Anda di halaman 1dari 6

SOAL JAWAB

“Harmonisasi Akuntansi Internasional”

DI SUSUN

OLEH

Nursafitri (105731108317)

KELAS AKUNTANSI 17 C

MATA KULIAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

DOSEN PENGAMPU: INDRAWAHYUNI, S.Pd.,M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
Harmonisasi Akuntansi Internasional

1. Apa yang dimaksud dengan harmonisasi dalam akuntansi internasional?

Jawab: Harmonisasi merupakan merupakan proses untuk meningkatkan


kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan
dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi
keuangan yang berasal dari berbagai Negara. Harmonisasi
akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang
dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar
modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau
menggunakan laporan keuangan.

2. Jelaskan pendekatan seperti apa yang diajukan sebagai solusi yang


mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan
isi laporan keuangan lintas batas?

Jawab: Pendekatan yang diajukan sebagai solusi untuk mengatasi


permasalahan yang terkait dengan isi laporan lintas batas yaitu:

1) Rekonsiliasi

Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun


laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi
negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara
ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan
ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara
dimana laporan keuangan dilaporkan.

2) Pengakuan bersama (imbal balik/resiprositas)

Pengakuan bersama terjadi apabila pihar regulator di luar


negara asal menerima laporan perusahaan asing yang
didasarkan pada prinsip-prinsi negara asal.
3. Sebutkan manfaat dari harmonisasi akuntansi internasional?

Jawab: Manfaat yang diperoleh antara lain:

1) Bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi


akuntansi dan audit uang memadai. Standar yang diakui secara
internasional tidka hanya akan mengurangi biaa penyiapan
untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan
mereka untuk menjadi bagian dari arus utama standar
akuntansi yang berlaku secara internasional
2) Internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia
dan meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di
dalam kaitannnya dengan perdagangan dan arus investasi
internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya
suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara
internasional.
3) Adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk
memperolah modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah
laba di tahan untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman-
pinjaman luar negri yang tersedia, telah meningkatkan
kebutuhan akan harmonisasi.
4. Sebutkan organisasi yang telah menjadi pemain utama dalam penentuan
standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi
akuntansi internasional?

Jawab: Terdapat enam organisasi yang telah menjadi pemain utama


dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam
mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional antara lain
yaitu:

1) Badan Standar Akuntansi Internasional (International


Accounting Standard Board – IASB)
2) Komisi Uni Eropa (UE)
3) Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4) Federasi Internasional Akuntan (IAFC)
5) Kelompok Kerja Ahli Antar Pemerintah Perserikatan Bangsa –
Bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan
(International Standards of Accounting and Reporting – ISAR),
bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa – Bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference
on Trade and Development – UNCTAD).
6) Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi
Kerjasama dan Pembangungan Ekonomi (Kelompok Kerja
OEDC).
5. IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional
dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan
memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga.
Apakah tujuan utama dari IOSCO?

Jawab: Tujuan utama dari IOSCO adalah untuk memfasilitasi proses yang
dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk
memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien
pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor.
Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan
memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.

6. Apakah Indonesia perlu untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi?

Jawab: Ya, Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi international


untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham
dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian untuk mengadopsi
standar international itu bukan perkara mudah karena memerlukan
pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah
melakukannya namun sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya
akan dilakukan full adoption atas standar internasional tersebut.
Adopsi standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk
perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik
merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya
nasional tetapi juga secara internasional. Jika terjadi jual beli
saham di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan
perbedaan standar akuntansi yang dipergunakan dalam
penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan untuk melakukan
adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi.

7. Dalam menghadapi penggalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan


mendasar yang perlu dicermati, tantang seperti apa yang dimaksud?

Jawab: Menghadapi pengalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan


mendasar yang perlu dicermati peran regulator terhadap
perusahaan – perusahaan di Indonesia diantaranya perubahan
peraturan, pengukuran nilai wajar, penentuan dampak yang akan
terjadi. Sistem IT , konversi data historis, dan ketersediaan
profesional. Perubahan atas perlakuan transaksi akuntansi
tentunya akan signifikan, sehingga akan terdapat amandemen
regulasi tentang standar akuntansi. Namun yang perlu dicermati,
amandemen sejatinya yang dikeluarkan oleh Bapepam, Bank
Indonesia, Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI.

8. Apakah dampak yang ditimbulkan akibat dari pengalihan ke IFRS?

Jawab: Dampak yang ditimbulkan dalam pengalihan ke IFRS yaitu Peran


Ditjen Pajak di bidang perpajakan mengalami perubahan standar
akuntansi terkait dengan perhitungan penghasilan kena pajak
perlu diatur oleh peraturan pelaksana Konvergensi IFRS akan
mengakibatkan beberpa perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak
tentang keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi dari
instrument derivative akan dinilai berdasarkan IFRS . Kerangka
perpajakan yang berbeda memungkinkan perlakuan yang berbeda
pula. Hal yang paling utama akan berdampak pada persediaan,
manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan keuangan,
pengakuan pendapatan , pembelian dan lain-lain. Selain itu,
konversi standar akuntansi Indonesia terhadap IFRS akan
berdampak juga pada beberapa praktek akuntansi yang
fundamental. Seperti konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan
aspek penyajian kembali laporan keuangan, penentuan mata
uang keuangan, dan lainnya yang harus diketahui oleh semua
organisasi maupun lembaga yang berperan dalam proses adopsi
IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat terpengaruh oleh
adopsi tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber daya manusia,
serta sistem operasi akan terpengaruh atau berpotensi terkena
dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.

9. Bagaimana kesiapan adopsi IFRS di Indonesia?

Jawab: Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global


yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk
bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A), lintas negara.
Tercatat sejumlah akuisisi lintasnegara telah terjadi di Indonesia,
misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005),
akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga
(Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005).
Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The World is
Flat”, aktivitas M&A lintasnegara bukanlah hal yang tidak lazim.
Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal
global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi
IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global. Inilah
keuntungan dari mengadopsi IFRS.

10. Apakah dalam mengimplementasikan IFRS membutuhkan biaya yang


besar?

Jawab: Ya tentu, untuk mengadopsi IFRS tentunya membutuhkan biaya,


energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak
mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen manajemen
perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat
mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di
masa depan.

Anda mungkin juga menyukai