Kelompok 4
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi Keuangan adalah proses yang melibatkan pengumpulan dan pemrosesan
informasi keuangan untuk membantu pengambilan keputusan oleh pihak internal dan
eksternal suatu organisasi. Para pihak yang bersangkutan berbeda-beda dan potensial,
termasuk investor yang ada maupun calon investor, pemberi pinjaman, penyedia, karyawan,
pelanggan, pemerintah, masyarakat sekitar, pihak-pihak yang melakukan review atau fungsi
pengawasan, dan media. Akuntansi keuangan berhubungan dengan ketentuan-ketentuan akan
informasi olehpihak yang tidak terlibat dalam keseharian organisasi. Semenjak terdapat
banyak pihak eksternal perusahaan dengan kebutuhan dan keinginan informasi potensial yang
sangat berbeda, hal ini tidak memungkinkan untuk menghasilkan suatu rangkaian laporan
keuangan tunggal yang dapat memuaskan kebutuhan khusus dari semua pihak (laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi spesifik sering dikenal sebagai “laporan
keuangan dengan tujuan khusus). Seiring dengan perkembangan proses akuntansi
keuangan yang cenderung mengikuti generasi yang menginginkan laporan yang merupakan
laporan keuangan untuk tujuan umum.
Tujuan laporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi
keuangan entitas pelaporan yang berguna bagi investor yang ada dan calon investor, pemberi
pinjaman, dan kreditor lainnya dalam pengambilan kepurusan mengenai penyediaan
sumberdaya suatu entitas.Keputusan tersebut termasuk diantaranya pembelian, penjualan,
atau holding ekuitas dan instrument finansial, dan penyediaan atau penetapan pinjaman
ataupun bentuk kredit lainnya.
Idealnya pengguna laporan keuangan memiliki pengetahuan yang berkembang
mengenai standard akuntansi dan regulasi lainnya, karena tanpa pengetahuan mengenai hal
tersebut dapat menjadikan sulit atau bahkan tidak mungkin dapat menginterprestasikan apa
yang sebenarnya terdapat dalam laporan keuangan. Contohnya “laba” adalah hasil dari
penerapan kesepakatan dan peraturan akuntansi tertentu, yang kebanyakan berhubungan
degan standar akuntansi. Seiring dengan perubahan peraturan (biasanya sering terjadi),
beberapa rangkaian transaksi akan menyebabkan perbedaan pengukuran keuntungan dan
asset neto. Meskipun demikian banyak banyak direktur perusahaan dan anallisis keuangan
yang memiliki pegetahuan mengenai akuntansi yang masih sangat minim.Review atas
laporan keuangan akan menjadi dokumen yang membingungkan bagi pengguna dengan
pengetahuan akuntansi yang terbatas. Kerangka konseptual IASB chapter 03 paragraph Q32
menjelaskan bahwa:
Laporan keuangan dibuat untuk pengguna yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aktivitas
bisnis dan ekonomi; dan pihak yang mereview dan menganalisa informasi secara cerdas. Terkadang,
meskipun diinformasikan secara baik, pengguna yang cerdas perlu untuk mencairi bantuan penasehat
untuk memahami informasi mengenai fenomena ekonomi yang kompleks
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah yang disusun ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
Penggunaan sisi debit dan kredit, dan penggunaan T account adalah solusi mengingat
pada saat tersebut belum dikenal dengan angka negatif dalam matematika. Angka negatif
baru digunakan pada abad ke 17.
Pihak lain yang menentang beralasan bahwa regulasi itu tidak perlu, khususnya sejauh
ini memang sudah ada. beberapa alasan sbb:
Informasi akuntansi itu seperti barang lainnya, dan orang (pengguna laporan
keuangan) akan siap untuk membayar untuk informasi sejauh itu telah digunakan. Hal
ini akan menimbulkan penyediaan informasi yang optimal oleh entitas.
Pasar modal mensyaratkan informasi, dan organisasi yang gagal menyediakannya
akan dihukum oleh pasar (entitas diberikan lebel“lemon”, yang sulituntuk menarik
dana dibandingkan entitas non lemon lainnya)
Karena pengguna informasi keuangan adalah tipikal yang tidak inggin menanggung
biaya produksi, regulasi akan membuat ketersediaan informasi melimpah (menaikkan
biaya perusaahaan yang memproduksinya) karena pengguna cenderung melebihkan
kebutuhan akan informasi.
Regulasi bersifat membatasi metode akuntansi yang boleh digunakan. Hal ini berarti
beberapa organisasi akan dilarang menggunakan metode yang mereka percayai
sebagai yang paling efisien merefleksikan kinerja dan posisinya. Hal ini
dipertimbangkan dengan efisiensi yang mana perusahaan dapat menginformasikan
pada pasar tentang operasi yang dilakukannya.
Saat regulasi diperkenalkan, muncul berbagai teori yang menggambarkan siapa yang
diuntungkan dari regulasi tersebut. Adapun teori yang dimaksud sbb:
Akuntan menghasilkan informasi yang digunakan sebagai pedoman banyak orang atas dalam
masyarakat, dan suatu kesepakatan yang dibuat akuntan dalam bisnis dapat mengikat
pekerjaan;
Dengan menyematkan atribut tertentu (misal laba), akuntan dapat memberikan
legitimasi pada suatu organisasi yang mana pihak lain tidak bisa memberikannya, Pers
keuangan sering memuji perusahaan atas laba yang dilaporkan. Hal inilah yang
membuat keuntungan menjadi proksi untuk legitimasi dan kesuksesan (meskipun
terdapat fakta terkait dampak negatif social dan lingkungan) Disisi lain dapat juga
menimbulkan penilaian sekelompok konsumen yang mengkritik bahwa perusahaan
menekan biaya produksi atau pelayanan untuk membayar lebih karyawannya.
Saat suatu standar akuntansi ditetapkan, seperti yang dilakukan IASB atau
FASBmenciptakan peraturan baru yang dapat menciptakan konsekuensi ekonomi dan
social yang sebenarnya. Contoh, sebenarnya saat perusahaan menerbitkan opsi saham
untuk menejernya hal ini bukan dianggap sebagai beban suatu perusahaan, beberapa
tahun kemudian hal ini tidak diperbolehkan dan pengeluaran tersebut sekarang harus
dikaitkan dengan pemberian opsi saham.
Pandangan yang berlawanan dengan dengan perspektif dalam kerangka konseptual
akuntansi (bahwa akuntansi bersifat objektif dan memberikan pandangan yang akurat
mengenai realitas yang ada) adalah pandangan yang diadopsi oleh Hines bahwa akuntan
dalam keadaan tertentu dapat menciptakan realitas yang berbeda, bergantung penilaian
tertentu yang diambil, standar akuntansi yang digunakan dsb.
Sebagaimanan kita ketahui banyak negara mengadopsi IASB dalam proses penetapan
stndar akuntansi. IASB sendiri tidak memiliki persyaratan formal terkait pertimbangan
konsekuensi sosial dan ekonomi yang lebih luas atas peraturan akuntansinya. Anggota
IASB harus menyadari bahwa dalam praktiknya apabila mereka mengembangkan terlalu
banyak standar akuntansi yang memberikan dampak negatif soosial dan ekonomi yang
meluas di banyak negara, maka pemerintahan negara tersebut akan mengurangi dan
menarik dukungan mereka untuk melanjutkan menggunakan IFRS (international
financial reporting standars), contoh IASB merespon beberapa tekanan, diantaranya
IASB merespon dan melakukan perubahan peraturan akuntansi terkait G-20 sejak tahun
2008. G-20 adalah kelompok yang terdiri dari mentri keuangan dan gubernur bank central
yang berasal dari 19 negara ekonomi besar dan Uni Eropa yang dibentuk oleh presiden
dewan eropa dan central bank eropa.politisi mempertanyakan mengapa laporan keuangan
dari bank yang gagal tidak diberikan peringatan yang cukup atas resiko dan masalah yang
dihadapi oleh bank. Pertanyaan politisi ini memiliki peran dalam akuntansi dan
memberikan tekanan untuk melakukan tindakan memastikan bahwa laporan keuangan
membantu menyajikan transparansi yang lebih besar di masa depan. Pada level yang lebih
tinggi terjadi saat agenda para pimpinan G-20 mengadakan rapat yang membahas
perlunya perubahan yang spesifik dalam regulasi akuntansi atau terkait adab akuntansi
diregulasi
BAB III. KESIMPULAN
Hasil dari proses akuntansi keuangan digunakan untuk pengambilan keputusan yang
berbeda oleh pihak di dalam dan luar organisasi. Karena proses akuntansi keuangan
menyajikan informasi pada pihak eksternal organisasi yang tidak memiliki informasi,
dankarena informasi tersebut banyak digunakan di berbagai keputusan, sehingga dapat
diterima secara umum bahwa perlu diterapkan regulasi pada praktik akuntansi keuangan
Praktik akuntansi telah diregulasi sedemikian rupa,namun demikian di beberapa negara
yang didominasi pasar modal yang kuat (dengan jumlah investor eksternal yang banyak)
sejarah regulasi akuntansi relatif baru dan terdapat kekosongan regulasi pada awal abad
ke 20. Pada awal abad ke 20 peneliti akuntansi sering melakukan dokumentasi praktik
akuntansi yang sering digunakan. Penelitian tersebut membawa pada pengembangan dan
penerimaan prinsip–prinsip akuntansi secara luas yang semua akuntan diharapkan tunduk.
Seiring waktu prinsip-prinsip umum memberikan jalan pada pengembanganstandar
akuntansi yang spesifik. Standar akuntansi mulai dirilis oleh berbagai badan akuntansi
professional di seluruh dunia sekitar tahun 1970an dan aktifitas penetapan standar
cenderung meningkat sejak saat itu. Saat ini praktik akuntansi keuangan di seluruh dunia
secara umum diregulasi oleh banyak standar akuntansi.
Undang-undang yang mengatur praktik akuntansi terbit berkelanjutan baik itu standar
akuntansi yang baru maupun revisi, hal ini memunculkan berbagai argumen yang pro dan
kontra regulasi. Rentang argumen dimulai dari yang percaya bahwa tidak perlu dilakukan
regulasi praktik akuntansi (pendekatan pasar bebas) sampai pandangan bahwa regulasi
diperlukan untuk melindungi pihak yang berkepentingan dengan entitas pelaporan. Pihak
yang berpendapat menentang regulasi sering menyamakan padangan bahwa output sistem
akuntansi keuangan harus diberlakukan seperti halnya barang lainnya, dan jika pasar
dibiarkan gratis sejumlah informasi akuntansi yang optimal dapat disajikan. Mereka
menyatakan bahwa mengenalkan regulasi akan menimbulkan kondisi informasi akuntansi
yang berlebih dan dapat menyebabkan organisasi menggunakan metode akuntansi yang
tidak efisien merefleksikan aktivitas, posisi keuangan, dan kinerja keuangan yang
sebenarnya.
Teori keuntungan mengungkapkan bahwa siapa yang diuntungkan dengan adanya
regulasi. Teori kepentingan publik mengungkapkan bahwa regulasi diperkenalkan
untuk melindungi kepentingan publik dan sejak menempatkan regulasi pada tempatnya
regulator ingin memaksimalkan kesejahteraan komunitas secara menyeluruh (terjadi
pertukaran antara biaya dan manfaat tertentu secara nyata). Capture theory/teori
penawanan menyatakan bahwa saat regulasi dikenalkanuntuk manfaat publik, pada
akhirnya kelompok yang diregulasi akan memegang kontrol pada proses regulasi, Hal ini
lah yang membuat kelompok tersebut “menawan” proses penyusunan regulasi. Teori
kepentingan privat meyakini bahwa regulator memperkenalkan regulasi yang
memberikan manfaat terbaik bagi kepentingan privat regulator. Ini berarti
regulatortermotivasi tidak dikarenakan kepentingan publik tetapi kepentingan mereka
sendiri. Contohnya: politisi akan mengenalkan regulasi yang mendukung dan memastikan
pemilihan mereka kembali.
Kekuatan akuntan dalam masyarakat dikarenakan akuntan dapat menyajikan
informasiyang digunakan dalam banyak pengambilan keputusan dan mereka mampu
menegaskan atau mengaburkan aspek tertentu dari kinerja suatu organisasi.