Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 3

Ni Komang Pina Lestari 1707531023 Absen 13


Putu Nokia Sustriani 1707531024 Absen 14
Ni Putu Sinta Maryati 1707531025 Absen 15
Ni Kadek Indah Amiliasari 1707531073 Absen 26

KONSEP DASAR TEORI DALAM ILMU PENGETAHUAN, AKUNTANSI


SEBAGAI TEORI NORMATIF SERTA SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
RISET EMPIRIS DALAM BIDANG AKUNTANSI (SAP 1)

I.1 Pengertian dan Fungsi Teori

1.1.1 Pengertian Teori dalam Ilmu Pengetahuan


Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran
“pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan
mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Dalam ilmu Pengetahuan, teori berarti model atau kerangka pikiran yang
menjelaskan fenomena alami atau sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan,
dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang
telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan,
meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu. Sering kali, teori dipandang sebagai
suatu model atas kenyataan (misalnya: apabila kucing mengeong berarti kucing itu
ingin makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan
terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.

1.1.2 Pengertian dan Fungsi Teori Akuntansi

Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara
sis tematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antar variabel
dengan variable lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat mejelaskan
dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul. Hendriksen menilai teori
akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum yang akan dapat:

1
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi
dinilai.
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti
perkembangan ekonomi, social, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang
demikaian cepat.

Teori Akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika
dibandingkan dengan teori-teori yang lain seperti matematika atau fisik. Chambers
(1994) berpendapat bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang spesifik
bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur. Lebih lanjut
Chambers menyatakan meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan murni, akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
sosial ( social science). Seperti halnya ilmu sosial lainnya, konsep akuntansi tidak
didasarkan pada kebenaran yang sifatnya universal (Glautier and Underdown, 1994).
Konsep akuntansi mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana akuntansi
dipraktekkan.
Oleh karena preskripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah-
masalah khusus, teori yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan model-
model yang khusus. Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk
memberikan kerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan
akuntansi (Mathews and Perera, 1993).

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi


sebagai berikut:

1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun


standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi
dalam hal tidak adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan “judgment”dalam penyusunan
laporan keuangan.

2
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap
informasi yang disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi


sebagai berikut:
1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan
praktek akuntansi.
2. Memberikan pedomen terhadap praktek dan prosedur akuntansi yang baru

I.2 Pengantar Mengenai Konsep Dasar Akuntansi Sebagai Sebuah Teori


Normatif

Menurut Watt and Zimmerman (1986, hal 4) “…accounting theorists


became much more concerned with prescribing how firm should report ,,, ; the
became more normative—concerned with what should be done. Very little concern
was exhibited for the empirical validity of the hypotheses on which the normative
prescriptions rested “
Dari pendapat ahli di atas bahwa teori normative adalah menjelaskan bahwa
informasi apa yang seharusnya diinformasikan kepada para pengguna informasi atau
dengan kata lain apa yang seharusnya dilakukan akuntan dalam proses penyajian
laporan keuangan dan bukan menjelaskan tentang apakah informasi laporan keuangan
tersebut serta mengapa hal itu terjadi.
Dalam teori normatif lebih berfokus pada:
1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income) Teori ini berkonsentrasi pada
penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk aktiva dan laba.
Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang dimaksud
denganpengukur nilai dan laba yang benar.

3
2. Pengambilan keputusan (decision usefulness) Pendekatan ini menganggap
bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu proses
pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang
relevan atau bermanfaat.
Namun terdapat beberapa kelemahan dari teori normatif :
1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris,
karena didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat
diuji keabsahannya secara empiris,
2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor
secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas,
3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya
alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal.

Hal ini mengingat bahwa dalam sistem perekonomian yang mendasarkan pada
mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat
dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien. Lebih lanjut Watt and
Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi
dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis
yang kuat. Untuk menutupi kelemahan dari teori normatif, Watt and Zimmerman
mengembangkan pendekatan positif yang berlaku dalam specific scientific period
(1970-sekarang).

I.3 Pengantar Mengenai Sejarah Dan Perkembangan Riset Empiris Dalam


Bidang Akuntansi

Dalam pembukaan tulisannya, menjelaskan bahwa dalam perkembangannya,


akuntansi merupakan interaksi antara dua pihak yaitu individu dan organisasi. Baik
individu maupun organisasi tersebut merupakan “pembelajar” yang mana tindakan
mereka didasari pada pengalaman masa lalu yang mempengaruhi kejadian masa
depan. Baik informasi maupun praktik terdahulu merupakan produk dari pengalaman

4
tersebut. Hal tersebut yang mendasari bahwa terdapat dua pandangan akuntansi, yaitu
sebagai ilmu profesi (praktis) dan sebagai ilmu pengetahuan yang dilihat dari
perkembangannya.

Akuntansi dapat dipandang dalam dua perspektif, yaitu sebagai ilmu profesi
akuntan yang menerapkan pengetahuan akuntansi dalam dunia profesional, dan juga
sebagai ilmu pengetahuan yang dikembangan dan dipelajari. Sebagai ilmu profesi,
akuntansi menyediakan serangkaian metode dan teknik beserta panduan dalam
menjalankan tugas seorang akuntan. Sementara sebagai sebuah ilmu pengetahuan
yang dikembangkan dan dipelajari, akuntansi kembali dibagi dua menjadi teori dan
praktik. Pada perspektif ini, peran akuntansi berorientasi dalam memberikan
penjelasan dan deskripsi yang memadai mengenai praktik dan fenomena akuntansi
yang terjadi. Keduanya merupakan cakupan dari teori akuntansi.

Sebuah institusi pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan


ilmu akuntansi, dimana seorang akademisi diharapkan dapat mengembangkan teori
terhadap perkembangan praktik akuntansi dan juga menjelaskan mengenai praktik
akuntansi yang baik. Hal tersebut didukung oleh Hendriksen dalam yang
menyatakan bahwa,

accounting theory may also be used to explain existing practices to obtain a


better understanding of them. But the most important goal of accounting
theory should be to provide a coherent set of principles that form the general
frame of reference for the evaluation and development of sound accounting
practices.

Selain itu, institusi pendidikan juga bertugas dalam mempersiapkan peserta


didiknya agar cakap dan terampil dalam melakukan praktik akuntansi di dunia
profesional. Meskipun terdapat perbedaan orientasi, tetapi sudah menjadi keharusan
bahwa kedua perspektif ini berjalan secara harmonis dan saling melengkapi.

5
Beberapa tahun belakangan ini, orientasi akuntansi sebagai ilmu pengetahuan
lebih berkembang dengan banyaknya penelitian di bidang akuntansi. Hal ini
menjelaskan bahwa terdapat pergeseran posisi antara ilmu profesi dan ilmu
pengetahuan yang seharusnya berjalan harmonis. Penempatan akuntansi sebagai ilmu
pengetahuan (sains) membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi harus bebas dari
pertimbangan nilai (value-judgment) dan bersifat deskriptif . Oleh karena itu,
sekarang ini banyak sekali penelitian akuntansi yang membahas ilmu akuntansi
secara mendalam dan ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi daripada membahas
mengenai standar akuntansi yang berlaku dalam praktik akuntansi. Hal tersebut
menyebabkan kesulitan bagi para praktisi yang memerlukan pertimbangan terhadap
keputusannya.

Menurut Kinney dalam menggambarkan tiga aspek yang merupakan dasar


yang penting dalam pengembangan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan, yaitu riset,
pengajaran, dan praktik. Ilustrasi tiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Ilustrasi Aspek Dasar Pengembangan Akuntansi

6
(Sumber: Suwardjono, 2005)

Ketiga aspek ini saling berinteraksi sehingga dapat mengembangan akuntansi


sebagai ilmu pengetahuan. Riset merupakan bagian terpenting yang mana mengolah
teori deskriptif sebagai sebuah ide yang didapat melalui proses pengajaran, menjadi
suatu solusi dalam memecahkan masalah praktik. Sementara itu, proses pengajaran
didasari pada aturan maupun praktik, sementara praktik didasari oleh pengetahuan
yang didapat melalui proses pengajaran. Jadi, ketiga aspek ini secara tidak sadar
saling memberikan kontribusi satu sama lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Arif. Teori Akuntansi: Dari Pendekatan Normatif Ke Positif. Yogyakarta:


STIE YKPN
Fadli, Ridho Dharul. Teori Akuntansi Bab 1 Sejarah Akuntansi.
https://www.academia.edu/13569434/Teori_Akuntansi_Bab_1_Sejarah_Akunt
ansi. Diakses tanggal 9 September 2019.
Murtanto.1999. Teori Akuntansi: Dari Pendekatan Normatif Ke Positif. Jurnal Bisnis
Dan Akuntansi Universitas Trisakti Jakarta Vol. 1. No. 3, 163-182
Setijaningsih, Herlin Tundjung. 2012. Teori Akuntansi Positif Dan Konsekuensi
Ekonomi. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara
Jakarta Volume XVI, No. 03, 427-438
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE
Wirawan. 2011. Evaluasi. Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai