Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN

“ Translasi Mata Uang Asing II”

DI SUSUN

OLEH

Nursafitri (105731108317)

KELAS AKUNTANSI 17 C

MATA KULIAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

DOSEN PENGAMPU: INDRAWAHYUNI, S.Pd.,M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
TRANSLASI MATA UANG ASING II

A. Memahami Pengaruh Penggunaan Berbagai Metode Translasi Mata Uang


Asing Terhadap Laporan Keuangan.

Nilai tukar yang dapat digunakan saat melakukan translasi saldo dalam
mata uang asing menjadi mata uang domestik, yaitu:

1. Kurs kini (current), adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan
keuangan.
2. Kurs historis (historical), adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva
dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu
kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
3. Kurs rata-rata (average), adalah rata-rata sederhana atau tertimbang dari
kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.

Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis dibandingkan kurs nilai


tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koefisien
translasi mata uang asing umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen
dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata
uang domestik.

Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari


keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan dan
penurunan dalam ekuivalen saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs
translasi antar periode pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya
keuntungan atau kerugian translasi.

Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli
atau menjual barang, dengan pembayaran yang dibuat dalam mata uang asing
atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan mata uang asing.
Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang
perusahaan pelapor.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang pertama keuntungan dan
kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang
digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar
yang digunakan pada saat penyelesaian, yang kedua adalah keuntungan dan
kerugian transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan
disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.

Suatu transaksi yang direalisasi (atau sudah diselesaikan) menimbulkan


keuntungan dan kerugian yang nyata yang tercermin secepatnya dalam laba,
sedangkan penyesuaian translasi (termasuk keuntungan dan kerugian atas
transaksi yang belum terselesaikan) bersifat belum direalisasi atau masih di atas
kertas. Perlakuan akuntansi yang tepat atas keuntungan dan kerugian jenis ini
belum jelas.

B. Melakukan Evaluasi dan Memilih Metode Translasi Mata Uang Asing Terbaik
Sesuai Kondisi Usaha dan Pasar Uang.

Satu metode translasi tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang
dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda.
Ada tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima :

1. Metode historis
2. Metode kini
3. Tidak dilakukan translasi sama sekali

Objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan


keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima secara umum di negara asal induk perusahaan.
Prinsip temporal pada umumnya mempertahankan prinsip akuntansi yang
digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan
dalam unit mata uang asing.

Tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang
sangat tidak stabil dan sangat stabil, karena tidak akan menghasilkan informasi
yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun.
Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan independen
dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan pemberian informasi bagi para
penduduk negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang
dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang dapat
dibandingkan.

Kurs translasi yang tepat mencerminkan kenyataan ekonomi dan usaha


yang ada. Kurs pasar bebas yang digunakan untuk transaksi spot di negara di
mana akun-akun ditranslasikan ke nilai asalnya adalah satu-satu kurs yang
secara tepat mengukur nilai transaksi sekarang. Beberapa kurs nilai tukar, yaitu:

1. Kurs pembayaran dividen


2. Kurs pasar bebas
3. Kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan (terkait dengan ekspor
atau impor)

Kurs pasar bebas lebih disukai, dengan satu pengecualian: apabila


terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang
secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar
valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus digunakan.

C. Memahami Hubungan antara Translasi Mata Uang Asing dengan Inflasi.

Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-


moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan
nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca
ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah
biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang
didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang
terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang
palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena
penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya
historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi
FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional
untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi.
Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam
mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs
historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing
terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan
terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat
dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.

Anda mungkin juga menyukai