Anda di halaman 1dari 11

Bab 2

Badan Standar Akuntansi Internasional

Setelah mendiskusikan materi ini, diharapkan mahasiswa dapat:


1. Memahami latar belakang pengembangan standar menggunakan IFRS
2. Mengenal tujuan badan akuntansi internasional
3. Mampu membedakan pendekatan konvergensi dan standardisasi
4. Mampu membedakan antara pendekatan rule-based dan principles-based dalam
penyusunan standar akuntansi
5. Menjelaskan berbagai ketentuan yang termasuk dalam definisi IFRS
A. Materi
1. Globalisasi sebagai latar belakang
Beberapa ciri globalisasi yaitu:
a. Adanya mobilitas atau pergerakan yang cepat dari asal produk, orang dan ide.
Era globalisasi memungkinan pergerakan sebuah produk ke seluruh dunia, tenaga ahli
bisa didatangkan darimana saja dan bisa pula ahli pergi kemana saja di seluruh dunia
dengan memberikan ide-ide cemerlang di segala bidang kehidupan manusia.
b. Simultan atau keserentakan (terjadi pada waktu yang sama)
Globalisasi dialami secara bersama-sama oleh semua negara di dunia (kecuali negara
tertentu yang memang menutup diri akan hal ini).
c. Bebas hambatan (kompetensi cross border)
Mengapa dikatakan bebas hambatan? Karena berbagai peraturan masuknya barang
dan jasa baik dari dalam negeri dan sebaliknya semakin tidak berarti (peraturan
dimudahkan).
d. Pluralisme (keahlian dan pengaruh tersebar antara umur, Angkatan, jenis kelamin,
budaya dan lain-lain)
Adanya interaksi di segala aspek manusia, baik itu umur, Angkatan, jenis kelamin
maupun budaya. Sebagai contoh, secara tidak sengaja bidaya-budaya barat terserap
dan dilakukan pada orang-orang timur. Contoh lain misalnya pertukaran pelajar (ini
aspek usia), sehingga para pelajar dan mahasiswa bisa saling mempelajari kultur dari
berbagai negara.

Globalisasi memungkinkan investor asing melakukan investasi pada negara lain.


Investor bisa merupakan seorang individu maupun institusi. Contoh institusi misalnya, USD
menamkan modalnya di PT Bank BRI. Hal demikian karena USD menginvestasikan uangnya
pada perusahaan yang bonafide. Nah, dengan demikian, perusahaan (dicontohkan PT
Bank BRI) wajib menyusun laporan keuangan yang akan dikomunikasikan kepada seluruh
investor baik dalam maupun luar negeri. Perusahaan harus menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) negara asal masing-masing investor.
Perusahaan harus menyusun beberapa laporan keuangan denagn standar akuntansi yang
berbeda-beda. Kondisi ini menyebabkan biaya perusahaan dalam penyusunan pelaporan
keuangan menjadi tinggi. Dengan demikian, diperlukan standar akuntansi internasional
sebagai rujukan negara-negara di seluruh dunia.

2. Kos Pelaporan Keuangan


Penyusunan laporan keuangan menggunakan standar akuntansi berbeda menye
babkan kos pelaporan keuangan menjadi tinggi dan laporan keuangan sulit untuk
diperbandingkan. Ha ini dapat menimbulkan perbedaan hasil dan interpretasi.
Laba suatu perusahaan yang dihitung berdasar SAK Indonesia dapat menghasilkan
rugi ketika dikonversi menggunakan U.S. GAAP (Amerika) sebagai negara
asal investor.
Mengingat hal sangat kompleknya akibat dari penggunaan standar yang berbeda maka
muncul upaya untuk mengatasi perbedaan standar tersebut.

Cara Mengatasi Perbedaan


Pelaporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi yang dibangun
dengan pendekatan standardisasi atau konvergensi atau harmonisasi. Standardisasi
akuntansi internasional adalah suatu usaha atau proses membangun satu
standar yang berlaku umum untuk semua negara. Namun demikian, usaha ini tidak berhasil.
Harmonisasi adalah suatu usaha atau proses membangun standar akuntansi
dengan meningkatkan keserupaan atau kecocokan praktik akuntansi
antarnegara dengan batasan-batasan tertentu. Nobes dan Parker (1981) mendefinisi
kan harmonisasi sebagai proses peningkatan komparabilitas praktik
akuntansi.
Standardisasi dapat diterapkan dengan tiga model pendekatan, yaitu
persepakatan internasional atau persepakatan politik (international and political
agreement), persepakatan profesional antara organisasi profesi akuntansi (profesional
agreement), sukarela (voluntary) karena ada kepentingan atau motivasi tertentu
dari suatu negara untuk mengadopsi standar akuntansi internasional. Model
pendekatan yang lain adalah harmonisasi, absolut uniformity (sama dengan
standardisasi), circumstantial uniformity (berbeda diperbolehkan, sebatas per-
bedaan tersebut tidak signifikan), dan purposive uniformity (mempertimbang-
kan kegunaan dan kebutuhan pemakai (Alhashim,1982). Ada beberapa alasan
lain diperlukannya harmonisasi, yaitu kontribusi beberapa negara terhadap
pengembangan akuntansi sangat tinggi, seperti di U.S.A.; pertumbuhan ekono-
mi yang tinggi memunculkan perusahaan-perusahaan multinasional; dan ada
beberapa negara yang sudah mengadopsi standar akuntansi internasional untuk
memecahkan masalah akuntansi di negara tersebut.
Ada 4 pendekatan konvergensi standar akuntansi, yaitu (a) mengadopsi secara
penuh tapi tidak untuk perusahaan domestik; (b) mengadopsi secara penuh ter-
masuk untuk perusahaan domestik; (c) mengadopsi secara penuh tetapi untuk
beberapa perusahaan domestik; dan (d) mengadopsi secara penuh termasuk
untuk semua perusahaan domestik. Sedangkan di Indonesia memilih opsi (a).
Konvergensi standar akuntansi akan memberikan manfaat sebagai berikut;
a. Peningkatan daya banding laporan keuangan;
b. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
ketentuan pelaporan keuangan;
c. Mengurangi kos pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional
d. Memungkinkan perbandingan yang lebih baik sehubungan dengan
kinerja keuangan suatu perusahaan;
e. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan kepada international besi
practice (MA, 56, 2006).
3. Sejarah International Accounting Standar Committee (IASC) dan International
Accounting Standar Board (IASB)
Sejarah badan akuntansi dunia IASC dan LASB dimulai pada tahun 1966. Berikut ini
sejarah terbentuknya International Accounting Standard Committee (IASC) dan IASB:
1966: Muncul proposal pembentukan Accountants International Study Group
(AISG) yang diprakarsai oleh Badan Akuntansi Profesional dari Kanada,
U.K., dan U.S.A. Tujuan proposal ini adalah melakukan studi komparatif
praktik akuntansi dan pengauditan di tiga negara tersebut;
1967: AISG terbentuk
1972: Proposal LASC disampaikan oleh Sir Henry Benson, saat kongres di Sydney;
1973: IASC disetujui (Australia, Kanada, Jerman, Perancis, Jepang, Meksiko, Belanda,
UK, dan U.S.A.). Benson dipilih sebagai Chairtnan IASC pertama
dan Paul Rosenfield (U.S.A.) sekretaris Jendral IASC;
1975: Proposal untuk mendirikan International Federation of Accountants (IFAC);
1977: Di Jerman; International Federation of Accountants (IFAC) dibentuk, meng-
gantikan the International Coordinating Committee for the Accounting Profes-
sion (ICCAP). Kedudukan di New York City, NY;
1982: IASC dan IFAC membuat komitmen bersama. Semua anggota IFAC ada-
lah anggota IASC (158 anggota). IFAC mengakui IASC sebagai penentu
standar akuntansi global;
2001: IASB menggantikan IASC, tepatnya pada 1 April 2001

4. Tujuan IASB
Berikut ini adalah tujuan IASB:
a. Mengembangkan satu standar akuntansi global yang berkualitas tinggi
untuk menciptakan informasi laporan keuangan dan pelaporan keuangan
lainnya yang mudah dipahami, transparan, dapat diperbandingkan
untuk membantu partisipan pasar modal dan pemakai lainnya untuk
membuat keputusan ekonomi;
b. Meningkatkan penggunaan dan aplikasi standar akuntansi secara tepat;
c. Mencapai tujuan (a) dan (b) untuk perusahaan mikro, kecil, dan
menengah serta perekonomian negara-negara yang sedang berkembang;
d. Menciptakan konvergensi standar akuntansi nasional dengan IAS dan
IFRS untuk mencapai solusi berkualitas tinggi.
5. Struktur Organisasi IASB
Berikut ini struktur organisasi IASB yang terbaru:
Gambar 2-2. Struktur Organisasi IASB

Sumber: www.iasglobal

Setiap lembaga memiliki tugas sebagai berikut:


▪ International Accounting Standards Board (IASB), memiliki peranan
tunggal untuk menentukan International Financial Reporting Standards
(IFRSs).
▪ IFRS Foundation, mengawasi kegiatan IASB, membuat struktur,
dan strategi, dan bertanggungjawab mencari dana. Lembaga ini
menggantikan IASC Foundation sejak tanggal 31 Maret 2010:
▪ Monitoring Board, bertugas mengawasi IFRS Foundation Trustees,
berpartisipasi dalam proses nominasi pemilihan Trustee, dan memberi
persetujuan pengangkatan Trustees.
▪ IFRS Interpretation Committee, mengembangkan interpretasi untuk
disetujui IASB. Badan ini dulu bernama International Financial Reporting
Interpretations Committee, dan berubah sejak tanggal 31 Maret 2010.
▪ IFRS Advisory Council - memberi nasihat kepada IASB dan IFRSF. Badan
ini dulu bernama Standards Advisory Council (SAC), dan berubah sejak
tanggal 31 Maret 2010.
▪ Working Groups - terdiri atas gugus tugas ahli untuk menyelesaikan
agenda proyek secara individual.
6. Produk IASB
IASC (International Accounting Standard Committee) (1973-2000) menghasilkan
dua produk, yaitu: IAS (International Accounting Standard) 1975 dan SIC (Standing
Interpretations Committee) 1997. IASB (International Accounting Standard Board)
(2001-Sekarang) menghasilkan dua produk, yaitu IFRS (International Financial
Reporting Standard) 2003, dan IFRIC (International Financial Reporting Interpreta
trons Committee) 2004. Dengan demikian, IFRS mencakup International Financial
Rcporting Standards (IFRSs); International Accounting Standards (IAS); International
Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC), dan Standing Interpretations
Committee (SIC).

7. Perbedaan Rules-Based dan Principles-Based


Salah satu unsur yang membedakan IFRS dan SFAS (di U.S.A.) adalah IFRS lebih
disusun berdasarkan prinsip. Berikut ini perbedaan antara rule-based dan principle-based
standars:
Rules-Based Standards adalah standar akuntansi yang lebih banyak berisi aturan-
aturan rinci yang membatasi fleksibilitas; judgment dan interpretasi sangat di-
batasi; Contoh SFAS No. 13, Accounting for Lease. Sedangkan, Principles-Based
Standards (Concept-Based) adalah standar akuntansi yang lebih berisi ketentuan
umum atau prinsip-prinsip umum saja; pendekatan ini mengizinkan judgment
dan interpretasi. Akan tetapi, judgment professional auditor di sini dibutuhkan
untuk mencegah perilaku oportunistik manajer, Contoh IAS 17, accounting for
lease. Perbedaan ini membutuhkan pergeseran sikap konstituen penyediaan
informasi akuntansi, penyusun standar, Bapepam-LK, investor, manajemen,
auditor, dan publik pemakai informasi laporan keuangan.
8. Keuntungan dan Kelemahan Principles-Based Standards
Ada enam keunggulan principles based Standard, yaitu:
a. Penyajian realitas ekononomi apa adanya
b. Responsif terhadap kebutuhan pemakai untuk transparansi dan kejelasan
c. Konsisten dengan rerangka konseptual,
d. Didasarkan pada cakupan bidang akuntansi yang lebih luas
e. Tertulis secara jelas, ringkas, dan sederhana
f. Mengizinkan penggunaan judgment yang masuk akal. Akan tetapi, kelemahan standar
seperti ini adalah kehilangan pedoman rinci yang tepat sehingga menimbulkan
ketidakkonsistenan dan justru menurunkan komparabilitas laporan keuangan.

9. POSISI INDONESIA DAN TANTANGAN


Indonesia (dalam hal ini IAl) mengambil sikap untuk mengadopsi IFRSs secara
penuh (full/adopted), namun hanya untuk perusahaan-perusahaan yang mendaftar
di lebih dari satu pasar modal negara lain (cross-listed company). Bagi perusahaan
yang hanya terdaftar di pasar modal domestik (domestic listed company)
IFRSs tidak diizinkan (MA. No. 56/2006).
Tantangan Bagi Indonesia
Pantangan bagi Indonesia berkaitan dengan dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal.
Faktor internal berhubungan dengan:
a. Pola konvergensi, apakah harmonisasi, adaptasi, atau adopsi penuh.
Untuk masalah ini IAI sudah bersikap memilih adopsi penuh untuk
cross-border listing company dan melakukan harmonisasi dengan standar
akuntansi internasional untuk standar nasional;
b. Masalah kerumitan dan struktur standar internasional;
c. Kesulitan menerjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia;
d. Kecepatan perubahan standar yang dikeluarkan IASB dari IAS menjadi IFRS

Faktor eksternal berhubungan dengan:


a. Penggabungan hukum nasional dan regulasi;
b. Perbedaan struktur nasional dan suprastruktur, dan
c. Banyak perusahaan di Indonesia yang belum terdaftar di pasar modal,
bahkan merupakan perusahaan kecil dan menengah.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengaplikasian IFRS
Ada lima faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menerapkan IFRSs di suatu
negara, yaitu:
a. Legislasi negara (aturan hukum yang berlaku di suatu negara);
b. Dampak adopsi bagi sistem informasi akuntansi entitas pelapor;
c. Kesiapan akuntan, auditor, manajemen, pegawai kantor pajak, dan
regulator;
d. Perlu tidaknya PSAK yang berlaku untuk seluruh perusahaan;
e. Kemungkinan adanya moral hazard.

10. ORGANISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL


Ada beberapa organisasi akuntansi internasional yang berkaitan dengan IASC
dan IASB, salah satu organisasi yang berperan dan mendukung IASC dan IASB
adalah The International Federation of Accountants (IFAC).

a. The International Federation ot Accountants (IFAC)


IFAC didirikan pada tahun 1977. Tujuan pendirian IFAC adalah untuk mem-
perkuat posisi protesi akuntansi dunia mengarah pada public interest dengan cara:
1) Pengembangan standar akuntansi berkualitas tinggi dan mendukung
pengadopsian dan penggunaannya;
2) Memfasilitasi kolaborasi dan kerjasama antara anggota organisasi;
3) Berkolaborasi dan bekerjasama dengan organisasi internasional yang
lain, dan
4) Bertindak sebagai pembicara internasional bagi profesi akuntansi.
Aktivitas IFAC
1) Meningkatkan peran dalam peregulasian profesi akuntansi internasional;
2) Mengembangkan komunikasi dengan regulator internasional, penentu
standar, agen pengembangan komunitas investasi, dan pemangku
kepentingan lainnya;
3) Mendorong kebutuhan pelaporan keuangan berkualitas tinggi dan
manajemen keuangan melalui pengembangan International Public Sedor
Accounting Standards;
4) Memperluas fokus praktik pada perusahaan kecil, menengah, dan
negara-negara yang sedang berkembang;
5) Meningkatkan kolaborasi dengan para anggota IFAC dan organisasi-
organisasi akuntansi regional; dan
6) Bekerjasama lebih erat dengan KAP-KAP besar melalui Forum of Firm (FOF: KAP
Internasional).
Badan-badan yang berada di bawah IFAC menetapkan berbagai standar berikut
ini: International Standards on Auditing, Review, Other Assurance, Quality Control and
Related Services (IAASB); International Code ofEthics (IESBA); International Education
Standards (IAESB); dan International Public Sedor Accounting Standards (IPSASB).
Salah satu badan yang berada di bawah IFAC adalah International Auditing and
Assurance Standards Board (IAASB) (sebelumnya dikenal dengan the International
Auditing Pradices Committee). Beberapa ketentuan yang dikeluarkan oleh IAASB
adalah:
1) International Standards on Quality Control (ISQC) and the International
Framework for Assurance Engagements (IFAE). Ketentuan ini diaplikasi
untuk semua tipe assurance engagements.
2) International Standards on Auditing (ISAs) and International Auditing Pradice
Statements (IAPSs): ketentuan ini diaplikasi untuk aktivitas pengauditan.
3) International Standards on Review Engagements (ISRE); ketentuan ini
diaplikasi untuk aktivitas review.
4) International Standards on Assurance Engagements (ISAE) and International
Standards on Related Services (ISRS): ketentuan ini diaplikasi untuk
assurance engagement selain aktivitas audit dan review.

b. IFAC Compliance Programs


IFAC menyelenggarakan Compliance Program, sebagai alat evaluasi kualitas
anggota dan asosiat IFAC untuk memenuhi ketentuan keanggotan IFAC. Pengawasan
terhadap implementasi dan operasi Compliance Program dilakukan oleh Pub
lic Interest Oversight Board (PIOB). IFAC menerbitkan pernyataan yang dikenal
dengan The Statements of Membership Obligations (SMOs) pada tahun 2004. SMO
meminta anggota untuk menaikkan, mendorong, dan membantu implementasi
standar internasional yang diterbitkan oleh IFAC dan IASB. The SMOs mene-
tapkan jaminan kualitas dan investigasi, serta aktivitas pendisiplinan. Dengan
SMO, IFAC meminta anggota IFAC penuh atau asosiat untuk: mendukung
semua kerja IASB, memberikan komentar dan usulan perbaikan terhadap semua
exposure drafts (ED) yang diterbitkan oleh IASB, melakukan usaha terbaik dan
formal untuk memasukkan ketentuan IFRS ke dalam ketentuan akuntansi nasional; dan
membantu pengimplementasian IFRS atau standar akuntansi
nasional yang memasukkan ketentuan IFRS Interpretasi.
Dalam tahun 2006 IFAC memperbaharui dan mempertegas lagi pernyataan
dalam SMO dengan meminta anggota IFAC penuh atau asosiat untuk melaku-
kan penyesuaian terhadap 7 hal berikut ini:
1) SMO 1: Quality Assurance
2) SMO 2: International Education Standards for Professional Accountants and Other IAESB
3) SMO 3: International Standards, Related Practice Statements and Other Papers Issued
by the IAASB
4) SMO 4: IFAC Code of Ethics for Professional Accountants
5) SMO 5: International Public Sector Accounting Standards and Other IPSASB Guidance
6) SMO 6: Investigation and Discipline
7) SMO 7: International Financial Reporting Standards (http://www.ifac.org)

11. IFRS dan AUDITOR

Auditor harus membantu memberikan judjment positif bagi klien dalam memilih standar
akuntansi yang dipublikasikan. Judgment professional auditor dibutuhkan untuk mencegah
perilaku oportunistik manager.

Penerapan principle-based dalam standar akuntansi menyebabkan pelaporan keuangan


lebih relevan bagi investor dan stakeholder lain. Manajemen dapat memilih metode
akuntansi yang tepat yang mencerminkan aspek ekonomi suatu transaksi (principle-based).
Manajemen menjelaskan metoda akuntansi yang dipilih, bagaimana diaplikasikan, dan
mengapa memilih metode tersebut.

Dengan meningkatnya tuntutan transparansi informasi, maka pelaporan keuangan berbasis


PABU disusun dengan dasar pemikiran logis Six C, yaitu:

a. Completeness merupakan keseimbangan antara informasi laporan keuangan


industry dan informasi khusus perusahaan.

b. Compliance yaitu melaporkan substansi suatu transaksi (principle-based)

c. Consistency yakni mengaplikasi prinsip akuntansi dari tahun ke tahun secara konsisten.

d. Comentary adalah memberi komentar tentang risiko dan ketidakpastian yang


diharapkan perusahaan

e. Clarity merupakan semua elemen informasi akuntansi (GAAP), industry, dan informasi
spesifik perusahan saling berhubungan satu sama lain.

f. Communicating yaitu menyajikan laporan keuangan menggunakan Bahasa yangs


ederhana dan mudah dimengerti agar lebih bermanfaat (DiPiazza and Eccles 2002
: 162)

12. Peran Auditor Masa Depan

Pada masa depan manajemen tidak sendirian dalam menyusun laporan keuangan.
Auditor bekerja bersama dengan manajemen untuk mencapai Six “C”. Opini audit akan
memberikan jaminan kualitas laporan keuangan yang tinggi dan bahwa laporan keuangan
tersebut telah disusun sesuai dengan PABU. Auditor tidak hanya menjamin informasi
akuntansi berdasar PABU, namun juga perlu memberi jaminan atas informasi industry dan
informasi khusus perusahaan untuk investasi dan stakeholder yang lain.

B. Kasus-Kasus
1. Jelaskan perbedaan antara standardisasi dan konvergensi!
2. Jelaskan perbedaan antara rule based dan principle based dalam penyusunan standar
akuntansi!
3. Apakah yang dimaksud IFRSs dan terdiri dari apa sajakah IFRSs tersebut!
4. Apakah yang memicu Indonesia mengadopsi IFRS dan bukan produk standar akuntansi
yang dihasilkan oleh FASB? Jelaskan keuntungan yang dapat diperoleh Indonesia dengan
mengadopsi secara penuh IFRSs!
5. Jelaskan siapakah IASB dan FASB!
6. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan adopsi secara penuh! Berlaku untuk entitas bisnis
apakah pendekatan adopsi secara penuh ini?
7. Jelaskan apa saja dasar pemikiran logis Six C, beri contoh-contoh yang relevan untuk
mendukung penjelasan Anda!

C. Sumber Bacaan
Efraim Ferdinan Giri. 2017. Akuntansi Keuangan Menengah 1 Perspektif PSAK dan IFRS.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai