Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI

Sebelum tahun 1930, teori akuntansi merupakan suatu pranata penalaran logis yang
dirumuskan dengan baik dan biasanya tidak mendahului praktek akuntansi. Dari tahun 1960an sampai tahun 1980-an teori akuntansi telah mengalami perkembangan melalui revolusi
yang besar dan selama periode yang sama sekitar 50 tahun yang lalu pemikiran akuntansi
juga dikembangkan melalui proses evolusi, sehingga sesekarang akuntansi berkembang
sejalan dengan bertambahnya kebutuhan.
A. Perkembangan Praktek dan Pemikiran Akuntansi Sebelum Tahun 1930
Pada tahun 1930 tekanan-tekanan timbul dari para individu dan kelompok di luar profesi
akuntansi yang tidak merasa puas terhadap para akuntan praktek dan para akademisi. Akibat
masalah tersebut American Institute of Accountants membentuk komite yang bekerja sama
dengan New York Stock Exchange untuk memecahkan masalah tersebut. Peraturan pertama
yang dikeluarkan New York Stock Exchange adalah yang menyangkut praktek akuntansi,
yaitu deviden saham perusahaan anak tidak boleh dimasukkan ke dalam laba perusahaan
induk melebihi jumlah yang dibebankan terhadap laba yang ditahan (retained earnings) dari
perusahaan anak.
Pada awal tahun 1930-an pulalah mulai terjadi pergeseran dalam pemikiran akuntansi, yaitu
perubahan tujuan akuntansi dari penyajian informasi bagi manajemen dan kreditor ke
penyediaan informasi keuangan bagi para investor dan pemegang saham. Selain itu, terjadi
pula perubahan penting dalam akuntansi yaitu pergeseran penekanan dari neraca ke
perhitungan rugi laba yang timbul di Amerika Serikat..
B. Perkembangan Standar Akuntansi Sebelum Tahun 1930
Pada tahun 1894, American Association of Public Accountants membuat resolusi yang
menyatakan bahwa urutan penyajian di dalam neraca harus dimulai dari realisasi yang paling
cepat sampai yang paling lambat yang mengidentifikasikan secara jelas penekanan pada
penyajian informasi kepada kreditor. Langkah kedua diambil pada tahun 1920 ketika komite
dari asosiasi ini ditunjuk untuk merumuskan definisi istilah teknis akuntansi guna
menyeragamkan artinya, sehingga memudahkan penyajian laporan keuangan.
Dalam hal penyajian laporan keuangan, American Institute of Accountants mengeluarkan
momerandum dalam suatu buletin edisi tahun 1929 yang menyatakan bahwa suatu bentuk
neraca yang lebih ringkas biasanya disiapkan untuk disebarkan kepada masyarakat umum,
tetapi aspek yang esensial tidak boleh dihilangkan. Selain itu, buletin edisi 1929 ini juga
menyarankan dalam hal perhitungan rugi laba antara lain, penyusutan dimasukkan kedalam
kelompok pengurangan dari laba bersama-sama dengan pajak dan bunga pajak,
pembebanan harus dibuat antara laba bersih untuk periode dan laba rugi untuk periode,
penyesuaian periode sebelumnya diperlakukan sebagai penambahan atau pengurangan laba
ditahan, dan disarankan pula untuk memakai kombinasi perhitungan rugi laba dan laporan
laba ditahan.

C. Pengembangan Prinsip-prinsip Akuntansi oleh American Institute of Certified Public


Accountants (AICPA)
1.Komite-komite Khusus
Pada tahun 1927 komite-komite khusus dari AIA bekerja untuk mengembangkan definisi
earned surplus (laba yang ditahan), dan pada tahun 1929 komite khusus lainnya melaporkan
mengenai penilaian aktiva di dalam neraca, sedangkan komite khusus yang lain lagi
mempelajari topik-topik seperti terminologi dan prinsip-prinsip akuntansi dalam pertukaran
mata uang asing.
Dalam surat yang tertanggal 22 September 1932, komite IAI menyatakan bahwa dengan
makin rumitnya unit usaha, pengukuran kemajuan perusahaan dari tahun ke tahun
berdasarkan penilaian tahunan tidak praktis lagi. Pada tahun 1933 AIA mengeluarkan aturan
sebagai berikut:
a. Laba yang belum direalisasikan tidak boleh dikreditkan kedalam perkiraan laba,
b. Surplus modal tidak boleh digunakan untuk menghilangkan perkiraan laba suatu tahun
kecuali dalam reorganisasi atau kuasi reorganisasi,
c. Laba ditahan dari perusahaan anak yang sudah ada sebelum perusahaan itu dibeli bukanlah
bagian laba konsolidasi dari perusahaan induk dan perusahaan anak, demikian pula deviden
yang diumumkan dari laba ditahan perusahaan anak tidak boleh dikredit secara layak ke
perkiraan laba perusahaan induk,
d. Deviden atas saham yang dibeli kembali (treasury stock) tidak boleh dikredit ke laba, dan
e. Piutang dagang atau wesel tagih yang jatuh tempo dari pejabat, pegawai, atau perusahaan
anak harus ditunjukkan secara terpisah.
2. Komite untuk Prosedur Akuntansi
Sebelum tahun 1960 hampir seluruh perhatian komite American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) dicurahkan pada pemecahan masalah dan topic akuntansi tertentu
ketimbang mengembang-kan prinsip-prinsip akuntansi umum. Namun masih ada beberapa
prinsip dan standar umum akuntansi yang dikembangkan, antara lain:
a. Sehubungan dengan penentuan laba dan konsep operasi laba berjalan ,
b. Konsep realisasi pendapatan pada saat penjualan,
c. Pengakuan beban yang layak bila manfaat diterima dan perbedaan antara beban dengan
kerugian,
d. Penerimaan umum terhadap dasar akuntansi harga pokok/ perolehan tercermin pada
pembahasan harga persediaan, akuntansi untuk penyusutan selama periode harga cenderung
tinggi, dan dalam penyiapan laporan konsollidasi, dan
e. Pengungkapan dan klasifikasi pos-pos neraca yang benar dan perhitungan rugi laba
disajikan dalam beberapa tempat.
3. Dewan Prinsip Akuntansi (The Accounting Principles Board)
Accounting Principles Board (APB) terbentuk sebagai akibat reorganisasi tahun 1959 dengan
tujuan menyusun pernyataan tertulis mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum, mempersempit jurang perbedaan dalam praktek yang semestinya, dan menyalurkan
pembahasan masalah-masalah kontroversial yang belum terselesaikan. Selama 14 tahun APB
berdiri, APB telah menerbitkan beberapa opini dan pernyataan, opini tersebut diklasifikasikan
sebagai berikut:

a. Opini interpretative dan perubahan serta penjelasan pernyataan terdahulu APB atau
Committee on Accounting Procedure,
b. Opini yang terutama menyangkut pengungkapan informasi yang tidak disajikan secara
formal dalam laporan keuangan,
c. Opini yang terutama menyangkut bentuk laporan keuangan atau klasifikasi dalam laporan,
dan
d. Opini yang berusaha mempersempit alternatif-alternatif untuk penilaian aktiva, dan
kewajiban serta jumlah laba bersih yang dilaporkan.
4. Divisi Penelitian Akuntansi (Accounting Research Division)
Divisi Penelitian Akuntansi dibentuk untuk memungkinkan pengembangan rumusan tertulis
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum para anggota dan pihak lainnya. Adapun
tujuan pembentukannya adalah guna menyelesaikan masalah penetapan pos tulat dasar,
penetapan prinsip-prinsip yang luas, menetapkan peraturan atau pedoman lain bagi
penerapan prinsip akuntansi dalam situasi khusus, dan melaksanakan program penelitian.
D.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Board)

Selama lima tahun pertama Accounting Principles Board tidak mampu menjalankan tugasnya
dengan baik karena pada saat itu yaitu pada tahun 1960-an merupakan periode yang pesat
dalam dunia usaha, lembaga, dan metode keuangan. Akibat dari ketidakmampuaannya
tersebut, Accounting Principles Board mendapatkan tekanan yang sangat besar dari berbagai
pihak. Oleh karena itu Accounting Principles Board dibubarkan dan dibentuklah Financial
Accounting Standards Board.
Pada tahun 1970 terjadi beberapa perubahan pemikitan akuntansi, antara lain: penekanan
pada tujuan social yang luas dari akuntansi; pengakuan pendekatan manfaat keputusan dan
memahami pentingnya arus kas dalam proses pengambilan keputusan; perubahan dasar
pendekatan dari konsep penandingan untuk mencari laba ke penekanan ada pengukuran
dalam neraca dengan laba yang diukur melalui perubahan neraca; dan penekanan pada
interpretasi semantic atas elemen laporan keuangan, bukannya mengandalkan definisi
prosedural terdahulu.
E.

Perkembangan Pendekatan Teori Alternatif

Perkembangan pendekatan teori akuntansi berasal dari penelitian dan tulisan individu atau
kelompok dalam masyarakat akademik, dan dari beberapa penulis serta peneliti dalam profesi
akuntansi. Literatur yang berhubungan dengan teori akuntansi tersebut antara lain:
1. Pembahasan kritis mengenai bidang khusus teori atau praktek akuntansi dan menunjukkan
penyimpangan tertentu,
2. Artikel dan buku-buku yang menganjurkan teori baru atau teori dan pendekatan parsial,
3. Usaha untuk merumuskan teori umum akuntansi, penerapan teori dan disiplin lain pada
akuntansi, dan
4. Pengujian empiris teori-teori atau teori-teori empiris.

F.

Batasan Penelitian dalam Teori Akuntansi

Pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an timbul revolusi dalam penelitian dan pemikiran
akuntansi secara besar-besaran. Melalui teknologi peneliatian yang lebih maju, para peneliti
sudah lebih mampu menelaah secara lebih baik sifat informasi akuntansi, menguji teori-teori
yang tetap ada, dan mengembangkan teori baru melalui metode percobaan. Adapun masalah
utama yang terjadi pada masa itu adalah:
1. Usaha untuk terbentuknya struktur teori akuntansi yang sepenuhnya terpadu yang
dapat mendasari standar akuntansi,
2. Perluasan penelitian empiris mengenai sifat angka akuntansi,
3. Penelitian mengenai proses pengambilan keputusan setiap individu, khususnya
sehubungan dengan penggunaan informasi akuntansi,
4. Penelitian mengenai implikasi teori-teori pasar modal yang efisien bagi akuntansi,
5. Penelitian mengenai konsekuensi ekonomi dan politik dari standar akuntansi,
6. Penelitian mengenai dampak dari perubahan dalam lingkungan sosial dan ekonomi
terhadap teori dan praktek akuntansi, dan
7. Eksplorasi mengenai aspek-aspek internasional dari akuntansi dan teori akuntansi.

Buku : Hendriksen. Teori Akuntansi jilid 1

Anda mungkin juga menyukai