Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Teori Akuntansi

Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi

Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada dibalik
praktik akuntansi yang berkembang dalam suatu negara. Akuntansi dapat dipandang sebagai
sains dan sebagai teknologi. Sains berarti akuntansi bertujuan untuk mendapatkan
kebenaran/validitas penjelasan suatu fenome akuntansi dengan menerapkan metode ilmiah.
Teknologi berarti akuntansi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan sosial tertentu. Dengan demikian teori akuntansi merupakan suatu penalaran
logis untuk mengevaluasi dan mengembangkan praktik akuntansi, hasilnya berupa rerangka
konseptual yang menjadi semacam konstitusi akuntansi dan menjadikan teori akuntansi
banyak membahas tentang pertimbangan nilai (value judgment).

Bab 2 Penalaran

Teori akuntansi yang sehat menuntut kemampuan penalaran yang memadai. Penalaran
merupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu
keyakinan akan asersi. Unsur-unsur penalaran adalah asersi, keyakinan, dan argumen.
Keterkaitan antara ketiganya adalah evaluasi kebenaran suatu pernyataan teori. Apabila
terjadi kesalahan konklusi akibat tidak diterapkannya kaidah-kaidah penalaran yang valid
maka dapat terjadi salah nalar yang akan mengakibatkan kesalahan teori akuntansi.

Bab 3 Perekayasaan Pelaporan Keuangan

Akuntansi teknologi menuntut seseorang mampu merekayasa suatu mekanisma


pelaporan keuangan suatu negara. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses yang
menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk membantu
pencapaian tujuan ekonomik dan sosial negara. Perekayasaan pelaporan keuangan adalah
proses pemikiran logis, deduktif, dan objektif untuk memilih dan mengaplikasi ideologi,
teori, konsep dasar, teknik, prosedur dan teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis
untuk mencapai tujuan negara melalui tujuan pelaporan keuangan dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya. Hasil perekayasaan
dituangkan dalam suatu dokumen resmi yang disebut rerangka konseptual yang dapat
dianalogi dengan konstitusi. Perekayasaan dilakukan oleh phak yang mempunyai wewenang
di tingkat nasional dan mempunyai wawasan teori akuntansi yang kuat.
Bab 4 Rerangka Konseptual

Sebagai dokumen, rerangka konseptual berisi komponen konsep yang terdiri atas
tujuan (objectives) dan hal-hal yang mendasar (fundamentals) yang saling berkaitan. Sebagai
konstitusi, rerangka konseptual menjelaskan, menentukan, dan mengarahkan sifat, fungsi, dan
lingkup pelaporan dan statemen keuangan suatu negara. Rerangka konseptual versi FASB
merupakan suatu model hasil perekayasaan yang dapat dijadikan acuan penalaran untuk
pengembangan rerangka baru untuk konteks lingkungan yang berbeda karena rerangka ini
merupakan model pertama yang disusun dan memuat secara lengkap penjelasan, penalaran,
dan argumen. RK FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu: tujuan pelaporan
keuangan, karakteristik kualitatif informasi, elemen statemen keuangan, dan pengukuran dan
pengakuan. Komponen-komponen tersebut berkaitan secara logis dan koheren serta
menggambarkan tahapan proses perekayasaan pelaporan keuangan.

Bab 5 Konsep dasar

Konsep dasar berfungsi untuk melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan


akuntansi, konsep dasar sangat bermanfaat dalam penyusunan standar, baik prinsip, metode
maupun teknik. Beberapa pakar telah mengemukakan beberapa konsep dasar, salah satunya
konsep dasar yang dijadikan pembahasan adalah konsep dasar yang diuraikan oleh Paton dan
Littleton. Konsep dasar ini mampu menunjukkan konsep yang saling berkaitan secara logis
sehingga membentuk satu kesatuan. Konsep dasar yang diuraikan oleh P&L meliputi
kesatuan usaha, kontinuitas usaha , penghargaan sepakatan, kos melekat, upaya dan capaian
hasil, bukti terverifikasi dan objektif dan asumsi.

Bab 6 Aset

Definisi aset yaitu aset harus mencakupi manfaat ekonomik, dikuasai oleh entitas dan
akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Manfaat ekonomik mengisyaratkan bahwa manfaat
aset tersebut dapat terukur dan dapat mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa akan
datang. Dikuasai oleh entitas mempunyai implikasi bahwa aset cukup dikuasai tidak harus
dimiliki, karena penguasaan aset lebih penting dalam konsep pemilikan aset. Akibat kejadian
masa lalu mempunyai makna bahwa traksaksi atau kejadian itu dapat menimbulkan
(menambah) bahkan mengurangi aset. Sedangkan, karakteristik pendukung aset meliputi
melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan dan berkekuatan hukum.
Pengukuran aset menggambarkan jumlah rupiah yang harus melekat pada suatu objek
aset pada saat terjadi dan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis suatu objek. Kos
aset mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi diantaranya pemerolehan (acquisition),
pengolahan (processing), dan penjualan (sales). Dan terdapat enam basis pengukuran yang
digunakan yaitu: kos historis, kos pengganti, kos harapan, harga jual masa lalu, harga jual
sekarang, dan nilai terealisasi harapan. Kaidah pengakuan FASB terdiri dari definisi,
keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan
berkaitan dengan jumlah rupiah dikapitalisasi (capitalized) atau dibiayakan (expensed).

Bab 7 Kewajiban

Kewajiban merupakan elemen neraca, yang merepresentasikan sumber dana dari aset
badan usaha berupa potensi jasa fisis maupun non fisis yang memampukannya untuk
menyediakan barang dan jasa. Terdapat tiga karakteristik utama kewajiban yaitu:
pengorbanan manfaat ekonomik masa depan, keharusan sekarang untuk mentransfer aset, dan
timbul akibat transaksi masa lalu. Pengorbanan manfaat ekonomik berarti suatu objek
mempunyai kewajiban untuk mengorbankan manfaat yang cukup pasti di masa datang.
Keharusan sekarang melekat pada tanggal pelaporan, jadi ketika perusahaan harus
mengorbankan manfaat ekonomik, maka harus dilakukan sekarang. Keharusan sekarang
dapat menimbulkan kewajiban bersifat kontraktual, konstruktif, demi keadilan dan keharusan
bergantung. Selain tiga karakteristik utama kewajiban terdapat beberapa karakteristik
pendukung diantaranya adalah keharusan membayar kas, identitas terbayar jelas, dan
berkekuatan hukum. Kewajiban mengalami tiga tahap perlakuan, diantaranya adalah
penanggungan (pengakuan terjadinya), penelusuran dan pelunasan.

Bab 8 Pendapatan

Karakteristik dasar yang membentuk definisi pendapatan yaitu adanya kenaikan aset
dan operasi utama berlanjut. Terdapat perbedaan pendefinisian antara pendapatan dan untung,
pengertian pendapatan hanya untuk kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama atau
sentral. Transaksi yang membedakan pendapatan dengan untung adalah peripheral
(incidental), adanya transfer non timbale balik, penahanan aset dan faktor lingkungan.
Pengakuan pendapatan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi, sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Secara konseptual
pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas keterukuran dan keterandalan.
Terdapat dua kriteria pengakuan pendapatan yang harus dipenuhi yaitu terrealisasi atau cukup
pasti terrealisasi dan terbentuk. Berkaitan dengan pendapatan sebagai fungsi kegiatan
produksi terdapat masalah yang berkaitan dengan akresi, apresi, potongan tunai dan
penghematan kos.

Bab 9 Biaya

Terdapat beberapa definisi yang menjelaskan makna biaya oleh beberapa ahli,
terdapat dua karakteristik utama yang melekat pada makna biaya, yaitu adanya aliran keluar
atau penurunan aset dan akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus. Perlu
adanya pembeda antara biaya dan rugi. Rugi dibedakan dengan biaya karena timbul dari
sumber yang secara tidak langsung berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal
dari transaksi berupa kegiatan peripheral, transfer non timbale balik, penahanan aset dan
faktor lingkungan. Berdasarkan SFAC No.5, tidak terdapat perbedaan kriteria pengakuan
biaya dan rugi, kriteria pengakuannya dibedakan menjadi dua dan harus dipenuhi yaitu
konsumsi manfaat dan lenyapnya atau berkurangnya manfaat akan datang. Pengakuan biaya
menggunakan kaidah pengakuan APB, sebagai prinsip biaya pervasive atau luas. Kriterian
pengakuannya ada tiga yaitu (1) mengasosiasi sebab akibat, (2) alokasi sistematik dan
rasional, dan (3) pengakuan segera.

Bab 10 Laba

Laba merupakan elemen yang sering menjadi pusat perhatian bagi para pemakai
laporan keuangan, karena laba diharapkan mampu merepresentasikan kinerja perusahaan
secara keseluruhan dibandingkan elemen laporan keuangan yang lainnya. Oleh karena itu,
dalam teori akuntansi ini laba dijelaskan dalam tiga pendekatan melalui pendekatan semantik,
sintaktik dan pragmatik. Secara umum konsep laba dalam tataran semantik adalah makna
atau elemen apa yang harus dilekatkan pada perekayasaan pelaporan keuangan sehingga
dapat bermanfaat. Sedangkan elemen laba dalam tataran sintaktik adalah cara pengakuan dan
pengungkapan pada perekayasaan laporan keuangan. Selain itu dalam tataran pragmatik
adalah seberapa besar perekayasaan laporan keuangan tersebut bermanfaat dalam
pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.

Jenis kapital dibedakan menjadi dua, yaitu kapital finansial dan kapital fisis. Kapital
finansial adalah kapital yang dikuasi oleh pemegang saham atau pemegang obligasi, dimana
klaim finansial pada akhir periode melebihi klaim finansial pada awal periode. Sedangkan
kapital fisis berkaitan dengan kemampuan entitas menghasilkan barang dan jasa. Dengan
konsep ini laba atau pengembalian atas kapital fisis akan timbul apabila kapasitas produksi
fisis pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode, dinyatakan
dalam rupiah dan diukur atas dasar kos sekarang.

Kapital harus dinyatakan dalam satuan uang atau moneter, mengukur kapital dapat
menggunakan skala nominal maupun skala daya beli. Skala nominal adalah satuan rupiah
yang terjadi tanpa memerhatikan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat
peruabahan kondisi ekonomik . Skala daya beli merupakan skala rupiah daya beli atas dasar
indeks harga tertentu. Skala daya beli merupakan alternatif untuk mengatasi skala rupiah
nominal. Dasar penilaian penentuan laba dapat menggunakan kos historis, kos sekarang dan
mempertahankan kapital.

Bab 11 Ekuitas

Ekuitas didefinisikan secara sintaktik, ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi aktiva perusahaan ( IAI : 2002). Tujuan penyajian ekuitas
pemegang saham adalah untuk menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang
efisiensi dan kepengurusan manajemen. Ekuitas pemegang saham dibedakan menjadi dua inti
yaitu modal setoran dan laba ditahan. Sedangkan modal setoran dibedakan menjadi dua yaitu
modal yuridis dan modal setoran lain.

Perbedaan antara modal setoran dan laba ditahan adalah modal setoran merupakan
dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain.
Sedangkan, laba ditahan merupakan salah satu komponen untuk menunjukkan daya melaba,
dan jumlahnya harus dipisahkan dengan modal setoran, walaupun jumlah akhirnya ditotal
untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Modal setoran dibedakan menjadi dua yaitu
modal yuridis dan modal setoran lain. Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang
mengharuskan sejumlah rupiah dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain
Modal setoran lain, untuk membedakan secara tegas perubahan akibat transaksi operasi dan
perubahan akibat transaksi modal.

Faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba rugi periodik dan
pembagian deviden. Tetapi, terdapat faktor khusus lain yang dapat mempengaruhi besarnya
laba ditahan yaitu :

a. Penyesuaian periode lalu


b. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya
c. Pengaruh perubahan akuntansi
d. Kuasai-reorganisasi

Bab 12 Pengungkapan dan Sarana Interpretif

Pengertian pengungkapan berarti penyampaian informasi relevan selain melalui


statemen keuangan. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan
luasnya pengungkapan tujuan pengungkapan, manfaat pengungkapan dan biaya yang harus
ditanggung dalam penyusunannya. Faktor regulasi juga menjadi bagian penting dari
pengungkapan, jika perusahaan memperoleh dananya dari publik atau pasar modal.

Metode pengungkapan yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan telah


diatur dalam standar akuntansi atau peraturan lain yang mengatur pengungkapan tersebut.
Informasi yang dapat disajikan dalam pengungkapan statemen keuangan diantaranya adalah
catatan kaki, penjelasan dalam kurung, istilah teknis, lampiran, komunikasi manajemen dan
catatan dalam laporan auditor.

Pengungkapan yang sampai sekarang masih menjadi pembahasan teoritis adalah


pengungkapan perubahan nilai dan kedudukannya dalam pelaporan keuangan. Dalam
Suwardjono telah dijelaskan bahwa, pengungkapan perubahan nilai dapat dilakukan dengan
memisahkan dan tetap menyajikan secara terpisah hasil perubahan penilaian aset berdasarkan
kos historis dengan penilaian berdasarkan selain kos historis, hal tersebut dimasudkan agar
kualitas keterandalan dan keberpautan masih teteap terjaga antar informasi tersebut. Menurut
Patton dan Littleton juga menyatakan bahwa pengungkapan sarana interpretif dalam
pelaporan keuangan sah-sah saja, jika rerangka akuntansi pokok atas dasar kos tetap
dipertahankan.

Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Perubahan harga umunya terjadi karena perbedaan jumlah rupiah yang dapat
digunakan untuk memperoleh barang yang sama dalam jangka waktu yang berbeda.
Rerangka akuntansi pokok dilandasi oleh asumsi bahwa daya beli uang stabil, dan manfaat
ekonomik barang tidak berubah. Jadi, apabila terjadi perubahan harga yang cukup mencolok
akuntansi mengalami permasalahan dalam penilaian, unit pengukur dan pemertahanan
kapital.
Dalam rangka akuntansi perubahan harga, secara umum perubahan harga adalah
perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang dan jasa yang sama pada waktu yang
berbeda. Berdasarkan karakteristik perubahan harga, ada tiga jenis perubahan harga yaitu :

1. perubahan harga umum,


2. perubahan harga spesifik
3. perubahan harga relatif.

Pos moneter dan non moneter berkaitan erat dengan implikasi perubahan harga.
Pembagian pos-pos neraca menjadi moneter dan non moneter didasarkan pada potensi jasa
yang melekat pada pos bersangkutan, yaitu potensi jasa berupa aliran kas atau berupa aliran
potensi jasa fisis (non kas).

Anda mungkin juga menyukai