Teori memiliki arti yaitu pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang dapat diterapkan dalam berbagai kondisi dan dianggap sebagai pendapat atau kepercayaan. Teori bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi. Kemudian teori akuntansi bertujuan untuk menjelaskan praktik yang teramati dan memprediksi praktik yang tidak teramati. Sedangkan praktik akuntansi bersifat dinamik dengan penalaran logis, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dan deskripsi dalam penyelesaian permasalahan. Sejarah Awal Akuntansi Berawal dari riset yang dilakukan Schmandt-Besserat menemukan bahwa kepingan-kepingan tembikar merupakan bagian dari sistem akuntansi yang digunakan di Timur Tengah mulai tahun 8000-3000 SM. Sebagai contoh papirus Zenon yang ditemukan tahun 1951 memuat mengenai sistem akuntansi yang digunakan di Yunani sejak abad ke 5 SM. Sistem akuntansi Zenon berisi ketentuan akuntansi pertanggungjawaban perolehan dan penghapusan aset, pencatatan transaksi serta bukti bahwa seluruh akun diaudit. Setelah itu, pada era Renaisans tahun 1300-1500, ketika bangsa Italia melakukan kegiatan perdagangan dan perniagaan dengan sistem angka bangsa Arab dan dasar aritmatika serta perhitungan ke arah sistem pembukuan pencatatan berganda (double-entry bookkeeping) untuk mencatatan lengkap jumlah transaksi dalam menyusun laporan keuangan. Laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan muncul pada tahun 1600. Dan sampai abad ke-19, muncul konsep kontribusi awal pemilik ditambah/dikurangi dengan laba/rugi yang menunjukkan kekayaan bersih. Selain itu, adanya evolusi ventura bersama yang menjadi korporasi bisnis di Inggris untuk pemisahaan antara pemilik dan pengelola. Dan juga selama abad ke-19, baik di Inggris maupun di Amerika Serikat mulai berkembang mengenai tuntutan penggunaan standar akuntansi yang ditandai dengan adanya resesi ekonomi dan revolusi industri. Akuntansi di Amerika Serikat Tahun 1930 di Amerika Serikat mengalami depresi besar dan membuat pelaku usaha melakukan reformasi secara mandiri. Setelah itu, diadakannya pertemuan pertemuan antara New York Stok Exchange (NYSE) dan AIA untuk membahas permasalahan yang berhubungan dengan kepentingan para investor, NYSE dan akuntan dalam penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal. Dan dalam upaya yang dilakukan mendapat respon yang cukup baik, akan tetapi seletah depresi besar ada beberapa regulasi yang menuntut para auditor memiliki lisensi dari pemerintah federal. Dan dalam legilasi kongres yang disetujui yaitu Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 yang menetapkan adanya Securities and Exchange Commission (SEC). Didirikannya SEC untuk menjalankan berbagai UU sekuritas. Pada awal tahun 1936, AIA bergabung dengan American Society of Certified Public Accountants untuk membentuk organisasi yang lebih besar yaitu American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) untuk menangani kebutuhan pengembangan prinsip-prinsip ekonomi secara lebih lanjut. Committee on Accounting Procedure Pada tahun 1936 Committee on Accounting Procedure (CAP) AICPA dibentuk dengan memiliki kewenangan untuk mengeluarkan pernyataan terkait praktik dan prosedur akuntansi dalam upaya menetapkan PABU. Dalam hal ini CAP cenderung tidak aktif, akan tetapi, menjadi lebih aktif dalam merespon ASR No.4. Karena itu, CAP mendapatkan pengakuan de facto sebagai sumber yang mendapatkan dukungan otoritatif yang substansial, salah satunya dengan memperbanyak jumlah anggota CAP. Permasalahan awal yang dibahas oleh CAP adalah penggunaan biaya historis yang dianggap sebagai cara untuk memberikan begitu banyak fleksibiltas bagi manajemen untuk memutuskan kapan membebankan biaya ke dalam beban yang memungkinkan adanya manajemen laba. Bukan hanya itu tetapi dampak inflasi terhadap keuntungan juga mengalami hal tersebut dan membuat beberapa perusahan melakukan lobi untuk penyusutan biaya penggantian. Dan upaya ini ditolak CAP dan SEC, karena menurutnya harus ditentukan berdasarkan biaya historis. Kemudian sampai akhirnya tahun 1954 menghasilkan bahwa kongres menyetujui legislasi mengenai perubahan IRS Tax Code yang memperbolehkan adanya penyusutan dipercepat. Setelah itu, Hasil CAP ini dipublikasikan dalam bentuk Accounting Research Bulleting (ARB) namun pernyataan yang dikeluarkan tidak menunjukkan praktik yang diharuskan hanya mendapatkan otoritas mengenai penerimaan umumnya saja. Accounting Principal Board Dibentuknya APB untuk mengembangkan pernyataan tertulis dari GAAP, mempersempit sejumlah perbedaan dari praktik yang sesuai dan membahas isu-isu kontroversial yang belum terselesaikan. Seperti membuat respon atas kelemahan CAP yang membatasi peran eksekutif keuangan, investor dan akademisi untuk berkontribusi dalam komite tersebut dan juga CAP dikritik karena bertindak setengah-setengah dan mengeluarkan standar yang tidak konsisiten untuk banyak kasus. Dan APB memutuskan mengeluarkan APB opinion No.2 dan No.4 yang menjelaskan menenai kredit pajak namun opini ini cukup mendapatkan kontroversi terlebih saat US mengalamai resesi yang cukup besar dan SEC pun kurang menerima opini APB ini. Oleh karena itu, APB cukup mendapatkan kritik pada faktor-faktor, yaitu independensi dari para anggota APB, struktur dewan APB dan waktu respon. Financial Accounting Standard Board Karena kritik APB, tahun 1971 AICPA membentuk dua komite, yaitu Wheat Committee yang dipimpin oleh Francis Wheat. Tahun 1972 Wheat Committee merekomendasikan menghapus APB dengan membentuk FASB. Dan juga anggota FASB terdiri dari berbagai organisasi dan bekerja full time. Sedangkan Trueblood Committee yang dipimpin oleh Robert Trueblood. Komite ini dikenal sebagai study group on objective of financial statement yang merekomendasikan bahwa laporannya dianggap sebagai langkah awal dalam mengembangkan beberapa tujuan laporan keuangan dan untuk melanjutkan kemajuan dalam mempertajam dan memperbaiki standar dan praktik akuntansi. Misi FASB Misi FASB adalah untuk menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai arahan dan edukasi kepada publik. Upaya yang dilakukan yaitu: 1. Meningkatkan manfaat pelaporan keuangan dengan focus pada karakteristik utama laporan keuangan seperti relevansi dan penyajian yang jujur, dapat diperbandingkan dan juga konsistensi. 2. Menjaga agar standar yang berlaku mencerminkan perubahan metode yang diterapkan dalam menjalankan usaha. 3. Mempertimbangkan dengan tepat segala area kekurangan yang dinilai penting dalam pelaporan keuangan yang dapat diperbaiki. 4. Mendorong standar akuntansi yang dapat diperbandingkan secara internasional bersama dengan perbaikan kualitas pelaporan keuangannya. 5. Memperbaiki pemahaman umum terhadap sifat dan tujuan informasi yang dimuat di laporan keuangan. Penetapan Standard a. Sebagai Proses Politik Penetapan standar akuntansi tidak terlepas dari proses politik yang dapat menekan dewan dalam menyusun standar dan idependensi. Proses ini terjadi ketika penetapan suatu standar akan berdampak besar bagi pihak lain seperti investor maupun perusahaan yang memungkinkan terjadinya proses politik dalam penetapan standar tersebut. b. Konsekuensi ekonomi Tidak dapat dipungkiri bahwa penetapan standar akan membawa konsekuensi ekonomi bagi perusahaan, karena berkaitan dengan ketentuan dalam metode akuntansi. Selain itu, terdapat ketentuan yang membawa dampak pada nilai perusahaan seperti: penggunaan metode akrual untuk biaya kesehatan karyawan dan tunjangan lainnya yang membuat beberapa perusahaan terbebani dengan biaya yang cukup tinggi. Akuntansi dalam Krisis (Isu dalam Akuntansi) Diawali 2000-an, tepatnya pada tahun 2001 yang menimpa kasus enron dan diikuti dengan kasus Helath South, Word Com dan Tyco yang melibatkan KAP dalam melakukan kecurangan akuntansi. Setelah itu, dibentuknya Aarbanes Oxley Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002 (SOX) untuk menangani masalah akuntabilitas perusahaan sebagai respon dari skandal akuntansi dan juga SOX membentuk PCAOB yang bertanggungjawab untuk menetapkan standar pengauditan, meninjau praktik dan prosedur yang digunakan KAP dalam melaksanakan pengauditan dan menjamin adanya kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan. International Accounting Standard Perekonomian global muncul tahun 1990-an saat perusahaan Amerika Serikat menghasilkan pendapatan dan laba di pasar luar negeri. Perusahaan multinasional dihadapkan keputusan alokasi sumber daya agar efisien. Alokasi tersebut tidak bisa tercapai tanpa adanya informasi keuangan yang akurat dan andal. Oleh karena itu, ada dorongan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi internasional. Dibentuklah IASB tahun 1973 yang bertujuan untuk memformulasikan dan memublikasikan standar akuntansi dengan mempertimbangkan kepentingan publik yang akan teramati dalam penyajian laporan keuangan dan untuk mendorong penerimaan dan pengamatan di seluruh dunia. Selain itu, untuk melakukan perbaikan dan harmonisasi regulasi, standar akuntansi dan prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia Standar akuntansi Indonesia yang pertama pada masa penjajahan belanda dengan menggunakan standar akuntansi Belanda. Ketika Indonesia merdeka tidak memiliki standar akuntansi, kemudian tahun 1957 dibentuk IAI sebagai wadah dari profesi akuntan. Dan standar akuntansi di Indonesia muncul tahun 1973 dengan dibukanya pasar modal pertama kalinya yang direspon IAI dengan dibentuk komite prinsip akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas untuk menetapkan GAAP dan GAAS. Setelah itu, tahun 1994 melakukan perubahan besar revisi akuntansi menghasilkan 35 standar yang mengharmonisasikan dengan IAS yang dikeluarkan IASB. Seiring berjalannya waktu tahun 1984 PAI melakukan revisi mendasar atas PAI 1974, karena mereka harus menyesuaikan iklim bisnis di Indonesia.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya