Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANGGARAN PENJUALAN

“Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur dalam mata kuliah Anggran perusahaan”

Oleh : Kelompok 3

MASITAH : 3418044

PUNI TANIA PUTRI : 3418078

Dosen Pembimbing:
Suhailah Amatullah

Jurusan Akutansi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (FEBI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

Tahun Ajar 2019 /2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT hanya berkat rahmat-Nya lah hingga
makalah Anggaran Perusahaan ini dapat kami selesaikan secara tepat waktu. Shalawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengubah peradaban dunia
ini dari zaman yang tidak mempunyai moral menuju ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan di dalamnya, maka untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif dari para pembaca dan Dosen Pembimbing demi kesempurnaan
makalah ini.

Bukittinggi, 17 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran Penjualan .................................................................................. 2
B. Kegunaan Anggaran Penjualan ................................................................................... 3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan ......................... 4
D. Cara-Cara Melakukan Penaksiran Anggaran ............................................................... 6
E. Bentuk Anggaran Penjualan........................................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung kepada keberhasilan semua bagian
dan sistem dalam meningkatkan penjualan karena penjualan merupakan hal yang paling
utama dalam mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan atau
kemakmuran pemilik. Perusahaan menyusun perencanaan di segala bidang, salah satunya
adalah bidang penjualan, misalnya dengan menyusun anggaran penjualan. Anggaran
penjualan merupakan suatu rencana dari kegiatan operasional perusahaan yang mencakup
kegiatan penjualan perusahaan selama periode tertentu, jumlah barang yang akan dijual,
harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat penjualan. Anggaran
penjualan juga mempunyai peran penting untuk membantu pihak manajemen dalam
menetapkan kebijakan manajemen terhadap penjualan dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu anggaran
penjualan merupakan anggaran kunci dari semua anggaran dalam perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Anggaran Penjualan?
2. Apa Saja Kegunaan Anggaran Penjualan?
3. Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran penjualan?
4. Apa Saja Cara- Cara Melakukan Penaksiran Anggaran?
5. Bagaimana Bentuk Anggaran Penjualan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Penjualan


Anggaran jualan bearti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual.
Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada
saat tertentu. Penjualan (selling) berarti proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan
penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan
(sales) adalah hasil penjualan atau hasil proses penjualan. Jadi, penjualan penjualan
memiliki arti yang berbeda dengan jualan. Anggaran jualan disusun oleh fungsi penjualan
(dalam hal ini fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi fungsi manjer pemasaran).
Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang
akan dijual perusahaan pada periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan ( revenues)
yang disebut dapatan jualan (sales revenues). Jualan terdiri atas jualan kotor dan jualan
bersih. Jualan bersih diperoleh setelah dikurang dengan potongan dan retur penjualan. 1

Jualan kotor Rp 11.000


Potongan jualan Rp 750
Retur jualan Rp 250
Rp 1.000
Jualan bersih Rp 10.000

Retur jualan (sales return) yaitu dikembalikannya sejumlah barang yang dijual oleh
pembeli kepada penjual akibat tidak sesuai dengan pesanan,misalnya terdapat cacat
tersembunyi, tidak sesuai ukuran, dan kualitas tidak sesuai.
Potongan penjualan (sales discount) adalah potongan harga jual yang diberikan penjual
kepada pembeli, misalnya mendapat potongan karena membeli dalam jumlah yang besar atau
membayar secara tunai.

1
M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Jakarta: Salemba Empat, 2017. Hlm 166

2
B. Kegunaan Anggaran Jualan
Anggaran jualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya. Berhasil tidaknya
sebuah perusahaan bergantuung pada keberhasilan bagian penjualan dalam meningkatkan
jualan. Jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba
secara maksimal. Kesalahan dalam penyusunan anggaran jualan mengakibatkan kesalahan
pada anggaran yang lain.
Dikatakan jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan
karena jualan bagi perusahaan merupakan dapatan, yang umum disebut dengan dapatan
jualan. Bila jualan dapatan lebih besar dari beban (expences) maka perusahaan memperoleh
laba, dan sebaliknya. Bila dapatn jualan lebih kecil dari beban maka perusahaan menderita
rugi. Agar perusahaan memperoleh laba yang maksimal, maka dapatan jualan diusahakan
setinggi-tingginya dan beban ditekan serendah-rendahnya. 2
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas
barang yang dijual atau menaikkan harga jualper unit barang yang dijual. Bila
memungkinkan, kedua cara bias ditempuh. Namun jika tidak memungkinkan, cara lain yang
dapat ditempuh yaitu menurunkan harga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas barang
yang dijual. contoh : saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan harga jual per
unit Rp 10. Kemudian perusahaan meningkatkan harga jual per unit menjadi Rp 11 dan
barang yang dijual meningkat menjadi 1.100 unit. Perusahaan juga dapat menurunkan harga
jual per unit menjadi Rp 9 untuk meningkatkan kuantitas barang yang dijual sebanyak 1.500
unit. Misalnya semula harga pokok barang terjual per unit (beban) Rp 6 dapat ditekan
menjadi Rp 5. Dengan cara demikian laba dapat ditingkatkan seperti perhitungan berikut ini:

Perhitungan harga pokok barang terjual tersebut sebagai berikut.


Semula = 1.000 unit x Rp 6 = Rp 6.000
Kuantitas dan harga meningkat = 1.100 unit x Rp 5 = Rp 5.500
Harga turun dan kuantitas meningkat = 1.500 unit x Rp 5 = Rp 7.500

2
Ibid, hlm 167

3
Keterangan semula Kuantitas dan Harga Harga Turun dan
Meningkat Kuantitas Meningkat
Kuantitas tejual 1.000 unit 1.100 unit 1.500 unit
Harga jual per unit Rp 10 Rp 11 Rp 9
Jualan Rp 10.000 Rp 12.100 Rp 13.500
Harga pokok barang terjual Rp 6.000 Rp 5.500 Rp 7.500
Laba kotor Rp 4.000 Rp 6.600 Rp 6.000

C. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Jualan


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi anggaran jualan yakni sebagai berikut: 3
1) Faktor Pemasaran yang perlu dipertimbangkan seperti:
a) Luas pasar apakah bersifat lokal, regional, nasional, atau internasional
b) Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas
c) Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli konsumen,
apakah konsumen akhir atau konsumen industry.
2) Faktor Keuangan (modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai
kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target jualan yang dianggarkan, seperti
untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk, dan lain-lain.
3) Factor ekonomis yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya
jualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas), atau sebaliknya. Misalnya saat ini
perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan harga jual per unit Rp 100, harga pokok
per unit RP 80, dan beban usaha sebulan Rp 15.000, modal usaha yang diperlukan Rp
20.000. setelah itu perusahaan ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal
usaha menjadi meningkat Rp 25.000, dan bebas usaha meningkat menjadi Rp 18.000.
Harga jual dan harga pokok tidak berubah. Pertanyaannya apakah dengan meningkat
jualan dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis? Perhitungan rentabilitas ekonomis
semula sebagai berikut.

3
Ibid, hlm 168-170

4
Jualan 1.000 unit @ Rp 100 = Rp 100.000
Harga pokok barang terjual 1.000 unit x Rp 80 = Rp 80.000
Laba kotor = Rp 20.000
Beban usaha = Rp 15.000
Laba usaha = Rp 5.000
Rentabilitas ekonomis = 5.000 : 25.000 = 25%

Perhitungan rentabilitas ekonomis setelah jualan meningkat sebagai berikut:


Jualan 1.200 unit @ Rp 100 = Rp 120.000
Harga pokok barang terjual 1.200 unit @ Rp 80 = Rp 96.000
Laba kotor = Rp 24.000
Beban usaha = Rp 18.000
Laba usaha = Rp 6.000
Rentabilitas ekonomis 6.000 : 25.000 = 24%

Pada perhitungan tersebut tampak bahwa jualan meningkat dari Rp 100.000 menjadi Rp
120.000 dan laba usaha juga meningkat dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.000, tetapi
rentabilitas ekonomis turun dari 25% menjadi 24%. Hal ini bearti rencana untuk
meningkatkan jualan dengan menambah modal usaha perlu dilihat kembali (belum dapat
disetujui). Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu memenuhi target jualan
yang disegerakan.
b) Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
4) Faktor kebijakan perusahaan seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor
satu, sehingga kesempatan menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup,
contoh lain, misalnya kebijakan untuk tidak memperluas pabrik, walaupun dari segi
manajemen menguntungkan tetapi karena perusahaanini perusahaan keluarga, maka
dipandang dari sudut pemilik (keluarga), hal ini bearti aka nada pemilik modal baru yang
bukan keluarga. Jadi faktor kebijakan perusahaan dapat membatasi ruang gerak untuk
menyusun anggaran.

5
5) Faktor perkembangan penduduk juga memengaruhi anggaran, misalnya peningkatan
kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan, dan lain-lain.
6) Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan juga memengaruhi
jualan. Misalnya dalam keadaan perang (tidak aman) akan menghambat barang yang
dijual karena harus melalui pemeriksaan yang ketat, bahkan dirampas dan mengalami
kecelakaan perang. Atau kondisi lain, seperti barang yang dijual apakah tidak
bertentangan dengan sosial dan budaya masyarakat, apakah tidak mengganggu
lingkungan, dan apakah tidak dibatasi oleh peraturan pemerintah.
7) Faktor lainnya yang perlu diperhatikan seperti apakah pada musim tertentu anggaran
jualan ditambah atau sampai berapa lama anggaran yang disusun masih dapat
dipertahankan.

D. Cara-Cara Melakukan Penaksiran Anggaran


Proses penyusunan anggaran dibagi ke dalam beberapa tahapan antara lain:4
1) Penentuan pedoman anggaran
Anggaran yang dibuat pada tahun yang akan datang sebaiknya disiapkan beberapa
bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran yang
dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran.
2) Persiapan anggaran
Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran jualan (sales budget) terlebih dahulu
menyusun ramalan jualan (sales forecast). Dalam tahap persiapan anggaran ini,
biasanya diadakan rapat atas bagian terkait saja.
3) Tahap penentuan anggaran
Pada tahap ini, semua manajer dan direksi mengadakan rapat yang meliputi kegiatan:
a. Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran.
b. Mengoordinasikan dan menelaah komponen anggaran.
c. Pengesahan dan pendistribusian anggaran.

4
Pratiwi dan Yuliani, Analisis Perhitungan Anggaran Penjualan Pada Pt Cahaya Lestari Sriwijaya
Palembang. Politeknik Negeri Sriwijaya, thesis, 2018 http://eprints.polsri.ac.id/id/eprint/5350

6
4) Pelaksanaan anggaran
Untuk kepentingan pengawasan, setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran.
Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi.
Berdasarkan definisi diatas dapat dinyatakan bahwa untuk menyusun anggaran
penjualan diperlukan penaksiran-penaksiran (ramalan). Forecast adalah salah satu cara
untuk mengukur atau menaksirkan kondisi bisnis dimasa yang akan datang.
E. Teknik- Teknik Peramalan dan Penafsiran Anggaran
Terdapat tiga metode penganggaran penjualan yaitu :5
1) Metode Least square, dapat dihitung dengan rumus :

Y = a + bX

Dimana

2) Metode Moment, dapat dihitung dengan rumus :

Y = a + bX

Dimana ∑Y = na + b ∑X

∑Y = a + b ∑X2

3) Metode Kuadrat (Trend Garis Lengkung), rumus yang dapat digunakan

Y = a + bX + c(X)2

∑Y = na + c ∑X2
Dimana

∑Y = na + c ∑X2

5
Ibid

7
∑X2Y = a ∑X2 + ∑X4

Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a = Nilai konstan
b = Koefisien arah regresi
n = Banyak data
Menurut Munandar ada beberapa metode untuk melakukan penaksiran- penaksiran
penjualan yang dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Yang bersifat kualitatif (nonstatistical method atau opinion method), ialah cara
penaksiran yang menitikberatkan pada pendapat seseorang. Adapun beberapa cara
penaksiran kualitatif semacam ini antara lain:
a. Pendapat pimpinan bagian pemasaran (excecutive opinion).
b. Pendapat para petugas penjualan (salesman).
c. Pendapat lembaga- lembaga penyalur (channel of distributions).
d. Pendapat konsumen (melalui penelitian pasar).
e. Pendapat para pengamat atau para ahli yang dipandang memahami (konsultan).
2. Yang bersifat kuantitatif (statistical method), ialah cara penaksiran yang
menitikberatkan pada perhitungan- perhitungan angka dengan menggunakan
berbagai metode statistika. Adapun cara penaksiran kuantitatif semacam ini, antara
lain:
a. Cara yang merdasarkan diri pada historis (data pengalaman di waktu lalu) dari
satu variabel saja, yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri, antara lain:
1) Metode trend bebas (free hand method).
Metode trend bebas menentukan bahwa garis patah- patah yang dibentuk oleh
data historis, diganti atau diubah menjadi sebuah garis lurus dengan cara bebas,
berdasar pada perasaan (intuisi) dari orang yang bersangkutan.

8
2) Metode tren setengah rata- rata (semi average method)
Menurut metode ini, garis lurus yang dibuat sebagai pengganti garis patah-
patah dibentuk dari data historis tersebut, diperoleh dengan perhitungan-
perhitungan statistika dan matematika tertentu, sehingga unsur subjektif dapat
dihilangkan. Rumus yang digunakan:

Y’ = a + bX
Dimana
b = (x kelompok II – (x kelompok I)

Keterangan :
a = rata- rata kelompok
x = jumlah tahun dari periode dasar

3) Metode trend moment


Menggunakan cara perhitungan statistika dan matematika tertentu untuk
mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti garis patah- patah yang
dibentuk oleh historis perusahaan. Rumus yang digunakan adalah:

Y’ = a + bX

Dimana
∑X Y = a∑ X + b ∑ ∑ Y = an + b ∑ X 2
X2
Keterangan:
Y = data historis
Y’ = nilai trend moment
X = parameter pengganti waktu (bulan)
4) Metode trend kuadrat terkecil (least square method)
Metode ini hanyalah penyederhanaan dari metode trend moment. Rumus yang
digunakan adalah:
Y’ = a + bX a = ∑Y
9
n
Dimana

b = ∑XY

Keterangan:
Dengan asumsi ∑ X = 0
Y = data historis
Y’ = nilai trend kuadrat terkecil
X = parameter pengganti waktu (bulan)
5) Metode trend kuadratik (parabotic method)
Metode ini digunakan jika deretan data historis cenderung mengarah ke garis
melengkung berbentuk parabola. Rumus yang digunakan adalah:

Y’ = a + bX + cX ∑ Y = an + c ∑ X 2
Dimana ∑ XY = b∑ X 2

Keterangan:
Y = data historis
Y’ = nilai trend kuadratik
X = parameter pengganti waktu (bulan)
b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dan variabel yang akan ditaksir
beserta hubungannya dengan variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh
yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang akan ditaksir tersebut:
1) Metode regresi tunggal (single regression), dimana penaksiran hanya
menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau variabel tak bebas, dan satu
variabel yang mempengaruhi atau bebas.
2) Metode regresi berganda (multiple regression), dimana penaksiran
menggunakan satu variabel yang dipengaruhi atau variabel bebas.
c. Cara penaksiran yang menggunakan metode- metode statistik (trend ataupun
regresi) yang ditetapkan sebagai analisis khusus, misalnya:

1) Analisis industri ataupun analisis pangsa pasar (market shares).

10
2) Analisis jenis- jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan (product line
analisis).
3) Analisis pemakaian akhir dari produk (end used analysis).

F. Bentuk Anggaran Jualan


Tidak ada suatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan jika akan
menyusun anggaran penjualan. Ini bearti tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk
menentukan bentuk serta formatnya. Namun harus mencakup rencana tentangjenis mutu
(kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga (price)
barang yang dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah penjualan).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggaran jualan bearti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual.
Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu dan pada
saat tertentu. Penjualan (selling) berarti proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan
penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan
(sales) adalah hasil penjualan atau hasil proses penjualan. Jadi, penjualan penjualan
memiliki arti yang berbeda dengan jualan. Anggaran jualan disusun oleh fungsi penjualan
(dalam hal ini fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi fungsi manjer pemasaran).
Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang
akan dijual perusahaan pada periode tertentu.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan sedikit tentang Anggaran Penjualan. Kami mengetahui bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penulisannya, bahasa dan lain sebaginya. Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat
memberikan pengetahuan yang benar kepada pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Nafarin. 2017. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.


Pratiwi dan Yuliani. 2018. Analisis Perhitungan Anggaran Penjualan Pada Pt Cahaya
Lestari Sriwijaya Palembang. Thesis. Politeknik Negeri Sriwijaya..

http://eprints.polsri.ac.id/id/eprint/5350

13

Anda mungkin juga menyukai