Disusun Oleh :
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pemerintah
Pengertian serupa juga terdapat di dalam Peraturan pemerintah No. 8 tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yaitu sebagai bentuk
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode. Dari
berbagai pengertian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pada hakikatnya laporan
keuangan itu merupakan output atau hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan
inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan
dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan ini juga dapat
menggambarkan indikasi kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Pengertian dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat itu sendiri adalah laporan
keuangan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat dalam rangka transparansi dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan
pertanggung-jawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri
dari Laporan realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.
Neraca
Catatan Atas Laporan Keuangan (komite standar akuntasi pemerintah pusat dan
daerah).
Selain empat bentuk unsur laporan keuangan yang dikemukakan di atas, masing-
masing daerah diharuskan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan
keuangan daerah, yaitu laporan keuangan badan usaha milik daerah dan data yang
berkaitan dengan kebutuhan dan potensi ekonomi daerah.
o DPRD
o Pemerintah pusat
o Masyarakat
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan
Akuntansi PPKD
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi
akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD
dalam kapasitas sebagai pemda. Sistem akuntansi PPKD ini meliputi:
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus. Jika APBD mengalami defisit, pemerintah dapat menganggarkan
penerimaan- pembiayaan, di antaranya dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan
anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan
kekaya-an daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali
pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.
Prosedur akuntansi aset pada PPKD merupakan pencatatan atas pengakuan aset
yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda, misalnya peng-
akuan atas Investasi Jangka Panjang dan Dana Cadangan. PPKD akan mencatat transaksi
perolehan maupun pelepasan aset ini dalam jurnal umum berdasarkan bukti memorial.
Bukti memorial dibuat oleh PPKD sesuai dengan bukti transaksi yang ada
Seperti halnya aset, utang atau kewajiban pemda muncul sebagai akibat dari
transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh pemda. Prosedur akuntansi utang PPKD
merupakan pencatatan atas pengakuan utang jangka panjang yang muncul dari transaksi
penerimaan pembiayaan serta pelunasan/pembayaran utang (pengeluaran pembiayaan).
1. Transparan
Segala kegiatan dan informasi terkait Pengelolaan Keuangan Desa dapat diketahui
dan diawasi oleh pihak lain yang berwenang. Tidak ada sesuatu hal yang ditutup-tutupi
atau dirahasiakan. Hal itu menuntut kejelasan siapa, berbuat apa serta bagaimana
melaksanakannya. Transparan dalam pengelolaan keuangan mempunyai pengertian
bahwa informasi keuangan diberikan secara terbuka dan 20 jujur kepada masyarakat guna
memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan (KK, SAP,2005).
2. Akuntabel
3. Partisipatif
Laporan Realisasi Anggaran Desa memuat anggaran dan realisasi selama periode
pelaporan serta menyediakan informasi mengenai apakah sumber daya ekonomi telah
diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan (Prinsip
Ketaatan)Pendapatan Desa : Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan
Pendapatan Lain-LainBelanja Desa : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja
Modal dan Belanja Tak Terduga (berdasarkan jenis belanja)Surplus/Defisit : Selisih
antara Pendapatan Desa dan Belanja DesaPembiayaan : penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaanSisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Desa : Selisih
lebih/kurang antara realisasi Anggaran Desa, serta penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan dalam Anggaran Desa selama satu periode pelaporaninformasi Kas : Saldo
Awal Kas, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, dan Saldo Akhir Kas
E. Pertanggungjawaban Keuangan Desa