Anda di halaman 1dari 9

SUMMARY

Development of the Institutional Structure of Financial Accounting


Mata Kuliah Teori Akuntansi

Di susun oleh:

Nama : IKHSAN AL IZYRA

Nim : 042024253006

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2021
Development of the Institutional Structure of Financial Accounting
Contributors: By: Harry I. Wolk, James L. Dodd & John J. Rozycki
Pub. Date: 2017
DOI: http://dx.doi.org/10.4135/9781506300108.n3
Print pages: 49-80

Tujuan Penelitian
 Memahami latar belakang sejarah dan pengembangan standar akuntansi pengaturan di
Amerika Serikat.
 Memahami bagaimana Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) berbeda dari dua
pendahulunya.
 Memahami masalah kelembagaan yang dihadapi FASB.
 Menghargai kompleksitas proses penetapan standar.
 Memahami bagaimana krisis kewajiban dalam akuntan publik sedang dimodifikasi.
 Memahami pentingnya tagihan Sarbanes-Oxley dan perkembangan arus lainnya dalam
akuntansi.

Di Amerika Serikat sebelum tahun 1930, akuntansi sebagian besar tidak diatur. Praktik dan
prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan pada umumnya bersifat rahasia. Sehingga,
suatu perusahaan hanya sedikit yang mengetahui tentang prosedur yang diikuti oleh perusahaan
lain. Hal ini mengakibatkan kurangnya keseragaman dalam praktik akuntansi diantara
perusahaan-perusahaan, baik dari tahun ketahun maupun dalam industri yang sama.
Tidak sampai pasar saham crash tahun 1929 investor pemegang saham mulai
mempertanyakan apakah praktik akuntansi dan pelaporan memadai untuk menilai investasi.
Kesadaran bahwa laporan keuangan didasarkan pada praktik akuntansi yang sangat bervariasi
dan sering menyesatkan bagi investor saat ini dan calon investor.

Periode perkembangan akuntansi dibagi menjadi tiga :


 Tahun-tahun formatif (1930-1946)
 Periode sesudah perang (1946-1959)
 Periode modern (1959-sekarang)

Sebelum menyelidiki tiga periode ini, kita secara singkat survei pengembangan akuntansi di
Amerika Serikat sebelum 1930.

A. Akuntansi di Amerika Serikat Sebelum 1930

Mulai tahun 1880an, Amerika telah menyadari bahwa akuntansi merupakan instrument
penting dan tak terelakkan untuk melakukan sebuah bisnis. Oleh karenanya, muncul institusi
akuntansi pertama di dunia pada tahun 1886 yang bernama American Association of Public
Accountants (AAPA), sebuah organisasi yang menaungi profesi akuntan public pertama di dunia.
Banyak kontribusi di dunia akuntansi yang berhasil dilakukan oleh organisasi AAPA. Beberapa
diantaranya ialah seperti berlakunya hukum negara Amerika Serikat (pengakuan hukum)
mengenai Certified Public Accountant (CPA) pada tahun 1896. Beberapa tahun setelahnya, tepat
di tahun 1913 sudah ada 31 negara yang mengakui dan menyediakan penerbitan sertifikat
Certified Public Accountant
CPA. Pencapaian signifikan lainnya yang berhasil dilakukan oleh AAPA ialah pembuatan
journal of accountancy pada tahun 1905. Jurnal publikasi ini menjadi jurnal professional yang
penting hingga saat ini.
Di tahun 1913. Undang-undang pajak penghasilan mulai diberlakukan. Keberhasilan
pemberlakuan undang-undang tersebut juga bagian andil dari profesi akuntansi yang sedang
tumbuh-tumbuhnya pada waktu itu. Tahun 1916, AAPA berkembang menjadi lebih besar lagi,
oleh karena itu AAPA berganti nama menjadi American Institute of Accountants (AIA), sebagai
sebuah organisasi nasional bagi profesi akuntan. Urgensi dari AIA ialah ingin meningkatkan
kesamaan dan tingkat standar yang sama dalam kualifikasi serta persyaratan untuk para
anggotanya.
Di tahun 1921, terbentuklah organisasi kedua yang merupakan organisasi tandingan AIA,
yakni American Society of Certified Public Accountants (ASCPA). Bila AIA lebih berfokus
pada isu penyeragaman standar sepeti ujian dan kualifikasi, maka ASCPA lebih fokus pada
menjaga kekuatan pengaruh akuntansi di berbagai negara. Persaingan bertahun-tahun di antara
kedua organisasi mengakibatkan desakan dari masyarakat Amerika Serikat terus membesar
untuk menggabungkan kedua organisasi tersebut (merger). Pada akhirnya pada tahun 1936,
kedua organisasi tersebut bergabung dan tetap mempertahankan nama sebelumnya, yakni AIA.
Depresi dan pemilihan Franklin D. Roosevelt menjadi presiden pada tahun 1932 dan
diberlakukannya undang-undang New Deal menyebabkan perubahan besar dalam akuntansi,
memproduksi pertama dari tiga periode yang berbeda dalam pengembangan standar akuntansi,
menghasilkan yang pertama dari tiga periode berbeda dalam pengembangan standar akuntansi.

B. Tahun-tahun formatif (1930-1946)


Selama masa 1930 – 1946, praktik akuntansi di Amerika Serikat lebih banyak
dipengaruhi oleh kejatuhan pasar saham 1929.

Persetujuan NYSE - AICPA


Akibat kejatuhan pasar saham tersebut, American Institute of Certified Public Accountant
(AICPA) mulai secara intens bekerja sama dengan New York Stock Exchange (NYSE) untuk
menyiapkan dokumen-dokumen paling penting guna mengembangkan pembuatan aturan atau
tata cara akuntansi. NYSE prihatin dengan kondisi saat itu yang mana perusahaan terbuka
banyak menggunakan praktik akuntansi yang berbeda-beda dan bahkan dirahasiakan dari pihak
umum. Oleh karena itu, AICPA merumuskan solusi berupa
1. Mengedukasi para pengguna laporan keuangan terkait adanya keterbatasan laporan
keuangan saat ini.
2. Mengembangkan laporan agar lebih informatif kepada para penggunanya.

Dari kedua solusi tersebut, AICPA menyiapkan dokumen draft berisi “lima prinsip akuntansi
besar” yang telah disetujui oleh NYSE pada tahun 22 September 1932. Dokumen ini merupakan
cikal bakal terbentuknya generally accepted accounting principles (GAAP). Dokumen tersebut
berisi bahwa setiap perusahaan diperbolehkan memilih metode dan prosedur praktik akuntansi
yang paling cocok digunakan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan selama
diungkapkan terbuka, dan secara konsisten digunakan serta masih dalam kerangka kerja.

Pembentukan SEC (Securities and Exchange Commission)


Kongres mendirikan SEC pada 1934. Pendirian SEC bertujuan untuk mengatur dan
mengawasi kegiatan pasar modal serta pembuatan undang-undang pasar modal. Selain itu, SEC
awalnya diperbolehkan mengatur pelaporan keuangan untuk tujuan SEC. Kemudian pada 1937,
kepala SEC mengonfirmasi bahwa SEC berwenang mengatur standar akuntansi tanpa intervensi
dari pihak siapapun, termasuk organisasi profesi akuntan. Akhirnya pada tahun 1938, SEC
menerbitkan Accounting Series Release (ASR) nomor 4 yang berisi bahwa hanya AIA-lah yang
merupakan organisasi otoritas untuk pembuatan standar, kecuali jika AIA membentuk badan
otorisasi untuk penetapan standar, maka SEC akan menentukan praktik akuntansi yang dapat
diterima dan metode akuntansi yang digunakan.

Committee on Accounting Procedure (CAP), 1936-1946


Mulai tahun 1936, ASCPA sudah bergabung ke dalam AIA. Di tahun yang sama pula,
AIA membentuk CAP, sebuah komite khusus yang bertujuan untuk mengatur prinsip maupun
prosedur akuntansi. Selama tahun 1938-1939, CAP telah mengeluarkan 12 Accounting Research
Bulletins (ARBs). Tahun 1939, CAP menerbitkan pernyataan-pernyataan mengenai prinsip-
prinsip akuntansi. Namun sayangnya, tidak semua pemangku kepentingan senang dengan
standar/aturan akuntansi yang dikembangkan pada masa itu karena standar tidak mewakili
seperangkat menyeluruh dari prinsip-prinsip akuntansi dan tidak cukup memuaskan SEC, AAA,
dan AIA.
Di era formatif ini, tidak banyak menghasilkan seperangkat komprehensif dari prinsip-
prinsip akuntansi. Hanya ada dua kontribusi penting yakni (1) Praktik akuntansi terutama dalam
hal keseragaman (uniformity), telah meningkat secara signfikan. (2) Sektor swasta didirikan
dengan kokoh sebagai sumber untuk pembuatan kebijakan akuntansi di Amerika Serikat. Era
formatif ini tidak memberikan banyak kontribusi dalam pengembangan aturan akuntansi karena
pada waktu itu sedang terjadi perang dunia II.

C. Periode setelah perang (1946-1959)


Setelah masa perang, pembangunan kian digalakan secara masif. Industri banyak
memerlukan jumlah modal besar untuk berekspansi yang dampaknya pada terciptanya banyak
lapangan kerja dan perputaran uang di dalam perekenomian. Pasar modal kian berkembang pesat
yang semula 4 juta pemegang saham di tahun 1940 menjadi 17 juta pemegang saham di tahun
1962. Di masa itu pula, laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi penting
untuk pengambilan keputusan keuangan. Dengan demikian, laporan keuangan dan aturan
akuntansi sudah mendapat perhatian besar. Untuk pertama kalinya, pembuatan kebijakan
akuntansi menjadi topik penting di media keuangan. Masalah utama yang masih dihadapi ialah
ketidakseragaman atau ketidakmampuan untuk membandingkan laporan keuangan pada antar
perusahaan. Media keuangan dan SEC mendorong keras kepada profesi akuntan untuk
menghilangkan banyaknya ketidakseragaman tersebut dengan menyederhanakan metode-metode
akuntansi yang secara signifikan berpengaruh pada laba bersih untuk transaski yang mirip.
ARB 32 dan SEC
CAP sangat sibuk salama periode paska perang. Secara keseluruhan, delapan belas ARB
dikeluarkan sejak 1946 hingga 1953. Walaupun komite telah berhasil mengurangi pertanyaan
yang timbul tentang praktek akuntansi tahun 1930-an, strategi tersebut memunculkan
masalah-masalah baru selama tahun 1940-an hingga awal 1950-an. Ketika berusaha
mengurangi dugaan yang muncul akan profesi akuntansu, CAP gagal untuk membuat
rekomendasi positif untuk prinsip akuntansi secara umum. Akibatnya, terdapat kelebigan prinsip
akuntansi yang ‘baik’. Berbagai alternatif praktik dilenjutkan untuk memperindah karena tidak
ada landasan dalam teori akuntansi. Situasi ini memicu konflik antara CAP dan SEC.
CAP merasa bahwa memanfaatkan kinerja operasi jangka pendek akan meningkatkan
perbandingan earning reports di antara perusahaan dan antar tahun-tahun untuk
perusahaan yang sama. Banyak extraordinary gains and losses dikeluarkan dari laba bersih di
bawah current operating performance concept. Akibatnya, CAP mengeluarkan ARB 32 untuk
merekomendasikan konsep tersebut.

Masalah tingkat harga


Pada akhir tahun 1953, profesi akuntansi menjadi semakin peduli dengan akuntansi
dalam kondisi perubahan tingkat harga. Sehingga, selama tiga tahun berikutnya terdapat
kemajuan dalam perkembangan prinsip akuntansi.

Penutupan Tahun CAP


Tahun-tahun 1957-1959 mewakili masa transisi dalam pengembangan standar akuntansi
di Amerika Serikat. Kritik CAP meningkat, dan bahkan pilar pendirian akuntansi yang mencela
operasinya. Akhirnya, seorang presiden AICPA itu, Alvin R. Jennings, menyerukan pendekatan
baru untuk pengembangan prinsip akuntansi. Selama tahun 1950 tengah dan akhir, minat dalam
pengembangan prinsip akuntansi tumbuh, baik di dalam maupun di luar profesi. Sayangnya,
banyak kepentingan ini berupa kritik negatif diarahkan pada eksekutif Keuangan CAP dan
praktisi akuntansi di perusahaan-perusahaan kecil mengeluh bahwa mereka tidak diberi
pendengaran yang memadai untuk mengekspresikan pendapat mereka tentang ARB diusulkan.

Pendekatan Baru
Pada tahun 1957, Alvin R.Jennings menyampaikan pidato pada pertemuan tahunan
AICPA. Ia menganjurkan reorganisasi AICPA untuk mempercepat perkembangan prinsip
akuntansi. Jeannings menekankan perlunya riset sebagai bagian dari program pengembangan.
D. Periode modern (1959-sekarang)

Pada tahun 1959, AICPA resmi membentuk Accouting Principles Board (APB) dan
Accounting Research Division (ARD) sebagai bentuk respon atas pidato Alvin Jennings. APB
mirip seperti CAP dengan harapan opini-opini APB mampu menjadi studi penelitan yang
selanjutnya menjadi dasar untuk membuat prinsip-prinsip akuntansi. Awal mula berjalannya
APB diwarnai dengan kegagalan dan keraguan. Studi penelitan yang dikeluarkan oleh APB
berupa Accounting Research Studies (ARS) 1, The Basic Postulates of Accounting dan ARS 3, A
Tentative Set of Broad Accounting Principles for Business Enterprises. Penolakan terjadi secara
masif khususnya pada ARS 3, sehingga pada akhirnya APB Opinion 1 menolak ARS 1 dan ARS
3.
APB Opinion 2 pada kredit pajak investasi (investment tax credit) memberikan mandat
bagaimana cara menghitung kredit pajak investasi. Ada dua alternatif yakni mengakui manfaat
pajak di tahun penerimaan (metode flow-through) dan mengakui manfaat pajak sepanjang umur
asset bersangkutan (metode deferral). APB Opinion 2 memilih untuk menggunakan metode
deferral, namun the SEC di tahun 1996 justru membolehkan penggunaan kedua metode. Sebagai
akhirnya, APB Opinion menyatakan pemberian ijin untuk kedua metode tersebut.
Dari tahun 1965-1967, APB telah mengeluarkan tujuh opinion namun dirasa belum puas
serta kritik terhadap APB kian berlanjut. Dua hal kritik kepada APB ialah karena paparan opini
APB bersifat tentatif dan terlalu terbatas, serta tekanan dari masyarakat luas (stakeholders) tidak
tersalurkan dengan baik. Akibat dari kritik tersebut, AICPA membentuk dua kelompok studi
yakni Wheat dan Trueblood untuk mendiskusikan semua aspek dari bagian masalah akuntansi.
Laporan dari Wheat memberikan usulan untuk mendirikan Financial Accounting Foundation
(FAF), Financial Accounting Standard Board (FASB), dan Financial Accounting Standards
Advisory Council (FASAC). Pada 1 Juli 1973, FASB resmi didirikan. Sedangkan laporan dari
Trueblood dijadikan sebagai mennyusun kerangka kerja konseptual FASB.
Gambaran FASB

FASB bertugas untuk membuat standar akuntansi keuangan dan pelaporan secara efisien
dan lengkap. FASB menciptakan conceptual framework project sebagai usaha menyediakan
sebuah konstitusi untuk fungsi pembuatan standar. Prosedur pembuatan standar dimulai dengan
identifikasi masalah serta seluruh aspek permasalahannya. Proses tersebut menghasilkan seluruh
isu dan solusi yang kemudian disebarkan ke semua pihak yang berkepentingan. FASB menerima
feedback dari berbagai pihak, kemudian menerbitkan draft standar dan meminta feedback secara
tertulis. Setelah mempertimbangkan berbagai feedback yang diterima, draft tersebut direvisi
dengan menerbitkan draft baru (bila perlu) untuk diputuskan oleh dewan. Sebelum ditetapkan
menjadi standar, draft tersebut harus disetujui oleh 4-3 mayoritas suara (vote). Proses ini sangat
kental dengan unsur politis karena melibatkan berbagai elemen atau lingkungan.
Meskipun FASB dapat dikatakan jauh lebih baik daripada pendahulunya yaitu CAP dan
APB, kritik tetap dilontarkan oleh beberapa pihak yang mengatakan bahwa standar yang dibuat
FASB terlalu konseptual, tidak dilakukan riset terlebih dahulu. Sebagai respon terhadap kritikan
tersebut, Structure committee of the Board of Trustee of the FAF mengalakukan review terhadap
dewan (FASB) yang kemudian menghasilkan beberapa rekomendasi. Selanjutnya terjadi
perubahan yang signifikan dengan melibatkan lembaga dan proses standard-setting yang lebih
terbuka.
Beberapa organisasi seperti AICPA, SEC, dan GASB (diciptakan oleh FAF) berusaha
membatasi kekuasaan FASB sebagai pembuat standar. Pada saat tanggungjawab pembuatan
standar dialihkan dari AICPA ke FASB, AICPA membentuk Accounting Standards Executive
Committee (AcSEC) untuk merespon memoranda diskusi, pengungkapan draft, memberikan
komentar tertulis, dan menyiapkan paper mengenai suatu isu untuk FASB yang dapat menjadi
agenda tambahan bagi dewan. AcSEC mengeluarkan dua tipe pronouncement yaitu Statement of
Position (SOP) dan Accounting Guides. Tantangan terbesar datang dari GASB yang
menyebabkan terjadinya overlap kekuasaan. Entitas tertentu seperti rumah sakit, sekolah dan
universitas, serta organisasi pemerintah yang lain harus menggunakan standar dari FASB kecuali
bila GASB mengeluarkan standar yang berbeda untuk aktivitas atau program yang sama, maka
entitas tersebut harus menggunakan GASB.
FASB sebagai organisasi terpisah yang memiliki staff dan dewan tersendiri dapat
bersikap netral daripada pendahulunya. Namun pada bulan Juli 1985, FEI dan Accounting
Principles Task Force of Business Roundtable mendesak dimasukkannya wakil dari kalangan
bisnis ke dalam jajaran dewan FASB dan trustee FAF. Pada tahun 1990, FAF mengubah
peraturan 4-3 vote menjadi 5-2 vote yang dibutuhkan untuk meluluskan suatu standar. Namun
pada tahun 2002, FASB kembali pada peraturan semula yaitu 4-3. Disamping itu, SEC semakin
berpengaruh terhadap FASB karena berperan sebagai penyedia dana. Isu mengenai independensi
FASB yang dinilai menurun akibat terjadinya beberapa skandal akuntansi. Selain ketidakpuasan
berbagai pihak dalam proses pembuatan standar, FASB juga mendapat tekanan akibat investigasi
yang dilakukan oleh kongres terhadap profesi audit dan aparat pembuat standar. Laporan
pertama mengkritisi mengenai konsentrasi kekuatan delapan KAP terbaik saat itu di badan
FASB. Kongres terus mengawasi profesi akuntan public secara ketat dan mengusulkan untuk
meningkatkankan tanggungjawab akuntan public dalam pendeteksian fraud dalam pelaporan
laporan keuangan.
Skandal Enron menyebabkan terjadinya perubahan besar pada profesi akuntan public.
SEC menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) serta mendirikan Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB) yang bertugas mengatur sector privat. PCAOB bertanggungjawab
mendaftar KAP, mengatur standar audit, menginspeksi perusahaan public yang terdaftar, serta
memastikan dipatuhinya SOX. Meskipun PCAOB harus berkonsultasi dengan kalangan
professional seperti ASB yang dulunya mengatur standar audit, kewenangan menetapkan standar
tetap berada pada PCAOB. Dengan adanya SOX, peer review diganti dengan inspeksi yang
dilakukan oleh PCAOB. Lebih jauh lagi, SOX meminta agar FASB mengubah anggarannya
terutama dalam hal sumber pendanaan yang selama ini berasal dari kontribusi sector privat
menjadi seperti PCAOB yang didanai dari biaya assessment pada perusahan public dan CPA.
Saat ini SEC mengendalikan pendanaan FASB melalui proses anggaran. FASB menjadi lebih
condong sebagai lembaga kuasi-pemerintah.
Krisis kepercayaan menjadi masalah yang saat ini dihadapi oleh para akuntan public.
Terdapat tekanan besar agar audit berfungsi sebagai pendeteksi adanya fraud. Akuntan public
memiliki tanggungjawab melapor kepada SEC apabila manajemen atau dewan komisaris tidak
mengambil tindakan yang tepat. Selain itu masih terdapat beberapa kewajiban tambahan seperti
apabila auditor gagal memberikan opini yang sesuai sehingga merugikan klien, maka auditor
wajib memberikan ganti rugi, dsb.
Sedangkan AICPA sendiri saat ini sudah tidak memiliki otoritas eksklusif sebagai badan
pembuat standar karena telah digantikan oleh FASB dan PCAOB. Kolaborasi terbaru antara
FASB dan AICPA mengajukan proposal bahwa AICPA berpartisipasi dalam proses pembuatan
standar yang terpisah untuk perusahaan privat yang lebih kecil. Proposal ini dianggap berbahaya.
Namun AICPA masih memiliki peran penting untuk membatasi apa yang disebut”shopping for
accounting principles” yang menyebabkan ketatnya persaingan KAP untuk mendapatkan klien.
Di lain pihak, SEC yang mendapatkan kekuasaan dari pemerintah masih memegang
peranan penting dalam pengaturan dan proses pembuatan standar. Peningkatan operasi SEC juga
terlihat dengan digunakannya Electronic Data Gathering, Analysis, and Retrieval System
(EDGAR) untuk mengisi data financial secara elektronik. Seiring dengan perkembangan jaman,
pihaknya juga memanfaatkan jaringan internet. Saat ini, selain AICPA terdapat setidaknya tiga
asosiasi yang berkepentingan dengan proses pembuatan standar di USA antara lain: American
Accounting Association (AAA), Financial Executives International (FEI), dan Institue of
Management Accountants (IMA).

Kesimpulan

Sebagai hasil dari kerjasama antara AICPA dan NYSE, bekerja pada prinsip akuntansi
penyusunan dimulai. Sebuah dorongan utama, tentu saja, penciptaan SEC, yang diberi kuasa oleh
Kongres untuk meresepkan prinsip akuntansi. Akibatnya, CAP dibentuk, dan sebagian besar
tanggung jawab untuk fungsi pembuatan kebijakan tetap di sektor swasta. Dalam keberadaannya,
CAP mengeluarkan total 51 ARB, yang paling terkenal makhluk ARB 43. Menjelang penutupan
keberadaannya, CAP itu semakin dikritik karena berusaha untuk memecahkan masalah secara
sedikit demi sedikit tanpa koheren, teori yang mendasari.
APB dikandung dengan optimisme tinggi. Pendapat itu harus berdasarkan mendalam
studi penelitian, yang, pada gilirannya, itu harus didasarkan pada seperangkat postulat yang
mendasari dan prinsip-prinsip: Dengan kata lain, pendekatan deduktif adalah untuk datang ke
bunga. Sayangnya, penolakan ARS 3, studi prinsip-prinsip yang luas, hampir mengakhiri ke
pendekatan formal deduktif meskipun publikasi ARS konservatif 7, yang berusaha untuk
mengekstrak prinsip dari aturan yang ada. Meskipun kemajuan di berbagai bidang, permulaan
yang goyah dari APB, dikombinasikan dengan kelemahan institusional sendiri dan meraba-raba
atas masalah penggabungan usaha, menyebabkan kehancurannya.
Karya dua komite penting, satu berkaitan dengan organisasi tubuh baru dan yang lainnya
dengan tujuan akuntansi keuangan, didahului pembentukan FASB. Anggota dewan diberikan
kemerdekaan jauh lebih besar, dan organisasi itu sendiri terpisah dari AICPA. FASB tampaknya
telah lapuk banyak kritik ditujukan pada di tahun-tahun awal; Namun, SOX Act of 2002 secara
signifikan mengubah cara FASB beroperasi. Finansial independen dari perusahaan akuntansi dan
perusahaan, tetapi lebih diselaraskan dengan SEC, sangat keberadaan FASBa sekarang menduga
kecuali mengembalikan kepercayaan profesi akuntansi. Semua orang tampaknya ingin FASB
untuk berhasil, tetapi hokum berada di tempat untuk membuat peraturan pemerintah gerakan
untuk 100% relatif sederhana, jika FASB gagal.

Anda mungkin juga menyukai