NPM : C1C019107
Mata kuliah : Teori Akuntansi (UTS)
BAB I
(PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI)
Webster mendefinisikan teori sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang
dapat diterapkan dalam berbagai kondisi, suatu sistem yang terdiri atas sejumlah asumsi, prinsip dan
aturan yang dapat diterima terkait prosedur untuk menganalisis, memprediksi, maupun menjelaskan
sifat dasar suatu perilaku dari serangkaian fenomena tertentu. Tujuan dari teori adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi. Teori dapat digambarkan, baik sebagai teori normatif maupun teori
positif. Teori normatif menjelaskan sesuatu yang seharusnya, sedangkan teori positif menjelaskan apa
yang ada.
Kebutuhan untuk menyimpan catatan secara akurat baru muncul di era Renaisans, sekitar
tahun 1300-1500, ketika bangsa Italia sedang giat mengusahakan perdagangan dan perniagaan.
Pedagang-pedagang Italia meminjam sistem angka bangsa Arab dan dasar-dasar aritmatika, serta
mengembangkan kecenderungan ke arah sistem pembukuan pencatatan berganda (double-entry
bookkeeping system) yang kita gunakan sekarang. Double-entry bookkeeping memungkinkan
organisasi bisnis untuk menyimpan catatan yang lengkap atas sejumlah transaksi, yang mana pada
akhirnya berujung pada kemampuan untuk menyusun laporan keuangan.
Sampai abad ke-19, pembukuan telah meluas menjadi akuntansi, selain itu muncul konsep
bahwa kontribusi awal pemilik ditambah atau dikurangi dengan laba atau rugi menunjukkan nilai
kekayaan bersih. Faktor lain yang memengaruhi perkembangan akuntansi selama abad ke-19 adalah
evolusi ventura bersama menjadi korporasi bisnis di Inggris. Selama periode ini, perdagangan
berkembang di Amerika Serikat dan sampai akhir abad ke19, Revolusi Industri muncul dengan
menyertakan kebutuhan terhadap prosedur dan standar akuntansi yang lebih formal. Laporan awal
yang diterbitkan pada tahun 1900 menyatakan bahwa profesi akuntan publik yang independen harus
dibentuk untuk mengurangi penyelewengan pada korporasi yang diamati. Permasalahan penting
dalam akuntansi di awal tahun 1900-an adalah pengembangan teori yang dapat mengatasi
penyelewengan korporasi yang terjadi di masa itu, dan munculnya pengelolaan modal sebagai suatu
konsep.
Kuartal terakhir abad ke-19 merupakan periode perubahan ekonomi yang memberikan
stimulan untuk dibentuknya profesi akuntan di Amerika Serikat. Institute of Accountants of New
York yang dibentuk pada tahun 1882 adalah organisasi akuntan profesional yang pertama. Pada tahun
1887, organisasi nasional, yakni American Association of Public Accountants (AAPA) dibentuk.
Tujuan kedua organisasi tersebut adalah untuk memperoleh pengakuan legal atas praktik akuntansi
publik. Pada tahun 1902, didirikan Federation of Societies of Public Accountants di Amerika Serikat.
Selanjutnya, pada tahun 1904, United States International Congress of Accountants diselenggarakan
dan menghasilkan penggabungan (merger) di antara AAPA dan Federation of Societies of Public
Accountants menjadi American Association of Public Accountants. Tahun 1916, setelah satu dekade
terjadi perselisihan antarfraksi yang sengit, kelompok ini kemudian dirombak menjadi American
Institute of Accountants (AIA).
Dua bagian paling penting dari legislasi Kongres yang disetujui pada waktu itu adalah
Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 yang menetapkan adanya
Securities and Exchange Commission (SEC). Dari tahun 1936 sampai tahun 1938, SEC terlibat dalam
perdebatan internal terkait perlu atau tidaknya mengembangkan standar akuntansi. Walaupun William
O. Douglas tidak setuju, pada tahun 1938, SEC memutuskan dalam Accounting Series Release (ASR
No. 4) untuk mengizinkan prinsip-prinsip akuntansi diatur dalam sektor swasta. ASR No. 4
menyebutkan bahwa laporan yang diberikan kepada SEC harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang memiliki “dukungan otoritatif yang substansial. Pada awal tahun 1936, AIA
bergabung dengan American Society of Certified Public Accountants untuk membentuk organisasi
yang lebih besar yang diberi nama American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).
Organisasi ini semakin berpengaruh dalam pengembangan teori akuntansi.
CAP relatif tidak aktif selama dua tahun pertamanya sejak didirikan, namun menjadi lebih
aktif dalam merespons ASR No. 4 yang dikeluarkan oleh SEC. Dengan dikeluarkannya ASR No. 4
tersebut, CAP memperoleh pengakuan de facto sebagai sumber yang mendapatkan dukungan
otoritatif yang substansial, dan salah satu dari respons pertamanya adalah memperbanyak jumlah
anggotanya yang semula hanya tujuh orang menjadi dua puluh satu orang. Salah satu permasalahan
awal yang dibahas oleh CAP adalah penggunaan model akuntansi biaya historis. Hal lain yang
menjadi kontroversi adalah dampak inflasi terhadap keuntungan (profit) yang dilaporkan.
Pada tahun 1959, AICPA merespons kemungkinan kelemahan CAP dengan membentuk
Accounting Principles Board (APB). Tujuan badan ini adalah untuk mengembangkan pernyataan
tertulis dari Generally Accepted Accounting Practices (GAAP), mempersempit sejumlah perbedaan
dari praktik yang sesuai, dan untuk membahas isu-isu kontroversial yang belum terselesaikan.
Penambahan anggota APB dari tujuh belas orang menjadi dua puluh satu orang utamanya dipilih dari
profesi akuntan, tetapi juga menyertakan individu-individu yang merupakan pelaku industri,
pemerintahan, dan akademisi.
APB kemudian dihadapkan pada keputusan mengenai bagaimana perusahaan harus mencatat
dan melaporkan pengaruh dari kredit pajak investasi. Hal tersebut mempertimbangkan dua
pendekatan alternatif, yakni:
1. Metode flow-through yang memperlakukan kredit pajak sebagai pengurang beban pajak
penghasilan pada tahun terjadinya.
Sampai akhir tahun 1960-an, kritik terhadap pengembangan prinsip-prinsip akuntansi kembali
muncul. Kritik tersebut dipusatkan pada faktor-faktor berikut:
1. Independensi dari para anggota APB. Individu-individu yang menjadi anggota Dewan
memiliki tanggung jawab penuh di tempat lain yang dapat saja memengaruhi pandangan
mereka terhadap masalah-masalah tertentu.
2. Struktur Dewan APB. Delapan kantor akuntan publik terbesar (pada saat itu) secara
otomatis mendapatkan satu posisi sebagai anggota dalam dewan dan biasanya terdapat lima
atau enam akuntan publik lainnya pada keanggotaan APB.
Struktur FASB adalah sebagai berikut. Dewan penasihat yang dipilih oleh berbagai organisasi
yang anggotanya memiliki pengetahuan khusus dan ketertarikan dalam pelaporan keuangan.
Organisasiorganisasi yang awalnya dipilih untuk memilih penasihat adalah American Accounting
Association, AICPA, Financial Executives Institute, National Association of Accountants (NAA
kemudian akan berubah nama menjadi Institute of Management Accountants pada tahun 1991), dan
Financial Analysts Federation. Pada tahun 1997, dewan penasihat menambah empat anggota dari
organisasi-organisasi publik. Dewan yang memimpin FASB adalah Financial Accounting Foundation
(FAF). FAF menunjuk Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC), yang membantu
FASB dalam masalah-masalah kebijakan penting, penentuan satuan kerja, dan agenda dari topik-topik
yang dibahas. Jumlah anggota FASAC berubah-ubah setiap tahunnya. Anggaran Rumah Tangga
organisasi meminta penunjukan paling sedikit dua puluh anggota.
Misi FASB adalah untuk menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi dan pelaporan
keuangan sebagai arahan dan edukasi kepada publik, termasuk penerbit, auditor, dan pengguna
informasi keuangan. Dalam upayanya untuk mencapai misi tersebut, FASB berusaha untuk:
1. Meningkatkan manfaat pelaporan keuangan dengan fokus pada karakteristik utama seperti
relevansi dan penyajian yang jujur (faithful representation), serta kualitas yang dapat
diperbandingkan dan konsistensi.
2. Menjaga agar standar yang berlaku mencerminkan perubahan metode yang diterapkan
dalam menjalankan usaha, serta perubahan dalam lingkungan perekonomian.
3. Mempertimbangkan dengan tepat segala area kekurangan yang dinilai penting dalam
pelaporan keuangan yang bisa diperbaiki melalui proses penetapan standar.
5. Memperbaiki pemahaman umum terhadap sifat dan tujuan informasi yang dimuat di
laporan keuangan.
Jenis-Jenis Pernyataan
Awalnya, FASB mengeluarkan dua jenis pernyataan, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan—PSAK (Statements of Financial Accounting Standards—SFAS) dan interpretasi
(Interpretation). Selanjutnya, FASB menetapkan dua rangkaian pernyataan baru, yaitu Pernyataan
Konsep Akuntansi Keuangan (Statements of Financial Accounting Concepts— SFAC) dan Buletin
Teknis (Technical Bulletins).
Pada tanggal 1 Juli 2009, FASB Accounting Standards Codification (FASB ASC) menjadi
satu-satunya sumber bagi Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). FASB memiliki tiga
tujuan utama dalam mengembangkan kodifikasi, yaitu:
3. Menciptakan sistem riset kodifikasi yang kekinian (up to date) untuk hasil aktivitas
penetapan standar yang dirilis.
Salah satu kritik awal FASB adalah kegagalan menyediakan pedoman terkait munculnya
permasalahan dalam praktik dan implementasi pada saat yang tepat. Selama tahun 1984, FASB
merespons kritik tersebut dengan cara (1) membentuk satuan kerja, yaitu Emerging Issues Task Force
(EITF) untuk membantu mengidentifikasi sejumlah isu dan permasalahan yang perlu ditindaklanjuti,
dan (2) memperluas cakupan dari FASB Technical Bulletins dalam upaya menawarkan pedoman yang
lebih cepat untuk sejumlah permasalahan yang lebih beragam.
EITF dibentuk sebagai respons terhadap dua permasalahan yang saling bertentangan. Pada
satu sisi, akuntan dihadapkan dengan berbagai isu yang belum sepenuhnya dibahas dalam pernyataan-
pernyataan akuntansi, misalnya swap suku bunga (Interest Rate Swap— IRS) atau instrumen
keuangan yang baru.
Isu-isu dapat masuk ke EITF dari berbagai sumber. Sebagian besar isu diangkat oleh para
anggota satuan kerja itu sendiri; selain itu, ada juga yang berasal dari sejumlah pertanyaan yang
ditanyakan oleh auditor. Ada kalanya suatu isu muncul karena adanya pertanyaan dari SEC atau
lembaga federal lainnya. Rangkuman isu atau permasalahan disusun dengan memberikan dasar bagi
masing-masing isu atau permasalahan yang diangkat sebelum sampai ke EITF. Rangkuman isu atau
permasalahan tersebut umumnya menyertakan pembahasan mengenai isu tersebut, pendekatan-
pendekatan alternatif untuk penyelesaian masalah, referensi-referensi yang tersedia terkait
permasalahan tersebut, dan contoh-contoh transaksi yang dipermasalahkan. Rangkuman isu bukan
merupakan pernyataan otoritatif— hanya merupakan representasi dari pandangan anggota EITF pada
saat itu.
Kelebihan Standar
Selama ini, FASB, SEC, dan AICPA telah dikritik karena memaksakan terlalu banyak standar
akuntansi pada komunitas bisnis. Permasalahan kelebihan standar (standard overload) ini membebani
terutama pada usaha-usaha kecil yang tidak memiliki sumber daya ekonomi untuk melakukan riset
dan menerapkan semua pernyataan yang dikeluarkan oleh badan-badan otoritatif tersebut. Pihak-pihak
yang setuju bahwa terdapat masalah kelebihan standar yang mendasari argumennya berasal dari dua
dugaan, yaitu tidak semua ketentuan GAAP relevan dengan kebutuhan pelaporan keuangan usaha
kecil, dan bahkan saat ketentuan GAAP tersebut dianggap relevan, penerapannya sering kali
melanggar batasan di antara biaya dan manfaat secara pervasif.
Masalah kelebihan standar memiliki beberapa konsekuensi bagi bisnis-bisnis berskala kecil,
yaitu:
1. Jika bisnis berskala kecil mengabaikan ketentuan GAAP dari laporan keuangan auditan,
opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atau opini tidak wajar (adverse opinion)
dapat diberikan.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk mematuhi semua ketentuan GAAP dapat menyebabkan
bisnis berskala kecil tersebut mengabaikan pengembangan hal lainnya, termasuk informasi
yang lebih relevan.
3. Kantor-kantor CPA kecil yang mengaudit perusahaan-perusahaan yang lebih kecil harus
tetap mengikuti perkembangan semua ketentuan yang sama seperti kantorkantor CPA
internasional yang besar, tetapi mereka tidak cukup mampu membayar jasa tenaga ahli yang
selalu tersedia di kantor-kantor CPA besar.
CAP, APB, dan FASB telah berada dalam tekanan yang cukup berat untuk mengembangkan
atau memperbaiki standar-standar yang ada agar dapat memberi manfaat bagi sekelompok pengguna
tertentu. Sampai awal tahun 1990-an, pemberian opsi saham karyawan kepada eksekutif perusahaan
telah meluas. Hal ini terutama terjadi di perusahaan-perusahaan teknologi yang baru, yang mana opsi
saham menjadi komponen penting dari kompensasi karyawan. Akibatnya, FASB mengembangkan
standar awal yang mengharuskan perusahaan membebankan nilai wajar atas opsi saham yang
diberikan kepada eksekutif perusahaan dan karyawan lainnya. Standar yang diusulkan tersebut
mendapatkan penolakan dari berbagai pihak. Seorang senator bahkan mengusulkan undang-undang
yang akan mengharuskan SEC melakukan dengar pendapat (public hearing) dan melakukan
pemungutan suara untuk setiap standar yang akan dikeluarkan FASB di masa depan, prosedur yang
mungkin akan berujung pada berakhirnya FASB. Pada saat itu, ketua SEC, Arthur Levitt yang selama
ini dianggap sangat menyetujui usulan standar FASB menyarankan FASB untuk tidak mengeluarkan
standar yang mengharuskan adanya pembebanan nilai wajar atas opsi saham dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain.
Konsekuensi-Konsekuensi Ekonomi
Konsekuensi ekonomi mengacu pada dampak laporan akuntansi terhadap berbagai segmen
dalam lingkungan perekonomian kita. Konsep ini menekankan bahwa praktikpraktik akuntansi yang
diadopsi perusahaan memengaruhi harga dan nilai sekuritasnya. Akibatnya, pilihan metode akuntansi
juga akan memengaruhi pengambilan keputusan, tidak hanya mencerminkan hasil dari keputusan-
keputusan yang telah diambil tersebut.
Terminologi tersebut diubah dengan mengatakan bahwa pernyataan tersebut “disajikan secara
wajar sesuai Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum—Generally Accepted Accounting
Principles.” Ungkapan tersebut saat ini diinterpretasikan sebagai pernyataan yang mencakup
konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk menjelaskan praktik-praktik akuntansi yang
berlaku pada satu waktu tertentu. Ungkapan “Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum—PABU
(Generally Accepted Accounting Principles—GAAP)” telah muncul untuk memainkan peran penting
dalam profesi akuntan.
Pada tahun 2008, FASB menerbitkan SFAS No. 162, The Hierarchy of Generally Accepted
Accounting Principles. 34 SFAS No. 162 mengategorikan sumber-sumber prinsip akuntansi yang
berterima umum dengan urutan menurun berdasarkan otoritasnya.
1. AICPA Accounting Research Bulletins dan Accounting Principles Board Opinions yang
tidak digantikan oleh tindakan FASB, FASB Statements of Financial Accounting Standards
and Interpretation, FASB Statement 133 Implementation Issues, dan FASB Staff Positions.
2. FASB Technical Bulletins dan AICPA Industry Audit and Accounting Guides and
Statement of Position jika diizinkan oleh FASB.
3. AICPA Accounting Standards Executive Committee Practice Bulletins yang telah diizinkan
oleh FASB dan hasil konsensus dari FASB Emerging Issues Task Force (EITF).
4. Pedoman implementasi yang dipublikasikan oleh staf FASB, interpretasi akuntansi AICPA,
dan praktik-praktik yang diakui secara luas, serta berlaku baik secara umum maupun dalam
industri.
Akhirnya pada tahun 2009, FASB menerbitkan SFAS No. 168, The FASB Accounting
Standards Codification and the Hierarchy of Generally Accepted Accounting Principles—A
Replacement of FASB No. 162. SFAS No. 168 mengakui FASB ASC (dibahas kemudian) sebagai
sumber resmi GAAP AS.
FASB ACCOUNTING STANDARDS CODIFICATION
Para anggota FASAC mengakui adanya permasalahan tersebut dan pada tahun 2001
menyarankan FASB untuk membahas permasalahan akses yang efisien ke GAAP AS dengan
memulai proyek penyederhanaan dan kodifikasi. Selama tahun 2002 dan 2003, FASB mulai berbagai
proyek untuk membahas permasalahan tersebut dan di awal tahun 2004, FASB mempercepat
upayanya dalam proyek kodifikasi dan perbaikan. Pada bulan September 2004, Dewan Pengawas
FAF menyetujui pendanaan untuk proyek kodifikasi dan perbaikan FASB. Bulan Juni 2009, FASB
mengumumkan bahwa Kodifikasi akan menjadi satu-satunya sumber GAAP AS otoritatif
nonpemerintah yang berlaku efektif untuk semua periode interim dan tahunan yang berakhir setelah
tanggal 15 September 2009.
Alasan utama memulai proses kodifikasi adalah pencarian beberapa sumber otoritatif yang
mengganggu proses riset.
Etika akuntansi menggabungkan standar perilaku sosial serta standar perilaku yang secara
khusus berkaitan dengan profesi akuntan. Lingkungan akuntan publik telah menjadi cukup kompleks
dalam hal etika. Kode etik profesional (Code of Professional Ethics) yang dikembangkan oleh AICPA
telah berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan transaksi bisnis yang menjadi
semakin kompleks yang membuat permasalahan etika juga menjadi semakin kompleks.
Perekonomian yang benar-benar global muncul selama tahun 1990-an saat banyak perusahaan
Amerika Serikat yang menghasilkan pendapatan dan laba dalam jumlah yang cukup signifikan di
pasar luar negeri. Perusahaan multinasional dihadapkan dengan keputusan terkait alokasi sumber daya
untuk dimanfaatkan seefisien mungkin. Alokasi semacam ini tidak bisa dicapai tanpa adanya
informasi keuangan yang akurat dan andal. Perusahaan yang mencari peluang permodalan dan
investasi di luar batasan negara menghadapi masalah waktu dan biaya. Perusahaan yang mencari
modal harus merekonsiliasi laporan keuangannya dengan aturan akuntansi di negara tempat mereka
mencari modal dan para investor harus bisa mengidentifikasi perbedaannya dengan pelaporan asing.
Perekonomian yang semakin global menuntut proses ini untuk disederhanakan. Oleh karena itu, ada
dorongan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi internasional (International Accounting
Standards). IASB telah mengeluarkan 41 Pernyataan Standar Akuntansi (Statements of Accounting
Standards—IAS) dan 16 Pernyataan Standar Pelaporan Keuangan (Statements of Financial Reporting
Standards—IFRS).
IASB adalah lembaga sektor swasta yang independen yang dibentuk pada tahun 1973 untuk
mencapai tujuan ini. Tujuan IASB adalah: 1. Memformulasikan dan memublikasikan standar-standar
akuntansi dengan mempertimbangkan kepentingan publik yang akan teramati dalam penyajian
laporan keuangan dan untuk mendorong penerimaan dan pengamatannya di seluruh dunia. 2.
Umumnya bekerja untuk melakukan perbaikan dan harmonisasi regulasi, standar akuntansi, dan
prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan.
Pertanyaan BAB 1
Apa yang dimaksud dengan praktik akuntansi dan apa arti penting teori akuntansi?
Jawab :
Praktik akuntansi merupakan seperankat gagasan-gagasan yang melandasi praktik
tersebut berupa asumsi-asumsi dasar, konsep-konsep, penjelasan, dan penalaran yang
keseluruhannya membentuk bidang pengetahuan teori akuntansi.
Teori akuntansi membahas perlakuan-perlakuan dan model-model alternatif yang
dapat menjadi jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik.
Jadi Teori akuntansi merupakan landasan untuk memecahkan masalah-masalah
akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.
Bagaimana kita tahu bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi yang dituju oleh
informasi tersebut?
Jawab :
Jawab :
Tentu saja tidak, karena Teori akuntansi mampu mempertahankan reputasi akuntansi
disaat praktik akuntansi berada pada jalan yang tidak tepat. Dengan mempelajari teori
akuntansi tersebut maka suatu judgement atas pemakaian suatu praktik akuntansi
dapat dilakukan dengan baik, dengan demikian apa yang kita lakukan melalui praktik
akuntansi akan memiliki tujuan dan batasan yang jelas dengan mengikuti salah satu
teorinya. Teori akuntansi bermanfaat untuk menyediakan sebuah kerangka kerja yang
koheren dan sistematis dalam investigasi, memahami, dan mengembangkan serta
evaluasi berbagai macam praktik akuntansi. Untuk dapat mendukung praktik
akuntansi menjadi suatu ilmu maka diperlukannya untuk mempelajari teori akuntansi.
Tanpa memahami teori akuntansi maka akan terjadi hal-hal seperti: kesulitan
mengevaluasi praktik akuntansi, mengembangkan peningkatan praktik akuntansi yang
tidak sesuai dengan situasi perubahan, praktik akuntansi hanyalah suatu seni.
BAB 2
(PENCARIAN KERANGKA KONSEPTUALPENGEMBANGAN)
3. Berapa banyak dari informasi yang dibutuhkan tersebut dapat diberikan oleh akuntan?
SFAC no. 5 membahas masalah pengukuran tertentu yang erat kaitannya dengan
pengakuan. Suatu komponen dan informasi mengenai komponen tersebut harus memenuhi
keempat kriteria pengakuan dan harus diakui saat kriteria dipenuhi
1. Definisi
2. Keterukuran
3. Relevansi
FASB mencatat bahwa tujuan seluruh alokasi adalah melaporkan perubahan dalam
nilai, utilitas, atau substansi atas aset dan liabilitas dari waktu ke waktu.
Perkembangan Terbaru
Pada tahun 2010, FASB memutuskan tidak dapat meluangkan waktu yang diperlukan
untuk menangani masalah CFP yang masih ada secara baik. Pada bulan Mei 2012, IASB
mengumumkan bahwa mereka akan meneruskan pembahasan mengenai CFP sebagai proyek
yang dijalaninya dan bukan lagi gabungan dengan FASB. Pada 28 Mei 2015, IASB
mnerbitkan draf eksposur yang menjelaskan kerangka konseptual yang sudah direvisi.
Tahun 2014, FASB memutuskan untuk mengaktifkan kembali CFP dan menerbitkan
draf eksposur yang mempertimbangkan hal-hal konseptual yang berkaitan dengan
pengungkapan yang dimuat di dalam catatan kaki atas laporan keuangan. Saat ini FASB
mengevaluasi persyaratan pengungkapan atas empat topik akuntansi:
1. Pengukuran nilai wajar
3. Pajak penghasilan
4. FASB persediaan
Kerangka Konseptual
Dewan sedang memulai proyek gabungan dengan IASb untuk mengembangkan
kerangka konseptual yang konsisten secara internal yang nantinya akan digunakan oleh
dewan tersebut.
Satu-satunya Pembuat Standar di Amerika Serikat
FASB sebagai satu-satunya pembuat standar yang ditetapkan di Amerika Serikat
dengan cara mencapai kesepakatan dengan AICPA
Hierarki GAAP
Kajian SEC mengkritisi penempatanpraktik-praktik industri di atas kerangka
konseptual di dalam hierarki GAAP. Pada saat itu, FASB sedang mengerjakan proyek yang
mengusulkan pengurangan jumlah tingkatan di dalam hierarki GAAP dan memindahkannya
ke dalam literatur FASb. Proses ini sekarang telah rampung.
Konvergensi Internasional
Pada 18 September 2002, FASB dan IASB mengakui komitmennya terhadap
pengembangan standar akuntansi yang sangat berkualitas dan kompatibel, yang dapat
digunakan untuk pelaporan keuangan baik domestik maupun nondomestik. Proyek
konvergensi internasional tersebut memiliki tiga aspek utama:
Proyek Penyajian Laporan keuangan FASB-IASB
Terdiri dari tiga tahapan:
- Tahap A, akan menjawab pertanyaan:
- Apakah komponen-komponen yang termasuk di dalam rangkaian laporan keuangan
yang lengkap?
- apakah persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk menyajikan informasi yang
komparatif?
- Tahap B, membahas permasalaha yang lebih fundamental terkait penyajian informasi
dalam benntuk laporan keuangan.
Pada saat buku referensi dicetak, belum ada draf untuk tahapan B yang telah
dikeluarkan, sementara tahap C tidak pernah dimulai.
Proyek Kerangka Konseptual
Tujuan proyek ini adalah menciptakan pondasi yang baik bagi standar akuntansi di
masa depan yang berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan terkonvergensi secara
internasional
- Tahapan tujuan dan karakteristik kualitatif
- Tahapan pengukuran
Proyek Konvergensi
Tujuannya adalah membuat perusahaan-perusahaan di negara-negara yang berbeda
menggunakan prosedur akuntansi yang sama dalam mengukur dan melaporkan posisi
keuangan, serta hasil operasinya.
Tujuan dari proyek konvergensi adalah menghilangkan perbedaan antara IFRS dan
GAAP AS. Proyek ini awalnya muncul dari Inorwalk Agreement Idan kemudian pada bulan
Februari 2006, kedua dewan menegaskan kembali komitmennya.
Pada bulan November 2009, IASB dan FASB menerbitkan laporan kemajuannya
yang menjelaskan rencananya untuk menyelesaikan proyek-proyek konvergensi yang utama.
Sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan konvergensi, FASB mengeluarkan empat
pernyataan baru untuk membuat GAAP AS konsisten dengan IFRS.
Pada laporan kuartalan bulan April 2011 FASbB dan IFRS menyatakan perubahan
yang terjadi karena rencana kerja pada bulan juni 2010 memberikan jangkauan yang lebih
luas dan efektif bagi para pemangku kepentingan. Kedua dewan telah menetapkan target pada
tanggal 30 Juni 2011, namun meminta tambahan waktu setelah Juni 2011 untuk
merampungkan pekerjaan. Optimisme kemudian dilemahkan oleh pernyataan pada Desember
2011. Beberapa proyek awal telah dihentikan dan kedua dewan belum bisa mencapai
kesepakatan penuh atas beberapa proyek.
Pertanyaan BAB 2
Apa yang dapat terjadi dalam pelaporan keuangan tanpa kerangka konseptual?
Jawab:
Untuk itu pelaporan keuangan memerlukan kerangka konsep sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan. Karena standar yang dominan berlaku di dunia adalah
IFRS, maka saya akan menjelaskan kerangka konsep ini melalui sisi IFRS. Kerangka
konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan keuangan dapat berguna dan tidak
mengambang. IASB dan FASB masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana
kerangka konseptual IASB tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada pada
pengembangan dokumen itu, sekarang FASB dan IASB telah bekerja sama untuk
menghasilkan konsep yang dapat diterima secara umum.
Bagaimana konteks lingkungan Amerika mempengaruhi penyusunan tujuan pelaporan
keuangan ?
Jawab :
Karena negara Amerika mempunyai ciri-ciri : a) Sistem ekonomi pasar yang maju. b)
Sistem produksi, keuanganm dan perbankan yang canggih. c) Kegiatan perusahaan
dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor. d) Pasar modal sebagai
sarana pemenuhan modal utama selain lembaga keuangan. e) Pemilikan pribadu
sumber ekonomi diakui dan dilindungi oleh pemerintah. f) Pemerintah menyediakan
informasi publik untuk membantu kegiatan bisnis dan ekonomik. g) Reabilitas atau
kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui pengauditan oleh
auditor independen.
Maka dari itu, tujuan pelaporan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum,
politis, dan sosial di Amerika.
Mengapa karakteristik kualitatif informasi perlu masuk dalam rerangka konseptual?
Jawab :
Karena Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya
dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan
keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness) merupakan
suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif. Oleh karena itu,
kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics)
atau kualitas (qualities) informasi akuntansi. Informasi akan bermanfaat kalau
informasi tersebut: berpaut dengan keputusan yang menjadi sasaran informasi;
dipahami dan digunakan oleh pemakai; dipercayai oleh pemakai.Kalau pemakai tidak
dapat mencerna informasi yang disajikan, akhirnya informasi akan menjadi tidak
digunakan yang berarti tidak bermanfaat kalau disediakan. Oleh karena itu, kualitas
informasi juga harus sepadan dengan kualitas pemakai (user-specific qualities)
Bab 3
(Akuntansi Internasional)
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Akuntansi internasional adalah akuntansi yang memuat transaksi antar dengan
membandingkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di negara-negara lain dan
mengharmonisasikan standar akuntansi di seluruh dunia gerakan menuju harmonisasi
standar-standar akuntansi internasional meningkat dengan cepat selama dekade pertama pada
abad ke-21. Pada tahun 2002,financial Accounting Standards Board (FASB) dan International
Accounting Standards Board (IASB) menyatakan komitmen bersamanya terhadap
pengembangan standar-standar akuntansi yang dapat digunakan,baik untuk pelaporan
domestik maupun nondomestik.
Finansial Accounting Standards Board (FASB)
Financial Accounting Standards Board (FASB) adalah sebuah badan non-pemerintah
yang didirikan pada tahun 1973 di Amerika Serikat. Mereka bertanggung jawab
menetapkan standar akuntansi.Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP) dan
standarnya telah resmi diakui secara otoritatif oleh Securities and Exchange
Commission(SEC).
International Accounting Standards Board (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB) adalah sebuah badan independen,
didanai swasta yang bertanggung jawab untuk membangun dan meningkatkan standar
akuntansi internasional. Badan ini menggantikan [[International Accounting
Standards Committee]] (IASC) pada tahun 2001. Organisasi ini berbasis di London.
International Finansial Reporting Standards (IFRS)
Nama standar akuntansi internasional adalah IFRS (International Financial Reporting
Standards). IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB) yang menjadi standar global untuk
penyusunan laporan keuangan perusahaan publik.
• Pada saat penyelesaian proyek, IOSCO meninjau standar-standar yang telah direvisi
untuk mengetahui apakah IASB mendukung dan merekomendasikan ke angota untuk
tujuan peningkatan.
• IOSCO mengeidentifikasikan sejumlah potensi perbaikan dan IASB memulai
perbaikan tersebut.
Pada tanggal 17 Desember 2003, IASB mempublikasikan tiga belas IAS yang telah
direvisi dan dikeluarkan kembali dua IAS lainnya dan memberikan pemberitahuan terkait
penarikan standar atas akuntansi tingkat harga (price level accounting).
• Proyek Perbaikan ini menghasilkan tiga belas IFRS baru.
KELEBIHAN STANDAR
Masalah kelebihan standar (standards overload) juga menjadi perhatian IASB.
Selamabeberapa tahun ke belakang, terjadi kenaikan permintaan secara internasional, baik
darinegara-negara yang perekonomiannya maju maupun berkembang untuk
serangkaianstandar akuntansi yang bersifat umum dan tegas yang lebih sederhana daripada
IFRSlengkap yang bisa digunakan bagi usaha berskala kecil dan menengah. Akibatnya,
padatahun 2009, IASB memublikasikan IFRS yang dirancang untuk digunakan oleh entitas
berskala kecil dan menengah (small and medium-sized entities-SME), yang diperkirakan
merepresentasikan lebih dari 95 persen dari seluruh perusahaan
Pernyataan itu memiliki dampak berikut:
1. Meniadakan topik-toppik dalam IFRS yang tidak relevan dengan Small and Medium
Size Entities – SME
2. Memungkinkan adanya opsi yang lebih mudah jika IFRS memperbolehkan pemilihan
kebijakan akuntansi
3. Menyederhanakan banyak prinsip yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran
asset, liabilitas, pendapatan dan beban
4. Menuntut adanya pengungkapan yang secara signifikan lebih sedikit.
Biaya historis adalah dasar pengukuran yang paling umum digunakan saat ini, tetapi
biasanya dikombinasikan dengan dasar pengukuran lainnya. Kerangka IFRS
tidakmenyertakan sejumlah konsep atau prinsip yang bisa digunakan untuk memilih dasar
pengukuran yang harus digunakan untuk elemen-elemen laporan keuangan tertentu
ataudalam kondisi tertentu; namun demikian, masing-masing standar dan interpretasinya
memberikan pedoman untuk hal ini.
Pertanyaan BAB 3
Apa yang dimaksud dengan Harmonisasi dalam Akuntansi Internasional? Dan
Bagaimanakah kondisi Harmonisasi Standar Akuntansi di Indonesia?
Jawab :
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi
dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru, harmonisasi dan
selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar inetrnasional tersebut. Adopsi
standar akuntansi international tersebut terutama untuk perusahaan publik.
Apa yang dimaksud dengan pengendalian kendali manajemen dalan akuntansi
internasional?
Jawab:
Struktur sistem pengendalian manajemen merupakan komponen-komponen yang
berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Struktur
sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan karena
menuntut semua perusahaan yang memasuki lingkungan tersebut memiliki kekuatan
lebih untuk bersaing.
Metodologi Riset
Teori akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metodologi
riset.
Pendekatan deduktif
Untuk pengembangan teori diawal dengan menentukan tujuan.
Pendekatan induktif
Melakukan penekanan pada pengamatan dan penarikan kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut
Pendekatan pragmatis
Untuk pengembangan teori didasarkan pada konsep utilitas/kegunaan.
Metode penyelidikan ilmiah
Terdapat keterbatasan dalam penerapan metodologi riset ini pada akuntansi.
Pendekatan riset lainnya
Pendekatan etis dan pendekatan perilaku
• Beli(buy)
• Tahan(hold)
• Jual(sell)
Bentuk EMH
Bentuk Lemah
Bentuk Semi Kuat
Bentuk Kuat
Tantangan & Implikasi riset
Tantangan Riset
EMH memberikan tantangan riset yang menarik bagi para akuntan.
Implikasi Riset
EMH memiliki implikasi bagi pengembangan teori akuntansi.
3. Perilaku Keuangan
EMH menjadi pondasi bagi teori yang dikenal sebagai teori pasar rasional. Teori ini
berpendapat bahwa pasar keuangan memiliki pengetahuan superior dan aktivitas
ekonomi yang regulasi sedemikian rupa dalam cra yang tidak bisa ditandingi oleh
pemerintah. Sejak awal tahun 1970-an, para kratikus mencatat sejumlah peristiwa
yang tidak dapat dijelaskan(ANOMALI) oleh EMH.
Perilaku keuangan mengeksplorasi proposisi bahwa para investor seringkali didorong
oleh emosi dan psikologi kognitif. Kajian ini berpendapat bahwa para investor
menggunakan aturan dasar yang tidak sempurna, pertimbangan yg terbentuk
sebelumnya, keyakinan yg dipengaruhi bias, dan kenyataan bahwa investor tidak
bersikap rasional.
3. Asumsi kedua dapat ditingkatkan dengan penggunaan teori kritis ( critical theory ).
Bagaimana latar belakang terbentuknya teori positif dan Jelaskan kelebihan dari teori
akuntansi positif terhadap teori akuntansi normative!
Jawab :
Teori positif muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap teori normative.
Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisia teori akuntansi
dalam pendekatan normative terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis
yang kuat.Teori akuntansi positif lebih cenderung ditetapkan disbanding teori
akuntansi normative. Teori akuntansi positif memiliki cirri pemecahan masalah yang
disesuaikan dengan realitas praktek akuntansi. Dimana pendekatan yang digunakan
dalam teori ini adalah pendekatan ekonomi dan perilaku.
Jelaskan dua jenis penelitian yang penting dipahami dalam teori akuntansi positif!
Jawab :
a. Kelonmpok studi yang mencoba untuk mennetukan dmapak dari rilis infromasi
akuntansi atas kembali saham.
b. Studi yang mempertimbangkan dampak perubahan kebijakan akuntansi atas price,
banyak berbagai penelitian di bidang ini telah dilakukan dalam paradigm yang
berlaku dalam keuangan-hipotesis ekonomi pasar efisein.
Bab 5
(Konsep Laba , Pengakuan dan Penandingan Pendapatan)
Konsep Dasar Laba
Laba adalah sisa lebih yang diperoleh oleh entitas bisnis, yaitu sisa lebih antara
pendapatan dan biaya atau beban. Jadi laba merupakan kenaikan nilai aset yang dimiliki
selama satu periode akuntansi, atau kenaikan daya beli yang diinvestasikan.
Munculnya pelaporan laba sebagai sumber utama bagi pengambilan keputusan
investor telah didokumentasikan dengan baik, dan pelaporan laba membantu para pelaku
ekonomi dengan banyak cara.Seperti, Alexander membahas keguanaan laba berikut dalam
karyanya :
- Sebagai dasar dari salah satu bentuk perpajakan yang utama
- Dalam laporan publik sebagai ukuran keberhasilan operasi suatu korporasi
- Sebagai kriteria untuk menentukan ketersediaan dividen
- Oleh otoritas yang mengatur tarif untuk menyelidiki apakah tarif tersebut wajar dan
sesuai
- Sebagai pedoman bagi pengelola yang ditugaskan untuk mendistribusikan laba
kepada pemilik properti sambil menjaga yang utama untuk pewaris properti
- Sebagai pedoman bagi manajemen suatu perusahaan dalam melakukan urusan-
urusannya.
Sifat Laba
Laba dapat memiliki berbagai bentuk, misalnya Bedford mencatat bahwa sejumlah
literatur biasanya membahas tiga konsep dasar untuk laba, yaitu :
- Laba psikis (psychic income) mengacu pada pemenuhan keinginan-keinginan
manusia.
- Laba uang (Money income) mengacu pada peningkatan valuasi sumber daya moneter.
- Laba rill (real income) mengacu pada peningkatan kekayaan ekonomi.
Pengukuran Laba Psikis sulit dilakukan karena keinginan manusia tidak bisa
dikuantitatifkan dan dipenuhi pada berbagai tingkatan saat seseorang medapatkan laba rill.
Laba uang mudah diukur, tetapi tidak mempertimbangkan perubahan dalam nilai unit
moneter.
PENGAKUAN PENDAPATAN
Korporasi mencatat pendapatan sebagai hasil dari aktivitasnya yang sedang berjalan.
Aktivitas-aktivitas tersebut bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
tetapi umumnya terdiri atas langkah-langkah berikut untuk perusahaan manufaktur:
1. Memesan bahan baku mentah untuk produksi
2. Menerima bahan baku mentah
3. Menghasilkan produk
4. Memasarkan produk
5. Menerima pesanan pelanggan.
6. Mengirimkan produk.
7. Menerima kas dari pelanggan.
8. Membayar kreditur.
PENGUNGKAPAN
PENANDINGAN
Konsep ini dimaksudkan adalah untuk mencari dan menemukan dasar hubungan yang
tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya.
Pendapatan merupakan hasil yang akan dicapai oleh entitas, sementara biaya yang
dikeluarkan adalah untuk memperoleh pendapatan tersebut sesuai dengan konsep upaya dan
hasil. Namun, terkadang muncul masalah berkaitan dengan upaya penandingan ini. Masalah
utama dalam menandingkan antara pendapatan dan biaya adalah untuk menentukan dasar
penandingan yang paling tepat.
Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai sarana untuk
dapat melacak dan dasar pembebanannya. Berdasarkan kondisi yang ada, seharusnya dasar
penandingan yang paling relevan adalah didasarkan atas alasan kelayakan (reasonableness)
bukan pada alasan hubungan fisiknya .
Keterbatasan Pengakuan Laba
a. Konservatisme
b. Materialitas
KUALITAS LABA, MANAJEMEN LABA, DAN PELAPORAN KEUANGAN YANG
MENGANDUNG KECURANGAN.
Kualitas Laba
Kualitas laba merupakan kemampuan laba dalam laporan keuangan untuk
menjelaskan kondisi laba perusahaan yang sesungguhnya sekaligus digunakan dalam
memprediksi laba dimasa depan. Laba yang berkualitas menunjukkan keoptimisan yang
dapat memprediksi laba selanjutnya. Laba akuntansi dipengaruhi oleh kebijakan dan metode
pengakuakan pendapatan, kebutuhan untuk menandingkan pendapatan dengan beban pada
periode tertentu, dan penilaian manajemen yang kesemuanya dapat mengurangi manfaat dari
informasi laba tersebut.
Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan aspek lain dari masalah kualitas laba. Manajemen laba
(earnings management) didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pejabat korporat
untuk memengaruhi laba jangka pendek yang dilaporkan.
Suatu kajian menemukan bahwa manajemen laba terjadi karena berbagai alasan,
termasuk memengaruhi pasar saham, meningkatkan kompensasi manajemen, mengurangi
kemungkinan pelanggaran perjanjian pinjaman, dan menghindari intervensi dari para
regulator pemerintah.
Pada tahun 1998, Arthur Levitt, mantan ketua SEC, Menguraikan lima teknik
manajemen laba yang disebutnya mengancam integritas pelaporan keuangan , yaitu :
1. Take a bath
2. Creative acquisition accounting
3. “Cookie Jar” reserves
4. Penyalahgunaan konsep materialitas
5. Pengakuan pendapatan yang tidak tepat
Pertanyaan BAB 5
Mengapa beberapa penulis mengajukan konsep dasar yang berbeda-beda baik isinya
maupun banyaknya?
Jawab :
Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik
lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Berbagai sumber
atau penulis mengajukan sehimpunan atau seperangkat konsep dasar yang isinya
berbeda-beda, hal ini tentu saja dilatarbelakangi oleh karakteristik lingkungan tempat
atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan penulis tersebut.
Jelaskan bentuk pengakuan suatu pendapatan lalu jelaskan dua kriteria pengakuan
pendapatan!
Jawab :
Bentuk pengakuan pendapatan ada dua, yaitu:
a. Telah terealisasi (realized), yaitu bila terjadi transaksi pertukaran antara barang yang
dihasilkan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas atau ada kepastian
akan segera terealisasi (realizable). Syaratnya: 1) memiliki harga per unit yang pasti,
2) mudah untuk dijual.
b. Pendapatan telah terbentuk (earned), yaitu bila kegiatan menghasilkan barang dan jasa
telah berjalan dan secara substansial telah selesai.
Kriteria pengakuan pendapatan :
a. Bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset. Pendapatan baru dapat
diakui bilamana jumlah rupiah pendapatan terealisasi. Pendapatan dapat dikatakan
terealisasi bilamana telah terjadi transaksi pertukaran-pertukaran produk atau jasa
hasil kegiatan perusahaan dengan klaim untuk menerima kas.
b. Biaya atau nilai dapat diukur dengan keandalan. Pendapatan baru dapat diakui
bilamana pendapatan tersebut terhimpun atau terbentuk.
Arus masuk atau peningkatan aset lainnya dari suatu entitas atau penyelesaian
liabilitasnya (atau kombinasi keduanya) selama periode pengiriman atau produksi
barang-barang, penyediaan jasa, maupun aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama atau besar dari entitas yang sedang berjalan.
Keuntungan (Gain)
Kenaikan dalam aset neto dari transaksi periferal atau insidental suatu entitas dan dari
semua transaksi lainnya, serta peristiwa dan keadaan lain yang mengaruhi entitas
selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
Beban (Expense)
Arus keluar maupun penggunaan aset atau timbulnya lainnya (atau kombinasi
keduanya) selama periode pengiriman atau produksi barang-barang, penyediaan jasa,
maupun dilakukannya aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau
besar dari entitas yang sedang berjalan.
Kerugian (Loss)
Penurunan dalam aset neto dari transaksi periferal atau insidental suatu entitas, dan
dari semua transaksi lainnya, serta peristiwa dan keadaan lain yang memengaruhi
entitas selama satu periode kecuali dari beban atau distribusi kepada pemilik.
Terkait hasil penerapan APB Opinion No. 9 oleh berbagai entitas telah
mengungkapkan beberapa penyalahgunaan pelaporan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan
telah melaporkan hasil penghentian aset-aset segmen sebagai periode penghentian sebagai
pendapatan biasa. Dalam APB Opinion No. 30, APB menyimpulkan bahwa kriteria tambahan
diperlukan untuk mengidentifikasu segmen bisnis yang dihentikan. Pernyataan ini
mensyaratkan penyajian terpisah dari hasil operasi dari segmen yang dihentikan dan
keuntungan atas kerugian dari penjualan aset untuk segmen yang dihentikan termasuk setiap
keuntungan atau kerugiaan operasi selama periode penghentian. informasi ini perlu bagu para
pengguna untuk memungkinkan mereka mengevaluasi operasi masa lalu dan memperkirakan
operasi di masa depan dari suatu entitas bisnis.
2) Perubahan Akuntansi
Perusahaan dapat mengubah metode dan asumsi akuntansi yang mendasari keuangan
pernyataan karena alasan tertentu. Kadang-kadang, metode akuntansi diubah karena standar
akuntansi baru. Di lain waktu, metode akuntansi dan / atau asumsi adalah diubah untuk lebih
mencerminkan aktivitas atau kondisi bisnis yang berubah. Juga, manajer kadang-kadang
mengubah metode akuntansi dan / atau asumsi untuk keuangan window-dress pernyataan,
khususnya untuk mengelola pendapatan.
Standar akuntansi membedakan antara empat jenis perubahan akuntansi:
Perubahan dalam prinsip akuntansi
Berdasarkan ketentuan awal dari APB Opinion No. 20 ketika prinsip akuntansi diubah
maka hal ini berarti perusahaan menyajikan laporan keuangan yang diterbitkan yang
bersifat kumulatif sebagaimana yang ditunjukkan sebagai komponen dari laba neto
untuk periode dimana perubahan tersebut terjadi.. Persyaratan ini dibutuhkan untuk
menentukan perubahan tahunan dalam laba neto atas semua periode sebelumnya.
Perubahan dalam estimasi akuntansi
Perubahan ini ditangani secara prospektif. Mereka tidak memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya. Perubahan-perubahan ini dicatat pada
periode terjadi perubahan atau jika lebih dari satu periode yang dipengaruhi, baik
dalam periode terjadinya perubahan maupun dimasa mendatang.
Perubahan dalam entitas pelaporan
Perubahan ini harus diungkapkan secara retroaktif dengan menyatakan kembali semua
laporan keuangan yang disajikan seolah-olah unit pelaporan baru telah ada pada saat
laporan tersebut pertama kali disusun. Hal ini berarti laporan keuangan yang
diterbitan sebelumna disusun kembali untuk mecerminkan hasil dari perubahan entitas
pelaporan.
Kesalahan
Sumber pendapatan
Banyak korporasi terbesar sangat terdiversifikasi yang mana berarti mereka menjual
berbagai produk. Setiap produk tersebut memiliki masing-masing tingkat profitabilitas pada
pertumbuhan yang diharapkan, dan tingkat risiko. Salah satu ukuran tingkat risiko adalah
ketergantungan perusahaan pada para pelanggan utama. Jika pendapatan perusahaan dari satu
pelanggan sama dengan atau lebih besar 10 persen dari total pendapatannya, mulai tersebut
harus diungkapkan. Sebagai contoh, Hershey mengungkapkan informasi berita terkait
pelanggan utama di dalam laporan tahunannya tahun 2014
Keberlanjutan pendapatan
Keberlanjutan pendapatan perusahaan dapat dinilai dengan menganalisis tren
pendapatannya dari waktu ke waktu dan meninjau Diskusi dan Anal (Management's
Discussion and Analysis--MD&A).
Diskusi dan Analisi Manajemen
Bagian Diskusi dan Analisis Manajemen dalam laporan tahunan perusahaan dapat
memberikan informasi yang bergarga terkait keberlanjutan laba perusahaan dan biaya-biaya
yang terkait dengan SEC mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk mengungkapkan setiap
perubahan atau potensi perubahan dalam pendapatan dan beban agar dapat membantu
mengevaluasi kemungkinan adanya penyimpangan dari periode ke periode.
Analisis Laba Bruto
Variasi dalam penjualan, beban pokok penjualan, dan pengaruhnya terhadap laba
bruto. Analisis ini dapat ditingkatkan dengan memisahkannya ke dalam beberapa lini produk.
Perubahan tahunan dalam laba bruto disebabkan oleh perubahan volume penjualan,
perubahan harga jual per unit, dan perubahan biaya perunit.Persentase laba bruto perusahaan
dihitung sebagai berikut:
Presentase Laba Bruto = Laba Bruto
Penjualan Netto
Analisis Laba Netto
Presentase laba netto perusahaan yang merupakan indikator atas efektivitas kinerjanya
secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara
Presentase laba netto = Laba netto
Penjualan netto
Internasional Accounting Standards
Selain menerbitkan IAS No. 33 tentang laba per lembar saham, Internation Standards
Board juga:
1. Mendefinisikan kinerja dan laba di dalam "Kerangka untuk PenyusunanLaporan
Keuangan (Framework for the Preparation and Presentation of Financial statements)
2. Membahas tujuan dan informasi yang akan disajikan pada laporan laba penghasilan
komprehensif lain di dalam IAS No. 1. "Penyajian Laporan Keuangan(Presentation of
Financial Statements).
3. Membahas beberapa komponen laporan laba rugi dan penghasilan komprehenditlain
di dalam amandemen IAS No. 8, yang saat ini berjudul "Kebijakan Akuntansi
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan (Accounting Policies,
ChanterinAccounting Estimates and Errors).“
4. Amandemen IAS No. 33,
5. Membahas penyajian dan pengungkapan yang diperlukan atas operasi yang
dihentikandalam IFRS No. 5, "Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yangDihentikan (Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued
Operations)“
6. Menerbitkan amandemen untuk IAS No. 1 yang terkait dengan laba komprehensif
KERANGKA UNTUK PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam pembahasan mengenai kinerja, IASB mencatat bahwa keuntungan digunakan
untuk mengukur kinerja atau sebagai dasar untuk tindakan lain, seperti imbal hasil atas
investasi return on investment) atau laba per lembar saham (earnings per share).
IAS No 1
Tujuan IAS No. 33 adalah mendeskripsikan prinsip prinsip untuk menentukan dan
menyajikan jumlah laba per lembar saham demi meningkatkan perbandingan kinerja
diantara entitas entitas yang berbeda dalam periode pelaporan yang sama dan di
antara periode periode pelaporan yang berbeda untuk entitas yang sama. Hal ini
berlaku bagi sejumlah entitas yang sukuritasnya diperdagangkan secara publik
IFRS No 5
IFRS No. 5, "Aset Tidak Lacar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan (Non Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations),"
menggantikan IAS No. 35 Operasi yang diihentikan (Discontinuing Operations)." Ini
menguraikan perlakuan akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki utuk dijual
(atau untuk di distribusi kepada pemilik)
AMANDEMEN IAS NO. 1
Apakah semua entitas yang menyusun laporan keuangan harus menerapkan IAS 1?
Jawab :
Standar ini lebih cocok untuk entitas profit oriented, termasuk badan usaha
sektorpublic (BUMN).Misal perusahaan go public (Public Listed Company ), entitas
menguasai aset dalamkapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitasasuransi, pialang.Jika entitas non profit di sektor swasta atau
sektor publik menerapkan standar ini,mereka mungkin perlu untuk mengubah
deskripsi yang digunakan untuk pos tertentudalam laporan keuangan atau laporan
keuangan itu sendiri.Demikian pula, entitas yang tidak memiliki ekuitas sebagaimana
didefinisikan dalam IAS32 Instrumen Keuangan: Penyajian (misalnya beberapa
perusahaan pengelola reksadana) dan entitas yang modal sahamnya bukan ekuitas
(misalnya beberapa koperasi)mungkin perlu menyesuaikan penyajian laporan
keuangan anggota atau pemegang unitpenyertaan kepentingan. Sebenarnya IFRS telah
mengeluarkan IFRS SME “Small Medium Entity” atau di IndonesiaSAK ETAP untuk
entitas "UKM”. Untuk Indonesia ada pula SAK Syariah.
BAB 7
(LAPORAN KEUANGAN II: LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN
ARUS KAS)
● Aset lancar disajikan pada laporan posisi keuangan sesuai urutan likuiditasnya dan
umumnya termasuk kas, setara kas, investasi sementara, piutang, persediaan, dan
beban dibayar dimuka.
Dua permasalahan muncul ketika berupaya untuk mengklasifikasikan aset sebagai aset
lancar:
● Periode waktu selama aset tersebut akan dikonsumsi dan teknik penilaian yang tepat.
● Prosedur penilaian yang terkait dengan masing-masing komponen mungkin sesuai
ketika dilakukan sendiri-sendiri, tetapi ketika semua komponen dijumlahkan untuk
memperoleh nilai yang disebut total aset lancar (total current assets), sulit untuk
menginterpretasikan hasilnya.
Investasi
Semua investasi dalam sekuritas ekuitas dicatat dengan metode biaya ketika tidak
memiliki nilai wajar yang dapat ditentukan. Sekuritas ekuitas yang nilai wajarnya dapat
ditentukan akan dilaporkan pada nilai wajar, sementara perubahan nilai wajarnya akan
dilaporkan sebagai pendapatan.
Kewajiban yang likuidasinya sangat diharapkan membutuhkan penggunaan sumber
daya yang ada secara tepat yang diklasifikasikan sebagai aset lancar atau menciptakan
liabilitas jangka pendek lainnya.
Liabilitas Jangka Panjang dan Liabilitas Lainnya
● Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang tidak akan membutuhkan
penggunaan aset lancar dalam tahun berjalan atau siklus operasi. Kewajiban-
kewajiban ini termask obligasi, wesel, hipotek, dan kewajiban sewa modal, yang
mana pada awalnya dinilai sebesar jumlah yang dapat diterima oleh entitas yang
menanggung kewajiban tersebut.
● Pendapatan tangguhan diukur pada biaya historis dan tetap pada jumlah tersebut
sampai situasi yang menyebabkannya untuk dicatat telah berbalik.
● Liabilitas kontingensi yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan diukur sebagai
estimasi terbaik atas kerugian di masa depan yang diyakini entitas akan terjadi.
Penilaian Liabilitas
Sebagian besar pengukuran liabilitas jangka pendek mengabaikan nilai waktu dari
uang. Sebaliknya, pengukuran awal dari sebagian besar liabilitas jangka panjang setara
dengan nilai sekarang dari pembayaran di masa depan yang didiskontokan pada tingkat
pengembalian yang ada pada tanggal emisi.
EKUITAS
Saham Biasa
Saham biasa diukur dengan biaya historis-jumlah yang diterima dari para investor
ketika saham diterbitkan.
Saham Preferen
Saham-saham ini umumnya memiliki preferensi terkait dividen, dan jumlah dividen
yang dinyatakan harus dibayarkan ke para pemegang saham. Dan juga diukur dengan
biaya historis.
Saham Treasuri
Membeli kembali saham yang beredar agar dapat mengurangi ekuitas pemegang
sahamnya. dan biasanya dilaporkan dengan biaya historis yang dibayarkan untuk
memperolehnya kembali.
Pengukuran Ekuitas
Didasarkan terutama pada pengukuran aset dan liabilitas tertentu. Transfer aset ke b
eban dan timbulnya liabilitas menentukan pengukuran atas perubahan ekuitas.
Pengukuran Nilai Wajar
Pada bulan September 2007, FASB menerbitkan SFAS No. 157, "Pengukuran Nilai
Wajar (Fair Value Measurements)“. Alasan di balik SFAS No. 157 adalah bahwa
GAAP sebelumnya telah memuat definisi yang tidak konsisten dan hanya merupakan
pedoman penerapan yang terbatas untuk pengukuran nilai wajar.
SFAS No. 157 mendefinisikan nilai wajar (fair value) sebagai "harga yang akan
diterima saat menjual aset atau membayar transfer liabilitas dalam suatu transaksi
yang tersusun di antara para pelaku pasar pada tanggal pengukuran." Definisi ini
didasarkan pada harga keluar (exit price). Terkait aset, nilai wajar adalah harga yang
dikenakan jika aset tersebut akan dijual.
Hierarki Nilai Wajar
SFAS No. 157 menetapkan hierarki yang mana peringkat-peringkat terkait kualitas
dan reliabilitas informasi digunakan untuk menentukan nilai wajar. SFAS No. 157
mensyaratkan adanya pengungkapan yang terpisah atas komponen-komponen yang
diukur pada nilai wajar secara berulang
Usulan Format Laporan Posisi Keuangan
Sebelum tahun 1971, lapiran laba rugi dan penghasilan komrehensif lain dan posisi
keuangan adalah laporan yang disyaratkan didalam GAAP. Tetapi setelah itu banyak
perusahaan yang menyertakan tambahan pelaporan yanng relevan dengan pengukapan
keputusan ekonomi, yakni laporan sumber dan penggunaan dana dimana selanjutnya
akan berkembang menjadilaporan arus kas sekarang
APb opinions No.19
1. 1.Laporan tersebut disusun sedemikian rupa untukmenunjukan posisikeuangan
dalambentuk kas,aset sementara, aset cepat,dan modal kerja selama halitu
menggunakan konsep semua sumber daya keuangan dan memeberikan gambaran ang
paling berguna.
2. Dalam settiap kasus, laporan harrus mengungkap perubahan netto dalam kas, investasi
sementara,aset cepat,modl kerja,tergantung pada bentuk penyajian.
3. 3.Harus mengungkapkan pengeluaran untuk jangka panjang,hasil netto dr penjualan
aset jangka panjang menerbitkan dan mebayar kembali utang, menrbitkan atau
membeli kembali modal.
Arus kas masuk dan arus kas keluar dari bisnis adalah hal yang paling penting
investor.penyajian data arus kas dierlukan untuk mengevaluasi
likuiditas ,solvabilitas,dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
Tujuan arus kas
Tujuan utama darilaporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selam satu periode
Format laporan
Laporan arus kas melaporkan sejumlah perubahan selama periode akuntansi dalam
bentuk kas dan setara kas dalamarus kas aktivitas operasi,arus kas dari investasi dan
arus kas pendanaan.
o Arus kas dari aktivitas operasi (SFAS NO 95)
o Arus kas dari aktivitas investasi
o Arus kas dari aktivitas pendanaan.
Usulan format baru yakni dengan bagian judul bisnis, operasi, investasi, pendanaan,
pajak penghasilan, opersi dihentikan dan ekuitas.
Analisis keuangan dari informasi arus kas.
"Hal yang perlu ditekankan untuk analisis ialah pelaporan keuangan harus
memberikan informasi yang dapat membantu investor,kreditur dan pihak lain dalam menilai
jumlah, penentuan waktu, dan ketidak pastian arus kas prospektif ke terkait”
Internasional accounting standars
• IAS NO 1 yang direvisi
• IAS NO 7
• IFRS NO 13
Pertanyaan BAB 7
Sebutkan komponen-komponen ekuitas pemegang saham dan tunjukkan hubungan
antara komponen tersebut!
Jawab :
Komponen-komponen ekuitas pemegang saham adalah dari segi riwayat terjadinya
dan sumbernya , ekuitas pemegang saham diklasifiaksikan atas dasar dua komponen
penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal
saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal setoran
tambahan (additional poud in capital), dan komponen lain yang merefleksikan
transaksi pemilik.
Secara konseptual, apa perbedaan antara kewajiban dan ekuitas!
Jawab:
Kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomi masa datang sedangkan ekuitas
adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Sebutkan apa yang dimaksud dengan aset dan tiga karakteristik penting dari aset
menurut statement of financial accounting concept no.16!
Jawab :
Aset adalah manfaat ekonomis masa datang yang cukup pasti atau diperoleh / dikuasai
oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Tiga karakteristik utama
yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset adalah:
a. Manfaat ekonomis yang datang cukup pasti; uang atau kas mempunyai manfaat atau
potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai
manfaat ekonominya karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jaa, karena
dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan
untuk melunasi kewajiban.
c. Timbul akibat transaksi masa lalu; penguasaan harus didahului oleh transaksi atas
kejadian ekonomi. Transaksi dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan
(mengurangi) aset.