1
KELOMPOK 3
Ni Komang Pina Lestari 1707531023 Absen 13
Putu Nokia Sustriani 1707531024 Absen 14
Ni Putu Sinta Maryati 1707531025 Absen 15
Ni Kadek Indah Amiliasari 1707531073 Absen 26
1
2. Tidak ada penyusun standar yang secara individu mempunyai monopoli
atas solusi terbaik dari masalah akuntansi .
3. Tidak ada penyusun standar nasional yang berada dalam posisi untuk
menetapkan standar akuntansi yang dapat memperoleh keuntungan dari
pengakuan di seluruh dunia.
4. Penyusun standar nasional menemukan banyak area dalam laporan
keuangan yang sulit untuk ditetapkan secara secara individu. (Tweedie
2002).
Lebih lanjut, Sir David Tweedie dalam sambutannya untuk Economic and
Monetary Affair Committee of the European Parliement pada 31 Januari 2006
memeberi komentar tentang manfaat dari standar akuntansi yang bersifat global:
1. Dengan adanya bahasa umum yang sama, yang diaplikasikan secara
konsisten, akan memungkinkan penanam modal lebih mudah untuk
membandingkan hasil keuangan dari operasi perusahaan yang berada
dalam yurisdiksi yang berbeda dan menyediakan kesempatan yang lebih
besar untuk investasi dan diversifkasi.
2. Resiko utama investasi menjadi berkurang yang mengakibatkan biaya
modal menjadi lebih rendah
3. Untuk auditor, dengan adanya satu standar akuntansi yang berlaku,
memungkinkan perusahaan audit internasional untuk menstandarisasi
pelatihan dan memberi jaminan kualitas atas pekerjaan mereka dalam
konteks global. Hal ini terkait dengan konsistensi penerapan atas masalah
akuntansi oleh perusahaan audit dan kliennya.
4. Untuk pembuat peraturan, mengurangi kebingungan yang terkait dengan
kebutuhan untuk memahami berbagai jenis laporan dari rezim yang
berbeda.
2
2.1 Lembaga-lembaga Penyusun Standar Akuntansi
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan peribumi,
yaitu Prof.Dr. Ambutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di
negeri Belanda pada tahun 1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan
dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan
Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957 keempat akuntan ini bersama
dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan
untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi anggota
NIVA (Netherdlands Institute Van Accountans) atau VAGA (Vereniging
Academisch Gevormde Accountans) mereka menyadari keindonesiaannya dan
berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu memikirkan perkembangan dna
pembinaan akuntan di Indonesia.
3
Konsep anggaran dasar IAI pertama di selesaikan pada 15 Mei 1958 dan
naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri kehakiman
mengesahkannya pada 11 Februari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian IAI
ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah :
a. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu
pendidikan akuntan;
b. Mempertinggi mutu pekerja akuntan
FASB diakui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa sebagai penentu standar
akuntansi yang ditunjuk untuk perusahaan public. Standar FASB diakui oleh
otoritatif oleh banyak organisasi lain, termasuk Dewan Akuntansi negara dan
American Institute of CPAs (AICPA). FASB mengembangkan dan mengeluarkan
standar akuntansi keuangan melalui proses yang transparan dan inklusif yang
dimaksudkan untuk mempromosikan pelaporan keuangan yang memberikan
4
informasi yang berguna bagi investor dan pihak lain yang menggunakan laporan
keuangan.
5
perusahaan. Tetapi itu adalah Standar Akuntansi Internasional Komite (IASC),
selama 27 tahun dari 1973 hingga 2000, yang menetapkan panggung untuk IASB,
yang dalamgiliran muncul dari IASC.1 Sudah saatnya untuk memberikan
beberapa perspektif sejarah yang mungkin bersinar cahaya yang berguna pada
IASB hari ini. Fokus saya dalam artikel ini adalah pada perkembangan utama dan
titik balik dalam 37 tahun evolusi ini, dan untuk menyarankan beberapa tantangan
yang IASB hadapi hari ini.
6
3.1.2 Proses Penentuan Standar
7
DAFTAR PUSTAKA