SOAL 1
Proyek yang harus dipilih dengan menggunakan metode payback period dan net
present value adalah sebagai berikut:
Proyek B
1
Investasi: 1.000.000.000
Kas masuk bersih: 300.000.000
Payback Period= Nilai Investasi/kas masuk bersih
1.000.000.000/300.000.000
=3,3
2
Investasi: 1.000.000.000
Kas masuk bersih: 300.000.000
Payback Period= Nilai Investasi/kas masuk bersih
1.000.000.000/300.000.000
=3,3
3
Investasi: 1.000.000.000
Kas masuk bersih: 200.000.000
Payback Period= Nilai Investasi/kas masuk bersih
1.000.000.000/200.000.000
=5
4
Investasi: 1.000.000.000
Kas masuk bersih: 200.000.000
Payback Period= Nilai Investasi/kas masuk bersih
1.000.000.000/200.000.000
=5
5
Investasi: 1.000.000.000
Kas masuk bersih: 200.000.000
Payback Period= Nilai Investasi/kas masuk bersih
1.000.000.000/200.000.000
=5
Jadi dari perhitungan payback period dan Net Present Value tersebut maka proyek
yang sebaiknya segera di lakukan adalah proyek B.
SOAL 2
1. Diketahui:
Arif menyimpan uang di bank sebesar Rp. 1.000.000.000
Lama menabung: 2 tahun
Suku bunga 12%
Jumlah uang pada tahun ke 2?
2. Diketahui
Anna menyimpan uang di bank pada tahun ke 1 sebesar Rp.5.000.000
Anna menyimpan uang di bank pada tahun ke 2 sebesar Rp.5.000.000
Suku Bunga 12% per tahun
Nilai simpanan jika diambil pada tahun ke 2?
Besar bunga per tahun
Rp. 5000.0000(tabungan tahun ke 1) x 12%
= Rp. 600.000
Jadi Jumlah tabungan Anna jika diambil pada tahun ke 2 sebesar Rp.
11.200.000
2. Manfaat merger
Kedua perusahaan bersedia bergabung menjadi sebuah entitas baru tentu
karena ada keuntungan yang diperoleh. Jika tidak, masing-masing
perusahaan pasti lebih memilih beroperasi secara independen saja.
a. Meningkatkan market share
Market share adalah persentase penjualan yang diperoleh sebuah
perusahaan pada sektor industri tertentu. Angka market share didapatkan
dengan menghitung penjualan perusahaan dalam periode waktu tertentu
dibandingkan dengan total penjualan sektor industri tersebut. Dengan
demikian, setiap perusahaan memiliki market share tersendiri. Saat dua
perusahaan bergabung, maka perusahaan gabungannya akan memiliki
market share yang lebih besar daripada masing-masing perusahaan
tersebut.
b. Menurunkan biaya operasional
Ada berbagai strategi yang bisa ditempuh perusahaan untuk menekan
biaya operasional. Salah satunya dengan membeli bahan baku dalam
jumlah besar sehingga mendapat potongan harga dari pemasok.
Pembelian bahan baku dalam jumlah besar erat sekali kaitannya dengan
kapasitas produksi serta kapasitas finansial sebuah perusahaan. Sebab
itu, merger adalah salah satu cara untuk menekan biaya operasional
melalui perbesaran kapasitas finansial dan produksi.
c. Mencegah replikasi dan eliminasi kompetitor
Sudah bukan rahasia lagi, dalam sebuah sektor industri, beberapa
perusahaan mungkin memproduksi produk yang serupa atau bahkan sama
dengan produk yang kamu tawarkan.
d. Ekspansi bisnis ke area baru
Banyak perusahaan ingin memperluas bisnisnya. Jika memungkinkan, tentu
setiap perusahaan ingin bisnisnya tersebar di sebanyak mungkin daerah.
Sayangnya, tidak semua perusahaan mempunyai resource memadai untuk
menjalankan perluasan bisnis.
e. Menghindari kebangkrutan
Jika bisnis terus-menerus mengalami kerugian, pailit atau kebangkrutan
merupakan kenyataan pahit yang tidak terhindarkan. Sebelum bisnis ditutup
akibat bangkrut, sebaiknya kamu mempertimbangkan untuk merger dengan
perusahaan yang memiliki kapasitas finansial lebih baik.
Faktor penyebab kegagalan merger:
a. Kurangnya pengalaman, kebanyakan organisasi tidak memiliki pengalaman
yang memadai dalam transaksi M&A.
b. Hanya fokus pada keberhasilan transaksi, kurang memperhatikan dampak
terhadap peningkatan kinerja perusahaan target.
c. Konflik kepentingan, organisasi kesulitan dalam menyeimbangkan target
integrasi.
d. Kurangnya perhatian terhadap aspek sumber daya manusia dan perbedaan
budaya perusahaan, lebih berfokus pada aspek keuangan dan bisnis dengan
indikator terukur, yang dapat dikomunikasikan kepada pihak eksternal,
seperti analis bisnis dan investor.