SKRIPSI
OLEH :
ANISA TRISNA WARDANI
NIM. 1802002
SKRIPSI
Oleh :
ANISA TRISNA WARDANI
NIM. 1802002
PROGRAM
PROGRAMSTUDI
STUDIAKUNTANSI
AKUNTANSI
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI
TINGGI ILMU EKONOMI
ILMU EKONOMI TAMANSISWA
TAMANSISWA BANJARNEGARA
BANJARNEGARA
BANJARNEGARA
2022
BANJARNEGARA
HALAMAN PERSETUJUAN
OLEH :
ANISA TRISNA WARDANI
NIM. 1802002
Disetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua STIE Tamansiswa Ketua Program Studi
Banjarnegara Akuntansi
NIM : 1802002
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 18 Juni 2022, dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh Gelar
Tim Penguji,
NIDN : 0627127505
NIDN : 0624109002
NIDN : 0605017804
Banjarnegara Akuntansi
Lustono, S.Pd., M.M. Yubiharto, S.E., M.Si.
Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu
itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Harta akan berkurang jika
dibelanjakan tetapi ilmu akan bertambah jika diamalkan.
(BJ Habibie)
Pelangi yang muncul setelah hujan adalah janji alam bahwa masa buruk telah berlalu dan
masa depan akan baik-baik saja.
(Anisa Trisna Wardani)
Rintangan bukan untuk menghentikan sebuah perjuangan. Jika bertemu tembok, jangan
berbalik dan menyerah. Cari cara untuk memanjatnya, menembusnya atau memutarinya.
(Anisa Trisna Wardani)
PERSEMBAHAN
2. Mbah Atma Sentana dan Mbah Sardini yang selalu memberikan motivasi
baik moril maupun secara materil sehingga mampu terus melanjutkan
belajar di perguruan tinggi.
3. Saudara peneliti, Mbak Fitri Sulastri, Mas Muhandoyo, S.Pd., Mba Fujiati,
S.Pd., Mas Hani Sudarwanto dan ketiga keponakan yang telah
memberikan dukungan, semangat serta perhatiannya.
4. Kepada Bapak Hartono, S.H. dan Ibu Karsinah selaku orang terdekat yang
telah memberikan motivasi dan dukungan sehingga mampu melanjutkan
ke perguruan tinggi.
5. Bapak Mahlan dan Ibu Sukesi selaku orang terdekat yang senantiasa
memberikan do’a, semangat dan dukungan kepada peneliti.
6. Eva Listiani, sahabat dekat yang selalu menjadi tempat diskusi dan
memberikan do’a, motivasi serta dukungan kepada peneliti.
7. Mbak Mega Oktavia Nur Ainy teman dekat yang telah memberikan
motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
8. Seluruh rekan-rekan angkatan 2018 yang berjuang bersama dalam
perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi dan studi di STIE Tamansiswa
Banjarnegara.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) Sarjana Akuntansi pada Program
yang peneliti alami, namun berkat dukungan, bantuan, dan bimbingan yang
ini. Oleh karena itu peneliti pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
2. Bapak Yubiharto, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi STIE
Tamansiswa Banjarnegara.
3. Ibu Ghonimah Zumroatun Ainiah, S.E., M.Si., M.M. selaku dosen pembimbing
satu yang telah memberikan arahan, saran, nasehat serta bimbingan yang
4. Bapak Yubiharto, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing dua yang telah
penyelesaian
skripsi ini.
6. Kepada seluruh Staff dan karyawan, yang membantu peneliti selama belajar di
7. Terima kasih peneliti ucapkan kepada pihak yang terkait dalam proses
penelitian, yaitu Bapak Kepala Desa danPengelola BUMDes Astagina yang telah
melakukan penelitian.
untuk itu peneliti juga tetap berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga menjadi lebih baik lagi dan pada akhirnya dapat
Wassalamualaikum Wr. Wb
Banjarnegara, 17 Mei 2022
Peneliti,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................................... ii
MOTTO......................................................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN......................................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................... xi
ABSTRAK................................................................................................................................................... xv
ABSTRACT................................................................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 1
C. Batasan Masalah.................................................................................................................... 13
E. Manfaat Penelitian................................................................................................................ 13
1. Secara Teoritis................................................................................................................ 14
2. Secara Praktis.................................................................................................................. 14
1. Teori TAM........................................................................................................................ 15
1. Pengertian Sistem......................................................................................................... 20
3. Pengertian Akuntansi.................................................................................................. 23
............................................................................................................................................... 30
C. Desa ............................................................................................................................................ 31
D. Dana Desa.................................................................................................................................. 33
F. Modal BUMDes........................................................................................................................ 37
K. Kerangka Pikir......................................................................................................................... 55
2. Desain Penelitian............................................................................................................ 65
D. Data ............................................................................................................................................. 70
1. Sumber Data..................................................................................................................... 70
2. Instrumen Penelitian.................................................................................................... 73
A. Kesimpulan............................................................................................................................ 114
B. Implikasi.................................................................................................................................. 117
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
NIM : 1802002
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan karya tulis orang
lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan jika
Yang menyatakan,
Adanya asset yang relatif besar pada BUMDes Astagina baik berasal dari
penyertaan modal APBDes, kemitraan dan hasil prestasi yang didapatkan, maka
dalam pengelolaan keuangan harus mampu menerapkan SIA yang telah ditetapkan,
dengan tujuan memudahkan para pengelola serta memiliki dampak pada
akuntabilitas laporan keuangan. Namun, sampai saat ini pengelolaan keuangan
BUMDes Astagina belum menerapkan SIA, sehingga proses transparansi belum
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan tindakan yang
harus segera dilakukan dalam upaya penerapan SIA untuk meningkatkan
transparansi keuangan BUMDes.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus.
Teknik penentuan informan dengan menggunakan puposive sampling. Semua data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara di
BUMDes Astagina Desa Pagak, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten
Banjarnegara. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan data adalah triangulasi
data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelola BUMDes Astagina sudah
mengikuti pelatihan penerapan SIA yang diselenggarakan oleh BRI bersama
bumdes.id yang berkolaborasi dengan syncore genio dilaksanakan secara online
melalui zoom meeting. Dari pelaksanaan pelatihan tersebut sampai saat ini belum
ada tindak lanjut baik pendampingan dari pihak penyelenggara dan pengelola
BUMDes belum menerapkan SIA dalam penyusunan laporan keuangan. Hal tersebut
terjadi dikarenakan pengelola BUMDes masih belum paham dan terdapat kesulitan
dalam mengakses SIA berbentuk aplikasi SAAB.Syncore. Hal ini berpengaruh
terhadap efektivitas dan efisiensi pada penyusunan laporan keuangan serta proses
transparansi yang mengakibatkan rendahnya dukungan, kepercayaan dan antusias
masyarakat desa terhadap pelaksanaan program-program BUMDes Astagina.
The existence of relatively large assets in BUMDes Astagina both from APBDes
capital participation, partnerships and the results obtained, then in financial
management must be able to apply the established SIA, with the aim of making it
easier for managers and having an impact on financial statement accountability.
However, until now the financial management of BUMDes Astagina has not
implemented SIA, so the transparency process has not been optimal. This study aims to
determine the obstacles and actions that must be taken immediately in an effort to
implement SIA to increase the financial transparency of BUMDes.
This type of research is descriptive qualitative with a case study design. The
technique of determining the informants using purposive sampling. All data collected
in this study were obtained by conducting interviews at BUMDes Astagina, Pagak
Village, Purwareja Klampok District, Banjarnegara Regency. The technique used in
data examination is data triangulation.
The results showed that the BUMDes Astagina managers had attended SIA
implementation training organized by BRI together with bumdes.id in collaboration
with syncore genio which was carried out online through a zoom meeting. From the
implementation of the training, until now there has been no follow-up, both assistance
from the organizers and managers of BUMDes have not implemented SIA in the
preparation of financial reports. This happened because the BUMDes managers still
did not understand and there were difficulties in accessing the SIA in the form of the
SAAB.Syncore application. This affects the effectiveness and efficiency of the
preparation of financial reports and the transparency process which results in the low
support, trust and enthusiasm of the village community for the implementation of the
Astagina BUMDes programs.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang
atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan
laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut (Peraturan Menteri Keuangan
ataupun pengelola keuangan pada suatu instansi dan entitas tentang pentingnya
merupakan dasar utama yang menjadi fondasi dari sistem akuntansi. Pada sistem
akuntansi dapat tercatat dan diketahui pergerakan keuangan yang telah digunakan
dalam operasional dan pelaksanaan program kerja secara terperinci dan jelas.
akuntansi akan berjalan dengan baik apabila dilakukan dengan benar dan teliti.
hal ini semua informasi mengenai transaksi dan aktivitas keuangan suatu bisnis
yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laba rugi. Laporan keuangan
informasi mengenai kinerja keuangan dalam suatu perusahaan ataupun instansi tiap
bulan, semester, dan tiap tahun. Isi dari laporan keuangan harus memberikan
pandangan yang sama kepada pembacanya dan harus memuat deskripsi mengenai
transaksi keuangan yang benar-benar terjadi untuk dijadikan sebagai alat dalam
dan laporan keuangan yang jelas serta dapat dipertanggung jawabkan keabsahanya.
kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat harus dijadikan sebagai acuan, sehingga
keuangan daerah dapat dikelola dengan tertib, ekonomis dan efesien, patuh
tersebut terdapat pemerintah daerah kabupaten dan kota, yang berwenang untuk
memiliki tujuan yang sama untuk kemajuan Indonesia. Salah satu tujuan dalam
pembangunan yang merata, memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dapat
untuk menata dari susunan pemerintahan terendah yaitu desa yang berada dibawah
memiliki peranan penting bagi kemajuan suatu daerah. Desa adalah desa dan desa
adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang
adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa
2014,).
keuangan desa yang telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014,
menjelaskan bahwa keuangan desa adalah hak dan kewajiban yang dinilai dengan
uang serta segala sesuatu tentang uang dan barang yang berhubungan dengan
pembiayaan program kegiatan yang dimiliki desa. Secara lebih jelas disebutkan
bahwa keuangan desa dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa, sedangkan
pengawasan.
Dalam mengelola keuangan tersebut, tidak lepas dari peran serta perangkat
desa dalam pemerintahan yang merupakan bagian penting khususnya dalam rangka
mewujudkan tujuan dari bangsa Indonesia, karena sebagai interaksi dan penyalur
tahunan pemerintah desa yang dibahas dan disetujui bersama dengan Badan
terwujudnya tata kelola pemerintahan yang ada di desa, dengan hasil akhir rencana
atau kegiatan yang ada di desa. Tersusunya rencana atau kegiatan yang akan
dilaksanakan, tergantung pada cara penyusunan dan langkah terkahir pada tahap
khususnya dalam menyusun APBDes yang telah dijabarkan pada Peraturan Menteri
Desa. Pengelolaan keuangan desa merupakan hal yang sensitive pada pemerintah
desa, sehingga perlu diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi adanya
desa dengan terialisasinya program dan kegiatan yang dapat memberikan manfaat,
program, partisipasi masyarakat atau warga desa menjadi pengaruh besar pada
fungsi kontrol pengelolaan dana desa selama periode yang ditentukan, sehingga
jalan yang belum merata khususnya di daerah pedesaan, kemiskinan dan kualitas
merupakan salah satu wujud bahwa, desa sudah mengelola keuangan dengan baik,
sesuai perencanaan yang telah disusun, anggaran dan realisasi kegiatan yang
pemerintahan desa.
masyarakat, maka dalam pengelolaan Dana Desa (DD) yang telah dituangkan dalam
APBDes, salah satu arah kebijakan keuangan desa melakukan penyertakan modal
BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian langsung yang
berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan
dan usaha lainya untuk sebesar besarnya terhadap kesejahteraan masyarakat desa (
Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes adalah badan
hukum yang didirikan oleh desa dan atau bersama desa-desa guna mengelola usaha,
tidak hanya sebagai badan usaha yang didirikan oleh desa guna mengelola aset
sudah di perbaharui sebagai badan hukum karena didirikan dengan akta yang
otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan
Pada tahun 1966, konsep akuntansi sebagai sistem informasi mulai digunakan oleh
dalam teori akuntansi yang berjudul “A Statement of Basic Accounting Theory” yang
sistem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan
bekerjasama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang
dalam suatu perusahaan untuk membantu individu atau para pengelola suatu usaha
baik jika dapat dipahami, diterima, memenuhi harapan dan tujuan serta
memberikan kepuasan terhadap hasil yang dicapai oleh pemakai atau pengelola
keuangan.
ataupun sebuah badan usaha dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi (SIA),
mengakses laporan keuangan yang telah disusun secara cepat dan praktis, sehingga
akurat, mudah dimengerti dan mudah untuk dipantau. Penggunaan SIA yang akurat
data yang lebih cepat, efektif dan efesien serta dalam pengambilan keputusan
tempuh dari desa ke kota kabupaten kurang lebih 33 Km. Sebagian besar wilayah
Desa Pagak ini digunakan sebagai lahan pertanian sehingga penduduk Desa Pagak
ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan usaha dari olahan hasil
Menurut data yang diperoleh dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Kecamatan Purwareja Klampok dari delapan desa hanya dua desa yang sudah
memiliki BUMDes dan sudah terverifikasi dokumen. Berikut data BUMDes yang
Tabel 1.1
Daftar BUMDes Kecamatan Purwareja Klampok
status yang sudah terverifikasi dokumen adalah BUMDes yang sudah dalam
predikat “tumbuh”. Dalam hal ini bahwa BUMDes tersebut sudah mengalami
banyak perkembangan terhadap kinerja baik dari segi program kerja yang
telah dilaksanakan, pengelolaan penyertaan modal dari dana desa, hasil yang
telah dicapai dari beberapa unit usaha yang telah terealisasi sebagai
penyertaan modal Dana Desa (DD) yang telah tercantum dan disepakati
pada bidang Perdagangan dan Jasa, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Ekraf)
serta Persewaan. Dari beberapa unit usaha yang telah ditetapkan, yang
ekonomi kreatif. Karena dengan adanya pariwisata yaitu Desa Wisata Pagak
terhadap unit usaha pada BUMDes Astagina serta pada Pendapatan Asli Desa
keuntungan.
Astagina masuk pada ajang seleksi program Desa Brilian yang merupakan
upaya yang dilakukan BRI untuk mendorong inovasi berkelanjutan bagi desa
dan BUMDes. BRI ini melakukan seleksi terhadap 531 desa usulan dan
memilih 125 desa dari berbagai daerah di Indonesia termasuk yang terpilih
modal maupun dari kerja sama dengan pihak eksternal dalam rangka
Pelatihan tersebut diikuti oleh para pegiat desa yang terpilih dalam
harapan para peserta bisa memiliki visi, mimpi dan gerakan yang sama
keuangan sederhana yang berbasis jurnal umum dan buku kas masuk dan
keluar.
gratis kepada para pengelola BUMDes yang masuk dalam program Desa
Brilian untuk diterapkan dengan baik. Sebagai juara 2 BCA Desa Wisata
Award, dan masuk dalam program Desa Brilian, sehingga dituntut untuk bisa
pelaporan.
Adanya asset yang relatif besar pada BUMDes Astagina baik yang
berasal dari penyertaan modal APBDes, kemitraan, dan hasil prestasi yang
terlihat beberapa informasi terkesan tidak akurat dan belum sesuai dengan
sehingga mampu digunakan oleh pengguna dan siap digunakan serta diakses
kapan saja.
Berkaitan dengan hal tersebut tentunya terdapat permasalahan yang
B. Perumusan Masalah
Astagina?
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
proses pelaporan.
2. Secara Praktis
bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan bisa dijadikan bahan
b. Bagi BUMDes
akuntansi pada suatu lembaga komersil desa sangat penting untuk efektifitas
c. Bagi Peneliti
teknologi yang mengadopsi Theory of Reasoned Action (TRA) dari Fishbein dan
Ajzen (1975) dalam Hasnidar (2016) yang digunakan untuk melihat tingkat
penggunaan responden dalam menerima teknologi informasi. TRA ini tersusun dari
Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Hasnidar (2016) menyatakan bahwa niat
seseorang dalam melakukan sebuah perbuatan tertentu dapat dipengaruhi oleh dua
faktor penentu, yang pertama yaitu berhubungan dengan sikap (attitude towards
behavior) dan pengaruh yang selanjutnya adalah pengaruh sosial yaitu norma
pada eksternal. Sehingga dengan model TRA menyebabkan reaksi dan persepsi
pengguna terhadap sistem informasi yang akan menentukan sikap dan perilaku
pengguna tersebut.
Dengan dasar teori yang kuat melalui adopsi TRA ini, Davis mengembangkan
model TAM yang dilakukannya pada tahun 1986. Kemudian model TAM mulai
digunakan dan dilakukan pengembangan kembali untuk dijadikan sebagai dasar
teori dalam penelitian-penelitian selanjutnya. TAM merupakan salah satu jenis teori
(1989), konsep Technology Acceptance Model (TAM) merupakan sebuah teori yang
laku pemakai akhir (end-user) teknologi informasi dengan variasi yang cukup luas
untuk mencapai tujuan ini melalui pengidentifikasian sejumlah kecil variabel pokok
yang didapatkan dari penelitian sebelumnya terhadap teori maupun faktor penentu
Kelebihan TAM yang paling penting adalah model ini merupakan model yang
parsimoni yaitu model yang sederhana tetapi valid. TAM menjelaskan secara
sederhana hubungan sebab akibat antara perilaku dan keyakinan manfaat suatu
sistem informasi dan kemudahan, tujuan serta penggunaan aktual dari pengguna
teknologi informasi yang akan di aplikasikan adalah suatu hal yang mudah dan
bukan merupakan beban bagi pemakai. Teknologi informasi komputer yang mudah
akan diaplikasikan oleh perusahaan dan diterapkan oleh para pengelola untuk
memudahkan dan meningkatkan efektivitas pekerjaan, seperti dalam alur yang telah
Kegunaan
yang
dirasakan
Kemudahan
Penggunaan
usefulness) sebagai suatu ukuran dalam penggunaan suatu teknologi dipercaya akan
Perceived usefulness merupakan salah satu poin dalam model TAM, yang
telah diuji dalam penelitian Davis (1989). Hasil penelitian tersebut memperlihatkan
bahwa faktor ini terbukti empiris dapat menjelaskan alasan pengguna akhir dalam
teknologi dalam pekerjaannya (Davis, 1993). Aakers dan Myers (1997) menyatakan
dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan suatu sistem yang memiliki bentuk
teknologi dalam setiap pekerjaanya. Dalam hal ini sikap merupakan salah satu
(Waluyo, 2018). Selain itu TAM diyakini mampu meramalkan penerimaan pemakai
Pada penjelasan di atas sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan dan menentukan persepsi pada
BUMDes.
muncul akibat adanya kontrak kerja atas persetujuan bersama yang terjadi antara
agent dan principal. Dalam hal ini agen adalah pihak yang melakukan tugas-tugas
dengan arah mencapai suatu realisasi dan tujuan tertentu untuk principal,
sedangkan seorang principal adalah pihak yang memberikan imbalan kepada agen.
Bergman dan Lane (1990) menyatakan bahwa kerangka hubungan principal agen
(asymmetric information).
lebih individu, kelompok atau organisasi salah satu pihak (principal) membuat suatu
kontrak baik secara implisit maupun eksplisit dengan pihak lain (agent) dengan
harapan agen tidak bertindak atau melakukan pekerjaan seperti yang diinginkan
oleh prinsipal.
bertanggung jawab dan sesuai dengan tujuan yang ada. Dalam hal ini dengan
pengelolaan dana desa oleh pemerintah desa (agent) dalam kebijakan untuk
penyertaan modal BUMDes sesuai dengan prinsip good governance mereka para
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dan menjadi kepanjangan dari
pelaporan keuangan dalam organisasi sektor publik yang merupakan suatu konsep
dengan didasari oleh teori keagenan. Dalam pelaksanaannya dapat digunakan untuk
membantu pihak perusahaan (agen atau prinsipal) dan pihak luar dari perusahaan
keputusan tertentu.
dalam hal ini yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menyajikan
informasi yang jelas dapat dipahami bagi para pihak pengguna informasi keuangan
suatu keputusan.
agen pihak yang melakukan tugas-tugas dan program-program dan arah mencapai
dengan penggunaan penyertaan Dana Desa (DD) yang telah diberikan oleh
pemerintah desa. Dalam hal ini para pengelola BUMDes juga melakukan penyusunan
pemerintah desa sebagai bukti penggunaan penyertaan desa secara terperinci dan
pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh para pengelola BUMDes dan mengukur
atas kinerja yang telah dilakukan. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai
informasi.
1. Pengertian Sistem
bagian
yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang juga
saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Susanto (2013)
menjelaskan sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem atau bagian
komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu
sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
tertentu.
adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari sub
sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.
sistem. Sistem dengan kata lain juga merupakan hubungan yang berguna
2. Pengertian Informasi
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
(information) adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk meberikan
Dari uraian tentang informasi ini ada tiga hal penting yang harus
hari. Suatu sistem yang kurang mendapat informasi yang akurat dan sesuai
akan menjadi tidak memiliki manfaat bagi para penerima informasi, karena
dan jelas.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi
merupakan hasil dari proses pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berkepentingan.
dan Steinbart (2015) sebuah informasi dapat bermanfaat bagi penerima dan
sebagai berikut :
a. Relevan
b. Reliabel
akurat.
c. Lengkap
atau aktivitas yang diukur. Sehingga kelengkapan dan akuratan suatu informasi
d. Tepat Waktu
Diberikan pada waktu yang tepat tidak mengalami keterlambatan sehingga
e. Dapat Dipahami
Disajikan dalam format yang dapat dimengerti, mudah, tepat dan jelas.
f. Dapat Diverifikasi
g. Dapat Diakses
3. Pengertian Akuntansi
kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada periode
tertentu.
informasi keuangan yang memiliki manfaat dan berguna bagi para pemakai
pihak eksternal seperti investor, kreditor, banker dan agen pajak serta pihak
Steinbart, 2018).
keuangan kepada pihak eksternal seperti investor, kreditur, banker dan agen
eksternal.
berikut :
a. Mengamankan harta atau kekayaan perusahaan. Harta atau kekayaan di sini
perusahaan. Tidak ada pemilik yang senang jika uang perusahaan mengalami
diminati oleh konsumen. Membeli barang dagangan yang kurang laku berarti
kas akan terjebak dalam persediaan (yang sulit laku tersebut) dan berarti
kehilangan kesempatan untuk membeli barang dagangan yang laku. Oleh karena
itu informasi mengenai persediaan yang laris merupakan kunci sukses sebuah
swalayan. Informasi semacam ini dapat diakses dengan mudah jika sebuah toko
perhitungan pajaknya) atau tergantung pada laba rugi usaha (jika pengelola
atau divisi.
e. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit (pemeriksaan). Data yang
hal yang penting, audit bukan eksklusif milik perusahaan publik. Semua
dikeluarkan.
dengan anggaran dan biaya standar dengan kenyataan seperti yang telah
peningkatan penjualan serta aliran kas untuk mengetahui tren jangka panjang
beserta korelasinya.
tetap eksis harus terus beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis
serikat kerja, analis keuangan, asosiasi industry atau publik secara umum.
berikut :
yang ada pada sistem dan memberikan kemudahan bagi para penggunanya.
sistem manual:
a. Sistem informasi akuntansi yang disusun ini harus mempunyai prinsip cepat
yang sesuai.
b. Sistem informasi akuntansi yang disusun ini harus mampu memenuhi prinsip
aman yang berarti bahwa sistem informasi akuntansi harus dapat menjaga
pengawasan intern.
c. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang
dapat ditekan sehingga tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan biaya
prosedur dan instruksi yang diperlukan tepat pada waktunya dan harta
perusahaan.
C. Desa
Berdasarkan Undang - Undang No. 6 Tahun 2016 Pasal 1, desa adalah desa
dan adat desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
berdasarkan prakarsa masyarakat, hal asal usul, dan atau hak tradisional yang
Indonesia. Sedangkan desa atau udik menurut definisi universal adalah sebuah
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Pemerintah Desa adalah kepala desa dibantu perangkat desa sebagai unsur
2021). Sedangkan menurut R.H Unang Soenardjo dalam Nurcholis (2011) Desa
adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap
dalam suatu wilayah yang tertentu batas-batasannya, memiliki ikatan lahir dan
batin yang sangat kuat, baik karena seketurunan maupun karena sama-sama
pengurus yang dipilih bersama, memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan
wilayah yang bertujuan untuk membedakan antara desa satu dengan desa yang
pemerintahannya.
Suatu desa dihuni oleh masyarakat yang terdiri dari beberapa keluarga. Ciri-
tanaman tumpang sari, peternakan sapi, kambing, unggas dan kolam ikan.
3. Masih banyak ditemukan hewan liar seperti burung, tikus, tupai, ular dan
sebagainya.
usul desa.
D. Dana Desa
Dana desa merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa yang di transfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau Kota (APBD) dan digunakan untuk
desa secara nasional dalam APBN setiap tahunnya yang bersumber dari belanja
pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara merata dan
bahwa Dana Desa (DD) adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten dan digunakan untuk
kebutuhan. Hal ini berarti dana desa akan digunakan untuk mendanai keseluruhan
kewenangan desa sesuai dengan kebutuhan dan prioritas dana desa tersebut sesuai
masyarakat desa.
program dan kegiatan berskala lokal desa bidang pembangunan desa dan
desa yang khas serta perubahan atau perkembangan terhadap kemajuan desa.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan dana desa yang tertib, transparan,
akuntabel dan berkualitas, maka pemerintah dan kabupaten atau kota diberi
desa dalam hal laporan penggunaan dana desa yang terlambat atau tidak
disampaikan. Disamping itu, pemerintah dan kabupaten atau kota juga dapat
memberikan sanksi berupa pengurangan dana desa karena pelaporan yang tidak
sesuai dengan prioritas penggunaan dana desa, pedoman umum, pedoman teknis
dalam pelaksanaan kegiatan atau terjadi penyimpanan uang dalam bentuk deposito
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
desa. BUMDes dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa
3. Adanya sumber daya manusia yang dapat mengelola badan usaha sebagai aset
4. Adanya unit-unit usaha ekonomi dari masyarakat yang hanya dikelola secara
Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut dengan BUMDes adalah badan hukum
yang didirikan oleh desa dan atau bersama desa–desa guna mengelola usaha,
2. Melakukan kegiatan pelayanan umum melalui penyediaan barang dan atau jasa
pangan desa.
masyarakat desa.
4. Pemanfaatan aset desa guna menciptakan nilai tambah atas aset desa dan,
Desa (PADes). Berangkat dari cara pandang ini, jika pendapatan asli desa dapat
diperoleh dari BUMDes, maka kondisi ini akan mendorong setiap Pemerintah Desa
memberikan goodwill dalam merespon pendirian BUMDes (Dewi, 2014). Dalam hal
ini BUMdes sebagai badan hukum yang memiliki fungsi mewadahi berbagai usaha
masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 Pasal 4 dalam
1. Profesional
3. Partisipatif
5. Berkelanjutan
F. Modal BUMDes
dari APBDes yang terdiri dari penyertaan modal desa dan penyertaan modal
dari masyarakat desa. Penyertaan modal desa yang dimaksud terdiri dari:
1. Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan atau
3. Aset desa yang diserahkan kepada APBDes sesuai dengan ketentuan peraturan
4. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan
atau lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif desa dan
dan atau simpan pinjam masyarakat. Hasil dari BUMDes merupakan pendapatan yang
diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban
pada pihak lain, serta penyusutan atas barang inventaris dalam satu tahun buku.
3. Bagian dari laba usaha yang ditetapkan dalam musyawarah desa atau
Penyertaan modal desa ini bersumber dari APBDes yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa (Perdes). Penyertaan modal masyarakat desa dapat berasal dari
lembaga berbadan hukum, lembaga tidak berbadan hukum, orang perseorangan dan
Pada Buku Pedoman Tata Kelola Badan Usaha Milik Desa Tahun 2020
1. Bahwa BUMDes adalah nomenklatur dari badan usaha yang dimiliki oleh desa.
organisasi pengelola BUMDes dapat dimulai dari bentuk sederhana pada awal
Peraturan Desa (Perdes) tentang pendirian BUMDes. Maka dari adanya hal
tersebut, struktur pengelola BUMDes, dimana antara Direksi dan pengelola unit
usaha memiliki hubungan yang sangat erat dalam proses koordinasi sampai
dengan pelaporan dalam hal laporan keuangan. Dengan kata lain, setiap desa
Musyawarah
Komisaris
Direksi:
Direktur
Sekretaris
Badan Pengawas Bendahara
Kepala Desa.
3. Pengelola adalah unit kelengkapan kerja direksi dalam menjalankan tugas dan
BUMDes bisa sejajar dengan nasabah Bank. Adanya hal tersebut anggota
BUMDes akan muncul atau hadir manakala unit usaha BUMDes adalah lembaga
kuangan mikro.
Pada Buku Tata Kelola BUMDes Tahun 2020 menjelaskan bahwa secara
umum jenis usaha yang dapat dikembangkan terdiri dari tiga yakni sektor jasa,
sektor riil dan pelayanan pembinaan dan pendambingan usaha. Sektor jasa dalam
hal ini termasuk pelayanan jasa keuangan. Sektor jasa selain jasa keuangan adalah
jasa angkutan barang, sewa traktor tangan, wisata desa, pengelolaan air bersih,
Saat ini Ditjen PPMD, Kemendesa PDTT mendorong agar pengelolaan pasar
desa dikelola oleh BUMDes sebagai salah satu sektor jasa. Kedepannya sektor riil
juga diharapkan akan tumbuh dan berkembang di desa seperti pengolahan hasil
1. Pengelolaan sumber daya dan potensi baik alam, ekonomi, budaya, sosial, religi,
masyarakat.
Dalam Buku Tata Kelola BUMDes Tahun 2020 dijelaskan jenis-jenis usaha
a. Unit usaha jasa keuangan (Lembaga Keuangan Mikro) kegiatan utama pada
unit usaha ini adalah melakukan seperti yang dilakukan oleh koperasi atau
seperti Bank.
b. Unit usaha jasa lainnya meliputi jasa pengelolaan pasar desa, jasa
baku produksi yang dibutuhkan oleh warga masyarakat dari luar desa ke
b. Unit usaha pemasaran, kegiatan utama dari unit usaha ini adalah
pengemasan.
c. Unit usaha pengolahan, kegiatan utama dari unit usaha ini adalah
barang jadi. Dengan demikian hasil produksi dari masyarakat akan memiliki
masyarakat desa. Dalam melakukan kegiatan ini BUMDes dapat bekerja sama
manajemen usaha.
Tahun 2021 Pasal 51 Ayat 1 bahwa BUMDes dapat melakukan penutupan unit
e. Sebab lain berdasarkan keputusan pengadilan dan atau sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
selama satu periode yang telah dilakukan yaitu selama satu tahun duabelas bulan
dalam bentuk dokumen tertulis. Kegiatan tersebut berupa pelaporan dari ketua
kendala dalam program kerja dan saran yang diberikan. Pelaporan sekretaris
berupa jadwal agenda rapat yang telah terlaksana selama pra kegiatan, hasil rapat
yang telah terlaksana, jumlah proposal yang dikirim. Bendahara juga harus
melaporkan kegiatan selama satu periode berupa seluruh keuangan mulai dari
sumber dana, tambahan dana yang diperoleh dan pengeluaran dana yang
dipergunakan (Safitri, 2016). Kegiatan pembuatan laporan yang telah dibuat maka
perlu disampaikan kepada tingkat atas. Hal ini bertujuan sebagai bentuk
pertanggung jawaban atas kegiatan yang telah terlaksana. Ada tiga tahap dalam
BUMDes pada periode berjalan (Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 Pasal
58). Laporan berkala ini meliputi laporan semesteran dan laporan tahunan BUMDes.
Laporan semesteran yang telah disusun maka wajib disampaikan kepada penasihat
laporan.
serta penjelasannya.
kegiatan BUMDes.
Sedangkan untuk laporan tahunan disampaikan kepada Musyawarah Desa
Nomor 11 tahun 2021 Pasal 58 Ayat 5). Laporan tahunan paling sedikit memuat:
1. Perhitungan tahunan yang terdiri atas laporan posisi keuangan akhir tahun
buku yang baru berakhir dan perhitungan laba rugi dari tahun buku yang
2. Laporan posisi keuangan dan perhitungan laporan laba rugi konsolidasi dari
3. Laporan mengenai keadaan dan jalannya BUMDes serta hasil yang telah dicapai.
5. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan
BUMDes.
oleh pengawas dan pemberian nasihat oleh penasihat yang telah dilaksanakan
memberikan laporan khusus kepada badan pengawas dan atau pada pelaksanaan
Musyawarah Desa (Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2021 Pasal 58 Ayat 7).
Kemudian hasil dari Musyawarah Desa akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
pelaksanaan dapat terealisasi dengan baik dan sesuai yang diharapkan dapat
melalui alat media massa dan penyebaran informasi publik yang mudah untuk
diakses, dapat dilihat dengan jelas, dapat dipahami dengan rinci dan memberikan
persepsi yang baik bagi masyarakat desa. Berdasarkan penjelasan di atas maka
alur:
Laporan
Keuangan
1. Bendahara mengumpulkan bukti-bukti kas masuk ataupun kas keluar yang telah
terjadi selama periode tersebut. Kemudian melakukan input ke dalam buku yang
2. Dari bukti-bukti transaksi yang telah dikumpulkan dan diurutkan sesuai dengan
desa.
BUMDes yang telah disusun oleh bendahara dengan dibantu oleh sekretaris
pada Musyawarah Desa (Musdes) yang dihadiri oleh BPD, Perangkat Desa, dan
tata kelola, melakukan perencanaan inovasi pada kegiatan unit-unit usaha yang
dapat lebih baik, sesuai dengan prosedur dan instruksi yang ada serta
melakukan publikasi melalui media massa yang dapat diakses dengan mudah
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Judul
No. Tahun Nama Hasil Penelitian
Penelitian
Judul
No. Tahun Nama Hasil Penelitian
Penelitian
Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dan Peraturan Bupati
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada BUMDes Mekar Lestari
masih melakukan pencatatan transaksi yang terjadi dalam buku kas harian sehingga
semua transaksi didukung dengan bukti transaksi berupa kuitansi, nota pembelian
yang sah. Pada Tahap pelaksanaan BUMDes Mekar Lestari telah menjelaskan bahwa
Dampak yang ditimbulkan dari kesalahan ini berlanjut hingga ke tahap pengelolaan,
Penelitian yang dilakukan oleh Baiq and Ihyaul (2020) membahas tentang
Lombok Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data awal dalam penelitian ini adalah informasi tentang pendirian dan
Data sekunder penelitian ini adalah data berupa laporan pertanggung jawaban yang
dilakukan oleh pengurus BUMDes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) Rahayu Montong Gamang tahap pelaksanaan yang
keuangan BUMDes
Penelitian yang dilakukan oleh Yanti dan Musmini (2020) membahas
pengelolaan keuangan pamsimas pada Bumdes Giri Artha. Dari hasil penelitian
pengelolaan keuangan dan pertanggung jawaban BUMDes Giri Artha yang mampu
aplikasi ini, yaitu lansia yang menjadi konsumen pamdesa yang kesulitan dalam
kurang mampu sehingga tidak mampu dalam membayar tagihan yang harus
dipenuhi. Namun, semua kendala tersebut dapat diatasi dan dikoordinasikan oleh
Penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Julianto (2021) yang membahas
tentang implementasi sistem informasi akuntansi pada BUMDes Dwi Amertha Sari
Desa Jinengdalem. Hasil analisis yang dilakukan pada pengelola keuangan BUMDes
BUMDes Dwi Amertha Sari maka masyarakat mendapatkan kemudahan dari unit
usaha yang ada pada BUMDes, dan juga BUMDes dapat memberikan manfaat dalam
dengan adanya aplikasi Sedana Dimata dan Meter PAMS mampu menjadi pendorong
ini memiliki keunggulan dengan keamanan data yang terjaga dan akurat untuk
pengelolaan BUMDes (studi pada BUMDes Giri Amertha Desa Tajun). Hasil analisis
yang dilakukan pada para pengelola BUMDes di Desa Tajun, bahwa efektivitas
kendala dalam penerapan sistem informasi akuntansi, seperti piranti keras, piranti
lunak maupun personalnya. Namun kendala yang dihadapi tersebut tidak terlalu
berarti bagi BUMDes Mandala Giri Amertha dalam hal meningkatkan transparansi
pengelolaan keuangan. Selanjutnya kinerja baik yang dimiliki BUMDes Mandala Giri
pada pengelolaan kredit BUMDes (studi kasus pada BUMDes Bina Usaha Mandiri
Desa Dencarik Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng). Dari hasil penelitian ini
ditemukan bahwa dalam penyusunan konsep sistem informasi akuntansi yang baru
agar dapat bisa dipahami oleh utamanya pihak karyawan BUMDes Bina Usaha
Mandiri dan masyarakat pada umumnya agar tidak terjadi adanya timpang tindih
antara nasabah dan kreditur dan juga supaya dokumen-dokumen yang menjadi
manajemen risiko yang baru pada BUMDes Bina Usaha Mandiri Desa Dencarik
yang dapat kemungkinan dapat terjadi seperti risiko kredit yang menyebabkan
kredit macet yang di tanggulangi dengan sistem tanggung renteng. Kerangka kerja
manajemen risiko berupa analisis 5C serta adanya sikap konservatisme dalam suatu
organisasi untuk dapat menerima kredit, selanjutnya risiko operasional dimana
tidak adanya pemisahan tugas pada karyawan BUMDes yang biasanya rentang
Dari hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas dapat diambil
garis besar bahwa para pengelola BUMDes masih ada yang belum menerapkan
input bukti-bukti transaksi baik kas masuk maupun kas keluar yang terjadi dalam
satu periode pada BUMDes masih dilakukan secara sederhana dan manual hanya
informasi akuntansi merupakan hal yang sulit dan butuh pengetahuan khusus
mengenai persepsi dan penerapan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sebagai standar
peneliti lakukan yaitu meneliti lebih lanjut untuk mengetahui apakah BUMDes
Astagina di Desa Pagak sudah menerapkan sistem informasi akuntansi atau belum,
dijalankan oleh pemerintah melalui berbagai program. Terdapat banyak faktor yang
desa. Dalam hal ini maka suatu desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
Dalam hal ini mengingat BUMDes dapat memberikan kontribusi besar bagi
keuangan yang sesuai dan terjamin validitasnya untuk proses pertanggung jawaban.
Technology Acceptance Model (TAM). Pada teori TAM ini menjelaskan terkait
pihak-pihak terkait dan sudah disahkan sehingga dapat diterapkan oleh para
prinsipal yang membuat suatu kontrak baik secara implisit maupun eksplisit
dengan pihak lain yang disebut sebagai agen dengan harapan agen tidak
pelaporan keuangan dalam organisasi sektor publik yang merupakan suatu konsep
dengan didasari oleh teori keagenan. Dalam pelaksanaannya dapat digunakan untuk
membantu pihak perusahaan (agen atau prinsipal) dan pihak luar dari perusahaan
keputusan tertentu.
keterampilan akuntansi.
dengan proses pelaporan yang akurat dalam suatu bisnis maupun lembaga
fenomena yang diteliti dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka pikir
umum, kerangka pikir adalah garis besar alur logika berjalannya penelitian
membuat kerangka pikir sebagai suatu tolok ukur yang paling mudah untuk
yang akan dijadikan sebagai pijakan dalam arti sebuah penelitian. Perihal
berpikir yang terletak pada kasus atau fenomena yang akan diamati secara
yang tepat dan sesuai, maka dapat digunakan untuk mempermudah jalanya
proses penelitian.
adalah bagian struktur rancangan pada penelitian yang dibuat dalam bentuk
bagan ataupun alur pemikiran yang logis yang bertujuan membangun suatu
argumen yang dapat membuahkan arti dan sebuah kesimpulan dari adanya
program kerja.
sebagai berikut:
BUMDes Astagina
Laporan Keuangan
Penerapan SIA
Ya Belum
Kendala
Hasil Akhir
Transparansi
Penyaluran
Aspirasi
Tindakan
Pelatihan dan
penerapan SIA
BUMDes
pada pengelolaan BUMDes Astagina yang sudah menggerakan beberapa unit usaha
diantaranya pada sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Perdagangan dan Jasa
Pelayanan Jasa serta Persewaan. Dalam hal pembukuan pengelola BUMDes tersebut
secara manual dan sederhana. Selanjutnya, mencari tahu sejauh mana penyusunan
informasi akuntansi yang berlaku untuk pengelolaan keuangan BUMDes atau belum
maka, perlu dilakukan tindakan lebih lanjut meliputi pelatihan dan penerapan
keuangan yang dilaksanakan, apakah sudah dilakukan transparansi dengan baik dan
tersampaikan dengan jelas terkait rincian keuangan yang dikelola oleh BUMDes
Tentunya langkah-langkah penelitian ini dilakukan karena pada saat ini para
pengelola BUMDes ada sebagian yang belum mengikuti pelatihan dengan baik,
pemahaman para pengelola BUMDes yang masih kurang, perlu dilakukan tindakan
pelatihan lebih lanjut dan penerapan sistem informasi akuntansi dalam proses
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
permasalahan yang akan diteliti yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian
kualitatif adalah objek yang alamiah atau natural setting. Objek yang alamiah adalah
objek yang apa adanya tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat
peneliti memasuki objek, setelah berada di objek dan setelah keluar dari objek
menyertakan berbagai koleksi bahan empiris yang dipelajari misalnya studi kasus,
historis, interaksional dan visual yang menggambarkan momen dan makna rutin
suatu situasi tertentu serta lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan
akhir. Oleh karena itu urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi
dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan utama dari penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif adalah mengembangkan pengertian, konsep-
teori dengan tujuan agar penelitian sesuai dengan fakta pada lapangan. Disisi lain
latar belakang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil pada penelitian.
dengan sejelas mungkin (Yusuf, 2014). Jenis penelitian ini harus mendeskripsikan
suatu objek, fenomena atau setting sosial yang dijabarkan dalam tulisan yang
bersifat naratif, dimana penulisan data dan fakta akan dihimpun dalam bentuk kata
deskriptif yaitu untuk mengetahui apakah pada objek yang diteliti telah menerapkan
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus (case study).
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari setiap perilaku orang-orang yang
diamati. Salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian
dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study). Metode studi kasus
sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan
lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.
karakter yang ada dari suatu kasus dengan kata lain bahwa studi kasus memusatkan
perhatian pada suatu kasus intensif dan rinci. Penelitian dalam metode dilakukan
secara mendalam terhadap suatu keadaan atau kondisi dengan cara sistematis mulai
Penelitian ini menggunakan desain studi kasus karena desain ini merupakan
sebuah strategi yang sesuai apabila pokok pertanyaan pada suatu penelitian
berkenaan dengan how atau why yang di dalam pelaksanaannya peneliti memiliki
pada fenomena kontemporer atau yang terjadi pada masa kini di dalam konteks
kehidupan nyata.
Dengan menerapkan desain studi kasus pada penelitian ini, diharapkan hasil
dari penelitian dapat memiliki makna atau sebuah arti, sehingga dilakukan dengan
mempelajari secara insentif dan mendalam terhadap kejadian-kejadian ataupun
dari informan.
Menurut Nawawi (2013) data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari
kasus yang diteliti, akan tetapi juga dapat diperoleh dari semua pihak yang
mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data dalam
studi kasus dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang
akan diteliti.
1. Objek Penelitian
adalah objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut
pemecahannya. Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
objek dalam penelitian ini adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Astagina Desa
2. Informan Penelitian
informasi tentang situasi dan kondisi pada latar belakang penelitian dan merupakan
2015).
Menurut Sugiyono (2017) penentuan informan dengan menggunakan
sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu yang
dimaksud adalah memilih sumber data atau orang yang dianggap paling tahu
tentang permasalahan yang terjadi dan tentang apa yang diharapkan. Penelitian
kualitatif tidak mengenal adanya jumlah sampel minimum (sample size). Umumnya
penelitian kualitatif menggunakan jumlah sampel kecil, bahkan pada kasus tertentu
menggunakan hanya satu informan saja. Setidaknya ada dua syarat yang harus
(Martha, 2016).
terstruktur untuk memilih sumber data atau orang yang dianggap paling tahu
terkait dengan permasalahan yang terjadi. Teknik tersebut dilakukan untuk memilih
informan dari pengelola BUMDes Astagina sebagai subjek penelitian yang bisa
dijadikan sebagai informan dan sumber data. Alasan peneliti memilih teknik ini,
karena data yang diambil dari informan dapat memberikan informasi yang akurat
sesuai dengan kriteria dalam penelitian. Jadi pada saat satu sumber data masih
kurang lengkap, maka yang dilakukan adalah mengambil data dari informan lain
yaitu komisaris, direktur, bendahara, dan sekretaris BUMDes Astagina. Dalam hal
ini empat informan tersebut merupakan informan kunci yaitu orang-orang yang
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Sugiyono, 2012). Definisi
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
suatu variabel yang akan digunakan untuk penelitian. Selain itu hal tersebut juga
dapat menjadi panduan bagi peneliti untuk mengukur, menentukan atau menilai
suatu variabel dengan cara merumuskan kata-kata yang bersifat operasional serta
dapat menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh peneliti. Untuk mempermudah
penelitian, maka diperlukan definisi operasional variabel. Ada tiga tipe definisi
operasional yaitu:
3. Definisi tipe C yaitu dapat disusun berdasarkan pada sebuah penampakan pada
D. Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diberikan atau diajukan oleh peneliti baik secara tertulis maupun secara lisan. Pada
sebuah penelitian sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder (Sugiyono, 2017). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Data Primer
sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti.
Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan
Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan
hasil wawancara dengan para pengelola BUMDes Astagina yang terdiri dari,
komisaris, direktur, sekretaris dan bendahara yang berupa profil dan sejarah
Banjarnegara.
b. Data Sekunder
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Sedangkan menurut Umar (2013)
data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia
sebelum penulis melakukan penelitian. Data sekunder diperoleh dari penelitian-
penelitian terdahulu dan data yang diterima dalam bentuk diagram, tabel, grafik dan
data yang dibuat oleh pihak pengelola BUMDes dalam bentuk laporan keuangan
yang sudah disusun secara lengkap. Adapun data sekunder dalam penelitian ini
berupa laporan keuangan BUMDes Astagina pada tiga tahun terakhir yaitu tahun
Unit analisis data adalah satuan yang diteliti dalam hal ini bisa berupa,
individu, kelompok atau suatu latar peristiwa sosial seperti aktifitas individu atau
aktifitas kelompok sebagai sebjek dalam penelitian. Cara mengungkap unit analisis
sendirinya akan memperoleh siapa dan apa yang akan menjadi subjek dalam
merupakan salah satu komponen dari penelitian kualitiatif. Secara fundamental unit
analisis data berkaitan dengan masalah penentuan apa yang dimaksud dengan kasus
dalam penelitian. Dalam studi kasus klasik, kasus mungkin bisa berkenaan dengan
seseorang, sehingga perorangan merupakan kasus yang akan dikaji lebih mendalam
analisis data dalam suatu penelitian adalah subjek yang akan diteliti kasusnya.
Dengan demikian unit analisis dalam penelitian ini adalah kendala-kendala terhadap
memiliki nilai strategis yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data yang
akan digunakan dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang
bertatap muka maupun tanpa bertatap muka yaitu melalui media telekomunikasi
sebanyak mungkin secara lengkap dan detail. Dalam penelitian ini wawancara akan
ditujukan kepada komisaris dan direktur sebagai pimpinan yang berkaitan dengan
bagaimana kinerja pengelola dalam menjalankan program kerja, sejarah dan profil
BUMDes Astagina dan hal lainnya yang berkaitan dengan data-data yang telah
Astagina. Adapun wawancara ini dilakukan kepada pengelola harian yaitu sekretaris
penyusunan laporan keuangan dan sejauh mana penerapan SIA untuk pengelolaan
2. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian adalah alat-alat yang perlukan atau
kualitatif adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat
menjadi instrumen dalam penelitian, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna
(Sugiyono, 2017).
analisis dan memotret terkait hal-hal yang terjadi di lapangan serta melakukan
dilakukan dengan mengecek kembali hasil wawancara dengan subjek penelitian dan
observasi pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Astagina Desa Pagak Kecamatan
perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu,
maka peneliti melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat dengan teliti dan rinci. Perlu
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan
kesimpulan akhirnya dapat didapatkan dan diverifikasi. Reduksi data atau proses
transformasi yang dilakukan dalam proses penelitian ini berlanjut terus sesudah
penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun secara lengkap dan
dalam aneka macam cara melalui seleksi ketat dengan membuat sebuah ringkasan
atau uraian singkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas yang dapat
dipahami dengan baik. Kemudian dari data yang telah direduksi tersebut akan
memberikan sebuah gambaran-gambaran yang lebih jelas dan akurat terkait
selanjutnya.
dengan bentuk teks yang bersifat naratif. Penyajian data akan memudahkan untuk
dipahami terkait dengan apa yang telah terjadi pada objek penelitian. Melalui
penyajian data tersebut maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola
hubungan, sehingga mudah untuk dipahami dan digunakan sebagai dasar dalam
Pada langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi (Sugiyono, 2016). Adapun alur dalam proses analisis data sebagai berikut:
Pengumpulan Penyajian
Data Data
Simpulan
Reduksi Data
dan
Verifikasi
yang terjadi pada lapangan. Dalam hal ini informasi yang diperlukan tersebut dapat
dengan cara:
peneliti melakukan analisis data dengan cara mengklarifikasi dan menafsirkan isi
2. Reduksi Data
penting, mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan
diperlukan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif, bagan,
hubungan antara kategori, gambar dan sejenisnya yang bisa dipahami dengan jelas.
dimana terdapat adanya kualitas, kapasitas serta kekuatan yang menimbulkan suatu
Penyusunan Triangulasi
Hipotesis
Meneliti Masalah
Merencanakan Mencoba
Menemukan Gap sumber data mencari
sumber
Tinjauan Literatur informasi baru
Merencanakan
sumber data
Buat buku harian,
pengkodean, tema,
Menyusun kategorisasi, dan
metode memo
pengumpulan
data
Pengumpulan
data
Menggunakan
kerangka teori
Penyusunan
teori
berikut:
berbagai macam jurnal dan literature. Tahap ini penring untuk menentukan
2. Literature review. Pada tahap kedua peneliti secara fokus dan mendalam
Peneliti bisa saja membaca lagi literature yang pernah dibacanya atau
literature lain yang baru sama sekali serta mendalaminya hingga masuk
3. Founding gap, yaitu gap teoritik, gap empirik dan gap metodologik.
zaman ini bukanlah tindakan lokal yang hanya dilakukan di dalam bilik kecil
dimana hipotesis adalah landasan kerja penelitian ini bahwa peneliti dalam
kuantitatif yaitu hipotesis dalam penelitian harus diuji dengan teori, namun
data lapangan.
data yang akan digunakan dalam mengoleksi data. Perencanaan ini juga
dihadapi.
6. Contructing data collection methods. Berdasarkan poin di atas maka dalam
bagian ini peneliti dapat merencanakan data apa yang akan diinginkan dan
dengan menggunakan metode apa serta sumber data yang sekiranya dapat
8. Data collection. Pada saat ini peneliti membawa semua alatnya termasuk
Saat ini adalah yang paling penting bagi peneliti karena semua kekuatannya
baru merupakan jalan lurus yang harus ditempuh. Dalam hal ini peneliti
kualitatif tidak harus puas dengan apa yang telah dihasilkan dalam
Tidak cukup triangulasi saat pengumpulan data, namun hasil penelitian yang
dipertanggungjawabkan.
baru oleh peneliti sebagai hasil dari temuannya sendiri dalam penelitian ini.
konfimasi teori.
13. Confirmation theory. Pada tahap ini peneliti quasi-qualitative yang telah
peneliti merevisi teorinya yang telah dibangun, karena itu revisi ini sekaligus
digunakan untuk mengkonstruk teori baru yang menjadi milik peneliti atau
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
atau menjadi jalur penghubung menuju kota dan kabupaten lainnya. Kecamatan
dikembangkan sejak zaman kolonial hingga saat ini yang masih terus
Banjarnegara.
memiliki luas wilayah 168,95 hektar atau 7,96% dari luas keseluruhan
Kecamatan Purwareja Klampok. Kantor kepala Desa Pagak berada pada titik
koordinat 7,4772ᵒ Lintang Selatan dan 109,4615ᵒ Bujur Timur, serta terbagi
menjadi empat wilayah Dusun dan empat Rukun Warga (RW) dan 17 Rukun
Luas tanah pada sawah irigasi 36,65 Ha dan luas sawah irigasi teknis
71,12 Ha sedangkan luas tanah kering pemukiman seluas 31,00 Ha. Adapun
terdapat tanah fasilitas umum yang ada di Desa Pagak yaitu tanah kas desa
seluas 27,73 Ha, luas tanah yang digunakan sebagai lapangan 0,43 Ha, tanah
bengkok seluas 20,66 Ha, sawah desa seluas 7,70 Ha dan terdapat pemanfaatan
lahan yang digunakan sebagai bangunan sekolah seluas 0,53 Ha dan terdapat
Pagak digunakan untuk lahan pertanian. Potensi pertanian ini didukung dengan
adanya ketersediaan lahan yang luas, subur dan sangat cocok digunakan untuk
unggulan meliputi padi, jagung, kedelai, manggis dan anggur. Sebagian lahan
tiang, dimana menurut cerita nenek moyang secara turun temurun bahwa di
masa lampau pada zaman era Kesultanan Surakarta bahwa keraton akan
Panembahan Bogem yang berjarak kurang lebih 1,5 Km. Karena saking besar
dan tingginya pohon jati tersebut pada saat dilakukan penebangan ranting dan
dahannya jatuh di wilayah Desa Pagak namun tertopang atau tercagak oleh
rantingnya, maka selamatlah Desa Pagak terhindar dari kerugian yang lebih
besar. Kemudian sejak saat itu desa tersebut dinamakan Desa Pagak.
sehingga akan terlihat hamparan area persawahan yang luas pada wilayah Desa
tugasnya dibantu oleh empat belas orang perangkat desa untuk melayani
keperluan penduduk.
No Jabatan Nama
1. Kepala Desa Sudarwo, S.H.
2. Sekretaris Desa Anisa Kusuma Wardani,
S.P.
3. Kasi Pemerintahan Hafid Lukmansah
4. Kasi Kesejahteraan Dwi Murdiyati
5. Kasi Pelayanan Suhartiningsih
6. Kepala Urusan Pemerintahan Yaman
7. Kepala Urusan TU dan Umum Joardi
8. Kepala Urusan Keuangan Akhmad Faoji
9. Kepala Dusun 01 Djasman
10. Kepala Dusun 02 Ari Susanto
11. Kepala Dusun 03 Bahrudin
12 Kepala Dusun 04 Sidin
No Jabatan Nama
13. Staf TU dan Umum Rohman
14. Staf Pelayanan Saryono
Sumber: Kantor Desa Pagak 2021
pembangunan. Istilah desa membangun menjadi strategis dan nuansa baru bagi
organisasi ini agar mampu mengelola aset ekonomi strategis di desa sekaligus
memiliki posisi nilai tawar baik dalam jaringan pasar, mewujudkan skala
dan regulasi.
Oktober 2017 mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan diberi nama
kesejahteraan warga Desa Pagak, karena bukan lagi program “topdown” atau
dengan memperhatikan hal yang kritis dan perlu perhatian serius adalah pada
saat identifikasi potensi desa. Ketepatan dalam memilih jenis usaha potensial
Astagina.
Pagak. Penggalian potensi ini memakan waktu kurang lebih satu bulan,
dikarenakan letak geografis wilayah Desa Pagak yang terdiri dari empat dusun
konsep dan pilot project pada masing-masing tempat yang tentunya dengan
memperhatikan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA)
usaha.
didasarkan pada peta konsep yang telah dibuat dalam penggalian potensi desa.
1) Kerjasama
Kerjasama dilakukan dengan berbagai pihak dengan berorientasi saling
dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah sebagai penyedia sembako untuk JPS
BSNT Provinsi Jawa Tengah dan kerjasama dengan Bank BRI untuk
pembentukan BRI-Link.
berkurangnya usaha kerjasama dilihat dari segi kebutuhan dan dampak dari
Potensi yang berada di Desa Pagak dikelola secara mandiri dengan tujuan
Rawa Lutung kompleks wisata yang dikelola oleh unit usaha pariwisata dari
BUMDes Astagina, pembayaran rekening listrik melalui agen atau mitra BUMDes
cengkeh dan 450 bibit pala sebagai wujud upaya penghijauan di sekitar objek
Wisata Rawa Lutung, juga investasi untuk kedepannya sebagai pemasok bahan
a. Transparansi
dengan komisaris dan anggota pengelola serta badan pengawas terutama dalam
menjalin kerjasama dan arah kebijakan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga
dengan tujuan bersama mengetahui arah gerak dan perkembangan aset BUMDes
Astagina.
oleh BUMDes Astagina maka dibuatlah blog BUMDes Astagina, yang bertujuan
b. Kemandirian
kegiatan secara maksimal salah satu bentuk kegiatannya adalah mengikuti diklat
pelatihan dasar BUMDes yang diselenggarakan oleh Dispermades Provinsi Jawa
selain itu melakukan kegiatan mandiri dengan cara membaca buku-buku yang
berbagai pihak dengan sistem saling menguntungkan, selain itu juga sebagai
lembaga, karena pada prinsipnya semua rezeki sudah ada yang mengatur.
Berdirinya usaha atau badan usaha tersebut sebagai peluang bagi BUMDes
dengan berbagai kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak
c. Akuntabel
komisaris serta melaporkan arus kas dan atau kegiatan secara berkala
merupakan wujud pertanggung jawaban pengelola terhadap kegiatan BUMDes
Astagina.
d. Kewajaran
dalam menjalankan usaha atau kegiatan sesuai dengan peraturan yang berlaku
tidak dibuat-buat atau direkayasa, semua kegiatan dalam bentuk real atau nyata.
dilakukan pada:
sebelumnya sehingga data yang dihasilkan menjadi data yang valid dan dapat
diakui keabsahannya. Proses analisis data dibagi menjadi beberapa sub bagian
yang berkaitan dengan implementasi sistem informasi akuntansi dalam
BUMDes Astagina? Dalam hal ini narasumber yang pertama yaitu Bapak
wawancaranya yaitu,
BUMDes saat ini sudah sesuai, jelas dan lengkap sehingga bisa digunakan dalam
dari BUMDes? Dalam hal ini narasumber pertama Bapak Sudarwo, S.H.,
menjawab bahwa.
” Ya, sudah sesuai dan masih dibuat sederhana secara manual tapi bisa
memudahkan serta membantu dalam proses evaluasi sampai pengambilan
keputusan.”
yang sudah disusun telah sesuai dengan informasi dan transaksi yang ada?
Pertanyaan ini ditujukan untuk narasumber ke tiga Bapak Widi Prasetyo selaku
sudah cukup baik dan dari laporan keuangan yang telah disusun setidaknya
dapat diterima dan dipahami oleh komisaris dan direktur. Berkaitan dengan
format laporan keuangan BUMDes saat ini sudah sesuai walaupun masih
penyusunan laporan keuangan selama ini dilakukan dua semester dalam satu
laporan keuangan dari unit usaha kemudian disusunlah laporan keuangan oleh
bendahara dibantu sekretaris. Setelah selesai, laporan keuangan diajukan
khusus dibuat untuk BUMDes yang memiliki tujuan utama untuk kemudahan
dan mengamankan harta pada suatu badan usaha serta dapat menghasilkan
informasi keuangan yang sesuai dan akuntabel untuk digunakan sebagai dasar
menyatakan:
“Ya, untuk motivasi menerapkan SIA tersebut sudah ada karena bisa
dibuktikan para pengelola BUMDes Astagina antusias mengikuti pelatihan pada
saat itu.”
Didukung dari wawancara yang kedua dengan pertanyaan yang sama
yang ditujukan kepada Bapak Riyanto selaku direktur BUMDes Astagina juga
mengatakan bahwa,
“Masih kurang paham dan kami masih belum begitu yakin untuk
menerapkannya, ada ketakutan terjadi kesalahan karena kurang paham.”
untuk narasumber yang ke tiga Bapak Widi Prasetyo selaku sekretaris BUMDes
masih perlu adanya pendampingan lebih lanjut mengenai penerapan SIA yang
berbentuk aplikasi SAAB.Syncore tersebut supaya lebih yakin lagi dan paham
dari mana harus memulainya untuk proses penyusunan laporan keuangan yang
lebih akurat dan lebih baik lagi sehingga bisa digunakan sebagai alat evaluasi
tetap eksis harus terus beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis
“Ya, kalau dari pendapat saya bisa memudahkan, karena sistem itu
terkait dengan otomatisasi, jadi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam proses input transaksi yang ada sehingga dapat menghasilkan laporan
keuangan yang akurat dapat dipercaya.”
keuangan?
“Ya, bisa jika dilihat dari fitur yang ada pada aplikasi SAAB.Syncore
tersebut.”
Kemudian adapun pernyataan yang disampaikan oleh narasumber
“Jika dilihat dari akses dan fitur dari aplikasinya, bisa memperbaiki
kualitas laporan keuangan dan bisa meningkatkan keefektivan dan efisiensi
dalam proses penyusunan laporan keuangan BUMDes.”
keuangan BUMDes dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu
sehingga bisa melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan
efisien? Dalam hal ini narasumber ke tiga Bapak Widi Prasetyo selaku
beberapa hal dan yang terutama masih kurang pahamnya para pengelola
BUMDes terkait dengan penerapan SIA jadi setelah dilakukan pelatihan sampai
saat ini belum menerapkan oleh karena hal tersebut, kebermanfaatan SIA untuk
Informasi akuntansi yang tepat, akurat dan cepat akan memberikan dampak
akuntansi yang akurat juga memberikan nama baik perusahaan atas kinerja
BUMDes?
“Ya, jelas bisa karena dengan laporan keuangan yang sesuai maka dapat
dipertanggung jawabkan dan dijadikan sebagai dasar evaluasi serta
pengambilan keputusan untuk keberlangsungan BUMDes yang dari program-
programnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakayt desa.”
teknologi informasi?
“Ya, sulitnya karena kami selaku pengelola BUMDes masih belum begitu
paham dan masih ragu-ragu untuk bisa menerapkan SIA, dan takut apabila
terjadi kesalahan karena ketidak pahaman kami, namun jika sudah paham
mungkin bisa memberikan kemudahan dalam proses penyusunan laporan
keuangan BUMDes.”
Adapun instrumen wawancara terkait dengan apakah sarana dan
prasarana yang ada sudah mendukung pada penerapan SIA untuk pengelolaan
keuangan BUMDes? Dalam hal ini narasumber yang ke tiga Bapak Widi
wawancaranya.
bendahara, bahwa.
“Sejauh ini tidak ada pendampingan dan pemantauan kembali terkait
dengan penerapan SIA untuk BUMDes.”
dan bendahara BUMDes Astagina. Dalam hal ini narasumber ke tiga Bapak Widi
“Sejauh ini, belum dapat dirasakan pengaruh dari adanya SIA utuk
BUMDes yang telah kami dapatkan karena belum diterapkan dalam penyusunan
laporan keuangan BUMDes.”
Dalam hal ini, narasumber ke empat yaitu Ibu Priyatin selaku bendahara
BUMDes Astagina?
“Untuk pengaruh dari penerapan SIA untuk BUMDes belum ada karena
belum menerapkannya dalam proses penyusunan laporan keuangan.”
BUMDes Astagina.
menjelaskan dengan maksud yang sama mengenai apakah ada campur tangan
“Sejauh ini belum ada hanya pemantauan saja terkait dengan pelaksanaan
program dan laporan pertanggung jawaban BUMDes.”
pelatihan belum ada tindak lanjut untuk menerapkan SIA pada proses
ini penyusunan laporan keuangan BUMDes Astagina masih secara manual dan
mengedepankan yang penting pada bagian neraca dan laporan laba rugi itu
manfaat apa yang didapatkan jika menerapkan SIA untuk BUMDes yang
berbentuk aplikasi SAAB.Syncore tersebut, hal ini dapat dilihat dari pemaparan
keuangan pada BUMDes. Sejauh ini setelah mengikuti pelatihan SIA oleh
BUMDes.id belum ada pematauan dan pendampingan lebih lanjut, karena hal ini
para pengelola masih belum bisa menerapkan SIA untuk penyusunan laporan
keuangan karena masih kurang paham dengan fitur dan memulai dari bagian
tangan pemerintah desa dalam pengelolaan BUMDes, sejauh ini tidak ada hanya
pelaksanaan program.
dilakukan selama satu periode yang telah dilakukan yaitu selama satu tahun
semester dalam satu tahun atau enam bulan sekali kemudian diajukan kepada
penyusunan laporan keuangan dengan penerapan SIA? Dalam hal ini Bapak
wawancaranya,
keuangan,
wawancaraanya.
“Sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan program-program
wawancaranya terkait dengan hal yang sama pengeruh kualitas SDM dalam
pengelolaan BUMDes.
“Jika dari sudut pandang saya, insyaallah sebenarnya sudah ada kesiapan
namun memang ya masih perlu pendampingan.”
Dalam hal ini narasumber yang ke dua yaitu Bapak Riyanto selaku
direktur BUMDes Astagina juga menjelaskan hal sama terkait dengan apakah
sudah ada kesiapan dari pengelola BUMDes untuk dapat menerapkan sistem
“Ya, jika dilihat sudah ada kesiapan namun tetap saja para pengelola
masih membutuhkan pendampingan jika terkait dengan penerapan sistem.”
Narasumber ke tiga Bapak Widi Prasetyo selaku sekretaris BUMDes
“Sebenarnya siap, hanya saja masih ada keraguan takut salah karena
masih kurang paham terkait dengan SIA untuk BUMDes.”
mengakses SIA untuk pengelolaan keuangan BUMDes. Dalam hal ini, Bapak
upaya penerapan SIA pada BUMDes Astagina masih terdapat beberapa kendala
atau kesulitan yang menyebabkan para pengelola belum menerapkan SIA untuk
BUMDes. Kemudian kesulitan pada saat mengakses SIA untuk BUMDes dimana
para pengelola BUMDes masih perlu pendampingan lebih lanjut untuk lebih
paham dan mampu menerapkan SIA tanpa rasa ragu-ragu karena aplikasi
SAAB.Syncore ini hanya bisa diakses secara online dan memang para pengelola
belum diberikan petunjuk atau arahan lebih jelas terkait dengan penerapannya.
Adapun sarana prasarana yang mendukung dalam upaya penerapan SIA untuk
BUMDes
dilakukan selama satu periode yang telah dilakukan selama satu tahun duabelas
bulan dalam bentuk dokumen. Kegiatan tersebut berupa pelaporan dari ketua
kendala dalam program kerja dan saran yang diberikan. Pelaporan sekretaris
berupa jadwal agenda rapat yang telah terlaksana selama pra kegiatan, hasil
rapat yang telah terlaksana dan jumlah proposal yang dikirim. Bendahara juga
yang dipergunakan.
disampaikan kepada tingkat atas. Hal ini bertujuan sebagai bentuk pertanggung
jawaban atas kegiatan yang telah terlaksana. Dari hal tersebut di dalam
keuangan pada BUMDes Astagina saat ini? Dalam hal ini Bapak Sudarwo, S.H.,
Astagina. Dalam hal ini narasumber pertama Bapak Sudarwo, S.H., selaku
juga menjelaskan hal sama terkait dengan pemantauan pada kinerja keuangan
bersangkutan dapat mengerti dan paham dengan tugas dan wewenang yang
dimiliki. Dalam hal ini juga para pimpinan BUMDes Astagina juga menjalankan
dari ini dapat dibuktikan bahwa adanya keterbukaan dan saling mengoreksi
masyarakat desa. Adapun pertanyaan yang pertama yaitu, Apa yang menjadi
dilakukan oleh pengelola kepada pemerintah desa dan pihak terkait dengan
pimpinan yaitu komisaris dan direktur BUMDes Astagina. Dari hal tersebut
juga menjelaskan yang sama mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam
“Untuk tindak lanjut dari rapat internal dan musdes yaitu dilakukan
diskusi untuk program BUMDes selanjutnya yang kiranya mampu untuk lebih
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan bisa menambah pendapatan
asli desa (PADes) kemudian melakukan publikasi terkait dengan rincian
penggunaan penyertaan Dana Desa untuk pengelolaan BUMDes.”
BUMDes Astagina dengan pertnyaan yang sama terkait dengan tindak lanjut
desa (musdes).
“Tidak ada salah persepsi, kecurigaan, tuduhan yang kurang baik dan
melahirkan kepercayaan serta dukungan masyarakat desa terhadap pengelolaan
BUMDes.”
keuangan BUMDes. Dalam hal ini narasumber pertama Bapak Sudarwo, S.H.,
para pengelola kepada pemerintah desa dan masyarakat desa sudah dilakukan
serta diketahui oleh perangkat desa, badan pengawas BUMDes dan perwakilan
BUMDes.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
keuangan BUMDes:
a. Terdapat kesulitan pada saat akan mengakses SIA untuk BUMDes yang
sudah bisa log in namun beberapa fitur yang tersedia di dalam aplikasi
tersebut tidak bisa diakses sehingga sampai saat ini meskipun sudah
tidak ada tutorial atau petunjuk lebih lanjut dan minimnya waktu untuk
tersebut dan dirasa pelatihan saat itu masih kurang maksimal karena
mendukung.
internet juga harus stabil. Dukungan sarana prasarana ini secara tidak
secara efektif dan efisien. Selain itu, berperan juga dalam pengambilan
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
sebagai berikut:
yang diberikan oleh peneliti kepada para pengelola BUMDes berupa arahan
2. Implikasi Kebijakan
BUMDes.
oleh para pengelola BUMDes dan dapat menghasilkan laporan keuangan yang
lebih akurat sehingga sesuai dan tepat untuk dijadikan sebagai dasar dalam
SIA dalam hal ini juga memiliki peran penting sebagai dasar dalam
BUMDes yang disampaikan kepada pemerintah desa dan masyarakat Desa Pagak
penyertaan modal Dana Desa (DD) untuk pengelolaan BUMDes. Selain itu juga
para pengelola.
C. Saran
1. BUMDes Astagina
para pengelola dapat lebih paham terkait dengan tugas pada masing-
masing bagian dan tidak terkesan ada beberapa anggota yang pasif.
unit usaha BUMDes yang sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai
2. Akademik
Pada penelitian dengan tema sistem informasi akuntansi pada
hasil penelitian ini bisa menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya dan peneliti
juga berharap pihak akademik untuk mendukung hal yang berkaitan dengan
3. Peneliti Selanjutnya
selanjutnya karena BUMDes saat ini menjadi badan usaha yang dapat
mendalam kepada BUMDes tidak hanya pada satu wilayah saja akan tetapi
BUMDes.
Lampiran 1
Komisaris,
Direktur,
Sekretaris
dan
Bendahara
4 Bagaimana penerapan SIA a. Apakah dengan penerapan SIA Sekretaris
pada pengelolaan untuk BUMDes memberikan dan
keuangan BUMDes? kemudahan dalam penyusunan Bendahara
laporan keuangan atau malah
menjadikan semakin sulit
karena harus paham dan
menggunakan teknologi
informasi?
A. Identitas Informan
N Pertanyaan Keterangan
o
1. Menurut Bapak selaku pimpinan, sejauh mana
pemahaman para pengelola BUMDes terkait
penyusunan laporan keuangan?
Pertanyaan 1
Peneliti : Sejauh mana pemahaman para pengelola BUMDes terkait
penyusunan laporan keuangan?
Informan 1 : “Ya, sudah bisa dikatakan baik setidaknya paham dengan
tugasnya pada masing-masing bagian.”
Pertanyaan 2
Peneliti : Apakah laporan keuangan BUMDes saat ini sudah sesuai, jelas
dan lengkap sehingga bisa digunakan dalam proses
pengambilan keputusan dan sebagai bahan evaluasi untuk
keberlanjutan dari BUMDes?
Informan 1 : ”Ya, sudah sesuai dan masih dibuat sederhana secara manual
tapi bisa memudahkan serta membantu dalam proses evaluasi
sampai pengambilan keputusan.”
Pertanyaan 3
Peneliti : Apakah penyusunan laporan keuangan BUMDes sudah
dilakukan tepat waktu?
Informan 1 : “Ya, insyaallah sudah namun paling walaupun ada
keterlambatan itu juga karena beberapa hal.”
Pertanyaan 4
Peneliti : Sejauh mana pemahaman dan motivasi pengelola BUMDes
untuk menerapkan SIA?
Informan 1 : “Ya, untuk motivasi menerapkan SIA tersebut sudah ada karena
bisa dibuktikan para pengelola BUMDes Astagina antusias
mengikuti pelatihan pada saat itu.”
Pertanyaan 5
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
keputusan?
Informan 1 : “Ya, kalau dari pendapat saya bisa memudahkan, karena sistem
itu terkait dengan otomatisasi, jadi dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dalam proses input transaksi yang ada
sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat
dapat dipercaya.”
Pertanyaan 6
Peneliti : Apakah penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan BUMDes
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa?
Informan 1 : “Ya, jelas bisa karena dengan laporan keuangan yang sesuai
maka dapat dipertanggung jawabkan dan dijadikan sebagai
dasar evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
keberlangsungan BUMDes yang dari program-programnya
dapat memberikan manfaat bagi masyarakayt desa.”
Pertanyaan 7
Peneliti : Apakah kualitas SDM mempengaruhi dalam pengelolaan
BUMDes khususnya untuk proses penyusunan laporan
keuangan dengan penerapan SIA?
Informan 1 : “Ya, berpengaruh terkait dengan tingkat kepahaman mereka
pada tugas yang sedang dijalankan sehingga mampu
mempercepat dalam proses penyusunan laporan keuangan
BUMDes dan yang paling utama kemauan semangat mereka
dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan.”
JAWABAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
No Pertanyaan Keterangan
1. Menurut Bapak selaku pimpinan, sejauh mana
pemahaman para pengelola BUMDes terkait
penyusunan laporan keuangan?
No Pertanyaan Keterangan
7. Apakah kualitas SDM mempengaruhi dalam
pengelolaan BUMDes khususnya dalam penerapan Penerapan SIA Pada
SIA pada penyusunan laporan keuangan? Pengelolaan Keuangan
BUMDes
Pertanyaan 1
Peneliti : Sejauh mana pemahaman para pengelola BUMDes terkait
penyusunan laporan keuangan?
Informan 2 : “Ya, sudah bisa dikategorikan baik karena kami
mengedepankan mereka yang memiliki kemauan untuk bekerja
sama dalam pengelolaan BUMDes.”
Pertanyaan 2
Peneliti : Apakah laporan keuangan BUMDes saat ini sudah sesuai, jelas
dan lengkap sehingga bisa digunakan dalam proses
pengambilan keputusan dan sebagai bahan evaluasi untuk
keberlanjutan dari BUMDes?
Informan 2 : ”Sudah, walaupun terkadang ada kesulitan atau kendala dan
juga tidak lepas adanya kekeliruan tetapi bisa ditangani karena
kami antar pengurus ikut serta mengecek kembali.”
Pertanyaan 3
Peneliti : Apakah penyusunan laporan keuangan BUMDes sudah
dilakukan tepat waktu?
Informan 2 : “Sejauh ini bisa dikatakan sudah tepat waktu jika adapun
keterlambatan itu juga karena ada sebabnya.”
Pertanyaan 4
Peneliti : Sejauh mana pemahaman dan motivasi pengelola BUMDes
untuk menerapkan SIA?
Informan 2 : “Jika dilihat para pengelola BUMDes sebenarnya sudah memiliki
motivasi untuk menerapkan SIA hanya saja pemahaman
mereka masih kurang jadi masih membutuhkan
Pertanyaan 5 pendampingan.”
Peneliti :
Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
Informan 2 : keputusan?
“Dapat membantu dan dapat memberikan kemudahan dalam
penyusunan laporan keuangan serta dapat mebghasilkan
laporan keuangan yang mungkin lebih baik dari sebelumnya
untuk dijadikan sebagai dasar evaluasi dan pengambilan
Pertanyaan 6 keputusan.”
Peneliti :
Apakah penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan BUMDes
Informan 2 : dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa?
“Ya, bisa pengelolaan keuangan yang efektif dengan penerapan
sistem maka dapat menghasilkan laporan keuangan BUMDes
yang lebih baik sehingga dapat melahirkan kepercayaan
Pertanyaan 7 masyarakat .”
Peneliti :
Apakah kualitas SDM mempengaruhi dalam pengelolaan
BUMDes khususnya untuk proses penyusunan laporan
Informan 2 : keuangandengan penerapan SIA?
“Ya, ada pengaruhnya apalagi berkaitan dengan pemanfaatan
teknologi informasi dan sistem dalam pengelolaan keuangan
BUMDes.”
Pertanyaan 8
Peneliti : Apakah sudah ada kesiapan dari pengelola BUMDes untuk
dapat menerapkan sistem dan standarisasi keuangan baru?
Informan 2 : “Ya, jika dilihat sudah ada kesiapan namun tetap saja para
pengelola masih membutuhkan pendampingan jika terkait
dengan penerapan sistem.”
Pertanyaan 9
Peneliti : Bagaimana teknis yang dilakukan dalam proses pelaporan
keuangan BUMDes saat ini?
Informan 2 : “Penyusunan laporan keuangan dilakukan oleh bendahara dan
sekretaris, jika sudah selesai diserahkan kepada saya selaku
direktur, kemudian akan dilakukan koreksi jika semua sudah
sesuai maka akan saya ajukan kepada komisaris untuk
selanjutnya segera dipaparkan dalam rapat anggota internal
BUMDes dan musayawarah desa (musdes).”
Pertanyaan 10
Peneliti : Sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ada, kapan
dilakukan pelaporan keuangan oleh pengelola BUMDes kepada
Pemerintah Desa dan masyarakat?
Informan 2 : “Pelaporan dilakukan dengan sistem dua semester pada satu
tahun sekitar pada bulan Juni untuk tahap satu dan bulan
Desember untuk tahap dua.”
Pertanyaan 11
Peneliti : Apakah pelaporan keuangan BUMDes sudah dilakukan tepat
waktu?
Informan 2 : “Ya, sudah hanya saja jika ada keterlambatan itu karena
beberapa faktor jadi masih bisa diatasi.”
Pertanyaan 12
Peneliti : Apakah Bapak selaku komisaris BUMDes Astagina melakukan
pemantauan secara berkala terhadap kinerja keuangan
BUMDes?
Informan 2 : “Ya, untuk mengingatkan para pengelola segera menyusun
laporan pertanggung jawaban BUMDes.”
Pertanyaan 13
Peneliti : Apa yang menjadi tolok ukur dalam pencapaian transparansi
keuangan BUMDes?
Informan 2 : “Tolok ukur pencapaian transparansi laporan keuangan
BUMDes itu mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari
pemerintah desa dan masyarakat desa dalam menjalankan
program-program kerja BUMDes selanjutnya.”
Pertanyaan 14
Peneliti : Siapa yang bertanggung jawab dalam proses transparansi
pengelolaan keuangan BUMDes?
Informan 2 : “Yang bertanggung jawab terkait dengan pelaksanaan
transparansi laporan keuangan BUMDes saya sendiri selaku
direktur.”
Pertanyaan 15
Peneliti : Bagaimana tindak kanjut setelah dilakukan pemaparan terkait
dengan pengelolaan keuangan yang sudah disusun dalam
bentuk laporan keuangan BUMDes pada rapat internal anggota
dan musyawarah desa (musdes)?
Informan 2 : “Melakukan diskusi untuk program keberlanjutan dari BUMDes
dan melakukan publikasi terkait dengan laporan keuangan
BUMDes dalam penggunaan penyertaan Dana Desa.”
Pertanyaan 16
Peneliti : Apa manfaat dari adanya transparansi terhadap laporan
keuangan BUMDes?
Informan 2 : “Tidak ada salah persepsi, kecurigaan, tuduhan yang kurang
baik dan melahirkan kepercayaan serta dukungan masyarakat
desa terhadap pengelolaan BUMDes.”
Pertanyaan 17
Peneliti : Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan
transparansi laporan keuangan BUMDes?
Informan 2 : “Beberapa masyarakat turut diundang sebagai perwakilan
dalam musyawarah desa (musdes) dan masyarakat juga bisa
ikut serta berkontribusi serta antusias terhadap program-
program dari BUMDes karena pada dasarnya BUMDes sendiri
adalah dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk
masyarakat.”
JAWABAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
No Pertanyaan Keterangan
1. Bagaimana prosedur yang dilakukan dalam
penyusunan laporan keuangan BUMDes?
No Pertanyaan Keterangan
9. Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan
keuangan BUMDes dapat menyediakan informasi
yang akurat dan tepat waktu sehingga bisa
melakukan aktivitas utama pada value chain secara Peran SIA Pada
efektif dan efisien? Pengelolaan Keuangan
BUMDes
10. Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan
keuangan BUMDes dapat meningkatkan kemampuan
dalam pengambilan keputusan?
11. Apakah dengan penerapan SIA untuk BUMDes
memberikan kemudahan dalam penyusunan laporan
keuangan atau malah menjadikan semakin sulit
karena harus paham dan menggunakan teknologi
informasi?
JAWABAN WAWANCARA
Pertanyaan 1
Peneliti : Bagaimana prosedur yang dilakukan dalam penyusunan
laporan keuangan BUMDes?
Informan 3 : “Untuk prosedur dalam proses penyusunan laporan keuangan
BUMDes yaitu dari saya selaku sekretaris menerima laporan
keuangan dari para koordinator unit usaha dan membantu
mengumpukan mengarsipkan bukti-bukti transaksi yang ada,
kemdian saya serahkan kepada bendahara untuk diinput dan
disusun laporan keuangan, jika sudah selesai maka di serahkan
kepada direktur untuk dikoreksi dan tahap selanjutnya
diajukan keapada komisaris untuk dipaparkan pada musdes.”
Pertanyaan 2
Peneliti : Seperti apa format laporan keuangan BUMDes yang telah
disusun saat ini?
Informan 3 : ”Masih manual dan sederhana dengan menggunakan microsoft
excel.”
Pertanyaan 3
Peneliti : Apakah format laporan keuangan yang sudah disusun telah
sesuai dengan informasi dan transaksi yang ada?
Informan 3 : “Ya, sudah walaupun terkadang tetap saja terjadi beberapa
transaksi terlewat belum diinput dan masih kurang teliti”
Pertanyaan 4
Peneliti : Apa saja kendala dalam penyusunan laporan keuangan
BUMDes?
Informan 3 : “Terkait waktu yang harus yang mana saya pribadi juga tidak
hanya fokus pada pengelolan BUMDes saja namun ada
beberapa kesibukan lain, sarana prasarana dan pemahaman
kami terkait dengan penyusunan laporan keuangan yang
memang masih belum baik.”
Pertanyaan 5
Peneliti : Setelah adanya pelatihan SIA, apakah pengelola BUMDes
sudah paham untuk kemudian menerapkannya dalam
penyusunan laporan keuangan atau masih perlu dilakukan
pendampingan secara intensif?
Informan 3 : “Belum begitu paham, namun untuk motivasi sebenarnya ingin
bisa menerapkan SIA untuk BUMDes dalam proses penyusunan
laporan keuangan dan pada intinya kami masih perlu adanya
pendampingan dari pihak yang sudah membidangi.”
Pertanyaan 6
Peneliti : Bagaimana pendapat anda selaku pengelola BUMDes terkait
SIA setelah mengikuti pelatihan SIA untuk pengelolaan
keuangan BUMDes?
Informan 3 : “Jika saya lihat dari fitur-fitur yang ada dalam aplikasi
SAAB.Syncore dapat memudahkan karena lengkap dan tertera
akun-akunnya.”
Pertanyaan 7
Peneliti : Bagaimana tindak lanjut setelah mengikuti pelatihan SIA
untuk pengelolaan keuangan BUMDes?
Informan 3 : “Dari BUMDes.id memberikan kami akses aplikasi SAAB.Syncore
dengan harapan dapat menerapkannya untuk proses
penyusunan laporan keuangan BUMDes.”
Pertanyaan 8
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat memperbaiki kualitas pada laporan keuangan?
Informan 3 : “Ya, bisa jika dilihat dari fitur yang ada pada aplikasi
SAAB.Syncore tersebut.”
Pertanyaan 9
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat
waktu sehingga bisa melakukan aktivitas utama pada value
chain secara efektif dan efisien?
Informan 3 : “Jika dilihat dari aplikasi SAAB.Syncore tersebut dengan
layanan yang ada bisa memudahkan dalam penyusunan
laporan keuangan karena sudah adanya otomatisasi sehingga
mungkin jika sudah diterapkan akan menghasilkan laporan
keuangan yang lebih akurat .”
Pertanyaan 10
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
keputusan?
Informan 3 : “Bisa, dengan bentuk laporan keuangan yang sudah
menggunakan otomatisasi tentunya sudah dapat dijamin
kebenarannya sehingga memudahkan untuk digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja
kauangan pada BUMDes.”
Pertanyaan 11
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk BUMDes memberikan
kemudahan dalam penyusunan laporan keuangan atau malah
menjadikan semakin sulit karena harus paham dan
menggunakan teknologi informasi?
Informan 3 : “Kesulitannya karena masih belum paham dari mana harus
memulainya dan ditambah lagi kami selaku pengelola tidak
diberikan petunjuk untuk mengakses SIA tersebut”
Pertanyaan 12
Peneliti : Apakah sarana dan prasaran yang ada sudah mendukung pada
penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan BUMDes?
Informan 3 : “Belum, kami menggunakan sarana prasarana milik pribadi
dan hanya disediakan printer saja.”
Pertanyaan 13
Peneliti : Apakah ada pendampingan dan pemantauan dari pihak yang
memberikan pelatihan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes?
Informan 3 : “Tidak ada pendampingan dan pemantauan kembali dari pihak
pelaksana pelatihan SIA.”
Pertanyaan 14
Peneliti : Bagaimana pengaruh penerapan SIA dalam proses
penyusunan laporan kuangan pada BUMDes Astagina?
Informan 3 : “Sejauh ini, belum dapat dirasakan pengaruh dari adanya SIA
utuk BUMDes yang telah kami dapatkan karena belum
diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan BUMDes.”
Pertanyaan 15
Peneliti : Sejauh mana campur tangan pemerintah dalam penerapan SIA
untuk pengelolaan laporan keuangan BUMDes?
Informan 3 : “Belum ada, paling hanya terkait dengan pemantauan
penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan program kerja
BUMDes.”
Pertanyaan 16
Peneliti : Apakah terdapat kesulitan dalam mengakses SIA untuk
pengelolaan keuangan BUMDes?
Informan 3 : “Kesulitan ada, kami sudah bisa log in di aplikasi SAAB.Syncore
namun fitur-fitur yang ada tidak bisa kami akses kemudian
sarana prasarana yang kurang suport untuk penerapan SIA dan
pemahaman yang masih kurang.”
Pertanyaan 17
Peneliti : Apakah kualitas SDM mempengaruhi dalam pengelolaan
BUMDes khususnya untuk proses penyusunan laporan
keuangan dengan penerapan SIA?
Informan 3 : “Sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan program-program
BUMDes sampai pada pengelolaan keuangan hingga
penyusunan laporan keuangan BUMDes dengan penerapan
Pertanyaan 18 SIA.”
Peneliti :
Apakah sudah ada kesiapan dari pengelola BUMDes untuk
Informan 3 : dapat menerapkan sistem dan standarisasi keuangan baru?
“Sebenarnya siap, hanya saja masih ada keraguan takut salah
Pertanyaan 19 karena masih kurang paham terkait dengan SIA untuk
Peneliti : BUMDes.”
A. Identitas Informan
No Pertanyaan Keterangan
1. Bagaimana prosedur yang dilakukan dalam
penyusunan laporan keuangan BUMDes?
2. Seperti apa format laporan keuangan BUMDes yang
telah disusun saat ini?
3. Apakah format laporan keuangan yang sudah
disusun telah sesuai dengan informasi dan transaksi Laporan Keuangan
yang ada? BUMDes Astagina
Pertanyaan 1
Peneliti : Bagaimana prosedur yang dilakukan dalam penyusunan
laporan keuangan BUMDes?
Informan 4 : “Laporan keuangan disusun oleh saya selaku bendahara setelah
menerima laporan keuangan dari masing-masing koordinator
unit usaha dan dibantu oleh sekretaris kemudian untuk laporan
keuangan dibuat dua semester dalam satu tahun.”
Pertanyaan 2
Peneliti : Seperti apa format laporan keuangan BUMDes yang telah
disusun saat ini?
Informan 4 : ”Untuk format dari kami masih secara manual dan sederhana,
serta dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan
microsoft excel.”
Pertanyaan 3
Peneliti : Apakah format laporan keuangan yang sudah disusun telah
sesuai dengan informasi dan transaksi yang ada?
Informan 4 : “Ya, insyaallah sudah meskipun terkadang ada sedikit kendala
dalam menginput bukti transaksi yang ada dan
menyesuaikannya.”
Pertanyaan 4
Peneliti : Apa saja kendala dalam penyusunan laporan keuangan
BUMDes?
Informan 4 : “Untuk kendala dalam proses penyusunan laporan keuangan
yaitu pemahaman kami selaku pengelola terkait dengan
leporan keuangan, sarana prasarana dan waktu karena kami
juga tidak hanya fokus pada BUMDes masih memiliki pekerjaan
dan harus membagi waktu untuk mengelola BUMDes.”
Pertanyaan 5
Peneliti : Setelah adanya pelatihan SIA. Apakah pengelola BUMDes
sudah paham untuk kemudian menerapkannya dalam
penyusunan laporan keuangan atau masih perlu dilakukan
pendampingan secara intensif?
Informan 4 : “Masih kurang paham dan kami masih belum begitu yakin
untuk menerapkannya, ada ketakutan terjadi kesalahan karena
kurang paham.”
Pertanyaan 6
Peneliti : Bagaimana pendapat anda selaku pengelola BUMDes terkait
SIA setelah mengikuti pelatihan SIA untuk pengelolaan
keuangan BUMDes?
Informan 4 : “Adanya pelatihan SIA menambah pengetahuan kami terkait
dengan penyusunan laporan keuangan dengan otomatisasi
menggunakan sistem yang berbentuk aplikasi SAAB.Syncore.”
Pertanyaan 7
Peneliti : Bagaimana tindak lanjut setelah mengikuti pelatihan SIA untuk
pengelolaan keuangan BUMDes?
Informan 4 : “Untuk tindak lanjut, dari kami masih melakukan pemahaman,
mencoba mengakses aplikasi SAAB.Syncore tersebut namun
memang belum memualai untuk menerapkan untuk dalam
penyusunan laporan keuangan BUMDes.”
Pertanyaan 8
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat memperbaiki kualitas pada laporan keuangan?
Informan 4 : “Jika dilihat dari akses dan fitur dari aplikasinya, bisa
memperbaiki kualitas laporan keuangan dan bisa
meningkatkan keefektivan dan efisiensi dalam proses
penyusunan laporan keuangan BUMDes.”
Pertanyaan 9
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat
waktu sehingga bisa melakukan aktivitas utama pada value
chain secara efektif dan efisien?
Informan 4 : “Ya, bisa mba mungkin jika memang sudah diterapkan akan
memberi kemudahan sehingga membantu mempercepat dengan
fitur otomatisasi yang tersedia dan dapat menhasilkan laporan
keuangan yang lebih akurat .”
Pertanyaan 10
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
keputusan?
Informan 4 : “Ya, mungkin jika dilihat kembali dari fitur yang ada pada SIA
untuk BUMDes tersebut bisa lebih mempermudah dalam
pengambilan keputusan dan sebagai bahan evaluasi
pengelolaan keuangan pada BUMDes.”
Pertanyaan 11
Peneliti : Apakah dengan penerapan SIA untuk BUMDes memberikan
kemudahan dalam penyusunan laporan keuangan atau malah
menjadikan semakin sulit karena harus paham dan
menggunakan teknologi informasi?
Informan 4 : “Ya, sulitnya karena kami selaku pengelola BUMDes masih
belum begitu paham dan masih ragu-ragu untuk bisa
menerapkan SIA, dan takut apabila terjadi kesalahan karena
ketidak pahaman kami, namun jika sudah paham mungkin bisa
memberikan kemudahan dalam proses penyusunan laporan
keuangan BUMDes.”
Pertanyaan 12
Peneliti : Apakah sarana dan prasaran yang ada sudah mendukung pada
penerapan SIA untuk pengelolaan keuangan BUMDes?
Informan 4 : “Belum, kami menggunakan sarana prasarana milik pribadi.”
Pertanyaan 13
Peneliti : Apakah ada pendampingan dan pemantauan dari pihak yang
memberikan pelatihan SIA untuk pengelolaan keuangan
BUMDes?
Informan 4 : “Sejauh ini tidak ada pendampingan dan pemantauan kembali
terkait dengan penerapan SIA untuk BUMDes.”
DOKUMENTASI PENELITIAN
Wawancara Dengan Informan 1 (Komisaris BUMDes Astagina)