Anda di halaman 1dari 3

GRUP 4

2201000002 SHASMI LENIA ELIZABETH SIAGIAN


2001000012 DENTA IRAWAN
2201000011 KEZIA EVANGELIA MARTIN

RESUME PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


DI DUNIA

Akuntansi sudah ada sejak zaman kuno. Praktik pencatatan transaksi keuangan dapat
ditemukan dalam catatan-catatan peradaban Mesopotamia, Mesir Kuno, dan Tiongkok Kuno.
Pada tahun 1494, Luca Pacioli menerbitkan buku yang berjudul Summa de Aritmatica,
Geometrica Proortioni et Propotionallia. Dalam buku tersebut, terdapat subjudul “Tractus de
Computies et Scriptoris” yang mengajarkan sistem pembukuan berpasangan. Dalam sistem
ini, setiap transaksi dicatat dengan menggunakan debit dan kredit. Setahun setelah buku
tersebut dipublikasi, akuntansi mulai diterapkan di Italia. Dari sistem ini, pembukuan dan
laporan keuangan dapat tersusun secara sistematis dan terpadu karena dapat menggambarkan
laba rugi, kekayaan, serta hak milik perusahaan.

Kemudian pada tahun 1500-an, mulai muncul 2 sistem pembukuan pencatatan


akuntansi, yaitu sistem Belanda dan sistem Inggris, yang dikenal dengan sistem kontinental.
Sekitar 200 tahun kemudian, muncullah sistem Amerika, yaitu Anglo Saxon yang sampai saat
ini masih digunakan sebagai pedoman standar akuntansi di seluruh dunia. Akuntansi terus
berkembang hingga dibentuknya komite akunatnsi internasional atau International
Accounting Standard Committee (IASC). Kesepakatan pembentukan IASC terjadi pada  Juni
1973 di Inggris yang diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara, yaitu
Australia, Canada, Prancis, Jerman Barat, Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika
Serikat. IASC menerbitkan 41 standar yang dikenal dengan International Accounting
Standard (IAS). Pada April 2001 IASC  berkembang menjadi The International Accounting
Standards Board (IASB), yang oleh karena perkembangan ini maka International Accounting
Standards (IAS) kemudian juga dikembangkan menjadi International Financial Reporting
Standards (IFRS). IFRS yang pertama terbit pada Juni 2003. IFRS sendiri baru mulai
digunakan di Indonesia pada tahun 2012 hingga sekarang. Di dunia internasional, IFRS telah
diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni Eropa, Afrika, Amerika Latin dan
Australia. Di Asia, Hongkong, Filipina dan Siangapura pun telah mengadopsi IFRS.
RESUME PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
DI INDONESIA

Perkembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia dimulai pada saat zaman


penjajahan, tahun 1602 – 1799 dilakukan pencatatan sederhana, kemudian pencatatan debit
dan kredit mulai dilakukan pada tahun 1800 – 1942 saat zaman penjajahan Belanda,
sedangkan pada tahun 1945 sampai dengan sekarang dilakukan harmonisasi terhadap standar
keuangan, salah satunya harmonisasi pada standar IFRS. Pengembangan standar untuk
menyesuaikan dengan dunia usaha dan profesi akuntansi terus dilakukan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) yang berdiri sejak tahun 1957 sebagai wadah profesi akuntansi dan
merupakan anggota dari International Federation of Accountants (IFAC). Pada tahun 1974,
IAI kemudian membentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas
menyusun dan mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan. Pada tahun 1994 komite PAI
diubah menjadi komite standar akuntansi keuangan yang kemudian pada tahun 1998 berubah
menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Sebagai anggota dari IFAC, IAI berkomitmen untuk melaksanakan semua Standar
Internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi akuntan di
Indonesia. IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi terhadap Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) kepada International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
dilanjutkan dengan konvergensi terhadap IFRS. PSAK adalah aturan baku yang mengatur
pencatatan, penyusunan, perlakuan, dan penyajian laporan keuangan, sedangkan IFRS
merupakan Standar Akuntansi Internasional. Konvergensi tahap pertama dilakukan pada
tahun 2012 di mana dilakukan pengimplementasian PSAK berbasis IFRS di Indonesia.
Selama konvergensi dengan IFRS, standar akuntansi di Indonesia direvisi dan dikenal sebagai
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). SAK menggantikan standar akuntansi sebelumnya yang
disebut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Saat ini, Indonesia terus
mengikuti perkembangan IFRS dan memperbarui SAK sesuai dengan standar internasional
terbaru.
Kemudian karena perkembangan industri syariah di Indonesia yang sangat pesat,
dibentuklah Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAK) yang berada dibawah naungan IAI
yang bertugas menyusun standarisasi laporan keuangan syariah yang disahkan pada tahun
2002. Pada 17 Juli 2009 IAI menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas uPublik (SAK-ETAP) karena banyaknya Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) di Indonesia. SAK-ETAP telah disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei
2009. SAK-ETAP dirancang sederhana sehingga lebih fleksibel dan dapat memberi
kemudahan dalam hal pendanaan dari perbankan.
SAK-ETAP memiliki beberapa persyaratan akuntansi yang tidak atau belum mampu
dipenuhi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), maka pada tanggal 18 Mei 2016
DSAK telah mengesahkan Ekposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil,
dan Menengah (“ED SAK EMKM). SAK EMKM ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari
2018. SAK EMKM adalah standar akuntansi untuk memenuhi kebutuhan pelaporan
keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah. Laporan Keuangan pada SAK EMKM hanya
meliputi Laporan Laba Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Cataan Atas Laporan Keuangan.
Pada praktiknya standar akuntansi keuangan di Indonesia dari dulu sampai dengan
sekarang terus mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dunia usaha, profesi akuntansi,
dan peraturan yang berlaku. Perkembangan tersebut mengharuskan para pelaku usaha dan
instansi/lembaga untuk mampu menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku, sehingga laporan keuangan yang disusun berfungsi sebagaimana wajarnya.

Anda mungkin juga menyukai