Anda di halaman 1dari 95

SKRIPSI

HUBUNGAN ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY


DENGAN PEMBAYARAN PREMI JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DI WILAYAH DESA KADU KECAMATAN
CURUG KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020

OLEH:
SISCA RAHAYU
NIM. 161040500081

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES KHARISMA PERSADA
TAHUN 2020
SKRIPSI

HUBUNGAN ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY


DENGAN PEMBAYARAN PREMI JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DI WILAYAH DESA KADU KECAMATAN
CURUG KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna


memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:
SISCA RAHAYU
NIM. 161040500081

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES KHARISMA PERSADA
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY


DENGAN PEMBAYARAN PREMI JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DI WILAYAH DESA KADU KECAMATAN
CURUG KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020

Telah dilakukan Ujian Sidang Skripsi dan Perbaikan sesuai


dengan Saran Dewan Penguji serta diperiksa oleh Tim
Pembimbing Skripsi STIKes Kharisma Persada

Pamulang, 24 Juli 2020

Penguji I Penguji II

Drs. Sudibyo, M.Kes Sheila Meitania Utami, M.Si, Apt


NIDN. 4020065001 NIDN. 0312069202

Mengetahui
Ketua STIKes Kharisma Persada

Dr. H. M. Hasan, S.KM.,M.Kes.


NIDK. 8870620016

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY


DENGAN PEMBAYARAN PREMI JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DI WILAYAH DESA KADU KECAMATAN
CURUG KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020
Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Program Studi S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
STIKes Kharisma Persada

Pamulang, 24 Juli 2020


Pembimbing I, Pembimbing II,

Tri Okta Ratnaningtyas, S.KM., M.Kes Sheila Meitania, Utami,. M.Si., Apt
NIDN. 0723109002 NIDN. 0330058901

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Frida Kasumawati, SKM., M.Kes


NIDN. 0413068007

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Sisca Rahayu
NIM : 161040500081
Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 03 Oktober 1998

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah (Skripsi) yang berjudul “Hubungan Ability to


Pay dan Willingness To Pay dengan Pembayaran Premi Jaminan Kesehatan
Nasional di Wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Tahun 2020” adalah bukan
karya tulis ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya dan bersedia untuk
dipublikasikan dengan nama saya sebagai anggota.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Pamulang, 25 Februari 2020


Yang membuat pernyataan,

Sisca Rahayu
NIM. 161010500081

iv
RIWAYAT HIDUP

Nama : Sisca Rahayu

Tempat, Tanggal Lahir: Tangerang, 03 Oktober 1998

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kampung Sempur RT 03/06 Desa Kadu Kecamatan Curug

E-mail : siscarahayu03@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. 2004 sd 2010 : SDN Kadu Sempur


2. 2010 sd 2013 : MTS Alhusna Curug
3. 2013 sd 2016 : SMK Bicta
4. 2016 sd 2020 : S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kharisma Persada

Riwayat Organisasi :

1. Anggota PMR Mts Alhusna Curug Tahun 2012


2. Anggota English Club di SMK Bicta Tahun 2015
3. Staffreelencer Klinik Imi 2017 sd 2020

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan bagi
mahasiswa Jurusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Kharisma Persada
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Adapun judul dari skripsi
ini adalah “Hubungan Ability To Pay dan Willingness To Pay dengan Pembayaran
Premi Jaminan Kesehatan Nasional di Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten
Tangerang Tahun 2020”.

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. (H. C). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Kharisma Persada.
2. Dr. H. M. Hasan, S.KM., M.Kes., selaku Ketua STIKes Kharisma Persada
yang telah memberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan sesuai
akademik di STIKes Kharisma Persada.
3. Muhammad Asdiansyah, SH., selaku Kepala Desa Kadu yang telah
mengizinkan untuk melaksanakan penelitian.
4. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep., selaku Wakil Ketua I STIKes Kharisma
Persada.
5. Sity Novy Romlah, S.ST., M.Epid., selaku Wakil Ketua II STIKes Kharisma
Persada.
6. Ida Listiana, S.ST., M.Kes., selaku Wakil Ketua III STIKes Kharisma
Persada.
7. Frida Kasumawati, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat STIKes Kharisma Persada.
8. Drs.Sudibyo M.Kes., selaku Penguji I yang telah memberikan arahan.

vi
9. Tri Okta Ratnaningtyas, S.KM., M.Kes., selaku Pembimbing I yang selalu
memberikan bimbingan serta arahan dan sabar memberikan motivasi dalam
proses penyusunan skripsi ini.
10. Sheila Meitania Utami, M.Si.,Apt., selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan bimbingan serta arahan dan sabar memberikan motivasi dalam
proses penyusunan skripsi ini.
11. Seluruh dosen dan staf tata usaha STIKes Kharisma Persada yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan serta fasilitas dalam mengikuti
pendidikan hingga penyelesaian skripsi ini.
12. Kedua Orang tercinta, Bapak Sudiarjo dan Ibu Sri Hastuti, serta keluarga yang
penuh kesabaran dalam memberikan nasehat, doa, dukungan baik moril dan
materil kepada penulis selama dalam masa perkuliahan dan penyusunan Skripsi
ini.
13. Tresyawaty, Siti Sopiah, Nelis Wahyuni, Endang Puji A, Mega, Vika, Farida,
Laras, serta Eka yang selalu membantu dan memberikan semangat selama
penyusunan Skripsi.
14. Amriansyah yang selalu mendengarkan dan memberi semangat.
15. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi penelitian ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan, dan bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini masih
terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat peneliti harapakan demi kesempurnaan penulisan Skripsi ini.

Tangerang, 25 Februari 2020

Peneliti

vii
PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes KHARISMA PERSADA PAMULANG PAMULANG
SKRIPSI, TAHUN 2020

SISCA RAHAYU
161040500081

HUBUNGAN ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY DENGAN PEMBAYARAN


PREMI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH DESA KADU
KECAMATAN CURUG KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2020

ABSTRAK

Berdasarkan data nasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), jumlah peserta yang
terdaftar per 31 Desember 2017 sebesar 71,7% dari total penduduk Indonesia (BPJS Kesehatan,
2017), Di sisi lain Desember tahun 2019 sebesar 57,8% sehingga terjadi penurunan penduduk
yang 42,2% masih belum menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS, 2019). Berdasarkan
data dan uraian tersebut di peroleh masalah pada penelitian ini adalah dalam penunggakan premi
program jaminan kesehatan nasional pada pedagang kaki lima. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis hubungan ability to pay dan wilingness to pay dengan pembayaran premi jaminan
kesehatan nasional pada masyarakat pedagang kaki lima di Desa Kadu Kecamatan Curug
Kabupaten Tangerang Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan
mengguanakn analitik observasional , dan desain Crossectional. populasi dalam penelitian ini
berjumlah 300 pedagang dengan sampel penelitian ini berjumlah 41 yang di ambil menggunakan
rumus Issac Michael, teknik pengambilan sampelyang di gunakan adalah accidental sampling.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa di katakan ada hubungan antara ability to pay dengan
pembayaran premi jaminan kesehatan nasional pada masyarakat pedagang kaki lima di desa kadu
yang di tunjukan dengan p-value 0,047< α = 0,05 dan ada hubungan antara ability to pay dan
willingness to pay dengan pembayaran premi jaminan kesehatan nasional pada masyarakat
pedagang kaki lima di Desa Kadu yang di tunjukan dengan p-value 0,025< α = 0,05. Berdasarkan
hasil penelitian dapat di simpulkanbahwa terdapat hubungan anatara Ability to pay dan
willingness to pay dengan pembayaran premi bahwa hubungan ability to pay dan willingness to
pay dengan pembayaran premi jaminan kesehatan nasional tahun 2020.

Kata Kunci : Ability To Pay, Willingness To Pay, Jaminan Kesehatan Nasional Pedagang
Kaki Lima
Referensi : Buku dan Jurnal
Tahun : 2003 sd 2020

viii
UNDERGRADUATE PUBLICH STUDI PROGRAM
KHARISMA PERSADA SCHOOL OF HEALTH SCIENCES
THESIS, YEAR OF 2020
SISCA RAHAYU
161040500081

RELATIONSHIP OF ABILITY TO PAY AND WILLINGNESS TO PAY ON THE


COMMUNITY OF STREET VENDORS IN PAYING THE NATIONAL HEALTH
INSURANCE PREMIUMS
ABSTRACT
According to the national data of Social Insurance Administration Organization (BPJS),
the participants that have been registered in December 31st 2017 reached 71.7% of the total
Indonesian’s societies (BPJS Kesehatan, 2017). In December 2019, it reached the lower result
(57.8%) which is the 42.2% of the society have not been registered in National Health Insurance
(BPJS, 2019). .The purpose of this study is to analyse the relationship between ability to pay and
willingness to pay with the payment of national health insurance premium on street vendors in
Desa Kadu kecamatan Curug kabupaten Tangerang in 2020. This study applies quantitative
approach and crossectional design. The population of this study is 300 sellers with the sample
taken is about 41 with the formula of Isac Michael. It also uses accidental sampling technique.
Based on the result of this study, the writer finds that there is a relationship between ability to pay
and the payment of national health insurance on street vendors in Desa Kadu as shown in
statistical test p-value 0,047< α = 0,05. Also, there is a relationship between ability to pay and
willingness to pay with the payment of national health insurance premium on street vendors in
Desa Kadu as shown as p-value 0,025< α = 0,05. According to the result of this study, it can be
concluded that there is a relationship between ability to pay and willingness to pay with the
premium payment that the relationship between ability to pay and willingness to pay with the
payment of national health insurance premium in 2020.
Keywords : ability to pay, willingness to pay, national health insurance, street vendors
Reference : books, journals.
Year : 2003 sd 2020

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6


A. Konsep Teori ....................................................................... 6
B. Penelitian Terkait................................................................. 26
C. Kerangka Teori .................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 29


A. Rancangan Penelitian ............................................................... 29
B. Kerangka Konsep ..................................................................... 30
C. Definisi Operasional ................................................................. 31
D. Hipotesis ................................................................................... 33
E. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 34
F. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 34
G. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 36
H. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................... 37
I. Pengolahan Data dan Analisis Data ......................................... 40
J. Etika Penelitian ......................................................................... 42
K. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 44


A. Gambaran Umum Desa Kadu ................................................... 44
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 45
C. Pembahasan .............................................................................. 53

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 56


A. Kesimpulan ............................................................................... 56

x
B. Saran ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59


LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terkait ...............................................................................26


Tabel 3.1 Definisi Operasional ...........................................................................31
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Ability To Pay. .....................................................32
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Willingness To Pay ..............................................33
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Pembayaran Premi JKN .......................................34
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ...........................................................................35
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .....41
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Jenis Berdasarkan
Jenis Kelamin .....................................................................................42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan ..........................................................................................43
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendapatan ..........................................................................................44
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kemampuan ........................................................................................45
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kemauan .............................................................................................46
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pembayaran Jaminan Kesehatan Nasional ........ 47
Tabel 4.8 Hubungan Ability To Pay dengan Pembayaran Premi Jaminan
Kesehatan Nasional ............................................................................50
Tabel 4.9 Hubungan Willingness To Pay dengan Pembayaran Premi
Jaminan Kesehatan Nasional ..............................................................51

xii
DAFTAR BAGAN

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 22


Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................... 24

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kartu Bimbingan


Lampiran 2. Surat Permohonan izin penelitian
Lampiran 3. Surat Balasan izin penelitian
Lampiran 4. Lembar Persetujuan menjadi responden
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
Lampiran 6. Tabel Hasil Uji validitas dan reliablitas
Lampiran 7. Tabel Hasil SPSS
Lampiran 8. Dokumentasi penelitian

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki cita-cita bangsa

dalam hal mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan derajat

kesehatan yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945. Dalam mewujudkan hal tersebut, pemerintah

telah mengeluarkan salah satu kebijakan di bidang kesehatan yaitu Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Menurut Undang-undang Nomor 40 tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) jaminan sosial

diwajibkan bagi semua penduduk Indonesia atau disebut sebagai Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN).

Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) menyatakan bahwa jaminan kesehatan menggunakan prinsip

asuransi sosial yaitu kepesertaan yang bersifat wajib, besaran premi

berdasarkan persentase pendapatan, dan semua anggota mendapatkan

pelayanan kesehatan yang sama. Dalam penyelenggaraanya, Badan

penyelenggara jaminan sosial Kesehatan bekerja berdasarkan prinsip

perlindungan sosial yang bersifat nirlaba, kegotongroyongan, portabilitas,

memiliki tata kelola yang baik (good governance), keterbukaan, kehati-

hatian, akuntabilitas, efisien dan efektivitas.

Kebijakan JKN mulai dirasakan penting oleh sebagian besar

masyarakat Indonesia. Peningkatan jumlah peserta tiap tahunnya menjadi

indikator bahwa program ini semakin dibutuhkan. Berdasarkan data nasional


badan penyelenggara jaminan kesehatan, jumlah peserta yang terdaftar per 31

Desember 2017 sebesar 71,7% dari total penduduk Indonesia (BPJS

Kesehatan, 2017). Di sisi lain dalam program jaminan kesehatan nasional

juga di jelaskan bahwa peserta Penerima Bantuan Iuaran (PBI) sebesar 59,9%

dan peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) sebesar 23,88%. Kepesertaan

terendah terdapat pada peserta kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) yakni sebesar 13,51% dan kategori peserta bukan pekerja yakni

hanya sebesar 2,66% (BPJS Kesehatan, 2017).

Pembiayaan kesehatan dan kepesertaan jaminan pemeliharaan

kesehatan menjadi masalah yang sangat penting karena cukup memberatkan

khususnya bagi golongan ekonomi menengah ke bawah. Per Desember tahun

2019 sebesar 57,8% yang telah terdaftar program jaminan kesehatan nasional

dan 42,2% masih belum menjadi peserta JKN (BPJS Kesehatan, 2019).

Masyarakat miskin telah mendapatkan bantuan baik dari pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah, sedangkan masyarakat yang kaya, mampu untuk

membiayai kesehatannya, kelompok tersebut mempunyai kemampuan untuk

menyisihkan sejumlah uang bagi jaminan kesehatan, namun terbatas

(Zuhdiar, 2015).

Thabrany (2005) mengemukakan bahwa pendanaan kesehatan yang

adil dan merata adalah pendanaan dimana seseorang mampu mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan membayar

pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan membayarnya. Saat

ini sudah diperkenalkan tarif yang dihitung atas dasar Ability To Pay dan

2
Willingness To Pay, Permasalahan tarif yang terjangkau masih belum selesai

karena sifat kebutuhan yang tidak pasti. Pekerja bukan penerima upah atau

yang sering disebut dengan pekerja informal adalah sebagian dari mereka

yang tidak menempati lokasi usaha yang permanen. Jumlah pekerja penerima

upah hanya 37,9 % sementara pekerja bukan penerima upah mencapai 62,1 %

(Dewan Jaminan Sosial Nasional, 2012). Hal ini menjelaskan informal di

Indonesia memberikan pengaruh besar terhadap Ability To Pay dan

Wilingness To Pay dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan.

Handayani dkk (2013) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa

kemauan seseorang untuk membayar iuran jaminan kesehatan hanya sebesar

76,8 %. Penelitian lebih lanjut oleh Handayani dkk, menyatakan bahwa nilai

Ability to Pay (ATP) yang lebih besar di atas rata-rata akan berpengaruh

terhadap tingginya tingkat Willingness To Pay (WTP) sehingga mendapatkan

pelayanan kesehatan dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan.

Berdasarkan penelitian Ishmah fauziyah (2008). Menyatakan hal yaitu

dari 70 % pendanaan kesehatan berasal dari keputusan penentuan kelas iuran

jaminan kesehatan pada supir angkot di Kota Semarang. Hal ini berarti, masih

banyak masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan dan harus

membayar secara langsung.

Dalam penelitian ini, studi pendahuluan melalui wawancara dan

observasi kepada Sekretaris di Desa Kadu pada tanggal 20 Februari dan di

peroleh informasi bahwa pedagang kaki lima yang berjumlah 300 orang

pedagang dimana hanya kurang lebih 100 orang yang ikut serta dalam BPJS

3
Kesehatan Mandiri. Sedangkan yang lain yaitu 200 pedagang dari pedagang

termasuk dalam beberapa asuransi kesehatan lain seperti BPJS Kesehatan

Penerima Bantuan Iuran (PBI). Berdasarkan data dan uraian di atas maka di

ketahui masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya keikutsertaan

pedagang kaki lima, membayar premi jaminan kesehatan nasional. Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Ability To Pay dan Willingness To Pay dengan Pembayaran

Premi Jaminan Kesehatan Nasional di Wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Bagaiman hubungan ability to pay dan willingness to pay dengan

pembayaran premi jaminan kesehatan nasional di Desa Kadu Kecamatan

Curug Kabupaten Tangerang Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan ability to pay dan wilingness to pay dengan

pembayaran premi jaminan kesehatan nasional di Wilayah Desa kadu

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Tahun 2020?

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hubungan ability to pay dan willingness to pay

dengan pembayaran premi jaminan kesehatan nasional di Desa Kadu

4
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Tahun 2020 berdasarkan

karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan

pendapatan.

b. Menganalisis hubungan ability to pay dengan pembayaran premi

jaminan kesehatan nasional di Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang Tahun 2020.

c. Menganalisis hubungan willingness to pay dengan pembayaran premi

jaminan kesehatan nasional di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, tentang

dan pengalaman dalam mengaplikasikan teori yang di proses ilmu selama

perkuliahan administrasi kebijakan kesehatan yang telah didapatkan .

2. Bagi STIKes Kharisma Persada

Hasil penelitian ini menambah referensi di perpustakaan yang dapat

digunakan para mahasiswa dalam memperluas wawasan khususnya yang

terkait dengan ability to pay dan willingness to pay dengan pembayaran

premi jaminan kesehatan nasional.

5
3. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi dan motivasi dalam ability to pay dan willingness

to pay dalam kaitannya dengan pembayaran premi jaminan kesehatan

nasional di wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug Tahun 2020.

6
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Jaminan Kesehatan Nasional

a. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional

Menurut Undang-undang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional

Tahun 2004 Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan

iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan

perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang

menimpa mereka dan atau anggota keluarganya,Sistem Jaminan

Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan

Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

dan BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut Perpres RI No.12 tahun 2013 Jaminan sosial adalah

bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar

dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Sedangkan

jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan

agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau

iurannya dibayar oleh pemerintah.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di

Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional


(SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui

mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib

(mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar

semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi,

sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

masyarakat yang layak.

b. Kepersertaan Jaminan Kesehatan Nasional

Dalam kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional terdapat

beberapa istilah sebagai berikut (Perpres RI No.12 tahun 2013) :

1) Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang

bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

membayar Iuran.

2) Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji,

upah atau imbalan dalam bentuk lain.

3) Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan

hukum, atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja,

atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri

dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.

Peserta Jaminan Kesehatan tersebut meliputi: Penerima Bantuan

Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI Jaminan Kesehatan dengan rincian

sebagai berikut (Perpres RI No.19 tahun 2016):

1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong

7
fakir miskin dan orang tidak mampu.

2) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir

miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:

a) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

1) Pegawai Negeri Sipil;

2) Anggota TNI;

3) Anggota Polri;

4) Pejabat Negara;

5) Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

6) Pegawai pemerintah non – pegawai negeri;

7) Pegawai swasta;

8) Pekerja yang menerima upah namun tidak termasuk huruf a

sampai huruf f.

b) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

1) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan

2) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima

Upah.

3) Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b,

termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia

paling singkat 6 (enam) bulan.

c) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya, yaitu:

1) Investor;

2) Pemberi Kerja;

8
3) Penerima Pensiun;

4) Veteran;

5) Perintis Kemerdekaan;

6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari veteran dan

perintis kemerdekaan;

7) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai

dengan huruf e yang mampu membayar Iuran.

d) Penerima pensiun terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

2) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak

pensiun;

3) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;

4) Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan

5) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun

sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf

d yang mendapat hak pensiun.

e) Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:

1) Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan

2) Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari

Peserta, dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah

atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan belum

berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25

(dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan

9
formal.

3) Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan

anggota keluarga yang lain.

Hak dan kewajiban peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

meliputi :

a) Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak

mendapatkan identitas Peserta dan manfaat pelayanan kesehatan

di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS

Kesehatan.

b) Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan

berkewajiban untuk: membayar iuran dan melaporkan data

kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan

identitas Peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja.

Adapun prosedur pendaftaran peserta :

a) Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS

Kesehatan. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja

dapat mendaftarkan diri sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

b) Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan

keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional bersifat wajib dan

mencakup seluruh penduduk Indonesia sehingga perlu dilakukan

secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1Januari 2014,

kepesertaannya paling sedikit meliputi: PBI Jaminan Kesehatan;

10
Anggota TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan

anggota keluarganya; Anggota Polri/PNS di lingkungan Polri dan

anggota keluarganya; peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero)

beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan

kesehatan Jamsostek dan anggota keluarganya. Selanjutnya tahap

kedua meliputi pemberi kerja BUMN, Usaha besar, Usaha

menengah, dan Usaha Keci paling lambat 1 Januari 2015. Pada

tahap ketiga adalah pemberi kerja usaha mikro. Tahap terakhir

adalah seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS

Kesehatan baik pekerja bukan penerima upah ataupun bukan pakerja

paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019 (Perpres RI No.12 tahun

2013).

c. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan

secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah

untuk program Jaminan Kesehatan (Perpres No. 12/2013 tentang

Jaminan Kesehatan). Pembayar iuran jaminan kesehatan dibedakan

atas (Perpres RI No 19 tahun 2016):

1) Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh pemerintah. Untuk iuran

Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh

Pemerintah Daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah.

2) Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, iurannya dibayar oleh

Pemberi Kerja dan Pekerja.

11
3) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja

iuran dibayar oleh Peserta yang bersangkutan atau pihak lain atas

nama peserta.

4) Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui

Peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai

dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar

hidup yang layak. Setiap Peserta wajib membayar iuran yang

besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk

pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (untuk

bukan penerima upah dan PBI).

Berikut tata cara pembayaran iuran jaminan kesehatan (Perpres

RI No. 19 tahun 2016) :

1) Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya,

menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya,

dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS

Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan).

Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran

dibayarkan pada hari kerja berikutnya.

2) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan

Pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang

dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan

kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat dilakukan

diawal.

12
3) Keterlambatan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan lebih dari 1

(satu) bulan sejak tanggal 10, penjaminan Peserta diberhentikan

sementara. Status kepesertaan aktif kembali apabila membayar

denda sebesar 2,5% dari biaya pelayanan kesehatan untuk setiap

bulan tertunggak paling tinggi Rp.30.000.000,00 kepada BPJS

untuk setiap pelayanan rawat inap yang diperolehnya.

4) BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran

JKN sesuai dengan Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi

kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS Kesehatan

memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Kerja dan/atau

Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak

diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran

diperhitungkan dengan pembayaran Iuran bulan berikutnya.

5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran iuran

diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.

Besaran iuran dalam jaminan kesehatan dibedakan atas jenis

kepesertaannya sebagai berikut (Perpres RI No.19 tahun 2016):

1) Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta PBI serta penduduk yang

didaftarkan Pemda sebesar Rp 23.000,00.

2) Bagi peserta Pekerja Penerima Upah seperti PNS, anggota

TNI/POLRI, pejabat negara, pimpinan dan anggota DPRD dan

pegawai pemerintah non-pegawai negeri sebesar 5% (lima

persen) dari gaji atau upah per bulan.

13
3) Bagi peserta Pekerja Penerima Upah selain nomor 2 dibayarkan

mulai 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2015 sebesar 4,5

% dari gaji atau upah per bulan dan yang dibayarkan mulai 1 Juli

2015 sebesar 5 % dari gaji atau upah per bulan.

4) Iuran bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta

Bukan Pekerja dibedakan menjadi tiga yaitu :

1) Sebesar Rp 25.500,00 per orang per bulan dengan manfaat

pelayanan di ruang perawatan kelas III.

2) Sebesar Rp 51.000,00 per orang per bulan dengan manfaat

pelayanan di ruang perawatan kelas II.

3) Sebesar Rp 80.000,00 per orang per bulan dengan manfaat

pelayanan di ruang perawatan kelas I.

5) Ketentuan besaran Iuran Jaminan Kesehatan mulai berlaku pada

tanggal 1 April 2016.

2. Kemauan Membayar Iuran Willingness To Pay (WTP)

WTP atau kemauan/keinginan untuk membayar dapat diartikan

sebagai sejumlah yang akan dibayarkan seorang konsumen untuk

memperoleh suatu barang atau jasa. Zhao dan Kling (2000) menyatakan

bahwa WTP adalah harga maksimum dari suatu barang yang ingin dibeli

oleh konsumen pada waktu tertentu. WTP sebenarnya adalah harga pada

tingkat konsumen yang merefleksikan nilai barang atau jasa dan

pengorbanan untuk memperolehnya (Simonson & Drolet, 2003). Disisi

14
lain, WTP ditujukan untuk mengetahui daya beli konsumen berdasarkan

persepsi konsumen (Dinauli, 2001).

Untuk memahami konsep WTP konsumen terhadap suatu barang

atau jasa harus dimulai dari konsep permintaan (demand) dan utilitas,

yaitu manfaat atau kepuasan karena mengkonsumsi barang atau jasa pada

waktu tertentu. Setiap individu ataupun rumah tangga selalu berusaha

untuk memaksimumkan utilitasnya dengan pendapatan tertentu, dan ini

akan menentukan jumlah permintaan barang atau jasa yang akan

dikonsumsi. Demand diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang mau

atau ingin dibeli atau dibayar (willingness to buy or willingness to pay)

oleh konsumen pada harga tertentu dan waktu tertentu (Perloff, 2004).

Utilitas yang akan didapat oleh seorang konsumen memiliki kaitan

dengan harga yang dibayarkan yang dapat diukur dengan WTP.

Sejumlah uang yang ingin dibayarkan oleh konsumen akan

menggambarkan indikator utilitas yang diperoleh dari barang tersebut (

UGM, 2002).

Grossman (1972) dalam Trisnanto (2014) menggunakan teori modal

manusia (human capital) untuk menggambarkan demand untuk

kesehatan dan demand untuk pelayanan kesehatan. Dalam teori ini

disebutkan bahwa seseorang melakukan investasi untuk bekerja dan

menghasilkan uang melalui pendidikan, pelatihan dan kesehatan.

Grossman menguraikan bahwa demand untuk kesehatan memiliki

15
beberapa hal yang membedakan dengan pendekatan tradisional demand

dalam sektor lain:

a. Yang diinginkan masyarakat atau konsumen adalah kesehatan, bukan

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan derived

demand sebagai input untuk menghasilkan kesehatan. Dengan

demikian, demand untuk pelayanan rumah sakit pada umumnya

berbeda dengan demand untuk pelayanan hotel.

b. Masyarakat tidak membeli kesehatan dari pasar secara pasif.

Masyarakat menghasilkannya, menggunakan waktu untuk usahausaha

peningkatan kesehatan, di samping menggunakan pelayanan

kesehatan.

c. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi karena tahan lama

dan tidak terdepresiasi dengan segera.

d. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan konsumsi sekaligus sebagai

bahan investasi.

Menurut Grossman, konsumen memiliki 2 alasan dalam hal

permintaan terhadap kesehatan yaitu:

a. Kesehatan sebagai komuditas konsumsi Kesehatan merupakan

hal yang sangat dibutuhkan oleh konsumen dimana dengan

kesehatan itu sendiri konsumen merasa lebih baik. Dengan

kesehatan itu sendiri, konsumen dapat melakukan aktivitas fisik

dengan leluasa tanpa ada gangguan dari kesehatan mereka

sendiri.

16
b. Kesehatan sebagai sebuah investasi Kondisi kesehatan akan

menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk seseorang. Lama

waktu seseorang sakit akan berpengaruh pada jumlah waktu

yang dapat ia lakukan untuk bekerja dan melakukan aktivitas

lainnya. Selain itu, sakit dapat menyebabkan seseorang

kehilangan penghasilannya akibat tidak dapat bekerja selama ia

sakit.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi demand

terhadap pelayanan kesehatan Menurut Fuchs (1998), Dunlop dan

Zubkoff (1981) antara lain:

1. Kebutuhan berbasis fisiologis

Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis menekankan pentingnya

keputusan petugas medis yang menentukan perlu tidaknya seseorang

mendapat pelayanan medis. Keputusan petugas medis ini akan

mempengaruhi penilaian seseorang akan status kesehatannya.

2. Penilaian pribadi akan status kesehatan

Penilaian pribadi akan status kesehatan dipengaruhi oleh kepercayaan,

budaya dan norma-norma sosial di masyarakat.

3. Variabel-variabel ekonomi tarif

Hubungan tarif dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah

negatif. Semakin tinggi tarif maka demand akan menjadi semakin

rendah. Masalah tarif merupakan hal yang kontroversial, pernyataan

normatif di masyarakat memang mengharapkan bahwa tarif harus

17
rendah agar masyarakat miskin mendapat akses. Akan tetapi tarif yang

rendah dengan subsidi yang tidak cukup dapat menyebabkan mutu

pelayanan turun bagi orang miskin.

4. Penghasilan masyarakat

Kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan demand untuk

pelayanan kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal.

Akan tetapi, ada pula sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat

barang inferior, yaitu adanya kenaikan penghasilan masyarakat justru

menyebabkan penurunan konsumsi.

5. Ansuransi Kesehatan dan Jaminan Kesehatan

Pada negara-negara maju, faktor asuransi kesehatan menjadi penting

dalam hal demand pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, di Amerika

Serikat masyarakat tidak membayar langsung ke pelayanan kesehatan,

tetapi melalui sistem asuransi kesehatan.

6. Variabel-variabel demografis dan umur

Faktor umur sangat mempengaruhi demand terhadap pelayanan

preventif dan kuratif. Semakin tua seseorang sendiri meningkat

demand-nya terhadap pelayanan kuratif. Sementara itu, demand

terhadap pelayanan kesehatan preventif menurun. Dengan kata lain,

semakin mendekati saat kematian, seseorang merasa bahwa

keuntungan dari pelayanan kesehatan preventif akan lebih kecil

dibandingkan dengan saat masih muda. Fenomena ini terlihat pada

pola demografi di negara-negara maju yang berubah menjadi

18
masyarakat tua. Pengeluaran untuk pelayanan kesehatan menjadi

sangat tinggi.

7. Jenis kelamin

Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa demand terhadap

pelayanan kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi dibanding

dengan laki-laki. Hasil ini sesuai dengan dua perkiraan. Pertama,

wanita mempunyai insidensi penyakit yang lebih tinggi dibanding

dengan laki- laki. Kedua, karena angka kerja wanita lebih rendah

maka kesediaan meluangkan waktu untuk pelayanan kesehatan lebih

besar disbanding dengan laki-laki. Akan tetapi, pada kasus-kasus yang

bersifat darurat perbedaan antara wanita dan laki-laki tidaklah nyata.

8. Pendidikan

Seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung mempunyai

demand yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung

meningkatkan kesadaran akan status kesehatan, dan konsekuensinya

untuk menggunakan pelayanan kesehatan.

9. Faktor-faktor lain

Berbagai faktor lain yang mempengaruhi demand pelayanan

kesehatan, yaitu tersedianya dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan,

serta inflasi. Russel (1996) juga merumuskan tentang kemauan

membayar (WTP) suatu jasa dapat dilihat dari dua hal yaitu:

19
a. Mengamati dan menempatkan model pemanfaatan jasa pelayanan

kesehatan di masa lalu, pengeluaran terhadap harga pelayanan

kesehatan.

b. Wawancara langsung pada mayarakat seberapa besar kemampuan

dan kemauan untuk membayar paket atau jasa pelayanan kesehatan.

Perhitungan WTP dapat dilakukan secara langsung (direct method)

dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung (indirect

method) yaitu perhitungan terhadap nilai dari penurunan kualitas

lingkungan yang telah terjadi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP, yaitu :

1) Harga barang

2) Pendapatan Bila seseorang respon mempunyai pendapatan yang

semakin meningkat tentunya kemauan membayar tarif

pelayanan kesehatan pun semakin besar. Hal ini disebabkan

karena alokasi biaya kesehatan lebih besar sehingga akan

memberikan kemampuan dan kemauan yang lebih besar pula

untuk membayar tarif pelayanan kesehatan tersebut

3) Selera

4) Persepsi terhadap barang dan jasa.Menurut Murti (2000),

berpendapat kemauan membayar seseorang bergantung pada

sebarapa besar seseorang memiliki sifat penghindar risiko.

Semakin besar sifat penghindar resiko, maka semakin besar

kemauan konsumen untuk membayar premi tersebut. Ada dua

20
cara untuk mengukur besarnya kemauan membayar pelayanan

kesehatan (Pungky dan Puspitasari, 2014):

a. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu

untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan karena

adanya suatu kegiatan pembangunan.

b. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang

akibat semakin menurunnya kualitas lingkungan. Melalui

suatu survey untuk menentukan tingkat kesediana

masyarakat untuk membayar dalam rangka mengurangi

dampak negatif pada lingkungan atau untuk mendapatkan

lingkungan yang lebih baik.

3. Kemampuan Membayar (Ability To Pay)

a. Definisi kemampuan membayar

Kemampuan membayar (Ability to Pay) adalah jumlah uang

yang mampu dibayarkan masyarakat untuk menggantikan biaya

pelayanan yang diterimanya (Rubiani, 2004). Menurut Russel (1995)

bahwa Ability to Pay adalah pertimbangan dalam membelanjakan

penghasilannya/pengeluaran untuk membeli barang atau pelayanan

lain. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan penerimaan sehingga

secara ekonomis dalam memilih kepuasan maksimal. Ability to Pay

dibagi menjadi 3 kelompok yaitu non food expenditure, non

essensial expenditure, dan essensial expenditure. Ability to Pay

(ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa

21
pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap

ideal. Dua batasan ATP yang dapat digunakan sebagai berikut

(Adisasmita, 2008) :

1) ATP 1 adalah besarnya kemampuan membayar yang setara

dengan 5 % dari pengeluaran pangan non esensial dan non

makanan. Batasan ini didasarkan bahwa pengeluaran untuk non

makanan dapat diarahkan untuk keperluan lain, termasuk untuk

kesehatan.

2) ATP 2 adalah besarnya kemampuan membayar yang setara

dengan jumlah pengeluaran untuk konsumsi alkohol, tembakau,

sirih, pesta/upacara. Batasan ini didasarkan kepada pengeluaran

yang sebenarnya dapat digunakan secara lebih efesien dan efektif

untuk kesehatan. Misalnya dengan mengurangi pengeluaran

alkohol/ tembakau/ sirih untuk kesehatan.

b. Determinan yang mempengaruhi ability to pay terdiri dari:

1) Pekerjaan

Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan pekerjaan adalah

aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh responden sehingga

memperoleh penghasilan. Pekerjaan adalah sesuatu yang

dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian

masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-

hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh

informasi (Depkes RI, 2001). Hal ini berkaitan dengan tingkat

22
penghasilan seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

mata pencaharian dapat mempengaruhi tingkat kemampuan

membayar seseorang dalam membayar iuran jaminan kesehatan.

2) Pendapatan

Menurut Russell (1995) kemampuan membayar berhubungan

dengan tingkat pendapatan (Income). Sedangkan menurut

Gertlet (1990) pendapatan dapat mempengaruhi penentuan

pasien dalam memilih pengobatan yang dapat memaksimalkan

kepuasan dan manfaat (utility) yang diperolehnya. Ada

hubungan antara tingginya pendapatan dengan besarnya

permintaan akan pemeliharaan kesehatan, terutama dalam hal

pelayanan kesehatan modern. Pada masyarakat berpendapatan

rendah, akan mencukupi kebutuhan barang terlebih dahulu,

setelah kebutuhan akan barang tercukupi akan mengkonsumsi

kesehatan (Andersen et al, 1975; Santerre & Neun, 2000 dalam

Andhika 2010; Mills & Gilson,1990)

3) Pengeluaran

Menurut Gani dkk (1997) kemampuan membayar biaya

pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari pengeluaran

tersier non pangan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh

Mukti (2001) bahwa kemampuan membayar masyarakat dapat

dilihat dari pengeluaran tersier seperti: pengeluaran rekreasi,

sumbangan kegiatan sosial, dan biaya rokok. Menurut BPS,

23
2002. Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satuindikator

yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk.

Sernakin tinggi pendapatan maka porsi pengeluaran rumah

taggaa akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke

pengeluaran bukan makanan. Pergeseran pola pengeluaran

terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan pada

umumnya rendah, sebaliknya elastisitas permintaan terhadap

barang bukan makanan pada umumnya tinggi. Engels Law

menyatakan bahwa proporsi anggaran rumah tangga yang

alokasikan untuk membeli pangan akan semakin kecil pada saat

tingkat pendapatan meningkat (Harianto, 2001).

4. Hubungan antara Kemampuan (Ability to Pay) dan Kemauan


(Willingness to Pay)
Sustein dalam jurnal Havard Law & Policy Review mengatakan

bahwa jika seseorang tidak memiliki banyak uang, berarti mereka

memiliki kemampuan membayar yang rendah. Saat orang miskin

menunjukkan WTP yang rendah, hal tersebut berarti kemampuan

membayar mereka memang rendah. Tapi bagi seseorang dengan WTP

yang rendah tidak berarti mereka memperoleh jaminan kesejahteraan

yang rendah dari Pemerintah untuk barang yang bersesuaian. Penilaian

penduga WTP yang diharapkan menurut Fujita et all (2005) sebagai

informasi yang berguna dari sisi permintaan (demand) untuk tingkat

penetapan tarif pelayanan dengan menyertakan keterbatasan dari

pengguna (ATP).

24
Menurut Gupta (2005) dalam konferensi internasional jaminan

kesehatan sosial bagi negara miskin, kemampuan membayar yang rendah

berkorelasi dengan keinginan membayar. Sedangkan Bayarsaikhan

(2005) mempresentasikan dalam konferensi tersebut bahwa semua

segmen populasi yang dijamin dan dilindungi dan tidak sakit serta miskin

diabaikan status pendapatannya atau kemampuan membayar pelayanan

kesehatannya pada saat dibutuhkan. Penelitian Kemauan membayar

untuk meningkatkan pelayanan sanitasi dan dampaknya pada pendekatan

responsif.

pada air BRAC oleh Faisal (2008) menunjukkan dalam mendisain

struktur tarif termasuk didalamnya pertimbangan ATP selain dari WTP.

Analisa yang detail mengenai WTP dan ATP memberikan banyak

dimensi untuk suatu proyek yang akan diimplementasikan pada tingkat

bawah. Jika suatu WTP rumah tangga lebih rendah dari ATPnya

menunjukkan pembelian sesuatu yang tidak diinginkan dari pembuat

keputusan pada rumah tangga itu untuk membiayai pelayanan.

ATP terlalu rendah itu sebagai gambaran dari ketidakmampuan

rumah tangga untuk suatu keinginan membayar dari suatu. Nilai ATP

yang rendah dan nilai WTP yang tinggi disebut sebagai masyarakat yang

perlu dukungan pengaturan keuangan (favourable financial arrangement).

ATP yang rendah dengan WTP yang rendah juga disebut masyarakat

yang perlu dukungan keuangan dan motivasi.

25
Hubungan antara kemampuan membayar dengan kemauan

membayar dalam penelitian Rudianto (1998) di Puskesmas Cikole,

Kabupaten daerah tingkat II Bandung menunjukkan hubungan yang

nyata. Hasil dari kajian tersebut adalah Kemampuan membayar lebih

tinggi dibandingkan kemauan membayar. Dalam penelitian dewi (2004)

di Puskesmas Sukmajaya, Depok menghasilkan bahwa keinginan

membayar berhubungan nyata dengan pendidikan, manfaat yang

dirasakan pasien, dan pendapatan pasien. Hal ini menunjukkan pasien

yang mau membayar pelayanan lebih baik adalah pasien dengan

karakteristik pendidikan baik, pendapatan relatif tinggi dan manfaat

pelayanan yang telah dirasakan oleh pasien dengan baik pula.

B. Penelitian Terkait

Berikut ini adalah tabel 2.1 yang berisi tentang penelitian terkait yang

digunakan :

Tabel 2.1 Penelitian Terkait


Nama Judul Variabel Hasil
No. Analisis Data Penelitian
Peneliti Penelitian Independen Dependen

1. Ishmah Analisis ATP Ability toPay Pembayaran 1. Analisis Hasil


Fauziyyah (Ability to Pay) iuran supir data penelitian
dan WTP angkot menggunakan menunjukkan
(Willingness to univariat bahwa ada
Pay) terhadap untuk hubungan
Penentuan Kelas mengetahui antara tingkat
Iuran Jaminan karakteristik ATP (Ability
Kesehatan pada responden to Pay)
Sopir Angkot di 2. Analisis terhadap iuran
Kota Semarang Bivariat jaminan
(Tahun 2016) mengetahui kesehatan
Hubungan dengan 1.
Ability to pvalue 0.003
Pay dan dan hubungan
pemabyaran antara tingkat
iuran pada WTP
supir angkot (Willingness
to Pay)

26
Nama Judul Variabel Hasil
No. Analisis Data Penelitian
Peneliti Penelitian Independen Dependen
terhadapkeput
usan
penentuan
kelas iuran
jaminan
kesehatan
pada supir
angkot di Kota
Semarang
dengan p
value 0.000.p
angkot di Kota
Semarang
dengan p
value 0.000.
2. Igusti Ayu Analisis Kempuan pembayaran 1.Analisis data ATP VIP A
Juliasih, Kemampuan dan kemauan jaminan menggunakan Rp 700.000,-
Putu Dedy dan Kemauan membayar kesehatan univariat Rp1.200.000
Kastama Membayar pada untuk VIP B Rp
Hardy Pasien Rawat pelayanan mengetahui 854.800,-
Inap di kesehatan karakteristik Kelas II
Rumah Sakit responden Rp 1.809.000
Umum 2.Analisis Kelas III
Daerah Bivariat Rp300.000
Karang asem Kemampuan WTP VIP A
Tahun 2013 dan Kemauan Rp178.000,-
Membayar VIP B
Pasien Rawat Rp 126.000,-
Inap di Kelas II
Rumah Sakit Rp 45.000,-
Umum Kelas III
Daerah Rp23.000,-
Karang asem
Tahun 2013
Makassar
menggunakan
uji statistik
chisqure.

27
Nama Judul Variabel Hasil
No. Analisis Data Penelitian
Peneliti Penelitian Independen Dependen
3. Handayani, Kemauan dan kemauan dan pembayaran . Data yang Hasil dari
dkk (2013) kemampuan kemampuan kepesertaan diperoleh ada kemauan
membayar jaminan 2 yaitu pasien
dalam kesehatan kemampuan membayar
kepesertaan nasional membayar dan (Willingness
jaminan kemauan to Pay)
kesehatan membayar. menunjukkan
nasional pada Data Hasil
sektor informal kemampuan penelitian ini
pedagang pasar membayar sebanyak
tradisonal di nantinya akan 72,2% yang
kota denpasar dianalisis bersedia
tahun 2017 dengan membayar
menggunakan kelas 3,
- rumus teori sebanyak 17%
yaitu 5% dari bersedia
kebutuhan non membayar
pangan kelas 2 dan
dan non sebanyak
esensial 10,8%
dikali14 bulan. bersedia
membayar.

28
C. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi

• Pekerjaan
• Pendapatan
• Kemampuan dan kemauan dalam
membayar

Faktor Penukung
• Tempat pembayaran Pembayaran
• Waktu tempuh menuju tempat Premi Jaminan
pembayaran Kesehatan
Nasional

Faktor Pendorong
Persepsi terhadap pelayanan
kesehatan

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Teori yang


mempengaruhi perilaku menurut
Notoadmodjo (2010) Lawrence
Green (1980)

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian observasional

analitik dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian observasional analitik

adalah penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap

subyek penelitian (masyarakat) yang diarahkan untuk menjelaskan suatu

keadaan atau situasi dengan melihat hubungan sebab dan akibat dari variabel

penelitian. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang di dasari pada

asumsi, kemudian di tentukan variabel, dan selanjutnya analisis dengan

menggunakan metode-metode penelitian yang valid (Sudjana dan Ibrahim,

2001).

Desain studi dalam penelitian ini adalah cross sectional, karena

penelitian ini dilakukan satu kali pada saat yang bersamaan, sehingga mudah

dilaksanakan, hemat waktu, sederhana dan ekonomis, serta hasilnya dapat

diperoleh dengan cepat. Cross sectional ialah suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2012).

29
B. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah penjelasan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Adapun variabel dependent dalam

penelitian ini dalam pembayaran premi jaminan kesehatan nasional dan

variabel independent dalam penelitian ini adalah ability to pay dan

willingness to pay.

Kerangka konsep penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Karakteristik responden
2. Ability to pay Pembayaran premi
jaminan kesehatan
3. Willingness to pay nasional

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

C. Definisi Operasional

Berikut ini penjelasan definisi operasinal yang digunakan dalam


penelitian ini :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Nama Definisi Kategori Skala
No Variabel Operasional
Indikator Alat Ukur
Pengukuran Ukur
Variabel Independen
1. Karakteristik Menguraikan 1. Usia Kuesioner
responden deskripsi 2. Jenis
identitas kelamin
responden 3. Pendidi-
menurut kan
sampel
penelitian
yangtelah
ditetapkan.

Usia Usia individu 1.Dewas Kuessioner 1. = Dewasa awal : Ordinal

30
Nama Definisi Kategori Skala
No Variabel Operasional
Indikator Alat Ukur
Pengukuran Ukur
a. mulai sejak a awal : 26-35 tahun
lahir hingga 26-35 1 = Dewasa akhir
usia ulang tahun : 36-45 tahun
tahun terakhir 1. Dewasa 2 = Lansia awal :
pada saat akhir : 46-55 tahun
menjadi 36-45 3 = Lansia akhir :
responden. tahun 56-65 tahun
(Depkes RI, 2. Lansia 4 = Masa manula :
2009). awal : 65 ke atas
46-55 (Depkes RI,
tahun 2009).
3. Lansia
akhir :
56-65
tahun
4. Masa
manula :
65 ke
atas
(Depkes
RI,
2009).
b. Jenis Jenis Jenis 1. Laki- Kuessioner 1 = Laki-laki Nominal
kelamin kelamin laki 2 = Perempuan
merupakan 2. Peremp-
pensifataan uan
atau
pembagian
dua jenis
kelamin
manusia yang
ditentukan
secara biologis
yang melekat
pada jenis
kelamin
tertentu
(Fakih, 2012).
c. Pendidikan Jenjang Jenjang Kuessioner 1 = Pendidikan Ordinal
pendidikan pendidikan dasar ( MI/SD/
formal yang yang SMP)
pernah pernah 2 = Pendidikan
ditamatkan ditamatkan menengah (
dan dan SMA/SMK)
mempunyai mempunya 3 = Pendidikan
ijazah. i ijazah. tinggi (D1-S3)
(UU no 20 tahun
2003)

d Pendapatan Penghasilan Jumlah Kuessioner 1. Golongan Ordinal


yang timbul total semua pendapatan Tinggi
dari aktivitas penghasila 2.500.000 s/d
atau n dalam 3.500.000 perbulan

31
Nama Definisi Kategori Skala
No Variabel Operasional
Indikator Alat Ukur
Pengukuran Ukur
perusahaan bentuk 2. Golongan
yang biasa di rupiah Pendapatan Rendah
kenal dengan 1.500.000 s/d
sebutan yang 2.500.000 perbulan
berbeda. (Erly, ( Badan Pusat
2008) Statistik)
2. Ability to Besarnya Mengetahu Kuessioner 0= Tidak Nominal
Pay kemampuan i informasi 1= Ya
membayar keinginan Kriteria penilaian:
untuk untuk 1. Baik = Jika
pelayanan memperole responden
kesehatan h manfaat memperoleh
(Lusiana et al, dari skor jawaban >
2015) jaminan median dari
kesehatan pertanyaan
nasional 2. Tidak Baik =
jika responden
memperoleh
skor jawaban <
nilai median
dari pertanyaan.
(Ridwan,2007)
f. Willingness Besarnya Pendapata Kuesioner 0= Tidak Nominal
to Pay kemauan n yang di 1= Ya
membayar peroleh Kriteria Penilain:
untuk 1.Baik = Jika
pelayanan responden
kesehatan memperoleh skor
(Lusiana et al, jawaban > median
2015:19) dari pertanyaan
2.Tidak Baik = jika
responden
memperoleh skor
jawaban < nilai
median dari
pertanyaan.
(Ridwan,2007)
Variabel Dependen
1. Pembayaran Merupakan Frekuensi Kuesioner 0= Tidak membayar Nominal
Premi bentuk sering 1 = membayar
Jaminan partisipasi dan tidaknya Kriteria Penilain:
Kesehatan kepedulian kepala 1.Baik = Jika
Nasional keluarga atau keluarga responden
kepala dalam memperoleh skor
keluarga membayar jawaban > median
terhadap iuran BPJS dari pertanyaan
kemauan dan 2.Tidak Baik = jika
kemampuan responden
(muhibatul memperoleh skor
karimah, jawaban < nilai
2017) median.
(Ridwan,2007)

32
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data (Sugiyono, 2017).

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Alternatif

a. Ada hubungan ability to pay dengan pembayaran premi jaminan

kesehatan nasional pada masyarakat pedagang kaki lima di Wilayah

Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang tahun 2020.

b. Ada hubungan willingness to pay dengan pembayaran premi jaminan

kesehatan nasional pada masyarakat pedagang kaki lima di Wilayah

Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang tahun 2020.

2. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak ada hubungan ability to pay dengan pembayaran premi jaminan

kesehatan nasional 2020.

b. Tidak ada hubungan willingness to pay dengan pembayaran premi

jaminan kesehatan nasional.

33
E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang Tahun 2020.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulai bulan Februari

sampai dengan Juli 2020.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima di

Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang berjumlah 300

pedagang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (sugiyono,2017).

a. Besar Sampel

Sampel yang akurat ditentukan oleh besar/jumlah sampel pada

penelitian. Perhitungan jumlah sampel harus berdasarkan tujuan

penelitian dan estimasi terbaik dari kondisi target populasi. Besar

34
sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

Issac Michael.

Rumus Pengambilan sampel menurut Issac dan Michael:

( )

Keterangan :

S = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

λ2 = Chi Kuadrat, dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%

d = 0,05

P = Q= 0,5

( )

( )

Jadi, besar sampel dalam penelitian ini adalah 169 responden.

35
b. Teknik pengambilan sampel

Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah non-

probability sampling. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Menurut

Sugiyono (2016), Accidental Sampling adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja pedagang kaki lima

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel dengan besar sampel 41 responden dengan pedagang

kaki lima yang kebetulan bertemu.

G. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk

memperoleh data tentang karakteristik responden, ability to pay

(kemampuan dalam membayar), dan willingness to pay (kemauan dalam

membayar). Instrumen yang digunakan untuk mengkaji dan mengukur

karakteristik responden ability to pay dan willingness to pay dengan

pembayaran premi jaminan kesehatan nasional adalah kuesioner yang

sudah baku.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

yang diisi oleh responden.

36
3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan sumber data menggunakan data

primer dan sekunder.

1) Data primer

Data primer adalah data yang didapatkan dari kuesioner yang dilakukan

pada upaya responden pedagagang kaki lima. Data primer meliputi

karakteristik responden, ability to pay, dan willingess to pay dengan

pembayaran premi jaminan kesehatan nasional. Pengambilan data

dengan cara menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah pendukung data primer yang meliputi data jumlah

pedagang kaki lima di Wilayah Desa Kadu Kecamatan Curug

Kabupaten Tangerang Tahun 2020.

H. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas menurut Arikunto (2013) adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat ketepatan atau kelebihan suatu instrumen

(kuesioner), suatu instrumen yang valid atau saling mempunyai

validitas tinggi. Salah satu cara menguji validitas yaitu dengan

mengukur setiap pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner. Teknik

yang digunakan yaitu dengan cara mengkoreksi setiap skor item dengan

skor item variabel (interval validity) kemudian hasil korelasi

37
dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05. Suatu

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang validitas yang dimaksud. Membandingkan indeks

korelasi product moment pearson dengan level signifiakn 5%, suatu

item instrumen dapat diketahui kevalidannya apabila signifikan hasil

korelasi di bawah 0,05 (5%), isntrumen dinyatakan valid. Sebaliknya

bila signifikan hasil korelasi di atas 0,05 (5%) maka instrumen

dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.2
Hasil uji validitas kuesioner Ability to Pay
variabel Item r hitung r tabel keterangan

Ability To 1. Pertanyaan 1 0.515 0.361 Valid


pay

2. Peratanyaan 2 0.578 0.361 Valid

3. Pertanyaan 3 0.816 0.361 Valid

4. Petrtanyaan 4 0.874 0.361 Valid

Berdasarkan tabel 3.2 dari hasil olah data uji validitas dari variabel

ability to pay terdapat 4 pertanyaan, maka didapat r hitung > r tabel, dan

signifikan yang nilainya <0,05. Dengan demikian 4 pertanyaan

dinyatakan valid.

38
Tabel 3.3
Hasil uji validitas kuesioner Willingness to pay

Variabel Item r hitung r tabel Keterangan

Willingness 1. Pertanyaan 1 0.771 0.361 Valid


To pay

2. Peratanyaan 2 0.741 0.361 Valid

3. Pertanyaan 3 0.477 0.361 Valid

Berdasarkan tabel 3.3 dari hasil olah data uji validitas dari willingness

to pay terdapat 3 Pertanyaan, maka didapat r hitung > r tabel, dan

signifikan yang nilainya <0,05. Dengan demikian 3 pertanyaan

dinyatakan valid.

Tabel 3.4
Hasil uji validitas kuesioner pembayaran premi JKN

Variabel Item r hitung r tabel Keterangan

Pembayaran 1. Pertanyaan 1 0.478 0.361 Valid


premi JKN

Berdasarkan tabel 3.4 dari hasil olah data uji validitas dari pembayaran

premi JKN terdapat 1 Pertanyaan, maka didapat r hitung > r tabel, dan

signifikan yang nilainya <0,05. Dengan demikian 1 pertanyaan

dinyatakan valid.

2. Uji Reabilitas

Menurut Arikunto (2013), reabilitas adalah suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dapat dikatakan reliabel

handal apabila nilai α sebesar 0,6 dan apabila kurang dari 0,6 secara

39
umum mengidentifikasi kehandalan konstitensi internal yang tidak

memuaskan. Untuk mengetahui hasil uji validitasdan dan realibitas

dapat dilakukan dengan menggunakan program aplikasi pengoah data

IBM SPSS Statistic Data Editor dengan bertujuan untuk mempermudah

perhitungan bagi penelitan.

Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel α hitung Standar α Keterangan
Ability to pay 0.878 0.6 Reliabel
Willingness to pay 0.837 0.6 Reliabel
pembayaran premi 0.838 0.6 Reliabel
JKN

I. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan sebelum

data dianalisis. Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan akan

diolah menggunakan program komputer dan akan disajikan dalam bentuk

tabel. Proses pengolahan data menggunakan program komputer yang

terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

a. Editing, untuk menggunakan pengecekan isian formulir atau kuesioner

mengenai jawaban kuesioner yang diharapkan lengkap, jelas, relevan,

dan konsisten.

b. Coding, untuk mengkonversikan atau menerjemahkan data yang

dikumpulkan selama penelitian ke dalam symbol yang cocok untuk

keperluan anallisis.

c. Data entry, memasukan data ke dalam komputer.

40
d. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang

telah dimasukan ke komputer.

2. Analisa Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis

univariat dan bivariat. Dalam menganalisis keduanya, peneliti

menggunakan salah satu program komputer, yaitu software uji statistik.

Berikut penjelasan masing-masing analisis data dalam penelitian ini

yaitu:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah sebuah analisis yang bertujuan untuk

menjelaskan atau menggambarkan karakteristik responden setiap

variabel penelitian, yang mencakup variabel independen yang meliputi

karakteristik responden dan ability to pay dan willingness to pay dan

variabel dependen yaitu pembayaran premi Jaminan Kesehatan

Nasional. Analisis ini ditampilkan dalam bentuk persentase yang

disajikan dalam grafik atau tabel.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan dengan

menggunakan uji statistik Chi Square untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05. Chi Square disebut juga dengan Kai Kuadrat.

Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang

dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah

41
nominal (Sugiyono, 2017). Uji chi square dipilih karena data dalam

penelitian ini berdistribusi tidak normal dengan nilai α = 0,000.

Artinya jika hasil uji statistik menunjukkan α < 0,05 maka terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

J. Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010), peneliti sebaiknya mengerti tentang etika-

etika yang harus dilakukan dalam jalannya penelitian meliputi:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan dibuat untuk menyatakan ketersediaan

seseorang menjadi responden penelitian. Lembar tersebut berisi judul

penelitian dan manfaat penelitian. Responden akan memberikan tanda

tangan pada lembar tersebut jika bersedia dan peneliti tidak akan

memaksa responden jika responden tidak bersedia menjadi objek

penelitian.

2. Kerahasiaan (Counfidentialy)

Data dan informasi yang diperoleh dari responden akan dirahasiakan

oleh peneliti.

42
K. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dalam melakukan

penelitian. Keterbatasan yang ditemui tersebut tidak dapat dihindari yang bisa

berpengaruh terhadap hasil penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian

ini adalah:

1. Variabel Penelitian

Keterbatasan penelitian yang ditemui oleh peneliti terkait variabel

penelitian mengenai variabel-variabel yang diambil oleh peneliti, dimana

peneliti hanya mengambil variabel ability to pay dan willingness to pay di

Desa Kadu Kecamatan Curug Tahun 2020.

2. Pengumpulan Data

Keterbatasan penelitian yang ditemui oleh peneliti terkait

pengumpulan data diantaranya, terjadinya pandemik penularan virus

corona (covid-19) yang terjadi di seluruh negara di dunia termasuk negara

indonesia yang menyebabkan terhambatnya proses penelitian dalam

pengambilan data dan pengumpulan data yang terlaksana secara tidak

maksimal. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil dari penelitian.

43
44

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Kadu Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang

1. Profil Desa Kadu

Desa kadu adalah sebuah desa yang terletak di sebelah Timur

Kabupaten Tangerang, Desa kadu masuk kedalam struktur Pemerintahan

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang. Desa Kadu terbentuk pada

Zaman Penjajahan Kolonial Belanda, pada masa awal pembentukan Desa

Kadu, sesuai dengan kesepakatan bersama tokoh pada masa itu maka

yang menjadi Pimpinan Desa atau Pejabat Kepala Desa Kadu adalah

Bapak Gejeg. Pada Tahun 1930 Desa Kadu dipimpin Oleh Bapak H.

Dadang Sukarta sampai dengan Tahun 1965. Jumlah penduduk Desa

Kadu sampai dengan bulan Desember 2019 tercatat sebanyak 25.632

jiwa, terdiri laki-laki: 13.189 jiwa dan perempuan: 12.443 jiwa dan

jumlah kepala keluarga 7.168 Keluarga.

2. Visi Misi Desa Kadu

a. Visi

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi

yang ingin diwujudkan oleh Desa Kadu Kecamatan Curug di masa

depan. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi

Pemerintah Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2018, maka Visi

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Tahun 2013–2018 adalah:


“Terciptanya Pelayanan Terpadu Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan, Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat “

b. Misi

1) Peningkatan pelayanan publik yang didukung oleh pegawai yang

profesional dan bertanggung jawab;

2) Fasilitasi dan peningkatan ketentraman dan ketertiban di

lingkungan masyarakat;

3) Peningkatan fasilitas infrastruktur dasar bagi masyarakat; dan

4) Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

setiap variabel penelitian, baik pada variabel dependen maupun

independen. Berikut ini analisis univariat dalam penelitian ini.

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi usia, jenis

kelamin dan pendidikan dan pendapatan sebagaimana dijelaskan

pada tabel di bawah ini.

1. Usia

Usia adalah usia individu mulai sejak lahir hingga usia ulang

tahun terakhir pada saat menjadi responden (Riskesdas,2013).

45
Berikut ini tabel distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan usia dalam penelitian ini.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia

Jumlah Persentase
No. Usia (%)
(n)
1. 26-35 (Dewasa Awal) 0 0
2. 36-45( Dewasa Akhir) 30 73,2
3. 46-65 (Lansia awal) 11 26,8
Total 41 100,0

SumberData Primer (2020)

Berdasarkan distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

yang telah dijelaskan dalam tabel 4.1 diketahui bahwa kelompok

umur tertinggi yaitu sebagian besar responden terdapat pada

kelompok umur dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu sebesar 30

responden dengan presentase 73,2%.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan yang dilihat dari fisik dan

biologis serta didukung dengan kartu identitas (Dwi, 2014).

Berikut ini tabel distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini.

46
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
No. Jenis Kelamin
(n) (%)
1. Laki-laki 31 75,6
2. Perempuan 10 24,4
Total 41 100,0
Sumber: Data Primer (2020)

Berdasarkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis

kelamin yang telah dijelaskan dalam tabel 4.2 diketahui bahwa

sebagian besar responden memiliki jenis kelamin laki-laki yaitu

sebesar 31 responden dengan persentase 75,6%.

3. Pendidikan

Jenjang pendidikan formal yang pernah ditamatkan dan mempunyai

ijazah. Berikut ini tabel distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan pendidikan dalam penelitian ini .

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan
Jumlah Persentase
No. Pendidikan (%)
(n)
1. Penddidikan Dasar 39 78,0
(MI/SD/SMP)
2. Pendidikan Menengah 2 22,0
(SMA/SMK)
3. Pedidikan Tinggi 0 0
(D1sd S3)
Total 41 100,0

Sumber: Data Primer (2020)

47
Berdasarkan tabel 4.3 berdasarkan pendidikan yang telah

dijelaskan dalam tabel diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTS) yaitu sebesar 32

responden dengan persentase 78,0%.

4. Pendapatan

Sedangkan menurut Gertlet (1990) pendapatan dapat

mempengaruhi penentuan pasien dalam memilih pengobatan yang

dapat memaksimalkan kepuasan dan manfaat (utility) yang

diperolehnya. Menurut Russell (1995) kemampuan membayar

berhubungan dengan tingkat pendapatan (Income).

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendapatan
No. Kemampuan Jumlah Persentase
(n) (%)
1. Pendapatan Rendah 14 34,1
1.500.000 s/d
2.500.000(perbulan)
2. Pendapatan Tinggi 27 65,9
2.500.000 s/d
3.500.000(perbulan)
Total 41 100,0

B
Sumber: Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa diketahui

bahwa sebagian besar yang memiliki pendapatan tinggi 2.500.000

s/d 3.500.000(perbulan) sebanyak 27 dengan persentase 65,9%.

48
5. Kemampuan Membayar ( Ability To Pay)

Kemampuan membayar (Ability to Pay) adalah jumlah uang

yang mampu dibayarkan masyarakat untuk menggantikan biaya

pelayanan yang diterimanya (Rubiani, 2004).

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Kemampuan

Jumlah Persentase
No. Kemampuan (%)
(n)
1. Baik 34 82,9

2. Tidak Baik 7 17,1

Total 41 100,0

Sumber: Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa diketahui bahwa

sebagian besar responden memiliki kemampua baik yaitu sebesar

34 responden dengan persentase 82,9% .

6. Kemauan (Willingness To Pay )

Willingness to pay atau kemauan/keinginan untuk membayar

dapat diartikan sebagai sejumlah yang akan dibayarkan seorang

konsumen untuk memperoleh suatu barang atau jasa. Zhao dan

Kling (2000) menyatakan bahwa willingness to pay adalah harga

maksimum dari suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen

pada waktu tertentu.

49
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Kemauan

Jumlah Persentase
No. Kemauan (%)
(n)
1. Baik 31 75,6
2. Tidak Baik 10 24,4
Total 41 100,0

S
sumber: Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki kemauan baik yaitu sebesar 31 responden

dengan persentase 75,6%.

7. Pembayaran Premi Jaminan Kesehatan Nasional

Iuaran JKN adalah sejumlah uang yang di bayarkan secara

teratur oleh peserta, pemberi kerja, dan untuk program jaminan

kesehatan. (Perpres nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan

kesehatan)

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pembayaran Jaminan Kesehatan Nasional

Jumlah Persentase
No. pembayaran premi (%)
(n)
1. Membayar 15 36,6

2. Tidak Membayar 26 63,4

Total 41 100,0

Sumber: Data Primer (2020)

50
Bererdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar tidak

melakukan pembayaran premi yaitu sebesar 26 responden dengan

persentase 63,4%

2. Analisi Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen (ability to pay dan willingness to

pay) dengan variabel dependen (pembayaran premi jaminan kesehatan

nasional) yang menggunakan uji chi-square. Berikut ini analisis bivariat

dalam penelitian ini:

a. Hubungan Kemampuan Membayar iuran (Ability To Pay) dengan

pembayaran premi jaminan kesehatan nasional.

Berikut ini tabel 4.7 yang menjelaskan hubungan kemampuan

membayar iuran dengan pembayaran premi jaminan kesehatan

nasional.

Tabel 4.8
Hasil Analisis Hubungan Kemampuan (Ability To Pay)
dengan Pembayaran Premi JKN
pembayaran premi jkn
Tidak Total Odds
No Kemampuan Membayar
Membayar Ratio P
N % N % N % Value

1. Baik 28 82,4 6 17,6 34 100


2. Tidak Baik 3 42,9 4 57,1 7 100 6,22 0,047

Total 31 75,6 10 24,4 41 100

Sumber: Data Primer (2020)

51
Berdasarkan tabel 4.8 Menunjukan bahwa kemampuan dalam

membayar iuran (Ability To Pay) dengan pembayaran premi Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) sebanyak 6 orang dengan persentase

(17,6%), sedangkan responden dengan kemampuan tidak membayar

yang melakukan pembayaran premi Jaminan kesehatan Nasional

(JKN) sebanyak 4 orang dengan persentase (57,1%). Berdasarkan

tabel 4.8 di ketahui bahwa berdasarkan hasil uji statistik chisquare di

peroleh nilai P Value sebesar 0,047 yang kurang dari α=0,05 dan

Berdasarkan hasil odds ratio kemampuan di peroleh 6,22 , hal

tersebut menunjukan ada hubungan antara variabel ability to pay

dengan pembayaran premi jaminan kesehatan nasional pada

masyarakat pedagang kaki lima .

b. Hubungan Kemauan membayar iuran (Willingness To Pay) dengan

pembayaran premi Jaminan Kesehatan Nasional

Berikut ini tabel 4.9 yang menjelaskan hubungan kemauan

membayar iuran dengan pembayaran premi JKN.

Tabel 4.9
Hasil Analisis Hubungan Kemauan (Willingness To Pay)
Dengan pembayaran premi JKN
Pembayaran premi jkn
Tidak Total
No Kemauan Membayar Odds
Membayar p Value
Ratio
N % N % N %
1. Baik 4 44,4 5 55,6 9 100
2. Tidak Baik 27 84,4 5 15,6 10 100 1,48 0,025

Total 31 75,6 10 24,4 41 100


Sumber: Data Primer (2020)

52
Berdasarkan tabel 4.9 di atas di ketahui bahwa kemauan dalam

membayar iuran (Willingness To Pay) dengan pembayaran premi

jaminan kesehatan nasional memiliki kemauan tidak membayar

sebanyak 5 orang dengan persentase (55,6%), sedangkan responden

dengan kemauan yang tidak baik melakukan pembayaran premi

Jaminan kesehatan Nasional sebanyak 5 orang dengan persentase

(15,6%) . Berdasarkan tabel 4.9 di ketahui bahwa berdasarkan hasil

uji statistik chisquare di peroleh nilai P Value sebesar 0,025 yang

kurang dari α=0,05 dan Berdasarkan hasil odds ratio kemauan di

peroleh 0,148 hal tersebut menunjukan ada hubungan antara

variabel Willingness To Pay dengan pembayran premi jaminan

kesehatan nasional pada masyarakat pedagang kaki lima.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden

diketahui bahwa sebagaian besar bahwa kelompok usia tertinggi

yaitu sebagian besar responden terdapat pada kelompok umur

Dewasa Akhir (36-45) yaitu sebesar 30 responden73,2%, sebagian

besar responden memiliki pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTS)

yaitu sebesar 32 responden , Menurut distribusi frekuensi responden

berdasarkan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 31 responden

dengan persentase 75,6%. diketahui bahwa sebagian besar yang

53
memiliki pendapatan tinggi sebanyak 27 dengan persentase 65,9%.

diketahui bahwa sebagian besar tidak melakukan pembayaran premi

yaitu sebesar 26 responden dengan persentase 63,4%.

Berdasarkan Hasil penelitian Karakteristik Responden Ability

To Pay dan Willingness To Pay bahwa Usia, Jenis Kelamin,

Pendidikan dan Pendapatan Pedagang Mempengaruhi Kemampuan

dan Kemauan Pedagang dalam membayar Premi Jaminan Kesehatan

Nasional.

2. Hubungan Ability To Pay dengan Pembayaran Premi Jaminan

Kesehatan Nasional

Kemampuan membayar (Ability to Pay) adalah jumlah uang

yang mampu dibayarkan masyarakat untuk menggantikan biaya

pelayanan yang diterimanya (Rubiani, 2004). Menurut Russel (1995)

bahwa Ability to Pay adalah pertimbangan dalam membelanjakan

penghasilannya/pengeluaran untuk membeli barang atau pelayanan

lain.

Menurut Teori Russell (1995) kemampuan membayar

berhubungan dengan tingkat pendapatan (Income). Sedangkan

menurut Gertlet (1990) pendapatan dapat mempengaruhi penentuan

pasien dalam memilih pengobatan yang dapat memaksimalkan

kepuasan dan manfaat (utility) yang diperolehnya. Ada hubungan

antara tingginya pendapatan dengan besarnya permintaan akan

pemeliharaan kesehatan, terutama dalam hal pelayanan kesehatan

54
modern. Pada masyarakat berpendapatan rendah, akan mencukupi

kebutuhan barang terlebih dahulu, setelah kebutuhan akan barang

tercukupi akan mengkonsumsi kesehatan (Andersen et al, 1975;

Santerre & Neun, 2000 dalam Andhika 2010; Mills & Gilson,1990)

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan dalam penelitian

ini dengan menggunakan uji chi square nilai P Value sebesar 0,47

yang kurang dari α = 0,05, diperoleh sebanyak 6 orang kemampuan

tidak membayar dengan persentase (17,6%), sedangkan responden

dengan kemampuan tidak baik yang melakukan pembayaran premi

jaminan kesehatan nasional sebanyak 4 orang dengan persentase

(57,1%). Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh

Ishmah fauziyyah (2016) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara tingkat ATP (Ability to Pay) terhadap iuran

jaminan kesehatan dengan 1. p value 0.003. Sehingga peneliti

menyimpulkan kemampuan yang kurang atau tidak membayar di

sebabkan oleh pendapatan yang tidak memadai untuk kehidupan

sehari-hari sehingga terjadilah penunggakan premi jaminan

kesehatan nasional.

3. Hubungan Willingness To Pay dengan Pembayaran Premi

Jaminan Kesehatan Nasional

Willingness to pay atau kemauan/keinginan untuk membayar

dapat diartikan sebagai sejumlah yang akan dibayarkan seorang

konsumen untuk memperoleh suatu barang atau jasa.WTP adalah

55
harga pada tingkat konsumen yang merefleksikan nilai barang atau

jasa dan pengorbanan untuk memperolehnya (Simonson dan Drolet,

2003).

Menurut teori Grossman (1972) dalam Trisnanto (2014)

menggunakan teori modal manusia (human capital) untuk

menggambarkan kemauan untuk kesehatan dan kemauan untuk

pelayanan kesehatan. Dalam teori ini disebutkan bahwa seseorang

melakukan investasi untuk bekerja dan menghasilkan uang melalui

pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Grossman menguraikan bahwa

demand untuk kesehatan memiliki.

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan dalam penelitian

ini dengan menggunakan uji chi square nilai P Value sebesar 0,025

yang kurang dari α = 0,05, kemauan tidak baik sebanyak 5 orang

dengan persentase (55,6%), sedangkan responden dengan kemauan

yang tidak membayar melakukan pembayaran premi Jaminan

kesehatan Nasional sebanyak 5 orang dengan persentase (15,6%) .

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Handayani

dkk (2013). Hasil dari kemauan pasien membayar (Willingness to

Pay) menunjukkan Hasil penelitian ini sebanyak 72,2% yang

bersedia membayar kelas 3, sebanyak 17% bersedia membayar kelas

2 dan sebanyak 10,8%. Dengan Demikian peneliti menyimpulkan

kemauan dalam membayar premi jaminan kesehatan di sebabkan

56
oleh kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi karena tahan

lama dan tidak terdepresiasi dengan segera.

57
56

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden diketahui

bahwa sebagian besar usia responden berusia 36-45 sebesar 30

responden73,2%, sebagian besar responden memiliki pendidikan dasar

SMP/MTS yaitu sebesar 32 responden , Menurut distribusi frekuensi

responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 31 responden

dengan persentase 75,6%. diketahui bahwa sebagian besar yang memiliki

pendapatan tinggi 2.500.000 s/d 3.500.000 (perbulan) sebanyak 27 dengan

persentase 65,9%.

2. Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap variabel Ability To Pay

maka diketahui:

a. diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kemampuan

baik yaitu sebesar 34 responden dengan persentase 82,9% .

b. Sebagian besar responden kemampuannya tidak baik 7, dengan

presentase 17,1%.

Berdasarkan hasil analisis bivariat terhadap di ketahui bahwa ada

hubungan yang signifikan antara ability to pay dengan pembayaran

premi jaminan kesehatan nasional dengan nilai yang di peroleh P

Value sebesar 0,047 yang kurang dari α=0,05 hal tersebut menunjukan

ada hubungan antara variabel ability to pay dengan pembayaran premi

jaminan kesehatan nasional3.


3. Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap variabel Willingness

To Pay, maka diketahui:

a. diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kemauan baik

yaitu sebesar 31 responden dengan persentase 75,6%.

b. diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kemauan tidak

baik yaitu sebesar 7 dengan persentase 17,1%.

Berdasarkan hasil analisis bivariat di ketahui bahwa ada hubungan

yang signifikan antara ability to pay dengan pembayaran premi jaminan

kesehatan nasional dengan nilai yang di peroleh P Value sebesar 0,025

yang kurang dari α=0,05 hal tersebut menunjukan ada hubungan antara

variabel wilingness to pay dengan pembayaran premi jaminan kesehatan

nasional.

B. Saran

1) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

lebih baik lagi dan menambah vaiabel yang lain dalam penelitian.

2) Bagi STIKes Kharisma Persada

Di harapkan dapat menambah refrensi khususnya mengenai

tentang hubungan Ability To Pay dan Willingness To Pay dengan

pembayaran premi jaminan kesehatan nasional.

3) Bagi Masyarakat

57
Dengan adanya kerjasama dengan pihak perangkat desa dalam

pembayaran premi jaminan kesehatan nasional dapat di samaratakan

dengan kebijakan seluruh pihak terkait yaitu Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial dan perangkat desa kadu serta pedagang kaki lima untuk

membuat investasi tabungan pedagang.

58
DAFTAR PUSTAKA

Ali Ghufron Mukti dan Moertjahyo. 2008. Sistem Jaminan Kesehatan, Konsep
Desentralisasi Terintegrasi. Yogyakarta: Magister Kebijakan Pembiayaan
dan Manajemen Asuransi Kesehatan, FK UGM bekerjasama dengan
Asosiasi Jamsosda.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi


Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta.

Damayanti, R. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kemampuan dan Kemauan Membayar Pasien Membayar Biaya Rawat
Inap Kelas III RSU Muhammadiyah Kudus (Skripsi). Semarang:
Universitas Diponegoro

Dria Fahrunnisa. 2017. Faktor yang mempengaruhi demand masyarakat untuk


menjadi peserta Bpjs non PBI (bukan penerima bantuan iuran) di wilayah
kerja puskesmas selayang sumatra utara.

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Handayani E., Gondodiputro S., dan Saefullah A. 2013. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kemauan Masyarakat Membayar Iuran Jaminan
Kesehatan Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Skripsi. Bandung:
Universitas Padjadjaran.

Hendriyanto. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar


Pasien Instalasi Rawat Jalan RSD Ciawi kabupaten Bogor Tahun 2009.
Skripsi. Depok: FKM Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016. Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden No 12 Tahun2013 Tentang Jaminan
Kesehatan Nasional

Peraturan Presiden No.111 Tahun 2013. Tentang Perubahan Peraturan Presiden


No.12 Tahun 2013 tetang Jaminan Kesehatan, 2013.

Pungky A.P.P., dan Puspitasari B.N, 2014. Penataan Ulang Program BPJS

59
Kesehatan dengan Penggunaan CHAT Eksperimen dan Memperhatikan
Kesediaan Membayar (Willingness to Pay) Masyarakat terhadap Iuran
Jaminan Kesehatan, Universitas Diponegoro, Semarang.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 tentang


Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden No.12 tahun 2013 tentang


Jaminan Kesehatan Nasional.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden No.111 Tahun 2013 Perubahan


Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
Kesehatan.

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional.

Republik Indonesia. 2014. Buku Pegangan Sosialisasi JKN. Jakarta:Kemenkes


Republik Indonesia.

Rusel, S.1996. Apability to pay for health care : concrpt and evidence Health
policy and planning. Vol 11(3): 219

Undang-Undang RI No. 40 tahun 2004. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.150, Jakarta.

Undang-Undang RI No.36 tahun .2009. Kesehatan, Lembaran Negara Republik


Indonesia No.144, Jakarta.

Thabrany H, 2014, Jaminan Kesehatan Nasional, Rajawali Pers, Jakarta.


Thabrany, Hasbullah, 2008, Strategi Pendanaan Jaminan Kesehatan Indonesia
dalam SJSN. Jakarta

60
1

LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Bimbingan
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 3. Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan hormat,

Saya Sisca Rahayu, mahasiswi Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat


STIKes Kharisma Persada Pamulang. Berkaitan dengan skripsi saya, saya
bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul ‘’ Hubungan Ability To Pay dan
Willingness To Pay dengan Pembayaran Premi jaminan kesehatan nasional
Masyarakat Pedagang Kaki Lima dalam Membayar Premi Jaminan Kesehatan
Nasional di Desa Kadu Kec.Curug Tahun 2020”. Untuk terlaksananya kegiatan
tersebut, saya mohon ketersediaan saudara untuk berpatisipasi menjadi responden
penelitian saya dengan mengisi kuesioner sebaik-baiknya dan selengkap-
lengkapnya. Semua jawaban dan data yang saya peroleh dari hasil penelitian ini
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Apabila saudara berkenan mengisi kuesioner yang terlampir, mohon


kiranya saudara mengisi terlebih dahulu bersedia menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden (informed consent). Demikianlah permohonan
saya, atas perhatian serta kerjasama saudara dalam penelitian ini, saya ucapkan
terimakasih.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Jenis Dagangan :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang


dilakukan oleh saudari Sisca Rahayu.

Tangerang, Juni 2020

Responden
Lampiran 5. Kuesoner Penelitian

KUESSIONER PENELITIAN HUBUNGAN ABILITY TO PAY DAN


WILLINGNESS TO PAY DENGAN PEMBAYARAN PREMI JAMINAN
KESEHATAN NANASIONAL DI WILAYAH DESA KADU
KECAMATAN CURUG TAHUN 2020

Nama Peneliti : Sisca rahayu


NIM : 161040500081
Bapak/Ibu yang terhormat, mohon bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan
informasi dibawah ini. Semua keterangan dan jawaban yang diperoleh semata-
mata hanya untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Oleh
sebab itu jawaban Bapak/Ibu/sdr berikan besar sekali artinya bagi kelancaran
penelitian ini. Isilah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda (√) pada
jawaban yang sesuai dengan pendapat bapak/ibu/saudara, dengan alternative
jawaban yang tersedia. Atas bantuan Bapak/Ibu/sdr peneliti mengucapkan
terima kasih.

Identitas Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendapatan :
Pendidikan Terakhir : SD/Sederajat SMA/Sederajat
SMP/Sederajat Perguruan Tinggi
A. Kemampuan Pembayaran Premi Jaminan Kesehatan Nasional
(Ability to Pay)

Jawaban
No Pernyataan
ya tidak

1. Sistem pembayaran Premi yang ditawarkan JKN


melalui program BPJS PBPU sudah sesuai dengan
keinginan saya.
2. Harga Premi yang ditawarkan JKN melalui
program BPJS PBPU sudah sesuai dengan
keinginan saya.
3. Pendapatan saya sehari-hari sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan saya sehari-hari.
4 Pendapatan saya sudah sesuai dengan beban
. premi yang dibebankan BPJS kepada saya.

B. Kemauan Pedagang dalam Pembayaran Premi Jaminan Kesehatan


Nasional (Wilingness to Pay)

Jawaban
Pertanyaan
No Ya Tidak
1. Saya telah mendaftarkan diri saya sebagai anggota BPJS
NON PBI (bukan penerima bantuan iuran)

2. Apakah anda rutin dalam membayar bulanan premi


jaminan kesehatan nasional
3. Apakah tarif premi yang anda inginkan sudah sesuai
keinginan
C . Pembayaran Premi Jaminan Kesehatan nasional

Jawaban
No Pertanyaan
Tidak
Membayar
membayar
1. Saya telah melakukan pembayaran premi
jaminan kesehatan dengan tepat waktu
Lampiran 6. Output Tabel Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Nilai
No. Pernyataan Keterangan
rhitung
1. Sistem pembayaran Premi yang ditawarkan JKN melalui
0,515 Valid
program BPJS PBPU sudah sesuai dengan keinginan saya
2. Harga Premi yang ditawarkan JKN melalui program BPJS
0,578 Valid
PBPU sudah sesuai dengan keinginan saya
3. Pendapatan saya sehari-hari sudah cukup
0,816 Valid
untuk memenuhi kebutuhan saya sehari-hari
4. Pendapatan saya sudah sesuai dengan beban
0,584 Valid
premi yang dibebankan BPJS kepada saya.
5. Saya telah mendaftarkan diri saya sebagai anggota BPJS NON
0,771 Valid
PBI (bukan penerima bantuan iuran
6. Apakah anda rutin dalam membayar bulanan premi jaminan
0,742 Valid
kesehatan nasional
7. Apakah tarif premi yang anda inginkan sudah sesuai keinginan 0,477 Valid
8. Saya telah melakukan pembayaran premi jaminan kesehatan
dengan tepat waktu 0,478 Valid

Reliability Statistics
Variabel α hitung Standar α Keterangan
Ability to pay 0.878 0.6 Reliabel
willingness to pay 0.837 0.6 Reliabel
pembayara premi 0,838 0.6 Reliabel
JKN

Lampiran 7. Output Tabel Hasil SPSS

usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18-45 tahun 31 73.2 75.2 73.2

46-65 tahun 10 26.8 24.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MI/SD/SMP 39 78.0 78.0 78.0

SMA/SMK 2 22.0 22.0 100.0

Total 41 100.0 100.0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 31 75.6 75.6 75.6

perempuan 10 24.4 24.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

pendapatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid pendapatan rendah


2.500.000 s/d 14 34.1 34.1 34.1
3.500.000perbulan
pendapatan tinggi
2.500.000 s/d 27 65.9 65.9 100.0
3.500.000perbulan
Total 41 100.0 100.0

Premi JKN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid membayar 15 36.6 36.6 36.6

tidak
26 63.4 63.4 100.0
membayar

Total 41 100.0 100.0

kemampuan * jkn Crosstabulation

jkn

BAIK TIDAK BAIK Total

kemampuan BAIK Count 28 6 34

% within kemampuan 82.4% 17.6% 100.0%

TIDAK BAIK Count 3 4 7

% within kemampuan 42.9% 57.1% 100.0%

Total Count 31 10 41

% within kemampuan 75.6% 24.4% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.910 1 .027
b
Continuity Correction 3.002 1 .083

Likelihood Ratio 4.305 1 .038

Fisher's Exact Test .047 .047

Linear-by-Linear Association 4.790 1 .029


b
N of Valid Cases 41

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.71.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for kemampuan


6.222 1.095 35.355
(BAIK / TIDAK BAIK)

For cohort jkn = BAIK 1.922 .805 4.584

For cohort jkn = TIDAK BAIK .309 .117 .814

N of Valid Cases 41

Kemauan membayar * jkn Crosstabulation

jkn

BAIK TIDAK BAIK Total


Kemauan membayar TIDAK BAIK Count 4 5 9

% within Kemauan
44.4% 55.6% 100.0%
membayar

BAIK Count 27 5 32

% within Kemauan
84.4% 15.6% 100.0%
membayar

Total Count 31 10 41

% within Kemauan
75.6% 24.4% 100.0%
membayar

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.073 1 .014
b
Continuity Correction 4.101 1 .043

Likelihood Ratio 5.451 1 .020

Fisher's Exact Test .025 .025

Linear-by-Linear Association 5.925 1 .015


b
N of Valid Cases 41

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.20.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for Kemauan
membayar (TIDAK BAIK / .148 .029 .752
BAIK)

For cohort jkn = BAIK .527 .250 1.110

For cohort jkn = TIDAK BAIK 3.556 1.315 9.615

N of Valid Cases 41
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai