Anda di halaman 1dari 53

Nama : Paramadina Chairani Putri

NPM : C1C019107
Mata kuliah : Teori Akuntansi (UTS)

BAB I
(PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI)

Webster mendefinisikan teori sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang
dapat diterapkan dalam berbagai kondisi, suatu sistem yang terdiri atas sejumlah asumsi, prinsip dan
aturan yang dapat diterima terkait prosedur untuk menganalisis, memprediksi, maupun menjelaskan
sifat dasar suatu perilaku dari serangkaian fenomena tertentu. Tujuan dari teori adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi. Teori dapat digambarkan, baik sebagai teori normatif maupun teori
positif. Teori normatif menjelaskan sesuatu yang seharusnya, sedangkan teori positif menjelaskan apa
yang ada.

SEJARAH AWAL AKUNTANSI

Pernyataan Denise Schmandt-Besserat mengemukakan bahwa asal muasal menulis


sebenarnya ditemukan dalam perhitungan. Asersi ini didasarkan pada fakta bahwa para peneliti
menemukan potongan-potongan kecil tembikar yang tidak dapat mereka identifikasi di hampir setiap
situs arkeologi di Timur Tengah. Selanjutnya, riset yang dilakukan Schmandt-Besserat menemukan
bahwa kepingan-kepingan tersebut merupakan bagian dari sistem akuntansi yang kompleks yang
digunakan di seluruh penjuru Timur Tengah mulai tahun 8000 sampai 3000 sebelum masehi. Catatan
akuntansi lainnya yang berumur ribuan tahun juga ditemukan di berbagai tempat di belahan dunia
lainnya. Catatan-catatan ini menunjukkan bahwa pada setiap tahap perkembangan, orang-orang
menginginkan informasi terkait upaya dan pencapaiannya.

Kebutuhan untuk menyimpan catatan secara akurat baru muncul di era Renaisans, sekitar
tahun 1300-1500, ketika bangsa Italia sedang giat mengusahakan perdagangan dan perniagaan.
Pedagang-pedagang Italia meminjam sistem angka bangsa Arab dan dasar-dasar aritmatika, serta
mengembangkan kecenderungan ke arah sistem pembukuan pencatatan berganda (double-entry
bookkeeping system) yang kita gunakan sekarang. Double-entry bookkeeping memungkinkan
organisasi bisnis untuk menyimpan catatan yang lengkap atas sejumlah transaksi, yang mana pada
akhirnya berujung pada kemampuan untuk menyusun laporan keuangan.

Sampai abad ke-19, pembukuan telah meluas menjadi akuntansi, selain itu muncul konsep
bahwa kontribusi awal pemilik ditambah atau dikurangi dengan laba atau rugi menunjukkan nilai
kekayaan bersih. Faktor lain yang memengaruhi perkembangan akuntansi selama abad ke-19 adalah
evolusi ventura bersama menjadi korporasi bisnis di Inggris. Selama periode ini, perdagangan
berkembang di Amerika Serikat dan sampai akhir abad ke19, Revolusi Industri muncul dengan
menyertakan kebutuhan terhadap prosedur dan standar akuntansi yang lebih formal. Laporan awal
yang diterbitkan pada tahun 1900 menyatakan bahwa profesi akuntan publik yang independen harus
dibentuk untuk mengurangi penyelewengan pada korporasi yang diamati. Permasalahan penting
dalam akuntansi di awal tahun 1900-an adalah pengembangan teori yang dapat mengatasi
penyelewengan korporasi yang terjadi di masa itu, dan munculnya pengelolaan modal sebagai suatu
konsep.

Kuartal terakhir abad ke-19 merupakan periode perubahan ekonomi yang memberikan
stimulan untuk dibentuknya profesi akuntan di Amerika Serikat. Institute of Accountants of New
York yang dibentuk pada tahun 1882 adalah organisasi akuntan profesional yang pertama. Pada tahun
1887, organisasi nasional, yakni American Association of Public Accountants (AAPA) dibentuk.
Tujuan kedua organisasi tersebut adalah untuk memperoleh pengakuan legal atas praktik akuntansi
publik. Pada tahun 1902, didirikan Federation of Societies of Public Accountants di Amerika Serikat.
Selanjutnya, pada tahun 1904, United States International Congress of Accountants diselenggarakan
dan menghasilkan penggabungan (merger) di antara AAPA dan Federation of Societies of Public
Accountants menjadi American Association of Public Accountants. Tahun 1916, setelah satu dekade
terjadi perselisihan antarfraksi yang sengit, kelompok ini kemudian dirombak menjadi American
Institute of Accountants (AIA).

AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT SEJAK TAHUN 1930

Depresi Besar (Great Depression) menyebabkan kepentingan bisnis menjadi semakin


mengkhawatirkan terkait intervensi pemerintah yang membuat pelaku usaha mencari sejumlah cara
untuk melakukan reformasi secara mandiri. Salah satu upaya awal untuk memperbaiki akuntansi
dimulai tidak lama setelah terjadinya Depresi Besar tersebut melalui serangkaian pertemuan di antara
para perwakilan New York Stock Exchange (NYSE) dan American Institute of Accountants (AIA).
Tujuan pertemuan-pertemuan tersebut adalah untuk membahas sejumlah permasalahan yang
berhubungan dengan kepentingan para investor, NYSE, dan para akuntan dalam penyusunan laporan
keuangan bagi pihak eksternal. pada tahun 1935, American Association of University Instructors in
Accounting mengubah namanya menjadi American Accounting Association (AAA) dan
mengumumkan niatnya untuk memperluas aktivitasnya dalam riset dan pengembangan terkait prinsip-
prinsip dan standar-standar akuntansi.

Dua bagian paling penting dari legislasi Kongres yang disetujui pada waktu itu adalah
Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 yang menetapkan adanya
Securities and Exchange Commission (SEC). Dari tahun 1936 sampai tahun 1938, SEC terlibat dalam
perdebatan internal terkait perlu atau tidaknya mengembangkan standar akuntansi. Walaupun William
O. Douglas tidak setuju, pada tahun 1938, SEC memutuskan dalam Accounting Series Release (ASR
No. 4) untuk mengizinkan prinsip-prinsip akuntansi diatur dalam sektor swasta. ASR No. 4
menyebutkan bahwa laporan yang diberikan kepada SEC harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang memiliki “dukungan otoritatif yang substansial. Pada awal tahun 1936, AIA
bergabung dengan American Society of Certified Public Accountants untuk membentuk organisasi
yang lebih besar yang diberi nama American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).
Organisasi ini semakin berpengaruh dalam pengembangan teori akuntansi.

COMMITTEE ON ACCOUNTING PROCEDURE

CAP relatif tidak aktif selama dua tahun pertamanya sejak didirikan, namun menjadi lebih
aktif dalam merespons ASR No. 4 yang dikeluarkan oleh SEC. Dengan dikeluarkannya ASR No. 4
tersebut, CAP memperoleh pengakuan de facto sebagai sumber yang mendapatkan dukungan
otoritatif yang substansial, dan salah satu dari respons pertamanya adalah memperbanyak jumlah
anggotanya yang semula hanya tujuh orang menjadi dua puluh satu orang. Salah satu permasalahan
awal yang dibahas oleh CAP adalah penggunaan model akuntansi biaya historis. Hal lain yang
menjadi kontroversi adalah dampak inflasi terhadap keuntungan (profit) yang dilaporkan.

ACCOUNTING PRINCIPLES BOARD

Pada tahun 1959, AICPA merespons kemungkinan kelemahan CAP dengan membentuk
Accounting Principles Board (APB). Tujuan badan ini adalah untuk mengembangkan pernyataan
tertulis dari Generally Accepted Accounting Practices (GAAP), mempersempit sejumlah perbedaan
dari praktik yang sesuai, dan untuk membahas isu-isu kontroversial yang belum terselesaikan.
Penambahan anggota APB dari tujuh belas orang menjadi dua puluh satu orang utamanya dipilih dari
profesi akuntan, tetapi juga menyertakan individu-individu yang merupakan pelaku industri,
pemerintahan, dan akademisi.

APB kemudian dihadapkan pada keputusan mengenai bagaimana perusahaan harus mencatat
dan melaporkan pengaruh dari kredit pajak investasi. Hal tersebut mempertimbangkan dua
pendekatan alternatif, yakni:

1. Metode flow-through yang memperlakukan kredit pajak sebagai pengurang beban pajak
penghasilan pada tahun terjadinya.

2. Metode penangguhan (deferred) yang memperlakukan kredit pajak sebagai pengurang


biaya perolehan aset dan selanjutnya tercermin selama umur ekonomis aset tersebut melalui
beban penyusutan yang berkurang.

Sampai akhir tahun 1960-an, kritik terhadap pengembangan prinsip-prinsip akuntansi kembali
muncul. Kritik tersebut dipusatkan pada faktor-faktor berikut:
1. Independensi dari para anggota APB. Individu-individu yang menjadi anggota Dewan
memiliki tanggung jawab penuh di tempat lain yang dapat saja memengaruhi pandangan
mereka terhadap masalah-masalah tertentu.

2. Struktur Dewan APB. Delapan kantor akuntan publik terbesar (pada saat itu) secara
otomatis mendapatkan satu posisi sebagai anggota dalam dewan dan biasanya terdapat lima
atau enam akuntan publik lainnya pada keanggotaan APB.

3. Waktu respons. Permasalahan-permasalahan akuntansi yang muncul tidak diinvestigasi dan


diselesaikan dalam waktu yang cukup cepat oleh para anggota paruh waktu.

FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BOARD

Wheat Committee menerbitkan laporannya pada tahun 1972 yang merekomendasikan


penghapusan APB dan pendirian Financial Accounting Standards Board (FASB). Berbeda dengan
APB, yang mana para anggotanya merupakan anggota AICPA, dewan baru ini terdiri dari perwakilan
berbagai organisasi. Anggota FASB juga merupakan karyawan tetap (penuh waktu), tidak seperti
anggota APB yang merupakan tenaga paruh waktu yang tidak dibayar.

Struktur FASB adalah sebagai berikut. Dewan penasihat yang dipilih oleh berbagai organisasi
yang anggotanya memiliki pengetahuan khusus dan ketertarikan dalam pelaporan keuangan.
Organisasiorganisasi yang awalnya dipilih untuk memilih penasihat adalah American Accounting
Association, AICPA, Financial Executives Institute, National Association of Accountants (NAA
kemudian akan berubah nama menjadi Institute of Management Accountants pada tahun 1991), dan
Financial Analysts Federation. Pada tahun 1997, dewan penasihat menambah empat anggota dari
organisasi-organisasi publik. Dewan yang memimpin FASB adalah Financial Accounting Foundation
(FAF). FAF menunjuk Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC), yang membantu
FASB dalam masalah-masalah kebijakan penting, penentuan satuan kerja, dan agenda dari topik-topik
yang dibahas. Jumlah anggota FASAC berubah-ubah setiap tahunnya. Anggaran Rumah Tangga
organisasi meminta penunjukan paling sedikit dua puluh anggota.

Misi FASB adalah untuk menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi dan pelaporan
keuangan sebagai arahan dan edukasi kepada publik, termasuk penerbit, auditor, dan pengguna
informasi keuangan. Dalam upayanya untuk mencapai misi tersebut, FASB berusaha untuk:

1. Meningkatkan manfaat pelaporan keuangan dengan fokus pada karakteristik utama seperti
relevansi dan penyajian yang jujur (faithful representation), serta kualitas yang dapat
diperbandingkan dan konsistensi.

2. Menjaga agar standar yang berlaku mencerminkan perubahan metode yang diterapkan
dalam menjalankan usaha, serta perubahan dalam lingkungan perekonomian.
3. Mempertimbangkan dengan tepat segala area kekurangan yang dinilai penting dalam
pelaporan keuangan yang bisa diperbaiki melalui proses penetapan standar.

4. Mendorong standar akuntansi yang dapat diperbandingkan secara internasional bersamaan


dengan perbaikan kualitas pelaporan keuangannya.

5. Memperbaiki pemahaman umum terhadap sifat dan tujuan informasi yang dimuat di
laporan keuangan.

Jenis-Jenis Pernyataan

Awalnya, FASB mengeluarkan dua jenis pernyataan, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan—PSAK (Statements of Financial Accounting Standards—SFAS) dan interpretasi
(Interpretation). Selanjutnya, FASB menetapkan dua rangkaian pernyataan baru, yaitu Pernyataan
Konsep Akuntansi Keuangan (Statements of Financial Accounting Concepts— SFAC) dan Buletin
Teknis (Technical Bulletins).

FASB Accounting Standards Codification

Pada tanggal 1 Juli 2009, FASB Accounting Standards Codification (FASB ASC) menjadi
satu-satunya sumber bagi Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). FASB memiliki tiga
tujuan utama dalam mengembangkan kodifikasi, yaitu:

1. Menyederhanakan akses pengguna dengan melakukan kodifikasi terhadap seluruh GAAP


AS yang otoritatif dalam satu tempat.

2. Memastikan bahwa konten yang dikodifikasi secara akurat merepresentasikan GAAP AS


yang otoritatif mulai tanggal 1 Juli 2009.

3. Menciptakan sistem riset kodifikasi yang kekinian (up to date) untuk hasil aktivitas
penetapan standar yang dirilis.

Kodifikasi diharapkan dapat:

1. Mengurangi jumlah waktu dan upaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan


permasalahan riset akuntansi.

2. Memitigasi risiko ketidakpatuhan (risk of noncompliance) melalui penggunaan literatur


yang lebih baik.

3. Menyediakan informasi yang akurat dengan pembaruan secara real-time setelah


Accounting Standards Updates dirilis.

4. Membantu FASB dalam upaya riset dan konvergensi.


Berlaku efektif mulai tanggal 1 Juli 2009, FASB tidak lagi mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan—PSAK (Statements of Financial Accounting Standards— SFAS). Perubahan-
perubahan terhadap GAAP AS yang otoritatif, yaitu FASB ASC juga dipublikasikan melalui
Accounting Standards Update (ASU).

Isu-Isu yang Muncul

Salah satu kritik awal FASB adalah kegagalan menyediakan pedoman terkait munculnya
permasalahan dalam praktik dan implementasi pada saat yang tepat. Selama tahun 1984, FASB
merespons kritik tersebut dengan cara (1) membentuk satuan kerja, yaitu Emerging Issues Task Force
(EITF) untuk membantu mengidentifikasi sejumlah isu dan permasalahan yang perlu ditindaklanjuti,
dan (2) memperluas cakupan dari FASB Technical Bulletins dalam upaya menawarkan pedoman yang
lebih cepat untuk sejumlah permasalahan yang lebih beragam.

EITF dibentuk sebagai respons terhadap dua permasalahan yang saling bertentangan. Pada
satu sisi, akuntan dihadapkan dengan berbagai isu yang belum sepenuhnya dibahas dalam pernyataan-
pernyataan akuntansi, misalnya swap suku bunga (Interest Rate Swap— IRS) atau instrumen
keuangan yang baru.

Isu-isu dapat masuk ke EITF dari berbagai sumber. Sebagian besar isu diangkat oleh para
anggota satuan kerja itu sendiri; selain itu, ada juga yang berasal dari sejumlah pertanyaan yang
ditanyakan oleh auditor. Ada kalanya suatu isu muncul karena adanya pertanyaan dari SEC atau
lembaga federal lainnya. Rangkuman isu atau permasalahan disusun dengan memberikan dasar bagi
masing-masing isu atau permasalahan yang diangkat sebelum sampai ke EITF. Rangkuman isu atau
permasalahan tersebut umumnya menyertakan pembahasan mengenai isu tersebut, pendekatan-
pendekatan alternatif untuk penyelesaian masalah, referensi-referensi yang tersedia terkait
permasalahan tersebut, dan contoh-contoh transaksi yang dipermasalahkan. Rangkuman isu bukan
merupakan pernyataan otoritatif— hanya merupakan representasi dari pandangan anggota EITF pada
saat itu.

Kelebihan Standar

Selama ini, FASB, SEC, dan AICPA telah dikritik karena memaksakan terlalu banyak standar
akuntansi pada komunitas bisnis. Permasalahan kelebihan standar (standard overload) ini membebani
terutama pada usaha-usaha kecil yang tidak memiliki sumber daya ekonomi untuk melakukan riset
dan menerapkan semua pernyataan yang dikeluarkan oleh badan-badan otoritatif tersebut. Pihak-pihak
yang setuju bahwa terdapat masalah kelebihan standar yang mendasari argumennya berasal dari dua
dugaan, yaitu tidak semua ketentuan GAAP relevan dengan kebutuhan pelaporan keuangan usaha
kecil, dan bahkan saat ketentuan GAAP tersebut dianggap relevan, penerapannya sering kali
melanggar batasan di antara biaya dan manfaat secara pervasif.
Masalah kelebihan standar memiliki beberapa konsekuensi bagi bisnis-bisnis berskala kecil,
yaitu:

1. Jika bisnis berskala kecil mengabaikan ketentuan GAAP dari laporan keuangan auditan,
opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atau opini tidak wajar (adverse opinion)
dapat diberikan.

2. Biaya yang dikeluarkan untuk mematuhi semua ketentuan GAAP dapat menyebabkan
bisnis berskala kecil tersebut mengabaikan pengembangan hal lainnya, termasuk informasi
yang lebih relevan.

3. Kantor-kantor CPA kecil yang mengaudit perusahaan-perusahaan yang lebih kecil harus
tetap mengikuti perkembangan semua ketentuan yang sama seperti kantorkantor CPA
internasional yang besar, tetapi mereka tidak cukup mampu membayar jasa tenaga ahli yang
selalu tersedia di kantor-kantor CPA besar.

Penetapan Standar sebagai Proses Politis

CAP, APB, dan FASB telah berada dalam tekanan yang cukup berat untuk mengembangkan
atau memperbaiki standar-standar yang ada agar dapat memberi manfaat bagi sekelompok pengguna
tertentu. Sampai awal tahun 1990-an, pemberian opsi saham karyawan kepada eksekutif perusahaan
telah meluas. Hal ini terutama terjadi di perusahaan-perusahaan teknologi yang baru, yang mana opsi
saham menjadi komponen penting dari kompensasi karyawan. Akibatnya, FASB mengembangkan
standar awal yang mengharuskan perusahaan membebankan nilai wajar atas opsi saham yang
diberikan kepada eksekutif perusahaan dan karyawan lainnya. Standar yang diusulkan tersebut
mendapatkan penolakan dari berbagai pihak. Seorang senator bahkan mengusulkan undang-undang
yang akan mengharuskan SEC melakukan dengar pendapat (public hearing) dan melakukan
pemungutan suara untuk setiap standar yang akan dikeluarkan FASB di masa depan, prosedur yang
mungkin akan berujung pada berakhirnya FASB. Pada saat itu, ketua SEC, Arthur Levitt yang selama
ini dianggap sangat menyetujui usulan standar FASB menyarankan FASB untuk tidak mengeluarkan
standar yang mengharuskan adanya pembebanan nilai wajar atas opsi saham dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain.

Konsekuensi-Konsekuensi Ekonomi

Konsekuensi ekonomi mengacu pada dampak laporan akuntansi terhadap berbagai segmen
dalam lingkungan perekonomian kita. Konsep ini menekankan bahwa praktikpraktik akuntansi yang
diadopsi perusahaan memengaruhi harga dan nilai sekuritasnya. Akibatnya, pilihan metode akuntansi
juga akan memengaruhi pengambilan keputusan, tidak hanya mencerminkan hasil dari keputusan-
keputusan yang telah diambil tersebut.

EVOLUSI DARI FRASA “PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM


(GENERALLY ACCEPTED ACCOUNTING PRINCIPLES)”

Terminologi tersebut diubah dengan mengatakan bahwa pernyataan tersebut “disajikan secara
wajar sesuai Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum—Generally Accepted Accounting
Principles.” Ungkapan tersebut saat ini diinterpretasikan sebagai pernyataan yang mencakup
konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk menjelaskan praktik-praktik akuntansi yang
berlaku pada satu waktu tertentu. Ungkapan “Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum—PABU
(Generally Accepted Accounting Principles—GAAP)” telah muncul untuk memainkan peran penting
dalam profesi akuntan.

Pada tahun 2008, FASB menerbitkan SFAS No. 162, The Hierarchy of Generally Accepted
Accounting Principles. 34 SFAS No. 162 mengategorikan sumber-sumber prinsip akuntansi yang
berterima umum dengan urutan menurun berdasarkan otoritasnya.

Menurut SFAS No. 162, sumber-sumber GAAP adalah:

1. AICPA Accounting Research Bulletins dan Accounting Principles Board Opinions yang
tidak digantikan oleh tindakan FASB, FASB Statements of Financial Accounting Standards
and Interpretation, FASB Statement 133 Implementation Issues, dan FASB Staff Positions.

2. FASB Technical Bulletins dan AICPA Industry Audit and Accounting Guides and
Statement of Position jika diizinkan oleh FASB.

3. AICPA Accounting Standards Executive Committee Practice Bulletins yang telah diizinkan
oleh FASB dan hasil konsensus dari FASB Emerging Issues Task Force (EITF).

4. Pedoman implementasi yang dipublikasikan oleh staf FASB, interpretasi akuntansi AICPA,
dan praktik-praktik yang diakui secara luas, serta berlaku baik secara umum maupun dalam
industri.

Akhirnya pada tahun 2009, FASB menerbitkan SFAS No. 168, The FASB Accounting
Standards Codification and the Hierarchy of Generally Accepted Accounting Principles—A
Replacement of FASB No. 162. SFAS No. 168 mengakui FASB ASC (dibahas kemudian) sebagai
sumber resmi GAAP AS.
FASB ACCOUNTING STANDARDS CODIFICATION

Para anggota FASAC mengakui adanya permasalahan tersebut dan pada tahun 2001
menyarankan FASB untuk membahas permasalahan akses yang efisien ke GAAP AS dengan
memulai proyek penyederhanaan dan kodifikasi. Selama tahun 2002 dan 2003, FASB mulai berbagai
proyek untuk membahas permasalahan tersebut dan di awal tahun 2004, FASB mempercepat
upayanya dalam proyek kodifikasi dan perbaikan. Pada bulan September 2004, Dewan Pengawas
FAF menyetujui pendanaan untuk proyek kodifikasi dan perbaikan FASB. Bulan Juni 2009, FASB
mengumumkan bahwa Kodifikasi akan menjadi satu-satunya sumber GAAP AS otoritatif
nonpemerintah yang berlaku efektif untuk semua periode interim dan tahunan yang berakhir setelah
tanggal 15 September 2009.

Konsep tersebut relatif sederhana dan mencakup langkah-langkah berikut:

1. Restrukturisasi seluruh literatur GAAP AS berdasarkan topik ke dalam satu kodifikasi


otoritatif.

2. Modifikasi proses penetapan standar yang terfokus pada pembaruan kodifikasi.

Alasan utama memulai proses kodifikasi adalah pencarian beberapa sumber otoritatif yang
mengganggu proses riset.

PERAN ETIKA DALAM AKUNTANSI

Etika akuntansi menggabungkan standar perilaku sosial serta standar perilaku yang secara
khusus berkaitan dengan profesi akuntan. Lingkungan akuntan publik telah menjadi cukup kompleks
dalam hal etika. Kode etik profesional (Code of Professional Ethics) yang dikembangkan oleh AICPA
telah berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan transaksi bisnis yang menjadi
semakin kompleks yang membuat permasalahan etika juga menjadi semakin kompleks.

INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS

Perekonomian yang benar-benar global muncul selama tahun 1990-an saat banyak perusahaan
Amerika Serikat yang menghasilkan pendapatan dan laba dalam jumlah yang cukup signifikan di
pasar luar negeri. Perusahaan multinasional dihadapkan dengan keputusan terkait alokasi sumber daya
untuk dimanfaatkan seefisien mungkin. Alokasi semacam ini tidak bisa dicapai tanpa adanya
informasi keuangan yang akurat dan andal. Perusahaan yang mencari peluang permodalan dan
investasi di luar batasan negara menghadapi masalah waktu dan biaya. Perusahaan yang mencari
modal harus merekonsiliasi laporan keuangannya dengan aturan akuntansi di negara tempat mereka
mencari modal dan para investor harus bisa mengidentifikasi perbedaannya dengan pelaporan asing.
Perekonomian yang semakin global menuntut proses ini untuk disederhanakan. Oleh karena itu, ada
dorongan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi internasional (International Accounting
Standards). IASB telah mengeluarkan 41 Pernyataan Standar Akuntansi (Statements of Accounting
Standards—IAS) dan 16 Pernyataan Standar Pelaporan Keuangan (Statements of Financial Reporting
Standards—IFRS).

IASB adalah lembaga sektor swasta yang independen yang dibentuk pada tahun 1973 untuk
mencapai tujuan ini. Tujuan IASB adalah: 1. Memformulasikan dan memublikasikan standar-standar
akuntansi dengan mempertimbangkan kepentingan publik yang akan teramati dalam penyajian
laporan keuangan dan untuk mendorong penerimaan dan pengamatannya di seluruh dunia. 2.
Umumnya bekerja untuk melakukan perbaikan dan harmonisasi regulasi, standar akuntansi, dan
prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan.

Pertanyaan BAB 1

 Apa yang dimaksud dengan praktik akuntansi dan apa arti penting teori akuntansi?

Jawab :
Praktik akuntansi merupakan seperankat gagasan-gagasan yang melandasi praktik
tersebut berupa asumsi-asumsi dasar, konsep-konsep, penjelasan, dan penalaran yang
keseluruhannya membentuk bidang pengetahuan teori akuntansi.
Teori akuntansi membahas perlakuan-perlakuan dan model-model alternatif yang
dapat menjadi jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik.
Jadi Teori akuntansi merupakan landasan untuk memecahkan masalah-masalah
akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.

 Bagaimana kita tahu bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi yang dituju oleh
informasi tersebut?

Jawab :

Apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam


pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
asosiasi antara angka akuntansi atau peristiwa (event) denga return (return), harga,
atau voluma sahan di pasar modal.

 Apakah mempelajari teori akuntansi menghabiskan waktu ?

Jawab :
Tentu saja tidak, karena Teori akuntansi mampu mempertahankan reputasi akuntansi
disaat praktik akuntansi berada pada jalan yang tidak tepat. Dengan mempelajari teori
akuntansi tersebut maka suatu judgement atas pemakaian suatu praktik akuntansi
dapat dilakukan dengan baik, dengan demikian apa yang kita lakukan melalui praktik
akuntansi akan memiliki tujuan dan batasan yang jelas dengan mengikuti salah satu
teorinya. Teori akuntansi bermanfaat untuk menyediakan sebuah kerangka kerja yang
koheren dan sistematis dalam investigasi, memahami, dan mengembangkan serta
evaluasi berbagai macam praktik akuntansi. Untuk dapat mendukung praktik
akuntansi menjadi suatu ilmu maka diperlukannya untuk mempelajari teori akuntansi.
Tanpa memahami teori akuntansi maka akan terjadi hal-hal seperti: kesulitan
mengevaluasi praktik akuntansi, mengembangkan peningkatan praktik akuntansi yang
tidak sesuai dengan situasi perubahan, praktik akuntansi hanyalah suatu seni.
BAB 2
(PENCARIAN KERANGKA KONSEPTUALPENGEMBANGAN)

PENGEMBANGAN TEORI AWAL


Pengembangan kerangka teoritis mulai muncul di awal tahun 1900-an, upaya
awaluntuk mengembangakn teori akuntansi di Amerika Serikat dikaitkan dengan nama-
nama seperti William A. Paton dan John B. Canning.
Patton yang didasarkan pada disertsi doktoralnya adalah pemikiran awal
yang menyatakan pandangan bahwa seluruh perubahan dalam penilaian asset
danliabilitas harus tercermin dalam laporan keuangan, dan perubahan-
perubahan tersebut harus diukur dengan dasar penilaian terkini (Current value base).
Panton juga berpendapat bahwa imbalan haisl (return) bagi investor (baik deviden
maupunbunga) adalah distribusi pendapatan (distribution on income), dan oleh
karenanya pihaknya lebih mengacu pada konsep entitas daripada konsep kepemilikan
yang umum.
Canning mengusulkan kerangka penilaian dan pengukuran asset yang didasarkan
pada ekspektasi masa depan serta model yang digunakan untuk menandingkan
pendapatan dengan beban. Scott mengadopsi pandangan Veblen yang menyatakan
bahwa para akademisiter lalu mengahabiskan waktu dengan mencoba
mempertajam teori yang ada sementara yang dibutuhkan adalah pengujian ulang
terhadap asumsi-asumsi dasar.
Scott dan Veblen memandang revolusi industri sebagai suatu yang mengubah dasar
pemikiran masyarakat kita. Scott beranggapan bahwa revolusi industri menyebabkan
para manajer mencari metode-metode baru dalam mempertahankan pengendalian
organisasi. Akibatnya, metode sains seperti akuntansi dan statistic menjadi alat-alat yang
digunakan untuk mengendalikan organisasi. Perkembangan teori akuntansi dengan mengakui
adanya kebutuhan atas teori akuntansi yang bersifat normatif.
Pada tahun 1941, scott mengungkapkan kerangka konseptualnya di dalam
“The Basis for Accounting Principles”. Scott meyakini bahwa kerangka
konseptualnya tersebut dapat berfungsi sebagai sarana bagi pengembangan
prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten secara internal. Kerangaka konseptual Scott
mencakup hierarki dan prinsip-prinsip sebagai berikut:
-Postulat Orientasi
-Prinsip Keadilan yang Pervasif
-Prinsip - prinsip Kejujuran dan Kewajaran
-Prinsip - prinsip Penyesuaian dan Konsistensi
UPAYA AWAL PENGEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI OLEH
ORGANISAS-ORGANISASI OTORITATIF DAN SEMI OTORITATIF
Pada tahun 1938, American Institute of Accountants (AIA)" juga
menerbitkan sebuah monograf berjudul A Statement of Accounting Principles, yang
ditulis oleh Thomas H. Sanders, Henry Rand Hatfield, dan Underhill Moore, yang
dianggap menjelaskan teori akuntansi." Tujuan penerbitan monograf tersebut adalah
untuk memberikan p e d o m a n b a g i S E C t e n t a n g p r a k t i k - p r a k t i k a k u n t a n s i
y a n g t e r b a i k . N a m u n demikian, kajian tersebut tidak berhasil mencapai tujuan
yang ditetapkan karena studi tersebut dipandang sebagai pembelaan terhadap praktik-
praktik yang telah diterima, bukan pada upaya untuk mengembangkan teori akuntansi.
Tahun 1940 AAA menerbitkan kajian mengenai tolok ukur yang berjudul An
Introduction to corporate Accounting Standards, menjelaskan konsep penandingan yang
mana pendapatan dan beban dapat dievaluasi oleh investor. Badan-badan pembuat standar
awalnya enggan menangani masalah teori akuntansi. CAP dan SEC memiliki
ketidaksepahaman internal mengenai beberapa masalah. Sebagian disebabkan penerbitan
standar oleh SEC yang dilakukan kasus perkasus yang sering tidak konsisten karena
kurangnya teori akuntansi secara keseluruhan.
Sampai tahun 1958, permasalahan CAP menyebabkan AICPA membentuk special
committee on Research Programs untuk mengulas dan membuat rekomendasi terkait peranan
AICPA dalam menetapkan prinsip-prisip akuntansi. Laporan komite tersebut mengusulkan
pembentukan Accounting Principles Board (APB) menggantikan CAP, dan mengidentifiksi
empat tingkatan yang harus dibahas dalam pengembangan akuntansi keuangan, yaitu:
postulat, prinsip, aturan penerapan prinsip terhadap situasi tertentu, dan riset.
Pada tahun 1959, AICPA menerima rekomendasi tersebut, menggantikan CAP
dengan APB. Maurice Moonitz menjadi direktur riset APB. Robert T Sprouse, dalam riset –
riset tentang prinsip akuntansi. Hasilnya sangat buruk.
Pada Tahun 1961, dipublikasikan kajian postulat berjudul The Basic Postulates of
Accounting. Accounting Research Study No. 1. Pada tahun 1962 dipublikasikan kajian
mengenai prinsip akuntansi, Accounting Research Study No.3, “A Tentative set of Board
Accounting Principles for Business Enerprises” memperdebatkan penggunaan nilai kini
dalam pengukuran akuntansi.
Pada pertengahan tahun 1960-an, APB terlibat dalam upaya lain untuk
mengembangkan teori akuntansi. Komite telah bekerja selama lima tahun sebelum akhirnya
menghasilkan sesuatu yang sebenarnya merupakan penjelasan mengenai praktik-praktik yang
sudah ada.
Pada tahun 1966, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT). Anggota komite ini sebagian besar merupakan akademisi sehingg mereka
memandang akuntansi sebagai sistem informasi yang mana fungsi utamanya adalah untuk
membantu dalam pengambilan keputusan. Publikasi ASOBAT menghasilkan opini yang
berbeda-beda, banyak kritik yang didapat.
Komite ini ditugaskan oleh AICPA untuk mengusulkan tujuan fundamental dari
laporan keuangan, yakni untuk memandu perbaikan pelaporan keuangan. Komite diminta
menjawab empat pertanyaan:
1. Siapakah yang membutuhkan laporan keuangan

2. Apakah informasi yang dibutuhkan?

3. Berapa banyak dari informasi yang dibutuhkan tersebut dapat diberikan oleh akuntan?

4. Apakah kerangka yang dibutuhkan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan


tersebut?

Trueblood commmitte mengadopsi pendekatan normatif, serta orientasi pada


penggunanya dalam mempertahankan pernyataan bahwa laporan keuangan harus
memberikan manfaat bagi pengguna. Laporan komite ini menguraikan empat kebutuhan
informasi bagi pengguna:
1. Membuat keputusan terkait penggunaan sumber daya yang terbatas

2. Mengarahkan dan mengendalikan organisasi secara efektif

3. Mengelola dan melaporkan pengamanan sumber daya

4. Memfasilitasi sejumlah fungsi dan pengendalian sosial

Seperti komite-komite sebelumnya, komite ini menemui kesulitan dalam menyepakati


jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh AICPA. Laporan komite ini
merangkum tujuan dari pelaporan keuangan, selain itu juga menangani permsalahan-
permasalahan terkait angka-angka tertentu di dalam laporan keuangan dan biaya kini.
Statement of Financial Accounting Standards No. 8
Pengguna Utama
Investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya yang ada pada saat ini dan yang
potensial, yaitu penyedia modal
Hambatan Biaya
Biaya dijelaskan di dalam SFAC No. 8 sebagai hambatan yang pervasif pada
informasi yang dapat diberikan oleh pelaporan keuangan. Perusahaan harus memutuskan
apakah manfaat dari penyediaan informasi keuangan akan lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan untuk mengumpulkan, memproses, memverifikasi, dan menyebarluaskan
informasi tersebut
Karakteristik Kualitatif
Dua kualitas dasar yang membuat informasi akuntansi berguna bagi pengambilan
keputusan adalah relevansi dan penyajian yang jujur (lengkap, netral, bebas dari kesalahan.
Dapat diperbandingkan, dapat diverifikasi, tepat waktu, dapat dipahami adalah karakteristik
kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang disajikan secara relevan dan jujur.
Kritik terhadap CFP
J. Young berpendapat bahwa para akuntan selama ini terlalu dipengaruhi oleh
ekonom-ekonom marginal yang berorientasi pada utilitas yang berkeyakinan bahwa
organisasi bisnis yang melakukan perdagangan di pasar akan membentuk sebagian dari
perekonomian masyarakat. Young mengkritik pandangan FASB bahwa para pengguna
laporan keuangan adalah “pengambil keputusan yang rasional” yang hanya tertarik pada
peristiwa dan transaksi ekonomi, dan dengan memperkirakan pengaruhnya terhadap arus kas,
profitabilitas dan posisi keuangan entitas di masa depan. Young juga menegaskan bahwa
pihak pembuat standar akuntansi gagal melibatkan pengguna informasi keuangan yang
sebenarnya pada saat mengembangkan standar akuntansi yang baru
Statement of Financial Accounting Concepts No.5
Berupaya memperluas cakupan pengukuran hasil operasi perusahaan dengan
memperkenalkan definisi laba komprehensif. SFAC No. 5 berupaya menetapkan kriteria
pengakuan dan pedoman terkait informasi-informasi yang harus disertakan di dalam laporan
keuangan dan kapan informasi ini harus dilaporkan. Laporan keuangan lengkap:
1. Posisi keuangan pada akhir periode

2. Pendapatan untuk periode tersebut

3. Laba komprehensif untuk periode tersebut

4. Arus kas selama periode tersebut

5. Investasi oleh oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut.

SFAC no. 5 membahas masalah pengukuran tertentu yang erat kaitannya dengan
pengakuan. Suatu komponen dan informasi mengenai komponen tersebut harus memenuhi
keempat kriteria pengakuan dan harus diakui saat kriteria dipenuhi
1. Definisi

2. Keterukuran

3. Relevansi

4. Penyajian yang jujur

Statement of Financial Accounting Concepts No.6


Mendefinisikan sepuluh elemen laporan keuangan (aset, liabilitas, ekuitas, investasi
oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan
dan kerugian) yang digunakan untuk mengukur kinerja dan posisi keuangan entitas ekonomi.
Definisi elemen-elemen tersebut dapat digunakan untuk menentukan konten dari laporan
keuangan.
Statement of Financial Accounting Concepts No.7
Memberikan kerangka untuk menggunakan arus kas masa depan sebagai dasar
pengukuran akuntansi pada saat pengakuan aset awal atau pengukuran awal yang baru, dan
metode bunga untuk amortisasi dan juga memberikan prinsip-prinsip umum yang mengatur
penggunaan nilai sekarang, terutama ketika jumlah arus kas masa depan, waktu terjadinya,
atau keduanya tidak pasti dan terdapat pemahaman yang umum terkait tujuan nilai sekarang
pada pengukuran akuntansi. FASB menunjukkan bahwa tujuan pengukuran nilai sekarang
adalah untuk mengetahui perbedaan ekonomis antara serangkaian arus kas masa depan.
Dua pendekatan untuk nilai sekarang akan dibahas di dalam SFAC No.7
1. Konvensional

2. Ekspektasi arus kas

FASB mencatat bahwa tujuan seluruh alokasi adalah melaporkan perubahan dalam
nilai, utilitas, atau substansi atas aset dan liabilitas dari waktu ke waktu.
Perkembangan Terbaru
Pada tahun 2010, FASB memutuskan tidak dapat meluangkan waktu yang diperlukan
untuk menangani masalah CFP yang masih ada secara baik. Pada bulan Mei 2012, IASB
mengumumkan bahwa mereka akan meneruskan pembahasan mengenai CFP sebagai proyek
yang dijalaninya dan bukan lagi gabungan dengan FASB. Pada 28 Mei 2015, IASB
mnerbitkan draf eksposur yang menjelaskan kerangka konseptual yang sudah direvisi.
Tahun 2014, FASB memutuskan untuk mengaktifkan kembali CFP dan menerbitkan
draf eksposur yang mempertimbangkan hal-hal konseptual yang berkaitan dengan
pengungkapan yang dimuat di dalam catatan kaki atas laporan keuangan. Saat ini FASB
mengevaluasi persyaratan pengungkapan atas empat topik akuntansi:
1. Pengukuran nilai wajar

2. Program pensiun manfaat pasti

3. Pajak penghasilan

4. FASB persediaan

Pada bulan Desember 2015, FASB mengumumkan usulan perubahan terhadap


persyaratan pengungkapan pengukuran nilai wajar dalam upaya untuk meningkatkan
efektivitasnya. Pada tanggal 26 Januari 2016, FASB mengeluarkan dua Accounting
Standards Update yang diusulkan untuk memperbaiki pelaporan keuangan, serta
pengungkapan dana pensiun dan imbalan pascapensiun
Standar-standar Akuntansi Berbasis Prinsip Versus Berbasis Aturan
Harley Pitt, mantan ketua SEC, menyatakan “pengembangan standar-standar
akuntansi berbasis aturan telah menyebabkan adanya penerapan teknik-teknik perekayaan
keuangan yang dirancang hanya untuk mencapai tujuan akuntansi, bukan untuk mencapai
tujuan ekonomi.
Sarbanes-Oxxley tahun 2002 mencoba menangani permasalahan ini dengan
mengharuskan SEC menguji kelayakan sistem akuntansi berbasis prinsip. Pada tahun 2003,
SEC menerbitkan kajiannya mengenai adopsi sistem yang berbasis prinsip. Kajian ini
mencatat bahwa ketidaksempurnaan bisa terjadi ketika standar-standar yang ditetapkan
berbasis prinsip ataupun aturan.
Pada tahun 2003, staf SEC menyerahkan hasil kajian kepada kongres dengan rekomendasi:
1. FASB seharusnya mengeluarkan standar yang berorientasi pada tujuan

2. FASB seharusnya menangani kekurangan-kekurangan yang ada di dalam kerangka


konseptual

3. FASB seharusnya menjadi satu-satunya organisasi yang menetapkan pedoman


akuntansi yang bersifat otoritatif di Amerika Serikat

4. FASB seharusnya meneruskan upaya-upaya konvergensinya

5. FASb seharusnya berusaha menentukan kembali hierarki GAAP AS

6. FASB seharusnya meningkatkan akses ke literatur yang bersifat otoratif

7. FASB seharusnya melakukan peninjauan yang bersifat komprehensif terhadap


literaturnya untuk menentukan standar-standar yang lebih berbasis pada aturan dan
mengadopsi rencana transisi untuk mengubah standar-standar tertentu.

Kerangka Konseptual
Dewan sedang memulai proyek gabungan dengan IASb untuk mengembangkan
kerangka konseptual yang konsisten secara internal yang nantinya akan digunakan oleh
dewan tersebut.
Satu-satunya Pembuat Standar di Amerika Serikat
FASB sebagai satu-satunya pembuat standar yang ditetapkan di Amerika Serikat
dengan cara mencapai kesepakatan dengan AICPA
Hierarki GAAP
Kajian SEC mengkritisi penempatanpraktik-praktik industri di atas kerangka
konseptual di dalam hierarki GAAP. Pada saat itu, FASB sedang mengerjakan proyek yang
mengusulkan pengurangan jumlah tingkatan di dalam hierarki GAAP dan memindahkannya
ke dalam literatur FASb. Proses ini sekarang telah rampung.
Konvergensi Internasional
Pada 18 September 2002, FASB dan IASB mengakui komitmennya terhadap
pengembangan standar akuntansi yang sangat berkualitas dan kompatibel, yang dapat
digunakan untuk pelaporan keuangan baik domestik maupun nondomestik. Proyek
konvergensi internasional tersebut memiliki tiga aspek utama:
Proyek Penyajian Laporan keuangan FASB-IASB
Terdiri dari tiga tahapan:
- Tahap A, akan menjawab pertanyaan:
- Apakah komponen-komponen yang termasuk di dalam rangkaian laporan keuangan
yang lengkap?
- apakah persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk menyajikan informasi yang
komparatif?
- Tahap B, membahas permasalaha yang lebih fundamental terkait penyajian informasi
dalam benntuk laporan keuangan.

- Tahap C, membahas penyajian dan pemaparan informasi keuangan interim di dalam


GAAP AS

Pada saat buku referensi dicetak, belum ada draf untuk tahapan B yang telah
dikeluarkan, sementara tahap C tidak pernah dimulai.
Proyek Kerangka Konseptual
Tujuan proyek ini adalah menciptakan pondasi yang baik bagi standar akuntansi di
masa depan yang berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan terkonvergensi secara
internasional
- Tahapan tujuan dan karakteristik kualitatif

- Tahapan definisi elemen-elemen, pengakuan, dan penghentian pengakuan

- Tahapan pengukuran

- Tahapan konsep entitas pelaporan

- Tahapan penyajian dan pengungkapan, serta batasan-batasan dalam pelaporan


keuangannya

- Tahapan tujuan dan status kerangka kerja

- Tahapan penerapan kerangka kerja bagi entitas nirlaba

- Tahapan sisa permasalahan, jika ada

Proyek Konvergensi
Tujuannya adalah membuat perusahaan-perusahaan di negara-negara yang berbeda
menggunakan prosedur akuntansi yang sama dalam mengukur dan melaporkan posisi
keuangan, serta hasil operasinya.
Tujuan dari proyek konvergensi adalah menghilangkan perbedaan antara IFRS dan
GAAP AS. Proyek ini awalnya muncul dari Inorwalk Agreement Idan kemudian pada bulan
Februari 2006, kedua dewan menegaskan kembali komitmennya.
Pada bulan November 2009, IASB dan FASB menerbitkan laporan kemajuannya
yang menjelaskan rencananya untuk menyelesaikan proyek-proyek konvergensi yang utama.
Sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan konvergensi, FASB mengeluarkan empat
pernyataan baru untuk membuat GAAP AS konsisten dengan IFRS.
Pada laporan kuartalan bulan April 2011 FASbB dan IFRS menyatakan perubahan
yang terjadi karena rencana kerja pada bulan juni 2010 memberikan jangkauan yang lebih
luas dan efektif bagi para pemangku kepentingan. Kedua dewan telah menetapkan target pada
tanggal 30 Juni 2011, namun meminta tambahan waktu setelah Juni 2011 untuk
merampungkan pekerjaan. Optimisme kemudian dilemahkan oleh pernyataan pada Desember
2011. Beberapa proyek awal telah dihentikan dan kedua dewan belum bisa mencapai
kesepakatan penuh atas beberapa proyek.
Pertanyaan BAB 2
 Apa yang dapat terjadi dalam pelaporan keuangan tanpa kerangka konseptual?  

Jawab:
Untuk itu pelaporan keuangan memerlukan kerangka konsep sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan. Karena standar yang dominan  berlaku di dunia adalah
IFRS, maka saya akan menjelaskan kerangka konsep ini melalui sisi IFRS. Kerangka
konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan keuangan dapat berguna dan tidak
mengambang. IASB dan FASB masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana
kerangka konseptual IASB tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada pada
pengembangan dokumen itu, sekarang FASB dan IASB telah bekerja sama untuk
menghasilkan konsep yang dapat diterima secara umum.
 Bagaimana konteks lingkungan Amerika mempengaruhi penyusunan tujuan pelaporan
keuangan ?

Jawab :
Karena negara Amerika mempunyai ciri-ciri : a) Sistem ekonomi pasar yang maju. b)
Sistem produksi, keuanganm dan perbankan yang canggih. c) Kegiatan perusahaan
dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor. d) Pasar modal sebagai
sarana pemenuhan modal utama selain lembaga keuangan. e) Pemilikan pribadu
sumber ekonomi diakui dan dilindungi oleh pemerintah. f) Pemerintah menyediakan
informasi publik untuk membantu kegiatan bisnis dan ekonomik. g) Reabilitas atau
kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui pengauditan oleh
auditor independen.
Maka dari itu, tujuan pelaporan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum,
politis, dan sosial di Amerika.
 Mengapa karakteristik kualitatif informasi perlu masuk dalam rerangka konseptual?

Jawab :
Karena Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya
dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan
keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness) merupakan
suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif. Oleh karena itu,
kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics)
atau kualitas (qualities) informasi akuntansi. Informasi akan bermanfaat kalau
informasi tersebut: berpaut dengan keputusan yang menjadi sasaran informasi;
dipahami dan digunakan oleh pemakai; dipercayai oleh pemakai.Kalau pemakai tidak
dapat mencerna informasi yang disajikan, akhirnya informasi akan menjadi tidak
digunakan yang berarti tidak bermanfaat kalau disediakan. Oleh karena itu, kualitas
informasi juga harus sepadan dengan kualitas pemakai (user-specific qualities)
Bab 3
(Akuntansi Internasional)

AKUNTANSI INTERNASIONAL
Akuntansi internasional adalah akuntansi yang memuat transaksi antar dengan
membandingkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di negara-negara lain dan
mengharmonisasikan standar akuntansi di seluruh dunia gerakan menuju harmonisasi
standar-standar akuntansi internasional meningkat dengan cepat selama dekade pertama pada
abad ke-21. Pada tahun 2002,financial Accounting Standards Board (FASB) dan International
Accounting Standards Board (IASB) menyatakan komitmen bersamanya terhadap
pengembangan standar-standar akuntansi yang dapat digunakan,baik untuk pelaporan
domestik maupun nondomestik.
 Finansial Accounting Standards Board (FASB)
Financial Accounting Standards Board (FASB) adalah sebuah badan non-pemerintah
yang didirikan pada tahun 1973 di Amerika Serikat. Mereka bertanggung jawab
menetapkan standar akuntansi.Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP) dan
standarnya telah resmi diakui secara otoritatif oleh Securities and Exchange
Commission(SEC).
 International Accounting Standards Board (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB) adalah sebuah badan independen,
didanai swasta yang bertanggung jawab untuk membangun dan meningkatkan standar
akuntansi internasional. Badan ini menggantikan [[International Accounting
Standards Committee]] (IASC) pada tahun 2001. Organisasi ini berbasis di London.
 International Finansial Reporting Standards (IFRS)
Nama standar akuntansi internasional adalah IFRS (International Financial Reporting
Standards). IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB) yang menjadi standar global untuk
penyusunan laporan keuangan perusahaan publik.

Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun


oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
MASALAH-MASALAH AKUNTANSI BISNIS INTERNATIONAL
1. Terdapat kemungkinan keuntungan dan kerugian valuta asing
2. Sulit untuk memperoleh informasi kredit internasional
3. Mengevaluasi likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan dari laporan keuangan

PERKEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI


Tingkat perkembangan sistem akuntansi suatu negara juga dipengaruhi oleh kekuatan-
kekuatan lingkungan,seperti :
1. TINGKAT PENDIDIKAN
2. SISTEM POLITIK
3. SISTEM HUKUM
4. PERKEMBANGAN EKONOMI

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAGI PARA PENGGUNA ASING


1. Mengirimkan serangkaian laporan keuangan
2. Menerjemahkan laporan keuangan dalam bahasa nasional dan mata uang nasional
3. Menyusun dua rangkaian laporan keuangan menggunakan bahasa,mata uang,dan
prinsip akuntansi nasional di negara domisili perusahaan
4. Menyusun serangkaian laporan keuangan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi

INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS COMMITTEE


 RESTRUKTURISASI IASC
Pada tahun 1998,IASC memulai upaya baru yang ditunjukkan untuk mengenai
masalah-masalah yang terkait dengan penetapan standar.Pada bulan desember tahun
1998,kelompok ini mengeluarkan makalah pembahasan yang berjudul “ shaping the
IASB for the futur” yang menyatakan usulannya untuk mengubah struktur IASC
 IFRS FOUNDATION
IFRS Foundation ini terdiri atas 22 pengurus.Susunan kepengurusan tersebut
membutuhkan keseimbangan latar belakang profesiona yang tepat,termasuk
auditor.susunan kepengurusan IFRS Foundation mengatur keseimbangan geografis
berikut dalam memilih paran pengurusnya :
o Enam dari Amerika Utara
o Enam dari Eropa
o Enam dari Wiliayah Asia-Pasifik
o Empat dari wilayah lain yang terkait dengan keseimbangan geografis secara
keseluruhan

IFRS FOUNDITION CONSTITUTION


IFRS Foundation awalnya disetujui oleh Board of the International Accouting
Standards Commmittee pada bulan Maret 2000 dan oleh anggota IASC pada pertemuan
tanggal 2 Mei 2000.Para pengurus ini membentuk International Accounting Standads
Committee Foundation pada bulan Februari 2001.
TUJUAN :
1. Untuk mengembangkan dengan mempertimbangkan kepentingan publik,serangkaian
standar pelaporan keuangan yang berkualitas
2. Untuk mendorong penggunaan dan penerqapan standar
3. Memenuhi tujuan-tujuan
4. Untuk mengembangkan dan memfasilitasi pengadopsian IFRS melalui konvergensi
standar akuntansi nasional
DEWAN PEMANTAU (MONITORING BOARD)
TANGGUNG JAWAB
1. Untuk berpartisipasi dalam proses penunjukkan pengurus dan menyetujui
menunjukkan para pengurus
2. Untuk meninjau dan memberikan nasihat kepada para pengurus terkait pemenuhan
tanggung jawab
3. Untuk bertemu dengan para pengurus atau bagian kelompok pengurus.

Dewan pemantau terdiri dari


1. Anggota European Commission yang bertanggung jawab
2. Ketua IOSCO Emerging Markets Commitee
3. Ketua IOSCO Technical Commitee
4. Komisioner Japan Financial Service Agency
5. Ketua Securities and Exchange Commission Amerika Serikat
6. Sebagai pengamat,ketua Basel Commitee on Banking Supervision

INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS BOARD


Saat ini, IASB tediri atas 14 anggota yang ditunjuk oleh para penggurus.kualifikasi
utama untuk keanggotaan adalah keahlian teknis. Para pengguruas juga harus memastikan
bahwa dewan ini tidak didominasi oleh kontituen tertentu atau kepentingan regional ; oleh
karena itu pedoman IASB ditetapkan :
1. Paling sedikit 5 orang memiliki latar belakang auditor yang masih aktif
2. Paling sedikit tiga orang memiliki latar belakang penyusunan laporan keuangan
3. Paling sedikit tiga orang memiliki latar belakang pengguna laporan keuangan
4. Setidaknya satu anggota perlu memiliki latar belakang sebagai akademisi
5. Tujuh dari anggota tetap diharapkan memiliki tanggung jawab sebagai penghubung
resmi dengan lembaga pembuat standar nasional dalam mengembangkan konvergensi
di antara standar akuntansi nasional dengan standar IASB

IASB ADVISORY COUNCIL


IASB Advisory Council memiliki perwakilan dari 43 organisasi di seluruh dunia
dengan 48 orang anggota. Tiga organisasi tambahan merupakan pengamat resmi. Anggota
IASB Advisory Council ini menyediakan forum bagi organisasi dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pelaporan keuangan internasional untuk berpartisipasi dalam proses
penetapan standar.
Para anggota ditunjuk untuk masa bakti yang akan diperbarui setiap tiga tahun dan
memiliki latar belakang geografis dan fungsional yang beragam. Advisory Council ini
biasanya mengadakan pertemuan sebanyak tiga kali setiap tahunnya yang terbuka untuk
publik dalam upaya memberi arahan kepada IASB terkait prioritas dalam pekerjaan Dewan,
memberitahu Dewan terkait implikasi dari standar-standar yang diusulkan bagi pengguna
dan penyusun laporan keuangan, serta memberikan pendapat lainnya kepada Dewan atau para
pengurusnya.
ACCOUNTING STANDARDS ADVISORY FORUM (ASAF)
Pada tahun 2013, suatu organisasi baru, Accounting Standards Advisory Forum
(ASAF),ditambahkan ke struktur organisasi IASB. Tujuan ASAF adalah memperbaiki kerja
sama di antara para pembuat standar pelaporan keuangan di seluruh dunia, ASAF dibentuk
untuk :
1. Mendukung IFRS Foundation dalam tujuannya
2. Melegalkan dan merampingkan penugasan kolektif IASB dengan lembaga pembuat
standar
3. Memfasilitasi pembahasan teknis yang efektif

IFRS Interpretations Committee


Pada Tahun 1997, pasca mendapatkan kritikan tidak menerbitkan interprestasi atas
standar-standarnya kemudian IASB membentuk International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC). IFRIC terdiri dari 14 anggota yang ditunjuk oleh
pengurus IASB setiap tiga tahun. Interprestasi yang dikembangkan oleh IFRIC untuk
kemudia dipaparkan agar mendapatkan respon dari public dalam bentuk Interprestasi Draf
(Draft Interpretation).
KEGUNAAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS
Standar-standar akuntansi internasional (International Accounting Standards-IAS)
dapat digunakan dalam berbagai cara. IASB mencatat bahwa standar-standarnya yang akan
digunakan :
1. sebagai ketentuan nasional
2. Sebagai dasar dari beberapa atau seluruh ketentuan nasional
3. Sebagai tolak ukur internasional bagi negara-negara yang mengembangkan
ketentuannya sendiri
4. Oleh pihak yang berwenang untuk perusahaan-perusahaan domestic dan asing
5. Oleh perusahaan itu sendiri

IASC DAN IOSCO


IOSCO adalah asosiasi dari organisasi-organisasi yang meregulasi pasar sekuritas
dan kontrak berjangka di dunia. Anggotanya adalah Securities Comission atau Regulator
keuangan yang utama dari setiap negara anggota. Perannya : membantu para anggota
mengembangkan standar regulasi yang tinggi dan berfungsi sebagai forum
• Pada akhir tahun 1980-an IOSCO mendekati IASC untuk mengusulkan serta
mendukung standarnya. IOSCO juga secara meminta revisi-revisi.

• IASC menyetujui usulan IOSCO dan mulai menyelesaikan program kerjapr


komprehensif yang menghasilkan IAS yang baru atau revisi.

• Pada saat penyelesaian proyek, IOSCO meninjau standar-standar yang telah direvisi
untuk mengetahui apakah IASB mendukung dan merekomendasikan ke angota untuk
tujuan peningkatan.
• IOSCO mengeidentifikasikan sejumlah potensi perbaikan dan IASB memulai
perbaikan tersebut.

Pada tanggal 17 Desember 2003, IASB mempublikasikan tiga belas IAS yang telah
direvisi dan dikeluarkan kembali dua IAS lainnya dan memberikan pemberitahuan terkait
penarikan standar atas akuntansi tingkat harga (price level accounting).
• Proyek Perbaikan ini menghasilkan tiga belas IFRS baru.

• Tahun 2005 , Technical Committee of IOSCO menegaskan kembali dukungannya


terhadap perkembangan dan penggunaaan IFRS sebagai standar internasional
berkualitas.

PROYEK PERBAIKAN TAHUNAN IASB


Pada Juli 2006, IASB mengumumkan : “Perubahan terhadap standar-standar, betapa
pun kecilnya, menghabiskan waktu bagi Dewan dan menjadi beban bagi pihak lain. IASB
telah mengadopsi proses tahunan untuk menangani amandemen-amandemen yang dibutuhkan
tetapi tidak mendesak bagi IFRS”.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam proses ini timbul dari poin-poin yang
diangkat oleh IFRIC dan saran-saran dari praktisi dan berfokus pada area inkonsistensi
dalam IFRS atau jika klarifikasi atas kata-kata dibutuhkan
PENGGUNAAN STANDAR-STANDAR IASC
Globalisasi bisnis dan keuangan telah berujung pada pengadopsian IFRS oleh lebih
dari 12.000 perusahaan dari sekitar 116 negara. Tahun 2005, Uni Eropa mulai meminta
perusahaan-perusahaan yang terdapat di negara-negara bagiannya, yang mana sekuritasnya
terdaftar di bursa saham yang teregulasi oleh Uni Eropa, untuk menyusun laporan keuangan
konsolidasiannya berdasarkan IFRS. Australia dan Selandia Baru pada dasarnya telah
mengadopsi IFRS sebagai standar nasionalnya.
Demi membantu perusahaan-perusahaan melakukan perubahan dengan IFRS dan
memungkinkan para pengguna laporan perusahaan untuk memahami pengaruh dari
penerapan serangkaian standar akuntansi baru, IASB mengeluarkan IFRS No.1,“First- time
Adoption of International Financial Reporting Standards"
KONVERGENSI IASB-FASB
Di awal tahun 2000-an, IASB dan FASB terlibat dalam upaya-upaya untuk
mendapatkan serangkaian standar akuntansi internasional yang seragam. Di antara upaya-
upaya tersebu adalah :
 Proyek Konvergensi Internasional Jangka Pendek (Short-term International
Convergence Project) FASB
 Norwalk Agreement

PROYEK KONVERGENSI INTERNATIONAL JANGKA PENDEK FASB


Tujuan Proyek Konvergensi Internasional Jangka Pendek (Short-term
Internationol Convergence Project) FASB ini adalah menghilangkan berbagai perbedaan di
antara GAADAS dan IFRS yang tidak berada di dalam cakupan proyek-proyek besar lainnya.
Cakupan proyek ini dibatasi dengan perbedaan-perbedaan, yang mana konvergensi di seputar
penyelesaian yang sangat berkualitas dapat dicapai dalam jangka pendek, biasanya dengan
memilih di antara IFRS dan GAAP AS yang ada.
NORWALK AGREEMENT
Dewan FASB dan IASB menyepakati usulan pada saat rapat gabungan tanggal 18
Desember 2002 :
1. Melaksanakan proyek pendek untuk menghilangkan perbedaan antara GAAP AS dan
IFRS
2. Menghilangkan perbedaan lainnya di antara GAAP AS dan IFRS yang masih ada
pada tanggal 1 Januari 2005
3. Tetap melanjutkan kemajuan proyek gabungan yang sedang berjalan
4. Mendorong lembaga-lembaga interprestatifnya untuk mengoordinasikan sejumlah
aktivitas yang dilakukan
Tujuan Proyek ini adalah mencapai kesesuaian dengan mengidentifikasikan sejumlah
penyelesaian bersama yang sangat berkualitas.
PENGARUH STANDAR AKUNTANSI INTERNATIONAL VERSI GAAP AS
1. Para investor kehilangan proteksi
Sekitar 1000 perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham Amerika serikat karena
tingginya biaya yang terkait dengan penyusunan ulang laporan keuangan nya agar
sesuai dengan gaap as.Sebelumnya secara konsisten menetapkan bahwa jika
perusahaan asing izinkan untuk mendaftar dengan dasar lain selain gaap as maka para
investor akan kehilangan proteksi.
2. Sistem pengungkapan dua tingkatan akan terjadi (pendaftar domestic dan asing)
1 tingkatan untuk pendaftar domestik dan 1 tingkatan lagi untuk pendaftar asing
3. Jumlah laba dinilai secara berbeda oleh pasar.

KELEBIHAN STANDAR
Masalah kelebihan standar (standards overload) juga menjadi perhatian IASB.
Selamabeberapa tahun ke belakang, terjadi kenaikan permintaan secara internasional, baik
darinegara-negara yang perekonomiannya maju maupun berkembang untuk
serangkaianstandar akuntansi yang bersifat umum dan tegas yang lebih sederhana daripada
IFRSlengkap yang bisa digunakan bagi usaha berskala kecil dan menengah. Akibatnya,
padatahun 2009, IASB memublikasikan IFRS yang dirancang untuk digunakan oleh entitas
berskala kecil dan menengah (small and medium-sized entities-SME), yang diperkirakan
merepresentasikan lebih dari 95 persen dari seluruh perusahaan
Pernyataan itu memiliki dampak berikut:
1. Meniadakan topik-toppik dalam IFRS yang tidak relevan dengan Small and Medium
Size Entities – SME
2. Memungkinkan adanya opsi yang lebih mudah jika IFRS memperbolehkan pemilihan
kebijakan akuntansi
3. Menyederhanakan banyak prinsip yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran
asset, liabilitas, pendapatan dan beban
4. Menuntut adanya pengungkapan yang secara signifikan lebih sedikit.

KERANGKA PENYUSUNAN DAN PENYAJIANLAPORAN KEUANGAN


Pada tahun 1989, IASC menerbitkan kerangka konseptualnya yang berjudul
“KerangkaPenyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (Framework for the Preparation
andPresentation of Financial Statement)." IASB menyatakan bahwa tujuan pernyataan
tersebutadalah menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporankeuangan untuk para pengguna eksternal dengan cara:
1. Membantu IASB mengembangkan standar-standar akuntansi di masa depan.
2. Mengembangkan harmonisasi standar-standar akuntansi.
3. Membantu lembaga-lembaga pembuat standar nasional.
4. Membantu para penyusun laporan menerapkan standar-standar internasional.
5. Membantu para auditor membentuk opini terkait sesuai atau tidaknya
laporankeuangan dengan standar-standar internasional.
6. Membantu para pengguna menginterpretasikan laporan keuangan yang
disusunberdasarkan standar-standar internasional.
7. Menyediakan informasi mengenai pendekatan IASB untuk pembentukan standar-
standar akuntansi internasional bagi para pihak

Kerangka awal menetapkan elemen-elemen berikut:


● Tujuan laporan keuangan.
● Karakteristik kualitatif yang menentukan kegunaan informasi di dalam
laporankeuangan.
● Definisi, pengakuan, dan pengukuran elemen-elemen yang membentuk
laporankeuangan.

Kerangka awal menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menyusun


laporakeuangan bertujuan umum diarahkan bagi kebutuhan informasi berbagai
penggunatermasuk para investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditur
perdagangalain, beserta pelanggan, pemerintah dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat
umum

PENGUKURAN ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN


Pengukuran termasuk menentukan jumlah moneter yang akan diakui dan dilaporkan
bagi elemen-elemen laporan keuangan. Kerangka IFRS mengakui berbagai dasar pengukuran
yang digunakan saat ini dengan tingkatan yang berbeda-beda dan kombinasi yangberagam di
dalam laporan keuangan, termasuk:
 Biaya historis (historical cost),Biaya kini (current cost).
 Nilai (penyelesaian) realisasi bersih (net realizable (settlement) value).
 Nilai sekarang (yang terdiskonto) (present value (discounted))

Biaya historis adalah dasar pengukuran yang paling umum digunakan saat ini, tetapi
biasanya dikombinasikan dengan dasar pengukuran lainnya. Kerangka IFRS
tidakmenyertakan sejumlah konsep atau prinsip yang bisa digunakan untuk memilih dasar
pengukuran yang harus digunakan untuk elemen-elemen laporan keuangan tertentu
ataudalam kondisi tertentu; namun demikian, masing-masing standar dan interpretasinya
memberikan pedoman untuk hal ini.

KONSEP TERKAIT MODAL DAN PENGELOLAAN MODAL


Kerangka ini menunjukkan bahwa penentuan konsep modal yang sesuai oleh
perusahaan harus didasarkan pada kebutuhanpara pengguna laporan keuangannya.
Konsekuensinya, konsep modal keuangan harus diadopsi jika para pengguna laporan fokus
utamanya pada upaya pengelolaan nominal modal yang diinvestasikan atau daya beli dari
modal yang diinvestasikan tersebut.Namun, jika perhatian para pengguna lebih banyak pada
kapasitas operasi perusahaan,maka konsep modal fisik yang seharusnya digunakan. Oleh
karenanya, konsep-konseppengelolaan modal berikut dapat digunakan:

• Pengelolaan modal keuangan (financial capital maintenance). Keuntungan hanya


dapat diperoleh jika nilai keuangan (atau uang) dari aset neto pada akhir periode
melebihiaset neto di awal periode, tidak termasuk setiap distribusi pada atau
kontribusi dari pemilik.
• Pengelolaan modal fisik (physical capital maintenance). Keuntungan hanya dapat
diperoleh jika kapasitas produktif (atau kapasitas operasi) fisik suatu perusahaan
melebihi kapasitas produktif fisik di awal periode.

Terakhir, kerangka yang direvisi tersebut mencatat bahwa pemilihan dasar


pengukurandan konsep pengelolaan modal menentukan model akuntansi yang digunakan
dalampenyusunan laporan keuangan. Selain itu, karena berbagai model akuntansi yang ada
berbeda terkait relevansi dan reliabilitasnya, maka pihak manajemen harus
menemukankeseimbangan di antara sejumlah karakteristik kualitatif tersebut. Saat ini, IASB
tidakbermaksud menyarankan model tertentu selain untuk kondisi khusus, seperti
pelaporanmata uang di negara yang perekonomiannya dalam kondisi hiperinflasi.
Kerangka yang direvisi
1. Tujuan laporan keuangan
2. Karakteristik kuantitatif
3. Entitas pelaporan
4. Definsi, pengakuan dan pengukuran elemen-elemen
5. Konsep-konsep terkait modal dan pengelolaan modal

PROYEK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IASB-FASB


Tujuan utama proyek ini adalah menangani masalah-masalah fundamentalterkait
dengan penyajian dan pemaparan informasi di laporan keuangan, termasuk:Hubungan
antarkomponen di dalam laporan keuangan (tujuan kohesif).
 Pemilahan informasi, sehingga informasi dapat berguna dalam memprediksi arus
kasmasa depan dari suatu entitas (tujuan pemilahan).
 Ketentuan mengenai informasi untuk membantu para pengguna dalam
menilailikuiditas dan fleksibilitas keuangan suatu entitas (tujuan likuiditas dan
fleksibilitaskeuangan).

AGENDA CONSULTATION INTIVIATE


Pada bulan Juli 2011, IASB memulai agenda consultation initiative. Agenda ini akan
terjadisetiap tiga tahun dan tujuan utamanya adalah mencari masukan mengenai arah dan
keseimbangan program kerja 1ASB, Agenda consultation initiative yang pertama meminta
masukan dari para investor dan komunitas bisnis yang bukan merupakan respondenreguler
IASB. Konsultasi ini meminta saran mengenai arah dan keseimbangan pekerjaan mereka
secara keseluruhan.
Kegiatan tersebut mencakup diskusi publik, pertemuan dengan masing-masing
investor, penerimaan lebih dari 200 komentar (comment letter),dan forum diskusi daring di
banyak negara. Konsultasi-konsultasi tersebut kemudianmenghasilkan Feedback Statement
yang dikeluarkan oleh IASB pada tanggal 18 Desember2012.- Feedback Statement ini
merangkum sejumlah respons yang diterima IASB dalam lima tema utama dan
menggarisbawahi tiga gagasan yang ada untuk membahas respons-respons tersebut.
Tema-tema utama tersebut diidentifikasi sebagai berikut:
• Periode tenang (period of calm). Pada saat penyelesaian proyek-proyek penting yang
tersisa di dalam agenda yang ada pada saat itu, para responden mendorong
IASBuntuk memberikan periode penyelesaian dengan menyediakan waktu
penyesuaiandengan standar-standar baru.
• Kerangka Konseptual. Dukungan yang hampir menyeluruh ditawarkan kepada
IASBuntuk melanjutkan pekerjaan pada Kerangka Konseptual.
• Perbaikan pada standar-standar tertentu.
• Pemutakhiran untuk membantu implementasi dan pengelolaan. IASB diminta
mengalihkan fokusnya dari proyek-proyek besar yang menghasilkan pedoman baruke
peningkatan upaya yang diarahkan pada implementasi dan pengelolaan pedomanyang
ada.
• Pemutakhiran untuk membantu memperbaiki proses penetapan standar. Saran-saran
yang disertakan termasuk meningkatkan proses penetapan standar dengan
caramengedepankan tahapan riset atas proyek baru daripada memberikan penekanan
pada analisis biaya-manfaat dan memungkinkan dilakukannya identifikasi awal
terhadap area-area yang bermasalah.

Pertanyaan BAB 3
 Apa yang dimaksud dengan Harmonisasi dalam Akuntansi Internasional? Dan
Bagaimanakah kondisi Harmonisasi Standar Akuntansi di Indonesia?
Jawab :
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi
dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru, harmonisasi dan
selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar inetrnasional tersebut. Adopsi
standar akuntansi international tersebut terutama untuk perusahaan publik.
 Apa yang dimaksud dengan pengendalian kendali manajemen dalan akuntansi
internasional?
Jawab:
Struktur sistem pengendalian manajemen merupakan komponen-komponen yang
berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Struktur
sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan karena
menuntut semua perusahaan yang memasuki lingkungan tersebut memiliki kekuatan
lebih untuk bersaing.

 Jelaskan bagaimana perbedaan akuntansi internasional dengan akuntansi domestik?


Jawab :
Perbedaan studi Akuntansi Internasional adalah pada :
Yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (Reported is a multinational
company). Perusahaan multinasional yaitu suatu perusahaan yang berbasis di satu
negara (negara induk) akan tetapi perusahaan itu memiliki kegiatan produksi ataupun
pemasaran cabang di negara-negara lain (negara cabang). Perusahaan multinasional
biasanya memiliki ciri-ciri, yaitu membentuk cabang-cabang di luar negeri, visi dan
strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat global jadi
perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapat digunakan di semua
negara, lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu umumnya manufaktur
menempatkan cabang pada negara-negara maju. Contoh perusahaan multinasional,
yaitu KFC, Blackberry, LG. Operasi transaksi melintasi batas-batas negara (Operating
transactions across national borders.). Perusahaan mengglobalisasikan kegiatan
mereka baik untuk memasok pasar dalam negeri dan untuk melayani pasar luar negeri
secara langsung.

Pelaporan ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara


perusahaan (Reporting addressed to users located in countries other than the
company). Transaksi antar perusahaan membutuhkan informasi finansial bagi masing-
masing perusahaan yang bersangkutan, untuk melihat adanya asumsi-asumsi
akuntansi dan prosedur akuntansi.
Bab 4
(Metodelogi Riset dan Teori teori Mengenai Penggunaan Informasi
Akuntansi)

Metodologi Riset
Teori akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metodologi
riset.
 Pendekatan deduktif
Untuk pengembangan teori diawal dengan menentukan tujuan.
 Pendekatan induktif
Melakukan penekanan pada pengamatan dan penarikan kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut
 Pendekatan pragmatis
Untuk pengembangan teori didasarkan pada konsep utilitas/kegunaan.
 Metode penyelidikan ilmiah
Terdapat keterbatasan dalam penerapan metodologi riset ini pada akuntansi.
 Pendekatan riset lainnya
Pendekatan etis dan pendekatan perilaku

Hasil dari penyediaan informasi akuntansi


Penggunaan informasi akuntansi dan informasi lainnya oleh setiap pihak.
1. Analisis Dasar
Tujuan utama informasi akuntansi adalah menyediakan informasi yang relevan dan
menyajikan secara jujur fenomena ekonomi kepada para investor agar mereka bisa
mengambil keputusan investasi yang tepat. Setiap investor mengambil keputusan
investasi, yaitu:

• Beli(buy)

• Tahan(hold)

• Jual(sell)

2. Hipotesis pasar efisien


Para ekonomi berpendapat bahwa dalam perekonomian pasar bebas dengan
persaiangan sempurna, harga ditentukan oleh ketersediaan produk(penawaran-supply)
dan keinginan untuk memiliki produk tersebut(permintaan-demand). Dengan
demikan, harga suatu produk ditentukan oleh konsensus di pasar(marketplace).

Bentuk EMH
 Bentuk Lemah
 Bentuk Semi Kuat
 Bentuk Kuat
Tantangan & Implikasi riset
 Tantangan Riset
EMH memberikan tantangan riset yang menarik bagi para akuntan.
 Implikasi Riset
EMH memiliki implikasi bagi pengembangan teori akuntansi.

3. Perilaku Keuangan
EMH menjadi pondasi bagi teori yang dikenal sebagai teori pasar rasional. Teori ini
berpendapat bahwa pasar keuangan memiliki pengetahuan superior dan aktivitas
ekonomi yang regulasi sedemikian rupa dalam cra yang tidak bisa ditandingi oleh
pemerintah. Sejak awal tahun 1970-an, para kratikus mencatat sejumlah peristiwa
yang tidak dapat dijelaskan(ANOMALI) oleh EMH.
Perilaku keuangan mengeksplorasi proposisi bahwa para investor seringkali didorong
oleh emosi dan psikologi kognitif. Kajian ini berpendapat bahwa para investor
menggunakan aturan dasar yang tidak sempurna, pertimbangan yg terbentuk
sebelumnya, keyakinan yg dipengaruhi bias, dan kenyataan bahwa investor tidak
bersikap rasional.

CAPITAL ASSET PRICING MODEL-CAMP


CAMP adalah upaya untuk menangani risiko dan imbal hasil. Pertama kali
diperkenalkan oleh ekonom keuangan dan penerima nobel di bidang ekonomi, William
sharpe pada bukunya Portfolio Theory and Capital Markets (1970).
Tingkat imbal hasil ( rate of return ) yang aktual bagi seorang investor dari pembelian saham
biasa dan memilikinya selama periode waktu tertentu, diperhitungkan dengan :
Dividen + Kenaikan ( atau Penurunan) Nilai Sekuritas
Harga Beli
Dalam hal ini saham biasa dianggap sebagai investasi yang beresiko. Risiko
didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa imbal hasil aktual akan menyimpang dari imbal
hasil yang diharapkan dan jumlah potensi fluktuasinya menentukan besarnya tingkat risiko.
Asumsi dasar dari CAMP adalah bahwa saham-saham yang beresiko dapat
digabungkan ke dalam portofolio yang kurang beresiko daripada masing-masing saham biasa
yang membentuk portopolio tersebut.
Jenis-Jenis Risiko
 Risiko Tidak Sistematis ( Unsystematic Risk )
Bagian dari risiko tertentu suatu perusahaan yang dapat didiversifikasi
 Risiko Sistematis ( Systematic Risk )
Bagian risiko yang tidak bisa didiversifikasi terkait seluruh pergerakan pasar saham,
yang mana hal ini tidak bisa dihindari.

CAMP mengasumsikan bahwa investor cenderung menghindari risiko. Oleh karena


itu, investor menuntut tambahan imbal hasil karena mengambil risiko tambahan. Akibatnya ,
sekuritas yang berisiko tinggi harus diberi harga yang sesuai agar menghasilkan ekspetasi
imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan sekuritas yang berisiko lebih rendah di pasar.
TEORI AKUNTANSI NORMATIF VERSUS TEORI AKUNTANSI POSITIF
1. Teori Akuntansi Normatif
Didasarkan pada serangkaian tujuan yang diyakini para pendukung teori ini
menentukan hal-hal yang seharusnya.
2. Teori Akuntansi Positif
Berupaya menjelaskan fenomena yang diamati. Teori ini menjelaskan hal-hal yang
ada tanpa menunjukan bagaimana seharusnya.

Teori Keagenan ( agency theory )


Teori keagenan adalah teori akuntansi positif yang berupaya menjelaskan sejumlah
praktik dan standar akuntansi. Asumsi dasarnya adalah bahwa masing-masing individu
memaksimalkan ekspetasi utilitas pribadinya dan memiliki banyak akal dan cara yang
inovatif dalam melakukannya .
Kesimpulan yang dapat diambil dari teori keagenan adalah bahwa banyak metode
akuntansi untuk kondisi serupa yang telah dikembangkan karena keinginan berbagai pihak,
seperti manajer, pemegang saham, dan pemilik obligasi untuk meminimalkan biaya
keagenan.
PEMROSESAN INFORMASI PADA MANUSIA
Riset Human Information Processing (HIP) telah menunjukan bahwa orang-orang
memiliki kemampuan yang terbatas dalam memproses informasi dalam jumlah besar. Temian
ini memiliki 3 konsekuensi utama yaitu :
1. Persepsi seseorang mengenai informasi bersifat cukup selektif.

2. Oleh karena orang-orang membuat keputusan berdasarkan sebagian kecil informasi


dari seluruh informasi yang tersedia, maka mereka tidak memiliki kapasitas untuk
membuat keputusan yang optimal.

3. Oleh karena manusia tidak mampu mengintegrasikan sejumlah besar informasi,


mereka memproses informasi secara berurutan.

RISET PERSPEKTIF KRITIS


Riset perspektif kritis memanjdang riset akuntansi arus utama ( mainstream ) sebagai
sesuatu yang didasarkan pada pandangan bahwa dunia yang penuh kenyataan objektif ada
dalam diri manusia yang independen, memiliki sifat tertentu, serta dapat diamati dan
diketahui melalui riset. Penganut perspektif kritis ini berpendapat bahwa riset akuntansi arus
utama menyetarakan teori normatif dan positif, yaitu apa yang berlaku dn apa yang
seharusnya berlaku semestinya sama.
Riset dari sudut pandang ini didasarkan pada tiga asumsi dasar yaitu :
1. Masyarakat berpotensi untuk menjadi sesuatu yang berbeda.
2. Tindakan manusia yang dilakukan secara sadar dapat membentuk dunia sosial
menjadi sesuatu yang berbeda atau lebih baik.

3. Asumsi kedua dapat ditingkatkan dengan penggunaan teori kritis ( critical theory ).

HUBUNGAN ANTARA RISET, PENDIDIKAN, DAN PRAKTIK


Riset diperlukan untuk pengembangan teori yang efektif. Sederhananya , dapat
dikatakan bahwa riset menghasilkan pendidikan yang memengaruhi praktik. Pengembangan
kerangka konseptual dan penyempurnaan berbagai teori tentang hasil akuntansi berperan
untuk meningkatkan hubungan riset, pendidikan, dan praktik ke kondisi-kondisi yang sesuai.
Pertanyaan BAB 4
 Jelaskan mengapa tidak tepat untuk menolak teori akuntansi normatif?
Jawab:
Alasan ketidaktepatan untuk menolak teori akuntansi Normatif adalah Teori positif
yang dapat dibuktikan secara empiris belum tentu menjadi suatu teori yang tepat
untuk diterima. Buktinya yaitu teori positif mengasumsikan bahwa pasar modal
efisien berlandaskan kepentingan pribadi dan untuk mencapai kesejahteraan. Asumsi
tersebut merupakan salah satu asumsi yang dapat dikatakan sesuai dengan logika dan
dapat dibuktikan secara empiris. Namun asumsi yang empiris tersebut berlawanan
dengan fakta bahwa keadaan pasar modal tidaklah efisien dan tidak disetujuinya
kepentingan pribadi masuk ke dalamnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
teori empiris belum sepenuhnya menjadi teori yang selalu tepat. Untuk itu kita tidak
boleh menolak teori akuntansi normatif yang berbasis preskripsi. Teori yang berbasis
preskripsi ini memungkinkan menjadi suatu teori yang tepat untuk diterima karena
pada dasarnya dalam preskripsi suatu teori didalamnya juga terkandung unsur empiris
yang tidak dapat dibuktikan secara langsung namun tetap dapat berdampak.

 Bagaimana latar belakang terbentuknya teori positif dan Jelaskan kelebihan dari teori
akuntansi positif terhadap teori akuntansi normative!
Jawab :
Teori positif muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap teori normative.
Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisia teori akuntansi
dalam pendekatan normative terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis
yang kuat.Teori akuntansi positif lebih cenderung ditetapkan disbanding teori
akuntansi normative. Teori akuntansi positif memiliki cirri pemecahan masalah yang
disesuaikan dengan realitas praktek akuntansi. Dimana pendekatan yang digunakan
dalam teori ini adalah pendekatan ekonomi dan perilaku.

 Jelaskan dua jenis penelitian yang penting dipahami dalam teori akuntansi positif!
Jawab :
a. Kelonmpok studi yang mencoba untuk mennetukan dmapak dari rilis infromasi
akuntansi atas kembali saham.
b. Studi yang mempertimbangkan dampak perubahan kebijakan akuntansi atas price,
banyak berbagai penelitian di bidang ini telah dilakukan dalam paradigm yang
berlaku dalam keuangan-hipotesis ekonomi pasar efisein.
Bab 5
(Konsep Laba , Pengakuan dan Penandingan Pendapatan)
Konsep Dasar Laba
Laba adalah sisa lebih yang diperoleh oleh entitas bisnis, yaitu sisa lebih antara
pendapatan dan biaya atau beban. Jadi laba merupakan kenaikan nilai aset yang dimiliki
selama satu periode akuntansi, atau kenaikan daya beli yang diinvestasikan.
Munculnya pelaporan laba sebagai sumber utama bagi pengambilan keputusan
investor telah didokumentasikan dengan baik, dan pelaporan laba membantu para pelaku
ekonomi dengan banyak cara.Seperti, Alexander membahas keguanaan laba berikut dalam
karyanya :
- Sebagai dasar dari salah satu bentuk perpajakan yang utama
- Dalam laporan publik sebagai ukuran keberhasilan operasi suatu korporasi
- Sebagai kriteria untuk menentukan ketersediaan dividen 
- Oleh otoritas yang mengatur tarif untuk menyelidiki apakah tarif tersebut wajar dan
sesuai
- Sebagai pedoman bagi pengelola yang ditugaskan untuk mendistribusikan laba
kepada pemilik properti sambil menjaga yang utama untuk pewaris properti
- Sebagai pedoman bagi manajemen suatu perusahaan dalam melakukan urusan-
urusannya.

Sifat Laba 
Laba dapat memiliki berbagai bentuk, misalnya  Bedford mencatat bahwa sejumlah
literatur biasanya membahas tiga konsep dasar untuk laba, yaitu :
- Laba psikis (psychic income) mengacu pada pemenuhan keinginan-keinginan
manusia.
- Laba uang (Money income) mengacu pada peningkatan valuasi sumber daya moneter.
- Laba rill (real income) mengacu pada peningkatan kekayaan ekonomi.

Pengukuran Laba Psikis sulit dilakukan karena keinginan manusia tidak bisa
dikuantitatifkan dan dipenuhi pada berbagai tingkatan saat seseorang medapatkan laba rill.
Laba uang mudah diukur, tetapi tidak mempertimbangkan perubahan dalam nilai unit
moneter. 

KONSEP - KONSEP PENGELOLAAN MODAL


Terjadinya laba menyiratkan imbaal hasil (return) atas modal yang diinvestasikan.
Imbal hasil atas modal yang diinvestasikan terjadi sesaat setelah jumlah yang diinvestasikan
telah dipertahankan atau diperoleh kembali. Konsekuensinya, konsep pengelolaan modal
sangat penting untuk membedakan di antara imbal hasil dari (return of) dan imbal hasil atas
(return on) modal yang diinvestasikan, dan pada akhirnya saat menentukan laba.

AKUNTANSI NILAI KINI


Konsep pengelolaan modal fisik meminta semua aset dan liabilitas dinyatakan pada
nilai kininya. Pendekatan paling umum untuk pengukuran nilai kini adalah harga masuk
(entry price) atau biaya penggantian (replacement cost), nilai keluaran (exit value) atau harga
jual (selling price), dan nilai sekarang yang terdiskonto (discounted present value) atas
ekspektasi arus kas di masa depan, Masing-masing pendekatan tersebut dibahas secara
singkat untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahannya.

a) Harga Masuk atau Biaya Penggantian


Ketika kapasitas produktif diukur menggunakan biaya penggantian, sejumlah aset
dinyatakan sesuai biaya yang dikeluarkan untuk menggantinya dengan aset yang
serupa dalam kondisi yang sama. Dalam rangka mempertahankan kapasitas produktif
fisik suatu entitas, entitas tersebut harus menghasilkan kecukupan arus kas untuk
memberikan penggantian fisik atas aset-aset operasi. Untuk menentukan besarnya
laba dengan pendekatan ini, pendapatan ditandingkan (matched) dengan biaya kini
untuk mengganti aset-aset tersebut. 

b) Nilai Keluaran atau harga Jual


Exit Price Accounting merupakan sistem akuntansi yang mengunakan harga jual
untuk mengukur posisi keuangan dan kinerja suatu badan usaha/perusahaan. Menurut
Edwards and Bell (1961) exit value adalah harga maksimum dari aset yang saat ini
ditahan apabila dijual dan dikurangi dengan biaya transaksi. Dengan sebutan lain exit
value disebut juga dengan nilai realisasi bersih (net relizable value) dari aset).
Memiliki dua hal utama dari biaya historis konvensional:
- Nilai aset non moneter disesuaikan dengan harga jual pada saat ini yang
merupakan bagian dari laba yang belum terealisasi
- Perubahan daya beli diperhitungkan untuk mengukur modal finansial dan hasil
operasi.

c) Nilai sekarang yang terdiskonto


pendekatan yang ketiga terkait pengukuran nilai aset neto adalah arus kas terdiskonto
(discounted cash flow).Berdasarkan konsep ini, nilai sekarang arus kas masa depan
yang diharapakan akan diterima dari suatu aset (atau dicarikan untuk liabiliatas)
adalah nilai relevan atas aset ( atau liabilitas) yang harus diungkapkan dalam laporan
posisi keuangan.
-
LABA EKONOMI VERSUS LABA AKUNTANSI
Dalam upaya mengatasi masalah pengukuran yang dikaitkan dengan penggunaan
konsep laba ekonomi, para akuntan awalnya berpendapat bahwa pendekatan transaksi
(transaction approach) harus digunakan untuk menghitung aset, liabilitas, pendapatan dan
beban. Pendapatan ini mengandalkan asumsi bahwa elemen-elemen laporan keuangan harus
dilaporkan ketika terdapat bukti adanya pertukaran dengan pihak diluar perusahaan. Edwards
dan bell beranggapan bahwa hanya dengan sedikit perubahan dalam prosedur-prosedur
akuntansi saat ini, empat jenis laba dapat dipisahkan, yaitu :
1. Keuntungan operasi saat ini (current operating profit); kelebihan pendapatan
penjualan atas biaya kini dari input yang digunakan dalam produksi dan kemudian
dijual.
2. Penghematan biaya yang bisa direlisasi (realizable cost savings); kenaikan harga atas
aset-aset yang dimiliki selama periode tersebut.
3. Penghematan biaya yang direalisasi; selisih antara biaya historis dan harga beli kini
atas barang yang dijual.
4. Keuntungan modal yang direalisasi; kelebihan hasil penjualan atas biaya historis dari
pelepasan aset-aset jangka panjang. 

PENGAKUAN PENDAPATAN
Korporasi mencatat pendapatan sebagai hasil dari aktivitasnya yang sedang berjalan.
Aktivitas-aktivitas tersebut bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
tetapi umumnya terdiri atas langkah-langkah berikut untuk perusahaan manufaktur:
1. Memesan bahan baku mentah untuk produksi
2. Menerima bahan baku mentah
3. Menghasilkan produk
4. Memasarkan produk
5. Menerima pesanan pelanggan.
6. Mengirimkan produk.
7. Menerima kas dari pelanggan.
8. Membayar kreditur.

ALTERNATIF TITIK-TITIK PENGAKUAN PENDAPATAN


1. Pendapatan diakui selama proses produksi
2. Pendapatan diakui saat penyelesaian produksi
3. Pendapatan diakui saat jasa telah diberikan
4. Pendapatan diakui saat kas diterima
5. Pendapatan diakui saat terjadinya beberapa peristiwa

PEDOMAN PENGAKUAN PENDAPATAN

1. Staff Accounting Bulletin (SAB) No. 101


2. MultipleDeliiverable Arrangement
3. FASB ASC Topic 606

Situasi-situasi Pengakuan Pendapatan secara Khusus


Hak untuk mengembalikan dapat mencakup setiap kombinasi dari beberapa pilihan
berikut :
- Pengembalian dana secara penuh atau sebagian dari setiap pembayaran yang telah
dilakukan.
- Pengurangan yang dapat dibebankan pada jumlah yang masih bekum dibayar atau
yang akan dibayar ke penjual.
- Penggantian dengan produk lain.
- Joint Transition Resource Group

PENGUNGKAPAN

Informasi yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang diperlukan harus


diungkapkan, termasuk :

1. Kontrak-kontrak dengan para pelanggan - pendapatan dan penurunan nilai diakui,


pemilahan pendapatan, serta informasi mengenai saldo kontrak dan kewajiban
pelaksanaan (termasuk harga transaksi yang dialokasikan ke kewajiban pelaksanaan
yang ada)
2. Penilaian penting dan perubahan dalam penilaian tersebut, seperti menentukan waktu
pemenuhan kewajiban pelaksanaan (sepanjang waktu terentu), dan menentukan harga
transaksi, serta jumlah yang dialokasikan ke kewajiban pelaksanaan.
3. Aset-aset yang diakui dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau
memenuhi kontrak.

PENANDINGAN
Konsep ini dimaksudkan adalah untuk mencari dan menemukan dasar hubungan yang
tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya.
Pendapatan merupakan hasil yang akan dicapai oleh entitas, sementara biaya yang
dikeluarkan adalah untuk memperoleh pendapatan tersebut sesuai dengan konsep upaya dan
hasil. Namun, terkadang muncul masalah berkaitan dengan upaya penandingan ini. Masalah
utama dalam menandingkan antara pendapatan dan biaya adalah untuk menentukan dasar
penandingan yang paling tepat.
Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai sarana untuk
dapat melacak dan dasar pembebanannya. Berdasarkan kondisi yang ada, seharusnya dasar
penandingan yang paling relevan adalah didasarkan atas alasan kelayakan (reasonableness)
bukan pada alasan hubungan fisiknya .
Keterbatasan Pengakuan Laba
a. Konservatisme
b. Materialitas
KUALITAS LABA, MANAJEMEN LABA, DAN PELAPORAN KEUANGAN YANG
MENGANDUNG KECURANGAN.
Kualitas Laba
Kualitas laba merupakan kemampuan laba dalam laporan keuangan untuk
menjelaskan kondisi laba perusahaan yang sesungguhnya sekaligus digunakan dalam
memprediksi laba dimasa depan. Laba yang berkualitas menunjukkan keoptimisan yang
dapat memprediksi laba selanjutnya. Laba akuntansi dipengaruhi oleh kebijakan dan metode
pengakuakan pendapatan, kebutuhan untuk menandingkan pendapatan dengan beban pada
periode tertentu, dan penilaian manajemen yang kesemuanya dapat mengurangi manfaat dari
informasi laba tersebut.
Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan aspek lain dari masalah kualitas laba. Manajemen laba
(earnings management) didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pejabat korporat
untuk memengaruhi laba jangka pendek yang dilaporkan.
Suatu kajian menemukan bahwa manajemen laba terjadi karena berbagai alasan,
termasuk memengaruhi pasar saham, meningkatkan kompensasi manajemen, mengurangi
kemungkinan pelanggaran perjanjian pinjaman, dan menghindari intervensi dari para
regulator pemerintah.
Pada tahun 1998, Arthur Levitt, mantan ketua SEC, Menguraikan lima teknik
manajemen laba yang disebutnya mengancam integritas pelaporan keuangan , yaitu :
1. Take a bath
2. Creative acquisition accounting
3. “Cookie Jar” reserves
4. Penyalahgunaan konsep materialitas
5. Pengakuan pendapatan yang tidak tepat

Pertanyaan BAB 5
 Mengapa beberapa penulis mengajukan konsep dasar yang berbeda-beda baik isinya
maupun banyaknya?
Jawab :
Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber
atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang isinya
berbeda-beda, hal ini tentu saja dilatarbelakangi oleh karakteristik lingkungan tempat
atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan penulis tersebut.

 Jelaskan bentuk pengakuan suatu pendapatan lalu jelaskan dua kriteria pengakuan
pendapatan!
Jawab :
Bentuk pengakuan pendapatan ada dua, yaitu:
a. Telah terealisasi (realized), yaitu bila terjadi transaksi pertukaran antara barang yang
dihasilkan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas atau ada kepastian
akan segera terealisasi (realizable). Syaratnya: 1) memiliki harga per unit yang pasti,
2) mudah untuk dijual.
b. Pendapatan telah terbentuk (earned), yaitu bila kegiatan menghasilkan barang dan jasa
telah berjalan dan secara substansial telah selesai.
Kriteria pengakuan pendapatan :
a. Bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset. Pendapatan baru dapat
diakui bilamana jumlah rupiah pendapatan terealisasi. Pendapatan dapat dikatakan
terealisasi bilamana telah terjadi transaksi pertukaran-pertukaran produk atau jasa
hasil kegiatan perusahaan dengan klaim untuk menerima kas.
b. Biaya atau nilai dapat diukur dengan keandalan. Pendapatan baru dapat diakui
bilamana pendapatan tersebut terhimpun atau terbentuk.

 Tepatkah dikatakan bahwa biaya disebut sebagai beban pendapatan?


Jawab :
Ya, karena biaya adalah penurunan aset. Serta pada konsep upaya dan hasil biaya
merupakan biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa
pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil tanpa upaya. Secara konseptual,
pendpatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
BAB 6
(Laporan Keuangan 1: Laporan Laba Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain)
Elemen-elemen Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
 Pendapatan (Revenue)

Arus masuk atau peningkatan aset lainnya dari suatu entitas atau penyelesaian
liabilitasnya (atau kombinasi keduanya) selama periode pengiriman atau produksi
barang-barang, penyediaan jasa, maupun aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama atau besar dari entitas yang sedang berjalan.
 Keuntungan (Gain)

Kenaikan dalam aset neto dari transaksi periferal atau insidental suatu entitas dan dari
semua transaksi lainnya, serta peristiwa dan keadaan lain yang mengaruhi entitas
selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
 Beban (Expense)

Arus keluar maupun penggunaan aset atau timbulnya lainnya (atau kombinasi
keduanya) selama periode pengiriman atau produksi barang-barang, penyediaan jasa,
maupun dilakukannya aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau
besar dari entitas yang sedang berjalan.
 Kerugian (Loss)

Penurunan dalam aset neto dari transaksi periferal atau insidental suatu entitas, dan
dari semua transaksi lainnya, serta peristiwa dan keadaan lain yang memengaruhi
entitas selama satu periode kecuali dari beban atau distribusi kepada pemilik.

APB Opinion No. 9


Kajian APB mengungkapkan bahwa para manajer perusahaan melakukan banyak
pertimbangan saat menentukan pendapatan dan beban, serta keuntungan dan kerugian yang
akan disertakan di dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atas laporan
saldo laba.
Kajian APB tentang penyalahgunaan pelaporan ini dan tinjauan umumnua terkait
seluruh sifat laba rugi membuat dikeluarkannya APB Opinion No. 9 “Pelaporan Hasil-hasil
Operasi” Pendapat ini mengambil posisi tengah di antara konsep kinerja operasi saat ini dan
konsep inklusif dengan menyatakan bahwa laba neto harus mencerminkan semua komponen
laba rugi yang diakui selama periode tersebut, dengan pengecualian dari penyesuaian periode
sebelumnya.
Laba dari Operasi yang Berkelanjutan
Jumlah yang diungkapkan untuk memperoleh laba dari operasi yang berkelanjutan
adalah pendapatan dan beban perusahaan yang normal dan berulang. Angka laba yang
dihasilkan mempresentasikan jumlah yang diperkirakan akan terulang di masa depan sering
kali disebut sebagai pendapatan perusahaan yang berkelanjutan.
Pendapatan berkelanjutan adalah jumlah yang seharusnya digunakan oleh investor
sebagai titik awal untuk memprediksi laba di masa depan Selain itu, jumlah pajak
penghasilan yang diungkapkan di bagian awal laporan laba rugi da penghasilan komrehensif
lain ini adalah jumlah pajak penghasilan yang akan dilaporkan perusahaan jika tidak ada
komponen pendapatan yang tidak berulang yang terjadi.
Komponen Pendapatan yang tidak berulang
1) Operasi yang dihentikan

Terkait hasil penerapan APB Opinion No. 9 oleh berbagai entitas telah
mengungkapkan beberapa penyalahgunaan pelaporan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan
telah melaporkan hasil penghentian aset-aset segmen sebagai periode penghentian sebagai
pendapatan biasa. Dalam APB Opinion No. 30, APB menyimpulkan bahwa kriteria tambahan
diperlukan untuk mengidentifikasu segmen bisnis yang dihentikan. Pernyataan ini
mensyaratkan penyajian terpisah dari hasil operasi dari segmen yang dihentikan dan
keuntungan atas kerugian dari penjualan aset untuk segmen yang dihentikan termasuk setiap
keuntungan atau kerugiaan operasi selama periode penghentian. informasi ini perlu bagu para
pengguna untuk memungkinkan mereka mengevaluasi operasi masa lalu dan memperkirakan
operasi di masa depan dari suatu entitas bisnis.
2) Perubahan Akuntansi

Perusahaan dapat mengubah metode dan asumsi akuntansi yang mendasari keuangan
pernyataan karena alasan tertentu. Kadang-kadang, metode akuntansi diubah karena standar
akuntansi baru. Di lain waktu, metode akuntansi dan / atau asumsi adalah diubah untuk lebih
mencerminkan aktivitas atau kondisi bisnis yang berubah. Juga, manajer kadang-kadang
mengubah metode akuntansi dan / atau asumsi untuk keuangan window-dress pernyataan,
khususnya untuk mengelola pendapatan.
Standar akuntansi membedakan antara empat jenis perubahan akuntansi:
 Perubahan dalam prinsip akuntansi

Berdasarkan ketentuan awal dari APB Opinion No. 20 ketika prinsip akuntansi diubah
maka hal ini berarti perusahaan menyajikan laporan keuangan yang diterbitkan yang
bersifat kumulatif sebagaimana yang ditunjukkan sebagai komponen dari laba neto
untuk periode dimana perubahan tersebut terjadi.. Persyaratan ini dibutuhkan untuk
menentukan perubahan tahunan dalam laba neto atas semua periode sebelumnya.
 Perubahan dalam estimasi akuntansi

Perubahan ini ditangani secara prospektif. Mereka tidak memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya. Perubahan-perubahan ini dicatat pada
periode terjadi perubahan atau jika lebih dari satu periode yang dipengaruhi, baik
dalam periode terjadinya perubahan maupun dimasa mendatang.
 Perubahan dalam entitas pelaporan

Perubahan ini harus diungkapkan secara retroaktif dengan menyatakan kembali semua
laporan keuangan yang disajikan seolah-olah unit pelaporan baru telah ada pada saat
laporan tersebut pertama kali disusun. Hal ini berarti laporan keuangan yang
diterbitan sebelumna disusun kembali untuk mecerminkan hasil dari perubahan entitas
pelaporan.
 Kesalahan

Definisi kesalahan adalah Penyesuaian periode sebelumnya. Pada periode di mana


kesalahan ditemukan, sifat kesalahan dan pengaruhnya terhadap laba operasi laba
neto, dan jumlah per lembar saham yang terkait harus diungkapkan.
Laba per Lembar Saham
Analis, investor, dan kreditur sering kali mencari sejumlah cara untuk
mengikhtisarkan kinerja perusahaan ke dalam satu angka, beberapa cara yang cepat dan
efisien untuk membandingkan kinerja perusahaan-perusahaan. Perhitungan dan
pengungkapan laba per lembar saham memenuhi tujuan dengan memungkinkan para
pengguna laporan keuangan mengevaluasi kinerja perusahaan melalui satu angka.
EPS Dasar
Tujuan EPS Dasar adalah mengukur kinerja perusahaan selama periode pelaporan dari
perspektif pemegang saham biasa. EPS dasar dihitung dengan membagi laba yang tersedia
bagi pemegang saham biasa dengn jumlah rata-rata tertimbang atas jumlah saham yang
beredar selama periode tersebut.
EPS yang Terdilusi
Tujuan dari EPS yang terdilusi adalah mengukur kinerja perform perusahaa selama
periode pelaporan dari perspektif pemegang saham biasa seolah-olah elaksanaan atau
konversi sekuritas yang berpotensi terdilusi benar-benar terjadi.
Opsi beli dan waran
Opsi beli dan waran memberi hak kepada pemegang untuk membeli bagian saham
perusahaannya dengan harga opsi ( pelaksanaan atau kesepakatan) yang ditentukan
sebelumnya. Dalam pelaksanaan opsi saham dan wwaran tertentu, pemegang menerima
bagian saham biasa dalam bentuk uang tunai.
Opsi jual tertulis
Opsi ini mengharuskan entitas pelaporan untuk membeli kembali bagian saham ang
dimilikinya pada harga yang telah ditentukan sebelumnya.
Sekuritas konversi
Sekuritas (biasanya obligasi atau saham preferen) yang dapat dikonversi menjadi
sekuritas lain (biasanya saham biasa) pada nilai tukar yang telah ditentukan sebelumnya.
Saham yang dapat diterbitkan secara kontingensi
Saham yang dapat diterbitkan secara kontingensi adalah saham yang entitasnya
bergantung pada pemenuhan kondisi tertentu, seperti mencapai tingkat laba tertentu atau
harga pasar dari saham biasa dimasa depan.
Laba Komprehensif
Merupakan total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selamasatu periode,
yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal
dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba komprehensif terdiri atas seluruhperubahan aktiva
bersih yang berasal dari transaksi operasi. IFRS mensyaratkan laporan laba rugi
komprehensif menjadi pernyataan terpisah dari laporan laba rugi, serta merupakangabungan
laporan laba rugi dengan pendapatan komprehensif
Usulan format untuk laporan laba komprehensif
Usulan mengadopsi satu format laporan laba komprehensif yang menggabungkan
elemen elemen laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan komponen
komponen penghasilan komprehensif lainnya.
komponen komponen penghasilan komprehensif lainnya akan disajikan dalam bagian
terpisah mengikuti elemen elemen laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
format penyajian ini mencantumkan sup total laba netto dan total laba komprehensif dalam
periode tersebut.
format penyajian alternatif ini memungkinkan komponen komponen penghasilan
komprehensiflainnya untuk disajikan dalam salah satu dari tiga cara pada laporan Terpisa
laporan laba komprehensif gabungan atau laporan perubahan Ekuitas pemegang saham -
dihilangkan
Nilai Laba Koporat
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain memungkinkan para
penggunanya mengevaluasi kinerja perusahaan saat ini, memperkirakan kinerja masa
depannya dan memprediksi arus kas masa depan. Analisis keuagan dari laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain perusahaanpada kinerja operasi perusahaan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaansebagai berikut:
1. Apakah sumber-sumber pendapatan perusahaan yang utama?
2. Apakah pendapatan perusahaan berkelanjutan?
3. Apakah rasio laba bruto perusahaan?
4. Apakah margin laba operasi perusahaan?
5. Apakah hubungan di antara laba dan harga pasar dari saham perusahaan?

Sumber pendapatan
Banyak korporasi terbesar sangat terdiversifikasi yang mana berarti mereka menjual
berbagai produk. Setiap produk tersebut memiliki masing-masing tingkat profitabilitas pada
pertumbuhan yang diharapkan, dan tingkat risiko. Salah satu ukuran tingkat risiko adalah
ketergantungan perusahaan pada para pelanggan utama. Jika pendapatan perusahaan dari satu
pelanggan sama dengan atau lebih besar 10 persen dari total pendapatannya, mulai tersebut
harus diungkapkan. Sebagai contoh, Hershey mengungkapkan informasi berita terkait
pelanggan utama di dalam laporan tahunannya tahun 2014
Keberlanjutan pendapatan
Keberlanjutan pendapatan perusahaan dapat dinilai dengan menganalisis tren
pendapatannya dari waktu ke waktu dan meninjau Diskusi dan Anal (Management's
Discussion and Analysis--MD&A).
Diskusi dan Analisi Manajemen
Bagian Diskusi dan Analisis Manajemen dalam laporan tahunan perusahaan dapat
memberikan informasi yang bergarga terkait keberlanjutan laba perusahaan dan biaya-biaya
yang terkait dengan SEC mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk mengungkapkan setiap
perubahan atau potensi perubahan dalam pendapatan dan beban agar dapat membantu
mengevaluasi kemungkinan adanya penyimpangan dari periode ke periode.
Analisis Laba Bruto
Variasi dalam penjualan, beban pokok penjualan, dan pengaruhnya terhadap laba
bruto. Analisis ini dapat ditingkatkan dengan memisahkannya ke dalam beberapa lini produk.
Perubahan tahunan dalam laba bruto disebabkan oleh perubahan volume penjualan,
perubahan harga jual per unit, dan perubahan biaya perunit.Persentase laba bruto perusahaan
dihitung sebagai berikut:
Presentase Laba Bruto = Laba Bruto
Penjualan Netto
Analisis Laba Netto
Presentase laba netto perusahaan yang merupakan indikator atas efektivitas kinerjanya
secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara
Presentase laba netto = Laba netto
Penjualan netto
Internasional Accounting Standards
Selain menerbitkan IAS No. 33 tentang laba per lembar saham, Internation Standards
Board juga:
1. Mendefinisikan kinerja dan laba di dalam "Kerangka untuk PenyusunanLaporan
Keuangan (Framework for the Preparation and Presentation of Financial statements)
2. Membahas tujuan dan informasi yang akan disajikan pada laporan laba penghasilan
komprehensif lain di dalam IAS No. 1. "Penyajian Laporan Keuangan(Presentation of
Financial Statements).
3. Membahas beberapa komponen laporan laba rugi dan penghasilan komprehenditlain
di dalam amandemen IAS No. 8, yang saat ini berjudul "Kebijakan Akuntansi
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan (Accounting Policies,
ChanterinAccounting Estimates and Errors).“
4. Amandemen IAS No. 33,
5. Membahas penyajian dan pengungkapan yang diperlukan atas operasi yang
dihentikandalam IFRS No. 5, "Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yangDihentikan (Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued
Operations)“
6. Menerbitkan amandemen untuk IAS No. 1 yang terkait dengan laba komprehensif
KERANGKA UNTUK PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam pembahasan mengenai kinerja, IASB mencatat bahwa keuntungan digunakan
untuk mengukur kinerja atau sebagai dasar untuk tindakan lain, seperti imbal hasil atas
investasi return on investment) atau laba per lembar saham (earnings per share).
 IAS No 1

IAS No 1 yang bertujuan menentukan dasar penyajian bagi laporan keuangan


bertujuan umum, memastikan adanya perbandingan, baik dengan laporan keuangan
entitas priode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.
 IAS No 33

Tujuan IAS No. 33 adalah mendeskripsikan prinsip prinsip untuk menentukan dan
menyajikan jumlah laba per lembar saham demi meningkatkan perbandingan kinerja
diantara entitas entitas yang berbeda dalam periode pelaporan yang sama dan di
antara periode periode pelaporan yang berbeda untuk entitas yang sama. Hal ini
berlaku bagi sejumlah entitas yang sukuritasnya diperdagangkan secara publik
 IFRS No 5

IFRS No. 5, "Aset Tidak Lacar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan (Non Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations),"
menggantikan IAS No. 35 Operasi yang diihentikan (Discontinuing Operations)." Ini
menguraikan perlakuan akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki utuk dijual
(atau untuk di distribusi kepada pemilik)
 AMANDEMEN IAS NO. 1

Sebelumnya telah diterbitkan draf eksposur yang mengusulkan keharusan menyajikan


penghasilan komprehensif lainnya dalam satu laporan keuangan, tetapi para
responden dari draf eksposur tersebut berpendapat bahwa perubahan tersebut terlalu
kontroversial untuk disertakan dalam amandemen akhir. Konsekuensinya,
amandemen IAS No. I memungkinkan adanya pendekatan satu laporan atau dua
laporan sesuai pilihan entitas dan hanya merevisi cara penghasilan komprehensif
lainnya disajikan mengharuskan adanya subtotal yang terpisah untuk elemen-elemen
yang dapat didaur ulang, seperti lindung nilai arus kas, translasi mata uang asing, dan
elemen-elemen yang tidak akan memiliki nilai wajar melalui komponen-komponen
penghasilan komprehensif lainnya berdasarkan IFRS No. 9
Pertanyaan BAB 6
 Apakah IAS 1 berlaku untuk penyusunan pada laporan keuangan konsolidasi,
kuarteratau semesteran ?
Jawab :
Standar ini berlaku sama untuk semua entitas, termasuk yang menyajikan
laporankeuangan konsolidasi sesuai dengan IFRS 10 Laporan Keuangan
Konsolidasian dan yangmenyajikan laporan keuangan tersendiri ini sesuai dengan
IAS 27 Laporan KeuanganTersendiri.Namun standar ini tidak diterapkan untuk
struktur dan isi dari laporan keuangan interimringkas yang disusun sesuai dengan IAS
34 Laporan Keuangan Interim. Namun, untukKetentuan Umum (Penyajian secara
wajar dan kepatuhan terhadap IFRS, KelangsunganUsaha, Dasar Akrual, Material dan
Agregasi, serta Saling hapus ) dalam IAS 1 juga berlakuuntuk laporan tersebut.

 Apa syarat-syarat diakuinya pendapatan atau revenue?


Jawab :
Paling tidak ada 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi agar bisa diakui sebagai renevue,
yaitu:
o Keterukuran nilai aset (measurability of asset value)
o Adanya suatu transaksi (existence of transaction)
o Proses pengumpulan secara substansial sudah selesai (substantial completion
of the earning process)

 Apakah semua entitas yang menyusun laporan keuangan harus menerapkan IAS 1?
Jawab :
Standar ini lebih cocok untuk entitas profit oriented, termasuk badan usaha
sektorpublic (BUMN).Misal perusahaan go public (Public Listed Company ), entitas
menguasai aset dalamkapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitasasuransi, pialang.Jika entitas non profit di sektor swasta atau
sektor publik menerapkan standar ini,mereka mungkin perlu untuk mengubah
deskripsi yang digunakan untuk pos tertentudalam laporan keuangan atau laporan
keuangan itu sendiri.Demikian pula, entitas yang tidak memiliki ekuitas sebagaimana
didefinisikan dalam IAS32 Instrumen Keuangan: Penyajian (misalnya beberapa
perusahaan pengelola reksadana) dan entitas yang modal sahamnya bukan ekuitas
(misalnya beberapa koperasi)mungkin perlu menyesuaikan penyajian laporan
keuangan anggota atau pemegang unitpenyertaan kepentingan. Sebenarnya IFRS telah
mengeluarkan IFRS SME “Small Medium Entity” atau di IndonesiaSAK ETAP untuk
entitas "UKM”. Untuk Indonesia ada pula SAK Syariah.
BAB 7
(LAPORAN KEUANGAN II: LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN
ARUS KAS)

LAPO RAN POSISI KEUANGAN


Laporan posisi keuangan harus mengungkapkan kekayaan perusahaan pada suatu
waktu tertentu. Kekayaan (wealth) didefinisikan sebagai nilai sekarang dari semua sumber
daya dikurangi nilai sekarang dari semua kewajiban
Banyak metode yang saat ini digunakan untuk mengukur perubahan pada masing-
masing komponen yang merupakan elemen Iaporan posisi keuangan. Pengukuran ini dapat
diikhtisarkan sebagai berorientasi masa lalu-historis; berorientasi saat ini-nilai penggantian;
dan berorientasi masa depas perkiraan nilai.
Biaya Historis atau Curent Cost?
● Biaya Historis :
● Biaya sifatnya objektif dan dapat diverifikasi. Biaya historis tidak didasarkan pada
estimasi subjektif: melainkan, merupakan hasil dari nilai yang disepakati oleh pembeli
dan penjual dalam transaksi yang wajar (arm's-length transaction).
● Biaya historis sebenarnya merepresentasikan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas di
masa depan pada saat pertukaran terjadi. Selain itu juga dapat dikatakan bahwa
akuntan memiliki peran penatalayanan, dan karenanya ukuran-ukuran biaya pada
sumber daya aktual yang dipertukarkan, relevan bagi para pembaca laporan keuangan.
● Penentang biaya historis berpendapat bahwa nilai dapat berubah seiring waktu, yang
mana konsekuensinya, biaya historis dapat kehilangan relevansinya sebagai dasar
penilaian.
Curent Cost
PRO :
● Mencerminkan kondisi saat ini dan karenanya merepresentasi kan nilai kini bagi
perusahaan.
KONTRA :
● Nilai kini mungkin tidak tersedia untuk semua elemen dan pencatatan nilai kini akan
menghasilkan pencatatan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi di laporan
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
● Ekspektasi bahwa arus kas masa depan yang terkait sulit untuk untuk diperkirakan,
penentuan waktu arus kas ini tidak pasti, dan tingkat diskonto yang sesuai sulit untuk
dipastikan depan ini
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN POSISI KEUANGAN
ASET
Aset Lancar
● Menurut Committee on Accounting Procedure aset lancar adalah aset yang dapat
secara wajar diekspektasikan untuk direalisasikan dalam bentuk kas, dijual, atau
dikonsumsi selama siklus operasi bisnis yang normal atau satu tahun, tergantung
mana yang lebih lama.

● Aset lancar disajikan pada laporan posisi keuangan sesuai urutan likuiditasnya dan
umumnya termasuk kas, setara kas, investasi sementara, piutang, persediaan, dan
beban dibayar dimuka.
Dua permasalahan muncul ketika berupaya untuk mengklasifikasikan aset sebagai aset
lancar:
● Periode waktu selama aset tersebut akan dikonsumsi dan teknik penilaian yang tepat.
● Prosedur penilaian yang terkait dengan masing-masing komponen mungkin sesuai
ketika dilakukan sendiri-sendiri, tetapi ketika semua komponen dijumlahkan untuk
memperoleh nilai yang disebut total aset lancar (total current assets), sulit untuk
menginterpretasikan hasilnya.
Investasi
Semua investasi dalam sekuritas ekuitas dicatat dengan metode biaya ketika tidak
memiliki nilai wajar yang dapat ditentukan. Sekuritas ekuitas yang nilai wajarnya dapat
ditentukan akan dilaporkan pada nilai wajar, sementara perubahan nilai wajarnya akan
dilaporkan sebagai pendapatan.
Kewajiban yang likuidasinya sangat diharapkan membutuhkan penggunaan sumber
daya yang ada secara tepat yang diklasifikasikan sebagai aset lancar atau menciptakan
liabilitas jangka pendek lainnya.
Liabilitas Jangka Panjang dan Liabilitas Lainnya
● Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang tidak akan membutuhkan
penggunaan aset lancar dalam tahun berjalan atau siklus operasi. Kewajiban-
kewajiban ini termask obligasi, wesel, hipotek, dan kewajiban sewa modal, yang
mana pada awalnya dinilai sebesar jumlah yang dapat diterima oleh entitas yang
menanggung kewajiban tersebut.
● Pendapatan tangguhan diukur pada biaya historis dan tetap pada jumlah tersebut
sampai situasi yang menyebabkannya untuk dicatat telah berbalik.
● Liabilitas kontingensi yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan diukur sebagai
estimasi terbaik atas kerugian di masa depan yang diyakini entitas akan terjadi.
Penilaian Liabilitas
Sebagian besar pengukuran liabilitas jangka pendek mengabaikan nilai waktu dari
uang. Sebaliknya, pengukuran awal dari sebagian besar liabilitas jangka panjang setara
dengan nilai sekarang dari pembayaran di masa depan yang didiskontokan pada tingkat
pengembalian yang ada pada tanggal emisi.
EKUITAS
 Saham Biasa

Saham biasa diukur dengan biaya historis-jumlah yang diterima dari para investor
ketika saham diterbitkan.
 Saham Preferen

Saham-saham ini umumnya memiliki preferensi terkait dividen, dan jumlah dividen
yang dinyatakan harus dibayarkan ke para pemegang saham. Dan juga diukur dengan
biaya historis.
 Saham Treasuri

Membeli kembali saham yang beredar agar dapat mengurangi ekuitas pemegang
sahamnya. dan biasanya dilaporkan dengan biaya historis yang dibayarkan untuk
memperolehnya kembali.
 Pengukuran Ekuitas

Didasarkan terutama pada pengukuran aset dan liabilitas tertentu. Transfer aset ke b
eban dan timbulnya liabilitas menentukan pengukuran atas perubahan ekuitas.
 Pengukuran Nilai Wajar

Pada bulan September 2007, FASB menerbitkan SFAS No. 157, "Pengukuran Nilai
Wajar (Fair Value Measurements)“. Alasan di balik SFAS No. 157 adalah bahwa
GAAP sebelumnya telah memuat definisi yang tidak konsisten dan hanya merupakan
pedoman penerapan yang terbatas untuk pengukuran nilai wajar.
SFAS No. 157 mendefinisikan nilai wajar (fair value) sebagai "harga yang akan
diterima saat menjual aset atau membayar transfer liabilitas dalam suatu transaksi
yang tersusun di antara para pelaku pasar pada tanggal pengukuran." Definisi ini
didasarkan pada harga keluar (exit price). Terkait aset, nilai wajar adalah harga yang
dikenakan jika aset tersebut akan dijual.
 Hierarki Nilai Wajar

SFAS No. 157 menetapkan hierarki yang mana peringkat-peringkat terkait kualitas
dan reliabilitas informasi digunakan untuk menentukan nilai wajar. SFAS No. 157
mensyaratkan adanya pengungkapan yang terpisah atas komponen-komponen yang
diukur pada nilai wajar secara berulang
 Usulan Format Laporan Posisi Keuangan

Penyajian Laporan Keuangan FASB-LASB-FASB-IASB Financial Statement


Presentation Project. Usulan ini tidak lagi mengelompokkan aset dan liabilitas ke
dalam kategori-kategori terpisah di laporan posisi keuangan; melainkan, usulan ini
mengelompokkan aset danliabilitas secara bersama-sama di bawah kategori aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan
1. Dewan mengusulkan untuk memisahkan lebih lanjut aset dan liabilitas ke dalam
setiap kategori menjadi jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan kerangka
waktu satu tahun yang akan menggeser perbedaan saat ini di antara aset lancar dan
aset tidak lancar. serta liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang dalam
kurun waktu satu tahun atau kriteria siklus operasi yang dimiliki.
2. Dewan juga mengusulkan bahwa setara kas dianggap sama dengan investasi jangka
pendek dan disajikan secara terpisah dari kas.
MENGEVALUASI POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN
Para investor dan analis sekuritas memonitor kinerja perusahaan dengan
menggunakan rasio rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan mengevaluasi hubungan di antara
elemen-elemen laporan keuangan .
 Laporan Arus Kas

Sebelum tahun 1971, lapiran laba rugi dan penghasilan komrehensif lain dan posisi
keuangan adalah laporan yang disyaratkan didalam GAAP. Tetapi setelah itu banyak
perusahaan yang menyertakan tambahan pelaporan yanng relevan dengan pengukapan
keputusan ekonomi, yakni laporan sumber dan penggunaan dana dimana selanjutnya
akan berkembang menjadilaporan arus kas sekarang
 APb opinions No.19
1. 1.Laporan tersebut disusun sedemikian rupa untukmenunjukan posisikeuangan
dalambentuk kas,aset sementara, aset cepat,dan modal kerja selama halitu
menggunakan konsep semua sumber daya keuangan dan memeberikan gambaran ang
paling berguna.
2. Dalam settiap kasus, laporan harrus mengungkap perubahan netto dalam kas, investasi
sementara,aset cepat,modl kerja,tergantung pada bentuk penyajian.
3. 3.Harus mengungkapkan pengeluaran untuk jangka panjang,hasil netto dr penjualan
aset jangka panjang menerbitkan dan mebayar kembali utang, menrbitkan atau
membeli kembali modal.

 Informasi arus kas

Arus kas masuk dan arus kas keluar dari bisnis adalah hal yang paling penting
investor.penyajian data arus kas dierlukan untuk mengevaluasi
likuiditas ,solvabilitas,dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
 Tujuan arus kas

Tujuan utama darilaporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selam satu periode
 Format laporan

Laporan arus kas melaporkan sejumlah perubahan selama periode akuntansi dalam
bentuk kas dan setara kas dalamarus kas aktivitas operasi,arus kas dari investasi dan
arus kas pendanaan.
o Arus kas dari aktivitas operasi (SFAS NO 95)
o Arus kas dari aktivitas investasi
o Arus kas dari aktivitas pendanaan.

Usulan format baru yakni dengan bagian judul bisnis, operasi, investasi, pendanaan,
pajak penghasilan, opersi dihentikan dan ekuitas.
Analisis keuangan dari informasi arus kas.
"Hal yang perlu ditekankan untuk analisis ialah pelaporan keuangan harus
memberikan informasi yang dapat membantu investor,kreditur dan pihak lain dalam menilai
jumlah, penentuan waktu, dan ketidak pastian arus kas prospektif ke terkait”
Internasional accounting standars
• IAS NO 1 yang direvisi
• IAS NO 7
• IFRS NO 13
Pertanyaan BAB 7
 Sebutkan komponen-komponen ekuitas pemegang saham dan tunjukkan hubungan
antara komponen tersebut!
Jawab :
Komponen-komponen ekuitas pemegang saham adalah dari segi riwayat terjadinya
dan sumbernya , ekuitas pemegang saham diklasifiaksikan atas dasar dua komponen
penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal
saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal setoran
tambahan (additional poud in capital), dan komponen lain yang merefleksikan
transaksi pemilik.
 Secara konseptual, apa perbedaan antara kewajiban dan ekuitas!
Jawab:
Kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomi masa datang sedangkan ekuitas
adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
 Sebutkan apa yang dimaksud dengan aset dan tiga karakteristik penting dari aset
menurut statement of financial accounting concept no.16!

Jawab :
Aset adalah manfaat ekonomis masa datang yang cukup pasti atau diperoleh / dikuasai
oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Tiga karakteristik utama
yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset adalah:
a. Manfaat ekonomis yang datang cukup pasti; uang atau kas mempunyai manfaat atau
potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai
manfaat ekonominya karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jaa, karena
dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan
untuk melunasi kewajiban.

b. Dikuasai / dikendalikan entitas; penguasaan di sini berarti kemampuan entitas untuk


mendapatkan, memelihara / menahan, menukarkan / menggunakan manfaat
ekonomiknya dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut.

c. Timbul akibat transaksi masa lalu; penguasaan harus didahului oleh transaksi atas
kejadian ekonomi. Transaksi dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan
(mengurangi) aset.

Anda mungkin juga menyukai