Anda di halaman 1dari 17

1.

Perkembangan Akuntansi di Amerika Serikat


Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badan Standar
Akuntansi Keuangan, atau Financial Accounting Standards Boardi – FSAB), namun sebuah
lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commission –
SEC) juga memiliki kekuasaan untuk menerapakan standarnya sendiri.
Hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik bersertifikat, badan sektor swasta
lainnya, menetapkan Standar Auditing. Pada tahun itu Badan Pengawas Akuntansi
Perusahaan Publik didirikan dengan kekuasaan yang luas untuk mengatur audit dan auditor
perusahaan publik. Perusahaan di AS dibentuk berdasarkan hukum negara bagian, bukan
hukum federal. Setiap negara bagian memiliki hukum perusahaannya sendiri. Secara umum,
hukum berisi ketentuan minimal atas pencatatan akuntansi dan penerbitan laporan keuangan
secara periodik. Banyak hukum perusahaan ini yang tidak ditegakkan secara ketat, dan
laporan yang diserahkan kepada badan-badan lokal sering kali tidak tersedia untuk publik.
Karenanya, ketentuan pelaporan keuangan dan audit tahunan secara realitas hanya
tedapat pada tingkat federal, seperti yang ditentukan oleh SEC. SEC memiliki kekuasaan atas
perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya pada bursa-bursa efek AS dan
perusahaan yang sahamnya diperdagangkan over the counter. Perusahaan dengan kewajiban
terbatas lainnya tidak menghadapi ketentuan wajib untuk pelaporan keuangan, sehingga
menbuata Amerika Serikat terlihat tidak normal menurut Standar Internasional.
Di Amerika Serikat , dilakukan pengujian dan analisa pada prinsip dan teori akuntansi yang
berkembang melalui 4 fase yaitu:
(1) Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari
meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang
dimainkan oleh perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1900. Pemain utama
pada masa itu adalah asosiasi akuntan profesional, American Institute of Accountans
(AIA). Posisi dari AIA atas permintaan dari Komisi Dagang Federal (Fedeal Trade
Commission-FTC) adalah bahwa “tidak ada biaya penjualan, beban bunga atau beban
administrasi di dalam biaya overhead pabrik”. Penentang atas posisi dari Institut ini
menghadapi pernyataan di dalam laporan yang mengatakan “diperhitungkannya
bunga di dalam biaya produksi adalah teori yang tidak berdasar dan salah, dan dapat
dikatakan mustahil (absurad) di dalam praktiknya”. Pihak yang menentang pun
mengalami kekalahan. Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah meningkatnya
dampak dari teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun Undang-
Undang pendapatan tahun 1913 telah memberikan dasar kalkulasi laba kena pajak
dengan dasar penerimaan dan pengeluaran kas, Undang-Undang tahun 1918 adalah
yang pertama mengakui peranan dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba
kena pajak.
(2) Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
a. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam
hukum-hukum investasi federal, termasuk Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933
yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarnegara bagian dan Undang-
undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
b. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam satu artikel yang mengkritik
teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan, George O. May,
kebangsaan Inggris, mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika
(American Institute of Certified Public Accountant-AICPA) memulai sebuah usaha
kerja sama dengan bursa efek. Sebagai akibatnya, Komite Khusus dari AICPA
melalui kerja sama dengan Bursa Efek menyarankan solusi umum berikut ini :
Alternatif yang lebih pratikal adalah membiarkan setiap perusahaan untuk bebas
memilih metode-metode akuntansinya sendiri di dalam …batasan yang sangat luas.
Namun mengharuskan adanya pengungkapan dari metode yang dipergunakan dan
konsistensi pengaplikasiannya dari tahun ke tahun.. Sebagai tambahan, Komite
mengusulkan percobaan resminya yang pertama untuk mengembangkan teknik-teknik
akuntansi yang berlaku umum. Dikenal sebagai “prinsip-prinsip umum” (board
principles).
c. Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang menantang profesi akuntan untuk
memberikan “dukungan substansial dari yang berwenang” bagi prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari Asosiasi Akuntansi Amerika
(American Accounting Association) dan para anggotanya yang baru saja dibentuk,
Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan memberikan kuasa kepada Komite
Prosedur Akuntansi (Committee Accounting Procedure-CAP) untuk mengumumkan
keputusannya.
(3) Fase kontribusi professional (1953-1973)
Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan pembubaran CAP dan
departemennya yang diterima oleh AICPA dan kemudian didirikan Accounting
Principle Board (APB) dan The Accounting Research Division (ARD) untuk meneliti
tentang isu-isu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. APB
kemudian menerbitkan berbagai pendapat untuk membahas isu-isu kontroversial ,
namun upaya tersebut tidak berhasil sehingga APB diserang dan dikritik karena opini
yang bersifat kontroversial termasuk tentang akuntansi pensiun, alokasi pajak
penghasilan, kredit pajak investasi, akuntansi untuk penggabungan usaha dan
goodwill.
(4) Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam merumuskan teori akuntansi
mendorong diadopsinya pendekatan yang lebih deduktif dan politis. Dalam situasi
tersebut FASB mengindikasikan proses penetapan standar akuntansi sebagai proses
demokratik. Proses penetapan standar akuntansi tidak hanya didasarkan kebutuhan
pemakai tetapi juga mempertimbangkan beberapa perspektif yang dapat
mempresentasikan seluruh konstituensi. Juga ditekankan agar Pemerintah federal dan
Kongres harus berada pada kepentingan umum dengan mempertahankan dan
meningkatkan akuntabilitasnya dimata publik.

2. Standar Akuntasi Keuangan (SAK) Di Amerika


Dalam akuntansi terapan di Indonesia kita mengenal yang namanya SAK (Standar
Akuntansi Keuangan), di Amerika lebih dikenal dengan nama GAAP (General Accepted
Accounting Principal.
(1) Perkembangan GAAP (General Accepted Accounting Principal)
Standar Akuntansi secara historis telah ditetapkan oleh American Institute of Certified
Akuntan Publik (AICPA) tunduk pada Securities and Exchange Commission
peraturan. The AICPA pertama kali membuat Komite Prosedur Akuntansi pada tahun
1939, dan diganti bahwa dengan Prinsip Akuntansi Dewan pada tahun 1951 . Pada
tahun 1973, Dewan Prinsip Akuntansi digantikan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (FASB) di bawah pengawasan Yayasan Akuntansi Keuangan dengan
Standar Akuntansi Keuangan Dewan Pertimbangan. Organisasi-organisasi lain yang
terlibat meliputi Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan (GaSb), terbentuk tahun
1984, dan Perusahaan Publik Akuntansi Dewan Pengawas (PCAOB). Sebagai
internasional dan US GAAP standar telah berkumpul, maka Dewan Standar
Akuntansi Internasional yang memproduksi Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) telah menjadi penting.
Sekitar tahun 2008, FASB mengeluarkan Standar Akuntansi FASB Kodifikasi, yang
menata ulang ribuan GAAP pernyataan AS ke sekitar 90 topik akuntansi.
Pada tahun 2008, Komisi Sekuritas dan Bursa mengeluarkan “peta jalan” awal yang
dapat memimpin AS untuk meninggalkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
masa depan (akan ditentukan pada tahun 2011), dan untuk bergabung lebih dari 100
negara di seluruh dunia bukan dalam menggunakan yang berbasis di London Standar
Pelaporan Keuangan Internasional. Pada 2010, proyek konvergensi sedang
berlangsung dengan pertemuan rutin FASB dengan IASB.
Untuk dan negara pemerintah daerah, GAAP ditentukan oleh Dewan Standar
Akuntansi Pemerintahan (GaSb), yang beroperasi di bawah seperangkat asumsi,
prinsip, dan kendala, berbeda dengan PSAK sektor swasta standar. Ketentuan GAAP
AS agak berbeda dari Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), meskipun
mantan Ketua SEC Chris Cox menetapkan jadwal bagi semua perusahaan AS untuk
menjatuhkan GAAP pada tahun 2016, dengan perusahaan terbesar beralih ke IFRS
pada awal 2009.
(2) Organisasi-organisasi ini mempengaruhi perkembangan GAAP di Amerika Serikat.
a. United States Securities and Exchange Commission ( SEC )/Amerika Serikat Komisi
Sekuritas dan Bursa. SEC diciptakan sebagai akibat dari Depresi Besar. Pada waktu
itu tidak ada struktur menetapkan standar akuntansi. SEC mendorong pembentukan
badan standar pengaturan swasta melalui AICPA dan kemudian FASB , percaya
bahwa sektor swasta memiliki pengetahuan yang tepat, sumber daya, dan bakat. SEC
bekerja sama dengan berbagai organisasi swasta pengaturan GAAP,tetapi tidak
menetapkan GAAP sendiri.
b. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
Pada tahun 1939, mendesak oleh SEC, AICPA menunjuk Komite Akuntansi Prosedur
(CAP). During the years 1939 to 1959 CAP issued 51 Accounting Research Bulletins
that dealt with a variety of timely accounting problems. Selama tahun 1939-1959
CAP diterbitkan 51 Akuntansi Buletin Penelitian yang berurusan dengan berbagai
masalah akuntansi yang tepat waktu. Tahun 1959, AICPA menciptakan Prinsip
Akuntansi Board (APB), yang misi itu adalah untuk mengembangkan suatu kerangka
kerja konseptual secara keseluruhan. Ini diterbitkan 31 pendapat dan dibubarkan pada
tahun 1973 karena kurangnya produktivitas dan kegagalan untuk bertindak segera.
Setelah penciptaan FASB , AICPA membentuk Komite Eksekutif Standar Akuntansi
(AcSEC). Hal ini menerbitkan: Audit dan Pedoman Akuntansi, Laporan
Posisi,Praktek Buletin.
c. Financial Accounting Standards Board (FASB), Tahun 1984 FASB menciptakan
Emerging Issues Task Force (EITF).
d. Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan (GaSb) dibuat tahun 1984, membahas
masalah-masalah pemerintah negara bagian dan lokal pelaporan.
e. Organisasi lain berpengaruh (misalnya Ikatan Akuntan Amerika, Ikatan Akuntan
Manajemen, Keuangan Lembaga Eksekutif).
f. Organisasi berpengaruh lainnya Keuangan Pemerintah Officer’s Association (GFOA).

3. Era Sebelum Berdirinya Stock Exchange Commision


Di tahun 1900-an masyarakat Amerika Serikat sudah mengenal perdagangan saham.
Informasi akuntansi suatu entitas dicari oleh masyarakat yang ingin melakukan transaksi
sekuritas karena digunakan untuk menilai kinerja manajemen. Namun perkembangan prinsip-
prinsip akuntansi pada era itu belum mampu mendukung terciptanya informasi akuntansi
yang memadai.
Beberapa kondisi yang merupakan ciri dari era ini adalah:
a. Tidak adanya dewan pengatur standar menjadikan masalah-masalah akuntansi yang
mendesak dan bersifat controversial diselesaikan melalui pembentukan panitia
khusus.
b. Sebagian besar teknik akuntansi tidak memiliki dukungan teoritis dan solusi yang
diambil memiliki ciri pragmatis
c. Teknik akuntansi yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk meratakan earnings.
d. Masalah operasional yang berhubungan dengan treatmen akuntansi yang bersifat
kompleks dihindari dan solusi diambil berdasarkan kebijakan
e. Entitas yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi yang berbeda untuk masalah atau
model masalah yang sama atau mirip
f. Teknik-teknik akuntansi diadopsi dengan fokus pada penentuan pendapatan kena
pajak dan minimisasi pajak pendapatan

4. The American Institute of Certified Public Accounts


Pada tahun 1916 berdiri asosiasi akuntan professional yaitu The American Institute of
Accountants (AIA). Lembaga tersebut didirikan oleh American Association of Public
Accounts (AAPA) yang selanjutnya berganti nama menjadi American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA). Pada tahun 1921 berdiri American Society of Certified Public
Accountant (ASCPA). AIA lebih berkonsentrasi pada penyatuan pandangan nasional terkait
persoalan-persoalan kualifikasi dan pengujian-pengujian, sedang ASCPA menekankan pada
upaya membangun dan mempertahankan kekuatan lembaga profesional pada berbagai
Negara bagian di Amerika Serikat. Perbedaan pendapat diantara kedua organisasi tersebut
berakhir setelah mendapat tekanan dari NYSS (New York State Society) dan digabungkan
kembali ke organisasi semula tahun 1936 yaitu AICPA. Kerjasama AIA dengan Federal
Trade Commision (FTC) tahun 1918 mempublikasikan “metode yang ditetapkan dalam
penyusunan neraca” yang disajikan dalam bentuk brosur dan dijadikan sebagai pedoman
penyusunan standar minimum pelaksanaan audit.

5. Kerjasama New York Stock Exchange – AICPA


Pada tahun 1930 AICPA memulai kerjasama dengan New York Stock
Exchange (NYSE) dalam bidang pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang akan
diberlakukan pada entitas bisnis yang terdaftar di NYSE. Langkah awal yang diambil AICPA
yaitu membentuk komite dan mencari jalan keluar yang terbaik melalui dua pendekatan
sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman pada para pemakai mengenai keterbatasan laporan
keuangan.
b. Menyempurnakan laporan keuangan agar para pemakai memperoleh laporan yang
lebih informatif.
Draf formal tentang “lima prinsip akuntansi yang bersifat luas” telah disusun oleh
komite AICPA dan disahkan oleh komite NYSE pada tanggal 22 September 1932. Dokumen
tersebut merupakan upaya formal pertama pengembangan “prinsip-prinsip akuntansi”.
Komite AICPA kemudian menambah dengan sebutan “prinsip-prinsip akuntansi yang dapat
diterima”
SEC dibentuk oleh Kongres pada tahun 1934. Tujuannya adalah untuk
menyusun Securities Act pada tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934.
Kedua undang-undang tersebut adalah undang-undang sekuritas nasional pertama di United
States. Pada awalnya SEC mengijinkan profesi akuntansi untuk menyusun prinsip akuntansi
tanpa campur tangan pihak lain. Akan tetapi pernyataan yang dibuat SEC tahun 1937 dan
1938 mengindikasikan bahwa mulai timbul ketidaksabaran dengan profesi tersebut. Pada
Desember 1937, Komisioner SEC Robert Healy memanggil American Accounting
Association (AAA). Ia menyatakan bahwa terdapat kesulitan yang besar akan tidak adanya
pihak yang memiliki otoritas untuk membenahi dan memelihara standar akuntansi. Ia yakin
bahwa pihak yang memiliki otoritas tersebut ada dalam Securities and Exchange Commision.
Akhirnya, pada bulan April 1938, SEC mengirim pesan kepada profesi akuntansi
yang isinya bahwa selain profesi akuntansi menjalankan peran dalam pengembangan standar
akuntansi, SEC akan menentukan praktik akuntansi dan metode mandatori yang dapat
diterima dalam laporan yang mengandung informasi akuntansi.

6. Era Committee On Accounting Prosedure


AICPA pada tahun 1933 membentuk komite yang secara khusus membahas prinsip-
prinsip akuntansi yaitu Special Committee on Development of Accounting
Principles (SCDAP), namun komite tersebut gagal dalam mengemban tugasnya dan diganti
oleh Committee on Accounting Procedures (CAP) pada tahun 1936. CAP juga tidak aktif
sampai dengan tahun 1938. Pada tahun tersebut SEC memberi dorongan dengan membuat
kebijakan baru yang termuat dalam Accounting Series Release 4 (ASR 4) dan menambah
keanggotaan CAP dari 7 orang menjadi 21 orang, sehingga lembaga tersebut menjadi lebih
aktif. Sebagai lembaga yang diberi mandat, CAP memiliki tujuan untuk mengembangkan
prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman umum dalam memecahkan masalah praktek akuntansi. Prediksi waktu untuk
merealisasi tujuan tersebut kurang lebih 5 tahun. Dalam realitasnya CAP mengambil
kebijakan lain yaitu mengadopsi suatu kebijakan dan selanjutnya memberi rekomendasi atas
metode akuntansi mungkin diikuti. Cara yang ditempuh CAP menimbulkan ketidakpuasan
banyak pihak. Para anggota American Accounting Association (AAA) menghendaki agar
CAP menggunakan pendekatan deduktif dalam memformulasikan prinsip akuntansi dan
keinginan tersebut bertentangan dengan pendekatan induktif yang mendominasi cara kerja
CAP. Selama tahun 1938-1959 CAP menerbitkan 51 Accounting Research Bulletins (ARBs)
namun CAP gagal menghasilkan satu kesatuan prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif
atau berterima umum.
Pertengahan tahun 1950, keinginan agar pembangunan prinsip-prinsip akuntansi semakin
berkembang sampai diluar profesi akuntan. Pada tahun 1957, AAA mengeluarkan pokok-
pokok pikiran tentang konsep-konsep dan definisi-definisi minimum yang dilandasi dengan
pendekatan deduktif. Pokok-pokok pikiran tersebut merupakan awal lahirnya pendekatan
deduktif. CAP sebagai regulator mengabaikan pendekatan tersebut karena memakan waktu
yang panjang. Selanjutnya lembaga tersebut menggunakan sebagian besar waktunya untuk
menyelesaikan kejadian-kejadian yang bersifat khusus dengan menentukan siklus
akuntansinya satu persatu. Cara kerja tersebut menunjukkan bahwa CAP kurang
mengembangkan teori yang bersifat umum yang dapat dijadikan dasar pengembangan
statemen-statemen akuntansi keuangan. Jadi, tahun 1957-1959 perkembangan standar
akuntansi di Amerika Serikat mengalami masa transisi. Banyak kritik-kritik terhadap CAP
dan akhirnya presiden AICPA meminta diberlakukannya pendekatan baru dalam
pengembangan statemen akuntansi.
Presiden AICPA yaitu Alvin Jenning pada tahun 1957 menyampaikan pidato dalam
suatu pertemuan anggota AICPA dan menyarankan agar mengadakan reorganisasi ditubuh
AICPA. Sasarannya adalah untuk segera dapat diwujudkan prinsip-prinsip akuntansi. Dia
menyarankan agar dilakukan riset untuk mendapatkan pendekatan konseptual sebagai
pengganti pendekatan kasual yang dianut CAP selama 20 tahun. Mengadopsi pemikiran
Jenning, AICPA membentuk Accounting Principles Board (APB) dan Accounting Research
Division (ARD) serta sekaligus menandai berakhirnya CAP.

7. Era Accounting Principle Board


Keberadaan APB dan ARD menunjukkan bahwa terdapat pendekatan dua arah dalam
pengembangan prinsip akuntansi. ARD memiliki otoritas untuk menerbitkan hasil-hasil riset
dan lebih mencurahkan perhatian pada pengembangan statemen-statemen akuntansi tanpa
harus mempertanggungjawabkan kepada komite teknis AICPA. Hasil riset akan
dipublikasikan dalam bentuk Accounting Research Studies (ARS) lengkap dengan dokumen
detail, keseluruhan aspek dari suatu masalah tertentu, serta rekomendasi atau konklusi.
Terdapat 15 ARS yang diterbitkan ARD, antara lain:
a. ARS No. 1, berjudul “The Basic Postulates of Accounting” yang disusun oleh
Maurice Moonitz dan dipublikasikan tahun 1961.
b. ARS No. 2, berjudul “Cash Flow Analysis and the Funds Statement” yang disusun
oleh Perry Mason dan dipublikasikan tahun 1961. Studi ini memberikan dukungan
terhadap penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana.
c. ARS No. 3, berjudul “A Tentative Set of Broad Accounting Principles for business
Enterprises” yang disusun oleh Sprause dan Moonitz dan dipublikasikan pada bulan
April 1962, dimana studi ini juga memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat
harga umum dan khusus.
d. ARS No. 4, berjudul “Reporting of Leases in Financial Statements” yang disusun
oleh John H. Myers dan dipublikasikan tahun 1962. Studi ini mengatur memberikan
petunjuk yang berhubungan dengan Pelaporan Sewa-Beli dalam Laporan Keuangan.
e. ARS No. 5 yang berjudul “a Critical Study of Accounting for Business
Combinations”, disusun oleh Arthur B. Watt dan dipublikasikan tahun 1963. Studi ini
mengatur dan memberikan pandangan yang terkait dengan Studi Kritis Akuntansi
Penggabungan Usaha (Businees Combinations).
f. ARS No. 6 yang berjudul “Reporting the Financial Effects of Price-Level Changes”,
disusun oleh staf dari Divisi Riset dan dipublikasikan tahun 1963. Studi ini mengatur
dan memberikan pandangan terkait dengan perubahan tingkat harga dalam
hubungannya dengan akuntansi inflasi dan bagaimana melaporkan dampak dari
perubahan tersebut.
g. ARS No. 7 yang berjudul “Inventory of Generally Accepted Accounting Principles
for Business Enterprise” yang dikemukakan oleh Paul Grady, dimana studi ini
memberikan pandangan terkait dengan prinsip-prinsip akuntansi keuangan dan
mengangkat kembali kepercayaan terhadap APB sebagai lembaga pengatur standar.
h. ARS No. 8 yang berjudul “Accounting for the Cost of Pension Plans” yang
dikemukakan oleh Ernesr L. Hicks dan dipublikasikan tahun 1966, dimana studi ini
mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi program pension oleh
suatu entitas bisnis.
i. ARS No. 9 berjudul “Interperiod Allocation of Corporate Income Taxes” yang
dikemukakan oleh Howard A. Black dan dipublikasikan tahun 1966, dimana studi ini
mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan alokasi pajak antar waktu dari pajak
penghasilan suatu entitas.
j. ARS No. 10 berjudul “Accounting for Goodwill” yang dikemukakan oleh George R.
Catlerr dan Noman O. Olson dan dipublikasikan tahun 1968. Secara umum, studi ini
mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi goodwill.
k. ARS No. 11 berjudul “Financial Reporting in Extractive Industries” yang
dikemukakan oleh Robert R. Field dan dipublikasikan tahun 1968. Studi ini mengatur
dan memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan keuangan dalam industry ekstraktif
(penggalian).
l. ARS No. 12 berjudul “Reporting Foreign Operations of US Companies in US
Dollars”, dikemukakan oleh Leonard Lorenso dan dipublikasikan tahun 1972. Studi
ini mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan operasi-operasi suatu
entitas luar negeri Amerika dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
m. ARS No. 13 yang berjudul “The Accounting Basis of Inventories” dikemukakan oleh
Horace G. Barden dan dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan
petunjuk pelaksanaan dasar akuntansi persediaan.
n. ARS No. 14 yang berjudul “Accounting for Research and Development
Expenditures” dikemukakan oleh Oscar S. Gellein dan Maurice S. Newman dan
dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan
akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan.
o. ARS No. 15 yang berjudul “Stockholders’ Equity” dikemukakan oleh Beatrice
Melcher dan dipublikasikan tahun 1973. Studi ini mengatur dan memberikan petunjuk
pelaksanaan akuntansi modal (ekuitas).
APB yang memiliki anggota 18 sampai dengan 21 orang yang seluruhnya merupakan
anggota AICPA, dan merupakan wakil dari kantor akuntan, akademisi, dan para pengusaha.
Sebagai lembaga pengatur sstandar, APB diharapkan mampu menyelesaikan dua pekerjaajn
besar, yaitu:
a. Menyusun dalil-dalil dasar akuntansi.
b. Mampu menjelaskan secara komprehensif rangkaian hubungan prinsip-prinsip
akuntansi yang dilandasi oleh dalil-dalil tersebut.
Di eranya (tahun 1959-1973) APB menerbitkan opini-opini yang membahas isu-isu
kontrovensial. Pada era tersebut kontribusi American Accountants Association (AAA) juga
tidak kalah pentingnya dalam proses perumusan statemen-statemen akuntansi dibanding
APB. Melalui beberapa riset AAA berusaha mengembangkan statemen-statemen yang
terintegrasi dengan teori-teori dasar akuntansi.

8. Accounting Research Studies (ARS) No. 1 dan No. 3


APB pada awalnya mempublikasikan APB Statement No. 1 tentang diterimanya ARS
No. 1 dan ARS No. 3. Kedua ARS tersebut tidak diterima dikalangan profesi akuntansi
karena bertentangan dengan kredit pajak investasi sehingga APB mendapat teguran yang
serius dari induk organisasi, yaitu AICPA. AICPA menolak kedua hasil studi tersebut dan
penolakan ini dipandang sebagai upaya untuk melemahkan pendekatan dua arah yang
dipergunakan APB.

9. Accounting Research Studies (ARS) No. 7


ARS 7 yang dihasilkan oleh Paul Grady mengalami kesuksesan. Grady melakukan
kodifikasi statemen-statemen dengan pendekatan induktif dan pandekatan deduktif karena
menyesuaikan dengan statemen-statemen yang sudah ada dan berusaha menyimpulkan
prinsip-prinsip akuntansi dari pokok-pokok statemen yang dapat diterima.
Untuk mempertanggungjawabkan tugas utamanya untuk menghasilkan prinsip-prinsip
akuntansi, komite khusus APB melakukan perumusan prinsip-prinsip akuntansi dan dalam 5
tahun berhasil merumuskan sekumpulan prinsip yaitu APB Statement No. 4 yang berjudul
“Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business
Enterprises” pada tahun 1970. Dari tahun 1959-1973 APB menerbitkan empat statemen dan
serangkaian interpretasi akuntansi untuk memperluas rekomendasi-rekomendasi yang
berhubungan dengan masalah-masalah akuntansi.
Statemen-statemen yang diterbitkan oleh APB, antara lain:
a. APB Statement No. 1, yang berisi laporan tentang fiterimanya ARS No. 1 dan No. 3.
b. APB Statement No. 2, yang isinya tentang “Disclosure of Supplementary Financial
Information by Diversified Companies”, dimana statemen ini diterbitkan bulan
September 1967.
c. APB Statement No. 3, berisi tentang “Financial Statement Related for General Price-
Level Changes” yang diterbitkan pada bulan Juni 1969.
d. APB Statement No. 4, berisi tentang “Basic Concept and Accounting Principles
Underlying Financial Statement of Business Enterprises” yang diterbitkan pada bulan
Oktober 1970.

10. Kritik - kritik terhadap APB


Dalam melaksanakan mandate untuk menyusun prinsip-prinsip akuntansi yang
berterima umum, APB menuai banyak kritik. Upaya APB dalam menyusun prinsip-prinsip
akuntansi mengalami kegagalan didasarkan pada argument sebagai berikut:
a. Opini yang bersifat ad hoc atau kontroversial, termasuk ARS No. 8, ARS No. 9, APB
Opinion No. 2 dan No. 4 tentang kredit pajak investasi.
b. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah akuntansi untuk penggabungan usaha
dan goodwill.
Sebagai respon atas keseluruhan kritik yang diterima APB dari awal proses, lembaga
tersebut memprakarsai perubahan penting dan telah diangkat kepermukaan. Namun apa yang
menjadi prakarsa tidak bisa dilanjutkan APB tapi dilanjutkan oleh lembaga pengatur standar
penggantinya yaitu Financial Accounting Standar Board (FASB).

11. Era Financial Accounting Standard Board (Periode Kontemporer)


Menyadari kebutuhan untuk reformasi APB, pemimpin dalam profesi akuntansi
menunjuk Kelompok Studi Pembentukan Prinsip Akuntansi, kelompok ini menentukan
bahwa APB harus dibubarkan dan struktur standar pengaturan baru diciptakan. Misi dari
FASB adalah untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi keuangan dan
pelaporan untuk bimbingan dan pendidikan masyarakat, termasuk emiten, auditor dan
pengguna informasi keuangan.
Setelah APB digantikan oleh FSAB pada tahun 1978, FSAB mengeluarkan SFAC No
1 dengan judul, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises. FASB berbeda
dengan dewan-dewan sebelumnya, karena didukung oleh enam organisasi profesi, yaitu
AAA, AICPA, Financial Analysts Federation, Financial Executive Institute, Institute of
Management Accountants, dan Securities Industry Association. Setelah mengalami beberapa
titik waktu (Juncture) dalam merumuskan prinsip-prinsip akuntansi (Zeff 1984), FASB
akhirnya berhasil membuat sebuah model rerangka konseptual yang mapan
disebut, Statement of Financial Accounting Concepts. SFAC ini dianggap lengkap dan terdiri
dari 6 statements, yaitu SFAC No 1 (1978), SFAC No 2 (1980), SFAC No 3 (1980), SFAC
No 4 (1980), SFAC No 5 (1984), dan SFAC No 6 (1985). SFAC No 6 menggantikan SFAC
no 3 dan mengamandemen SFAC no 2. Sedangkan draft SFAC 7 sampai saat ini belum
pernah definitif.
Model rerangka konseptual FASB ini mencakup empat komponen dasar, yaitu:
a. Tujuan pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC no 1 dan SFAC no 4
b. kualitas informasi yang dituangkan pada SFAC no 2
c. Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada SFAC no 6 (pengganti
SFAC no 3)
d. Pengukuran dan pengakuan yang dituangkan pada SFAC no. 5
Model ini dirancang dengan cukup luas dan mencakup perusahaan bisnis dan
nonbisnis. Rerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam mengembangkan standar
akuntansi keuangan (Statement of Financial Accounting Standard) di Amerika Serikat.
Standar-standar tersebut berkenaan dengan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu
kapan pengukuran dan pencatatan harus dilakukan, ketentuan pengungkapan mengenai
aktivitas tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan aktivitas ekonomi tersebut dalam
bentuk laporan keuangan.

12. Era International Accounting Standards Board


Globalisasi dunia menuntut adanya standar akuntansi yang seragam. Namun untuk
mencapai sebuah keseragaman tidaklah mudah. Kondisi ini memerlukan adanya sebuah
badan penyusun standar internasional. Salah satunya adalah International Accounting
Standards Committee (IASC). Kesepakatan untuk membentuk IASC terjadi pada tanggal 23
Juni 1973 di Inggris yang diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara,
yaitu Australia, Kanada, Prancis, Jerman Barat, Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan
Amerika Serikat. Badan-badan ini merupakan dewan IASC pada saat itu, mereka merupakan
bagian dari International Federation of Accountans (IFAC) sebagai organisasi induk IASC.
Dengan tujuan menyelesaikan dan mendamaikan perbedaan akuntansi di setiap negara, serta
merintis adanya standar akuntansi yang kelak berlaku universal, IAS diterbitkan sejak tahun
1974. Penerbitan tersebut satu tahun setelah pembentukan IASC.
Tujuan pembentukan IASC adalah memformulasi standar dan mendorong keberterimaan
dan ditaatinya IFRS secara luas di dunia ( to formulate and publish in the public interests,
basic standards to be observed in the presentation of audited accounts and financial
statements and to promote their wordwide acceptance and observance). Sampai saat ini
IASC beranggotakan sekitar 150 organisasi atau badan penyusun standar akuntansi dari 113
negara, dan telah berhasil merumuskan model teoritis yang juga mengadopsi meta teori
dengan menempatkan tujuan sebagai top level. Pada tahun 1999 setelah melakukan proses
review selama dua tahun, dewan IASC menyetujui rencana restrukturisasi.
Menurut ketentuan restrukturisasi, dewan IASC akan menjadi sebuah entitas yang
terpisah dari induknya dan akan menjadi entitas non profit yang diatur oleh para wali. IASC
akan melakukan pendanaan terhadap IASB, yang pada gilirannya akan bertanggung jawab
untuk teknis agenda pengembangan dan persetujuan IFRS baru. IFRS saat ini diterbitkan dan
dikelola oleh IASB, sebuah dewan standar independen yang berbasis di London. Pada bulan
Maret 2001, IASC Foundation secara resmi didirikan di negara bagian Delaware di Amerika
Serikat yang bertindak sebagai entitas induk IASB. Sejak 1 April 2001, IASB diasumsikan
bertanggung jawab kepada IASC dalam menjalankan tugasnya melakukan penyusunan
standar akuntansi. Sesuai dengan konstitusi IASC Foundation, dilakukan review secara
berkelanjutan yang selesai pada bulan Juni 2005 dan terjadi beberapa perubahan konstitusi
yang mengatur pengaturan operasional IASC Foundation.

13. Menetapkan Peran dan Tujuan Baru


Pembentukan IASC tahun 1973 dimaksudkan untuk mempromosikan harmonisasi
standar dan prosedur akuntansi ke seluruh dunia. IAS dikeluarkan oleh IASC untuk
memenuhi tujuan itu. IASC tidak memiliki kewenangan untuk mewajibkan masing-masing
negara atau entitas untuk mematuhi standar.
Pada tahap awal berdirinya IASC tidak memiliki satu set standar akuntansi. Sebagian
besar negara-negara maju telah menetapkan sendiri standar akuntansi mereka. Hanya
beberapa negara saja yang tidak memiliki standar, yang kemudian mengadopsi IAS selama
periode tersebut. Selanjutnya diterbitkan tambahan dan revisi dari IAS yang kemudian
semakin banyak negara mulai berpartisipasi dalam kegiatan IASC. IASC berstatus sebagai
otoritas internasional yang tumbuh pesat. Status itu lebih ditingkatkan setelah perkembangan
yang signifikan sebagai berikut:
a. 2002: Komisi Eropa melalui Peraturan Eropa 1606 pada tanggal 19 Juli2002
mewajibkan entitas yang terdaftar di Uni Eropa untuk mengadopsi IFRS mulai tahun
2005.
b. 2000: IASB dan dewan standar akuntansi di Amerika Serikat yakni Financial
Accounting Standard Board (FASB), mengumumkan keinginannya untuk mencapai
kesesuaian dalam standar pelaporankeuangan dan mengkoordinasikan program kerja
masa depan.
c. 2003: Australia, Hong Kong dan Selandia Baru berkomitmen untuk mengadopsi
IFRS.
d. 2005: Hampir 7.000 perusahaan yang terdaftar di 25 negara menerapkan IFRS.
e. 2006: IASB dan FASB menyepakati peta jalan untuk konvergensi antaraIFRS dan
General Accepted Accounting Principle (GAAP) di AmerikaSerikat.
f. 2007: Brasil, Canada, Chili, India, Jepang dan Korea Selatan menetapkan agenda
untuk mengadopsi IFRS.
g. 2007: Securities and Exchange Commission (SEC) di AS menghapus ketentuan
rekonsiliasi untuk perusahaan non-US yang menerapkan IFRS, dan berkonsultasi pada
IFRS untuk perusahaan domestik.
Setelah IASC disatukan ke IASB dan IASC Foundation tahun 2000 serta perubahan
kondisi lebih lanjut di tahun 2002 sampai 2007. Tujuan IASC Foundation disempurnakan
sebagai berikut:
a. Untuk mengembangkn satu set standar berkualitas tinggi yang dapat dipahami dan
berlaku secara global demi kepentingan umum. Pelaporan keuangan yang berkualitas
terutama untuk membantu pelaku pasar modal dunia dan pengguna lain dalam
membuat keputusan ekonomi
b. Untuk mempromosikan penggunaan dan penerapan standar yang ketat
c. Dalam memenuhi tujuannya yang berhubungan dengan point (1) dan (2) diatas, IASC
bertujuan untuk memperhitungkan sebagaimana mestinya kebutuhan khusus entitas
kecil dan menengah, serta entitas ekonomi baru, dan untuk mewujudkan konvergensi
atas standar akuntansi nasional ke IAS dan IFRS yang lebih diarahkan pada solusi
berkualitas tinggi.

14. Struktur Aktual


IASB ditunjuk dan diawasi oleh kelompok wali (yaitu IASC Foundation) yang
memiliki latar belakang wilayah dan beragam profesi yang bertanggungjawab untuk
kepentingan publik. Hal ini juga didukung oleh dewan penasehat eksternal (Standards
Advisory Council atau SAC) dan komite interpretasi (The International Financial
Reporting Interpretation Committee atau IFRIC) yang bertugas memberikan bimbingan jika
terdapat perbedaan dalam praktek. IASC Foundation adalah organisasi independen yang
terdiri dari dua badan utama: para wali dan IASB. Pemerintahan IASC Foundation sisa 22
wali. Tanggung jawab wali termasuk menunjuk, para anggota dewan IASB dan menetapkan
hubungannya dengan penasehat dan dewan, serta penanggung jawab organisasi.
IASB memiliki tanggung jawab dalam penyusunan standar akuntansi dengan 12
anggota yang bekerja secara penuh dan dua anggota paruh waktu yang berasal dari berbagai
negara dengan latar belakang fungsional beragam. Anggota tersebut tidak didominasi oleh
konstituen tertentu atau kepentingan regional tertentu, dan kualifikasi utama mereka untuk
keanggotaan IASB adalah keahlian teknis.
Struktur IASC Foundation memiliki dua badan. Standar Advisory Council (SAC)
menyediakan forum dan jalan bagi organisasi-organisasi atau individu yang berkepentingan
dengan pelaporan keuangan internasional untuk berpartisipasi. Para peserta memiliki latar
belakang geografis dan fungsional yang beragam. Tujuan SAC adalah untuk memberikan
nasehat kepada IASB mengenai prioritas proyek penyusunan standar. Badan lainnya dalam
struktur IASC Foundation di International Fianancial Reporting Interpretation
Committee (IFRIC), yang merupakan badan interpretatif IASB dengan anggota sebanyak 14
suara tidak termasuk ketua, semua ditunjuk oleh wali. IFRIC menggantikan Standing
Interpretations Committee (SIC) pada tahun 2002. Peran IFRIC adalah untuk mempersiapkan
interpretasi IFRS untuk disetujui oleh IASB dan untuk memberikan panduan yang terkini
mengenai masalah laporan keuangan.
SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa akuntansi


merupakan instrumen yang penting untuk menjalankan bisnis. Akuntansi lahir di Amerika
Serikat dan kini akuntansi telah berkembang dan digunakan oleh Negara-negara di seluruh
dunia. Pada tahun 1886 dibentuk sebuah organisasi bernama American Association of Public
Accountants (AAPA). Pada tahun 1916 dibentuk American Institute of Accountants (AIA).
Kemudian AAPA namanya diubah menjadi American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) pada tahun 1957. AICPA ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan
perkumpulan negara bagian namun untuk melengkapinya dan mengusahakan agar lebih
terdapat keseragaman dan standarisasi dalam kualifikasi dan ketentuan keanggotaan.
Sementara itu, American Society of Certified Public Accountants dibentuk pada tahun 1921.
Pada tahun 1930, AICPA memulai kerjasama dengan New York Stock Exchange (NYSE)
untuk mengembangkan prinsip akuntansi yang diikuti oleh semua perusahaan yang terdaftar
dalam pertukaran. SEC dibentuk tahun 1934, bertugas untuk melaksanakan pengaturan
investasi. AICPA pada tahun 1933 membentuk komite yang secara khusus membahas
prinsip-prinsip akuntansi yaitu Special Committee on Development of Accounting
Principles (SCDAP), namun komite tersebut gagal dalam mengemban tugasnya dan diganti
oleh Committee on Accounting Procedures (CAP) pada tahun 1936. CAP memiliki tujuan
untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman umum dalam memecahkan masalah praktek akuntansi. Tahun
1957-1959 perkembangan standar akuntansi di Amerika Serikat mengalami masa transisi.
Banyak kritik-kritik terhadap CAP. Presiden AICPA yaitu Alvin Jenning menyampaikan
pidato dalam suatu pertemuan anggota AICPA dan menyarankan agar mengadakan
reorganisasi ditubuh AICPA. Mengadopsi pemikiran Jenning, AICPA
membentuk Accounting Principles Board (APB) dan Accounting Research Division (ARD)
serta sekaligus menandai berakhirnya CAP. Pada awal berdirinya APB dikarakteristikkan
dengan kegagalan. Hasil karya APB yang terkenal adalah ARS nomor 7 dan yang paling
terkenal adalah APB Statement no 4 yang diterbitkan tahun 1970. APB kemudian digantikan
oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) sampai sekarang ini. Globalisasi dunia
menuntut adanya standar akuntansi yang seragam. Kondisi ini memerlukan adanya sebuah
badan penyusun standar internasional, yaitu International Accounting Standards
Committee (IASC) bertujuan menyelesaikan dan mendamaikan perbedaan akuntansi di setiap
negara, serta merintis adanya standar akuntansi yang kelak berlaku universal.

DAFPUT : http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/11/perkembangan-akuntansi-di-as.html

Anda mungkin juga menyukai