Anda di halaman 1dari 7

ASPEK KELEMBAGAAN DALAM

PENGEMBANGAN AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI

Oleh : Kelompok 4

Ni Wayan Sri Widayani (1902622010005)

Ni Wayan Eka Purnami Asih (1902622010018)

Ni Putu Ika Candra Kirani (1902622010020)

Akuntansi Reguler A Pagi 2019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2021
ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN AKUNTANSI

Proses pembentukan standar akuntansi atau sering disebut dengan standard


setting process merupakan proses yang cukup pelik oleh karena melibatkan aspek
politik, bisnis, sosial budaya. Aspek politik cukup dominan karena tarikan beberapa
kepentingan baik pihak pemerintah, swasta maupun profesi akuntan itu sendiri. Dilihat
dari aspek bisnis, standar akuntansi akan berkembang seiring dengan perkembangan
dunia bisnis. Munculnya transaksi-transaksi baru yang semakin kompleks menuntut
adanya standar akuntansi yang mengatur transaksi tersebut. Oleh karena standar
akuntansi akan diterapkan pada suatu komunitas tertentu maka aspek sosial budaya juga
akan mewarnai penyusunan standar tersebut.
Perlunya melihat sejarah pembentukan standar akuntansi di Amerika karena
profesi akuntansi di USA sudah cukup lama sehingga memudahkan bagi kita untuk
melihat pengaruh berbagai aspek diatas terhadap penyusunan standar akuntansi.
Pergeseran pusat perkembangan akuntansi ke Amerika Serikat disebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dan yang telah mengubah Amerika Serikat
menjadi kekuatan ekonomi yang paling dominan di dunia. Disamping itu dengan
mengetahui sejarah penyusunan standar di Amerika akan memudahkan memahami
proses penyusunan standar akuntansi di Indonesia. Hal ini disebabkan proses
penyusunan standar akuntansi di Indonesia pada prinsipnya hanya mengadopsi standar
akuntansi Amerika dan standar akuntansi Internasional.
4.1 Penyusunan Standar Akuntansi di AS

4.2 Periode Pembentukan (1930 - 1946)

4.3 Komite Prosedur Akuntansi (1936 - 1946)

4.4 Periode setelah Perang (1946 - 1959)

4.5 Periode Berakhirnya Committee On Accounting Procedure (CAP) dan Periode


Modern (1959 - 2002)
A. Periode Berakhirnya CAP
Periode dari tahun 1957-1959 merupakan periode transisi
pengembangan standar akuntansi di Amerika. Kritik terhadap CAP makin
meningkat khususnya kritik yang mengecam CAP. Financial executive dan
para praktisi akuntansi pada perusahaan kecil mengeluh bahwa mereka tidak
pernah diminta pendapat mereka terhadap usulan ARBs. Banyak orang merasa
bahwa CAP bekerja terlalu lambat dan selalu menolak terhadap isu-isu
kontroversial. Dalam pertemuan tahunan AICPA tahun 1957 dibentuk Special
Committee on Research Program. Laporan dari komite ini menjadi cikal bakal
didirikannya Accounting Principles Board (APB) dan Accounting Research
Division. Laporan itu menekankan perlunya riset untuk mengembangkan
standar akuntansi.
B. Periode Modern
Dengan dibentuknya APB dan Accounting Research Division pada
tahun 1959, mulailah pengembangan standar akuntansi dilakukan melalui riset
terlebih dahulu. Divisi riset adalah lembaga otonom memiliki seorang direktur
yang mempunyai otoritas untuk mempublikasikan hasil temuan staf riset yang
berkaitan dengan pengembangan prinsip akuntansi. Untuk menetapkan topik
riset, direktur divisi akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan APB. Jika
keduanya tidak ada persetujuan, maka APB berhak menentukan topik apa yang
harus dilakukan riset oleh divisi. Hasil dari proyek penelitian ini dipublikasikan
dalam bentuk Accounting Research Studies (ARS).
Awal keberadaan APB dipenuhi dengan rasa keraguan dan kegagalan.
Hasil studi riset tidak diterima oleh profesi khususnya kontroversi berkaitan
dengan masalah investment tax credit. Ada dua alternatif perlakuan terhadap
investment tax credit saat itu yaitu : (1) pengakuan tax benefit pada saat
diterima, yang didesain dengan flow-through method, dan (2) mengakui tax
benefit selama umur aktiva yang disebut dengan deferred method. APB tidak
merekomendasikan untuk melakukan penelitian berkaitan dengan hal ini, tetapi
langsung menerbitkan APB Opinion No 2 yang mengakui deferred method.
Opini ini menimbulkan pertentangan dari tiga kantor akuntan besar
yang memerintahkan kliennya untuk tidak perlu mengikuti pendapat APB.
Lebih jauh lagi SEC pada bulan Januari 1963 menerbitkan ASR 96 yang
memperbolehkan kedua metode pengakuan investment tax credit kepada
perusahaan yang go publik. Jelas bahwa kantor akuntan besar dan SEC
menantang langsung otoritas APB. Sebagai akibatnya APB menerbitkan Opini
No 4 yang memperbolehkan kedua metode tersebut. Kritik-kritik lebih lanjut
muncul terhadap APB dari tahun 1965 sampai 1967 berkaitan dengan
kontroversi opini APB.
1) Laporan Komite Wheat and Trueblood
Oleh karena kritik terhadap APB bermunculan terus, maka dalam
bulan April 1971 AICPA membentuk dua grup study yaitu “ The Study
Group on Establishment Of Accounting Principles” yang dipimpin oleh
Francis M Wheat mantan komisi SEC dan pengkritik terdepan profesi
akuntansi. Grup lainnya adalah “The Study Group on the Objectives of
Financial Statement” yang dipimpin oleh Robert M Trueblood.
Laporan Komite Wheat selesai dalam bulan Maret 1972 yang
menghendaki adanya perubahan signifikan pengembangan standar
akuntansi. Rekomendasi komite ini antara lain:
a) Pembentukan Financial Accounting Foundation. Lembaga ini memiliki
9 trustee dengan tugas utama mengangkat anggota Financial
Accounting Standard Board (FASB) dan mencari dana untuk
menjalankan operasinya.
b) Pembentukan FASB. Dewan ini memiliki 7 orang anggota full time dan
menetapkan standar pealporan keuangan.
c) Pembentukan Financial Accounting Standard Advisory Council dengan
jumlah anggota 20 orang dan berkonsultasi dengan FASB untuk
menetapkan prioritas dan task force dari reaksi terhadap usulan standar.
Rekomendasi ini diterima oleh AICPA pada bulan Juni 1972 dan
FASB resmi berdiri 1 Juli 1973.
2) Mekanisme Operasional FABS
Prosedur penyusunan standar dimulai dengan melakukan
identifikasi masalah. Kemudian dibentuk task force untuk mengeksplorasi
segala aspek dari masalah tadi. Hasil kajian ini berupa discussion
memorandum yang mengidentifikasi semua isu dan kemungkinan
penyelesaiannya. Discussion memorandum ini disebarkan ke pihak-pihak
yang berkepentingan. FASB kemudian melaksanakan public hearing
dimana semua pihak yang berkepentingan memberikan pandangannya
kepada dewan. Setelah public hearing, diterbitkan exposure draft dari
standar dan dimintakan pendapat secara tertulis kepada semua pihak yang
berkepentingan. Setelah mempertimbangkan komentar tertulis atas exposure
draft diterbitkan exposure draft baru (jika diperlukan perubahan yang
signifikan) atau final vote diambil oleh dewan FASB. Diperlukan pendapat
mayoritas dari anggota FASB (yaitu 4 dari 7 anggota menyetujui) agar dapat
diterbitkan standar akuntansi final.

4.6 Periode Setelah Skandal Akuntansi (2002 - Sekarang)


A. Aturan Dalam Sarbanes-Oxley Act 2002
Dalam lingkup praktik akuntansi di Amerika, skandal akuntansi yang
dimulai kasusnya Enron tahun 2001 diikuti WorldCom tahun 2002 dan
perusahaan lainnya merupakan fenomena menarik yang menampar akuntan.
Kasus WorldCom merupakan kasus kebangkrutan terbesar dan terheboh dalam
sejarah akuntansi dimans manajemen WorldCom secara sengaja memalsukan
data laba perusahaan. Artuh Anderson, auditor WorldCom gagal mengungkap
pengalihan dana sebesar US$3.85 milyar untuk menaikkan pendapatan. Kasus
Enron juga menunjukkan pola serupa yaitu praktik manajemen laba, dimana
Enron melaporkan laba yang tinggi dan menggunakan transaksi yang sangat
kompleks dan direkayasa untuk mencapai tujuan mereka.
Kasus tersebut mendorong pemerintah Amerika melakukan reformasi
praktik corporate governance dan praktik pelaporan keuangan. Sarbanas-Oxley
Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act (SOX)
disetujui dan disyahkan oleh US Congress pada tahun 2002. Tujuan utama SOX
adalah untuk melindungi kepentingan investor dengan cara memperbaiki
akurasi dan reliabilitas disclosure sesuai dengan persyaratan perundangan yang
berlaku.
Dengan tujuan meningkatkan kepercayaan investor, SOX mewajibkan
CEO, dan CFO perusahaan yang terdaftar di pasar modal, secara hukum
bertanggung jawab terhadap kebenaran laporan keuangan yang mereka tanda
tangani. Salah satu implikasi SOX terhadap profesi akuntansi adalah bahwa
auditor perusahaan yang terdaftar di pasar modal wajib mengeluarkan tiga
opini: (1) opini tentang kewajaran penyajian laporan keuangan, (2) penelitian
manajemen atas internal control dalam pelapoan keuangan, (3) opini tentang
penilaian auditor atas keefektivan internal control dalam pelaporan keuangan.
B. The Public Company Accountability Oversight Board
Atas dasar ketentuan yang terdapat dalam SOX, di Amerika dibentuk
Public Company Accountability Oversight Board (PCAOB). PCAOB ini
merupakan organisasi nirlaba swasta terdiri dari lima anggota yang bersertifikat
akuntan publik (certified public accountant). Misi utama PCAOB adalah untuk
melindungi kepentingan investor dan kepentingan publik dengan cara
mengawasi auditor perusahaan publik dalam menyajikan laporan audit yang
independen, jujur, dan informatif. SOX memberi wewenang kepada PCAOB
untuk membuat aturan tentang pendaftaran (perizinan) dan pelaporan kantor
akuntan publik, standar audit dan standar profesional lainnya, serta inspeksi dan
investigasi atas kegiatan kantor akuntan publik.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani dan Omar, Maychella. 2018. “ASPEK KELEMBAGAAN DALAM


PENGEMBANGAN AKUNTANSI”. URL: https://pdfcoffee.com/makalah-
presentasi-aspek-kelembagaan-dalam-pengembangan-akuntansidocx-pdf-
free.html . Diakses pada 18 September 2021.
Wibawa, Arya. “ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGEMBANGAN
AKUNTANSI”. URL: https://pdfcoffee.com/aspek-kelembagaan-dalam-
pengembangan-akuntansi-7-pdf-free.html . Diakses pada 18 September 2021.
Resum Kuliah. “SEJARAH KELEMBAGAAN, CONSEPTUAL FRAMEWORK DAN
IFRS SEJARAH KELEMBAGAAN”. URL:
http://resum-kuliah.blogspot.com/2011/04/sejarah-kelembagaan-conseptual.html
. Diakses pada 18 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai