Anda di halaman 1dari 125

SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN KADER JUMANTIK TERHADAP


PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK (PSN) DI RW 5 KELURAHAN
NAMBANGAN LOR KECAMATAN
MANGUHARJO

Oleh:
LUTFI AGUSTIN
NIM : 201603028

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN KADER JUMANTIK TERHADAP


PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK (PSN) DI RW 5 KELURAHAN
NAMBANGAN LOR KECAMATAN
MANGUHARJO

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

Oleh:
LUTFI AGUSTIN
NIM : 201603028

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
2020

ii
PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah


dinyatakan layak mengikuti sidang

SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN KADER JUMANTIK TERHADAP


PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK (PSN) DI RW 5 KELURAHAN
NAMBANGAN LOR KECAMATAN
MANGUHARJO

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Retno Widiarini, S.K.M.,M.Kes Hanifah Ardiani S.K.M.,M.K.M


NIDN 0728058103 NIDN 0729089105

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Avicena Sakufa Marsanti, S.K.M.,M.Kes


NIDN 0717059101

iii
PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan

telah memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Pada Tanggal 17 Juli 2020

Dewan Penguji

Tim penguji Nama

1. Dewan Penguji : Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid) (................................)

2. Penguji I : Retno Widiarini,S.KM.,M.Kes (................................)

3. Penguji 2 : Hanifah Ardiani S.K.M.,M.K.M (................................)

Mengesahkan

Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)

NIDN 0217097601

iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim………

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmad, Taufiq,
Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar senantiasa memberikan kemudian,
kelancaran dan kekuatan kepada saya dan atas dukungan do‟a dari orang-orang
tercinta.Akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan cepat waktu. Oleh karena
itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya banyak bersyukur dan berterimakasih
kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunia-NYA maka skripsi ini
dapat dibuat dan selesai tepat waktu. Puji syukur saya yang tak terhingga
pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.
2. Kepada kedua orang tuaku tercinta Ayah dan Ibu yang telah menjadi sosok
orang tua yang terbaik, terhebat dalam kehidupan saya dan selalu mendukung
semua usaha yang saya lakukan dan selalu memeberikan doa yang tiada
hentinya juga telah mendukung saya untuk penyusunan skripsi sampai saat
ini. Saya yakin bahwa keberhasilan yang saya raih ini tidak lepas dari doa
kalian yang kalian panjatkan disetiap sujudnya.
3. Dosen pembimbing tugas akhir, Ibu Retno Widiarini,S.K.M.,M.Kes dan Ibu
Hanifah Ardiani S.K.M.,M.K.M, terimakasih telah memberikan bimbingan
dan masukan dalam penyusunan skripsi saya dengan penuh kesabaran selama
ini, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran Bapak/Ibu. Serta tidak
lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Zaenal Abidin, S.K.M., M.Kes
(Epid) selaku dewan penguji skripsi saya. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih terhadap dosen prosi S1 Kesehatan Masyarakat dan seluruh
dosen Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun atas semua ilmu, didikan dan
bimbingan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya.

v
4. Untuk teman-teman dan support system saya (Monica, Erin, Evi, dan Mutia)
serta orang-orang terdekat saya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu
yang sudah memberi dukungan dan semangat kepada saya. Semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada saya.
5. Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuangan khususnya kelas S1
Kesehatan Masyarakat angkatan 2016 STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,
terimakasih atas kekompakan dan kebersamaannya selama 4 tahun ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa merodhoi segalah usaha kita. Aamiin

Madiun, 17 Juli 2020


Peneliti

Lutfi Agustin

NIM. 201603028

vi
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lutfi Agustin

NIM : 201603028

Judul : Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat


Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di RW 05 Kelurahan
Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar
sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan
yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak
dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, 17 Juli 2020

Lutfi Agustin
NIM. 201603028

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lutfi Agustin

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 09 Agustus 1997

Agama : Islam

Alamat : Rt/Rw.08/04 Desa Sidorejo Kecamatan Kebonsari


Kabupaten Madiun

Email : agustinlutfi342@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. Raudhatul Athfa (RA) Nurul Ulum 2002 - 2003


2. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum 2004 - 2010
3. SMP Negeri 1 Dolopo 2010 - 2013
4. SMK Negeri 1 Geger 2014 – 2016
5. STIKES BHM Madiun 2016 – 2020

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SAMPUL DALAM ........................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. ix
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... x
KATA PENGANTAR ...................................................................................... xi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................... 11
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ...................................... 13
2.1.1 Pengertian ........................................................................ 13
2.1.2 Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) .................. 14
2.2 Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) .............................................. 20
2.3 Peran Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) ........................... 21
2.3.1 Pengertian Jumantik ....................................................... 21
2.3.2 Peran Jumantik ............................................................... 22
2.3.3 Tugas Jumantik ............................................................... 22
2.3.4 Peran ................................................................................ 23
2.4 Teori Lawrence Green ................................................................ 24
2.4.1 Faktor-faktor Predisposing ............................................. 29
2.4.2 Faktor Pemungkin ........................................................... 30
2.4.3 Faktor Penguat ............................................................... 31
2.5 Perilaku ...................................................................................... 31
2.5.1 Definisi Perilaku ..............................................................31
2.5.2 Jenis Perilaku ...................................................................32
2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku .............................33
2.5.4 Domain Perilaku ..............................................................36
2.5.5 Perilaku Kesehatan .........................................................39
2.5.6 Perilaku Dalam Masyarakat .............................................40
2.6 Kerangka Teori ............................................................................42
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 45
3.2 Hipotesa ...................................................................................... 46

ix
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ........................................................................ 47
4.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 47
4.2.1 Populasi .......................................................................... 47
4.2.2 Sampel ............................................................................ 47
4.3 Tehnik Sampling ........................................................................ 50
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 50
4.5 Variabel Penelitian ...................................................................... 52
4.5.1 Variabel Bebas ................................................................ 52
4.5.2 Variabel Terikat ............................................................... 52
4.6 Definisi Operasional .................................................................... 52
4.7 Instrumen Penelitian .................................................................... 55
4.8 Uji Validitas dan Reabilitas ......................................................... 55
4.8.1 Uji Validitas .................................................................... 55
4.8.2 Uji Reabilitas .................................................................. 57
4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 58
4.10 Prosedur Penelitian ..................................................................... 58
4.11 Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 59
4.11.1 Tehnik Pengolahan Data ................................................. 59
4.11.2 Analisis Data ................................................................... 61
4.12 Etika Penelitian ........................................................................... 63
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 65
5.2 Karakteristik Responden ............................................................ 66
5.3 Hasil Penelitian ........................................................................... 67
5.3.1 Analisis Univariat ........................................................... 67
5.3.2 Analisis Bivariat ............................................................. 68
5.4 Pembahasan ................................................................................ 70
5.4.1 Peran Kader Jumantik Tentang Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) di RW 05 Kelurahan Nambangan Lor
Kecamatan Manguharjo ...................................................70
5.4.2 Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) Di RW 5 Kelurahan Nambangan Lor
Kecamatan Manguharjo ...................................................71
5.4.3 Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku
Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
di RW 05 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan
Manguharjo ......................................................................73
5.5 Keterbatasan Penelitian ....................................................................75
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................76
6.1 Kesimpulan ...........................................................................................76
6.2 Saran .....................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78
LAMPIRAN .......................................................................................................81

x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Sampel .................................................................................................. 49
Tabel 4.2 Definisi Operasional ............................................................................ 53
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Peran Kader ............................................................ 56
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Perilaku Masyarakat ............................................... 56
Tabel 4.5 Nilai Alpha Cronback‟s ........................................................................ 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 58
Tabel 4.7 Realisasi Kegiatan Penelitian ................................................................ 58
Tabel 4.8 Coding ................................................................................................... 60
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 66
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan...................... 66
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 67
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Kader Jumantik . 67
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Masyarakat
Tentang PSN ......................................................................................... 68
Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku
Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di RW
05 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo ...................... 69

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 44


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 45
Gambar 2.3 Kerangka Kerja ........................................................................... 51

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden........................... 82


Lampiran 2 Kuesioner .......................................................................... 83
Lampiran 3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ................................. 88
Lampiran 4 Output SPSS Uji Validitas ................................................. 92
Lampiran 5 Output SPSS Reliabilitas.................................................... 97
Lampiran 6 Hasil output crosstabulation (chi square) ......................... 100
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ................................................... 101
Lampiran 8 Form Bimbingan Skripsi .................................................. 102
Lampiran 9 Surat ijin Penelitian Dari Dinkes...................................... 103
Lampiran 10 Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas............ 104
Lampiran 11 Surat ijin Validitas Dari Puskesmas Manguharjo ............ 105
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian Dari Kecamatan Manguharjo .......... 106
Lampiran 13 Surat Tugas Dari Kelurahan Nambangan Lor .................. 107
Lampiran 14 Surat Selesai Penelitian Dari Puskesmas Manguharjo ..... 108

xiii
DAFTAR SINGKATAN

PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk


PJB : Pemeriksaan Jentik Berkala
JPJ : Juru Pemeriksaan Jentik
DBD : Demam Berdarah Dengue
3M : Menguras, Mengubur, Menutup
TPA : Tempat Penampungan Air
M1 : Menguras
M2 : Menutup
M3 : Mengubur
P2 : Pengendalian Penyakit
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
ABJ : Angka Bebas Jentik
RI : Republik Indonesia
IR : Incidence Rate
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RP : Risk Prevalens
WHO : World Health Organization
JUMANTIK : Juru Pemantau Jentik
KLB : Kejadian Luar Biasa

xiv
DAFTAR ISTILAH

Aedes aegypty : Nyamuk Aedes Aegypti


Larvasidasi : Bubuk abate / Bubuk jentik nyamuk
Predisposing factor : Faktor dari dalam diri sendiri
Enabling factor : Faktor pemungkin
Reinforcing factor : Faktor penguat / pendorong
Informed Consent : Lembar Persetujuan menjadi responden.
Editing : Proses menggerakkan dan menata sesuatu file atau video
di dalam computer.
Coding : Pengkodean.
Tabulating : Pembuatan tabel yang berisikan berbagai data yang sudah.
diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
Data Entry : Memasukkan data dari berbagai sumber kedalam system
Computer.
Cleaning : Proses analisa kualitas dari suatu data.
Crosscheck : Memeriksa kembali

xv
KATA PENGANTAR

Puji syukut kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat
Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan
Lor Kecamatan Manguharjo”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana di Prodi Kesehatan Masyarakat
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan ini :

1. Dr. Agung Sulistya Wardani, M.M.Kes selaku Kepala Puskesmas Manguharjo


Kota Madiun.
2. Silverina K, S.KM., M.Kes selaku Kepala Puskesmas Manguharjo Kota
Madiun yang telah mengijinkan peneliti untuk mengambil sejumlah data.
3. Mitia Febrianti, A.Md.KL selaku pemegang program Puskesmas Manguharjo.
4. Bapak Zaenal Abidin, S.K.M.,M.Kes (Epid), selaku Dewan Penguji dan Ketua
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan penguji.
5. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.K.M.,M.Kes selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
6. Ibu Retno Widiarini, S.K.M.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Hanifah Ardiani, S.K.M.,M.KM selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang membangun dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Karina Nur Ramadhanintyas S.KM., M.Kes, selaku Dosen Wali Kelas Prodi
Kesehatan Masyarakat Semester 8 angkatan 2016 yang telah memberikan
dorongan serta motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Kedua Orang Tua dan Keluarga saya yang telah memberikan dukungan,
kesabaran dan doa yang tidak pernah henti sampai saat ini.

xvi
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti ucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh


dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan, dan kritik yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
sekripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.

Madiun,17 Juli 2020

Penyusun

xvii
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2020

ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KADER JUMANTIK TERHADAP PERILAKU


MASYARAKAT TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
(PSN) DI RW 05 KELURAHAN NAMBANGAN LOR

79 HALAMAN + 14 Tabel + 6 Gambar + 14 Lampiran

Perilaku masyarakat yaitu peran utama yang paling penting untuk


mencegah dan memutus mata rantai penularan terjadinya penyakit DBD dengan
memberantas jentik/larva DBD dengan melaksanakan kegiatan PSN melalui 3M
Plus. Peran kader jumantik sangat berperan penting dalam perubahan perilaku
masyarakat terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan peran kader jumantik terhadap perilaku
masyarakat tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di RW 05 Kelurahan
Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo. Jenis penelitian ini adalah survei
analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional. Populasi penelitian ini
yaitu jumlah rumah di RW 05 Kelurahan Nambangan Lor. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 123 orang. Data penelitian diperoleh melalui observasi,
kuesioner dan wawancara. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan peran kader jumantik RP (95% CI)= 2.406
(1.157-5.004) terhadap perilaku masyarakat tentang Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) di RW 05 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan
Manguharjo.Peran kader jumantik sangat perperan penting dalam perubahan
perilaku masyarakat untuk itu perlu di tingkatkan peran kader jumantik agar
masyarakat beperilaku baik.

Kata Kunci : Peran Kader Jumantik, Perilaku Masyarakat,


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Kepustakaan : 28 ( 2010-2019)

xviii
ABSTRACT
SKRIPSI
Lutfi Agustin

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ROLE OF JUMANTIK CADRES


AND THE COMMUNITY BEHAVIOR CONCERNING IN THE
ERADICATION OF MOSQUITO NESTS (PSN) IN RW 05 NAMBANGAN
LOR VILLAGE

79 Pages + 14 Tables + 6 Pictures + 14 Attachments

Background: Community behavior is the main role to prevent and break the chain
of transmission of DHF by eradicating larvae / DHF larvae by carrying out PSN
activities through 3M Plus. The role of jumantik cadres is the important part for
changing people's behavior towards the eradication of mosquito nests (PSN). This
study purposes to analyze the relationship between the role of jumantik cadres
and community behavior concerning in the Eradication of Mosquito Nest (PSN) in
RW 05, Nambangan Lor Village, Manguharjo District. Method: This type of
research is an analytic survey which used a cross-sectional study design. The
population of this research was the number of houses in RW 05 Nambangan Lor
Village. The number of samples in this study was 123 people. Research data
gained through observation, questionnaires and interviews. Data analysis used
Chi-Square test. The results showed that there was a relationship between the role
of cadre jumantik RP (95% CI) = 2,406 (1,157-5,004) and the behavior of the
community concerning in the mosquito nests eradication (PSN) in RW 05,
Nambangan Lor Village, Manguharjo District. The role of the jumantik cadres is
very important things in changing the behavior of the community. Therefore, it is
necessary to increase the role of the jumantik cadres so that the community
behavior will be gained well.

Keywords: Role of Jumantik Cadres, Community Behavior, Mosquito Nest


Eradication (PSN)

Literature: 28 (2010-2019)

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah

satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah

penderitanya cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan

penyebarannya semakin luas. Penyakit DBD merupakan penyakit

menular yang terutama menyerang pada anak-anak. Penyakit DBD di

Indonesia masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak

daerah endemis. Daerah endemis DBD pada umumnya merupakan

sumber penyebaran penyakit ke wilayah lain. Setiap kejadian luar

biasa (KLB) DBD umumnya dimulai dengan peningkatan jumlah

kasus di wilayah tersebut (Kemenkes RI, 2017).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit

yang disebabkan oleh virus Dengue yang menyebabkan Demam

Dengue (DD). Penyakit DBD disebabkan oleh satu dari empat bahan

antigenik yang dikenal serotipe (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-

4). Istilah dengue pertama kali digunakan sewaktu terjadinya epidemic

di Kuba pada tahun 1828 Sedangkan vector penularannya yaitu

nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk A. aegypti selama ini diketahui

memiliki kebiasaan untuk berkembang biak pada air-air tergenang

yang jernih yang berasal dari tendon buatan manusia. Nyamuk

1
2

tersebut menyukai tempat seperti penampungan air didalam rumah

yang tidak berhubungan dengan tanah (Kemenkes RI, 2017).

Salah satu upaya pemberantasan DBD adalah pengendalian

dan untuk membatasi penyebaran penyakit tersebut diperlukan

pengasapan (fogging) secara massal, abatisasi masal serta

penggerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang terus-

menerus untuk peningkatan angka bebas jentik (ABJ) dalam

pelaksanaan melalui kader jumantik dengan pemantauan jentik

berkala di setiap RT. Surveilans vektor yang diatur dalam Kemenkes

No.581 tahun 1992, bahwa kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN) dilakukan secara periodik oleh masyarakat yang dikoordinir

oleh RT/RW yang dilihat dari perilaku masyarakat. Keberhasilan

kegiatan PSN dapat diukur pada keberadaan vektor yaitu dengan

Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ ≥95% diharapkan penularan

DBD dapat dicegah atau dikurangi (Kemenkes RI, 2018).

Menurut Kemenkes RI 2018 pada tahun 2016 hingga tahun

2017 jumlah kasus DBD mengalami peningkatan sebanyak 135.764

kasus diikuti dengan meningkatnya angka kesakitan yaitu 52,73 per

100.00 penduduk. Sementara di kurun waktu 10 tahun terakhir mulai

pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 kasus DBD cenderung

tinggi namun kembali mengalami penurunan drastis di tahun 2011

sebanyak 27,57 per 100.00 penduduk (Kemenkes RI 2018).


3

Menurut profil kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun

2016 data jumlah kasus DBD yang diperoleh dari dinas kesehatan

Provinsi Jawa Timur terdapat 25.338 (64,8%) per 100.000 penduduk,

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yakni 21.092

(54,18) per 100.000 penduduk. DBD di Jawa Timur cenderung

meningkat terkait dengan kepadatan penduduk, perilaku masyarakat,

perubahan iklim, kondisi sanitasi lingkungan dan juga tidak

maksimalnya kegiatan PSN di masyarakat. Menurut riskesdas provinsi

Jawa Timur pada tahun 2018 jumlah data mengenai Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 39,89 masih menurun karena masih

tingginya angka kesakitan dan kematian mengenai DBD.

Menurut data di Puskesmas Manguharjo dapat diketahui

bahwa Angka kejadian DBD yang terdapat di 4 Kelurahan yaitu pada

Tahun 2016 terdapat 60 kasus dan 2 orang yang meninggal per

29.035 jumlah penduduk. Pada Tahun 2017 terdapat 16 kasus per

28.125 penduduk. Pada tahun 2018 angka kejadian DBD mengalami

peningkatan sebanyak 21 kasus per 27.810 jumlah penduduk.

Selanjutnya Pada tahun 2019 angka kejadian DBD mengalami

peningkatan drastis yaitu sebanyak 48 kasus per 27.810 jumlah

penduduk. Dengan jumlah kasus DBB tertinggi yaitu di Kelurahan

Nambangan Lor yaitu pada Tahun 2019 sebanyak 29 warga yang

terkena DBD. Kasus DBD pada tahun 2019 di Nambangan Lor yang
4

tertinggi yaitu di RW 5 sebanyak 7 penderita dan 1 kasus yang

meninggal (Puskesmas Manguharjo,2019).

Keberadaan jentik dapat diketahui dengan indikator

keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah

terwujutnya Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu 95%. Pada tahun 2019

Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Nambangan Lor belum

tercapai yaitu 93,% dengan target capaian lebih dari 95% dan

cakupannya yaitu 99,01% karena masih terdapat penderita DBD di

setiap tahunnya yang mengalami peningkatan. Kegiatan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yaitu salah

satu upaya untuk pengendalian kasus DBD. Rendahnya ABJ maka

perlu diwaspadai, karena dapat menjadikan resiko tingginya kasus

DBD (Puskesmas Manguharjo,2018).

Perilaku masyarakat yaitu peran utama yang paling penting

untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan terjadinya

penyakit DBD dengan memberantas jentik/larva DBD dengan

melaksanakan kegiatan PSN melalui 3M Plus (Depkes,2010).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puguh Ika

pada tahun 2016 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada masyarakat Karangjati

Kabupaten Blora. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa

responden yang mempunyai perilaku cukup dalam PSN mempunyai

prosentase yang lebih tinggi (56,9%) dibandingkan responden yang


5

mempunyai perilaku baik dalam pelaksanaan PSN (43,1%). Sehingga

dapat dikatakan pengetahuan, sikap, ketersediaan informasi, dan peran

petugas kesehatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus

(Puguh,2016).

Berdasarkan penelitian sesblumnya yang dilakukan oleh

Adhytia Bagus A. Pada tahun 2019 Tentang peran kader jumantik

terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD

di wilayah kerja Kelurahan Tebet Timur. Hasil menunjukan bahwa

peran kader jumantik yang melaksankana pemberantasan sarang

nyamuk dengan hasil (p=0,000) yang menunjukan bahwa ada

hubungan antara peran kader jumantik dengan pemberantasan sarang

nyamuk (PSN), ada hubungan antara peran kader jumantik dengan

pemantauan jentik berkala dengan hasil (p-0,000), dan pemberian

penyuluhan ada hubungan antara peran kader jumantik terhadap

pemberian penyuluhan dengan hasil (p=0,000). Penelitian tersebut

menunjukan bahwa ada hubungan antara peran kader jumantik

terhadap perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD

di wilayah kerja Kelurahan Tebet Timur (Adhytia Bagus A.,2019).

Untuk menanggulangi dan pencegah bahaya penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD) diperlukan peran serta dari masyarakat dan

kader kesehatan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
6

membentuk petugas yang dapat memantau adanya jentik-jentik yang

disebut kader juru pemantau jentik (Jumantik).

Tujuan Kader Jumantik yaitu memotivasi keluarga dan

masyarakat dalam pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

dengan kunjungan ke rumah disertai dengan penyuluhan di hadapan

masyarakat agar dapat melaksanakan PSN secara terus menerus

(Depkes Ri, 2012).

Jumantik merupakan kelompok kerja yang direkrut oleh

masyarakat yang dibentuk disetiap RT untuk melakukan pemeriksaan

jentik secara berkala (PJB), penyuluhan serta menggerakan

masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Peran kader

jumantik sangat berperan penting dalam membasmi dan memutus

mata rantai vektor penyebab DBD khususnya jentik nyamuk Aedes

aegypty.

Salah satu cara untuk mencegah dan membatasi penyebaran

penyakit yaitu dengan pengasapan (fogging) secara massal, abatisasi

masal melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) yaitu dengan cara 3M Plus yang perlu

dilakukan secara berkelanjutan atau terus-menerus sepanjang tahun

khususnya pada musim hujan. Keberhasilan kegiatan PSN DBD

antara lain dapat diukur dengan cara 3M plus tersebut yaitu : 1.

Menguras (M1) 2. Menutup (M2) 3. Mengubur atau memanfatkan

kembali barang-barang bekas yang dapat berpotensi untuk tempat


7

perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah 4. Kegiatan

Plus PSN (Departemen Kesehatan Ri,2015).

Dengan adanya permasalahan tersebut penulis bermaksud

mengambil judul penelitian yaitu “Hubungan Peran Kader Jumantik

Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan

Manguharjo”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Apakah ada Hubungan Peran Kader Jumantik

Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan

Manguharjo.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis Hubungan Peran Kader Jumantik

Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan

Lor Kecamatan Manguharjo

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Mengidentifikasi Peran Kader Jumantik tentang

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5

Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo.


8

2 Mengidentifikasi Perilaku Masyarakat Tentang

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5

Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo.

3 Menganalisis Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap

Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor

Kecamatan Manguharjo.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

dan manfaat kepada instansi kesehatan agar lebih

meningkatkan Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku

Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan

Manguharjo untuk mengurangi jumlah kasus DBD.

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti

Merupakan sebagai pengalaman nyata dalam

konsep teori dan riset di lapangan dan sebagai bahan

informasi untuk memperluas wawasan bagi peneliti

maupun pembaca terhadap Hubungan Peran Kader

Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan

Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo.


9

1.4.3 Manfaat Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun sebagai tambahan wawasan

dan referensi dalam mempelajari pelaporan data kegiatan

untuk penelitian mengenai Hubungan Peran Kader

Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang

Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN). Penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi

dalam pembelajaran bagi mahasiswa untuk melakukan

penelitian selanjutnya guna untuk mencapai hasil yang

lebih baik.
1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Peneliti uraikan penelitian

terdahulu yang serupa tetapi memiliki perbedaan yang cukup jelas, sebagai batasan agar tidak terjadi kesamaan dengan

penelitian ini. Perbedaan tersebut untuk menjamin keaslian penelitian yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Peneliti Sebelumnya Peneliti

No Perbedaan Adhytia Bagus Merry Kristin W, Puguh Ika Listyorini Lutfi Agustin
Adnan, Sri Tintin Sukarti,Dkk
Siswani
Judul Peran kader
Hubungan Faktor-faktor yang Hubungan Peran Kader
Penelitian jumantik terhadap
pengetahuan dan mempengaruhi perilaku Jumantik Terhadap
perilaku motivasi dengan pemberantasan sarang Perilaku Masyarakat
1. masyarakat dalamperilaku ibu dalam nyamuk (psn) Tentang Pemberantasan
upaya pencegahanpemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
penyakit dbd sarang nyamuk
(PSN) DBD
Tempat dan Kelurahan Tebet Kelurahan Pegirian Karangjati Kabupaten Di Rw 5 Kelurahan
Tahun Timur Tahun Surabaya, 2016 blora tahun 2016 Nambangan Lor
2. Penelitian 2019 Kecamatan Manguharjo

10
Peneliti Sebelumnya Peneliti
No Perbedaan
Adhytia Bagus Adnan, Merry Kristin W, Tintin Puguh Ika Listyorini Lutfi Agustin
Sri Siswani Sukarti,Dkk
Desain cross sectional cross sectional
3. cross sectional cross sectional
Studi
Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa uji yaitu ada hubungan pengetahuan, sikap, menunjukkan bahwa
statistik chi-square pengetahuan dengan ketersediaan informasi, ada hubungan yang
didapatkan P value perilaku ibu dalam PSN dan peran petugas signifikan peran
sebesar 0,000 yang DBD dengan hasil nilai kesehatan saling kuat kader jumantik
mengatakan bahwa pada signifikasi pengaruhnya. Semua terhadap perilaku
tingkatan kepercayaan (p)=0,000<0,005 dan variabel mempunyai masyarakat tentang
95% terdapat hubungan koefisien nilai koefisien yang pemberantasaan
antara peran kader korelasi=0,309, serta sama yaitu p = 0,0001. sarang nyamuk
4. Hasil jumantik dalam ada hubungan motivasi Sehingga dapat (PSN) di RW 5
pemberantasan sarang dengan perilaku ibu dikatakan pengetahuan, Kelurahan
nyamuk dengan perilaku dalam PSN DBD sikap, ketersediaan Nambangan Lor
masyarakat dalam upaya dengan nilai informasi, dan peran Kecamatan
pencegahan penyakit signifikansi petugas kesehatan Manguharjo (P
DBD. (p)=0,000<0,005 dan adalah faktor-faktor Value =0,029;
koefisien yang mempengaruhi RP=2,406; 95% CI
korelasi=0,423. perilaku PSN DBD. 1.157-5.004).

11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

2.1.1 Pengertian

Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD biasa dikenal

dengan kegiatan 3M namun kegiatan tersebut telah diintensifkan

sejak tahun 1992 dan pada tahun 2000 dikembangkan menjadi 3M

Plus. Menurut Kemenkes RI (2013), pengendalian fisik (PSN 3M)

merupakan alternatif utama untuk pengendalian vektor DBD

melalui upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara

menutup, menguras, dan mengubur/mendaur ulang (3M). PSN

sebaiknya dilakukan setiap minggu sehingga terjadi pemutusan

rantai pertumbuhan pra dewasa nyamuk tidak menjadi dewasa.

Sasaran dari PSN 3M adalah semua tempat potensial

pekembangbiakan nyamuk Aedes, antara lain tempat penampungan

air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, tempat penampungan air

bukan keperluan sehari-hari (non- TPA), dan tempat penampungan

air alamiah. Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti yang bertujuan

untuk menurunkan angka kejadian DBD. Pemberantasan nyamuk

tersebut dapat dilakukan dengan upaya pemberantasan sarang

nyamuk (PSN). (Departemen Kesehatan RI, 2015).

12
13

2.1.2 Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Pemberantasan sarang nyamuk yang dikenal dengan istilah

pemberantasan terhadap jentik Aedes Aegypty demam berdarah

dengue dilakukan dengan cara:

1. Pencegahan primer

Pencegahan tingkat pertama merupakan suatu upaya untuk

mempertahankan orang yang sehat teta sehat atau mencegah

orang yag sehat menjadi sakit. Sebelum ditemukannya vaksin

terhadap virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pengendalian

vektor adalah satu-satunya upaya yang di andalkan dalam

mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD). Secara garis

besar ada cara pengendalian vektor yaitu:

1) Fisik

Cara ini dikenal dengan kegiatan PSN dengan

prinsip 3M yaitu menguras, (dan menyikat) bak mandi,

bak WC dan lain-lain menutup tempat penampungan air

rumah tangga ,serta mengubur, menyingkirkan atau

memusnahkan barang-barang bekas (kaleng-kaleng, ban

dan lain- lain). Pengurasan tempat-tempat penampungan

air (TPA) perlu dilakukan secara teratur sekurang

kurangnya seminggu 2 kali agar nyamuk tidak dapat

berkembang baik di tempat itu. Bila PSN DBD dilakukan

oleh seluruh masyarakat maka populasi nyamuk Aedes


14

Aegypty dapat ditkan serendah-rendahnya sehingga

penularan DBD tidak terjadi lagi. Untuk itu upaya

penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus

dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan,

karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan

perilaku masyarakat. Pemberantasan dengan

menggunakan PSN adalah merupakan cara yang efektif,

efisien, mudah, murah.

Prinsip Kegiatan PSN bisa dilakukan dengan cara 3M

Plus yaitu dengan cara:

1. Menguras

Menguras dan meunyikat tempat-tempat

penampungan air seperti : bak mandi/wc, vas bunga,

tempat minum (dispenser), tempat minum

burung/hewan pliharaan dan lain-lain. menggosok

dinding bagian dalam dari bak mandi/WC, dan

semua tempat penyimpanan air secara teratur

sekurang-kurangnya seminggu sekali dapat

menyingkirkan telur nyamuk.dilakukan dengan jarak

waktu seminggu sekali (M1).

2. Menutup

Menutup rapat tempat penampungan air

(TPA) adalah memberi tutup yang rapat pada tempat


15

air yang ditampung seperti bak mandi, kendi,

gentong air atau tempayan dan lain-lain. perilaku

menutup tempat penampungan air berhubungan

dengan keberadaan larva Aedes aegypti (M2).

3. Mengubur

Mengubur sampah yang dapat menampung

air, sampah yang tidak di daur ulang dan menumpuk

di perkarangan rumah akan menyebabkan

berkembangbiaknya jentik nyamuk. Segera tutup

lubang sampah yang sekiranya dapat menampung air

(M3).

2) Kimia

Cara pemberntasan Aedes Aegypty dengan

menggunakan insektisida yaitu dengan membasmi jentik

(larvasida) ini antara lain dikenal dengan istilah

larvasidasi. Lavarsidasi yang bisa digunakan antara lain :

a. Menyemprotkan cairan pembasmi nyamuk dibagian

dalam rumah, cairan pembasmi nyamuk menjadi

salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk

mengusir nyamuk. Semprotkan cairan pembasmi

nyamuk beberapa jam sebelum tidur.


16

b. Mengoleskan lotion anti nyamuk, terutama yang

mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang

terbukti efektif.

c. Membunuh jentik nyamuk ditempat air yang sulit di

kuras atau sulit air dengan menabur bubuk

Temephos (abate) atau Altosoid 2-3 bulan sekali

dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau

2,5 gram Altosoid untuk 100 liter air. Abate dapat

dibeli/ diperoleh di puskesmas atau di apotik.

d. Mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkungan

dari nyamuk Aedes Aegypty. Sebenarnya tidak hanya

nyamuk tetapi juga serangga lainnya.

3) Biologi

Penerapan pengendalian dengan cara biologis yang

ditujukan langsung terhadap jentik vektor dengue masih

terbatas pada operasi bersekala kecil. Salah satu cara

yaitu:

a. Memelihara ikan cupang ditempat penampungan air

atau kolam, ikan cupang akan memakan jentik-jentik

dan telur-telur nyamuk sampai tidak tersisa. Bisa

dimasukan kedalam bak mandi, gentong,drum, dan

tempat yang dijadikan sebagai penampungan air.


17

b. Menanam bungan lavender yang tidak disukai

nyamuk, tanaman hias yang aromanya tidak disukai

oleh nyamuk anatar lain Lavender, Geranium,

Zodia, Rosemary, dan sebagainya. Selain

membebaskan rumah dan lingkungan sekitar dari

nyamuk membandel, tanaman-tanaman hias tersebut

akan mempercantik tampilan taman dirumah.

(dr.Hermayudi dkk 55-63, 2017).

4. Cara pencegahan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN). PSN dilakukan dengan cara „3M-Plus‟, 3M yang

dimaksud yaitu:

a. Menguras dan menyikat tempat penampungan air,

seperti bak mandi/WC, drum, dan lain-lain

seminggu sekali (M1)

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air,

seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2)

c. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang

bekas yang dapat menampung air hujan (M3)

Selain itu ditambahkan (plus) dengan cara lain seperti :

a. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di kolam

atau bak-bak penampungan air.

b. Memasang kawat anti nyamuk, diseluruh ventilasi

rumah. Kawat nyamuk sangat berfungsi sebagai


18

pertukaran udara dan mencegah agar nyamuk tidak

masuk kedalam rumah-rumah. Rmah yang sehat

sangan mengutamakan udara yang sehat pula.

c. Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam

kamar.

d. Memakai kelambu di ranjang tidur, kelambu

berfungsi agar nyamuk tidak mengganggu dan

kualitas tidur lebuih nyenyak tanpa di gigit nyamuk.

Terutama jika ibu mempunyai anak balita akan

terhindar dari Demam Berdarah Dengue (DBD)

e. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang

yang memadai.

f. Menutup lubang-lubang pada potongan

bamboo/pohon, dan lain-lain (dengan tanah dan lain-

lain).

g. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak

lancar/rusak.

h. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau

tempat-tempat lainnya yang sejenisnya dengan

waktu seminggu sekali.

i. Menimbun genangan air dilingkungan rumah.

Nyamuk suka berkembang biak di genangan air,

karena itu pastikan tidak ada genangan air di sekitar


19

rumah. Periksa benda-benda yang berpotensi

menjadi tempat genangan air.

j. Pengksalah tanaman rimbun dan rumut liar yang

juga menjadi temat yang sangat disukai oleh

nyamuk.

Keseluruhan cara tersebut diatas dikenal dengan istilah “

3M Plus” (Departemen Kesehatan Ri, 2015).

2.2 Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)

Pemeriksaan jentik berkala (PJB) merupakan suatu kegiatan

pemantauan atau pemeriksaan jentik nyamuk penular demam berdarah

dengue di pemukiman atau tempat-tempat umum/industri di

desa/kelurahan endemis dan sporadis pada tempat-tempat yang diduga

sebagai tempat perkembangbiakan sarang nyamuk Aedes dan memotivasi

keluarga/masyarakat dalam melaksanakan PSN. Dengan kunjungan yang

berulang-ulang disertai penyuluhan diharapkan masyarakat dapat

melaksanakan PSN DBD secara teratur dan terus-menerus. Yang

dilakukan oleh petugas kesehatan, PKK, kader/petugas juru pemantau

jentik (jumantik) petugas Puskesmas yang telah dilatih.

Pemeriksaan jentik berkala (PJB) yaitu untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M. Cara

untuk melakukan PJB yaitu dengan cara :

1. Dilakukan dengan mengunjungi rumah dan tempat-tempat umum

untuk memeriksa tempat penampungan air (TPA), non TPA dan


20

tempat penampungan air alamiah. Di dalam dan di luar

rumah/bangunan sertamemberikan penyuluhan tentang PSN DBD

kepada keluarga/masyarakat.

2. Jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola tempat-tempat

umum diminta untuk ikut melihat/menyaksikan, kemudian

melanjutkan dengan PSN DBD melalui 3M Plus.

3. Memberikan penjelasan dan anjuran PSN DBD kepada keluarga dan

pengelola/petugas kebersihan tempat-tempat umum.

4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada kartu jentik rumah atau

bangunan yang ditinggalkan di rumah atau bangunan dan pada

formulir JPJ-1 untuk pelaporan ke puskesmas dan yang terkait lainnya

(Departemen Kesehatan RI, 2015).

2.3 Peran Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik)

2.3.1 Peran

Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu

peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka

ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat

pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut

sebagai peranan normatif. Sebagai peran normatif dalam hubungannya

dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan dalam penegakan hukum

mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu

penegakan hukum secara penuh, (Soerjono Soekanto 1987: 220)


21

Sedangkan peran ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang

diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya dinas

perhubungan sebagai suatu organisasi formal tertentu diharapkan berfungsi

dalam penegakan hukum dapat bertindak sebagai pengayom bagi

masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban, keamanan yang

mempunyai tujuan akhir kesejahteraan masyarakat, artinya peranan yang

nyata, (Soerjono Soekamto).

2.3.2 Pengertian Jumantik

Juru pemantau jentik atau jumantik adalah warga masyarakat

setempat yang telah dilatih oleh Dinas Kesehatan atau Puskesmas

sehingga mengenal DBD dengan cara pencegahannya. Keberadaan

Jumantik sangat diperlukan agar dapat memberikan bimbingan dan

penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga sehingga terhindar dari

penyakit DBD. Kader jumantik mempunyai tugas membantu petugas

puskesmas dan melakukan pendataan atau pemeriksaan jentik nyamuk

dan penyuluhan di rumah-rumah penduduk (Adhytia,2019).

2.3.3 Peran Jumantik

Jumantik sangat berpengaruh menjadi referensi karena

keseharian jumantik langsung berhubungan dengan masyarakat

setempat sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan

menjadi contoh dalam PSN DBD. Jumantik adalah orang yang

melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik


22

nyamuk khususnya Ae aegyty (P2 Penyakit Tular Vektor dan

Zoonotik,2016. Jumantik adalah kader yang berasal dari masyarakat di

suatu daerah yang pembentukan dan pengawasan kinerja menjadi

tanggung jawab sepenuhnya oleh pemerintah kabupaten/kota. Jumantik

dibina dan dimonitor oleh petugas yang ditunjuk sebagai supervisor

Jumantik oleh kepala puskesmas.

2.3.4 Jumantik

Juru pemantau jentik atau jumantik adalah orang yang

melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik

nyamuk penyebab DBD, khususnya Aedes aegypti dan Aedes

albopictus (Kemenkes RI, 2016).

Menurut Dinkes Kota Madiun (2016) tugas jumantik adalah sebagai

berikut :

a. Mengunjungi rumah di wilayah kerjanya sesuai dengan jadwal

kerja.

b. Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada keluarga

tentang DBD dan pencegahannya.

c. Melakukan pemeriksaan jentik mencatat dan melaporkan hasil

pemeriksaan jentik kepada puskesmas.

d. Mengikuti bimbingan dan petunjuk Dinas Kesehatan/

Puskesmas.
23

Tugas Pokok seorang Jumantik adalah melakukan pemantauan

jentik, penyuluhan kesehatan, menggerakkan PSN secara serentak

dan periodik serta melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada petugas

puskesmas sehingga akan dapat dihasilkan sistem pemantauan jentik

berkala yang berjalan dengan baik. Untuk itu peran Jumantik akan

dapat maksimal apabila masyarakat dapat membantu kelangsungan

kegiatan dengan kesadaran memberikan kesempatan kepada

Jumantik untuk membantu jentik dan sarang nyamuk di rumahnya.

Berdasarkan penelitian Adhytia, 2019 yang menunjukan bahwa

terdapat hubungan antara peran jumantik dalam pemberantasan

sarang nyamuk dengan perilaku masyarakat dalam upaya

pencegahan penyakit DBD di Wilayah Kelurahan Tebet Timur tahun

2019.

2.4 Teori Lawrence Green

Teori Lawrence Green (1980) dalam Ryman (2016) terdapat 3 faktor

terbentuknya perilaku:

2.4.1 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor predisposisi (predisposing factors) disini yang terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan atau keyakinan, norma dan

nilai-nilai:

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil

tau seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimiliki, pada


24

waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga dan indera penglihatan (Notoatmojo,2010).

Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang paling

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sikap atau

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama bertahan

dari pada sikap atau perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoadmojo,2011).

Berdasarkan penelitian Puguh, 2016 yang menunjukan

bahwa terdapat hubungan pengetahuan responden mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN). pengetahuan responden yang baik

mengenai pemberantasan sarang nyamuk mempunyai 2 kali

kemungkinan akan berperilaku baik dalam pemberantasan sarang

nyamuk, bila dibandingkan dengan responden yang mempunyai

pengetahuan kurang. Artinya bahwa pengetahuan signifikan

mempengaruhi perilaku PSN DBD masyarakat. Untuk itu

diperlukan usaha-usaha dari pemerintah untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat agar ada peningkatan perilaku PSN

masyarakat di Kelurahan Karangjati Kabupaten Blora.


25

2) Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap

merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan

motif tertentu. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus social.

Berdasarkan penelitian Puguh, 2016 yang menunjukan bahwa

sikap responden yang baik mengenai pemberantasan sarang

nyamuk mempunyai 1 kali kemungkinan akan berperilaku baik

dalam pemberantasan sarang nyamuk, bila dibandingkan dengan

responden yang mempunyai sikap yang tidak mendukung.

Artinya bahwa sikap signifikan mempengaruhi perilaku PSN

DBD masyarakat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha dari

pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar

masyarakat percaya, sehingga masyarakat akan cenderung

meningkatan perilaku PSN mereka di Kelurahan Karangjati

Kabupaten Blora.

Sikap terdiri dari 3 Komponen pokok yaitu:

1. Kecenderungan untuk bertindak yaitu merupakan

komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.


26

Sikap merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau

berperilaku terbuka (tindakan).

2. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan komponen terhadap

objek artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau

pemikiran seseorang terhadap pelaksanaan PSN.

3. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek,

artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalam faktor

emosi) orang tersebut terhadap objek.

3) Tindakan

Menurut (Notoatmojo,2010) Tindakan yaitu suatu sikap

kecenderungan untuk bertindak (praktik). Praktek atau tindakan

dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya antara

lain:

a. Praktik terpimpin (guided response)

Suatu subjek atau seseorang yang telah melakukan

sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau

menggunakan panduan. Misalnya masyarakat yang

melaksanakan 3M Plus atau penaburan abate masih

diingatkan oleh kader jumantik.

b. Praktik secara mekanis (mechanism)

Suatu subjek atau seseorang yang telah melakukan atau

melaksanakan suatu hal secara otomatis maka disebut


27

praktik atau tindakan mekanis. Misalnya menaburkan bubuk

abate tanpa diingatkan oleh kader jumantik.

c. Adopsi (adoption)

Suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang

artinya, apa yang dilakukan sudah tidak sekedar rutinitas

atau mekanisme. Tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau

tindakan, atau perilaku yang berkualitas. Misalnya

kebiasaan masyarakat menguras tempat penampungan air.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Joy A.M. 2012)

95% Responden memilih melakukan tindakan menutup

tempat penampungan air dari pada melakukan tindakan

memasang kawat kasa.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak

langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-

kegiatan yang telah dilakukan beberapa hari, jam, atau

bulan. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung yakni

dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

4) Motivasi

Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari

luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau

melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan (Samsudin, 2010).

Jika suatu motivasi yang dimiliki seseorang sudah baik tentang

melakukan pemberantasan sarang nyamuk atau kesadaran dari


28

diri sendiri, untuk kesehatan keluarga, dan mendapat dukungan

dari petugas kesehatan seperti kader jumantik agar tidak terkena

penyakit demam berdarah dengue maka seseorang mempunyai

motivasi untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang

nyamuk.

Berdasarkan peneliti Merry 2016,yang menunjukan bahwa

terdapat hubungan motivasi dengan perilaku ibu dalam PSN

DBD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang yang

memiliki motivasi positif juga sangat berpengaruh untuk

timbulnya perilaku baik. Kurangnya motivasi seseorang atau

masyarakat terhadap pencegahan dan penaggulangan penyakit

demam berdarah akan menyebabkan semakin besar

kemungkinan timbulnay penyakit DBD. Faktor yang

mempengaruhi terbentuknya motivasi seperti tingkat

pengetahuan mampu memotivasi ibu untuk melaksanakna

perilaku pemberantasan sarang naymuk.

5) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran

untuk mengembalikan suatu kepribadian dan kemampuan

tertentu, sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

Pendidikan merupakan hal penting bagi semua masyarakat.

Karena jika pendidikan yang mereka miliki tinggi maka perilaku

yang dimiliki juga baik. Seperti tindakan untuk melakukan


29

kegiatan PSN. Karena jika masyarakat yang memiliki

pendidikan tinggi mempunya pemahaman tentang bahaya

penyakit demam berdarah dibandingkan dengan pendidikan

yang kurang. Karena jika seseorang berpendidikan tinggi akan

sadar untuk melakukan pemberantasan dan pencegahan terhadap

penularan penyakit demam berdarah.

Heraswati (2008) dan Hardayati (2011) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa pendidikan mewujudkan

hubungan secara signifikan terhadap perilaku pemberantasan

sarang nyamuk demam berdarah dengue. Sedangkan menurut

Agustiansah (2003) dan nuryanti (2013) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa pendidikan tidak menunjukan hubungan

terhadap perilaku pemberantasan sarang nyamuk demam

berdarah dengue.

2.4.2 Faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor pemungkin yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau

memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor

pemukin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya

perilaku kesehatan. Dalam keberadaan jentik Aedes aegypti faktor

pemungkin yaitu kegiatan Puskesmas seperti memberikan siaran

keliling mengenai 3M Plus dan pemberian larvasida secara masal yang

dilaksanakan selama bulan-bulan menjelang musim penghujan datang.


30

2.4.3 faktor penguat (Reinforcing factors)

faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Terkadang meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat,

tetapi tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi undang-undang,

peraturan, pengawasan dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).

2.5 Perilaku

2.5.1 Definisi Perilaku

Perilaku manusia yaitu suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.

Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau

seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku dapat

diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya.

Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan. Rangsangan tertentu

akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku dapat juga

diartikan sebagai aktivitas manusia yang timbul karena adanya stimulasi

dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung

(Notoatmodjo, 2007 dalam Wasis 2014). Perilaku atau aktivitas yang ada

pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi

sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai

individu atau organisme itu (Darho, 2012 dalam Wasis 2014).


31

2.5.2 Jenis Perilaku

Menurut Puspitasari (2013) dalam Wasis (2014), dilihat dari

bentuk terhadap stimulus menurut skinner, perilaku dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Perilaku tertutup (Covert Behavior)

Adalah seorang terhadap stimulus yang masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap, belum biasa diamati

oleh orang lain.

2. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)

Adalah seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Ini sudah jelas dilakukan atau praktik, yang sangat mudah

diamati atau dilihat orang lain.

Sedangkan menurut Dahro (2012) dalam Wasis (2014), jenis

perilaku dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.

1. Perilaku yang refleksif Perilaku yang refleksif merupakan perilaku

secara spontan yang terjadi atas reaksi terhadap stimulus yang

didapatkan organism tersebut.

2. Perilaku non refleksif Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh

kesadaran atau otak. Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk

dan dapat dikendalikan. Oleh karena itu, perilaku ini dapat berubah

dari waktu ke waktu sebagai hasil proses belajar.


32

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Sunaryo (2004) dalam Wasis (2014), faktor yang

mempengaruhi perilaku manusia yaitu sebagai berikut.

1) Faktor genetik atau faktor endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau

modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu.

Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain :

a) Jenis ras

Setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu

dengan yang lainnya.

b) Jenis kelamin

Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian

dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku atas dasar

pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar

pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria disebut

maskulin sedangkan pada wanita disebut feminin.

c) Sifat fisik

Kalau kita amati perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat

fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda

dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

d) Sifat kepribadian

Salah satu pengertian kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran,

perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam


33

usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya. Kepribadian

menurut masyarakat awam adalah bagaimana individu tampil dan

menimbulkan kesan bagi individu lainnya.

e) Bakat pembawaan

Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta

bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.

f) Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi, sedangkan

individu yang intelegen yaitu individu yang dalam mengambil

keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan mudah. Sebaliknya bagi

individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil

keputusan akan bertindak lambat.

2) Faktor eksogen atau faktor dari luar individu

a) Faktor lingkungan

Lingkungan di sini menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik fisik, biologis maupun sosial.

b) Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu

sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu

dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses

dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku

individu maupun kelompok.


34

c) Agama

Agama merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau

penghabisan. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke

dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam

cara berfikir, bersikap, bereaksi, dan berperilaku individu.

d) Sosial

Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang

berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial.

Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial

ekonomi.

e) Kebudayaan

Kebudayaan merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup

dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan

hiburan.

3) Faktor-faktor Lain

a) Susunan Saraf Pusat

Memegang peranan penting karena merupakan sarana untuk

memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke

sistem saraf tepi yang seterusnya akan berubah menjadi perilaku.

b) Persepsi

Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan melalui panca

indera yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu

sadar tentang sesuatu yang ada didalam maupun diluar dirinya.


35

c) Emosi

Emosi adalah manifestasi perasaan atau efek karena disertai banyak

komponen fisiologik, biasanya berlangsung tidak lama.

2.5.4 Domain Perilaku

Menurut Benyamin Bloom (1908) dalam Yanuar (2014)

membedakan adanya tiga area,wilayah, ranah atau domain perilaku

adalah sebagai berikut.

1. Ranah kognitif (Cognitive Domain)

Ranah koginitif dapat dikur dari pengetahuan (knowledge),

pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga lidah dan sebagainya). Perilaku yang

didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Yanuar 2014).

Secara garis besar tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu yaitu mengingat kembali memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Ukuran bahwa

seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, mengurai,

mendefiniskan dan menyatakan.

(1) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan berarti sekedar tahu

tentang objek tetapi harus dapat menginterpretasikan

secara benar tentang objek tersebut. Seseorang yang


36

telah paham tentang sesuatu hal harus dapat

menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.

(2) Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan apabila orang yang telah

memahami objek tersebut dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut. Dengan

kata lain menerapkan informasi yang sudah didapat dan

dipelajari untuk diterapkan di kondisi nyata.

(3) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan objek ke dalam bagian-bagian yang lebih

kecil tetapi masih dalam struktur objek tersebut.

Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai

pada tingkat analisis yaitu bisa membedakan atau

memisahkan, mengelompokan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan objek tersebut.

(4) Sintesis ( Synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan seseorang untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

telah ada.

(5) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap objek tertentu.


37

2. Ranah Afektif (Affective Domain)

Ranah afektif dapat diukur dengan sikap (attitude). Sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, sikap

belum merupakan tindakan tetapi merupakan predisposisi

perilaku atau reaksi tertutup. Sikap juga mempunyai tingkatan

diantaranya adalah :

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).

2) Menanggapi (Responding)

Menanggapi merupakan jawaban tanggapan terhadap

pertanyaan yang dihadapi.

3) Menghargai (Valuing)

Menghargai artinya memberikan nilai positif terhadap objek

atau stimulus.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggungjawab artinya berani mengambil resiko dengan

semua yang telah dilakukannya.

3. Ranah Psikomotor (Psychomotor Domain)

Ranah psikomotor dapat diukur dari keterampilan (practice).

Merupakan suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam

tindakan. Tindakan ini dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan

menurut kualitasnya yaitu :


38

1) Praktik Terpimpin (Guided Response)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan

2) Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu atau

mempraktikan sesuatu secara otomatis.

3) Adopsi (adoption)

Suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.

Tidak sekedar melakukan rutinitas atau mekanisme tetapi

sudah dilakukan modifikasi, tindakan atau perilaku yang

berkualitas.

2.5.5 Perilaku Kesehatan

Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana

manusia berespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan

mempersepsi penyakit atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan

diluar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan

dengan penyakit atau sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan

penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat

pencegahan penyakit yakni;

1. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan ( health promotion behavior) misalnya makan-

makanan yang bergizi, olahraga dan sebagainya.


39

2. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)

adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit.misalnya

tidur memakai kelambu untuk pencegahan gigitan nyamuk

malaria, imunisasi, dan sebagainnya.termasuk perilaku untuk

tidak menularkan penyakit kepadaorang lain.

3. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health

seking behavior) yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari

pengobatan. Misalnya usaha-usaha mengobati sendiri

penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas

kesehatan moderen (puskesmas, mantri. Dokter praktek dan

sebagainya).

4. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health

rehabilitation behavior) yaitu perilaku yang berhubungan

dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari

suatu penyakit misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran dari

dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya ( Wawan dkk hal

56-57,2011).

2.5.6 Perilaku Dalam Masyarakat

1. Pengertian

Masyarakat adalah sekumpulan manusia saling “bergaul”, atau

dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi” (Koentjaraningrat, 2009:

116). Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 6), masyarakat atau

society merupakan manusia sebagai satuan sosial dan suatu


40

keteraturan yang ditemukan secara berulangulang, sedangkan menurut

Dannerius Sinaga (1988: 143), masyarakat merupakan orang yang

menempati suatu wilayah baik langsung maupun tidak langsung saling

berhubungan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai

satuan sosial melalui perasaan solidaritas karena latar belakang

sejarah, politik ataupun kebudayaan yang sama. Dari beberapa

pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa masyarakat merupakan

kesatuan atau kelompok yang mempunyai hubungan serta beberapa

kesamaan seperti sikap, tradisi, perasaan dan budaya yang membentuk

suatu keteraturan. Adapun macam-macam masyarakat yaitu:

1. Masyarakat modern

Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sudah tidak

terikat pada adat-istiadat. Adat-istiadat yang menghambat

kemajuan segera ditinggalkan untuk mengadopsi nila-nilai baru

yang secara rasional diyakini membawa kemajuan, sehingga

mudah menerima ide-ide baru.

2. Masyarakat tradisional

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang masih terikat

dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-temurun.

Keterikatan tersebut menjadikan masyarakat mudah curiga

terhadap hal baru yang menuntut sikap rasional, sehingga sikap

masyarakat tradisional kurang kritis. masyarakat tradisional

merupakan masyarakat yang statis tidak ada perubahan dan


41

dinamika yang timbul dalam kehidupan. Dari pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa masyarakat tradisional merupakan

masyarakat yang melangsungkan kehidupannya berdasar pada

patokan kebiasaan adat-istiadat yang ada di dalam lingkungannya.

Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-

perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya,sehingga

kehidupan masyarakat tradisional cenderung statis.

2. Ciri-ciri Masyarakat

Suatu masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama

manusia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri dari

dua orang.

b. Bergaul dalam waktu cukup lama, sebagai bersama akibat

hidup bersama itu timbul sistem komunikasi dan peraturan-

peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.

c. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian

dari suatu kesatuan.

d. Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan


(Ayu, senja 2018).
2.6 Kerangka Teori

Kerangka Teori dalam penelitian ini menggunakan Teori

Lawrence Green, dimana status kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor

yaitu: Predisposing, Enabling, Reinforcing. Faktor predisposing

adalah faktor yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat


42

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan kesehatan. Sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan

sebagainnya. Faktor predisposing dalam kerangka teori tersebut

meliputi pendidikan dan motivasi karena dari faktor tersebut

mempengaruhi terjadinya perilaku masyarakat tentang Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN).

Faktor Enabling merupakan faktor-faktor yang memukinkan

atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor Enabling dalam

penelitian tersebut meliputi keterjangkauan pelayanan kesehatan dan

ketersediaan pelayanan kesehatan yang meliputi siaran keliling

maupun pembagian larvarsida masal yang mempengaruhi terjadinya

perilaku masyarakat tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Faktor Reinforcing merupakan faktor yang mendorong atau

memperkuat terjadinya perilaku. Faktor Enabling dalam penelitian

tersebut meliputi peran petugas kesehatan dimana dibentuknya kader

juru pemantau jentik (Jumantik) yang memegang program mengenai

Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN), dan Penyuluhan. Karena dari peran kader jumantik tersebut

mempengaruhi perilaku masyarakat tentang PSN karena peran kader

tersebut sangat mempengaruhi terhadap perubahan perilaku

masyarakat.
2.7 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka diatas bisa digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Pendidikan

Predisposing

Motivasi

Keterjangkauan
Pelayanan Kesehatan
Enabling Siaran Keliling
Perilaku Masyarakat
Ketersediaan Pelayanan Pemberantasan Sarang
Kesehatan Nyamuk (PSN)
Larvasida Masal

PJB
Reinforcing Peran petugas
Kader Jumantik PSN
Kesehatan

Penyuluhan

Gambar 2.1 Kerangka Teori Lawrence Green, 1993


43
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep


Menurut Soekidjo Notoatmojo (2012) kerangka konsep penelitian adalah suatu

uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang

lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin

diteliti.

Variabel Independen Variabel Dependent

Peran Kader Jumantik

1. PJB
2. Penyuluhan Perilaku Masyarakat
3. Menggerakan PSN Tentang
Pemberantasan
4. Pelaporan hasil Sarang Nyamuk
pemeriksaan jentik ke
puskesmas

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :
: Tidak Diteliti

: Diteliti
: Mempengaruhi

44
45

Kerangka konsep ini merupakan proses simflikasi dari kerangka teori.

Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa Variabel yang diambil

dalam penelitian berfokus pada variabel bebas (Independen) yaitu Peran Kader

Jumantik yang akan mempengaruhi variabel terikaat (Dependen) yaitu Perilaku

Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Peran kader tersebut

dapat mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat. Peran kader meliputi

Pemantauan Jentik Berkala (PJB), Penyuluhan, dan Penggerakan masyarakat

mengenai PSN. Peneliti ingin meneliti Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap

Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5

Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo.

3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian (Soekidjo

Notoatmodjo, 2012). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha : Ada Hubungan Antara Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor

Kecamatan Manguharjo.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesutau yang vital dalam penelitian yang memungkinkan

memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validitas suatu

hasil. Desain riset sebagai petunjuk dalam perencanaan pelaksanaan penelitian untuk

mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian obervasional dengan metode survei

analitik menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu survei untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama (Notoadmodjo, 2018).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang akan diteliti

(Notoatmodjo, 2018).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah di Rw 5 Kelurahan

Nambangan Lor Wilayah Kerja Puskesmas Manguharjo sebanyak 175 rumah.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan sudah dianggap mewakili seluruh

populasi penelitian (Notoatmodjo, 2018).

Kriteria sampel yang diambil sebagai responden adalah kriteria inklusi yaitu

karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan

akan diteliti, sedangkan kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan


46
47

subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena suatu sebab (Nursalam,

2012).

Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

1. Masyarakat yang tinggal menetap dan memiliki rumah Rw 5 di Kelurahan

Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

2. Masyarakat yang Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria eksklusi

1. Keluarga yang menjadi kader jumantik

Sampel dalam penelitian ini adalah Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun yaitu sejumlah 175 rumah. Pengambilan

sampel ini menggunakan rumus slovin dengan tingkat signifikan yang dipilih 5%

(0,05) yang di hitung sebagai berikut:

Rumus besar sampel:

= 121 Responden
48

Keterangan : n : jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Tingkat signifikan (5% = 0,05)

Sampel yang diambil adalah rumlah yang berjumlah 121. Dengan rincian sebagai

berikut:

Jumlah sampel rumah yang digunakan dalam penelitan menggunakan teknik

simpel random sampling dengan rumus perhitungan :

Sampel

Tabel 4.1 Sampel tiap RT di Kelurahan Nambangan Lor

Jumlah Sampel Pembulatan


No. RW RT Jumlah sampel Rumah
23,5 23
1. 5 14
25,5 26
2. 5 15
22,8 23
3 5 16
26,9 27
4 5 17
22,1 22
5 5 18
Total sampel kelas 123

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel minimal dalam

penelitian ini adalah 123 responden. Sedangkan jumlah sampel penelitian yang

diambil yaitu dari masing-masing RT.


49

4.3 Tehnik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Menurut Notoatmodjo (2018)

Teknik sampling adalah cara atau teknik-teknik tertentu dalam mengambil sampel penelitian

sehingga sampel tersebut sebisa mungkin dapat mewakili populasinya.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan

teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan anggota

sampel yang dilakukan dengan cara mengacak individu-individu anggota populasi (Arifin,

2009).

4.4 Kerangka Kerja


Kerangka kerja atau operasional adalah kegiatan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang akan diteliti agar mencapai tujuan

penelitian (Nursalam, 2013). Adapun kerangka kerja pada penelitian ini sebagai berikut :
50
Populasi
Semua jumlah rumah di RW 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo Kota Madiun
sebanyak 175 Rumah

Sampel
Sebagian rumah di RW 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo Kota Madiun
sebanyak 123

Teknik Sampling
probability samples dengan metode simple random sampling

Uji Validitas dan Reabilitas

Desain Penelitian
Cross Sectional

Pengumpulan data sekunder dan primer, observasi jentik melakukan penyebaran kuesioner dan
wawancara

Variabel Independen Variabel Dependen


Peran Kader Jumantik Perilaku Masyarakat tentang PSN

Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry Data, cleaning, Tabulating

Analisis Data
Menggunakan Uji Chi Square

Hasil Penelitian dan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap
Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan
Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.
51

4.5 Variabel Penelitian


Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau

didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Variabel juga

diartikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Notoatmodjo, 2018).

Variabel ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel

dependent (variabel terikat):

4.5.1 Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah peran kader jumantik.

4.5.2 Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah perilaku masyarakat.

4.6 Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2018), definisi operasional yaitu untuk membatasi ruang

lingkup atau pengertian dari variabel-variabel yang diamati/diteliti. Selain itu definisi

operasional juga untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur). Definisi

operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


4.6 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi Operasional

No Variabel Defiinisi Operasional Alat Ukur Skala Data Skor Kategori

Variabel Dependen

1. Perilaku Pengetahuan sikap dan Kuesioner dari Nominal Kurang :0 Kurang jika total skor ≥ 13
Masyarakat tindakan dari masyarakat pengetahuan Sikap Baik: 1 Baik, jika total skor .≤ 13
di kelurahan nambangan Tindakan
lor dalam kegiatan
keseluruhan mengenai
PSN.
Variabel Independen
1. Peran Kader Juru Peran Kader Jumantik di Kuesioner peran Nominal 0 = tidak Tidak berperan terhadap
Pemantau Jentik Kelurahan Nambangan juru pemantau berperan kegiatan PSN DBD, jika
(jumantik) Lor yang melakukan tugas jentik (jumantik) 1= memiliki skor <4
seperti pemberantasan berperan Berperan terhadap kegiatan
sarang nyamuk, PSN DBD, jika memiliki skor
monitoring jentik, dan 4
memberikan penyuluhan
menurut persepsi
responden (masyarakat)

52
53

4.7 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data,

dapat berupa kuesioner, formulir observasi, atau formulir-formulir lain yang berkaitan

dengan pencatatan, dan sebagainya (Notoatmodjo,2018). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain lembar kuesioner (daftar pertanyaan) dan observasi menggunakan

alat ukur wawancara masyarakat di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun.

4.8 Uji validitas dan Reliabilitas

4.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan bahwa alat ukur benar-benar

menggukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah susun

tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi

antara skors (nilai) dari tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner

tersebut (Notoatmodjo, 2018).

Untuk menguji validitas instrumen menggunakan aplikasi pengolahan data

SPSS dengan teknik pengujian korelasi bivariate person (product moment person).

Penentuan kevalidan suatu instrumen diukur dengan membandingkan r-hitung dan r-

tabel. Adapun penentuan disajikan sebagai berikut:

1. r-hitung > r-tabel atau nilai sig r < 0,05 : Valid.

2. r-hitung < r-tabel atau nilai sig r > 0,05 : Tidak Valid.

Jika ada butir pertanyaan yang tidak valid, maka butir pertanyaan yang tidak

valid tersebut dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk butir yang valid saja.
54

Hasil r-hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r

tabel < r hitung dan r tabel > r hitung maka tidak valid.

Uji validitas kuesioner dilakukan di kelurahan Nambangan Lor RW 4 Kota

Madiun sebanyak 20 responden dengan karakteristik yang hampir sama dengan sampel

penelitian. Pengujian validitas ini menggunakan aplikasi pengolah data statistik dengan

syarat r hitung > r tabel. Nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r product moment

dengan df (degree of freedom) = n-2. Jadi apabila responden berjumlah 20 maka df = 20-

2 = 18. Dengan taraf signifikansi 5% maka diketahui bahwa r tabel product moment

sebesar 0,378. Berikut adalah hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Peran Kader

No Butir r hitung r tabel Keterangan


Pertanyaan 1 0,768 0,378 Valid
Pertanyaan 2 0,705 0,378 Valid
Pertanyaan 3 0,690 0,378 Valid
Pertanyaan 4 0,651 0,378 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer Menggunakan SPSS

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Perilaku Masyarakat Tentang PSN

No Butir r hitung r tabel Keterangan


Pertanyaan 1 0,536 0,378 Valid
Pertanyaan 2 0,556 0,378 Valid
Pertanyaan 3 0,569 0,378 Valid
Pertanyaan 4 0,549 0,378 Valid
Pertanyaan 5 0,473 0,378 Valid
Pertanyaan 6 0,457 0,378 Valid
Pertanyaan 7 0,579 0,378 Valid
Pertanyaan 8 0,613 0,378 Valid
Pertanyaan 9 0,571 0,378 Valid
Pertanyaan 10 0,560 0,378 Valid
Pertanyaan 11 0,457 0,378 Valid
Pertanyaan 12 0,548 0,378 Valid
Pertanyaan 13 0,548 0,378 Valid
Pertanyaan 14 0,533 0,378 Valid
Pertanyaan 15 0,624 0,378 Valid
Pertanyaan 16 0,457 0,378 Valid
55

No Butir r hitung r tabel Keterangan


Pertanyaan 17 0,588 0,378 Valid
Pertanyaan 18 0,529 0,378 Valid
Pertanyaan 19 0,613 0,378 Valid
Pertanyaan 20 0,492 0,378 Valid
Pertanyaan 21 0,563 0,378 Valid
Pertanyaan 22 0,449 0,378 Valid
Pertanyaan 23 0,579 0,378 Valid
Pertanyaan 24 0,475 0,378 Valid
Pertanyaan 25 0,569 0,378 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer Menggunakan SPSS

4.8.2 Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap sesuatu yang akan diukur dengan menggunakan alat ukur

yang sama (Notoatmodjo, 2018).

Uji reabilitas dapat dilihat pada nilai cronbach‟s alpha, jika nilai cronbach‟s

alpha > 0,60 maka kontrak pertanyaan yang merupakan dimensi variabel adalah

reliable.

Tabel 4.5 Nilai Alpha Cronbach’s

Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai


0,00 – 0,20 Kurang reliabel
0,21 – 0,40 Lumayan reliabel
0,41 – 0,60 Cukup reliabel
0.61 – 0,80 Reliabel
0,81 – 1,00 Sangat reliabel
Adapun hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Cronbach Alpha yaitu 0,756 >

0,60 yang berarti pertanyaan dalam kuesioner tersebut reliabel.


56

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Peran Kader Jumantik dan Perilaku
Masyarakat
r R 5% (20)
Variabel xy Total Keterangan
Peran Kader 0,660 0,378 Reliabel
Perilaku 0,897 0,378 Reliabel

4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pada penelitian dilakukan di RW 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun.waktu penelitian ini di lakukan pada.

Tabel 4.7 Realisasi Kegiatan Penelitian

No Kegiatan TANGGAL PELAKSANAAN

1 Pembuatan dan Konsul Judul 23 November 2019

2 Penyusunan dan Bimbingan Proposal 30 November 2019

3 Ujian Proposal 13 Februari 2020

4 Revisi Proposal 17 Februari 2020

5 Pengambilan Data 02 Maret 2020

6 Penyusunan dan Konsul Skripsi 24 Maret 2020

4.10 Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Perijinan Penelitian

Peneliti mengurus surat ijin penelitian ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(Bankesbangpol) Kota Madiun dengan membawa surat dari STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun yang susah ditandatangani. Surat izin penelitian dari Bakesbangpol,

ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun.


57

2. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan pertama adalah mencari data sekunder di Puskesmas Manguharjo

Kota Madiun. Mencari data jumlah kasus DBD.

3. Pengambilan Data

Peneliti mendatangi calon responden dengan menjelaskan tujuan dan prosedur

penelitian serta meminta persetujuan dari responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Setiap responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan atau

menolak menjadi subjek penelitian. Jika respoden menyetujui dan mengatakan bersedia

mengikuti prosedur penelitian, maka responden perlu untuk menandatangani Inform

Consent yang telah disiapkan. Selanjutnya mencatat data-data yang dibutuhkan

berdasarkan hasil wawancara kuesioner dengan responden selanjutnya mengumpulkan

hasil pengumpulan data untuk selanjutnya diolah dan dianalisa.

4.11 Tehnik Pengolahan dan Analisis Data

4.11.1 Pengolahan Data

1. Editing yaitu upaya untuk memeriksa atau pengecekan kembali data maupun

kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data, pengisian kuesioner, setelah data terkumpul (Notoatmodjo,

2018).

2. Coding

Coding adalah kegiatan memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri dari beberapa kategori, Coding atau mengkode data yang bertujuan untuk

membedakan berdasarkan karakter (Notoatmodjo, 2018). Coding pada penelitian

ini dilakukan dengan cara memberikan kode angka pada setiap jawaban untuk
58

mempermudah dalam pengolahan dan analisis data. Data yang masuk dalam

pengkodingan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Coding


No Variabel Kategori Kode
1. Jenis Laki-laki 0
Kelamin perempuan 1
2. Pekerjaan PNS 0
Wiraswasta 1
Petani/Pekebun 2
Wirausaha 3
Tidak berkerja 4
3. Pendidikan Tingkat Pendidikan Dasar 0
Tingkat Pendidikan
Menengah 1
Tingkat Pendidikan Tinggi
2
4. Peran kader Tidak Berperan 0
jumantik Berperan 1
5. Pengetahuan Salah 0
Benar 1
6. Sikap Setuju 0
Tidak Setuju 1
7. Tindakan Tidak 0
Iya 1

3. Entry

Mengisi masing-masing jawaban dari responden dalam bentuk “kode” (angka

atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer

(Notoatmodjo, 2018).

4. Cleaning

Cleaning yaitu proses pembersihan data, apabila semua data dari setiap sumber

atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan data, dan sebagainya.

Untuk kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2018).


59

5. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data setelah melalui editing dan coding ke

dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dengan

tujuan penelitian. Tabel ini terdiri atas kolom dan baris. Kolom pertama yang

terletak paling kiri digunakan untuk nomer urut atau kode responden. Kolom

yang kedua dan selanjutnya digunakan untuk variabel yang terdapat dalam

dokumentasi. Baris digunakan untuk setiap responden.

4.11.2 Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakterisktik dari setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase tiap variabel tanpa

dikaitkan dengan variabel lainnya. (Notoatmodjo, 2018).

Dalam penelitian ini Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti. Pada penelitian ini

variabel yang digambarkan melalui analisis univariat adalah variabel independen

dan variabel dependen. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel

dengan menampilkan jumlah dan presentase masing-masing variabel. Variabel

yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan.


60

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan dengan uji chi square (x2) digunakan untuk

menguji hipotesis hubungan yang signifikan antara variabel independen dan

variabel depende. Pengujian hipotesis penelitian dengan mempertimbangkan

nilai signifikan dari (p value ≤ 0,05 α), Risk Prevalens, dan nilai Confidence

Interval (CI) sebesar 95% (α = 0,05). Penentuan hipotesis penelitan berdasarkan

tingkat signifikan yang diperoleh dari uji chi square yaitu:

a. Hipotesis diterima jika nilai p ≤ 0,05.

b. Hipotesis ditolak jika nilai p > 0,05.

Penentuan faktor resiko dari variabel independen terhadap variabel

dependen berdasarkan interprestasi dari nilai Risk Prevalens dan Confidence

Interval yang diperoleh yaitu:

a. Variabel independen yang diteliti merupakan faktor risiko jika nilai RP> 1

dan nilai CI tidak mencakup nilai 1.

b. Variabel independen yang diteliti bukan merupakan faktor risiko jika nilai

RP = 1 dan nilai CI mencakup nilai 1.

c. Variabel independen yang diteliti merupakan faktor protektif jika nilai RP <

1 dan nilai CI tidak mencakup nilai 1.

Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square yang merupakan uji

parametrik (distribusi data normal) yang digunakan untuk mencari hubungan

antara dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk skala kategorik. Apabila uji

chi square tidak memenuhi syarat (nilai expected count >20%) maka dipilih uji
61

alternatif yaitu uji kolmogorov-smirnov untuk tabel 2x3 dan uji Fisher untuk

tabel 2x2. Syarat uji uji Chi Square adalah:

a. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E <5 maka yang digunakan adalah

fisher’s exact test.

b. Bila tabel 2x2 tidak ada nilai E <5 maka uji yang dipakai continuity

correction.

c. Bila tabel lebih dari 2x2 maka uji yang dipakai person Chi Square.

4.12 Etika Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian terdapat etika yang harus diperhatikan antara

lain sebagai berikut:

4.12.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden yaitu dengan memberikan lembar persetujuan kepada responden.

Sebelum memberikan informed consent atau lembar persetujuan peneliti

memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian terlebih dahulu, informed

consent menyatakan subjek bersedia/tidak bersedia untuk ikut terlibat dalam

penelitian sebagai responden. Apabila subjek bersedia maka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut dengan memberikan kebebasan

penuh kepada responden untuk memilih.

4.12.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Didalam penelitian ini untuk menjaga kerahasiaan subjek peneliti tidak

mencantumkan nama lengkap subjek pada lembar pengumpulan data. Peneliti


62

akan memberikan informasi kepada responden untuk mencantumkan inisial

nama saja, namun ada juga responden yang bersedia untuk mencantumkan nama

lengkap, maka penulis akan menjaga privasi dari responden tersebut.

4.12.3 Confidentiallity (Kerahasian)

Segala informasi yang didapat oleh peneliti baik dari responden langsung

maupun dari hasil pengamatan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Identitas

asli yang didapat dari informed consent akan disimpan oleh peneliti. Pada

kuesioner penelitian responden hanya mengisi pertanyaan dan peneliti

memberikan kode pada kuesioner sehingga identitas responden tidak diketahui.

4.12.4 Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki

kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpatisispasi

dalam kegiatan penelitian (autonomy).

4.12.5 Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Menurut peneliti di dalam hal ini menjamin bahwa semua sampel

penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya, serta perlunya prinsip

keterbukaan dan adil pada kelompok.


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Nambangan Lor adalah sebuah kelurahan di kecamatan Manguharjo Kota

Madiun Profinsi Jawa timur. Kelurahan Nambangan Lor menempati lahan seluas 98,45 Ha,

dengan batas-batas wilayah seperti berikut:

a. Sebelah Utara : Kelurahan Pengongangan

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Nambangan Kidul

c. Sebelah Barat : Kelurahan Manguharjo

d. Sebelah Timur : Kelurahan Pandean

Kelurahan Nambangan Lor di huni sebanyak 2.429 rumah. Jumlah penduduk yang

ada di Kelurahan Nambangan Lor sebanyak 13.341 Jiwa 3.505 KK dan 9.806 jiwa. Orang

dengan urutan paling tertinggi yaitu perempuan sebanyak 5.812 orang dan laki-laki 6.529

orang. Yang tersebar di 70 RT dan 16 RW.

Lokasi penelitian di RW 005 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

Kota Madiun Lokasi yang dijadikan tempat penelitian di RW 005 yang terdiri dari RT 14

yaitu RT 15,16,17,18. Dari data yang di dapat di Kelurahan Nambangan Lor RT 005

memiliki 175 rumah.

63
64

5.2 Karakterisktik Responden

5.2.1 Data Umum

Data umum responden berdasarkan hasil analisis univariat yang menyajikan

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan. Karakteristik

responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan


Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Laki-laki 37 30,1
2 Perempuan 86 69,4
Total 123 100,0
Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 86 orang (69,4%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan


Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


1 PNS 8 6,5
2 Wiraswasta 15 12,2
3 Petani/pekebun 7 5,7
4 Wirausaha 7 5,7
5 Tidak Berkerja 86 69,9
Total 123 100,0
Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, bahwa sebagian besar responden tidak bekerja

sebanyak 86 orang (69,9%), sedangkan sebagian kecil responden memiliki pekerjaan

petani dan wirausaha sebanyak 7 orang (5,7%).


65

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan


Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Tingkat Pendidikan Dasar 34 27,6
2 Tingkat Pendidikan 69 56,1
Menengah
3 Tingkat Pendidikan Tinggi 20 16,3
Total 123 100,0
Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, bahwa sebagian besar responden memiliki Tingkat

Pendidikan Menengah yaitu sebanyak 69 orang (56,1%), sedangkan sebagian kecil

responden adalah yang memiliki Tingkat Pendidikan Dasar yaitu sebanyak 34 orang

(27,6,%).

5.3 Data Khusus

5.3.1 Analisis Univariat

1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Kader Jumantik.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Kader Jumantik di


Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

No Peran Kader Jumantik Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Tidak Berperan 65 52,8
2 Berperan 58 47,7
Total 123 100,0
Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dari jumlah sampel sebanyak 123 orang dapat

diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa

kader jumantik yang tidak berperan sebanyak 65 responden (52,8%).


66

2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Masyarakat Tentang PSN.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Masyarakat


Tentang PSN.

No Perilaku Masyarakat Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Kurang 71 57,7
2 Baik 52 42,3
Total 123 100,0
Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dari jumlah sampel sebanyak 123 orang dapat

diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berperilaku kurang

yaitu sebanyak 71 responden (57,7%).

5.3.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk menguji atau mengetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat yang dianalisis dengan menggunakan uji

statistik. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi-Square dan penentuan Odds

Ratio (OR) dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Berikut adalah hasil analisis

bivariat penelitian menggunakan aplikasi pengolah data statistik:


67

1. Hubungan peran kader Jumantik terhadap perilaku masyarakat tentang Pemberantasan


Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo Kota
Madiun.

Tabel 5.8 Tabulasi Silang peran kader Jumantik dengan perilaku masyarakat tentang
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan Nambangan Lor
Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

Perilaku Masyarakat
Peran Total P- RP (95%
No Baik Kurang %
Kader Value CI)
N % N % N
1 Berperan 31 53,4 27 46,6 58 100,0 0,029 2.406
(1.157-
5.004)
2 Tidak 21 32,3 44 67,7 65 100,0
Berperan
Total 52 100,0 71 100,0 123 100,0
Sumber: Data Primer Penelitian 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan

bahwa kader berperan dan responden yang berperilaku baik dan sebanyak 31 orang

(53,4%), dan kader yang tidak berperan tetapi responden berperilaku baik sebanyak

21 orang (32,3%). Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa proporsi perilaku

masyarakat yang kurang terjadi pada kader yang tidak berperan sebanyak 44 orang.

Hasil analisis bivariat diatas didapatkan variabel peran kader jumantik

memiliki p=0,029 <α= 0,05 yang artinya ada hubungan antara peran kader

jumantik terhadap perilaku masyarakat tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk

PSN. Hasil tersebut didukung dengan nilai RP (95% CI) = 2.406 (1.157-5.004)

yang artinya responden yang menyatakan bahwa kader jumantik tidak

melaksanakan perannya memiliki resiko 2.406 kali lebih besar berperilaku kurang

dari pada responden yang bereperilaku baik.


68

5.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di kelurahan Nambangan Lor

sebagian besar masyarakat berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 86 orang (69,4%)

dan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 37 orang (30,1%). Dan sebagian besar

masyarakat di kelurahan tersebut berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu 81 orang

(65,9%) dan berlatar belakang Tingkat Sekolah Pendidikan Menengah yaitu 84 orang (68,3).

5.4.1 Peran Kader Jumantik Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN Di

RW 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

Berdasarkan hasil penelitian, dari jumlah sampel sebanyak 123 orang dapat

diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa

peran kader jumantik yang tidak melaksanaan sebanyak 65 responden (52,8%).

Sedangkan untuk peran kader jumantik yang melaksanakan yaitu sebanyak 58

responden (47,7%).

Jumantik sangat berpengaruh menjadi referensi karena keseharian jumantik

langsung berhubungan dengan masyarakat setempat sehingga secara langsung

maupun tidak langsung akan menjadi contoh dalam PSN DBD. Jumantik adalah

orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pemberantasan jentik

nyamuk khususnya Ae aegyty (P2 Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik,2016.

Jumantik adalah kader yang berasal dari masyarakat di suatu daerah yang

pembentukan dan pengawasan kinerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh

pemerintah kabupaten/kota. Jumantik dibina dan dimonitor oleh petugas yang

ditunjuk sebagai supervisor Jumantik oleh kepala puskesmas.


69

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa peran kader jumantik

sudah melaksanakan perannya tetapi belum maksimal sebagian kader hanya

menggerakan anggota keluarga untuk melaksanakan PSN dan pementauan jentik

berkala teteapi tinggak untuk memberikan sosialisasi ke masyarakat mengenai

PSN.

5.4.2 Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Di

RW 5 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo

Berdasarkan hasil penelitian, dari jumlah sampel sebanyak 123 orang

dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan

bahwa perilaku masyarakat yang berperilaku kurang sebanyak 71 respnden

(57,7%) sedangkan masyarakat yang berperilaku baik yaitu sebanyak 52

responden (42,3%).

Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak

timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau

rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu (Darho, 2012 dalam

Wasis 2014).

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa masyarakat akan berperilaku baik

dengan melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) jika ada

dorongan dari peran kader jumantik, dan sebagian masyarakat hanya melakukan

pencegahan dan pemberantasan pada saat terdapat kejadian DBD di sekitarnya

dan tidak melakukan kegiatan kebersihan secara rutin.


70

5.4.3 Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menyatakan bahwa kader berperan sebanyak 65 responden. Hal tersebut

didukung dengan hasil Chi-Square dengan membaca Continuity Correction,

karena memiliki nilai expected > 5 dan jumlah sel < 20% yang menunjukkan

bahwa nilai p=0,029 <α= 0,05 dengan nilai RP (95% CI) = 2.406 (1.157-5.004),

hasil tersebut membuktikan bahwa ada hubungan antara peran kader jumantik

terhadap perilaku masyarakat tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN.

Sehingga responden yang menyatakan bahwa kader jumantik tidak melaksanakan

perannya memiliki resiko 2.406 kali lebih besar berperilaku kurang dari pada

responden yang bereperilaku baik.

Responden yang menyatakan bahwa kader tidak melaksanakan perannya

tetapi berperilaku baik sebanyak 21 responden (32,3%). Hal ini dikarenakan

responden memiliki kesadaran mengenai pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar responden memiliki tingkat

pendidikan menengah sehingga dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat

mengenai perilaku masyarakat mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

kurang. Sedangkan responden yang menyatakan bahwa kader melaksanakan

perannya tetapi berperilaku kurang sebanyak 27 (46,6%). Hal ini dikarenakan

masih ada beberapa tindakan dari masyarakat yang belum dilakukan, seperti

masyarakat tidak menggunakan obat nyamuk bakar atau lotion sebelum tidur,
71

tidak menutup penampungan air, dan sebagian besar masyarakat tidak

memanfaatkan barang bekas.

Menurut Ayu Damayanti (2017), yang menyatakan bahwa pendidikan

dengan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk(PSN) dengan nilai signifikasi

0,000 < 0,05. Kemaknaan penelitian ini di dukung oleh Notoatmodjo (2010) yang

mengatakan perilaku terbentuk karena adanya proses pendidikan sebelumnya

yang melalui beberapa tahap hingga kemudian terbentuk pola pikir manusia. Hal

tersebut menunjukan bahwa secara tidak langsung penididikan sangat

berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhytia

Bagus Adnan dkk (2019),diperoleh p.value =0,000 (p < α=0,05).yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara peran kader jumantik dalam

Pemberantsan Sarang Nyamuk (PSN) dengan perilaku masyarakat dalam

pencegahan penyakit DBD di Wilayah Kelurahan Tebet Timur tahun 2019.

Dengan OR sebesar 17 (95% CI; 6,477-44,618), artinya peran jumantik dalam

pemberantasan sarang nyamuk yang baik mempunyai peluang 17 kali untuk

menghasilkan perilaku masyarakat yang baik dari pada pemberantasan sarang

nyamuk yang kurang baik didalam upaya pencegahan penyakit DBD.

Menurut Jane Pangemanan dan Jeini Nelwan (2013) dalam Puguh Ika

Listyorini (2016), yang menyatakan bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari

segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain perilaku

merupakan reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar
72

maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan)

maupun aktif (melakukan tindakan). Tindakan keluarga dalam PSN yaitu

menguras, menutup, dan mengubur).

Menurut Adhytia Bagus Adnan (2019), yang menyatakan bahwa Jumantik

merupakan warga masyarakat setempat yang dilatih sebagai bentuk gerakan atau

partisipasi aktif dalam menanggulangi penyakit DBD (Kemenkes, 2012). Adanya

jumantik dapat dapat meningkatkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi

untuk melakukan pengendalian vektor DBD (Salawati dan Wardani, 2008; Taviv,

2010;Pramawati, 2012)

Peran Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) meliputi Pemantauan Jentik

Berkalaw, pemberian sosialisasi terkait pencegahan DBD, dan melakukan

pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus. sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh

Soegijanto (2006) dalam Nugroho bahwa peran kader jumantik yang baik

meliputi pemeriksaan keberadaan jentik-jentik nyamuk di tempat-tempat

penampungan air yang ada di dalam dan di luar rumah, serta tempat-tempat yang

tergenang air, memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit

dikuras.

Berdasarkan hasil pengamatan di Kelurahan Nambangan Lor sebagian

besar masyarakat masih berperilaku kurang mengenai tindakan Pemberantasan

Sarang Nyamuk hal ini dikarenakan kurangnya peran kader jumantik mengenai

sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan pemantauan pada tempat

penampungan air (TPA) di dalam dan di luar rumah . Oleh karena itu penting bagi

kader untuk pemberian sosialisasi mengenai PSN agar masyarakat lebih


73

berperilaku baik selain itu pembagian abate masal untuk mencegah keberadaan

jentik

5.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi

hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Penilaian variabel tersebut dilakukan hanya satu kali pengukuran. Hal ini memberikan

hasil yang kurang valid mengingat perilaku 3M dapat berubah setiap saat sehingga ada

unsur kebetulan yaitu ketika dilakukan penelitian kebetulan responden sedang

melakukan 3M atau sedang tidak melakukan 3M, untuk menghindari itu peneliti sudah

melakukan pengecekan data kartu jentik di kader jumantik.


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Peran Kader

Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di

RW 05 Kelurahan Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden menyatakan bahwa peran kader tidak melaksanakan

perannya yaitu sebanyak 65 orang (52,8%).

2. Sebagian besar responden berperilaku kurang yaitu sebanyak 71 orang (57,7%).

3. Ada hubungan yang signifikan peran kader jumantik terhadap perilaku masyarakat

tentang pemberantasaan sarang nyamuk (PSN) di RW 5 Kelurahan Nambangan Lor

Kecamatan Manguharjo (P Value =0,029; RP=2,406; 95% CI 1.157-5.004).

6.2 SARAN

1. Bagi Instansi Kesehatan

Pihak Kelurahan Nambangan Lor dan kader lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan

mengenai PSN dan memonitoring pelaksanaan pemberantasan jentik. Selain itu

masyarakat harus lebih meningkatkan kegiatan 3M dengan cara menguras, menutup,

mengubur dan kegiatan Plus.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat Kelurahan Nambangan Lor dapat menerapkan pencegahan DBD dan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta meningkatkan kegiatan gotong royong dan

melakukan PSN minimal 3M (Menutup, Menguras, Mengubur).

74
75

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan uji multivariat agar dapat mengetahui faktor mana yang lebih

mempengaruhi perilaku PSN. Peneliti juga menyarankan untuk menggunakan alat ukur

yang berbeda untuk menghindari bias.

4. Bagi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Informasi dari peneliti ini diharapkan dapat menjadi referensi dan membantu dalam

pengerjaan tugas serta untuk menambah pengetahuan mengenai peran kader terhadap

perilaku masyarakat tentang PSN.


DAFTAR PUSTAKA

Arietha Novera Hutapea, Linda T. Maas, Eddy Syahrial. 2013. Gambaran kinerja kader
jumantik dalam pemberantasan Sarang nyamuk DBD. kecamatan padang hulu Kota
tebing tinggi.
Ayu Senja Mayangsari. 2017. Kajian Kesejahteraan Masyarakat.
Bagus Adhtytia Adnan, Siswani Sri. 2019. Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku
Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kelurahan Tebet Timur.
Departemen Kesehatan RI.2015. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia.

Depkes RI.Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI; 2018.

Dewi M., A.Wawan. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta.

Direktorat P2 Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik. 2016. Petunjuk Teknis Implementasi PSN
3M-PLUS Dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jakarta:Kemenkes Republik
Indonesia

Erni Nuryanti, Prodi Keperawatan Blora Poltekkes Kemenkes Semarang, 2015, perilaku
pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat.
Hamida Rahmania. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah (PSN DBD) Pada Rumah Tangga di Kota Probolinggo.
Universitas Jember.
Hardayati,w., mulyadi, a., daryono (2015). Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Angka Bebas
Jentik (ABJ) dan Demam Berdarah Dengue. Pekan Baru Kota Riau.

Hermayudi, Ariani Ayu Putri. 2017. Penyakit Daerah Tropis. Yogyakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. InfoDatin Situasi Penyakit Demam Berdarah
Dengue.

76
77

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.
Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2016.
Jakarta

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Kota Madiun Tahun 2016.
Jakarta

Nurfadila Maulidyah, Jafriati, Ririn Teguh Ardiyansyah. 2016. Gambaran Perilaku Masyarakat
Terhadap Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Di Kelurahan Tobuuha
Kecamatan Puuwatu Kota Kendari
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:pendekatan praktis, Jakarta: Salemba
Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo.2010.Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Mayangsari Ayu Senja. 2017. Kajian Kesejahteraan Masyarakat. Cimanggu Kabuaten Cilacap
Mubarak Iqbal Wahit, Chayatin Nurul Ns. S.Kep.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi.

Puguh Ika Listyorini. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) pada masyarakat. Karangjati Kabupaten blora
Puskesmas Manguharjo. Laporan Penyakit Demam Berdarah . 2019.

Rahmawanto, Yanuar Nur.2015.Studi Deskriptif Perilaku Perawat dalam Pencegahan Infeksi


Nosokomial di Ruang Rawat Inap RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Purwokerto.
78

Rizqi Mubarokah, Sofyan Indarjo. 2015. Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) DBD
Melalui Penggerakan Jumantik. Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Saryono, dan Mekar.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang


Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
LAMPIRAN

79
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama :
Umur :
Alamat :
Memberikan persetujuan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan
oleh Lutfi Agustin sebagai mahasiswa calon Sarjana Kesehatan Masyarakat dari STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun dengan judul penelitian “Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap
Perilaku Masyarakat Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Rw 5 Kelurahan
Nambangan Lor Kecamatan Manguharjo”.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari
pihak yang lain, dan semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.

Peneliti Madiun,……………2020
Responden

Lutfi Agustin (………………………)


NIM 201603028

80
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN KADER JUMANTIK TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT


TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)
DI RW 5 KELURAHAN NAMBANGAN LOR KECAMATAN
MANGUHARJO KOTA MADIUN

Hari, tanggal : No. Responden :

I. Identitas Responden

Umur Responden : tahun


Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan

Pendidikan : Tidak Sekolah SLTP

Tidak tamat SD SLTA

SD perguruan Tinggi

Pekerjaan : Buruh Tani IRT

Petani/Pekebun Swasta

Wirausaha Lainnya.......
Pensiunan

II. Peran Kader Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK)


No Pertanyaan Kriteria Skor Jumlah Nilai

1. Apakah kader jumantik


melaksanakan sosialisasi Melaksanakan 1
Pemberantasan Sarang Nyamuk Tidak
(PSN) DBD 0
melaksanakan

81
2. Apakah kader jumantik
melaksanakan pemantauan pada Melaksanakan 1
Tempat Penampungan Air (TPA) di
dalam rumah dan di luar rumah Tidak
0
setiap seminggu sekali melaksanakan
3. Apakah kader jumantik
Melaksanakan 1
menggerakan anggota keluarga
melakukan Pemberantasan Sarang Tidak
0
Nyamuk melaksanakan
4. Apakah kader jumantik mencatat Melaksanakan 1
hasil pemantauan jentik pada kartu
Tidak
jentik 0
melaksanakan

III. Pengetahuan

No Pertanyaan Kriteria Skor Total

Apakah singkatan dari PSN itu Benar 1


1. Pemberantasan Sarang Nyamuk
Salah 0
2. Apakah benar kepanjangan dari Benar 1
3M itu Menguras, Menutup,
Memasang Kawat Kasa Salah 0
3. Apakah jentik nyamuk dapat
Benar 1
hidup dan berkembang biak di
tempat-tempat yang
Salah 0
menampung air bersih
4. Apakah plastik dan kardus
Benar 1
adalah benda yang harus
dikubur agar nyamuk tidak
Salah 0
dapat berkembang biak
5. Apakah kegiatan menguras
Benar 1
tempat penampungan air bebas
dari jentik nyamuk satu bulan
Salah 0
sekali
6. Apakah menggunakan obat
Benar 1
nyamuk bakar atau lotion
nyamuk termasuk dalam
program pemberantasan sarang Salah 0
nyamuk 3M Plus

82
7. Apakah takaran bubuk abate Benar 1
yang diberikan pada tempat
penampungan air 1 gram untuk Salah 0
10 liter
8. Apakah hanya kepala keluarga Benar 1
yang wajib melaksanakan
kegiatan PSN di rumah Salah 0
9. Apakah tempat minum burung Benar 1
dan air vas bunga dapat menjadi
tempat perindukan jentuk
Salah 0
nyamuk di rumah
10. Benarkah jika tempat
Benar 1
penampungan air yang ingin
anda kuras sulit dibersihkan di
berikan bubur lavasida/ bubuk Salah 0
abate

IV. Sikap
.
No Pertanyaan Kriteria Skor Jumlah

1. Setuju 1
Tempat penampungan air tidak
harus ditutupi dengan rapat Tidak Setuju 0
2. 1
Setuju
Mengubur barang bekas yang
dapat menampung air hujan 0
Tidak Setuju
3.
Menaburkan bubuk larvasida Setuju 1
pada tempat penampungan air
yang sulit dibersihkan Tidak Setuju 0
4. Saya akan membersihkan tempat Setuju 1
penampungan air maksimal 1
bulan sekali Tidak Setuju 0
5. 3M ini saya lakukan jika ada 1
Setuju
perintah dari RT,RW atau
petugas lainnya Tidak Setuju 0

83
V. Tindakan
1. Apakah anda atau keluarga menguras tempat penampungan air seminggu
sekali ?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah anda atau keluarga menaburkan bubuk abate di tempat-tempat
penampungan air ?
a. Iya
b. Tidak
3. Apakah anda atau keluarga mengubur barang-barang bekas ?
a. Iya
b. Tidak
4. Apakah anda atau keluarga mendaur ulang barang-barang bekas ?
a. Iya
b. Tidak
5. Apakah anda atau melakukan 3M jika di tempat anda ada jentik di (bak
mandi, ember, penampungan lemari es) ?
a. Iya
b. Tidak
6. Apakah anda segera melakukan 3M jika di tempat anda ada barang bekas ?
a. Iya
b. Tidak
7. Apakah anda mengganti air seminggu sekalai jika di tempat tinggal anda ada
vas bunga atau tempat minum burung?
a. Iya
b. Tidak
8. Apakah anda menggunkan anti lotion sebelum tidur?
a. Iya
b. Tidak

84
9. Apakah anda atau keluarga menutup tempat-tempat penampungan air?
a. Iya
b. Tidak
10. Apakah terdapat jentik di tempat penampungan air?
a. Iya
b. Tidak

85
Lampiran 3

Output Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Peran Kader Jumantik

NO Butir Pertanyaan Kuesioner


RESP PK1 PK2 PK3 PK4 Jumlah
0 0 1 2
1 1
1 1 1 1 4
2
1 1 0 1 3
3
1 1 1 1 4
4
0 1 1 1 3
5
0 0 0 0 0
6
0 0 1 1 2
7
0 0 0 0 0
8
0 0 1 0 1
9
0 0 0 0 0
10
0 0 0 0 0
11
0 0 0 1 1
12
1 1 1 1 4
13
1 1 1 0 3
14
1 0 0 1 2
15
1 1 0 0 2
16
0 1 0 0 1
17
0 0 0 1 1
18
0 0 0 0 0
19
0 1 0 0 1
20

86
Keterangan :

PK : Peran Kader

2. Uji Validitas Periaku Masyarakat

NO Butir Pertanyaan Kuesioner


RESP P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 S1 S2 S3 S4 S5
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
1
1
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
2
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
5
1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1
6
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
8
1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
9
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
10
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
11
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
12
0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
13
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
15
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16
0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18

87
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
20

Lanjutan input uji validitas

NO Butir Pertanyaan Kuesioner


RESP T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 JUMLAH
0 0 0 1 0 1 0 0 1 13
1
1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 10
2
0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 11
3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
4
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 13
5
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 14
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
7
0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 7
8
0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 11
9
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 14
10
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
11
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
12
1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 15
13
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
14
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 14
15
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
16
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19

88
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 9
20

Keterangan :
S : Sikap
P : Pengetahuan
T : Tindakan

89
Lampiran 4

1. Output SPSS Uji Validitas Peran Kader

Correlations

PK1 PK2 PK3 PK4 JUMLAH


* **
PK1 Pearson Correlation 1 .492 .257 .408 .768
Sig. (2-tailed) .027 .274 .074 .000

N 20 20 20 20 20
* **
PK2 Pearson Correlation .492 1 .390 .101 .705
Sig. (2-tailed) .027 .089 .673 .001

N 20 20 20 20 20
**
PK3 Pearson Correlation .257 .390 1 .314 .690
Sig. (2-tailed) .274 .089 .177 .001

N 20 20 20 20 20
**
PK4 Pearson Correlation .408 .101 .314 1 .651
Sig. (2-tailed) .074 .673 .177 .002

N 20 20 20 20 20
** ** ** **
JUMLAH Pearson Correlation .768 .705 .690 .651 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .002

N 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

90
2. Output SPSS Uji Validitas Perilaku Masyarakat

91
Lanjutan Output SPSS Uji Validitas Perilaku Masyarakat

92
93
Lanjutan Output SPSS Uji Validitas Perilaku Masyarakat

94
Lampiran 5
1. Output SPSS reliabilitas Peran Kader Jumantik

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.660 4

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
PK1 1.3000 1.168 .542 .520
PK2 1.2500 1.250 .438 .594
PK3 1.3500 1.292 .431 .599
PK4 1.2000 1.326 .356 .649

95
2. Output SPSS reliabilitas Perilaku Masyarakat

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.897 25

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

P1 9.9500 38.576 .479 .893

P2 10.1000 38.305 .497 .893

P3 9.9500 38.366 .515 .892

P4 10.0500 38.366 .490 .893

P5 10.1500 38.871 .408 .895

P6 10.1500 38.976 .391 .895

P7 10.3000 38.432 .527 .892

P8 10.2500 38.092 .562 .891

P9 10.2000 38.274 .515 .892

P10 10.4500 39.208 .520 .893

S1 10.1500 38.976 .391 .895

S2 10.0000 38.421 .490 .893

S3 10.0000 38.421 .490 .893

S4 10.0500 38.471 .473 .893

S5 9.8500 38.345 .579 .891

T1 10.1500 38.976 .391 .895

T2 10.4000 38.779 .544 .892

T3 10.2500 38.618 .472 .893

T4 10.3000 38.221 .565 .891

T5 10.1000 38.726 .429 .894

T6 10.2500 38.408 .508 .893

T7 10.4000 39.516 .396 .895

96
T8 10.3000 38.432 .527 .892

T9 10.3000 39.063 .416 .895

T10 10.3500 38.661 .519 .892

97
Lampiran 6

HASIL OUTPUT CROSSTABULATION (CHI SQUARE)

1. Hubungan Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat

kategori perilaku masyarakat

kurang baik Total


tidak melaksanakan Count 44 21 65
kategori peran kader
Expected Count 37.5 27.5 65.0
% within kategori peran kader 67.7% 32.3% 100.0%
melaksanakan Count 27 31 58
Expected Count 33.5 24.5 58.0
% within kategori peran kader 46.6% 53.4% 100.0%
Total Count 71 52 123
Expected Count 71.0 52.0 123.0
% within kategori peran kader 57.7% 42.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.613


a 1 .018

Continuity Correction
b
4.780 1 .029

Likelihood Ratio 5.647 1 .017

Fisher's Exact Test .028 .014

Linear-by-Linear Association 5.568 1 .018


b
N of Valid Cases 123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,52.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for kategori
peran kader (tidak
2.406 1.157 5.004
melaksanakan /
melaksanakan)
For cohort kategori perilaku
1.454 1.053 2.008
masyarakat = kurang
For cohort kategori perilaku
.604 .395 .926
masyarakat = baik
N of Valid Cases 123

98
Lampiran 7

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pengecekan Jentik di RW 05
Tensi Pada Responden

Kegiatan Wawancara Dengan Responden


Pengecekan Jentik di RW 05

Uji Validitas di RW 04 Kelurahan Nambangan


Kelurahan Nambangan Lor
Lor

99
Lampiran 8

Form Bimbingan Skripsi

100
Lampiran 9
Surat Ijin Penelitian Dari Dinas Kesehatan

101
Lampiran 10
Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas

102
Lampiran 11
Surat ijin Validitas Dari Puskesmas Manguharjo

103
Lampiran 12
Surat Ijin Penelitian Dari Kecamatan Manguharjo

104
Lampiran 13
Surat Tugas Dari Kelurahan Nambangan Lor

105
Lampiran 14
Surat Selesai Penelitian Dari Puskesmas Manguharjo

106

Anda mungkin juga menyukai