Anda di halaman 1dari 26

KONVERGENSI PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

(Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional)

Kelompok 3 :

1. Sri Rahayu (11190560198)


2. Aulia Setiawan (11190560205)
3. Magdalena artha (11217600008)
4. Raden Rara adinda (11190560162)
5. Dyah Ayu Putri N (11217600015)
6. Abdul Rifai (11217600009)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI)

Tahun 2021/2022
Kerangka Pembahasan :

1. Definisi Konvergensi
2. Konvergensi dalam Akuntansi Internasional
A. Manfaat Konvergensi Internasional
B. Kritik Terhadap Standar Internasional
C. Hambatan-hambatan dalam Konvergensi Standar Akuntansi Internasional
D. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
E. Evaluasi
3. Standar Akuntansi Internasional
4. Konvergensi Standar Akuntansi Internasional di Beberapa Negara
5. Ikhtisar Organisasi Besar Internasional yang Mendukung Konvergensi Akuntansi
A. Internasional Accounting Standards Board (IASB)
B. Commision of the European Union (EU)
C. International Organization Securities Commisions (IOSCO)
D. International Federation of Accountants (IFAC)
E. United Nations Intergovernmental Working Group of Express on Standard of
Accounting and Reporting (ISAR), bagian dari United Nations Conference on
Trade and Development (UNCTAD)
F. Organization for Economic Cooperation and Development Working Group on
Accounting Standards (OBCD Working Group)

6. Kesimpulan
Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis
tersebut disusun berdasarkan standar akuntansi yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk
laporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar akuntansi yang
berlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan keuangan. Kondisi ini tentu
dapat dipahami karena dalam proses penyusunan standar akuntansi di suatu negara tidak
terlepas dari pengaruh faktor-faktor lokal suatu negara. Hal ini yang menyebabkan standar dan
praktik akuntansi di tiap-tiap negara terdapat perbedaan. Seiring dengan era globalisasi yang
dimotori oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mengubah dunia internasional
menjadi sebuah global village/borderless, sejak saat inilah masalah perbedaan standar akuntansi
mulai timbul.

1. Definisi Konvergensi
Konvergensi berasal dari kata konvergen yang berarti keadaan menuju satu titik. Konvergensi
juga dapat diartikan sebagai harmonisasi. Yang kemudian dalam konteks akuntansi,
konvergensi dianggap sebagai sesuatu proses peningkatan kesesuaian praktik akuntansi
dengan menetapkan batas tingkat keberagaman (Baskerville, 2010). Istilah konvergensi
sekarang lebih umum untuk digunakan dibandingkan dengan istilah harmonisasi. Harmonisasi
lebih bersifat fleksibel dan terbuka sehingga sangat memungkinkan adanya perbedaan antara
standar yang dianut oleh suatu negara dengan standar internasional. Sementara konvergensi
dalam standar dan dalam konteks standar internasional berarti ditujukan hanya akan ada satu
standar. Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut secara perlahan sehingga
tidak ada lagi perbedaan antara standar suatu negara dengan standar internasional.
2. Konvergensi dalam Akuntansi Internasional
Konvergensi dalam International Financial Reporting Standar berarti penggabungan
atau mengintegrasikan standar akuntansi yang ada di setiap negara untuk digunakan dan
diarahkan ke dalam suatu titik tujuan yaitu IFRS. Upaya untuk mengharmonisasikan
akuntansi di seluruh dunia dimulai sebelum adanya IASC pada tahun 1973. Upaya
harmonisasi melibatkan penyusun standar akuntansi, regulator pada pasar sekuritas, bursa
efek, dan mereka yang menyiapkan atau menggunakan pernyataan. Standar yang
diharmonisasikan kompatibel, artinya tidak mengandung konflik.
Istilah konvergensi dikaitkan dengan International Accounting Standards Board (IASB).
Seperti yang diprediksikan atau yang diharapkan oleh IASB, konvergensi dari standar
akuntansi internasional dan nasional melibatkan penghapusan bertahap dari perbedaan
melalui upaya kerjasama IASB, pembuat standar nasional, dan kelompok lain mencari solusi
terbaik untuk masalah akuntansi dan pelaporan. Dengan demikian, gagasan dibalik
harmonisasi dan konvergensi sangat selaras. Namun, harmonisasi umumnya dilakukan
dengan merujuk pada upaya penghapusan perbedaan diantara standar akuntansi yang ada,
selain itu konvergensi juga dapat diartikan sebagai keterlibatan antara standar yang baru
dengan perlakuan standar akuntansi saat ini. Konvergensi Akuntansi mencakup beberapa hal
berikut :
a Standar akuntansi (yang berhubungan dengan pengukuran dan pengungkapan).
b Pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan public sehubungan dengan
penawaran efek dan pencatatan bursa.
c Standar audit

Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional ditujukan
hanya akan ada satu standar. Jadi, standar akuntansi nasional dikatakan tidak harmonis
dengan IAS dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, apabila standar tersebut belum
mengatur suatu perlakukan akuntansi, padahal perlakukan akuntansi tersebut sudah diatur
dalam IAS. Atau kedua, standar tersebut sudah mengatur tetapi pengaturannya
bertentangan dengan IAS.

Lantas bagaimana dengan program "konvergensi" yang ditawarkan IASB (sebelumnya


IASC) saat ini? IASB menginginkan seluruh negara anggotanya agar standar akuntansi
yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar nasional konvergen dengan IFRS. Definisi
"convergence" yang diinginkan IASB adalah "the same word by word in English". Jadi,
idealnya langsung menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengaturan.

A. Manfaat Konvergensi Internasional


Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang
telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surat kabar terkini
mengusulkan adanya “global GAAP- Generally Accepted Accounting Principles
(prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang keuntungannya antara lain :
1) Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di
seluruh dunia tanpa hambatan. Standar laporan keuangan berkualitas
tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia dapat
meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Selain itu, program
konvergensi juga bermanfaat untuk mengurangi biaya modal (cost of
capital), meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban
penyusunan laporan keuangan (IAI, 2008)
2) Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik
dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko
keuangan dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan di pasar global
akan lebih terjaga.
3) Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam
mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
4) Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditransfer tanpa
batasan keseluruh dunia.
5) Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional
dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan
kualitas terbaik.

Sebagian argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan anak


meningkatkan efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.

Nicolaisen (2005) menyatakan bahwa kunci kekuatan yang menguntungkan dari


standar akuntansi yang berlaku secara global adalah ekspansi lanjutan yang kuat dari
pasar modal lintas batas nasional dan keinginan negara-negara untuk mencapai pasar
modal yang kuat, untuk pertumbuhan ekonomi. Dimana sebuah pasar modal
berkembang membutuhkan tingkat pemahaman dan kepercayaan investor yang tinggi.
Konvergen dengan atau memeluk suatu set standar akuntansi umum kualitas tinggi
sangat memberikan kontribusi terhadap pemahaman dan kepercayaan investor. Tanpa
standar umum, investor global membutuhkan waktu dan usaha untuk memahami dan
mengubah laporan keuangan agar mereka percaya diri dalam melihat peluang.
Standar akuntansi juga dapat menurunkan biaya untuk emiten.

B. Kritik Terhadap Standar Internasional

Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai


kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak
mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu
sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu
sosial, telah memiliki fleksibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan
salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan
dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang,
tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat
bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak
dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.

Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan


menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap
susunan tekanan nasional, politik, sosial, dan ekonomi yang semakin meningkat dan
semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit
dan berbiaya besar. Proses menjadikan standar akuntansi menjadi suatu standar
internasional juga menimbulkan kritik. Kritik tersebut antara lain :

1) Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional terlalu sederhana


untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras bahwa
kemampuan untuk beradaptasi terhadap situasi-situasi yang sangat
berbeda merupakan nilai terpenting dari akuntansi. Para kritikus ragu jika
standar internasional dapat cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan latar belakang, tradisi dan lingkungan ekonomi disetiap negara.
2) Anggapan bahwa ketika institusi keuangan internasional dan pasar
internasional bersikeras menggunakan standar internasional, hanya firma-
firma akuntansi internasional luaslah yang akan mampu memenuhi
tuntutannya.
3) Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar internasional akan
menciptakan ‘standar overload’. Perusahaan harus merespon terhadap
susunan tekanan nasional, politik, sosial, dan ekonomi yang semakin
meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan
internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
4) Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk
perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak
terdaftar akuntabilitas publik.Standar ditulis untuk memenuhi kebutuhan
pengguna di pasar modal dunia adalah perusahaan. Dalam perusahaan
tersebut, maka seringkali tidak ada pemisahan antara kepemilikan dan
manajemen dan saham jarang berpindah tangan, mungkin hanya pada suksesi
dalam bisnis keluarga.
C. Hambatan-hambatan dalam Konvergensi Standar Akuntansi Internasional
1) Penerjemahan Standar Internasional
IFRS diterbitkan dalam bahasa Inggris. Untuk memudahkan pemahaman
pengguna standar maka IFRS perlu diterjemahkan dalam bahasa masing- masing
negara. Hal inilah yang menjadi masalah utama dalam adopsi dan penerapan IFRS.
Permasalahan ini timbul karena para penerjemah mengalami kesulitan dalam
memahami arti sebenarnya istilah-istilah dalam teks bahasa Inggris tersebut.
Secara lebih detail, kesulitan dalam penerjemahan itu meliputi empat hal.
Pertama, penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang. Kedua,
ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah. Ketiga, penggunaan istilah sebagai
sarana untuk menerangkan konsep yang berbeda. Dan terakhir, penggunaan istilah
yang tidak terdapat padanannya dalam terjemahan. Sebagai contoh, penggunaan kata
"shall" dan "should" dalam IFRS.
2) Ketidaksesuaian antara Standar Internasional dan Hukum Nasional
Di beberapa negara, standar akuntansi termasuk sebagai bagian dari hukum
nasional sehingga standar akuntansi ditulis dalam bahasa hukum yang
memungkinkan hal ini mengharuskan adanya penyesuaian untuk hal tersebut oleh
dewan standar akuntansi masing-masing negara.
Kedua, ada transaksi-transaksi yang diatur oleh hukum nasional berbeda
dengan yang diatur oleh standar akuntansi internasional. Sebagai contoh,
transaksi ekuitas bagi perusahaan di Indonesia. Transaksi ini tergantung dari jenis
suatu perusahaan. Apakah berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, atau yang
lain. Oleh karena hukum nasional mengakui berbagai bentuk perusahaan maka
standar akuntansi ekuitas harus mencakup berbagai bentuk perusahaan tersebut
3) Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
Masalah selanjutnya adalah adanya kekhawatiran bahwa standar internasional
akan menjadi semakin tebal, semakin komplek, dan rule-based approach.
Kekhawatiran timbul, jangan-jangan standar akuntansi akan mengatur secara detail
setiap transaksi sehingga penyusunan laporan keuangan harus mengikuti secara detail
langkah-langkah pencatatan suatu transaksi tersebut.
4) Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional
Standar akuntansi internasional perlu dipahami secara jelas sebelum
diterapkan. Hal ini tentu membutuhkan cukup waktu bagi penyusunan laporan
keuangan untuk memahami standar akuntansi. Apabila suatu standar akuntansi sering
berubah-ubah maka sangat susah bagi laporan keuangan, auditor, dan pengguna
laporan keuangan untuk memahami standar tersebut, apalagi menerapkannya. Selain
itu suatu standar akuntansi yang kompleks akan menyulitkan pengguna standar untuk
memahaminya.
5) Kurangnya Buku Pembelajaran yang Berbasis IFRS
Kesulitan dalam menerapkan IFRS sedikit banyak juga dipengaruhi dari dasar
pengembangan IFRS yang menggunakan “principle based” bukan “rule based”.
Sehingga IFRS tidak mengatur secara terperinci yang dikhawatirkan adanya
penyimpangan. Tetapi di sisi lain, keuntungan “principle based” salah satunya
adalah membuat aturannya menjadi cukup fleksibel sehingga dapat diterima dan
diterapkan di seluruh negara anggotanya.
Namun demikian, fleksibilitas dalan penerapan IFRS tidak boleh sampai
ditafsirkan menyimpang dari yang seharusnya. Maka dari itu beberapa IFRS
dilengkapi dengan berbagai lampiran. MisaInya, application guidance,
implementation guidance, ilustrasi, glossary, dan bahkan basis for conclusion.
Kecuali application guidance, yang lain bersifat tidak mengikat dan merupakan
pelengkap untuk pemahaman

Menurut Daeli (2009) ada beberapa nilai utama yang menjadi hambatan standarisasi
akuntansi internasional yaitu:

1) Perbedaan latar belakang nasional dan tradisi


2) Perbedaan kebutuhan dari berbagai lingkungan ekonomi
3) Tantangan standarisasi terhadap kedaulatan nasional
4) Penyusunan standar akuntansi internasional.
5) Pada dasarnya merupakan cara perusahaan-perusahaan jasa akuntansi
profesional internasional besar untuk mempertinggi potensi pendapatan
mereka. Dengan tuntutan aplikasi standar internasional maka hanya
perusahaan akuntansi internasional besarlah yang mampu memenuhi
permintaan ini
6) Standarisasi internasional menciptakan banyak standar yang kompleks dan
mahal
7) Perusahaan nasional harus menanggapi tekanan-tekanan nasional,
sosial,politik dan ekonomi yang terus meningkat, sehingga sulit menyesuaikan
diri dengan kewajiban-kewajiban internasional tersebut.
8) Banyak grup nasional yang memiliki kepentingan tetap dalam
mempertahankan standar dan praktek mereka sendiri yang telah terbentuk
dari perspektif dan sejarah yang sangat berbeda.
9) Tidak ada badan otoriter yang memiliki kemampuan untuk memerintahkan
penerapan GAAP global.

GAAP global tidak mungkin tercapai karena adanya hambatan kelembagaan dalam proses
penyusunan standar dan tidak adanya kebutuhan yang nyata untuk memacu pertumbuhan
pasar modal internasional yang kuat.

D. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama


Pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas.
1) Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting seperti laba bersih dan
ekuitas pemegang saham di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan
dilaporkan.

2) Pengakuan bersama
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima
laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara
asal.
E. Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan
penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah
kebenaran. Namun demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan
harmonisasi internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu
luas sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau
bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi
Standar Pelaporan Keuangan Internasional Internasional Financial Reporting
Standards-IFRS. Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan,
menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS.
Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam
akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal dan
produk semakin internasional.

3. Standar Akuntansi Internasional


Standar pelaporan Keuangan Internasional adalah standar dasar, pengertian dan kerangka
kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards Board – IASB). Standar akuntansi internasional adalah IFRS (International
Financial Reporting Standards). IFRS merupakan kumpulan standar akuntansi internasional
yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan yang
diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) yang menjadi standar
global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik. Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi dunia
yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional
(IFAC).
International Financial Reporting Standard mencakup :
a International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan
setelah tahun 2001
b International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum
tahun 2001
c Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting
Interpretations Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 2001

4. Konvergensi Standar Akuntansi Internasional di Beberapa Negara


Konvergensi standar akuntansi internasional telah menjadi agenda internasional. Negara-
negara di Eropa seperti Prancis, Inggris, Belanda, Jerman bahkan Uni Eropa telah
mewajibkan IFRS di implementasikan pada perusahaan- perusahanan yang listing di bursa
efek mulai 1 Januari 2005, tak mau ketinggalan Australia pun mulai menerapkan IFRS pada
tangal 1 Januari 2005 lalu (Choi dan Meek: 2008: 216-219). Data dari International
Accounting Standard Board (IASB) menunjukkan saat ini terdapat 102 negara yang telah
menerapkan IFRS dengan berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23
negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan penggunaan
IFRS untuk seluruh perusahaan domestik, dan empat negara mewajibkan penggunaan IFRS
untuk perusahaan domestik tertentu. Amerika Serikat awalnya dengan keras menolak
pemberlakuan standar akuntansi baru IFRS, namun ada tekanan yang luar biasa dari Uni
Eropa. Perusahaan multinasional yang berasal dari Amerika Serikat tidak akan diizinkan
memasuki pasar Eropa jika tidak menggunakan IFRS dalam laporan keuangannya. Hal ini
menyebabkan Amerika Serikat melunak, dan melakukan peninjauan terhadap IFRS. Setelah
masa penolakan, pada November 2006 Amerika Serikat akhirnya mengumumkan akan
melakukan konvergensi IFRS pada 2009 dan adopsi penuh IFRS pada 2011. Sebagaimana
Amerika Serikat, Jepang awalnya menolak pemberlakuan IFRS. Namun, karena dipengaruhi
oleh arah pergerakan global menuju pemberlakuan IFRS, tekanan Uni Eropa dan pengaruh
kuat dari Amerika Serikat, Jepang akhirnya menetapkan konvergensi IFRS pada 2009 dan
adopsi penuh IFRS pada 2012 (Hiramatsu, 2009). Namun untuk negara-negara di Asia,
konvergensi terhadap IFRS dilakukan dengan tingkat yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan
dengan kesiapan negara masing-masing (Media Akuntansi, 2005 b).
Berikut disampaikan konvergesi IFRS di negara-negara Asia.
a Malaysia
Mulai 1 Januari 2005, standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Malaysian Accounting
Standards Board (MASB) akan berubah dari Financial Reporting Foundation (FRF)
menjadi Financial Reporting Standards (FRS). Perubahan nama tersebut merupakan
langkah awal untuk menyejajarkan stándar akuntansi Malaysia dengan IFRS yang
selanjutnya MASB akan aktif dalam penyusunan stándar akuntansi internasional
(Media Akuntansi, 2005b)
b Singapura
Penggunaan International Accounting Standards (IAS) tidak menjadi masalah bagi
Singapura. Regulator negara. singa ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk
mengikuti Singapore Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003. Singapore
FRS `sendiri diadopsi dari IAS. Oleh karena itu, Council on Corporate Disclosure and
Governance (CCDG) atau Dewan Standar Singapura mengatakan bahwa FRS tidak
berbeda jauh dengan IAS dan International Financial Reporting Standards (IFRS)
yang dikeluarkan oleh IASB. Singapore FRS diberi penomoran sesuai dengan
penomoran IAS. IAS No.1 misalnya, diadopsi menjadi Singapore FRS No. 1.
Sedangkan untuk FRS yang diadopsi dari IFRS diberi penomoran dengan awalan
100. Sebagai contoh, IFRS nomor 1 menjadi Singapore FRS No. 101. Demikian juga
dengan interpretasi SAK. CCDG memberlakukan interpretasi yang dibuat the
Standing Interpretations Committee (SIC). Secara efektif berlaku mulai 1 Februari
2003 sebagai interprestasi Singapore FRS (INTFRS). Penomoran INTFRS pun
mengikuti penomoran SIC. Sampai dengan April 2005, Singapura telah mengadopsi
semua SAK yang dikeluarkan IASB, kecuali IAS N0,40 tentang Investment Property.
IAS ini telah direvisi oleh IASB dan efektif mulai 1 Januari 2005. Namun, CCDG
menangguhkan pemberlakuan IAS ini sehingga di Singapura berlaku efektif untuk
laporan keuangan mulai tanggal 1 Januari 2007.
c Jepang
Jepang bisa dikatakan sebagai negara paling maju di Asia. Perusahaan- perusahaan
Jepang banyak beroperasi di berbagai negara dunia. Laporan keuangan sebagai salah
satu bentuk pertanggungjawaban tentu sangat penting bagi pemegang saham. Jepang
memiliki standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi internasional, dan
untuk melakukan konvergensi, Jepang bekerjasama dengan IASB. Pada tanggal 21
Januari 2005, the Accounting Standards Board of Japan (ASBJ) membuat proyek
bersama dengan IASB untuk mengurangi perbedaan- perbedaan antara standar
akuntansi Jepang dan IFRS. Tahap pertama proyek ini merupakan langkah awal
menuju tujuan akhir dalam konvergensi standar internasional. Perjanjian ini
merupakan lanjutan dari perjanjian yang dibuat sebelumnya, tanggal 12 Oktober
2004. Dalam perjanjian ini, paling tidak menyepakati lima hal. Pertama, ASB akan
mengidentifikasi dan menilai perbedaan-perbedaan yang ada pada SAK berdasarkan
kerangka dasar atau filosofi dasar masing-masing pihak. Kedua, ASBJ dan IASB
akan mengambil tindakan sesuai dengan kerangka dasar masing-masing pihak.
Ketiga, ASBJ dan IASB akan mempertimbangkan due process masing- masing pihak
dalam membuat perjanjian. Keempat, ASBJ akan melakukan studi untuk memperoleh
gambaran secara menyeluruh mengenai perbedaan- perbedaan utama antara standar
akuntansi Jepang dengan IFRS. Perbedaan- perbedaan tersebut selanjutnya akan
diidentifikasikan untuk didiskusikan. Dan terakhir ASBJ dan IASB akan melakukan
pendekatan parsial untuk mereview perbedaan-perbedaan dalam masing-masing
standar.
d Hong Kong
Berdasarkan masukan yang didapat dari masyarakat, mulai 1 Januari 2005, Hong
Kong akan melakukan konvergensi dengan standar akuntansi internasional. Ini berarti
bahwa mulai tanggal tersebut, perusahaan di Hong Kong harus menerapkan standar
internasional dalam penyusunan laporan keuangan nya. Perubahan menuju standar
akuntansi internasional ini diharapkan tidak banyak menimbulkan kendala. Beberapa
kendala yang muncul diantaranya adalah penerapan Hong Kong Accounting Standard
(HKAS) No. 40 tentang Investment Property. HKAS No. 40 ini diadopsi dari IAS No.
40 tentang Investment Property. Standar ini meminta agar laba atau rugi atas
penilaian sebagian property disajikan sebagai bagian dari Laporan Laba Rugi.

Dengan kata lain tingkatan pengadopsian tiap-tiap negara terhadap IFRS dibedakan menjadi
lima tingkat, yaitu:

a Full Adoption
Pada tingkatan ini, suatu negara mengadopsi seluruh produk IFRS dan
menerjemahkannya word by word
b Adapted
Adapted yaitu suatu negara yang mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan
kondisi di suatu negara.
c Piecemeal
Piecemeal yaitu suatu negara yang hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS,
yaitu nomor standar tertentu, dan memilih paragraf tertentu saja
d Referenced
Referensi yaitu suatu negara yang memakai standar yang diterapkan hanya
mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri
oleh badan pembuat standar.
e Not Adoption at all
Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
5. Ikhtisar Organisasi Besar Internasional yang Mendukung Konvergensi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain kunci dalam menetapkan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
a International Accounting Standards Board (IASB)
b Commission of the European Union (EU)
c International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
d International Federation of Accountants (IFAC)
e United Nations Intergovernmental Working Group of Experts on International
Standards of Accounting and Reporting (ISAR), part of United Nations Conference
on Trade and Development (UNCTAD)
f Organization for Economic Cooperation and Development Working Group on
Accounting Standards (OECD) Working Group

IASB mewakili kepentingan dan organisasi sektor swasta. Komisi, disebut sebagai
Komisi Eropa (EC), Kelompok Kerja OECD, dan ISAR adalah entitas politik yang
memperoleh kekuasaannya dari perjanjian internasional. Kegiatan utama IFAC termasuk
mengeluarkan bimbingan teknis dan profesional dan promosi adopsi pernyataan IFAC dan
IASB. IOSCO mempromosikan standar tinggi peraturan, termasuk standar akuntansi dan
pengungkapan yang selaras untuk lintas peningkatan modal perbatasan dan perdagangan.

Yang juga penting adalah World Federation of Exchanges (WFE), organisasi


perdagangan untuk sekuritas yang diatur dan pasar derivatif di seluruh dunia. WFE
mempromosikan pengembangan bisnis profesional pasar keuangan. Salah satu tujuan WFE
adalah untuk menetapkan standar yang selaras untuk proses bisnis (termasuk pelaporan
keuangan dan pengungkapan) dalam perdagangan lintas batas sekuritas, termasuk penawaran
umum lintas batas.

Banyak organisasi akuntansi regional (misalnya, Federasi ASEAN Akuntan, Federasi


Akuntan Nordik) berpartisipasi dalam standar lintas negara pengaturan di wilayah masing-
masing. Fédération des Experts Comptables Europeens (FEE: Federation of European
Accountants) mewakili akuntansi nasional tubuh di Eropa. Organisasi regional lainnya
termasuk Fédération des Bourses Européennes (FESE: Federasi Bursa Efek Eropa) dan
Komite European Securities Regulators (CESR), yang terdiri dari regulator pasar sekuritas
dari negara-negara anggota UE.

A. INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS BOARD (IASB)


Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB), sebelumnya IASC adalah badan
penetapan standar independent untuk sektor pribadi yang didirikan pada tahun 1973
oleh akuntansi profesional organisasi di sembilan negara dan direstrukturisasi pada
tahun 2001. Tujuan IASB adalah:
1) Untuk mengembangkan, demi kepentingan umum, seperangkat standar akuntansi
yang yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan tidak sulit untuk dilaksanakan,
yang menuntut informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan sebanding
dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu
peserta di pasar modal dunia dan pengguna lain dalam membuat keputusan
ekonomi.
2) Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang
dibuat.
3) Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan
perkembangan ekonomi guna memenuhi dari tujuan nomer 1 dan 2
4) Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta
standar akuntansi internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional

Struktur IASB Baru

Badan pengutus IASC membentuk Panitia Kerja Strategi atau Strategy Working
Party (SWP) untuk mempertimbangkan bagaimana seharusnya strategi dan struktur
IASC setelah lengkapnya program kerja standar inti. Hingga pada akhirnya IASB
yang telah direstrukturisasi bertemu untuk pertama kalinya pada tahun 2001,
Kepengurusan IASB setelah diubah yaitu antara lain menjadi :

1) Dewan Pengawas, IASB memiliki 22 wali: enam dari Amerika Utara, enam dari
Eropa, enam dari wilayah Asia/Oseania, dan empat dari wilayah mana pun
(“tergantung penetapan keseimbangan geografis keseluruhan").14 Para pengawas
menunjuk anggota dewan, Komite Interpretasi Pelaporan Keuangan
Internasional, dan IFRS Dewan Penasehat standar. Para pengawas bertanggung
jawab untuk mengumpulkan dana, dan mengawasi dan meninjau prioritas dan
operasi IASB.
2) Badan Pengurus IASB, Badan yang membangun dan meningkatkan standar
pelaporan dan akuntansi keuangan dalam berbisnis. Badan ini bertanggung jawab
penuh akan hal-hal teknis IASB termasuk penyusunan dan penerbitan Standar
akuntansi internasional, Standar Laporan Keuangan Internasional, serta exposure
draft dan pemberian persetujuan akhir interpretasi oleh Komite Interpretasi
Laporan Keuangan Internasional dan menyetujui agenda teknis dan
pelaksanaannya . Badan ini menjaga hubungan dengan para pembuat standar di
negara-negara badan resmi lainnya yang mengurusi pembuatan standar dengan
tujuan agar konvergensi standar akuntansi di setiap negara dan internasional
dapat dilakukan .
3) Dewan penasihat Standar, anggota ini ditunjuk oleh pengawas dimana memiliki
tanggung jawab adalah memberikan nasihat pada badan pengurus mengenai
gambaran kepengurusan dan individu yang ada dalam dewan ini, dalam kegiatan-
kegiatan pembuatan standar utama dan memberikan nasihat lainnya kepada badan
pengurus dan pengawas.
4) International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC),
bertanggung jawab dalam menginterpretasikan penggunaan standar akuntansi
internasional dan standar laporan keuangan internasional dan memberikan arahan
mengenai perihal dalam pelaporan yang tidak secara spesifik dibahas IAS dan
IFRS dan masih dalam konteks kerangka kerja IASB.

Untuk setiap standar, IASB biasanya menerbitkan naskah diskusi yang berisi
persyaratan-persyaratan yang mungkin diajukan dalam pembuatan standar, serta
berisi argumen-argumen yang mendukung dan menentang setiap standar. Lalu badan
pengurus menerbitkan exposure draft untuk dikomentari public, kemudian badan
pengurus mempelajari argumen-argumen yang diberikan dalam proses pemberian
komentar sebelum akhirnya memutuskan format akhir standar tersebut.

Pengakuan dan Dukungan dari IASB

Standar Pelaporan Keuangan Internasional atau IFRS sekarang diterima secara luas di
seluruh dunia.

1) digunakan oleh banyak negara sebagai dasar untuk persyaratan akuntansi


nasional atau diadopsi seluruhnya;
2) diterima oleh banyak bursa saham dan regulator yang mengizinkan perusahaan
asing atau domestik untuk mengajukan laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan SAK; dan
3) diakui oleh EC dan badan supranasional lainnya.

Pada tahun 1995, Komisi Eropa didukung IFRS. Alih-alih mengubah arahan yang
ada, Komisi Eropa memutuskan bahwa UE harus dikaitkan dengan upaya
IASC/IASB dan IOSCO menuju internasional yang lebih luas harmonisasi standar
akuntansi. Perusahaan UE yang terdaftar di saham yang diakui bursa sekarang
menggunakan IFRS dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasi.

Sebagai contoh dari banyak nya pengakuan dan dukungan dari negara-negara
lain atas IASB dan standar IFRS yaitu tahun 2004 Badan standar akuntansi Australia
mengadopsi IFRS sebagai standar akuntansi Australia. Tahun 2005, Cina dan Jepang
menggabungkan standar akuntansi masing-masing dengan IFRS, lalu masih pada
tahun 2005 badan standar akuntansi Kanada memberi usul mengganti standar
akuntansi Kanada dengan IFRS tahun 2011. Serta para penyusun standar dari negara-
negara lain seperti Australia/Selandia Baru, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Inggris,
dan AS menjadi rekanan IASB dalam penentuan standar mereka.

Respons US Securities And Exchange Commission terhadap IFRS

SEC memberikan dukungan bagi niat IASB untuk mengembangkan standar


akuntansi yang dapat digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam
pelaporan keuangan lintas batas. Namun SEC menyatakan bahwa tiga syarat harus
dipenuhi agar IASB dapat diterima , yaitu :

1) Standar tersebut harus berisi susunan inti yang terdiri atas prinsip-prinsip
akuntansi yang menyeluruh dan dapat diterima secara luas
2) Standar tersebut harus berkualitas tinggi dan standar tersebut harus dapat
menunjukkan komparabilitas dan transparansi, dan standar tersebut harus tersedia
untuk pengungkapan penuh
3) Standar tersebut harus ditetapkan dan diinterpretasikan secara teliti.

Kemudian, pejabat senior SEC menunjukkan bahwa jika IASB dan FASB
membuat kemajuan yang cukup dalam menyatukan standar mereka, dan jika
kemajuan yang cukup telah dibuat dalam menciptakan infrastruktur untuk
menginterpretasikan dan menegakkan standar akuntansi, SEC akan
mempertimbangkan untuk mengizinkan pendaftar asing untuk mengajukan di
Amerika Serikat menggunakan IFRS tanpa rekonsiliasi dengan US GAAP.

B. UNI EROPA
Uni Eropa didirikan dengan tujuan untuk menyelaraskan sistem hukum dan sistem
ekonomi negara-negara anggotanya. Uni eropa kini beranggotakan negara yaitu:
(Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Cyprus, Denmark , Estonia, Finlandia, Hongaria,
Inggris, Irlandia, Italia, jerman, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Prancis,
Polandia, Portugis, Republik Ceko, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol,
Swedia,dan Yunani).
Hal ini berbeda dengan IASB yang tidak memiliki wewenang untuk
mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi eropa atau EC adalah yang
merupakan badan pengatur Uni Eropa yang memiliki kekuasaan penuh untuk
menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh negara yang menjadi anggota. Sehingga
satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan
Eropa,Untuk mencapai cita-citanya Uni eropa telah memperkenalkan instruksi dan
melaksanakan Prakarsa besar untuk :
1) Meningkatkan modal untuk basis Uni Eropa
2) Menetapkan kerangka hukum Bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif
3) Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang
terdaftar.

Komite eropa untuk kemudian langsung Menyusun program besar penyelarasan


hukum perusahaan segera setelah komite ini dibentuk. Pedoman Komite Eropa kini
menaungi seluruh aspek hukum perusahaan. Sebagian pedoman memiliki hubungan
langsung dengan akuntansi .

C. International Organization of Securities Commisions (IOSCO)


International Organization of Securities Commissions (IOSCO) terdiri atas
regulator sekuritas yang berasal dari 100 negara. IOSCO bertujuan untuk:
1) Bekerja sama bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat
memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik
2) Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan
perkembangan pasar domestik
3) Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang
tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara
4) Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-
standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran

Secara bersama, anggota IOSCO bertanggung jawab mengatur lebih dari 90%
pasar sekuritas global. IOSCO telah bekerja secara ekstensif terhadap pengungkapan
dan standar akuntansi internasional untuk memfasilitasi kemampuan setiap
perusahaan dalam meningkatkan modal secara efisien di pasar sekuritas dunia.

Komite teknis IOSCO memusatkan perhatian pada pengungkapan dan akuntansi


multinasional. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi proses di mana penerbit efek
kelas dunia dapat menambah modal dengan cara yang paling efektif dan efisien di
semua pasar modal dimana tuntutan investor dapat terjawab. IOSCO bekerja sama
dengan IASB, salah satu kegiatannya adalah menyediakan input terhadap proyek
IASB. IOSCO telah mengesahkan IFRS untuk penawaran sekuritas lintas batas.
Laporan tersebut menyarankan bahwa ‘regulator dapat diminta, selama sesuai dengan
mandat hukum dan tujuan perlindungan investor, untuk memfasilitasi penggunaan
pembukaan dokumen, baik dengan penyelarasan standar, resiprok, atau sebaliknya.
Ringkasan Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan
Pendataan Awal oleh Penerbit Efek Asing
1) Identitas Direksi, Pengurus Senior, dan Penasihat serta Laporan
Pertanggungjawaban
Standar ini menunjukkan perwakilan perusahaan dan individu lainnya yang
terlibat dalam pendataan atau pendaftaran perusahaan dan menunjukkan orang
yang bertanggung jawab. Definisi orang yang dijelaskan dalam standar ini dapat
beragam di setiap negara dan akan ditentukan oleh hukum negara yang ada.
2) Statistik dan Jadwal yang Diharapkan
Standar ini memberikan informasi kunci tentang pelaksanaan penawaran apapun
dan identifikasi tanggal-tanggal penting yang berhubungan dengan penawaran.
Dapat dimengerti bahwa pendataan tidak selalu harus melibatkan penawaran
3) Informasi Utama
Standar ini meringkas informasi utama tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan, pasar modal dan faktor risiko
4) Informasi Tentang Perusahaan
Standar ini memberikan informasi mengenai operasional bisnis perusahaan,
produk yang dibuatnya atau jasa yang diberikannya, serta faktor yang
mempengaruhi bisnis.
5) Tinjauan dan Prospek Operasional dan Keuangan
Standar ini memberikan penjelasan akan faktor-faktor yang telah memengaruhi
kondisi keuangan perusahaan dan hasil operasional, dan penilaian manajemen
faktor dan tren yang diantisipasi untuk memiliki efek materi terhadap kondisi
keuangan perusahaan dan hasil operasional di masa yang akan datang. Di
beberapa negara, perkiraan atau laporan mengenai prospek untuk tahun berjalan
dan/atau periode yang akan datang mungkin dibutuhkan.
6) Direksi dan Pengurus
Standar ini memberikan informasi mengenai direksi dan pengurus perusahaan
yang memungkinkan investor untuk menilai pengalaman kualifikasi dan tingkat
kompensasi, begitu juga hubungan perusahaan. Definisi orang-orang yang
dimaksud standar pengungkapan ini dapat beragam di setiap negara yang akan
ditentukan oleh hukum negara. Informasi mengenai pegawai perusahaan pun
dibutuhkan.

7) Transaksi antara Pemegang Saham Besar dan Pihak Terkait

Standar ini memberikan informasi mengenai pemegang saham besar dan lainnya yang
mengontrol atau bisa mengontrol perusahaan. Standar ini juga menyediakan
informasi mengenai transaksi yang telah dimasuki perusahaan dimana orang-orang
yang berhubungan dengan perusahaan dan jenis transaksi tersebut adil bagi
perusahaan.

8) Informasi Keuangan
Standar ini menspesifikasi laporan keuangan yang mana harus disertakan di
dokumen, begitupun juga periode yang bersangkutan, usia laporan keuangan, dan
informasi lainnya tentang keuangan. Negara dimana perusahaan ini didata (atau
meminta data) akan menentukan badan komprehensif dari prinsip akuntansi dan
auditing yang akan diterima dan digunakan dalam penyusunan dan audit laporan
keuangan.
9) Penawaran
Standar ini memberikan informasi mengenai penawaran sekuritas, rencana
distribusi sekuritas dan masalah yang berhubungan.
10) Informasi Tambahan
Standar ini memberikan informasi, sebagian besar mengenai sifat statutori, yang
tidak dijelaskan dimana pun dalam dokumen ini.

Prinsip Pengungkapan Terus-menerus dan Pelaporan Pengembangan Materi:

1) Unsur Utama dari Kewajiban Pengungkapan Terus-menerus


Perusahaan yang terdaftar harus mempunyai kewajiban pengungkapan terus-
menerus yang mensyaratkan pengungkapan semua informasi yang akan menjadi
materi bagi keputusan investasi investor.
2) Ketetapan Waktu
Perusahaan yang terdaftar harus membuka informasi yang ada tanpa batas waktu,
yang dapat meminta pengungkapan tentang:
a Basis cepat untuk pengungkapan pengembangan materi, dimana bisa
diartikan ‘secepat mungkin’ atau ditentukan sebagai maksimum dari ‘hari
yang telah ditentukan’; dan
b Basis periodik, yang ditentukan oleh hukum atau aturan, misalnya
laporan tengah semester atau laporan tahunan. Informasi seperti ini akan
berisi diskusi dan analisis manajemen (MD&A), jika diminta, dan dapat
diberikan dalam laporan terpisah atau disertakan dalam laporan periodik.
Kewajiban pengungkapan biasanya meminta pengungkapan informasi
yang berhubungan mengenai basis cepat balikan ketika seharusnya bisa
termasuk kedalam laporan periodik.
3) Pengungkapan yang simultan dan identic
Jika perusahaan dalam lebih dari satu yurisdiksi, informasi yang diberikan di
bawah kewajiban pengungkapan terus-menerus dari satu yurisdiksi di mana
perusahaan itu terdaftar, harus diberikan dalam basis yang sama dan secara
simultan di semua yurisdiksi sisanya. Kewajiban ini tidak bergantung pada
tempat perusahaan itu didaftarkan pertama kali.

4) Penyampaian Informasi
Di bawah kewajiban pengungkapan terus-menerus, perusahaan yang terdaftar
harus yakin bahwa, informasi keseluruhan telah dibuat sebelumnya tersedia bagi
pasar dengan menggunakan cara penyampaian informasi yang efisien, efektif,
dan tepat waktu.
5) Kriteria Pengungkapan
Pengungkapan terus-menerus informasi harus disampaikan dengan benar, tidak
menyesatkan atau menipu, dan tidak ada informasi yang dihilangkan.
6) Perlakuan Yang sama pada setiap pengungkapan
Informasi yang akan diungkapkan dan sesuai dengan kewajiban pengungkapan
terus-menerus tidak boleh diungkapkan kepada investor yang dipilih atau pihak
penting lainnya sebelum informasi itu diungkapkan pada publik. Beberapa
pengecualian kecil bisa diperbolehkan untuk menciptakan komunikasi dengan
penasihat dan agen tingkat bursa atau, di dunia bisnis biasa, komunikasi dengan
orang yang menjadi rekan negosiasi perusahaan yang bersangkutan, atau dengan
orang yang akan bernegosiasi, transaksi dagang, keuangan, dan investasi atau
perwakilan para pegawainya atau serikat dagang yang bertindak atas nama
mereka. Dalam semua kasus ini, penerima memiliki kewajiban untuk menjaga
informasi tetap rahasia.

D. International Federation of Accountants (IFAC)


Standar audit berkualitas tinggi merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa
standar akuntansi diinterpretasikan dan diterapkan dengan teliti. Pelaporan keuangan
yang baik merupakan inti fungsi efisien dari pasar modal. Standar audit dan akuntansi
internasional bersifat saling berhubungan. Informasi yang berguna dan dapat
diandalkan bisa menempatkan investor, kreditor dan yang lainnya dalam situasi
dimana mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, memang
masuk akal jika perkembangan standar akuntansi dan auditing internasional mesti
diluruskan.
Audit eksternal di 10 negara Benua Eropa, Amerika dan Asia mengenai audit
(independen, eksternal), diantaranya:
1) Alasan utama dari audit eksternal ini beragam di seluruh dunia, misalnya:
- Amerika Serikat, auditor membuktikan jika laporan keuangan ‘menyajikan
secara wajar’ posisi dan hasil keuangan sebuah perusahaan. Uji presentasi
sesuai dengan GAAP (AS).

- Inggris, auditor membuktikan jika suatu laporan keuangan ‘pandangan benar


dan wajar’ dari hasil dan posisi keuangan sebuah perusahaan. Terdapat
“Tolakan pandangan benar dan wajar” di GAAP Inggris.
- Jerman, auditor membuktikan jika suatu laporan keuangan mengikuti hukum
yang ada.
2) Tanggung jawab auditor beragam di seluruh kota, misalnya:
- Prancis, auditor harus melaporkan tindakan kriminal yang mereka temukan
kepada penuntut negara, selain bertanggung jawab lainnya yang diemban.
- Jerman, auditor harus menyediakan laporan pribadi pada dewan direksi
perusahaan dan dewan supervisi mengenai prospek perusahaan di masa depan,
selain tanggung jawab lainnya yang diemban.

3) Orang yang dapat melakukan audit, bermacam-macam di seluruh dunia,


misalnya:
- Amerika Serikat, hanya akuntan negara yang bersertifikasi lah yang dapat
melakukan audit
- Inggris, hanya anggota asosiasi empat profesionallah yang diijinkan
melakukan audit: anggota lembaga akuntansi di Inggris dan Wales, anggota
lembaga akuntansi di Irlandia, anggota lembaga akuntansi di Skotlandia dan
anggota lembaga akuntansi bersertifikasi
- Belanda, akuntan administratif dapat mengaudit perusahaan yang lebih kecil,
sedangkan register accountants dapat mengaudit semua perusahaan.
- jerman, badan audit yang telah disumpah mengaudit perusahaan kecil
menengah, sedangkan wirtschaft prufer dapat mengaudit semua perusahaan
4) Negara-negara sekarang ini telah mengambil langkah untuk mempererat kontrol
akan profesi audit, antara lain:
- Amerika Serikat, thn 2002, Undang-undang Sarbanes-Oxley mendirikan
Badan Pengawas Akuntansi Perusahaan Negara, sebuah agen pemerintah
- Pracis, Haunt Counseil du Commisariat dux Comptes (Dewan Tinggi Auditor
Eksternal) dibangun thn 2003. Menteri Hukum menjadi pengawasnya.
- Inggris, Badan Pengawas Profesional didirikan thn 2003, Dewan Pelaporan
Keuangan, sebuah badan sektor swasta independen, disetujui hukum untuk
mengawasinya.
- Jepang, Badan Pengawas Audit dan Akuntan Negara Bersertifikasi didirikan
thn 2004. Badan ini diawasi oleh Agen Layanan Keuangan, sebuah agen
pemerintah.

5) Auditor menghadapi tanggung jawab yang makin tinggi untuk meningkatkan


penguasaan badan hukum, antara lain:
- Amerika Serikat, auditor memberikan opini mengenai kontrol internal (bagi
perusahaan yang terdaftar)
- Jepang, sejak 2008, auditor akan memberikan opini mengenai penilaian
kepengurusan kontrol internal (bagi perusahaan yang terdaftar).

Suatu audit dapat meyakinkan pengguna bahwa mereka dapat mempercayai informasi
yang disampaikan oleh laporan keuangan. Namun, jika auditor di seluruh dunia tidak
terlatih secara merata atau tidak mengacu pada standar yang sama, maka kualitas
kerja mereka akan beragam.

IFAC merupakan organisasi global dengan lebih dari 160 anggota di 120 negara,
yang mewakili lebih dari 2,5 juta akuntan. IFAC memiliki misi yaitu memperkuat
profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan
ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan
terhadap standar profesional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi
internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik di mana keahlian
profesi tersebut lebih relevan.

IFAC dijalankan oleh Dewan IFAC, yang anggotanya terdiri atas satu perwakilan
masing-masing negara anggotanya. Dewan memilih badan pengurus IFAC yang akan
mengemban tanggung jawab terhadap penyusunan kebijakan dan menjadi pengawas
operasional IFAC, pelaksanaan program-program, dan pekerjaan komite serta
kelompok penyusunan standar IFAC. Public Interest Oversight Board (PIOB), suatu
badan independen yang didirikan thn 2005, memberikan pengawasan tambahan.
Administrasi harian disediakan oleh kepala eksekutif IFAC yang berlokasi di New
York, yang memiliki staf akuntan profesional dari seluruh dunia.

Tugas profesional IFAC dilakukan melalui badan penyusun standar dan panitia kerja.
Badan penyusun standar IFAC adalah:
- International Accounting Education Standards Board
- International Auditing and Assurance Standards Board
- International Ethnics Standards Board for Accountants
- International Public Sector Accounting Standards Board

Panitia Kerja IFAC, diantaranya:

- Panel Penasihat Pemenuhan


- Komite Negara Berkembang
- Komite Pencalonan
- Komite Usaha Kecil Menengah
- Komite Auditor Transnegara

Badan Standar Asuransi dan Auditing Internasional IFAC, mengeluarkan Standar


Internasional tentang Auditing (ISA), yang disusun ke dalam kelompok-kelompok di
bawah ini:

- Pengenalan Kerja
- Prinsip dan Tanggung Jawab Umum
- Perkiraan Risiko dan Respons terhadap Risiko yang telah diperkirakan
- Bukti Audit
- Penggunaan Kerja Lainnya
- Area Khusus

IFAC memiliki hubungan yang dekat organisasi internasional lainnya, seperti IASB
dan IOSCO. Laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang makin banyak itu
diaudit sesuai dengan Standar Internasional IFAC tentang Auditing. Seperti yang telah
dibahas sebelumnya, semua audit laporan keuangan di Uni Eropa harus mengikuti
ISA.

E. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan Perserikatan Bangsa-Bangsa


Dalam International Standards Of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982 dan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintahan
yang berdedikasi terhadap akuntansi dan auditing pada level badan hukum.Untuk
meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-
perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi
ekonomi. Cita-citanya adalah 'memajukan transparansi, reliabilitas, dan
keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum, ISAR mencapai cita-citanya
ini melalui proses:
1) penelitian terintegrasi
2) pembangunan konsensus antar pemerintahan
3) penyebaran informasi dan kerjasama teknis.

ISAR merupakan pendukung awal pelaporan lingkungan, dan prakarsa terkini


difokuskan terhadap penguasaan dan akuntansi badan hukum oleh perusahaan kecil
menengah. ISAR juga telah melakukan proyek bantuan teknis di sejumlah wilayah,
seperti reformasi dan pemeliharaan akuntansi di Federasi Rusia, Azerbaijan, dan
Uzbekistan, serta merancang dan mengembangkan program pembelajaran akuntansi
jarak jauh di wilayah Afrika yang berbahasa Prancis. ISAR Update diterbitkan dua
kali dalam setahun

F. Organization For Economic Cooperation And Development (OECD)


OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian
pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD
dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja. OECD
mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai trend dan
prospek di pasar keuangan nasional dan internasional dalam wilayah OECD. Dengan
anggotanya yang berisi negara-negara industri besar, OECD sering kali menjadi
penyeimbang bagi badan lainnya (seperti PBB dan Konfederasi Internasional Serikat
Perdagangan Bebas) yang telah membangun kecenderungan untuk melakukan
tindakan kontradiktif dengan keinginan anggotanya."

Bagaimana Persiapan Indonesia?


Dalam konteks Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin
daya saing nasional. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas.
IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi akuntan publik, penilai (appraiser),
akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik. Mampukah para pekerja
accounting menghadapi perubahan yang secara terus-menerus akan dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pasar global terhadap informasi keuangan? Bagaimanakah
persiapan Indonesia untuk IFRS ini?
Sejak 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi antara
PSAK (Indonesian GAAP) dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai
pada 2012. Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan
dan kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk
entitas bisnis di Indonesia.
Kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal,
perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan
akuisisi (M&A), lintas negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di
Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi
Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB
terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The
World is Flat”, aktivitas Merger dan Akuisisi lintas negara bukanlah hal yang tidak
lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan
industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di
tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS (IAI, 2008).
Sedangkan untuk perusahaan kecil dan menengah Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) pada bulan Juli 2009 telah mengesahkan salah satu standarnya
yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP). Sesuai dengan namanya maka sasaran pengguna dari standar ini adalah
entitas yang tidak memiliki tanggung jawab akuntabilitas kepada publik (ETAP). SAK
ETAP beranalogi dengan IFRS SMEs (Small and Medium Enterprises), bahkan
semangat pengembangan SAK ETAP berasal dari IFRS SMEs namun dengan
beberapa penyesuaian.
Selain itu pelaporan transaksi keuangan berbasis syariah juga terus
dikembangkan, dimana Komite Akuntansi Syariah Dewan Standar Akuntasi Keuangan
menerbitkan enam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bagi seluruh
lembaga keuangan syariah yang akan berlaku 1 Januari 2008. Dalam penyusunan
PSAK tersebut, Komite Akuntansi Syariah mengacu pada Pernyataan Akuntansi
Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) Bank Indonesia, selain juga pada sejumlah
fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (Prabandari dan Dinisari, 2007).

6. Kesimpulan

Banyak orang sekarang yakin bahwa penggabungan internasional merupakan hal yang
penting untuk mengurangi peraturan yang merintangi sehingga menjadikan usaha
penggalangan modal lintas batas lebih mudah. Perdebatan sekarang tidak lagi mengenal
bagaimana melakukan penggabungan atau apakah harus melakukan penggabungan. Meskipun
perbedaan di beberapa negara dalam faktor lingkungan yang memengaruhi pengembangan
akuntansi (misalnya sistem penguasaan dan keuangan badan hukum) masih akan ada, sistem
pelaporan keuangan akan bergabung seiring dengan pasar modal internasional yang lebih
berorientasi pada investor. Badan Standar Akuntansi Internasional sedang berada di pusat
pergerakannya. Sekarang ini, sulit untuk menangani masalah peraturan dalam pasar modal
dan bursa saham tanpa mempertimbangkan penggabungan prinsip akuntansi, pengungkapan,
dan/atau audit.

Standar akuntansi setiap negara berbeda antara satu negara dengan negara lain karena adanya
pengaruh lingkungan, hukum, kondisi sosial dan ekonomi yang berbeda di tiap negara.
Namun globalisasi pada pasar modal dan operasi bisnis menuntut adanya suatu standar yang
berlaku secara global. Beberapa organisasi di dunia sepakat membentuk Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards/IAS) yang kini menjadi International
Financial Reporting Standard (IFRS). Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi
Standar Pelaporan Keuangan Internasional Internasional Financial Reporting Standards-IFRS.
Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai
standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS. Perbedaan nasional dalam faktor-faktor
dasar yang menyebabkan perbedaan dalam akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit
semakin sempit karena pasar modal dan produk semakin internasional.

Konvergensi adalah tahap dimana diharapkan nantinya standar akuntansi dan dalam konteks
standar internasional nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang
kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu
sendiri. Selain kritikan, banyak juga manfaat yang bisa diambil dari proses konvergensi,
dimana antara lain informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan
relevansi sehingga bisa dijadikan perbandingan laporan keuangan antar negara dan
untuk mempermudah pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai