Anda di halaman 1dari 5

C.

Lembaga Akuntansi Internasional


International Federation of Accountant dan International Accounting Standard Committee
(IASC)
Saat ini dunia masih belum memiliki suatu standar akuntansi yang diakui semua negara,
masing-masing negara memiliki standar akuntansinya sendiri-sendiri, USA, UK, Indonesia,
Australia, dan lain sebagainya. Karena semakin menyatunya berbagai kegiatan ekonomi
khususnya pasar modal dan semakin majunya teknologi komunikasi, internet, komputer, semakin
terasa perlunya standar akuntansi dunia, satu untuk semua. Inilah salah satu tujuan dari IFAC
maupun IASC. Syukurnya saat ini banyak lembaga-lembaga internasional yang telah mengendor
SIASC selaku perumus standar akuntansi internasional. Terakhir Basle Committee, organisasi
Pengawas Bank Internasional dan International Organization of Securities Commission (IOSC)
juga telah mengendors penggunaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASC.
Perkembangan akuntansi internasional ini sangat didorong oleh keberadaan lembaga
internasional yang memberikan perhatian terhadap perkembangan profesi ini secara
internasional, khususnya upaya mengharmonisasikan standar akuntansi. Beberapa lembaga
internasional dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Accounting International Study Group (AISG)
Organisasi ini didirikan oleh tiga negara; Amerika, Inggris, dan Kanada. Grup ini
berupaya mengkaji praktik akuntansi dan auditing di ketiga negara tersebut. Sampai saat
ini grup ini telah melahirkan berbagai studi yang sangat bermanfaat bagi perkembangan
akuntansi internasional.
2. International Congress of Accountant (ICA) didirikan pada tahun 1904 dengan tujuan
meningkatkan konsultasi dan pertukaran ide antara akuntan di berbagai negara.
3. International Coordination Committe for the Accounting Profession (ICCAP)
Pada tahun 1972 International Coordination Committe for the Accounting Profession
(ICCAP) ini dibentuk, lembaga ini didirikan untuk mempelajari kode etik profesi,
pendidikan, dan latihan, dan struktur organisasi akuntansi regional. Pada tahun 1976
ICCAP dilebur dan menjadi International Federation of Accounting Committe (IFAC).
4. International Federation of Accountant (IFAC)
Federasi ini dibentuk dengan tujuan;
a) menyusun norma pemeriksaan akuntansi internasional;
b) menyusun kode etik profesi;
c) menyusun program pendidikan profesi akuntan,
d) mengembangkan dan menilai teknik dan prosedur akuntansi manajemen dan
manajemen keuangan;
e) melakukan riset untuk membantu perkembangan praktik akuntan publik;
f) meningkatkan hubungan dengan para pemakai laporan keuangan lainnya seperti
pekerja, kreditor, pemerintah, dan sebagainya;
g) mendorong pembentukan organisasi regional;
h) menerbitkan News Letter IFAC;
i) membantu menyebarkan literatur akuntansi melalui berbagai publikasi;
j) melaksanakan kongres internasional akuntansi setiap lima tahun sekali;
k) perluasan keanggoraan organisasi IFAC,

Sampai pada tahun 1985 jumlah anggota IFAC telah mencapai 65 negara. Dalam federasi
ini terdapat tujuh standing committe sebagai berikut; Komite Pendidikan, Kode Etik,
Norma Pemeriksaan Akuntansi Internasional, International Congress, Akuntansi
Manajemen, Perencanaan, Organisasi Regional. Komite International Auditing Practices
Committe (IAPC) merupakan komite yang paling aktif. Pada tahun 1973 kemudian
dibentuk International Accounting Standard Committe (IASC) dengan tujuan;
1. merumuskan dan mempublisir standar akuntansi yang berlaku secara internasional;
2. mengupayakan harmonisasi peraturan, standar akuntansi dalam penyajian laporan
keuangan.
5. Beberapa organisasi akuntan regional juga telah banyak memberikan sumbangan bagi
perkembangan akuntansi internasional seperti;
a) Organisasi PBB (UNO, United Nation Organization);
b) International Monetary Fund (IMF) dan World Bank,
c) Organization for Economic and Cooperative Development (OECD);
d) Confederation of Asia and Pasific Accountant (CAPA);
e) Asean Federation of Accountant (AFA);
f) Japan Accounting Association (JAM);
g) African Accounting Council (AAC);
h) Union European Accountants (UEA);
i) Association of Accountancy Bodies in West Africa (ABWA);
j) Association Interamericana de Contabilidad (AIC);
k) Nordic Federation of Accountant (NFA);
l) European Accounting Association (EAA);
m) Arah Society of Certified Accountants (ASCA);
n) Union Europeenne des Experts Comptables de la CEE (The Study Group);
o) Inter American Accounting Conference (TAAC);
p) Asean Association of Academic Accountants (MAAN).
6. Beberapa kantor akuntan publik besar yang dikenal dengan big six atau sebelum
merger disebut big eight, Arthur Anderson & Co, Arthur Young & Co, Coopers &
Lybrand, Deloitte Haskins & Sells, Peat Marwick, Mitchell 8 Co, Price Waterhouse,
Touche Ross & Co, dan Whinney Murray Ernst and Ernst.
7. International Forum on Accountancy Development (IFAD). Lembaga ini didirikan
oleh IFAC bersama the big 5 kantor akuntan dunia. IFAD bertujuan untuk
membentuk arsitektur keuangan global.
8. Beberapa profesi akuntansi juga telah banyak andilnya dalam pengembangan
akuntansi internasional seperti;
a) American Accounting Association (AAA),
b) American Institute of Certified Public Accountant (AICPA),
c) Institute of Management Accountant (IMA),
d) Association of University Instructors in Accounting (AUIA),
e) Canadian Association of Academic Accountants (CAAA),
f) Financial Executive Institute (FEI),
g) Financial Analyst Federation (FAF);
h) Institute of Internal Auditor (ILA);
i) The Institute of Chartered Accountants of England and Wales (ICAEW).
Beberapa isu yang menjadi topik akuntansi internasional ini antara lain adalah;
1. Akuntansi untuk transaksi mata uang asing;
2. Manajemen risiko valuta asing seperti; future trading, swap, contracts;
3. Pengungkapan penjabaran mata uang asing,
4. Akuntansi Inflasi;
5. Akuntansi Perpajakan,
6. Transfer pricing,
7. Laporan Konsolidasi;
8. Information control system;
9. Performance evaluation,
10. Investment planning.
Upaya organisasi internasional ini ditujukan untuk mengharmonisasikan praktik
akuntansi dan auditing di tingkat internasional terus berjalan dan membuahkan hasil.
Indonesia yang tidak bisa melepaskan diri dari arus perkembangan akuntansi
internasional mestinya harus ikut dalam mainstream perkembangan ini.

The International Accounting Standard Committee (IASC) Sebagai Embrio


IFRS
IASC didirikan 29 Juni 1973 oleh IFAC. Dewan IASC bertemu 3-4 kali setahun.
Program pertama adalah mengakui praktik akuntansi di berbagai negara. Pada tahun
1988 IASC berusaha mengeliminasi alternatif tersebut dan kemudian dibuat satu
benchmark standar akuntansi internasional dan dibolehkan menggunakan alternatif
standar akuntansi. Pada tahun 1993 dibuat rencana oleh IASC sehingga untuk
menjadi satu standar untuk seluruh dunia. Proyek ini disebut juga Comparability
Project. Sejauh ini sudah lebih 800 perusahaan publik menggunakan standar
akuntansi IASC. Tahun 2005, 65 negara tetap mewajibkan International Financial
Reporting STandar (IFRS) untuk perusahaan yang terdaftar di bursa.
Pada November 2004 wali Amanat IASC Foundation mengusulkan beberapa perubahan
dalam struktur IASB antara lain;
1. memperluas jumlah anggota Board of Trustee (Wali Amanat) dani 19 menjadi 22 orang
2. mempertahankan 2 orang keanggotaan paruh waktu di IASB;
3. dipermudah campuran keanggotaan dengan latar belakang yang berbeda di IASB.
Sekarang ini 5 praktisi auditor, 3 penyaji laporan keuangan, 3 pemakai laporan keuangan,
dan S1 dari akademisi. Diusulkan bunyinya menjadi hanya “gabungan dari auditor,
penyaji, pemakai, dan akademisi” termasuk minimal anggota IASB yang sudah memiliki
pengalaman dan berlatar belakang itu,
4. memberikan hak kepada board of trustee untuk memberikan komentar dan saran kepada
agenda IASB, tetapi tidak memiliki kekuasaan untuk memutuskan agenda.
5. meningkatkan jumlah vote dalam memutuskan exposure draft, standar, dan penafsiran
standar dari “simple majority” menjadi 9 dari 14 anggota IASB.

Adapun struktur organisasi, kepala, wakil dan senior technical officer IASB adalah;

Sir David Tweedie, IASB Chairman, Thiomas E Jones, IASB Vice Chairman, Kevin
Stevenson, Direktur Technical Activities Wayne S. Upton, Direktur Penelitian, Paul
Pacter, Direktur Standar untuk Small Medium Enterprices.
Standard Interpretation Committee (SIC) beranggotakan part time member sebanyak
16 orang yang terdiri dari 12 full time dan 4 pengamat.
Negara anggota SIC ini terdiri dari;
1. US
2. Canada
3. Mexico
4. United Kingdom
5. France
6. German
7. Netherlands
8. Nordic Federation
9. Swiss Holding Company South Africa
10. Australia
11. Jepang/Japan
12. Malaysia
13. India/Srilanka

Sementara itu, anggota pengamat antara lain adalah;


1. FEI (Financial Executive Institute);
2. AIMR;
3. TOSCO (International Organization of Securities Commission).

Steering Committee terdiri dari 1 orang Chairman dan 6 orang part time member.
Technical staff terdiri dari Technical Director dan seorang Secretary General dengan 4-6
part time project manager. IASC juga akan menjadi berbentuk yayasan yang lebih
independen. FASB yang di Amerika itu full time sehingga posisinya lebih independen.
Bayangkan gaji member FASB itu saja sebesar US 500.000 per tahun. Untuk menerapkan
struktur baru itu maka pada tahun 2000, IASC telah menunjuk 7 Profile Nominating
Committee yang akan memilih Board of Trustee di antaranya, yaitu;
1. Arthur Levitt, mantan Chairman SEC,
2. Jim Wolfensohn, CEO World Bank;
3. Andrew Cheng, Chairman of Hongkong Securities and Future Commission.
Board of Trustee yang akan dipilih berjumlah 19 orang terdiri dari;
Amerika Utara 6 Orang
Eropa 6 Orang
Asia Pasifik 4 Orang
Lain lain 3 Orang
Jumlah 19 Orang

Board of Trustee ini telah diresmikan bulan Mei 2000 mereka bertugas untuk
menunjuk Board of IASC dan pada bulan Juni telah terpilih Sir David Tweedie selaku
chairman yang baru. Anggota board ini berjumlah 14 orang, 12 anggota full time dan 2
lagi anggota part time. Komposisi Board ini direncanakan sebagai berikut;
Latar belakang Auditing 5 orang
Latar belakang Penyaji Laporan 4 orang
Pemakai Laporan 3 orang
Lain, Akademisi minimal 1, 2 orang
Jumlah 14 orang

Dengan perubahan struktur, iklim dan legal dari IASC ini diharapkan IASC akan
semakin memiliki wibawa dalam menekankan penggunaan internasional standar dalam
penyajian laporan keuangan perusahaan MNC. Sehingga laporan keuangannya lebih
dipercaya, dapat diperbandingkan, dan lebih transparan. Ditargetkan pada tahun 2005
semua perusahaan yang listed di Pasar Modal Eropa akan menggunakan IASC.

Anda mungkin juga menyukai