Anda di halaman 1dari 6

SUMMARY

The Economics of Financial Reporting Regulation


Mata Kuliah Teori Akuntansi

Di susun oleh:

Nama : IKHSAN AL IZYRA

Nim : 042024253006

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2021
The Economics of Financial Reporting Regulation

Contributors: By : Harry I. Wolk, James L. Dodd & John J. Rozycki


Pub. Date : 2017
DOI : http://dx.doi.org/10.4135/9781506300108.n4
Print pages : 81-102

Pendahuluan

Pelaporan keuangan untuk perusahaan publik telah diatur di Amerika Serikat sejak tahun
1930-an, ketika Kongres memberdayakan Securities and Exchange Commission (SEC) untuk
mengatur pelaporan keuangan. SEC adalah badan federal, didanai oleh pemerintah federal dan
bertanggung jawab kepada Kongres Amerika Serikat, yang memiliki pengawasan hukum atas
tindakan SEC. Namun, SEC telah mengizinkan kekuatan pembuatan kebijakan akuntansi untuk
tetap berada di sektor swasta; pertama dengan American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), yang mengoperasikan Committee on Accounting Procedure (CAP) dan
Accounting Principles Board (APB), dan kemudian dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(FASB). Namun, SEC selalu menjaga pengawasan peraturan dari badan-badan sektor swasta ini.

Unregulated Markets for Accounting Information

Teori agensi menjelaskan mengapa ada insentif untuk pelaporan sukarela kepada pemilik.
Teori persinyalan menjelaskan pelaporan sukarela yang lebih luas ke pasar modal dan daya saing
di pasar modal. Terakhir, dapat diperoleh melalui kontrak pribadi. Argumennya mendukung
pasar yang tidak diatur untuk informasi akuntansi sebagian besar bersifat deduktif.

 Agency Theory
Agen adalah orang yang dipekerjakan untuk mewakili kepentingan. Agency
theory menganggap perusahaan sebagai persimpangan dan berusaha memahami,
memprediksi dan menjelaskan perilaku organisasi serta cara pihak-pihak memaksimalkan
utilitas mereka.
Contoh agency theory adalah hubungan manajemen dengan pemilik perusahaan.
Manajer dipekerjakan untuk mengelola perusahaan, sedangkan pemilik tertarik untuk
memaksimalkan laba atas investasi. Pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab
untuk membuat kontrak demi meminimalkan konflik antar tujuan. Oleh karena itu,
manajer memiliki insentif untuk menjaga biaya tetap rendah dengan tidak terlibat konflik.
Agency theory menyorot konflik antara pemilik dan manajemen yang dapat di
mitigasi dengan laporan keuangan. Pelaporan keuangan rutin dapat berperan dalam
mitigasi ini. Akuntan mengacu pada jenis pelaporan tradisional ini sebagai akuntabilitas
kepada pemilik perusahaan. Teori agensi juga digunakan untuk menjelaskan permintaan
audit. Good reporting meningkatkan reliabilitas akuntansi dan meningkatkan reputasi
manajemen, meminimalkan biaya pemantauan yang merupakan insentif ekonomi bagi
manajer .
 Competitive Capital Markets and Signaling Incentives

Signaling theory menjelaskan bahwa perusahaan bersaing untuk scarce risk


capital sehingga memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela ke pasar modal
tanpa persyaratan wajib pelaporan. Insentif ini mendorong perusahaan untuk melaporkan
berita buruk sekalipun. Terkadang, information asymmetry dapat terjadi karena pihak
perusahaan mengetahui lebih banyak dibandingkan investor. Nilai perusahaan dapat
ditingkatkan jika secara sukarela memberi laporan (sinyal) berupa informasi privat yang
kredibel dan mengurangi ketidakpastian prospek perusahaan bagi investor.

Financial Accounting Standards (SFAS) No. 106: Other Postretirement Benefits,


hipotesis Frantz
 Adopsi awal “kabar baik”, Kabar baik ditandai dengan mengambil pilihan
pendapatan yang lebih rendah.
 Adopsi akhir: “kabar buruk”, Berita buruk ditandai dengan mengambil yang
lebih tinggi

Beberapa bukti empiris menyatakan bahwa peraturan SEC tidak bukan pengaruh
signifikan atas pelaporan sukarela yang ada. Dalam studi lain, Barton & Waymire
menemukan bahwa kualitas pelaporan keuangan meningkat dengan insentif manajer
untuk memberikan informasi keuangan yang lebih berkualitas. Mereka meneliti apakah
pelaporan berkualitas berpengaruh terhadap kerugian ketika kejatuhan pasar 1929.
Kualitas dinilai dengan tiga faktor: transparansi, konservatisme akuntansi, penggunaan
audit eksternal. Insentif yang dimaksud adalah efek leverage, adanya penggunaan
alternatif informasi keuangan, dan penerbitan modal ekuitas. Hasil akhir menunjukkan
korelasi positif antara kualitas pelaporan dengan insentif manajer. Analisis B&W juga
menunjukkan bahwa beberapa insentif untuk pelaporan keuangan membuat laporan lebih
berkualitas tanpa adanya regulasi.

 Arguments in Favor of Private Contracting Opportunities


Argumen ketiga yang mendukung unregulated market : siapapun yang
menginginkan informasi tentang perusahaan bisa memperolehnya ; melalui pemilik
maupun analis saham. Peluang kontrak untuk informasi tambahan membuat intervensi
berupa peraturan pengungkapan wajib tidak diinginkan dan tidak perlu . Permintaan
informasi terpenuhi secara optimal ketika kekuatan pasar menentukan produksi dan
pengungkapan informasi kuntansi.

The Case for Regulated Markets for Accounting Information

Peraturan pasar dapat dibenarkan atas dasar kepentingan publik:

 Market Failure
1. The Firm as a Monopoly Supplier of Information
Dalam situasi ini, pasar yang tidak diatur akan menyebabkan produksi informasi
yang terbatas. Karena situasi monopoli, perusahaan dapat melakukan underreport. Solusi
regulasi dalam industri utilitas adalah mengizinkan produksi monopoli tapi untuk
mengatur harga. Pengungkapan wajib kepada publik adalah solusi cost-effective untuk
mendapat informasi spesifik dari perusahaan.

2. Failures of Financial Reporting and Auditing:


Kritik terhadap praktik akuntansi dan proses penetapan standar umumnya terfokus
atas dugaan kualitas pelaporan keuangan yang rendah . Kualitas yang rendah dapat
menyebabkan kegagalan pelaporan dan audit untuk mencegah fraud dan kebangkrutan.

3. Accounting as a Public Good:


Barang publik (komoditas yang jika telah diproduksi dapat dikonsumsi tanpa
mengurangi konsumsi orang lain) bisa menyebabkan kegagalan pasar. Barang publik
kurang diproduksi dalam ekonomi pasar karena faktor eksternalitas. Jika informasi
akuntansi adalah barang publik, perusahaan tidak mempunyai insentif yang cukup kuat
untuk memproduksi dan menjual informasi tersebut, yang menyebabkan kurangnya
produksi informasi dalam unregulated market.

 Social Goals
Masyarakat mungkin ingin mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat dipenuhi
pasar bebas, meskipun tidak ada kegagalan pasar. Informasi yang tersedia dengan bebas
biaya adalah asumsi model ekonomi persaingan sempurna; bahwa setiap investor
memiliki akses yang sama atas informasi (information symmetry). Pengaturan insider
trading adalah salah satu bentuk pengaturan SEC untuk fair reporting di bawah filosofi
information symmetry. Tujuan sosial lain adalah komparabilitas, yaitu reliabilitas evaluasi
laporan keuangan antar perusahaan.

 The Codificational Justification of Standard Setting


Kodifikasi: pendekatan pragmatis untuk meningkatkan standar akuntansi seiring
waktu. Perhatian GAA diterapkan pada rasionalitas yang mendasari proses penetapan
standar itu sendiri. Kodifikasi dapat membantu masyarakat demokratis menyelesaikan
masalah distribusi. Di sisi lain, kodifikasi dapat dipandang sebagai rasionalisasi dangkal
dari status quo.

 Comparing Regulated and Unregulated Markets


Regulated
1. Firma adalah supplier monopolistik tentang informasinya
2. Persaingan untuk modal merupakan insentif untuk melaporkan informasi secara sukarela.
3. Informasi yang tidak diungkap sukarela dapat diperoleh dengan kontrak.

Unregulated Markets
1. Monopoli informasi menyebabkan market failure; pelaporan wajib lebih cost effective
2. Sifat kompetitif pasar modal memberikan insentif untuk pelaporan yang menyesatkan,
setidaknya dalam jangka pendek.
3. Sifat alami informasi akuntansi sebagai barang publik dan adanya free-rider.
4. Menyediakan keadilan dalam pasar modal
Imperfections of Accounting Regulations

 Potensi alokasi sumber daya berlebih untuk produksi informasi akuntansi yang tersedia
public.
 Transfer kekayaan dari bukan pengguna ke pengguna informasi akuntansi (non pengguna
dapat menyebabkan biaya transfer.

The Regulatory Process

Regulasi pada dasarnya adalah aktivitas politik.Karena kesejahteraan sosial tidak dapat
diukur (Impossibility Theorem), tidak ada kriteria untuk menentukan kebijakan apa yang
memaksimalkan kepentingan publik.

 The Political Nature of Regulation

Due Process (proses musyawarah seluruh pihak terlibat) adalah bagian penting dari
proses pengaturan. Beberapa anggota profesi akuntan percaya pengaturan kebijakan akuntansi
harus netral dan apolitis. Namun, sifat yang negotiable membuatnya politis. CAP dan APB gagal
karena tidak memiliki struktur politik untuk bertahan hidup. ASR 150: memberi keamanan dan
fleksibilitas dengan mengizinkan pengaturan pribadi untuk sector publik. FASB berfungsi lebih
baik karena proses hukum telah diadopsi sebagai prosedur standar dalam memperdebatkan dan
mengembangkan kebijakan akuntansi.

Regulatory Behavior

Teori penangkapan dan teori regulasi siklus hidup keduanya berpendapat bahwa kelompok
yang diatur pada akhirnya datang untuk menggunakan proses pengaturan untuk mempromosikan
kepentingan pribadinya.

 Perilaku Perusahaan, Auditor, dan Free Riders

Perusahaan besar yang diatur mendukung aturan akuntansi yang diusulkan yang menurunkan
laba bersih yang dilaporkan. Auditor cenderung menentang kebijakan proyeksi yang memperluas
fungsi audit ke bidang subjektif, seperti pengungkapan tambahan data akuntansi inflasi dan
prakiraan laba. Pembuatan kebijakan akuntansi hendaknya tidak melayani kelompok kepentingan
khusus sehingga merugikan masyarakat secara keseluruhan. Ketika regulasi didominasi oleh
kepentingan khusus, maka mandatnya tidak lagi ada karena proses regulasi telah ditangkap oleh
kelompok kepentingan tertentu.
Economic Consequences of Accounting Policy

Proses pengaturan akuntansi jelas merupakan proses politik. Lembaga penetapan standar
harus netral, namun terkadang penetapan standar sering menguntungkan satu pihak. Pengaturan
akuntansi bukan sekedar masalah efisiensi ekonomi, melainkan juga distribusi pendapatan dan
kesejahteraan.
FASB secara terbatas menyadari masalah ini. FASB mempertimbangkan bahwa
konsekuensi ekonomi atas peraturan akuntansi yang didefinisikan sebagai “the impact of
accounting reports on . . . business, government, unions, investors, and creditors”.
FASB hanya mempertimbangkan biaya dalam pengertian yang paling sempit, biaya
produsen, dan manfaat dipikirkan terutama dari segi kebutuhan informasi pasar saham. Contoh
orientasi dampak ekonomi adalah standard overload issue. Biaya kepatuhan tidak proporsiona l
karena terlalu tinggi untuk perusahaan kecil yang tidak publicly traded.

Anda mungkin juga menyukai