Anda di halaman 1dari 14

TEORI AKUNTANSI

LINGKUNGAN PELAPORAN KEUANGAN


(Financial Accounting Theory Craig Deegan Ch 02)

Dosen: Dr Agus Purwanto, M.Si, Ak, CA

Kelompok 4

Nama : 1. Dian Arevina


2. Lusy Oktoviana
3. Siti Taufiq Hidayati

Kelas : Kerja Sama BPS

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi Keuangan adalah proses yang melibatkan pengumpulan dan pemrosesan
informasi keuangan untuk membantu pengambilan keputusan oleh pihak internal dan
eksternal suatu organisasi. Para pihak yang bersangkutan berbeda-beda dan potensial,
termasuk investor yang ada maupun calon investor, pemberi pinjaman, penyedia, karyawan,
pelanggan, pemerintah, masyarakat sekitar, pihak-pihak yang melakukan review atau fungsi
pengawasan, dan media. Akuntansi keuangan berhubungan dengan ketentuan-ketentuan akan
informasi olehpihak yang tidak terlibat dalam keseharian organisasi. Semenjak terdapat
banyak pihak eksternal perusahaan dengan kebutuhan dan keinginan informasi potensial yang
sangat berbeda, hal ini tidak memungkinkan untuk menghasilkan suatu rangkaian laporan
keuangan tunggal yang dapat memuaskan kebutuhan khusus dari semua pihak (laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi spesifik sering dikenal sebagai “laporan
keuangan dengan tujuan khusus). Seiring dengan perkembangan proses akuntansi
keuangan yang cenderung mengikuti generasi yang menginginkan laporan yang merupakan
laporan keuangan untuk tujuan umum.
Tujuan laporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi
keuangan entitas pelaporan yang berguna bagi investor yang ada dan calon investor, pemberi
pinjaman, dan kreditor lainnya dalam pengambilan kepurusan mengenai penyediaan
sumberdaya suatu entitas.Keputusan tersebut termasuk diantaranya pembelian, penjualan,
atau holding ekuitas dan instrument finansial, dan penyediaan atau penetapan pinjaman
ataupun bentuk kredit lainnya.
Idealnya pengguna laporan keuangan memiliki pengetahuan yang berkembang
mengenai standard akuntansi dan regulasi lainnya, karena tanpa pengetahuan mengenai hal
tersebut dapat menjadikan sulit atau bahkan tidak mungkin dapat menginterprestasikan apa
yang sebenarnya terdapat dalam laporan keuangan. Contohnya “laba” adalah hasil dari
penerapan kesepakatan dan peraturan akuntansi tertentu, yang kebanyakan berhubungan
degan standar akuntansi. Seiring dengan perubahan peraturan (biasanya sering terjadi),
beberapa rangkaian transaksi akan menyebabkan perbedaan pengukuran keuntungan dan
asset neto. Meskipun demikian banyak banyak direktur perusahaan dan anallisis keuangan
yang memiliki pegetahuan mengenai akuntansi yang masih sangat minim.Review atas
laporan keuangan akan menjadi dokumen yang membingungkan bagi pengguna dengan
pengetahuan akuntansi yang terbatas. Kerangka konseptual IASB chapter 03 paragraph Q32
menjelaskan bahwa:
Laporan keuangan dibuat untuk pengguna yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aktivitas
bisnis dan ekonomi; dan pihak yang mereview dan menganalisa informasi secara cerdas. Terkadang,
meskipun diinformasikan secara baik, pengguna yang cerdas perlu untuk mencairi bantuan penasehat
untuk memahami informasi mengenai fenomena ekonomi yang kompleks

Beberapa perusahaan memberikan highligt pada ringkasan laporannnya tahunanya


yang biasanyamultiyear pada informasi mengenai laba, return onasset, pendapatan per
saham, hasil deviden, asset neto yang dicadangkan per saham.Hal ini bertujuan untuk
membantu pengguna dengan pengetahuan akuntansi minim-meliterasi pembaca untuk fokus
pada bagian yang penting.
Akuntansi keuangan berbeda dengan menejemen akuntansi. Manejemen akuntansi
fokus pada penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang bekerja
dalam organisasi, sehingga diperuntukkan bagi pihak internal dan bukan untuk pengguna
eksternal dan umumnya tidak menggunakan regulasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah yang disusun ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan dan regulasi dari praktik akuntansi?


2. Apa alasan dilakukannya regulasi praktik akuntansi keuangan?
3. Bagaimana peran penilaian profesional dalam akuntansi keuangan?
4. Sejauh mana kekuatan profesi seorang akuntan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana perkembangan dan regulasi dari praktik akuntansi.


2. Mengetahui alasan dilakukannya regulasi praktik akuntansi keuangan.
3. Mengetahui bagaimana peran penilaian profesional dalam akuntansi keuangan.
4. Mengetahui sejauh mana kekuatan profesi seorang akuntan.
BAB II. PEMBAHASAN

I. PERKEMBANGAN DAN REGULASI PRAKTIK AKUNTANSI


Praktik akuntansi keuangan sudah terjadi ratusan tahun yang lalu, namun regulasi
akuntansi baru dimulai saat abad ke 20 di negara yang ekonominya didominasi pasar modal
seperti AS, UK, Irlandia, Australia dan Kanada. Pada abad tersebut terdapat peningkatan
derajat perbedaan mengenai pemilik dan menejemen, dimana pada periode sebelumnya
perbedaan keduanya masih sangat terbatas, hal ini membuat kecenderungan untuk meregulasi
pengungkapan akuntansi meningkat.

I.1 AKUNTANSI DOUBLE ENTRY


Sistem akuntansi dan pembukuan double entry seperti yang kita gunakan saat ini, pada
mulanya terjadi pada abad ke 13 dan ke 14 di Italia Utara. Adapun yang memperkenalkan
sistem akuntansi double entry pertama kali adalah biarawan prancis bernama Luca Pacioli
melalui karyanya, Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportionalita, dipublikasikan di
Venice, italia, 1949. Sebuah ulasan mengenai karyanya mengindikasikan bahwa sistem saat
ini sangat mirip dengan sistem yang dibangun ratusan tahun yang lalu, Pacioli menggunakan
debit di sisi kiri dan kredit di sisi kanan, termasuk jurnal dan buku besar. Hendriksen dan Van
Breda (1992, p. 36) menyatakan:
Debit, kredit, penginputan jurnal, buku besar, akun-akun, neraca saldo, neraca keuangan, laporan laba
rugi semuanya mengikuti ajaran abad renaisans. Sehinggaakuntansi dapat diklaim sebagai nobel
sebagaimana seni liberal. Pelajar akuntansi dapat berbanggaatas peninggalan beliau. Sebagian
peninggalannya adalah kosa kata yang kaya yang masih digunakan hingga saat ini dan masih menarik
seperti asalnya dulu.

Penggunaan sisi debit dan kredit, dan penggunaan T account adalah solusi mengingat
pada saat tersebut belum dikenal dengan angka negatif dalam matematika. Angka negatif
baru digunakan pada abad ke 17.

I.2. AWAL PERKEMBANGAN BADAN AKUNTANSI PROFESIONAL


Organisasi akuntansi pertama kali di bentuk pada abad ke 19, dimana akuntan di UK dan di
AS bersatu membentuk asosiasi professional. Menurut Goldberg (1949), masyarakat akuntan
dibentuk di Eidinburgh, Scotlandia tahun 1854, kemudian diikuti dengan pembentukan
sejumlah badan, termasuk Institute ofChartered Accountants in England and Wales (ICAEW)
pada tahun 1880. Pada awal berdirinya ICAEW sangat peduli terhadap reputasi anggotanya,
dan sebagai konsekuensinya ICAEW menerapkan sejumlah kondisi untuk admisi diantaranya
dengan ujian akademis umum, artikel lima tahunan yang dipublikasikan oleh anggota institut,
ujian mid dan akhir pada sejumlah mata kuliah.
Di Amerika, asosiasi akuntan publik Amerikadibentuktahun 1887 (Goldberg,
1949).Asosiasi tersebut membentuk the American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA). Anggota badan ini sering dipanggil untuk melakukan audit pada keadaan tertentu,
dan badan tersebut umumnya diminta untuk menyiapkan laporan akuntansi yang mengikuti
berbagai hukum perusahaan dan persyaratan bursa efek. Saat itu tidak ada regulasi mengenai
laporan harus diungkapkan atau bagaimana laporan akuntansi harus dikumpulkan, (saat itu
terdapat pendekatan pasar bebas yang efektif terhadap regulasi akuntansi.Pasar bebas adalah
pasar dimana harga barang dan jasa mengikuti hukum penawaran dan permintaan.

I.3. PERMULAAN KAIDAH AKUNTANSI


Pada awal abad ke 20 ketersediaan petunjuk untuk melaksanakan prinsip atau kaidah
akuntansi masih terbatas. Akutan pada masa tersebut menggunakan kaidah yang mana
mereka ketahui dan meraka percaya bahwa kaidah tersebut yang paling sesuai pada suatu
keadaan tertentu, metode akuntansi yang digunakan oleh berbagai organisasi sangat beragam,
hal ini membuat masalah saat ingin melakukan perbandingan. Sekitar tahun1920an sejumlah
orang melakukanpenelitian untuk mengamati praktik akuntansi dan mengidentifikasi
kesepakatan akuntansi yang berterima umum.Mereka ingin menggambarkan “hal yang
terjadi” dibandingkan berasumsi, dengan kalimat normatif “apa yang seharusnya terjadi”.
Paton (1922); Paton dan Littleton (1940); Sanders, Hatfield, dan Moore (1938) dan
Gilman (1939) melakukan studi terkait doktrin dan kaidah akuntansi tertentu.Studi ini
menjabarkan doktrin konservatif, konsep materialitas, konsistensi, asumsi entitas, dan prinsip
yang sesuai-prinsip yang sering kita diskusikan saat ini.
Tahun 1930 ahli akuntansi di AS bekerja sama dengan New York Stock Exchange
(NYSE) mengembangkan prinsip akuntansi yang digunakan secara luas, menurut Zeff (1972)
hal ini merupakan landasan dan kodefikasi prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
NYSE meminta ahli akuntansi untuk mendokumentasikannya mengingat masih banyak
perusahaan yang menggunakan metode akuntansi yang tidak diungkapkan.

I.4. PERKEMBANGAN REGULASI PENGUNGKAPAN AKUNTANSI


Amerika, sebelum tahun 1934, undang-undang The Securities Exchange Act of 1934 yang
dikeluarkan oleh SEC (the Securities Exchange Commission) mensyaratkan pengungkapan
informasi keuangan yang spesifik bagi organisasi yang ingin terjun ke bursa efek.Pada tahun
1938 SEC mensyaratkan bahwa laporan keuangan yang diterima adalah yang disusun dengan
mengikuti kaidah akuntansi berterima umum dari profesi akuntan dengan menerbitkan (ASR)
Accounting Series Rilis No 4. Pada tahun1939 the Committeeon Accounting Procedure,
komite ahli akuntansi mulai menerbitkan laporan terkait prinsip-prinsip akuntansi. Antara
1938 sampai dengan 1939 CAP menerbitkan 12 buletin penelitian akuntansi (Zeff,1972).
Inggris, sebelum tahun 1970 stering komite standar akuntansi didirikan (the
Accounting Standard Board, mensyaratkan bahwa akuntan di UK harus mengikuti standar
akuntansi mandatory yang dikembangkan secara professional. Amerika meski sudah
mempunyai bulletin ASR (CAP) dan Opini (Accounting Principle Board) kaidah akuntansi
yang digunakan adalah praktik terbaik dari masing-masing korporasi, sehingga tahun 1965
(aturan 203 dari AICPA) menyatakan bahwa penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip
yang ditetapkan oleh APB disajikan pada laporan keuangan di bagian catatan kaki. Sejak 1
Juli 1973 AP digantikan dengan FASB (Finansial Accounting Standards Boards) yang telah
sering mengeluarkan banyak standar akuntansi mandatory.
Australia, tahun 1946 the Institute of Chartered Accountantsin Australia (ICAA)
yang sebagian besar mengadaptasi dokumen yang diterbitkan ICAEW; 1956 CPA
(masyarakat akuntan Australia) menerbitkan sejumlah rekomendasi; beberapa tahun
kemudian AARF (Australian Accounting Research Foundation), prakarsa dari ICAA dan
CPA menerbitkan pernyataan dan rekomendasi kerjasama. 2005 AARF dibekukan.Hal ini
membuat peran pengembangan standar akuntansi digantikan oleh pemerintah (melalui the
Australian Standards Board) hal ini menghindari profesi akuntan untuk meregulasi dirinya
sendiri.Lebih lanjut sejak tahun 2005 Australia mengadopsi IFRSs (International Financial
Reporting Standards). Pengembangan standar akuntansi terpusat dilakukan oleh
International Accounting Standards Board (IASB) yang berlokasi di London, Inggris.
PeranAustralian Accounting Standards Board (AASB) dalam mengembangkan standar
akuntansi di Australia secara independen telah banyak berkurang.Situasi ini umum terjadi di
banyak negara lainnya yang telah mengadopsi IFRSs beberapa tahun belakangan ini.

Tekanan Politik pada Regulasi Akuntansi Abad Ke 21


Perubahan signifikan pada kerangka peraturan akuntansi terjadi terkait kegagalan beberapa
high profil Akuntan dan audit di AS pada tahun 2001 dan 2002 (termasuk kasus Enron dan
WorldCom). Meskipun menurut Unerman dan O’Dwayer (2004) bahwa hal tersebut
bukanlahkegagalan akuntansi skala besar pertama yang terjadi sejak permulaan regulasi
melalui standar akuntansi professional, terdapat kegagalan akuntansi yang lebih besar dari
kegagalan sebelumnya yang terjadi pada suatu waktu yang menyebabkan pasar saham jatuh
tajam. Investor privat yang telah kehilangan kepercayaan pada pasar saham, terkait kerugian
finansial atas harga saham yang jatuh sekarang menerima kegagalan akuntansi yang
mengkontribusikan kerugian yang lebih besar lagi. Pada kondisi demikian politisi
mendapatkan tekanan untuk membuat regulasi akuntansi yang lebih kuat dan kemudian
mereka melakukan legislasi (seperti Undang-undang the US Sarbanes-Oxley Act of 2002)
untuk memberikan penekanan secara legal atas regulasi yang sudah ada dan yang baru.

II. ALASAN DILAKUKANNYA REGULASI PRAKTIK AKUNTANSI


KEUANGAN
Sebagaimana telah dibahas diatas bahwa pada awalnya regulasi akuntansi didominasi oleh
pasar modal (terdapat banyak investor eksternal) hal ini menjadi fenomena saat itu.Regulasi
akuntansi awalnya dikenalkan di AS Sekitar taun1930an diikuti kejadian jatuhnya pasar
modal tahun 1929.Benar atau salah, dipercaya bahwa masalah yang melekat dengan
akuntansi menyebabkan keputusan investasi yang payah dan tidak terinformasi (Boer, 1994;
Ray, 1960) dan hal ini membuat publik menginginkan informasi yang dihasilkan perusahaan
disajikan berdasarkan pada regulasi yang lebih kuat.
Ada beberapa pendapat yang setuju dan tidak mengenai perlu adanya suatu regulasi.
Pendapat yang setuju mengungkapkan bahwa:
 Pasar untuk informasi tidak effisien dan tanpa regulasi hanya sebagian informasi
optimal yang akan dihasilkan
 Sementara pendukung pendekatan pasar bebas (ato anti regulasi) mungkin beralasan
bahwa pasar modal rata-rata efisien, seperti rata-rata argument yang mengabaikan hak
investor individual, beberapa diantaranya dapat kehilangan simpanannya sebagai
akibat menggunakan pengungkapan informasi akuntansi yang tidak mengikuti
regulasi.
 Beberapa pihak yang menginginkan informasi tentang suatu organisasi dapat
memperoleh informasi yang mereka inginkan dengan kekuatan yang mereka miliki
sebagai akibat dari kontrol mereka terhadap sumber daya yang langka yang
diperlukan oleh organisasi. Sebaliknya pihak dengan kekuatan terbatas (sumber daya
terbatas) umumnya tidak akan mampu untuk mengamankan informasi tentang suatu
organisasi, meskipun organisasi tersebut dapat mempengaruhi keberadaan mereka.
 Investor memerlukan perlindungan dari kecurangan organisasi yang mungkin
memberikan informasi yang menyesatkan, saat informaasi tidak simetris, tidak dapat
diketahui bahwa telah dicurangi saat menggunakannya.
 Regulasi menyebabkan metode seragam diadopsi oleh entitas yang berbeda, hal ini
memungkinkan dilakukan perbandingan.

Pihak lain yang menentang beralasan bahwa regulasi itu tidak perlu, khususnya sejauh
ini memang sudah ada. beberapa alasan sbb:
 Informasi akuntansi itu seperti barang lainnya, dan orang (pengguna laporan
keuangan) akan siap untuk membayar untuk informasi sejauh itu telah digunakan. Hal
ini akan menimbulkan penyediaan informasi yang optimal oleh entitas.
 Pasar modal mensyaratkan informasi, dan organisasi yang gagal menyediakannya
akan dihukum oleh pasar (entitas diberikan lebel“lemon”, yang sulituntuk menarik
dana dibandingkan entitas non lemon lainnya)
 Karena pengguna informasi keuangan adalah tipikal yang tidak inggin menanggung
biaya produksi, regulasi akan membuat ketersediaan informasi melimpah (menaikkan
biaya perusaahaan yang memproduksinya) karena pengguna cenderung melebihkan
kebutuhan akan informasi.
 Regulasi bersifat membatasi metode akuntansi yang boleh digunakan. Hal ini berarti
beberapa organisasi akan dilarang menggunakan metode yang mereka percayai
sebagai yang paling efisien merefleksikan kinerja dan posisinya. Hal ini
dipertimbangkan dengan efisiensi yang mana perusahaan dapat menginformasikan
pada pasar tentang operasi yang dilakukannya.

Saat regulasi diperkenalkan, muncul berbagai teori yang menggambarkan siapa yang
diuntungkan dari regulasi tersebut. Adapun teori yang dimaksud sbb:

Teori kepentingan publik,


- Adalah teori regulasi yang menytakan bahwa regulasi dibangun di dalam “
kepentingan publik”. Regulator diasumsikan termotivasi oleh “kepentingan publik”
dan akan memilih regulasi yang dapat memberikan manfaat yang lebih besar dari
pada biaya social dari regulasi.
- regulasi dikenalkan untuk melindungi publik. Proteksi ini diperlukan akibat gagalnya
pasar efisien. Teori kepentingan publik mengasumsikan bahwa badan regulator
(biasanya pemerintah) adalah penengah yang netral dari “kepentingan publik” dan
tidak membiarkan kepentingan dirinya sendiri mempengaruhi proses penyusunan
regulasi. Menurut Scott(2003, p. 448) mengikuti teori kepentingan publik, regulator
melakukan regulasi yang terbaik untuk maksimal kesejahteraan social. Sehingga
regulasi dikenal sebagai trade off antara biaya regulasidan keuntungan social dalam
bentuk mengembangkan operasi pasar.

Capture theory(teori penawanan)


- Teori ini menyatakan bahwa meskipun regulasi sering dikenalkan untuk melindungi
publik, mekanisme regulator selanjutnya sering ditangkap/ditawan untuk melindungi
kepentingan kelompok sendiri dalam masyarakat, penganut teori ini adalah yang
aktivitasnya paling terpengaruh oleh regulasi.

Teori kepentingan privat/ teori kepentingan kelompok ekonomi


- Teori ini mengemukakan bahwa regulator mengenalkan regulasi yang paling
menguntungkan bagi kepentingan privat regulator, sehingga regulator tidak
termotivasi oleh kepentingan publik tetapi oleh kepentingan mereka sendiri.

III. PERAN PENILAIAN PROFESIONAL DALAM AKUNTANSI KEUANGAN


Mempelajari akuntansi melibatkan proses generalisir laporan keuangan yang tergantung pada
banyak penilaian professional. Saat banyak transaksi dan kejadian diregulasi, kesepakatan
besar terkait perlakuan akuntansi pada transaksi atau kejadian lainnya tidak
diregulasi.Meskipun terdapat regulasi yang mengatur, contohnya bangunan yang harus
didepresiasikan, masih ada ruang untuk memilih untuk menilai umur hidup dan nilai sisa
bangunan.Banyak penilaianyang harus dibuat.Apakah item harur dikapitalisasi atau
dibebankan? Hal ini akan tergantung pada penilaian krusial, menentukan pengeluaran ibarat
menentukan manfaat ekonomi kedepan.
Inti proses akuntansi adalah harapan bahwa akuntan seharusnya bersikap objektif dan
bebas dari bias saat melaksanaakan tugasnya. Informasi yang disimpulkan harus benar-benar
merepresentasikan transaksi dan kejadian yang sebenarnya dan harus netral dan bebas dari
salah (paragraph Q12 – 16 dari kerangka konseptual laporan keuangan IASB).Netralitas
mensyaratkan bahwa informasi dalam laporan keuangan harus bebas dari bias.Seluruh dunia
dalam penentuan suatu standar akuntansi nasional secara eksplisit telah mempertimbangkan
dampak social dan ekonomi yang mungkin dalam awal pendahulannya(mengikuti kaidah
kerangka konseptual), apabila dampaknya diketahui signifikan negatif, standar itu akan
diabaikan meskipun merefleksikan transaksi kejadian tertentu secara akurat. Saat terasa sulit
untuk untuk mengkritik suatu proses yang mempertimbangkan dampak social,namun
demikian lebih sulit untuk menerima bahwa standar akuntansi netral atau unbias. Dalam hal
penerimaan atas kebutuhan mempertimbangkan konsekuensi ekonomi dan social sebagai
bagian dari proses penetapan standar telah munculkan dilema pada penentu standar, Zeff
(1978, p62).
Namun keinginan untuk menempatkan dampak social ekonomi dalam pembangunan
standar akuntansi telah menurun, contohnya di UK pada 2001, dan 2002 banyak perusahaan
besar menyalahkan aturan dalam standar akuntansi yang kontroversial pada biaya pensiun
atas keputusan mereka untuk menarik beberapa elemen dari skema pension banyak pegawai,
meskipun telah menimbulkan dampak sosial negatife yang signifikan untuk para pegawai
tetapi penentu kebijakan di UK menolak untuk mengubah standar akuntansi (kendati diduga
ada tekanan politik).
Mengingat bahwa perlakuan transaksi dan kejadian tidak diatur dalam standar, seperti
pemilihan metode akuntansi tertentu oleh entitas pelaporan.Beberapa prespektif yang
mendasari alasan pemilihan suatu metode akuntansi diantaranya, perspektif
efisiensi.Perspektif efisiensi(senada dengan perspektif objektif; diturunkan dari teori
akuntansi positif)menyatakan bahwa karakteristik organisasi yang berbeda menjelaskan
mengapa mereka menggunakan metode yang berbeda (Jensen& mecking, 1976).Perspektif
oportunis merupakan penjelasan dari praktik akuntansi kreatif.Dimana pemilihan metode
akuntansi tidak berdasarkan objektivitas, tetapi ditentukan oleh kepentingan pribadi (Watt &
Zimmerman, 1978).Akuntansi kreatif adalah pendekatan akuntansi dimana tidak
mensyaratkan obyektifitas, tetapi tanggung jawab atas pemilihan metode akuntansi yang
memberikan hasil sesuai yang diinginkan.

IV. KEKUATAN SEORANG AKUNTAN


Terlepas berbagaipandangan negatif dari profesi akuntan, berikut perspektif yang menyatakan
bahwa akuntan merupakan profesi yang powerfull:
 Hasil dari proses akuntansi (keuntungan, dukungan asset neto per saham)
mempengaruhi banyak keputusan, seperti apakah melakukan investasi atau
meminjamkan dana pada suatu entitas, apakah melakukan lobi peningkatan upah
terkait tingkat keuntungan, dan lain sebagainya. Hal ini berarti ada aliran dana (yang
dapat menyebabkan kemakmuran) yang meningkat sebagai hasil dari laporan yang
disimpulkan oleh akuntan melalui proses akuntansi. Akuntansi berkaitan erat dengan
dengan penilaian professional, penilaian akuntan dapat langsung mempengaruhi
kekayaan banyak pihak.
 Perspektif yang memandang akuntan menyajikan informasi yang objektif pada pihak
yang berkepentingan, dalam kasus tertentu dapat memberikan atau mentransfer pada
pihak yang memiliki kekuatan untuk membuat perubahan atas prilaku organisasi.
 Saat suatu tim akuntan membuat berbagai asumsi akuntansi dan menilai untuk
melaporkan laba, memungkinkan bagi tim akuntan lain untuk membuat asumsi dan
penilaian yang berbeda pada organisasi yang sama (dengan transaksi dan kejadian
yang sama) dapat melaporkan kerugian. Terkait pelaporan kerugian, dapat
memberikan reaksi negatif dari banyak kelompok pihak berkepentingan (pemegang
saham, media, dan analis) dan dapat menyebabkan konsekuensi arus kas negatifbagi
entitas pelaporan. Hins (1991, p. 20) lebih lanjut merefleksikan kekuatan profesi
akuntan.
Jika katakanlah auditor menjamin laporan mereka mengikuti asumsi yang ada, dan/atau
bersikeras bahwa laporan keuangan perusahaan disajikan berdasarkan nilai likuidasi, hal
tersebut dengan sendirinya dapat menimbulkan kegagalan perusahaan yang mana perusahaan
sendiri yang mengerjakan kesulitannya.

Akuntan menghasilkan informasi yang digunakan sebagai pedoman banyak orang atas dalam
masyarakat, dan suatu kesepakatan yang dibuat akuntan dalam bisnis dapat mengikat
pekerjaan;
 Dengan menyematkan atribut tertentu (misal laba), akuntan dapat memberikan
legitimasi pada suatu organisasi yang mana pihak lain tidak bisa memberikannya, Pers
keuangan sering memuji perusahaan atas laba yang dilaporkan. Hal inilah yang
membuat keuntungan menjadi proksi untuk legitimasi dan kesuksesan (meskipun
terdapat fakta terkait dampak negatif social dan lingkungan) Disisi lain dapat juga
menimbulkan penilaian sekelompok konsumen yang mengkritik bahwa perusahaan
menekan biaya produksi atau pelayanan untuk membayar lebih karyawannya.
 Saat suatu standar akuntansi ditetapkan, seperti yang dilakukan IASB atau
FASBmenciptakan peraturan baru yang dapat menciptakan konsekuensi ekonomi dan
social yang sebenarnya. Contoh, sebenarnya saat perusahaan menerbitkan opsi saham
untuk menejernya hal ini bukan dianggap sebagai beban suatu perusahaan, beberapa
tahun kemudian hal ini tidak diperbolehkan dan pengeluaran tersebut sekarang harus
dikaitkan dengan pemberian opsi saham.
Pandangan yang berlawanan dengan dengan perspektif dalam kerangka konseptual
akuntansi (bahwa akuntansi bersifat objektif dan memberikan pandangan yang akurat
mengenai realitas yang ada) adalah pandangan yang diadopsi oleh Hines bahwa akuntan
dalam keadaan tertentu dapat menciptakan realitas yang berbeda, bergantung penilaian
tertentu yang diambil, standar akuntansi yang digunakan dsb.
Sebagaimanan kita ketahui banyak negara mengadopsi IASB dalam proses penetapan
stndar akuntansi. IASB sendiri tidak memiliki persyaratan formal terkait pertimbangan
konsekuensi sosial dan ekonomi yang lebih luas atas peraturan akuntansinya. Anggota
IASB harus menyadari bahwa dalam praktiknya apabila mereka mengembangkan terlalu
banyak standar akuntansi yang memberikan dampak negatif soosial dan ekonomi yang
meluas di banyak negara, maka pemerintahan negara tersebut akan mengurangi dan
menarik dukungan mereka untuk melanjutkan menggunakan IFRS (international
financial reporting standars), contoh IASB merespon beberapa tekanan, diantaranya
IASB merespon dan melakukan perubahan peraturan akuntansi terkait G-20 sejak tahun
2008. G-20 adalah kelompok yang terdiri dari mentri keuangan dan gubernur bank central
yang berasal dari 19 negara ekonomi besar dan Uni Eropa yang dibentuk oleh presiden
dewan eropa dan central bank eropa.politisi mempertanyakan mengapa laporan keuangan
dari bank yang gagal tidak diberikan peringatan yang cukup atas resiko dan masalah yang
dihadapi oleh bank. Pertanyaan politisi ini memiliki peran dalam akuntansi dan
memberikan tekanan untuk melakukan tindakan memastikan bahwa laporan keuangan
membantu menyajikan transparansi yang lebih besar di masa depan. Pada level yang lebih
tinggi terjadi saat agenda para pimpinan G-20 mengadakan rapat yang membahas
perlunya perubahan yang spesifik dalam regulasi akuntansi atau terkait adab akuntansi
diregulasi
BAB III. KESIMPULAN

 Hasil dari proses akuntansi keuangan digunakan untuk pengambilan keputusan yang
berbeda oleh pihak di dalam dan luar organisasi. Karena proses akuntansi keuangan
menyajikan informasi pada pihak eksternal organisasi yang tidak memiliki informasi,
dankarena informasi tersebut banyak digunakan di berbagai keputusan, sehingga dapat
diterima secara umum bahwa perlu diterapkan regulasi pada praktik akuntansi keuangan
 Praktik akuntansi telah diregulasi sedemikian rupa,namun demikian di beberapa negara
yang didominasi pasar modal yang kuat (dengan jumlah investor eksternal yang banyak)
sejarah regulasi akuntansi relatif baru dan terdapat kekosongan regulasi pada awal abad
ke 20. Pada awal abad ke 20 peneliti akuntansi sering melakukan dokumentasi praktik
akuntansi yang sering digunakan. Penelitian tersebut membawa pada pengembangan dan
penerimaan prinsip–prinsip akuntansi secara luas yang semua akuntan diharapkan tunduk.
Seiring waktu prinsip-prinsip umum memberikan jalan pada pengembanganstandar
akuntansi yang spesifik. Standar akuntansi mulai dirilis oleh berbagai badan akuntansi
professional di seluruh dunia sekitar tahun 1970an dan aktifitas penetapan standar
cenderung meningkat sejak saat itu. Saat ini praktik akuntansi keuangan di seluruh dunia
secara umum diregulasi oleh banyak standar akuntansi.
 Undang-undang yang mengatur praktik akuntansi terbit berkelanjutan baik itu standar
akuntansi yang baru maupun revisi, hal ini memunculkan berbagai argumen yang pro dan
kontra regulasi. Rentang argumen dimulai dari yang percaya bahwa tidak perlu dilakukan
regulasi praktik akuntansi (pendekatan pasar bebas) sampai pandangan bahwa regulasi
diperlukan untuk melindungi pihak yang berkepentingan dengan entitas pelaporan. Pihak
yang berpendapat menentang regulasi sering menyamakan padangan bahwa output sistem
akuntansi keuangan harus diberlakukan seperti halnya barang lainnya, dan jika pasar
dibiarkan gratis sejumlah informasi akuntansi yang optimal dapat disajikan. Mereka
menyatakan bahwa mengenalkan regulasi akan menimbulkan kondisi informasi akuntansi
yang berlebih dan dapat menyebabkan organisasi menggunakan metode akuntansi yang
tidak efisien merefleksikan aktivitas, posisi keuangan, dan kinerja keuangan yang
sebenarnya.
 Teori keuntungan mengungkapkan bahwa siapa yang diuntungkan dengan adanya
regulasi. Teori kepentingan publik mengungkapkan bahwa regulasi diperkenalkan
untuk melindungi kepentingan publik dan sejak menempatkan regulasi pada tempatnya
regulator ingin memaksimalkan kesejahteraan komunitas secara menyeluruh (terjadi
pertukaran antara biaya dan manfaat tertentu secara nyata). Capture theory/teori
penawanan menyatakan bahwa saat regulasi dikenalkanuntuk manfaat publik, pada
akhirnya kelompok yang diregulasi akan memegang kontrol pada proses regulasi, Hal ini
lah yang membuat kelompok tersebut “menawan” proses penyusunan regulasi. Teori
kepentingan privat meyakini bahwa regulator memperkenalkan regulasi yang
memberikan manfaat terbaik bagi kepentingan privat regulator. Ini berarti
regulatortermotivasi tidak dikarenakan kepentingan publik tetapi kepentingan mereka
sendiri. Contohnya: politisi akan mengenalkan regulasi yang mendukung dan memastikan
pemilihan mereka kembali.
 Kekuatan akuntan dalam masyarakat dikarenakan akuntan dapat menyajikan
informasiyang digunakan dalam banyak pengambilan keputusan dan mereka mampu
menegaskan atau mengaburkan aspek tertentu dari kinerja suatu organisasi.

Anda mungkin juga menyukai