Kelas / Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
: Kewirausahaan
: XI /Genap
: Merencanakan Usaha Kecil/ Mikro
: 3.2. Menganalisis Aspek Aspek Perencanaan
Usaha berdasar Pemasaran
: 12 Jam pelajaran @ 45 menit
TUJUAN KEGIATAN BELAJAR
1.
2.
3.
4.
5.
URAIAN MATERI
A. PENGERTIAN PEMASARAN
Salah satu kegiatan penting dalam setiap perusahaan disamping produksi, pembelajaran adalah
pemasaran Pemasaran dapat diartikan segala aktivitas yang dikerjakan untuk memindahkan
barang/jasa dari produsen kepada konsumen.
kegiatan pemasaran antara lain : promosi, negosiasi, distribusi, pelayanan prima, penetapan harga
jual, dll.
a. Menurut WY. Stanton
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan
untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun
potensial.
b. Menurut H. Nystrom
Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke
tangan konsumen.
c. Menurut Philip dan Duncan
Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk
menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
d. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association
Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang
dan jasa dari produsen ke konsumen.
c. Sebagai alat bantu manajemen di dalam menetapkan neraca dan daftar rugi/laba
Untuk jelasnya di bawah ini diberikan beberapa contoh di dalam menetapkan harga jual barang
dagangan.
a. Penetapan harga oleh pedagang
Penetapan harga ini ditetapkan oleh para pedagang dengan cara menambahkan suatu selisih
(margin) harga tertentu di atas harga pembelian yang dibayarkan kepada penjual/produsen,
jumlah margin (selisih) harga pembelian akan mereka terima dari berbagai macam barang
diharapkan dapat menutup seluruh mengharapkan ada laba.
Contoh perhitungan sebagai berikut :
Diketahui :
1. Jumlah biaya operasional adalah sebesar Rp. 400.000,00 tiap bulan.
2. Jumlah penjualan barang Rp. 3.000 buah
3. Harga pembelian barang Rp. 2.000,00 tiap bulan.
4. Selisih harga adalah 10 % dari Rp. 2.000,00 = Rp. 200,00
Ditanyakan Hitunglah laba akhir triwulan sebelum pajak !
1. Hasil penjualan 3 x 3.000 x Rp. 2.200
= Rp. 19.800.000,00
2. Harga pembelian barang 3 x 3.000 x Rp. 2.000 = Rp. 18.000.000,00 (-)
Laba kotor= Rp. 1.800.000,00
3. Biaya operasional 3 x Rp. 400.000
= Rp. 1.200.000,00 (-)
4. Laba sebelum pajak
= Rp.
600.000,00
b. Penetapan harga oleh produsen/penjual
Cara penetapan harga ini, yaitu dengan biaya pengadaan suatu barang ditambah margin,
oleh para produsen. Dalam hal ini produsen merencanakan jumlah barang yang akan
diproduksi dan yang akan pasarkan selama masa tertentu, serta menghitung jumlah bahan
baku, bahan pembantu, dan biaya lain yang berhubungan langsung dengan pengadaan
barang tertentu, antara lain upah pekerja, listrik, dan sebagainya.
Contoh :
Toko Makmur di Bandung membeli kaos oblong sebanyak 2000 potong dengan harga Rp.
5.000,00 per potongnya. Ongkos pengiriman barang Rp. 50.000,00. ongkos pemeliharaan
dan biaya promosi sebesar Rp. 150.000,00. Sedangkan laba yang diharapkan adalah 10 %
dari harga pokok.
Ditanyakan :
a. Harga pokok kaos oblong
b. Laba yang diharapkan toko
c. Harga jual kaos oblong Jawabannya
Harga beli kaos oblong 2.000 potong x Rp. 5.000,00 x 10.000
Biaya-biaya :
a. Ongkos pengiriman
Rp. 50.000,00
b. Pemeliharaan dan promosi barang
Rp. 150.000,00 +
Rp. 200.000,00
a. Harga pokok kaos oblong
b. Laba yang diharapkan toko makmur 10 %
10.200.000,00
102.000,00
10.302.000,00
Rp.10.302.000
Rp.5.151
2.000
2. PROMOSI
Promosi adalah kegiatan dalam pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk
yang sesuai dengan permintaan para konsumen.
Kombinasi promosi (promotion mix) meliputi :
a. Advertising (iklan) menitik beratkan pada penggunaan media (cetak, elektronik)
b. Personal selling, ada interaksi langsung antara penjual dengan pembeli.
c. Promosi penjualan, misal : logo, merk, kemasan, pameran, demonstrasi, dll.
Rp.
Rp.
Rp.
1.000.000,00
500,00
per unit
2.000,00
per unit
Kemudian oleh perusahaan diadakan promosi dengan biaya permintaan akan barang bertambah
1000 unit. Dengan pengelola usaha harus dapat menghitung :
1. Jumlah penjualan dan laba sebelum diadakan promosi.
2. Jumlah penjualan dan laba sesudah diadakan promosi.
3. Peningkatan penjualan dan laba sesudah diadakan promosi.
Perhitungan sebagai berikut :
1. Biaya tetap per unitnya Rp. 1.000.000,00
= Rp.1.000,00
1.000
Biaya tidak tetap per unitnya
= Rp.5.000,00
Harga pokok per unitnya
= Rp.1.500,00
Harga jual per unitnya
= Rp.2.000,00
Laba per unitnya Rp. 2.000,00 - Rp. 1.500,00 = Rp. 500,00
Jadi jumlah laba perusahaan sebelum diadakan promosi adalah :
Rp. 500,00 x 1000
= Rp. 500.000,00
2. Biaya tetap per unitnya Rp. 1.000.000,00
= Rp. 500,00
2.000
Harga pokok per unitnya
= Rp.1.100,00
Harga jual per unitnya
= Rp.2.000,00
Laba per unitnya Rp. 2.000,00 - Rp. 1. 100,00 = Rp. 900,00
Jumlah laba perusahaan sesudah diadakan promosi
Rp. 900,00 x 2000
= Rp.1.800.000,00
3. Keterangannya sebagai berikut :
- Sebelum promosi jumlah barang 1000 unit, keuntungan per unitnya Rp. 500,00 dan jumlah
laba keseluruhannya Rp. 500.000,00
- Sesudah promosi jumlah barang 2000 unit, keuntungan per unitnya Rp. 900,00 dan jumlah
laba keseluruhannya Rp. 1.800.000,00
- Peningkatan labanya sebesar Rp. 1.800.000,00 - Rp. 500.000,00 = Rp. 1.300.000,00 (satu
juta tiga ratus ribu rupiah)
3. NEGOSIASI
Negosiasi merupakan ujung tombak bagi keberhasilan di dalam usaha. Para pengusaha sebagian
besar waktunya dipergunakan untuk bernegosiasi dengan mitra usahanya. Oleh karena itu para
pengelola usaha perlu meningkatkan dan merumuskan tentang bagaimana cara untuk
memenangkan suatu negosiasi dalam usaha.
Dengan adanya negosiasi yang tepat dan penuh kreatif, berarti akan memperkaya perusahaan
dengan keuntungan yang berlipat ganda (memuaskan). Memperbanyak negosiasi dalam usaha
memang sangat penting sekah, agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
serta memperoleh suatu keuntungan.
Di bawah ini dimuat taktik cara bernegosiasi yang perlu dipelajari dan dikembangkan oleh para
pengelola usaha, sebagai berikut :
a. Memberi pilihan
Untuk memenangkan negosiasi di dalam usaha, para pengelola usaha harus dapat
memberikan jasa pilihan kedua, yaitu menurunkan syarat-syaratnya karena suatu kualitas
barangnya.
b. Lelang
Cara negosiasi usaha disini, berhubungan dengan banyaknya calon mitra bisnisnya. Mereka
semua bersaling sendiri di dalam memenuhi persyaratan-persyaratan yang diajukan dalam
bisnis.
c. Menipu (foking)
Para pengelola usaha yang menerapkan negosiasi cara ini, pada umumnya senang menipu
(foking) calon mitra bisnisnya dengan menciptakan seolah-olah lebih banyak mengetahui
tentang informasi dalam bisnis pada hal kenyataannya tidak banyak mengetahui tentang
informasi bisnis.
d. Kalah untuk Menang
Dalam hal ini pengelola usaha harus mengolah dalam hal tertentu, sehingga akan
mengesankan sebagai seorang pengusaha yang baik dan sangat lemah dalam bisnis.
Dengan melihat dan memperhatikan kelengahan mitra bisnisnya. Sedikit demi sedikit
pengelola usaha akan menghasilkan korsesikonsesinya.
e. Pura-pura tidak cocok
Dengan pura-pura tidak cocok, misalnya barang-barang ada cacat, maka mitra bisnisnya
akan menurunkan syarat-syarat penawarannya.
f. Ya atau Tidak
Dengan tak-tik negosiasi ini, pengelola usaha akan memberikan ultimatum kepada calon
mitra bisnisnya untuk menerima apa yang ditawarkan persis apa adanya. Ultimatum itu perlu
dijalankan dan dibawakan dengan mimik yang serius. Sehingga mitra bisnisnya akan
memrasa khawatir di dalam negosiasi.
g. Pura-pura batal
Pengelola usaha di sini berpura-pura batal didalam bisnisnya dan membatalkan
negosiasinya. Akan tetapi, tanpa sepengetahuan calon mitra bisnisnya, tetapi berjuang untuk
mencapai keberhasilan dalam bisnis.
4. DISTRIBUSI
Pendistribusian adalah penyebaran produk dari produsen sampai kepada para konsumen. Dengan
adanya distribusi, transaksi usaha dapat berjalah dengan lancar.
a. Didalam pendistribusian produknya, seorang wirausahawan dapat menempuh cara sebagai
berikut :
1) Distribusi langsung : yaitu dari produsen langsung pada konsumen.
2) Distribusi tidak langsung : yaitu dari produsen melalui perantara (agen pabrik, agen,
kornisioner, makelar, pangecer, dll) baru sampai kepada konsumen.
3) Distribusi semi langsung : yaitu produsen memiliki agen, toko untuk menyalurkan kepada
konsumen miliknya sendiri.
b. Intensitas intensif
1) Distribusi intensif
Diusahakan sebanyak mungkin dapat menjual produknya sebanyak-banyaknya, dengan
persyaratan :
2)
3)
5. PELAYANAN PRIMA
Pelayanan prima pada dasarnya adalah memberikan pelayanan kepada para pembeli/pelanggan
dengan sebaik-baiknya. Pelayanan prima merupakan prinsip-prinsip dasar pelayanan kepada para
pembeli/pelanggan. Pelayanan prima dapat dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip A3 yaitu
sikap (attitude), perhatian (attention), dan tindakan (action).
1. Prinsip-prinsip berdasarkan konsep sikap
Pelayanan prima yang berdasarkan prinsip pada sikap (attitude) adalah sebagai berikut :
a. Penampilan sopan santun dan serasi.
Penampilan sopan santun dan serasi adalah cara penampilan diri penjual secara sopan
santuan dan harmonis atau serasi dengan yang seharusnya secara wajar. Bagi seorang
penjual, berpenampilan yang sopan santun, menarik dan serasi sangat penting, serta
sangat disenangi oleh para pembeli/pelanggan. Agar dapat berpenampilan menarik,
sopan santun, dan serasi atau sesuai dengan profesinya, maka seorang penjual perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut
1) Berbusana yang baik dan wajar serta serasi dalam penampilan
2) Berdandan, berhias, serta menarik dan serasi dalam penampilan.
b. Pelayanan berpikiran positif, sehat dan logis
Pelayanan berpikiran positif, sehat dan logis artinya berpikir positif dan sehat logis serta
masuk akal. Secara lebih rinci cara berpikir positif dalam melayani pembeli/pelanggan
adalah sebagai berikut :
1) Tidak mencari atau memanfaatkan kelemahan pembeli/pelanggan;
2) Tidak bersikap apriori terhadap pembeli/pelanggan;
3) Melayani pembeli/pelanggan secara terhormat.
c. Pelayanan sikap menghargai
Pembeli/pelanggan yang merasa dihargai tentunya akan terpengaruh untuk
melaksanakan hubungan usaha atau bisnis dengan pihak penjual atau perusahaan.
Menampilkan sikap menghargai pembeli/pelanggan merupakan persyaratan penting bagi
para penjual. Di bawah ini diuraikan cara-cara melayani para pembeli/pelanggan dengan
sikap menghargai, yaitu :
1) Gunakanlah tutur bahasa yang baik disertai senyuman manis;
2) Menghadapi pembeli/pelanggan dengan sikap sopan santun dan ramah tamah;
3) Setiap pembeli/pelanggan harus dilayani dengan memuaskan;
4) Janganlah membeda-bedakan pembeli/pelanggan hanya karena sudah kenal atau
famili;
5) Dengarkanlah dan catat setiap permintaan kebutuhan pembeli/ pelanggan;
6) Usahakan kebutuhan pembeli/pelanggan akan barang dan jasa dapat terpenuhi;
7) Dengarkanlah dengan penuh perhatian apabila pembeli/pelanggan mengemukakan
saran atau pendapatnya;
8) Tunjukanlah sikap simpatik dan perasaan senang dalam menghadapi pembeli/
pelanggan;
9) Usahakanlah sikap menghargai kepada pembeli/pelanggan secara konsisten;
10) Terimalah para pembeli/pelanggan itu sebagaimana adanya dan secara wajar.
Pembeli/pelanggan merupakan jiwa perusahaan, mereka harus diperlakukan seperti
raja, artinya mereka harus mendapat pelayanan prima, sehingga menyenangkan
dan memuaskan. Jiwa yang ikhlas, sikap yang terbuka dan menyenangkan,
merupakan unsur yang perlu diperhatikan dan dimiliki oleh setiap penjual untuk
disajikan kepada para pembeli/pelanggan. Sikap dengan penuh bersahabat dapat
memberikan. iklim yang baik bagi terjadinya jual beli dan kemungkinan besar akan
mcnjadi langganan tetap.
2. Prinsip-prinsip berdasarkan konsep perhatian
Sesungguhnya pelayan yang diharapkan oleh calon pembeli/pelanggan adalah penerimaan
baik dari penjual, yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan
informasi yang cukup mengenai barang dan jasa yang dibutuhkannya. Dalam hal ini, tentunya
pihak penjual harus berusaha memberikan yang sebaik-baikhya agar calon
pembeli/pelanggan dapat secara bebas memilih dan mempertimbangkan dalam suasana dan
kesan yang menyenangkan. Adapun prinsip-prinsip pelayanan prima yang berdasarkan pada
konsep perhatian (attention), adalah sebagai berikut :
a. Mendengarkan dan memahami
Pentingnya respon mendengarkan merupakan syarat mutlak untuk berkomunikasi dalam
kegiatan usaha atau bisnis. Apabila seorang penjual gagal di dalam mendengarkan
pembicaraan atau pertanyaan pembeli/ pelanggan, hal ini merupakan awal kegagalan
dalam hubungan transaksi jual beli. Kegagalan dalam mendengarkan juga dapat
berpengaruh terhadap pemahaman kebutuhan para pembeli/pelanggan.
Tahapan yang efektif dalam mendengarkan dan memahami kebutuhan para
pembeli/penjual adalah sebagai berikut :
1) Mendengarkan dengan baik dan bersungguh-sungguh semua tutur kata pada
pembeli/pelanggan berkaitan dengan kebutuhannya;
2) Mencatat secara cermat dan tepat mengenai apa-apa yang dibutuhkan para
pembeli/pelanggan terhadap barang dan jasa;
3) Berusaha memahami semua kebutuhan para pembeli/pelanggan barang-barang dan
jasa;
4) Menjelaskan kembali kebutuhan pembeli/pelanggan tentang barang-barang dan jasa;
5) Berusaha mewujudkan dan memenuhi kebutuhan pembeli/pelanggan barang dan
jasa.
Jangan berjanji kepada calon pembeli, kalau tidak dapat memenuhi janji itu.
Jangan memuji barang sendiri setinggi langit dan mencela barang saingan di
hadapan pembeli.
Pelanggan adalah orang yang membeli atau menggunakan suatu barang atau
jasa secara tetap dan berkesinambungan.
b. Mengamati dan menghargai
Kita mengetahui bahwa tidak semua pembeli/pelanggan itu baik, jujur dan konsekuen.
Telah banyak kejadian yang dikemukakan, baik di toko-toko atau di supermarket, adanya
pencurin barang, dan penipuan yang dilakukan oleh oknum pembeli/pelanggan. Dalam
kehidupan sehari-hari, bukan hanya pencurian yang perlu diamati. Tetapi juga terjadap
pembeli/pelanggan yang mengajukan kredit barang atau jasa, tidak sedikit oknum
pembeli/pelanggan yang tidak jujur dan konsekuen terhadap janjinya. Di sini para
penjual harus memahami konsep perilaku mencerminkan pelaksanaan pelayanan prima.
c. Mencurahkan perhatian pada pelanggan
Dalam menanggapi keluhan pelanggan, para penjual perlu memperhatikannya dengan
cara :
1) Sabar dalam menghadapi pembeli/pelanggan;
2) Berusaha mengubah kekecewaan pembeli/pelanggan, menjadi rasa kepuasan;
3) Panggilan nama pembeli/pelanggan;
4) Jangan menanggapi kritik dari pembeli/pelanggan;
5) Jika permasalahan sudah selesai, segeralah bertindak sebelum pembeli berubah
pikiran;
6) Meminta maaf, sekalipun kesalahan bukan di pihak penjual;
7) Selalu sadar bahwa pembeli/pelanggan menginginkan pemecahan permasalahnya;
8)
SOAL EVALUASI
1. Kegiatan marketing mix dilakukan dengan
memadukan berbagai hal, satu
diantaranya adalah faktor harga.
Kebijakan penentuan harga dominan
dipengaruhi oleh .
A. Kebutuhan pasar
B. Kondisi perekonomian
C. Permintaan pasar
D. Rantai distribusi
E. Pesaing
2. Dalam melakukan strategi pemasaran,
harus dilakukan segmentasi pasar, hal
berikut tidak dapat digunakan sebagai
pijakan melakukan segmentasi pasar ..
A. Gegrafis
B. Life style
C. Perilaku
D. Agama
E. Jenis usaha
A. Strategi produk
B. Strategi harga
C. Strategi promosi
D. Strategi distribusi
E. Marketing mix
A.
B.
C.
D.
E.
Lelang
Memberi pilihan
Pura - pura batal
Kalah untuk menang
Pura-pura tidak cocok