Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH PERUSAHAAN DAGANG

Oleh:

Nama : Astria Anjani


NPM : 022121130
Semester : I (Satu)
Mata Kuliah : Introduction to Accounting
Dosen : Abdul Kohar, S.E., M.Ak., CSRP., CTCP., CPSP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAKUAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perusahaan dagang” Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Introduction to accounting. Terima kasih kepada Abdul Kohar,
S.E., M.Ak., CSRP., CTCP., CPSP selaku dosen mata kuliah Introduction to accounting dan dosen
pembimbing juga teman teman semester 1. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan menambah informasi mengenai siklus Akuntansi dan Langkah-langkah pencatatannya
dalam perusahaan dagang.

Bogor, 23 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB 1 ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisaan .......................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian perusahaan dagang ........................................................................................ 2
2.2 Karakteristik perusahaan dagang .................................................................................... 2
2.4 Transaksi perusahaan dagang ......................................................................................... 5
2.4 Siklus Akuntansi perusahaan dagang ............................................................................. 6
2.5 Metode Pencatatan Transaksi Dalam Perusahaan Dagang ............................................. 7
2.6 Teknik Neraca Lajur Perusahaan Dagang ............................................................ 14
2.7 Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Dagang .............................................................. 16
BAB III........................................................................................................................................... 34
PENUTUP ....................................................................................................................................... 34
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 34
3.2 Saran ................................................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 35

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan dagang selalu memiliki persediaan di dalam toko maupun di gudang persediaan. Persediaan
tersebut dapat berupa persediaan bahan baku, barang dalam proses atau barang jadi. Persediaan harus dimiliki
perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan.
Persediaan merupakan salah satu aktiva perusahaan yang penting sekali, karena berpengaruh secara langsung
terhadap kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan harus dikelola dengan baik dan
dicatat dengan baik, agar perusahaan dapat menjual produknya dan memperoleh pendapatan sehingga tujuan
perusahaan tercapai. Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau
diproses lebih lanjut menjadi barang untuk dijual. Perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur pada
umumnya mempunyai persediaan yang jumlah, jenis serta masalahnya tidak selalu sama antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lainnya. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,
misalnya barang dagang yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali.
Persediaan juga meliputi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam proses yang sedang diproduksi
perusahaan, termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Langkah-langkah
dalam siklus akuntansi perusahaan dagang tidak begitu berbeda dengan perusahaan jasa. Semua transaksi
perusahaan jasa maupun perusahaan dagang harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara teratur dan periodik
dibukukan ke dalam rekening di buku besar. Tetapi, dalam langkah siklus akuntasi perusahaan dagang memiliki
akun dan ayat jurnal tambahan yang dilakukan untuk mencatat transaksi perdagangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perusahaan dagang?


2. Apa karakteristik perusahaan dagang?
3. Bagaimana langkah-langkah siklus akuntansi perusahaan dagang?
4. Bagaimana metode pencatatan transaksi dalam perusahaan dagang ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian dan karakteristik perusahaan dagang


2. Menjelaskan karakteristik perusahaan dagang
3. Mengetahui langkah-langkah siklus akuntansi perusahaan dagang
4. Mengetahui metode pencatatan transaksi dalam perusahaan dagang

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan karakteristik perusahaan dagang

Perusahaan dadang adalah adalah perusahaan yang tidak membuat produk sendiri. Melainkan hanya
menjualkan produk milik produsen kepada masyarakat atau konsumen. Jenis perusahaan ini tidak melakukan
produksi dalam artian mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Perusahaan ini juga tidak melakukan perubahan
sedikitpun pada produk jadi.

Artinya perusahaan dagang adalah perusahan yang murni hanya menjualkan produk yang produknya sudah
disediakan oleh pemasok atau produsen. Sedangkan pengertiannya secara khusus adalah perusahaan yang di
dalamnya ada kegiatan menyimpan, membeli dan menjual kembali produk tanpa mengubah untuk menciptakan
nilai tambah dan jual pada produk.

2.2 Karakteristik Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Karakteristik inilah yang membedakan
perusahaan ini dengan perusahaan manufaktur. Ini dia karakteristik yang dimaksud:

1. Membeli dan Menjual Produk tanpa Mengolah

Karakteristik yang pertama adalah membeli dan menjual produk tanpa mengolah atau mengubahnya. Sedangkan
perusahaan manufaktur sebaliknya yaitu membuat produk dari bahan baku, bahan setengah jadi, produk jadi lalu
menjualnya kepada konsumen.

2. Pendapatan Utama Murni Dari Penjualan

Karakteristik yang kedua adalah pendapatan utama perusahaan murni dari penjualan produk. Karena perusahaan
tidak perlu mempersiapkan mesin operasional dan bahan baku yang jika bagi perusahaan manufaktur bisa menjadi
tambahan pendapatan. Jika penjualan menurun maka otomatis pendapatan dari perusahaan juga berkurang.
Sebaliknya jika penjualan meningkat, maka profit atau laba yang didapatkan juga jauh lebih besar. Jika Dilihat
dari karakteristik ini tentu penjualan merupakan hal penting yang harus diupayakan untuk terus meningkat.
Artinya segala manajemen penjualan harus diarahkan sebisa mungkin agar bisa menaikkan omzet Penjualan.

2
3. Modal Berasal Dari Harga Pokok Produk Terjual

Modal usaha untuk jenis perusahaan ini didapatkan dari harga pokok produk yang sudah Terjual. Misal harga
pokok produk Rp2.000.000, perusahaan berhasil menjualnya Rp3.000.000, berarti modal usahanya adalah
Rp2.000.000. Sedangkan sisa Rp1.000.000 adalah profit atau laba. Karena alasan inilah, jika produk tidak segera
terjual berarti modal mandek di situ. Sehingga harus dicarikan alternatif untuk menutupi kredit maupun kas
perusahaan yang menipis. Konsekuensi usaha dagang yang tidak lagi mampu menjual produk sesuai targetnya,
tentu perusahaan bisa mengalami kolaps bahkan bangkrut. Karena yang jelas tidak lagi ada pemasukan dari segi
profit, dan tidak ada uang pokok yang kembali sebagai modal.

4. Sebagai Perantara antara Produsen dengan Konsumen

Karakteristik yang selanjutnya adalah perusahaan dagang berfungsi sebagai perantara antara produsen dengan
konsumen. Yang mana produsen akan mengeluarkan barang sedangkan usaha dagang membelinya lalu menjual
kembali kepada masyarakat. Dengan adanya karakteristik ini tentu konsumen tidak perlu membeli langsung dari
produsen. Karena sudah ada perusahaan yang siapa melayani segala macam pembelian produk.

5. Tidak Terjadi Perubahan Barang Dibeli dan Dijual

Karakteristik atau ciri-ciri yang selanjutnya adalah tidak terjadi perubahan antara barang yang dibeli dan yang
dijual. Karena perusahaan ini memang tidak melakukan pengolahan untuk meningkatkan daya jual produk. Itu
artinya produk yang dibeli dari produsen dan yang dijual kepada konsumen bentuk dan nilainya tetap seperti saat
baru dibeli. Maka dari itu, bentuk kemasan, manfaat produk, variasi rasa dan yang lainnya bukan wewenang dari
perusahaan ini melainkan produsen.

6. Laba Didapatkan Dengan Cara Menjual Produk Lebih Tinggi dari Harga Beli

Ciri-ciri yang terakhir dari usaha dagang ialah mendapatkan laba dengan cara menjual produk dengan harga lebih
tinggi dari harga beli. Misal, jika harga belinya Rp500.000, maka perusahaan ini akan menjual kembali dengan
harga Rp600.000. Dari kalkulasi di atas, maka terdapat selisih angka Rp100.000. Selisih inilah yang menjadi
pendapatan atau laba perusahaan dagang.

Jenis-Jenis Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang Dibedakan menjadi beberapa jenis. Ini dia jenis-jenis perusahaan yang dimaksud:

Jenis Berdasarkan Produk

1. Perusahaan Dagang Barang Produksi

3
Jenis yang pertama adalah usaha dagang barang produksi. Perusahaan jenis ini berfungsi untuk menjualkan
produk yang berupa barang baku. Nantinya oleh si pembeli akan diolah kembali menjadi produk jadi. Salah satu
contoh barang yang dijual oleh perasaan ini adalah kayu untuk dibuat kertas. Begitu juga dengan kulit kambing
untuk dibuat rebana atau sepatu.

2. Perusahaan Dagang Barang Jadi

Jenis usaha dagang yang kedua adalah usaha dagang barang jadi. Sesuai dengan istilahnya, maka perusahaan ini
hanya menjual produk yang sudah jadi alias siap pakai. Yang termasuk produk perusahaan jenis ini adalah pakaian,
tas, sepatu, televisi dan barang jadi lainnya. Barang-barang semacam inilah yang dijual oleh perusahaan kepada
konsumen yang membutuhkannya.

Jenis Perusahaan Dagang Berdasarkan Konsumen

1. Perusahaan Dagang Besar

Jenis perusahaan dagang besar maksudnya usaha dagang yang membeli produk langsung dari pabriknya. Selain itu,
produk yang dibeli juga berskala besar dan dijual kembali kepada konsumen dengan jumlah yang besar.
Perusahaan besar jenis ini disebut pedagang grosir. Biasanya perusahaan semacam ini membutuhkan modal yang
tidak sedikit serta perlu ada manajemen khusus untuk menjalankannya.

2. Perusahaan Dagang Perantara

Jenis yang kedua adalah perusahaan dagang perantara. Perusahaan dagang jenis ini adalah perusahaan yang
membeli produk dengan skala atau jumlah yang besar. Tetapi dijual kembali kepada konsumen dengan skala
menurun hingga kapasitas sedang. Perusahaan ini lebih dikenal dengan istilah pedagang subgrosir. Biasanya
perusahaan dijalankan dengan modal yang tidak terlalu besar tetapi tetap konsisten karena penjualannya juga stabil.

3. Perusahaan Dagang Pengecer

Jenis yang selanjutnya adalah usaha dagang pengecer. Ini merupakan perusahaan yang berhubungan langsung
dengan konsumen. Artinya ada transaksi penjualan yang dijalankan antara pedagang dengan pembeli di tingkat
terbawah. Usaha dagang yang masuk kategori ini ialah swalayan, warung, toko dan selainnya. Modal yang
dibutuhkan tidak sebesar pedagang sub grosir apalagi grosir. Sedangkan penjualan juga tidak terlalu konsisten
tergantung seberapa tinggi daya jual masyarakat di tempat tersebut.

4
2.3 Transaksi Perusahaan Dagang

1. Transaksi pembelian barang dagang


Transaksi pembelian barang dagang adalah kegiatan membeli suatu produk dari sebuah toko, perusahaan, maupun
perorangan. Transaksi pembelian barang dagang dibagi menjadi 2 yaitu transaksi pembelian barang dagang yang
dilakukan secara tunai dan transaksi pembelian barang dagang yang dilakukan secara kredit.

• Pembelian barang dagang secara tunai


Perusahaan membayar secara tunai kepada supplier atas barang yang telah dibelinya yang kemudian akan dijual
kembali. Pencatatan pembelian barang dagangan dengan cara tunai dalam sebuah jurnal akan dicatat dalam akun
pembelian di debit dan kas di kredit.
• Pembelian barang dagang secara kredit
Perusahaan berhutang kepada supplier atas pembelian barang dagang yang akan diperdagangkan kembali nantinya
oleh perusahaan. Pencatatan pembelian barang dagangan dengan cara kredit dalam sebuah jurnal akan dicatat
dengan cara mendebit akun pembelian dan mengkredit akun utang dagang.

2. Transaksi retur pembelian dan pengurangan harga


Apabila barang pesanan perusahaan ada yang mengalami kerusakan atau barang tidak sesuai dengan pesanan
perusahaan, maka perusahaan akan mengembalikan atau meretur kembali barang yang rusak atau tidak sesuai
tersebut kepada pihak penjual. Jenis transaksi ini jika dilakukan dengan kredit maka akan dicatat dalam jurnal
dengan mengkredit akun retur pembelian dan pengurangan atau potongan harga serta mendebit akun utang
dagang. Namun bila transaksi ini dilakukan dengan tunai maka pencatatan dalam jurnalnya adalah dengan
mengkredit akun retur pembelian dan pengurangan harga serta mendebit akun kas.
3. Transaksi potongan pembelian
Potongan pembelian merupakan potongan yang didapatkan oleh pembeli karena telah melunasi hutang dengan
waktu yang lebih cepat dari waktu sebenarnya dan melakukan pembayaran secara tunai atau dapat dikatakan
sebagai cash discount. Transaksi potongan pembelian dicatat dalam jurnal
dengan mengkredit akun kas dan potongan pembelian serta mendebit akun utang dagang.

4. Transaksi beban angkut pembelian


Transaksi beban angkut pembelian merupakan biaya beban angkut pada barang dagang dari gudang pihak supplier
ke gudang pihak pembeli yang akan ditanggung oleh pihak pembeli. Saat pelunasan pembayaran sudah dilakukan
maka akan diberikan potongan pembelian. Transaksi beban angkut pembelian dicatat dalam jurnal dengan
mengkredit akun kas dan mendebit akun beban angkut pembelian.
5. Transaksi penjualan barang dagang

5
Perusahaan menjual barang dagangan kepada konsumen yang pembayarannya dapat dilakukan secara tunai
maupun kredit. Transaksi penjualan secara tunai akan dicatat dalam jurnal dengan mengkredit akun penjualan dan
mendebit akun kas. Jika transaksi penjualan dilakukan secara
kredit maka pencatatan dalam jurnalnya adalah dengan mengkredit akunpenjualan dan mendebit akun piutang
dagang.
6. Transaksi retur penjualan dan pengurangan harga
Dalam jenis transaksi ini, perusahaan harus mengambil kembali barang dagangan yang telah dipesan oleh pihak
konsumen yang dikarenakan barang mengalami kerusakan atau barang tidak sesuai dengan pesanan pembeli.
7. Transaksi potongan penjualan
Di dalam transaksi potongan penjualan, perusahaan atau pihak penjual akan memberikan potongan penjualan
kepada pihak pembeli yang telah melunasi piutangnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Transaksi
potongan penjualan dicatat dengan mengkredit akun kas serta mendebit akun kas dan potongan penjualan.
8. Transaksi beban angkut penjualan
Transaksi beban angkut penjualan merupakan beban biaya angkut yang ditanggung oleh pihak penjual saat
mengirimkan barang dagangan. Pencatatan dalam jurnal pada transaksi ini membutuhkan adanya bukti
penerimaan kas atau bukti kuitansi.
9. Transaksi persediaan barang dagangan
Sisa barang dagangan yang belum terjual habis oleh perusahaan akan dihitung jumlahnya dan kemudian dicatat
dalam akun persediaan barang dagangan.
10. Transaksi pembayaran utang
Perusahaan atau pihak pembeli wajib melunasi utang kepada pihak penjual atas pesanan pembelian barang dagang
yang pembayarannya dilakukan secara kredit.
11. Transaksi penerimaan piutang
Perusahaan atau pihak penjual memperoleh pelunasan piutang dari pihak pembeli atas pembeliaan barang secara
kredit oleh pihak pembeli.

2.4 Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

6
Dalam siklus akuntasi, perusahaan dagang dapat dijumpai akun-akun khusus antara lain:
1. Akun pembelian, akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan secara tunai ataupun kredit.
2. Akun penjualan, akun yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan secara tunai ataupun kredit.
3. Akun retur pembelian dan pengurangan harga, akun yang digunakan untuk mencatat pengembalian sebagian
barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
4. Akun retur penjualan dan pengurangan harga, akun yang mencatat penerimaan kembali sebagian barang yang
telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
5. Akun utang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya hutang dagang dan pelunasan kewajiban
atas pembelian secara kredit.
6. Akun piutang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dagang dan penerimaan
pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
7. Akun potongan pembelian, akun yang mencatat potongan yang diterima pembeli karena melunasi hutang dalam
masa potongan.
8. Akun potongan penjualan, akun untuk mencatat potongan yang diberikan penjualkarena menerima pelunasan
piutang dalam masa potongan.

2.5 Metode Pencatatan Transaksi Dalam Perusahaan Dagang

Metode pencatatan transaksi dalam akuntansi perusahaan dagang dapat dibedakan:


1. Metode periodik, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan
barang dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan dicatat dan dihitung pada awal dan akhir periode
akuntansi untuk menentukan harga pokok penjualannya. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan yang
frekuensi transaksinya tinggi.
2. Metode perpetual, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan persediaan barang dagangan dalam perusahaan dagang, dimana persediaan dicatat dan dihitung secara
rinci baik pada waktu dibeli maupun dijual. Metode ini lebih cocok digunakan oleh perusahaan yang frekuensi
transaksinya tidak terlalu tinggi, tetapi nilai per transaksinya besar.
Dalam akuntansi perusahaan dagang, dikenal 2 jenis sistem pencatatan persediaan, yaitu :
1. Sistem Perpetual
Sistem ini mencatat pembelian setiap hari terhadap barang dagangan. Nilai persediaa barang akan dimasukkan ke
dalam akun persediaan barang dan pada saat terjadi transaksi maka akan secara otomatis mengurangi barang
tersebut yaitu dengan menghitung nilai pokok penjualan secara langsung. Kelebihan dari metode ini adalah
sewaktu–waktu nilai persediaan dapat diketahui, begitu juga dengan laporan laba rugi tanpa harus menunggu akhir

7
periode. Dalam sistem ini terdapat satu catatan tersendiri yang disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock
card). Kumpulan dari kartu stok,untuk semua jenis barang yang ada disebut buku stok atau buku persediaan. Kartu
stok mencatat detail seperti penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya suatu transaksi. Tiap
transaksi dicatat kuantitas barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya, Penambahan dalam kartu stok biasanya
berasal dari pembelian barang dagang. Di samping pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal
dari penjualan retur. Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang dagang.
Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.

2. Sistem Periodik
Sistem ini tidak mencatat nilai persediaan secara rutin, bahkan terkadang hanya mencatat nilai persediaan akhir
pada akhir periode akuntansi melalui stok opname. Sistem ini mencatat transaksi pembelian ke dalam akun
pembelian, sehingga dalam pencatatan laporan laba rugi nilai pembelian akan dicatat sebagai pengurang penjualan
atau pendapatan.
a. Metode FIFO (First in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem barang yang lebih awal
masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir persediaan menunjukkan barang yang dibeli terakhir.
b. Metode LIFO (Last in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem barang yang lebih akhir
masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli
terawal.
c. Metode Rata-rata (Average), metode ini mencatat persediaan akhir dengan menghitung rata-rata barang yang
tersedia dengan harga rata-rata dari setiap pembelian yang dilakukan.

1. Jurnal Umun

Sebagai contoh jurnal umum metode periodik dan metode perpetual


PT Anugrah Santosa merupakah perusahaan distributor pompa air yang bermerek “saeniki” yang berkedudukan
di semarang selama bulan april 2014 perusahaan ini melakukan transaksi sebagai berikut:
1/4/2014 Membayar utang usaha ke PT Ultra Sakti, Bandung sebesar Rp. 22.000.000.
2/4/2014 Membeli peralatan kantor dari toko “Tubagus” seharga Rp.26.000.000 secara
tunai.
4/4/2014 Membeli barang dagang dari PT Ultra Sakti, Bandung seharga Rp. 26.000.000
secara kredit.
6/4/2014 Membeli perlengkapan kantor dari toko “suka suki” seharga Rp. 2.500.000
secara tunai.
9/4/2014 Menjual barang dagang dengan HPP sebesar Rp.15.000.000 seharga Rp.22.000.000
secara kredit.

8
11/4/2014 Menjual barang dagang dengan HPP sebesar Rp. 29.000.000 sebesar Rp. 37.000.000
secara tunai dengan potongan penjualan sebesar Rp. 1.000.000.
12/4/2014 Membeli barang dagang PT Ultra Sakti, Bandung senilai Rp. 35.000.000 secara tunai
dengan potongan tunai sebesar Rp. 2.000.000.
18/4/2014 Membayar biaya iklan di koran sebesar Rp. 2.500.000 secara tunai.
19/4/2014 Membayar biaya pengiriman barang keperusahaan transportasi sebesar Rp. 1.500.000
secara tunai.
22/4/2014 Membayar biaya bunga sebesar Rp. 1.500.000
28/4/2014 Membayar gaji pegawai sebesar Rp. 2.700.000 secara tunai.

Diketahui bahwa nilai persediaan pada tanggal 1 April 2014 sebesar Rp. 16.200.000 dan pada tanggal 30 April
2014 sebesar Rp.15.500.000. Berdasarkan data di atas buatlah jurnal umum untuk PT. Anugrah Santosa selama
bulan april menggunakan metode perpetual dan periodik !

PT Anugrah Santosa
Jurnal Umum
Periode 1-30 april 2014
dalam Rupiah
Perpentual Periodik

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit Keterangan Ref Debit Kredit


1 Utang Usaha 22.000.000 Utang Usaha 22.000.000
Kas 22.000.000 Kas 22.000.000
2 Peralatan Kantor 4.200.000 Peralatan Kantor 4.200.000
Kas 4.200.000 Kas 4.200.000
4 Persediaan 26.000.000 Persediaan 26.000.000
Utang Usaha 26.000.000 Utang Usaha 26.000.000
6 Perlengkapan 2.500.000 Perlengkapan 2.500.000
Kantor Kantor
Kas 2.500.000 Kas 2.500.000
9 Piutang Usaha 22.000.000 Piutang Usaha 22.000.000
Penjualan 22.000.000 Penjualan 22.000.000
Hpp 15.000.000
Persediaan 15.000.000
11 Kas 36.000.000 Kas 36.000.000

9
Potongan 1.000.000 Potongan 1.000.000
Penjualan Penjualan
Penjualan 35.000.000 Penjualan 35.000.000
Hpp 29.000.000
Persediaan 29.000.000
12 Pembelian 35.000.000 Pembelian 35.000.000
Potongan 2.000.000 Potongan 2.000.000
Pembelian Pembelian
Kas 33.000.000 Kas 33.000.000
18 Beban Iklan 2.500.000 Beban Iklan 2.500.000
Kas 2.500.000 Kas 2.500.000
19 Beban Angkut 1.500.000 Beban Angkut 1.500.000
Kas 1.500.000 Kas 1.500.000
22 Beban Bunga 1.500.000 Beban Bunga 1.500.000
Kas 1.500.000 Kas 1.500.000
28 Beban Gaji 2.700.000 Beban Gaji 2.700.000
Kas 2.700.000 Kas 2.700.000
JUMLAH 199.900.000 199.900.000 155.900.000 155.900.000

Selanjutnya Jurnal khusus, jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang dan dibuat secara khusus untuk
mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi berulang-ulang pada perusahaan. Manfaat jurnal khusus
ialah memudahkan perushaan dalam mencatat transaksi yang sejenis dan mencari data transaksi yang sesuai jika
diperlukan. Sehingga pada penyajian jurnal laporan keuangan tersebut tidak ada lagi adanya kesalahan pencatatan.
Jenis jurnal khusus ada empat jenis dalam akuntansi yang biasanya digunakan dalam perusahaan, yaitu meliputi:
1. Jurnal Pembelian
Jurnal khusus pembelian berguna untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian barang dagangan, serta barang
lainnya yang dilakukan secara kredit. Sehingga berfungsi sebagai pencatatan transaksi pembelian yang dilakukan
ketika adanya pembayaran secara kredit.
2. Jurnal Penjualan
Jurnal khusus penjualan ini berfungsi sebagai pencatatan transaksi penjualan barang dagang atau jasa yang
biasanya dilakukan dengan pembayaran secara kredit.
3. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas adalah pencatatan transaksi yang berupa tunai, baik itu dengan kas atau cek. Di mana jurnal
ini disebut sebagai buku kas masuk, yang berfungsi sebagai pencatatan transaksi seperti penerimaan uang,
penjualan tunai, penerimaan piutang, dan sebagainya.
4. Jurnal Pengeluaran Kas

10
Jurnal pengeluaran kas merupakan pencatatan transaksi atas pembayaran secara tunai, yang biasanya jurnal ini
disebut sebagai buku kas keluar. Sehingga jurnal ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran kas seperti hutang,
beban perusahaan, dan sebagainya.
Sebagai salah satu contoh jurnal khusus pembelian:
Di sebuah perusahaan ada transaksi perusahaan dagang Sukses Kemilau bulan April 2020, yang berhubungan
dengan pembelian secara kredit :
09 April : Dibeli secara kredit dari Toko Gunung, perlengkapan toko seharga Rp150.000.
18 April : Dibeli secara kredit dari Toko Mewah perlengkapan toko seharga Rp300.000.
Seperti keterangan di atas, maka Anda perlu mengetahui cara membuat jurnal khusus melalui contoh jurnal khusus
pembelian:

Contoh Jurnal Khusus


Periode April 2020
Tanggal Keterangan Ref Debit (Perlengkapan) Kredit (Utang Dagang)
2020 09 Toko Gunung Rp.150.000 Rp.150.000
April 18 Toko Mewah Rp.300.000 Rp.300.000
Jumlah Rp.450.000 Rp.450.000

2 Ayat Jurnal Penyesuain

Ayat Jurnal Penyesuain Perusahaan Dagang. Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaan
catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Tujuan pembuatan jumal
penyesuaian adalah agar setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besamtrya hauta, utang.
modal, pendapatan dan heban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode. Jurnal penyesuaian
disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan dita penyesilaian akhir periode. Tidak semua akun-akun yang ada
di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian. akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah:
1. Pemakaian Perlengkapan
2. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima/Piutang Pendapatan
3. Beban Yang Masih Harus Dibayar/Hutang Beban
4. Pendapatan Diterima Dimuka/Hutang Pendapatan
5. Beban Dibayar Dimuka
6. Kerugian Piutang
7. Penyusutan Aktiva Tetap
8. Persediaan Barang Dagangan

11
Salah satu contoh soal jurnal penyesuaian pemakaian perlengkapan
Contoh:Pada tanggal 1 Juni 2013, saklo akin perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000 Pada akh periode
perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp 500.00
Perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp 3.500.000 - Rp 500.000,-
=Rp 3.000.000,-
Jurnal Penyesuaian:
Beban Perlengkapan Rp 3.000.000,-
Perlengkapan Rp 3.000.000,-

3 Jurnal Penutup

Pada dasarnya pencatatan jurnal penutup perusahaan dagang dibagi menjadi dua metode yaitu metode periodik
dan perpetual. Dalam siklus akuntansi terakhir, proses penutupan akun ini ternyata menggunakan ayat jurnal
penutup. Di mana secara definisi jurnal penutup adalah kegiatan untuk menjurnal dan menutup proses siklus
akuntansi.
Dengan demikian untuk periode selanjutnya Anda juga bisa mempersiapkan akun-akun yang akan dipakai sebagai
jurnal laporan keuangan.
Sebagai contoh soalnya : Diperoleh data keuangan PT Surla Profit untuk periode akhir tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
1. Persediaan barang dagang 1 Jan 2016 Rp 15.000.000
2. Pembelian Rp 50.000.000
3. Beban angkut pembelian Rp 5.000.000
4. Retur pembelian Rp 1.000.000
5. Potongan pembelian Rp 1.000.000
6. Beban pemasaran/penjualan Rp 3.000.000
7. Beban administrasi umum Rp 2.000.000
8. Persediaan barang dagang 31 Des 2016 Rp 5.000.000
9. Penjualan kotor Rp 120.000.000
10. Retur penjualan Rp 2.000.000
11. Potongan penjualan Rp 1.000.000
12. Beban bunga Rp 500.000
13. Pajak penghasilan dengan tarif 10 %
Penyelesaian:
Laporan laba rugi nya sebagai berikut:
12
Laporan Laba Rugi
PT Surla Profit
Keterangan Per 31 Desember 2016
Penjualan Bersih Rp. 117.000.000
Harga Pokok Penjualan ( HPP ) (Rp. 60.000.000)
Laba Kotor Rp. 57.000.000
Beban operasi :
Beban Penjualan (Rp. 3.000.000)
Beban Administrasi (Rp. 2.000.000)
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp 59.000.000
Beban bunga (Rp. 500.000)
Laba bersih sebelum pajak Rp. 58.500.000
Pajak penghasilan 25% (Rp. 5.850.000)
Laba bersih sesudah pajak Rp. 52.650.000

Maka jurnal penutup nya adalah sebagai berikut:


1. Untuk menutup akun pendapatan
Penjualan Rp 50.000.000
Persediaan akhir Rp 5.000.000
Potongan pembelian Rp 1.000.000
Retur pembelian Rp 1.000.000
Ikhtisar laba/rugi Rp 57.000.000
2. Untuk menutup akun beban
Ikhtisar laba/rugi Rp 64.350.000
Potongan penjualan Rp 1.000.000
Retur penjualan Rp 2.000.000
Pembelian Rp 50.000.000
Beban angkut pembelian Rp 5.000.000
Beban bunga Rp 500.000
Pajak penghasilan Rp 5.850.000
3. Untuk menutup akun ikhtisar laba rugi
Ikhtisar laba rugi Rp 52.650.000
Modal Rp 52.650.000

13
2.6 Teknik Neraca Lajur Perusahaan Dagang

Neraca lajur merupakan lembaran kertas yang berlajur (berkolom) yang fungsinya untuk melakukan kegiatan
akuntansi dengan cara manual. Neraca lajur dapat digunakan sebagai alat bantu yang bisa mempermudah laporan
keuangan manual untuk disusun. Neraca lajur perusahaan dagang mempunyai manfaat yang besar untuk
mengambil keputusan terkait dengan kebijakan perusahaan. Lebih jelasnya neraca lajur adalah kertas kerja
akuntansi (worksheet) yang terdiri dari beberapa kolom atau lajur dalam proses penyusunan Laporan
Keuangan. Neraca lajur atau kertas kerja difungsikan sebagai alat bantu (tools) untuk membuat laporan keuangan.
Neraca lajur biasa digunakan dalam proses pembukuan yang dilakukan secara manual dan semi manual
dengan format kolom yang memuat semua akun riil dan nominal.Neraca lajur terdiri atas 5 bagian pokok yaitu:
1. Neraca saldo sebelum disesuaikan
2. Jurnal Penyesuaian
3. Neraca Saldo Disesuaikan
4. Kolom Laporan Laba Rugi
5. Kolom Neraca
Neraca lajur memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu untuk membantu proses pembuatan laporan
keuangan, mengumpulkan data transaksi keuangan, melakukan klasifikasi dan penggolongan berbagai jenis
transaksi, membantu mengurangi human error dalam proses penyusunan laporan keuangan dan melakukan
estimasi kemungkinan laporan keuangan yang akan dihasilkan. Dalam melakukan penyusunan neraca lajur
dagang perlu memperhatikan beberapa aspek berikut antara lain
1. Membuat judul
Langkah pertama untuk membuat kertas kerja adalah memasukkan nama perusahaan di bagian atas, jenis kerta
kerja, dan periode waktu.
2. Memasukkan neraca saldo yang belum disesuaikan.
Kolom ini berisi daftar nama beserta saldo akun-akun yang belum disesuaian, seperti Kas, Piutang Usaha, Aset
Tetap, Pendapatan dan Beban lain-lain.
3. Membuat Jurnal Penyesuaian
Penyesuaian di kertas kerja digunakan dalam menyiapkan ayat jurnal penyesuaian.Untuk memasukkan proses
penyesuaian ke kertas kerja bisa sesuai urutan ketika data-data disiapkan. Bila nomor dan nama account yang
akan disesuaikan belum ada, maka akun di-input setelah jumlah neraca saldo jika diperlukan untuk melengkapi
penyesuaian. Akun-akun yang memerlukan penyesuaian antara lain: Persediaan, Biaya Dibayar Di Muka, Sewa
Diterima Di Muka, Depresiasi Aset Tetap (fixed asset).
4. Membuat Neraca Saldo yang Disesuaikan
Setelah dilakukan proses penyesuaian akun-akun, selanjutnya kita menghitung setiap saldo akun dalam kolom
neraca saldo sebelum disesuaikan dengan kolom penyesuaian. Perhitungan itu bisa menjumlahkan atau
mengurangi penyesuaian dari jumlah daftar saldo. Hasil perhitungan itu merupakan kolom neraca saldo

14
disesuaian. Selanjutnya jumlahkan kolom neraca saldo yang telah disesuaikan untuk memeriksa kesamaaan debit
dan kredit.
5. Menambahkan Kolom Laporan Laba Rugi
Neraca lajur dilengkapi dengan kolom laporan laba rugi yang diperoleh dari hasil pemindahkan jumlah neraca
saldo yang telah disesuaikan.
6. Menambahkan Kolom Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Kertas kerja akuntansi juga dilengkapi dengan kolom neraca (balance sheet). Kolom neraca didapatkan dari
hasil pemindahan jumlah akun aset, kewajiban dan modal dari kolom daftar saldo yang telah disesuaikan.

Contoh Neraca Jalur


PT. Basalor Ench
NERACA LAJUR
Periode 31 Desember 2021

Nama Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Neraca Laba Rugi


Rekening Setelah
Perkiraan Penyesuaian

Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Penjelasannya :
Nama Rekening Perkiraan
Kolom Berisi nama seluruh kode akun perkiraan yang telah disusun sebelumnya, dari nama rekening perkiraan
ini juga akan ditentukan, apakah sebuah akun bernilai debet atau kredit pada setiap lajur kolom.
Kolom Neraca Saldo
Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah sama persis dengan yang tercantum pada
jurnal laporan neraca saldo, Sehingga jika perusahaan menggunakan neraca lajur. neraca saldo dapat langsung
dibuat didalamnya, tidak perlu dibuat secara terpisah.
Kolom Penyesuaian
Berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah dibuat akan menyesuaikan perkiraan-
perkiraan neraca saldo yang sudah ada di mana jika ada perkiraan baru yang timbul maka akan dituliskan di bawah
perkiraan-perkiraan neraca saldo tersebut.
Kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah dilakukan jurnal penyesuaian neraca saldo akan memperkirakan semua perkiraan dan
saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan terlihat pada laporan keuangan.
Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian.
15
langsung dipindah ke lajur ini, tetapi bagi perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian.harus dihitung
saldo perkiraan yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini.Lajurini pada akhirnya harus
dijumlahkan kedua sisinya.Sehingga kebenaran dan ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin.
Kolom Neraca
Berisi semua perkiraan riil yang merupakan perkiraan dari akun sebelumnya.Kolom neraca ini berfungsi untuk
melihat jika masih ada kesalahan atau ketidaksesuaian saat menyusun neraca saldo setelah penyesuaian dan
memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan.
Kolom Rugi Laba
Berisi semua perkiraan nominal yang merupakan perkiraan yang akan dikelompokan atau dimasukkan dalam
laporan perhitungan rugi-laba. Dalam kolom ini, debit dan kredit dalam lajurnrugi laba dijumlahkan. Bila sisi
kredit lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan mendapat kerugiaan.

Dari adanya teknik langkah dan penjelasan neraca lajur tersebut secara tidak langsung memperoleh kemudahan
dalam penyusunannya.

2.7 Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Laporan keuangan (financial statement) adalah suatu tahap penyajian posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas secara terstruktur.tujuan penuyusunan laporang keuangan adalah dalam rangka
memberikan informasi tentang posisi dan kinerja keuangan, serta arus kas entitas yang bermanfaat untuk
pengguna laporan dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan labu rugi dan penghasilan komprehensif lain (Statement of income and Other
Compherenship income)
2. Laporan perubahan ekuitas (Stetement of Change Equity)
3. Laporan posisi keuangan (Statement of Financial Position)
4. Laporan arus kas (Statement of cash flow)

1. Laporan laba rugi ( income statement)


Laporan laba rugi adalah laporan yang mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyajikan
rincian informasi tentang penghasilan, beban, laba dan rugi perusahaan pada periode akuntansi tertentu. Lalu
kelompok akun apa saja yang terdapat pada laporan laba rugi perusahaan dagang ? Diantaranya adalah kelompok:
1. Pendapatan
2. Harga pokok penjualan
3. Beban operasional
4. Beban diluar operasional
5. Pendapatan diluar operasional

16
6. Pendapatan konferhensi lainnya
• Penghasilan (income) bisa kita artikan sebagai bentuk arus masuk atau peningkatan asset. penurunan kewajiban,
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas/modal.
• Beban (expenses), Beban diakui sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam
bentuk penurunan asset atau arus keluar, atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas.
• Pendapatan atau pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income -
OCI) adalah total penghasilan dikurangi beban.

Harga pokok penjualan (HPP), diakui sebagai biaya yang timbuk akibat memproduksi suatu barang dan
dijual dalam kegiatan bisnis meliputi, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Hpp secara
sederhana adalah biaya penjualan. Komponen dari Harga Pokok Penjualan diantaranya:
1. Persediaan Awal Barang Dagang, adalah persediaan barang dagang yang tersedia sejak awal periode.
2. Persediaan Akhir Barang Dagang, adalah persediaan yang tersedia di akhir periode.
3. Pembelian bersih, adalah jumlah seluruh pembelian barang dagang baik secara tunai maupun kredit, ditambah
dengan biaya angut pembelian dan dikurangi dengan potongan pembelian atau retur pembelian yang terjadi oleh
perusahaan dagang.
2. Laporan perubahan ekuitas (statement of change equitas)
Laporan perubahan ekuitas akan melaporkan perubahan masing-masing akun ekuitas pemegang saham dan total
ekuitas pemegang saham selama suatu periode.
3. Laporan posisi keuangan (statement f financial position)
Neraca atau disebut sebagai laporan posisi keuangan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik modal (saham)
perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu akan dilaporkan pada laporan neraca.
4. Laporan arus kas (Statement of cash)
Laporan arus kas akan melaporkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan dagang. Laporan arus kas yang
melaporkan arus kas selama periode tertentu akan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
• Arus Kas Dari Aktivitas Operasional (Cash Flows From Operating Activities) Bagian pertama akan berisi
informasi mengenai aliran kas yang berhubungan dengan aktivitas operasional perusahaan. contohnya: kas yang
diterima dari pelanggan dan pembayaran sejumlah kas untuk beban dan pembayaran kepada kreditor.
• Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (Cash Flows From Investing Activities) Bagian kedua akan memuat informasi
mengenai aliran kas (baik masuk maupun keluar)yang berhubungan dengan aktivitas investasi yang dilakukan
oleh perusahaan, contohnya pembayaran kas untuk pembelian/penjualan aktiva tetap.
• Arus Kas Dari Aktivitas pendanaan (Cash Flow From Financing Activities) Bagian ketiga akan menyajikan
informasi aliran kas (baik masuk maupun keluar) yang tetap berhubungan dengan aktivitas pendanaan. Contohnya
kas yang diterima sebagai investasi pemilik atau penarikan kas oleh pemilik.

17
CONTOH SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN
DAGANG
BC Bekasi 2
Laporan posisi keuangan
November 2015

ASET PASSIVA
Asset Lancar Liabilitas Lancar
Kas 8.800.000 Utang Dagang 7.240.000
Piutang Dagang 4.867.200 Utang Gaji 900.000
Persediaan Barang Dagang 6.045.000 Beban Yang Masih 300.000
Perlengkapan 3.927.800 Harus Dibayar
Asuransi Dibayar Dimuka 2.000.000 Liabilitas Jangka Panjang
Total Asset Lancar 25.640.000 Utang Bank 8.000.000
Asser Tetap
Kendaraan 15.000.000
Akum Peny Kendaraan (5.000.000) Ekuitas
Peralatan 9.000.000 Modal 25.000.000
Akumulasi Peny Peralatan (3.200.000)
Total Asset Tetap 15.800.000
Total Asset 41.440.000 Total 41.440.000
Liabilitas+Ekuitas

3.1.3 Informasi Akun

1. Piutang Dagang
Piutang dagang terdiri atas penjualan bulan November 2015 dengan rincian
sebagai berikut

Nama Pelanggan Tgl Jumlah Termin


Ny Melinda 20-Nov 816.000 2/10,n/30
Ny Aisyah 24-Nov 4.051.200 2/10,n/30

Transaksi menggunakan metode perpetual Persediaan Barang Dagang

2. Persediaan Barang Dagang

Nama Barang Unit Jumlah Total


Andrographis Centella 2 50.000 100.000
Beauty Day Cream 5 60.000 300.000

18
Beauty Night Cream 5 70.000 350.000
Extra Food 2 60.000 120.000
Extra Virgin Oil 3 20.000 60.000
Gamat Kapsul 2 100.000 200.000
Habbatusauda HPAI Kapsul 5 40.000 200.000
Hibis Mix 4 150.000 600.000
Hibis Pantyliner HPAI 1 360.000 360.000
Hibis Pembalut HPAI 1 360.000 360.000
Kopi 7 Elemen 5 50.000 250.000
Magavit 1 75.000 75.000
Minyak Herba Sinergi 50 28.000 1.400.000
Mustika Dara 2 145.000 290.000
Procumin Habbatusauda 1 130.000 130.000
Procumin Propolis 4 140.000 560.000
Sabun Transparan Kolagen 5 20.000 100.000
Sabun Transparan Madu 5 17.000 85.000
Sabun Transparan Propolis 5 17.000 85.000
Sari Kurma 8 35.000 280.000
Spirulina 2 70.000 140.000
Total 118 6.045.000

19
3. Asuransi dibayar dimuka

Asuransi Tanggal Jangka Premi Saldo Premi


Mulai Waktu
Bangunan Dan Isi 01-Jan 2 tahun 3.000.000 2.000.000

4. Aset Tetap

Tanggal Masa Metode


Nama Aset HP N
Perolehan Manfaa Depresiasi
S t
Kendaraan 01-Jan- 15.000.000 3.000.000 10 tahun Garis Lurus
13
Peralatan 01-Feb- 9.000.000 - 6 tahun Garis Lurus
13

5. Utang Dagang

Pemasok Tanggal Jumlah Termin


Beli
Gudang HNI HPAI Pusat 15-Nop 7.240.000 1/30,n/30

3.1.4 Transaksi selama bulan Desember 2015

Membeli Barang Secara Kredit kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp
02-Dec
7.210.000

03-Dec Membeli Barang Secara Kredit kepada Kios HPAI sebesar Rp 1504800

Menjual barang secara kredit kepada Tn bakrie Sebesar Rp 2.262.000 Dengan BPP
05-Dec
Rp 1.885.000
Melunasi Utang kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp 7.240.000 dengan
05-Dec
diskon 1% atas pembelian 15 Nov lalu

06-Dec Membayar Gaji Karyawan terutang 26-30 November Rp 900.000

Menjual barang secara kredit kepada Ny Melinda Sebesar Rp 3.150.000 dengan BPP
08-Dec
Rp 2.625.000

10-Dec Membeli Barang Secara Kredit kepada Kios HPAI sebesar Rp 3286800

20
Menerima Pelunasan Piutang Dari Ny Melinda Rp 816.000 atas pembelian 20
10-Dec
November lalu tanpa diskon
Melunasi Utang kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp 7.210.000 dengan
10-Dec
diskon 1% atas pembelian 2 Desember
Menjual barang secara kredit kepada Ny Aisyah sebesar Rp 2.664.000 dengan BPP
12-Dec
Rp 2.220.000
Menerima Pelunasan Piutang Dari Tn Bakrie Rp 2.262.000 atas pembelian 5
14-Dec
Desember lalu
Membeli Barang Seacar Kredit kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp
15-Dec
9900000

15-Dec Membayar beban Listrik Air dan Telepon Bulan November Rp 300.000

Menjual barang secara kredit kepada Tn Roni sebesar Rp 5.718.000 dengan BPP
17-Dec Rp 4.765.000

Melunasi Utang kepada KIOS HPAI sebesar Rp 2.360.000 dengan diskon 1% atas
18-Dec
pembelian 3 Desember

20-Dec Membeli Barang Secara Kredit kepada Kios HPAI sebesar Rp 2336400

20-Dec Membayar pemasangan iklan di website Herbal Sehat sebesar Rp 460.000

Menerima Pelunasan Piutang Dari Ny Aisyah Rp 4.051.200 atas pembelian 24


21-Dec
November lalu tanpa diskon

22-Dec Menjual Barang secara Tunai sebesar Rp 5.280.000 dengan BPP Rp 4.400.000

22-Dec Menerima Penjualan Tunai Rp 5.280.000

Melunasi Utang kepada KIOS HPAI sebesar Rp 1.520.000 dengan diskon 1% atas
23-Dec
pembelian 10 Desember
Menerima Pelunasan piutang dari Tn Roni Rp 5.718.000 atas pembelian 17
28-Dec
Desember lalu

30-Dec Membayar gaji Karyawan bulan desember Rp 1.200.000

21
Data penyesuaian untuk akhir Desember :

1 Mencatat beban asuransi bangunan dan isi bulan Desember 2015


2 Mencatat beban perlengkapan. Sisa perlengkapan sebesar Rp 3.727.800
3 Mencatat beban depresiasi aset tetap bulan november
4 Tagihan listrik,air,telp bulan Desember Rp 300.000 akan dibayar awal januari

22
5. Jurnal Khusus (Jurnal Pembelian)

BC Bekasi 2
Jurnal Pembelian
Desember 2015

Ref
No Tanggal Nama Pemasok Post Persediaan Utang
Dagang
1 02-Des Gudang HNI HPAI Pusat 7.210.000 7.210.000
2 03-Des Kios HPAI 2.360.000 2.360.000
3 10-Des Kios HPAI 1.520.000 1.520.000
4 15-Des Gudang HNI HPAI Pusat 9.900.000 9.900.000
5 20-Des Kios HPAI 3.320.000 3.320.000
Tota 24.310.000 24.310.000
l

6. Jurnal Penjualan

BC Bekasi 2
Jurnal Penjualan
Desember 2015

Piutang
No Tanggal Nama Pemasok Ref Dagang/ BPP /
Post Penjualan Persediaan

1 05-Des Tn Bakrie 2.262.000 1.885.000


2 08-Des Ny Melinda 3.150.000 2.625.000
3 12-Des Ny Aisyah 2.664.000 2.220.000
4 17-Des Tn Roni 5.718.000 4.765.000
5 22-Des PENJUALAN TUNAI 5.280.000 4.400.000
19.074.000 15.895.000

7. Jurnal Pengeluaran Kas

BC Bekasi 2
Jurnal Pengeluaran Kas

23
Ref Akun Utang
No TGL No Nama Pemasok Kas Persediaan
Bukti Post Lainnya Dagang / Diskon
1 05- BKK1 Gudang Hni HPAI 7.240.000 7.167.600 72.400
Des 2-1 Pusat
2 06- BKK1 Utang Gaji 900.000 900.000
Des 2-2
3 10- BKK1 Gudang Hni HPAI Pusat 7.210.000 7.137.900 72.100
Des 2-3
4 15- BKK1 Beban Yang masih Harus 300.000 300.000
Des 2-4 Dibayar
5 18- BKK1 Kios HPAI 2.360.000 2.336.400 23.600
Des 2-5
6 20- BKK1 Beban Iklan 460.000 460.000
Des 2-6
7 23- BKK1 Kios HPAI 1.520.000 1.504.800 15.200
Des 2-7
8 30 BKK1 Beban Gaji 1.200.000 1.200.000
Des 2-8
Total 2.860.000 18.330.000 21.006.700 183.300
Desember 2015

8. Jurnal Penerimaan Kas

BC Bekasi 2
Jurnal Penerimaan Kas
Desember 2015
Diskon Piutang Akun
No Tanggal No Bukti Nama Pemasok Kas Penjualan Dagang Lainnya
1 10-Des BKM12-1 Ny Melinda 816.000 816.000
2 14-Des BKM12-2 Tn Bakrie 2.216.760 45.240 2.262.000
3 21-Des BKM12-3 Ny Aisyah 4.051.200 4.051.200
4 22-Des BKM12-4 Penjualan Tunai 5.280.000 5.280.000
5 28-Des BKM12-5 Tn Roni 5.718.000 5.718.000
Total 18.081.960 45.240 18.127.200 -

Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
Saldo Awal 816.000
08-Dec Penjualan JPJ 3.150.000 3.966.000
24
10-Dec Pelunasan JKM 816.000 3.150.000

Buku Besar Pembantu Piutang

BC Bekasi 2
Buku Besar Pembantu Piutang Dagang
Ny Melin

Tn
Bakrie
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
Penjualan JPJ 2.262.000 2.262.000
14- Pelunasan JKM 2.262.000 -
Dec

Ny
Aisyah
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
Saldo Awal 4.051.200
12-Dec Penjualan JPJ 2.664.000 6.715.200
21-Dec Pelunasan JKM 4.051.200 2.664.000

Tn Roni
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
17-Dec Penjualan JPJ 5.718.000 5.718.000
28-Dec Pelunasan JKM 5.718.000 -

25
10 Buku Besar Pembantu Utang

BC Bekasi 2
Buku Besar Pembantu Utang Dagang

Gudang Hni HPAI Pusat


Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post
Dr Cr
Saldo Awal 7.240.000
02-Dec Pembelian JPB 7.210.000 14.450.000
05-Dec Pembayaran JKK 7.240.000 7.210.000
Utang
10-Dec Pembayaran 7.210.000 -
Utang
15-Dec Pembelian 9.900.000 9.900.000

KIOS
HPAI
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post
Dr Cr
03-Dec Pembelian 2.360.000 2.360.000
10-Dec Pembelian 1.520.000 3.880.000
18-Dec Pembayaran 2.360.000 1.520.000
Utang
20-Dec Pembelian 3.320.000 4.840.000
23-Dec Pembayaran 1.520.000 3.320.000
Utang

3.1.11 Daftar Saldo Sebelum Penyesuain

Daftar Saldo Sebelum Penyesuain


30 November 2015

No Nama Debet Kredit


1 Kas 5.875.260
2 Piutang Dagang 5.814.000
3 Persediaan Barang Dagang 14.276.700
4 Perlengkapan 3.927.800
5 Asuransi Dibayar Dimuka 2.000.000
6 Kendaraan 15.000.000
26
7 Akum Peny Kendaraan 5.000.000
8 Peralatan 9.000.000
9 Akumulasi Peny Peralatan 3.200.000
10 Utang Dagang 13.220.000
11 Utang Gaji -
12 Beban Yang Masih Harus -
Dibayar
13 Utang Bank 8.000.000
14 Modal 25.000.000
15 Penjualan 19.074.000
16 Return dan Potongan Penjualan -
17 Diskon Penjualan 45.240
18 Beban Pokok Penjualan 15.895.000
20 Beban Iklan 460.000
21 Beban Gaji 1.200.000
Total 73.494.000 73.494.000

12 Ayat Jurnal Penyesuaian

BC BEKASI 2
Jurnal Penyesuaian
Desember 2015

Ref
No Keterangan Debet Kredit
Post
1 Beban Asuransi 125.000
Asuransi dibayar dimuka 125.000

2 Beban perlengkapan 200.000


Perlengkapan 200.000

3 Beban Depr Kendaraan 100.000


Akun Depr Kendaraan 100.000
4 Beban Depr Peralatan 125.000
Akum Depr Peralatan 125.000

5 Beban Listrik Air Telp 100.000


Beban Yang masih harus dibayar 100.000

650.000 650.000
27
Trial Balance Adjustment Trial Balance After Profit/ Balance Sheet
Account De Credit DeEntries Credit Adjustment
De Credit De Loss Credit De Credit
Account Name bit bit bit bit bit
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp R
111 Kas 5.875.260 5.875.260 5.875.260 -p
112 Piutang Dagang 5.814.000 5.814.000 5.814.000 -
113 Persediaan Barang 14.276.700 14.276.700 14.276.700 -
114 Dagang
Perlengkapan 3.927.800 200.000 3.727.800 3.727.800 -
115 Asuransi Dibayar 2.000.000 125.000 1.875.000 1.875.000 -
121 Dimuka
Kendaraan 15.000.000 15.000.000 15.000.000 -
122 Akum Peny Kendaraan 5.000.000 100.000 5.100.000 - 5.100.000
123 Peralatan 9.000.000 9.000.000 9.000.000 -
124 Akumulasi Peny 3.200.000 125.000 3.325.000 - 3.325.000
201 Peralatan
Utang Dagang 13.220.000 13.220.000 - 13.220.000
202 Utang Gaji - - -
203 Beban Yang Masih Harus 100.000 100.000 - 100.000

28
204 Dibayar
Utang Bank 8.000.000 8.000.000 - 8.000.000
301 Modal 25.000.000 25.000.000 - 25.000.000
BC BEKASI 2
WORKSHEET

401 Penjualan 19.074.000 19.074.000 - 19.074.00


402 Return dan Potongan - - - 0 -
403 Penjualan
Diskon Penjualan 45.240 45.240 45.240 -
501 Beban Pokok Penjualan 15.895.000 15.895.000 15.895.000 -
502 Beban Iklan 460.000 460.000 460.000 -
503 Beban Gaji 1.200.000 1.200.000 1.200.000 -
504 Beban Asuransi 125.000 125.000 125.000 -
505 Beban Perlengkapan 200.000 200.000 200.000 -
506 Beban Depresiasi 100.000 100.000 100.000 -
507 Kendaraan
Beban Depresiasi 125.000 125.000 125.000 -
508 Peralatan
Beban Listrik Air Telp 100.000 100.000 100.000 -
- - - -
- - - -
TOTAL 73.494.000 73.494.000 650.000 650.000 73.819.000 73.819.000 18.250.240 19.074.00 55.568.760 54.745.000
0
823.760 823.760
19.074.000 19.074.00 55.568.760 55.568.760
0
14 Laporan Keuangan

BC BEKASI 2
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31
Desember 201

Penjualan 19.074.000
Dikurangi Diskon Penjualan (45.240)
Penjualan Bersih 19.028.760
Beban Pokok Penjualan (15.895.000)
Laba Bruto 3.133.760

Beban Usaha
Beban Iklan 460.000
Beban Gaji 1.200.000
Beban Asuransi 125.000
Beban Perlengkapan 200.000
Beban Depresiasi Kendaraan 100.000
Beban Depresiasi Peralatan 125.000
Beban Listrik Air Telp 100.000
Jumlah Beban (2.310.000)
Laba Usaha (Laba Operasi) 823.760

BC
Bekasi
Laporan Perubahan
Ekuitas Periode yang
berakhir 31 Desember 2015

Modal Saldo Laba Total


Saham Ekuitas
Saldo Awal 1 desember 25.000.000 - 25.000.000
2015
Ditambah Laba Bersih 823.760 823.760
Saldo Akhir 31 Desember 25.000.000 823.760 25.823.760
2015

29
BC Bekasi 2
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
Asset Liabilitas dan Ekuitas
Asset Lancar Liabilitas Jangka Pendek
Kas 5.875.260 Utang Dagang 13.220.000
Piutang Dagang 5.814.000 Utang Gaji -
Persediaan Barang 14.276.700 Beban Yang Masih 100.000
Dagang
Perlengkapan 3.727.800
Asuransi Dibayar Dimuka 1.875.000 Liabilitas Jangka Panjang
Total Asset Lancar 31.568.760 Utang Bank 8.000.000
Asset Tetap
Kendaraan 15.000.000 Ekuitas
Akum Peny Kendaraan (5.100.000) Modal 25.000.000
Peralatan 9.000.000 Saldo Laba 823.760
Akumulasi Peny (3.325.000)
Peralatan
Total Asset Tetap 15.575.000
Total Asset 47.143.760 Total Liabilitas 47.143.760

30
15 Jurnal Penutup

BC Bekasi 2
Jurnal Penutup
Desember 2015

Ref
NO Keterangan Post Debet Kredit
1 Penjualan 19.074.000
Ikhtisar Laba Rugi 19.074.000

2 Ikhtisar Laba Rugi 18.250.240


Diskon Penjualan 45.240
Beban Pokok 15.895.000
Penjualan
Beban Iklan 460.000
Beban Gaji 1.200.000
Beban Asuransi 125.000
Beban Perlengkapan 200.000
Beban Depresiasi
Kendaraan 100.000
Beban Depresiasi
Peralatan 125.000
Beban Listrik Air 100.000
Telp

3 Ikhtisar Laba Rugi 823.760


Modal 823.760

TOTAL 38.148.000 38.148.000

31
16 Neraca Saldo Setelah Penutupan

DAFTAR SALDO SETELAH PENUTUPAN


Daftar saldo sebelum penyesuaian
30 November 2015

No Nama Debet Kredit

111 Kas 5.875.260

112 Piutang Dagang 5.814.000

113 Persediaan Barang Dagang 14.276.700

114 Perlengkapan 3.727.800

115 Asuransi Dibayar Dimuka 1.875.000

121 Kendaraan 15.000.000

122 Akum Peny Kendaraan 5.100.000

123 Peralatan 9.000.000

124 Akumulasi Peny Peralatan 3.325.000

201 Utang Dagang 13.220.000

202 Utang Gaji -

203 Beban Yang Masih Harus Dibayar 100.000

204 Utang Bank 8.000.000

301 Modal 25.823.760


55.568.760 55.568.760

32
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa perusahaan dagang adalah perusahaan yang
tidak membuat produk sendiri. Melainkan hanya menjualkan produk milik produsen kepada masyarakat atau
konsumen. Jenis perusahaan ini tidak melakukan produksi dalam artian mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Perusahaan ini juga tidak melakukan perubahan sedikitpun pada produk jadi. Artinya perusahaan dagang
adalah perusahan yang murni hanya menjualkan produk yang produknya sudah disediakan oleh pemasok atau
produsen. Sedangkan pengertiannya secara khusus adalah perusahaan yang di dalamnya ada kegiatan menyimpan,
membeli dan menjual kembali produk tanpa mengubah untuk menciptakan nilai tambah dan jual pada produk.

3.2 SARAN
Melalui pembuatan Makalah ini, maka penulis mengharapkan agar setiap perusahaan yang ingin
menjalankan usahanya harus memperhatikan aspek aspek pendukung yang dianggap perlu dan penting
guna tercapainya suatu tujuan perusahaan yang ingin dicapai.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://www.harmony.co.id/blog/4-contoh-jurnal-khusus-dan-penjelasan-lengkapnya
https://id.scribd.com/document/336475200/Ayat-Jurnal-Penyesuaian-AJP-Perusahaan-Dagang
https://id.scribd.com/document/344084752/Contoh-Soal-Metode-Periodik-Dan-Perpetual
https://www.stanakuntansi.com/2018/03/contoh-soal-jurnal-penutup-perusahaan.html?m=1
https://www.academia.edu/40202883/SOAL_DAN_PEMBAHASAN_SIKLUS_AKUNTANSI_PERU
SAHAAN_DAGANG

34
35

Anda mungkin juga menyukai