Disusun Oleh :
Kelompok 5
Kelas : A-2
Universitas Widyatama
2023
LITERATUR REVIEW
I. Pengertian
Perusahaan harus memastikan bahwa mutu atas pekerjaannya tidak gagal dengan
mengimplementasikan prosedur pengenda]ian mutunya sendiri.
ISQC I mencantumkan hal-hal berikut ini sebagai elemen atas sistem pengendalian mutu
sebuah perusahaan:
a. Kepemimpinan
b. Persyaratan etika
c. Penerimaan dan kelanjutan atas hubungan klien/perikatan tertentu
d. Sumber daya manusia
e. Kinerja perikatan
f. Pengawasan
Mutu sangat penting dalam melakukan perikatan asurans. Ini harus dipimpin oleh
pimpinan dari perusahaan, yakni para rekan.
Dalam praktik, orang-orang yang memimpin perusahaan dan sumber dayanya harus
memastikan bahwa :
1. Pertimbangan komersil tidak mengabaikan mutu dari pekerjaan yang dilakukan
2. Kebijakan perusahaan terkait dengan promosi, remunerasi dan penelaahan kinerja staf
memasukkan pentingnya pekerjaan yang bermutu
3. Sumber daya yang cukup dialokasikan untuk pengembangan, dokumentasi dan
dukungan atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
A. Etika
Etika penting bagi penyedia jasa asurans, karena etika mendukung kepercayaan
publik yang diperlukan untuk membuat jasa asurans dapat berjalan.
Perusahaan harus menyusun kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
perusahaan memenuhi persyaratan etika.
anggota staf yang di departemen asurans selama tahun juga diminta untuk
membuat pengungkapan tersebut.
B. Penerimaan Perikatan
Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memastikan bahwa hanya klien yang sesuai yang diterima dari saat dan
dipertahankan. Rekan perikatan harus melaksanakan pertimbangan yang serupa
seperti yang ia ketika ia menerima klien setiap tahunnya mengingat apakah akan
mernpertahankan klien.
Hal penting Iainnya terkait sumber daya yakni alokasi staf pada tim perikatan.
Perusahaan disyaratkan untuk memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa:
Rekan perikatan harus memastikan bahvva ia mengalkasikan staf yang sesuai untuk tim
perikatan. Staf perlu :
Jenis pelatihan dan penghargaan yang didiskusikan di atas akan menjadi penting karena
pengawasan berkelanjutan atas kemampuan anggota staf, dan oleh karena itu, kapabilitas yang
ditugaskan ke perikatan tertentu dan dalam kapasitas apa.
A. Pengarahan
Ini sebagian besar merupakan tanggung jawab dari rekan perikatan yang
mengendalikan bagaimana perikatan - asurans harus dilakukan, namun tugas ini
akan didelegasikan kepada sebagian besar anggota tim senior di tempat perikatan,
yang akan mengarahkan perikatan sesuai dengan strategi keseluruhan.
Rekan perikatan bertanggung jawab untuk memastikan anggota tim tahu :
1. Pekerjaan apa yang seharusnya mereka lakukan
2. Sifat dari bisnis entitas
3. Segala risiko yang relevan untuk perikatan
4. Masalah yang mungkin timbul selama perikatan
5. Pendekatan yang rinci untuk perikatan
B. Supervisi
SA 220 mencantumkan empat fitur dari supervisi:
1. Menelusuri kemajuan
2. Mempertimbangkan kompetensi dan kapabilitas dari anggota tim audit
3. Menangani hal-hal signifikan yang timbul selama audit
4. Mengidentifikasi hal-hal untuk konsultasi atau pertimbangan oleh anggota
tim perikatan yang lebih berpengalaman selama perikatan audit.
Rekan memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk melakukan supervisi audit, namun
biasanya akan mendelegasikan tugas supervisi kepada seorang manajer atau supervisor yang
demikian pula akan mendelegasikan kepada 'senior' in charge' yang bertanggung jawab untuk
manajemen perikatan sehari-hari.
C. Penelaahan
Pekerjaan yang dilakukan oleh staf ditelaah oleh staf yang lebih senior atau rekan
perikatan.
Tujuan dari penelaahan untuk mempertimbangkan apakah pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan strategi audit dan apakah :
1. Pekerjaan telah dilakukan •sesuai dengan standar profesional dan persyaratan
regulasi dan legal
2. Hal-hal yang signifikan telah diangkat untuk pertimbangan lebih lanjut
3. Konsultasi yangtepattelah dilakukan dan kesimpulanyang dihasilkan telah
didokumentasikan dan diimplementasikan
4. Terdapatkebutuhanuntukmerevisi sifat, waktu dan cakupan atas pekerjaan
yang dilakukan
5. Pekerjaan yang dilakukan mendukung kesimpulan yang dicapai dan
didokumentasikan dengan sesuai
6. Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung laporan dan
7. Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai
Rekan perikatan harus yakin bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh
untuk mendukung kesimpulan dalam laporan audit.
2) 'Hot review'
Hot review adalah sebuah penelaahan yang dilakukan Oleh seorang rekan yang tidak
terlibat dalarn perikatan atau konsultan eksternal sebelum laporan audit ditandatangani.
E. Konsultasi
Ketika isu yang sulit atau kontroversial timbul, tim asurans harus berkonsultasi
dengan tepat atas hal ini dan kesimpulan yang ditarik sebagai hasil dari konsultasi
harus dicatat dengan sesuai.
Segala perbedaan atas pendapat harus diselesaikan sebelum laporan asurans
dikeluarkan. Ini dapat berarti bahwa seorang yang independen atas perikatan
(seperti penelaah pengendalian mutu) mungkin harus dilibatkan dalam
penyelesaian perbedaan pendapat.
VII. Pemantauan
Ikhtisar:
1. Perusahaa harus memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa prosedur
pengendalian mereka memadai dan relevan, bahwa prosedur tersebut
beroperasi secara efektif dan dipatuhi
2. Manajemen perusahaan asurans (yakni, para rekan) harus menerima
laporan tahunan tentang hasil kegiatan pengawasan.
3. Isu yang paling penting yakni defisiensi yang sistematis atau berulang
ISQC menyampaikan perusahaan harus memiliki kebijakan untuk kan bahwa prosedur
pengendalian mereka memadai dan relevan, bahwa prosedur tersebut beroperasi secara
efektif dan dipatuhi. perusahaan mungkin memiliki departemen kepatuhan atau mutu
yang melakukan penelaahan tersebut.
Pengawasan mungkin terjadi melalui evaluasi atas sistem yang sedang berlangsung
dan juga melalui penelaahan berkala atas dokumen perikatan yang dipilih untuk
menilai apakah kebijakan dan prosedur ditempatkan selama perikatan.
Rekan-rekan dalam perusahaan (manajemen) harus menerima setidaknya laporan
tahunan atas hasil dari pengawasan prosedur pengendalian mutu. Isu kunci yakni
defisiensi yang sistematis atau berulang yang memerlukan tindakan perbaikan.
Orang yang memeriksa kepatuhan atas standar pengendalian mutu harus berhubungan
erat dengan departemen pelatihan atau rekan untuk memastikan bahwa setiap
kesalahpahaman atau permasalahan dengan pengendalian diperbaiki selama pelatihan
di tempat kerja.
Tim penelaah juga harus mengembangkan program aksi yang sesuai ketika kesalahan
teridentifikasi termasuk :
d. Tindakan disipliner terhadap mereka yang berulang kali gagal untuk mematuhi standar
Perusahaan
Pertanyaan interaktif : Isu pengendalian mutu pada sebuah perikatan
Saudara merupakan seorang senior audit yang bekerja untuk KAP Addystone Fish.
Saudara saat ini melakukan audit atasWicker Ltd, sebuah produsen tempat sampah kertas.
Saudara tidak puas dengan kebijakan valuasi persediaan Wicker dan telah mengangkat isu
tersebut beberapa kali kepada manajer audit. Ia telah berurusan dengan klien tersebut
selama beberapa tahun dan tidak melihat apa yang Saudara ributkan. Ia menolak untuk
bertemu dengan Saudara untuk mendiskusikan isu ini.
Rekan perikatan untuk Wicker yang sebelumnya pensiun dua bulan yang lalu.
Karena manajer auditnya telah berurusan dengan Wicker selama bertahuntahun, rekan-
rekan yang lainnya telah memutuskan untuk menyerahkan audit atas Wicker ke tangan
manajer audit tersebut.
Diminta:
Berikan komentar atas situasi yang diuraikan di atas.
• Rekan perikatan
Seorang rekan perikatan biasanya ditunjuk untuk setiap perikatan audit yang dilakukan
oleh perusahaan, untuk bertanggung jawab atas perikatan atas nama perusahaan.
Penugasan audit kepada seorang manajer audit berpengalaman tidak cukup.
Ketiadaan. seorang rekan perikatan audit juga berarti bahwa beberapa persyaratan dari
SA 220 tentang memastikan bahwa pengaturan terkait dengan independensi dan
mengarahkan, melakukan supewisi dan penelaahan audit, tidak ada.
SA 220 menyaratkan bahwa rekan perikatan audit mengambil tanggung jawab untuk
menyelesaikan perseiisihan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai resolusi atas
perseiisihan yang disyaratkan oleh ISQC 1. Dalarn kasus ini, ketiadaan rekan perikatan
dapat berkontribusi terhadap kegagalan Untuk melesaikan perseiisihan mi. Dalam
kejadian apapun, yang terbaik, kegagalan untuk menyelesaikan perseiisihan merupakan
sebuah pelanggaran kebijakan perusahaan di l,awah ISQC 1. Yang terburuk, itu
mengindikasikan balłwa perusahaan tidakmemiliki kebijakan yang sesuai mengenai
perseiisihan tersebut seperti yang disyaratkan oleh ISQC 1.
Pikirkan sejenak mengenai biaya yang mungkin timbul dari salah opini audit :
1. Apabila seseorang dapat menunjukkan bahwa Saudara tidak memberikan kehati-
hatian dan ia menderita kerugian dengan bergantung pada laporan keuangan, ia dapat
menuntut Saudara di bawah gugatan kelalaian
2. Saudara sebagai auditor mungkin bukan satu-satunya orangyang bertanggung jawab
untuk kerugiannya - direksi, yang bertanggung jawab untuk menyusun laporan
keuangan yang memberikan pandangan yang benar dan wajar, mungkin punya andil
di dalamnya — tetapi Saudara dapat menemukan hanya diri Saudara yang
bertanggung jawab
Terdapat sebuah daftar yang cukup panjang atas perusahaan audit yang tidak ada lagi
- mulai dari Spicer and Oppenheim sebagai akibat dari kegagalan British and
Commonwealth/Atlantic Computers sampai Andersens, mantan auditor dari Enron
sebagai akibat dari jatuhnya klien audit.
Sampai batas tertentu biaya akhir dari penyelesaiannya hanya merupakan sebuah
bagian dari biaya keseluruhan. Pengacara tidak murah, terutama pengacara korporasi
yang bagus, dan waku dari rekan dan staf yang dihabiskan untuk mempertahankan
tindakan semacam itu juga dapat merepresentasikan biaya yang sangat besar.
Terdapat biaya yang jauh lebih penting namun tak berwujud yang diakibatkan oleh
hancurnya reputasi perusahaan setelah keterlibatannya dengan kejatuhan klien.
Kehilangan klien lainnya dan seringkali anggota staf kunci yang tidak Iagi mau
berhubungan dengan perusahaan.
Jelas dalam konteks ini, kebijakan danprosed ur pengendalian mutu, yang membantu
untuk memastikan bahwa opini yang salah tidak diberikan, sangat penting. Namun, ini
bukan sekedar sebuah pertanyaan atas mutu, ini sebuah pertanyaan atas risiko.
perusahaan asurans makin menyimpulkan bahwa terdapat beberapa klien yang terlalu
berisiko untuk diambil, menyebabkan perusahaan yang disyaratkan oleh hukum untuk
diaudit tidak dapat menunjuk auditor.
Situasi ini memerlukan penyelesaian. Salah satu cara untuk berusaha membatasi
kewajiban yakni dengan melihat kendaraan bisnis di mana banyak perusahaan asurans
beroperasi.
Terdapat keperluan untuk menelaah secara keseluruhan atas konsep mengenai siapa
yang harus disalahkan ketika sesuatu berjalan salah. Profesi menyukai skem 'kewajiban
proporsionaľ, dimana penyedia asurans hanya membayar untuk bagi dari kesalahannya
ketika sesuatu berjalan salah.
REVIEW JURNAL
Pendapat Singkat :
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hendra Hussen Pradana, Ali Tafriji Biswan
dengan judul Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Pada KAP Ashari,
CPA tahun 2018 menyebutkan bahwa pentingnya penerapan Sistem Pengendalian Mutu pada
Kantor Akuntan Publik. Seperti yang sudah diketahui bahwa KAP merupakan Lembaga atau
organisasi yang menyediakan jasa untuk meyakinkan masyarakat tentang Keuangan sebuah
perusahaan. KAP melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap kinerja dan laporan keuangan
yang sudah dibuat oleh perusahaan, hal tersebut tentunya diperlukan untuk menguji kebenaran
dan kewajaran laporan yang disajikan. Dalam menjalankan jasanya KAP menyediakan Jasa
Assurance dan Jasa Non Assurance. Jassa Assurance merupakan jasa yang diberikan oleh
KAP terkait pemberian opini atas wajar dan tidaknya laporan keuangan yang disajikan oleh
suatu perusahaan. Sedangkan Jasa Non Assurance adalah jasa yang diberikan oleh KAP yang
tidak memberikan opini, misalnya adalah jasa konsultasi.
Dalam menjalankan fungsinya, KAP tentu harus mempunyai standar mutu yang baik
agar prosedur-prosedur pemeriksaan yang dilakukan mempunyai batasan-batasan yang harus
dipatuhi. Standar mutu yang baik tentunya diperulukan agar hasil pemeriksaan berkualitas yang
tenttunya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi KAP. Hal lain
adalah tentunya system mutu yang baik akan menghindarkan KAP dari kegiatan pelanggaran
yang mungkin terjadi yang bisa berakibat hasil audit yang tidak sesuai, dan tentunya akan
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi KAP.
Untuk meningkatan kinerja KAP maka diperlukan aturan yang membuat system
pengendalian mutu, disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2011 tentang Akuntan Publik dijelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memiliki
dan melampirkan rancangan sistem pengendalian mutu (RSPM) KAP yang memenuhi Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang sekurang-kurangnya mencakup aspek kebijakan atas
seluruh unsur pengendalian mutu. KAP atau cabang KAP diharuskan untuk menjalankan
sistem pengendalian mutu tersebut. Berdasarkan SPAP yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) tahun 2013 dalam Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 01, sistem
pengendalian mutu mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
Setiap unsur-unsur dalam pengendalian mutu memiliki kebijakan dan prosedur yang
harus diterapkan oleh KAP. Secara umum, kebijakan dan prosedur tersebut dalam SPM dapat
dijelaskan dalam Tabel 1 berikut ini.
Dijelaskan diatas bahwa KAP harus bisa menerapkan standar mutu yang sudah
ditetapkan, dalam hal ini penelitian dilakukan pada KAP Ashari, CPA dan ada beberapa yang
sudah diterapkan pada KAP ini terkait dengan penerapan standar mutu.
Berdasarkan uraian di atas, KAP masih belum menetapkan kebijakan dan prosedur
mengenai integritas yang menjadi salah satu prinsip dalam ketentuan etika yang berlaku.
Secara umum, KAP telah menetapkan kebijakan dalam penanganan permasalahan
independensi, benturan kepentingan, dan kerahasiaan. Akan tetapi, kebijakan tersebut
secara tidak langsung hanya mencakup ketentuan mengenai independensi, objektivitas,
kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku
professional.
3. Penerapan unsur penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
tertentu
Berdasarkan tinjauan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA mengenai
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, KAP
menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai penerimaan dan keberlanjutan dengan
klien, proposal kepada klien baru, dan pemutusan hubungan dengan klien. Kebijakan dan
prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan KAP sebagai berikut:
a. mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber potensial atas risiko yang terkait hubungan
dengan klien atau perikatan tertentu guna menjamin kelancaran dan mutu;
b. bagi perikatan yang sedang berlangsung, penelaahan atas keberlanjutan hubungan
dengan klien yang terdokumentasi wajib mempertimbangkan dan menentukan tepat
tidaknya melanjutkan pemberian jasa profesional kepada klien dengan berdasarkan
pengalaman perikatan sebelumnya dan perencanaan atas perikatan yang sedang
berlangsung;
c. mendokumentasikan isu/masalah yang teridentifikasi, diselesaikan, dan keputusan
yang dihasilkan. Keputusan untuk menerima atau melanjutkan suatu perikatan harus
dibuat dan ditandatangani oleh rekan perikatan, serta didokumentasikan dalam kertas
kerja perikatan;
d. apabila setelah menyelesaikan tahapan penerimaan dan perencanaan perikatan
kemudian risiko signifikan yang terkait dengan klien atau perikatan telah
diidentifikasi, maka risiko tersebut wajib didiskusikan dengan personel KAP yang
bertanggung jawab untuk menyetujui penerimaan atau keberlanjutan hubungan dengan
klien;
e. mendokumentasikan bagaimana isu yang terkait dengan penerimaan atau
keberlanjutan perikatan diselesaikan melalui proses persetujuan formal. Jika isu
tersebut menyangkut hal-hal yang terkait dengan etika profesi, penyelesaian atas isu
tersebut wajib disetujui oleh personel KAP yang bertanggung jawab atas etika profesi;
f. jika setelah penerimaan atau keberlanjutan suatu perikatan, KAP memperoleh
informasi yang apabila diperoleh lebih awal akan mengakibatkan penolakan perikatan,
maka KAP wajib mempertimbangkan apakah melanjutkan perikatan dan memperoleh
pertimbangan hukum mengenai alternatif tindakan untuk memastikan bahwa KAP
memenuhi ketentuan profesi, perundang-undangan, ketentuan hukum, dan peraturan
yang berlaku.
4. Penerapan unsur sumber daya manusia
Tinjauan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA mengenai unsur sumber
daya manusia menunjukkan hasil bahwa KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur
dalam mengelola sumber daya manusia. Kebijakan dan prosedur tersebut meliputi
kebijakan dan prosedur dalam hal rekrutmen dan pemeliharaan staf, pengembangan
profesional berkelanjutan, penugasan tim perikatan, penegakan kebijakan pengendalian
mutu, dan penghargaan atas kepatuhan.
5. Penerapan unsur pelaksanaan perikatan
Berdasarkan tinjauan yang telah dilaksanakan pada KAP Ashari, CPA mengenai unsur
pelaksanaan perikatan, KAP menetapkan kebijakan mengenai peran rekan perikatan,
perencanaan, penyeliaan dan penelaahan, konsultasi, perbedaan pendapat, dan penelaahan
pengendalian mutu perikatan. Kebijakan KAP mengenai peran rekan perikatan yaitu rekan
perikatan sebagai pemimpin tim perikatan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
perikatan. Apabila selama berlangsungnya perikatan, rekan perikatan tidak dapat
menyelesaikan perikatan, maka rekan lain yang melanjutkan tanggung jawab sebagai
rekan perikatan wajib melakukan penelaahan terhadap seluruh hasil pekerjaan untuk
menentukan kepatuhan pelaksanaan perikatan dengan standar profesi.
6. Penerapan unsur pemantauan
Berdasarkan tinjauan yang dilakukan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari,
CPA mengenai unsur pemantauan, KAP melaksanakan pemantauan yang diawali dengan
program pemantauan, kemudian dilanjutkan dengan prosedur inspeksi, dan diakhiri
dengan diterbitkannya laporan hasil pemantauan. KAP melaksanakan program
pemantauan bertujuan untuk membantu KAP memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutunya telah
relevan, memadai, dan berjalan efektif, serta untuk membantu memastikan kepatuhan pada
praktik dan ketentuan penelaahan yang dipersyaratkan. Setelah melaksanakan program
pemantauan, KAP melaksanakan prosedur inspeksi. Prosedur inspeksi merupakan proses
pemantauan atas sistem pengendalian mutu KAP yang dilakukan secara berkelanjutan atau
berkala.
Berdasarkan hasil tinjauan bahwa sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA telah
memuat seluruh unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam SPM No.1 Tahun 2013. Akan
tetapi, kebijakan dan prosedur pada unsur ketentuan etika yang berlaku masih belum
lengkap. SPM No.1 Tahun 2013 menjelaskan bahwa KAP harus menetapkan kebijakan
dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan
personelnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku. Ketentuan etika profesi
yang berlaku meliputi independensi, integritas, objektivitas, kompetensi serta kecermatan
dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Sistem pengendalian
mutu KAP Ashari, CPA telah menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mewujudkan
unsur ketentuan etika profesi yang berlaku melalui keterbukaan informasi antar rekan dan
staf, penanganan permasalahan independensi, benturan kepentingan, dan kerahasiaan.
Secara tersirat kebijakan dan prosedur tersebut baru mencakup ketentuan etika profesi
mengenai indepedensi, objektivitas, kecermatan, kehati-hatian profesional, dan perilaku
profesional. Ketentuan-ketentuan mengenai integritas belum tercakup secara jelas dalam
sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Chartered Accountan Audit & Asuranst, Ikatan Akuntan Indonesia, 2020
Pradana Hussen Hendra, Biswan Tafriji Ali, Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor
Akuntan Publik Pada KAP Ashari, CPA, 2018
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN
PUBLIK PADA KAP ASHARI, CPA
Hendra Hussen Pradana
pradana.hendra@gmail.com
ABSTRACT
This review aims to review the appropriateness of quality control system implementation at Public
Accounting Firm Ashari, CPA with quality control system of public accountant office which is specified in
Standard of Public Accountant called SPAP especially regulated in Standar Pengendalian Mutu (SPM)
No. 1 Tahun 2013. The method used is through literature study method, document studies, and interviews.
The results of the reviews that have been conducted show that in general Public Accounting Firm Ashari,
CPA has established quality control system in accordance with SPM.
Keywords: Public Accounting Firm, Quality Control System, Quality Control Standard.
PENDAHULUAN
Profesi akuntan publik menurut Mulyadi (2002, 4) merupakan profesi kepercayaan masyarakat,
dari profesi inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Bidang jasa yang
dilaksanakan oleh profesi akuntan publik terbagi menjadi dua yaitu jasa assurance dan jasa non
assurance. International Ethics Standards Board for Accountants (2018) menyebutkan bahwa: “An
assurance engagement is an engagement in which a professional accountant in public practice (PAPP)
expresses a conclusion designed to enhance the degree of confidence of the intended users other than the
responsible party about the outcome of the evaluation or measurement of a subject matter against criteria.”
Dengan demikian, jasa assurance merupakan jasa oleh profesi akuntan publik untuk memberikan
keyakinan bagi pengguna informasi keuangan. Salah satu jasa assurance adalah jasa atestasi, yakni
akuntan mengeluarkan laporan tentang keyakinan suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa
non assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan,
misalnya jasa kompilasi, perpajakan, dan jasa konsultasi.
Akuntan publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan
publik. Meskipun akuntan publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan kompetensi dan
meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa, kemungkinan
terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa akuntan pubik akan tetap ada. Oleh karena itu, untuk
melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi profesi akuntan publik,
Tanggung jawab Perusahaan harus mempromosikan budaya internal dan Program pelatihan perusahaan
kepemimpinan harus menetapkan kebijakan serta prosedur yang menekankan pentingnya kerja
atas mutu mendukung budaya tersebut berkualitas.
Ketentuan etika Seluruh personel yang bertugas harus mempertahankan Setahun sekali setiap partner dan
profesi yang independensi, integritas dan objektivitasnya pegawai harus menjawab kuesioner
berlaku independensi
Penerimaan dan Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk Sebuah formulir penilaian klien harus
keberlanjutan memutuskan apakah akan menerima atau melanjutkan disiapkan untuk setiap klien baru
hubungan dengan hubungan dengan klien. sebelum penerimaan.
klien
SDM Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memberi Setiap profesional harus dievaluasi
KAP kepastian yang wajar bahwa semua personel baru atas setiap penugasan dengan
memiliki kompetensi, pekerjaan diserahkan kepada memakai laporan penilaian penugasan
personel yang kompeten, pendidikan dan pengembangan individu dari KAP yang bersangkutan
profesi bagi semua personel, promosi berdasarkan
kualifikasi dan kinerja.
Pelaksanaan Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa Direktur akuntansi dan auditing KAP
perikatan pekerjaan yang dilaksanakan oleh personel penugasan siap memberikan konsultasi serta
memenuhi standar profesi yang berlaku, persyaratan harus menyetujui semua penugasan
peraturan, dan standar mutu KAP itu sendiri sebelum penugasan itu diakhiri
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan Partner bagian pengendalian mutu
bahwa unsur pengendalian mutu lainnya diterapkan secara harus menguji prosedur pengendalian
efektif mutu setidaknya setahun sekali untuk
memastikan kepatuhan KAP
Sifat dan lingkup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP
tergantung pada berbagai faktor, antara lain ukuran KAP, tingkat otonomi yang diberikan kepada
stafnya dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan pertimbangan
biaya-manfaat. Hal ini bertujuan agar KAP mampu menjaga kualitas kinerja staf dan auditornya
agar hasil kerja auditor tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. Memperhatikan
pentingnya penerapan SPM tersebut, maka penelitian ini bertujuan menjawab apakah KAP
Ashari, CPA telah menetapkan sistem pengendalian mutu sesuai dengan SPM 1. Periode
penelitian Oktober 2016 s.d. Maret 2017. Aspek-aspek apa yang telah sesuai dan terpenuhi, lalu
berdasarkan analisis, didapat hasil dan rekomendasi untuk perbaikan penerapan SPM.
No Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun Berdasarkan KAP Sesuai Tidak Keterangan
. 2013 Ashari, CPA Sesuai
1. Tanggung • Setiap KAP harus • KAP menetapkan √ KAP Ashari,
jawab menetapkan kebijakan dan kebijakan dan CPA telah
kepemimpi prosedur yang dirancang prosedur tone at the menetapkan
nan KAP untuk mendukung budaya top yaitu perilaku kebijakan dan
atas mutu internal yang mengakui dan penyampaian prosedur
pentingnya mutu dalam pesan oleh rekan dalam
melaksanakan suatu kepada staf dimana tanggung
perikatan. setiap rekan jawab
• Setiap KAP harus mengambil kepemimpina
menetapkan kebijakan dan keputusan atas n atas mutu
prosedur yang mengharuskan semua hal penting sesuai dengan
pihak yang menerima yang terkait dengan ketentuan
tanggung jawab operasional KAP dan praktik dalam SPM
atas sistem pengendalian profesionalnya dan No. 1 Tahun
mutu dari pimpinan KAP rekan bertanggung 2013
memiliki pengalaman dan jawab terkait hal
kemampuan yang cukup dan tersebut.
tepat, serta wewenang yang • KAP juga
Perbandingan Kesesuaian
No. Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 Berdasarkan Sesuai Tidak Keterangan
KAP Ashari, Sesuai
CPA
Penerapan unsur penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
tertentu.
Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 dalam unsur penerimaan dan keberlanjutan
hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, dijelaskan bahwa KAP harus menetapkan
kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan tertentu yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya
akan menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika KAP memiliki
kompetensi, mampu mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku, dan telah
mempertimbangkan integritas klien. Selain itu, KAP juga harus menetapkan kebijakan dan
prosedur atas keberlanjutan suatu perikatan dan hubungan dengan klien untuk menangani suatu
kondisi yang dapat menyebabkan KAP untuk menolak perikatan.
Berdasarkan tinjauan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA mengenai
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, KAP menetapkan
kebijakan dan prosedur mengenai penerimaan dan keberlanjutan dengan klien, proposal kepada
Dalam hal pemutusan hubungan dengan klien, pengunduran diri tersebut disepakati setelah
surat pengunduran diterbitkan dan kedua belah pihak menerima isi dari surat tersebut. Proses
tersebut harus meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. pertimbangan atas ketentuan profesi, perundang-undangan, hukum, dan kewajiban
pelaporan yang wajib dilakukan sebagai akibat penarikan diri tersebut,
b. bertemu dengan klien dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk membahas
fakta dan kondisi yang menyebabkan penarikan diri,
c. mendokumentasikan hal-hal penting yang menyebabkan penarikan diri termasuk hasil setiap
konsultasi, simpulan yang dicapai, dan dasar simpulan tersebut.
Jadi, kebijakan dan prosedur yang diambil oleh KAP Ashari, CPA mengenai penerimaan dan
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu telah sesuai dengan ketentuan yang
harus dilaksanakan dalam SPM No. 1 Tahun 2013. Hal tersebut sesuai karena kebijakan dan
prosedur KAP Ashari, CPA mengenai penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan tertentu mampu memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima
atau melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika KAP memiliki kompetensi yang
Perbandingan Kesesuaian
No. Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 Berdasarkan Sesu Tidak Keterangan
KAP Ashari, ai Sesuai
CPA
Keterangan
Berdasarkan SPM No. 1 Berdasarkan KAP Ashari, Sesuai Tidak
No Item Tahun 2013 CPA Sesuai
.
No Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 Berdasarkan KAP Sesu Tidak Keterangan
. Ashari, CPA ai Sesuai
Perbandingan Kesesuaian
1. Peman • KAP harus menetapkan suatu • KAP menetapkan kebijakan √ Kebijakan dan
tauan proses pemantauan yang dan prosedur mengenai prosedur yang
dirancang untuk memberikan pemantauan melalui dilaksanakan
keyakinan memadai bahwa KAP Ashari,
program pemantauan yang
kebijakan dan prosedur yang CPA dalam
berkaitan dengan sistem kemudian dilaksanakan pelaksanaan
pengendalian mutu sudah prosedur inspeksi dan perikatan telah
relevan dan memadai, serta hasilnya dituangkan dalam mencakup hal-
berjalan dengan efektif laporan hasil pemantauan. hal yang relevan
• KAP harus mengevaluasi • Dalam penanganan untuk
dampak dari defisiensi yang mendukung
defisiensi, KAP terlebih
ditemukan ketika melakukan konsistensi atas
dahulu mengidentifikasi
proses pemantauan dan KAP kualitas
harus mengomunikasikan defisiensi yang terjadi. pelaksanaan
defisiensi yang ditemukan Kemudian menentukan perikatan,
kepada rekan perikatan dan jenis defisiensi tersebut. tanggung jawab
individu lain yang tepat Setelah itu, KAP penyeliaan, dan
dalam KAP menentukan penanganan tanggung jawab
• Setiap KAP harus penelaahan
yang diperlukan dan
menetapkan kebijakan dan
mengomunikasikannya
prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan • Dalam hal terdapat keluhan
memadai bahwa KAP telah dan dugaan, KAP
menangani secara tepat memfasilitasi rekan untuk
keluhan dan dugaan berkonsultasi dengan rekan
lainnya, penasihat hukum
yang disediakan oleh
organisasi profesi, atau
kolega yang dipercaya
SIMPULAN
Berdasarkan hasil tinjauan bahwa sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA telah
memuat seluruh unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam SPM No.1 Tahun 2013. Akan tetapi,
kebijakan dan prosedur pada unsur ketentuan etika yang berlaku masih belum lengkap. SPM
No.1 Tahun 2013 menjelaskan bahwa KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi
ketentuan etika profesi yang berlaku. Ketentuan etika profesi yang berlaku meliputi
independensi, integritas, objektivitas, kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian profesional,
kerahasiaan, dan perilaku profesional. Sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA telah
menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mewujudkan unsur ketentuan etika profesi yang
berlaku melalui keterbukaan informasi antar rekan dan staf, penanganan permasalahan
independensi, benturan kepentingan, dan kerahasiaan. Secara tersirat kebijakan dan prosedur
tersebut baru mencakup ketentuan etika profesi mengenai indepedensi, objektivitas, kecermatan,
kehati-hatian profesional, dan perilaku profesional. Ketentuan-ketentuan mengenai integritas
belum tercakup secara jelas dalam sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA.
DAFTAR RUJUKAN
Arens, Alvin A., Rondal J. Elder, dan Mark S.Beasley. 2014. Auditing and Assurance Services An
Integrated Approach. Fifteenth Edition. Pearson. Kendallville. Terjemahan Herman Wibowo.
2015. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi ke-15. Jakarta: Erlangga.
Boynton, Raymond N., Johnson, dan Walter G. Kell. 2001. Modern Auditing. Seventh Edition. John
Wiley & Sons, Inc. New York. Terjemahan Paul A. Rajoe dan Ichsan Setyo Budi. 2003. Modern
Auditing Jilid 1. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga.
Gade, Muhammad. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Almahira.
Guy, Dan M., C.Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. 1999. Auditing. Fifth Edition. Dryden Press
of Harcourt Brace & Company. Texas. Terjemahan Paul A. Rajoe dan Ichsan Setyo Budi. 2002.
Auditing Jilid 1. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Jakarta: Ikatan
Akuntan Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 1. Jakarta: Salemba
Empat.
International Ethics Standards Board for Accountants. 2018. Non-Assurance Services: Exploring
Issues to Determine a Way Forward. Roundtable Briefing Note. May 2018. New York:
International Federation of Accountants (IFAC).
Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.
Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing). Jakarta:
Salemba Empat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011. Akuntan Publik. 3 Mei 2011.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 51. Jakarta.