1. Fitri 2101036008
2. Dita Amelia Ananta 2101036023
3. Chelsilia 2101036059
4. Denita Sari Oktaviani 2101036097
5. Helein Masseru 2101036142
6. Samsiah Lailil Muharrama 2101036194
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehinggga makalah dari kelompok kami dapat terselesaikan dengan lancer.
Makalah ini terbentuk atas dasar penugasan dari mata kuliah Penganggaran Perusahaan dengan
dosen pengampu Ibu Sitti Rahma Sudirman, S.E., M.Ak. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam pembentukan makalah ini. Maka dari itu, saran dan juga kritik dari para
pembaca sekalian akan sangat membantu dalam penyemputnaan makalah kami untuk ke
depannya. Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu para pembaca sekalian dalam
memahami mengenai Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan. Sekian yang dapat kami
sampaikan, dan terima kasih.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan....................................................................3
2.2 Manfaat Perencanaan dan Penganggaran...........................................................................................4
2.3 Tujuan Penganggaran Perusahaan.....................................................................................................4
2.4 Perbedaan Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan.....................................................................5
2.4 Kendala Dalam Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan........................................8
2.5 Pengendalian dan Evaluasi melalui Penganggaran Perusahaan…………………………………………………………
9
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan atau bisnis yang dimulai tanpa adanya perencanaan yang baik dari sisi
penganggarannya tidak akan mampu bertahan dalam waktu yang lama. Penganggaran bagi
perusahaan merupakan hal yang tak bisa dielakkan karena sifatnya yang fundamental.
Penganggaran juga menjadi salah satu dasar yang menentukan sukses atau tidaknya suatu
Perusahaan karena penganggaran bukan hanya membantu dari sisi perencanaan namun juga
proses kontrol terhadap keuangan suatu perusahaan. Jika tidak ada perencanaan maka tidak
akan berjalan dengan lancar operasional perusahaan. Jika tidak ada penganggaran maka
tidak ada goals yang teridentifikasi secara jelas bagi perusahaan guna direalisasikan.
Penganggaran merupakan sebuah proses yang dapat menjadi perencanaan terhadap
keuangan perusahaan, alokasi dana yang tepat bagi tiap aktivitas atau projek, pedoman
dalam merealisasikan tujuan Perusahaan.
1
1.3 Tujuan Pembahasan
Berikut tujuan dari pembahasan pada makalah ini, yaitu:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem perencanaan dan penganggaran adalah elemen penting lainnya dari sistem
pengendalian hasil keuangan. Salah satu output penting dari sistem perencanaan dan
3
penganggaran adalah rencana tertulis yang menjelaskan kemana arah organisasi (tujuan),
strategi dan target kinerja.
4
didiskusikan, dan diterima pada saat tingkat keberhasilan lebih tinggi dalam
organisasi sebelum tindakan diambil. Penyimpangan negative, yaitu pengukuran
kinerja dibawah level target memberi manajemen puncak sebuah peringatan awal
adanya masalah potensial dan dasar kebenaran baik yang terkait dengan strategi
organisasi atau campur tangan dalam masalah operasi dari anak buah manajer.
5) Tujuan terakhir adalah motivasi. Rencana dan anggaran menjadi target yang
memengaruhi motivasi manajer karena target dihubungkan dengan evaluasi kinerja
dan pada gilirannya berhubungan dengan berbagai imbalan organisasi.
5
● Perencanaan: Lebih abstrak dan strategis, tidak terlalu terikat pada detail
operasional.
● Penganggaran: Lebih terperinci dan operasional, mencakup alokasi dana
untuk setiap aktivitas atau program.
5) Fleksibilitas
● Perencanaan: Lebih fleksibel dan dapat direvisi jika kondisi berubah.
● Penganggaran: Lebih kaku karena melibatkan alokasi dana yang sudah
ditetapkan.
6) Proses
● Perencanaan: Melibatkan pemikiran strategis, analisis lingkungan,
identifikasi peluang dan tantangan, serta pengembangan rencana aksi.
● Penganggaran: Melibatkan estimasi anggaran berdasarkan rencana
operasional, perhitungan pengeluaran dan pemasukan, serta penentuan
alokasi anggaran berdasarkan prioritas.
7) Ketertaritan
● Perencanaan: Merupakan langkah awal sebelum penganggaran dilakukan.
Penganggaran didasarkan pada rencana yang telah dirumuskan.
● Penganggaran: Melibatkan pelaksanaan anggaran sesuai dengan alokasi
yang telah ditetapkan dalam rencana. Terdapat 2 jenis penganggaran yaitu
penganggaran perusahaan dan penganggaran non perusahaan. Penganggaran
dalam konteks perusahaan dan non-perusahaan memiliki perbedaan dalam
lingkup dan tujuannya, yaitu:
a) Penganggaran Perusahaan (Corporate Budgeting):
Penganggaran perusahaan adalah proses perencanaan,
pengembangan, dan pengawasan anggaran untuk seluruh operasional
dan aktivitas suatu perusahaan. Ini mencakup berbagai aspek,
termasuk pendapatan, biaya, investasi, dan keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Tujuan penganggaran perusahaan adalah untuk
mengalokasikan sumber daya dengan efektif, mengelola risiko, serta
memastikan pencapaian tujuan dan kinerja perusahaan secara umum.
b) Penganggaran Non-Perusahaan (Non-Corporate Budgeting):
6
Penganggaran non-perusahaan merujuk pada proses pengelolaan
anggaran di luar lingkup perusahaan atau organisasi bisnis. Ini dapat
mencakup pemerintahan, lembaga nirlaba, atau rumah tangga.
Penganggaran semacam ini melibatkan alokasi sumber daya finansial
untuk berbagai program, proyek, atau kegiatan yang tidak bersifat
bisnis. Misalnya, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan program sosial.
Dalam kedua konteks tersebut, tujuannya adalah mengatur dan mengelola sumber daya
finansial dengan bijaksana. Penganggaran membantu memastikan bahwa dana digunakan
dengan efisien dan efektif sesuai dengan prioritas dan tujuan yang telah ditetapkan.
1) Perencanaan Strategis: Fokus pada tujuan jangka panjang dan arah umum
organisasi. Ini melibatkan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya
dan langkah-langkah besar.
2) Perencanaan Taktis: Lebih terfokus pada langkah-langkah operasional yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategis. Ini melibatkan pengorganisasian
sumber daya dan upaya dalam jangka menengah.
3) Perencanaan Operasional: Ini berhubungan dengan tindakan harian dan proses
operasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan taktis. Ini lebih spesifik dan
rinci dalam lingkupnya.
4) Perencanaan Jangka Pendek: Berfokus pada tindakan yang akan dilakukan dalam
jangka waktu yang sangat pendek, sering kali dalam hitungan minggu atau bulan.
5) Perencanaan Jangka Menengah: Lebih mengarah pada tindakan yang akan
dilakukan dalam jangka waktu satu hingga tiga tahun ke depan.
6) Perencanaan Jangka Panjang: Berbicara tentang tujuan dan tindakan dalam jangka
waktu tiga tahun atau lebih, dan biasanya terkait dengan visi jangka panjang.
7) Perencanaan Fungsional: Melibatkan departemen atau fungsi tertentu dalam
organisasi, seperti pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, dan lain-lain.
7
8) Perencanaan Proyek: Berkaitan dengan mengatur langkah-langkah untuk
menyelesaikan proyek tertentu, termasuk alokasi sumber daya, jadwal, dan tujuan
proyek.
9) Perencanaan Krisis: Merencanakan respons dan tindakan dalam situasi darurat atau
krisis yang dapat mempengaruhi organisasi.
10) Perencanaan Suksesi: Terkait dengan identifikasi dan persiapan individu untuk
mengisi posisi kunci di masa depan dalam organisasi. Tergantung pada konteks dan
kebutuhan organisasi atau situasi, berbagai jenis perencanaan ini dapat diadopsi.
8
bisa saja bagian perencanaan anggaran di kantor pusat akan mendapati kesenjangan
nominal pada biaya-biaya tertentu yang selisihnya bisa relatif banyak.
4) Pengajuan anggaran terlambat
Penyebab dari keterlambatan dalam pengajuan anggaran bisa dari banyak faktor.
Misalnya saja karena media pengajuan anggaran yang masih offline. Di beberapa
institusi mengeluhkan hal yang sama yaitu kesulitan mereka dalam menggabungkan
dokumen pengajuan anggaran dari unit-unit kerja di bawah kantor pusat. Hal ini
menyebabkan “kerja ekstra” bagi bagian perencanaan kantor pusat untuk
menerjemahkan kemudian menggabungkan pengajuan anggaran unit kerja satu
dengan lainnya. Belum lagi karena unit kerja terlambat mengumpulkan dokumen
ajuan anggaran mereka, kantor pusat pun tidak bisa melihat sudah sejauh mana
sebuah unit kerja dalam menyusun pengajuan anggarannya karena masih
menggunakan media offline.
5) Proses persetujuan yang membutuhkan waktu relatif lama
Proses pengajuan anggaran tidak lepas dari yang namanya “Persetujuan” oleh
pimpinan. Review anggaran dari pimpinan sangat penting untuk memastikan para
pengguna anggaran tidak mengusulkan anggaran yang tidak sewajarnya. Namun
dalam proses review atau peninjauan ulang oleh pimpinan ini pun tak lepas dari
kendala. Kendala yang paling sering dihadapi oleh para pengguna anggaran adalah
ketika dibenturkan pada tingginya mobilitas pimpinan. Hal tersebut sering kali
menyebabkan terlambatnya proses review yang nantinya akan merembet pada
terlambatnya pengajuan anggaran.
9
Anggaran dapat diperbaiki sebagai ukuran kinerja dengan menggunakan anggaran parsitipatif
dan insentif non- uang lainnya, menyediakan umpan balik kinerja secara sering, menggunakan
anggaran fleksibel, memastikan bahwa tujuan anggaran mencerminkan realita, dan
membebankan tanggung jawab pada manajer hanya atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan
oleh mereka..
fungsi anggaran sebagai pedoman kerja. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun
sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter.
Proses penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawas khusus (oversight
body) yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran. Sebagai alat
10
pengendalian dalam menyediakan standar bagi evaluasi kinerja, anggaran pada dasarnya dapat
mencakup rencana laba, anggaran kas, dan ramalan neraca yang ketiganya akan dibahas lebih
lanjut dalam uraian sebagai berikut.
2. Anggaran Kas
Anggaran kas adalah suatu ramalan mengenai kebutuhan dan sumber kas. Anggaran kas
digunakan untuk mengantisipasi arus kas masuk dan arus kas keluar sehingga bisnis
dapat mempertahankan tingkat kas optimal (uang di tangan adalah aset tidak produktif).
Anggaran kas juga menyediakan informasi tentang diperlukan atau tidaknya pembiayaan
tambahan untuk mengatasi kekurangan kas.Langkah pertama dalam menyiapkan
anggaran kas adalah dengan membuat daftar seluruh transaksi yang berdampak pada
arus kas. Misalnya, di antara pos-pos yang termasuk ke dalam tanda terima uang tunai
adalah penagihan piutang dagang, penjualan tunai, dan hasil pinjaman. Sementara
pencairan uang tunai dapat meliputi biaya operasional tunai, pembelian bahan baku,
pembelian peralatan dan aset lainnya, serta pembayaran kembali pinjaman bank
(termasuk bunga). Dari sini, akan diperoleh saldo kas bersih yang kemudian dipindahkan
ke periode selanjutnya (bulan atau kuartal, tergantung kepada tingkat rincian dari
anggaran kas) sebagai saldo kas awal. Beberapa bisnis biasanya memiliki saldo kas
minimum yang telah ditentukan sebelumnya dan mereka pertahankan setiap saat.
11
Ramalan neraca merupakan suatu ramalan yang mengantisipasi harta, liabilitas, dan
posisi kekayaan bersih usaha di masa mendatang. Ramalan ini mencakup perkiraan
tingkat aset untuk mendukung target penjualan yang sudah diramalkan. Misalnya, untuk
meningkatkan target penjualan, diperlukan pembukaan gerai eceran lebih banyak lagi,
sehingga diperlukan investasi pada harta tetap. Ramalan ini juga berkaitan dengan
perubahan- perubahan yang mungkin terjadi pada komposisi pendanaan, yakni pinjaman
jangka panjang dan pinjaman jangka pendek dalam tataran yang lebih tinggi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan dari makalah ini adalah perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan apa saja target kita dan bagaimana cara kita untuk mencapai target tersebut.
Sedangkan penganggaran merupakan suatu kegiatan yang menggambarkan perencanaan
dalam bentuk keuangan. Manfaat dari perencanaan dan penganggaran perusahaan sendiri
agar dapat mengetahui target apa saja yang ingin dicapai dalam satu periode dan bagaimana
merealisasikannya secara efisien dan optimal.
Meski terllihat serupa, perencanaan dan penganggaran merupakan dua hal yang
berbeda, namun saling berkaitan satu sama lain. Perencanaan lebih fokus aka napa visi dan
misi perusahaan, target yang harus dicapai, serta langkah-langkah yang sistematis dan tepat
guna terealisasinya visi misi serta target perusahaan. Sedangkan penganggaran merupakan
terjemahan perencanaan dalam bentuk alokasi sumber dana.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ecampuz.com/5-kendala-perencanaan-anggaran-2/
https://www.academia.edu/24847107/perencanaan_dan_penganggaran
https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/ebm501/
https://www.gramedia.com/literasi/perencanaan/
14