Anda di halaman 1dari 7

H

PENDAHULUAN

armonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas


(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar
harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan
komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai
negara. Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh
sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973.
Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal di luar pasar
Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi
investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin meningkat sebagai
akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolahseolah keduanya memiliki arti yang sama. Padahal, pengertian harmonisasi dan
standarisasi itu dua hal yang berbeda, dimana pengertian Harmonisasi adalah
proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam dan Standarisasi adalah Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan
sempit atau Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi.
Selain mengenal lebih jauh pengertian dan maksud dari 2 hal diatas, dalam
makalah ini juga mempelajari standarisasi akuntansi keuangan yang mencangkup
secara global yaitu IFRS. Tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa
penyusunan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang
dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas
tinggi.

PEMBAHASAN
Harmonisasi Akuntansi Internasional
Harmonisasi akuntansi internasional saat ini merupakan salah satu isu
terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar
modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan
keuangan. Istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-olah memiliki arti yang sama.
Secara umum, standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan
sempit bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala
situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, dan
oleh karenanya lebih sukar untuk diimplementasikan secara internasional.
Sedangkan Harmonisasi lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan
pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan
dan telah mengalami kemajuan besar secara internasional dalam tahun-tahun
terakhir. Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep yang lebih jelas
daripada harmonisasi. Informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi,
pengungkapan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika memiliki kemiripan
dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat membandingkannya
(setidaknya dalam beberapa aspek) tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari
satu sistem.
Keuntungan Harmonisasi Internasional

a. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia
tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
b. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan
lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
c. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
d. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan
dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Kritik atas Standar Internasional
Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi
internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan
standar yang berlebihan. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan
nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat
untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi
yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi
laporan keuangan lintas batas :
1. Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi
antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas
pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan
dilaporkan.
2. Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai imbal balik / resiprositas)
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima
laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara
asal.
Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1) Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2) Komisi Uni Eropa (EU)
3) Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4) Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5) Kelompok Kerja Ahli Antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and
Development UNCTAD)
6) Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC)
Badan Standar Akuntansi Internasional
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973
oleh organisasi akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan IASB adalah:

a. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi


global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang
mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat
dibandingkan dalam laporan keuangan.
b. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang
ketat.
c. Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas
tinggi

Harmonisasi Akuntansi Meksiko


Meksiko memiliki perekonomian pasar bebas. Perusahaan yang dimiliki atau
dikendalikan pemerintah mendominasi perminyakan dan sarana umum, sedangkan
perusahaan swasta mendominasi industri manufaktur, konstruksi, pertambangan,
hiburan dan jasa. Pemerintah juga melakukan privatisasi kepemilikannya dalam
industri-industri yang tidak strategis. Reformasi ekonomi pasar bebas selama tahun
1990-an membantu mengurangi inflasi, meningkatkan tingkat pertumbuhan
ekonomi, dan memberikan fundamental ekonomi yang lebih sehat. Perjanjian yang
paling penting untuk Meksiko adalah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara
( North American Free Trade Agreement NAFTA ) yang ditandatangani dengan
Kanada dan Amerika Serikat tahun 1994. Meksiko merupakan perekonomian ke-9
terbesar di dunia (dalam hal PDB). Berdasarkan standar internasional masih relatif
kecil, karena perusahaan lebih menyukai untuk memperoleh modal melalui utang
dibanding dengan ekuitas. Mengingat dominasi perusahaan yang dikontrol keluarga,
perusahaan-perusahaan
meksiko
tradisional
menjaga
informasinya
dan
merahasiakan pelaporan keuangan. Ciri penting lain akuntansi meksiko adalah
penggunaan akuntansi tingkat harga umum yang komprehensif sebagai dasar
pengukuran. Meksiko juga berkomitmen terhadap harmonisasi dengan IAS/IFRS.
Meksiko semakin melihat tuntutan IASB atas sejumlah masalah akuntansi,
khususnya apabila tidak terdapat standar Meksiko yang membahasnya.
Standar akuntansi di Meksiko memperbolehkan perusahaan untuk menyesuaikan
nilai persediaannya terhadap laju inflasi, dan kebanyakan negara lain melarang hal
tersebut. Untuk mencegah munculnya permasalahan-permasalahan yang
diakibatkan adanya perbedaan dalam standar akuntansi yang digunakan oleh
berbagai negara. Dewan Komite Standar Akuntansi Internasional (Board of IASC)
yang didirikan pada tahun 1973 mengeluarkan standar akuntansi internasional
(IAS). Keluarnya IAS tersebut diikuti dengan beberapa intepretasi tentang IAS dalam
bentuk SIC (Standing Intepretation Committee). Perkembangan selanjutnya adalah
IASC membentuk IASC Foundation. Melalui IASC Foundation tersebut
pengembangan standar akuntansi dan standar pelaporan memasuki tahap baru.
Tahapan baru dalam pengembangan standar akuntansi dan pelaporan tersebut
adalah dengan dibentuknya beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation.
Beberapa badan bentukan IASC Foundation adalah:
a. IASB (International Accounting Standard Board)
b. IFRIC (International Financial Reporting Committee)
c. SAC (Standard Advissory Committee)

IASB berperan dalam menerbitkan standar akuntansi yang baru dengan


meperhatikan masukan dari SAC. IFRIC berperan memberikan inteprestasi atas
standar yang dikeluarkan oleh IASB. Langkah IASB selain menerbitkan standar baru
adalah merevisi dan mengganti standar-standar lama yang telah ada sebelumnya.
Standar-standar yang dikeluarkan oleh IASB tersebut kemudian diberi nama IFRS
(Internastional Financial Reporting Standard). IFRS dapat berisi standar yang
menggantikan standar yang sebelumnya atau standar yang memang benar-benar
baru.
Standar tersebut, IFRS dan IAS, menjadi acuan atau diadopsi langsung oleh
para penyusun standar di tiap-tiap negara yang ingin merevisi standar mereka agar
sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional. Standar yang telah dibuat
oleh penyusun standar tersebut, yang mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS,
kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi bagi
perusahaan-perusahaan yang berada dalam wilayah berlakunya standar tersebut.
Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah
yang dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar
yang mereka buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat
diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas
(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa
besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana pengertian
harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti
sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya
membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan
standar akuntansi internasional. Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat
mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara tersebut dengan
standar internasional. Hanya saja diupayakan perbedaan dalam standar tersebut
bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama perbedaan tersebut tidak
berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang bersangkutan.
Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional
berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang
kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh
negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan
antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar
internasional. Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahanlahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara
standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.
A. Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Hukum komersial meksiko dan hukum pajak penghasilan berisi ketentuanketentuan mengenai pembuatan ringkasan catatan akuntansi tertentu dan
penyusunan laporan keuangan, namun pengaruh keduanya terhadap
pelaporan keuangan secara umum terbilang minimal. Institut Akuntan Publik
Meksiko menerbitkan standar akuntansi dan auditing di Meksiko. Standar
akuntansi dikembangkan oleh Komisi Prinsip akuntansi yang berada dibawah
institut tersebut, sedangkan standar auditing merupakan tanggung jawab
Komisi Prosedur dan Standar Auditing. Profesi akuntansi di Meksiko cukup
dewasa, terorganisasi dengan baik, dan sangat dihargai oleh masyarakat
bisnis. Meskipun sistem hukumnya didasarkan pada hukum sipil, penetapan
standar akuntansi di Meksiko menggunakan pendekatan Inggris- Amerika,

atau Anglo-Saxon dan bukan pendekatan Eropa Kontinental. Standar


akuntansi diakui memiliki kewenangan oleh pemerintah secara khusus oleh
Komisi Pasar Modal dan Perbankan Nasional, yang mengatur Bursa Efek
Meksiko. Prinsip akuntansi Meksiko tidak membedakan antara perusahaan
besar dan kecil dan diterapkan untuk seluruh bentuk badan usaha. Komisi
Pasar Modal dan Perbankan Nasional mengeluarkan aturan untuk perusahaan
yang sahamnya tercatat, yang umumnya membatasi pilihan-pilihan tertentu
dalam prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Seluruh perusahaan
yang didirikan menurut hukum Meksiko (sociedades anonimas) harus
menunjuk setidaknya seorang auditor wajib untuk menyusun laporan
keuangan tahunan kepada pemegang saham. Perusahaan atau kelompok
usaha konsolidasi yang memenuhi kriteria ukuran tertentu harus
menyampaikan laporan audit kepatuhan pajak setiap tahunnya kepada
Departemen Audit Pajak Federal Kementrian Keuangan. Laporan tersebut
terdiri dari Laporan Keuangan yang diaudit, skedul tambahan dan pernyataan
auditor bahwa tidak ada kesalahan yang terlihat
B. Pelaporan Keuangan.
Tahun fiskal perusahaan Meksiko harus bersamaan dengan tahun kalender.
Laporan keuangan konsolidasi komparatif harus disusun, terdiri dari:
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan keuangan harus disesuaikan terhadap inflasi.
Pengaruh penyesuaian tersebut disajikan dalam laporan perubahan ekuitas
pemegang saham. Format laporan perubahan posisi keuangan mirip dengan
laporan arus kas dan dibagi menjadi aktivitas operasi, investasi dan
pembiayaan. Namun demikian, karena disajikan dalam Peso harga konstan
arus kas yang dihasilkan tidak mencerminkan arus kas sebagaimana yang
dipahami berdasarkan akuntansi biaya historis.
C. Laporan perubahan Equitas Pemegang Saham
D. Laporan perubahan posisi keuangan
E. Catatan
Catatan merupakan bagian integral laporan keuangan (yang dibahas oleh
laporan auditor) dan mencakup berikut ini:
Kebijakan akuntansi perusahaan.
Kontinjensi dalam jumlah material.
Komitmen pembelian aktiva dalam jumlah besar atau berdasarkan kontrak
sewa guna usaha.
Detail utang jangka panjang dan kewajiban dalam mata uang asing.
Pembatasan terhadap deviden.
Jaminan.
Program pensiun karyawan.
Transaksi dengan pihak berhubungan istimewa.
Pajak Penghasilan.
Harmonisasi IFRS di Indonesia
Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh
(full adoption) standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting
Standard (IFRS). Standar akuntansi di Indonesia yang berlaku saat ini mengacu
pada US GAAP (United Stated Generally Accepted Accounting Standard), namun

pada beberapa pasal sudah mengadopsi IFRS yang sifatnya harmonisasi. Adopsi
yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh, baru sebagian
(harmonisasi). Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau
diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan
tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan,
mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan
pelanggan, supplier, investor, dan kreditor. Namun proses harmonisasi ini memiliki
hambatan antaralain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem
pemerintahan pada tiaptiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan
multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses
harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.
Perlunya Harmonisasi Standar Akuntansi Indonesia
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi international untuk
memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham dinegara ini atau
sebaliknya. Namun demikian untuk mengadopsi standar international itu bukan
perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal.
Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya
akan dilakukan full adoption atas standar inetrnasional tersebut. Adopsi standar
akuntansi international tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal ini
dikarenakan perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi
bukan hanya nasional tetapi juga secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di
Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar
akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan.
Ada beberapa pilihan untuk melakukan adopsi, menggunakan IAS apa
adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita yang menentukan mana saja
yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan. Contohnya adalah PSAK no 24, itu
mengadopsi sepenuhnya IAS nomor 19. Standar berhubungan dengan imbalan kerja
atau employee benefit. Bapepam telah memberikan sinyal kepada semua
perusahaan go public tentang kerugian apa yang akan kita hadapi bila kita tidak
melakukan harmonisasi. Dalam pernyataannya Bapepam menjelaskan bahwa
kerugian yang berkaitan dengan pasar modal yang masuk ke Indonesia, maupun
perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Negara lain. Perusahaan Asing
akan kesulitan untuk menterjemahkan laporan keuangannya dulu sesuai standar
nasional kita sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing di Negara lain, juga
cukup kesulitan untuk membadingkan laporan keuangan sesuai standar di Negara
tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan aliran modal akan
berkurang dan tidak mengglobal.

Simpulan
Operasi bisnis dan pasar modal yang bersifat global menuntut adanya
standar yang bersifat global pula. Oleh karenanya beberapa organisasi di dunia
sepakat membentuk Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/AIS) yang kini menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS)
untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan keuangan yang bersifat internasional.
Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang disebabkan karena latar belakang
nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan kebutuhan dari pemakai
laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula tekanan untuk
mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar

Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi


bahkan konvergensi terhadap IFRS. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi
terhadap IFRS maka diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu
komparabilitas dan relevansi. Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk
memudahkan perbandingan laporan keuangan antara negara dan untuk
pengambilan keputusan.
Indonesia juga sangat perlu adanya harmonisasi standar akuntansi
internasional untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham
dinegara ini atau sebaliknya. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk
menterjemahkan laporan keuangannya dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya
perusahaan Indonesia yang listing di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk
membadingkan laporan keuangan sesuai standar di Negara tersebut. Hal ini akan
menghambat perekonomian dunia, dan aliran modal akan berkurang dan tidak
menglobal.

Anda mungkin juga menyukai