Anda di halaman 1dari 45

SISTEM PENGENDALIAN MUTU

Tugas Audit Assurances

Dosen : Dr. Rita Yuniarti, SE., M.M., Ak., CA

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Usep Saepul Hayat 51622220020

Maria Yuliana L 51622220044

Kelas : A-2

Program Magister Akuntansi

Universitas Widyatama

2023
LITERATUR REVIEW

I. Pengertian

Profesi akuntan publik menurut Mulyadi (2002, 4) merupakan profesi


kepercayaan masyarakat, dari profesi inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang
bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan
dalam laporan keuangan. Bidang jasa yang dilaksanakan oleh profesi akuntan publik
terbagi menjadi dua yaitu jasa assurance dan jasa non assurance. International Ethics
Standards Board for Accountants (2018) menyebutkan bahwa: “An assurance
engagement is an engagement in which a professional accountant in public practice
(PAPP) expresses a conclusion designed to enhance the degree of confidence of the
intended users other than the responsible party about the outcome of the evaluation or
measurement of a subject matter against criteria.” Dengan demikian, jasa assurance
merupakan jasa oleh profesi akuntan publik untuk memberikan keyakinan bagi
pengguna informasi keuangan. Salah satu jasa assurance adalah jasa atestasi, yakni
akuntan mengeluarkan laporan tentang keyakinan suatu asersi yang disiapkan pihak
lain. Jasa non assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau
bentuk lain keyakinan, misalnya jasa kompilasi, perpajakan, dan jasa konsultasi.
Akuntan publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban
kepercayaan publik. Meskipun akuntan publik berupaya untuk senantiasa
memutakhirkan kompetensi dan meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi
kebutuhan pengguna jasa, kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa
akuntan pubik akan tetap ada. Oleh karena itu, untuk melindungi kepentingan
masyarakat dan sekaligus melindungi profesi akuntan publik diperlukan suatu undang-
undang yang mengatur profesi akuntan publik. Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dijelaskan bahwa Kantor
Akuntan Publik (KAP) harus memiliki dan melampirkan rancangan sistem
pengendalian mutu (RSPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) yang sekurang-kurangnya mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur
pengendalian mutu. KAP atau cabang KAP diharuskan untuk menjalankan sistem
pengendalian mutu tersebut. Berdasarkan SPAP yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) tahun 2013 dalam Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 01,
sistem pengendalian mutu mencakup unsur-unsur sebagai berikut :

1. Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu,


2. Ketentuan etika profesi yang berlaku,
3. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu,
4. Sumber daya manusia,
5. Pelaksanaan perikatan, dan
6. Pemantauan.
Sistem pengendalian mutu yang dibuat harus sesuai dengan aturan baku yang
ada dan harus diterapkan dengan sepenuhnya sesuai dengan sistem pengendalian
mutu yang telah ditetapkan, sehingga KAP dapat melaksanakan tugas auditnya
dengan baik dan guna meningkatkan kredibilitasnya di masyarakat agar tidak
diragukan dan independen.

II. Pengendalian Mutu


1. Prosedur pengendalian mutu penting untuk memastikan bahwa pekerjaan yang
dapat diterima dilakukan oleh perusahaan asurans dan risiko perikatan asurans
dikurangi sampai ke tingkatan yang dapat diterima.
2. Sebuah perikatan bisa salah karena masalah yang berasal dari klien, atau
masalah yang berasal dari perusahaan asurans, misalnya bahwa tim perikatan
tidak memiliki pengetahuan yang cukup atas bisnis atau diarahkan dan
disupervisi dengan buruk.

III. Terdapat enam elemen kunci dari sistem pengendalian mutu :


a. Kepemimpinan
b. Persyaratan etika
c. Penerimaan dan kelanjutan atas hubungan klien/perikatan tertentu
d. Sumber daya manusia
e. Kinerja perikatan
f. Pengawasan
Alasan utama pengguna akhir ingin laporan asurans disusun yakni untuk mengurangi
risiko membuat keputusan yang salah. Sebagai akibatnya seseorang siap untuk membayar
biaya bagi perusahaan asurans.

Jumlah pekerjaan yang dilakukan perusahaan didikte oleh kebutuhan untuk


mengurangi risiko perikatan asurans ke tingkatan yang dapat diterima. Apabila perusahaan
tidak melakukan ini, perusahaan tidak melakukan sebuah pekerjaan yang dapat diterima
ketika dinilai terhadap standar profesional.

Perusahaan harus memastikan bahwa mutu atas pekerjaannya tidak gagal dengan
mengimplementasikan prosedur pengenda]ian mutunya sendiri.

A. Apa yang Dapat Berjalan Salah?


Contoh: Kebutuhan akan mutu
Pikirkan area risiko apa bagi perusahaan. Daftar yang Saudara buat mungkin terlihat
seperti ini. Istilah 'auditor' dan 'audiť digunakan di sini, karena audit merupakan sebuah
bentuk yang umum atas perikatan asurans namun prinsip yang sama akan berlaku untuk
perikatan asurans apapun. Contoh sbb :
1. Klien
- Mungkin tidak kompeten
- Mungkin lalai
- Mungkin menyesatkan tim audit
2. Auditor individu
- Mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai atas bisnis klien
- Mungkin tidak melakukan pekerjaan yang benar dengan standar yang
memadai
- Mungkin tidak mencatat pekerjaan yang dilakukannya secara memadai
3. Supervisor
- Mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai atas bisnis klien
- Mungkin tidak memberi pengarahan kepada staf dengan tepat
- Mungkin tidak melakukan supervisi yang cukup sehingga pekerjaan yang salah
dilakukan oleh tim auditnya
- Mungkin gagal untuk menangani isu yang timbul secara memadai
- Mungkin gagal untuk mengkomunikasikan isu yang timbul kepada rekan
perikatannya
4. Rekan perikatan
- Mungkin memiliki pengetahuan yang tidak cukup atas klien dan lingkungannya
- Mungkin gagal untuk meneruskan pengetahuan atas bisnis kepada tim auditnya
- Mungkin memilih tim yang salah untuk audit
- Mungkin tidak memberi pengarahan dan melakukan supervisi kepada timnya
secara memadai
- Mungkin tidak berkonsultasi dengan cukup kepada kolega dan ahli
- Mungkin tidak menelaah pekerjaan yang dilakukan oleh timnya dengan kehati-
hatian yang cukup
- Mungkin gagal untuk menangani isu yang timbul secara memadai
- Mungkin tidak menarik kesimpulan yang tepat dari bukti yang tersedia

B. Konsekuensi atas Kegagalan Mutu


Perikatan asurans, termasuk audit, tidak menavvarkan pengguna akhirnya
asurans absolut mengenai pokok tugas dari laporan asurans. Sebagusbagusnya,
perikatan asurans menawarkan asurans yang memadai sebuah tingkatan asurans yang
tinggi.
Sebagai akibatnya, perusahaan perlu untuk memiliki sistem mutu dan prosedur
terutama untuk memastikan bahwa pekerjaannya cukup berstandar tinggi sehingga
kegagalan sama sekali tidak terjadi.

Dalam hal terjadi pengaduan, perusahaan akan memiliki sebuah pembelaan,


asalkan telah mengikuti prosedur yang sesuai. Jelas, apabila praktik kerja sebuah
perusahaan ditemukan tidak memadai, terdapat konsekuensi disiplin.

Konsekuensi dari kegagalan dapat menjadi bencana besar seperti Andersens


ditemukan mengikuti perkara Enron, namun bahkan sebuah pengaduan yang berhasil
dipertahankan dapat menyerap sejumlah besar waktu dan biaya. Benar-benar masuk
akal untuk menghindari masuk ke situasi tersebut sejak pertama kali.

IV. Perlunya Pengendalian Mutu


Apabila Saudara merencanakan tindakan penanggulangan terhadap ancaman
yang terdapat di atas, tindakan ini dapat dicantumkan dalam sejumlah kecil kategori:
a. Prosedur untuk memastikan hanya klien yang cocok yang diambil
b. Prosedur untuk memastikan hanya klien yang cocok yang dipertahankan
c. Prosedur untuk memastikan bahwa rekan dan staf perusahaan memiliki
pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan
d. Pedoman atas etika
e. Kemampuan komunikasi
f. Kemampuan memberi pengarahan dan supervisi
g. Skeptisisme dan pertimbangan profesional
h. Pengawasan

ISQC I mencantumkan hal-hal berikut ini sebagai elemen atas sistem pengendalian mutu
sebuah perusahaan:
a. Kepemimpinan
b. Persyaratan etika
c. Penerimaan dan kelanjutan atas hubungan klien/perikatan tertentu
d. Sumber daya manusia
e. Kinerja perikatan
f. Pengawasan

ISQC I juga menyaratkan bahwa perusahaan mendokumentasikan kebijakan dan prosedurnya


serta mengkomunikasikannya kepada personil perusahaan.

Pertanyaan interaktif : Manfaat dari prosedur pengendalian mutu


• Manajer Saudara telah diminta untuk memberi pengarahan kepada departemen
saudara atas prosedur pengendalian mutu yang baru diperkenalkan perusahaan.
Manajer Saudara telah meminta Saudara untuk menyiapkan sebuah daftar manfaat
prosedur pengendalian mutu dalam perusahaan, yang ia dapat gunakan sebagai bagian
dari presentasinya.
Manfaat dari prosedur pengendalian mutu termasuk :
a. Standar dari seluruh pekerjaan audit yang diselesaikan tinggi dan konsisten
b. Auditor yang teregister dianggap sebagai profesional yang mengikuti standar
c. Mutu dari pekerjaan yang diselesaikan dapat diukur dengan sebuah standar
d. Individu di dalam perusahaan tahun kalai pekerjaan yang telah mereka
selesaikan dapat diterima
V. Kepemimpinan
Ikhtisar :
1. ISQC menunjukkan pentingnya mutu dibangun sebagai bagian dari budaya
perusahaan.
2. Ini harus didesak oleh pimpinan dari perusahaan, yakni, para rekan.

Mutu sangat penting dalam melakukan perikatan asurans. Ini harus dipimpin oleh
pimpinan dari perusahaan, yakni para rekan.
Dalam praktik, orang-orang yang memimpin perusahaan dan sumber dayanya harus
memastikan bahwa :
1. Pertimbangan komersil tidak mengabaikan mutu dari pekerjaan yang dilakukan
2. Kebijakan perusahaan terkait dengan promosi, remunerasi dan penelaahan kinerja staf
memasukkan pentingnya pekerjaan yang bermutu
3. Sumber daya yang cukup dialokasikan untuk pengembangan, dokumentasi dan
dukungan atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
A. Etika
Etika penting bagi penyedia jasa asurans, karena etika mendukung kepercayaan
publik yang diperlukan untuk membuat jasa asurans dapat berjalan.
Perusahaan harus menyusun kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
perusahaan memenuhi persyaratan etika.

Contoh: Kebijakan mengenai kepemilikan saham karyawan


Freshfileds & Co merupakan sebuah KAP besar. Perusahaan tersebut memiliki
sejumlah klien asurans. Pada awal setiap tahun, perusahaan mensirkulasikan sebuah
memorandum untuk seluruh staf yang dipekerjakan di divisi asurans meminta
mereka untuk mengungkapkan adanya kepemilikan saham dalam daftar nama klien
asurans. Perusahaan lebih Ianjut menekankan perlunya pengungkapan kepemilikan
saham yang muncul di tahun tersebut. Setiap

anggota staf yang di departemen asurans selama tahun juga diminta untuk
membuat pengungkapan tersebut.

B. Penerimaan Perikatan
Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memastikan bahwa hanya klien yang sesuai yang diterima dari saat dan
dipertahankan. Rekan perikatan harus melaksanakan pertimbangan yang serupa
seperti yang ia ketika ia menerima klien setiap tahunnya mengingat apakah akan
mernpertahankan klien.

C. Sumber Daya Manusia


Sebagai bagian dari budaya keseluruhan perusahaan atas pengendalian mutu,
perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
perusahaan mempekerjakan dan mempertahankan staf dengan kapabilitas,
kompetensi dan komitmen kepada prinsip etika yang diperlukan untuk melakukan
perikatan. Artinya perusahaan harus memiliki kebijakan atas seluruh aspek dari
mempekerjakan staf profesional. ISQC mencantumkan hal-hal berikut ini:
1. Rekrutrnen
2. Evaluasi kinerja
3. Kapabilitas, termasuk waktu untuk melakukan penugasan
4. Kompetensi
5. Pengembangan karir
6. Promosi
7. Kompensasi (yaitu, bagaimana staf diremunerasi)
8. Estimasi atas kebutuhan personil (sebagai contoh, penghargaan diri juga
penghargaan oleh orang Iain)

Ini akan mencakup hal-hal seperti pendidikan profesional (untuk trainee),


pengembangan profesional yang berkelanjutan (untuk semuanya), pengalaman kerja
praktik dan pembinaan oleh staf yang lebih berpengalaman.

Hal penting Iainnya terkait sumber daya yakni alokasi staf pada tim perikatan.
Perusahaan disyaratkan untuk memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa:

a. Klien terinformasikan mengenai identitas dan peran dari rekan perikatan


b. Rekan perikatan memilikj kapabilitas, kompetensi, otoritas dan waktu untuk
menjalankan perannya
c. Tanggung jawab rekan mengenai perikatan didefinisikan dan
dikomunikasikan dengan jelas kepada rekan tersebut

Rekan perikatan harus memastikan bahvva ia mengalkasikan staf yang sesuai untuk tim
perikatan. Staf perlu :

1. Pemahaman/ pengalaman praktik dengan perikatan yang serupa


2. Pemahaman atas persyaratan profesional dan legal yang relevant
terkait klien
3. Pengetahuan teknis yang tepat
4. Pengetahuan atas industri yang relevan
5. Kemampuan untuk mengaplikasikan pertimbangan professional
6. Pemahaman atas prosedur dan kebijakan pengendalian mutu
perusahaan

Jenis pelatihan dan penghargaan yang didiskusikan di atas akan menjadi penting karena
pengawasan berkelanjutan atas kemampuan anggota staf, dan oleh karena itu, kapabilitas yang
ditugaskan ke perikatan tertentu dan dalam kapasitas apa.

VI. Pelaksanaan Perikatan


Ikhtisar :
Isu kunci yaitu supervisi, pengarahan, penelaahan, konsultasi dan resolusi atas
perselisihan

A. Pengarahan
Ini sebagian besar merupakan tanggung jawab dari rekan perikatan yang
mengendalikan bagaimana perikatan - asurans harus dilakukan, namun tugas ini
akan didelegasikan kepada sebagian besar anggota tim senior di tempat perikatan,
yang akan mengarahkan perikatan sesuai dengan strategi keseluruhan.
Rekan perikatan bertanggung jawab untuk memastikan anggota tim tahu :
1. Pekerjaan apa yang seharusnya mereka lakukan
2. Sifat dari bisnis entitas
3. Segala risiko yang relevan untuk perikatan
4. Masalah yang mungkin timbul selama perikatan
5. Pendekatan yang rinci untuk perikatan
B. Supervisi
SA 220 mencantumkan empat fitur dari supervisi:
1. Menelusuri kemajuan
2. Mempertimbangkan kompetensi dan kapabilitas dari anggota tim audit
3. Menangani hal-hal signifikan yang timbul selama audit
4. Mengidentifikasi hal-hal untuk konsultasi atau pertimbangan oleh anggota
tim perikatan yang lebih berpengalaman selama perikatan audit.

Supervisi yang baik sulit untuk dikuasai :

1. Apabila terialu ketat, dapat memadamkan inisiatif dan membuang waktu


supervisor
2. Apabila terlalu longgar, kesalahan dapat atau buang-buang waktu dalam
pekerjaan yang tidak efektif

Rekan memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk melakukan supervisi audit, namun
biasanya akan mendelegasikan tugas supervisi kepada seorang manajer atau supervisor yang
demikian pula akan mendelegasikan kepada 'senior' in charge' yang bertanggung jawab untuk
manajemen perikatan sehari-hari.

C. Penelaahan
Pekerjaan yang dilakukan oleh staf ditelaah oleh staf yang lebih senior atau rekan
perikatan.
Tujuan dari penelaahan untuk mempertimbangkan apakah pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan strategi audit dan apakah :
1. Pekerjaan telah dilakukan •sesuai dengan standar profesional dan persyaratan
regulasi dan legal
2. Hal-hal yang signifikan telah diangkat untuk pertimbangan lebih lanjut
3. Konsultasi yangtepattelah dilakukan dan kesimpulanyang dihasilkan telah
didokumentasikan dan diimplementasikan
4. Terdapatkebutuhanuntukmerevisi sifat, waktu dan cakupan atas pekerjaan
yang dilakukan
5. Pekerjaan yang dilakukan mendukung kesimpulan yang dicapai dan
didokumentasikan dengan sesuai
6. Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung laporan dan
7. Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai

Rekan perikatan harus yakin bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh
untuk mendukung kesimpulan dalam laporan audit.

1) Penelaahan pengendalian mutu perikatan


Sebuah penelaahan pengendalian mutu perikatan dilakukan oleh rekan yang
berkualifikasi sesuai atau orang lain dalam perusahaan yang tidak teriibat dalam perikatan
atau oleh konsultan eksternal. Tujuan dari penelaahan independen ini bukan untuk
melakukan kembali penelaahan lain dalam proses audit namun untuk memberikan sebuah
pemeriksaan keamanan tambahan mengenai validitas dari opini perusahaan atas laporan
keuangan.

Hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan :


1. Evaluasi atas independensi terkait dengan perikatan yang telah berlangsung
2. Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas isu kontroversial
3. Apakah dokumentasi yang dipilih untuk penelaahan merefleksikan pekerjaan yang
dilakukan terkait dengan penilaian signifikan dan mendukung kesimpulan yang
dicapai
4. Risiko-risiko signifikan yang diidentifikasi dan respon terhadap risiko-risiko tersebut
5. Penilaian yang dibuat selama perikatan, misalnya, terkait dengan materialitas dan
risiko signifikan
6. Signifikansi atas salah saji yang diperbaiki dan tidak diperbaiki
7. Hal-hal yang dikomunikasikan kepada klien

2) 'Hot review'
Hot review adalah sebuah penelaahan yang dilakukan Oleh seorang rekan yang tidak
terlibat dalarn perikatan atau konsultan eksternal sebelum laporan audit ditandatangani.

D. Dokumentasi dan Penelaahan


SA 230 menyaratkan bahwa dokumentasi audit harus berisi hal-hal berikut:
Apa yang diperlukan untuk memberikan auditor berpengalaman, tanpa
hubungan sebelumnya dengan audit tersebut, pemahaman atas sifat, waktu dan
cakupan dari prosedur audit, hasil dari prosedur audit, dan bukti audit yang
diperoleh, serta hal-hal signifikan yang timbul selama audit dan kesimpulan yang
dicapai setelah itu.
Salah satu tujuan utama dari dokumentasi atas prosedur audit yakni
memungkinkan penelaahan untuk dilakukan. Dokumentasi yang memadai juga
penting untuk memungkinkan perusahaan mengimplementasikan pengawasan
keseluruhan atas mutu.

E. Konsultasi
Ketika isu yang sulit atau kontroversial timbul, tim asurans harus berkonsultasi
dengan tepat atas hal ini dan kesimpulan yang ditarik sebagai hasil dari konsultasi
harus dicatat dengan sesuai.
Segala perbedaan atas pendapat harus diselesaikan sebelum laporan asurans
dikeluarkan. Ini dapat berarti bahwa seorang yang independen atas perikatan
(seperti penelaah pengendalian mutu) mungkin harus dilibatkan dalam
penyelesaian perbedaan pendapat.

VII. Pemantauan
Ikhtisar:
1. Perusahaa harus memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa prosedur
pengendalian mereka memadai dan relevan, bahwa prosedur tersebut
beroperasi secara efektif dan dipatuhi
2. Manajemen perusahaan asurans (yakni, para rekan) harus menerima
laporan tahunan tentang hasil kegiatan pengawasan.
3. Isu yang paling penting yakni defisiensi yang sistematis atau berulang

ISQC menyampaikan perusahaan harus memiliki kebijakan untuk kan bahwa prosedur
pengendalian mereka memadai dan relevan, bahwa prosedur tersebut beroperasi secara
efektif dan dipatuhi. perusahaan mungkin memiliki departemen kepatuhan atau mutu
yang melakukan penelaahan tersebut.

Pengawasan mungkin terjadi melalui evaluasi atas sistem yang sedang berlangsung
dan juga melalui penelaahan berkala atas dokumen perikatan yang dipilih untuk
menilai apakah kebijakan dan prosedur ditempatkan selama perikatan.
Rekan-rekan dalam perusahaan (manajemen) harus menerima setidaknya laporan
tahunan atas hasil dari pengawasan prosedur pengendalian mutu. Isu kunci yakni
defisiensi yang sistematis atau berulang yang memerlukan tindakan perbaikan.

Ketika pengawasan mengungkapkan sebuah masalah dengan seorang individu, maka


tindakan perbaikan harus diambil dengan individu tersebut, dan mungkin, penelaahan
pengendalian mutu tambahan diperlukan atas pekerjaan orang tersebut untuk
memastikan bahwa tindakan perbaikan telah dilakukan.

Orang yang memeriksa kepatuhan atas standar pengendalian mutu harus berhubungan
erat dengan departemen pelatihan atau rekan untuk memastikan bahwa setiap
kesalahpahaman atau permasalahan dengan pengendalian diperbaiki selama pelatihan
di tempat kerja.

A. Pengawasan (atau 'Cold Review')


Cold review, dirancang sebagai sebuah bagian yang berkelanjutan atas proses
pengendalian mutu dan terjadi setelah penugasan asurans telah diselesaikan.
Cold review biasanya dilakukan antara :
1. Sebagai sebuah proses, dimana rekan dalam sebuah perusahaan menelaah
pekerjaan rekan yang lainnya
2. Oleh sebuah tim yang secara khusus didirikan untuk melakukan penelaahan
seperti itu - biasanya di bawah arahan dari seorang rekan, namun pekerjaannya
biasanya dilakukan oleh manajer yang memenuhi syarat yang sesuai dan
berpengalaman
3. Oleh konsultan eksternal yang memenuhi syarat yang sesuai

Tim penelaah juga harus mengembangkan program aksi yang sesuai ketika kesalahan
teridentifikasi termasuk :

a. Komunikasi atas temuan dalam perusahaan

b. Pelatihan dan pengembangan profesional tambahan


c. Perubahan untuk kebijakan dan prosedur Perusahaan

d. Tindakan disipliner terhadap mereka yang berulang kali gagal untuk mematuhi standar
Perusahaan
Pertanyaan interaktif : Isu pengendalian mutu pada sebuah perikatan

Saudara merupakan seorang senior audit yang bekerja untuk KAP Addystone Fish.
Saudara saat ini melakukan audit atasWicker Ltd, sebuah produsen tempat sampah kertas.
Saudara tidak puas dengan kebijakan valuasi persediaan Wicker dan telah mengangkat isu
tersebut beberapa kali kepada manajer audit. Ia telah berurusan dengan klien tersebut
selama beberapa tahun dan tidak melihat apa yang Saudara ributkan. Ia menolak untuk
bertemu dengan Saudara untuk mendiskusikan isu ini.

Rekan perikatan untuk Wicker yang sebelumnya pensiun dua bulan yang lalu.
Karena manajer auditnya telah berurusan dengan Wicker selama bertahuntahun, rekan-
rekan yang lainnya telah memutuskan untuk menyerahkan audit atas Wicker ke tangan
manajer audit tersebut.
Diminta:
Berikan komentar atas situasi yang diuraikan di atas.

Beberapa isu pengendalian mutu yang diangkat dalam scenario :

• Rekan perikatan
Seorang rekan perikatan biasanya ditunjuk untuk setiap perikatan audit yang dilakukan
oleh perusahaan, untuk bertanggung jawab atas perikatan atas nama perusahaan.
Penugasan audit kepada seorang manajer audit berpengalaman tidak cukup.
Ketiadaan. seorang rekan perikatan audit juga berarti bahwa beberapa persyaratan dari
SA 220 tentang memastikan bahwa pengaturan terkait dengan independensi dan
mengarahkan, melakukan supewisi dan penelaahan audit, tidak ada.

• Pandangan yang saling bertentangandan


Dalam skenario ini manajer dan senior audit memiliki pandangan yang saling
bertentangan mengenai vałuasi dari persediaan. Ini sepertinya tidak diselesaikan
dengan baik, dengan manajer menolak untuk mendiskusikan isu tersebut dengan
seniornya.

SA 220 menyaratkan bahwa rekan perikatan audit mengambil tanggung jawab untuk
menyelesaikan perseiisihan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai resolusi atas
perseiisihan yang disyaratkan oleh ISQC 1. Dalarn kasus ini, ketiadaan rekan perikatan
dapat berkontribusi terhadap kegagalan Untuk melesaikan perseiisihan mi. Dalam
kejadian apapun, yang terbaik, kegagalan untuk menyelesaikan perseiisihan merupakan
sebuah pelanggaran kebijakan perusahaan di l,awah ISQC 1. Yang terburuk, itu
mengindikasikan balłwa perusahaan tidakmemiliki kebijakan yang sesuai mengenai
perseiisihan tersebut seperti yang disyaratkan oleh ISQC 1.

VIII. Salah Opini Asurans


Ikhtisar:
1. Salah opini audit dapat menyebabkan :
a. Dituntut atas kelalaian professional
b. Penuntutan dan denda
c. Kehilangan reputasi, klien, staf kunci
d. Perusahaan asurans jatuh
2. Dalam konteks tersebut, prosedur pengendalian mutu penting
3. Risiko merupakan isu kunci lainnya yang terkait dengan salah opini — apakah
beberapa klien terlalu berisiko untuk diterima?

Pikirkan sejenak mengenai biaya yang mungkin timbul dari salah opini audit :
1. Apabila seseorang dapat menunjukkan bahwa Saudara tidak memberikan kehati-
hatian dan ia menderita kerugian dengan bergantung pada laporan keuangan, ia dapat
menuntut Saudara di bawah gugatan kelalaian
2. Saudara sebagai auditor mungkin bukan satu-satunya orangyang bertanggung jawab
untuk kerugiannya - direksi, yang bertanggung jawab untuk menyusun laporan
keuangan yang memberikan pandangan yang benar dan wajar, mungkin punya andil
di dalamnya — tetapi Saudara dapat menemukan hanya diri Saudara yang
bertanggung jawab

Terdapat sebuah daftar yang cukup panjang atas perusahaan audit yang tidak ada lagi
- mulai dari Spicer and Oppenheim sebagai akibat dari kegagalan British and
Commonwealth/Atlantic Computers sampai Andersens, mantan auditor dari Enron
sebagai akibat dari jatuhnya klien audit.
Sampai batas tertentu biaya akhir dari penyelesaiannya hanya merupakan sebuah
bagian dari biaya keseluruhan. Pengacara tidak murah, terutama pengacara korporasi
yang bagus, dan waku dari rekan dan staf yang dihabiskan untuk mempertahankan
tindakan semacam itu juga dapat merepresentasikan biaya yang sangat besar.

Terdapat biaya yang jauh lebih penting namun tak berwujud yang diakibatkan oleh
hancurnya reputasi perusahaan setelah keterlibatannya dengan kejatuhan klien.
Kehilangan klien lainnya dan seringkali anggota staf kunci yang tidak Iagi mau
berhubungan dengan perusahaan.

Jelas dalam konteks ini, kebijakan danprosed ur pengendalian mutu, yang membantu
untuk memastikan bahwa opini yang salah tidak diberikan, sangat penting. Namun, ini
bukan sekedar sebuah pertanyaan atas mutu, ini sebuah pertanyaan atas risiko.
perusahaan asurans makin menyimpulkan bahwa terdapat beberapa klien yang terlalu
berisiko untuk diambil, menyebabkan perusahaan yang disyaratkan oleh hukum untuk
diaudit tidak dapat menunjuk auditor.

Situasi ini memerlukan penyelesaian. Salah satu cara untuk berusaha membatasi
kewajiban yakni dengan melihat kendaraan bisnis di mana banyak perusahaan asurans
beroperasi.

Terdapat keperluan untuk menelaah secara keseluruhan atas konsep mengenai siapa
yang harus disalahkan ketika sesuatu berjalan salah. Profesi menyukai skem 'kewajiban
proporsionaľ, dimana penyedia asurans hanya membayar untuk bagi dari kesalahannya
ketika sesuatu berjalan salah.
REVIEW JURNAL

Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Pada KAP


Judul
Ashari, CPA
2018
Penulis Hendra Hussen Pradana, Ali Tafriji Biswan
Publikasi Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018
Profesi akuntan publik menurut Mulyadi (2002, 4) merupakan profesi
kepercayaan masyarakat, dari profesi inilah masyarakat mengharapkan
penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan
oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Bidang jasa yang
dilaksanakan oleh profesi akuntan publik terbagi menjadi dua yaitu jasa
assurance dan jasa non assurance. International Ethics Standards Board
for Accountants (2018) menyebutkan bahwa: “An assurance engagement
is an engagement in which a professional accountant in public practice
(PAPP) expresses a conclusion designed to enhance the degree of
confidence of the intended users other than the responsible party about the
outcome of the evaluation or measurement of a subject matter against
criteria.” Dengan demikian, jasa assurance merupakan jasa oleh profesi
akuntan publik untuk memberikan keyakinan bagi pengguna informasi
keuangan. Salah satu jasa assurance adalah jasa atestasi, yakni akuntan
mengeluarkan laporan tentang keyakinan suatu asersi yang disiapkan
pihak lain. Jasa non assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan
publik yang di dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan
negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan, misalnya jasa
Latar
kompilasi, perpajakan, dan jasa konsultasi. Akuntan publik dituntut untuk
Belakang senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme agar dapat
memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan
publik. Meskipun akuntan publik berupaya untuk senantiasa
memutakhirkan kompetensi dan meningkatkan profesionalisme agar dapat
memenuhi kebutuhan pengguna jasa, kemungkinan terjadinya kegagalan
dalam pemberian jasa akuntan pubik akan tetap ada. Oleh karena itu, untuk
melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi profesi
akuntan publik diperlukan suatu undang-undang yang mengatur profesi
akuntan publik. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dijelaskan bahwa Kantor Akuntan
Publik (KAP) harus memiliki dan melampirkan rancangan sistem
pengendalian mutu (RSPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang sekurang-kurangnya mencakup aspek
kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu. KAP atau cabang KAP
diharuskan untuk menjalankan sistem pengendalian mutu tersebut.
Berdasarkan SPAP yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) tahun 2013 dalam Standar Pengendalian Mutu (SPM) No.
01, sistem pengendalian mutu mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
1. Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu,
2. Ketentuan etika profesi yang berlaku,
3. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
tertentu,
4. Sumber daya manusia,
5. Pelaksanaan perikatan, dan
6. Pemantauan.
Sistem pengendalian mutu yang dibuat harus sesuai dengan aturan baku
yang ada dan harus diterapkan dengan sepenuhnya sesuai dengan sistem
pengendalian mutu yang telah ditetapkan, sehingga KAP dapat
melaksanakan tugas auditnya dengan baik dan guna meningkatkan
kredibilitasnya di masyarakat agar tidak diragukan dan independen.
Teori Utama -
Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode penelitian
Penelitian kuantitatif menggunakan analisis inferensial dengan pendekatan survey.

Sampel Kantor Akuntan Publik (KAP) Ashari, CPA


Penelitian
Berdasarkan hasil tinjauan bahwa sistem pengendalian mutu KAP Ashari,
CPA telah memuat seluruh unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam SPM
No.1 Tahun 2013. Akan tetapi, kebijakan dan prosedur pada unsur
ketentuan etika yang berlaku masih belum lengkap. SPM No.1 Tahun 2013
menjelaskan bahwa KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan
personelnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.
Ketentuan etika profesi yang berlaku meliputi independensi, integritas,
objektivitas, kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian profesional,
kerahasiaan, dan perilaku profesional. Sistem pengendalian mutu KAP
Ashari, CPA telah menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mewujudkan
unsur ketentuan etika profesi yang berlaku melalui keterbukaan informasi
antar rekan dan staf, penanganan permasalahan independensi, benturan
kepentingan, dan kerahasiaan. Secara tersirat kebijakan dan prosedur
tersebut baru mencakup ketentuan etika profesi mengenai indepedensi,
Hasil objektivitas, kecermatan, kehati-hatian profesional, dan perilaku
profesional. Ketentuan-ketentuan mengenai integritas belum tercakup
secara jelas dalam sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA.
KAP Ashari, CPA perlu membuat kebijakan dan prosedur secara terpisah
dalam system pengendalian mutu yang mengatur mengenai integritas.
Salah satu kebijakan dalam integritas yang dapat dilaksanakan yaitu
dengan mewajibkan seluruh rekan dan staf untuk menandatangani pakta
integritas sekali dalam setahun. Kebijakan mengenai integritas tersebut
tidak hanya sebatas dengan penandatanganan pakta integritas, tetapi KAP
harus mampu memberikan keyakinan yang memadai bahwa seluruh rekan
dan staf telah berkomitmen untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
ada dalam pakta integritas tersebut. Oleh karena itu, KAP harus
memberikan kewenangan kepada rekan yang bertanggung jawab atas
ketentuan etika profesi untuk membentuk tim khusus yang bertugas untuk
mengidentifikasi, menangani, dan mencegah terjadinya pelanggaran atas
integritas. KAP juga dapat membentuk sistem whistle blower untuk
memberikan saluran yang dapat memberikan jaminan keamanan bagi
seseorang dalam melaporkan pelanggaran terhadap integritas.

Pendapat Singkat :

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hendra Hussen Pradana, Ali Tafriji Biswan
dengan judul Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Pada KAP Ashari,
CPA tahun 2018 menyebutkan bahwa pentingnya penerapan Sistem Pengendalian Mutu pada
Kantor Akuntan Publik. Seperti yang sudah diketahui bahwa KAP merupakan Lembaga atau
organisasi yang menyediakan jasa untuk meyakinkan masyarakat tentang Keuangan sebuah
perusahaan. KAP melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap kinerja dan laporan keuangan
yang sudah dibuat oleh perusahaan, hal tersebut tentunya diperlukan untuk menguji kebenaran
dan kewajaran laporan yang disajikan. Dalam menjalankan jasanya KAP menyediakan Jasa
Assurance dan Jasa Non Assurance. Jassa Assurance merupakan jasa yang diberikan oleh
KAP terkait pemberian opini atas wajar dan tidaknya laporan keuangan yang disajikan oleh
suatu perusahaan. Sedangkan Jasa Non Assurance adalah jasa yang diberikan oleh KAP yang
tidak memberikan opini, misalnya adalah jasa konsultasi.

Dalam menjalankan fungsinya, KAP tentu harus mempunyai standar mutu yang baik
agar prosedur-prosedur pemeriksaan yang dilakukan mempunyai batasan-batasan yang harus
dipatuhi. Standar mutu yang baik tentunya diperulukan agar hasil pemeriksaan berkualitas yang
tenttunya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi KAP. Hal lain
adalah tentunya system mutu yang baik akan menghindarkan KAP dari kegiatan pelanggaran
yang mungkin terjadi yang bisa berakibat hasil audit yang tidak sesuai, dan tentunya akan
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi KAP.

Untuk meningkatan kinerja KAP maka diperlukan aturan yang membuat system
pengendalian mutu, disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2011 tentang Akuntan Publik dijelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memiliki
dan melampirkan rancangan sistem pengendalian mutu (RSPM) KAP yang memenuhi Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang sekurang-kurangnya mencakup aspek kebijakan atas
seluruh unsur pengendalian mutu. KAP atau cabang KAP diharuskan untuk menjalankan
sistem pengendalian mutu tersebut. Berdasarkan SPAP yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) tahun 2013 dalam Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 01, sistem
pengendalian mutu mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1. Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu,


2. Ketentuan etika profesi yang berlaku,
3. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu,
4. Sumber daya manusia,
5. Pelaksanaan perikatan, dan
6. Pemantauan.

Setiap unsur-unsur dalam pengendalian mutu memiliki kebijakan dan prosedur yang
harus diterapkan oleh KAP. Secara umum, kebijakan dan prosedur tersebut dalam SPM dapat
dijelaskan dalam Tabel 1 berikut ini.

Unsur-unsur pengendalian mutu

Unsur Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur


Tanggung Perusahaan harus mempromosikan budaya Program pelatihan perusahaan
jawab internal dan harus menetapkan kebijakan menekankan pentingnya kerja
kepemimpinan serta prosedur yang mendukung budaya berkualitas.
atas mutu tersebut
Ketentuan Seluruh personel yang bertugas harus Setahun sekali setiap partner
etika profesi mempertahankan independensi, integritas dan pegawai harus menjawab
yang berlaku dan objektivitasnya kuesioner independensi
Penerimaan Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan Sebuah formulir penilaian
dan untuk memutuskan apakah akan menerima klien harus disiapkan untuk
keberlanjutan atau melanjutkan hubungan dengan klien. setiap klien baru sebelum
hubungan penerimaan.
dengan klien
SDM Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan Setiap profesional harus
untuk memberi KAP kepastian yang wajar dievaluasi atas setiap
bahwa semua personel baru memiliki penugasan dengan memakai
kompetensi, pekerjaan diserahkan kepada laporan penilaian penugasan
personel yang kompeten, pendidikan dan individu dari KAP yang
pengembangan profesi bagi semua bersangkutan
personel, promosi berdasarkan kualifikasi
dan kinerja.
Pelaksanaan Kebijakan dan prosedur harus memastikan Direktur akuntansi dan
perikatan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditing KAP siap
personel penugasan memenuhi standar memberikan konsultasi serta
profesi yang berlaku, persyaratan peraturan, harus menyetujui semua
dan standar mutu KAP itu sendiri penugasan sebelum
penugasan itu diakhiri
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk Partner bagian pengendalian
memastikan bahwa unsur pengendalian mutu harus menguji prosedur
mutu lainnya diterapkan secara efektif pengendalian mutu setidaknya
setahun sekali untuk
memastikan kepatuhan KAP

Dijelaskan diatas bahwa KAP harus bisa menerapkan standar mutu yang sudah
ditetapkan, dalam hal ini penelitian dilakukan pada KAP Ashari, CPA dan ada beberapa yang
sudah diterapkan pada KAP ini terkait dengan penerapan standar mutu.

1. Penerapan unsur tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu


KAP Ashari, CPA menetapkan kebijakan dan prosedur “tone at the top” yaitu perilaku dan
penyampaian pesan oleh rekan kepada staf dimana setiap rekan mengambil keputusan atas
semua hal penting yang terkait dengan KAP dan praktik profesionalnya. Kebijakan ini
bertujuan untuk mewujudkan tanggung jawab KAP dalam mengembangkan budaya
internal yang berfokus pada kendali mutu. Kebijakan tersebut mewajibkan rekan untuk
memberikan dukungan yang kuat terhadap pekerjaan dan budaya pengendalian mutu yang
berkualitas.
2. Penerapan unsur ketentuan etika profesi yang berlaku
Untuk mencapai unsur ketentuan etika yang berlaku, sistem pengendalian mutu pada KAP
Ashari, CPA menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai benturan kepentingan,
kerahasiaan, dan independensi. Kebijakan KAP terkait dengan tiga hal ini, yaitu:
a. Personel dalam perikatan harus bebas dari konflik kepentingan,
b. Personel dalam perikatan menjaga kerahasiaan organisasi, dan
c. Personel dalam perikatan menjaga dan memegang teguh independensi.
Adapun prosedur yang dijalankan untuk memastikan tidak adanya benturan kepentingan,
kerahasiaan dan independensi terjaga adalah:
a. personel bertanggung jawab atas ruang lingkup perikatan,
b. KAP mengelola ancaman terhadap benturan kepentingan, dan personel ikut serta
bertanggung jawab atas penyelesaian isu yang terkait benturan kepentingan,
c. pembatasan akses kepada personel untuk hal yang tidak ada kepentingannya,
d. personel membuat pernyataan kerahasiaan, dan
e. personel menyusun pertanggungjawaban (termasuk pernyataan independensi) suatu
kegiatan perikatan.

Berdasarkan uraian di atas, KAP masih belum menetapkan kebijakan dan prosedur
mengenai integritas yang menjadi salah satu prinsip dalam ketentuan etika yang berlaku.
Secara umum, KAP telah menetapkan kebijakan dalam penanganan permasalahan
independensi, benturan kepentingan, dan kerahasiaan. Akan tetapi, kebijakan tersebut
secara tidak langsung hanya mencakup ketentuan mengenai independensi, objektivitas,
kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku
professional.

3. Penerapan unsur penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
tertentu
Berdasarkan tinjauan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA mengenai
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, KAP
menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai penerimaan dan keberlanjutan dengan
klien, proposal kepada klien baru, dan pemutusan hubungan dengan klien. Kebijakan dan
prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan KAP sebagai berikut:
a. mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber potensial atas risiko yang terkait hubungan
dengan klien atau perikatan tertentu guna menjamin kelancaran dan mutu;
b. bagi perikatan yang sedang berlangsung, penelaahan atas keberlanjutan hubungan
dengan klien yang terdokumentasi wajib mempertimbangkan dan menentukan tepat
tidaknya melanjutkan pemberian jasa profesional kepada klien dengan berdasarkan
pengalaman perikatan sebelumnya dan perencanaan atas perikatan yang sedang
berlangsung;
c. mendokumentasikan isu/masalah yang teridentifikasi, diselesaikan, dan keputusan
yang dihasilkan. Keputusan untuk menerima atau melanjutkan suatu perikatan harus
dibuat dan ditandatangani oleh rekan perikatan, serta didokumentasikan dalam kertas
kerja perikatan;
d. apabila setelah menyelesaikan tahapan penerimaan dan perencanaan perikatan
kemudian risiko signifikan yang terkait dengan klien atau perikatan telah
diidentifikasi, maka risiko tersebut wajib didiskusikan dengan personel KAP yang
bertanggung jawab untuk menyetujui penerimaan atau keberlanjutan hubungan dengan
klien;
e. mendokumentasikan bagaimana isu yang terkait dengan penerimaan atau
keberlanjutan perikatan diselesaikan melalui proses persetujuan formal. Jika isu
tersebut menyangkut hal-hal yang terkait dengan etika profesi, penyelesaian atas isu
tersebut wajib disetujui oleh personel KAP yang bertanggung jawab atas etika profesi;
f. jika setelah penerimaan atau keberlanjutan suatu perikatan, KAP memperoleh
informasi yang apabila diperoleh lebih awal akan mengakibatkan penolakan perikatan,
maka KAP wajib mempertimbangkan apakah melanjutkan perikatan dan memperoleh
pertimbangan hukum mengenai alternatif tindakan untuk memastikan bahwa KAP
memenuhi ketentuan profesi, perundang-undangan, ketentuan hukum, dan peraturan
yang berlaku.
4. Penerapan unsur sumber daya manusia
Tinjauan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA mengenai unsur sumber
daya manusia menunjukkan hasil bahwa KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur
dalam mengelola sumber daya manusia. Kebijakan dan prosedur tersebut meliputi
kebijakan dan prosedur dalam hal rekrutmen dan pemeliharaan staf, pengembangan
profesional berkelanjutan, penugasan tim perikatan, penegakan kebijakan pengendalian
mutu, dan penghargaan atas kepatuhan.
5. Penerapan unsur pelaksanaan perikatan
Berdasarkan tinjauan yang telah dilaksanakan pada KAP Ashari, CPA mengenai unsur
pelaksanaan perikatan, KAP menetapkan kebijakan mengenai peran rekan perikatan,
perencanaan, penyeliaan dan penelaahan, konsultasi, perbedaan pendapat, dan penelaahan
pengendalian mutu perikatan. Kebijakan KAP mengenai peran rekan perikatan yaitu rekan
perikatan sebagai pemimpin tim perikatan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
perikatan. Apabila selama berlangsungnya perikatan, rekan perikatan tidak dapat
menyelesaikan perikatan, maka rekan lain yang melanjutkan tanggung jawab sebagai
rekan perikatan wajib melakukan penelaahan terhadap seluruh hasil pekerjaan untuk
menentukan kepatuhan pelaksanaan perikatan dengan standar profesi.
6. Penerapan unsur pemantauan
Berdasarkan tinjauan yang dilakukan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari,
CPA mengenai unsur pemantauan, KAP melaksanakan pemantauan yang diawali dengan
program pemantauan, kemudian dilanjutkan dengan prosedur inspeksi, dan diakhiri
dengan diterbitkannya laporan hasil pemantauan. KAP melaksanakan program
pemantauan bertujuan untuk membantu KAP memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutunya telah
relevan, memadai, dan berjalan efektif, serta untuk membantu memastikan kepatuhan pada
praktik dan ketentuan penelaahan yang dipersyaratkan. Setelah melaksanakan program
pemantauan, KAP melaksanakan prosedur inspeksi. Prosedur inspeksi merupakan proses
pemantauan atas sistem pengendalian mutu KAP yang dilakukan secara berkelanjutan atau
berkala.
Berdasarkan hasil tinjauan bahwa sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA telah
memuat seluruh unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam SPM No.1 Tahun 2013. Akan
tetapi, kebijakan dan prosedur pada unsur ketentuan etika yang berlaku masih belum
lengkap. SPM No.1 Tahun 2013 menjelaskan bahwa KAP harus menetapkan kebijakan
dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan
personelnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku. Ketentuan etika profesi
yang berlaku meliputi independensi, integritas, objektivitas, kompetensi serta kecermatan
dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Sistem pengendalian
mutu KAP Ashari, CPA telah menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mewujudkan
unsur ketentuan etika profesi yang berlaku melalui keterbukaan informasi antar rekan dan
staf, penanganan permasalahan independensi, benturan kepentingan, dan kerahasiaan.
Secara tersirat kebijakan dan prosedur tersebut baru mencakup ketentuan etika profesi
mengenai indepedensi, objektivitas, kecermatan, kehati-hatian profesional, dan perilaku
profesional. Ketentuan-ketentuan mengenai integritas belum tercakup secara jelas dalam
sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Chartered Accountan Audit & Asuranst, Ikatan Akuntan Indonesia, 2020

Pradana Hussen Hendra, Biswan Tafriji Ali, Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor
Akuntan Publik Pada KAP Ashari, CPA, 2018
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR AKUNTAN
PUBLIK PADA KAP ASHARI, CPA
Hendra Hussen Pradana
pradana.hendra@gmail.com

Ali Tafriji Biswan


Politeknik Keuangan Negara STAN
altafz2009@gmail.com

ABSTRACT
This review aims to review the appropriateness of quality control system implementation at Public
Accounting Firm Ashari, CPA with quality control system of public accountant office which is specified in
Standard of Public Accountant called SPAP especially regulated in Standar Pengendalian Mutu (SPM)
No. 1 Tahun 2013. The method used is through literature study method, document studies, and interviews.
The results of the reviews that have been conducted show that in general Public Accounting Firm Ashari,
CPA has established quality control system in accordance with SPM.
Keywords: Public Accounting Firm, Quality Control System, Quality Control Standard.

PENDAHULUAN
Profesi akuntan publik menurut Mulyadi (2002, 4) merupakan profesi kepercayaan masyarakat,
dari profesi inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Bidang jasa yang
dilaksanakan oleh profesi akuntan publik terbagi menjadi dua yaitu jasa assurance dan jasa non
assurance. International Ethics Standards Board for Accountants (2018) menyebutkan bahwa: “An
assurance engagement is an engagement in which a professional accountant in public practice (PAPP)
expresses a conclusion designed to enhance the degree of confidence of the intended users other than the
responsible party about the outcome of the evaluation or measurement of a subject matter against criteria.”
Dengan demikian, jasa assurance merupakan jasa oleh profesi akuntan publik untuk memberikan
keyakinan bagi pengguna informasi keuangan. Salah satu jasa assurance adalah jasa atestasi, yakni
akuntan mengeluarkan laporan tentang keyakinan suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa
non assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya tidak
memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan,
misalnya jasa kompilasi, perpajakan, dan jasa konsultasi.
Akuntan publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan
publik. Meskipun akuntan publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan kompetensi dan
meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa, kemungkinan
terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa akuntan pubik akan tetap ada. Oleh karena itu, untuk
melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi profesi akuntan publik,

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 39


diperlukan suatu undang-undang yang mengatur profesi akuntan publik.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik dijelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) harus memiliki dan melampirkan
rancangan sistem pengendalian mutu (RSPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang sekurang-kurangnya mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur
pengendalian mutu. KAP atau cabang KAP diharuskan untuk menjalankan sistem pengendalian
mutu tersebut. Berdasarkan SPAP yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) tahun 2013 dalam Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 01, sistem pengendalian mutu
mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1. tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu,
2. ketentuan etika profesi yang berlaku,
3. penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu,
4. sumber daya manusia,
5. pelaksanaan perikatan, dan
6. pemantauan.
Sistem pengendalian mutu yang dibuat harus sesuai dengan aturan baku yang ada dan harus
diterapkan dengan sepenuhnya sesuai dengan sistem pengendalian mutu yang telah ditetapkan,
sehingga KAP dapat melaksanakan tugas auditnya dengan baik dan guna meningkatkan
kredibilitasnya di masyarakat agar tidak diragukan dan independen.
Setiap unsur-unsur dalam pengendalian mutu memiliki kebijakan dan prosedur yang
harus diterapkan oleh KAP. Secara umum, kebijakan dan prosedur tersebut dalam SPM dapat
dijelaskan dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Unsur-unsur Pengendalian Mutu
Unsur Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur

Tanggung jawab Perusahaan harus mempromosikan budaya internal dan Program pelatihan perusahaan
kepemimpinan harus menetapkan kebijakan serta prosedur yang menekankan pentingnya kerja
atas mutu mendukung budaya tersebut berkualitas.
Ketentuan etika Seluruh personel yang bertugas harus mempertahankan Setahun sekali setiap partner dan
profesi yang independensi, integritas dan objektivitasnya pegawai harus menjawab kuesioner
berlaku independensi
Penerimaan dan Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk Sebuah formulir penilaian klien harus
keberlanjutan memutuskan apakah akan menerima atau melanjutkan disiapkan untuk setiap klien baru
hubungan dengan hubungan dengan klien. sebelum penerimaan.
klien
SDM Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memberi Setiap profesional harus dievaluasi
KAP kepastian yang wajar bahwa semua personel baru atas setiap penugasan dengan
memiliki kompetensi, pekerjaan diserahkan kepada memakai laporan penilaian penugasan
personel yang kompeten, pendidikan dan pengembangan individu dari KAP yang bersangkutan
profesi bagi semua personel, promosi berdasarkan
kualifikasi dan kinerja.
Pelaksanaan Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa Direktur akuntansi dan auditing KAP
perikatan pekerjaan yang dilaksanakan oleh personel penugasan siap memberikan konsultasi serta
memenuhi standar profesi yang berlaku, persyaratan harus menyetujui semua penugasan
peraturan, dan standar mutu KAP itu sendiri sebelum penugasan itu diakhiri
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan Partner bagian pengendalian mutu
bahwa unsur pengendalian mutu lainnya diterapkan secara harus menguji prosedur pengendalian
efektif mutu setidaknya setahun sekali untuk
memastikan kepatuhan KAP

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 40


Sumber: Diolah dari Arens, Alvin A., Rondal J. Elder dan Mark S.Beasley. Edisi ke-15. 2015. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Penerjemah Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga. Hal. 45.

Sifat dan lingkup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh KAP
tergantung pada berbagai faktor, antara lain ukuran KAP, tingkat otonomi yang diberikan kepada
stafnya dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan pertimbangan
biaya-manfaat. Hal ini bertujuan agar KAP mampu menjaga kualitas kinerja staf dan auditornya
agar hasil kerja auditor tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. Memperhatikan
pentingnya penerapan SPM tersebut, maka penelitian ini bertujuan menjawab apakah KAP
Ashari, CPA telah menetapkan sistem pengendalian mutu sesuai dengan SPM 1. Periode
penelitian Oktober 2016 s.d. Maret 2017. Aspek-aspek apa yang telah sesuai dan terpenuhi, lalu
berdasarkan analisis, didapat hasil dan rekomendasi untuk perbaikan penerapan SPM.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penerapan unsur tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu.
Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 dalam unsur tanggung jawab kepemimpinan KAP
atas mutu, KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk mendukung
budaya internal. Kebijakan dan prosedur tersebut mengharuskan pimpinan KAP sebagai pihak
yang bertanggung jawab atas mutu KAP secara keseluruhan. Selain itu, setiap KAP juga harus
menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab
operasional atas sistem pengendalian mutu dari pimpinan KAP memiliki pengalaman,
kemampuan yang cukup dan tepat, serta wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan
tanggung jawab tersebut.
KAP Ashari, CPA menetapkan kebijakan dan prosedur “tone at the top” yaitu perilaku dan
penyampaian pesan oleh rekan kepada staf dimana setiap rekan mengambil keputusan atas
semua hal penting yang terkait dengan KAP dan praktik profesionalnya. Kebijakan ini bertujuan
untuk mewujudkan tanggung jawab KAP dalam mengembangkan budaya internal yang berfokus
pada kendali mutu. Kebijakan tersebut mewajibkan rekan untuk memberikan dukungan yang
kuat terhadap pekerjaan dan budaya pengendalian mutu yang berkualitas.
Rekan bertanggung jawab untuk memimpin dan mengembangkan budaya pengendalian
mutu dalam KAP, menyediakan dan memelihara pedoman pengendalian mutu KAP, semua
piranti praktis lainnya yang diperlukan, serta pedoman yang diperlukan untuk mendukung mutu
perikatan. Komitmen rekan terhadap tujuan ini merupakan suatu keharusan agar berhasil
mengembangkan dan memelihara pengendalian mutu. Rekan juga bertanggung jawab untuk
menetapkan struktur pengoperasian dan pelaporan KAP.

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 41


Secara tahunan atau basis waktu yang lainnya, rekan dapat menunjuk di antara mereka
atau staf lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas unsur-
unsur sistem pengendalian mutu. Pihak yang melaksanakan tanggung jawab dan tugas yang
khusus tersebut wajib merupakan pihak yang paling memenuhi persyaratan dan memiliki
pengalaman dalam pemenuhan kewajiban profesional dan regulasi. Rekan yang akan
mendelegasikan wewenangnya dipersyaratkan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. pertimbangan komersial KAP tidak boleh mengorbankan mutu,
b. evaluasi kinerja, kompensasi, dan promosi menunjukkan keutamaan mutu,
c. sumberdaya yang memadai dialokasikan untuk mengembangkan, mendokumentasikan, dan
mendukung kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
Berdasarkan uraian di atas, kebijakan dan prosedur yang telah dilaksanakan oleh KAP
Ashari, CPA dalam mewujudkan tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu sudah sesuai
dengan ketentuan mengenai tanggung jawab kepemimpinan atas mutu dalam SPM No. 1 tahun
2013. Hal tersebut dikarenakan KAP telah menetapkan kebijakan yang mampu mendukung
budaya internal KAP melalui kebijakan tone at the top. Kebijakan tersebut mengharuskan rekan
untuk bertanggung jawab atas mutu KAP secara menyeluruh. Selain itu, KAP telah menetapkan
kebijakan pembagian fungsi dan wewenang tertentu kepada staf. Pembagian wewenang dan
fungsi tersebut melalui berbagai macam pertimbangan sehingga staf yang diberikan wewenang
dan fungsi tersebut memiliki pengalaman dan kemampuan untuk menjalankan tugasnya dengan
baik. Pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan atas evaluasi kinerja, pertimbangan atas
mutu, dan pengalokasian sumber daya manusia. Ikhtisar kesesuaian penerapan unsur tanggung
jawab kepemimpinan KAP atas mutu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kesesuaian Penerapan Unsur Tanggung Jawab Kepemimpinan KAP atas Mutu
Perbandingan Kesesuaian

No Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun Berdasarkan KAP Sesuai Tidak Keterangan
. 2013 Ashari, CPA Sesuai
1. Tanggung • Setiap KAP harus • KAP menetapkan √ KAP Ashari,
jawab menetapkan kebijakan dan kebijakan dan CPA telah
kepemimpi prosedur yang dirancang prosedur tone at the menetapkan
nan KAP untuk mendukung budaya top yaitu perilaku kebijakan dan
atas mutu internal yang mengakui dan penyampaian prosedur
pentingnya mutu dalam pesan oleh rekan dalam
melaksanakan suatu kepada staf dimana tanggung
perikatan. setiap rekan jawab
• Setiap KAP harus mengambil kepemimpina
menetapkan kebijakan dan keputusan atas n atas mutu
prosedur yang mengharuskan semua hal penting sesuai dengan
pihak yang menerima yang terkait dengan ketentuan
tanggung jawab operasional KAP dan praktik dalam SPM
atas sistem pengendalian profesionalnya dan No. 1 Tahun
mutu dari pimpinan KAP rekan bertanggung 2013
memiliki pengalaman dan jawab terkait hal
kemampuan yang cukup dan tersebut.
tepat, serta wewenang yang • KAP juga

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 42


diperlukan untuk menetapkan
melaksanakan tanggung kebijakan dan
jawab tersebut prosedur mengenai
pembagian fungsi
dan wewenang
tertentu dengan staf
lainnya

Penerapan unsur ketentuan etika profesi yang berlaku.


Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 mengenai unsur ketentuan etika profesi yang berlaku,
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.
KAP juga harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan bahwa KAP dan personelnya diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi,
menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa pelanggaran atas ketentuan independensi dapat diketahui dan untuk memungkinkan
KAP menentukan tindakan pencegahan yang tepat dalam menangani pelanggaran tersebut. Etika
profesi yang berlaku merujuk kepada kode etik yang menetapkan lima prinsip-prinsip dasar etika
profesi, yaitu integritas, objektivitas, kompetensi dan kecermatan serta kehati-hatian profesional,
kerahasiaan, dan perilaku profesional.
Berdasarkan tinjauan yang telah dilaksanakan terhadap sistem pengendalian mutu KAP
Ashari, CPA, diketahui bahwa ketentuan umum dalam unsur ketentuan etika profesi yang
berlaku memiliki arti bahwa KAP harus mengetahui saatnya mengatakan tidak dan saatnya
memutuskan hubungan dengan klien, staf, atau rekan. Hal ini memberi arti bahwa setiap rekan
wajib mengetahui aktivitas rekan lainnya yang terkait dengan KAP dan kliennya. Komunikasi
yang teratur melalui rapat para rekan yang terjadwal secara teratur dan kebijakan yang jelas
tentang konsultasi atas isu yang berisiko atau kontroversial membantu untuk memastikan bahwa
setiap rekan mengetahui aktivitas rekan lainnya. Kebijakan tersebut mampu membuat rekan
saling mengingatkan satu dengan yang lainnya jika terdapat permasalahan yang berhubungan
dengan kode etik dan mampu menjadi kontrol bagi rekan untuk selalu bekerja sesuai dengan
kode etik. Secara tidak langsung, kebijakan tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan
objektivitas dan perilaku profesional.
Untuk mencapai unsur ketentuan etika yang berlaku, sistem pengendalian mutu pada
KAP Ashari, CPA menetapkan kebijakan dan prosedur mengenai benturan kepentingan,
kerahasiaan, dan independensi. Kebijakan KAP terkait dengan tiga hal ini adalah 1) personel
dalam perikatan harus bebas dari konflik kepentingan, 2) personel dalam perikatan menjaga
kerahasiaan organisasi, dan 3) personel dalam perikatan menjaga dan memegang teguh
independensi. Adapun prosedur yang dijalankan untuk memastikan tidak adanya benturan

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 43


kepentingan, kerahasiaan dan independensi terjaga adalah: 1) personel bertanggung jawab atas
ruang lingkup perikatan, 2) KAP mengelola ancaman terhadap benturan kepentingan, dan
personel ikut serta bertanggung jawab atas penyelesaian isu yang terkait benturan kepentingan,
3) pembatasan akses kepada personel untuk hal yang tidak ada kepentingannya, 4) personel
membuat pernyataan kerahasiaan, dan 5) personel menyusun pertanggungjawaban (termasuk
pernyataan independensi) suatu kegiatan perikatan.
Tanggung jawab KAP atas independensi berupa tanggung jawab atas pengembangan,
pengimplementasian, pemantauan, dan penegakan kebijakan dan prosedur yang dirancang
untuk membuat seluruh rekan dan staf dapat memahami, mengidentifikasi, mendokumentasi,
dan mengelola ancaman terhadap independensi, serta bertanggung jawab atas penyelesaian isu
yang terkait dengan independensi yang timbul sebelum atau selama perikatan. Tanggung jawab
rekan dan staf dalam independensi yaitu wajib mengetahui dan memahami standar profesi dan
kode etik yang terkait dengan independensi, wajib memenuhi ketentuan independensi seperti
yang tercantum dalam kode etik untuk seluruh perikatan assurance dan laporan yang diterbitkan,
wajib memberi konfirmasi kepada rekan perikatan ketika ditugaskan dalam perikatan assurance
bahwa dirinya independen terhadap klien dan perikatan atau telah memberitahu mengenai
ancaman atau kemungkinan ancaman terhadap independensi sehingga pencegahan yang tepat
dapat diterapkan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman tersebut ketingkat yang dapat
diterima, wajib untuk berkonsultasi dengan personel yang tepat dalam semua kondisi ketika isu
etika yang timbul memerlukan konsultasi dan pembahasan lebih lanjut untuk menyelesaikan isu
tersebut. Rekan dan staf juga wajib untuk menyampaikan konfirmasi tertulis sekurang-
kurangnya sekali dalam setahun kepada KAP untuk bersikap independen. Konfirmasi tersebut
menjelaskan bahwa rekan dan staf telah memahami dan mematuhi kebijakan dan prosedur
independensi dalam KAP. Rotasi personel dalan perikatan audit untuk emiten dilaksanakan jika
individu yang telah terlibat dengan klien selarna suatu periode yang lamanya telah ditentukan
sebelumnya, maka individu tersebut tidak diperkenankan untuk berpartisipasi dalam perikatan
hingga terlewatinya suatu periode tertentu sejak keterlibatan terakhirnya (cooling-off period) sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, tetapi fleksibilitas tertentu mungkin diperlukan pada kondisi
ketika keberlanjutan individu tersebut dalam perikatan audit sangat penting.
Berdasarkan uraian di atas, KAP masih belum menetapkan kebijakan dan prosedur
mengenai integritas yang menjadi salah satu prinsip dalam ketentuan etika yang berlaku. Secara
umum, KAP telah menetapkan kebijakan dalam penanganan permasalahan independensi,
benturan kepentingan, dan kerahasiaan. Akan tetapi, kebijakan tersebut secara tidak langsung
hanya mencakup ketentuan mengenai independensi, objektivitas, kompetensi serta kecermatan

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 44


dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Ikhtisar tinjauan penerapan
unsur ketentuan etika yang berlaku dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kesesuaian Penerapan Unsur Ketentuan Etika yang Berlaku

Perbandingan Kesesuaian

No. Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 Berdasarkan Sesuai Tidak Keterangan
KAP Ashari, Sesuai
CPA

1. Ketentu • Setiap KAP harus menetapkan KAP √ Kebijakan dan


an etika kebijakan dan prosedur yang dirancang menekankan prosedur
yang untuk memberikan keyakinan memadai keterbukaan mengenai etika
berlaku bahwa KAP dan personelnya telah informasi yang dilaksanakan
mematuhi ketentuan etika profesi yang antar rekan oleh KAP hanya
berlaku yang antara lain integritas, dan staf serta mencerminkan
objektivitas, kompetensi serta menetapakan ketentuan
kecermatan dan kehati-hatian kebijakan dan mengenai
profesional, kerahasiaan, dan perilaku prosedur objektivitas,
profesional mengenai kompetensi serta
• Setiap KAP diwajibkan untuk independensi, kecermatan dan
menetapkan kebijakan dan prosedur benturan kehati-hatian
yang dirancang untuk memberikan kepentingan, profesional,
keyakinan bahwa KAP dan personelnya dan kerahasiaan, dan
diwajibkan untuk mematuhi ketentuan kerahasiaan. perilaku
independensi memberikan keyakinan profesional. KAP
memadai bahwa pelanggaran atas Ashari, CPA
ketentuan independensi dan untuk belum menetapkan
memungkinkan KAP menentukan kebijakan dan
tindakan pencegahan yang tepat dalam prosedur
menangani pelanggaran tersebut. mengenai
integritas.

Penerapan unsur penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
tertentu.
Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 dalam unsur penerimaan dan keberlanjutan
hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, dijelaskan bahwa KAP harus menetapkan
kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan tertentu yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya
akan menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika KAP memiliki
kompetensi, mampu mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku, dan telah
mempertimbangkan integritas klien. Selain itu, KAP juga harus menetapkan kebijakan dan
prosedur atas keberlanjutan suatu perikatan dan hubungan dengan klien untuk menangani suatu
kondisi yang dapat menyebabkan KAP untuk menolak perikatan.
Berdasarkan tinjauan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA mengenai
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, KAP menetapkan
kebijakan dan prosedur mengenai penerimaan dan keberlanjutan dengan klien, proposal kepada

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 45


klien baru, dan pemutusan hubungan dengan klien. Kebijakan dan prosedur dalam penerimaan
dan keberlanjutan KAP sebagai berikut:
a. mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber potensial atas risiko yang terkait hubungan
dengan klien atau perikatan tertentu guna menjamin kelancaran dan mutu;
b. bagi perikatan yang sedang berlangsung, penelaahan atas keberlanjutan hubungan
dengan klien yang terdokumentasi wajib mempertimbangkan dan menentukan tepat
tidaknya melanjutkan pemberian jasa profesional kepada klien dengan berdasarkan
pengalaman perikatan sebelumnya dan perencanaan atas perikatan yang sedang
berlangsung;
c. mendokumentasikan isu/masalah yang teridentifikasi, diselesaikan, dan keputusan yang
dihasilkan. Keputusan untuk menerima atau melanjutkan suatu perikatan harus dibuat
dan ditandatangani oleh rekan perikatan, serta didokumentasikan dalam kertas kerja
perikatan;
d. apabila setelah menyelesaikan tahapan penerimaan dan perencanaan perikatan kemudian
risiko signifikan yang terkait dengan klien atau perikatan telah diidentifikasi, maka risiko
tersebut wajib didiskusikan dengan personel KAP yang bertanggung jawab untuk
menyetujui penerimaan atau keberlanjutan hubungan dengan klien;
e. mendokumentasikan bagaimana isu yang terkait dengan penerimaan atau keberlanjutan
perikatan diselesaikan melalui proses persetujuan formal. Jika isu tersebut menyangkut
hal-hal yang terkait dengan etika profesi, penyelesaian atas isu tersebut wajib disetujui
oleh personel KAP yang bertanggung jawab atas etika profesi;
f. jika setelah penerimaan atau keberlanjutan suatu perikatan, KAP memperoleh informasi
yang apabila diperoleh lebih awal akan mengakibatkan penolakan perikatan, maka KAP
wajib mempertimbangkan apakah melanjutkan perikatan dan memperoleh pertimbangan
hukum mengenai alternatif tindakan untuk memastikan bahwa KAP memenuhi
ketentuan profesi, perundang-undangan, ketentuan hukum, dan peraturan yang berlaku.

Dalam hal pemutusan hubungan dengan klien, pengunduran diri tersebut disepakati setelah
surat pengunduran diterbitkan dan kedua belah pihak menerima isi dari surat tersebut. Proses
tersebut harus meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. pertimbangan atas ketentuan profesi, perundang-undangan, hukum, dan kewajiban
pelaporan yang wajib dilakukan sebagai akibat penarikan diri tersebut,
b. bertemu dengan klien dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk membahas
fakta dan kondisi yang menyebabkan penarikan diri,
c. mendokumentasikan hal-hal penting yang menyebabkan penarikan diri termasuk hasil setiap
konsultasi, simpulan yang dicapai, dan dasar simpulan tersebut.
Jadi, kebijakan dan prosedur yang diambil oleh KAP Ashari, CPA mengenai penerimaan dan
keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu telah sesuai dengan ketentuan yang
harus dilaksanakan dalam SPM No. 1 Tahun 2013. Hal tersebut sesuai karena kebijakan dan
prosedur KAP Ashari, CPA mengenai penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan tertentu mampu memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima
atau melanjutkan hubungan dengan klien dan perikatannya jika KAP memiliki kompetensi yang

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 46


memadai, mampu mematuhi ketentuan etika yang berlaku, dan telah mempertimbangkan
integritas klien. Selain itu, KAP juga telah menetapkan kebijakan mengenai pemutusan hubungan
dengan klien. Ikhtisar kesesuaian penerapan unsur penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien dan perikatan tertentu dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kesesuaian Penerapan Unsur Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan


Klien dan Perikatan Tertentu

Perbandingan Kesesuaian

No. Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 Berdasarkan Sesu Tidak Keterangan
KAP Ashari, ai Sesuai
CPA

1. Penerima • KAP harus menetapkan kebijakan • KAP √ KAP Ashari,


an dan dan prosedur dalam penerimaan menetapakan CPA telah
keberlanj dan keberlanjutan hubungan kebijakan dan menetapkan
utan dengan klien dan perikatan prosedur seluruh
hubungan tertentu, yang dirancang untuk dalam hal ketentuan
dengan memberikan keyakinan memadai penerimaan mengenai
klien dan bahwa KAP hanya akan menerima dan unsur
perikatan atau melanjutkan hubungan keberlanjutan, penerimaan
tertentu dengan klien dan perikatannya jika proposal dan
KAP memiliki kompetensi yang kepada klien keberlanjutan
memadai, mampu mematuhi baru, dan hubungan
ketentuan etika yang berlaku, dan pemutusan dengan klien
telah mempertimbangkan integritas hubungan dan perikatan
klien. dengan klien tertentu dalam
• KAP harus menetapkan kebijakan SPM No. 1
dan prosedur atas keberlanjutan Tahun 2013
suatu perikatan dan hubungan
dengan klien untuk menangani
suatu kondisi yang dapat
menyebabkan KAP untuk menolak
perikatan seandainya informasi
terkait tersedia lebih awal
Penerapan unsur sumber daya manusia.
Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 dijelaskan bahwa dalam unsur sumber daya manusia,
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa KAP memiliki jumlah personel yang cukup dengan kompetensi, kemampuan,
dan komitmen terhadap prinsip etika profesi yang diperlukan untuk melaksanakan perikatan
sesuai dengan standar profesi, ketentuan hukum, peraturan yang berlaku, dan memungkinkan
KAP atau rekan perikatan untuk menerbitkan laporan yang tepat dengan kondisinya. Kebijakan
dan prosedur KAP yang berhubungan dengan sumber daya manusia mencakup rekrutmen,
evaluasi kinerja, kemampuan (termasuk waktu pelaksanaan penugasan), kompetensi
pengembangan karier, promosi, kompensasi, dan estimasi kebutuhan personel. KAP juga harus
melimpahkan tanggung jawab atas setiap perikatan kepada seorang rekan perikatan dan harus
menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengatur mengenai hal tersebut. Selain itu, KAP harus

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 47


menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menugaskan personel yang tepat dengan kompetensi
yang dibutuhkan
Tinjauan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA mengenai unsur sumber
daya manusia menunjukkan hasil bahwa KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur dalam
mengelola sumber daya manusia. Kebijakan dan prosedur tersebut meliputi kebijakan dan
prosedur dalam hal rekrutmen dan pemeliharaan staf, pengembangan profesional berkelanjutan,
penugasan tim perikatan, penegakan kebijakan pengendalian mutu, dan penghargaan atas
kepatuhan.
Dalam hal rekrutmen dan pemeliharaan staf, KAP melaksanakan prosedur sebagai
berikut:
a. memperkirakan secara detail kebutuhan perikatan pada setiap periode untuk mengidentifikasi
periode sibuk dan kemungkinan defisiensi sumber daya manusia,
b. melakukan prosedur standar ujian dan wawancara kerja, termasuk mendokumentasikan
prosesnya,
c. menetapkan standar kualifikasi untuk staf baru maupun staf senior dan memberikan
penjelasan kepada calon staf selama proses rekrutmen mengenai kualifikasi yang diharapkan
oleh KAP,
d. mendokumentasi hal-hal terkait sumber daya seperti curriculum vitae (CV), hasil ujian, fotokopi
ijazah, fotokopi sertifikasi, dan lain-lain.
Kebijakan KAP dalam menerima staf baru yaitu minimal memiliki pendidikan D-3 Akuntansi dan
telah menyelesaikan seluruh teori bagi mahasiswa S-1 Akuntansi. Staf baru wajib untuk
menyampaikan lamaran dengan dokumen yang menunjukkan pendidikan yang memadai saat
melamar pekerjaan, mengikuti ujian, mengikuti pelatihan internal ketika diterima, dan menjadi
tenaga lapangan selama periode tertentu.
KAP mempertimbangkan pengembangan materi orientasi dan mensyaratkan staf baru
untuk menghadiri sesi tersebut setelah mulai bekerja. KAP juga menetapkan periode percobaan
untuk semua staf baru sesuai dengan undang-undang yang mengatur ketenagakerjaan dan
menelaah kinerja staf tersebut setelah berakhirnya periode percobaan. KAP memberikan
kesempatan pengembangan karier kepada staf tanpa diskriminasi untuk meningkatkan
kemampuan KAP dalam mempertahankan staf yang kompeten, sehingga mampu mendukung
keberlanjutan dan perkembangan KAP.
Dalam hal pengembangan profesional berkelanjutan, KAP memberikan kesempatan
kepada personel yang bertanggung jawab atas sumber daya manusia untuk menyetujui
partisipasi KAP dalam pelatihan pengembangan profesi di luar KAP. Setiap staf memiliki

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 48


kesempatan yang sama untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan rencana pengembangan
KAP. Pelatihan utama didapatkan dari lembaga yang memiliki hubungan kuat dengan KAP,
misalnya IAPI, IAI, BPK, BI, OJK, Kementerian Keuangan, dan lain sebagainya. Rekan dan staf
bertanggung jawab atas pemeliharaan catatan pengembangan profesional. KAP wajib menunjuk
personel untuk melakukan penelaahan catatan tersebut secara berkala sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun, sehingga tidak akan terjadi duplikasi atau ada staf yang tidak pernah mengikuti
pelatihan tertentu.
Dalam hal penugasan tim perikatan, KAP memiliki kebijakan bahwa pimpinan KAP
harus memastikan penugasan rekan dan staf secara tepat baik secara individu maupun secara
kolektif dalam setiap perikatan. Rekan perikatan merencanakan penugasan tim perikatan dan
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa individu yang terlibat dalam tim perikatan
memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perikatan tersebut sesuai dengan
standar profesi dan sistem pengendalian mutu KAP. KAP memastikan bahwa rekan perikatan
yang ditugaskan dalam setiap perikatan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dan waktu yang
cukup untuk bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan perikatan sesuai dengan
standar profesi, ketentuan hukum, dan peraturan yang berlaku.
Penegakan kebijakan pengendalian mutu berkaitan dengan kedisiplinan para staf dan
rekan. KAP menetapkan kebijakan penegakan kedisiplinan staf kepada supervisor. Proses yang
terkait dengan penanganan isu kedisiplinan harus objektif, hati-hati, terbuka, dan dapat diterima
dalam menemukan dan memfasilitasi penyelesaian isu secara tepat waktu. Namun demikian,
KAP wajib mempertahankan tanggung jawabnya dalam mengelola risiko, menjaga tanggung
jawab profesionalnya atas independensi, menghindari benturan kepentingan, dan bertindak
secara cermat dan hati-hati.
KAP memiliki kebijakan bahwa pelanggaran atau pengabaian yang serius, disengaja, dan
berulang terhadap kebijakan dan peraturan profesi KAP tidak dapat ditoleransi. Tindakan yang
tepat wajib dilakukan untuk memperbaiki perilaku rekan maupun staf, atau mengakhiri
hubungan profesional dengan personel tersebut. Tindakan untuk memperbaiki rekan maupun
staf antara lain memberikan pelatihan, memberi teguran, dan melakukan bimbingan intensif oleh
atasan.
Selain menetapkan kebijakan dalam penegakan disiplin, KAP juga menetapkan kebijakan
dalam hal pemberian penghargaan atas kepatuhan. Kebijakan tersebut dilaksanakan dengan cara
melakukan evaluasi kinerja untuk meningkatkan semangat dan motivasi personel dalam
mengembangkan profesionalitasnya, meningkatkan perilaku dan kinerja yang baik, serta
memberikan kesempatan untuk kritik yang membangun. Pengevaluasian atas seorang personel

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 49


KAP tidak hanya mempertimbangkan kinerjanya dalam perikatan, tetapi juga
mempertimbangkan masukan dari atasan dan kliennya. Pengevaluasian kinerja dilaksanakan
secara berkala dan menggunakan suatu dokumentasi yang bentuk dan isinya telah diatur dalam
kebijakan KAP. Pengevaluasian tersebut umumnya mencakup kesempatan bagi personel yang
dievaluasi atas pengembangan karier, promosi, dan kompensasi. Pengevaluasian personel KAP
menggunakan bobot yang tepat atas ukuran kinerja untuk menentukan tingkat kompensasi,
bonus, manfaat, pengembangan karier, dan wewenang dalam KAP.
Berdasarkan uraian di atas, KAP telah melaksanakan ketentuan untuk menetapkan
kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP
memiliki jumlah personel yang cukup dengan kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap
prinsip etika profesi yang diperlukan. KAP juga telah menetapkan kebijakan dan prosedur
mengenai rekan perikatan dan penugasan personel yang tepat. Kebijakan dan prosedur yang
diambil oleh KAP Ashari, CPA mengenai sumber daya manusia sudah sepenuhnya sesuai dengan
ketentuan dalam SPM No. 1 Tahun 2013. Ikhtisar kesesuaian penerapan unsur sumber daya
manusia dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Kesesuaian Penerapan Unsur Sumber Daya Manusia


Perbandingan Kesesuaian

Keterangan
Berdasarkan SPM No. 1 Berdasarkan KAP Ashari, Sesuai Tidak
No Item Tahun 2013 CPA Sesuai
.

1. Sumber • KAP harus menetapkan • KAP menetapkan √ Kebijakan


daya kebijakan dan prosedur kebijakan dan prosedur dan
manusia yang dirancang untuk mengenai rekrutmen dan prosedur
memberikan keyakinan pemeliharaan staf, yang
memadai bahwa KAP pengembangan profesional dilaksanaka
memiliki jumlah personel berkelanjutan, penegakan n KAP
yang cukup dengan kebijakan pengendalian Ashari, CPA
kompetensi, mutu, dan penghargaan mengenai
kemampuan, dan atas kepatuhan unsur
komitmen terhadap sumber
prinsip etika profesi yang • KAP telah menetapkan daya
diperlukan. kebijakan mengenai manusia
penugasan tim perikatan telah
• KAP harus menetapkan yang didalamnya sepenuhnya
kebijakan dan prosedur mengatur mengenai rekan sesuai
mengenai rekan perikatan dan pemilihan dengan
perikatan dan penugasan tim perikatan. SPM No. 1
personel yang tepat Tahun 2013

Penerapan unsur pelaksanaan perikatan.


Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 mengenai unsur pelaksanaan perikatan, dijelaskan
bahwa KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan sesuai dengan standar profesi, ketentuan

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 50


hukum, peraturan yang berlaku, dan KAP atau rekan perikatan menerbitkan laporan yang tepat
sesuai dengan kondisinya. Kebijakan dan prosedur tersebut mencakup hal-hal yang relevan
untuk mendukung konsistensi atas kualitas pelaksanaan perikatan, tanggung jawab penyeliaan,
dan tanggung jawab penelaahan.
Berdasarkan tinjauan yang telah dilaksanakan pada KAP Ashari, CPA mengenai unsur
pelaksanaan perikatan, KAP menetapkan kebijakan mengenai peran rekan perikatan,
perencanaan, penyeliaan dan penelaahan, konsultasi, perbedaan pendapat, dan penelaahan
pengendalian mutu perikatan. Kebijakan KAP mengenai peran rekan perikatan yaitu rekan
perikatan sebagai pemimpin tim perikatan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan perikatan.
Apabila selama berlangsungnya perikatan, rekan perikatan tidak dapat menyelesaikan perikatan,
maka rekan lain yang melanjutkan tanggung jawab sebagai rekan perikatan wajib melakukan
penelaahan terhadap seluruh hasil pekerjaan untuk menentukan kepatuhan pelaksanaan
perikatan dengan standar profesi.
Dalam melaksanakan perencanan, KAP memiliki kebijakan bahwa tim perikatan wajib
memulai perencanaan sedini mungkin sebelum dimulainya pekerjaan lapangan untuk
memastikan bahwa:
a. setiap isu penting yang teridentifikasi selama penelaahan penerimaan dan keberlanjutan
perikatan telah ditangani dengan tepat,
b. setiap anggota tim perikatan telah ditugasi, tersedia, dan terjadwal,
c. setiap anggota tim perikatan telah dilengkapi dengan pelatihan, pengetahuan, dan riset
mengenai bisnis klien,
d. keterlibatan pihak ketiga serta hasil pekerjaan spesialis dan penyedia jasa lainnya telah
dipertimbangkan dan dipastikan,
e. isu independensi dan/atau benturan kepentingan telah ditangani dengan tepat. Jika terjadi
masalah, klien memiliki waktu yang cukup untuk mencari jasa profesional alternatif,
f. tim perikatan diberikan penjelasan mengenai perikatan agar dapat memahami tujuan
perikatan.
Perencanaan yang dilakukan dalam perikatan audit meliputi pengembangan strategi audit secara
keseluruhan, perancangan pendekatan audit yang terperinci dalam melaksanakan perikatan, dan
memungkinkan pemilihan bukti audit yang tepat dalam merespon risiko salah saji material
melalui perancangan dan penerapan respon yang tepat atas risiko tersebut dalam konteks
pengujian terhadap asersi manajemen.
Kebijakan KAP atas penelaahan yaitu seluruh hasil pelaksanaan perikatan ditelaah sesuai
dengan sifat perikatan. Penelaahan tersebut wajib didokumentasikan termasuk luas dan waktu

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 51


dari penelaahan tersebut. Dokumentasi perikatan terutama mencakup kepastian bahwa seluruh
kertas kerja dan dokumentasi atas kelengkapan prosedur penyelesaian perikatan telah disetujui
dan ditandatangani oleh rekan dan staf perikatan. Hal tersebut menandakan telah selesainya
proses penelaahan yang diharuskan.
Dalam melaksanakan penelaahaan akhir, rapat penelaahan akhir diadakan antara rekan
perikatan, penelaah pengendalian mutu perikatan, rekan kedua, dan anggota kunci tim perikatan.
Rapat tersebut untuk memastikan bahwa seluruh pihak telah menyepakati isu-isu penting yang
diidentifikasi dan diselesaikan, pekerjaan telah dilakukan dengan baik sesuai dengan standar
profesi, dan penerbitan laporan perikatan. KAP menetapkan bahwa hasil pekerjaan personel yang
kurang berpengalaman ditelaah secara tepat waktu oleh personel yang lebih senior dan rekan
perikatan wajib bertanggung jawab atas penelaahan secara detail.
Penyeliaan atau supervisi terkait erat dengan perencanaan dan penelaahan, sehingga
selama pelaksanaan perikatan, penyelia wajib mendapatkan seluruh informasi yang terkumpul
dan mengevaluasi perlu tidaknya dilakukan perubahan atau perluasan atas pendekatan yang
telah direncanakan sebelumnya agar dapat memperoleh bukti yang cukup untuk memastikan
bahwa laporan perikatan telah sesuai dengan kondisinya. Penyelia memiliki tanggung jawab
untuk:
a. menangani dan mengomunikasikan isu-isu penting yang diidentifikasi selama perikatan,
mengevaluasi dampaknya, dan memodifikasi pendekatan yang telah direncanakan
sebelumnya,
b. memantau kemajuan perikatan, termasuk efisiensi dan efektivitas dari waktu yang digunakan
untuk berbagai unsur perikatan yang berbeda,
c. menyediakan bantuan atau keahlian yang dibutuhkan atas isu, pertimbangan, estimasi, serta
interpretasi yang rumit,
d. mengidentifikasi dan mengomunikasikan isu-isu lainnya yang membutuhkan konsultasi atau
pertimbangan lebih lanjut selama perikatan.
Dalam hal konsultasi, KAP memiliki kebijakan untuk mendorong adanya diskusi antar
tim perikatan dan untuk hal-hal yang signifikan, diskusi dilakukan dengan pihak luar tim
perikatan dalam KAP dan pihak di luar KAP dengan persetujuan KAP. Ketika dilakukan
konsultasi internal dan ditentukan bahwa suatu isu adalah signifikan, anggota tim perikatan
wajib mendokumentasikan proses dan hasil konsultasi tersebut. Ketika konsultasi eksternal
dibutuhkan dan diotorisasi oleh rekan perikatan atau pemimpin rekan, maka konsultasi tersebut
wajib didokumentasikan secara formal.
Pendapat dari tenaga ahli eksternal wajib didokumentasikan secara memadai, sehingga

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 52


tersedia informasi yang cukup bagi pembaca untuk memahami secara menyeluruh sifat
konsultasi, kualifikasi, kompetensi yang relevan dari tenaga ahli eksternal, dan tindakan yang
didokumentasikan. Hak privasi dan ketentuan kerahasiaan klien wajib dijaga untuk semua
konsultasi eksternal. KAP wajib memperoleh pertimbangan hukum mengenai hal tersebut atau
hal lain yang berkaitan dengan etika profesi, perilaku profesional, peraturan perundang-
undangan, dan ketentuan hukum.
Dalam penanganan perbedaan pendapat, KAP memiliki kebijakan bahwa seluruh rekan
kerja dan staf wajib bekerja dengan objektif, berhati-hati, terbuka, dan mau bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu perselisihan atau perbedaan pendapat secara tepat waktu. Setiap orang
yang terlibat dalam suatu perselisihan atau perbedaan pendapat seharusnya berusaha untuk
menyelesaikan hal tersebut secara tepat waktu dan profesional melalui diskusi penelitian dan
konsultasi dengan pihak lain. Jika hal tersebut tidak dapat diselesaikan atau terdapat
ketidakpastian atas tindakan yang wajib dilaksanakan, maka pihak-pihak tersebut wajib
membawa hal ini kepada anggota tim perikatan yang lebih senior atau rekan perikatan. Jika
perselisihan atau perbedaan pendapat tetap terjadi atau jika salah satu atau lebih pihak yang
terlibat merasa tidak puas dengan keputusan yang dihasilkan, maka pihak tersebut
mempertimbangkan memadai tidaknya hal tersebut dari aspek pengendalian mutu atau dirujuk
kepada pihak yang memiliki wewenang tertinggi pada KAP.
Perselisihan atau perbedaan pendapat wajib didokumentasikan dengan cara yang sama
seperti konsultasi atas setiap hal yang melibatkan perikatan assurance. Laporan perikatan tidak
dapat diberi tanggal sebelum seluruh permasalahan diselesaikan.
Dalam penelaahan pengendalian mutu, KAP memiliki kebijakan bahwa rekan wajib
mengevaluasi setiap perikatan untuk menentukan apakah telah sesuai terhadap kriteria yang
telah ditetapkan oleh KAP. Bagi klien baru, pengevaluasian wajib dilakukan sebelum perikatan
diterima, sedangkan bagi klien yang berkelanjutan, pengevaluasian wajib dilakukan selama tahap
perencanaan perikatan. Rekan perikatan wajib menyelesaikan seluruh isu yang timbul dari
penelaahan pengendalian mutu perikatan menurut standar kepuasan sebelum laporan perikatan
assurance diberi tanggal. Penelaahan pengendalian mutu perikatan mencakup:
a. diskusi mengenai hal-hal penting dengan rekan perikatan,
b. penelaahan atas laporan keuangan atau informasi hal pokok lain dengan laporan perikatan
yang disusulkan,
c. pertimbangan mengenai kesesuaian laporan perikatan yang disusulkan dengan kondisinya,
d. penelaahan atas dokumentasi kertas kerja tertentu yang terkait dengan petimbangan
signifikan yang dilakukan oleh tim perikatan dan simpulan yang dihasilkan.

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 53


KAP menggunakan checklist pengendalian mutu perikatan agar dapat menyelesaikan
penelaahan dan mendokumentasi penelaahan tersebut dengan baik. KAP mempertimbangkan
pemberian waktu minimal sebelum tanggal laporan diterbitkan bagi penelaahan awal. Waktu
minimal tersebut biasanya lima hari kerja. Pemberian waktu bagi perikatan yang lebih besar dan
rumit biasanya akan lebih lama.
KAP juga menetapkan kriteria penunjukan penelaah mutu atas suatu perikatan yang telah
memenuhi kriteria sebagai penelaah pengendalian mutu. Penelaah pengendalian mutu harus
objektif, independen, memiliki pelatihan, pengalaman, keahlian teknis, wewenang, serta
kemampuan dan waktu yang memadai untuk menjalankan tugas tersebut. Penelaah
pengendalian mutu tidak boleh anggota tim perikatan dan tidak boleh menelaah pekerjaan
perikatan sendiri dan membuat keputusan penting yang berhubungan dengan perikatan tersebut
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan uraian di atas, kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan oleh KAP Ashari,
CPA dalam pelaksanaan perikatan telah mencakup hal-hal yang relevan untuk mendukung
konsistensi atas kualitas pelaksanaan perikatan, tanggung jawab penyeliaan, dan tanggung jawab
penelaahan serta mampu memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan sesuai
dengan standar profesi, ketentuan hukum, peraturan yang berlaku, dan KAP atau rekan perikatan
menerbitkan laporan yang tepat sesuai dengan kondisinya. Oleh karena itu, kebijakan dan
prosedur yang dilaksanakan oleh KAP Ashari, CPA tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang
ada dalam SPM No. 1 Tahun 2013. Ikhtisar kesesuaian penerapan unsur pelaksanaan perikatan
dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kesesuaian Unsur Pelaksanaan Perikatan


Perbandingan Kesesuaian

No Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 Berdasarkan KAP Sesu Tidak Keterangan
. Ashari, CPA ai Sesuai

. Pelaksan • KAP harus menetapkan kebijakan • KAP menetapakan √ Kebijakan dan


aan dan prosedur yang dirancang kebijakan dan prosedur yang
perikata untuk memberikan keyakinan prosedur mengenai dilaksanakan KAP
n memadai memadai bahwa peran rekan Ashari, CPA dalam
perikatan dilaksanakan sesuai perikatan, pelaksanaan
dengan standar profesi, ketentuan perencanaan, perikatan telah
hukum, peraturan yang berlaku, penyeliaan dan mencakup hal-hal
dan KAP atau rekan perikatan penelaahan, yang relevan untuk
menerbitkan laporan yang tepat konsultasi, mendukung
sesuai dengan kondisinya. perbedaan konsistensi atas
Kebijakan dan prosedur harus pendapat, kualitas
mendukung konsistensi atas penelaahan pelaksanaan
kualitas pelaksanaan perikatan, pengendalian mutu perikatan, tanggung
tanggung jawab penyeliaan, dan perikatan jawab penyeliaan,
tanggung jawab penelaahan.

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 54


dan tanggung jawab
penelaahan

Penerapan unsur pemantauan.


Menurut SPM No. 1 Tahun 2013 mengenai unsur pemantauan, dijelaskan bahwa KAP
harus menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu
sudah relevan dan memadai, serta berjalan dengan efektif. KAP juga harus melakukan proses
pengevaluasian, pengomunikasian dan penanganan defisiensi yang teridentifikasi. Selain itu,
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa KAP telah menangani secara tepat keluhan dan dugaan yang terjadi.
Berdasarkan tinjauan yang dilakukan terhadap sistem pengendalian mutu KAP Ashari,
CPA mengenai unsur pemantauan, KAP melaksanakan pemantauan yang diawali dengan
program pemantauan, kemudian dilanjutkan dengan prosedur inspeksi, dan diakhiri dengan
diterbitkannya laporan hasil pemantauan. KAP melaksanakan program pemantauan bertujuan
untuk membantu KAP memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutunya telah relevan, memadai, dan berjalan
efektif, serta untuk membantu memastikan kepatuhan pada praktik dan ketentuan penelaahan
yang dipersyaratkan. Setelah melaksanakan program pemantauan, KAP melaksanakan prosedur
inspeksi. Prosedur inspeksi merupakan proses pemantauan atas sistem pengendalian mutu KAP
yang dilakukan secara berkelanjutan atau berkala. Prosedur inspeksi terdiri dari perencanaan
proses inspeksi dan dokumentasi inspeksi. Hasilnya dituangkan dalam laporan pemantauan yang
mencakup:
a. penjelasan prosedur pemantauan yang dilakukan,
b. simpulan yang dihasilkan dari prosedur pemantauan,
c. jika relevan, penjelasan atas defisiensi yang berulang atau defisiensi signifikan lain beserta
langkah-langkah yang direkomendasikan untuk mengatasi defisiensi tersebut.

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 55


KAP berkomunikasi dengan seluruh perikatan dan staf lain yang berkepentingan termasuk
pimpinan eksekutif atau pemimpin rekan mengenai informasi atas hasil proses pemantauan
tersebut sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Komunikasi ini termasuk penjelasan detail
dari proses pemantauan dan simpulan atas keefektifan dan kepatuhan KAP secara keseluruhan.
Dalam hal pengevaluasian, pengomunikasian, dan perbaikan defisiensi, KAP terlebih
dahulu mengidentifikasi defisiensi yang terjadi akibat dari ketidaksempurnaan pada sistem
pengendalian mutu atau disebabkan oleh ketidakpatuhan rekan atau anggota staf tertentu
terhadap kebijakan dan prosedur KAP. Jika defisiensi yang terjadi bersifat berulang, maka KAP
harus segera mengambil langkah perbaikan yang tepat. Jika defisiensi berkaitan dengan
independensi dan benturan kepentingan, maka diperlukan langkah perbaikan yang cepat. Rekan
dan staf yang bertanggung jawab dalam pelatihan dan pengembangan profesi diberi wewenang
oleh KAP untuk menelaah defisiensi yang ada sehingga mampu untuk menentukan suatu
program kursus atau pendidikan tambahan yang dapat secara efektif menangani hal-hal yang
menyebabkan defisiensi tersebut.
Ketika terdapat keluhan dan dugaan mengenai kegagalan dalam melaksanakan tugas
profesi yang terkait dengan perikatan, dugaan pelanggaran terhadap privasi atau kerahasiaan,
benturan kepentingan, atau setiap bentuk diskriminasi atau pelecehan yang dilakukan oleh rekan
atau staf terhadap sesama rekan atau staf atau terhadap klien, KAP memberikan fasilitas bagi
mereka untuk dapat berkonsultasi dengan rekan lainnya, penasihat hukum yang disediakan oleh
organisasi profesi, atau kolega yang dipercaya. Kebijakan KAP tersebut mencakup kebijakan dan
prosedur untuk menangani berbagai macam keluhan dan dugaan, termasuk klaim bahwa
pekerjaan yang telah dilakukan gagal dalam memenuhi standar profesi, ketentuan hukum, dan
peraturan yang berlaku, klaim atas ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian mutu KAP,
dan klaim bahwa rancangan atau proses kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP
memiliki kelemahan.
Berdasarkan uraian diatas, KAP telah menetapkan suatu proses pemantauan yang terdiri
dari program pemantauan, prosedur inspeksi, dan laporan hasil pemantauan. KAP juga telah
melaksanakan prosedur penanganan defisiensi dan membuat kebijakan dan prosedur dalam
menangani keluhan dan dugaan. Kebijakan dan prosedur yang telah dilaksanakan oleh KAP
Ashari, CPA tersebut telah sesuai dengan unsur pemantauan yang ada dalam SPM No. 1 Tahun
2013. Ikhtisar kesesuaian penerapan unsur pemantauan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Kesesuaian Unsur Pemantauan

Perbandingan Kesesuaian

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 56


No. Item Berdasarkan SPM No. 1 Tahun Berdasarkan KAP Ashari, Sesu Tidak Keterangan
2013 CPA ai Sesuai

1. Peman • KAP harus menetapkan suatu • KAP menetapkan kebijakan √ Kebijakan dan
tauan proses pemantauan yang dan prosedur mengenai prosedur yang
dirancang untuk memberikan pemantauan melalui dilaksanakan
keyakinan memadai bahwa KAP Ashari,
program pemantauan yang
kebijakan dan prosedur yang CPA dalam
berkaitan dengan sistem kemudian dilaksanakan pelaksanaan
pengendalian mutu sudah prosedur inspeksi dan perikatan telah
relevan dan memadai, serta hasilnya dituangkan dalam mencakup hal-
berjalan dengan efektif laporan hasil pemantauan. hal yang relevan
• KAP harus mengevaluasi • Dalam penanganan untuk
dampak dari defisiensi yang mendukung
defisiensi, KAP terlebih
ditemukan ketika melakukan konsistensi atas
dahulu mengidentifikasi
proses pemantauan dan KAP kualitas
harus mengomunikasikan defisiensi yang terjadi. pelaksanaan
defisiensi yang ditemukan Kemudian menentukan perikatan,
kepada rekan perikatan dan jenis defisiensi tersebut. tanggung jawab
individu lain yang tepat Setelah itu, KAP penyeliaan, dan
dalam KAP menentukan penanganan tanggung jawab
• Setiap KAP harus penelaahan
yang diperlukan dan
menetapkan kebijakan dan
mengomunikasikannya
prosedur yang dirancang
untuk memberikan keyakinan • Dalam hal terdapat keluhan
memadai bahwa KAP telah dan dugaan, KAP
menangani secara tepat memfasilitasi rekan untuk
keluhan dan dugaan berkonsultasi dengan rekan
lainnya, penasihat hukum
yang disediakan oleh
organisasi profesi, atau
kolega yang dipercaya

SIMPULAN
Berdasarkan hasil tinjauan bahwa sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA telah
memuat seluruh unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam SPM No.1 Tahun 2013. Akan tetapi,
kebijakan dan prosedur pada unsur ketentuan etika yang berlaku masih belum lengkap. SPM
No.1 Tahun 2013 menjelaskan bahwa KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah mematuhi
ketentuan etika profesi yang berlaku. Ketentuan etika profesi yang berlaku meliputi
independensi, integritas, objektivitas, kompetensi serta kecermatan dan kehati-hatian profesional,
kerahasiaan, dan perilaku profesional. Sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA telah
menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mewujudkan unsur ketentuan etika profesi yang
berlaku melalui keterbukaan informasi antar rekan dan staf, penanganan permasalahan
independensi, benturan kepentingan, dan kerahasiaan. Secara tersirat kebijakan dan prosedur
tersebut baru mencakup ketentuan etika profesi mengenai indepedensi, objektivitas, kecermatan,
kehati-hatian profesional, dan perilaku profesional. Ketentuan-ketentuan mengenai integritas
belum tercakup secara jelas dalam sistem pengendalian mutu KAP Ashari, CPA.

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 57


KAP Ashari, CPA perlu membuat kebijakan dan prosedur secara terpisah dalam sistem
pengendalian mutu yang mengatur mengenai integritas. Salah satu kebijakan dalam integritas
yang dapat dilaksanakan yaitu dengan mewajibkan seluruh rekan dan staf untuk
menandatangani pakta integritas sekali dalam setahun. Kebijakan mengenai integritas tersebut
tidak hanya sebatas dengan penandatanganan pakta integritas, tetapi KAP harus mampu
memberikan keyakinan yang memadai bahwa seluruh rekan dan staf telah berkomitmen untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada dalam pakta integritas tersebut. Oleh karena itu,
KAP harus memberikan kewenangan kepada rekan yang bertanggung jawab atas ketentuan etika
profesi untuk membentuk tim khusus yang bertugas untuk mengidentifikasi, menangani, dan
mencegah terjadinya pelanggaran atas integritas. KAP juga dapat membentuk sistem whistle
blower untuk memberikan saluran yang dapat memberikan jaminan keamanan bagi seseorang
dalam melaporkan pelanggaran terhadap integritas.

DAFTAR RUJUKAN

Arens, Alvin A., Rondal J. Elder, dan Mark S.Beasley. 2014. Auditing and Assurance Services An
Integrated Approach. Fifteenth Edition. Pearson. Kendallville. Terjemahan Herman Wibowo.
2015. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi ke-15. Jakarta: Erlangga.
Boynton, Raymond N., Johnson, dan Walter G. Kell. 2001. Modern Auditing. Seventh Edition. John
Wiley & Sons, Inc. New York. Terjemahan Paul A. Rajoe dan Ichsan Setyo Budi. 2003. Modern
Auditing Jilid 1. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga.
Gade, Muhammad. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Almahira.
Guy, Dan M., C.Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. 1999. Auditing. Fifth Edition. Dryden Press
of Harcourt Brace & Company. Texas. Terjemahan Paul A. Rajoe dan Ichsan Setyo Budi. 2002.
Auditing Jilid 1. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Jakarta: Ikatan
Akuntan Indonesia.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 1. Jakarta: Salemba
Empat.
International Ethics Standards Board for Accountants. 2018. Non-Assurance Services: Exploring
Issues to Determine a Way Forward. Roundtable Briefing Note. May 2018. New York:
International Federation of Accountants (IFAC).
Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.
Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing). Jakarta:
Salemba Empat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011. Akuntan Publik. 3 Mei 2011.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 51. Jakarta.

Substansi, Volume 2 Nomor 1, 2018 58

Anda mungkin juga menyukai