http://lisapurnamylullaby.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-dan-pengertian-ifrs.html
Sejarah dan Pengertian IFRS
Di era zaman yang semakin hari semakin modern, masyarakat di berbagai belahan dunia
begitu mudahnya untuk berinteraksi, termasuk dalam interaksi dagang dan berinvestasi. Karena
kemajuan teknologi tersebut mendorong kemudahan manusia di seluruh dunia untuk berkomunikasi
tanpa ada batas wilayah Negara atau biasa kita sebut globalisasi.
Dampak globalisasi yang semakin kuat dan berimbas kepada pasar pasar investasi membuat
pihak yang terlibat berupaya untuk mempermudah dan menyeragamkan bahasa dalam berinvestasi
(bahsa pelaporan keuangan dan standar keuangan). Standar pelaporan keuangan dan standar
akuntansi haruslah standar yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat global. Sehingga
diperlukan standar yang sama di seluruh dunia.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus
dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada
saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal
neraca).
3. Pengakuan
Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen
tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi
tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam
badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan
keuangan
1. Neraca
Pemakai Kepentingan
· Basis Pengukuran
1. Biaya Perolehan
2. Biaya Kini
1. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) – standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001.
3. Interpretasi berasal dari interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional Komite (IFRIC) – yang
diterbitkan setelah tahun 2001.
IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia,
Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008,
lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau
mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan
untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan
diadopsi mulai tahun 2012 mendatang.
1. Standar ditentukan / disusun oleh manajemen, Standar ditentukan / disusun oleh manajemen
karena yang membutuhkan adalah pihak manajemen.
2. Standar ditentukan / disusun oleh profesi, Standar ditentukan / disusun oleh profesi karena profesi
yang bertugas untuk menyusun dan mengaudit laporan keuangan.
3. Financial Accounting Standard World (FASW), FASW lahir setelah orang menilai pihak kreditur terlalu
dominant dalam menyusun standar akuntansi keuangan.
IFRS di Indonesia
1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia
memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
2. Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang
standar keuangan.
3. Thn. 1974 = Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut
dengan prinsip Akuntansi.
5. Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC.
7. Thn. 2008 = diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
Upaya untuk memperkuat Arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting Standard
Boards (IASB) melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya
International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting
Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat).
International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic yang hangat bagi akuntan dan
top manajemen pada perusahaan-perusahaan yang sudah terjun di Bursa Efek global dan juga para
akademisi serta para Auditor yang akan melakukan pemeriksaan pada perusahaan-perusahaan yang
sudah menerapkan IFRS tersebut. Maka pada tanggal 17-22 Januari 2011 telah diadakan Pelatihan
Internasional “TOT” untuk IFRS dan Penyusunan Kamus Akuntansi Indonesia yang diselenggarakan
oleh Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Pada pelatihan tersebut ada banyak hal menarik yang disampaikan oleh para pembicara dari anggota
DSAK IAI dan akademisi UGM yaitu Dr. Setiyono, Kantor Akuntan Publik PWC Djohan Pinnarwan, SE.,
BAP, dari Akademisi UGM yaitu Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA dan Prof. Dr. Suwardjono, M Sc. Pada
Pelatihan tersebut secara umum peserta yang berpartisipasi sebagian besar adalah para akademisi
dan staf akuntansi dan Auditor.
Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di Indonesia, tentu kita akan bertanya
kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari
laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia disamping itu Konvergensi IFRS adalah salah
satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum, Hasil dari pertemuan pemimpin
negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang
dicanangkan sebagai berikut:
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi
secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984).
Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip
akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan
dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan
standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan. Sejak
tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan
standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi
dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun
2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa
penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali
yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1
September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di
Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika
itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya
ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar
IFRS dari total 33 standar.
10. 10.PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa
1. PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa
Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
2. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang
4. PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan
Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
5. PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang
Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
5. PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)6. PSAK 10 (2010): Transaksi Mata Uang
Asing (disahkan 23 Maret 2010
6. ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
4. ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya.
2. ED PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
3. ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 4. ED ISAK 18: Bantuan Pemerintah-
Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas Operasi
4. ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya
2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak
IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan
acapkali ini tidaklah mudah.
4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi
yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan
yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modalsecara global.
e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk
melakukan earning management
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sai.ugm.ac.id/site/images/pdf/ifrs.pdf
http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?catid=&id=98
http://dicilala.blogspot.com/2011/11/ifrs-di-berbagai-negara.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Pelaporan_Keuangan_Internasional
Apa itu GAAP? GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted Accounting
selama bertahun-tahun, dan yang digunakan oleh bisnis untuk mengatur informasi
keuangan mereka menjadi catatan transaksi akuntansi yang ringkas dalam pelaporan
Salah satu alasan untuk menggunakan GAAP adalah agar pembaca laporan keuangan
dibeberapa perusahaan memiliki dasar yang memadai untuk perbandingan, karena semua
1. Laporan keuangan
2. Aktiva
3. Kewajiban
4. Keadilan
5. Pendapatan
6. Beban
7. Penggabungan usaha
9. Nilai wajar
11. Sewa
adalah yang terbaru. Komisi Sekuritas dan Bursa juga masalah pernyataan akuntansi
melalui Buletin Akuntansi Staf dan pengumuman lain yang hanya berlaku untuk
perusahaan publik yang diadakan, dan yang dianggap sebagai bagian dari GAAP. GAAP
dikodifikasikan ke dalam Kodifikasi Standar Akuntansi (ASC), yang tersedia online dan
kerangka akuntansi yang digunakan di sebagian besar negara . GAAP jauh lebih dari
aturan berbasis dari IFRS. IFRS lebih berfokus pada prinsip-prinsip umum dari GAAP,
yang membuat IFRS kerja jauh lebih kecil, bersih, dan lebih mudah dipahami daripada
GAAP.
Ada beberapa kelompok kerja yang secara bertahap mengurangi perbedaan antara
GAAP dan kerangka kerja akuntansi IFRS, sehingga akhirnya harus ada perbedaan kecil
dalam hasil yang dilaporkan bisnis jika beralih antara dua kerangka kerja.
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang
detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari GAAP
luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana perbedaan
spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang signifikan lakukan tetap,
paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat berbeda, tergantung
pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan.
Contoh:
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi
dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan
dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti kerangka
konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel-
tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu
level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element laporan keuangan, dan
level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
US GAAP IFRS
Konsisten
US GAAP IFRS
Aset Aset
Kewajiban Kewajiban
Ekuitas Ekuitas
Keuntungan
Beban
Kerugian
US GAAP IFRS
1. Kelangsungan usaha
2. Entitas ekonomi
3. Unit moneter
4. Periodisitas
5. Kelangsungan usaha
6. Basis akrual
US GAAP IFRS
US GAAP IFRS
4. Konservatisme
Unknown di 06.44
Berbagi
Diberdayakan oleh Blogger.