Di susun oleh:
Nim : 042024253006
Kelas : A2P
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
The Impact of Management Alumni Affiliation and Persuasion Tactics on
Auditors’ Internal Control Judgments
Sudip Bhattacharjee dan J. Owen Brown
Introduction
Setiap auditor yang memulai di akuntan publik akan meninggalkan profesinya dan
pindah ke posisi manajemen dengan peran pelaporan keuangan yang signifikan di beberapa
titik dalam karir mereka. Fenomena “revolving door” adalah ketika audit engagement team
members menerima klien yang merupakan alumni auditor yang sekarang menjabat menjadi
manajemen pada perusahaan klien. Dengan demikian hal ini dapat menyebabkan auditor
menaruh rasa percaya dengan alumni-affliated client manager karena melihat cara bekerja nya
dulu saat di audit firm. Alumni affiliation client manager dapat mempengaruhi ketika auditor
melakukan internal control assessment seperti client inquiry. Jika auditor memiliki koneksi dan
social bond dengan alumni-affiliated manager, maka manajemen bisa memiliki pengaruh
terhadap audit outcomes. Di sisi lain, identifikasi klien yang tinggi, dalam keadaan tertentu
sebenarnya dapat merusak pengaruh persuasif manajer alumni dengan mendorong adanya
tambahan pengawasan auditor. Menurut Social Identity Theory, penelitian ini melakukan
eksperimen untuk menilai apakah auditor yang mengalami heightened identification dengan
alumni-affiliated client manager, dan bagaiman hubungan ini mempengaruhi professional
skepticsm saat menanggapi management persuasion attempt.
Persuasion tactic adalah strategi penyampai pesan untuk mempengaruhi kepercayaan,
attitude, keputusan atau Tindakan dari penerima pesan. Taktik ini digunakan dengan
memberikan pengaruh secara psikologikal untuk mendapatkan outcome yang diinginkan.
Hypothesi Development
H1: Tidak adanya penggunaan persuasion taction oleh client manager, maka auditor akan
menyediakan more favorable ICFR assessment ketika client manager memiliki manager
memiliki alumni affiliation dengan auditor dibandingkan ketika client maanger tidak memiliki
prior alumni affiliation.
H2a: Penggunaan persuasion taction oleh client manager yang tidak memiliki alumni
affiliation sebelumnya akan menyebabkan more favorable ICFR assessment,
dibandingkan ketika taktik tidak digunakan.
H2b: Penggunaan persuasion taction oleh client manager yang memiliki alumni affiliation
sebelumnya akan menyebabkan less favorable ICFR assessment, dibandingkan ketika taktik
tidak digunakan.
Method
Partisipan: 91 Big audit senior dengan rata2 pengalaman 3 tahun yang secara random di assign
terhadap 1 dari 4 experimental group. Experimental group dibentuk dengan 2 level client
manager-auditor alumni affiliation (present-absent), dengan 2 level of management persuasion
tactic (present or absent), sehingga terbentuk 4 grup :
a. Alum-persuasion tactic
b. Non-alum persuasion tactic
c. Alum-No persuasion tactic
d. Non alum-No persuasion tactic
Audit senior dipilih karena mereka berpengalaman dengan preliminary evaluation of ICFR
problems.
Secara mayoritas telah melakukan SOX 404 audit (70%) dan sebelumnya telah
mengindentifikasikan adanya deficiency atau material weakness selama ICFR testing
(52%).
Experimental Design and Independent Variables
1. Bahan kasus yang disediakan adalah informasi mengenai audit client, summary
financial statement, dan desripsi mengenai kebutuhan untuk mengaudit ICFR yang sesuai
dengan PCAOB Auditing Standard No 5. Audit partner disediakan dengan overview dari audit
strategy ddan informasi mengenai audit team’s client contact. Di semua kelompok akan
diberikan informasi (isyarat) oleh client contact. Kemudian partisipan diberi tugas untuk
mengevaluasi isu pada internal control yang diidentifikasikan oleh client’s controller.
2. Untuk mengevaluasi ICFR, auditor akan diberikan sketsa percakapa antara auditor dengan
controller. Berdasarkan penelitian sebelumnya financial personnel seperti CFO dan controller
sering berusaha untuk mempengaruhi keputusan auditor atas internal control. Skema ditulis
oleh perspektif orang pertama untuk emndukung auditor memandangnya sebagai actual
inquiries dengan client’s controller.
3. Akar permasalahan isu ICFR adalah kegagalan sales team untuk mengikuti prosedur
pencatatan price discount. ICFR issue didesain yang berpotensi menyebabkan misstatement.
Narasi nya juga memasukan informasi yang mengindikasikan tingkat keparahan defisiensi
yang tinggi dan rendah. Dengan demikian, pengaturan pengendalian internal cukup ambigu
untuk memungkinkan taktik persuasi manajemen untuk berpotensi mempengaruhi evaluasi
ICFR.
4. Setelah membaca narasi, auditor akan melakukan preliminary assessment atas company’s
ICFR issue dengan label:
- 0 = no deficiency
- 50 = significant deficiency
1. Manipulasi dari persuasion taction sudah termasuk pada dialog antara auditor dengan
client’s controller. Untuk meyakinkan auditor bahwa masalah ICFR tidak menunjukkan
masalah yang lebih luas yang memerlukan klasifikasi defisiensi yang lebih parah, maka
controller menggunakan taktik validasi sosial untuk membenarkan hasil akuntansi yang
disukai perusahaan (yaitu, penilaian ICFR yang tidak terlalu parah) dengan
membandingkan kebijakan penjualan kepada rekan industri.
2. Controller mencoba validasi company’s sales policy dan related control procedure
dengan menjelaskan kepada auditor bahwa membiarkan sales team untuk negosiasi
price discount (akar permasalahan ICFR), adalah praktik standard perusahaan, dan
perusahaan lain juga memiliki masalah yang sama dengan team sales yang gagal
record secara tepat pricing discount yang berlaku.
3. Controller menyatakan bahwa company’s discount policy merupakan industry norm.
4. Controller mencoba validasi dengan secara langsung membandingkan sales policy
dengan isu ICFR dengan perusahaan kompetitior. Penelitian ini menggunakan social
validation sebagai persuasion tactic.
Dependent Variables
1. Auditor menyediakan preliminary assessment dengan adanya skala pengukuran.
Penelitian ini mengji teori dengan cara shared group membership dengan alumni-
affiliation. Higher response mengindikasikan higher deficiency severity, dan juga
sebaliknya.
2. Mendokumentasikan dengan bukti diberi kode 1 yang merupakan supportive item
jika auditor menyebutkan adanya desirable attributes, positive association, atay
pernyataan yang menudukung validitas client (menunjukan adanya penurunan ICFR
risk)
3. Diberi kode 2 sebaga critical item jika auditor menyebutkan undesirable attributes,
negative associates atau tantangan mengenai validitas client (menunjukan adanya
peningkatan ICFR risk)
4. Diberi kode 3 sebaga neutral jika itu berkaitan dengan internal control process atau
manager’s explanation
5. Diberi kode 4 sebagai other yang berkaitan ada pemikiran lainnya yang relevan
Hasil:
Manipulation Checks and Post-Experiment Questions
Conclusion
Studi ini menguji proses di mana afiliasi alumni auditor-klien dan penggunaan taktik
persuasi manajemen dapat mempengaruhi kualitas keputusan auditor. Sebuah temuan utama
dalam literatur identifikasi sosial adalah bahwa tingkat identifikasi yang tinggi mengarah
pada persuasi yang lebih baik dan evaluasi yang lebih baik dari anggota dalam kelompok.
Potensi signifikansi yang lebih besar, kami menemukan bahwa ikatan sosial yang
dihasilkan oleh asosiasi alumni firma audit dapat mendorong auditor untuk terlibat dalam
pemprosesan pesan persuasif manajer dalam grup yang lebih mendalam. Ini adalah temuan
baru dan menggembirakan untuk literatur akuntansi karena ini adalah studi pertama, untuk
pengetahuan kami, untuk memprediksi dan menemukan contoh di mana identifikasi sosial
yang tinggi dengan klien dapat berfungsi untuk meningkatkan, daripada mengurangi,
skeptisisme auditor. Secara khusus, kami menemukan bahwa penggunaan taktik persuasi
yang tidak tepat oleh manajer yang berafiliasi dengan alumni menjadi bumerang, karena
auditor menanggapi upaya persuasi dengan memberikan evaluasi pengendalian internal
yang kurang menguntungkan dan dengan mendokumentasikan faktor-faktor yang lebih
penting yang mengindikasikan peningkatan risiko pengendalian dibandingkan dengan
ketika terafiliasi. Penjelasan pengendalian internal manajer mengecualikan taktik tersebut.
Di sisi lain, penggunaan taktik persuasi yang sama oleh manajer klien yang tidak berafiliasi
menyebabkan peningkatan persuasi dan pengaruh manajer, karena auditor memberikan
evaluasi pengendalian internal yang lebih lunak dan mendokumentasikan item yang lebih
mendukung yang mengindikasikan penurunan risiko pengendalian relatif terhadap saat
penjelasan manajer yang tidak berafiliasi.