Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Sejarah Perkembangan Standard Akuntansi


( SAK )

Disusun oleh:

MUHAMMAD IDRIS SANTONI


B1031181104
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
Daftar isi

HALAMAN SAMPUL ..........................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................... i

BAB I. LATAR BELAKANG ............................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................

1. PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT............... 2


2. STANDAR AKUNTASI KEUANGAN (SAK) DI AMERIKA .............. 5
3. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA ............................................. 8
4. SEJARAH PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI
(SAK) DI INDONESIA ............................................................................ 10
5. PERBANDINGAN SISTEM AKUNTANSI ............................................ 16

BAB III. PENUTUP ............................................................................. 20

i
BAB 1
LATAR BELAKANG

Melihat sekilas gambaran dunia mengenai Indonesia, maka yang pertama


kali terbayang dalam pemahaman kita adalah bahwa Indonesia adalah negara yang
kaya akan sumber daya alam dan mempunyai posisi yang strategis dari segi
geografi. Begitu banyaknya potensi yang dimiliki membuat orang berkata bahwa
Indonesia adalah surga dunia. Namun yang terjadi adalah bahwa Indonesia
surganya para penguasa sekaligus neraka bagi kaum tertindas.
Mencoba membandingkan konsep dasar pemerintahan di Indonesia
dengan Amerika Serikat adalah hal yang sulit dikarenakan keduanya mempunyai
latar belakang yang berbeda namun dalam implementasi melalui sekian kali
perubahan, membandingkannya adalah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan saat
ini banyak terdapat kemiripan sistem dalam konsep dan implementasi, bahkan ada
yang mengatakan bahwa INA mengutip AS.
Tampaknya pendapat di atas merupakan suatu bentuk kekecewaan ataukah
suatu bentuk motivasi sekaligus menjadi suatu bahan renungan bagi kita semua
dan PR bagi para pemikir kita mengenai perlunya menggagas kembali suatu sisem
pemerintahan yang bercirikan khas Indonesia, yang benar-benar bersumber dari
nilai luhur budaya bangsa, yakni Pancasila. Mengawali suatu dinamika di atas
menimbulkan suatu pemikiran dan penalaran mengenai perlunya menganalisis
lebih jauh mengenai suatu perbandingan pemerintahan antara keduanya dengan
berlandaskan teori yang ada, sekalipun teori itu adalah teori barat. Berdasarkan
pernyataan diatas, maka penulis menganalisis ke dalam suatu makalah dengan
judul, ”SEJARAH PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI”.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT


Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan
Standar Akuntansi Keuangan, atau Financial Accounting Standards Boardi –
FSAB), namun sebuah lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal
atau Securities Exchange Commission – SEC) juga memiliki kekuasaan
untuk menerapakan standarnya sendiri.
Hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik bersertifikat,
badan sektor swasta lainnya, menetapkan Standar Auditing. Pada tahun itu
Badan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik didirikan dengan kekuasaan
yang luas untuk mengatur audit dan auditor perusahaan publik. Perusahaan di
AS dibentuk berdasarkan hukum negara bagian, bukan hukum federal. Setiap
negara bagian memiliki hukum perusahaannya sendiri. Secara umum, hukum
berisi ketentuan minimal atas pencatatan akuntansi dan penerbitan laporan
keuangan secara periodik. Banyak hukum perusahaan ini yang tidak
ditegakkan secara ketat, dan laporan yang diserahkan kepada badan-badan
lokal sering kali tidak tersedia untuk publik. Karenanya, ketentuan pelaporan
keuangan dan audit tahunan secara realitas hanya tedapat pada tingkat federal,
seperti yang ditentukan oleh SEC. SEC memiliki kekuasaan atas perusahaan-
perusahaan yang mencatatkan sahamnya pada bursa-bursa efek AS dan
perusahaan yang sahamnya diperdagangkan over the counter. Perusahaan
dengan kewajiban terbatas lainnya tidak menghadapi ketentuan wajib untuk
pelaporan keuangan, sehingga menbuata Amerika Serikat terlihat tidak
normal menurut Standar Internasional.
Di Amerika Serikat , dilakukan pengujian dan analisa pada prinsip dan teori
akuntansi yang berkembang melalui 4 fase yakni :
1. Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi
muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan
ekonomi dominan yang dimainkan oleh perusahaan-perusahaan industri
setelah tahun 1900. Pemain utama pada masa itu adalah asosiasi akuntan

2
3

profesional, American Institute of Accountans (AIA). Posisi dari AIA


atas permintaan dari Komisi Dagang Federal (Fedeal Trade Commission-
FTC) adalah bahwa “tidak ada biaya penjualan, beban bunga atau beban
administrasi di dalam biaya overhead pabrik”. Penentang atas posisi dari
Institut ini menghadapi pernyataan di dalam laporan yang mengatakan
“diperhitungkannya bunga di dalam biaya produksi adalah teori yang
tidak berdasar dan salah, dan dapat dikatakan mustahil (absurad) di
dalam praktiknya”. Pihak yang menentang pun mengalami kekalahan.
Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah meningkatnya dampak dari
teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun Undang-
Undang pendapatan tahun 1913 telah memberikan dasar kalkulasi laba
kena pajak dengan dasar penerimaan dan pengeluaran kas, Undang-
Undang tahun 1918 adalah yang pertama mengakui peranan dari
prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak.
2. Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
a. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk
mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk
Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur
penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarnegara bagian dan Undang-
undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
b. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam satu artikel
yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang
memperdayakan, George O. May, kebangsaan Inggris, mengusulkan
agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika (American
Institute of Certified Public Accountant-AICPA) memulai sebuah
usaha kerja sama dengan bursa efek. Sebagai akibatnya, Komite
Khusus dari AICPA melalui kerja sama dengan Bursa Efek
menyarankan solusi umum berikut ini : Alternatif yang lebih pratikal
adalah membiarkan setiap perusahaan untuk bebas memilih metode-
metode akuntansinya sendiri di dalam …batasan yang sangat
luas…namun mengharuskan adanya pengungkapan dari metode
yang dipergunakan dan konsistensi pengaplikasiannya dari tahun ke
4

tahun.. Sebagai tambahan, Komite mengusulkan percobaan resminya


yang pertama untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang
berlaku umum. Dikenal sebagai “prinsip-prinsip umum” (board
principles).
c. Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang menantang
profesi akuntan untuk memberikan “dukungan substansial dari yang
berwenang” bagi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dan
meningkatnya kecaman dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American
Accounting Association) dan para anggotanya yang baru saja
dibentuk, Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan
memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee
Accounting Procedure-CAP) untuk mengumumkan keputusannya.
3. Fase kontribusi professional (1953-1973)
Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan pembubaran
CAP dan departemennya yang diterima oleh AICPA dan kemudian
didirikan Accounting Principle Board (APB) dan The Accounting
Research Division (ARD) untuk meneliti tentang isu-isu yang merupakan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. APB kemudian
menerbitkan berbagai pendapat untuk membahas isu-isu kontroversial ,
namun upaya tersebut tidak berhasil sehingga APB diserang dan dikritik
karena opini yang bersifat kontroversial termasuk tentang akuntansi
pensiun, alokasi pajak penghasilan, kredit pajak investasi, akuntansi
untuk penggabungan usaha dan goodwill
4. Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam
merumuskan teori akuntansi mendorong diadopsinya pendekatan yang
lebih deduktif dan politis. Dalam situasi tersebut FASB mengindikasikan
proses penetapan standar akuntansi sebagai proses demokratik. Proses
penetapan standar akuntansi tidak hanya didasarkan kebutuhan pemakai
tetapi juga mempertimbangkan beberapa perspektif yang dapat
mempresentasikan seluruh konstituensi. Juga ditekankan agar Pemerintah
5

federal dan Kongres harus berada pada kepentingan umum dengan


mempertahankan dan meningkatkan akuntabilitasnya dimata publik.
2. STANDAR AKUNTASI KEUANGAN (SAK) DI AMERIKA
Dalam akuntansi terapan di Indonesia kita mengenal yang namanya SAK
(Standar Akuntansi Keuangan), di Amerika lebih dikenal dengan nama
GAAP (General Accepted Accounting Principal.
1. Perkembangan GAAP (General Accepted Accounting Principal)
Standar Akuntansi secara historis telah ditetapkan oleh American Institute
of Certified Akuntan Publik (AICPA) tunduk pada Securities and
Exchange Commission peraturan. The AICPA pertama kali membuat
Komite Prosedur Akuntansi pada tahun 1939, dan diganti bahwa dengan
Prinsip Akuntansi Dewan pada tahun 1951 . Pada tahun 1973, Dewan
Prinsip Akuntansi digantikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(FASB) di bawah pengawasan Yayasan Akuntansi Keuangan dengan
Standar Akuntansi Keuangan Dewan Pertimbangan. Organisasi-organisasi
lain yang terlibat meliputi Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan
(GaSb), terbentuk tahun 1984, dan Perusahaan Publik Akuntansi Dewan
Pengawas (PCAOB). Sebagai internasional dan US GAAP standar telah
berkumpul, maka Dewan Standar Akuntansi Internasional yang
memproduksi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) telah
menjadi penting
Sekitar tahun 2008, FASB mengeluarkan Standar Akuntansi FASB
Kodifikasi, yang menata ulang ribuan GAAP pernyataan AS ke sekitar 90
topik akuntansi.
Pada tahun 2008, Komisi Sekuritas dan Bursa mengeluarkan “peta jalan”
awal yang dapat memimpin AS untuk meninggalkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di masa depan (akan ditentukan pada tahun 2011), dan
untuk bergabung lebih dari 100 negara di seluruh dunia bukan dalam
menggunakan yang berbasis di London Standar Pelaporan Keuangan
Internasional. Pada 2010, proyek konvergensi sedang berlangsung dengan
pertemuan rutin FASB dengan IASB.
Untuk dan negara pemerintah daerah, GAAP ditentukan oleh Dewan
6

Standar Akuntansi Pemerintahan (GaSb), yang beroperasi di bawah


seperangkat asumsi, prinsip, dan kendala, berbeda dengan PSAK sektor
swasta standar. Ketentuan GAAP AS agak berbeda dari Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS), meskipun mantan Ketua SEC Chris Cox
menetapkan jadwal bagi semua perusahaan AS untuk menjatuhkan GAAP
pada tahun 2016, dengan perusahaan terbesar beralih ke IFRS pada awal
2009.
2. Organisasi-organisasi ini mempengaruhi perkembangan GAAP di
Amerika Serikat.
a. United States Securities and Exchange Commission ( SEC )/Amerika
Serikat Komisi Sekuritas dan Bursa.
SEC diciptakan sebagai akibat dari Depresi Besar .. Pada waktu itu
tidak ada struktur menetapkan standar akuntansi. SEC mendorong
pembentukan badan standar pengaturan swasta melalui AICPA dan
kemudian FASB , percaya bahwa sektor swasta memiliki pengetahuan
yang tepat, sumber daya, dan bakat. SEC bekerja sama dengan berbagai
organisasi swasta pengaturan GAAP,tetapi tidak menetapkan GAAP
sendiri.
b. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
Pada tahun 1939, mendesak oleh SEC, AICPA menunjuk Komite
Akuntansi Prosedur (CAP). During the years 1939 to 1959 CAP issued
51 Accounting Research Bulletins that dealt with a variety of timely
accounting problems. Selama tahun 1939-1959 CAP diterbitkan 51
Akuntansi Buletin Penelitian yang berurusan dengan berbagai masalah
akuntansi yang tepat waktu. Tahun 1959, AICPA menciptakan Prinsip
Akuntansi Board (APB), yang misi itu adalah untuk mengembangkan
suatu kerangka kerja konseptual secara keseluruhan. Ini diterbitkan 31
pendapat dan dibubarkan pada tahun 1973 karena kurangnya
produktivitas dan kegagalan untuk bertindak segera. Setelah penciptaan
FASB , AICPA membentuk Komite Eksekutif Standar Akuntansi
(AcSEC). Hal ini menerbitkan: Audit dan Pedoman Akuntansi, Laporan
Posisi,Praktek Buletin.
7

c. Financial Accounting Standards Board (FASB), Tahun 1984 FASB


menciptakan Emerging Issues Task Force (EITF).
d. Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan (GaSb) dibuat tahun 1984,
membahas masalah-masalah pemerintah negara bagian dan lokal
pelaporan.
e. Organisasi lain berpengaruh (misalnya Ikatan Akuntan Amerika, Ikatan
Akuntan Manajemen, Keuangan Lembaga Eksekutif).
f. Organisasi berpengaruh lainnya Keuangan Pemerintah Officer’s
Association (GFOA)
8

3. SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA


Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak tahun 1642, tetapi jejak
yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta
sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah
undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan
dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di
Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha
Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli. Kemudian pada tahun
1907, di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk menyusun
dan mengontrol pembukuan perusahaan.
Tidak banyak perubahan sistem akuntansi di Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Setelah kemerdekaan pemerintah Republik Indonesia
mempunyai kesempatan mengirimkan putra-putrinya belajar akuntansi ke luar
negeri. Sedangkan pendidikan akuntansi di dalam negeri mulai dirintis pada tahun
1952 oleh Universitas Indonesia yang membuka jurusan akuntansi di Fakultas
Ekonominya. Langkah ini diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 1954
keluarlah UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar akuntan.
UU Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul Undang-
Undang Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 1968. Selanjutnya keduanya
merangsang berdirinya perusahaan-perusahaan baru yang mengakibatkan semakin
baiknya iklim investasi di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, akuntansi di
Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.
Selama ini terjadi dualism praktek kerja akuntansi di Indonesia. Di suatu
pihak banyak perusahaan menerapkan sistem akuntansi Belanda. Di Pihak lain,
sistem akuntansi Amerika semakin banyak digunakan akibat semakin bergesernya
kinlat pendidikan akuntansi ke sistem Amerika serta semakin banyaknya
perusahaan yang membawa sistem Amerika masuk ke Indonesia.
Dualism tersebut juga berpengaruh pada dunia pendidikan, terutama
tingkat pendidikan menengah. Akan tetapi, dalam Lokakarya “Pendidikan
Akuntansi di Indonesia” yang diselanggarakan oleh Pusat Pengembangan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, telah dicapai kesepakatan
9

sistem pendidikan akuntansi untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi


yang menggunakan sistem Amerika.
IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi
IFRS atau Indonesian GAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada
tanggal 1 Januari 2012. Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian
besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan konvergensi IRS ini karena
Indonesia sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan dengan negara-negara
G20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain itu, konvergensi IRS akan
meningkatkan arus investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan.
10

4. SEJARAH PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI (SAK) DI


INDONESIA
Perubahan pada perkembangan global semakin menuntut di hampir
seluruh negara di dunia, ditopang dengan perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi yang semakin memperbudak seluruh bangsa.
Membawa perubahan zaman yang seharusnya menjadikan kemajuan dalam
sifat transaparansial, akuntable, dan relevansi di segala bidang. Standar
akuntansi keuangan adalah sebuah pedoman atau standar umum untuk
menyusun laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang
masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan
berlaku di lingkungan tertentu. Untuk mewujudkan sifat transparansial,
akuntable, dan relevansi maka diperlukan suatu pedoman yang disebut
standar akuntansi keuangan. Standar akuntansi keuangan dapat diumpamakan
sebagai cerminan dari kondisi praktik bisnis yang sebenarnya terjadi. Oleh
karena itu, pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, akan sangat
relevan dan dibutuhkan pada masa sekarang ini.
Berikut ini adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari
awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber:
Ikatan Akuntan Indonesia, 2008):
1. Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia: Indonesia memakai standar
akuntansi belanda (Sound Business Practices)
2. Tahun 1955: Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi /
peraturan tentang standar keuangan
3. Tahun 1974: Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat
oleh IAI yang disebut dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
4. Tahun 1984: PAI ditetapkan menjadi standar akuntansi Indonesia.
5. Akhir tahun 1984: PAI mengikuti standar yang bersumber dari IASC
(International Accounting Standart Committee)
6. Sejak tahun 1994: PAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
7. Tahun 2008: SAK mengacu kepada IFRS.
8. Tahun 2012: IFRS mulai diresmikan dan diterapkan
11

Belanda datang ke Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16 dengan tujuan
untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai
Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC) yang didirikan pada tahun 1602. VOC membuka
cabangnya di Batavia pada tahun 1619 dan akhir abad ke-18 VOC mengalami
kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799. Dalam kurun
waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah di
Indonesia, dan sejak saat itu Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi
transaksi keuangannya.
Sehubungan dengan itu, Ans Saribanon (1980) mengemukakan bahwa
menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan
di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17. Hal
itu ditunjukan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada
tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas
penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan
untuk pengeluaran (eksploitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang
ada di Batavia dan Surabaya.
Setelah VOC bubar pada tahun 1799, kekuasaannya diambil alih oleh
Kerajaan Belanda. Zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942 yang
catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit yang
antara lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit (bergerak dalam
usaha peredaran morfin) di Batavia.
Pada abad ke-19 banyak perusahaan Belanda yang didirikan atau
membuka cabang di Indonesia. Catatan pembukuannya merupakan
modifikasi sitem Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya pemikiran
konseptual untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena
kondisinya sangat menekankan pada prakti-praktik dagang yang semata-mata
untuk kepentingan perusahaan Belanda.
Pada tahun 1955, Indonesia pun belum mempunyai undang-undang resmi
untuk peraturan tentang standar keuangan. Pada tahun 1974, Indonesia mulai
mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut
dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
12

adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan yang


menyusun standar akuntansi di Indonesia. Organisasi profesi ini terus
berusaha menanggapi perkembangan akuntansi keuangan yang terjadi baik
tingkat nasional, regional maupun global, khususnya yang mempengaruhi
dunia usaha dan profesi akuntansi sendiri. Perkembangan akuntansi keuangan
sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini perkembangan standar
akuntansi ini dilakukan secara terus menerus.
Awal sejarah adanya standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah
ketika menjelang diadakannya pasar modal aktif di Indonesia tahun 1973.
Pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur
GAAP dan GAAS. Pada tahun tersebut juga dibentuk Komite Prinsip
Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar
keuangan. Ini merupakan masa awal IAI menerapkan system standar
akuntansi di Indonesia yang dituangkan di dalam buku berjudul “Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI).” Komite PAI telah bertugas selama empat
periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan
personel yang selalu diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI
tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal
23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah menjadi Dewan
Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan
otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK.
Pada 1984, komite PAI membuat sebuah revisi standar akuntansi dengan
cara lebih mendasar jika dibandingkan PAI 1973 dan mengkodifikasikan ke
dalam sebuah buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip
tersebut memiliki tujuan untuk membuat suatu kesesuaian terhadap ketentuan
akuntansi yang dapat diterapkan di dalam dunia bisnis.
Pada 1994, IAI telah melakukan berbagai langkah harmonisasi
menggunakan standar akuntansi internasional di dalam proses pengembangan
standar akuntansi dan melakukan revisi total pada PAI 1984 dan sejak itu
mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang diterbitken sejak 1 Oktober 1994. Standar Akuntansi
13

Keuangan (SAK) ditetapkan sebagai standar akuntansi yang baku di


Indoneisa. Perkembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka
mengikuti dan mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar
yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional
yang dikeluarkan oleh IASC.
Sekarang ini ada dua PSAK yang dikeluarkan oleh 2 Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, yaitu:
1. PSAK Konvensional
2. PSAK Syariah
Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas
lembaga syariah maupun non lembaga syariah. Pengembangan dengan model
PSAK umum namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. PSAK ini
tentu akan terus bertambah dan revisi sesuai kebutuhan perkembangan bisnis
dan profesi akuntan. Setelah terjadi sebuah perubahan harmonisasi menjadi
adaptasi, selanjutnya dilakukan adopsi guna terjadi konvergensi terhadap
Internasional Financil Standards (IFRS). Adopsi dilakukan secara penuh
dengan tujuan tercapainya konvergensi terhadap IFRS sehingga standar
akuntansi keuangan dapat terlaksanakan lebih baik di masa selanjutnya.
Di dalam proses berkembangnya standar akuntansi keuangan, terjadi
beberapa revisi yang dilakukan secara kontinyu, yaitu baik penyusunan
ataupun penambahan dari standar itu sendiri.sejak tahun 1994, telah dilakukan
sekitar enam kali revisi hingga tahun 2007. Di dalam revisi tersebut,
ditambahkan sejumlah standar, yaitu KDPPLK Syariah, 5 PSAK revisi, dan 6
PSAK baru. Saat ini terdapat 2 KDPPLK, 7 ISAK dan 62 PSAK.
Sejak tahun 1994 hingga 2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke
IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari
Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International
Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi
keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten
14

dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat
sendiri.
Merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun
2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar
baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1
Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1
September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X
di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada
tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS
pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai
akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS
dari total 33 standar (terjadi pada periode 2006-2008).
Dari revisi tahun 1994 IAI juga telah memutuskan untuk melakukan
harmonisasi standar PSAK kepada International Financial Reporting
Standard (IFRS). Selanjutnya harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi dan
terakhir adopsi tersebut ditujukan dalam bentuk konvergensi
terhadap International Financial Reporting Standard. Program konvergensi
terhadap IFRS tersebut dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh
terhadap standar internasional (IFRS dan IAS).
Salah satu bentuk revisi standar IAI yang berbentuk adopsi standar
international menuju konvergensi dengan IFRS tersebut dilakukan dengan
revisi terakhir yang dilakukan pada tahun 2007. Revisi pada tahun 2007
tersebut merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI yaitu menuju
konvergensi dengan IFRS sepenuhnya pada tahun 2012.
Skema menuju konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK.
2. Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung
untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS.
15

3. Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis


IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik.
Revisi tahun 2007 yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang
IAI tersebut menghasilkan revisi 5 PSAK yang merupakan revisi yang
ditujukan untuk konvergensi PSAK dan IFRS serta reformat beberapa PSAK
lain dan penerbitan PSAK baru. PSAK baru yang diterbitkan oleh IAI tersebut
merupakan PSAK yang mengatur mengenai transaksi keuangan dan
pencatatannya secara syariah. PSAK yang direvisi dan ditujukan dalam rangka
tujuan konvergensi PSAK terhadap IFRS adalah:
1. PSAK 16 tentang Properti Investasi
2. PSAK 16 tentang Aset Tetap
3. PSAK 30 tentang Sewa
4. PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.
5. PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK-PSAK hasil revisi tahun 2007 tersebut dikumpulkan dalam buku
yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 dan
mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008.
16

5. PERBANDINGAN SISTEM AKUNTANSI


1) Di INDONESIA
a. Sistem Akuntansi Indonesia
Penerapan sistem akuntansi pemerintahan dari suatu negara akan
sangat bergantung kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku
pada negara yang bersangkutan.

b. Regulasi dan Pembinaan Akuntansi


Pengaturan akuntansi di Indonesia oleh ikatan akuntan Indonesia
(IAI) dibawah pengawasan departenen keuangan IAI membawahi institute
akuntan public Indonesia menyusun standar akuntansi keuangan (SAK)
dan standar professional akuntan public (SPAP). IAI dibentuk pada 23
desember 1957. Pada tahun 1972 IAI bekerjasama dengan badan Pembina
pasar uang dan modal membentuk panitia penghimpun bahan-bahan dan
struktur GAAP dan struktur GAAS. Pada tahun 1994, IAI mengadopsi
standar IASC yang dituangkan dalam PSAK yang berlaku 1 januari 1995.
IAI juga menjadi anggota International Federation Accountant (IFAC).
Sebagai anggota IFAC, IAI berkewajiban :
1) Mengajak pemerintah dan badan penyusun standar agar laporan
keuangan perusahaan yang diterbitkan mematuhi International
Accounting Financial Reporting (IFRS).
2) Mengajak badan pasar modal, industri dan masyarakat bisnis agar
menerbitkan laporan keuangan menurut IFRS dan mengungkapkan
fakta dari setiap kepatuhannya.
3) Membantu pengembangan pengakuan IFRS secara internasional.
4) Memonitor kepatuhan terhadap IFRS melalui penelaahan quality
insurance yang ditetapkan SMO (statement of membership). Realisasi
kewajiban IAI sebagai anggota IFAC mengenai penerapan IFRS di
Indonesia diharapkan terjadi pada tahun 2008.
17

Saat ini IAI memiliki 59 SAK diantaranya dirujuk dari IAS 28


standar, diciptakan sendiri 11 standar dan dari FASB 17 standar, 2
Accounting Priciples Board Opinion dan 1 buletin. Indonesia telah
mengadopsi IFRS secara penuh pada januari 2012. Dengan mengadopsi
penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan
berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut tentu saja akan
memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan
bisnis.
c. Komponen-Komponen Pelaporan
Laporan keuangan berikut ini :
1) Neraca
2) Laporan laba rugi komprehensif.
3) Laporan perubahan ekuitas.
4) Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa
laporan arus kas atau laporan arus dana.
5) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan.
d. Pengukuran akuntansi
1) Konsep Matnhing.
2) Penggabungan usaha menggunakan motede penyatuan kepentingan
atau pooling of interest dan metode pembelian (purchase).
3) Goodwill yang timbul akibat akuisisi dikapitalisasi dan
diamortisasi dalam 5 tahun paling lama 20 tahun.
4) Jumlah nilai buku yang melampaui nilai wajarnya dibebankan ke
laba atau earning.
5) Joint venture menggunakan metode ekuitas.
18

2) Di AMERIKA
a. Sistem Akuntansi Amerika Serikat
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badab
Standar Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun 2002 Institut Amerika
untuk Akuntan Publik Bersertifikat.
b. Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pada tahun 2002 melalui Norwalk Agrement, FASB (Financial
Accounting Standards Board) dan IASB sepakat mengonvergensikan GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles) milik FASB dan IFRS milik
IASB serta ditandatanganinya UU Sarbane-Oxley Act (GCG, pengungkapan,
pelaporan dan profesi audit), dengan pembentukan organisasi nirlaba untuk
mengatur audit dan auditor perusahaan publik.
Metode akuntansi penggabungan usaha, goodwill yang timbul dari
akuisisi, pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi, penyusutan,
akuntansi kemungkinan kerugian, leases keuangan, pajak tangguhan dan
pencadangan untuk perataan penghasilan sudah sama dengan IFRS.
Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) terdiri dari
seluruh standar, aturan, dan regulasi keuangan yang harus diperhatikan ketika
menyusun laporan keuangan, laporan keuangan seharusnya menyajikan
secara wajar posisi keuangan suatu perusahaan dan hasil operasinya sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secar umum.
c. Pelaporan Keuangan
Laporan tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS yang
besar meliputi :
1) Laporan manajemen
2) Laporan auditor independen
3) Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,arus kas,laba komprehensif,
ekuitas pemegang saham)
4) Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan.
5) Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting
terhadap laporan keuangan
6) Catatan atas laporan keuangan.
19

7) Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun.


8) Data kuartal terpilih

Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan keuangan AS


yang diterbitkan biasanya tidak memuat hanya laporan induk perusahaan saja.
Aturan konsolidasi mengharuskan seluruh anak perusahaan yang
dikendalikan (yaitu, dengan kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham
dengan hak suara) harus dikonsolidasikan secara penuh, walaupun operasi
anak perusahaan tersebut tidak homogen. Laporan keuangan interim
(kuartalan) diwajibkan untuk perusahaan yang sahamnya tercatat pada bursa
efek utama. Laporan ini biasanya hanya berisi laporan keuangan ringkas yang
tidak diaudit dan komentar manajemen secara singkat.

d. Pengukuran Akuntansi
Aturan pengukuran akuntansi di Amerika Serikat mengasumsikan bahwa
suatu entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan
dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat
tergantung pada konsep penanding.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, menunujukkan bahwa terdapat perbedaan sistem


akuntansi yang berlaku di Indonesia dan Amerika Serikat. Perbedaan tersebut
terlihat pada komponen laporan keuangan yang digunakan dalam pelaporan
keuangan.
Selanjutnya, Negara Amerika Serikat telah lebih dulu mengadopsi IFRS
secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standard
nasional pada tahun 2002. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan
investor dan pengguna laporan keuangan lainnya.
Sedangkan Sistem Akuntansi Keuangan Indonesia mengadopsi IFRS pada
tahun 2011 untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham
di negara ini atau sebaliknya. Hal ini pula diharapkan akan semakin
membawa perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat bersaing dengan
perusahaan internasional lainnya karena dengan melakukan adopsi ini
tentunya penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan juga
akan semakin akuntabel dan transparan.

20
Daftar pustaka

https://asil4dworld.wordpress.com/2009/05/28/perubahan-standar-akuntansi-di-
indonesia-sampai-dengan-tahun-2008/

http://criticalperspectivesonaccounting.com/wp-content/uploads/2014/06/paper-
cpa-069.pdf

http://yopipazzo.blogspot.com/2014/05/standar-akuntansi-keuangan-dan.html

https://lintangasmara.wordpress.com/2013/03/31/akuntansi-di-amerika-serikat-
tugas-softskill-akuntansi-internasional/

http://wurihastuty.blogspot.com/2011/05/perkembangan-akuntansi-di-
amerika.html

21

Anda mungkin juga menyukai