Kelompok 2:
1. Ida Ayu Rahmatika (17.05.52.0214)
2. Vidella Anisa Firdaus (17.05.52.0244)
3. Chairunnisa Okta D. (17.05.52.0281)
PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI AMERIKA
Tahap
Pengembangan Periode Setelah Perang Dunia
Standar (1946 – 1959)
Akuntansi
Periode Modern
(1959 – Sekarang)
• Masalah-masalah yang memicu perlunya
pengembangan standar akuntansi yang
seragam:
1. Praktek & prosedur akuntansi yang
digunakan oleh dunia usaha umumnya
dianggap rahasia.
2. Tuntutan perlunya standar akuntansi dari
perbankan & kreditur lainnya, yaitu
perusahaan perlu mengungkapkan dalam
laporan keuangan sumber daya dalam wujud
kas/yang mendekati kas untuk membayar
kembali hutang perusahaan.
3. Meningkatnya para pemodal individual di
pasar modal yang tidak diikuti dengan
perkembangan laporan keuangan yang
dibutuhkan oleh para pemodal.
Komite Prosedur Akuntansi
(1936 – 1946)
• Tahun 1933 - AICPA membentuk komite khusus
pengembangan prinsip akuntansi.
• Tahun 1936 - diganti dengan Committee on
Accounting Procedures (CAP), karena tidak banyak
yang bisa dikerjakan oleh komite tersebut.
• CAP ingin mengembangkan prinsip-prinsip
akuntansi yang komprehensif & perlu waktu
sekitar 5 tahun untuk menyusun prinsip tersebut
• Mulai tahun 1939, CAP menerbitkan prinsip
akuntansi yang memiliki dukungan otoritas
• Tahun 1938 – 1939 diterbitkan 12 ARBs
• SEC puas dengan prinsip akuntansi tersebut.
Namun, tidak semua konstituen senang dengan
pengembangan prinsip akuntansi tersebut.
• Anggota American Accounting Association (AAA)
lebih menyukai pendekatan deduktif dalam
merumuskan standar akuntansi.
• Tahun 1939 – 1946, ada 2 kontribusi yang dihasilkan:
1. Keseragaman praktek akuntansi secara signifikan telah
mengalami perbaikan
2. Kebijakan akuntansi yang dibuat di Amerika hanya untuk
sektor swasta
• Perang Dunia II, pengembangan standar akuntansi
mengalami penurunan secara signifikan.
• Januari 1942 & September 1946, menerbitkan 13
ARB dimana 7 ARB berkaitan dengan masalah perang
dan terminologi.
Periode Setelah Perang
(1946 – 1959)
1. Identifikasi masalah
2. Dibentuk task force, untuk mengeksplorasi segala aspek dari masalah
tersebut
3. Hasil kajian berupa discussion memorandum -> mengidentifikasi
semua isu & kemungkinan penyelesaiannya
4. Discussion memorandum disebarkan ke pihak yang berkepentingan
5. FASB melaksanakan public hearing, semua pihak yang berkepentingan
memberikan pandangannya kepada dewan
6. Diterbitkan exposure draft dari standar & dimintakan pendapat secara
tertulis kepada semua pihak yang berkepentingan
7. Diterbitkan exposure draft baru (jika diperlukan perubahan yang
signifikan) / final vote diambil oleh dewan FASB
8. Diterbitkan standar akuntansi final, tetapi perlu pendapat mayoritas
dari anggota FASB (4 anggota setuju) terlebih dahulu
S
T
R
U
K
T
U
F
R
A
O
R
G
S
A
N B
I
S
A
S
I
PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA
Standar akuntansi pada dasarnya merupakan standar yang mengatur penyajian informasi.
Pengukuran transaksi dalam laporan keuangan dari pengungkapan laporan keuangan. Kondisi
yang mencerminkan adanya overload antara lain (Belkaoui, 1993):
a) Terlalu banyak standarc.
b) Standar yang telalu rinci
c) Tidak ada standar yang berjenjang sehingga pilihan sulit dilakukan
d) Standar akuntansi bertujuann umum gagal membedakan kebutuhan penyusun, pemakai
dan akun public
e) Standar akuntansi berterima umum gagal membedakan antara:
• Entitas public dan non-public
• Laporan keuangan tahunan dan intern
• Perusahan besar dan kecil
• Laporan keuangan auditan dan non audit
• Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang rumit, atau keduanya.
a. Pengaruh “Overload” standar Akuntansi
Standar akuntansi yang begitu banyak, sempit dan rigid dapat mempengaruhi
pekerjaan yang dilakukan akuntan, nilai informasi keuangan bagi pemakai dan
keputusan bisnis yang dibuat oleh manajemen.