Disusun oleh
2022
BAB I PENDAHULUAN
Salah satu ciri dari seuatu sistem ekonomi yang kapitalis yaitu adanya produk
spekulasi yaitu memproduksi barang maupun jasa sebelum menerima sebuah pesanan dari
seorang pelanggan. Sebuah perusahaan yang memproduksi produk spekulasi dalam proses
produksinya akan dilakukan sesuai dengan apa yang disukai oleh konsumen dan mencoba
untuk menjual hasil produknya tersebut.
Pada bab ini kami akan membahas tentang beberapa sub bab yang termasuk kedalam
“Penyusunan Anggaran Operasional”. Hal tersebut mencakup tentang pengertian anggaran
julan dan manfaatnya, penyusunan anggaran jualan, pengertian anggaran produk, penyusunan
anggaran produk.
Dari penjabaran latar belakang diatas kita dapat menarik sebuah rumusan masalah
dari persoalan diatas yaitu :
a. Mengetahui apa itu Anggaran jualan beserta manfaatnya dan Anggaran Produk.
b. Mengetahui bagaimana menyusun anggaran jualan dan anggaran produk.
BAB II PEMBAHASAN
Anggaran jualan memiliki artu yaitu anggaran hasil penjualan atau hasil proses
menjual. Menjual atau sering disebut dengan self merupakan kegiatan menyerahkan suatu
kepada pembeli dengan harga harga tertentu dan pada saat tertentu. Penjualan atau selling
yaitu kegiatan menjual dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk di distribusikan
kepada konsumen. Sedangkan Jualan atau sales yaitu kegiatan menjual atau hasil proses
penjualan. Penjualan memiliki arti yang berbeda dengan jualan.
Angaran penjulan disusun oleh fungsi penjualan yang dimaksudnya dalam hal ini
adalah fungsi dari manajer penjualan atau yang lebih luas lagi yaitu fungsi manajer
pemasaran. Menurut buku yang ditulis oleh (Nafarin, 2007) yang dimaksud dengan Anggaran
Jualan yaitu rencana tertulis yang disajikan dalam bentuk angka dari produk yang akan dijual
oleh perusahaan pada periode tertentu.
Yang dimaksu anggaran penjualan menurut (Ibnu, 2021), anggaran penjualan yaitu
anggaran yang sudah direncanakan secara lebih terkait penjualan pada suatu produk
perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Selain itu ada beberapa ahli yang mengungkapakan
pengertian dari angaran jualan yaitu sebgai berikut :
a. Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu yang dimaksud dengan anggaran jualan
adalah bugdet yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan
selama periode yang akan datang yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis
barang yang akan dijual, jumlah, hatga dl.
b. Menurut Munandar (2011) yang dimaksud denggan anggran jualan yaitu seuatu
rencana yang disusun secara sistematis yang didalamnya meliputi semua aktivitas
perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk unit atau kesatuan moneter dalam
jangka waktu tertentu.
Dari beberapa penjabatan diatas dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan anggaran jualan yaitu dasar penyusunan dari anggaran lainnya dan
umumnya akan dilakukan penyusuanan terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya
dan dilakukan pada jangka waktu tertentu dengan data yang disajikan dalam bentuk moneter
atau angka.
Jualan merupakan unsur dapatan yang disebut dengan dapata jualan (sales
revenues).julan terdiri dari jualan kotor dan jualan bersih. Jualan bersih diperoleh setelah
pengurangan dengan potongan jualan dan retur jualan. Potongan jualan (sales discount) yaitu
potongan harga jual yang diberikan penjual kepada pembeli. Sedangkan retur jualan (sales
return) yaitu dikembalikkannya sebuah barang yang dijual, oleh pembeli kepada penjual
akibat tidak sesuai dengan pesanan. Sebagai contoh :
Rp. 1.000 –
Anggaran Jualan merupakan anggaran kunci pada sebuab perusahaan alam anggaran
jualan memiliki dua manfaat utama yaitu sebagai berikut :
Selain dua manfaat utama diatas anggaran jualan juga memiliki fungsi yang lain yaitu
sebgaai berikut:
1. Anggaran jualan dapat digunakan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap
pelaksanaan pada devisi pemasaran.
2. Dapat dijadikan sebagai alat pengorganisasian
3. Digunakan sebagai alat pengawas dari seorang manajemen
Faktor faktor yang mempengaruhi anggaran jualan antara lain faktor pemasaran,
faktor keuangan ( modal kerja), faktor ekonomis, faktor Teknis, faktor kebijakan
perusahaan, faktor perkembangan penduduk, faktor kondisi negara, dan faktor lainnya.
20.000
25.000
Pada perhitungan tersebut tampak bahwa jualan meningkat dari rp. 100.000 menjadi Rp.
120.000 dan laba usaha juga meningkat dari Rp. 5.000 menjadi Rp. 6.000 tetapi rentabilitas
ekonomis turun dari 25% menjadi 24% hal ini berarti rencana untuk meningkatkan jualan
dengan menambah modal usaha perlu dikaji Kembali ( belum dapat disetujui)
I II III IV
2011 28 32 36 34 130
2012 32 35 38 40 145
2013 36 37 38 39 150
2014 40 40 42 43 155
2015 44 41 41 44 170
Rata rata 36 37 39 40
Daerah penjualan, yaitu Banjarmasin ( Bjm) dan martapura ( Mtp) dengan perbandingan 2:1
berikut harga jual per botol kecap
Banjarmasin martapura
Distribusi penjualan tiap jenis produk ( barang) ditaksir untuk kecap sedang sebanyak 50%
kecap manis sebanyak 30% dan kecap asin sebanyak 20%
Dari data tersebut dibuatlah ramalan jualan tahun 2016. Apabila ramalan jualan
menggunakan metode kuadrat terkecil maka perhitungannya akan tampak
1 2011 130 0 0 0
5 x 39 – (10)2 5 5
Y = 132 + 10X
Ramalan jualan kecap tahun 2016 sebanyak 182 botol untuk daerah Banjarmasin dan
martapura dengan perbandingan 2 : 1
Banjarmasin
Martapura
Jumlah 61 botol
Banjarmasin
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Martapura :
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Setelah membuat perhitungan jualan untuk masing-masing daerah dan tiap jenis produk
untuk tiap triwulan. Kemudian Langkah selanjutnya adalah Menyusun anggaran jualan
seperti pada table 6-4
Anggaran Jualan
Bt Rp B Rp Bt Rp Bt Rp Bt Rp
t
Banjarmasin :
Martapura :
E. Arti Pruktivitas
Produktivitas lebih dari sekadar ilmu pengetahuan, teknologi, dan teknik manajemen
karena produktivitas mengandung falsafah dan sikap mental yang selalu bertumpu
pada motivasi yang kuat untuk secara terus - menerus berupaya mencapai matu
kehidupan hari ini yang lebih baik dari kemarin dan hari esok yang lebih baik dari
hari ini. Para pakar tidak memberikan rumusan produktivitas yang sama, tetapi pada
prinsipnya masih ditemukan pengertian yang sama.
Keproduktifan atau produktivitas ( productivity ) adalah kemampuan
(daya) untuk menghasilkan sesuatu. Analisis laporan keuangan pada dasarnya
bertujuan untuk mengukur produktivitas keuangan. Produktivitas keuangan berarti
kemampuan untuk menghasilkan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas . Produktif
adalah bersifat menghasilkan, produksi adalah proses atau cara mengeluarkan hasil,
dan produk adalah hasil produksi. Contoh:
PT A dengan utang jangka pendek sebesar Rp 10.000 (masukan) menghasilkan aset
lancar sebesar Rp 20.000 (keluaran). Proses atau cara menghasilkan aset lancar
sebesar Rp 20.000 disebut dengan produksi, aset lancar sebesar Rp 20.000 disebut
dengan produk, dan produktivitasnya adalah Rp 20.000 ÷ Rp 10.000 = 200 % . PT B
dengan utang jangla pendek sebesar Rp 10.000 (masukan) menghasilkan aset lancar
sebesar Rp 3.000 (keluaran), berarti produktivitasnya = Rp 8.000 ÷ Rp 10.000 = 80%.
Dengan demikia, PT A lebih produktif dari PT B, karena PT A memiliki produktivitas
yang lebih tinggi.
Contoh lain : pada tahun 2014 sebuah perusahaan menghasilkan produk
(output) sebanyak 1.000 unit dan menggunakan bahan baku (input) sebanyak
1.000.000 ton Sedangkan pada tahun 2015 perusahaan tersebut menghasilkan produk
sebanyak 1.200 unit dan menggunakan bahan baku sebanyak 1.500.000 ton. Apakah
dengan hasil produksi yang tinggi menciptakan peningkatan produktivitas?
Hasil produksi yang tinggi belum tentu menciptakan peningkatan
produktivitas bisa jadi produktivitas justru menurun. Tahun 2015 perusahaan
menghasilkan produk yang lebih tinggi dari tahun 2014, tetapi mari kita lihat
produktivitasnya. Produktivitas tahun 2015= 1.200 ÷ 1.500.000 = 0,08 %, sedangkan
produktivitas tahun 2014
1.000 : 1.000.000 = 0,10 % . Jadi, hasil produksi tahun 2015 meningkat sebanyak 200
unit namun produktivitasnya justru turun sebanyak 0,02 %. Berdasarkan uraian
tersebut istilah kemampuan (daya) dalam definisi produktivitas berarti masukan
(input), sedangkan istilah menghasilkan berarti keluaran (output). Dengan demikian,
produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut
Produktivitas = Keluaran
Masukan
F. Penyusunan Anggaran Produk
Penyusunan anggaran produk dapat disusun dengan empat cara yaitu mengutamakan
stabilitas produk, mengutamakan stabilitas kesediaan ,gabungan antara stabilitas produk dan
stabilitas sediaan, serta di sesuaikan dengan keperluan manajemen.
Ilustrasi sebuah Perusahaan Kecap Asli yang hanya memproduksi satu jenis kecap
dan jualan tahun 2016 tiap triwulan dianggarkan pada triwulan: 1 = 43 botol, II 45 botol, III =
47 botol, IV 47 botol, sehingga total setahun # 182 botol. Direncanakan sediaan produk jadi
awal sebanyak 13 botol dan sediaan produk jadi akhir sebanyak 15 botol.
Dari data tersebut, dapat disusun anggaran produk tiap triwulan dengan
mengutamakan stabilitas produk sebagai berikut.
Jualan Setahun 182 botol
Sediaan produk jadi akhir 15botol +
Produk siap jual 197 botol
Sediaan produk jadi awal 13 botol –
Produk jadi periode ini 184 botol
Dari perhitungan tersebut dibuat anggarun produk seperti yang tampak pada Tabel 7.1.
Pada Tabel 7-1 tampak bahwa produk jadi konstan (stabil), yaitu 46 botol tiap
reiwulan karena anggaran produk 184 botol setahun dapat dibagi 4 triwulan menghasilkan
bilangan bulat 46. Akan tetapi apabila produk dalam setahun dibagi 4 triwulan menghasilkan
bilangan pecah, sedangkan satuan dalam botol tidak boleh pecah maka hanya beberapa
triwulan yang produknya konstan (stabil). Contoh: produk setahun 183 botol dibagi 4.
Triwulan 45,75 botol. Bila dibulatkan per triwulan menjadi 46 botol, berarti setahun
46 184 botol, artinya kelebihan I butol karena setahun hanya 183 botol. Hal ini benar ada setu
triwulan yang menghasilkan produk sebanyak 45 botol, sedangkan 3 wulan lainnya
menghasilkan produk masing-masing 46 botol. Produk terendah 45 botol adalah untuk jualan
terendah 43 botol pada triwulan 1. Contoh: sedinan akhir-14 botoi sedangkan tingkat jualan
tidak berubah, maka anggaran produk Perusahaan Kecap asli tampak seperti pada tabel 7.2
Bermacam Produk
Untuk menjelaskan penyusunan anggaran produk yang memproduksi dan bermacam produk
digunakan ilustrasi Perusahaan Kecap Asli dengan data pada 2016 sebagai berikut.
Taksiran sediaan produk jadi awal dan sediaan produk jadi akhir Sediaan akhir:
Anggaran jualan Perusahaan Kecap Asli pada tahun 2016 dapat dibuat secara g seperti yang
tampak pada Tabel 7-3.
Bila tidak terdapat sediaan produk dalam proses awal dan akhir, maka dapat disusun
anggaran produk sebagai berikut.
Bila anggaran produk dibuat setahun dalam tiap triwulan, inaka produk tiap triwulan
= 187/4 = 46.75 botol atau bila dibulatkan 40 botol tiap triwulan. Bila diproduksi tiap
triwulan = 40 botol maka dalam setahun diproduksi hanya 160 botol (yaitu, 4 x 40). Dengan
demikian, terdapat kekurangan = 187 - 160 = 27 botol. Kekurangan 27 botol ini ditambahkan
pada tingkat jualan tertinggi pada tahun tersebut, yaitu triwulan II, III, IV masing masing
mendapatkan tambahan 9 hotel (yaitu, 27+3).
Jadi, pada triwulan II. III. IV diproduksi masing masing 49 botol (yaitu, 40+ 9).
sehingga:
Triwulan 1
Jualan kecap triwulan II, III, dan IV untuk masing-masing jenis kecap berjumlah
49 botol
Dari perhitungan tersebut di atas dibuatlah anggaran produk yang mengutamakan stab produk
seperti Tabei 7-4.
Dari Tabel 7-4. terlihat pola produk konstan (stabi!) puda triwulan II, III, IV, yaitu masing
masing total produk sebanyak 49 botol dan hanya pada triwulan I produk total sebanyak 40
botul. Seharusnya tiap triwulan total produk jumlahnya sama, tetapi karena prod setahun
setelah dibagi 4 tidak menghasilkan bilangan bulat, maka produk triwulan! berbeda dengan
produk triwulan lainnya.
Triwulan I 43 botol
II 45 botol
III 47 botol
IV 47 botol
Adapun sediaan awal dan akhir direncanakan sama, yaitu 10 botol. Perhitungan anggaran
produk tampak pada Tabel 7-5.
Pada Tabel 7-5 tampak bahwa sediaan awal sama dengan sediaan akhir (konstan) tiap
triwulan, yaitu sebanyak 10 botol dan sebagai akibatnya tingkat jualan sama dengan tingkat
produk.
Bila rencana sediaan awal tahan berbeda dengan akhir tahun, sedangkan anggaran
produk disusun dengan mengutamakan stabilitas sediaan. Dengan demikian, terjadi selisih
antara sediaan awal dengan sediaan akhir. Selisih tersebut dibagi 3 apabila ingin menyusu
anggaran produk setahun yang dirine! dalam tiap triwulan. Bila selisih tersebut setelah dibagi
3 menghasilkan bilangan bulat, maka hasilnya ini dialokasikan trap triwulan untuk
menambah sediaan akhir yang terendah.
Misalnya Perusahaan Kecap Asli yang memproduksi satu jenis produk merencanakan:
Selisih 3 botol
Selisih 3 botol tersebut dibagi 3 yang kemudian menghasilkan 1 botul. Berart Awal
tiap triwulan ditambah 1 botol, kecuali sediaan triwulan 1. Sediaan awal tr u dikurang sebab
sudah men dan sediaan akhir triwulan IV tidak boleh ditambah atau rencana sediaan awal dan
akhir yang dibuat lebih dahulu.
Bila rencana jualan sama dengan Tabel 7-5 dan perusahaan ingin menyusun anggaran produk
dengan mengutamakan stabilitas sediaan, maka dibuat seperti pada 7-6
3. Bermacam Produk
Lihat kembali Tabel 7-6, tampak bahwa sediaan akhir stabil sebanyak 11 botol pa triwulan 1,
11, dan III.
Bila anggaran produk setahun disusun secara triwulan, maka selisih yang dibagi 3 tersebut
ditambahkan pada sediaan awal tiap triwulan, kecuali sediaan awal triwulan I dan sediaan
akhir triwulan IV. Untuk kecap sedang sediaan awal tiap triwulan, yaitu triwulan II, III, dan
IV ditambah 1 botol.
Kecap manis tidak mendapatkan tambahan sediaan karen sediaan awal kecap mants
sama dengan sediaan akhir. Untuk kecup asin, karena selisih sediaan 0,67 tidak merupakan
bilangan bulat, maka selisih 0,67 dijadikan 1. Artinya sediaan awal tiup triwulan ditambah 1,
tetapi hanya 2 triwulan yang mendapatkan tambahan sediaan yaitu triwulan yang tingkat
jualannya tertinggi. Bila anggaran jualan tahun 2016 yang kita gunakan datanya sama dengan
Tabel 7-3, maka sediaan awal kecap asin yang tidak mendapatkan tambahan sediaan adalah
pada triwulan II dan yang mendapatkan tambahan sediaan awal adalah pada triwulan III dan
IV. Jualan kecap asin tiap triwulan berjumlah 9 botol, seharusnya tiap triwulan mendapatkan
tambahan sediaan awal sebanyak botol, tetapi karena selisih sediaan kecap asin hanya 2
botol, maka pada triwulan III dan IV yang total jualannya tertinggi yang mendapat tambahan
sediaan masing-masing sebanyak 1 botol.
Setelah itu dapat disusun anggaran produk seperti yang tampak pada Tabel 7-7.
Pada Tabel 7-7 tampak bahwa sediaan akhir stabil hanya untuk dua triwulan, yaitu triwulan II
dan III (masing-masing kecap sedang sebanyak 5 botol, kecap manis sebanyak 3 botol, dan
kecap asin sebanyak 4 botol). Bila sediaan awal lebih besar dari sediaan akhir, misalnya:
Misalnya rencana jualan sama dengan Tabel 7-3 seperti yang baru dibahas, maka anggaran
produk dapat kita susun seperti pada Tabel 7-8.
Contoh: sediaan minimal sebanyak 3 botol dan maksimal sebanyak 18 hotel jadi mini
al tiap triwulan sebanyak 40 botol dan maksimal sebanyak 60 botol. sediaan awal tahun 2016
sebanyak 10 botol dan sediaan akhir sebanyak 15 butol ng jualan dari Perusahaan Kecap Asti
yang memproduksi satu macam produk sela 2016 sebagai berikut.
Triwulan I 43 botol
II 45 botol
III 47 botol
IV 47 botol
Dari data tersebut di atas dapat dibuat anggaran produk dengan cara kombinasi yang tampak
pada Tabel 7.9.
Pada Tabel 7-9 tampak bahwa triwulan III dan IV produk stabil (konstan) dengan tingkat
produk sebanyak 49 botol, namun pada triwulan I dan II tampak bahwa sediaan akhir stabil
dengan tingkat sediaan sebanyak 11 botol dan tingkat produk yang berfluktuasi.
Anggaran produk dapat juga dibuat sesuai keperluan manajemen. Dalam hal ini,
manajemen dapat menentukan tingkat sediaan setiap periode. Manajemen menentukan
tingkat sediaan setiap periode karena manajemen ingin mengatur tingkat putaran sediaan
Contoh: anggaran jualan Perusahaan Kecap Asli seperti pada Tabel 7-9, yaitu triwulan 1.II.
III, dan IV masing-masing 43 botol, 45 botol. 17 botol, dan 47 botol. Kemudian manajemen
menetapkan sediaan akhir triwulan I, II, III. dan IV musing-masing 11 botol, 12 botol, 13
botol, dan 13 botol. Dengan demikian, bila sediaan awal tahun sebanyak 10 botol maka
anggaran produk dibuat seperti yang tampak pada Tabel 7-10.
Dengan tingkat sediaan akhir seperti tampak padu Tabel 7-10, berarti manajemen
menghendaki putaran sediaan triwulan 1 = 43 botol 11 botol = 3,91 kali; triwulan II = 45
botol + ((11 botol + 12 botol) + 2) = 3,91 kali, triwulan = 47 botol + ((12 botal + 13 botol)
+2)=3,76 kali, triwulan IV = 47 botol + ((13 botol + 13 botol)+ 2) = 3,62 kali, Tingkat
putaran sediaan dihitung dengan rumus;
Jualan
Putaran sediaan produk jadi ¿
Rata−rata sediaan produk jadi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anggaran jualan yaitu dasar penyusunan dari anggaran lainnya dan umumnya akan
dilakukan penyusuanan terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya dan dilakukan
pada jangka waktu tertentu dengan data yang disajikan dalam bentuk moneter atau angka.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kei
membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dengan demin istilah
anggaran produksi tidaklah tepat. Oleh karena itu, bab ini diberi judul produk, karena produk
perlu dianggarkan.
Untuk menyusun anggaran produk atau anggaran produk jadi dihasilkan pend ini
dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk jadi akhir Jianggarkan, yang
menghasilkan produk jadi siap dijual. Produk judi siap dijual di sediaan produk jadi awal
menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini angg produk jadi dihasilkan periode
ini.
Anggaran produk dapat disusun dalam empa: cara: (1) mengutamakan produk, (2)
mengutamakan stabilitas sediaan. (3) gabungan antara stabilitus produk de stabilito sediaan.
(4) disesuaikan dengan keperluan manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu. (2021, Juni 2021). Anggaran Penjualan : Pengertian, Tujuan, dan Faktor yang Mempengaruhi
Anggaran Penjualan. Retrieved from accurate: https://accurate.id
Nurlaelah , Hanifah , & Nurhayasari. (2016). ANALISIS ANGGARAN PENJUALAN DAN LABA AKUTANSI
PADA STUDI KASUS DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LEBAK.
Jurnal Studia .