Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP KINERJA AUDITOR


(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

SKRIPSI

ANDI MUHAMMAD ISMAIL


1492141002

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP KINERJA AUDITOR
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)

Sampul Dalam

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar


untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi

ANDI MUHAMMAD ISMAIL


1492141002

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama : Andi Muhammad Ismail
2. Tempat Tanggal Lahir : Liu, 24 April 1996
3. NIM : 1492141002
4. Program Studi : Akuntansi S1
5. Judul Skripsi :
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP KINERJA AUDITOR
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)
6. Dosen Pembimbing :
a. Samirah Dunakhir, SE.,M.Buss.,PH.D., Ak., CA.
b. Samsinar Anwar, S.Pd., SE.,M.Si.,Ak.,CA.
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi ini merupakan karya
sendiri dan bebas dari unsur plagiasi. Apabila ternyata dalam naskah ini
ditemukan unsur-unsur plagiasi, saya bersedia dituntut di dalam ataupun di luar
pengadilan dan bersedia menanggung segala risiko yang diakibatkannya.

Makassar, 24 Juni 2019

Mengetahui, Yang membuat pernyataan


Ketua Prodi Akuntansi S1

Samirah Dunakhir, SE.,M.Buss.,PH.D., Ak., CA. Andi Muhammad Ismail.


NIP. 19750203 199903 2 001 NIM. 1492141002
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas


Ekonomi Universitas Negeri Makassar Nomor : 1014/UN36.22/KM/2019 tanggal
26 Februari 2019 untuk membimbing saudara :
1. Nama : Andi Muhammad Ismail
2. Nim : 1492141002
3. Program Studi : Akuntansi S1
4. Judul Skripsi :
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP KINERJA AUDITOR
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan dapat diajukan di
hadapan Panitia Ujian Skripsi Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Makassar.

Makassar, 24 Juni 2019

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Samirah Dunakhir, SE.,M.Buss.,PH.D., Ak., CA. Samsinar Anwar, S.Pd., SE.,M.Si.,Ak.,CA.


NIP. 19750203 199903 2 001 NIP. 19771204 201404 2 001
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Hidup adalah proses belajar dan berjuang”


~ Andi Muhammad Ismail ~

“Salah satu kunci kebahagiaan adalah menggunakan uangmu


untuk pengalaman bukan untuk keinginan”
~ B.J Habibie ~

“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its


ability to climb a tree, it will live its whole life
believing that it is stupid”
~ Albert Einstein ~

Kupersembahkan karya ini kepada kedua orang tuaku


yang telah mendidik dengan ketulusan dan cintanya.
Serta pengembangan dunia akuntansi dan auditing
semoga dapat memberikan manfaat terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan.
RINGKASAN

ANDI MUHAMMAD ISMAIL. 2019. Pengaruh Penggunaan Teknologi


Informasi terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di
Kota Makassar). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar.
Dibimbing oleh Samirah Dunakhir, SE.,M.Buss.,PH.D., Ak., CA. dan Samsinar
Anwar, S.Pd., SE.,M.Si.,Ak.,CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja auditor di Kantor Akuntan
Publik di Kota Makassar. Variabel penelitian ini adalah penggunaan teknologi
informasi sebagai variabel bebas yang diukur dengan perceived usefulness dan
perceived ease of use. Kinerja auditor sebagai variabel terikat yang diukur dengan
kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, dan ketepatan waktu. Populasi dalam
penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota
Makassar berjumlah 60 orang. Sampel pada penelitian ini adalah auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar yang diambil dengan
metode convenience sampling berjumlah 36 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji
kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor.

Kata kunci: Penggunaan Teknologi Informasi dan Kinerja Auditor.


SUMMARY

ANDI MUHAMMAD ISMAIL. 2019. The Influence of Information Technology


Application on Auditor Performance (Study at Public Accountant Firm in
Makassar). Thesis, Economics Faculty in State University of Makassar. Advisers
by Samirah Dunakhir, SE.,M.Buss.,PH.D., Ak., CA. and Samsinar Anwar, S.Pd.,
SE.,M.Si.,Ak.,CA.
This research aimed to determine the influence of information technology
application on auditor performance at public accountant firms in Makassar. The
variables used in this research were information technology application as an
independent variable, measured by perceived usefulness and ease of use of
information technology application. Auditor performance as a dependent variable,
measured by the quality of work, the quantity of work, and the timeliness. The
population in this research were all auditors who worked at public accountant firm
a number of 60 auditors. The sample in this research was the auditor who worked
in the public accountant firm in Makassar choosen by the convenience sampling
method a number of 36 auditors. The data were collected using questionnaire. The
data obtained were analyzed using data quality test, classical assumption test, and
hypothesis test regression analysis. The result of this research showed that
information technology application had not a significant impact on auditor
performance.

Keywords: Information Technology Application and Auditor Performance.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmatnya


penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknologi
Informasi terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan
Publik di Kota Makassar)”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Makassar.
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun secara sistematis yaitu Bab
I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Kerangka Pikir, dan Hipotesis, Bab III
Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan pada Bab V
Penutup.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas
dukungan, doa, bimbingan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Azis, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar serta para wakil dekan yang telah memberikan
kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Samirah Dunakhir, SE., M.Buss., PH.D., Ak., CA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi S1 sekaligus sebagai pembimbing I yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan kesempatan
yang sangat berharga bagi penulis.
3. Ibu Samsinar Anwar, S.Pd., SE., M.Si., Ak., CA. dan Bapak Azwar Anwar,
SE., M.Si., Ak., CA. selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Mukhammad Idrus, SE., M.Si., Ak. CA. selaku penasehat akademik atas
segala nasehat selama penulis menjalani masa perkuliahan.
5. Bapak M. Ridwan Tikollah, S.Pd., M.SA. selaku penguji I atas segala masukan
dan saran yang diberikan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi FE Universitas Negeri Makassar yang
telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan tak ternilai harganya.
7. Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar atas bantuannya selama penulis
melakukan penelitian.
8. Rekan-rekan mahasiswa Akuntansi Angkatan 2014 atas segala kebersamaan
dalam melewati masa perkuliahan yang penuh suka dan duka.
9. Keluarga besar Kopma Almamater UNM atas segala kebersamaan,
kekeluagaan, serta pembelajaran selama penulis ada di Universitas Negeri
Makassar.
10. Seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu, rasa
terima kasihku atas segala bantuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
penulis senantiasa, mengharapkan saran yang konstruktif sehingga penulis dapat
berkarya lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun dunia akuntansi
secara umum serta dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT. Aamiiin Yaa Rabbal
Alamin.
Makassar, 24 Juni 2019

Andi Muhammad Ismail


DAFTAR ISI

Sampul Dalam..........................................................................................................ii
Pernyataan Orisinalitas Skripsi...............................................................................iii
Persetujuan Pembimbing........................................................................................iv
Pengesahan Ujian Skripsi.........................................................................................v
Motto Dan Persembahan.........................................................................................vi
Ringkasan...............................................................................................................vii
Summary...............................................................................................................viii
Kata Pengantar........................................................................................................ix
Daftar Isi.................................................................................................................xi
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Gambar......................................................................................................xiv
Daftar Lampiran.....................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................7
D. Manfaat Hasil Penelitian.....................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.....................8


A. Tinjauan Pustaka.................................................................................................8
1. Teknologi Informasi.......................................................................................8
2. Technology Acceptance Model.....................................................................18
3. Kinerja Auditor.............................................................................................21
4. Penelitian Sebelumnya.................................................................................25
B. Kerangka Pikir...................................................................................................28
C. Hipotesis............................................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................31


A. Variabel Dan Desain Penelitian........................................................................31
B. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel...............................................32
C. Populasi Dan Sampel........................................................................................35
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................36
E. Teknik Analisis Data.........................................................................................36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................43


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................................43
1. Sejarah Profesi Akuntan Publik....................................................................43
2. Institut Akuntan Publik Indonesia................................................................44
3. Kantor Akuntan Publik Di Kota Makassar...................................................45
B. Penyajian Data...................................................................................................49
1. Gambaran Umum Responden Penelitian......................................................49
2. Gambaran Umum Variabel Penelitian..........................................................52
C. Analisis Data.....................................................................................................60
D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan.....................................................................70

BAB V PENUTUP.................................................................................................75
A. Kesimpulan........................................................................................................75
B. Saran..................................................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................78
LAMPIRAN...........................................................................................................80
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................115
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kantor Akuntan Publik dan Kuantitas Pekerjaan pada Tahun 2017...........5

Tabel 2 Indikator Pengukuran Variabel Penggunaan Teknologi Informasi..........33

Tabel 3 Indikator Pengukuran Variabel Kinerja Auditor.......................................34

Tabel 4 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................35

Tabel 5 Distribusi dan Pengambilan Kuesioner.....................................................50

Tabel 6 Karekteristik Responden...........................................................................50

Tabel 7 Jawaban Responden terhadap variabel Perceived Usefulness..................53

Tabel 8 Jawaban Responden terhadap variabel Perceived Ease of Use...............54

Tabel 9 Jawaban Responden terhadap Indikator Kualitas Pekerjaan....................56

Tabel 10 Jawaban Responden terhadap Indikator Kuantitas Pekerjaan................58

Tabel 11 Jawaban Responden terhadap Indikator Ketepatan Waktu.....................59

Tabel 12 Uji Validitas Penggunaan Teknologi Informasi.....................................61

Tabel 13 Uji Validitas Kinerja Auditor..................................................................62

Tabel 14 Uji Reliabilitas........................................................................................63

Tabel 15 Hasil Analisis Uji Kualitas Data.............................................................63

Tabel 16 Hasil Uji Multikolinearitas.....................................................................65

Tabel 17 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda.................................................67

Tabel 18 Uji Parsial................................................................................................68

Tabel 19 Hasil Uji F (Uji Simultan).......................................................................69

Tabel 20 Jumlah Auditor, Teknologi Informasi, dan Kuantitas Pekerjaan............72


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Technology Acceptance Model .......................................................................20

Gambar 2 Skema Kerangka Pikir.....................................................................................30

Gambar 3 Skema Desain Penelitian.................................................................................32

Gambar 4 Hasil Uji Normalitas........................................................................................64

Gambar 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas...........................................................................66


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Usulan Judul.......................................................................................81

Lampiran 2 Surat Keputusan tentang Penugasan Dosen Pembimbing..................82

Lampiran 3 Undangan Seminar Proposal..............................................................83

Lampiran 4 Surat Pengantar Melakukan Penelitian...............................................84

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..................................87

Lampiran 6 Data Penelitian....................................................................................94

Lampiran 7 Hasil Analisis Data Penelitian............................................................97

Lampiran 8 Undangan Seminar Hasil..................................................................106

Lampiran 9 Undangan Ujian Skripsi...................................................................107

Lampiran 10 Surat Keputusan tentang Panitia Ujian...........................................108

Lampiran 11 Kuesioner Penelitian.......................................................................109


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi informasi dewasa ini berkembang sangat pesat sehingga

teknologi informasi sangat berperan dan menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.

Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada dengan kebutuhan

manusia yang semakin kompleks serta ketergantungannya terhadap teknologi

informasi tersebut. Perkembangan teknologi informasi terdiri dari tiga komponen

yaitu komputer, telekomunikasi, dan equipment kantor elektronik. Pemakaian

teknologi informasi dapat kita lihat pada sebagian besar transaksi ekonomi atau

bisnis yang dilakukan melalui elektronik. Perkembangan terknologi informasi

menyebabkan sistem akuntansi manual ditinggalkan dan digantikan dengan

sistem pengolahan data elektronik (PDE).

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah menyebabkan

transformasi yang luar biasa dalam mengelola informasi. Perkembangan ini

berimplikasi langsung pada auditor yang mengaudit informasi yang dihasilkan

melalui sistem yang berbantuan atau berbasis komputer. Auditor harus

memperbaharui pengetahuannya agar dapat menggunakan komputer seperti

bagaimana memulai program, pemrosesan data melalui komputer, melakukan

audit atas informasi yang diproses melalui komputer, mengambil sampel,

menganalisis data, sampai dengan menguji transaksi melalui komputer. “Para

auditor di perusahaan swasta atau pemerintah harus memahami dan mampu

1
2

melakukan audit pada organisasi yang telah menggunakan komputer atau

teknologi informasi dalam memproses data dan menyajikan informasinya.”

(Akmal & Hadi, 2009:2).

Teknologi juga tidak hanya merubah bagaimana auditor bekerja tapi juga

merubah apa yang auditor kerjakan. Adanya perubahan lingkungan menuntut

auditor untuk dapat mengantisipasi yaitu dengan meningkatkan keahliannya.

Apabila seorang auditor tidak meningkatkan keahliannya akan pengetahuan

teknologi informasi berarti segmen audit akan terbatas yaitu hanya untuk

perusahaan yang tidak menggunakan teknologi informasi. Apabila seorang auditor

melakukan audit terhadap perusahaan pengolahan datanya secara elektronik maka

auditor tersebut tidak independen dari sudut keahlian (independence in

competence). Hal ini sesuai dengan Kode Etik Akuntan Indonesia pada bab

kecakapan profesional pada pasal 16 yaitu “Seorang akuntan publik tidak

dibenarkan mengerjakan penugasan atau menerima pekerjaan yang tidak dapat

diharapkannya untuk diselesaikan atau tidak sesuai keahlian profesinya”.

“Teknologi Informasi adalah masalah konsep, pengetahuan, atau

manajemen terkait perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, jaringan,

dan teknologi lainnya.” (O’Brien & Marakas, 2014:39). Manfaat penggunaan

teknologi informasi dapat diukur melalui suatu evaluasi yang dapat memberikan

gambaran keberhasilan sistem itu sendiri. Perceived usefulness didefinisikan

sebagai tingkat keyakinan individu bahwa penggunaan teknologi informasi

tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat

teknologi bagi pemakainya yang berkaitan dengan produktivitas, kinerja tugas,


3

efektivitas, pentingnya suatu tugas, dan overall usefulness. Sementara perceived

ease of use didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa

penggunaan teknologi informasi merupakan hal mudah dan tidak memerlukan

usaha keras dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan

teknologi informasi dan kemudahan penggunaannya untuk tujuan sesuai

keinginan pemakai (user). Variabel kemanfaatan (usefulness) dan variabel

kemudahan pemakaian (ease of use) ini dapat dijadikan sebagai faktor-faktor yang

mempengaruhi minat penggunaan teknologi informasi. Pemahaman mengenai

faktor-faktor tersebut pada akhirnya dapat membantu auditor untuk mengetahui

hal-hal apa saja yang mempengaruhi pemakai dalam menggunakan teknologi

informasi.

Peningkatan penggunaan teknologi informasi pada perusahaan sebagai

salah satu bentuk pengembangan teknologi informasi telah banyak mengubah

pemrosesan data akuntansi secara manual menjadi otomatis. Otomatisasi

teknologi informasi yang berdasarkan pada komputer dapat melakukan berbagai

fungsi secara cepat dan tepat. Teknologi informasi dalam suatu perusahaan akan

membantu penyediaan informasi dengan cepat sesuai dengan kebutuhan manajer

dalam pengambilan keputusan, selain itu teknologi informasi tidak hanya

digunakan dalam pengolahan data, namun juga dapat digunakan untuk

mengetahui lebih cepat jika timbul permasalahan dalam organisasi dan

memfokuskan pada sumber tertentu guna mengambil tindakan yang tepat.

Perkembangan akuntansi yang menyangkut sistem informasi akuntansi

berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan akan mempengaruhi


4

praktik pengauditan. Perubahan proses akuntansi akan mempengaruhi proses audit

karena audit merupakan suatu bidang praktik yang menggunakan laporan

keuangan sebagai objeknya. Kemajuan teknologi informasi juga mempengaruhi

perkembangan proses audit. Kemajuan software audit memfasilitasi pendekatan

audit berbasis komputer. Keputusan suatu KAP memilih alat bantu bisa

mempengaruhi penilaian audit. Realitas menunjukkan bahwa masih banyak KAP

yang tidak menyelenggarakan kertas kerja dalam pemberian jasa asurans. Hal ini

tentu melanggar ketentuan yang berlaku dan berpotensi menimbulkan masalah

dikemudian hari. Kementerian Keuangan sebagai regulator banyak menjatuhkan

sanksi yakni pencabutan dan pembekuan izin. Kantor Akuntan Publik dituntut

untuk menerapkan teknologi informasi dalam memberikan jasa audit kepada

klien.

“Kinerja auditor merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan auditor

dalam melaksanakan pemeriksaan yang diukur berdasarkan standar audit yang

berlaku.” (Arfan, 2010:196). “Kinerja dapat diukur melalui pengukuran tertentu

(standar) yang mencakup kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu.”

(Kartika,2011:102). Kualitas berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan,

sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu

tertentu dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan.

Teknologi informasi digunakan untuk meningkatkan kinerja para individu sebagai

anggota organisasi bisnis yang secara agregat diharapkan dapat meningkatkan

kinerja organisasi. Oleh karena itu hal terpenting yang harus diperhatikan oleh

Kantor Akuntan Publik dalam menerapkan teknologi informasi adalah sejauh


5

mana keberhasilan sistem tersebut membawa dampak positif dalam peningkatan

kinerja baik individu maupun organisasi secara keseluruhan.

Saat ini perkembangan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia

terdapat 403 KAP tersebar di seluruh Indonesia, 10 KAP diantaranya berada di

Kota Makassar. Selain itu seiring bertambahnya jumlah KAP diikuti pula dengan

bertambahnya jumlah akuntan publik yang aktif yaitu 1.067 orang. Terdapat 326

perusahaan publik di Kota Makassar yang terdaftar di BEI angka ini bertambah

setiap tahun. Berdasarkan KEP-36/P/2003, perusahaan publik yang terdaftar di

BEI wajib mengumumkan laporan keuangannya yang telah diaudit oleh akuntan

independen. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil laporan audit atas

laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Maka KAP dituntut untuk

dapat memberikan jasa audit secara efektif dan efesien. KAP dituntut untuk

menerapkan teknologi informasi untuk memudahkan pekerjaan auditor. Idealnya

semakin baik teknologi informasi yang digunakan oleh auditor maka semakin baik

kinerja auditor. Sedangkan pada tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah auditor tidak

sejalan dengan kuantitas pekerjaan yang diselesaikan. Berikut sampel Kantor

Akuntan Publik dan kuantitas pekerjaan yang diselesaikan sepanjang tahun 2017.

Tabel 1 Kantor Akuntan Publik dan Kuantitas Pekerjaan pada Tahun 2017

Jumlah Kuantitas
No Kantor Akuntan Publik
Auditor Pekerjaan
1 KAP Drs. Harly Weku & Priscillia 4 orang 33
2 KAP Usman & Rekan 8 orang 19
3 KAP Ellya Noorlisyati & Rekan 5 orang 29
4 KAP Yakub Ratan 6 orang 18
5 KAP Yaniswar & Rekan 7 orang 70
Sumber : Hasil olah data tahun 2018
6

Dalam penelitian sebelumnya oleh Wicaksana (2014) tentang pengukuran

terhadap penggunaan teknologi informasi audit dan persepsi kegunaan

menunjukkan bahwa perceived usefulness dan perceived ease of use memiliki

pengaruh positif dan signifikan dengan pemeriksaan penggunaan teknologi

informasi, sehingga mempengaruhi auditor dalam menggunakan teknologi

informasi dan mempengaruhi Kantor Akuntan Publik (KAP) menginvestasikan

dana yang besar untuk menggunakan teknologi informasi audit. Sedangkan

variabel ukuran KAP dan variabel jenis teknologi audit tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap pemeriksaan penggunaan teknologi informasi dan

persepsi kemudahan pemakaian. Penelitian lainnya oleh Kartika (2011) tentang

pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dengan

teknologi informasi sebagai variabel intervening menunjukkan bahwa pengaruh

penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil

yang positif dan signifikan. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya jika terlebih

dahulu melewati teknologi informasi menunjukkan hasil negatif terhadap kinerja

auditor. Rengganis (2014) tentang pengaruh penerapan teknologi informasi

terhadap kinerja auditor menunjukkan bahwa penerapan teknologi informasi

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.

Dari pertimbangan latar belakang dan penelitian terdahulu maka peneliti

ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Teknologi

Informasi terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan

Publik di Kota Makassar).”


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan pokok

dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan teknologi informasi

terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk

mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap

kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Auditor untuk memberikan gambaran kepada auditor mengenai

penggunaan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja.

b. Bagi Kantor Akuntan Publik sebagai pertimbangan bagi Kantor Akuntan

Publik untuk lebih menyadari penggunaan teknologi informasi dalam

memaksimalkan kinerja auditor.

2. Manfaat Teoretis

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan hasil dari penelitian ini dapat

dijadikan sumber referensi dalam pembelajaran dikampus dan dapat berguna

untuk memperkaya informasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya pada bidang teknologi informasi audit.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Teknologi Informasi

a. Definisi Teknologi Informasi

Definisi teknologi informasi sangatlah luas mencakup semua bentuk

teknologi yang digunakan dalam menangkap, manipulasi, mengkomunikasikan,

menyajikan, dan menggunakan data yang akan diubah menjadi informasi.

Menurut Halim (2004:17)


Teknologi informasi terdiri dari tiga komponen yaitu komputer,
telekomunikasi, dan equipment kantor elektronik yang memanfaatkan
shared database, electronic fund transfer, electronic data interchange,
electronic commerce (E-commerce).

“Teknologi Informasi adalah masalah konsep, pengetahuan, atau

manajemen terkait perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, jaringan,

dan teknologi lainnya.” (O’Brien & Marakas, 2014:39). Dari beberapa definisi

para ahli dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara

teknologi komputer dan teknologi komunikasi.

b. Dampak Teknologi Informasi Pada Proses Audit

Ketika pertama kali sistem komputer muncul, banyak auditor

memperhatikan sifat dasar dari auditing terkait dengan perubahan untuk

menguasai teknologi baru. Auditor harus kompeten, evaluasi secara independen

pada serangkaian aktifitas ekonomi yang telah dicatat dan dilaporkan sesuai

dengan standar yang berlaku.

8
9

Menurut Halim (2004:28) sistem komputer secara garis besar berdampak

pada dua fungsi dasar yaitu:

1) Perubahan pengumpulan bukti, pengumpulan bukti yang dapat


dipercaya pada sistem komputer lebih kompleks daripada pengumpulan
bukti pada sistem manual. Auditor membandingkan perbedaan dan
tingkat kompleksitas teknologi pengendalian internal yang tidak ada
pada sistem manual. Kesulitan bagi auditor untuk memahami teknologi
pengendalian internal yang tidak ada pada sistem manual. Kesulitan
bagi auditor untuk memahami teknologi pengendalian adalah tidak
mudah karna hardware dan software berkembang dengan pesat.
Kondisi tersebut membuat auditor sulit dalam mengumpulkan bukti
yang dapat dipercaya dari pengendalian.
2) Perubahan evaluasi bukti, meningkatnya kompleksitas pada sistem
komputer dan teknologi pengendalian internal. Akan menjadi sulit
untuk mengevaluasi konsekuensi dari kuat lemahnya sistem yang dapat
dipercaya. Pertama, auditor harus memahami pengendalian bertindak
secara terpercaya atau kegagalan dalam fungsi.

Terdapat hubungan antara teknologi informasi dengan auditing baik dari

segi pengumpulan bukti maupun sampai evaluasi bukti. Dalam penyusunan

teknologi audit didasarkan pada standar yang berlaku seperti Standar Profesional

Akuntan Publik dan International Standart on Auditing. Menurut Agoes (2011:4)

pengertian auditing adalah:

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor mempunyai

standar yang harus diikuti untuk mempertahankan mutu auditnya. Adapun standar

yang mengatur tentang audit sistem informasi atau audit berbantuan komputer

adalah sebagai berikut:


10

1) SA Seksi 314 mengenai penentuan risiko dan pengendalian internal –

pertimbangan karakteristik sistem informasi komputer

2) SA Seksi 327 mengenai teknik audit berbantuan komputer

3) SA Seksi 335 mengenai auditing dalam lingkungan sistem informasi

komputer

4) SA Seksi 343 mengenai lingkungan sistem informasi komputer-

komputer mikro berdiri sendiri

5) SA Seksi 344 mengenai lingkungan sistem informasi komputer – on

line computer system

6) SA Seksi 345 mengenai lingkungan sistem informasi komputer –

database system.

c. Software Audit

Teknik audit berbantuan komputer dapat mencakup penggunaan perangkat

lunak klien (database, electronic spreadsheet atau perangkat lunak utilitas), yang

telah direview oleh auditor, atau penggunaan perangkat lunak yang dikembangkan

oleh auditor sendiri. Sebagai contoh, perangkat lunak tersebut dapat digunakan

oleh auditor untuk menambah transaksi atau saldo dalam arsip data untuk

dibandingkan dengan catatan pengendalian atau saldo akun buku besar atau

transaksi untuk diuji secara rinci atau konfirmasi atau untuk memeriksa database

untuk unsur yang luar biasa. “Perangkat lunak (Software) adalah istilah umum

untuk berbagai jenis program yang digunakan untuk mengoperasikan dan

memanipulasi komputer dan perangkat periferalnya.” (O’Brien & Marakas,

2014:138).
11

“Software audit merupakan perangkat lunak yang menggunakan GAS

(Generalized Audit Software) yang terdiri dari satu atau lebih program audit yang

dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi pada semua tipe organsisasi.” (Halim,

2004:44). Tipe-tipe fungsi dari GAS yaitu mengekstrak data dari file, menghitung

dengan data, membandingkan dengan data, peringkasan data, analisis data,

menyusun kembali data, penyeleksian data sampel untuk melakukan pengujian,

mendapatkan data statistik mencetak informasi yang diminta, analisis dan

keluaran yang lain.

Menurut Halim (2004:103) software audit yang digunakan oleh Auditor

dibedakan menjadi enam yaitu:

1) Accounting Software
Meliputi ABS Accounting, ACCPAC 2000 Businessb Works, CYMA
Accounting, CYMA PAS +, DAC Easy, Great Plains Dynamics, LIBRA
Signature , LIBRA Perspektif, Macola Progression Series, M>A>S 90
Evaluation/ 2, One-Write Plus, Peachtree, Platinum Series Accounting,
Ready-to-Run Accounting, Real-World Accounting, SBT Pro Series,
Solomon Series.
2) Spreadsheet Software
Mencakup program-program seperti Commander Prism, DS LAB,
Excel, Improv, Express, Focus, IFPS, Javelin Plus, SAS, Statistic SPSS.
3) Data-Base Management System Software
Mencakup program-program Acces, Dbase, Fox Pro, Oracle, Paradox.
4) Expert System Software
Mencakup program-program EXSYS, KDS, Level-5, OPS5, Personal
Consultant.
5) Neural Network Software
Terdiri dari program-program Model Quest, Autonet, Brainmaker,
Neural Works Professional.
6) Wordprocessing Software
Terdiri dari program-program MS-Word, Professional Write Plus, Word
Perfect, Word Pro.
12

Sehingga berdasarkan uraian diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa

software audit dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai sistem pencatatan,

penyimpanan, analisis, serta pelaporan.

1) Electronic Data Processing System

Electronic Data Processing (EDP) System adalah jenis audit yang

dilakukan oleh auditor terhadap organisasi yang informasinya dibuat melalui

komputer. Jenis EDP audit tersebut diklasifikasikan menjadi tiga jenis

berdasarkan luasnya penggunaan komputer dan data yang dihasilkan.

Menurut Akmal & Hadi (2009:17) pendekatan audit dalam lingkungan

sistem komputer dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis diantaranya :

a) Audit di sekitar komputer


Jenis audit ini dilakukan oleh auditor terhadap hardcopy yang
dihasilkan komputer, sedangkan komputernya sendiri tidak disentuh.
b) Audit dengan komputer
Jenis audit ini ditinjau dari auditornya yang menggunakan bantuan
komputer dalam melakukan audit. Karena itu, organisasi yang diaudit
mungkin belum menggunakan komputer tetapi auditor dalam
melakukan audit dibantu oleh komputer, yaitu ketika menyusun kertas
kerja pemeriksaan dan laporan hasil auditnya.
c) Audit melalui komputer
Ini merupakan jenis audit yang dilakukan terhadap organisasi yang
telah menggunakan komputer dalam memproses informasinya, baik
secara sempit dan sederhana maupun secara luas dan canggih.

Dalam SAS Nomor 48, The effect’s of Computer Processing on the

Examination of Financial Statement dan International Auditing Line Nomor 20

menjelaskan bahwa ada tiga tahap yang harus dilalui dalam pelaksanaan audit

untuk perusahaan yang telah menggunakan komputer yaitu:

a) Mempelajari struktur dan prosedur umum satuan usaha


13

b) Mempelajari sistem akuntansi dan kaitannya dengan struktur

pengendalian intern usaha

c) Merencanakan audit atas saldo dan transaksi

2) Jenis-Jenis Software Audit

Menurut Akmal & Hadi (2009:25-95) software audit dapat dibedakan

sebagai berikut:

a) Audit dengan bantuan microsoft excel


Program excel merupakan program spreadsheet pengolah angka dan
tidak dirangcang untuk menangani analisis data tetapi dirangcang untuk
mengolah data, terutama data kuantitatif. Walaupun demikian, program
ini dapat membantu auditor dalam melaksanakan audit dengan teknik
sampling. Beberapa kelemahan program ini jika dibandingkan dengan
program yang khusus dirangcang untuk analisis data seperti ACL
adalah sebagai berikut:
(1)Program excel tidak dapat menangani analisis multivariat, sehingga
jenis prosedur pengolahan datanya terbatas.
(2)Program excel tidak dirancang untuk analisis survei.
(3)Program excel tidak dapat mengolah data yang jumlahnya sangat
banyak.
(4)Fungsi dan rumus excel didefinisikan secara personal.
(5)Hasil program tentang analisis statistik sulit diikuti.
Program ini memiliki keunggulan karena terintegrasi dalam microsoft
office sehingga penyalinan data dari excel ke word sangat mudah
dilakukan.
b) Audit dengan bantuan Audit Command Language
Audit Command Language (ACL) adalah software yang dirancang
khusus untuk melakukan audit sehingga fasilitas menu utamanya
terdapat menu data, analyze, dan sampling. Menu ini digunakan setelah
project diaktifkan dan data diimport ke ACL. Setelah itu, ACL siap
melakukan semua perintah yang ada pada menu utama. ACL dapat
menganalisis sejumlah besar data, memberi akses yang aman tanpa
hambatan ke informasi yang ada pada berbagai komputer yang sering
terhubung melalui beberapa sistem, serta memiliki kemampuan
menampung ukuran file yang tidak terbatas dan kecepatan yang
memadai untuk melakukan analisis atas jutaan record. Hampir dalam
semua kasus, ACL dapat mengakses dari sumber data
virtual/sebenarnya tanpa harus melakukan penyiapan lebih lanjut atau
konversi data queri dan manipulasi data. ACL dapat membaca file yang
biasanya harus disiapkan terlebih dahulu dengan menggunakan proses
manual dan dikonversi oleh software lain. ACL juga dapat
14

mengombinasikan data dari berbagai sistem yang berlainan untuk


tujuan konversi, rekonsiliasi, dan pengendalian, yang juga merupakan
unsur terpisah dalam sistem terintegrasi. ACL dapat melihat data secara
normal dalam file yang berbeda dan menganalisisnya seolah-olah data
itu berada dalam satu file. Selain itu, ACL juga mampu membersihkan
dan memanipulasi data serta mempunyai opsi yang fleksibel dalam
menyusun laporan.
c) Audit dengan bantuan ATLAS
ATLAS (Audit Tool and Linked Archive System) merupakan aplikasi
audit berbasis international on standart on audit (ISA) untuk membantu
meningkatkan output kualitas audit bagi KAP menengah ke bawah
khususnya di tahap perencanaan audit. Penyusunan panduan audit ini
timbul didasarkan pada hasil pemeriksaan dimana KAP memiliki
permasalahan terkait kertas kerja audit. Aplikasi ATLAS telah berada
pada tahap respon terhadap resiko yang telah teridentifikasi pada tahap
perencanaan dan pelaporan audit. Diharapkan KAP dapat melakukan
audit dengan lebih terarah dan semakin meningkatkan kualitas audit
yang diberikan kepada klien.

Jenis-jenis software audit akan terus mengalami perkembangan

berdasarkan perkembangan dunia usaha. Auditor diharuskan dapat mengerti

teknologi informasi yang digunakan perusahaan sebelum memberikan jasa audit.

3) Teknik-Teknik Audit Dengan Komputer

Menurut Akmal & Hadi (2009:18) teknik audit yang dilakukan untuk

mengaudit organisasi yang telah menggunakan komputer sebagai berikut:

a) Untuk menguji pengendalian yang dilakukan terhadap unsur-unsur


pengandalian umum dan pengendalian aplikasi, baik yang kasat mata
seperti adanya password kunci akses masuk ruangan, pengendalian atas
jumlah dalam batch, maupun pemisahan fungsi. Selain itu, hal tersebut
juga dilakukan terhadap pengendalian yang berada dalam program
komputer, seperti validasi, penggunaan kata sandi, dan program yang
ditempelkan. Program yang ditempelkan ini akan melakukan secara
otomatis pengambilan sampel transaksi secara berkala, kemudian
keabsahan, keakuratan, keandalan, dan kebenaran sampel-sampel
tersebut diperiksa.
b) Untuk menguji komputer yang digunakan, pertama lakukan dengan
menggunakan data buatan (test data) milik auditor yang hasilnya telah
diketahui, akan diuji dan dilihat apakah hasilnya sama atau berbeda
dengan hasil yang telah diketahui oleh auditor. Jika berbeda, program
komputer tersebut mungkin mengandung kesalahan. Kedua, dengan
15

mengambil data organisasi yang telah diproses melalui program yang


digunakan oleh organisasi dan hasilnya telah diketahui, yang kemudian
diproses kembali dengan program yang sama yang dibuat atau dipunyai
auditor dan dicocokan apakah hasilya sama atau berbeda. Jika Berbeda,
program yang digunakan oleh organisasi yang diperiksa mungkin
mengandung kesalahan (parallel simulation).
c) Teknik integrated test facility (ITF), pengujian ini dilakukan dengan
cara menumpangkan catatan fiktif pada proses normal perusahaan yang
diberi tanda tertentu agar nantinya dapat dipisahkan dari data normal
perusahaan, seperti memasukkan pegawai fiktif pada pemrosesan
penggajian normal. Output proses itu lalu dianalisis apakah
penambahan data fiktif tersebut dapat diproses secara normal atau ada
pemberitahuan tertentu dari program aplikasinya. Jenis pengujian ini
cocok dilakukan pada sistem pemroses data secara on line.
d) Teknik embedded record routine dilakukan dengan memasukkan
program kedalam program aplikasi yang dijalankan untuk mengambil
data secara berkala. Kemudian data yang diambil secara berkala
tersebut akan digunakan untuk tujuan review dan analisis.
e) Teknik extended record, yang mirip dengan teknik embedded diatas,
menuntut pengetahuan komputer yang tinggi karena berkaitan dengan
pemrograman. Programnya dimodifikasi dengan membuat data
tambahan yang diambil dari proses rutin, yang merupakan data yang
menarik untuk direview dan dianalisis.
f) Teknik snapshot, dilakukan dengan memodifikasi program guna
mengambil data yang menarik pada suatu saat untuk direview dan
dianalisis.
g) Teknik penelusuran, teknik ini dilakukan melalui penelusuran perintah-
perintah tertentu yang dilaksanakan, apakah telah secara logis disusun
dan telah sesuai dengan maksud perintah yang bersangkutan. Pada
dasarnya, program komputer merupakan perintah-perintah logis yang
mengikuti aturan tertentu.
h) Teknik review sistem dokumentasi, semua kegiatan dibagian komputer
harus didokumentasikan secara rapih dan lengkap. Teknik ini dilakukan
untuk mereview dokumentasi kegiatan bagian komputer, termasuk
dokumentasi sistem dan aplikasi yang telah dibuat dan berlaku untuk
pemrosesan data.
i) Teknik control flowcharting, dimana menurut teknik ini auditor hendak
menguji keberadaan pengendalian pada suatu program dengan membuat
bagan arus pengendalian atas program yang dianalisis.
j) Teknik mapping, dimana teknik ini dilakukan dengan software tertentu
untuk mengawasi program yang dioperasikan, dan dari program
tersebut diketahui operasi apa yang sering dilakukan sehingga dapat
dipetakan mana yang akan direview lebih banyak. Agar lebih efektif,
biasanya pemeriksaan dilakukan bersama dengan teknik pengujian data.
k) Untuk menguji database atau data tertentu dalam file komputer, auditor
dapat menganalisis data tersebut dengan membuat program
16

pemeriksaan berdasarkan bahasa program yang digunakan, atau


menggunakan program yang sudah ada baik yang open maupun yang
dibuat secara khusus untuk audit. Program tersebut antara lain
Microsoft Excel dan Microsoft Acces yang merupakan program open.
Sedangkan yang memang khusus dibuat untuk audit contohnya adalah
Audit Command Lenguage (ACL), IDEA, Poc Audit, dan Pan Audit.
Pengujian seperti ini dilakukan dengan menganalisis data organisasi
yang diperiksa melalui fasilitas yang tersedia pada masing-masing
program yang ada.

Teknik audit berbantuan komputer dilakukan untuk menguji (baik secara

langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi komputer

yang digunakan untuk mengolah data.

d. Manfaat Teknologi Informasi

Menurut Halim (2004:122) manfaat teknologi informasi terhadap auditing

adalah sebagai berikut:

1) Informasi permanen yang terotomatisasi


Penggunaan teknologi informasi akan memudahkan auditor untuk
mencari data permanen sesuai dengan kriteria yang diperlukan. Jika ada
beberapa jenis data perusahaan klien yang sama dengan tahun-tahun
sebelumnya (deskripsi perusahaan, lokasi, aktifitas dan struktur
organisasi, personel dan sistem yang digunakan perusahaan) maka
informasi jenis ini tidak perlu diubah setiap tahun dan disimpan dalam
data base.
2) Penganggaran dan pencatatan waktu
Auditor dapat membuat anggaran dan pencatatan waktu. Apabila
auditor mendapat penugasan dari klien yang sama untuk tahun
berikutnya, auditor tidak perlu lagi menyusun anggaran baru, tetapi
dapat menggunakan anggaran sebelumnya dengan membuat revisi
untuk hal-hal yang tidak sesuai lagi.
3) Evaluasi pengendalian internal
Evaluasi terhadap pengendalian internal klien disimpan pada file yang
berbeda dengan penlaian resiko terhadap pengendalian intern. Kedua
file tersebut dihubungkan untuk memudahkan auditor ketika ingin
mengkaji ulang pengendalian intern klien.
4) Aplikasi Sampling
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor tidak memeriksa seluruh bukti
transaksi klien tetapi mengambil sampling atas sejumlah bukti transaksi
tersebut. Auditor dapat membuat spesifikasi mengenai jumlah angka
random yang diperlukan dan metode pengurutan.
17

5) Kalkulasi
Banyak prosedur audit yang memerlukan kalkulasi. Program komputer
akan memudahkan auditor untuk memperoleh hasil kalkulasi yang
akurat bila terjadi perubahan angka input.
6) Kertas kerja
Kertas kerja mutlak diperlukan auditor untuk mendukung pemeriksaan
yang telah dilakukan. Program komputer mampu menyediakan format
kertas kerja yang sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.

Teknologi informasi memberikan manfaat dalam mempermudah pekerjaan

auditor meliputi otomatisasi proses, penganggaran dan pencatatan waktu, evaluasi,

kalkulasi, serta pelaporan hasil audit.

e. Manajemen Sumber Data

“Manajemen sumber data merupakan pengembangan sistem file untuk

mendukung penyimpanan data yang terintegrasi.” (Halim, 2004:24).“Database

system terdiri dua komponen pokok yaitu database dan database management

system (DBMS).” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001:345.1). Database system

berinteraksi dengan aspek perangkat lunak dan perangkat keras dari keseluruhan

sistem komputer. Suatu database merupakan koleksi data yang dibagi dan

digunakan oleh sejumlah pemakai yang berbeda untuk tujuan yang berbeda-beda.

“Perangkat lunak yang digunakan untuk menciptakan, memelihara, dan

mengoperasikan database disebut perangkat lunak DBMS.” (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2001:345.1). Sedangkan “Basis data adalah kumpulan terintegrasi dari

elemen data terkait yang logis. Suatu Basis data mengonsolidasikan catatan

sebelumnya yang disimpan dalam arsip yang terpisah kedalam kelompok data

elemen biasa yang menyediakan data untuk berbagai aplikasi.” (O’Brien &

Marakas, 2014:192). Hubungan diantara elemen data individu yang banyak


18

disimpan dalam basis data didasarkan pada salah satu dari beberapa struktur data

logis, atau model.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001:345.3-345.4) tugas-tugas

pengelolaan database mencakup:

1) Pendefinisian struktur database, penentuan bagaimana data


didefinisikan, disimpan, diakses oleh pemakai database untuk
menjamin bahwa semua persyaratan dipenuhi pada waktu yang tepat.
2) Penjagaan integritas, keamanan, dan kelengkapan data, pengembangan,
implementasi, dan penegakan aturan untuk integritas, kelengkapan dan
akses data.
3) Koordinasi operasi komputer yang berkaitan dengan database,
pembebanan tanggung jawab kepada individu terhadap sumber daya
fisik komputer dan pemantau pemakaian fasilitas tersebut berkaitan
dengan operasi database.
4) Pemantauan kinerja sistem, pengembangan ukuran kinerja untuk
memantau integritas data dan kemampuan database memberikan respon
terhadap kebutuhan para pemakai.
5) Penyediaan dukungan pengelolaan, pengkoordinasian dan penghubung
dengan DBMS, pencarian informasi tentang versi baru yang diterbitkan
oleh penjual dan dampaknya tehadap entitas, pemasangan versi baru,
dan penyelenggaraan pendidikan intern yang semestinya dilakukan.

Tugas-tugas pengelolaan database mencakup pendefinisian struktur

database, integritas data, jalur operasi, pemantauan kinerja sistem, serta

mendukung pengelolaan pada sistem.

2. Technology Acceptance Model

Technology Acceptance Model (TAM) adalah suatu model untuk

memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan

menggunakan teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna. Model TAM

berasal dari teori psikologis untuk menjelaskan perilaku pengguna teknologi

informasi yang berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), minat

(intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship). Teori


19

ini membuat model perilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan perilaku.

Tujuan perilaku ditentukan oleh sikap atas perilaku tersebut. Dengan demikian

dapat dipahami reaksi dan persepsi pengguna teknologi akan mempengaruhi

sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi informasi, yaitu salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna atas kemanfaatan dan

kemudahan penggunaan teknologi informasi sebagai suatu tindakan yang

beralasan dalam konteks penggunaan teknologi informasi sehingga alasan

seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi

informasi menjadikan tindakan orang tersebut dapat menerima penggunaan

teknologi informasi.

TAM merupakan model yang paling berpengaruh untuk dapat melihat

penerimaan penggunaan sistem informasi. “Model ini akan menggambarkan

bahwa penggunaan sistem informasi akan dipengaruhi oleh variabel kemanfaatan

(usefulness) dan variabel kemudahan pemakaian (ease of use), dimana keduanya

memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang telah teruji secara empiris.”

(Davis, 1989). TAM meyakini bahwa penggunaan teknologi informasi akan

meningkatkan kinerja individu atau perusahaan, disamping itu penggunaan sistem

informasi adalah mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya.

Dengan menggunakan perceived usefulness dan perceived ease of use, maka TAM

diharapkan dapat menjelaskan penerimaan pemakai teknologi informasi itu

sendiri.

External Variables meliputi variabel lain yang dapat mempengaruhi niat

untuk menggunakan teknologi informasi seperti teknologi audit atau software


20

audit. Persepsi kemudahan pemakaian (perceived ease of use) mempengaruhi

persepsi kemanfaatan (perceived usefulness).Persepsi Kemanfaatan (perceived

usefulness) dan persepsi kemudahan pemakaian (perceived ease of use) keduanya

mempunyai pengaruh ke niat perilaku (behavioral intention). Sehingga

diharapkan dengan adanya niat perilaku maka auditor akan memutuskan untuk

menggunakan teknologi informasi tersebut. Model dari TAM dapat dilihat di

Gambar 1.

Gambar 1 Technology Acceptance Model (Sumber: Davis, 1996:453)

a. Konstruk-Konstruk di TAM

Menurut Lisa Noor Ardhiani (2015:13-14) Technology Acceptance Model

(TAM) memiliki beberapa konstruk diantaranya:

1) Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)

Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh

mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan

kinerja pekerjaannya. Konsep ini menggambarkan manfaat teknologi bagi

pemakainya (user) yang berkaitan dengan produktivitas, kinerja tugas, efektivitas,

pentingnya suatu tugas dan overall usefulness. Dengan demikian jika seseorang

percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Davis

menggunakan enam buah item untuk membentuk konstruk ini. Keenam item
21

tersebut adalah work more quickly, job performance, increase productivity,

effectiveness, makes job easier, dan useful.

2) Persepsi Kemudahan Pemakaian (Perceived Ease Of Use)

Persepsi kemudahan pemakaian (perceived ease of use) didefinisikan

sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi

informasi merupakan hal mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari

pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan teknologi

informasi dan kemudahan penggunaannya untuk tujuan sesuai keinginan pemakai.

Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi

mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Penelitian-penelitian

sebelumnya menunjukan bahwa konstruk persepsi kemudahan pemakaian

(perceived ease of use) mempengaruhi persepsi kemanfaatan (perceived

usefulness), sikap (attitude), niat (behavioral intention), dan penggunaan

sesungguhnya (behavior).

3. Kinerja Auditor

a. Kinerja

Peningkatan kinerja merupakan hal yang diinginkan baik dari pemberi

kerja maupun para pekerja. Pemberi kerja menginginkan kinerja karyawannya

baik untuk kepentingan peningkatan hasil kerja dan keuntungan perusahaan.

Disisi lain, para pekerja berkepentingan untuk pengembangan diri dan promosi

pekerjaan. Oleh karena itu “Kinerja (Performance) adalah hasil pekerjaan yang

dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan perkerjaan

(jobrequirement).” (Wilson,2012:231).
22

Menurut Mangkunegara (2009:67)


Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance),
istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.

Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan

dalam mencapai tujuan yang disebut juga sebagai standar pekerjaan. Standar

kinerja adalah tingkat yang diharapkan suatu pekerjaan tertentu untuk dapat

diselesaikan, dan merupakan perbandingan atas tujuan atau target yang ingin

dicapai.

“Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan

karyawan, yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi

kepada organisasi.” (Mathis & Jackson, 2002:66). Berdasarkan Pasal 1 ayat 1

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik disebutkan

Akuntan Publik atau auditor adalah seseorang yang telah diberikan izin untuk

memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis, jasa review atas

informasi keuangan historis, jasa asurans lainnya, dan jasa lainnya yang berkaitan

dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen. Kinerja auditor merupakan suatu

ukuran efektifitas dan efisiensi dari pekerjaan auditor dalam menyelesaikan tugas

auditnya. “Kinerja auditor merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan auditor

dalam melaksanakan pemeriksaan yang diukur berdasarkan standar audit yang

berlaku.” (Arfan, 2010:196).

Berdasarkan definisi para ahli maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

auditor adalah pencapaian hasil kerja seseorang yang telah diberikan izin untuk
23

melakukan tugas pemeriksaan dalam kurun waktu tertentu yang diukur

berdasarkan standar audit yang berlaku.

b. Pengukuran Kinerja

Standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan, dapat

dijadikan sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan. Untuk memudahkan penilaian

kinerja karyawan, kinerja karyawan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas.

Menurut Wilson (2012:234) kinerja dapat diukur dengan menggunakan beberapa

indikator sebagai berikut:

1) Kuantitas Pekerjaan
Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu
atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.
Setiap pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda sehingga menuntut
karyawan harus memenuhi persyaratan tersebut baik pengetahuan,
keterampilan, maupun kemampuan yang sesuai. Berdasarkan pekerjaan
tersebut dapat diketahui jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk dapat
mengerjakannya, atau setiap karyawan dapat mengerjakan berapa unit
pekerjaan.
2) Kualitas Pekerjaan
Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan
tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang
dituntut suatu pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan mempunyai standar
kualitas tertentu yang harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat
mengerjakannya sesuai ketentuan. Karyawan memiliki kinerja baik bila
dapat menghasilkan pekerjaan sesuai persyaratan kualitas yang dituntut
pekerjaan tersebut.
3) Ketepatan Waktu
Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis
pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki
ketergantungan atas pekerjaan lainnya. Jadi, bila pekerjaan pada suatu
bagian tertentu tidak selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan
dibagian lain, sehingga mempengaruhi jumlah dan kualitas hasil
pekerjaan.
4) Kehadiran
Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran karyawan dalam
mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. Kinerja karyawan
ditentukan oleh tingkat kehadiran karyawan dalam mengerjakannya.
24

5) Kemampuan Kerja Sama


Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan
saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh
dua orang atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antar
karyawan sangat dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari
kemampuannya bekerja sama dengan rekan sekerja lainnya.

Suatu pekerjaan dapat diukur melalui kuantitas, kualitas, ketepatan waktu

mengerjakannya, kehadiran, kemampuan bekerja sama yang dituntut suatu

pekerjaan tertentu.

c. Jenis-Jenis Auditor

Menurut Hery (2016:18) auditor dapat dibedakan menjadi empat jenis

yaitu sebagai berikut:

1) Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, audit
ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). BPK tidak
tunduk kepada pemerintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit
secara independen. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan
kepada DPR RI sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara.
2) Auditor Forensik
Profesi auditor forensik muncul seiring dengan perkembangan cabang
khusus disiplin ilmu akuntansi, yaitu akuntansi forensik. Akuntansi
forensik adalah suatu disiplin ilmu yang menggunakan keahlian
auditing, akuntansi, dan investigasi untuk membantu penyelesaian
sengketa keuangan dan pembuktian atas dugaan telah terjadinya fraud
(kecurangan).
3) Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada satu manajemen
perusahaan sehingga berstatus sebagai karyawan dari perusahaan
tersebut. Auditor internal merupakan bagian yang integral (tidak dapat
dipisahkan) dari struktur organisasi perusahaan, dimana perannya
adalah memberikan pengawasan serta penilaian secara terus menerus.
Auditor internal memiliki kepentingan atas efektifitas pengendalian
internal di satu perusahan.
4) Auditor Eksternal
Auditor eksternal sering disebut sebagai auditor independen atau
akuntan publik bersertifikat (certified publik accountan). Seorang
auditor eksternal dapat bekerja sebagai pemilik dari sebuah kantor
akuntan publik (KAP) atau sebagai anggotanya. Beberapa auditor
25

disebut “eksternal” atau “independen” karena mereka bukan merupakan


karyawan dari entitas yang diaudit.

Jenis auditor berbeda-beda tergantung jenis audit yang dilakukannya

meliputi auditor pemerintah, auditor forensik, auditor internal, serta auditor

eksternal.

d. Jenis-Jenis Audit

Menurut Agoes (2011:11) jenis-jenis audit ditinjau dari jenis pemeriksaan

dapat dibedakan atas:

1) Management Audit (Operational Audit)


Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi
tersebut sudah dilakukan secara efektif, efesien, dan ekonomis.
2) Pemeriksaan Ketaatan
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan
sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
(manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah,
Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain).
3) Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang ditentukan.
4) Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan electronic data processing (EDP)
system.

4. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya oleh Rengganis (2014) tentang pengaruh penerapan

teknologi informasi terhadap kinerja auditor yang bertujuan untuk menguji

pengaruh keahlian dan pengetahuan staf auditor dalam bidang teknologi informasi

terhadap kinerja sebagai auditor. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor

Akuntan Publik di Kota Semarang sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah
26

auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan

diantaranya statistik deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, dan

analisis regresi berganda. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi

informasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.

Persamaan penelitian Rengganis yaitu penggunaan teori Technologi Acceptance

Model yaitu adanya indikator persepsi kemanfaatan (perceived usefulness)

sedangkan perbedaannya terdapat pada penambahan variabel penggunaan sistem,

keahlian dan pengetahuan auditor.

Kartika (2011) tentang pengaruh penerapan audit sistem informasi

terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan audit sistem informasi

terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh berupa kuesioner kepada

auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan

judgment. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif, uji

kualitas data, dan uji hipotesis. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh

penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil

yang positif dan signifikan. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya jika terlebih

dahulu melewati teknologi informasi menunjukkan hasil negatif terhadap kinerja

auditor. Persamaan dalam penelitian ini terletak pada variabel kinerja auditor dan

perbedaannya terletak pada variabel teknologi informasi sebagai variabel


27

intervening sedangkan penelitian yang akan dilakukan, teknologi informasi

merupakan variabel independen.

Wicaksana (2014) tentang pengukuran terhadap penggunaan teknologi

informasi audit dan persepsi kegunaan dimana tujuan penelitian yang hendak

dicapai adalah untuk menguji tipe dan jenis teknologi informasi yang digunakan

auditor. Populasi dalam penelitian ini adalah KAP Bigfour maupun non Bigfour di

Kota Semarang dan sampel dalam penlitian ini adalah auditor yang bekerja di

KAP tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan

menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi statistic deskriptif, pengujian outer model, pengujian inner model, dan uji

hipotesis (path coefficients). Penelitian ini menunjukkan bahwa perceived

usefulness dan perceived ease of use memiliki pengaruh positif dan signifikan

dengan pemeriksaan penggunaan teknologi informasi, sehingga mempengaruhi

auditor dalam menggunakan teknologi informasi dan mempegaruhi Kantor

Akuntan Publik (KAP) menginvestasikan dana yang besar untuk menggunakan

teknologi informasi audit sedangkan variabel ukuran KAP dan variabel jenis

teknologi audit tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pemeriksaan

penggunaan teknologi informasi dan persepsi kemudahan penggunaan. Persamaan

penelitian Wicaksana dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan

technology acceptance model yang didalamnya terdapat indikator persepsi

kemanfaatan (perceived usefulness) sedangkan perbedaannya yaitu terdapat

variabel jenis teknologi informasi dan aplikasi audit dan variabel ukuran kantor

akuntan publik.
28

B. Kerangka Pikir

Penggunaan teknologi informasi oleh auditor dalam melaksanakan tugas

audit dapat diukur dengan Technology Acceptance Model (TAM). Technology

Acceptance Model (TAM) adalah suatu model untuk memprediksi dan

menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan menggunakan

teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna. Model ini akan

menggambarkan bahwa penggunaan teknologi informasi akan dipengaruhi oleh

persepsi kemanfaatan (usefulness) dan persepsi kemudahan pemakaian (ease of

use). Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh

mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan

kinerjanya. Persepsi kemudahan pemakaian (perceived ease of use) didefinisikan

sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi

informasi merupakan hal mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari

pemakainya

Kinerja auditor adalah pencapaian hasil kerja seseorang yang telah

diberikan izin untuk melakukan tugas pemeriksaan dalam kurun waktu tertentu

yang diukur berdasarkan standar audit yang berlaku. “Kinerja dapat diukur

melalui pengukuran tertentu (standar) yang mencakup kualitas, kuantitas dan

ketepatan waktu. Kualitas berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, kuantitas

adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu dan

ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan.

Peningkatan penggunaan teknologi informasi pada perusahaan sebagai

salah satu bentuk pengembangan teknologi informasi telah banyak mengubah


29

pemrosesan data akuntansi secara manual menjadi otomatis. Otomatisasi

teknologi informasi yang berdasarkan pada komputer dapat melakukan berbagai

fungsi secara cepat dan tepat. Perkembangan akuntansi yang menyangkut sistem

informasi akuntansi berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan

akan mempengaruhi praktik pengauditan. Penggunaan teknologi informasi pada

praktik pengauditan akan juga akan berdampak pada kinerja auditor. Dengan

menggunakan teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja

auditor.

Kinerja auditor akan terus meningkat seiring dengan penerapan teknologi

informasi yang digunakan dalam praktik pengauditan sehingga akan

meningkatkan kinerja auditor. Hal tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi

penggunaan teknologi informasi seorang auditor maka kinerja yang dihasilkan

juga akan semakin baik. Kinerja auditor digambarkan dengan kualitas pekerjaan,

kuantitas pekerjaan dan ketepatan waktu. Semakin baik teknologi informasi yang

digunakan oleh seorang auditor, maka auditor tersebut akan dengan mudah

melakukan praktik pengauditan. Sebaliknya jika rendah, maka auditor akan

menghasilkan kualitas dan kuantitas audit serta penyelesaian audit yang rendah.

Penggunaan teknologi informasi yang terdiri dari perceived usefulness dan

perceived ease of use diduga memiliki pengaruh baik secara simultan maupun

secara parsial terhadap kinerja auditor. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dapat

dilihat pada gambar 2 :


30

Penggunaaan Teknologi Informasi

Perceived Usefulness (X1)

Kinerja Auditor (Y)


Perceived Ease of Use (X2)

Gambar 2 Skema Kerangka Pikir

Keterangan :
: Hubungan parsial
: Hubungan simultan
C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, uraian tinjauan pustaka, dan kerangka

pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H0 : Diduga perceived usefulness dan perceived ease of use tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor.

H1 : Diduga perceived usefulness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja auditor.

H2 : Diduga perceived ease of use secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja auditor.

H3 : Diduga penggunaan teknologi informasi yang diukur dengan perceived

usefulness dan perceived ease of use secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja auditor.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan

teknologi informasi sebagai variabel independen yang terdiri atas persepsi

kemanfaatan (perceived usefulness) disimbolkan dengan X1 dan persepsi

kemudahan pemakaian (perceived ease of use) disimbolkan dengan X2 dan kinerja

auditor sebagai variabel dependen yang disimbolkan dengan Y.

2. Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu ingin menguji pengaruh penggunaan

teknologi informasi terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Makassar. Metode penelitian yang digunakan dalam merancang penelitian ini

adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu persepsi

kemanfaatan, persepsi kemudahan pemakaian dan satu variabel dependen yaitu

kinerja auditor. Sampel pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik di Kota Makassar. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner penelitian dibagikan langsung kepada responden menggunakan skala

likert yang merupakan pengembangan dari instrumen pengukuran yang telah

digunakan peneliti sebelumnya. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar

berikut :

31
32

KANTOR AKUNTAN PUBLIK


DI KOTA MAKASSAR

TEKNIK PENGUMPULAN
DATA AUDITOR
Kuesioner

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI KINERJA AUDITOR (Y)


 Perceived Usefulness (X1)  Kualitas Pekerjaan
 Perceived Ease of Use (X2)  Kuantitas Pekerjaan
 Ketepatan Waktu

TEKNIK ANALISIS DATA


1. Uji Kualitas Data
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Hipotesis

HASIL DAN
KESIMPULAN
Gambar 3 Skema Desain Penelitian

B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah

penggunaan teknologi informasi yang diukur dengan persepsi kemanfaatan

(perceived usefulness) dan persepsi kemudahan pemakaian (perceived ease of

use). Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah kinerja auditor.

1. Penggunaan Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan

teknologi komunikasi. Penggunaan teknologi informasi diukur dengan

menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang mencoba untuk

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan teknologi informasi.

Menurut Davis (1996) penggunaan teknologi informasi dapat diukur

mencakup dua indikator yaitu:


33

Perceived usefulness atau persepsi kemanfaatan adalah ukuran untuk


mengukur seberapa besar pengguna teknologi informasi potensial percaya
bahwa penggunaan perangkat khusus tersebut akan meningkatkan kinerja
mereka. Dan yang kedua yaitu perceived ease of use adalah persepsi
bahwa menggunakan teknologi khusus tersebut tidak memerlukan
tambahan usaha (effort) dalam penggunaannya.

Variabel ini menggunakan 10 pertanyaan. Pengukuran ini menggunakan

lima skala likert. Pertanyaan-pertanyaan berkisar tentang keuntungan dalam

menggunakan teknologi informasi dari sisi waktu, penyimpanan data,

pengalaman, efektifitas dan efisiensi dalam pembuatan kertas kerja, problem

analysis serta pembuatan keputusan. Skala pengukuran dimulai dari sangat tidak

setuju, tidak setuju, netral, setuju, hingga sangat setuju dengan skor berurutan

mulai dari satu sampai lima.

Tabel 2 Indikator Pengukuran Variabel Penggunaan Teknologi Informasi

Sub Nomor Skala


Variabel Indikator
Variabel Pertanyaan Pengukuran
Penggunaan Perceived a. Work More Quickly 1 Skala likert
teknologi usefulness b. Improve Job 2
informasi Performance
3
c. Increase Productivity 4
d. Effectiveness 5
e. Makes Job Easier 6
f. Useful

Perceived g. Easy to Learn 7


ease of use h. Controllable 8
i. Clear and 9
Understandable
j. Easy to use 10

Sumber : Davis,1996 (data diolah)

2. Kinerja Auditor

Kinerja auditor adalah pencapaian hasil kerja seseorang yang telah

diberikan izin untuk melakukan tugas pemeriksaan dalam kurun waktu tertentu
34

yang diukur berdasarkan standar audit yang berlaku. “Kinerja dapat diukur

melalui pengukuran tertentu (standar) yang mencakup kualitas, kuantitas dan

ketepatan waktu.” (Kartika, 2011:102). Kualitas berkaitan dengan mutu kerja

yang dihasilkan, kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun

waktu tertentu dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah

direncanakan. Untuk memudahkan pengukuran, maka variabel ini diterjemahkan

menjadi 19 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan adalah seputar apakah

responden merasakan berbagai keuntungan atau manfaat dari teknologi informasi

yang berbanding lurus dengan kinerja responden sebagai auditor. Skala

pengukuran dimulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, hingga

sangat setuju dengan skor berurutan mulai dari satu sampai lima.

Tabel 3 Indikator Pengukuran Variabel Kinerja Auditor

Variabel Sub Nomor Skala


Indikator
Variabel Pertanyaan Pengukuran
Kinerja Kualitas a. Keakuratan temuan 11, 12, Skala likert
Audior Pekerjaan audit
b. Sikap kehati-hatian 13, 14,15,
profesional auditor
c. Review oleh pihak 16
ketiga
d. Tindak lanjut hasil 17
audit
e. Berpedoman pada 18
prinsip dasar etika
profesi akuntan
publik
f. Berpedoman pada 19
standar audit
g. Berpedoman pada 20
standar
pengendalian mutu
35

Kuantitas a. Pencapaian volume 21


Pekerjaan kerja sesuai dengan
kemampuan Auditor
b. Standar kerja 22
c. Peningkatan kinerja 23
d. Jumlah pekerjaan 24
sesuai dengan yang
ditetapkan
e. Target pekerjaan
diselesaikan dengan 25
baik dan cermat
Ketepatan a. Disiplin Kerja 26, 27, 28,
Waktu b. Hasil Kerja 29

Sumber : Kartika, 2014 (data diolah)

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Kota Makassar berjumlah 60 orang. Metode

pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling yang

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kemudahan. Dari 10

KAP yang ada di Kota Makassar, hanya tujuh KAP yang bersedia diteliti.

Berdasarkan hal tersebut maka sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 36

orang. Berikut ini disajikan tabel populasi dan sampel auditor pada KAP di Kota

Makassar pada tahun 2018 sebagai berikut :

Tabel 4 Populasi dan Sampel Penelitian


Jumlah Auditor/
No Nama Kantor Akuntan Publik Sampel
Populasi
1 KAP Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo &
6 orang 6 orang
Rekan
2 KAP Yakub Ratan 6 orang 6 orang
3 KAP Usman & Rekan 8 orang 5 orang
4 KAP Ellya Noorlisyati & Rekan 5 orang 5 orang
5 KAP Drs. Harly Weku & Priscillia 4 orang 4 orang
6 KAP Yaniswar & Rekan 7 orang 7 orang
7 KAP Drs. Rusman Thoeng, M.Com, BAP 5 orang 3 orang
8 KAP Benny, Tony, Frans & Daniel* 7 orang -
36

9 KAP Bharata, Arifin, Mumajad & Sayuti* 7 orang -


10 KAP Ardaniah Abbas* 5 orang -
Jumlah 60 orang 36 orang
*Tidak bersedia diteliti

Sumber : Hasil olah data tahun 2018

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner

untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

responden. Dalam hal ini data primer berupa hasil perolehan data dari jawaban

kuesioner yang diisi oleh auditor sebagai responden. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode penyebaran

kuesioner secara personal.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang valid adalah alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data yang valid. Suatu penelitian akan

menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang validity (tingkat

kebenaran atau keabsahan yang tinggi) dan kurang reability (tingkat keandalan).

Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data yang akan digunakan valid dan

reliabel. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data yaitu:

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Jika valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
37

variabel yang akan diukur. Instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul dapat tepat

mengungkap variabel yang dimaksud. Uji validitas dirumuskan sebagai berikut:

t tabel
r tabel =
√ df +t 2
tabel

Menurut Sunyoto (2013:85-86)


Uji validitas dilakukan dengan corrected item-total correlation yaitu
membandingkan nilai corrected item-total correlation dengan hasil
perhitungan r-tabel. Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak
signifikan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk
degree of freedom (df) = (n) – 2 dan satu daerah sisi pengujian dengan
alpha 0,05 didapat r tabel 0,361. Asumsinya jika r-hitung lebih besar dari
r-tabel dan bernilai positif, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan
valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau

handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Contoh

butir pertanyaan konstruk penggunaan teknologi informasi terdiri dari 1 s/d 10

dan butir pertanyaan kinerja auditor terdiri dari 11 s/d 29. Pengukuran kehandalan

butir pertanyaan dengan sekali menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian

hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang

sama. Pengujian reliabilitas dapat dihitung dengan bantuan komputer IBM SPSS

Statistics Version 24 dengan fasilitas cronbach alpha (a) yang dirumuskan

sebagai berikut:
38

( )
n
s x −∑ s j
2 2

n j=1
a= 2
n−1 sx

Keterangan :
2
s j = varians skor item ke-j dengan j = 1,2,...,n

n = jumlah data
2
s x = varians skor total keseluruhan item

Suatu kontsruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

cronbach alpha (a)>0,60.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi, terdapat beberapa asumsi yang

harus dipenuhi agar data yang akan dimasukkan dalam model regresi telah

memenuhi ketentuan dan syarat dalam regresi. Uji asumsi klasik dalam penelitian

ini mencakup uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah

satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat normal plot yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal.

Melalui normal plot akan diketahui normalitas data dengan

membandingkan antara data riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk.
39

Jika data riil membentuk garis kurva cenderung tidak simetris terhadap mean (U),

maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal atau sebaliknya. Suatu data

dikatakan berdistribusi jika garis data riil mengikuti garis diagonalnya. (Sunyoto,

2013:96).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara

variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model

regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antara variabel independen.

Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat VIF

(Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance

< 0,10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas

dalam model regresi (Ghozali, 2011:91-92).

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak

varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika

residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan

jika variannya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas.

Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik

scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu

X=Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat

(sumbu Y=Y Prediksi – Y riil).


40

Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan

data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun diatas titik origin

(angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Sedangkan

heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola

yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

(Sunyoto, 2013:90-91).

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini akan menguji bagaimana pengaruh penggunaan teknologi

informasi (perceived usefulness dan perceived ease of use) terhadap variabel

dependen yaitu kinerja auditor. Alat uji yang digunakan untuk menguji hubungan

variabel tersebut adalah uji t dan uji f. Uji t bertujuan untuk menguji apakah

variabel independen penggunaan teknologi informasi (perceived usefulness dan

perceived ease of use) secara parsial atau individual terhadap variabel dependen

(kinerja auditor). Uji f dilakukan untuk menguji adanya pengaruh variabel

independen secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen, uji

hipotesis sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisi regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis ini

digunakan untuk menjawab bagaimana pengaruh pengunaan teknologi informasi

(perceived usefulness dan perceived ease of use) terhadap kinerja auditor. Model

yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +e
Keterangan:
41

Y = Kinerja Auditor

α = Konstanta

b = Koefisien arah regresi

X1 = Perceived Usefulness

X2 = Perceived Ease of Use

e = error

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial bertujuan untuk menguji apakah variabel penggunaan teknologi

informasi (perceived usefulness dan perceived ease of use) berpengaruh secara

parsial atau individual terhadap variabel kinerja auditor. Menurut Sugiyono

(2014:250) uji parsial dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r √n−2
t=
√ 1−r 2
Keterangan:

t = distribusi t

r = koefisien korelasi parsial

r² = koefisien determinasi

n = jumlah data

Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (perceived usefulness

dan perceived ease of use) terhadap variabel terikat (kinerja auditor).

2) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (perceived


42

usefulness dan perceived ease of use) terhadap variabel terikat (kinerja

auditor).

c. Uji Simultan (Uji F)

”Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara simultan terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi 0,05.”

(Ghozali, 2011). Jika nilai signifikansi > 0,05 maka variabel independen tidak

berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai

signifikansi < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen. Menurut Sugiyono (2014:235) pengujian signifikansi terhadap

koefisiensi korelasi ganda dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


2
R /k
Fh= 2
(1−R )/(n−k−1)

Keterangan:
R : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah variabel independen
n : Jumlah sampel
Selain dapat dihitung dengan pengujian signifikansi juga dapat dilihat

dengan cara membandingkan nilai fhitung dengan ftabel pada tingkat kepercayaan 95%

dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah

responden dan k adalah jumlah variabel independen.

Kriteria pengujian yang digunakan yaitu:

Jika fhitung <ftabel (n-k-1) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh

signifikan antara variabel bebas (perceived usefulness dan perceived ease of use)

terhadap variabel terikat (kinerja auditor). Sebaliknya jika fhitung >ftabel (n-k-1) maka
43

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas

(perceived usefulness dan erceived ease of use) terhadap variabel terikat (kinerja

auditor).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Profesi Akuntan Publik

Sejak tahun 1907 pemerintah Belanda sebenarnya sudah mengenalkan

profesi akuntan dengan mengadakan pendidikan akuntansi melalui perguruan

tinggi yang bernama “Gouverments”. Namun saat itu hingga perang dunia II

profesi akuntan publik masih dikuasai oleh orang-orang Belanda yang berpraktek

sebagai akuntan. Sistem akuntansi yang berlaku di Indonesia juga mengikuti

sistem akuntansi Belanda. Hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia, orang-

orang Indonesia yang mempunyai gelar akuntan hanya 5 orang.

Di Indonesia profesi akuntan publik mengalami perkembangan yang

berarti sejak tahun tujuh puluhan. Yang mendorong perkembangan profesi

akuntan publik yaitu adanya pelunasan kredit yang dilakukan oleh perbankan

kepada perusahaan. Dimana nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu

diwajibkan untuk menyerahkan secara priodik laporan keuangan yang sudah

diperiksa oleh akuntan publik. Dengan adanya kewajiban ini menyebabkan

perusahaan-perusahaan yang ingin membeli kredit di bank memerlukan jasa

akuntan publik untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan yang telah

dibuat oleh manajemen perusahaan.

Dengan dikeluarkannya paket 23 Maret 1979 yang berisi tentang surat

keputusan Menteri Keuangan No. 108 / KMK / 07 / 1979 tentang perlu

diciptakannya satu iklim yang sehat bagi dunia usaha, guna penetapan pajak yang

44
45

lebih objektif. Dalam peraturan ini, inspeksi pajak menetapkan pajak pendapatan

atau pajak perseroan atas dasar laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan

publik dapat memperoleh keringanan dalam penentuan pajak perseroan.

Disamping itu perkembangan profesi akuntan publik juga didorong

peraturan pemerintah. Perusahaan yang akan mengadakan emisi atau gopublic di

pasar modal harus memenuhi satu syarat yaitu laporan keuangan yang telah

diperiksa oleh akuntan publik dua tahun berturut-turut dengan pendapat wajar.

2. Institut Akuntan Publik Indonesia

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) atau Indonesian Institute of

Certified Public Accountants (IICPA) mempunyai latar belakang sejarah yang

cukup panjang, dimulai dari didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1957

yang merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Perkembangan

profesi dan organisasi Akuntan Publik di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari

perkembangan perekonomian, dunia usaha dan investasi baik asing maupun

domestik, pasar modal serta pengaruh global. Secara garis besar tonggak sejarah

perkembangan profesi dan organisasi akuntan publik di Indonesia memang sangat

dipengaruhi oleh perubahan perekonomian Negara pada khususnya dan

perekonomian dunia pada umumnya.

a. Visi Institut Akuntan Publik Indonesia

1) Mewujudkan Akuntan Publik yang berintegritas, berkualitas dan

berkompetensi berstandar internasional.

2) Mendorong pertumbuhan dan independensi profesi Akuntan Publik.


46

3) Mewujudkan lingkungan internal dan eksternal profesi yang sehat dan kondusif

bagi profesi Akuntan Publik

4) Menjaga martabat profesi Akuntan Publik dan kepercayaan publik.

5) Melindungi kepentingan publik dan Akuntan Publik.

6) Mendorong terwujudnya good governance di Indonesia.

b. Misi Institut Akuntan Publik Indonesia

1) Menyediakan SDM profesi akuntansi yang memiiki kompetensi sesuai standar

global melalui rekrutmen anggota.

2) Menyediakan Standar Profesi Akuntan Publik dan Kode Etik berstandar

internasional.

3) Mendorong peningkatan kualitas jasa profesi Akuntan Publik melalui

penguatan kelembagaan Kantor Akuntan Publik.

4) Mendorong peningkatan praktik tata kelola yang baik dibidang perekonomian

dan pengelolaan negara, termasuk pencegahan korupsi dan peningkatan

kualitas pelaporan informasi keuangan.

3. Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor

Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, Berdasarkan Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik disebutkan bahwa Kantor

Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-

Undang Nomer 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Sedangkan Akuntan

Publik atau auditor independen adalah seseorang yang telah diberikan izin untuk
47

memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis, jasa review atas

informasi keuangan historis, jasa asurans lainnya, dan jasa lainnya yang berkaitan

dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen.

Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya

adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik

sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan

demikian, profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung

perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi

dan mutu informasi dalam bidang keuangan. Akuntan Publik tersebut mempunyai

peran terutama dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan

atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban

kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu

entitas.

Dengan demikian, tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau

pernyataan pendapatnya atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas,

sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut merupakan

tanggung jawab manajemen. Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia

usaha, dalam era globalisasi perdagangan barang dan jasa, kebutuhan pengguna

jasa Akuntan Publik akan semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas

informasi keuangan yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Dengan demikian, Akuntan Publik dituntut untuk

senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme agar dapat memenuhi

kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik. Meskipun


48

Akuntan Publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan kompetensi dan

meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa,

kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa Akuntan Publik akan

tetap ada. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi

profesi Akuntan Publik, diperlukan suatu undang-undang yang mengatur profesi

Akuntan Publik

Para pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang

telah diaudit oleh akuntan publik bebas dari salah saji material, dapat dipercaya

kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan telah

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Oleh karna itu

diperlukan suatu jasa professional yang independen dan objektif (akuntan publik)

untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.

Struktur keorganisasian dalam KAP sebagai berikut:

a. Rekan atau partner, yaitu rekan pimpinan dan rekan yang menduduki jabatan

tertinggi dalam KAP. Tugasnya bertanggung jawab secara keseluruhan

terhadap pekerjaan yang ditangani oleh KAP.

b. Manajer, yaitu pengawas pemeriksa, koordinator dari akuntan senior. Tugasnya

mereview program audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan manajemen

latter.

c. Akuntan senior atau koordinator akuntan junior yaitu akuntan perencana dan

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pemeriksaan. Tugasnya mengarahkan

dan mereview pekerjaan akuntan junior.


49

d. Akuntan junior atau asisten akuntan, yaitu pelaksana prosedur pemeriksaan

secara rinci sesuai dengan pengarahan dari akuntan senior. Tugasnya membuat

kertas kerja.

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik dengan jumlah responden

sebanyak 36 responden. Kota Makassar termasuk kota besar yang sudah banyak

KAP besar maupun kecil, yang menuntut eksistensi auditor independen dalam

melakukan audit laporan keuangan dalam memberikan pendapat atas dasar hasil

pemeriksaan, sehingga keterlibatannya dalam penentuan opini audit. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada tujuh Kantor Akuntan Publik di

Kota Makassar yaitu:

1. KAP Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan (cabang)


Perizinan : KEP-41/KM.1/2010 (20 Januari 2010)
Alamat : JL. Boulevard Ruko Jascinth 1 No. 10 Makassar 90231
Telepon : (0411) 447377
2. KAP Usman & Rekan
Perizinan : KEP-992/KM.17/1998 (26 Oktober 1998)
Alamat : Jl. Maccini Tengah No. 21 Makassar
Telepon : (0411) 449060
3. KAP Yakub Ratan & Rekan
Perizinan : KMK NOMOR 962/KM.1/2017 (20 September 2017)
Alamat : Graha Surandar Lt 3 Jl. Mesjid Raya No. 80 A, Makassar
Telepon : 08114441327
4. KAP Dra. Ellya Noorlisyanti & Rekan
Perizinan : KEP-682/KM.17/1998
Alamat : Jl. A.P.PettaraniRuko Diamond Center No. 44 Makassar
Telepon : (0411) 4671888
E-mail : info@kap-ellya.com
50

5. KAP Drs. Harly Weku & Priscillia


Perizinan : KEP-1459/KM.1/2016 Tanggal 28 Desember 2016
Alamat : Jl. Bontosua Komp. Ruko Dewi No. 1 D Makassar 90157
Telepon : (0411) 3613129 – 3611688
6. KAP Yaniswar & Rekan
Perizinan : Izin Menteri Keuangan RI No. 44/KM.1/2018
Alamat : Jl. Langgau Lr. 8 No. 6 Makassar
Telepon : (0411) 8002274
7. KAP Drs. Rusman Thoeng, M.Com, BAP
Perizinan : KEP-064/KM.6/2004
Alamat : Jl. Rusa No. 65A Makassar
Telepon : (0411) 8111250

B. Penyajian Data

1. Gambaran Umum Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik di Makassar. Dari 10 Kantor Akuntan Publik yang ada di

Makassar, yang berkenan untuk turut serta dalam penelitian hanya tujuh Kantor

Akuntan Publik.

Data untuk penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan secara langsung kepada responden pada masing-masing Kantor

Akuntan Publik. Dari 41 kuesioner yang dibagikan kepada auditor hanya terdapat

36 kuesioner yang diisi dan terdapat lima kuesioner yang tidak diisi. Dari ke 36

kuesioner yang diisi semuanya dapat diolah dengan ketentuan seluruh responden

bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar dan responden telah

menggunakan teknologi informasi berupa perangkat lunak dalam melaksanakan


51

penugasan audit. Distribusi dan pengambilan kuesioner dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5 Distribusi dan Pengambilan Kuesioner

Kuesione
Kuesioner Kuesioner
Jumlah r Yang
No Nama Kantor Akuntan Publik Yang Yang
Auditor Dapat
Disebar Diisi
Diolah
KAP Thomas, Blasius, Widartoyo &
1 6 6 6 6
rekan (cab)
2 KAP Yakub Ratan, CPA 6 6 6 6
3 KAP Usman & rekan (cab) 8 8 5 5
4 KAP Ellya Noorlisyanti & rekan 5 5 5 5
5 KAP Drs. Harly Weku & Priscillia 4 4 4 4
6 KAP Yaniswar & Rekan 7 7 7 7
KAP Drs. Rusman Thoeng, M.Com,
7 5 5 3 3
BAP
Total 41 41 36 36

Sumber : Hasil olah data kuesioner tahun 2018

a. Karekteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di

Makassar. Berikut ini adalah gambaran mengenai identitas responden yang terdiri

dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, kedudukan di KAP, dan

software audit yang digunakan.

Tabel 6 Karekteristik Responden

No Keterangan Kriteria Frekuensi Persentase


1 Jenis Kelamin Laki-laki 19 53%
Wanita 17 47%
Jumlah 36 100%
2 Tingkat Pendidikan D3 1 3%
S1 25 69%
S2 9 25%
S3 1 3%
Jumlah 36 100%
3 Usia <25 Tahun 9 25
26-35 Tahun 19 53
36-45 Tahun 6 17
52

>45 Tahun 2 5
Jumlah 36 100%
4 Lama Bekerja < 1 tahun 9 25%
<3 Tahun 15 42%
< 5 Tahun 3 8%
>5 tahun 9 25%
Jumlah 36 100%
5 Kedudukan Auditor Senior 12 33%
Partner 1 3%
Supervisor 1 3%
Manajer 2 6%
Auditor Junior 20 55%
Jumlah 36 100%
6 Software Audit Microsoft Excel 24 67%
ACL 0 0%
ATLAS 12 33%
Jumlah 36 100%
Sumber : Hasil olah data kuesioner tahun 2018

Tabel 6 menunjukkan bahwa karakteristik responden diantaranya

berdasarkan jenis kelamin yang menunjukkan jumlah auditor adalah 36 orang

yang terdiri dari 19 orang atau 53% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan wanita

sebanyak 17 orang atau 47%. Menurut tingkat pendidikan, 25 orang yang

berpendidikan S1 atau 69% dari jumlah responden. Tingkat pendidikan S2

sebanyak 9 orang atau 25%. Sedangkan tingkat pendidikan S3 dan D3 masing-

masing 1 orang atau 3%.

Jumlah auditor berusia dibawah 25 tahun sebanyak 9 orang atau sebesar

25%. Auditor yang berusia 26-35 tahun sebanyak 19 orang atau sebesar 53%.

Auditor yang berusia 36-45 tahun sebanyak 6 orang atau 17%. Dan sisanya

sebanyak 2 orang berusia diatas 45 tahun. Sebagian besar auditor bekerja dibawah

3 tahun, yaitu sebanyak 15 orang atau 42% dari jumlah responden. Sedangkan

yang bekerja selama < 5 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 8%. Auditor yang
53

bekerja dibawah 1 tahun sebanyak 9 orang atau 25%. Dan yang telah bekerja

selama lebih dari 5 tahun sebanyak 9 orang atau 25%.

Auditor yang berkedudukan sebagai auditor junior sebanyak 20 orang atau

55%. Sedangkan 12 orang atau 33% berkedudukan sebagai auditor senior.

Sebanyak dua orang atau enam persen berkedudukan sebagai manajer. Satu orang

sebagai partner dan satu orang sebagai supervisor. Penggunaan teknologi

informasi berupa perangkat lunak dibedakan menjadi beberapa perangkat lunak

diantaranya 24 orang atau 67% auditor melakukan audit menggunakan microsoft

excel, dan sisanya sebesar 12 orang atau 33% auditor melakukan audit dengan

menggunakan ATLAS.

2. Gambaran Umum Variabel Penelitian

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert.

Bentuk jawaban yang diberikan yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS),

netral (N), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Dalam menerapkan peringkat setiap

variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor

ideal dengan rumus:

Skor Aktual
Skor Aktual= +100 %
Skor Ideal
Keterangan :

Skor aktual : Skor jawaban yang diperoleh dari seluruh responden

Skor Ideal : Skor tertinggi yang mungkin diperoleh jika semua responden
memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Adapun kriteria interpretasi skor adalah sebagai berikut:

0 – 20 persen = Tidak Baik


21 – 40 persen = Kurang Baik
54

41 – 60 persen = Cukup
61 – 80 persen = Baik
81 – 100 persen = Sangat Baik

a. Variabel Penggunaan Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan

teknologi komunikasi. O’Brien & Marakas (2014:39) mengemukakan bahwa

“Teknologi Informasi adalah masalah konsep, pengetahuan, atau manajemen

terkait perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, jaringan, dan teknologi

lainnya.” Penggunaan teknologi informasi diukur dengan menggunakan

Technology Acceptance Model (TAM) yang mencoba untuk memahami faktor-

faktor yang mempengaruhi penggunaan teknologi informasi. Penggunaan

teknologi informasi terdiri atas dua variabel yaitu perceived usefulness dan

perceived ease of use. Berikut tabel jawaban responden untuk masing-masing

indikator tersebut.

1) Perceived Usefulness

Perceived usefulness terdiri atas enam item yaitu work more quickly,

improve job performance, increase productivity, effectiveness, makes job easier,

dan usefull. Berikut hasil jawaban responden terhadap item perceived usefulness.

Tabel 7 Jawaban Responden terhadap variabel Perceived Usefulness


Skor Skor Skor
No Item %
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
1 Menggunakan teknologi informasi 0 0 1 29 6 149 180 83
dalam pekerjaan saya akan
memungkinkan saya untuk
menyelesaikan tugas dengan cepat
2 Menggunakan teknologi informasi 0 0 0 32 4 148 180 82
akan meningkatkan kinerja saya
3 Menggunakan teknologi informasi 0 0 0 31 5 149 180 83
dalam pekerjaan saya akan
meningkatkan produktifitas saya
55

4 Menggunakan teknologi informasi 0 0 0 31 5 149 180 83


akan meningkatkan keefisienan
saya dalam pekerjaan
5 Menggunakan teknologi informasi 0 0 0 33 3 147 180 81
membuat pekerjaan saya lebih
mudah
6 Secara keseluruhan, penggunaan 0 0 0 29 7 151 180 84
teknologi informasi bermanfaat
dalam melaksanakan audit
Jumlah 0 0 1 185 30 893
1080 82
Persentase (%) 0 0 1 82 17 100
Sumber: Hasil olah data kuesioner tahun 2018

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa rata-rata responden menjawab setuju

terhadap ke enam pernyataan variabel perceived usefulness dengan jumlah

persentase skor aktual sebesar 82%. Berdasarkan kriteria pemberian skor maka

interpretasi skor tersebut berada pada tingkat sangat baik. Kondisi ini memberikan

gambaran bahwa sebanyak 82% auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik

di Kota Makassar beranggapan bahwa penggunaan teknologi informasi

bermanfaat dan dapat meningkatkan kinerja mereka sebagai seorang auditor.

Namun masih ada satu pernyataan yang memiliki persentase dibawah rata-rata

skor aktual yaitu pada pernyataan nomer lima menggunakan teknologi informasi

membuat pekerjaan saya lebih mudah, dengan persentase skor aktual 81%. Dapat

disimpulkan bahwa dalam melaksanakan penugasan audit dengan menggunakan

teknologi informasi bermanfaat baik dari segi kecepatan dalam melaksanakan

pekerjaan, produktifitas, efesiensi, serta kemanfaatan teknologi informasi tersebut.

2) Perceived Ease of Use

Perceived ease of use terdiri atas empat item yaitu easy to learn,

controllable, clear and understandable, dan ease to use. Berikut hasil jawaban

responden terhadap item perceived ease of use.

Tabel 8 Jawaban Responden terhadap variabel Perceived Ease of Use


56

Skor Skor Skor


No Item %
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
1 Mudah bagi saya untuk 0 0 5 29 2 141 180 78
mengoperasikan teknologi
informasi yang digunakan dalam
penugasan audit
2 Mudah bagi saya untuk 0 1 6 25 4 140 180 78
mengoperasikan teknologi
informasi sesuai dengan keinginan
saya
3 Interaksi saya dengan teknologi 0 0 4 27 5 145 180 81
informasi mudah dimengerti
4 Secara keseluruhan, teknologi 0 0 5 29 2 141 180 78
informasi mudah digunakan
Jumlah 0 1 20 110 13 567
720 78
Persentase (%) 0 1 11 78 10 100
Sumber: Hasil olah data kuesioner tahun 2018

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa rata-rata responden menjawab setuju

terhadap ke empat pernyataan variabel perceived ease of use dengan jumlah

persentase skor aktual sebesar 78%. Berdasarkan kriteria pemberian skor maka

interpretasi skor tersebut berada pada tingkat baik. Kondisi ini memberikan

gambaran bahwa sebanyak 78% auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik

di Kota Makassar beranggapan bahwa penggunaan teknologi informasi

merupakan hal yang mudah dan tidak membutuhkan tambahan usaha dalam

melaksanakan penugasan audit. Ini menandakan bahwa untuk menjadi terampil

dalam menggunakan teknologi informasi hanya membutuhkan sedikit usaha untuk

menggunakan dan mempelajarinya.

Dapat disimpulkan bahwa tingkat dimana seseorang meyakini bahwa

penggunaan teknologi informasi merupakan hal mudah dan tidak memerlukan

usaha keras dari pemakainya maka dia akan menggunakan teknologi informasi

tersebut.

b. Variabel Kinerja Auditor


57

Kinerja auditor adalah pencapaian hasil kerja seseorang yang telah

diberikan izin untuk melakukan tugas pemeriksaan dalam kurun waktu tertentu

yang diukur berdasarkan standar audit yang berlaku. Mathis & Jackson (2002:66)

mengemukakan bahwa “Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan

tidak dilakukan karyawan, yang mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberikan kontribusi kepada organisasi.”

“Kinerja dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) yang

mencakup kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu.” (Kartika, 2011:102). Berikut

tabel jawaban responden untuk masing-masing indikator tersebut.

1) Kualitas Pekerjaan

Indikator kualitas pekerjaan terdiri atas sepuluh item yaitu keakuratan

temuan audit, sikap kehati-hatian profesional auditor, review oleh pihak ketiga,

tindak lanjut hasil audit, berpedoman pada prinsip dasar etika profesi akuntan

publik, berpedoman pada standar audit, berpedoman pada standar pengendalian

mutu. Berikut hasil jawaban responden terhadap item kualitas pekerjaan.

Tabel 9 Jawaban Responden terhadap Indikator Kualitas Pekerjaan


Skor Skor Skor
No Item %
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
1 Dalam melakukan praktik sebagai 0 0 0 33 3 147 180 82
seorang auditor, saya diharapkan
mampu menemukan kemungkinan
terjadinya kesalahan yang material
pada laporan keuangan klien.
2 Dalam melakukan praktik sebagai 0 0 0 30 6 150 180 83
seorang auditor, saya diharapkan
mampu mendeteksi kecurangan
yang terjadi pada laporan keuangan
klien.
3 Auditor harus waspada terhadap 0 0 0 24 12 156 180 87
kecurangan yang dilakukan oleh
pihak manajemen.
4 Auditor harus memiliki sikap 0 0 0 26 10 154 180 86
skeptisisme profesional, karena hal
58

tersebut berpengaruh dalam


menemukan kesalahan yang
mungkin terjadi pada laporan
keuangan.
5 Auditor harus membuat penilaian 0 0 0 28 8 152 180 84
kritis te ntang valid atau tidaknya
bukti audit yang diperoleh.
6 Dalam semua pekerjaan saya harus 0 0 0 29 7 151 180 84
direview oleh atasan secara
berjenjang sebelum laporan audit
dibuat
7 Kualitas audit juga ditunjang 0 0 0 29 7 151 180 84
dengan dilaksanakannya tindak
lanjut atas temuan dan rekomendasi
auditor oleh perusahaan yang
diaudit.
8 Auditor harus memahami prinsip 0 0 0 31 5 149 180 83
dasar etika profesi akuntan publik
dan melaksanakan audit dengan
berpedoman pada prinsip dasar
tersebut.
9 Auditor harus memahami standar 0 0 0 31 5 149 180 83
audit dan melaksanakan praktik
audit sesuai dengan standar
tersebut.
10 Auditor harus memahami dan 0 0 0 29 7 151 180 84
menerapkan standar pengendalian
mutu yang ditetapkan oleh setiap
KAP dan melakukan audit sesuai
dengan stadar pengendalian mutu
tersebut.
Jumlah 0 0 0 290 70 1510
1800 84
Persentase (%) 0 0 0 77 23 100
Sumber: Hasil olah data kuesioner tahun 2018

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa rata-rata responden menjawab setuju

terhadap ke 10 pernyataan indikator kualitas pekerjaan dengan jumlah persentase

skor aktual sebesar 84%. Berdasarkan kriteria pemberian skor maka interpretasi

skor tersebut berada pada tingkat sangat baik. Kondisi ini memberikan gambaran

bahwa sebanyak 84% auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Makassar beranggapan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat

meningkatkan kualitas pekerjaan mereka sebagai seorang auditor. Namun terdapat

empat pernyataan yang berada dibawah rata-rata skor aktual yaitu pada
59

pernyataan nomer satu dalam melakukan praktik sebagai seorang auditor, saya

diharapkan mampu menemukan kemungkinan terjadinya kesalahan yang material

pada laporan keuangan klien, dengan persentase skor aktual 82%. Dan pernyataan

nomer dua dalam melakukan praktik sebagai seorang auditor, saya diharapkan

mampu mendeteksi kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan klien, dengan

persentase skor aktual sebesar 83%.

Sedangkan untuk pernyataan nomer delapan Auditor harus memahami

prinsip dasar etika profesi akuntan publik dan melaksanakan audit dengan

berpedoman pada prinsip dasar tersebut, dengan persentase skor aktual sebesar

83%. Dan untuk pernyataan nomer sembilan Auditor harus memahami standar

audit dan melaksanakan praktik audit sesuai dengan standar tersebut, dengan

persentase skor dibawah rata-rata skor aktual sebesar 83%.

2) Kuantitas Pekerjaan

Indikator kuantitas pekerjaan terdiri atas lima item yaitu pencapaian

volume kerja sesuai dengan kemampuan auditor, standar kerja, peningkatan

kinerja, jumlah pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan, target pekerjaan

diselesaikan dengan baik dan cermat. Berikut hasil jawaban responden terhadap

item kuantitas pekerjaan.

Tabel 10 Jawaban Responden terhadap Indikator Kuantitas Pekerjaan


Skor Skor Skor
No Item %
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
1 Tingkat pencapaian volume kerja 0 0 1 33 2 145 180 81
yang saya hasilkan telah sesuai
dengan kemampuan saya
2 Kuantitas kerja saya sudah sesuai 0 0 0 33 3 147 180 82
dengan standar kerja yang
diharapkan oleh perusahaan
3 Selama bekerja, hasil pekerjaan 0 0 0 32 4 148 180 82
saya lebih baik bila dibandingkan
60

dengan menggunakan kertas kerja


manual
4 Saya mampu menyelesaikan jumlah 0 0 1 33 2 145 180 81
pekerjaan seperti yang ditetapkan
oleh tim audit
5 Target pekerjaan dan tugas dari tim 0 0 0 34 2 146 180 81
audit dapat saya penuhi dengan
baik dan cermat
Jumlah 0 0 2 165 13 731
900 81
Persentase (%) 0 0 1 90 9 100
Sumber: Hasil olah data kuesioner tahun 2018

Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa rata-rata responden menjawab

setuju terhadap ke lima pernyataan indikator kuantitas pekerjaan dengan jumlah

persentase skor aktual sebesar 81%. Berdasarkan kriteria pemberian skor maka

interpretasi skor tersebut berada pada tingkat sangat baik. Kondisi ini memberikan

gambaran bahwa sebanyak 81% auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik

di Kota Makassar beranggapan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat

meningkatkan kuantitas jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

3) Ketepatan Waktu

Indikator ketepatan waktu terdiri atas dua konstruk yaitu disiplin kerja dan

hasil kerja. Berikut hasil jawaban responden terhadap indikator ketepatan waktu.

Tabel 11 Jawaban Responden terhadap Indikator Ketepatan Waktu


Skor Skor Skor
No Item %
1 2 3 4 5 Aktual Ideal
1 Saya selalu dapat menyelesaikan 0 0 3 31 2 143 180 79
tugas audit sesuai waktu yang
ditargetkan (mis. 3 bulan)
2 Saya menyelesaikan pekerjaan tepat 0 0 11 25 0 129 180 72
waktu, bahkan bisa lebih cepat dari
waktu yang ditentukan
3 Saya menggunakan waktu kerja 0 0 0 32 4 148 180 82
seefektif mungkin untuk
menghasilkan audit yang tepat
waktu
4 Keterlambatan penyelesaian audit 0 1 1 31 3 144 180 80
lebih banyak disebabkan oleh
keterlambatan pengumpulan data
Jumlah 0 1 15 119 9 564 720 78
61

Persentase (%) 0 1 1 84 8 100


Sumber: Hasil olah data kuesioner tahun 2018

Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa rata-rata responden menjawab

setuju terhadap ke empat pernyataan ketepatan waktu dengan jumlah persentase

skor aktual sebesar 78%. Berdasarkan kriteria pemberian skor maka interpretasi

skor tersebut berada pada tingkat baik. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa

sebanyak 78% auditor beranggapan bahwa dengan menggunakan teknologi

informasi auditor dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang

ditentukan. Namun pada pernyataan nomer dua saya menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu, bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan berada dibawah

rata-rata persentase skor aktual yaitu 72%. Dapat disimpulkan bahwa

kerterlambatan penyelesaian audit lebih banyak disebabkan karna keterlambatan

pengumpulan data. Keterlambatan penyelesaian audit yang disebabkan oleh

keterlambatan pengolahan data dan penyusunan laporan audit dapat

diminimalisasi karna auditor telah menggunakan teknologi informasi.

C. Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap

kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar digunakan analisis

data antara lain uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistics Version 24. Berdasarkan analisis yang

dilakukan, maka diperoleh hasil analisis sebagai berikut.

1. Uji Kualitas Data

Sebelum melakukan analisis data untuk mengetahui hasil penelitian, maka

peneliti terlebih dahulu menguji instrumen penelitian. Pengujian ini dilakukan


62

dengan tujuan untuk memperoleh tingkat validitas dan tingkat reliabilitas. Adapun

uji kualitas data sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan corrected item-total

correlation yaitu membandingkan nilai corrected item-total correlation dengan

hasil perhitungan r-tabel. Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak

signifikan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree

of freedom (df) = (n)–2. Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini adalah 36 orang,

sehingga besarnya df yang diperoleh yaitu 36-2=34, dan satu daerah sisi pengujian

dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0,278. Kriteria pengujian apabila nilai r hitung

lebih besar dari rtabel maka item pernyataan dikatakan valid dan apabila nilai r hitung

lebih kecil dari rtabel maka item pernyataan tersebut dikatakan tidak valid. Berikut

hasil uji validitas dengan bantuan IBM SPSS Statistics Version 24 sebagai berikut:

Tabel 12 Uji Validitas Penggunaan Teknologi Informasi

Item Pernyataan rtabel rhitung Keterangan


X1 0,278 0,280 Valid
X2 0,278 0,302 Valid
X3 0,278 0,609 Valid
X4 0,278 0,283 Valid
X5 0,278 0,740 Valid
X6 0,278 0,315 Valid
X7 0,278 0,293 Valid
X8 0,278 0,303 Valid
X9 0,278 0,435 Valid
X10 0,278 0,365 Valid
Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)
63

Pada tabel 12 dapat diketahui bahwa semua pernyataan variabel

penggunaan teknologi informasi dikatakan valid dengan nilai rhitung lebih besar dari

rtabel. Semua item pernyataan dapat digunakan sebagai data dalam penelitian.

Tabel 13 Uji Validitas Kinerja Auditor

Item Pernyataan rtabel rhitung Keterangan


Y1 0,278 0,361 Valid
Y2 0,278 0,596 Valid
Y3 0,278 0,292 Valid
Y4 0,278 0,534 Valid
Y5 0,278 0,554 Valid
Y6 0,278 0,564 Valid
Y7 0,278 0,564 Valid
Y8 0,278 0,441 Valid
Y9 0,278 0,350 Valid
Y10 0,278 0,497 Valid
Y11 0,278 0,677 Valid
Y12 0,278 0,511 Valid
Y13 0,278 0,483 Valid
Y14 0,278 0,677 Valid
Y15 0,278 0,663 Valid
Y16 0,278 0,486 Valid
Y17 0,278 0,483 Valid
Y18 0,278 0,483 Valid
Y19 0,278 0,302 Valid
Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)

Pada tabel 13 dapat diketahui bahwa semua pernyataan variabel kinerja

auditor dikatakan valid dengan nilai rhitung lebih besar dari rtabel. Semua item

pernyataan dapat digunakan sebagai data dalam penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Untuk menguji reliabilitas

digunakan uji statistic Cronbach Alpha (α) dalam aplikasi IBM SPSS Statistics
64

Version 24 dengan kriteria suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Berikut hasil uji reliabilitas dengan

bantuan IBM SPSS Statistics Version 24:

Tabel 14 Uji Reliabilitas


Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Perceived Usefulness 0,774 Reliabel
Perceived Ease of Use 0,792 Reliabel
Kinerja Auditor 0,896 Reliabel
Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)

Berdasarkan tabel 14 diketahui nilai cronbach alpha untuk semua variabel

lebih besar dari 0,60. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan

pada setiap variabel dikatakan reliabel.

Tabel 15 Hasil Analisis Uji Kualitas Data

Uji Nilai Rujukan Hasil Analisis Kesimpulan


Validitas X1 0,278 0,280 – 0,740 Valid
Validitas X2 0,278 0,293 – 0,435 Valid
Validitas Y 0,278 0,292 – 0,677 Valid
Reabilitas X1 0,60 0,774 Reliabel
Reabilitas X2 0,60 0,792 Reliabel
Reabilitas Y 0,60 0,896 Reliabel
Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan bahwa hasil analisis uji kualitas data

yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan pada

penelitian ini adalah valid dan reliabel serta dapat digunakan dalam penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan agar dapat mengetahui apakah model regresi

tersebut merupakan model regresi yang baik atau tidak. Uji asumsi klasik yang

digunakan adalah uji normaitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

Uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:


65

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki

distribusi normal atau mendekati normal. Distribusi normal menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Melalui normal plot akan diketahui normalitas data dengan

membandingkan antara data riil atau nyata dengan garis kurva yang terbentuk.

Jika data riil membentuk garis kurva cenderung tidak simetris terhadap mean (U),

maka dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal atau sebaliknya. Suatu data

dikatakan berdistribusi jika garis data riil mengikuti garis diagonalnya. Hasil uji

normalitas ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 4 Hasil Uji Normalitas (Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24)
66

Hasil uji normalitas yang tertera pada gambar 4 menunjukan bahwa data

(titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Apabila tidak terdapat

variabel bebas yang memiliki VIF > 10 atau nilai tolerance < 0.10 maka dapat

disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi

(Ghozali, 2011:91-92). Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel berikut.

Tabel 16 Hasil Uji Multikolinearitas


Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients T Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 55,657 12,453 4,469 ,000
1 Perceived Usefulness ,810 ,488 ,285 1,659 ,107 .939 1,065
Perceived Ease of Use ,145 ,451 ,055 ,321 ,750 .939 1,065
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)

Hasil uji multikolinearitas pada tabel 16 menunjukan bahwa nilai VIF

untuk perceived usefulness (X1) dan perceived ease of use (X2) adalah sebesar

1,065. Kedua variabel bebas tersebut mempunyai nilai VIF yang berada jauh

dibawah angka 10. Hal ini menunjukan bahwa semua indikator pengukuran

variabel yang digunakan pada penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas.

Maka model regresi tersebut layak untuk digunakan dalam memprediksi variabel

dependen.
67

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak

terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas disajikan sebagai berikut:

Gambar 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24)
Hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 5, menunjukkan bahwa ada pola

yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,

sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen.


68

Berdasarkan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normaitas, uji

multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik.

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja auditor pada

penelitian ini dapat dilihat dari analisis regresi linear berganda menggunakan

program IBM SPSS Statistics Version 24 yang selengkapnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 17 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 55,657 12,453 4,469 ,000
1 Perceived Usefulness ,810 ,488 ,285 1,659 ,107
Perceived Ease of Use ,145 ,451 ,055 ,321 ,750
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)

Berdasarkan tabel 17 maka dapat disimpulkan persamaan regresi linear

berganda dimana nilai a yang diperoleh 55,657 dan nilai b masing-masing sebesar

0,810 dan 0,145 sehingga dapat dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut:

Y = 55,657 + 0,810X1 + 0,145X2 + e

Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics

Version 24 diperoleh persamaan Y = 55,657 + 0,810X1 + 0,145X2 + e, yang

berarti bahwa nilai konstanta sebesar 55,657 menunjukkan bahwa jika

penggunaan teknologi informasi adalah nol, maka kinerja auditor tetap ada

sebesar 55,657, sedangkan variabel perceived usefulness memiliki tingkat

koefisien regresi atau b sebesar 0,810 terhadap variabel dependen yang berarti
69

bahwa ketika penggunaan teknologi informasi mengalami peningkatan satu

satuan, maka kinerja auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,810.

Variabel perceived ease of use memiliki nilai koefisien regresi atau b

sebesar 0,145 terhadap variabel dependen yang berarti bahwa ketika penggunaan

teknologi informasi mengalami peningkatan satu satuan, maka kinerja auditor

juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,145.

b. Uji Parsial

Uji parsial dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Adapun pengaruh antara variabel bebas (perceived usefulness dan perceived ease

of use) terhadap variabel terikat (kinerja auditor). Jika nilai signifikansi < 0,05

maka secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

(perceived usefulness dan perceived ease of use) terhadap variabel terikat (kinerja

auditor). Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka secara parsial tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (perceived usefulness dan

perceived ease of use) terhadap variabel terikat (kinerja auditor). Berikut adalah

hasil uji-t dengan menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS Statistics Version 24

sebagai berikut:

Tabel 18 Uji Parsial


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 55,657 12,453 4,469 ,000
1 Perceived Usefulness ,810 ,488 ,285 1,659 ,107
Perceived Ease of Use ,145 ,451 ,055 ,321 ,750
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 18 menunjukkan bahwa nilai

signifikansi dari variabel perceived usefulness sebesar 0,107 lebih besar dari 0,05,
70

artinya secara parsial kemanfaatan penggunaan teknologi informasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan nilai signifikansi dari

variabel perceived ease of use sebesar 0,750 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemudahan pemakaian atas penggunaan teknologi informasi

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara

simultan (bersama-sama) veriabel independen terhadap variabel dependen, yaitu

dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan tingkat kepercayaan 95%

dan nilai signifikansi 0,05. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 19 Hasil Uji F (Uji Simultan)


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 56,228 2 28,114 1,660 .206b
Residual 558,744 33 16,932
Total 614,972 35
a. Dependent Variable : Kinerja Auditor
b. Predictors : (Constant), perceived usefulness, perceived ease of use
Sumber: IBM SPSS Statistics Version 24, 2018 (data diolah)

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 19 diketahui bahwa nilai

signifikansi variabel perceived usefulness dan variabel perceived ease of use

secara simultan terhadap kinerja auditor dalam penugasan audit adalah sebesar

0,206 lebih besar dari 0,05 dan nilai Fhitung 1,660 lebih kecil dari Ftabel 3,280.

Artinya secara simultan (bersama-sama) perceived usefulness dan perceived ease

of use tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis ke empat (H3) ditolak.


71

Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa data yang

dikumpulkan tidak membuktikan adanya pengaruh penggunaan teknologi

informasi terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Makassar.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penggunaan teknologi informasi diukur dengan menggunakan Technology

Acceptance Model (TAM). TAM adalah suatu model untuk memprediksi dan

menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan menggunakan

teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna. TAM terdiri atas dua

variabel yaitu perceived usefulness adalah ukuran untuk mengukur seberapa besar

pengguna teknologi informasi percaya bahwa penggunaan perangkat khusus

tersebut akan meningkatkan kinerja mereka. Dan yang kedua yaitu perceived ease

of use adalah persepsi bahwa menggunakan teknologi khusus tersebut tidak

memerlukan tambahan usaha (effort) dalam penggunaannya

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 18 menunjukkan bahwa nilai

signifikansi variabel perceived usefulness sebesar 0,107 lebih besar dari 0,05.

Artinya secara parsial kemanfaatan penggunaan teknologi informasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan nilai signifikansi

variabel perceived ease of use sebesar 0,750 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemudahan pemakaian atas penggunaan teknologi informasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan hasil uji simultan pada tabel 19 diketahui bahwa nilai

signifikansi variabel perceived usefulness dan variabel perceived ease of use


72

secara simultan terhadap kinerja auditor adalah sebesar 0,206 lebih besar dari 0,05

dan nilai Fhitung 1,660 lebih kecil dari Ftabel 3,280. Artinya bahwa secara simultan

(bersama-sama) perceived usefulness dan perceived ease of use tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor. Sehingga diindikasikan bahwa ada yang

melatarbelakangi pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja

auditor diantaranya ukuran Kantor Akuntan Publik, pengalaman kerja auditor,

kebutuhan Kantor Akuntan Publik dalam menerapkan teknologi informasi, jumlah

klien, hubungan perikatan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja

auditor.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

(Davis, 1989), yang menyatakan Technology Acceptance Model (TAM)

merupakan model yang paling berpengaruh untuk dapat melihat penerimaan

penggunaan sistem informasi. “Model ini akan menggambarkan bahwa

penggunaan teknologi informasi akan dipengaruhi oleh variabel kemanfaatan

(usefulness) dan variabel kemudahan pemakaian (ease of use)” (Davis, 1989).

TAM meyakini bahwa penggunaan teknologi informasi akan meningkatkan

kinerja individu atau perusahaan, disamping itu penggunaan teknologi informasi

adalah mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya.

Penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rengganis (2014) yang

menyatakan bahwa penerapan teknologi informasi memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja auditor, yang dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

penggunaan teknologi informasi maka semakin baik kinerja auditor. Hasil

penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wicaksana
73

(2014) yang menunjukkan bahwa perceived usefulness dan perceived ease of use

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor dengan

menggunakan teknologi informasi, sehingga mempengaruhi auditor dalam

menggunakan teknologi informasi dan mempengaruhi Kantor Akuntan Publik

(KAP) menginvestasikan dana yang besar untuk menggunakan teknologi

informasi audit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kartika

(2011) yang menunjukkan bahwa pengaruh penerapan audit sistem informasi

dengan menggunakan teknologi informasi terhadap kinerja auditor menunjukkan

hasil pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan hasil olah data kuesioner penggunaan teknologi infotmasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Meskipun demikan

berdasarkan data dokumentasi dan hasil wawancara memberikan gambaran bahwa

semakin baik teknologi informasi yang digunakan maka semakin baik kinerja

auditor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20 Jumlah Auditor, Teknologi Informasi, dan Kuantitas Pekerjaan

Jumlah Teknologi Kuantitas Rata-Rata


No Kantor Akuntan Publik
Auditor Informasi Pekerjaan Pekerjaan
1 KAP Drs. Harly Weku & 4 orang Ms. Excel 33 8,25
Priscillia
2 KAP Usman & Rekan 8 orang Ms. Excel 19 2,37
3 KAP Ellya Noorlisyati & 5 orang ATLAS 29 5,80
Rekan
4 KAP Yakub Ratan 6 orang Ms. Excel 18 3,00
5 KAP Yaniswar & Rekan 7 orang ATLAS 70 10,00
Sumber : Hasil olah data tahun 2018

Berdasarkan tabel 20 menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik yang

menggunakan Microsoft Excel memiliki kuantitas pekerjaan lebih rendah dari

pada Kantor Akuntan Publik yang menggunakan ATLAS (Audit Tool and Linked
74

Archive System). Namun pada KAP Drs. Harly Weku & Priscillia dengan

menggunakan microsoft excel dan jumlah Auditor sebanyak empat orang memiliki

kuantitas pekerjaan sebanyak 33 pekerjaan. Hal ini disebabkan karena empat

orang tersebut hanya merupakan auditor junior yang terlibat dalam penelitian ini.

Penelitian ini belum dapat membuktikan bahwa kemanfaatan dan

kemudahan pemakaian teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja auditor. Hal ini disebabkan karna penggunaan teknologi

informasi dari segi kemudahan pemakaian yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 8 jawaban responden terhadap persepsi kemudahan

pemakaian yang hanya memperolah rata-rata skor aktual sebesar 78%

dibandingkan dengan persepsi kemanfaatan memperoleh rata-rata skor aktual

82%. Meskipun teknologi informasi bermanfaat bagi auditor namun jika

kemudahan pemakaian rendah maka tidak mempengaruhi kinerja mereka sebagai

seorang auditor. Peningkatan kinerja auditor sangat dituntut agar memiliki

kompetensi dan dapat bersaing agar tidak ditinggalkan oleh klien. Sebagaimana

tercantum dalam standar audit yang menyatakan bahwa “audit harus dilaksanakan

oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup

sebagai auditor.” (IAPI:2011, 150.1).

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji kualitas data, uji

asumsi klasik, dan uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa data yang

dikumpulkan tidak membuktikan adanya pengaruh penggunaan teknologi

informasi (perceived usefulness dan perceived ease of use) terhadap kinerja

auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar. Sehingga hipotesis yang
75

diajukan bahwa diduga penggunaan teknologi informasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar ditolak.
76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya mengenai pengaruh penggunaan teknologi informasi yang diukur

dengan perceived usefulness dan perceived ease of use terhadap kinerja auditor

yang diukur dengan tiga indikator yaitu kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan,

dan ketepatan waktu pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan teknologi informasi yang diukur oleh Persepsi kemanfaatan

(perceived usefulness) memiliki rata-rata persentase skor aktual sebesar 82%

berada pada tingkat sangat baik. Meskipun masih terdapat satu indikator

yakni makes job easier berada dibawah rata-rata persentase skor aktual

walaupun dalam kategori sangat baik. Sedangkan persepsi kemudahan

pemakaian (perceived ease of use) memiliki rata-rata persentase skor aktual

sebesar 78% berada pada tingkat baik.

2. Kinerja auditor yang diukur oleh tiga indikator yaitu kualitas pekerjaan,

kuantitas pekerjaan, dan ketepatan waktu. Kualitas pekerjaan dengan rata-rata

persentase skor aktual sebesar 84% berada pada tingkat sangat baik.

Meskipun demikian masih terdapat empat pernyataan yakni keakuratan

temuan audit, sikap kehati-hatian profesional auditor, berpedoman pada

prinsip dasar etika profesi akuntan publik, dan berpedoman pada standar audit

berada dibawah rata-rata persentase skor aktual walaupun dalam kategori


77

sangat baik. Kuantitas pekerjaan dengan rata-rata persentase skor aktual

sebesar 81% berada pada tingkat sangat baik. Dan ketepatan waktu dengan

rata-rata persentase skor aktual sebesar 78% berada pada tingkat baik.

3. Variabel perceived usefulness dan variabel perceived ease of use secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

4. Variabel perceived usefulness dan variabel perceived ease of use secara

simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran sebagai

dasar pemikiran dan pertimbangan untuk melakukan tindakan perbaikan dan

peningkatan kinerja auditor dimasa mendatang, yakni sebagai berikut:

1. Penggunaan teknologi informasi di lingkungan Auditor berada pada tingkat

baik meliputi persepsi kemanfaatan maupun persepsi kemudahan pemakaian.

Auditor percaya bahwa teknologi informasi bermanfaat dan dapat

meningkatkan kinerja mereka namun dari segi kemudahan pemakaian yang

masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar lebih

meningkatkan penggunaan teknologi informasi baik dari segi software audit

yang digunakan dalam melaksanakan penugasan audit maupun peningkatan

pemahaman tentang software yang digunakan oleh klien.

2. Bagi Kantor Akuntan Publik untuk meningkatkan teknologi informasi yang

digunakan baik dari segi jenis maupun kelengkapan fungsi perangkat lunak dan
78

mengadakan pelatihan teknis penggunaan teknologi informasi dalam rangka

memaksimalkan kinerja auditor.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan indikator

pengukuran, menambah jumlah sampel penelitian serta memperhatikan

instrumen dan konstruk atau indikator setiap variabel yang akan diteliti. Selain

itu dapat menambahkan variabel lain seperti ukuran Kantor Akuntan Publik,

pengalaman kerja auditor, kebutuhan Kantor Akuntan Publik dalam

menerapkan teknologi informasi, jumlah klien, dan hubungan perikatan sebagai

variabel independen. Dan agar lebih memperhatikan waktu penelitian, waktu

penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Penelitian

sebaiknya dilakukan sekitar bulan Maret hingga Oktober. Sehingga tingkat

pengembalian kuesioner dapat lebih tinggi dan mendapatkan hasil yang lebih

akurat.
79

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2011). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor


Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Akmal dan Hadi. (2009). EDP Audit:Teknik Audit Berbantuan Komputer. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Ardiani, L. N. (2015). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan Penggunaan


Quipperschool.com Dengan Menggunakan Pendekatan Technology
Acceptance Model (TAM) dan Theory Of Planned Behavior (TBP) di SMA
Negeri 7 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.

Arfan, M. (2010). Pengaruh Kepuasan Kerja, Profesionalisme, dan Penerapan


Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Auditor. Skripsi. Aceh: Fakultas
Ekonomi Unsyiah.

Bangun, W. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit


Erlangga.

Davis, F. & Venkatesh, V. (1996). A critical assessment of potentitial


measurement biases in the Technology Acceptance Model: three
experiments. Int J. Human: Computer Studies.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, A. (2004). Auditing dan Sistem Informasi (Isu-Isu Dampak Teknologi


Informasi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Hery. (2016). Audit dan Asurans:Pemerikasaan Akuntansi Berbasis Standar Audit


Internasional. Jakarta: Grasindo.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:


Ikatan Akuntan Indonesia.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik


Per 1 Maret 2011. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kartika. (2011). Pengaruh Penerapan Audit Sistem Informasi Terhadap Kinerja


Auditor Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Intervening (Studi
Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta). Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
80

Mangkunegara, A. A. dan Anwar, P. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: Rineka Cipta.

Mathis, R. L. dan Jackson, J. H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia.


Jakarta: Salemba Empat.

O’Brien, J. A dan Marakas, G. M. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:


Salemba Empat.

PPPK. (17 November 2017). ATLAS, Panduan Kertas Kerja Audit Berbasis
Risiko Hasil Kerja Sama PPPK dan IAPI. Dipetik 21 Juni 2018, dari
pppk.kemenkeu.go.id/News/Details/110.

Rengganis, F. D. (2015). Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap


Kinerja Auditor. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro.

Sunyoto, D. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Reflika


Aditama.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

Wicaksana, Y. C. (2014). Pengukuran Terhadap Penggunaan Teknologi


Informasi Audit dan Persepsi Kegunaan. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Dipenogoro.
81

LAMPIRAN
82
Lampiran 1 Usulan Judul
Lampiran 2 Surat Keputusan tentang Penugasan Dosen Pembimbing 83
Lampiran 3 Undangan Seminar Proposal 84
85
Lampiran 4 Surat Pengantar Melakukan Penelitian
86
87
88
Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
89
90
91
92
93
94
95

Lampiran 6 Data Penelitian

Penggunaan Teknologi Informasi


Responden Perceived Usefulness Perceived Ease of Use Jumlah
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X12
1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 37
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 38
4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 40
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 45
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 36
8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38
9 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 39
10 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 39
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38
20 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 45
21 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
22 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 45
23 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 45
24 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 37
25 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 43
31 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
32 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
33 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 42
34 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 46
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 17
96

Total 149 148 149 149 147 151 141 140 145 141

Kinerja Auditor
Responden Kualitas Pekerjaan Jumlah
Y1
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 0
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 47
5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 45
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
8 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 44
9 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
10 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 43
11 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 43
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
21 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 43
22 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42
23 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 43
24 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 47
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
26 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 42
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 4 4 4 40

4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
31 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
32 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 42
33 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
34 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
97

Total 147 150 156 154 152 151 151 149 149 151
Kinerja Auditor
Responden Kuantitas Pekerjaan Ketepatan Waktu Jumlah
Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1 Y1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34
4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 42
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
6 4 4 4 4 4 3 3 4 2 32
7 3 4 4 3 4 4 3 4 4 33
8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 4 4 5 4 4 4 4 5 4 38
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
12 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
19 4 4 4 4 4 3 3 4 3 33
20 5 5 5 5 5 5 4 5 4 43
21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
22 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
25 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
27 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
28 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35
98

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
30 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
31 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
33 4 4 5 4 4 4 4 5 4 38
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
Total 145 147 148 145 146 143 133 148 144

Lampiran 7 Hasil Analisis Data Penelitian


A. Uji Kualitas Data

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 36 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 36 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Scale Mean Corrected Cronbach's


if Item Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Menggunakan teknologi 116,03 30,999 ,280 ,844
informasi dalam pekerjaan
saya akan memungkinkan
saya untuk menyelesaikan
tugas dengan cepat
Menggunakan teknologi 116,06 31,140 ,302 ,842
informasi akan meningkatkan
kinerja saya
99

Menggunakan teknologi 116,03 29,856 ,609 ,835


informasi dalam pekerjaan
saya akan meningkatkan
produktifitas saya
Menggunakan teknologi 116,03 31,285 ,283 ,844
informasi akan
meningkatkan keefisienan
saya dalam pekerjaan
Menggunakan teknologi 116,08 29,964 ,740 ,834
informasi membuat
pekerjaan saya lebih mudah
Secara Keseluruhan, 116,25 30,593 ,315 ,842
penggunaan teknologi
informasi bermanfaat dalam
melaksanakan audit
Mudah bagi saya untuk 116,28 30,549 ,293 ,848
mengoperasikan teknologi
informasi yang digunakan
dalam penugasan audit
Mudah bagi saya untuk 116,14 30,637 ,303 ,844
mengoperasikan teknologi
informasi sesuai dengan
keinginan saya
Interaksi saya dengan 118,22 33,492 ,435 ,854
teknologi informasi mudah
dimengerti
Secara keseluruhan, teknologi 117,92 32,764 ,365 ,854
informasi mudah digunakan
Dalam melakukan praktik 116,08 31,107 ,361 ,841
sebagai seorang auditor,
saya diharapkan mampu
menemukan kemungkinan
terjadinya kesalahan yang
material pada laporan
keuangan klien.
100

Dalam melakukan praktik 116,00 29,714 ,596 ,834


sebagai seorang auditor,
saya diharapkan mampu
mendeteksi kecurangan yang
terjadi pada laporan
keuangan klien
Auditor harus waspada 115,83 30,543 ,292 ,843
terhadap kecurangan yang
dilakukan oleh pihak
manajemen
Auditor harus memiliki sikap 115,89 29,473 ,534 ,835
skeptisisme profesional,
karena hal tersebut
berpengaruh dalam
menemukan kesalahan yang
mungkin terjadi pada laporan
keuangan
Auditor harus membuat 115,94 29,597 ,554 ,835
penilaian kritis tentang valid
atau tidaknya bukti audit
yang diperoleh
Dalam semua pekerjaan 115,97 29,685 ,564 ,835
saya harus direview oleh
atasan secara berjenjang
sebelum laporan audit dibuat
Kualitas audit juga ditunjang 115,97 29,685 ,564 ,835
dengan dilaksanakannya
tindak lanjut atas temuan dan
rekomendasi auditor oleh
perusahaan yang diaudit
Auditor harus memahami 116,03 30,485 ,441 ,839
prinsip dasar etika profesi
akuntan publik dan
melaksanakan audit dengan
berpedoman pada prinsip
dasar tersebut
101

Auditor harus memahami 116,03 30,828 ,350 ,841


standar audit dan
melaksanakan praktik audit
sesuai dengan standar
tersebut
Auditor harus memahami dan 115,97 29,971 ,497 ,837
menerapkan standar
pengendalian mutu yang
ditetapkan oleh setiap KAP
dan melakukan audit sesuai
dengan stadar pengendalian
mutu tersebut
Tingkat pencapaian volume 116,14 30,066 ,677 ,835
kerja yang saya hasilkan
telah sesuai dengan
kemampuan saya
Kuantitas kerja saya sudah 116,08 30,650 ,511 ,838
sesuai dengan standar kerja
yang diharapkan oleh
perusahaan
Selama bekerja, hasil 116,06 30,511 ,483 ,838
pekerjaan saya lebih baik bila
dibandingkan dengan
menggunakan kertas kerja
manual
Saya mampu menyelesaikan 116,14 30,066 ,677 ,835
jumlah pekerjaan seperti
yang ditetapkan oleh tim
audit
Target pekerjaan dan tugas 116,11 30,559 ,663 ,837
dari tim audit dapat saya
penuhi dengan baik dan
cermat
Saya selalu dapat 116,19 30,161 ,486 ,837
menyelesaikan tugas audit
sesuai waktu yang
ditargetkan (mis. 3 bulan)
102

Saya menyelesaikan 116,47 31,285 ,483 ,847


pekerjaan tepat waktu,
bahkan bisa lebih cepat dari
waktu yang ditentukan
Saya menggunakan waktu 116,06 30,511 ,483 ,838
kerja seefektif mungkin untuk
menghasilkan audit yang
tepat waktu
Keterlambatan penyelesaian 116,17 30,086 ,302 ,840
audit lebih banyak
disebabkan oleh
keterlambatan pengumpulan
data
103

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


120,17 32,314 5,685 29

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Kinerja_Auditor
/METHOD=ENTER Penggunaan_Teknologi_Informasi.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,774 ,776 6

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,792 ,802 4

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,896 ,908 19

B. Uji Asumsi Klasik

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kinerja Auditor 36 100,0% 0 0,0% 36 100,0%
104

Descriptives

Statistic Std. Error


Kinerja Auditor Mean 8,7756 ,02403

95% Confidence Interval for Lower Bound 8,7267


Mean
Upper Bound 8,8246

5% Trimmed Mean 8,7731

Median 8,7178

Variance ,019

Std. Deviation ,13804

Minimum 8,49

Maximum 9,11

Range ,63

Interquartile Range ,20

Skewness ,402 ,409

Kurtosis ,305 ,798

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Tolerance VIF
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 55,657 12,453 4,469 ,000
Perceived Usefulness ,810 ,488 ,284 1,659 ,107 ,939 1,065
Perceived Ease of Use ,145 ,451 ,055 ,321 ,750 ,939 1,065
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Kinerja Auditor ,178 33 ,310 ,962 33 ,302
a. Lilliefors Significance Correction
105
106

C. Uji Hipotesis

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Perceived . Enter
Usefulness,
Perceived Ease
of Useb
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
b. All requested variables entered.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
107

1 ,302a ,091 ,036 4,115


a. Predictors: (Constant), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 56,228 2 28,114 1,660 ,206b

Residual 558,744 33 16,932

Total 614,972 35

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

b. Predictors: (Constant), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 55,657 12,453 4,469 ,000
Perceived Usefulness ,810 ,488 ,285 1,659 ,107
Perceived Ease of Use ,145 ,451 ,055 ,321 ,750
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 76,46 81,46 78,03 1,267 36
Std. Predicted Value -1,239 2,709 ,000 1,000 36
Standard Error of Predicted ,781 2,136 1,108 ,433 36
Value
Adjusted Predicted Value 76,21 83,11 78,06 1,500 36
Residual -5,412 13,534 ,000 3,996 36
Std. Residual -1,315 3,289 ,000 ,971 36
Stud. Residual -1,342 3,567 -,003 1,027 36
Deleted Residual -6,107 15,917 -,032 4,478 36
Stud. Deleted Residual -1,359 4,481 ,034 1,150 36
Mahal. Distance ,288 8,461 1,944 2,541 36
Cook's Distance ,000 ,747 ,042 ,127 36
Centered Leverage Value ,008 ,242 ,056 ,073 36
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
108
109
Lampiran 8 Undangan Seminar Hasil
110

Lampiran 9 Undangan Ujian Skripsi

Lampiran 9
111

Lampiran 10 Surat Keputusan tentang Panitia Ujian

Lampiran 10
112

Lampiran 11 Kuesioner Penelitian

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner


Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian skripsi sebagai mahasiswa Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar, saya:
Nama : Andi Muhammad Ismail
NIM : 1492141002
Prodi : Akuntansi-S1
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh
penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja auditor (studi empiris pada Kantor Akuntan
Publik di Kota Makassar”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang diperoleh hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di
tempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai etika penelitian.
 Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan
lengkap semua pertanyaan.
 Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih
jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.

Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua
pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Makassar Mahasiswa yang
bersangkutan,

Samirah Dunakhir, SE.,M.Buss.,PH.D., Ak., CA.


NIP. 19750203 199903 2 001 Andi Muhammad Ismail
NIM. 1492141002
113

KUESIONER
Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Auditor
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar)
Data Responden,
Nama :
Kantor Akuntan Publik :
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Pendidikan terakhir : D3 S1 S2 S3
Usia :
Lama Bekerja : <1 Tahun <3 Tahun <5 Tahun
>5Tahun ...............
Jabatan dalam tim audit : Auditor Senior Partner Manajer
Supervisor Auditor Junior
........................................................ (lainnya)
Software Audit yang digunakan : Microsoft Excel ACL ATLAS
........................................................ (lainnya)

Makassar, 2018
Responden,

...................................................
114

1. Variabel Penggunaan Teknologi Informasi


Berilah tanda check ( √ ) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju N = Netral
S = Setuju SS = Sangat Setuju
STS TS N S SS
NO PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Perceived usefulness
1 Menggunakan teknologi informasi dalam
pekerjaan saya akan memungkinkan saya
untuk menyelesaikan tugas dengan cepat
2 Menggunakan teknologi informasi akan
meningkatkan kinerja saya
3 Menggunakan teknologi informasi dalam
pekerjaan saya akan meningkatkan
produktifitas saya
4 Menggunakan teknologi informasi akan
meningkatkan keefisienan saya dalam
pekerjaan
5 Menggunakan teknologi informasi
membuat pekerjaan saya lebih mudah
6 Secara keseluruhan, penggunaan teknologi
informasi bermanfaat dalam melaksanakan
audit
Perceived ease of use
7 Mudah bagi saya untuk mengoperasikan
teknologi informasi yang digunakan dalam
penugasan audit
8 Mudah bagi saya untuk mengoperasikan
teknologi informasi sesuai dengan
keinginan saya
9 Interaksi saya dengan teknologi informasi
115

mudah dimengerti
10 Secara keseluruhan, teknologi informasi
mudah digunakan

2. Variabel Kinerja Auditor


Berilah tanda check ( √ ) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana :
STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju N = Netral
S = Setuju SS = Sangat Setuju
STS TS N S SS
NO PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Kualitas Pekerjaan
11 Dalam melakukan praktik sebagai seorang
auditor, saya diharapkan mampu menemukan
kemungkinan terjadinya kesalahan yang
material pada laporan keuangan klien.
12 Dalam melakukan praktik sebagai seorang
auditor, saya diharapkan mampu mendeteksi
kecurangan yang terjadi pada laporan
keuangan klien.
13 Auditor harus waspada terhadap kecurangan
yang dilakukan oleh pihak manajemen.
14 Auditor harus memiliki sikap skeptisisme
profesional, karena hal tersebut berpengaruh
dalam menemukan kesalahan yang mungkin
terjadi pada laporan keuangan.
15 Auditor harus membuat penilaian kritis
tentang valid atau tidaknya bukti audit yang
diperoleh.
16 Dalam semua pekerjaan saya harus
direview oleh atasan secara berjenjang
116

sebelum laporan audit dibuat


17 Kualitas audit juga ditunjang dengan
dilaksanakannya tindak lanjut atas temuan
dan rekomendasi auditor oleh perusahaan
yang diaudit.
18 Auditor harus memahami prinsip dasar etika
profesi akuntan publik dan melaksanakan
audit dengan berpedoman pada prinsip dasar
tersebut.
19 Auditor harus memahami standar audit dan
melaksanakan praktik audit sesuai dengan
standar tersebut.
20 Auditor harus memahami dan menerapkan
standar pengendalian mutu yang ditetapkan
oleh setiap KAP dan melakukan audit sesuai
dengan stadar pengendalian mutu tersebut.
Kuantitas Pekerjaan
21 Tingkat pencapaian volume kerja yang
saya hasilkan telah sesuai dengan
kemampuan saya
22 Kuantitas kerja saya sudah sesuai dengan
standar kerja yang diharapkan oleh
perusahaan
23 Selama bekerja, hasil pekerjaan saya lebih
baik bila dibandingkan dengan
menggunakan kertas kerja manual
24 Saya mampu menyelesaikan jumlah
pekerjaan seperti yang ditetapkan oleh tim
audit
25 Target pekerjaan dan tugas dari tim audit
dapat saya penuhi dengan baik dan cermat
Ketepatan Waktu
117

26 Saya selalu dapat menyelesaikan tugas


audit sesuai waktu yang ditargetkan (mis.
3 bulan)
27 Saya menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu, bahkan bisa lebih cepat dari waktu
yang ditentukan
28 Saya menggunakan waktu kerja seefektif
mungkin untuk menghasilkan audit yang
tepat waktu
29 Keterlambatan penyelesaian audit lebih
banyak disebabkan oleh keterlambatan
pengumpulan data
118

RIWAYAT HIDUP

Andi Muhammad Ismail, Lahir pada tanggal 24 April


1996 di Liu Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo
Provinsi Sulawesi Selatan. Anak ke tiga dari lima
bersaudara, dari pasangan Andi Mage dan Andi
Bereliang. Penulis memulai pendidikan di SDN 291 Liu
dan lulus pada tahun 2008. Melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 2 Sabbangparu lulus pada tahun 2011.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1
Sengkang jurusan Akuntansi dan lulus pada tahun 2014.
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar, Program Strata Satu
(S1) melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjabat sebagai Sekretaris Bidang
Advokasi Himpunan Mahasiswa Akuntansi periode 2015-2016, Pengurus bidang
Usaha Koperasi Mahasiswa Almamater UNM tahun buku 2016 serta Pengawas
pada tahun buku 2017. Dan pada tahun 2018 penulis menjabat sebagai Ketua
Umum Kopma Almamater UNM tahun buku 2018.

Anda mungkin juga menyukai