Anda di halaman 1dari 13

1

Harmonisasi Akuntansi
Internasional
Dosen Pengampu:
Adrian Hartanto Darma Sanputra, SE., MSA. “AKUNTANSI INTERNASIONAL”
2

Disusun Oleh Kelompok 1


Akuntansi Syariah 6E

1. Syaifa Istihfar Roh 3. Himatun Habibah


(12403173223) (12403173251
1. Moh. Habibi Ainun Najib 4. Winda Tripuji Utami
(12403173241) (12403173262)
A. Harmonisasi Akuntansi Internasional
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian)
praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-
praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika
dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang
berasal dari berbagai negara.

Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telas dimulai jauh sebelum
pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru
ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal dari luar pasar Negara
asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi
secara mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, dan oleh karenanya
lebih sukar untuk diimplementasikan secara internasional.sedangkan Harmonisasi
lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk
semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan
secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.
B. Keuntungan Harmonisasi Internasional
Pasar modal menjadi global dan modal Investor dapat membuat keputusan investasi
investasi dapat bergerak diseluruh dunia tanpa yang lebih baik, potofolio akan lebih beragam
hambatan. Standar pelaporan keuangan dan resiko keuangan berkurang.
berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akanmemperbaiki
efisiensi alokasi modal.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standar pat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
berkualitas tinggi.
proses pengambilan keputusan strategi dalam
bidang merger dan akuisisi.
internasional menghadapi ,asalah yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam
hal akuntansi, pengungkapan, dan audit. Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan
standarisasi seolah-olah keduanya memiliki arti yag sama.

Secara umum, standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit bahkan mungkin
penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak Kritik atas Standar
Internasional

Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang
terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditaktkan bahwa adopsi standar
internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap
susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningkat dan semakin dibuat
untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan pengakuan bersama dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi,perusahaan asing dapat menyusun laporan keungan dengan menggunakan
stamdar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antar ukuran-ukuran
akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di
negara dimana laporan keuangan dilaporkan,
2. Pengakuan bersama (imbal balik/resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan
keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
C. Organisasi Internasional Utama yang Mendorong
Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah mendorong pemain utama dalam penentuan standar
akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi internasional:

1. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)


2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Faderasi Internasional Akuntansi (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas
Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (Internasional Standars of
Accouting and Reporting-ISAR), bagian dari konferensi Perserikatan
Bangsa-bangsa dalam Perdangangan dan Pembangunan (United Nations
Conference on Trade and Development-UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)
D. Badan Standar Akuntansi Internasional

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun


1973 oleh organisasi akuntansi professional di sembilan negara. Tujuan IASB
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar


akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat
diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan,
dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan.
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut
yang ketat. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan
standar akuntansi internasional dan pelaporan keuangan internasional
kearah solusi berkualitas tinggi.
E. Harmonisasi Akuntansi Meksiko
Meksiko memiliki perekonomian pasar bebas. Perusahaan yang dimiliki atau dikendalikan pemerintah mendominasi
perminyakan dan saran umum, sedangkan perusahaan swasta mendominasi industry manufaktur, konstruksi, pertambangan,
hiburan dan jasa. Pemerintah juga melakukan privatisasi kepemilikannya dalam industry-industri yang tidak strategis.

Cirri penting lain akuntansi Meksiko adalah penggunaan akuntansi tingkat harga umum yang komprehensif sebagai dasar
pengukuran. Meksiko juga berkomitmen terhadap harmonisasi dengan IAS/IFRS. Meksiko semakin melihat tuntutan IASB
atas sejumlah masalah akuntansi, khususnya apabila tidak terdapat standar Meksiko yang membahasnya. Standar akuntansi
di Meksiko memperbolehkan perusahaan untuk menyesuaikan nilai persediaannya terhadap laju inflasi, dan kebanyakan
negara lain melarang hal tersebut. Untuk mencegah munculnya permasalahan-permasalahan yang diakibatkan adanya
perbedaan dalam standar akuntansi yang digunakan oleh berbagai negara. Dewan Komite Standar Akuntansi Internasional
(Board of IASC) yang didirikan pada tahun 1973 mengeluarkan standar akuntansi internasional (IAS). Keluarnya IAS
tersebut diikuti dengan beberapa intepretasi tentang IAS dalam bentuk SIC (Standing Intepretation Committee).
Perkembangan selanjutnya dalah IASC membentuk IASC Foundation.
E. Harmonisasi IFRS di Indonesia

Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat diberlakukan
secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi
internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan,
mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dnegan pelanggan, supplier,
investor, dan kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antara lain nasionalisme dan
budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan kepentingan
antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses
harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prisip akuntansi.
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi internasional untuk memudahkan
perusahaan asing yang akan menjual saham dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian
untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah, karena memerlukan
pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun
sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas dasar standar
internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk
perusahaan public. Hal ini dikarenakan perusahaan public merupakan perusahaan yang
melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga secara internasional. Jika terjadi jual
beli saham di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar
akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan.

Ada beberapa pilihanuntuk melakukan adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau
harmonisasi. Harmonisasi adalah kita yang menentukan mana saja yang haru di adopsi
sesuai dengan kebutuhan. Contohnya adalah PSAK no. 24, itu mengadopsi sepenuhnya
IAS nomor 19
Standar berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit. Bapepam
telah memberikan sinyal kepada semua perusahaa go public tentang kerugian
apa yang akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi. Dalam
pernyataan Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan
pasar modal yang masuk ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang
listing di bursa efek Negara lain. Perusahaan asing akan kesulitan untuk
menerjemahkan laporan keuangannya dulu sesuai stadarnasional kita,
sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing di Neegara lain juga cukup
kesulitan untuk membandingkan laporan keuangan sesuai standar di Negara
tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan aliran modal
akan berkurang dan tidak mengglobal’
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai