Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN PROGRAM


INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA (PIS-PK)

(LITERATUR REVIEW)

OLEH

MIYANTIE
(NIM : 20193080168)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) EKA HARAP
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
PROPOSAL

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN PROGRAM


INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA (PIS-PK)

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Proposal dan Melanjutkan


Penelitian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya

OLEH :

MIYANTIE
(NIM : 20193080168)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Miyantie

Tempat, Tanggal Lahir : Rantau Asem, 28 November 1982


Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jl. Katunen No.28A RT.007 Kabupaten
Katingan, Kasongan
No. Hp : 081349115588
Email : miyanti84@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1989 - 1995 : SDN -4 Kasongan Baru
2. Tahun 1995 - 1997 : SLTPN -1 Kasongan
3. Tahun 1997 - 2000 : SMUN -1 Katingan Hilir
4. Tahun 2000 - 2003 : D3 Keperawatan Eka Harap Palangka Raya
5. Tahun 2019 s/d sekarang : STIKES Eka Harap Program Studi Sarjana
Keperawatan
Data Orang Tua
Ayah : Martho Tahir,S.Sos
Pekerjaan : Pensiunan
Ibu : Milang W. Tumau
Pekerjaan : Pensiunan

SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS DAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Miyantie

ii
NIM : 20193080168
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Proposal : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis tersebut secara


keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan buatan oleh orang lain,
baik sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian atau
keseluruhan dari karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan aturan penulis yang berlaku.
Apabila dikemudian hari didapatkan dibuktikan bahwa karya tulis saya
tersebut merupakan hasil karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan dan
atau plagiasi karya tulis orang lain, saya sanggup menerima sanksi peninjauan
kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan penarikan
ijazah saya.
Demikan pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun. Atas perhatianya saya ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, 30 November 2020


Yang menyatakan,

Miyantie

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan


Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK)

iii
Nama : Miyantie
NIM : 20193080168

Proposal ini telah disetujui untuk diuji


Tanggal, 30 November 2020

Pembimbing I Pembimbing II

(Siti Santy Sianipar, S. Kep.,M.Kes) (Hermanto, Ners.,M.Kep)

iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Judul : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Program Indonesia


Sehat Dengan Pendekatan keluarga (PIS-PK)
Nama : Miyantie
NIM : 20193080168

Proposal Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Tanggal, 4 Desember 2020

PANITIA PENGUJI:

Ketua : Dewi Apriliyanti, Ners., M.Kep .............................

Anggota I : Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kep .............................

Anggota II : Hermanto, Ners., M.Kep .............................

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep

v
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan


Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK)
Nama : Miyantie
NIM : 20193080168

Proposal Ini Telah Diuji Dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Tanggal, 4 Desember 2020

PANITIA PENGUJI :

Ketua : Dewi Apriliyanti, Ners., M.Kep (.................................)

Anggota I : Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes (.................................)

Anggota II : Hermanto, Ners., M.Kep (.................................)

Mengetahui,
Ketua STIKES Ketua Program Studi
Eka Harap Palangka Raya, Sarjana Keperawatan

Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Meilitha Carolina, Ners., M.Kep.

vi
MOTTO

”Keberhasilan tidak akan pernah tercapai oleh orang-orang yang selalu


memikirkan persoalan kemungkinan akan gagal.

(William Feather)

KATA PENGANTAR

vii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kesehatan, akal pikiran, dan berkat yang diberikan sehingga proposal dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Walaupun ada beberapa halangan yang mengganggu proses pembuatan
proposal ini, namun penulis dapat mengatasinya dan tentunya atas campur tangan
Tuhan Yang Maha Esa. Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti
ujian proposal di STIKES Eka Harap Palangka Raya. Penulisan proposal ini
dapat terlaksana karena adanya bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, secara khusus
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu:
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan.
2. Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi S-1
Keperawatan yang memberikan dukungan dalam penyelesaian proposal ini.
3. Dewi Apriliyanti, Ners., M.Kep selaku Ketua Penguji yang telah banyak
memberikan saran dan dukungan dalam ujian proposal.
4. Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kep selaku Pembimbing I yang memberikan
dukungan, bimbingan, saran dan waktunya dalam penyelesaian proposal ini.
5. Hermanto, Ners., M.Kep selaku Pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan saran, dan waktunya dalam menyelesaikan teknik penulisan
proposal ini.
6. Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kab. Katingan dan Ibu Kepala UPTD
Kec.Katingan Hilir Puskesmas Kasongan II yang memberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan di STIKES Eka Harap Palangka Raya
7. Staf Pengajar Program Studi S1 Keperawatan STIKES Eka Harap Palangka
Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama ini.
8. Orang Tua tercinta, Suami (Jakson Barus) yang sekaligus teman satu
angkatan di STIKES Eka Harap Palangka Raya, anak-anak dan seluruh
keluarga yang memberikan dukungan dan do’a maupun moral dan matril

viii
untuk penulis, sehingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan sebaik-
baiknya.
9. Seluruh teman S1 angkatan VIII Tahun Ajaran 2020/2021, yang selalu
memberikan dukungan dan semangat demi selesainya proposal ini.
10. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan proposal
ini yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal ini. Akhirnya, peneliti berharap proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama bidang
keperawatan, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Palangka Raya, 30 November 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... i
HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS DAN
BEBAS PLAGIASI.............................................................................
.............................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI........................................... v
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL..................................................... vi
HALAMAN MOTTO..................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................. 3
1.4.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).......................................... 3
1.4.2 Bagi Mahasiswa.................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK)................................................................................................ 4
2.1.1 Pengertian ............................................................................................ 4
2.1.2 Manfaat PIS-PK.................................................................................... 4
2.1.3 Tujuan PIS-PK...................................................................................... 4
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Program PIS-PK......... 4
2.1.4.1 Sumber Daya Manusia (SDM).............................................................. 7
2.1.4.2 Penerimaan Insentif dan Penghargaan.................................................. 8
2.1.4.3 Sistem Informasi Kesehatan ................................................................ 8
2.1.4.4 Kerjasama Lintas Sektor....................................................................... 9
2.1.4.5 Dukungan Keluarga ............................................................................. 10
2.1.5 Petunjuk Teknis PIS-PK....................................................................... 11
2.1.5.1 Pelaksanaan Program PIS-PK............................................................... 11
2.2 Konsep Dasar Keluarga........................................................................ 12
2.2.1 Pengertian Keluarga.............................................................................. 12
2.2.2 Tipe Keluarga........................................................................................ 13
2.2.3 Struktur Keluarga.................................................................................. 14
2.2.4 Fungsi Keluarga.................................................................................... 15

viii
2.2.5 Tugas Kesehatan Keluarga................................................................... 16
2.2.6 Tugas Perkembangan Keluarga............................................................ 16
2.2.7 Tujuan Pendekatan Keluarga................................................................ 18

ix
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.................................................................................... 19
3.2 Kriteria Kelayakan Literature Review..................................................... 19
3.3 Sumber Literatur..................................................................................... 20
3.4 Seleksi Literatur...................................................................................... 21
3.5 Tahapan Penelitian dan Pengumpulan Data............................................ 22
3.6 Metode Analisis....................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Diagram Flow Seleksi Literatur Review “Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Penerapan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)..................................................... 21
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi dengan Format PICOS........................... 19


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Program Indonesia


Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kabupaten
Polewali Mandar
Lampiran 2 : Analisis Kegiatan Pendataan Keluarga Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas Kota Semarang
Lampiran 3 : Pelaksanan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di
Puskesmas
Lampiran 4 : Evaluasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-
PK) Studi Kasus di Tingkat Puskesmas
Lampiran 5 : Implementasi Program Indonesia Sehat dengan Oendekatan Keluarga
(PIS-PK) di Puskesmas Mulyaharja Kota Bogor Tahun 2018
Lampiran 6 : Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) Menggunakan Tenaga Kontrak di Kabupaten Kolun Progo
Tahun 2018
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
merupakan bagian dari Program Indonesia Sehat (PIS) yang dilakukan
Pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan
menangani masalah kesehatan di Indonesia dengan menekankan pada Petugas
Kesehatan khususnya di Puskesmas untuk mendatangi rumah-rumah penduduk
di wilayah kerjanya melalui pendekatan keluarga (Kemenkes RI,2016). Dengan
adanya kunjungan rumah dalam Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga petugas kesehatan dapat menilai status kesehatan keluarga dan
permasalahan kesehatan keluarga berdasarkan 12 indikator keluarga sehat yaitu
keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB), penderita tuberkolosis
paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur, penderita ganggan jiwa mendapatkan pengobatan dan
tidak di telantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok (Kemenkes
RI,2016). Menurut penelitian Nila Arsita (2019) menjelaskan bahwa pada saat
pendataan kerumah-rumah, masyarakat kurang terbuka terkait informasi
kesehatan serta fasilitas kesehatan yang ada dirumah, sehingga seringkali data
yang didapat tidak tepat. Masalah yang ditemukan adalah kegiatan PIS-PK
sudah berjalan dengan baik hanya saja capain pendataannya masih belum
maksimal, masih ada Puskesmas yang belum memiliki username dan password
aplikasi keluarga sehat.
Program PIS-PK ini dilaksanakan secara bertahap yang diawali pada
tahun 2016 di di 9 provinsi, 64 Kabupaten / Kota, 470 Puskesmas. Selanjutnya
pada tahun 2017 program PIS PK dilaksanakan di 34 Provinsi, 514 Kabupaten /
Kota dengan tahapan 2.926 Puskesmas, di tahun 2018 menjangkau sebanyak
5.852 Puskesmas dan di tahun 2019 akan dilaksanakan di seluruh Puskesmas
(Depkes RI, 2016). Pada bulan Oktober 2018 diketahui capaian cakupan
kunjungan keluarga sebesar 17.651.605 atau sebesar 26,80% secara Nasional
(Aplikasi Keluarga Sehat, 2018). Di Indonesia terdapat empat masalah
terbesar dari 12 indikator PIS-PK yaitu penderita gangguan jiwa berat
diobati dan tidak ditelantarkan (17,08%), penderita hipertensi yang berobat
teratur (23,97%), penderita TB paru yang berobat sesuai standar (35,17%),
dan anggota keluarga tidak ada yang merokok (44,74%). Pencapaian IKS
tertinggi berada di DKI Jakarta (0,339). Pencapaian IKS terendah berada di
Maluku (0,084). Pencapaian 12 indikator PIS-PK di Puskesmas Kasongan II
yaitu keluarga mengikuti program KB (38,42%), ibu melakukan persalinan
di fasilitas kesehatan (65,25%), bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap

1
(80,83%), bayi mendapatkan ASI ekslusif (64,81%), pemantauan
pertumbuhan balita

2
2

(63,12%), penderita TB paru berobat sesuai standar (36,79%),


penderita hipertensi berobat secara teratur (20,39%), penderita gangguan
jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan (34,62%), anggota
keluarga tidak ada yang merokok (48,13%), keluarga sudah menjadi anggota
JKN (51,59%), keluarga mempunyai akses sarana air bersih (95,94%),
keluarga menggunakan jamban sehat (91,56%). Capaian indikator terendah
dari 12 indikator PIS-PK yaitu penderita hipertensi yang berobat tidak
teratur (Aplikasi Keluarga Sehat, September 2020).
Rendahnya capaian data yang diperoleh dikarenakan sulitnya
mendapatkan kesempatan yang tepat bagi penyurvei untuk dapat bertemu
keluarga yang mempunyai kesibukan dengan pekerjaannya, sehingga penyurvei
tidak mendapatkan jumlah target data yang telah ditentukan yakni
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan Kesehatan. Hasil evaluasi daerah pada pertemuan monev tahun 2017,
permasalahan yang terjadi belum semua Kepala Puskesmas dan tenaga
kesehatan di Puskesmas memahami PIS-PK, masih ada Puskesmas yang belum
memiliki username dan password aplikasi keluarga sehat, terkendala dengan
akses jaringan internet, keterbatasan jumlah SDM di Puskesmas untuk
kunjungan keluarga, pemahaman terhadap pendanaan PIS-PK, dan masih ada
keluarga yang tidak mau dikunjungi petugas (Kemenkes, 2017). Semua
permasalahan di atas tentunya akan mempengaruhi proses pelaksanaan PIS-PK
yang akan berdampak secara tidak langsung pada kualitas data yang dihasilkan,
data yang dihasilkan merupakan hal utama yang terkait dengan capaian PIS-PK
karena keluaran dari PIS-PK merupakan Indeks Keluarga Sehat (IKS) yang
disusun dari data mentah yang diolah dari survei tersebut. Jika data yang
dihasilkan dari survei tersebut kurang valid maka secara langsung akan
berdampak pada hasil IKS dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada
kurang maksimalnya pemanfaatan data oleh pihak Puskesmas (Eva Rusdianah
dkk, 2019).
Tenaga Kesehatan di Puskesmas sebagai ujung tombak dari pelayanan
kesehatan milik pemerintah harus lebih proaktif lagi dalam melaksanakan
program-program kesehatannya. Melalui pendekatan keluarga, diharapkan
puskesmas dapat menangani masalah-masalah kesehatan individu secara siklus
hidup (life cycle). Program pendekatan keluarga yang dilaksanakan Puskesmas
juga secara langsung akan menguatkan manajemen puskesmas secara internal,
yang mencakup sumber daya manusia, pendanaan, sarana prasarana, program
kesehatan, sistem informasi dan jejaring dengan pihak terkait di lingkup wilayah
kerjanya seperti puskesmas pembantu (pustu), puskesmas keliling (pusling), pos
pelayanan terpadu (posyandu), bidan desa, Dengan kunjungan rumah,
memberikan leaflet/flyer tentang keluarga berencana, pemeriksaan kehamilan,
asi eksklusif, imunisasi, gizi seimbang, pencegahan penyakit menular,
3

pencegahan penyakit tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci tangan yang
baik, jaminan kesehatan nasional merupakan kegiatan PIS-PK yang harus
dilakukan secara rutin dan terjadwal (dinkes. dharmasrayakab.go.id)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian
(Literatur Review) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah memberikan
gambaran faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Diharapkan dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang keperawatan khususnya keperawatan keluarga
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini menjadi sumber referensi dan menambah
wawasan bagi mahasiswa tentang Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-
PK)

2.1.1 Pengertian
Program Indonesia Sehat adalah salah satu program agenda dari 9 agenda
prioritas (nawa cita) dari visi dan misi Presiden. Hal ini dijelaskan pada agenda
ke-5 yang berisi, Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Dalam
mewujudkannya maka diadakannya Program Indonesia Sehat yang selanjutnya
menjadi program utama dalam Pembangunan Kesehatan (Kemenkes RI,2016)
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan
akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan (Kemenkes RI, 2016)
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) ini
mengintegrasikan pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen utama
dalam penguatan sistem kesehatan (six building blocks). Komponen tersebut
yaitu penguatan upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan,
sistem informasi kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial,
pembiayaan dan kepemimpinan (Kemenkes RI, 2017)

Pendekatan keluarga merupakan pengembangan dari kunjungan rumah


oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut :
1) Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan
Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2) Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
3) Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
4) Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas
(Kemenkes RI, 2016).
Sasaran dari Program Indonesia Sehat yaitu meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran tersebut sesuai dengan sasaran pokok
dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) tahun 2015-
2019, yang terdiri dari enam (6) aspek, yaitu ; (1) meningkatnya status

4
kesehatan dan gizi ibu dan

5
5

anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit,


(3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya
cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan, (5)
terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, dan (6)
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan (Kemenkes RI, 2016)
2.1.2 Manfaat PIS-PK
Manfaat dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-
PK) adalah tercapainya sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Sasaran pokok
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,
2) Meningkatnya pengendalian penyakit,
3) Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
4) Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) kesehatan
5) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,
6) Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan (Kemenkes RI, 2016)
2.1.3 Tujuan PIS-PK
Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh Puskesmas yang
mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga,
didasarkan pada data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga. Tujuan dari
pendekatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif,
meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan
rehabilitatif dasar.
2) Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses dan skrining
kesehatan.
3) Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
4) Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019 (Permenkes RI no 39 pasal 1,
2016).

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat ada 12 indikator


utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga menurut Kemenkes RI
tahun 2016, yaitu sebagai berikut :
6

1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) adalah jika keluarga


merupakan pasangan usia subur (PUS), suami atau isteri atau keduanya
terdaftar secara resmi sebagai peserta/akseptor KB dan atau menggunakan
alat kontrasepsi.
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan adalah jika di keluarga
tersebut terdapat ibu pasca bersalin (usia bayi 0-11 bulan) dan persalinan
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Bayi mendapat imunisai dasar lengkap adalah jika dikeluarga terdapat bayi
(usia 12-23 bulan), bayi tersebut telah mendapatkan imunisasi HB0, BCG,
DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4, Campak.
4) Bayi mendapat ASI eksklusif adalah jika di keluarga terdapat bayi usia 7-23
bulan mendapatkan ASI selama 0-6 bulan hanya diberi ASI saja.
5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan adalah jika di keluarga
terdapat balita (usia 2-59 bulan 29 hari) dan bulan yang lalu ditimbang berat
badannya di posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya dan dicatat pada kartu
menuju sehat (KMS) atau buku kesehatan ibu dan anak (KIA).
6) Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar adalah
jika di keluarga terdapat anggota berusia ≥ 15 tahun yang menderita batuk
dan sudah 2 minggu berturut-turut belum sembuh atau didiagnosis sebagai
pendetita TB paru dan penderita tersebut berobat sesuai dengan petunjuk
dokter / petugas kesehatan

7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur adalah jika


didalam keluarga terdapat anggota keluarga berusia ≥ 15 tahun yang
didiagnosis sebagai penderita hipertensi dan berobat teratur sesuai dengan
petunjuk dokter atau petugas kesehatan.
8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
adalah jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita gangguan
jiwa berat dan penderita tersebut tidak ditelantarkan atau dipasung serta
diupayakan kesembuhannya.
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok adalah jika tidak ada seorangpun
dari anggota keluarga yang sering atau kadang-kadang merokok atau produk
lain dari tembakau. Termasuk disini adalah jika anggota keluarga tidak
pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan merokok atau produk lain dari
tembakau.
10) Keluarga sudah menjadi anggota JKN adalah jika seluruh anggota
keluarga tersebut memiliki kartu keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan dan atau asuransi kesehatan lainnya
11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih adalah jika keluarga
tersebut memiliki akses dan menggunakan air leding PDAM atau sumur
pompa atau sumur gali, atau mata air terlindung untuk keperluan sehari-hari.
7

(12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat adalah jika
keluarga memiliki akses dan menggunakan sarana untuk buang air besar
berupa kloset leher angsa atau kloset plengsengan.

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks


Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing
indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan menurut Kemenkes RI tahun 2016, yaitu:

1) Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.


Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut :
(1)Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga). Prokesga berisi family folder, yang
berfungsi merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota
keluarga. Data tersebut meliputi komponen rumah sehat (akses atau
ketersediaan air bersih dan penggunaan jamban sehat). Data individu
anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur,pendidikan,
jenis kelamin, dan lainnya) serta kondisi individu yang bersangkutan:
mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta
perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
(2)Paket Informasi Keluarga berupa flyer, leaflet atau buku saku yang
diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya.
2) Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga adalah
sebagai berikut:
Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
(1) Diskusi kelompok terarah (DKT) atau focus group discussion (FGD)
melalui Dasa Wisma dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
(2) Kesempatan konseling di Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
berupa posyandu, posbindu, pos unit kesehatan keluarga, dan lain-lain.

(3) Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,


rembug desa, selapanan, dan lain-lain.
3) Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan
menggunakan tenaga berikut :
(1) Kader-kader kesehatan
(2) Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat seperti PKK, pengurus
karang taruna dan pengelola pengajian.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerapan Program PIS-PK :
2.1.4.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Ketersedian dan kemampuan sumber daya manusia dalam penyiapan
8

perencanaan masih terbatas dan permasalahan perencanaan program


kesehatan kabupaten/kota salah satunya adalah lemahnya sumber daya
manusia pada unit perencanaan dinas kesehatan (Gani dalam
Seymond,2007), Bartarm (2011) menyatakan bahwa sistem kerja dalam
organisasi membutuhkan investasi sumber daya manusia yang dapat
dilakukan melalui pelatihan. Puskesmas sebagai pelaksana utama dalam
program PIS-PK sehingga kualitas SDM yang ada harus memiliki
kemampuan pelaksanaan tahapan kegiatan dengan baik dan sesuai dengan
pedoman, tidak hanya SDM yang ada di puskesmas, dinkes sebagai holding
company dari puskesmas juga dituntut pula memiliki kualitas SDM yang
unggul sebagai penanggung jawab kegiatan PIS-PK di Kabupaten/Kota
maupun Provinsi (Seymond, 2007).
2.1.4.2 Sistem Informasi Kesehatan
Menurut Wibowo (2017) solusi yang di tawarkan adalah memisahkan
aplikasi dengan data base, memperbesar kapasitas pada perangkat pengolah
data aplikasi keluarga sehat dan improvisasi logic aplikasi keluarga sehat
untuk mempercepat perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) Wilayah
2.1.4.3 Penerimaan Insentif dan Penghargaan
Pemberian insentif merupakan faktor penting yang mempengaruhi
bagaimana dan mengapa orang-orang memilih untuk bekerja di sebuah
organisasi (Mathis, 2012) bahwa keberhasilan implementasi akan dicapai
bila melakukan perbaikan dari kekurangan, baik dari sisi komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi dan hambatan program yang
ada bisa diatasi dengan tersedianya pendanaan yang cukup (Roeslie,2018).
2.1.4.4 Kerjasama Lintas Sektor
Bahwa perlu adanya kerjasama dengan lintas program serta adanya
sosialisasi program sebagai pendukung keberhasilan pelaksanaan program
(Nurmalasari,2017).
Sari (2014) menyatakan bahwa keberhasilan suatu tujuan tidak berdiri
sendiri melainkan adanya kerja sama dan koordinasi tim yang baik.
2.1.4.5 Dukungan Keluarga
Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal dalam tahap
perencanaan sesuai dengan temuan adalah merumuskan tujuan yang ingin
dicapai dengan memperkirakan segala kemampuan yang dimiliki,
menguraikan kemungkinan yang terjadi serta mengikatnya dalam suatu
sistem pengawasan terus menerus sehingga dapat dicapai hubungan yang
optimal (Satrianegara, 2014).
2.1.5 Petunjuk Teknis PIS-PK
Petunjuk teknis pelaksanaan PIS-PK menurut Kementrian Kesehatan
Republik Indoneia pada tahun 2016, adalah sebagai berikut:
9

2.1.5.1 Persiapan Pelaksanaan


1) Persiapan Pelaksanaan Sosialisasi
Puskesmas perlu melakukan sosialisasi tentang Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga secara terencana dan tepat sasaran. Sosialiasi
penguatan Puskemas dengan pendekatan keluarga dilaksanakan pada dua
bagian yaitu sosialisasi internal dan sosialisasi eksternal.
(1) Sosialisasi Internal

Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab pelaksanaan pendekatan


keluarga di Puskesmas wajib mensosialisasikan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga kepada semua tenaga kesehatan di
Puskesmas, termasuk yang ada di jejaring seperti Puskesmas pembantu
(Pustu), Puskesmas keliling (Pusling), bidan di desa, dan lain-lain.
Sosialisasi pertama dapat memanfaatkan forum mini lokakarya bulan
sedangkan sosialisasi selanjutnya dapat menggunakan rapat-rapat
khusus yang bersifat teknis. Kepala Puskesmas menjadi narasumber
bagi petugas Puskesmas secara formal dan informal melalui komunikasi
pribadi.

(2) Sosialisasi Eksternal


Petugas Puskesmas perlu melakukan sosialisasi tentang pendekatan agar
pelaksanaan pendekatan keluarga mendapat dukungan dari masyarakat.
Sosialisasi kepada Camat berupa dialog dan advokasi. Kepala
Puskesmas menyiapkan bahan dialog dan advokasi dengan baik
(termasuk data dan alat peraga yang diperlukan). Kepala Puskesmas
mengajukan permintaan untuk diadakannya sosialisasi kepada para
pejabat di kantor kecamatan, setelah dilakukan sosialisasi dan
pemahaman Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
kepada Camat. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Camat dan sekaligus
menjadi pembicara. Kepala Puskesmas sebagai pendamping untuk
menambah informasi yang disampaikan oleh Camat.
Sosialisasi untuk lintas sektor tingkat kecamatan bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman dan komitmen kerjasama lintas sektor dalam
pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas. Hal ini penting
dilakukan guna menciptakan pemahaman bahwa pendekatan keluarga
bukan hanya urusan sektor kesehatan.
Sosialisasi untuk unsur-unsur masyarakat mencakup para ketua RT/RW,
Lurah/Kepala Desa, ketua-ketua organisasi kemasyarakatan seperti
PKK, dan pemuka-pemuka masyarakat. Sebagaimana pada sosialisasi
untuk lintas sektor, sosialisasi ini pun sebaiknya Camat ikut berperan
aktif dan penuh. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman
dari unsur- unsur masyarakat, sehingga muncul komitmen untuk
10

membantu pelaksanaannya.
(3) Pengaturan Tugas Terintegrasi
Pengaturan tugas terintegrasi dalam pelaksanaan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga diharapkan akan terbentuk di tingkat
kecamatan dengan kedua jenis sosialisasi tersebut di atas. Pengaturan
tugas tidak harus terbentuk secara formal, melainkan dapat berupa
jejaring koordinasi dan kerjasama antara internal Puskesmas dengan
pihak-pihak eksternal yang diharapkan mendukungnya.
(4) Pembiayaan
Pelaksanaan pendekatan keluarga ini dapat dibiayai dari beberapa
sumber pembiayaan, yaitu Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah
(APBD), Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) dan dana
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
seperti: sumber dana lainnya yang berasal dari masyarakat seperti
donator.
Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) dibagi menjadi:

(1) Dana dekonsentrasi diberikan kepada provinsi dimanfaatkan untuk


menunjang pelaksanaan program di Puskesmas.
(2) Dana alokasi khusus (DAK) fisik dan non fisik (BOK)
(3) Dana dari pemanfaatan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penggunaan
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan
Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah Daerah.
(4) Alokasi Dana Desa (ADD).
4) Persiapan Pendataan
Persiapan pendataan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
(1) Melakukan inventarisasi data jumlah keluarga di wilayah kerja
Puskesmas berkoordinasi dengan kelurahan, kecamatan, serta data
kependudukan dan catatan.
(2) Menyiapkan instrumen pendataan Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga)
dan Paket Informasi Keluarga berupa flyer, leaflet atau buku saku yang
diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya
(3) Melakukan pembagian wilayah binaan berdasarkan desa yang
disesuaikan dengan luas wilayah, jumlah keluarga, jumlah tenaga
pendata, kondisi geografis, dan pendanaan. Setiap desa sebagai suatu
wilayah binaan memiliki seorang penanggung jawab wilayah yang
disebut pembina keluarga. Pendataan harus dilakukan kepada seluruh
keluarga di wilayah kerja Puskesmas (total coverage).

(4) Menetapkan pembina keluarga yang bertanggung jawab mengumpulkan


11

data kesehatan keluarga, melakukan analisis Prokesga di wilayah


binaannya, melakukan koordinasi lintas program untuk intervensi
permasalahan keluarga di wilayah binaannya, serta melakukan
pemantauan kesehatan keluarga. Pembina Keluarga harus memahami
secara makro/garis besar dan menyeluruh tentang kesehatan. Pelatihan
(pembekalan) pembina keluarga perlu dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Puskesmas dapat menjalin kerjasama dengan
kelurahan/desa, pengurus RT/RW atau Tim Penggerak PKK setempat.
Namun, Puskesmas tetap harus melakukan bimbingan dan pemantauan
selama pengumpulan data dan pembuatan database, karena tenaga
pendata tersebut belum tentu paham akan istilah- istilah pada bidang
kesehatan.

2.2 Konsep Dasar Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga


Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama (Friedman, 2018).
Keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Effendy, 2011).
“Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan lainnya, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,
1978) , dikutip dari Setyowati, 2011)
Dari pengertian keluarga diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
keluarga adalah seperangkat bagian yang saling tergantung satu sama lain
serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari anggota dan tugas
utama keluarga adalah memelihara kebutuhan psikososial anggota-
anggotanya dan kesejahteraan hidupnya secara umum.
2.2.2 Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga
dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui
berbagai tipe keluarga. Menurut Friedman (2018) Tipe keluarga ada 2 yaitu:
12

1) Tipe keluarga tradisional :


(1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak (kandung atau angkat)
(2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan,
paman, bibi.
(3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.
(4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
(5) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah).

2) Tipe keluarga non tradisional :

(1) The unmarried teenege mather


Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
(2) The stepparent family adalah Keluarga dengan orang tua tiri
(3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
(4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
(5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami-istri (marital partners).
(6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
(7) Group-marrige family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga


bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
(8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama
atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-
13

barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab


membesarkan anaknya.
(9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya.
(10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
(11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
2.2.3 Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2018) struktur keluarga terdiri atas :
1) Pola dan Proses Komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi : (1) bersifat terbuka dan jujur, (2)
selalu menyelesaikan konflik keluarga, (3) berpikiran positif, dan (4)
tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1). Karakteristik pengirim :
(1) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
(2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
(3) Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima :
(1) Siap mendengarkan.
(2) Memberi umpan balik.
(3) Melakukan validasi.
2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak, dan
sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.
3) Struktur kekuatan
14

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu


untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
4) Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi,
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2.2.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2018) :
1) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubugngan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Menurut ( Murwani, 2011 ) komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan
intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi
hubungan dengan orang lain diluar keluarga/masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak- anak dapat meniru tingkah
laku yang positif dari kedua orang tuanya.
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan
15

kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah


keluarga, timbul karena fungsi afektif didalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.
2) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial. Sosialisasi dimulai sejak
manusia lahir.Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.Keberhasilan perembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi.Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma,
budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
3) Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
4) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggoat keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat
dengan penghasilan tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan
permasalahan yang berujung pada perceraian.
5) Fungsi Perawatan atau Pemeliharan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
atau merawat anggota keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.Keluarga yang
dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
2.2.5 Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 2018)
1) Mengenal masalah kesehatan
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5) Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat
2.2.6 Tugas Perkembangan Keluarga
16

Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti


individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-
turut.
Adapun tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam
(Friedman, 2018) adalah :

1) Tahap I : keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan menandai


bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang ke hubungan baru yang intim.
2) Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak dimulai dengan kelahiran anak
pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
3) Tahap III : keluarga dengan anak usian pra sekolah dimulai ketika anak
pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima
tahun.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama
telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja dimulai ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun.
Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih
awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19
atau 20 tahun.
6) Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda, ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah
kosong” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal dirumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang
mandiri.
7) Tahap VII : orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan.
8) Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai dengan salah
stu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu
pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal dan
tugas tumbuh kembang lansia pada tahap ini adalah:
(1)Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
(2)Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
(3)Mempertahankan hubungan perkawinan
(4)Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
17

(5)Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi


2.2.7 Tujuan Pendekatan Keluarga
Tujuan dari pendekatan keluarga adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif,
meliputi pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan
rehabilitatif dasar.
2) Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Kabupaten/Kota dan SPM Provinsi, melalui peningkatan akses skrining
kesehatan.
3) Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN.
18

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
literatur review. Literatur review adalah analisis terintegrasi tulisan ilmiah yang
terkait langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020). Desain
penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
berperan sebagai pedoman dan penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.
Desain penelitian adalah suatu metode yang sangat penting dalam penelitian
untuk memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
mempengaruhi akurasi suatu masalah (Nursalam, 2017). Penelitian ini dilakukan
untuk membandingkan antar persamaan dengan perbedaan atau fakta
berdasarkan kerangka pemikiran yang sudah ada sehingga hasilnya dapat terlihat
jelas (Sugiyono, 2018). Literature Review adalah analisis terintegrasi tulisan
ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020).
Pada penelitian ini Peneliti membahas faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga dengan
penjelasan yang sistematis dan akurat dari data sekunder yang ditemukan.

3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review


Strategi yang digunakan untuk mencari literature dalam penelitian ini
adalah menggunakan PICOS dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
19

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Keluarga meliputi Ayah, Selain dari keluarga inti
Ibu, Kakak dan Adik yaitu kakek, nenek, bibi,
paman, sepupu
Intervensi Tidak ada intervensi Selain faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan
program Indonesia sehat
dengan pendekatan
keluarga
Comparison Variabel pembanding Tidak ada pembanding
dalam artikel tersebut
Outcome Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang tidak
mempengaruhi ada pengaruhnya terhadap
penerapan program penerapan program
Indonesia sehat dengan Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga pendekatan keluarga
Study Design Indepth Pra-Eksperimen-Quasi
Interview,Purposive Eksperiment
sampling,
Corelational,Eksperimen
Publication Years Artikel atau jurnal terbit Artikel atau jurnal yang
dari tahun 2017-2020 terbit sebelum 2017
Language Bahasa Indonesia Bahasa China, Bahasa
Arab, Bahasa Jerman

3.3 Sumber Literatur


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Adapun sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel jurnal nasional. Dalam pencarian sumber literatur data sekunder peneliti
menggunakan database Google Scholar, Portal Garuda dengan keyword “Faktor-
faktor yang mempengaruhi PIS-PK” OR “Indonesia Sehat ” OR “Pendekatan
Keluarga”.
20

3.4 Seleksi Literatur

Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui database Google Scholar


dan Portal Garuda dengan menggunakan kata kunci “Faktor-faktor yang
mempengaruhi PIS-PK” OR “Program Indonesia Sehat ” OR “Pendekatan
Keluarga”.Peneliti berhasil mendapatkan 55 artikel nasional. Hasil pencarian
artikel yang didapatkan tersebut kemudian diperiksa duplikasi dan ditemukan
sebanyak 35 artikel yang duplikasi/sama sehingga di keluarkan dan tersisa 20
artikel. Kemudian peneliti melakukan screening berdasarkan judul yang
disesuaikan dengan tema dan variabel sebanyak 5 artikel yang di eksklusi karena
tidak sesuai dengan tema dan tersisa 15 artikel. Kemudian peneliti menyeleksi
berdasarkan abstrak (didalam abstrak tidak ditemukan hasil atau pembahasan
terkait variabel yang diteliti) sebanyak 5 artikel di eksklusi, dan tersisa 10 artikel.
Peneliti memeriksa kelengkapan 10 artikel secara lengkap mulai dari judul,
abstrak, latar belakang, metode, hasil, pembahasan dan daftar pustaka didapatkan
sebanyak 10 artikel yang bisa dipergunakan dan memenuhi kelengkapan tersebut.
Lalu peneliti memeriksa 10 artikel tersebut didapatkan 6 artikel yang bisa
dipergunakan dan memenuhi kelengkapan tersebut. Sedangkan 4 artikel sisanya
tidak memenuhi.
21

Seleksi literatur ditampilkan dalam diagram flow berikut.

Identifikasi Pencarian Melalui 2 database:


IDENTIFIKASI
Google Scholar, Portal Garuda. (n=55)

Screening identifikasi Dikeluarkan tidak


SCREENING
judul (n=20) sesuai judul (n=5)

Identifikasi
Berdasarkan Abstrak
(n=15)

Artikel Full Text Artikel Eksklusi


KELAYAKAN
(n = 10) (n=5)

Artikel
INKLUSI Artikel sesuai Kriteria Inklusi
Eksklusi
(n=6)
(n=4)

Diagram 1. Diagram Flow Seleksi Literature Review “Faktor-faktor yang


mempengaruhi penerapan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga”
3.5 Tahap Pengumpulan Data
Tahapan dan prosedur pengumpulan data dalam penelitian Literatur ini meliputi
beberapa tahap sebagai berikut :
1) Menyusun Proposal
Dalam memulai penelitian ini peneliti terlebih dahulu menyusun latar
belakang dan menentukan tujuan yang sesuai dengan topik penelitian yaitu
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerapan Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga
22

2) Menentukan pertanyaan penelitian


Peneliti menentukan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu Faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi Penerapan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga
3) Mencari literatur
Pencarian literatur dalam penelitian ini menggunakan database google scholar
dan portal garuda dengan menggunakan kata kunci “Faktor-faktor yang
mempengaruhi PIS-PK” OR “Program Indonesia Sehat ” OR “Pendekatan
Keluarga”
4) Seleksi literatur sesuai kriteria.
Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai denga topik, peneliti
menentukan kriteria kelayakan artikel adengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
5) Seleksi literatur yang berkualitas.
Setelah artikel penelitian ditemukan dan sesuai dengan kriteria inklusi, maka
selanjutnya peneliti melakukan seleksi studi dengan membaca lengkap
keseluruhan isi artikel mulai dari judul, abstrak, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan dan daftar pustaka, apabila ditemukan artikel yang tidak lengkap
akan dibuang.
6) Melakukan ekstraksi data.
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur, langkah
selanjutnya peneliti akan membaca dan menganalisa artikel satu persatu dan
melakukan ekstraksi (mengambil data hasil penelitian dari setiap artikel) data
sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian.
7) Melakukan sintesis hasil dengan metode naratif.
Setelah dilakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerapan Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga, kemudian peneliti melakukan
23

pembahasan tentang hasil penelitian yan didapatkan serta melakukan sintesis


atau menuangkan ide, gagasan berupa data-data informasi baru yang
sebelumnya belum pernah di tulis oleh orang lain dalam bentuk naratif.

3.6 Metode Analisis


Metode analisis dalam penelitian ini dengan digunakan metode deskriptif
atau naratif (Nursalam, 2020). Metode deskriptif atau naratif yaitu menyajikan
data dan menjabarkan hasil – hasil penelitian analisis faktor – faktor yang
mempengaruhi penerapan program Indonesia sehat pendekatan keluarga dan
menjelaskan secara narasi berdasarkan hasil temuan jurnal atau artikel ilmiah
yang dijadikan sumber literatur.
24

DAFTAR PUSTAKA

Arita, Setyowati, 2011 Asuhan Keperawatan Keluarga. Mitra Cendikia Press,


Yogyakarta.

Bartarm,S.G., Stanton, P. 2011. High Performance work systems: the gap between
policy and practice in health care reform.J.Health Organ Manag, 25 : 281–297.

Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI; 2016.
Dinas Kesehatan Sumatra Barat. Kabupaten Dharmasraya (2019).
http://dinkes.dharmasrayakab.go.id

Effendy, Onong Uchyana. 2011. Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya, Bandung :
Remaja Rosdakarya.

Eva Rusdianah, & Retno Widiarini. (2019). Evaluasi Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) Studi Kasus di Tingkat Puskesmas.
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia (JKKI).
https://doi.org/10.22146/jkki.50710

Friedman, M. 2018. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek,
alih bahasa Akhir Yani S. Hamid dkk; Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi Pertama Jakarta : Salemba Empat.

Murwani, A. (2011) Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Goshyen


Publishing.

Nila Arsita. (2019).Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan


Keluarga (PIS-PK) Kec.Gadingrejo.

Nurmalasari, Errina dan Winarningsih. 2017. Pengaruh Motivasi, dan Pemberian


Insentif Terhadap Produktivitas Kerja PT. Interglobal Electric Part Gresik.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 6, Nomor 6, Juni 2017

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


(P.P. Lestari, Ed) (4th ed). Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
25

Pendekatan Keluarga Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.


Prof. Dr. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Kementerian Kesehatan Permenkes Nomor Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pedoman


Pendanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Kemenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan
Keluarga. Jakarta : Kementerian Kesehatan.

Kementerian Keseharan Republik Indonesia. 2016. Petunjuk Teknis Penguatan


Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga. Jakarta : Kemenkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan


Keluarga (PIS-PK). Jakarta : http://pispk.kemkes.go.id/id/program-
pispk/pelaksanaan-pendekatan-keluarga-sehat.

Kementerian Kesehatan. 2020. Aplikasi Keluarga Sehat Republik Indonesia :


https://keluargasehat.kemkes.go.id/.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Program Indonesia Sehat


dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta :
http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia- sehat-
dengan-pendekatan-keluarga.html.

Kuntum Hartomo Pujosiswanto, Sukri Palutturi, Hasanuddin Ishak (2020). Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Hasanuddin.

Ratna Sari Dewi (2019). Analisis Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga di Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen thesis,
Institut Kesehatan Helvetia, Fakultas Kesehatan Masyarakat Medan.

Roeslie E, Bachtiar A. Analisis Persiapan Implementasi Program Indonesia Sehat


Dengan Pendekatan Keluarga Di Kota Depok Tahun 2018. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia. 2018; 07 (2): 64-73.

Sahara Cici, Sari MT. Indikator Keluarga Sehat Di Kelurahan Lebak Bandung Kota
Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim. 2017; 06 (1): 46-55.
26

Satrianegara, M. Fais. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Teori dan


Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta : Salemba
Medika, 2014.

Seymond,D.2007. Kajian Perencanaan Dan Penganggaran Kesehatan Di Dinas


Kesehatan Kota Padang Tahun 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal), 2: 116–123.

Setyowati, Sri; Murwani, Arita (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:


Mitra Cendikia Press

Sugiyono (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV


Alfabeta.

Wibowo (2017). Manajemen Kinerja. Edisi Kelima. Depok: PT. Raja Grafindo
Persada.
27

Lampiran 1

Jurnal Terkait 1:
28

Jurnal Terkait 2

Jurnal Terkait 3
29

Jurnal Terkait 4
30
31

Lampiran Terkait 5
32

Jurnal Terkait 6
33

KEGIATAN BIMBINGAN PROPOSAL

Nama : Miyantie
NIM : 2019C08b0168
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Nama Pembimbing : Siti Santy Sianipar, S.Kep.,M.Kes & Hermanto, Ners.,M.Kep

No Hari/Tgl/Ja Catatan Pembimbing Tanda Tangan


Mahasiswa Pembimbing
m
1. Sabtu,31 Konsultasi Topik dan Judul Penelitian
Oktober 2020 Masukan dari Pembimbing:
34

1. Arahkan latar belakang sesuai judul Miyantie Siti Santy Sianipar,


penelitian S.Kep.,M.Kes
2. Cari lagi jurnal tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi PIS-PK
2. Senin,9 Masukan dari Pembimbing:
November 1. Pada alinea latar belakang untuk manfaat
2020 jangan sama atau plagiat kalimatnya dengan
punya rekan yang lain, bisa di sesuaikan
denganbahasa peneliti sendiri
2. Latar belakang di lihat kembali untuk alinea
nya.Untuk induksi harus jelas pengantar dan
masalahnya
3. Latar belakang maknanya sebagai pengantar
yang menjelaskan topik penelitian
4. Rumusan masalah selalu di akhiri dengan Miyantie Siti Santy Sianipar,
tanda tanya (?) S.Kep.,M.Kes
5. Perhatikan kerapian penulisan dari cover
depan spasi enter
6. Penulisan bahasa asing huruf cetak miring
7. Maksimal referensi dalam 5 tahun terakhir
3. Rabu, 11 Masukan dari Pembimbing :
November 1.Tambahkan tentang faktor-faktor dari PIS-PK
2020 2.Cari jurnal sebanyak-banyaknya untuk
referensi
3.Tentukan kelayakan literatur Siti Santy Sianipar,
Miyantie S.Kep.,M.Kes
4. Jumat,13 Masukan dari Pembimbing :
November 1. Perhatikan spasi,margin kertas,tahun
2020 penelitian
2. Untuk introduksinya di ringkas.
3. Tanda titik di belakang sumber Hermanto,
4. Buat halaman paper,perhatikan untuk sumber Miyantie Ners.,M.Kep
referensi dari kutipan harus ada
5. Kamis,19 Masukan dari Pembimbing :
November 1. Judul Piramida terbalik
2020 2. Masukan masalah bukan membandingkan
35

penelitian orang lain.alinea 3: sebab Siti Santy


akibat,alinea 4:solusi Miyantie Sianipar.,S.Kep.,M.Kes
3. Masukan konsep dasar keluarga,lanjutkan
bab 3

6. Senin,30 1. Perhatikan ukuran dan jenis tulisan


November 2. Perhatikan margin kertas
2020 3. Buat halaman kertas Hermanto,
4. Buat daftar pustaka Miyantie Ners.,M.Kep

7. Senin,30 1. Persiapkan untuk di ujikan


November Miyantie Siti Santy
2020 Sianipar.,S.Kep.,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai