Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN

TEORI AKUNTANSI

AKUNTANSI INTERNASIONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

Dosen: Erni Kurniasari, SE., MAk

oleh :

Konsentrasi Akuntansi Perpajakan Semester 7

Kelompok 9

1. Mukit 12160021
2. Suhalludin Khadromi 12160145
3. Rolina Octavia Siahaan 12160208
4. Desmita Siregar 12160202
5. Damayanti Siahaan 12160248
6. Suci Wulan Sawitri (7F) 12160058

UNIVERSITAS BINA BANGSA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI

2019/2020
AKUNTANSI INTERNASIONAL

A. Definisi

Perkembangan akuntansi internasional semakin cepat dan perhatian profesi


akuntan pun terhadap masalah ini semakin besar. Ada tiga kemungkinan
pengertian orang terhadap akuntansi internasional ini.

Pertama, konsep parent-foreign subsidiary accounting atau accounting for


foreign subsidiary. Konsep ini yang paling tua. Di sini dianggap bahwa akuntansi
internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari
perusahaan induk dengan perusahaan cabang yang berada di berbagai negara.

Kedua, konsep comparative atau international accounting yang menekankan


pada upaya mempelajari dan mencoba memahami perbedaan akuntansi di
berbagai negara. Di sini menyangkut pengakuan terhadap perbedaan akuntansi
dan praktik pelaporan, pengalihan terhadap prinsip dan praktik akuntansi di
masing-masing negara, dan kemampuan untuk mengetahui dampak perbedaan itu
dalam pelaporan keuangan. Umumnya pengertian international accounting adalah
menggunakan konsep comparative accounting ini.

Ketiga, universal atau world accounting yang berarti merupakan kerangka


atau konsep di mana kita memiliki satu konsep akuntansi dunia termasuk di
dalamnya teori dan prinsip akuntansi yang berlaku di semua negara. Ini
merupakan tujuan akhir dari international accounting.

Weirich et.al (Belkaoui, 1985) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai


berikut.

Mencakup semua perbedaan prinsip, metode, dan standar akuntansi semua


negara. Termasuk di dalamnya prinsip akuntansi (GAAP) yang ditetapkan di tiap
negara, sehingga akuntan harus menguasai semua prinsip di semua negara jika
mempelajari akuntansi nternasional. Tidak ada maksud untuk memiliki prinsip
yang berlaku umum sedunia. Perbedaan ini diakui karena adanya perbedaan
geografi, sosial, ekonomi, politik, dan hukum.

Menurut Belkaoui (1985) beberapa determinan yang mengakibatkan


perbedaan tujuan, standar, kebijakan, dan teknik akuntasi adalah:

1. Relativisme budaya;
2. Relativisme bahasa;
3. Relativisme politik dan sipil;
4. Relativisme ekonomi dan penduduk;
5. Relativisme hukum dan pajak.

Lima determinan inilah yang akan menentukan sistem pelaporan dan


pengungkapan di masing-masing negara sehingga menimbulkan beberapa
perbedaan antara satu negara dengan negara lain. Dengan demikian, di perlukan
akuntansi internasional. Belkaoui (1976) mengemukakan adanya relativisme
agama dalam akuntasi khususnya agama islam yang memiliki sistem ekonomi dan
keuangan tersendiri yang berdampak juga pada akuntansinya. Antara bank
konvensional dan bank Islam, ada beberapa perbedaan prinsipil seperti masalah
pengenaan bunga, investasi yang sesuai dengan syariah. Produk dana pihak ketiga.
Pembiayaan yang boleh dilakukan zakat, dan sebagainya. Perbedaan ini
menimbulkan perbedaan beberapa sistem atau format laporan akuntansi antara
akuntansi konvensional dan akuntansi islam.

Untuk mengatasi permasalahan ini Mueller (1976) mengemukakan tiga usul,


yaitu sebagai berikut.

1. Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan primer dan sekunder.


2. Single-Domicile Reporting, artinya laporan keuangan tersusun menurut
standar dari domisili perusahaan tersebut.
3. Laporan keuangan disusun menurut standar internasional.
B. Lembaga Akuntansi Internasional

International Federation of Accountant dan International Accounting


standard Committtee (IASC).

Saat ini dunia masih belum memiliki suatu standar akuntansi yang diakui
semua negara, masing-masing negara memiliki standar akuntansinya sendiri-
sendiri, USA, UK, Indonesia, Australia, dan lain sebagainya. Karena semakin
menyatunya berbagai kegiatan ekonomi khususnya pasar modal dan semakin
majunya teknologi komunikasi, internet, komputer, semakin terasa perlunya
standar akuntansi dunia, satu untuk semua. Inilah salah satu tujuan dari IFAC
maupun IASC, syukurnya saat ini banyak lembaga-lembaga internasional yang
telah mengenal SIASC selaku perumus standar akuntasi internasional. Terakhir
Bule Committe, organisasi pengawas Bank Internasional dan international
organization of securities commission (IOSC) juga telah mengenal penggunaan
standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASC.

Perkembangan akuntansi internaional ini sangat didorong oleh keberadaan


lemabaga internasional yang memberikan perhatian terhadap perkembangan
profesi ini secara internaional, khususnya upaya mengharmonisasikan standar
akuntansi. Beberapa lembaga internasional dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Accounting International Study Group (AISG)

Organisasi ini didirikan oleh tiga negara: Amerika, Inggris, dan Kanada. Grup
ini berupaya untuk mengkaji praktik akuntansi dan auditing di ketiga negara
tersebut. Sampai saat ini grup ini elah melahirkan berbagai studi yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan akuntansi internasional.

2. International Congress of Accountant (ICA)

Di dirikan pada tahun 1904 dengan tujuan meningkatkan konsultasi dan


pertukaran ide antara akuntan di berbagai negara.
3. International Coordination Committe for the Accounting Profession
(ICCAP)

Pada tahun 1972 International Coordination Committe for the Accounting


Profession (ICCAP) ini dibentuk, lembaga ini didirikan untuk mempelajari kode
etik profesi, pendidikan, dan latihan dan struktur organisasi akuntansi regional.
Pada tahun 1976 ICCAP dilebur menjadi International Federation of Accounting
Committe (IFAC).

4. International Federation of Accountant (IFAC)

Federasi ini dibentuk dengan tujuan:

a. Menyusun norma pemeriksaan akuntansi internasional;


b. Menyusun kode etik profesi;
c. Menyusun program pendidikan profesi akuntan;
d. Mengembangkan dan menilai teknik dan prosedur akuntansi manajemen
dan manajemen keuangan;
e. Melakukan riset untuk membantu perkembangan praktik akuntan publi;
f. Meningkatkan hubungan dengan para pemakai laporan keuangan lainnya
seperti pekerja, kreditor, pemerintah dan sebagainya;
g. Mendorong pembentukkan organisasi regional;
h. Menerbitkan News Letter IFAC:
i. Membantu menyebarkan literatur akuntansi melalui berbagai publikasi;
j. Melaksanakan kongres internasional akuntansi setiap lima tahun sekali;
k. Perluasan keanggotaan organisasi IFAC;

Sampai pada tahun 1985 jumlah anggota IFAC telah mencapai 65 negara.
Dalam federasi ini terdapat tujuh standing committe sebagai berikut: Komite
Pendidikan, Kode Etik, Norma Pemeriksaan Akuntansi Internasional,
International Congress, Akuntansi Manajemen, Perencanaan, Organisasi
Regional, Komite International Auditing Practices Comitte (IAPC) merupakan
komite yang paling aktif. Pada tahun 1973 kemudian dibentuk International
Accounting Standard Committe (IASC).
C. The International Accounting Standar Committee (IASC) Sebagai Embrio
IFRS

IASC didiriksn 29 juni 1973 oleh IFAC. Dewan IASC bertemu tiga sampe
empat kali setahun. Program pertama adalah mengakui praktik akuntansi di
berbagai Negara. Pada tahun 1988 IASC berusaha mengeliminasi alternative
tersebut dan kemudian dibuat satu benchmark standar akuntansi internasional dan
dibolehkan menggunakan alternative standar akuntansi. Pada tahun 1993 dibuat
rencana oleh IASC sehingga untuk menjadi satu standar untuk seluruh dunia.
Proyek ini disebut juga Comparability Project. Sejauh ini tahun 2005, 65 negara
tetap mewajibkan International Financial Reporting Standard (IFRS) untuk
perusahaan yang terdaftar di bursa.

Steering Committe terdiri dari 1 orang Chairman dan 6 orang Part Time
Member. Technical Staff terdiri dari Technical Director dan seorang Secretary
General dengan 4 – 6 part time project manajer. IASC juga akan menjadi
berbentuk yayasan yang lebih independen. FASB yang di Amerika itu Full Time
sehingga posisinya lebih independen. Bayangkan gaji member FASB itu saja
sebesar US 500.000 per tahun. Untuk menerapkan struktur baru itu maka pada
tahun 2000, IASC telah menunjuk 7 Profil Naminating Committee yang akan
memilih Board Of Truster di antaranya yaitu:

1. Arthur Levitt, mantan Chairman SEC;


2. Jim Wolfensohn, CEO World Bank
3. andrewbCheng , Chairman of Hongkong Securities and Future Commision

Board of Trustee yang akan dipilih berjumlah 19 orang terdiri dari

Amerika Utara 6 orang

Eropa 6 orang

Asia Pasifik 4 orang

Lain – lain 3 orang


Jumlah 19 orang

Board of Trustee ini telah diresmikan bulan Mei 2000 mereka bertugas
untuk menunjuk Board of IASC dan pada bulan Juni telah terpilih Sir David
Tweedie selaku chairman yang baru . anggota Board ini berjumlah 14 orang, 12
anggota full time dan 2 lagi anggota part time. Komposisi Board inidirencanakan
sebagai berikut :

Latar belakang Auditing 5 orang

Latar belakang Penyaji Laporan 4 orang

Pemakai Laporan 3 orang

Lain Akademisi minimal 1 2 orang

Jumlah 14 orang

Dengan perubahan struktur,iklim dan legaldari IASC ini diharapkan IASC


akan semakin memiliki wibawa dalam menekankan menggunakan internasional
standar dalam penyajian laporan keuangan perusahaan MNC. Sehingga laporan
keuangan laporan keuangannya lebih dipercaya, dapat diperbandingkan dan lebih
transparan . Ditargetkan pada tahun 2005 semua perusahaan yang listed di Pasar
Modal Eropa akan menggunakan IASC.

D. Core Standard

Tujuan dari Core Standard itu adalah untuk mreyusun of Standard lengkap
untuk digunakan dalam penawaran saham internasional cross border securty
offering. IOSCO ( International Organzation of Securty Comission) sendiri telah
menyusun 40 standar tahun 1993 .

IOSCO dan IASC setuju program kerja bersama denganprosedur sebagai


berikut :
IOSCO Division Accept / Reject

IASC Concept Receipt Rule Proposal

Namun, yang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh IASC adalah ,asalah
hubungan antara IASC dengan semua National accounting standard setter, dengan
Regulator (Enforcement ), dan dengan independent auditor ( Assurance ). Di
samping itu, permasalahan lainnya adalah sebagai berikut :

A. Kurangnya Independensi dari IASC


B. Tingkat kemampuan teknis dari staff yang dimilikinya atau level of technical
resources.
C. Kualitas dari proses melahirkan standar atau quality dari dua process
D. Kurangnya integrasi antara IASC standar dengan national standard setter
process
E. Selama ini akuntan Eropa selalu mendukung program dan sikap IASC,
sedangkan USA selalau menolak. Hal inilah yang akan dicoba
menjembataninya dengan menstrukturisasi organisas IASC sekarang ini.
Antara Eropa dan Amerika memang memiliki beberapa perbedaan
fundamental khusunya dalam beberapa perlakuan akuntansi sebagai contoh
misalnya income smoothing itu tidak dibenarkan di USA, tetapi di Swedia
income smoothing itu bleh saja dilakukan untuk mengatur income asal
dijelaskan.

Rencana struktur dari sistem baru IASC


Untuk mengatasi kelemahan itu maka diusulkan struktur dan ketentuan
baru IASC sebagai berikut ;
1. Untuk meningkatkan independensi IASC maka diperbanyak full time
staff.
2. Seleksi anggota dewan dipilih berdasarkan kriteria the best qualified
bukan hanya dari aspek geografi atau region
3. Jumlah anggota antara representatif dan effectivenses harus
diseimbangkan
4. Voting thresbold antara simple majority atu super majorty diterapkan .
Menurut pertemuan terakhir di Vienna anggota IASC Board terdiri
dari 14 orang yang terdiri dari 12 anggota full time dan 2 orang
anggota part time. Sedangkan anggota IFAC, Board of Trustee-nya
berjumlah 19 orang. Sedangakan anggota IASC Board berjumlah 14
orang. Steering Commitee terdiri dari : Chairman 1 orang ditambah
dengan 6 staf part time dan dari IOSCO sebagai anggota pengamat.
Anggota Dewan IOSCO berjumlah 12 orang part time dan 4 orangfull
time , jadi total anggota 12 orang
Sedangkan anggota technical staff adalah 12 orang full time denagn
komposisi sebagai berikut :
Amerika Utara 6 orang
Eropa 6 orang
Asia Pasific 4 orang
Negara lainnya 3 orang
Total 19 orang

Adapun tugas Board Of Trustee adalah :


1. Memilih anggota IASC Board
2. Mencari dana
3. Mensahkan budget dewan

Setiap anggota trustee menandatangani kontrak act in public interest. Mereka


ini bertemu secara berkala minimal 2-3 per tahun. Masing – masing anggota
menjalani masa jabatan selama 3 tahun. Tidak ada dominasi regional, dan utuk
memutuskan suatu standar diperluka 8 suara.Dewan harus bertemu minimal 10
kali setahun. Mengenai budget IASC sebelum restrukturisasi hanya US $ 4 juta
sekarang diperkirakan akan menjadi sekitar USD $ 16 – 19 juta .

Pendekatan baru selaku pembuat standara akauntansi dunia ( global standard


setter ) adalah sebagai berikut ;

IASC Staff Resource Research Global Project

National Standar Setter


Global Project
Head Quarter dulu di London, setelah rekstrukturisasi IASC nanti maka bisa saja
tempat ini dipindahkan.

F. AAAA atau Four A


Organisasi ini adalah organisasi independen tanpa memiliki keterkaitan
organisasi dengan organisasi lain termasuk AAA ( American Accounting
Association ). Ia berdiri sendiri dan menjadi wadah akuntan di Asia Pasifik.

Program Four A ini adalah :

1. Melakukan pertemuan tahunan secara berpindah – pindah


2. Menerbitkan Research Journal
3. Melaksanakan Doctoral Colloqium
4. Membuka website sendiri untuk mempublikasikan keadaan organisasi
5. Memberikan Research grant kepada para anggota atau peniliti.

G. IFRS ( International Financial Reporting Standards )

Standar akuntansi merupakan pedoman bagi siapa saja dalam menyusun


laporan keuangan. Standar akuntasi ini merupakan upaya badan resmi apakah
regulator atau organisasi profesi untuk menyeragamkan penyusunan laporan
keuangan yang digunakan untuk kepentingan publik seperti dalam pelaporan di
pasar uang dan pasar modal

Standar akuntasi ini merupakan pedoman dalam pencatatan, penyusunan, dan


penyajian laporan keuangan perusahaan. Jika standar nya berbeda maka bentuk
dan isi laporan keuangan nya akan berbeda yang juga akan menimbulkan
perbadaan di sana sini sehingga laporan keuangan tidk bisa di perbandingkan.

H. Transaksi Valuta Asing


1. Transaksi bisnis murni

Transaksi valuta asing muncul karena kegiatan perusahaan yang memang


membutuhkan valuta asing misalnya karena kegiatan impor, ekspor baik secara
tunai maupun kredit. Penerimaan pinjaman dalam valuta asing baik dari kreditor
dalam maupun luar negeri.

2. Transaksi Hedging

Transaksi ini dilakukan dengan maksud meminimalisasi atau menghilangkan


risiko kerugian yang diakibatkan transaksi valuta asing yang terjadi karena murni
transaksi bisnis, misalnya karena perusahaan mempunyai utang dalam valuta
asing yang harus dibayar dikemudian hari untuk melindungi terjadinya fluktuasi
kurs yang berpotensi menimbulkan kerugian, perusahaan melakukan transaksi
pembelian valuta asing future trading , jual beli option dan melakukan transaksi
swap.

3. Transaksi spekulasi

Transaksi yang dilakukan perusahaan dengan maksud untuk mendapatkan


keuntungan dari fluktuasi kurs valuta asing. Pernyataan standar akuntansi
Indonesia tidak membedakan perlakuan akuntansi terhadap transaksi valuta
berjangka baik untuk motif bisnis . Murni, bedging ataupun untuk tujuan
spekulasi. Sedangkan menurut fasb no 52, perlakuan atas keuntungan dan
kerugian kurs dri trasaksi valuta asing berjangka dibedakan. Jika untuk tujuan
bedging, kerugian atau keuntungan tidak di bebankan ke perhitungan laba rugi,
sebaliknya,jika untuk tujuan non bedging, keuntungan atau kerugian kurs di
bebankan ke perhitungan laba rugi.

Bagi perusahaan yang memiliki transaksi valuta asing perusahaan dihadapkan


pada tiga foreign Exchange Exposer

1. Transaction Exposure

Exposure ini menyangkut pencatatan valuta asing pada saat terjadinya,


kemudian melakukan pengukuran terhadap kejadian yang mencerminkan
ketidakpastian yang timbul dari perubahan jumlah hak dan kewajiban serta yang
menimbulkan laba/rugi yang nyata.

2. Economic Exposure

Hal ini menyangkut keadaan yang bersifat strategis karena menggambarkan


future carning power yang dapat dipengaruhi oleh adanya

3. Translation Exposure

Cara mengukur pengaruh perubahan nilai valuta asing terhadap laporan


keuangan neraca dan hasil suatu perusahaan, terutama dalam menyusun laporan
keuangan konsolidasi accounting exposure akan selalu muncul pada saat
penyusunan laporan keuangan jika diantara akun laporan keuangan bersangkutan
terdapat akun atau pos-pos yang awal kejadiannya dinyatakan dalam valuta asing.
Oleh karena itu, perlu dibedakan metode pencatatan yang antara lain:

a. Single rate method, menurut metode ini nilai dilaporkan menurut kurs tunggal
yang berlaku pada tanggal neraca.
b. Current-non-current method, menurut metode ini pos pos valas dibagi dua
yaitu:
- Akun lancar (current) , dilaporkan menurut kurs yang berlaku saat itu
(current rate).
- Akun nonlancar (non-current), dilaporkan menurut kurs historis.
- Akun laba rugi dijabarkan dengan kurs rata-rata (average rate), kecuali
untuk penyusutan dan amortisasi dinilai dengan kurs historis (historical
rate).
c. Monetary dan non-monetary method, dalam metode ini akun-akun valuta
asing perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
 pos moneter, yaitu pos yang nilai aslinya tidak berubah dan dinilai
dengan kurs saat itu (current rate).
 Pos non moneter, yaitu pos-pos yang nilai historinya berubah-ubah
tergantung harga pasar dan untuk itu dinilai dengan historical rate.
d. Temporal method, yang merupakan modifikasi dari monetary dan non-
monetary method. Dalam hal ini penentuan kurs didasarkan pada metode
pemilihan yang digunakan apakah market value atau historical value.
e. Hybrid method, yaitu campuran dari beberapa metode di atas dengan syarat
harus dilaksanakan dengan konsisten.

PSAK yang dikeluarkan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) memberikan


pedoman sebagai berikut.

1. Selisih kurs akibat perubahan norma (gradual)


2. Selisih kurs akibat devaluasi:
a. Sehubungan dengan saldo kas dan bank dilaporkan pada perhitungan
laba rugi tahun berjalan.
b. Hal yang berkaitan dengan pos moneter dalam valuta asing dapat
dilaporkan langsung pada perhitungan rugi laba atau ditangguhkan.
Amortisasi harus dilakukan secara sistematis jangka waktunya adalah
sisa masa yang sesuai dengan perjanjian yang berlaku atau pada saat
pelunasan, mana yang lebih dahulu. Selisih dari SWAP atau kontrak
pembelian devaluasi dilaporkan sama seperti yang diterapkan pada
pelaporan selisih kurs pinjaman yang diproteksi.
c. Kebijakan akuntansi sehubungan dengan selisih kurs devaluasi harus
diungkapkan secara jelas pada catatan atas ikhtisar keuangan.
Sementara itu, standar akuntansi menurut FASB adalah sebagai berikut.

1. Semua aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs
yang berlaku pada tanggal neraca.
2. Selisih kurs akibat transaksi dalam mata uang asing harus diperhitungkan
dalam penentuan rugi laba periode tertentu. Tidak ada perbedaan antara
yang normal dan devaluasi.

Kurs Valuta Asing

Setiap Negara mempunyai mata uang sendiri dan dalam perdagangan


antarnegara pasti melibatkan mata uang masing-masing atau mata uang Negara
lain misalnya Dolar atau Euro. Untuk menilai harga dan nilai masing-masing mata
uang maka dikenal exchange rate dan untuk itu di masing-masing pasar uang atau
di bank sentral masing-masing Negara dikenai foreign exchange market. Dikenal
beberapa istilah exchange rate:

1. The Spot rate, yaitu rate yang digunakan untuk transaksi valuta asing pada
hari itu dan dikirim paling lama dua hari kemudian.
2. The Forward rate adalah rate yang digunakan untuk transaksi atau kontrak
valuta asing dikemudian hari antara langganan dengan pedagang valuta, bank
atau pihak lain sejumlah tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan
datang. Transaksi Forward ini dilakukan untuk maksud:
a. transaksi hedging atau melindungi risiko perubahan kurs;
b. spekulasi terhadap perubahan atau fluktuasi kurs;
c. meng-hedge investasi di negara lain;
d. meng-hedge komitmen atas transaksi valuta asing.

Kurs antara spot dan forward bisa saja berbeda tergantung pada estimasi,
pengharapan pelaku pasar. Perbedaan itu disebut spread. Jika kurs forward lebih
besar dari kurs spot, disebut penjualan pada tingkat premium sebaliknya, jika kurs
forward lebih rendah dari pada kurs spot, disebut penjualan pada tingkat discount.
Untuk menghitung persentasi tahunan dapat dilakukan sebagai berikut.
Premium (Discount) = FR – SR x 12

SR N

FR adalah forward rate pada saat kontrak disetujui

SR adalah spot rate pada hari yang sama

N adalah jumlah bulan forwarder.

Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung tingkat bunga di Negara lokal
dan tingkat bunga di luar negeri.

rLC – rFC = FR – SR x 12

SR N

Dan FR = SR (rLC – rFC) N = SR

12

Di mana:

rLC adalah tingkat bunga negara lokal

rFC adalah tingkat bunga negara luar

Akuntansi untuk Transaksi Valuta Asing

Dalam bisnis yang semakin mendunia transaksi suatu perusahaan selalu


melibatkan valuta asing yang berbeda dari mata uang Negara di mana perusahaan
berkedudukan. Untuk kejadian di mana melibatkan valuta asing tanpa melakukan
transaksi forward, maka metode pencatatannya adalah sebagai berikut.

1. Pada saat transaksi dilakukan, aktiva, utang, pendapatan, biaya dicatat


menurut nilai uang resmi perusahaan pada kurs yang terjadi saat melakukan
transaksi.
2. Pada tanggal neraca dan pada tanggal eksekusi transaksi valuta asing, saldo
valuta asing yang tercatat disesuaikan untuk menggambarkan kurs valuta
asing.
3. Laba rugi akibat perbedaan kurs valuta asing dicatat dalam laporan laba rugi
tahun berjalan terkecuali yang dijelaskan dalam poin 4.
4. Laba rugi dari transaksi hedging atas investasi asing dan transaksi antar
perusahaan jangka panjang jika perusahaan dikonsolidasikan, digabung atau
dicatat secara equity method dicatat tersendiri sebagai komponen
stockholder’s equity.

Contoh 1: Transaksi valuta asing yang melibatkan kegiatan impor/ekspor barang.

Sebuah perusahaan Amerika, American Industry pada 21 Desember 2005 menjual


barang ke Prancis dengan nilai FC 1.000.000,- dengan ketentuan “net30”. Kurs
pada tanggal tertentu adalah sebagai berikut:

21 Desember 2005 FC 1 = US $ 0.50

31 Desember 2005 FC 1 = US $ 0.55

20 Januari 2006 FC 1 = US $ 0.45

Jurnal untuk mencatat transaksi diatas berdasarkan ketentuan (standar) di atas


adalah:

Pada 21 Desember 2005, pencatatan transaksi:

Piutang dagang US $ 500.000

Penjualan US $ 500.000

Pada 31 Desember 2005, pencatatan selisih kurs:

Piutang dagang US $ 50.000

Laba perbedaan kurs US $ 50.000

Laba ini akan dimasukkan dalam laporan laba rugi tahun 2005
Sementara itu, pada 20 januari 2001 eksekusi transaksi maka dijurnal:

Kas US $ 450.000

Rugi Perbedaan Kurs 50.000

Piutang dagang US $ 500.000

Contoh 2: dimisalkan American Industry memberikan dana kepada perusahaan


asing subsidinya sebesar FC 1.000.000,- dana ini merupakan dana jangka
panjang , sedangkan kurs sama seperti diatas.

Jurnal pada 21 Desember 2005:

Investasi pada PT X di Prancis US $ 500.000

Kas US $ 500.000

Tidak ada laba rugi di laporan keuangan tahun 2005, yang ada hanyalah jumlah
yang dimasukkan dalam penentuan penyesuaian kurs sebesar US $ 50.000 atau
dihitung dari FC 1.000.000 x (US $ 0.55 – 0.50).

Penjabaran Valuta Asing dalam Laporan Keuangan

1. Metode Current-Non-current (Lancar dan Nonlancar)


Dalam metode ini aktiva dan kewajiban lancar dijabarkan pada kurs saat itu,
sedangkan aktiva dan kewajiban tidak lancar dijabarkan berdasarkan kurs
historis sewaktu transaksi itu terjadi. Pos-pos laba rugi dijabarkan berdasarkan
kurs rata-rata terkecuali beban penyusutan dan amortisasi yang dijabarkan
berdasarkan kurs historis.
2. Metode Monetary and Non-monetary (Moneter dan Nonmoneter)
Dalam metode ini aktiva dan kewajiban moneter dijabarkan pada kurs saat
sekarang (current rate) sedangkan aktiva dan kewajiban non-moneter
dijabarkan menurut kurs historis.
3. Current method
Dalam metode ini semua penjabaran aktiva dan kewajiban didasarkan pada
kurs sekarang (current rate).
4. Temporal method
Dalam metode ini kas, piutang dan utang baik yang lancar dan tidak lancar
dijabarkan menurut kurs sekarang sementara aktiva dan kewajiban hanya
dijabarkan menurut kurs sekarang jika posnya dicatat menurut nilai sekarang
sedang dijabarkan menurut kurs historis jika posnya dicatat menurut nilai
historis.

Transaksi Valuta Asing Menurut PSAK

Standar akuntansi yang mengatur transaksi valuta asing dicantumkan dalam


PSAK No.10 sedangkan penjabaran valuta asing dalam laporan keuangan
dicantumkan dalam PSAK No. 11.

Metode penjabarannya dibedakan antara perusahaan yang memiliki kegiatan


usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dari perusahaan atau entitas
asing.

1. Laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan
bagian integral dari perusahaan dijabarkan sebagai berikut.
a. Biaya perolehan dan beban penyusutan aktiva tetap berwujud dijabarkan
dengan kurs tanggal transaksi atau jika aktiva dinilai dengan nilai wajar
menggunakan kurs pada tanggal penilaian.
b. Persediaan dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat biaya terjadi.
c. Jumlah yang recoverable amount atau yang dapat direalisasi dari suatau
aktiva dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat
penilaian.
d. Jika kurs yang sebenarnya tidak dapat diketahui maka sering kali
digunakan kurs rata-rata selama periode tertentu (periode penjabaran).

2. Entitas Asing
a. Aktiva dan kewajiban asing baik moneter maupun non-moneter
dijabarkan dengan kurs penutup (closing rate).
b. Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs
yang berlaku pada tanggal transaksi.
c. Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai “selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas
sampai pelepasan investasi netto yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai