Anda di halaman 1dari 8

RESUME MATERI KELOMPOK 9

Retno Kiyarsi (1810104005)


Maya Octavia (1810104031)
Nurul Mahmudah (1810104034)

BAB 5

AKUNTANSI DI INDONESIA

1. Sejarah Perkembangan Akuntansi di Indonesia

Pada era penjajahan belanda, jejak yang jelas praktik akuntansi ada pada tahun
1747 yaitu praktik pembukuan berpasangan oleh Amphioen Sociteyt. Tahun 1800-
1900an adanya peningkatan ekonomi mendorong munculnya permintaan tenaga
akuntan dan juru buku sehingga fungsi auditing mulai dikenalkan tahun 1907.
Pengiriman Van Schagen ke Indonesia menjadi titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan
Negara. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie.
Sedangkan kesempatan bagi akuntan lokal muncul tahun 1942-1945. Setelah
kemerdekaan, praktik akuntansi model Belanda masih digunakan dan pada tahun
1970 semua lembaga baru diharuskan mengadopsi sistem akuntansi model Amerika.

Pertengahan tahun 1980an sekelompok tehnokret muncul yang berusaha untuk


menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif dan berorientasi pada pasar. Sebelum
perbaikan ini, praktik akuntansi memiliki tiga jenis pembukuan yaitu gambaran
sebenarnya untuk dasar pengambilan keputusan, menunjukkan hasil positif untuk
mengajukan pinjaman, dan hasil negatif untuk tujuan pajak. Tahun 1990an tekanan
untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan muncul karena banyak skandal
kemudian jatuhnya nilai rupiah, ini juga mendorong pemerintah dan badan berwenang
untuk mengeluarkan kebijakan regulasi mengenai pelaporan keuangan.

2. Kerangka Institutional dan Legislatif

Pada era setelah kemerdekaan, aturan yang memengaruhi aktivitas bisnis


komersial dibentuk melalui keppres dan regulasi yang dikeluarkan lembaga
pemerintah diantaranya Commercial Code 1847 yang dinamai Kitab Undang Undang
Hukum Dagang yang mengatur kegiatan bisnis dan aturan umum catatan akuntansi,
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995 yang mengatur persyaratan
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun
1999 tentang Laporan Keuangan Perusahaan yang memuat kewajiban melaporkan
laporan keuangan auditan dan ketentuan lainnya, Undang-Undang Pasar Modal No. 8
Tahun 1995 yang mengatur penyusunan, penyajian, dan audit laporan keuangan, serta
Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang diubah dengan UU No. 19 Tahun
1998 mengenai BI yang dapat menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit.

3. Pelaporan Keuangan dan Persyaratan Pengungkapan

Di Indonesia, lembaga yang berhubungan dengan pelaporan keuangan yaitu


BI, Departemen Keuangan, Dirjen Pajak, dan BAPEPAM, sehingga menuntut
perusahaan untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan auditan ke lembaga
pemerintah tertentu. Keppres No. 97/PM/1996 menyatakan bahwa pemerintah
meminta perusahaan menyerahkan laporan keuangan yang didasarkan pada standar
akuntansi yang berlaku untuk periode dua tahun terakhir dengan CALK yang
menunjukkan secara terpisah jumlah transaksi dan kepemilikan saham, selain itu
perusahaan harus mengungkapkan semua transaksi yang berpengaruh pada ekuitas
serta membandingkannya, informasi segmen bisnis juga harus diungkapkan, begitu
juga informasi tambahannya.

4. Kualitas Pelaporan Keuangan dan Transparansi

Peningkatan kualitas laporan penting dalam mengembangkan pasar modal,


hal ini karena pelaporan keuangan memainkan peranan penting dalam menarik
investor asing. Kualitas pelaporan keuangan dapat membantu investor dalam
mengurangi risiko potensial yang timbul dari masalah politik dan ekonomi Indonesia.

5. Perkembangan Organisasi Profesi Akuntansi

Hingga tahun 1950an, di Indonesia belum ada profesi akuntansi lulusan lokal,
hampir semua dari Belanda. Tahun 1957, akhirnya kelompok pertama mahasiswa
akuntansi lulus dari UI, dengan ini mereka dan senior lulusan dari belanda
membentuk IAI tanggal 23 Desember 1957. Pada tahun 1973, IAI membentuk KNPA
untuk mendukung terciptanya perbaikan ujian akuntansi. YPIAI didirikan tahun 1974
untuk mendukung pengembangan profesi melalui program pelatihan dan kegiatan
penelitian. Selanjutnya tahun 1985 dibentuk TKPA untuk mengembangkan
pendidikan akuntansi, profesi akuntansi, standar profesi, dan kode etik profesi. Pada
tahun 1990an Bank Dunia mensponsori PPA, melalui proyek ini berbagai standar
akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi diperkuat dan USAP
dikenalkan. Adanya krisis 1997 membuat profesi akuntansi menjadi sorotan publik.
Pada bulan Juni 1998 ADB menyetujui FGRSDP untuk mendukung usaha pemerintah
mempromosikan dan memperkuat proses pengelolaan perusahaan di sektor publik dan
keuangan. Tahun 2001 Departemen Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang
RUUAP yang membahas isu berkaitan dengan UUAP yang baru dan yang terpenting
adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa akuntan publik dan KAP dapat dituntut
dengan saksi pidana.

6. Struktur Organisasi IAI

Sejak didirikan pada tahun 1957, Ikatan Akuntan Indonesia telah menyelenggarakan
kongres sebanyak 8 kali. Kongres memiliki wewenang sebagai berikut:

a. Menetapkan AD/ART, pedoman pokok, GBHK


b. Memberikan penilaian atas setuju tidaknya pertanggungjawaban pengurus pusat,
Dewan pertimbangan Profesi, dan dewan penasehat tentang amanat yang
diberikan oleh kongres sebelumnya
c. Memilih dan menetapkan ketua umum beserta jajaran
d. Menetapkan auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan
kepengurusan periode berikutnya

Kongres IAI diselenggarakan setiap empat tahun. IAI memiliki empat kompartemen
dan dua dewan. Berikut adalah kompartemen yang dimaksud:

1. Kompartemen akuntan akademisi (IAI-KAA)


Kompartemen ini bertugas memberikan saran tentang perbaikan kurikulum
pendidikan akuntansi dan menyiapkan ujian sertifikasi akuntan publik
2. Kompartemen akuntan manajemen (IAI-KAM)
Kompartemen ini bertugas untuk menyiapkan dan mengimplementasikan
proposal tentang standar kompetensi akuntan manajemen serta mengembangkan
kualifikasi bagi akuntan manajemen.
3. Kompartemen akuntan publik (IAI-KAP)
Kompartemen ini bertugas untuk mengatur perizinan KAP, membuat standar
profesi, mereview pelanggaran disiplin dan memberikan sanksi kepada akuntan
publik,
4. Kompartemen akuntan sektor publik (IAI-KASP)
Kompartemen ini bertugas mengeluarkan peraturan dalam bentuk exposure draft
akuntansi sektor publik dan persyaratan pelaporan keuangan.
- Aktivitas IAI
Aktivitas IAI meliputi merumuskan standar, menyelenggarakan training,
menjalankan ujian sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan publikasi kegiatan
dan hasil penelitian bidang akuntansi serta melakukan lobi politik berkaitan
dengan isu-isu profesi akuntansi dan masyarakat umum.
- Keanggotaan IAI dan Afiliasi
Secara yuridis, keanggotaan IAI dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok:
1. Anggota Biasa yaitu anggota yang memiliki nomor register
2. Anggota luar biasa, yaitu anggota yang memiliki gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi atau serupa sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau perusahaan pengguna jasa profesi.
3. Anggota kehormata, yaitu WNI yang telah berjasa bagi pengembangan
profesi akuntansi di Indonesia

7. Standar Akuntansi di Indonesia

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (PSAK) cenderung dikembangkan


dengan prinsip pendekatan principle-based srandards sehingga memberikan pedoman
yang sifatnya umum. Indonesia telah melakukan berbagai perubahan dalam
mengadopsi standar akuntansi keuangan yang sekarang ini mengadopsi International
financial reporting standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB

1. Evolusi Standar Akuntansi Keuangan Indonesia


Sebelum tahun 1973 persyarata pelaporan keuangan didasarkan pada pedoman-
pedoamn yang dikeluarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang hanya
menghendaki adanya sistem oembukuan yang cukup. Pada tahun 1973 orientasi
standar didasarkan pada prinsip akuntansi yang berterima umum (GAAP) yang
berlaku di Amerika. Kemudian pada tahun 1984 dalam rangka merespon
reformasi ekonomi dan deregulasi pasar, KPAI mengeluarkan prinsip akuntansi
yang telah direvisi yang kemudian diberi nama Prinsip Akuntansi Indonesia,
namun standar tersebut tidak mampu mengatasi praktik akuntansi untuk industry
khusus. Sampai dengan awal tahun 1990an lebih dari 200 perusahaan terdaftar di
pasar modal, oleh karena itu banyak permintaan mengenai standar akuntansi yang
berkualitas dan komprehensif. Pada tahun 1994, IAI mengadopsi Framework for
the preparation and presentation of financial statement yang dikeluarkan oleh
IASC, IAI juga mengadopsi standar akuntansi internasional (IAS) yang kemudian
diberi nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
2. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
Pada tahun 1994, KPAI berubah nama menjadi Komite Standar Akuntansi
Keuangan (KSAK). Tahun 1998 struktur dan proses KSAK diubah untuk
memperkuat proses perumusan standar akuntansi. Pertama, dibentuk badan yang
kebuh independen yaitu DSAK untuk menggantikan KSAK. Kedua, tigas staff
full-time diangkat untuk mendukung aktivitas DSAK. Ketiga, prosedur DSAK
direvisi untuk memperbaiki perumusan standar akuntansi. Pada tahun 1998, IAI
membentuk Dewan Konsultan Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK) yang
bertugas memberikan saran kepada DSAK tentang isu akuntansi yang harus
ditangani melalui standar akuntansi, mencari dana untuk mendukung kegiatan
yang berkaitan dengan perumusan standar akuntansi

8. Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia

Penyusunan standar akuntansi keuangan yang baik harus memiliki lima tahapan: (1)
Design-aspek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti dan exposure draft
disiapkan, (2) Approval-draft tersebut direview dan jika layak akan disetujui sebagai
standar, (3) education-penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan
tentang pengaruh dan implementasi srandar yang baru, (4) implementation-ketentuan
dalam standar tersebut diaplikasikan dalam perusahaan (5) enforcement-pengawasan
dan pemberian sanksi bagi yang tidak menerapkan. Penyusunan Srandar Akutansi
Keuangan memiliki delapan tahapan sebagai berikut:

1. Issues Identification
2. Preliminary Consideration
3. Preparation of Accounting Discussion Paper
4. Preparation of Exposure Draft (ED)
5. Publication Of ED
6. Public Hearings
7. PSAK Preparation
8. Approval and Promulgation

Penyusunan standar di Indonesia dapat dikategorikan kedalam dua periode yaitu


periode sebelum kongres VII IAI September 1998. Periode setelah kongres
diputuskan perubahan mendasar dalam proses penyusunan standar akuntansi.

A. Periode Sebelum Kongres VIII


1. Organisasi dan Dana
Anggota komite Standar Akuntansi Keuangan terdiri dari 17 orang dipimpin
oleh Ketua dan Wakil Ketua dan Sekretaris. Dana yang digunakan untuk
proses penyusunan SAK diperoleh dari sumbangan, kerjasama dengan
organisasi pemerintah, perusahaan dan peroyek Bank Dunia/Depkeu. Dana
yang digunakan sebagian besar digunakan untuk akomodasi tempat rapat dan
public hearing
2. Due Proces Procedures
Penyusunan SAK dimulai dari penyusunan agenda topik SAK. Kemudian
apabila topik telah disepakati masuk ke agenda dan dibahas untuk menjadi
exposure draft. Exposure draf yang telah disetujui disebarkan ke publik
sebulan sebelum diadakan masukan baik lisan maupun tulisan.
B. Periode Setelah Kongres VIII
1. Organisasi dan Dana
Setelah kongres VIII, komite menjadi lebih kecil dengan mengurangi jumlah
anggota menjadi 7 atau 9 orang. Komposisi anggota harus mencerminkan
konstituen yaitu: pembuat laporan, auditor, pemakai laporan, pemerintah dan
akademisi.
2. Due Process Procedure

9. Adopsi International Financial Reporting Standars (IFRS)

IAI pada ulang tahunya ke 51 tanggal 23 Desember 2008 mendeklarasikan


rencana Indonesia untuk convergen terhadap International Financial Reporting
Standards (IFRS) dalam pengaturan standard akuntansi keuangan. IFRS dijadikan
sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi di Indonesia karena IFRS
merupakan standard yang sangat kokoh dimana penyusunanya didukung oleh para
ahli dan dewan konsultan di seluruh penjuru dunia.

RESUME ARTIKEL

PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA

Dudi Abdul Hadi

 Akuntansi syariah di Indoensia, dari semenjak tahun kemunculannya yaitu seiring dengan
berdirinya lembaga keuangan syariah yang dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia
(BMI) pada tahun 1991 sampai dengan peristiwa dilahirkannya pernyataan standar
akuntansi syariah (PSAKS) terakhir yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) pada tahun 2016

 Teori akuntansi syariah merupakan teori akuntansi yang ditujukan untuk mem-
pertanggungjawabkan perbuatan manusia dalam bidang pengelolaan harta yang dia-
manahkan terhadapnya kepada pihak yang memberi tanggung jawab dalam cara yang
sesuai dan mematuhi syariah Allah SWT. Syariah Allah SWT terdiri atas aturan-aturan
yang meliputi aspek akidah, hukum amaliah, dan akhlak. Akuntansi syariah dengan
demikian harus pula mengandung ketiga unsur tersebut.
1. Aspek akidah menjadikan akuntansi syariah harus mengandung tauhid kepada Allah
SWT.
2. Aspek hukum amaliah menjadikan akuntansi syariah dilandasi oleh pemahaman untuk
menjadikan perilaku berakuntansi memiliki nilai hak dan kewajiban, sanksi dan pahala
yang ditafsirkan dari ‘urf syaari’ di dalam Al Quran dan As Sunnah. Akuntansi syariah
dengan demikian harus mendorong perilaku yang bertauhid dan dijalankan atas dasar
hukum amaliah yang diwakili oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) yang berada
di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hukum amaliah ini dilaksanakan untuk
mewujudkan maqashid syariah. Perilaku seperti ini adalah sesuai syariah yaitu aspek
akhlak.
3. Perilaku berakuntansi dengan demikian memiliki aspek akhlak.
 Teori akuntansi syariah memosisikan ‘urf manusia di dalam batinnya untuk mencapai
mahabbah yang didasari oleh hukum amaliah.
 Akhlak yang akan dihasilkan dari mahabbah yang dilandasi oleh maqashid syariah
menjadikan akuntansi syariah memiliki prinsip filosofis humanis, emansipatoris,
transendental, dan teleogikal.
 Laporan keuangan yang dihasilkan dari akhlak ini adalah laporan keuangan yang bersifat
instrumental, socio-economic, critical, justice, all-inclusive, rational-intuitive, ethical,
holistic welfare, dan memiliki konsep dasar penyusunan dan penyajian laporlaporlapor-
natif trilogi laporan keuangan berprinsip syariah enterprise theory yang berbentuk laporan
keuangan maisyah, rizqi, dan maal.
 Pembuatan laporan keuangan tersebut harus dilakukan dengan akhlak syariah yang
sebelumnya telah diuraikan yang kemudian prinsip-prinsipnya dikodifikasikan dalam
sebuah standar akuntansi syariah.
 Standar akuntansi syariah kemudian menjadi prinsip dalam perilaku berakuntansi.
 Perilaku berakuntansi dengan demikian berkembang sesuai dengan pengolahan akal
manusia dan ketika menetap dalam jiwa dan diterima oleh watak yang baik maka praktik
tersebut dipandang sebagai praktik akuntansi syariah secara akhlak untuk kemudian
disahkan menjadi hukum amaliah.
 Akuntansi syariah dengan demikian adalah akuntansi yang syar’I yang menjaga syariah
Allah SWT dan menyebarkan pengaplikasian syariah dalam akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai