(AKUNTANSI INTERNASIONAL)
Disusun Oleh :
Nama : Rina Aprilia Rambe
Npm : 200810102
Dosen : Ronald,B.AF.,M.Com.
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga tugas mandiri
ini dapat diselesaikan dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan namun
diharapkan dapat diperbaiki kedepannya. Tugas mandiri (tm) disusun menurut
kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah bahasa indonesia, di bawah
pengawasan atau pengarahan dosen pengampu, Tugas mandiri dibuat sebagai
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu mata kuliah di universitas
putera batam. Penyusunan makalah akuntansi internasional tugas mandiri sebagai
tugas mandiri dapat terselesaikan. Penyusunan makalah akuntansi internasional ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mandiri dan agar dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Pada kesempatan kali ini,saya sebagai penyusun makalah mengucapkan
terimakasih kepada Ronald,B.AF.,M.Com. selaku dosen pengampu akuntansi
internasional yang sudah membimbing. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali
kekurangan dan kesalahan baik dari segi tulisan maupun penggunaan kata. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kebaikan untuk masa yang akan datang, atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
BAB I ………………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… iii
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… iii
1.3 Tujuan……………………………………………………………….......... iii
1.4 Metode Penulisan………………………………………………………… iii
BAB II………………………………………………………………………..
2.1 Prinsip Akuntansi Di Indonesia……………. …………………………......... 1
2.2 Prinsip Akuntansi Di Singapura ………………………………………........ 3
2.3 Prinsip Akuntansi Di Malaysia…………………………………………....... 5
BAB III……………………………………………………………………….
3.1 Simpulan ………………………………………………………………… iv
3.2 Saran……………………………………………………………………… iv
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. v
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah akuntansi internasional mengenai
perbandingan prinsip akuntansi yang ada di Indonesia,singapura dan Malaysia
adalah agar pembaca dapat lebih memahami perbedaan dan perbandingan
prinsip akuntansi di tiga negara ASEAN, Dengan memahami materi prinsip
akuntansi yang ada indonesia ,prinsip akuntansi yang ada di singapura dan
prinsip akuntansi yang ada di Malaysia, dengan setiap negara mempunyai
prinsip akuntansi yang berbeda maka kita dapat memahami tentang akuntansi
dan prinsip akuntansi.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1
umum. Tujuan dari penggunaan prinsip akuntansi tersebut adalah untuk
menciptakan kesesuaian antara pengguna akuntansi satu dengan lainnya
sehingga informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan dan
memenuhi kebutuhan dari pengguna informasi tersebut.
Prinsip Akuntansi adalah istilah untuk menggambar akuntansi secara
keseluruhan termasuk metode, ketentuan, prosedur sehingga tidak
menimbulkan permasalahan dan perbedaan. Di Indonesia prinsip akuntansi
diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia atau dikenal dengan IAI. 10 prinsip
akuntansi yang ada di Indonesia adalah:
2
Pendapatan dapat diakui jika terdapat informasi jumlah atau nominal yang
pasti dan dapat diukur secara tepat.
8. Prinsip mempertemukan
Arti prinsip ini adalah akuntansi dapat mempertemukan antara pencatatan
jumlah pengeluaran dan pendapatan yang diterima agar diketahui
keuntungan yang diperoleh.
9. Prinsip konsistensi
Arinya prinsip yang digunakan tetap dan konsisten. Laporan yang
disajikan tidak berubah dalam hal prosedur, metode, atau kebijakan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
10. Prinsip materialitas
Artinya pencatatan yang dilakukan bernilai nominal atau dilakukan secara
material.
2.2 PRINSIP AKUNTANSI DI SINGAPURA
Di Singapura, standar akuntansi dikenal sebagai Singapore Pelaporan
Standar Akuntansi Keuangan (SFR) dan didasarkan pada IFRS. Semua
perusahaan dengan periode keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2003 memiliki mematuhi SFRs.
Akrual berbasis akuntansi adalah salah satu pelaku utama dari standar
akuntansi Singapura. Laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Di bawah
dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui ketika mereka
terjadi (dan bukan sebagai kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan
mereka dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan
keuangan periode yang berhubungan .
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual menginformasikan
pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan pembayaran dan
penerimaan kas tetapi juga kewajiban untuk membayar tunai di masa depan
dan sumber daya yang merupakan kas yang akan diterima di masa depan.
Secara keseluruhan standar akuntansi di Singapura mengandung sekitar 39
standar yang berbeda dengan masing-masing dinamakan sebagai standar FRS
X misalnya FRS
3
1. Setiap standar mencakup topik tertentu seperti penyajian laporan keuangan,
pengakuan pendapatan, akuntansi untuk persediaan, dan sebagainya.
2. Singapura Standar Akuntansi Untuk Badan Kecil
Dalam dunia yang terus berubah dan menuntut, standar akuntansi semakin
menjadi lebih kompleks.
3. Komponen Pelaporan Keuangan
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
4. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Terpisah
a. Hutang atau ekuitasnya tidak diperdagangkan secara public.
b. Itu tidak dalam proses penerbitan sekuritas kepada public.
5. Kewajiban
Klasifikasi instrumen keuangan oleh penerbit sebagai salah satu kewajiban
(hutang) atau ekuitas dapat memiliki dampak signifikan terhadap pendapatan
entitas yang dilaporkan, kapasitas pinjamannya, dan hutang ke ekuitas dan
lainnya.
6. Perpajaan Pajak
dalam laporan keuangan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan Beban pajak
kini untuk suatu periode didasarkan pada jumlah yang dapat dikenai pajak dan
dikurangkan yang akan ditampilkan pada SPT tahun ini.
Di Singapura untuk mengikuti Singapore Reporting Standards (FRS) mulai
1 Januari 2003 dan FRS sendiri diadopsi dari AIS. Sampai April 2005
Singapura telah mengadopsi semua Standar Akuntansi Keuangan yang
dikeluarkan oleh IASB, kecuali AIS No.40 tentang Investment Property, yang
direvisi oleh IASB dan berlaku pada 1 Januari 2005, sehingga untuk hal
tersebut Dewan Standar Singapura memberlakukan secara efektif pada 1
Januari 2007.
Singapore Standar Pelaporan Keuangan (FRSs) adalah standar akuntansi
yang diatur dalam Singapore Companies Act. Para FRSs yang dikeluarkan
4
oleh Dewan Standar Akuntansi (ASC), yang dibentuk oleh Departemen
Keuangan. Perusahaan asing tercatat di bursa efek Singapura mungkin
menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi tertentu yang
diakui secara internasional seperti SAK. The FRSs erat model setelah SAK.
Dengan modifikasi tertentu untuk tanggal efektif dan ketentuan transisi,
persyaratan pengukuran terhadap sifat kembali sebelum suatu tanggal tertentu,
dan kriteria pengecualian untuk konsolidasi, akuntansi ekuitas atau
konsolidasi proporsional.
2.3 PRINSIP AKUNTANSI DI MALAYSIA
The Malaysian Institute of Accounting (MIA) telah didirikan dibawah
pengawasan regular perkumpulan profesi akuntan di Malaysia. Tapi, Malaysia
merestrukturisasi sistem akuntansinya pada tahun 1997 dengan Financial
Reporting Act, yang dibuat oleh Fiancial Reporting Foundation (FRF)/ Badan
pelaporan keuangan dan Malaysian Accounting Standart Board (MASB).
FRF mengawasi pekerjaan MASB tetapi tidak terlibat dalam proses
standarnya. MASB adalah badan independen yang di ciptakan untuk
mengembangkan dan mengajukan standar akuntansi di Malaysia. Perusahaan
yang terdaftar di Malaysia diwajibkan untuk menyiapkan laporan keuangan
wajib sesuai dengan standar akuntansi yang disetujui diterbitkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Malaysia (MASB). Perusahaan asing yang terdaftar di
bursa saham di Malaysia dapat mempersiapkan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi tertentu yang diakui secara internasional seperti
SAK. MASB memiliki dua set standar akuntansi disetujui, yaitu:
1. MASB Disetujui Standar Akuntansi Entitas Selain Entitas Swasta -
Standar Pelaporan Keuangan (FRSs); dan
2. MASB Disetujui Standar Akuntansi Entitas Swasta - Badan Standar
Pelaporan Swasta (PERSs).
Selain itu Malaysia juga mengajukan untuk mengadopsi IFRS pada UKM,
Dewan standar akuntansi Malaysia (MASB) telah mengeluarkan eksposur
draft (ED 72 Standar Pelaporan Keuangan Kecil dan ukuran-Menengah
Entitas) yang identik dengan IFRS untuk UKM.
Tujuan MASB dalam mengadopsi IFRS untuk UKM adalah: Menyediakan
5
perbaikan komparatif untuk pengguna akun, meningkatkan kepercayaan
menyeluruh pada akun UKM, mengurangi biaya yang signifikan yang terlibat
untuk mempertahankan standar secara nasional, menyediakan platform untuk
pertumbuhan bisnis yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki pasar
modal publik, di mana penerapan penuh FRS Malaysia (segera akan
sepenuhnya menyatu dengan IFRS) diperlukan.
Harmonisasi Malaysia Accounting Standards dengan IFRS Pada tahun
2005, Malaysia mulai mengkonversikan MASB dengan IFRS, yaitu :
a.FRS 1 dengan IFRS 1 : First-time Adoption of International Financial
Reporting Standards Diharmonisasikan pada tahun 2003 dan efektif pada
tahun 2004
b. FRS 2 dengan IFRS 2 : Share-basedPayment Diharmonisasikan pada
tahun Febuari 2004 dan efektif pada januari 2005, FRS 2 telah dijalankan
konsisten dengan IFRS 2 kecuali untuk tanggal efektifequity-settled share-
based payment transaction, dimana perusahaan harus menerapkan FRS 2
dalam menerbitkan saham, opsi saham atau instrumen keuangan diterbitkan
pada 31desember 2004.
c.IFRS 4 :Insurance Contracts Tidak dijelaskan diterbitkan oleh MASB.
Tetapi mengacu pada FRS 2022004 tentang General InsuranceBusiness dan
FRS 2032004 tentang Life Insurance Business.
d. FRS 5 dengan IFRS 5 : Non-current Assets Held for Sale and
Discontinued Operations Diharmonisasikan pada tanggal 31 Maret 2004 dan
telah efektif pada tanggal 1 Januari 2005, kecuali tanggal efektif non-current
assets yang berkriteriaheld for sale dan operasi yang berkriteria
discontinuedsetelah tanggal efektif FRS
e.FRS 6 dengan IFRS 6 : Exploration forand Evaluation of Mineral Assets
Telah diharmonisasikan pada tanggal 10 Desember 2004 dan telah efektif
pada tanggal 1Januari 2006
f. IFRS 7 : Financial Instrument : Recognition and Measurement Tidak tercatat
pada MASB tetapi diungkapkan pada FRS 132 tentang Financial
Instrument : Disclosure and Presentation
g. IFRS 8 : Operating Segments Tidak tercatat pada MASB, tetapi digunakan
pada praktik akuntansi di Malaysia.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Simpulan dari tiga prinsip akuntansi di Indonesia,singapura dan Malaysia
mempunyai persamaan dan perbedaan, namun Akuntansi mulai diterapkan di
Indonesia sejak tahun 1642, berdiri di Jakarta sejak 1747 sedangkan Standar
akuntansi Singapura dikenal sebagai Standar Pelaporan Keuangan Singapura
(SFR) dan didasarkan pada IFRS dimulai pada atau setelah 1 Januari 2003,
dan Malaysia merestrukturisasi sistem akuntansinya pada tahun 1997 dengan
Financial Reporting Act, yang dibuat oleh Fiancial Reporting Foundation
(FRF)/ Badan pelaporan keuangan dan Malaysian Accounting Standart Board
(MASB).Dari ketiga negara ini memakai standar akuntansi IFRS, Namun
setiap negara berfokus dengan prinsip yang berbeda seperti :
Negera Indonesia Negara Singapura Negara Malaysia
10 Prinsip Akuntansi Yang 6 Prinsip Akuntansi Yang Ada 5 Prinsip Akuntansi
Ada Di Indonesia : Di singapura : Yang Ada Di Malaysia:
Setiap standar mencakup Berorientasi pada
Prinsip Entitas Ekonomi. topik tertentu seperti pelayanan melalui
Prinsip Periode Akuntansi. penyajian laporan kualitas pengelolaan.
Prinsip Biaya Historis. keuangan, pengakuan Penguatan
Prinsip Satuan Moneter. pendapatan, akuntansi pengembangan
Prinsip Kesinambungan untuk persediaan, dan sumber daya
Usaha. sebagainya. manusia melalui
Prinsip Pengungkapan Singapura standar akuntansi penilaiankinerja.
Penuh. untuk badan kecil. Peningkatan
Prinsip Pengakuan Komponen pelaporan akuntabilitas dan
Pendapatan. keuangan. disiplin.
Prinsip Mempertemukan. Laporan keuangan Menengok ke timur
Prinsip Konsistensi. konsolidasi dan terpisah. dan kebijakan
Kewajiban. privatisasi.
Prinsip Materialitas.
Perpajaan Pajak. dan Ict dan e-
government.
iv
kolonial Belanda pada
1896,
sedangkan Malaysia mulai
mengenal akuntansi pada
1907. Sistem akuntansi di
Indonesia disupervisi oleh
dua Direktorat OJK dan
tiga divisi terdaftar di BEI.
Mereka
bertanggung jawab atas
penelaahan laporan
keuangan emiten. OJK
melakukan
pengawasan terhadap
auditor emiten. OJK
v
berhak melakukan
investigasi formal dan
memberlakukan
administrasi atas
ketidakpatuhan terhadap
persyaratan pelaporan
keuangan oleh perusahaan
terbuka. Dengan kata lain,
OJK dan BEI melakukan
langkah
pengawasan tambahan
dalam hal opini audit
selain Wajar Tanpa
Pengecualian (bersih)
dikeluarkan oleh auditor
vi
Akuntansi mulai dikenal di
Indonesia saat masa
kolonial Belanda pada
1896,
sedangkan Malaysia mulai
mengenal akuntansi pada
1907. Sistem akuntansi di
Indonesia disupervisi oleh
dua Direktorat OJK dan
tiga divisi terdaftar di BEI.
Mereka
bertanggung jawab atas
penelaahan laporan
keuangan emiten. OJK
melakukan
vii
pengawasan terhadap
auditor emiten. OJK
berhak melakukan
investigasi formal dan
memberlakukan
administrasi atas
ketidakpatuhan terhadap
persyaratan pelaporan
keuangan oleh perusahaan
terbuka. Dengan kata lain,
OJK dan BEI melakukan
langkah
pengawasan tambahan
dalam hal opini audit
viii
selain Wajar Tanpa
Pengecualian (bersih)
dikeluarkan oleh audito
3.2 SARAN
Sebagai penyusun, penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Dengan Makalah Ini dapat menghasilkan arti sesungguhnya
dapat mengerti dan memahami pentingnya prinsip akuntansi negara Indonesia,
singapura dan Malaysia. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran dari
pembaca. Agar penulis dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Anisa. "Perkembangan Akuntansi di Indonesia." JRAK: Jurnal Riset
Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi 1.2 (2010)
Christian, Natalis, Et Al. "Perbedaan Akuntansi Di Indonesia Dengan
Malaysia Serta Analisa Kasus Fraud Transmile Group Bhd Di
Malaysia." Jurnal Ilmiah Mea (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi) 5.3
(2021): 126-143.
gustina, R. D., & Pratomo, D. (2019). Pengaruh Fraud Pentagon Dalam
Mendeteksi
Kecurangan Pelaporan Keuangan. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi (MEA), 3(1), 44–62. https://doi.org/10.31955/mea.vol3.iss1.pp44-62
Christian, N., & Jullystella. (2021). Analisis Kasus PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk
dengan Shenanigans Keuangan.JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA ( Manajemen ,
Ekonomi , dan Akuntansi ). 5(1), 643–659.
Jamieson, D., Awolowo, I. F., Garrow, N., Winfield, J., & Bhaiyat, F. (2019).
Financial
shenanigans: The importance of anti-fraud education. Journal of Governance and
Regulation, 8(3), 58–63. https://doi.org/10.22495/jgr_v8_i3_p5
Kalbuana, N., & Yuningsih, S. (2020). Pengaruh Leverage, Profitabilitas Dan
Ukuran
Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Pertambangan
Di
Indonesia, Malaysia, Dan Singapura. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil : JWEM,
10(2), 57–68Http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Malaysia
Http://ino-innovate.blogspot.com/2010/05/penerapan-international-
financial_16.html
Http://nadiayolandam.blogspot.com/2013/03/standarisasi-akuntansi-
ix
negara-malaysia.html http://kabisat1988.blogspot.com/2013/02/civil-
service-system-and-civil-service.html
http://www.bumnnews.co/index.php/component/k2/item/276-workshop-
penerapan-psakberbasis-ifrs-2015
Http://akuntansiterapan.com/2011/01/06/perkembangan-konvergensi-
psak-ke-ifrs/
Https://www.mas-software.com/blog/sejarah-akuntansi-indonesia
http://jaqqaaria.blogspot.com/2011/04/tugas4-akuntansi-
internasional.html
http://ino-innovate.blogspot.com/2010/05/penerapan-international-
financial_16.html