Anda di halaman 1dari 22

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL

Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah penganggaran perusahaan

Dosen pengampu : Eko Dyah Nurkhayati, SE.,M.Si

Disusun oleh

Ragil putri anggarini 205211011

Erna puspitasari 20521104

Ayu astuti 205211093

Dhani Rizky T 205211105

MANAJEMEN BISNIS SARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SURAKARTA

2022
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan penjualan memiliki peranan penting dalam meningkatkan jualan. Sebuah


perusahaan tidak akan mempu bertahan apabila perusahaan tersebut tidak dapat menjual
produk barang maupun jasa yang mereka hasilkan. Kegiatan penjualan dapat dibaratkan
sebagai jantung dari sebuah perusahaa.

Salah satu ciri dari seuatu sistem ekonomi yang kapitalis yaitu adanya produk
spekulasi yaitu memproduksi barang maupun jasa sebelum menerima sebuah pesanan dari
seorang pelanggan. Sebuah perusahaan yang memproduksi produk spekulasi dalam proses
produksinya akan dilakukan sesuai dengan apa yang disukai oleh konsumen dan mencoba
untuk menjual hasil produknya tersebut.

Pada bab ini kami akan membahas tentang beberapa sub bab yang termasuk kedalam
“Penyusunan Anggaran Operasional”. Hal tersebut mencakup tentang pengertian anggaran
julan dan manfaatnya, penyusunan anggaran jualan, pengertian anggaran produk, penyusunan
anggaran produk.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjabaran latar belakang diatas kita dapat menarik sebuah rumusan masalah
dari persoalan diatas yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Jualan dan Manfaatnya?


2. Apa yang dimaksud dengan Penyusunan Anggaran Jualan dan Ilustrasikan ?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengertian dari Anggaran Pokok ?
4. Bagaimana penyusunan anggaran produk ?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dibuatnya makala sederhana ini yaitu untuk :

a. Mengetahui apa itu Anggaran jualan beserta manfaatnya dan Anggaran Produk.
b. Mengetahui bagaimana menyusun anggaran jualan dan anggaran produk.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Jualan

A. Pengertian Anggaran Jualan

Anggaran jualan memiliki artu yaitu anggaran hasil penjualan atau hasil proses
menjual. Menjual atau sering disebut dengan self merupakan kegiatan menyerahkan suatu
kepada pembeli dengan harga harga tertentu dan pada saat tertentu. Penjualan atau selling
yaitu kegiatan menjual dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk di distribusikan
kepada konsumen. Sedangkan Jualan atau sales yaitu kegiatan menjual atau hasil proses
penjualan. Penjualan memiliki arti yang berbeda dengan jualan.

Angaran penjulan disusun oleh fungsi penjualan yang dimaksudnya dalam hal ini
adalah fungsi dari manajer penjualan atau yang lebih luas lagi yaitu fungsi manajer
pemasaran. Menurut buku yang ditulis oleh (Nafarin, 2007) yang dimaksud dengan Anggaran
Jualan yaitu rencana tertulis yang disajikan dalam bentuk angka dari produk yang akan dijual
oleh perusahaan pada periode tertentu.

Yang dimaksu anggaran penjualan menurut (Ibnu, 2021), anggaran penjualan yaitu
anggaran yang sudah direncanakan secara lebih terkait penjualan pada suatu produk
perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Selain itu ada beberapa ahli yang mengungkapakan
pengertian dari angaran jualan yaitu sebgai berikut :

a. Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu yang dimaksud dengan anggaran jualan
adalah bugdet yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan
selama periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis
barang yang akan dijual, jumlah, hatga dl.
b. Menurut Munandar (2011) yang dimaksud denggan anggran jualan yaitu seuatu
rencana yang disusun secara sistematis yang didalamnya meliputi semua aktivitas
perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit atau kesatuan moneter dalam
jangka waktu tertentu.

Dari beberapa penjabatan diatas dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan anggaran jualan yaitu dasar penyusunan dari anggaran lainnya dan
umumnya akan dilakukan penyusuanan terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya
dan dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan data yang disajikan dalam bentuk moneter
atau angka.

Jualan merupakan unsur dapatan yang disebut dengan dapata jualan (sales
revenues).julan terdiri dari jualan kotor dan jualan bersih. Jualan bersih diperoleh setelah
pengurangan dengan potongan jualan dan retur jualan. Potongan jualan (sales discount) yaitu
potongan harga jual yang diberikan penjual kepada pembeli. Sedangkan retur jualan (sales
return) yaitu dikembalikkannya sebuah barang yang dijual, oleh pembeli kepada penjual
akibat tidak sesuai dengan pesanan. Sebagai contoh :

Jualan Kotor Rp. 11.000


Potongan jualan Rp. 750

Retur jualan Rp. 250 –

Rp. 1.000 –

Jualan bersih Rp. 10.000

B. Manfaat Anggaran Jualan

Anggaran Jualan merupakan anggaran kunci pada sebuab perusahaan alam anggaran
jualan memiliki dua manfaat utama yaitu sebagai berikut :

1. Anggaran jualan digunakan sebagai dasar penyusuanan anggaran lainnya


2. Anggaran jualan sebagai ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan dalam
memperoleh laba.

Selain dua manfaat utama diatas anggaran jualan juga memiliki fungsi yang lain yaitu
sebgaai berikut:

1. Anggaran jualan dapat digunakan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap
pelaksanaan pada devisi pemasaran.
2. Dapat dijadikan sebagai alat pengorganisasian
3. Digunakan sebagai alat pengawas dari seorang manajemen

C. Penyusunan Anggaran Jualan

Faktor faktor yang mempengaruhi anggaran jualan antara lain faktor pemasaran,
faktor keuangan ( modal kerja), faktor ekonomis, faktor Teknis, faktor kebijakan
perusahaan, faktor perkembangan penduduk, faktor kondisi negara, dan faktor lainnya.

 Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan seperti


a. Luas pasar, apakah lokasi,regional, nasional, atau internasional
b. Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli,oligopoli, atau bebas
c. Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli konsumen,
apakah konsumen akhir atau konsumen industry.
Faktor keuangan ( modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan anatara lain
mengenai kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target jualan yang sianggarkan,
seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk, dan lain2

Faktor ekonomis yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan


meningkatnya jualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas), atau sebaliknya, misalnya saat
ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengang harga jual per unit Rp. 100, harga pokok
per unit Rp. 80, dan beban usaha sebulan Rp. 15.000, modal usaha yang diperlukan Rp.
20.000 setelah itu perusahaan ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal usaha
menjadi meningkat Rp. 25.000, dan beban usaha meningkat menjadi Rp. 18.000 . harga jual
dan harga pokok tidak berubah. Pertanyaannya apakah dengan meningkat jualan dapat
meningkatkan rentabilitas ekonomis? Perhitungan rentabilitas ekonomis semula sebagai
berikut.

Jualan 1.000 unit @ Rp. 100 = Rp. 100.000

Harga pokok barang terjual 1000 unit x Rp.80 = Rp. 80.000

Laba kotor = Rp. 20.000

Beban usaha = Rp. 15.000

Laba usaha = Rp. 5.000

Rentabilitas ekonomis = 5.000 = 25%

20.000

Perhitungan rentabilitas ekonomis setelah jualan meningkat sebagai berikut

Jualan 1.200 unit @ Rp. 100 = Rp. 120.000

Harga pokok barang terjual 1.200 unit x Rp. 80 = Rp. 96.000

Laba kotor = Rp. 24.000

Beban usaha = Rp. 18.000

Laba usaha = Rp. 6.000

Rentabilitas ekonomis = 6.000 = 24%

25.000

Pada perhitungan tersebut tampak bahwa jualan meningkat dari rp. 100.000 menjadi Rp.
120.000 dan laba usaha juga meningkat dari Rp. 5.000 menjadi Rp. 6.000 tetapi rentabilitas
ekonomis turun dari 25% menjadi 24% hal ini berarti rencana untuk meningkatkan jualan
dengan menambah modal usaha perlu dikaji Kembali ( belum dapat disetujui)

 Faktor teknis yang perlu diperhatikan anatara lain


a. Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu memenuhi target
jualan yang diselenggarakan
b. Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah
Sebagai ilustrasi penyusunan anggaran jualan digunakan data perusahaan kecap asli yang
mempunyai data jualan kecap srlama 5 tahun seperti berikut

Tahun Triwulan Setahun

I II III IV
2011 28 32 36 34 130

2012 32 35 38 40 145

2013 36 37 38 39 150

2014 40 40 42 43 155

2015 44 41 41 44 170

Jumlah 100 185 195 200 700

Rata rata 36 37 39 40

% 23,68 24,34 25.66 26,32 100

Daerah penjualan, yaitu Banjarmasin ( Bjm) dan martapura ( Mtp) dengan perbandingan 2:1
berikut harga jual per botol kecap

Banjarmasin martapura

Kecap sedang Rp. 500 Rp. 600

Kecap manis Rp. 600 Rp. 750

Kecap asin Rp. 500 Rp. 600

Distribusi penjualan tiap jenis produk ( barang) ditaksir untuk kecap sedang sebanyak 50%
kecap manis sebanyak 30% dan kecap asin sebanyak 20%

Dari data tersebut dibuatlah ramalan jualan tahun 2016. Apabila ramalan jualan
menggunakan metode kuadrat terkecil maka perhitungannya akan tampak

N Tahun Jualan (Y) X X2 Xy

1 2011 130 0 0 0

2 2012 145 1 1 145

3 2013 150 2 4 300

4 2014 165 3 9 495

5 2015 170 4 16 680


∑ 760 10 30 1.620

b = 5 x 1.620 - 10 x 760 = 10 a = 760 = 10 x 10 = 132

5 x 39 – (10)2 5 5

Persamaan tren garis lurus Y = a + bX

Y = 132 + 10X

Persamaan tren garis lurus 2016 = 132 + 10 (5) = 182

Ramalan jualan kecap tahun 2016 sebanyak 182 botol untuk daerah Banjarmasin dan
martapura dengan perbandingan 2 : 1

Banjarmasin 2/3 x 182 = 121 botol

Martapura 1/3 x 182 = 61 botol +

Jumlah = 182 botol

Banjarmasin

Kecap sedang 50% x 121 = 61 botol

Kecap manis 30% x 121 = 36 botol

Kecap asin 20% x 121 = 24 botol +

Jumlah 121 botol

Martapura

Kecap sedang 50% x 61 = 31 botol

Kecap manis 30% x 61 = 18 botol

Kecap asin 20% x 61 = 12 botol +

Jumlah 61 botol

Total 182 botol

Banjarmasin

Triwulan I

Kecap sedang (23,68% x 61 = 14 botol) x Rp. 500 = Rp. 7000

Kecap manis (23,68% x 36 = 9 botol) x Rp. 600 = Rp. 5.400


Kecap asin (23,68% x 24 = 6 botol ) x Rp. 500 =Rp. 3.000

Jumlah = 29 botol = Rp. 15.400

Triwulan II

Kecap sedang (24,34% x 61 = 15 botol) x Rp. 500 = Rp. 7.500

Kecap manis (24,34% x 36 = 9 botol) x Rp. 600 = Rp. 5.400

Kecap asin (24,34% x 24 = 6 botol ) x Rp. 500 =Rp. 3.000

Jumlah = 30 botol = Rp. 15.900

Triwulan III

Kecap sedang (25,66% x 61 = 16 botol) x Rp. 500 = Rp. 8.000

Kecap manis (25,66% x 36 = 9 botol) x Rp. 600 = Rp. 5.400

Kecap asin (25,66% x 24 = 6 botol ) x Rp. 500 =Rp. 3.000

Jumlah = 31 botol = Rp. 16.400

Triwulan IV

Kecap sedang (26,32% x 61 = 16 botol) x Rp. 500 = Rp. 8.000

Kecap manis (26,32% x 36 = 9 botol) x Rp. 600 = Rp. 5.400

Kecap asin (26,32% x 24 = 6 botol ) x Rp. 500 =Rp. 3.000

Jumlah = 31 botol = Rp. 16.400

Total triwulan I + II + III + IV+ = 121 botol (bt) = Rp. 64.100

Martapura :

Triwulan I

Kecap Sedang (23,68% x 31 = 7 botol) x Rp. 600 = Rp. 4.200

Kecap manis (23,68% x 18 = 4 botol) x Rp. 750 = Rp. 3.000

Kecap asin (23,68% x 12 = 3 botol) x Rp. 600 = Rp. 1.800

Jumlah 1 = 14 botol = Rp. 9.000

Triwulan II

Kecap sedang (24,34% x 31 = 8 botol) x Rp. 600 = Rp. 4.800

Kecap manis (24,34% x 18 = 4 botol) x Rp. 750 = Rp. 3.000


Kecap asin (24,34% x 12 = 3 botol) x Rp. 600 = Rp. 1.800

Jumlah II = 15 botol = Rp. 9.600

Triwulan III

Kecap sedang (25,66% x 31 = 8 botol) x Rp. 600 = Rp. 4.800

Kecap manis (25,66% x 18 = 5 botol) x Rp. 750 = Rp. 3.750

Kecap asin (25,66% x 12 = 3 botol) x Rp. 600 = Rp. 1.800

Jumlah III = 16 botol = Rp. 10.350

Triwulan IV

Kecap sedang (26,32% x 31 = 8 botol) x Rp. 600 = Rp. 4.800

Kecap manis (26,32% x 31 = 5 botol) x Rp. 750 = Rp. 3.750

Kecap asin (26,32% x 31 = 3 botol) x Rp. 600 = Rp. 1.800

Jumlah IV = 16 botol = Rp. 10.350

Total triwulan I + II + III + IV = 61 botol (bt) = Rp. 39.300

Setelah membuat perhitungan jualan untuk masing-masing daerah dan tiap jenis produk
untuk tiap triwulan. Kemudian Langkah selanjutnya adalah Menyusun anggaran jualan
seperti pada table 6-4

Perusahaan Kecap Asli

Anggaran Jualan

Tiap Triwulan pada Tahun 2016

Daerah penjualan Triwulan Setahun


dan Jenis Kecap
I II III IV

Bt Rp B Rp Bt Rp Bt Rp Bt Rp
t

Banjarmasin :

Kecap sedang 14 7.000 1 7.500 16 8.000 16 8.000 61 30.500


5
Kecap manis 9 5.400 5.400 9 5.400 9 5.400 36 21.600
9
Kecap asin 6 3.000 3.000 6 3.000 6 3.000 24 12.000
6
Total 25 15.400 3 15.900 31 16.400 31 16.400 121 64.100
0

Martapura :

Kecap sedang 7 4.200 8 4.800 8 4.800 8 4.800 31 18.600

Kecap manis 4 3.000 4 3.000 5 3.750 5 3.750 18 13.500

Kecap asin 3 1.800 3 1.800 3 1.800 3 1.800 12 7.200

Total 2 14 9.000 1 9.600 16 10.350 16 10.350 61 39.300


5

Total 1 + 2 43 24.400 4 25.500 47 26.750 47 26.750 182 103.400


5

D. Pengertian Anggaran Produk

Anggaran produk (product budget) adalah anggaran untuk membuat produk


jadi dan produk dalam proses dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Produk
jadi (finished goods) adalah produk yang siap untuk dijual. Produk dalam proses
( work-in process) adalah produk yang masih dalam penyelesaian. Anggaran produk
disusun berdasarkan anggaran jualan dan anggaran sediaan produk. Dalam
penyusanan anggaran produk hanya meliputi produk jadi. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan produk jadi yaitu produk jadi periode ini atau disebut juga dengan
produk selesai dibuat periode ini atau produk selesai ditransfer ke Gudang.
Seharusnya yang disebut produk adalah produk diproses (=produk masuk produksi
periode ini + sediaan produk dalam proses awal) atau produk yang dihasilkan
(=produk jadi periode ini + sediaan produk dalam proses akhir). Contoh: produk yang
dihasilkan atau produk yang sedang diproses sebanyak 1.050 unit dan produk jadi
periode ini sebanyak 980 unit, tampak seperti perhitungan berikut:

Jualan 1.000 unit


Sediaan produk jadi akhir 40 unit +
Produk siap jual 1.040 unit
Sediaan produk jadi awal 60 unit -
Produk jadi periode ini 980 unit
Sediaan produk dalam proses akhir 70 unit +
Produk dihasilkan/produk diproses 1.050 unit
Sediaan produk dalam proses awal 65 unit -
Produk masuk produksi periode ini 985 unit
Anggaran produk seharusnya sampai produk masuk produksi periode ini sebanyak
985 unit, tetapi karena tidak terdapat produk dalam proses, maka produk jadi periode
ini sebanyak 980 unit seperti contoh tersebut yang dimasuksudkan dengan produk
dalam pembahasan berikutnya pada bab ini.
Bila sediaan produk jadi awal sama dengan akhir, maka unit produk jadi
periode ini sana dengan jualan dalam unit.
Bila sediaan produk jadi awal sama dengan akhir dan sediaan produk dalam
proses awal sama dengan akhir, maka produk masuk produksi sama dengan jualan
dalam unit.

E. Arti Pruktivitas
Produktivitas lebih dari sekadar ilmu pengetahuan, teknologi, dan teknik manajemen
karena produktivitas mengandung falsafah dan sikap mental yang selalu bertumpu
pada motivasi yang kuat untuk secara terus - menerus berupaya mencapai matu
kehidupan hari ini yang lebih baik dari kemarin dan hari esok yang lebih baik dari
hari ini. Para pakar tidak memberikan rumusan produktivitas yang sama, tetapi pada
prinsipnya masih ditemukan pengertian yang sama.
Keproduktifan atau produktivitas ( productivity ) adalah kemampuan
(daya) untuk menghasilkan sesuatu. Analisis laporan keuangan pada dasarnya
bertujuan untuk mengukur produktivitas keuangan. Produktivitas keuangan berarti
kemampuan untuk menghasilkan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas . Produktif
adalah bersifat menghasilkan, produksi adalah proses atau cara mengeluarkan hasil,
dan produk adalah hasil produksi. Contoh:
PT A dengan utang jangka pendek sebesar Rp 10.000 (masukan) menghasilkan aset
lancar sebesar Rp 20.000 (keluaran). Proses atau cara menghasilkan aset lancar
sebesar Rp 20.000 disebut dengan produksi, aset lancar sebesar Rp 20.000 disebut
dengan produk, dan produktivitasnya adalah Rp 20.000 ÷ Rp 10.000 = 200 % . PT B
dengan utang jangla pendek sebesar Rp 10.000 (masukan) menghasilkan aset lancar
sebesar Rp 3.000 (keluaran), berarti produktivitasnya = Rp 8.000 ÷ Rp 10.000 = 80%.
Dengan demikia, PT A lebih produktif dari PT B, karena PT A memiliki produktivitas
yang lebih tinggi.
Contoh lain : pada tahun 2014 sebuah perusahaan menghasilkan produk
(output) sebanyak 1.000 unit dan menggunakan bahan baku (input) sebanyak
1.000.000 ton Sedangkan pada tahun 2015 perusahaan tersebut menghasilkan produk
sebanyak 1.200 unit dan menggunakan bahan baku sebanyak 1.500.000 ton. Apakah
dengan hasil produksi yang tinggi menciptakan peningkatan produktivitas?
Hasil produksi yang tinggi belum tentu menciptakan peningkatan
produktivitas bisa jadi produktivitas justru menurun. Tahun 2015 perusahaan
menghasilkan produk yang lebih tinggi dari tahun 2014, tetapi mari kita lihat
produktivitasnya. Produktivitas tahun 2015= 1.200 ÷ 1.500.000 = 0,08 %, sedangkan
produktivitas tahun 2014
1.000 : 1.000.000 = 0,10 % . Jadi, hasil produksi tahun 2015 meningkat sebanyak 200
unit namun produktivitasnya justru turun sebanyak 0,02 %. Berdasarkan uraian
tersebut istilah kemampuan (daya) dalam definisi produktivitas berarti masukan
(input), sedangkan istilah menghasilkan berarti keluaran (output). Dengan demikian,
produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut
Produktivitas = Keluaran
Masukan
F. Penyusunan Anggaran Produk
Penyusunan anggaran produk dapat disusun dengan empat cara yaitu mengutamakan
stabilitas produk, mengutamakan stabilitas kesediaan ,gabungan antara stabilitas produk dan
stabilitas sediaan, serta di sesuaikan dengan keperluan manajemen.

1. Mengutamakan Stabilitas Produk

Perusahaan yang mengutamakan stabilitas produk dalam penyusunan anggaran


produk maka tingkat sediaan dibiarkan berfluktuasi dengan syarat sediaan awal dan akhir
sesuai rencana semula, di sisi lain pola produk juga harus konstan (stabil). Namun apabila
dalam satu periode jumlah keseluruhan produk dibagi sama dengan masing-masing periode
yang lebih pendek tidak menghasilkan bilangan bulat, maka hanya beberapa periode
produknya yang konstan (stabil).

Ilustrasi sebuah Perusahaan Kecap Asli yang hanya memproduksi satu jenis kecap
dan jualan tahun 2016 tiap triwulan dianggarkan pada triwulan: 1 = 43 botol, II 45 botol, III =
47 botol, IV 47 botol, sehingga total setahun # 182 botol. Direncanakan sediaan produk jadi
awal sebanyak 13 botol dan sediaan produk jadi akhir sebanyak 15 botol.

Dari data tersebut, dapat disusun anggaran produk tiap triwulan dengan
mengutamakan stabilitas produk sebagai berikut.
Jualan Setahun 182 botol
Sediaan produk jadi akhir 15botol +
Produk siap jual 197 botol
Sediaan produk jadi awal 13 botol –
Produk jadi periode ini 184 botol

Anggaran produk tiap triwulan 184+4=46 botal.

Dari perhitungan tersebut dibuat anggarun produk seperti yang tampak pada Tabel 7.1.

Pada Tabel 7-1 tampak bahwa produk jadi konstan (stabil), yaitu 46 botol tiap
reiwulan karena anggaran produk 184 botol setahun dapat dibagi 4 triwulan menghasilkan
bilangan bulat 46. Akan tetapi apabila produk dalam setahun dibagi 4 triwulan menghasilkan
bilangan pecah, sedangkan satuan dalam botol tidak boleh pecah maka hanya beberapa
triwulan yang produknya konstan (stabil). Contoh: produk setahun 183 botol dibagi 4.

Triwulan 45,75 botol. Bila dibulatkan per triwulan menjadi 46 botol, berarti setahun
46 184 botol, artinya kelebihan I butol karena setahun hanya 183 botol. Hal ini benar ada setu
triwulan yang menghasilkan produk sebanyak 45 botol, sedangkan 3 wulan lainnya
menghasilkan produk masing-masing 46 botol. Produk terendah 45 botol adalah untuk jualan
terendah 43 botol pada triwulan 1. Contoh: sedinan akhir-14 botoi sedangkan tingkat jualan
tidak berubah, maka anggaran produk Perusahaan Kecap asli tampak seperti pada tabel 7.2

Bermacam Produk

Untuk menjelaskan penyusunan anggaran produk yang memproduksi dan bermacam produk
digunakan ilustrasi Perusahaan Kecap Asli dengan data pada 2016 sebagai berikut.
Taksiran sediaan produk jadi awal dan sediaan produk jadi akhir Sediaan akhir:

Jenis kecap: Sediaan awal: Sediaan akhir:

Sedang (S) 4 botol 7 botol

Manis (M) 3 botol 3 botol

Asin (A) 3 botol 5 botol

Total (1) 10 botol 15 botol

Anggaran jualan Perusahaan Kecap Asli pada tahun 2016 dapat dibuat secara g seperti yang
tampak pada Tabel 7-3.

Bila tidak terdapat sediaan produk dalam proses awal dan akhir, maka dapat disusun
anggaran produk sebagai berikut.

Jualan tahun 2016 total 182 botol

Sediaan produk jadi akhir 15 botol +

Produk siap dijual 197 botel

Sediaan produk jadi awal 10 botol -

Anggaran produk tahun 2016 187 botol

Bila anggaran produk dibuat setahun dalam tiap triwulan, inaka produk tiap triwulan
= 187/4 = 46.75 botol atau bila dibulatkan 40 botol tiap triwulan. Bila diproduksi tiap
triwulan = 40 botol maka dalam setahun diproduksi hanya 160 botol (yaitu, 4 x 40). Dengan
demikian, terdapat kekurangan = 187 - 160 = 27 botol. Kekurangan 27 botol ini ditambahkan
pada tingkat jualan tertinggi pada tahun tersebut, yaitu triwulan II, III, IV masing masing
mendapatkan tambahan 9 hotel (yaitu, 27+3).

Jadi, pada triwulan II. III. IV diproduksi masing masing 49 botol (yaitu, 40+ 9).

sehingga:

Tiga triwulan = 147 botol

Triwulan 1 diproduks = 40 botol +


Produk jadi setahun = 187 botol

Berdasarkan perbandingan jualan, maka rincian produlanya sebagai berikut.

Triwulan 1

Kecap sedang (2143) x 10 = 20

botol Kecap manis (13-43) x 40 = 12 botol

Kecap asin (9+43) × 40 = 8 botol +

Jumlah produk triwulan 1 = 40 botol

Jualan kecap triwulan II, III, dan IV untuk masing-masing jenis kecap berjumlah

Kecap sedang 23+24+24 = 71 botol

Kecap manis 13+ 14+ 14 = 41 botol

Kecap asin 9+9+9 = 27 botol +

Jumlah =139 botol

Rincian produk triwulan II, III, dan IV masing-masing sebagai berikut.

Kecap sedang = (71+139) x 49-25 botol

Kecap manis =(41+139) x 49 = 14 botul

Kecap asin = (27+139) x 49 = 10 botol +

49 botol

Dari perhitungan tersebut di atas dibuatlah anggaran produk yang mengutamakan stab produk
seperti Tabei 7-4.
Dari Tabel 7-4. terlihat pola produk konstan (stabi!) puda triwulan II, III, IV, yaitu masing
masing total produk sebanyak 49 botol dan hanya pada triwulan I produk total sebanyak 40
botul. Seharusnya tiap triwulan total produk jumlahnya sama, tetapi karena prod setahun
setelah dibagi 4 tidak menghasilkan bilangan bulat, maka produk triwulan! berbeda dengan
produk triwulan lainnya.

2. MENGUTAMAKAN STABILITAS SEDIAAN

Dengan cara mengutamakan stabilitas sediaan seharusnya rencana sediaan konstan


(stabil artinya sediaan awal sama dengan sediaan akhir dan tingkat produk dibiarkan
berfluktu (berubah). Apabila sediaan awal dengan rencana sediaan akhir tidak sama, maka
hany beberapa periode sediaan yang sama (stabil).

macam produk dengan mengutamakan stabilitas sediaan digunakan ilustrasi


Perusahaan Kecap Asli yang meinproduksi satu jenis produk kecap dan jualan yang
dianggarkan tahun 2016 sebagai berikut.

Triwulan I 43 botol

II 45 botol

III 47 botol

IV 47 botol

Jumlah 182 botol

Adapun sediaan awal dan akhir direncanakan sama, yaitu 10 botol. Perhitungan anggaran
produk tampak pada Tabel 7-5.
Pada Tabel 7-5 tampak bahwa sediaan awal sama dengan sediaan akhir (konstan) tiap
triwulan, yaitu sebanyak 10 botol dan sebagai akibatnya tingkat jualan sama dengan tingkat
produk.

Bila rencana sediaan awal tahan berbeda dengan akhir tahun, sedangkan anggaran
produk disusun dengan mengutamakan stabilitas sediaan. Dengan demikian, terjadi selisih
antara sediaan awal dengan sediaan akhir. Selisih tersebut dibagi 3 apabila ingin menyusu
anggaran produk setahun yang dirine! dalam tiap triwulan. Bila selisih tersebut setelah dibagi
3 menghasilkan bilangan bulat, maka hasilnya ini dialokasikan trap triwulan untuk
menambah sediaan akhir yang terendah.

Misalnya Perusahaan Kecap Asli yang memproduksi satu jenis produk merencanakan:

Sediaan awal tahun 2016 sebanyak 10 botol

Sediaan akhir tahun 2016 sebanyak 13 botol-

Selisih 3 botol

Selisih 3 botol tersebut dibagi 3 yang kemudian menghasilkan 1 botul. Berart Awal
tiap triwulan ditambah 1 botol, kecuali sediaan triwulan 1. Sediaan awal tr u dikurang sebab
sudah men dan sediaan akhir triwulan IV tidak boleh ditambah atau rencana sediaan awal dan
akhir yang dibuat lebih dahulu.

Bila rencana jualan sama dengan Tabel 7-5 dan perusahaan ingin menyusun anggaran produk
dengan mengutamakan stabilitas sediaan, maka dibuat seperti pada 7-6
3. Bermacam Produk

Lihat kembali Tabel 7-6, tampak bahwa sediaan akhir stabil sebanyak 11 botol pa triwulan 1,
11, dan III.

Untuk menjelaskan penyusunan anggaran produk dengan bermacam produk


seandainya perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk sedangkan seda
mengutamakan stabilitas sediaan digunakan ilustrasi Perusahaan Kecap Asli dengan awal dan
akhir tahun direncanakan tidak sama besarnya, maka selisih sediaan awal d akhir tersebut
dialokasikan dengan cara sebagai berikut.

Bila anggaran produk setahun disusun secara triwulan, maka selisih yang dibagi 3 tersebut
ditambahkan pada sediaan awal tiap triwulan, kecuali sediaan awal triwulan I dan sediaan
akhir triwulan IV. Untuk kecap sedang sediaan awal tiap triwulan, yaitu triwulan II, III, dan
IV ditambah 1 botol.

Kecap manis tidak mendapatkan tambahan sediaan karen sediaan awal kecap mants
sama dengan sediaan akhir. Untuk kecup asin, karena selisih sediaan 0,67 tidak merupakan
bilangan bulat, maka selisih 0,67 dijadikan 1. Artinya sediaan awal tiup triwulan ditambah 1,
tetapi hanya 2 triwulan yang mendapatkan tambahan sediaan yaitu triwulan yang tingkat
jualannya tertinggi. Bila anggaran jualan tahun 2016 yang kita gunakan datanya sama dengan
Tabel 7-3, maka sediaan awal kecap asin yang tidak mendapatkan tambahan sediaan adalah
pada triwulan II dan yang mendapatkan tambahan sediaan awal adalah pada triwulan III dan
IV. Jualan kecap asin tiap triwulan berjumlah 9 botol, seharusnya tiap triwulan mendapatkan
tambahan sediaan awal sebanyak botol, tetapi karena selisih sediaan kecap asin hanya 2
botol, maka pada triwulan III dan IV yang total jualannya tertinggi yang mendapat tambahan
sediaan masing-masing sebanyak 1 botol.

Setelah itu dapat disusun anggaran produk seperti yang tampak pada Tabel 7-7.

Pada Tabel 7-7 tampak bahwa sediaan akhir stabil hanya untuk dua triwulan, yaitu triwulan II
dan III (masing-masing kecap sedang sebanyak 5 botol, kecap manis sebanyak 3 botol, dan
kecap asin sebanyak 4 botol). Bila sediaan awal lebih besar dari sediaan akhir, misalnya:

Misalnya rencana jualan sama dengan Tabel 7-3 seperti yang baru dibahas, maka anggaran
produk dapat kita susun seperti pada Tabel 7-8.

4. Gabungan antara Stabilitas Produk dengan Stabilitas Sediaan


Pada cara gabungan ini bila tingkat produk stabil maka ada kerjungkinan ting
berubah, tetapi bila tingkat sediaan stabil maka ada kemungkinan tingkat produk ber Jadi,
pada cara gabungan ini suatu saat produk stabil dan pada saat lain sediu atau pada suatu saat
tingkat produk berubah dan pada sant lain tingkat sed mengalami perubahan. Berubahnya
tingkat produk dan tingkat sediaan binanye batasan minimal dan maksimal.

Contoh: sediaan minimal sebanyak 3 botol dan maksimal sebanyak 18 hotel jadi mini
al tiap triwulan sebanyak 40 botol dan maksimal sebanyak 60 botol. sediaan awal tahun 2016
sebanyak 10 botol dan sediaan akhir sebanyak 15 butol ng jualan dari Perusahaan Kecap Asti
yang memproduksi satu macam produk sela 2016 sebagai berikut.

Triwulan I 43 botol

II 45 botol

III 47 botol

IV 47 botol

Setahun 182 botol

Dari data tersebut di atas dapat dibuat anggaran produk dengan cara kombinasi yang tampak
pada Tabel 7.9.

Pada Tabel 7-9 tampak bahwa triwulan III dan IV produk stabil (konstan) dengan tingkat
produk sebanyak 49 botol, namun pada triwulan I dan II tampak bahwa sediaan akhir stabil
dengan tingkat sediaan sebanyak 11 botol dan tingkat produk yang berfluktuasi.

5. Sesuaikan Dengan Keperluan Manajemen

Anggaran produk dapat juga dibuat sesuai keperluan manajemen. Dalam hal ini,
manajemen dapat menentukan tingkat sediaan setiap periode. Manajemen menentukan
tingkat sediaan setiap periode karena manajemen ingin mengatur tingkat putaran sediaan
Contoh: anggaran jualan Perusahaan Kecap Asli seperti pada Tabel 7-9, yaitu triwulan 1.II.
III, dan IV masing-masing 43 botol, 45 botol. 17 botol, dan 47 botol. Kemudian manajemen
menetapkan sediaan akhir triwulan I, II, III. dan IV musing-masing 11 botol, 12 botol, 13
botol, dan 13 botol. Dengan demikian, bila sediaan awal tahun sebanyak 10 botol maka
anggaran produk dibuat seperti yang tampak pada Tabel 7-10.

Dengan tingkat sediaan akhir seperti tampak padu Tabel 7-10, berarti manajemen
menghendaki putaran sediaan triwulan 1 = 43 botol 11 botol = 3,91 kali; triwulan II = 45
botol + ((11 botol + 12 botol) + 2) = 3,91 kali, triwulan = 47 botol + ((12 botal + 13 botol)
+2)=3,76 kali, triwulan IV = 47 botol + ((13 botol + 13 botol)+ 2) = 3,62 kali, Tingkat
putaran sediaan dihitung dengan rumus;

Jualan
Putaran sediaan produk jadi ¿
Rata−rata sediaan produk jadi

Sediaan produk jadi awal+ Sediaan produk jadi akhir


Putaran Sediaan produk jadi ¿
2

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anggaran jualan yaitu dasar penyusunan dari anggaran lainnya dan umumnya akan
dilakukan penyusuanan terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya dan dilakukan
pada jangka waktu tertentu dengan data yang disajikan dalam bentuk moneter atau angka.

Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kei
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dengan demin istilah
anggaran produksi tidaklah tepat. Oleh karena itu, bab ini diberi judul produk, karena produk
perlu dianggarkan.

Untuk menyusun anggaran produk atau anggaran produk jadi dihasilkan pend ini
dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk jadi akhir Jianggarkan, yang
menghasilkan produk jadi siap dijual. Produk judi siap dijual di sediaan produk jadi awal
menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini angg produk jadi dihasilkan periode
ini.

Anggaran produk dapat disusun dalam empa: cara: (1) mengutamakan produk, (2)
mengutamakan stabilitas sediaan. (3) gabungan antara stabilitus produk de stabilito sediaan.
(4) disesuaikan dengan keperluan manajemen.

DAFTAR PUSTAKA
Ibnu. (2021, Juni 2021). Anggaran Penjualan : Pengertian, Tujuan, dan Faktor yang Mempengaruhi
Anggaran Penjualan. Retrieved from accurate: https://accurate.id

Nafarin, M. (2007). Penganggaran Perusahaan Edisi 3. Jakarta Selatan : Salemba Empat .

Nurlaelah , Hanifah , & Nurhayasari. (2016). ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DAN LABA AKUTANSI
PADA STUDI KASUS DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LEBAK.
Jurnal Studia .

Anda mungkin juga menyukai