Anda di halaman 1dari 158

PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN RISIKO,

AKTIVITAS PENGENDALIAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI


SERTA PEMANTAUAN TERHADAP KINERJA SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI KOPERASI SIMPAN
PINJAM KECAMATAN PETANG

Oleh :

NAMA : NI PUTU OCIK RIANTINI

NIM : 1902622010178

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2023
PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN RISIKO,
AKTIVITAS PENGENDALIAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SERTA PEMANTAUAN TERHADAP KINERJA SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI KOPERASI SIMPAN
PINJAM KECAMATAN PETANG

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh


gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Mahasaraswati Denpasar

Oleh:
NAMA : NI PUTU OCIK RIANTINI

NIM : 1902622010178

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023

i
PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN RISIKO,
AKTIVITAS PENGENDALIAN, INFORMASI DANKOMUNIKASI
SERTA PEMANTAUAN TERHADAP KINERJA SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI KOPERASI SIMPAN
PINJAM KECAMATAN PETANG

Oleh:
NAMA : NI PUTU OCIK RIANTINI

NIM : 1902622010178

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Denpasar, 24 Januari 2023


Mengetahui/Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

I Putu Edy Arizona, S.E., M.Si Made Laksmi Sena Hartini, S.E., Ak., M.Ak., CA
NPK. 82 8713 386 NPK. 82 9017 520

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023

ii
PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN RISIKO,
AKTIVITAS PENGENDALIAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SERTA PEMANTAUAN TERHADAP KINERJA SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI KOPERASI SIMPAN
PINJAM KECAMATAN PETANG

Oleh:

NAMA : NI PUTU OCIK RIANTINI


NIM : 1902622010178
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan lulus


pada ujian skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati Denpasar
pada tanggal : 24 Januari 2023

Tim Penguji:

1. Ketua Penguji:
I Putu Edy Arizona, S.E., M.Si : (……………………..)
2. Sekretaris Penguji:
Made Laksmi Sena Hartini, S.E., Ak., M.Ak., CA : (……………………..)
3. Anggota Penguji:
Dr. Putu Kepramareni, S.E., M.M : (……………………..)

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Dr. Putu Kepramareni, S.E., M.M Ni Nyoman Ayu Suryandari, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CRM


NIP: 19720616200501 2 002 NPK: 82 8510 323

iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Ni Putu Ocik Riantini

NIM : 1902622010178

Program Studi : Akuntansi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah bukan dari hasil kegiatan plagiat

dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana perlunya.

Denpasar, 24 Januari 2023

Ni Putu Ocik Riantini

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Pengendalian,

Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi Serta

Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di Koperasi

Simpan Pinjam Kecamatan Petang”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam

penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs I Made Sukamerta, S.Pd., M.Pd selaku Rektor

Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan

kesempatan bagi penulis untuk mengikuti studi sampai dengan selesai.

2. Ibu Dr. Putu Kepramareni, S.E., M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar.

3. Ibu Ni Nyoman Ayu Suryandari, SE., M.Si, Ak., CA., CRM selaku

Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mahasaraswati Denpasar.

4. Ibu Ida Ayu Budhananda Munidewi, S.E., M.SA., Ak., CA selaku

Pembimbing Akademik.

v
5. Bapak I Putu Edy Arizona, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas

waktu, bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Made Laksmi Sena Hartini, S.E., Ak.., M.Ak., CA selaku dosen

pembimbing II atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan

bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Keluarga dan sahabat tercinta atas dukungan dan doanya yang tulus

dan tiada hentinya untuk memotivasi penulis dalam studi.

9. Teman-teman kelas Akuntansi Reguler A malam dan Akuntansi

angkatan 2019 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas

kebersamaannya selama penulis menempuh studi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan

kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian skripsi ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, 24 Januari 2023

Penulis

vi
PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, PENILAIAN RISIKO,
AKTIVITAS PENGENDALIAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SERTA PEMANTAUAN TERHADAP KINERJA SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI DI KOPERASI SIMPAN
PINJAM KECAMATAN PETANG

Abstrak

Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang memproses data dan


transaksi guna menghasilkan informasi. Sistem informasi akuntansi di lembaga
keuangan penting karena dengan sistem informasi akuntansi setiap industri
lembaga keuangan dapat menghasilkan informasi akuntansi yang efektif, efisien,
akurat dan berguna dalam memenuhi kebutuhan para pemakai. Kinerja sistem
informasi akuntansi adalah penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem
informasi akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan koperasi simpan
pinjam di Kecamatan Petang dengan menggunakan metode purposive sampling.
Jumlah responden dari penelitian ini sebanyak 70 responden. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa lingkungan pengendalian, dan
aktivitas pengendalian berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi di koperasi simpan pinjam Kecamatan Petang, sedangkan penilaian
risiko, informasi dan komunikasi, serta pemantauan tidak berpengaruh terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi di koperasi simpan pinjam Kecamatan Petang.

Kata kunci: Kinerja sistem informasi akuntansi, lingkungan pengendalian,


penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pemantauan.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
HALAMAN PENGUJIAN SKRIPSI ..................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 13
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 13
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 16
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 16
2.1.1 Technology Accepatance Model (TAM) ...................................... 16
2.1.2 Teori Stewardship........................................................................ 18
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi ........................................................ 19
2.1.4 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ........................................... 21
2.1.5 Lingkungan Pengendalian ........................................................... 23
2.1.6 Penilaian Risiko........................................................................... 24
2.1.7 Aktivitas Pengendalian ................................................................ 25
2.1.8 Informasi Dan Komunikasi ......................................................... 25
2.1.9 Pemantauan ................................................................................. 26
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya .............................................................. 27
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ....................................... 37
3.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 37
3.2 Hipotesis ............................................................................................. 43

viii
3.2.1 Pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi .................................................................... 43
3.2.2 Pengaruh Penilaian Risiko Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi..................................................................................... 44
3.2.3 Pengaruh Aktivitas Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi .................................................................... 44
3.2.4 Pengaruh Informasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi .................................................................... 45
3.2.5 Pengaruh Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi..................................................................................... 46
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................ 47
4.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 47
4.2 Objek Penelitian ................................................................................. 47
4.3 Identifikasi Variabel ........................................................................... 47
4.4 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 48
4.4.1 Lingkungan Pengendalian (X1) ................................................... 48
4.4.2 Penilaian Risiko (X2)................................................................... 50
4.4.3 Aktivitas Pengendalian (X3) ........................................................ 51
4.4.4 Informasi dan Komunikasi (X4) .................................................. 52
4.4.5 Pemantauan (X5) ......................................................................... 52
4.4.6 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ..................................... 53
4.5 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 54
4.5.1 Jenis Data ..................................................................................... 54
4.5.2 Sumber Data ................................................................................ 55
4.6 Metode Penentuan Populasi dan Sampel ............................................ 55
4.6.1 Populasi ....................................................................................... 55
4.6.2 Sampel ......................................................................................... 55
4.7 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 56
4.8. Teknik Analisis Data .......................................................................... 57
4.8.1 Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 57
4.8.2 Uji Instrumen ............................................................................... 57
4.8.3 Persamaan Regresi Linier Berganda ........................................... 59

ix
4.8.4 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 60
4.8.5 Uji Kelayakan Model ................................................................... 62
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 64
5.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 64
5.1.1 Sejarah Koperasi Simpan Pinjam ................................................ 64
5.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam ............................. 76
5.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian ....................................................... 81
5.2.1 Karakteristik Responden .............................................................. 81
5.2.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif........................................................ 83
5.2.3 Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 85
5.2.4 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ................................ 88
5.2.5 Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 91
5.2.6 Uji Kelayakan Model ................................................................... 94
5.2.7 Uji Model Fit (Uji F) ................................................................... 95
5.2.8 Hasil Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 96
5.3 Pembahasan Penelitian ....................................................................... 99
5.3.1 Pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan
Petang .......................................................................................... 99
5.3.2 Pengaruh Penilaian Risiko Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang ........ 100
5.3.3 Pengaruh Aktivitas Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan
Petang .......................................................................................... 101
5.3.4 Pengaruh Informasi Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan
Petang .......................................................................................... 102
5.3.5 Pengaruh Pemantauan Terhadap Kinerja sistem informasi
akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang ......... 103
BAB VI PENUTUP ................................................................................................ 105
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 105
6.2 Keterbatasan dan Saran ...................................................................... 106

x
6.2.1 Keterbatasan penelitian ................................................................ 106
6.2.2 Saran ............................................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 108
LAMPIRAN .............................................................................................................. 113

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Kriteria Sampel ............................................................................... 56


Tabel 5. 2 Karakteristik Responden Penelitian ................................................ 82
Tabel 5. 3 Hasil Analisis Deskriptif ................................................................. 84
Tabel 5. 4 Hasil Uji Validitas........................................................................... 86
Tabel 5. 5 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 88
Tabel 5. 6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 89
Tabel 5. 7 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 92
Tabel 5. 8 Hasil Uji Multikolinearitas.............................................................. 93
Tabel 5. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 94
Tabel 5. 10 Hasil Uji Determinasi (R²) ............................................................ 95
Tabel 5. 11 Hasil Uji Model Fit (Uji F) ........................................................... 96
Tabel 5. 12 Hasil Uji t ...................................................................................... 97

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir Penelitian ...................................................... 41


Gambar 3. 2 Model Penelitian ......................................................................... 42
Gambar 5. 1 Struktur Organisasi Koperasi ...................................................... 77

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ..................................................................... 113


Lampiran 2 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 122
Lampiran 3 Pendistribusian Data Sampel ........................................................ 127
Lampiran 4 Karakteristik Responden............................................................... 128
Lampiran 5 Hasil Uji Deskriptif .................................................................... 129
Lampiran 6 Hasil Uji Intrumen ........................................................................ 130
Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................... 138
Lampiran 8 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 139
Lampiran 9 Hasil Uji Determinasi (R²)............................................................ 141
Lampiran 10 Hasil Uji Model Fit (Uji F) ........................................................ 142
Lampiran 11 Hasil Uji Parsil (Uji t)................................................................. 143

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan sistem yang memproses

data dan transaksi guna menghasilkan informasi (Krismiaji, 2010:4). Sistem

Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem informasi berbasis komputerisasi

yang mengelola data keuangan yang berhubungan dengan data transaksi

dalam siklus akuntansi dan menyajikan dalam bentuk laporan keuangan

kepada manajemen perusahaan. Sistem informasi melakukan hal tersebut

dengan melalui sistem komputerisasi maupun secara manual. Menurut sebuah

bentuk sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi

informasi keuangan yang berguna bagi pemakai atau usernya.

Menurut Ramadhan (2012) berpendapat bahwa pentingnya dengan

adanya Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang baik, perusahaan maupun

lembaga keuangan dapat melakukan proses operasi maupun informasi dengan

lebih efektif dan efisien karena adanya pengendalian yang mengendalikan

proses-proses tersebut sehingga hasil yang dicapai dapat sesuai dengan tujuan

perusahaan. Tujuan Sistem Informasi Akuntasi adalah untuk mengelola dan

menyimpan data seluruh transaksi keuangan, memproses data keuangan

menjadi informasi dalam pengambilan keputusan manajemen mengenai

perencanaan dan pengendalian usaha, pengawasan terhadap seluruh aktifitas

keuangan perusahaan, efisiensi biaya dan waktu terhadap kinerja keuangan,

dan penyajian data keuangan yang sistematis dan akurat dalam periode

1
2

akuntansi yang tepat. Dengan adanya sistem informasi akuntansi (SIA),

perusahaan dapat membuat laporan keuangan dengan cepat, lengkap, dan

terperinci. Selain itu informasi akuntansi yang dihasilkan dari SIA baik secara

komputerisasi maupun secara manual dapat dipertanggungjawabkan untuk

kelak digunakan dalam mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan

maupun digunakan oleh pihak diluar perusahaan. Sistem informasi akuntansi

di lembaga keuangan penting karena dengan sistem informasi akuntansi

setiap industri lembaga keuangan dapat menghasilkan informasi akuntansi

yang berguna dalam memenuhi kebutuhan para pemakai.

Kinerja menurut Sutrisno (2016:172) adalah hasil kerja karyawan

dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja dan kerja sama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pengertian sistem

menurut Romney dan Steinbart (2015:3) adalah suatu rangkaian yang terdiri

dari dua atau lebih komponen yang memilki hubungan dan berinteraksi dalam

mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2015:4)

informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti

dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Pengertian akuntansi

menurut Hery (2015) adalah sebuah informasi yang memberikan laporan

kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang

memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja dan kondisi

keuangan perusahaan. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan, dapat

ditarik kesimpulan mengenai kinerja sistem informasi akuntansi adalah

penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang

digunakan oleh suatu perusahaan dalam pencapainnya untuk memberikan


3

sebuah informasi akuntansi yang efektif, efisien, dan akurat sesuai dengan

tujuan perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

implementasi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi guna menghasilkan

informasi yang berkualitas adalah penggunanya (user). Informasi dalam suatu

perusahaan adalah sebagai alat bantu mencapai tujuan melalui penyediaan

informasi. Tetapi peranan yang penting dalam organisasi tetaplah manusia

sebagai penentu keputusan. Jadi, peranan manusia dalam sistem informasi

sangat vital, karena perencanaan dan perancangan sistem harus lebih jauh

memperhatikan faktor manusia (John Burch dan Grudnitski, 1986). Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor

lainnya seperti lingkungan pengendalian mempengaruhi kinerja sistem

informasi akuntansi dikarenakan sebagai pondasi untuk membentuk suatu

pedoman atau kebijakan dalam menjalankan tugas operasional perusahaan.

Faktor penilaian risiko mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi

dikarenakan sebagi komponen untuk menganalisis atau mengidentifikasi

risiko yang dihadapi pengguna sistem. Faktor aktivitas pengendalian

mempengaruhi kinerja sistem informasi dikarenakan sebagai pondasi untuk

memastikan data transaksi terotorisasi oleh pengguna sistem. Faktor

informasi dan komunikasi mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi

dikarenakan mengambarkan setiap pemakai sistem dituntut untuk menilai

kejadian atau kondisi yang mampu berpengaruh dalam pengambilan

keputusan. Faktor pemantauan mempengaruhi kineja sistem informasi

akuntansi dikarenakan menggambarkan proses penilaian kinerja sistem

terhadap pemakai sehingga lebih disiplin dan trampil. Baik buruknya kinerja
4

sistem informasi dapat dilihat dari kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA

itu sendiri. Seperti halnya pada koperasi memiliki identitas, dan menyajikan

informasi yang menyangkut kondisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan

koperasi, yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan strategis untuk

perkembangan koperasi.

Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha

termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan

dinamis. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasakan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi

merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan kepribadian

bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagai badan

usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir (Arman D. Hutasuhut,

2001). Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka

pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung

dan wadah perekonomian rakyat. Kebijaksanaan pemerintah ini sesuai dengan

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut dijelaskan bahwa

bangun usaha yang sesuai adalah koperasi.

Koperasi merupakan lembaga keuangan bukan bank yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Koperasi harus tampil sebagai


5

organisasi yang dapat membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama dalam

menyediakan kebutuhan, membantu memberikan modal kepada masyarakat

mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Dalam

praktiknya, selain koperasi simpan pinjam, koperasi dapat dikelompokan

kedalam berapa jenis yang didasarkan atas kesamaan dan kepentingan

anggotanya. Koperasi konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para

konsumen dalam menjalankan kegiatannya. Koperasi produsen adalah

koperasi yang beranggotakan pengusaha kecil (UKM) dengan menjalankan

kegiatan pengadaan bahan baku penolong untuk anggotnya. Koperasi

pemasaran adalah koperasi yang dibentuk untuk membantu anggotanya dalam

memasarkan produk yang dijual. Koperasi jasa adalah unit koperasi yang

beridentitas anggota sebagai pemilik dan nasabah jasa, dimana koperasi ini

bertindak sebagai pengadaan jasa dan sebagai pemasar jasa. Tujuan

didirikannya koperasi yaitu untuk mmbangun dan mengembangkan potensi

serta kemampuan ekonomi anggota khusunya dan masyarakat umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Salah satu indikator

terlaksananya prinsip-prinsip dalam membangun dan mengembangkan

koperasi tersebut adalah melalui penyelenggaraan sistem akuntansi secara

benar. Setiap unit lembaga keuangan di bidang financial dan non financial

membutuhkan adanya sistem informasi akuntansi untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Standar akuntansi adalah suatu sistem informasi yang

mengidentifikasi, mencatat, mengukur, dan melaporkan transaksi badan usaha

dalam bentuk informasi laporan keuangan (Rudianto,2010:10). Laporan

keuangan koperasi yang dimaksud untuk menyediakan informasi


6

pertanggungjawaban keuangan badan usaha koperasi secara transparan

kepada pihak intern maupun ektern. Pihak intern koperasi adalah para

anggota, pengurus, pengawas dan karyawan, sedangkan pihak ektern koperasi

adalah calon anggota. Laporan Keuangan koperasi terdiri dari laporan laba

rugi, neraca, laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas

laporan keuangan. Laporan keuangan yang akurat dan lengkap sangat

diperlukan dalam menunjang kinerja suatu organisasi, karena dengan adanya

laporan keuangan dapat dilihat bagaimana kinerja organisasi dalam mencapai

tujuannya, serta laporan keuangan juga merupakan bagian dari laporan

pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi, sehingga

dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi.

Fungsi dan peran koperasi meliputi membangun dan mengembangkan

potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya,

berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia

dan masyarakat, memperkokoh perekonomian masyarakat sebagai dasar

kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

soko gurunya, berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan

perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Akan tetapi dalam perkembangannya

ada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh koperasi, misalnya dalam segi

pembiayaan dan permodalan masih sulitnya koperasi dan UKM untuk

mengakses lembaga keuangan (perbankan) mengingat syarat yang ditetapkan

cukup berat terutama masalah jaminan/agunan dan syarat lainnya. Persoalan


7

lain seperti adanya keterbatasan sumber daya manusia, sarana/prasarana yang

memadai yang dimiliki oleh koperasi. Persoalan ini mengharuskan koperasi

untuk melakukan upaya demi menstabilkan atau lebih meningkatkan

eksistensi usahanya. Agar dapat bertahan dan mampu bersaing dengan

lembaga keuangan lainnya, maka koperasi tersebut harus dapat menentukan

suatu kebijakan dan strategi yang terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Salah satu kebijakan yang dapat diambil untuk membantu pengembangan

koperasi adalah dengan meningkatkan efektifitas sistem pengendalian intern.

Sistem pengendalian intern yaitu suatu sistem yang meliputi struktur

organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek kondisi kesehatan koperasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2002:2).

Kecamatan Petang merupakan wilayah Kabupaten Badung Utara yang

termasuk daerah pegunungan atau pendesaan yang memiliki potensi mata

pencaharian pada bidang pertanian, perdagangan, industry kecil, pariwisata

dan pembangunan. Lokasi penelitian pada Koperasi Simpan Pinjam

Kecamatan Petang dipilih karena dilihat dari segi perekonomian masyarakat

lebih cenderung bergerak pada bidang pertanian, dan perdagangan yang

dimana keberadaan koperasi sangat diperlukan guna membantu masalah

permodalan atau pembiayaan yang diperlukan oleh para petani serta

pedagang. Dilihat dari perkembangannya, Koperasi Simpan Pinjam

Kecamatan Petang disaat sekarang sudah mengalami banyak peningkatan,

dimana jumlah koperasi semakin bertambah dan jumlah anggota dari masing-
8

masing koperasi semakin meningkat dan terus berkembang sesuai dengan

perkembangan perekonomian dipendesaan, dimana menurut informasi dari

Dinas Koperasi Kabupaten Badung, pada saat tahun 2017 jumlah Koperasi di

Kecamatan Petang terdiri dari 18 Koperasi yang tersebar, dan pada tahun

2022 saat ini jumlah Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang terdiri dari

22 Koperasi yang tersebar di beberapa desa pekraman. Disamping itu,

berdasarkan informasi dari Dinas Koperasi Kabupaten Badung, diketahui

bahwa pada tahun 2019 hingga 2021 beberapa Koperasi Simpan Pinjam

Kecamatan Petang menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah

menurunnya pendapatan atau penghasilan, kredit macet dan mengalami

kesulitan operasional, hal ini dikarenakan dampak dari adanya pandemic

COVID-19 yang dimana kegiatan operasional dibatasi, usaha yang gulung

tikar serta banyaknya masyarakat yang pengangguran sehingga para nasabah

tidak sanggup untuk membayar cicilan, dan juga banyak yang menarik

simpanannya pada koperasi. Walaupun pernah mengalami beberapa

tantangan, Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang berusaha untuk

bangkit sedikit demi sedikit tiap tahunnya. Disamping itu, Koperasi Simpan

Pinjam kecamatan Petang menghadapi persaingan yang ketat dengan lembaga

keuangan lainnya seperti LPD atau Bank-Bank Swasta yang sedang

berkembang, sehingga Koperasi dituntut untuk meningkatkan pelayanannya.

Salah satu cara meningkatkan pelayanan koperasi adalah dengan

mengevaluasi atau menilai kinerja agar pengurus Koperasi dapat mengambil

keputusan.
9

Untuk mengukur kinerja dan kondisi suatu koperasi harus adanya

laporan keuangan yang lengkap sebagai cerminan kinerja koperasi tiap

tahunnnya, oleh karena itu diperlukan sebuah sistem informasi akuntansi

yang didukung oleh teknologi informasi terkomputerisasi sehingga dapat

meningkatkan pelayanan yang efektif kepada setiap nasabah dan

mempermudah pemprosesan setiap data transaksi untuk pengambilan

keputusan dan pembuatan laporan keuangan yang efektif dan akurat, sehingga

pencapaian asset dan SHU koperasi dapat mengalami peningkatan.

Koperasi sebagai organisasi di bidang ekonomi dan sosial sangat

rawan terhadap risiko kerugian. Kerawanan tersebut dapat bersumber dari

unsur intern maupun ekstern. Unsur-unsur intern seperti adanya sifat manusia

yang curang, ambisi, malas, ceroboh, mau menang sendiri, sekongkol, atau

bisa juga seperti harta kekayaan koperasi yang relatif besar nilainya sehingga

perlu diamankan. Sistem akuntansi di dalamnya mengatur tentang Sistem

Pengendalian Intern (SPI), kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh

bagus tidaknya sistem pengendalian intern yang dimiliki perusahaan. Sesuai

dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi

dan komunikasi serta pemantauan pengendalian intern. Kelima unsur

pengendalian intern merupakan unsur yang terjalin erat satu dengan yang

lainnya.

Lingkungan pengendalian merupakan pengendalian yang

mempengaruhi keseluruhan organisasi di dalam melakukan aktivitas dan

meaksanakan tanggung jawab atas pengendalian yang menjadi bagiannya.


10

Menurut (Boyton dkk, 2003) lingkungan pengendalian adalah pondasi dasar

yang mendasari dari penaksiran risiko yang menyediakan disiplin dan struktur

bagi penaksiran risiko. Lingkungan pengendalian sangat penting dalam

kinerja sistem informasi karena menjadi dasar keefektifan dan keakuratan

sebuah data transaksi. Apabila lingkungan pengendalian menunjukan kondisi

yang baik, maka akan memberi pengaruh yang signifikan bagi pengguna.

Berdasarkan penelitian oleh Sandra (2021), Askikarno (2019), Triono dan

Dewi (2020) menyatakan bahwa lingkungan pengendalian berpengaruh

positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sementara penelitian oleh

Putri (2017) menyatakan bahwa lingkungan pengendalian tidak berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Penilaian risiko merupakan suatu aktivitas yang dilaksanakan untuk

memperkirakan suatu risiko dari situasi yang bisa didefinisikan dengan jelas

ataupun potensi dari suatu ancaman atau bahaya yang dihadapi perusahaan.

Penilaian risiko juga bisa diartikan sebagai suatu proses pemeriksaan

keamanan dengan suatu struktur tertentu, pembuatan suatu rekomendasi

khusus, dan rekomendasi pengambilan keputusan. Menurut Anindita (2006)

penilaian risiko identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko perusahaan yang

berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang andal. Dengan adanya

penilaian risiko, maka setiap pengguna sistem dapat mengidentifikasi setiap

risiko terjadi dan akan lebih mudah dalam memperkirakan tindakan untuk

kemudian diminimalisir, karena semakin baik identifikasi risiko dan analisis

risiko dalam mengatasi kemungkinan kejadian yang mengancam maka

pengolalaan data transaksi atau laporan keuangan berjalan dengan baik dan
11

efektif serta bebas dari permasalahan. Berdasarkan penelitian oleh Sandra

(2021), Askikarno (2019), Triono dan Dewi (2020) menyatakan bahwa

penilaian resiko berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi, sementara penelitian oleh Putri (2017) menyatakan bahwa

penilaian resiko tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

membantu memastikan arahan manajemen telah dilaksanakan. Menurut

James A. Hall (2011) aktivitas pengendalian (control activities) adalah

berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa

tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang

telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian menjadi hal yang harus dilakukan

untuk meminimalisasi kesalahan dan kecurangan dalam suatu perusahaan,

yang dibentuk oleh manajemen (Suartana, 2009). Jadi berdasarkan penelitian

oleh Sandra (2021) menyatakan bahwa aktivitas pengendalian berpengaruh

positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sementara penelitian oleh

Triono dan Dewi (2020) menyatakan bahwa aktivitas pengendalian tidak

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Informasi dan komunikasi adalah komponen informasi yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mendapatkan, menukarkan dan mencatat

data transaksi yang dibutuhkan untuk mengendalikan dan mengatur operasi

perusahaan (James. A. Hall 2011). Informasi dan komunikasi merupakan

komponen penting yang sangat diperlukan untuk memperoleh berbagai

informasi yang diperlukan dan untuk melaksanakan tanggung jawab


12

pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuan pengguna sistem.

Tanpa adanya informasi dan komunikasi tentunya akan kesulitan untuk

melakukan segala pengendalian internal yang ada. Jadi berdasarkan penelitian

oleh Sandra (2021), Askikarno (2019), Triono dan Dewi (2020) menyatakan

bahwa informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi, sementara penelitian oleh Putri (2017) menyatakan

bahwa informasi dan komunikasi tidak berpengaruh kinerja sistem informasi

akuntansi.

Pemantauan adalah proses untuk menilai kualitas kinerja pengguna

sistem dalam suatu organisasi, mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan,

mengevaluasi kerja dan menerapkan tindakan tindakan korektif sehingga

hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan

merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja suatu sistem dalam

waktu tertentu dengan evaluasi secara terpisah, mencakup penentuan desain

dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan tindakan koreksi (Halim,

2008). Dengan adanya pemantauan, perusahaan dapat mengamati atau

mengetahui perkembangan, kemajuan apakah kinerja sistem baik secara

digital maupun manual tersebut efektif. Jadi berdasarkan Penelitian oleh Putri

(2017), Sandra (2021) dan Askikarno (2019) menyatakan bahwa pemantauan

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sementara

penelitian oleh Ekaulandari dan Dwirandra (2018) menyatakan bahwa

pemantauan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Berdasarkan latar belakang yang didukung fenomena dan perbedaan

hasil penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melalukan penelitian


13

dengan judul “Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko,

Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi Serta Pemantauan

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di Koperasi Simpan

Pinjam Kecamatan Petang”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang?

2. Apakah penilaian risiko berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang?

3. Apakah aktivitas pengendalian berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang?

4. Apakah informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang?

5. Apakah pemantauan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan

Petang.

2. Untuk mengetahui pengaruh penilaian risiko terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.


14

3. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas pengendalian terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan

Petang.

4. Untuk mengetahui pengaruh informasi dan komunikasi terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan

Petang.

5. Untuk mengetahui pengaruh pemantauan terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis :

a. Bagi Peneliti

Melatih berpikir dengan disiplin ilmu di bangku perkuliahan, dan dapat

menjadi kajian lebih lanjut bagi peneliti serta menambah wawasan

ataupun pengetahuan mengenai ilmu yang diteliti.

b. Bagi Pembaca dan Akademi

Menambah ilmu pengetahuan akuntansi tentang pengaruh lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang dan untuk

referensi penelitian selanjutnya.

c. Bagi Fakultas/Universitas Mahasaraswati Denpasar

Hasil penelitia ini diharapkan dapat memberikan inpirasi bagi peneliti

dimasa mendatang dengan penelitian yang sejenis dan untuk menambah


15

refrensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian pada masalah yang

sama.

2. Manfaat praktis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat akan pentingnya efektivitas sistem informasi akuntansi dari

pajak itu sendiri serta memberikan informasi mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Technology Accepatance Model (TAM)

Technology Accepatance Model (TAM) adalah sebuah sistem

informasi yang terdiri dari jaringan semua saluran komunikasi yang

digunakan dalam sebuah organisasi dan sistem informasi ini ditemukan oleh

Davis (1989:319). Technology Accepatance Model (TAM) merupakan salah

satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer.

Technology Accepatance Model (TAM) bertujuan untuk menjelaskan

dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem

informasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap

sebuah teknologi dalam organisasi. TAM ini dikembangkan dari sebuah teori

psikologis yang menjelaskan perilaku penggunanya berlandaskan

kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan

perilaku pengguna (user behavior relationship) dan hubungan teknologi

informasi yang dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan

pengguna (easy of use). Secara empiris model ini telah terbukti memberikan

gambaran pada aspek perilaku, dimana banyak pengguna sistem dapat dengan

mudah menerima teknologi informasi karena sesui dengan apa yang

diinginkannya (Jogiyanto, 2007:111).

16
17

Davis (1993) menyatakan kemanfaatan (unfulnes) adalah ukuran

dimana pengguna suatu teknologi dipercaya dapat mendatangkan manfaat

bagi orang yang menggunakannya. Menurut Shun Wang et al. (2003) persepsi

kemanfaatan adalah definisi dimana seseorang percaya bahwa dengan

menggunakan sistem tertentu maka akan meningkatkna kinerja mereka.

Kemudahan pengguna (easy of use) dalam teknologi diartikan sebagai

ukuran akan kepercayaan seseorang terhadap sistem yang mudah dipahami

dan digunakan (Davis 1993). Menurut Wibowo (2006:7) bahwa suatu

persepsi kemudahan pengguna diartikan sebagai suatu ukuran dimana

seseorang percaya bahwa sistem mudah dipahami. Sistem yang lebih sering

digunakan menunjukkan sistem tersebut lebih mudah dioperasikan oleh

penggunanya.

Kaitannya dengan penelitian ini mengenai kinerja sistem informasi

akuntansi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan

pengendalian, penilaian risiko;, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan karena TAM yakin kemanfaatan dan

kemudahan pengguna dalam sistem informasi akan meningkatkan efisiensi

kinerja organisasi sehingga memudahkan individual atau organisasi tersebut

dalam pengambilan keputusan. Teori TAM menjelaskan hubungan sebab

akibat antara keyakinan akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan

pengunanya, perilaku, tujuan, dan keperluan suatu sistem informasi.


18

2.1.2 Teori Stewardship


Grand Teory yang mendasari yang mendasari penelitian ini

merupakan bagian dari agency theory yaitu stewardship theory. Menurut

Donaldson dan Davis (1991) dan Anton (2010) Stewardship menggambarkan

bahwa tidak ada suatu keadaan situasi para manajemen termotivasi untuk

tujuan-tujuan individu melainkan lebih fokus untuk tujuan sasaran utama

yaitu kepentingan organisasi. Teori stewardship juga merupakan teori yang

menggambarkan situasi dimana para manajer tidak termotivasi oleh tujuan-

tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk

kepentingan organisasi, sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan

sosiologi yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward

berusaha mencapai sasaran organisasinya (Sanjaya, 2017).

Teori stewardship dibangun berdasarkan asumsi filosofi mengenai

sifat manusia yaitu pada hakikatnya manusia dapat dipercaya, mampu

bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran

pada pihak lain. Tercapainya kesuksesan dalam sebuah organisasi pemerintah

dapat dicapai dengan cara maksimalisasi utilitas principals dan manajemen.

Teori stewardship memandang bahwa manajemen sebagi pihak yang dapat

dipercaya oleh publik untuk melakukan tindakan yang baik dan berguna

untuk kepentingan bersama baik secara khusus maupun umum. Implikasi dari

teori stewardship pada penelitian ini adalah pada pihak koperasi. Dimana

koperasi akan bekerja sebaik-baiknya untuk kepentingan anggota yang telah

menanamkan modalnya dalam hal transparasi pelaporan keuangan. Seperti

memberikan atau menerbitkan informasi akuntansi mengenai laporan


19

keuangan dan pelaporan keuangan yang mudah dimengerti dan dijangkau

oleh anggotanya.

2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Mulyadi (2008:3) sistem informasi akuntansi adalah

oraganisasi, catatan, laporan yang dikoordinasikan untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan perusahaan guna memudahkan dalam

pengelolaan suatu perusahaan. Menurut Krismiaji (2010:14) sistem informasi

akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data transaksi keuangan

untuk menghasilkan informasi yang akurat dalam mengoprasikan bisnis.

Menurut Bodnar dan Hopword (2006:3) sistem informasi akuntansi adalah

kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk

mengubah data transaksi keuangan ke dalam informasi. Informasi tersebut

akan dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan sistem

informasi akuntansi adalah sistem informasi dimana ada interaksi antara

sumber daya manusia sebagai pelaksanaannya dan mesin sebagai alat untuk

memproses serta mengubah data transaksi keuangan menjadi informasi yang

dibutuhkan manajemen untuk merencanakan, mengendalikan, dan

mengoprasikan bisnis. Menurut Krismiaji (2010:19) Fungsi sistem informasi

akuntansi (SIA) sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data transaksi.

2. Memproses data transaksis.

3. Menyimpan data untuk keperluan di masa yang akan datang.


20

4. Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi

laporan yang tersimpan di komputer.

5. Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi

yang disampaikan akurat.

Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk memberikan

informasi akuntansi kepada pihak yang menggunakan informasi tersebut, baik

bagi pihak internal seperti manajer maupun pihak eksternal seperti pelanggan

atau nasabah (Supriyanti 2006). Dimana tujuan sistem informasi akuntansi

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen

suatu perusahaan, karena manajemen memiliki tanggung jawab yang

besar terhadap informasi pengaturan dan penggunaan sumber daya

organisasi dalam meningkatkan pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh perusahaan, karena

keputusan harus dibuat oleh perusahaan dalam rangka merencanakan

dan mengendalikan jalannya perusahaan melalui transaksi yang

diproses serta melakukan tanggung jawab .dalam hal pengambilan

keputusan.

3. Untuk mendukung operasi perusahaan, untuk beroperasi perusahaan

melakukan sejumlah pemprosesan transaksi melalui pencatatan

akuntansi deng ketentuan prosedur sehingga membantu pengguna

untuk bekerja lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sistem informasi akuntansi (SIA)

digunakan untuk mengolah informasi dan menyediakan informasi bagi pihak


21

internal selaku manajer perusahaan SIA digunakan sebagai pendukung dalam

pengemabilan keputusan dan mendukung kegiatan operasi perusahaan,

sedangkan bagi pihak eksternal perusahaan SIA digunakan sebagai informasi

bagi pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat.

2.1.4 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Mulyadi (2008:3) sistem informasi akuntansi merupakan

suatu bentuk sistem informasi yang memiliki tujuan untuk menyedian

informasi bagi pengelola kegiatan usaha, memperbaiki informasi yang

dihasilkan oleh sistem yang sudah ada sebelumnya, pengendalian akuntansi

dan juga pengecekan internal, serta membantu memperbaiki biaya klerikal

dalam pemeliharaan catatan akuntansi. Sedangkan menurut Azhar Susanto

(2017:80) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sub-sub sistem

atau komponen baik itu fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan dan

bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi

yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.

Menurut Mahsun, dan Nurhayati (2012:65) mengemukakan kinerja

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan

atau program dalam mewujudkan sasaran, tujuam dan visi organisasi yang

terutang dalam strategi planning organisasi. Sedangkan menurut Sutrisno

(2016:172) kinerja adalah hasil kerja karyawan dilihat dari aspek kualitas,

kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh organisasi. Sudibyo dan Kuswanto (2011:2) mengemukakan

baik buruknya kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat dari kepuasan

pemakai SIA dan pemakaian SIA itu sendiri. Kepuasan pemakai SIA dapat
22

dilihat dari mudahnya dalam pengoperasikan sistem informasi itu sendiri,

selain itu juga sistem informasi yang digunakan mempunyai kualitas yang

baik sehingga dalam kegiatan operasionalnya, koperasi dapat memberikan

informasi yang efektif dan efisien serta dapat menghasilkan laporan-laporan

akuntansi yang baik, akurat dan mudah dipahami yang akan memberikan

dampak yang baik bagi sebuah koperasi dan sebagai tolak ukur dari

keberhasilan penerapan sistem baik dalam suatu organisasi.

Almilia dan Brilliantien (2007) mengemukakan bahwa keberhasilan

sistem informasi akuntansi dapat diukur dari kinerja perusahaan karena baik

buruknya dari sebuah sistem informasi akuntansi akan menentukan kepuasan

dari pemakaian sistem informasi dan pemakaian informasi itu sendiri.

Kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi menunjukan seberapa jauh

pemakai puas dan percaya sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi

kebutuhan mereka. Ketika sistem informasi diperlukan, kepuasan manajemen

dengan sistem informasi akan menentukan kepuasan pemakai.

Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja sistem

informasi akuntansi dalah kualitas dan kuantitas dari kumpulan sumber daya

baik manusia maupun peralatan yang diatur mengubah data akuntansi

menjadi sebuah informasi untuk pengambilan keputusan. Kinerja suatu sistem

informsi akutansi akan menunjukan keberhasilan apabila diukur dengan

menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem informasi akuntansi.


23

2.1.5 Lingkungan Pengendalian


Lingkungan pengendalian yang diterbitkan oleh Committee of

Sponsoring Organizations (COSO), yang dikutip oleh Romney at all (2015)

adalah budaya perusahaan yang mempengaruhi cara organisasi menetapkan

strategi dan tujuan dalam membuat struktur aktivitas bisnis dan

mengidentifikasi, menilai, serta merespon risiko. Lingkungan pengendalian

merupakan dasar dari komponen pengendalian intern. Faktor-faktor yang

mempengaruhi lingkungan :

1. Pengendalian yaitu : Filosofi manajemen dan gaya operasi.

Sebuah organisasi memiliki sebuah filosofi dan kepercayaan dan sikap

yang dianut bersama, tentang risiko yang mempengaruhi kebijakan,

procedure, komunikasi lisan dan tulisan serta keputusan. Semakin

bertanggung jawab filosofi manajemen dan gaya operasi maka makin

besar kemungkinan para pegawai akan bertindak dan bertanggung jawab.

2. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika.

Organisasi membutuhkan sebuah budaya yang menekankan integtitas dan

komitmen pada nilai-nilai etis serta kompetensi.

3. Struktur organisasi

Sebuah Struktur organisasi perusahaan memberikan sebuah kerangka

untuk operasi perencanaan, pengendalian, dan pengawas.

4. Penetapan wewenang dan tanggungjawab

Manajemen harus memastikan para pegawai harus memahami sasaran dan

tujuan entitas, menetapkan wewenang dan tanggungjawab untuk sasaran

dan tujuan yang baik untuk departemen maupun individu, serta mendorong

penggunaan .untuk menyelesaikan masalah.


24

5. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit.

Dewan direksi yang terlibat mewakili pemangku kepentingan dan

memberikan tinjauan independen manajemen yang bertindak berupa

pengecekan dan penyeimbangan atas tindakan tersebut. Komite audit

bertanggung jawab pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan,

pengendalian internal maupun eksternal, yang melaporkan seluruh

kebijakan dan praktik akuntansi penting kepada komite tersebut. Para

dewan harus menyetujui strategi perusahaan dan meninjau kebijakan

keamanan.

6. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

7. Kebijakan sumber daya manusia dan praktik-praktik yang mengatur

kondisi kerja, insentif pekerjaan dan kemajuan karier dapat menjadi

kekuatan dalam mendorong kejujuran, efisiensi dan layanan loyal.

Kebijakan manajemen harus berisi tingkatan keahlian yang diperlukan,

perilaku etis, dan integritas yang diperlukan.

2.1.6 Penilaian Risiko


Penilaian risiko yang diterbitkan oleh Committee of Sponsoring

Organizations (COSO), dimana manajemen harus mengidentifikasi dan

menganalisis risiko untuk menentukan cara risiko seharusnya dikelola.

Manajemen juga harus mengidentifikasi perubahan dan dapat secara

signifikan berdampak pada sistem pengendalian internal. Risiko sebuah

kejadian yang teridentifikasi dinilai dalam beberapa cara berbeda

kemungkinan dampak positif dan negative, secara individu dan berdasarkan


25

kategori, dampak pada unit organisasi lain serta berdasarkan sifat bawaan dan

residual.

2.1.7 Aktivitas Pengendalian


Aktivitas Pengendalian yang diterbitkan oleh Committee of

Sponsoring Organizations (COSO), adalah kebijakan dan procedure dan

aturan yang memberikan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian telah

dicapai dan respon risiko dilakukan. Hal tersebut merupakan tanggungjawab

manajemen untuk mengembangkan sebuah system yang aman dan

dikendalikan dengan tepat. Manajemen harus memastikan bahwa procedure

pengendalian dipilih dan dikembangkan untuk membantu dan mengurangi

risiko hingga level yang dapat diterima, pengendalian umum yang sesuai

dipilih dan dikembangkan melalui teknologi, dan aktivitas pengendalian

diimplementasikan dan dijalankan sesuai dengan kebijakan dan prosedur

perusahaan yang telah ditentukan. Petugas keamanan dan staf operasi yang

memastikan bahwa prosedur pengendalian telah diikuti.

2.1.8 Informasi Dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi yang diterbitkan oleh Committee of

Sponsoring Organizations (COSO), dimana memperoleh dan

mempertukarkan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur, mengelola, dan

mengendalikan operasi perusahaan. Tujuan utama dari system informasi

akuntansi adalah untuk mengumpulkan, mencatat, memproses, menyimpan,

meringkas, dan mengkomunikasikan informasi mengenai sebuah organisasi.


26

Hal tersebut meliputi pemahaman cara transaksi dilakukan, data diperoleh,

file diakses serta diperbaharui, data diproses dan informasi dilaporkan,

dimana hal ini meliputi pemahaman pencatatan dan procedure akuntansi,

dokumen pendukung dan laporan keuangan. Sebagai tambahan untuk

pengidentifikasian dan pencatatan seluruh transaksi yang valid, system

informasi akuntansi harus mengklasifikasikan transaksi secara tepat, mencatat

transaksi pada nilai moneter dan periode akuntansi yang sesuai, dan

menyajikan transaksi secara tepat dan pengungkapan lainnya di dalam

laporan keuangan. Komunikasi harus dilakukan secara internal dan eksternal

untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan guna menjalankan aktivitas

pengendalian intern harian.

2.1.9 Pemantauan
Pemantauan yang diterbitkan oleh Committee of Sponsoring

Organizations (COSO), bahwa pengendalian intern yang telah ditetapkan

harus diawasi secara berkelanjutan, dievaluasi, dimodifikasi sesuai

kebutuhan. Metode utama dalam pengawasan kinerja yaitu:

1. Menjalankan evaluasi pengendalian internal

Efektivitas pengendalian internal diukur dengan menetapkan evaluasi

formal, di sini sebuah tim harus dibentuk untuk melakukan evaluasi.

2. Implementasi pengawasan yang efektif

Pengawasan yang efektif melibatkan melatih dan mendampingi

pegawai, mengawasi kinerja dan mengoreksi kesalahan.

3. Mengawasi aktivitas system


27

Seluruh transaksi dan aktivitas system harus direkam di dalam sebuah

log yang dapat mengindikasikan siapa yang mengakses data, kapan

dan perangkat online apa.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya


1. Aditya (2017)

Identifikasi masalah yang dibahas dalam penulisan ini adalah

bagaimana sistem pengendalian intern, bagaimana kualitas laporan

keuangan daerah dan seberapa besar pengaruh lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi pada Kantor Cabang Pelayanan Pendapatan Daerah

Kabupaten Sukabumi II Pelabuhan Ratu. Metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif dan asosiatif dengan teknik pengumpulan

data yang dilakukan adalah kuesioner. Sedangkan analisis yang

digunakan adalah analisis regresi linear berganda, koefisien korelasi,

koefisien determinasi dan hipotesis uji t. Berdasarkan hasil penelitian

dapat diketahui bahwa pelaksanaan lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta

pemantauan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi menghasilkan

nilai r= 0,603, yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat

dan positif. Analisis determinasi menghasilkan Kd=36,36%, artinya

pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi memberikan pengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi daerah sebesar 36,36%


28

sementara sisanya sebesar 63,64% kinerja sistem informasi akuntansi

daerah dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis menghasilkan hitung

2,831 > ttabel 2,145 , maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi daerah

pada Kantor Cabang Pelayanan Pendapatan Daerah Kabupaten

Sukabumi II Pelabuhan Ratu.

2. Putri (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan

komunikasi dan pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi Pemerintah Daerah Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan

Riau, Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang, Inspektorat Daerah

Kabupaten Bintan. Responden dalam penelitian ini adalah auditor.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 53 responden dan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden. Metode

pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reabilitas,

uji asumsi klasik, analisa regresi berganda, analisa korelasi pearson, uji

F, uji t serta koefisien determinasi. Dari hasil penelitian diperoleh

aktivitas pengendalian dan pemantauan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi Pemerintah Daerah. Sedangkan


29

lingkungan pengendalian, penilaian risiko dan informasi dan

komunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi Pemerintah Daerah.

3. Ekauandari dan Dwirandra (2018)

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui lingkungan pengendalian,

penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi,

serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Faktor

utama keberhasilan LPD bergantung pada bagaimana komitmen krama

desa dan pengurus dalam memajukan dan mengembangkan LPD,

terutama pengembangan pada sistem pemberian kreditnya. Metode

pengumpulan datanya, yaitu dengan teknik kuesioner. Sampel yang

digunakan sebanyak 39 LPD dan masing-masing diambil dua

responden dari tiap LPD di Kabupaten Gianyar, sehingga diperoleh 78

responden. Penentuan sampel menggunakan metode probability

sampling dengan teknik proportionate stratified random sampling.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan

uji interaksi (Moderated Regression Analysis). Penelitian ini telah

memenuhi syarat uji instrumen, uji asumsi klasik, serta uji kelayakan

model dengan Adjusted R2 sebesar 67,5 persen. Berdasarkan hasil

pengujian hipotesis diketahui bahwa penilaian resiko, informasi dan

komunikasi, aktivitas pengendalian, serta lingkungan pengendalian

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sedangkan

pemantauan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.
30

4. Andriani dkk (2019)

Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Manfaat dalam penelitian ini salah satunya menambah

pengetahuan dan memperluas wawasan penulis, memberikan informasi

yang bermanfaat atau masukan kepada PDAM Tirtawening Kota

Bandung mengenai Pengendalian internal dan kinerja sistem informasi

akuntansi, dan diharapkan dapat menjadi referensi untuk pengkajian

dan penelaahan lebih lanjut mengenai permasalahan yang sama ataupun

sebagai bahan kepustakaan. Dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner dan diolah menggunakan Software SPSS.

Populasi didalam penelitian ini merupakan seluruh bagian Keuangan

dan bagian SPI yang keseluruhannya berjumlah 31 orang. Teknik

pengembilan sampel menggunakan metode sampel jenuh. Penelitian ini

menggunakan metode analisis data yaitu analisis regresi linier

berganda. Hasil pengujian statistik memperlihatkan bahwa lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi di PDAM Tirtawening Kota Bandung

menghasilkan nilai Persamaan regresi Y = 1,099 + 0,348 X dan hasil

koefisien determinasi 45,6%. Dapat diketahui dari hasil penelitian

ini bahwa terdapat pengaruh antara Pengendalian Internal terhadap


31

Kinerja Sitem Informasi Akuntansi di PDAM Tirtawening Kota

Bandung.

5. Askikarno (2019)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,

informasi dan komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Mamasa. Teknik pengumpulan data menggunakan

kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 pegawai Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mamasa. Penelitian

ini menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data

menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji-f, dan uji-t

dengan software SPSS for windows. Hasil penelitian menemukan bahwa

terdapat pengaruh positif antara lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan

pemantauan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi secara

simultan; secara parsial dan terdapat pengaruh positif antara lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, dan pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

6. Faishol (2019)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi


32

akuntansi pemerintah Kabupaten Lamongan. Sampel dalam penelitian

ini adalah pegawai bagian keuangan pada 15 SKPD Pemerintah

Kabupaten Lamongan sebanyak yang terdiri dari 71 responden, metode

pengumpulan data menggunakan kuesioner, metode analisis data

menggunakan analisis regresi linear berganda dan proses pengolahan

data menggunakan program computer SPSS (Ststistical Package For

Social) versi 21. Dari hasil pengujian secara parsial (uji t) dapat

dijelaskan bahwa t-hitung ≥ t-tabel dengan perbandingan angka sebesar

36,583 ≥ 1,667, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi. Secara simultan (uji F) didapatkan hasil

bahwa F-hitung ≥ F-tabel dengan perbandingan angka 1338,328 ≥ 3,98

maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh simultan

antara variabel lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan intern

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

7. Mulyati dkk (2019)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Penelitian ini dilakukan terhadap salah satu organisasi sektor

publik, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Ciamis.

Untuk menguji hipotesis kami menggunakan model regresi liner


33

berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel yang diteliti,

dimana data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebar kepada

30 orang yang merupakan bagian akuntansi dan auditor di RSUD

sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa antara

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,

informasi dan komunikasi, serta pemantauan dengan kinerja sistem

informasi akuntansi memiliki hubungan yang kuat dengan arah yang

positif. Sementara itu hasil uji hipotesis menunjukan bahwa sistem

pengendalian intern berpengaruh signifikan sebesar 41,6% terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi.

8. Wahyuni dkk (2019)

Penelitian ini mengkaji pengaruh beberapa faktor Sistem Pengendalian

Internal (pengendalian lingkungan, penilaian risiko, kegiatan

pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan) terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi Pemerintah Daerah. Populasi dari

penelitian ini adalah mereka yang bekerja di SKPD Kabupaten

Manokwari. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala dan pegawai

bagian akuntansi/keuangan. Penelitian dilakukan terhadap 45 responden

sebagai sampel yang didapat dari teknik probabilitas sampling. Data

penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh

variabel independen berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi Pemerintah Daerah. Hal ini menunjukkan Sistem


34

Pengendalian Internal yang dimiliki Pemerintah Daerah Kabupaten

Manokwari sangat baik.

9. Triono dan Dewi (2020)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris

tentang analisis pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pemerintah daerah (Studi

Empiris pada SKPD Kabupaten Sukoharjo Daerah). Teknik analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kualitas data yang

meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik yang meliputi

uji normalitas, uji multikolinearitas dan heteroskedastisitas uji, uji

persamaan regresi linier berganda, dan uji hipotesis yang meliputi uji t,

uji F, dan Uji R2. NS hasil penelitian menunjukkan bahwa Lingkungan

pengendalian berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. penilaian risiko berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi. Aktivitas pengendalian tidak berpengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi. Informasi dan Komunikasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Pengawasan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat variabel independen

yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil uji R2 menunjukkan bahwa kemampuan variabel

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, pengendalian kegiatan,

informasi dan komunikasi, dan pemantauan dapat menjelaskan variabel


35

kinerja sistem informasi akuntansi sebesar 69%. dan sisanya 31%

dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

10. Sandra (2021)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Lingkungan

Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan

Komunikasi, dan Pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akutansi Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa

kuesioner yang disebar diseluruh Organisasi Perangkat Daerah

Kabupaten Kuantan Singingi. Jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah 161 orang dan jumlah sampel adalah 78 orang. Penelitian ini

merupakan penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Analisis

data dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linear

berganda dengan bantuan software SPSS 21. Dalam penelitian ini

menggunakan 5 variabel independen yaitu Lingkungan Pengendalian

(X1), Penilaian Risiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3), Informasi

dan Komunikasi (X4), Pemantauan (X5) dan kinerja sistem informasi

akuntansi (Y) sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa, pertama lingkungan pengendalian berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

Kabupaten Kuantan Singingi sebesar 0.234 atau 23.4% dengan nilai

signifikan 0.031. Kedua, penilaian risiko berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Kabupaten

Kuantan Singingi sebesar 0.138 atau 13.8% dengan nilai signifikan


36

0.042. Ketiga, kegiatan Pengendalian berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Kabupaten Kuantan

Singingi sebesar 0.151 atau 15.1% dengan nilai signifikan 0.032.

Keempat, informasi dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Kabupaten Kuantan

Singingi sebesar 0.374 atau 37.4% dengan nilai signifikan 0.000.

Kelima, pemantauan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi Kabupaten Kuantan Singingi sebesar

0.303 atau 30.3% dengan nilai signifikan 0.001.


BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam suatu penelitian digunakan untuk

menjelaskan hubungan antar variabel, bisa dengan dua variabel atau lebih.

Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau secara mandiri,

maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis

untuk masing masing variabel, juga argumentasi terhadap variabel yang

diteliti (Haryako dan Warigin, 2015). Kerangka pikir merupakan bagian teori

dari penelitian yang menjelaskan alasan atau argumentasi pada rumusan

hipotesis yang menggambarkan alur pikiran peneliti dan memberikan

penjelasan kepada orang lain mengapa dia mempunyai anggapan seperti itu

yang diuraikan pada hipotesis. Penulisan kerangka pikir didasarkan atas

pendapat para ahli dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

Dalam penelitian ini menggunakan teori Technology Accepatance

Model (TAM) karena teori TAM dirasa memiliki hubungan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Teori TAM

menjelaskan mengenai dua faktor kunci yaitu persepsi pemanfaatan

(perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu

bahwa pengguna sistem informasi tertentu akan meningkatkan kinerjanya.

Persepsi kemudahan pengguna (perceived ease of use) didefinisikan sebagai

tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi

37
38

merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras dari

pemakainya.

Lembaga keuangan seperti koperasi saat ini dalam prakteknya

bersaing ketat dengan lembaga keuangan lainnya seperti Bank Perkreditan

Rakyat (BPR), LPD dan lain sebagainya, sehingga koperasi dituntut untuk

terus meningkatkan pelayanannya. Salah satu cara meningkatan pelayanan

suatu koperasi adalah melalui peningkatan kinerja koperasi dalam bentuk

laporan keuangan yang lengkap. Agar koperasi bisa lebih berkembang dan

mampu memberikan pelayanan yang baik kepada para anggotanya, maka

perlu dilakukan beberapa faktor seperti lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, aktivitas pengendalian,serta pemantauan sehingga para pemakai bisa

dengan baik mempergunakan sistem tersebut dan kepuasan dapat dirasakan.

Menurut Komara (2005) untuk mengukur kinerja sistem informasi akuntansi

dilihat dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai sistem informasi

akuntansi (SIA) dan peakaian sistem informasi akuntansi (SIA) itu sendiri

oleh para karywan dalam membantu penyelesaian pekerjaan untuk mengolah

data-data keuangan menjadi informasi akuntansi.

Lingkungan Pengendalian merupakan seluruh aspek mulai dari

perilaku, struktur, dan pedoman yang ada pada sebuah operasional

perusahaan. Lingkungan pengendalian menyediakan struktur organisasi yang

memberikan gambaran terhadap sikap dan kesadaran dari pengurus untuk

melakukan tugas dan wewenangnya. Lingkungan pengendalian menjadi

fondasi terhadap unsur-unsur yang membentuk pengendalian internal lainnya.

Lingkungan pengendalian digunakan untuk mengawasi jalannya transaksi


39

data keuangan dan penggunaan program aplikasi komputer. Dengan adanya

lingkungan pengendalian suatu perusahaan bertujuan untuk menjaga setiap

transaksi data keuangan yang dicatat, diproses, dan dilaporkan dengan baik

serta dengan adanya lingkugan pengendalian ini dapat menjadi lebih disiplin

dan terstruktur. Sebaliknya, jika suatu perusahaan tidak memiliki fondasi

tentunya akan roboh karena tidak ada aturan-aturan yang berlaku dan

integritas yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan.

Penilaian risiko merupakan tahapan pengelolaan risiko suatu

organisasi yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum (Munawir,2008:238). Penilaian risiko adalah identifikasi analisis,

tindakan, evaluasi dan pengelolaan risiko pada suatu perusahaan. Dimana

sebuah risiko yang sudah diidentifikasi akan bisa lebih mudah dianalisis

sehingga akan lebih mudah dalam memperkirakan tindakan untuk kemudian

diminimalisir. Dengan mengurangi risiko, perusahaan bisa lebih mudah

mencapai tujuan yang diinginkan.

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa pengarahan manajemen dapat terlaksana untuk

mencapai tujuan organisasi, yang dapat membantu dalam mengurangi

kesalahan dan kecurangan dalam mengolah data keuangan untuk mencapai

tujuan (Munawir,2008:239). Aktivitas pengendalian diperlukan untuk

mencegah terjadinya suatu peristiwa risiko, ataupun aktivitas yang harus

dilakukan jika suatu peristiwa risiko terjadi.


40

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan,

dan pertukaran informasi yang diimplementasikan dalam sistem akuntansi

untuk melaporkan atau menginput transaksi data (Munawir,2008:238).

Informasi dan komunikasi dapat digunakan sebagai penilaian terhadap suatu

kejadian atau kondisi yang mampu memberikan pengaruh positif dalam

pengambilan keputusan suatu organisasi. Tanpa adanya informasi dan

komunikasi tentu akan sulit untk melakukan segala proses pengendalian

mulai dari pembentukan kebijakan, analisis risiko, serta pengawasan yang

harus dilakukan.

Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja

suatu sistem dala waktu tertentu, dengan evaluasi secara terpisah, mencakup

penentuan desain dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan tindakan

koreksi (Halim,2008:80). Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengecek penampilan dari aktivitas yang dikerjakan (Gunawan dan

Benty,2017). Dengan adanya pemantauan bertujuan untuk mengamati,

memproses, mengetahui kemajuan dan perkembangan kinerja sistem

informasi dalam mengelola data keuangan untuk membantu dalam

pengambilan keputusan.

Dari uraian diatas, maka untuk gambar kerangka berpikir dalam

penelitian ini pada gambar 3.1 sebagai berikut:


41

Gambar 3. 1
Kerangka Berpikir Penelitian

Research GAP

Apakah Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko,


Aktivitas Pengendalian, Informasi Dan Komunikasi Serta
Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di
Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang?

H1 : Lingkungan pengendalian berpengaruh Penelitian


positif terhadap kinerja sistem informasi Sebelumnya:
akuntansi 1. Aditya (2017)
2. Putri (2017)
H2 : Penilaian risiko berpengaruh terhadap 3. Ekauandari dan
kinerja sistem informasi akuntansi Dwirandra (2018)
Teori Technology H3 : Aktivitas pengendalian berpengaruh 4. Andriani dkk
Acceptance Model terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (2019)
(TAM) 5. Askikarno (2019)
H4 : Informasi dan komunikasi berpengaruh 6. Faishol (2019)
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi 7. Mulyati dkk
(2019)
H5 : Pemantauan berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi
8. Wahyuni dkk
(2019)
9. Triono dan Dewi
(2020)
10. Sandra (2021)

Teknik Analisis Data


Analisis Regresi Linier Berganda

Pembahasan

Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran

Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2022)


42

Berdasarkan kerangka berpikir penelitian diatas dapat dilihat model penelitian

pada gambar 3.2 sebagai berikut :

Gambar 3. 2
Model Penelitian
Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian,
Informasi Dan Komunikasi Serta Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang

Lingkungan
Pengendalian

Penilaian Risiko

Kinerja Sistem Informasi


Aktivitas Pengendalian Akuntansi

Informasi dan
Komunikasi

Pemantauan

Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2022)


43

3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai masalah yang masih

mempunyai sifat praduga karena masalah tersebut masih harus dibuktikan

benar atau tidaknya. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih

lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak.

3.2.1 Pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi
Lingkungan pengendalian merupakan pengendalian yang

mempengaruhi keseluruhan organisasi dan menjadi “atmosfir individu

organisasi di dalam melakukan aktivitas dan melaksanakan tanggung jawab

atas pengendalian yang menjadi bagiannya. Dengan kata lain, Lingkungan

Pengendalian merupakan pondasi dasar yang mendasari suatu sistem

pengendalian intern perusahaan. Apabila Lingkungan Pengendalian

menunjukan kondisi yang baik, maka dapat memberi pengaruh yang cukup

baik bagi suatu organisasi, namun sebaliknya, apabila lingkungan

pengendalian jelek, mengindikasikan bahwa organisasi tersebut tidak sehat

(Tony, 2008:5).

Penelitian oleh Sandra (2021), Askikarno (2019) serta Triono dan

Dewi (2020) menyatakan bahwa lingkungan pengendalian berpengaruh

positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hal tersebut,

maka hipotesis yang diajukan oleh penelitian ini adalah:

H1: Lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.
44

3.2.2 Pengaruh Penilaian Risiko Terhadap Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi
Penilaian risiko terkait dengan aktivitas bagaimana entitas

mengidentifikasikan dan mengelola resiko sehingga entitas dapat

meminimalisasi terjadinya kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi.

Melalui proses penilaian resiko ini, maka setiap entitas dapat mengantisipasi

setiap kejadian yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi secara

optimal (Tony, 2008:6).

Penelitian oleh Sandra (2021), Askikarno (2019) serta Triono dan

Dewi (2020) menyatakan bahwa penilaian risiko berpengaruh positif terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis

yang diajukan pada penelitian ini adalah:

H2: Penilaian risiko berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

3.2.3 Pengaruh Aktivitas Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi
Aktivitas pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk

mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur

untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara

efektif. Primastuti (2006:230) menjelaskan bahwa “aktivitas pengendalian

meliputi organisasi pusat pengolahan data, prosedur dan standar perubahan

program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data

yang mempunyai tujuan untuk menjamin bahwa semua transaksi keuangan

yang telah diproses sekali saja secara lengkap, menjamin bahwa data
45

transaksi keuangan lengkap dan teliti, menjamin bahwa hasil pengolahan data

dan transaksi keuangan benar dan sesuai keadaan atau dapat diandalkan,

menjamin bahwa hasil pengolahan data keuangan dimanfaatkan untuk tujuan

yang telah ditetapkan, dan menjamin bahwa aplikasi keuangan dapat terus

menerus berfungsi.

Penelitian oleh Sandra (2021) menyatakan aktivitas pengendalian

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan

hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

H3: Aktivitas pengendalian berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

3.2.4 Pengaruh Informasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Sistem


Informasi Akuntansi
Laporan keuangan yang dihasilkan melalui sistem akuntansi adalah

salah satu bentuk informasi yang paling penting karena diciptakan untuk

mengidentifikasikan, merakit, menganalisa dan melaporkan transaksi serta

menyelenggarakan pertanggung jawaban kekayaan dan utang dari suatu

perusahaan, sedangkan komunikasi yang baik yang terjalin antar personel

perusahaan dapat memudahkan terjadinya perputaran informasi, hal ini

akhirnya dapat menambah akurasi dari suatu laporan keuangan Primastuti

(2006:230).

Penelitian oleh Sandra (2021), Askikarno (2019) serta Triono dan

Dewi (2020) menyatakan bahwa informasi dan komunikasi berpengaruh

positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan pernyataan-


46

pernyataan dan hasil dari penelitian sebelumnya maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4: Informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

3.2.5 Pengaruh Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Sukmana (2009:578) pelaksanaan pengawasan intern yang

dilakukan secara efektif dapat mengakibatkan sistem akuntansi keuangan

yang ditetapkan berjalan dengan baik, agar tidak terjadi penyimpangan dan

penyelewengan dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan, pemberian

wewenang dan keleluasaan harus diikuti dengan pengawasan yang kuat.

Penelitian oleh Putri (2021), Sandra (2021) serta Asikarno (2019)

menyatakan bahwa pemantauan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

nformasi akuntansi. Berdasarkan pernyataan-pernyataan dan hasil dari

penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H5: Pemantauan berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan.

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam yang terletak di

Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

4.2 Objek Penelitian


Objek penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2019). Objek dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan Koperasi Simpan Pinjam di

Kecamatam Petang, Kabupaten Badung yang menggunakan sistem informasi

akuntansi dalam pekerjaannya.

4.3 Identifikasi Variabel


Menurut Sugiyono (2016:61) variabel penelitian adalah suatu atribut,

sifat, nilai dari orang, objek dan kegunaan yang mempunyai variavi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat.

47
48

1. Variabel Bebas (X)

Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang dapat

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (dependen) (Sugiyono,2019:39).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah :

a. Lingkungan Pengendalian (X1)

b. Penilaian Risiko (X2)

c. Aktivitas Pengendalian (X3)

d. Informasi dan Komunikasi (X4)

e. Pemantauan (X5)

2. Variabel Terikat (Y)

Yang dimaksud variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019:39). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi.

4.4 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada

variabel, dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikasinya. Dalam

penelitian ini definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

4.4.1 Lingkungan Pengendalian (X1)


Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua

komponen pengendalian intern yang membentuk disiplin dan struktur. Coso


49

(2013) menjelaskan mengenai komponen lingkungan pengendalian yaitu

suatu proses, standar, struktur sebagai dasar dalam pelaksanaan pengendalian

seluruh organisasi. Dengan adanya lingkungan pengendalian akan

menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi, sikap manajemen

dan karyawan serta mempengaruhi kesadaran personal organisasi terhadap

pentingnya pengendalian yang terdapat didalam organisasi. Lingkungan

pengendalian yang dihasilkan memiliki dampak yang luas pada sistem secara

keseluruhan pengendalian internal.

Untuk variabel lingkungan pengendalian menggunakan 5 poin skala

likert yang diambil dari penelitian sebelumnya, yaitu skor 1 untuk Sangat

Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Kurang

Setuju (KS), skor 4 untuk Setuju (S), skor 5 untuk Sangat Setuju (SS).

Menurut Alamsyah (2017), ada tujuh indikator yang digunakan dalam

lingkungan pengendalian sebagai berikut:

a. Terjalinnya komunikasi serta penegakan nilai integritas dan etika di

internal organisasi.

b. Adanya komitmen karyawan terhadap kompetensi masing-masing.

c. Terciptanya partisipasi yang aktif oleh semua pihak yang

bertanggungjawab atas tata kelola.

d. Adanya filosofi dan gaya operasi manajemen yang mendukung jalannya

pengendalian.

e. Terbentuknya struktur organisasi perusahaan secara rinci.

f. Adanya pemberian wewenang dan tanggungjawab yang jelas.


50

g. Tersusunnya kebijakan yang mendukung praktik kerja karyawan

sebagai sumber daya yang dipekerjakan oleh perusahaan.

4.4.2 Penilaian Risiko (X2)


Risiko adalah peristiwa atau kejadian yang mungkin ada atau

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Penilaian risiko adalah identifikasi

analisis dan pengelolaan risiko pada suatu perusahaan. Risiko terhadap

pencapaian tujuan dari seluruh entitas dianggap relatif terhadap toleransi

risiko yang telah ditetapkan sehingga penilaian risiko membentuk dasar untuk

menentukan bagaimana risiko akan dikelola. Sebuah risiko yang sudah

diidentifikasikan akan bisa lebih mudah dianalisis sehingga akan lebih mudah

dalam memperkirakan tindakan terhadap peristiwa yang terjadi untuk

diminimalisir.

Untuk variabel penilaian risiko menggunakan 5 poin skala likert yang

diambil dari penelitian sebelumnya, yaitu skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju

(STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Kurang Setuju (KS),

skor 4 untuk Setuju (S), skor 5 untuk Sangat Setuju (SS). Menurut Aditya

(2017), ada empat indikator yang digunakan dalam penilaian risiko sebagai

berikut:

a. Menganalisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko

harus dikelola

b. Menilai perubahan yang dapat berdampak signifikan pada sistem

c. Identifikasi risiko

d. Mempertimbangkan potensi penipuan dalam menilai risiko


51

4.4.3 Aktivitas Pengendalian (X3)


Aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan

melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan

bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian

tujuan dilakukan. Dengan demikian aktivitas pengendalian dapat membantu

manajemen untuk mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan serta

memudahkan manajemen dalam pemisahan tugas yang tidak praktis dan

memilih kegiatan pengendalian yang alternative. Aktivitas pengendalaian ini

dilakukan pada semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses

bisnis, dan lingkungan teknologi.

Untuk variabel aktivitas pengendalian menggunakan 5 poin skala

likert yang diambil dari penelitian sebelumnya, yaitu skor 1 untuk Sangat

Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Kurang

Setuju (KS), skor 4 untuk Setuju (S), skor 5 untuk Sangat Setuju (SS).

Menurut Alamsyah (2017), ada lima indikator yang digunakan dalam

aktivitas pengendalian sebagai berikut:

a. Otorisasi transaksi dan kegiatan

b. Pemisahan fungsi

c. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan

d. Pemeriksaan independen dan review kinerja

e. Desain dokumen dan catatan


52

4.4.4 Informasi dan Komunikasi (X4)


Informasi sangat diperlukan oleh suatu pihak perusahaan. Adanya

informasi, manajemen bisa lebih mudah dalam menilai standar internal

maupun ekternal untuk mendukung fungsi komponen lainnya. Komunikasi

adalah proses proses yang berulang terus menerus memberikan, berbagi, dan

memeperoleh informasi yang diperlukan. Dengan demikian, adanya

komunikasi melibatkan penyediaan atas suatu pemahaman yang lebih jelas

terkait peran dan tanggung jawab suatu organisasi yang berkaitan dengan

sistem dalam meningkatkan kulaitas laporan keuangan serta dapat menerima

pesan dari manajemen yang jelas.

Untuk variabel informasi dan komunikasi menggunakan 5 poin skala

likert yang diambil dari penelitian sebelumnya, yaitu skor 1 untuk Sangat

Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Kurang

Setuju (KS), skor 4 untuk Setuju (S), skor 5 untuk Sangat Setuju (SS).

Menurut Aditya (2017), ada tiga indikator yang digunakan dalam informasi

dan komunikasi sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan mencatat transaksi

b. Mencatat transaksi pada periode akuntansi

c. Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan

keuangan

4.4.5 Pemantauan (X5)


Pemantauan adalah proses menentukan kualitas kinerja sistem

informasi baik itu secara digital maupun secara manual sepanjang waktu,
53

yang mencangkup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu

dan pengambilan tindakan risiko. Dengan adanya pemantauan, perusahaan

dapat mengamati atau mengetahui perkembangan, kemajuan apakah kinerja

sistem informasi secara digital tersebut sudah efektif.

Untuk variabel pemantauan menggunakan 5 poin skala likert yang

diambil dari penelitian sebelumnya, yaitu skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju

(STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Kurang Setuju (KS),

skor 4 untuk Setuju (S), skor 5 untuk Sangat Setuju (SS). Menurut Sandra

(2021), ada tiga indikator yang digunakan dalam pemantauan sebagai berikut:

a. Supervisi yang efektif

b. Audit Internal

c. Pemantauan berkelanjutan

4.4.6 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)


Kinerja sistem informasi akuntansi adalah kualitas dan kuantitas dari

kumpulan sumber daya baik manusia maupun peralatan yang digunakan oleh

perusahaan dalam pengambilan keputusan. Baik buruknya kinerja sistem

informasi dapat dilihat dari kepuasan SIA dan pemakaian SIA itu sendiri.

Kepuasan pemakai SIA dapat dilihat dari mudahnya dalam dalam

pengoperasian sistem informasi itu sendiri dan sistem informasi yang

digunakan mempunyai kualitas yang baik sehingga dalam kegiatan

operasionalnya perusahaan dapat memberikan informasi yang tepat dan

efektif serta dapat memberikan laopran keuangan yang akurat.


54

Untuk variabel kinerja sistem informasi menggunakan 5 poin skala

likert yang diambil dari penelitian sebelumnya, yaitu skor 1 untuk Sangat

Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk Kurang

Setuju (KS), skor 4 untuk Setuju (S), skor 5 untuk Sangat Setuju (SS).

Menurut Mahendra (2019), ada lima indikator yang digunakan dalam kinerja

sistem informasi akuntansi sebagai berikut:

a. Sistem informasi yang relevan

b. Sistem informasi yang dapat diandalkan

c. Informasi yang efektif dan efisien

d. Informasi dapat dipahami

e. Informasi yang akurat

4.5 Jenis dan Sumber Data


4.5.1 Jenis Data
a. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat,

skema, dan gambar (Sugiyono 2019:15). Data kualitatif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sejarah berdirinya Data kualitatif yang

digunakan dalam penelitian ini adalah struktur organisasi dan uraian tugas

masing-masing bagian.

b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono,2019:15). Data kuantitatif yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil kuesioner yang berupa jawaban responden yang

diukur dengan skala likert tentang masing-masing variabel


55

4.5.2 Sumber Data


a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer dalam penelitian ini adalah

jawaban kuesioner oleh responden.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti atau dikumpulkan

peneliti dari sumber yang telah ada. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah sejarah berdirinya, struktur organisasi fungsional, dan uraian tugas

masing-masing bagian.

4.6 Metode Penentuan Populasi dan Sampel


4.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono.

2019:26). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada

Koperasi Simpan Pinjam Di Kecamatan Petang dengan jumlah koperasi 22.

4.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2019:27). Metode penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel

dalam penelitian ini adalah :


56

1. Jumlah karyawan Koperasi Kecamatan Petang.

2. Karyawan yang telah menggunakan Sistem Informasi Akuntansi.

Tabel 4. 1
Kriteria Sampel
No Keterangan Jumlah

1 Jumlah Karyawan Koperasi Kecamatan Petang 130 orang

2 Karyawan yang tidak menggunakan SIA (60 orang)

3 Jumlah responden yang memenuhi kriteria 70 orang

sampel

Hasil data Koperasi Simpan Pinjam Tahun 2022

4.7 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Dokumentasi menurut Sugiyono (2019:203) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi data jumlah karyawan akuntansi

Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

2. Kuesioner menurut Sugiyono (2019:199) yaitu metode yang digunakan

untuk memperoleh data primer yang relevan dengan objek penelitian

berupa serangkaian pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Dalam penelitian ini kuesioner langsung diantarkan ke

lokasi penelitian dan diberikan kepada responden. Data yang diperoleh

dari metode ini adalah peneliti memperoleh jawaban dari pengisian


57

kuesioner oleh karyawan akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam

Kecamatan Petang.

4.8. Teknik Analisis Data


Metode analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

mengetahui sejauh mana variabel yang mempengaruhi variabel lain agar data

yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat, maka harus diolah atau

dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

4.8.1 Uji Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan

informasi mengenai pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan

Petang. Seluruh variabel di deskripsikan dengan nilai minimum, maksimum,

rata-rata dan simpangan baku.

4.8.2 Uji Instrumen


Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dari responden dengan menggunakan kuesioner atau

daftar pertanyaan. Jawaban-jawaban responden diberi nilai atau skor dengan


58

menggunakan skala likert dengan interval 5 (lima) jenjang dimana responden

diberikan kebebasan untuk menentukan pendapat atau opini pada kuesioner

tersebut. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena-fenomena sosial yang

ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Skala likert dengan rentang 1 sampai

5 digunakan penelitian ini dengan alasan untuk menghindari jawaban-

jawaban responden yang ambigu karena adanya pertanyaan” ragu-ragu" atau

"netral". Modifikasi skala likert meniadakan kategori jawaban yang di tengah

berdasarkan pertimbanganbahwa jawaban yang tersedia di tengah akan

menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (Central Tendency Effect),

terutama bagi responden yang ragu-ragu atas kecenderungan jawaban dan jika

disediakan kategori jawaban di tengah, maka data penelitian akan banyak

hilang sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari

responden (Badera, 2008). Jawaban setiap instrumen mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif dan responden diminta untuk

memberikan respon terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu

diantara pilihan yang bersifat berjenjang.

Dalam penelitian ini kesungguhan responden dalam menjawab

pertanyaan merupakan hal yang penting karena keabsahan (validitas) suatu

hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat pengukur instrumen yang

digunakan dan data yang diperoleh. Berdasarkan pertimbangan tersebut

dalam penelitian ini dilakukan pengujian apakah instrumen dan data

penelitian berupa jawaban responden telah dijawab dengan benar atau tidak.

Pengujian tersebut meliputi pengujian validitas dan pengujian reliabilitas.


59

1. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2014:203). Uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mengungkapkan sesuatu yang

diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat dilakukan dengan

menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan

skor total. Apabila koefisien korelasi positif dan lebih besar dari 0,3

dengan tingkat kepatuhan alpha 0,05 maka indikator tersebut dikatakan

valid (Ghozali, 2018:59).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data

karena instrumen tersebut sudah baik sehingga dapat diandalkan.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2019:117). Suatu

Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan memberikan nilai

Cronbach Alpha (α) > 0,70 (Ghozali, 2006:42).

4.8.3 Persamaan Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk Mengetahui

apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang berpengaruh


60

dan signifikan maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi regresi.

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara

variabel independen dan dependennya. Model regresi linear berganda

ditunjukkan oleh persamaan berikut :

KSIA = α + β1LP + β2PR +β3AP + β4IK+ β5PN+e

Diminta :

KSIA = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

LP = Lingkungan Pengendalian

PR = Penilaian Risiko

AP = Aktivitas Pengendalian

IK = Informasi dan Komunikasi

PN = Pemantauan

E = Error

4.8.4 Uji Asumsi Klasik


Untuk kepentingan analisis, variabel-variabel yang dioperasikan harus

memenuhi persyaratan sehingga tidak menghasilkan penafsiran yang bias

dalam pengujian. Pengujian pendahuluan diperlukan karena model analisis

didasarkan pada asumsi-asumsi penyederhanaan pengujian tersebut meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,


61

2018:111). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi

normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan adalah dengan

statistik Kolmogorov Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan K-S yang

tersedia dalam program SPSS 25.00 For Windows. Dalam Mengambil

keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika nilai probabilitas signifikansinya

lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya,

jika nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data

tersebut tidak terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen)

(Ghozali,2018:105). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance

dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 0,10

atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas pada

penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika nilai tolerance kurang dari 0,10

atau VIF lebih besar dari 10 maka terjadi gangguan multikolinearitas

pada penelitian tersebut.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2018:135). Pengujian ini

dilakukan dengan uji Glejser yakni dengan cara mengregresi nilai

absolute residual dari model yang diestimasi terhadap variabel

independen. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan


62

nilai absolute residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

4.8.5 Uji Kelayakan Model


1. Uji Determinasi (Adjusted R2)

Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2) mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2

berkisar antara 0 - 1 % dan jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik.

Selanjutnya kelemahan pada uji R2 adalah bias terhadap jumlah independen

yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel, maka nilai

R2 akan meningkat tanpa mempertimbangkan apakah variabel independen

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga

disarankan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi

(Ghozali, 2018:96).

2. Uji Simulan ( F- Test )

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen, (Ghozali, 2018:98).

Jika nilas signifikans F ≤ 0,05, maka model penelitian fit dengan data amatan.

3. Uji Parsial ( t-test )

Uji statistik t dimaksudkan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2018:97). Hal ini

dapat dilihat dari nilai signifikansi t dari hasil perhitungan apabila nilai
63

signifikansi ≤ 0,05 , maka variabel independen secara individual berpengaruh

terhadap variabel dependen.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Perusahaan

5.1.1 Sejarah Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi pertama kali diperkenalkan oleh seseorang berkebangsaan

Skotlandia, yang bernama Robert Owem (1771-1858). Setelah koperasi

berkembang dan diterapkannya dibeberapa Negara-Negara Eropa, maka

Koperasi pun mulai masuk dan berkembang di Indonesia.

Pada Tahun 1896 Patih R.Aria Wiria Atmaja mulai memperkenalkan

koperasi di Indonesia, dengan melihat banyaknya para pegawai negeri yang

menderita dan tersiksa akibat bunga yang terlalu tinggi dari renternir yang

memebrikan pinjaman uang. Melihat hal tersebut, maka Patih R.Aria Wiria

Atmaja berinisiatif mendirikan Bank untuk pegawai negeri, yakni mendirikan

koperasi kredit, beliau mengadopsi system serupa dengan yang ada di Jerman.

Patih R.Aria Wiria Atmaja berniat membantu masyarakat Indonesia agar

tidak lagi berurusan dengan rentenir yang pasti akan memberikan bunga yang

sangat tinggi. Seorang asisten residen Belanda bernama De Wolffvan

Westerrode, merespon tindakan Patih R.Aria Wiria Atmaja, sewaktu

mengunjungi De Wolffvan Westerrode mengajukan akan merubah tabungan

yang sudah ada menjadi Bank pertolongan, tabungan dan pertanian.

Di Indonesia koperasi mulai berkembang dengan cepat, hal ini

didorong karena sifat orang-orang di Indonesia yang cenderung bergotong

royong dan kekeluargaan sesuai dengan prinsip koperasi. Bahkan untuk

64
65

mengansitipasi perkembangan ekonomi yang berkembang pesat pemerintahan

Hindia-Belanda pada saat itu mengeluarkan peraturan perundangan tentang

perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43,

Tahun 1915, lalu pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun

1927, yang mengatur Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi bagi golongan

Bumiputra. Pada tahun 1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan

Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933.

Peraturan tahun 1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk

kepada tatanan hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku bagi

golongan Bumiputra.

Setelah pemerintahan Hindia-belanda menunjukkan sikap diskriminasi

dalam peraturan yang dibuatnya. Dr. Sutomo pada tahun 1908 merupakan

pendiri dari Boedi Utomo memberikan perananya bagi gerakan koperasi

untuk memperbaiki kondisi kehidupan rakyat. Serikat Dagang Islam (SDI)

1927, dibentuk bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi

pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai

Nasional Indonesia yang memperjuangkan semangat koperasi.

Setelah Jepang berhasil menguasai sebagian besar daerah Asia,

termasuk Indonesia, sistem pemerintahan pun berpindah tangan dari

pemerintahan Hindia-Belanda ke pemerintahan Jepang. Jepang lalu

mendirikan koperasi kumiyai, namun hal ini hanya dimanfaatkan Jepang

untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Pada

tanggal 12 Juli 1947 setelah Indonesia merdeka, pergerakan koperasi di

Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari


66

ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sekaligus

membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang

berkedudukan di Tasikmalaya (Sitio dkk, 2001).

Moh. Hatta sebagai bapak koperasi mengatakan perekonomian,

beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung

secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu

usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para

anggotanya. Namun Bung Hatta juga mengatakan bahwa tujuan koperasi

yang sebenarnya bukan mencari laba atau keuntungan, namun bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan bersama anggota koperasi, sehingga sejak

dikenalkannya koperasi pada tahun 1896 akhirnya wilayah Indonesia

termasuk di Bali.

Koperasi Yasa Kerti dibentuk pada tanggal 7 Mei 2015 yang

sebelumnya merupakan sebuah kelompok budidaya peternak sapi yang

bertujuan saling membantu dalam hal kebutuhan permodalan dari masing-

masing peternak sapi yang awalnya dengan jumlah anggota 15 orang. Dimana

setiap anggota yang bergabung wajib untuk memberikan uang awalnya

sebesar Rp. 5.000.000 serta memberikan iuran Rp. 20.000 tiap bulannya.

Seiring erjalannya waktu dan iuran terus bergulir, kemudian kelompok

budidaya ini berinisiatif untuk menjadikan sebuah kelompok Badan Usaha

Koperasi. Dalam pertemuan RAT, anggota bersepakat untuk mendirikan

perkumpulan ini menjadi Koperasi Simpan Pinjam Yasa Kerti. Dalam

perkembangan Badan Usaha Koperasi Yasa Kerti tiap tahunnya jumlah


67

anggota yang bergabung terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022

Koperasi Yasa Kerti sudah beranggotakan 40 orang.

Selanjutnya kelompok Badan Usaha Koperasi Yasa Kerti didaftarkan

ke kantor Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Pusat Pemerintahan

Kabupaten Badung untuk mendapatkan pengesahan Badan Hukum Koperasi.

Setelah persyaratan terpenuhi maka pada 3 September 2015 Dinas Koperasi,

Pemerintah Kabupaten Badung mengeluarkan Badan Hukum dengan No:

07/BH/PAD/XXVII/DISKOPPERINDAG/VII/2015.

Koperasi Dharma Kahuripan Didirikan pada tanggal 28 Februari 2010

didirikan atas prakarsa tokoh-tokoh para Pendeta. Jumlah anggota Koperasi

Dharma Kahuripan pada awalnya sebanyak 20 orang. Pada tanggal 12 Mei

Koperasi Dharma Kahuripan memperoleh Badan Hukum dengan No:

05/BH/XXVII.1/DISKOPPERINDAG/1/2010. Pada tahun 2010 Koperasi

Dharma Kahuripan belum mempunyai gedung dan masih beroperasi dirumah

Ketua Koperasi Dharma Kahuripan. Walapun Koperasi Dharma Kahuripan

belum mempunyai gedung, jumlah anggota tiap tahunnya terus bertambah.

Setelah berproses terkumpul 30 orang yang menjadi anggota sehingga tidak

menghilangkan rasa semangat untuk berusaha memberikan pelayanan yang

terbaik untuk anggotanya dan calon anggotanya demi kesejahteraan bersama.

Selama Koperasi Dharma Kahuripan berjalan anggota koperasi wajib

memberikan iuran sebesar 50.000 per bulannya. Setelah terkumpulnya dana

dari beberapa anggota tersebut, maka muncul ide untuk membangun sebuah

gedung. Pada taggal 30 Maret 2017 dilaksanakan rapat khusus untuk

membahas terkait pembangunan gedung Koperasi Dharma Kahuripan.


68

Berdasarkan kesepakatan rapat yang telah dilaksanakan sepakat untuk

membangun gedung Koperasi Dharma Kahuripan yang beralamat di Br.

Sekarmurti, Desa Pangsan, Kecamatan Petang. Dengan modal semangat

tinggi dan pantang menyerah koperasi tersebut sampai saat ini masih berjalan

dengan baik.

Koperasi Sumber Mertha Buana merupakan koperasi yang bergerak

dibidang simpan pinjam, serta koperasi ini juga bergerak dibidang perkreditan

sepeda motor. Menurut sejarahnya Koperasi Sumber Mertha Buana didirikan

pada tanggal 18 Juli 2012 yang beralamatkan Br. Jempanang, Desa Belok

Sidan, Kecamatan Petang. Koperasi Sumber Mertha Buana berlandaskan

Badan Hukum No: 10/BH/XXVII/DISKOPPERINDAG/III/2021. Koperasi

Sumber Mertha Buana didirikan dengan modal dari simpanan wajib dan

simpanan pokok anggota koperasi tersebut. Adapun sejak berdirinya Koperasi

Sumber Mertha Buana sampai saat ini, kegiatannya bergerak dibidang simpan

pinjam dan perkreditan motor yang dijalani, maka koperasi sudah

berkembang dan sukses untuk mewujudkan visi dan misi dari koperasi

tersebut.

Koperasi Simpan Pinjam Petang dibentuk pada tanggal 20 Januari

2005. Koperasi Simpan Pinjam Petang merupakan koperasi pertama dan

menjadi koperasi satu-satunya yang ada di daerah Br. Petang. Anggota dari

koperasi tersebut sebagaian besar adalah para para pedagang pasar petang.

Selanjutnya pengurus mengajukan Badan Hukum pada tanggal 6 Maret,

sehingga pengurus berhasil memperoleh Badan Hukum dengan No:

01/BH/DISKOP/V/2005. Sistem awal tahun 2005 proses kinerja karyawan


69

masih manual sampai tahun 2015. Sejak tahun 2016 Koperasi Simpan Pinjam

Petang sudah mengubah kinerja manual menggunakan sistem yang berbasis

computer untuk mempermudah para kolektor memberikan pelayanan kepada

anggota dan masyarakat setempat.

Koperasi Masa Depan adalah koperasi yang paling pertama berdiri

yang beralamat di Desa Adat Samuan,Carangsari dan bekerja sama dengan

LPD Desa Adat Samuan untuk memajukan masyarakatnya. Koperasi Masa

Depan terbentuk dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi yang dihadipi sehingga

menyebabkan pelaku usaha kecil kesulitan dalam memanfaatkan jasa

perbankan khususnya fasilitas kredit sehingga muncul ide untuk mendirikan

sebuah lembaga keuangan yang berbentuk koperasi. Pada tanggal 25 Maret

2007 didirikannya Koperasi Masa Depan. Kemudian pada tanggal 17 Mei

2007 diterbitkan Badan Hukum dengan No:17/BH/DISKOP/2007. Dengan

jumlah anggota sebanyak 100 orang.

Koperasi Artha Sumitra Utama didirikan pertama kali pada tanggal 5

Juni 2012, yang beralamat di Br. Ubud, Desa Getasan, Kecamatan Petang.

Koperasi ini memperoleh badan hukum dengan No:

24/BH/XXVII.1/DISKOPPERINDAG/XII/2012. Koperasi Artha Sumitra

Utama dipandang sudah cukup sukses. Koperasi yang mempunyai anggota

sebanyak 50 orang tersebut dapat bertahan sampai saat ini karena didasari

oleh semangat kebersamaan dan kemauan untuk berusaha untuk membentuk

sebuah satuan usaha yang mampu mempersatukan visi misi dan mnyusun

pedoman kerja dan melaksanakan sesuai dengan atauran yang telah

ditetapkan.
70

Koperasi Mertha Rahayu yang terletak di Br. Mekarsari, Desa

Carangsari, bermula dari kebiasaan sekelompok masayarakat kecil yang

secara rutin mengadakan pertemuan bulanan. Paguyuban sosial yang pada

dasrnya hanya menitikberatkan pada komunikasi antar anggota kelompok ini

akhirnya diberi muatan ataau isi yang lebih ekonomis yaitu dengan iuran

bulanan wajib. Iuran ini kemudian ditata dan dikemas secara lebih baik

dengan pngurus seperlunya. Kelompok ini diberi nama kelompok budi luhur.

Pada tanggal 16 Juli 2004, yang kemudian menjadi hari dan tanggal

berdirinya Koperasi Mertha Rahayu dan langsung memperoleh Badan hukum

dengan No: 42/BH/DISKOP/XII/2004. Jumlah anggota koperasi tersebut tiap

tahunnya selalu meningkat, dan pada tahun 2022 jumlah anggota koperasi

sudah mencapai 200 oraang.

Koperasi Nandini Sari merupakan salah satu unit usaha milik

masyarakat yang terletak di Br. telugtug, Desa Carangsari. Koperasi Nandini

Sari awal berdirinya merupakan buah pemikiran 5 orang, namun pada waktu

pengurusan izin anggota berkembang menjadi 25 orang. Tujuan berdirinya

Koperasi Nandini Sari yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pada awal berdirinya Koperasi

Nandini Sari, hanya bermodalkan dari iuran pokok dan wajib anggota senilai

Rp. 50.000 perbulan dengan jumlah karyawan diawal sebanyak 6 orang.

Koperasi Nandini Sari melakukan kegiatan tanggal 20 Maret tahun 2004

dengan masa persiapan menjadi koperasi selama 1 bulan pada tanggal 12

April izin koperasi dari dinas koperasi Kabupaten Badung keluar dengan

Badan Hukum No: 25/BH/DISKOP/X/2004. Pengelolaan koperasi ini


71

langsung dikelola oleh Ketua Koperasi Nandini Sari dari awal beroperasi

dengan melakukan pembenahan tata tertib administrasi.

Koperasi Simpan Pinjam Candra Kerti yang terletak di Br. Kiadan

Desa Pelaga adalah koperasi simpan pinjam terpercaya membantu usaha

menengah dan kecil yang ada di sekitaran Kiadan. Melalui program-program

yang diciptakan, Koperasi Simpan Pinjam Candra Kerti dengan pengakuan

likuiditas keuangan yang sehat memberikan keuntungan bagi para

anggotanya. Koperasi ini melandaskan kegiatan berdasarkan prisnsip gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Jumlah anggota

awalnya sebanyak 20 orang, dan selalu bertambah tiap tahunnya. Anggota

pada koperasi ini bersifat terbuka dan sukarela, anggota merupakan pemillik

dan menikmati pelayananan Koperasi Simpan Pinjam Candra Kerti. Anggota

yang merektrut anggota baru mendapatkan jasa sebesar Rp. 50.000 per

anggota yang langsung masuk pada simpanan wajib. Koperasi Simpan Pinjam

Candra Kerti berdiri 15 Februari 2014, Badan Hukum No:

10/BH/XXVII./DISKOPPERINDAG/IV/2014.

Koperasi Simpan Pinjam Giri Artha Lestari didirikan pada tanggal 7

Agustus 2018, berdasarkan Badan Hukum yang diperoleh dengan No:

007006/BH/M.KUKM.2/I/2018. Koperasi beralamat di Br. Telugtug dengan

jumlah anggota awalnya 25 orang, sedangkan di tahun 2022 sudah mencapai

150 orang anggota yang telah bergabung. Anggota tersebut wajib membayar

iuran bulanan sebesar Rp. 30.000. Bidang usaha Koperasi Simpan Pinjam

Giri Artha Lestari terdiri dari simpan pinjam, tabungan, deposito dengan

jumlah karyawan sebanyak 8 orang. Dalam hal ini pengurus berkomitmen


72

untuk emngembangkan dan memajukan Koperasi Simpan Pinjam Giri Artha

Lestari dan melaksanakan tata kelola organisasi yang baik dan transparan

demi tercapainya visi dan misi koperasi tersebut.

Koperasi Bakti Sradha berdiri pada 22 November 2004 merupakan

kesepakatan bersama 10 orang anggota. Koperasi ini didirikan sebagai

jawaban atas keprihatinan yang mendalam terhadap krisisnya ekonomi yang

dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat kecil. Dari sejarahnya,

pertemuan para anggota koperasi dilaksanakan di rumah Ketua Koperasi

Bakti Sradha. Secara demokratis, anggota kelompok sepakat mendirikan

sebuah lembaga keuangan dan diberi nama Koperasi Bakti Sradha . Alasan

dari pemberian nama koperasi tersebut bahwa dari nama itu spritualitas untuk

saling mensejahterakan dan saling berbakti terhadap sesame. Dimasa awal

berdiri pengelolaan koperasi dilakukan seadanya. Pelayanan dlakukan dengan

ketulusan hati, kemauan baik dan bekerja dengan professional membuat

koperasi Koperasi Bakti Sradha bisa tetap berjalan hingga sampai saat ini.

Pada tanggal 26 Desember 2004 Badan Hukum No: 22/BH/DISKOP/X/2004

bisa digenggam. Dengan Badan Hukum ini pengurus bisa melakukan

berbagai inovasi yang secara hukum maupun moral dapat

dipertanggungjawabkan. Secara spesifik pertumbuhan Koperasi Baki Sradha

mulai naik secara signifikan, seperti pertumbuhan anggota dan calon anggota,

serta pertumbuhan usaha dan keuangan.

Koperasi Tani Mertanadi berdiri pada 18 April 2010 dengan Badan

Hukum No: 06/BH/XXVII.1/DISKOPPERINDAG/II/2010. Koperasi ini

merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan


73

perkebunan serta pertanian yang ada di Desa Pelaga. Koperasi ini agak

berbeda dengan koperasi pada umumnya,karena koperasi ini juga bergerak

dibidang perkebunan dan pertanaian maka peran koperasi Koperasi Tani

Mertanadi yaitu sebagai penyedia kredit untuk usaha peransuransian,

pemberian bimbingan dan penyuluhan pertanian dan perkebunan bagi usaha

tani. Pada awal berdirinya Koperasi Tani Mertanadi masih dalam skala kecil

tetapi dnegan berbagai upaya pengurus dan kerjasama anggota petani

sehingga sampai sekaranga koperasi ini terus dapat berkembang. Dalam

perkembangannya tidak hanya hasil-hasil pertanian yang didistribusikan

melalui koperasi meliuti barang-barang kebutuhan sektor pertanian itu

sendiri.

KUD Petang berdiri pada 5 Mei 2005 dengan Badan Hukum No:

01/BH/PAD/DISKOP/VII/2005. Koperasi Unit Desa merupakan salah satu

koperasi yang tumbuh di pendesaan Petang. Pada mulanya Koperasi ini hanya

bergerak dibidang usaha simpan pinjam saja namun untuk mengembangkan

usaha maka lahirnya KUD ini tidak terlepas dari program pemerintah dalam

pengadaan pangan untuk stock yang dirintis.Modal pertama untuk mendirikan

KUD Petang diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib, serta

didukung oleh simpanan sukarela dari anggota dan merupakan usaha dari

warga. Perkembangan KUD Petang sampai tahun 2022 saat ini 300 orang.

Jumlah anggota yang aktif 250 orang dan anggota cadangan 50 orang.

Koperasi Dipayana merupakan koperasi simpan pinjam milik pribadi

yang didirikan pada tanggal 23 Mei 2018 berdasarkan akta pendirian sampai

saat ini masih berdiri secara sehat, aman, dan mandiri sehingga wajar untuk
74

berbangga hati dan bersyukur akan keberadaan koperasi sebagai sarana usaha

bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Maksud dan tujuan

didirikannya Koperasi Dipayana adalah untuk memberikan modal kepada

masyarakat agar bisa lebih produktif dan bisa mengekspresikan

kemampuannya menjalankan usaha yang dapat membangun daerah yang

sejahtera dan membangun tatanan perekonomian dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur.

Koperasi Guna Sri Sedana merupakan satu-satunya koperasi yang

berada di Br. Abing, Desa Sulangai. Banjar Abing merupakan salah satu

banjar di daerah Petang dimana belum adanya sebuah koperasi banjar

sehingga pada tahun 2010 banjar Abing, Desa Sulangai mendapatkan bantuan

dana hibah dari pemerintah untuk membuat sebuah usaha lembaga keuangan.

Dana hibah yang diterima sebanyak Rp. 20.000.000. Seiring berjalannya

waktu dan proses pembuatan gedung koperasi pengurus Koperasi Guna Sri

Sedana memperoleh Badan Hukum dengan No: 12/BH/DISKOP/2010 pada

tanggal 29 Maret 2009. Pengurus banjar mulai merencanakan mencari

pengurus, pengawas, dan karyawan koprasi yang berasal dari anggota waga

Br. Abing dan membeli program untuk menunjang kinerja karyawan yang

lebih efektif. Dengan kegigihan masyarakat Br. Abing sampai saat ini

koperasi yang didirikannya tersebut berjalan sangat sukses.

Koperasi Senapan Giri Sedana berwal dari perkumpulan anggota yang

mempunyaitujuan sama dan berniat mengembangkan usaha simpan pinjam

yang mana melayani bukan hanya anggota saja tetapi juga masyarakat luas.

Koperasi Senapan Giri Sedana beralamatkan di Br. Senapan, Desa


75

Carangsari. Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal 15 April

2009 koperasi tersebut resmi berdiri dengan Badan hukum No:

25/BH/DISKOP/2010. Pada awal berdiri, Koperasi Senapan Giri Sedana

memiliki 21 anggota yang sebagian besar berlatarbelakang petani, dan kuli

bangunan. Koperasi Senapan Giri Sedana didirikan dengan tujuan membantu

mengembangka potensi perekonomian di daerah sekitar, layanan jasa yang

diberikan salah satunya berupa simpan pinjam tambah modal. Hal ini

bertujuan agar pinjaman yang diberikan dapat digunakan sebagai tambahan

modal usaha sehingga perekonomian anggota Koperasi Senapan Giri Sedana

dan masyarakat sekitar dapat meningkat.

Koperasi Sudha Jaya Sedana memiliki Badan Hukum No:

25/BH/DISKOP/I/2006 yang diperoleh pada tanggal 19 Oktober 2006 oleh

anggotanya dengan tujuan untuk membantu kebutuhan seluruh anggotanya

sehingga dapat berkontribusi didalm memajukan ekonomi masyarakat sekitar.

Koperasi Koperasi Sudha Jaya Sedana sejak awal berdirinya telah dimanage

oleh para masyarakat dengan latar belakang pedagang, sehingga telah

diterapkan dengan konsisten dengan tujuan menjadikan koperasi tersebut

berkembang dengan kuat dan sehat, solid dan terpercaya dan dapat

bermanfaat bagi seluruh anggotanya.

Koperasi Saribang Sedana merupakan koperasi serba usaha yang

didirikan untuk membangun dunia usaha melalui karya nyata diberbagai

bidang usaha yang diciptakan berdasarkan kemampuan dan potensi yang ada

dalam masyarakat. Dilihat dari perjalanan sejarahnya Koperasi Saribang

Sedana sudah berjalan sejak 10 Oktober 2003 dengan Badan Hukum Badan
76

Hukum No: 09/BH/DISKOP/X/2003. Koperasi Saribang Sedana sudah

mampu menciptakan berbagai bidang usaha seperti simpan pinjam, distribusi

sembako, pertanian, dan perkebunan. Jumlah anggota koperasi sampai

sekarang semakin bertambah yang pada tahun 2003 berjumlah 10 orang dan

sekarang mencapai 30 anggota. Dengan semangat kerja keras dan keinginan

membangun dunia usaha yang memiliki kompetensi, Koperasi Saribang

Sedana terus mengembangkan bidang usaha lainnya demi meningkatkan

kesejahteraan anggota dan masayarakat.

Koperasi Karya Winangun merupakan unit usaha yang berdiri sejak

49/BH/XXVII.1/DISKOPPERINDAG/X11/2010. Awalnya Koperasi Karya

Winangun memiliki anggota 12 orang. Kebersamaan dan keinginan untuk

memenuhi kebutuhan bersamadan melihat semangat pengurus menjadi

kekuatan koperasi sebagai badan usaha. Kini Koperasi Karya Winangun telah

memiliki struktur kepengurusan tersendiri, meski masih menggunakan rumah

kontrakan untuk dijadikan kantor. Adanya hal tersebut tidak menghilangkan

semangat para anggota Koperasi Karya Winangun untuk melebarkan

usahanya dengan membuka BUMDES demi meningkatkan kesejahteraan

anggota.

5.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam


Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam hubungan

antara pegawai dan aktivitas satu sama lain terhadap keseluruhan yang telah

dilaksanakan pada unit usaha. Pada umumnya setiap koperasi memiliki


77

organisasi yang kekuasaan tertinggi berada pada rapat anggota tahunan.

Keputusan rapat anggotan sangat penting dan bersifat mutlak. Untuk

mempermudah dalam mengenal tanggung jawab dan fungsi yang ada di

organisasi koperasi perlu dibentuk struktur organisasi. Berikut ini struktur

organisasi Koperasi Simpan Pinjam dapat dilihat pada pada gambar 5.1

berikut ini:

Gambar 5. 1
Struktur Organisasi Koperasi

RAPAT ANGGOTA

PENGAWAS

PENGURUS

KETUA

BENDAHARA SEKRETARIS

KOLEKTOR BAGIAN BAGIAN


PINJAMAN PEMBUKUAN

ANGGOTA

Sumber: Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung (2022)

Berdasarkan struktur organisasi koperasi pada gambar 5.1 di atas

tugas dan tanggungjawab dari masing-masing bagian dalam organisasi dapat

dijelaskan sebagai berikut:


78

1. RAT (Rapat Anggota Tahunan)

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada koperasi

yang wajib dilaksanakan setiap periodic sesudah tutup tahun buku. Pada

rapat anggota tahunan membahas tentang kebijakan umum koperasi

termasuk menetapkan pemberian balas jasa dalam bentuk bunga atau bagi

hasil. Rapat anggota tahunan juga memiliki tugas dan wewenang seperti

bertanggungjawab atas kelancaran usaha koperasi, bertanggungjawab atas

terwujudnya kesejahteraan bagi anggota koperasi, menetapkan rencana

kerja, rencana anggaran dan pendapat belanja koperasi, mengesahkan

laporan keuangan serta mengesahkan laporan pertanggungjawaban

pengurus dan pengawas koperasi.

2. Pengawas

Pengawasan koperasi bertugas melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan kopeasi yang dilakukan oleh

pengurus, membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan serta

meneliti catatan yang ada pada koperasi.

3. Pengurus

Secara umum, tugas pengurus koperasi adalah menyelenggarakan rapat

anggota, mengajukan rancangan kerja dan rencana anggaran pendapatan

dan belanja, mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas, serta memelihara daftar buku anggota, daftar buku

pengurus, dan daftar buku pengawas.


79

4. Ketua

Ketua koperasi memiliki tugas, wewenang, dan tanggungjawab seperti

memimpin koperasi dalam mengkoorganisasi kegiatan seluruh anggota

koperasi dan bertanggungjawab kepada rapat anggota, menentukan surat-

surat dan perjanjian bersama sekretaris dan bendahara, serta menentukan

kebijakan dan mengambil keputusan. Selain itu, ketua koperasi juga

bertanggungjawab atas menandatangani suatu perjanjian pinjaman,

menandatangani semua bukti pengeluaran simpanan maupun pengeluaran

biaya-biaya.

5. Sekretaris

Sekretaris koperasi memiliki tugas mencatat seluruh kegiatan koperasi,

menyusun rancangan program kerja, mengarsip seluruh berkas

administrasi koperasi dan membuat laporan akhir tahun untuk disampaikan

kepada anggota pada rapat tahunan.

6. Bendahara

Bendahara koperasi bertugas menyusun anggaran tiap bulan dan mengatur

jalan pembukuan koperasi, serta bertanggungjawab atas msalah keuangan

koperasi.

7. Bagain Pegawai Kolektor

Tugas bagian pegawai kolektor adalah mencari nasabah baru sesuai

dengan instruksi dari maanjer, memperkenalkan atau mempromosikan

koperasi melalui produk-produk yang dikeluarkan oleh koperasi dan

mencatat simpanan dan angsuran kredit.


80

8. Bagian Pinjaman

Bagian pinjaman memiliki tugas menyeleksi calon debitur baik anggota

maupun calon anggota, memberikan penjelasan kepada calon debitur

mengenail syarat-syarat dan prosedur kredit yang harus dipatuhi dalam

melakukan kredit di koperasi yang bersangkutan serta berwenang untuk

menarik jaminan nasabah, dan meminta debitur untuk menandatangani

perjanjian kredit bersama manajer dan pengurus.

9. Bagian Pembukuan

Bagian pembukuan koperasi bertanggungjawab kepada manajer menjadi

seluruh aktivitas keuangan secara berskala melaporkannya kepada

manajer, menyusun laporan keuangan setiap akhir bulan. Selain itu,

pembukuan juga bertugas mendistribusikan gaji kepada masing-masing

karyawan, serta merencanakan kebutuhan uang tunai untuk kegiatan

operasional harian koperasi dan meneliti dokumen pembayaran maupun

penerimaan yang dilakukan.

10. Anggota

Anggota merupakan bagian terpenting dalam koperasi, karena tanpa

adanya anggota koperasi tidak akan berjalan, selain itu anggota juga

berfungsi sebagai pemilik dan pengguna koperasi. Anggota juga ikut serta

dalam pengawasan koperas dan berfartisifasi aktif dalam kegiatan

koperasi.
81

5.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian


Data yang mendukung penelitian ini, diperoleh melalui kegiatan

pengumpulan data melalui penyebaran instrumen pengumpulan data berupa

kuisioner. Penelitian ini termasuk penelitian sensus, karena seluruh populasi

yang ada dijadikan responden penelitian. Seluruh kuisioner yang disebarkan

yaitu sebanyak 70 exemplar, pada akhirnya telah dikembalikan kepada

peneliti secara lengkap sebanyak 70 exemplar. Berdasarkan data tersebut

kemudian dilakukan coding, tabulasi, dan proses analisis, untuk dapat

memberikan sebagaimana dibutuhkan dalam penelitian ini.

5.2.1 Karakteristik Responden


Untuk mengetahui bagaimana persepsi responden mengenai pengaruh

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi

dan komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada

70 orang responden pada setiap koperasi simpan pinjam melalui mengunjungi

Koperasi Simpan Pinjam secara langsung, dimana masing-masing variabel

mempunyai beberapa pertanyaan. Selanjutnya, dari jawaban responden

mengenai lingkungan pengendalian, penilaian risiko dan aktivitas

pengendalian,informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi dibuat kedalam tabel rekapitulasi agar dapat

dilakukan pengujian.

Karakteristik responden merupakan data responden yang dikumpulkan

untuk mengetahui profil responden penelitian. Penelitian ini menggunakan


82

wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Koperasi Simpan Pinjam

Kecamatan Petang yang berjumlah 70 orang menjadi responden penelitian.

Responden dari penelitian ini adalah karyawan koperasi simpan pinjam yang

menggunakan sistem informasi akuntansi. Dengan jumlah keseluruhan

koperasi 22 koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi, UKM, dan

Perdagangan Kabupaten Badung. Tetapi dalam penelitian ini yang memenuhi

kriteria hanya 19 Koperasi yang menggunakan sistem nformasi akuntansi dan

3 Koperasi tidak memenuhi persyaratan. Karakteristik responden penelitian

dilihat dari beberapa kriteria, yaitu: jenis kelamin, umur, pendidikan terkahir

dan masa kerja. Berikut ini disajikan karakteristik responden penelitian.

Tabel 5. 2
Karakteristik Responden Penelitian

No Karakteristik Jumlah Orang Persentase (%)


Jenis Kelamin
a) Laki-laki 28 40
1 b) Perempuan 42 60
Total 70 70
Umur
a) < 21 tahun 18 25,71
b) 21 – 30 tahun 27 38,57
2 c) 30 – 40 tahun 22 31,43
d) > 40 tahun 3 4,28
Total 70 70
3 Pendidikan Terakhir
a) SMA/SMK 11 15,71
b) DI/II/III (Diploma) 17 24,29
c) Strata S1 (S1) 40 57,14
d) Strata 2 (S2) 2 2,86
Total 70 70
4 Masa Kerja
a) < 3 tahun 2 2,86
b) 3 – 5 tahun 49 70
d) > 5 tahun 19 27,14
Total 70 70
Sumber : Data diolah 2022
83

Data karakteristik responden pada tabel 5.2 meliputi jenis kelamin dan

masa kerja yang diuraikan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jumlah responden tertinggi berdasarkan responden adalah jenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 42 orang atau 60% dan terendah oleh jenis

kelamin laki-laki dengan sebanyak 28 orang atau 40%.

2. Karakteristik responden berdasarkan umur

Jumlah responden tertinggi berdasarkan umur responden adalah

kategori umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 27 orang atau 38,57% dan

terendah oleh umur > 40 tahun sebanyak 3 orang atau 4,28%.

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Jumlah responden tertinggi berdasarkan pendidikan responden adalah

kategori Strata 1 atau S1 yaitu sebanyak 40 orang atau 57,14% dan

terendah dengan kategori Strata 2 atau S2 sebanyak 2 orang atau 2,86%.

4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Jumlah responden tertinggi berdasarkan masa kerja responden adalah

kategori 3-5 tahunyaitu sebanyak 49 orang atau 70% dan terendah

dengan kategori < 3 tahun sebanyak 2 orang atau 2,86%.

5.2.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata(mean), standar deviasi, maksimum dan

minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau

mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah
84

untuk dipahami (Ghozali, 2016;19). Berdasarkan hasil pengujian statistik

deskriptif dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut.

Tabel 5. 3
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LP 70 20 35 28.44 3.670

PR 70 8 17 12.54 2.012

AP 70 12 22 16.37 2.323

IK 70 6 13 9.36 1.834

PN 70 6 13 9.94 1.382

KSIA 70 10 23 16.91 2.739

Valid N (listwise) 70

Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil uji statistic pada tabel 5.3 hasil analissi deskriptif

diatas dapat peneliti uraikan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan statistik deskriptif dari variabel Lingkungan

Penilitian yaitu memiliki sampel sebanyak 70, dengan nilai minimum

sebesar 20, nilai maksimum sebesar 35, nilai rata-rata (mean) sebesar

28,44 dan nilai standar deviasi sebesar 3,670.

2. Hasil perhitungan statistik deskriptif dari variabel Penilaian Risiko

(PR) yaitu memiliki sampel sebanyak 70, dengan nilai minimum

sebesar 8, nilai maksimum sebesar 17, nilai rata-rata (mean) sebesar

12,54 dan nilai standar deviasi sebesar 2,012.

3. Hasil perhitungan statistik deskriptif dari variabel Aktiitas

Pengendalian (AP) yaitu memiliki sampel sebanyak 70, dengan nilai


85

minimum sebesar 12, nilai maksimum sebesar 22, nilai rata-rata

(mean) sebesar 16,37 dan nilai standar devisiasi sebesar 2,323.

4. Hasil perhitungan statistik deskriptif dari variabel Informasi dan

Komunikasi (IK) yaitu memiliki sampel sebanyak 70, dengan nilai

minimum sebesar 6, nilai maksimum sebesar 13, nilai rata-rata (mean)

sebesar 9,36 dan nilai standar deviasi sebesar 1,834.

5. Hasil perhitungan statistik deskriptif dari variabel Pemantauan (PN)

yaitu memiliki sampel sebanyak 70, dengan nilai minimum sebesar 6,

nilai maksimum sebesar 13 nilai rata-rata (mean) sebesar 9,94 dan

nilai standar deviasi sebesar 1,382.

6. Hasil perhitungan statistik dari variabel Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (KSIA) yaitu memiliki sampel sebanyak 70, dengan nilai

minimum 10, nilai maksimum sebesar 23, nilai rata-rata (mean)

sebesar 16,91 dan nilai standar deviasi sebesar 2,739.

5.2.3 Uji Instrumen Penelitian


Menurut Arinkunto (2016) instrumen penelitian adalah alat bantu

yang dipilih dan digunakan peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya. Secara umum terdapat dua jenis instrumen, yaitu

instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti dan instrumen yang sudah

terstandar (Ghozali, 2015:164). Agar suatu instrumen dapat memperoleh hasil

yang diandalkan, maka instrumen harus memenuhi kriteria validitas dan

reliabilitas.
86

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur, dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud. Menurut Sugiyono (2016:57) menunjukan derajat ketepatan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan

oleh peneliti untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor

item dengan total item-item tersebut. Jika koefisien antara item dengan total

item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika

nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item terebut dinyatakan tidak valid.

Penelitian ini menggunakan alat bantu program Statistical Package for Social

Science (SPSS) untuk menguji validitas instrument.

Tabel 5. 4
Hasil Uji Validitas
Item Pernyataan Koefisien Korelasi R Tabel Keterangan
LP1 0,608 0,3 Valid
LP2 0,705 0,3 Valid
LP3 0,590 0,3 Valid
LP4 0,717 0,3 Valid
LP5 0,470 0,3 Valid
LP6 0,755 0,3 Valid
LP7 0,775 0,3 Valid
PR1 0,692 0,3 Valid
PR2 0,745 0,3 Valid
PR3 0,803 0,3 Valid
PR4 0,744 0,3 Valid
AP1 0,766 0,3 Valid
AP2 0,610 0,3 Valid
AP3 0,705 0,3 Valid
AP4 0, 747 0,3 Valid
AP5 0,728 0,3 Valid
IK1 0,746 0,3 Valid
IK2 0,764 0,3 Valid
87

IK3 0,868 0,3 Valid


PN1 0,789 0,3 Valid
PN2 0,799 0,3 Valid
PN3 0,809 0,3 Valid
KSIA1 0,797 0,3 Valid
KSIA2 0,682 0,3 Valid
KSIA3 0,767 0,3 Valid
KSIA4 0,718 0,3 Valid
KSIA5 0,842 0,3 Valid
Sumber : Data diolah 2022

Berdasarkan hasil uji instrument dengan penyebaran kuisioner pada 70

orang responden, maka seperti pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa seluruh

indikator variabel pada penelitian ini, yaitu lingkungan pengendalian,

penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi,

pemantauan dan kinerja sistem informasi akuntansi memiliki nilai pearson

correlation lebih dari 0,3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh

instrument pada penelitian ini telah memenuhi syarat validitas atau dapat

dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen

(alat ukur) didalam mengukur gejala yang sama walaupun dalam waktu yang

berbeda. Menurut Sugiyono (Sugiyono,2019:173) reliabilitas instrumen

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono,2019:173).

Pengukuran dilakukan sekali dan reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha. Cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data yaitu dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Sugiyono (2019:131) bahwa

kaidah pengambilan keputusan reliabilitas sebagai berikut: jika reliabilitas


88

Cronbach Alpha melebihi angka 0,70 maka item pertanyaan variabel tersebut

berstatus reliabel.

Tabel 5. 5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Keterangan
Alpha
1 Lingkungan pengendalian 0,785 Reliabel
2 Penilaian risiko 0,736 Reliabel
3 Aktivitas pengendalian 0,756 Reliabel
4 Informasi dan komunikasi 0,718 Reliabel
5 Pemantauan 0,716 Reliabel
6 Kinerja sistem informasi 0,818 Reliabel
akuntansi
Sumber: Data diolah 2022

Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa instrument-

instrumen variabel pada penelitian ini yaitu lingkungan pengendalian,

penilaian risiko, aktivitas pengendalian, kecanggihan tekonologi, pemantauan

dan kinerja sistem informasi akuntansi memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih

dari 0,70. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh instrument-instrumen

variabel pada penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi atau

dapat dinyatakan reliable.

5.2.4 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda


Model analisis regresi linear berganda digunakan untuk mendapat

koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan

diterima atau ditolak. Hasil analisis ini mengacu pada hasil pengaruh

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi

dan komunikasi dan pemantauan secara simultan terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi. Adapun hasil analisis regresi linier berganda dapat


89

dilihat pada Tabel 5.6 berikut.

Tabel 5. 6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .272 2.523 .108 .915

LP .194 .068 .261 2.851 .006

PR -.038 .277 -.028 -.138 .890

AP .590 .135 .500 4.370 .000

IK .588 .303 .394 1.942 .057

PN -.358 .214 -.181 -1.675 .099

Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan tabel 5.6 dapat ditulis persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut:

KSIA = 0,272 + 0,194 LP – 0,038 PR + 0,590 AP + 0,588 IK - 0,358 PN

Dimana :

KSIA = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

LP = Lingkungan pengendalian

PR = Penilaian risiko

AP = Aktivitas pengendalian

IK = Informasi dan komunikasi

PN = Pemantauan
90

Persamaan regresi linear berganda tersebut menunjukkan arah

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Persamaan

regresi linear berganda tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Nilai konstanta sebesar 0,272 menunjukkan bahwa apabila lingkungan

pengendalian (LP), penilaian risiko (PR), aktivitas pengendalian (AP),

informasi dan komunikasi (IK), serta pemantauan (PN) sama dengan 0

maka kinerja sistem informasi akuntansi (KSIA) sebesar 0,272.

b) Koefisien regresi lingkungan pengendalian (LP) sebesar 0,194 dengan

nilai signifikan 0,006 yaitu lebih kecil dari α (0,05) menunjukan

bahwa apabila terdapat penambahan lingkungan pengendalian sebesar

1 satuan, maka kinerja sistem informasi meningkat sebesar 0,194.

c) Koefisien regresi penilaian risiko (PR) sebesar -0,038 dengan nilai

signifikan 0,890 yaitu lebih besar dari α (0,05). Maka dapat

disimpulkan bahwa penilaian risiko tidak berpengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi.

d) Koefisien regresi aktivitas pengendalian (AP) sebesar 0,590 dengan

nilai signifikan 0,000 yaitu lebih kecil dari α (0,05) menunjukan

bahwa apabila terdapat penambahan aktivitas pengendalian sebesar 1

satuan, maka kinerja sistem informasi akuntansi meningkat sebesar

0,590.

e) Koefisien regresi informasi dan komunikasi (IK) sebesar 0,588

dengan nilai signifikan 0,057 yaitu lebih besar dari α (0,05). Maka

dapat disimpulkan informasi dan komunikasi tidak berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


91

f) Koefisien regresi pemantauan (PN) sebesar -0,358 dengan nilai

signifikan 0,099 yaitu lebih besar dari α (0,05). Maka dapat

disimpulkan pemantauan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

5.2.5 Uji Asumsi Klasik


Model regresi dikatakan model yang baik apabila dalam model

tersebut bebas dari asumsi klasik statistik. Suatu model regresi linear

berganda secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter penduga yang

tepat bila memenuhi persyaratan asumsi klasik regresi, yaitu: uji normalitas,

multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Hasil dari uji asumsi klasik diolah

dengan bantuan software SPSS 25.00 for Windows disajikan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak normal. Untuk mendeteksinya yaitu dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif

dan distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

dan (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika ada (titik) menyebar

disekitar garis diagonal maka menunjukan pola distribusi normal yang

mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normal.


92

Tabel 5. 7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 1.84810929
Deviation
Most Extreme Absolute .084
Differences Positive .074
Negative -.084
Test Statistic .084
AsKSIAmp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah 2022

Tabel 5.7 menunjukkan besarnya nilai Sig. (2- tailed) sebesar 0,200 >

0,05 yang menunjukkan bahwa Ho tidak dapat ditolak hal ini menyatakan

nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar secara normal berarti

mendukung uji normalitas dengan normal p-plot regression standaridized.

2. Uji Multikoleniaritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi

dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation faktor

(VIF). Menurut Ghozali (2018:87) nilai cutoff yang biasanya dipakai untuk

menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF 10. Dapat kita lihat dalam tabel 5.8.
93

Tabel 5. 8
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized CollinearitKSIA
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .272 2.523 .108 .915
LP .194 .068 .261 2.851 .006 .852 1.174
PR -.038 .277 -.028 -.138 .890 .172 5.802
AP .590 .135 .500 4.370 .000 .543 1.842
IK .588 .303 .394 1.942 .057 .173 5.773
PN -.358 .214 -.181 -1.675 .099 .610 1.640
a. Dependent Variable: KSIA
Sumber : Data diolah 2022

Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang

kurang dari 0,10 dan VIF yang lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dengan metode glejser dilakukan dengan

meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya. Jika

nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (Sig.> ɑ), maka dapat dipastikan

model tidak mengandung gejala heterosdastis atau tidak terjadi

heteroskedastisitas apabila t hitung < t tabel. Pada tabel 5.9 model regresi

yang baik adalah heteroskedastisitas.


94

Tabel 5. 9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients T Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) .459 1.595 .288 .774
LP .035 .043 .103 .801 .426
PR .205 .175 .334 1.172 .246
AP -.108 .085 -.202 -1.260 .212
IK -.012 .191 -.019 -.065 .948
PN -.077 .135 -.087 -.571 .570
a. Dependent Variable: AB_RES
Sumber : Data diolah 2022

Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa pada model regresi ini tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. semua variabel terhadap

absolut residual > 0, 05.

5.2.6 Uji Kelayakan Model


1. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Model analisis determinasi digunakan untuk memprediksi dan melihat

seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat. Hasil uji koefisien determinasi (R²) pada

penelitia ini disajikan pada tabel 5.10 sebagai berikut:


95

Tabel 5. 10
Hasil Uji Determinasi (R²)
b
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

a
1 .738 .545 .509 1.919

a. Predictors: (Constant), PN, LP, IK, AP, PR

b. Dependent Variable: KSIA

Sumber: Data diolah 2022

Berdasarkan maupun tabel 5.10 tersebut ditunjukkan bahwa besarnya

hubungan antara variabel lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan secara simultan

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang dihitung dengan koefisien

determinasi (R square) adalah 0,509. Artinya bahwa seluruh variabel

independen mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu sebesar

50,9%. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah

sebesar (100%-50,9%) = 49,1%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-

faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

5.2.7 Uji Model Fit (Uji F)


Uji statistik F digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu model

regresi linear sebagai alat analisis yang menguji pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Apabila nilai signifikan pada tingkat annova < α

(0,05), maka model ini dikatakan fit dengan data observasi, atau dengan kata

lain variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel


96

dependen (Ghozali, 2016:98). Hasil uji statistik F pada penelitian ini disajikan

pada tabel 5.11 sebagai berikut:

Tabel 5. 11
Hasil Uji Model Fit (Uji F)
ANOVAb

Mean
Model Sum of Squares Df Square F Sig.

1 Regression 281.816 5 56.363 15.306 .000a

Residual 235.670 64 3.682

Total 517.486 69
Sumber : Data diolah (2022)

Berdasarkan Tabel 5.11 diatas dapat diketahui nilai F-test sebesar

15.306 dengan nilai signifikansi 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05, maka model

regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kinerja sistem informasi

akuntansi. Hal ini berarti bahwa lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

aktivitas penegndaliam, informasi dan komunikasi serta pemantauan

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hal

ini berarti model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak

digunakan.

5.2.8 Hasil Uji Parsial (Uji t)


Pengujian t-test dilakukan untuk mengetahui variabel bebas secara

parsial atau individu mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Apabila

tingkat signifikansi yang diperoleh (p-value) lebih kecil dari 0,05, maka

hipotesis dapat diterima atau variabel independen tersebut berpengaruh secara

statistik terhadap variabel dependennya. Hasil pengujian t-test pengaruh


97

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi

dan komunikasi serta pemantauan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.12.

Tabel 5. 12
Hasil Uji t
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .272 2.523 .108 .915

LP .194 .068 .261 2.851 .006

PR -.038 .277 -.028 -.138 .890

AP .590 .135 .500 4.370 .000

IK .588 .303 .394 1.942 .057

PN -.358 .214 -.181 -1.675 .099


Sumber: Data diolah 2022

Hasil pengujian t-test pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada tabel 5.12 menunjukan

bahwa:

1. Pengaruh lingkungan pengendalian terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi menunjukkan nilai thitung sebesar 2,851 serta nilai signifikan uji t

sebesar 0,006 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa apabila lingkungan

pengendalian mengalami peningkatan maka akan diikuti dengan

peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi. Sehingga hipotesis


98

pertama (H1) yang menyatakan lingkungan pengendalian berpengaruh

positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi terbukti kebenaranya

atau diterima.

2. Pengaruh penilaian risiko terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

menunjukkan nilai thitung -0,138 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,890 >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko tidak berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sehingga hipotesis kedua (H2)

yang menyatakan penilaian risiko berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi tidak terbukti kebenaranya atau ditolak.

3. Pengaruh aktivitas pengendalian terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi menunjukkan nilai thitung 4,370 serta nilai signifikan uji t sebesar

0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa apabila aktivitas

pengendalian mengalami peningkatan maka akan diikuti dengan

peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi. Sehingga hipotesis ketiga

(H3) yang menyatakan aktivitas pengendalian berpengaruh positif terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi terbukti kebenaranya atau diterima.

4. Pengaruh informasi dan komunikasi terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi menunjukkan nilai thitung 1,942 serta nilai signifikan uji t sebesar

0,057 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa informasi dan komunikasi

tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sehingga

hipotesis keempat (H4) yang menyatakan informasi dan komunikasi

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi tidak

terbukti kebenaranya atau ditolak.

5. Pengaruh pemantauan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi


99

menunjukkan nilai thitung -1,675 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,099 >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pemantauan tidak berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sehingga hipotesis kelima

(H5) yang menyatakan pemantauan berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi tidak terbukti kebenaranya atau ditolak.

5.3 Pembahasan Penelitian


Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat dibuat

pembahasan sebagai berikut ini :

5.3.1 Pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang
Pengaruh lingkungan pengendalian terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi menunjukkan nilai thitung sebesar 2,851 serta nilai signifikan uji t

sebesar 0,006 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa apabila lingkungan

pengendalian mengalami peningkatan maka diikuti dengan peningkatan

kinerja sistem informasi akuntansi, sehingga H1 diterima.

Lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini berarti lingkungan pengendalian

perlu ditingkatkan dan dioptimalkan guna meningkatkan kinerja sistem

informasi akuntansi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: Pembentukan

struktur organisasi sudah sesuai dengan kebutuhan. Sudah merealisasikam

pengintegrasian (penyatuan) terhadap semua komponen dalam perangkat

koperasi. Penegakan integritas dan nilai etika sudah dilakukan dengan baik.

Menciptakan kepemimpinan yang kondusif. Melakukan interaksi secara


100

intensif dengan pejabat serta menerapkan manajemen berbasis kinerja

(Lathifah,2021).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sandra (2021), Askikarno

(2019) serta Triono dan Dewi (2020) yang menunjukkan hasil lingkungan

pengendalian berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi.

5.3.2 Pengaruh Penilaian Risiko Terhadap Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang
Pengaruh penilaian risiko terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

menunjukkan nilai thitung -0,138 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,890 >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian risiko tidak berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sehingga H2 ditolak.

Secara konsep, tujuan manajemen mengadakan penilaian risiko yang

telah teridentifikasi, dimana penilaian risiko merupakan proses untuk

mengidentifikasi risiko-risiko yang merugikan perusahaan dan menghambat

dalam mencapai tujuan perusahaan. Karyawan dalam mengoptimalkan

kinerja sistem informasi akuntansi dapat menghindari kelalaian dalam

mengidentifikasi risiko yang ada sehingga dapat menghasilkan output yang

baik untuk perusahaan. Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh hasil

bahwa pemantauan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang. Hal ini disebabkan

karena masih banyak karyawan koperasi yang belum memahami tentang


101

penilaian risiko dalam perusahaan, selain itu penilaian risiko yang diteliti

hanya berfokus pada aspek-aspek penilaian risiko secara umum.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putri (2017) yang

menunjukkan bahwa penilaian risiko tidak berpengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Askikarno (2019), Triono dan Dewi (2020),

dan Sandra (2021) menyatakan bahwa penilaian risiko berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

5.3.3 Pengaruh Aktivitas Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang
Pengaruh aktivitas pengendalian terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi menunjukkan nilai thitung 4,370 serta nilai signifikan uji t sebesar

0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa apabila aktivitas pengendalian

mengalami peningkatan maka diikuti dengan peningkatan kinerja sistem

informasi akuntansi, sehingga H3 diterima.

Menurut Kasmir (2017) pengertian aktivitas pengendalian adalah

kebijakan dan prosedur selain yang telah dimasukan dalam keempat

komponen lainnya, yang membantu untuk meyakinkan bahwa tindakan-

tindakan yang penting telah dilakukan untuk mengatasi risiko-risiko dalam

mencapai tujuan organisasi. Sistem pengendalian internal perusahaan pada

umumnya dirancang untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa aset

perusahaan telah diamankan secara tepat dan bahwa catatan akuntansi dapat

diandalkan. Faktor manusia adalah faktor yang sangat penting sekali dalam
102

setiap pelaksanaan sistem pengendalian internal. Hubungan yang signifikan

menunjukan bahwa aktivitas memiliki peran penting dalam efektivitas kinerja

sistem informasi akuntansi. Apabila seluruh pengurus koperasi menerapkan

dan menyelenggarakan aktivitas pengendalian sesuai dengan ketentuan yang

ada pada setiap organisasi maka akan berdampak baik terhadap pengelolaan

keuangan koperasi dan berjalan dengan efektif. Hal ini dilakukan agar tidak

terjadi permasalahan dikemudian hari dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Semakin baik dan diterapkannya aktivitas pengendalian maka akan semakin

efektif dalam kinerja sistem informasi akuntansi (Wibowo,2019).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sandra (2021) yang

menunjukkan bahwa aktivitas pengendalian berpengaruh positif terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi.

5.3.4 Pengaruh Informasi Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi


Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang
Pengaruh informasi dan komunikasi terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi menunjukkan nilai thitung 1,942 serta nilai signifikan uji t sebesar

0,057 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa informasi dan komunikasi tidak

berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, sehingga H4 ditolak.

Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa informasi dan

kmunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di

Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang. Hal ini terjadi karena informasi

dan komunikasi dalam bentuk sistem akuntansi yang tidak memadai tidak

dapat meningkatkan nilai atas kinerja sistem informasi akuntansi yang


103

dihasilkan terutama pada laporan mengenai kredit lancar dan kredit

bermasalah yang berguna untuk menentukan kredit yang dapat diberikan

untuk periode selanjutnya. Selain itu, proses pencatatan yang kurang

memadai, misalnya informasi dan komunikasi terkait menggunakan bantuan

komputer dan formulir yang susah untuk digunakan, tidak dapat

meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi yang dihasilkan

(Putri,2017).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putri (2017) yang

menunjukkan bahwa informasi dan komunikasi tidak berpengaruh dan

signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Askikarno (2019), Triono

dan Dewi (2020), dan Sandra (2021) menyatakan bahwa informasi dan

komunikasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

5.3.5 Pengaruh Pemantauan Terhadap Kinerja sistem informasi akuntansi Di


Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang
Pengaruh pemantauan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

menunjukkan nilai thitung -1,675 serta nilai signifikan uji t sebesar 0,099 >

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pemantauan tidak berpengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi, sehingga H5 ditolak.

Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh hasil bahwa pemantauan

tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di Koperasi

Simpan Pinjam Kecamatan Petang. Hal ini terjadi karena kurangnya fungsi

pengawas dalam melakukan pengawasan dan pengendalian secara


104

keseluruhan, terutama pada bagian pengawasan tidak hanya dilakukan oleh

kepala bagian saja, serta kurangnya diskusi tentang pencatatan semua

transaksi yang terjadi di koperasi simpan pinjam Kecamatan Petang dengan

pengawas internal. Kurangnya fungsi pengawasan internal dalam membantu

sistem pemberian kredit membuat dungsi pemantauan tidak memiliki

pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Yana,2021).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ekaulandari dan Dwirandra (2018) dengan temuannya menunjukkan bahwa

pemantauan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

(2017), Askikarno (2019), dan Sandra (2021) menyatakan bahwa pemantauan

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat peneliti sampaikan setelah dilakukannya

penelitian dan pembahasan mengenai masalah pengaruh lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian informasi dan

komunikasi dan pemantauan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila lingkungan

pengendalian di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang mengalami

peningkatan maka akan diikuti dengan peningkatan kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

2. Penilaian risiko tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan penilaian risiko di

Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang tidak berdampak pada

kinerja sistem informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam

Kecamatan Petang.

3. Aktivitas pengendalian berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila aktivitas

pengendalian di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang mengalami

peningkatan maka akan diikuti dengan peningkatan kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

105
106

4. Informasi dan komunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan informasi

dan komunikasi di Koperasi Kecamatan Petang tidak berdampak pada

kinerja sistem informasi akuntansi di Koperasi Kecamatan Petang.

5. Pemantauan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pemantauan di

Koperasi Kecamatan Petang tidak berdampak pada kinerja sistem

informasi akuntansi di Koperasi Kecamatan Petang.

6.2 Keterbatasan dan Saran


6.2.1 Keterbatasan penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan yang nantinya

dapat disempurnakan oleh penelitian selanjutnya. Adapun keterbatasan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Masih terdapat jawaban kuesioner yang tidak konsisten menurut

pengamatan peneliti. Karena responden yang cenderung kurang teliti

terhadap pernyataan yang ada sehingga terjadi tidak konsisten terhadap

jawaban kuesioner.

2. Penelitian ini terbatas hanya meneliti pada wilayah Kecamatan.


107

6.2.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti

berikan sebagai berikut :

1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mendampingi atau

mengawasi responden dalam memberikan jawaban pada saat mengisi

kuisioner.

2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan memperluas ruang lingkup tidak

hanya pada Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang saja tetapi pada

Koperasi Simpan Pinjam seluruh Provinsi Bali agar dapat menghasilkan

respon yang lebih tinggi dan hasil penelitian dapat menghasilkan validitas

yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2017. Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas


Pengendalian, Informasi akuntansi, Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada Kantor Cabang Pelayanan Pendapatan Daerah
Kabupaten Sukabumi II Pelabuhan Ratu. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Sangga Vol 2 No 1 Tahun 2017.
Adriani, Putri Adrani, Yuniati. 2019. Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Penilaian
Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi akuntansi, Pemantauan Terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi PDAM Tirtawening Kota Bandung. E-Jurnal
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Bandung. Vol.1.
No.3.Tahun 2019.
Agung, I Gusti Rai. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Almilia, Brilliantien. 2007. Faktor-faktor yang Meempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi. Jurnal Ilmiah. STIE Perbanas Surabaya.
Anindita, Primastuti.2006. Kualitas Sistem Pengendalian Intern.Widyapraja,Vol.32 No.3,
Tahun 2006.
Askikarno. 2019 Pengaruh Sistem Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mamasa.
Jurnal Ilmiah Akutansi dan Bisnis Vol 4, No 2 Tahun 2019.
Azhar Susanto. 2017. Sistem Informasi Akuntansi, Pemahaman Konsep Secara Terpadu.
Edisi Perdana, Cetakan, Bandung: Lingga Jaya.
Bangun, Variana. 2015. “Analisis Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi
Dengan Pengelolaan Barang Milik Daerah Sebagai Variabel Intervening”. Tesis.
Universitas Sumatera Utara.
Bastian, Indra. 2011. Audit Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.
Bodnar,Hopwood. 2006.Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Yogyakarta: Andi.
Boyton,c. William, Raymond N. Johnson, dan Walter G Kell. 2003. Modern Auditing Edisi
Ketujuh, Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
Davis, F. M. 1993. Technology Acceptance Model o Empirically Testing New End-User
Information System Theory and Results. Unpublished Doctoral Dissertation. MT.
Davis, F. M. 1989. Perceived Useulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of
Information System Technology. MIS Quarterly. Vol 13, No. 3 Hal. 319-340.
Davis, Lex Donalson. 19991. Toward a Stewardship Theory of Management, Academy of
Management Review. Vol. 22, No. 1, page 22-14.
Ekaulandari, Dwirandra. 2018. Pengaruh Lingkugan Pengendalian, Penilaian Risiko,
Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan Terhadap

108
109

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi LPD di Kabupaten Gianyar. E-Jurnal


Akutansi Universitas Udayana, 4 (3), 585-604.
Erlina dan Sri Mulyani. 2011. Metodologi Penelitian dan Bisnis. Medan: USU Press.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, Buku Petunjuk Teknik
Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Faisol. 2017. Pengaruh Lingkugan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas
Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akutansi pemerintah Kabupaten Lamongan. Jurnal Ilmiah Universitas
Lamongan, Vol . No.3 Tahun 2017.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam.2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Edisi
8. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponogoro.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Halim, Abdul. 2008. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:UPP STIM YKPM.
Hall, James A. 2011. Accounting Information System: Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:
Selemba Empat.
Herawati, Tuti. 2014. “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur)”.
Journal Study & Accounting Research, Vol. XI, No. 1.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For Academic
Publishing Services.
Ibnuismail, COSO. 2013. Sistem Pengendalian. AIGPA’s Publicaton Division.
Jogiyanto, H.M. 2007. Metode Penelitian Bisnis:Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman, Yogyakarta: BPFE.
Komara. 2005. Analisis Faktor-Faktor Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. E-jurnal.
Universitas Diponogoro Semarang
Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Laila, Zumriyatun. 2011. “Analisis Penyelenggaraan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah pada Dua Pemerintah Daerah di Sumatera Barat”.
Tesis. Universitas Andalas.
Lathifah, N. 2021. Konsep dan Praktik Sistem Pengendalian Internal (T.A Marlin dan Y.
Alhidayah,ed). Sumatra Barat: Insan Cendekia Mandiri
Lex Donaldson, Jamen H. Davis. Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholde Return. Australian JLubis, Ade Fatma. 2012. Metode
Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan Tesis. Medan: USU Press.
110

Listiana, Ika. 2017. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Pengendalian Internal
Terhaap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada KSPPS Bina Insan Mandiri.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN Surakarta.
Nurhayati.2012.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi. Edisi 1. Madiun: Wima Pers
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Mardiasmo. 2006. “Pewujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi
Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance”. Jurnal Akuntansi Pemerintahan,
Vol. 2, No. 1.
Mulyadi.2022.Auditing. Edisis ke -6. Jakarta: Selemba Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Penerbit Selemba Empat.
Mulyati,Eva Faridah, Benny Prawiranegara. 2019. Pengaruh Ssistem Pengendalian Internal
Terhadapa Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Ilmial Fakultas Galuh Vol
1 No 1 Tahun 2019.
Munawir, H.S. 2008. Auditing Modern Buku Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Munawir S. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke 4, Cetakan Kelima Belas,
Yogyakarta: Liberty.
Nasution, M Irsan. “Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
dan Internal Audit Terhadap Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Serta
Dampaknya Terhadap Pencegahan Korupsi”. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Primastuti, Anindita. 2006. “Kualitas Sistem Pengendalian Intern Sebagai Penentu Tingkat
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Suatu pemerintah Daerah”. Jurnal
widyapraja, Vol.32, No.3.
Putri, Ulvi Anindya. 2017. “Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko,
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi dan Pemantauan Terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah Daereah Pada Inspektorat Daerah
Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang, Inspektorat
Daerah Kabupaten Bintan”. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Ramadhan. 2012, Sistem Informasi Akuntansi: Accounting Information System. Edisi
Empat. Universitas Diponogoro.
Romney, Marshal B dan Paul John Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
Ketigabelas, Diterjemahkan oleh: Kikin Sakinah, Nur Safira dan Novita
Puspasari, Penerbit Selemba Empat, Jakarta.
Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi dan Konsep Teknik Penyusunan Laporan Keuangan.
Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta
Sandra. 2021. Pengaruh Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas
Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantuan Terhadap Kinerja Sistem
111

Informasi Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal


Ilmiah Universitas Islam Kuantan Singingi, 9 (1), 25-34.

Sekaran, Uma. 2004. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi, Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga
Situmorang, Et. al. 2010. Analisis Data Penelitian; Menggunakan Program SPSS, Terbitan
Pertama. Medan: USU Press.
Soimah, Siti. 2014. “Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi
Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara”. Skripsi.
Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.
Subdibyo, Kuswanto. 2011. Analisis Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal. STIE.
Dharmaputra, Vol.3, No 2.
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta CV
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmana, Wawan dan Lia Anggarsari. 2009. “Pengaruh Pengawasan Intern dan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pemerintah Daerah (Survei pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kota Tasikmalaya”. Jurnal Akuntansi FE UNSIL, Vol.4, No.1, 2009.
Supranto, J. 2000. Statistik (Teori dan Aplikasi), Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Surastiani, Dyah Puri. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pemerintah Daerah”. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol. 7,
No. 2.
Sutrisno, Edy. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.
Syarifuddin, Akhmad. 2014. “Pengaruh Kompetensi SDM dan Peran Audit Intern terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah Daerah dengan Variabel
Intervening Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (Studi Empiris pada
Pemkab Kebumen)”. Jurnal Fokus Bisnis, Vol. 14, No. 02.
Tony, Triyulianto. 2008. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Bersama Kita
Bisa Menyongsong Masa Depan BPKP yang Lebih Cerah. Bulletin Perwakilan
BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, Vol. 1, No. 4, 24 Oktober 2008.
Triono, Dewi. 2020. Pengaruh Lingkugan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas
Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Kabupaten Sukoharjo. E-Jurnal Manajemen Bisnis,STIE
Multi Data Jawa Tengah Vol.3.No.Tahun 2020Trisnawati, Rina. 2012. Pengaruh
Efektivitas Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah di Dinas
112

Pendapatan Daerah Kota Bandung. Forum Bisnis dan Keuangan I, ISBN:978-602-


17225-0-3.
Umar, Husein. 2001. Metode Penelitian dan Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka.
Wahyuni,E, Wuriasih,A, Syarifuddin. (2019). Pengarus Sistem Pengendalian Internal
Terhdap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Daerah Kabupaten Manokwari.
JFRIES: Journal of Fiscal and Regional Economy Studies, 2 (1), 48-57.

Wibowo.2014. Manajemen Kinerja. Edisi Keempat. Jakarta: Rajawali Pers.

Wibowo., H. 2019. Indonesian Treasury Review. Jurnal Perbendaharaan, Keuangan


Negara dan Kebijakan Publik, (4) 330-33464, 243-266.
Yana. 2021. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Terhadap Pencegahan
Kecurangan. Kajian Akuntansi Vol.21 No.1 Maret pp:99-107.
113

LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuisioner Penelitian

Kepada:

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan penelitian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mahasaraswati, bersama ini saya:

Nama : Ni Putu Ocik Riantini

NIM : 1902622010178

Prodi : Akuntansi

Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan

Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi Dan

Komunikasi Serta Pemantauan Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang’’. Untuk maksud

tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini

dengan lengkap, jujur, dan tanpa diketahui oleh siapapun.

Penelitian ini semata-mata untuk kepentingan ilmiah bukan untuk hal-hal

yang lain diluar pendidikan akademis. Maka dari itu saya akan

mempertanggungjawabkan kerahasiaannya. Atas bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I

saya ucapkan terimakasih.


114

Lampiran 1 (Lanjutan)

Bagian 1
Kuesioner Penelitian

Nama Responden :

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur/Tahun Lahir :

Jabatan Responden :

Lama Bekerja :

Nama Koperasi :

Pendidikan terakhir yang ditempuh?

S2/S3 S1 D3 SMA/SMK Lainnya

(Keterangan: Berikan tanda checklist (√) pada kotak yang tersedia

Petunjuk pengisian kuesioner:

1. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan, mohon dibaca terlebih dahulu


dengan baik dan benar.
2. Pilihlah salah satu jawaban atau pendapat yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/I
paling sesuai dengan memberi tanda checklist (√).
3. Dalam mengisi angket/kuesioner mohon untuk mengisi seluruh pertanyaan-
pertanyaan karena sangat dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Atas perhatian dan waktu yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan saya ucapkan
terimakasih.
115

Lampiran 1 (Lanjutan)

Bagian II

Pada bagian ini responden diminta mengisi pada tempat yang disediakan

dengan memberikan tanda checklist (√) sesuai dengan kondisi sebenarnya untuk

jawabannya:

1. STS : Sangat Tidak Setuju

2. TS : Tidak Setuju

3. KS : Kurang Setuju

4. S : Setuju

5. SS : Sangat Setuju

1. Lingkungan Pengendalian (X1)

Lingkungan Pengendalian merupakan seluruh aspek mulai dari

perilaku, struktur, dan pedoman yang ada pada sebuah operasional

perusahaan. Lingkungan pengendalian menyediakan struktur organisasi

yang memberikan gambaran terhadap sikap dan kesadaran dari pengurus

untuk melakukan tugas dan wewenangnya. Pernyataan berikut

menggambarkan pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

No Pernyataan STS TS KS S SS

1. Terjalinnya komunikasi serta

penegakan nilai integritas dan etika di

internal organisasi

2. Terciptanya partisipasi yang aktif oleh


116

semua pihak yang bertanggungjawab

atas tata Kelola

3. Adanya komitmen karyawan terhadap

kompetensi masing-masing

4. Adanya filosofi dan gaya operasi

manajemen yang mendukung jalannya

pengendalian suatu sistem

5. Adanya pemberian wewenang dan

tanggungjawab yang jelas kepada

karyawan

6. Tersusunnya kebijakan yang

mendukung praktik kerja karyawan

sebagai sumber daya yang

dipekerjakan oleh perusahaan.

7. Terbentuknya struktur organisasi

perusahaan secara rinci.


117

2. Penilaian Risiko (X2)

Penilaian risiko adalah identifikasi analisis dan pengelolaan risiko

pada suatu perusahaan. Pernyataan berikut menggambarkan pengaruh

Penilaian Risiko Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di

Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

No Pernyataan STS TS KS S SS

1. Menganalisis risiko sebagai dasar

untuk menentukan bagaimana risiko

harus dikelola dan ditanggulangi

2. Menilai perubahan yang dapat

berdampak signifikan pada system

informasi akuntansi

3. Mengidentifikasi risiko yang

memungkinkan dapat terjadi

4. Mempertimbangkan potensi penipuan

dalam menilai risiko


118

3. Aktivitas Pengendalian (X3)

Aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan

melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan

bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian

tujuan dilakukan. Pernyataan berikut menggambarkan pengaruh Aktivitas

Pengendalian Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di Koperasi

Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

No Pernyataan STS TS KS S SS

1. Terdapatnya otorisasi transaksi dan

kegiatan yang memadai

2. Terdapatnya pemisahan fungsi yang

memadai

3. Terdapatnya pengendalian fisik atas

kekayaan dan catatan

4. Terdapatnya pemeriksaan independen

dan review kinerja

5 Terdapatnya desain dokumen dan

catatan yang akurat dan memadai


119

4. Informasi dan Komunikasi (X4)

Informasi dan komunikasi adalah komponen informasi yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mendapatkan, menukarkan dan

mencatat data transaksi yang dibutuhkan untuk mengendalikan dan

mengatur operasi perusahaan. Pernyataan berikut menggambarkan

pengaruh Informasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

No Pernyataan STS TS KS S SS

1. Bapak/ibu mengidentifikasi dan

mencatat transaksi dengan valid

2. Bapak/ibu mencatat transaksi pada

periode akuntansi dengan tepat

3. Bapak/ibu menyajikan transaksi dan

pengungkapan terkait kinerja sistem

informasi akuntansi yang tepat dan

valid
120

5. Pemantauan (X5)

Pemantauan adalah proses menentukan kualitas kinerja yang

menentukan kualitas kinerja sistem informasi baik itu secara digital

maupun secara manual sepanjang waktu, yang mencangkup penentuan

desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan

risiko. Pernyataan berikut menggambarkan pengaruh Pemantauan

Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam

Kecamatan Petang.

No Pernyataan STS TS KS S SS

1. Terdapatnya pemantauan berkelanjutan

terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi

2. Adanya supervisi yang efektif

3. Adanya pemantauan atas audit Internal


121

6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kinerja sistem informasi akuntansi dalah kualitas dan kuantitas dari

kumpulan sumber daya baik manusia maupun peralatan yang diatur

mengubah data akuntansi menjadi sebuah informasi untuk pengambilan

keputusan. Pernyataan berikut menggambarkan Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi Di Koperasi Simpan Pinjam Kecamatan Petang.

No Pernyataan STS TS KS S SS

1. Sistem infromasi akuntansi yang

bapak/ibu gunakan sudah relevan

2. Sistem informasi akuntansi yang

bapak/ibu gunakan mudah dipahami

3. Sistem informasi yang bapak/ibu

gunakan sangat efektif dan efisien

4. Sistem informasi akuntansi yang

bapak/ibu gunakan selalu memberikan

informasi yang akurat

5. Sistem informasi bapak/ibu gunakan

dapat diandalkan dalam menyusun

laporan keuangan
122

Lampiran 2 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Teknik Hasil


Analisis
1. Aditya Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
(2017) Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda. Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi,
Informasi Informasi dan serta
Akuntansi Komunikasi, Pemantaun
serta Berpengaruh
Pemantaun Positif
Terhadap
Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi
2 Putri (2017) Pengaruh  Dependen : Analisis Dari hasil
Lingkungan Kinerja Sistem Regresi penelitian
Pengendalian, Informasi Linear diperoleh
Penilaian Akuntansi Berganda. aktivitas
Risiko, Aktivitas  Independen: pengendalian
Pengendalian, Lingkungan dan
Informasi dan Pengendalian, pemantauan
Komunikasi, Penilaian berpengaruh
serta Pemantaun Risiko, positif
Terhadap Aktivitas terhadap
Kinerja Sistem Pengendalian, kinerja sistem
Informasi Informasi dan informasi
Akuntansi Komunikasi, akuntansi,
serta Sedangkan
Pemantaun lingkungan
pengendalian,
penilaian
risiko dan
informasi dan
komunikasi
tidak
berpengaruh
terhadap
123

kinerja sistem
informasi
akuntansi .
3 Ekauandari Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
dan Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Dwirandra Pengendalian, Informasi Linear pengujian
(2018) Penilaian Akuntansi Berganda. Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi
Informasi Informasi dan Berpengaruh
Akuntansi Komunikasi, Positif
serta Terhadap
Pemantaun Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi.
Sedangkan
serta
Pemantaun
tidak
berpengaruh
terhadap
kinerja sistem
informasi
akuntansi.
4 Adriani dkk Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
(2019) Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda. Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi,
Informasi Informasi dan serta
Akuntansi Komunikasi, Pemantaun
serta Berpengaruh
Pemantaun Positif
Terhadap
Kinerja
Sistem
124

Informasi
Akuntansi.
5 Askikarno Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
(2019) Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi,
Informasi Informasi dan serta
Akuntansi Komunikasi, Pemantaun
serta Berpengaruh
Pemantaun Positif
Terhadap
Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi.
6 Faisol Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
(2019) Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda. Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi,
Informasi Informasi dan serta
Akuntansi Komunikasi, Pemantaun
serta Berpengaruh
Pemantaun Positif
Terhadap
Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi.
7 Mulyati dkk Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
(2019) Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
125

Pengendalian, Lingkungan Penilaian


Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi,
Informasi Informasi dan serta
Akuntansi Komunikasi, Pemantaun
serta Berpengaruh
Pemantaun Positif
Terhadap
Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi
8 Wahyuni Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
dkk (2019) Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi,
Informasi Informasi dan serta
Akuntansi Komunikasi, Pemantaun
serta Berpengaruh
Pemantaun Positif
Terhadap
Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi..
9 Triono dan Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
Dewi Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
(2020) Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Informasi dan
serta Pemantaun Risiko, Komunikasi,
Terhadap Aktivitas serta
Kinerja Sistem Pengendalian, Pemantaun
Informasi Informasi dan Berpengaruh
Akuntansi Komunikasi, Positif
126

serta Terhadap
Pemantaun Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi.
Sedangkan
Aktivitas
Pengendalian
tidak
berpengaruh
terhadap
kinerja sistem
informasi
akuntansi.
10 Sandra Pengaruh  Dependen : Analisis Berdasarkan
(2021) Lingkungan Kinerja Sistem Regresi hasil
Pengendalian, Informasi Linear pengujian
Penilaian Akuntansi Berganda Lingkungan
Risiko, Aktivitas  Independen: Pengendalian,
Pengendalian, Lingkungan Penilaian
Informasi dan Pengendalian, Risiko,
Komunikasi, Penilaian Aktivitas
serta Pemantaun Risiko, Pengendalian,
Terhadap Aktivitas Informasi dan
Kinerja Sistem Pengendalian, Komunikasi,
Informasi Informasi dan serta
Akuntansi Komunikasi, Pemantaun
serta Berpengaruh
Pemantaun Positif
Terhadap
Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi.
127

Lampiran 3 Pendistribusian Data Sampel

Jumlah
Jumlah Jumlah kuesioner
Nama Koperasi Simpan Kuesioner
No. Seluruh Kuesioner yang
Pinjam yang
Karyawan kembali dianalisis
Disebar
Koperasi Simpan Pinjam
1 9 5 5 5
Yasa Kerti
Koperasi Dharma
2 6 2 2 2
Kahuripan
Koperasi Sumber Mertha
3 10 5 5 5
Buana
Koperasi Simpan Pinjam
4 7 5 5 5
Petang
5 Koperasi Masa Depan 8 3 3 3
Koperasi Artha Sumitra
6 5 4 4 4
Utama
7 Koperasi Mertha Rahayu 9 5 5 5
8 Koperasi Nandini Sari 10 9 9 9
Koperasi Simpan Pinjam
9 7 5 5 5
Candra Kerti
Koperasi Simpan Pinjam
10 7 5 5 5
Giri Artha Lestari
11 Koperasi Bhakti Sradha 3 1 1 1
Koperasi Simpan Pinjam
12 3 1 1 1
Sudha Jaya Sedana
Koperasi Saribang
13 5 1 1 1
Sedana
Koperasi Senapan Giri
14 7 4 4 4
Sedana
Koperasi Guna Sri
15 8 7 7 7
Sedana
Koperasi Karya
16 3 1 1 1
Winangun
17 Koperasi Tani Mertanadi 14 4 4 4
18 KUD Petang 6 2 2 2
19 Koperasi Dipayana 3 1 1 1
TOTAL 130 70 70 70
128

Lampiran 4 Karakteristik Responden

No Karakteristik Jumlah Orang Persentase (%)


Jenis Kelamin
a) Laki-laki 28 40
1
b) Perempuan 42 60
Total 70 70
Umur
a) < 21 tahun 18 25,71
b) 21 – 30 tahun 27 38,57
2
c) 30 – 40 tahun 22 31,43
d) > 40 tahun 3 4,28
Total 70 70
3 Pendidikan Terakhir
a) SMA/SMK 11 15,71
b) DI/II/III (Diploma) 17 24,29
c) Strata S1 (S1) 40 57,14
d) Strata 2 (S2) 2 2,86
Total 70 70
4 Masa Kerja
a) < 3 tahun 2 2,86
b) 3 – 5 tahun 49 70
d) > 5 tahun 19 27,14
Total 70 70
129

Lampiran 5 Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LP 70 20 35 28.44 3.670

PR 70 8 17 12.54 2.012

AP 70 12 22 16.37 2.323

IK 70 6 13 9.36 1.834

PN 70 6 13 9.94 1.382

KSIA 70 10 23 16.91 2.739

Valid N (listwise) 70
130

Lampiran 6 Hasil Uji Intrumen

1. Uji Validitas

Uji Validitas Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)


131

Uji Validitas Lingkungan Pengendalian (X1)


132

Uji Validitas Penilaian Risiko (X2)


133

Uji Validitas Aktivitas Pengendalian (X3)


134

Uji Validitas Informasi dan Komunikasi (X4)


135

Uji Validitas Pemantauan (X5)


136

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.818 5

Uji Reliabilitas Lingkungan Pengendalian ( X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.785 7

Uji Reliabilitas Penilaian Risiko (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.736 4

Uji Reliabilitas AKtivitas Pengendalian(X3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.756 5
137

Uji Reliabilitas Informasi dan komunikasi (X4)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.718 3

Uji Reliabilitas Pemantauan (X5)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.716 3
138

Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .272 2.523 .108 .915

LP .194 .068 .261 2.851 .006

PR -.038 .277 -.028 -.138 .890

AP .590 .135 .500 4.370 .000

IK .588 .303 .394 1.942 .057

PN -.358 .214 -.181 -1.675 .099


139

Lampiran 8 Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 70
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 1.84810929
Deviation
Most Extreme Absolute .084
Differences Positive .074
Negative -.084
Test Statistic .084
AsKSIAmp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

2. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d CollinearitKSIA
Coefficients Coefficients Statistics
Toleran
Model B Std. Error Beta T Sig. ce VIF
1 (Constan .272 2.523 .108 .915
t)
LP .194 .068 .261 2.851 .006 .852 1.174
PR - .277 -.028 -.138 .890 .172 5.802
.038
AP .590 .135 .500 4.370 .000 .543 1.842
IK .588 .303 .394 1.942 .057 .173 5.773
PN - .214 -.181 -1.675 .099 .610 1.640
.358
a. Dependent Variable: KSIA
140

3. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standardize
Unstandardiz d
ed Coefficient
Coefficients s T Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) .459 1.595 .288 .774
LP .035 .043 .103 .801 .426
PR .205 .175 .334 1.172 .246
AP -.108 .085 -.202 - .212
1.260
IK -.012 .191 -.019 -.065 .948
PN -.077 .135 -.087 -.571 .570
a. Dependent Variable: AB_RES
141

Lampiran 9 Hasil Uji Determinasi (R²)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate

1 .738a .545 .509 1.919


142

Lampiran 10 Hasil Uji Model Fit (Uji F)

ANOVAb

Mean
Model Sum of Squares Df Square F Sig.

1 Regressi
281.816 5 56.363 15.306 .000a
on

Residual 235.670 64 3.682

Total 517.486 69
143

Lampiran 11 Hasil Uji Parsil (Uji t)

Hasil Uji t
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .272 2.523 .108 .915

LP .194 .068 .261 2.851 .006

PR -.038 .277 -.028 -.138 .890

AP .590 .135 .500 4.370 .000

IK .588 .303 .394 1.942 .057

PN -.358 .214 -.181 -1.675 .099

Anda mungkin juga menyukai