan Konvergensi?


Menurut jurnal IAI 2009, banyak pihak yeng meragukan karena PSAK 50 dan 55 yang
ditetapkan tahun 2006, implementasinya masih diundur hingga 2010. Namun sebagai
perbandingan, IFRS setebal 2000-an halaman, 600-an halaman diantaranya membahas
IAS 32 dan 39. Artinya materi IAS 32 dan 39 (PSAK 50 dan 55) tidaklah sederhana. IAI
tetap berpegang pada keputusannya yaitu melakukan konvergensi IFRS.
Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: harmonisasi
(membuat standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat
standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari
IFRS). Apabila adopsi penuh IFRS dilakukan, maka laporan keuangan berdasarkan
PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan
IFRS.
Manfaat Adopsi penuh IFRS:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK (Standar
Akuntansi Keuangan) yang dikenal secara internasional
Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
global
Menciptakan efisiensi laporan keuangan Strategi adopsi ada dua cara, yaitu:
a) Big Bang Strategy, adopsi penuh dilakukan sekaligus tanpa masa transisi (strategi
ini biasanya digunakan oleh negara-negara maju dan sebagian kecil negara
berkembang seperti : Afrika Selatan)
b) Gradual Strategy, adopsi secara bertahap, dengan masa transisi Adapun arah
pengembangan PSAK:
Untuk PSAK yang sama dengan IFRS, maka dilakukan revisi PSAK dan
/atau diterbitkan PSAK yang baru
Untuk PSAK industry khusus, maka dihilangkan dan /atau diterbitkan
pedoman akuntansi
Untuk PSAK derivasi UU, maka dipertahankan
Untuk PSAK yang belum/tidak diatur dalam IFRS, amaka dikembangkan
Proses Konvergensi PSAK dengan IFRS akan berdampak pula terhadap
pendidikan yaitu:
- Perubahan mind stream dan rule based kepada principle based
- Banyak menggunakan professional judgment:pemahaman substansi
dan prinsip yang diatur serta integritas
- Banyak menggunakan fair value accounting :perubahan dari income
statement approach ke balance sheet approach

IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS
dapat berbeda dengan IFRS lain, misalnya lease meggunakan risk and
rewardconcept dan pemutakhiran IFRS merupakan suatu keharusan
Perubahan textbook dari US GAAP kepada IFRS Bagaimana halnya
dengan Indonesia?Cara mana yang ditempuh dalam melakukan
konvergensi?

Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat
adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar
Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia
melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam
kesepakatan dengan negara-negara G-20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu,
konvergensi IFRS akan meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan
laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen untuk melakukan
konvergensi IFRS). Konvergensi IFRS seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008,
namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen
bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk
mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat
suku bunga kredit untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan
World Bank menganggap investasi Indonesia masih beresiko karena penyajian laporan
keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Di dunai internasional, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara- negara
Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hongkong,
Filipina dan Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80
negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global
menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan.
Dalam konteks Indonesia, meskipun banyak pro dan kontra Konvergensi IFRS dengan
PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan) merupakan hal yang sangat penting
untuk menjamin daya saing nasional. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari
GAAP, PSAK atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi
kompetensi wajib baru bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen,
regulator dan akuntan pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi
perubahan yang secara terus-menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar
global terhadap informasi keuangan? Bagaimana persiapan Indonesia menyambut IFRS
ini? Sejak tahun 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi antara
PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan tercapai pada 2012.
Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan kesiapan
untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas bisnis di
Indonesia. Tentunya implementasi IFRS ini akan membutuhkan biaya yang sangat besar,
energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh
lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa
depan.

Anda mungkin juga menyukai