Oleh:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perusahaan dagang” Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Introduction to accounting. Terima kasih kepada Abdul Kohar,
S.E., M.Ak., CSRP., CTCP., CPSP selaku dosen mata kuliah Introduction to accounting dan dosen
pembimbing juga teman teman semester 1. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan menambah informasi mengenai siklus Akuntansi dan Langkah-langkah pencatatannya
dalam perusahaan dagang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Perusahaan dagang selalu memiliki persediaan di dalam toko maupun di gudang persediaan. Persediaan
tersebut dapat berupa persediaan bahan baku, barang dalam proses atau barang jadi. Persediaan harus dimiliki
perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan.
Persediaan merupakan salah satu aktiva perusahaan yang penting sekali, karena berpengaruh secara langsung
terhadap kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan harus dikelola dengan baik dan
dicatat dengan baik, agar perusahaan dapat menjual produknya dan memperoleh pendapatan sehingga tujuan
perusahaan tercapai. Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau
diproses lebih lanjut menjadi barang untuk dijual. Perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur pada
umumnya mempunyai persediaan yang jumlah, jenis serta masalahnya tidak selalu sama antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lainnya. Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,
misalnya barang dagang yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali.
Persediaan juga meliputi barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam proses yang sedang diproduksi
perusahaan, termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Langkah-langkah
dalam siklus akuntansi perusahaan dagang tidak begitu berbeda dengan perusahaan jasa. Semua transaksi
perusahaan jasa maupun perusahaan dagang harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara teratur dan periodik
dibukukan ke dalam rekening di buku besar. Tetapi, dalam langkah siklus akuntasi perusahaan dagang memiliki
akun dan ayat jurnal tambahan yang dilakukan untuk mencatat transaksi perdagangan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perusahaan dadang adalah adalah perusahaan yang tidak membuat produk sendiri. Melainkan hanya
menjualkan produk milik produsen kepada masyarakat atau konsumen. Jenis perusahaan ini tidak melakukan
produksi dalam artian mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Perusahaan ini juga tidak melakukan perubahan
sedikitpun pada produk jadi.
Artinya perusahaan dagang adalah perusahan yang murni hanya menjualkan produk yang produknya sudah
disediakan oleh pemasok atau produsen. Sedangkan pengertiannya secara khusus adalah perusahaan yang di
dalamnya ada kegiatan menyimpan, membeli dan menjual kembali produk tanpa mengubah untuk menciptakan
nilai tambah dan jual pada produk.
Perusahaan dagang memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Karakteristik inilah yang membedakan
perusahaan ini dengan perusahaan manufaktur. Ini dia karakteristik yang dimaksud:
Karakteristik yang pertama adalah membeli dan menjual produk tanpa mengolah atau mengubahnya. Sedangkan
perusahaan manufaktur sebaliknya yaitu membuat produk dari bahan baku, bahan setengah jadi, produk jadi lalu
menjualnya kepada konsumen.
Karakteristik yang kedua adalah pendapatan utama perusahaan murni dari penjualan produk. Karena perusahaan
tidak perlu mempersiapkan mesin operasional dan bahan baku yang jika bagi perusahaan manufaktur bisa menjadi
tambahan pendapatan. Jika penjualan menurun maka otomatis pendapatan dari perusahaan juga berkurang.
Sebaliknya jika penjualan meningkat, maka profit atau laba yang didapatkan juga jauh lebih besar. Jika Dilihat
dari karakteristik ini tentu penjualan merupakan hal penting yang harus diupayakan untuk terus meningkat.
Artinya segala manajemen penjualan harus diarahkan sebisa mungkin agar bisa menaikkan omzet Penjualan.
2
3. Modal Berasal Dari Harga Pokok Produk Terjual
Modal usaha untuk jenis perusahaan ini didapatkan dari harga pokok produk yang sudah Terjual. Misal harga
pokok produk Rp2.000.000, perusahaan berhasil menjualnya Rp3.000.000, berarti modal usahanya adalah
Rp2.000.000. Sedangkan sisa Rp1.000.000 adalah profit atau laba. Karena alasan inilah, jika produk tidak segera
terjual berarti modal mandek di situ. Sehingga harus dicarikan alternatif untuk menutupi kredit maupun kas
perusahaan yang menipis. Konsekuensi usaha dagang yang tidak lagi mampu menjual produk sesuai targetnya,
tentu perusahaan bisa mengalami kolaps bahkan bangkrut. Karena yang jelas tidak lagi ada pemasukan dari segi
profit, dan tidak ada uang pokok yang kembali sebagai modal.
Karakteristik yang selanjutnya adalah perusahaan dagang berfungsi sebagai perantara antara produsen dengan
konsumen. Yang mana produsen akan mengeluarkan barang sedangkan usaha dagang membelinya lalu menjual
kembali kepada masyarakat. Dengan adanya karakteristik ini tentu konsumen tidak perlu membeli langsung dari
produsen. Karena sudah ada perusahaan yang siapa melayani segala macam pembelian produk.
Karakteristik atau ciri-ciri yang selanjutnya adalah tidak terjadi perubahan antara barang yang dibeli dan yang
dijual. Karena perusahaan ini memang tidak melakukan pengolahan untuk meningkatkan daya jual produk. Itu
artinya produk yang dibeli dari produsen dan yang dijual kepada konsumen bentuk dan nilainya tetap seperti saat
baru dibeli. Maka dari itu, bentuk kemasan, manfaat produk, variasi rasa dan yang lainnya bukan wewenang dari
perusahaan ini melainkan produsen.
6. Laba Didapatkan Dengan Cara Menjual Produk Lebih Tinggi dari Harga Beli
Ciri-ciri yang terakhir dari usaha dagang ialah mendapatkan laba dengan cara menjual produk dengan harga lebih
tinggi dari harga beli. Misal, jika harga belinya Rp500.000, maka perusahaan ini akan menjual kembali dengan
harga Rp600.000. Dari kalkulasi di atas, maka terdapat selisih angka Rp100.000. Selisih inilah yang menjadi
pendapatan atau laba perusahaan dagang.
Perusahaan dagang Dibedakan menjadi beberapa jenis. Ini dia jenis-jenis perusahaan yang dimaksud:
3
Jenis yang pertama adalah usaha dagang barang produksi. Perusahaan jenis ini berfungsi untuk menjualkan
produk yang berupa barang baku. Nantinya oleh si pembeli akan diolah kembali menjadi produk jadi. Salah satu
contoh barang yang dijual oleh perasaan ini adalah kayu untuk dibuat kertas. Begitu juga dengan kulit kambing
untuk dibuat rebana atau sepatu.
Jenis usaha dagang yang kedua adalah usaha dagang barang jadi. Sesuai dengan istilahnya, maka perusahaan ini
hanya menjual produk yang sudah jadi alias siap pakai. Yang termasuk produk perusahaan jenis ini adalah pakaian,
tas, sepatu, televisi dan barang jadi lainnya. Barang-barang semacam inilah yang dijual oleh perusahaan kepada
konsumen yang membutuhkannya.
Jenis perusahaan dagang besar maksudnya usaha dagang yang membeli produk langsung dari pabriknya. Selain itu,
produk yang dibeli juga berskala besar dan dijual kembali kepada konsumen dengan jumlah yang besar.
Perusahaan besar jenis ini disebut pedagang grosir. Biasanya perusahaan semacam ini membutuhkan modal yang
tidak sedikit serta perlu ada manajemen khusus untuk menjalankannya.
Jenis yang kedua adalah perusahaan dagang perantara. Perusahaan dagang jenis ini adalah perusahaan yang
membeli produk dengan skala atau jumlah yang besar. Tetapi dijual kembali kepada konsumen dengan skala
menurun hingga kapasitas sedang. Perusahaan ini lebih dikenal dengan istilah pedagang subgrosir. Biasanya
perusahaan dijalankan dengan modal yang tidak terlalu besar tetapi tetap konsisten karena penjualannya juga stabil.
Jenis yang selanjutnya adalah usaha dagang pengecer. Ini merupakan perusahaan yang berhubungan langsung
dengan konsumen. Artinya ada transaksi penjualan yang dijalankan antara pedagang dengan pembeli di tingkat
terbawah. Usaha dagang yang masuk kategori ini ialah swalayan, warung, toko dan selainnya. Modal yang
dibutuhkan tidak sebesar pedagang sub grosir apalagi grosir. Sedangkan penjualan juga tidak terlalu konsisten
tergantung seberapa tinggi daya jual masyarakat di tempat tersebut.
4
2.3 Transaksi Perusahaan Dagang
5
Perusahaan menjual barang dagangan kepada konsumen yang pembayarannya dapat dilakukan secara tunai
maupun kredit. Transaksi penjualan secara tunai akan dicatat dalam jurnal dengan mengkredit akun penjualan dan
mendebit akun kas. Jika transaksi penjualan dilakukan secara
kredit maka pencatatan dalam jurnalnya adalah dengan mengkredit akunpenjualan dan mendebit akun piutang
dagang.
6. Transaksi retur penjualan dan pengurangan harga
Dalam jenis transaksi ini, perusahaan harus mengambil kembali barang dagangan yang telah dipesan oleh pihak
konsumen yang dikarenakan barang mengalami kerusakan atau barang tidak sesuai dengan pesanan pembeli.
7. Transaksi potongan penjualan
Di dalam transaksi potongan penjualan, perusahaan atau pihak penjual akan memberikan potongan penjualan
kepada pihak pembeli yang telah melunasi piutangnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Transaksi
potongan penjualan dicatat dengan mengkredit akun kas serta mendebit akun kas dan potongan penjualan.
8. Transaksi beban angkut penjualan
Transaksi beban angkut penjualan merupakan beban biaya angkut yang ditanggung oleh pihak penjual saat
mengirimkan barang dagangan. Pencatatan dalam jurnal pada transaksi ini membutuhkan adanya bukti
penerimaan kas atau bukti kuitansi.
9. Transaksi persediaan barang dagangan
Sisa barang dagangan yang belum terjual habis oleh perusahaan akan dihitung jumlahnya dan kemudian dicatat
dalam akun persediaan barang dagangan.
10. Transaksi pembayaran utang
Perusahaan atau pihak pembeli wajib melunasi utang kepada pihak penjual atas pesanan pembelian barang dagang
yang pembayarannya dilakukan secara kredit.
11. Transaksi penerimaan piutang
Perusahaan atau pihak penjual memperoleh pelunasan piutang dari pihak pembeli atas pembeliaan barang secara
kredit oleh pihak pembeli.
6
Dalam siklus akuntasi, perusahaan dagang dapat dijumpai akun-akun khusus antara lain:
1. Akun pembelian, akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan secara tunai ataupun kredit.
2. Akun penjualan, akun yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan secara tunai ataupun kredit.
3. Akun retur pembelian dan pengurangan harga, akun yang digunakan untuk mencatat pengembalian sebagian
barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
4. Akun retur penjualan dan pengurangan harga, akun yang mencatat penerimaan kembali sebagian barang yang
telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
5. Akun utang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya hutang dagang dan pelunasan kewajiban
atas pembelian secara kredit.
6. Akun piutang dagang, akun yang digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dagang dan penerimaan
pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
7. Akun potongan pembelian, akun yang mencatat potongan yang diterima pembeli karena melunasi hutang dalam
masa potongan.
8. Akun potongan penjualan, akun untuk mencatat potongan yang diberikan penjualkarena menerima pelunasan
piutang dalam masa potongan.
7
periode. Dalam sistem ini terdapat satu catatan tersendiri yang disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock
card). Kumpulan dari kartu stok,untuk semua jenis barang yang ada disebut buku stok atau buku persediaan. Kartu
stok mencatat detail seperti penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya suatu transaksi. Tiap
transaksi dicatat kuantitas barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya, Penambahan dalam kartu stok biasanya
berasal dari pembelian barang dagang. Di samping pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal
dari penjualan retur. Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang dagang.
Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.
2. Sistem Periodik
Sistem ini tidak mencatat nilai persediaan secara rutin, bahkan terkadang hanya mencatat nilai persediaan akhir
pada akhir periode akuntansi melalui stok opname. Sistem ini mencatat transaksi pembelian ke dalam akun
pembelian, sehingga dalam pencatatan laporan laba rugi nilai pembelian akan dicatat sebagai pengurang penjualan
atau pendapatan.
a. Metode FIFO (First in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem barang yang lebih awal
masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir persediaan menunjukkan barang yang dibeli terakhir.
b. Metode LIFO (Last in First Out), metode ini mencatat persediaan akhir dengan sistem barang yang lebih akhir
masuk yang dikeluarkan pertama kali sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli
terawal.
c. Metode Rata-rata (Average), metode ini mencatat persediaan akhir dengan menghitung rata-rata barang yang
tersedia dengan harga rata-rata dari setiap pembelian yang dilakukan.
1. Jurnal Umun
8
11/4/2014 Menjual barang dagang dengan HPP sebesar Rp. 29.000.000 sebesar Rp. 37.000.000
secara tunai dengan potongan penjualan sebesar Rp. 1.000.000.
12/4/2014 Membeli barang dagang PT Ultra Sakti, Bandung senilai Rp. 35.000.000 secara tunai
dengan potongan tunai sebesar Rp. 2.000.000.
18/4/2014 Membayar biaya iklan di koran sebesar Rp. 2.500.000 secara tunai.
19/4/2014 Membayar biaya pengiriman barang keperusahaan transportasi sebesar Rp. 1.500.000
secara tunai.
22/4/2014 Membayar biaya bunga sebesar Rp. 1.500.000
28/4/2014 Membayar gaji pegawai sebesar Rp. 2.700.000 secara tunai.
Diketahui bahwa nilai persediaan pada tanggal 1 April 2014 sebesar Rp. 16.200.000 dan pada tanggal 30 April
2014 sebesar Rp.15.500.000. Berdasarkan data di atas buatlah jurnal umum untuk PT. Anugrah Santosa selama
bulan april menggunakan metode perpetual dan periodik !
PT Anugrah Santosa
Jurnal Umum
Periode 1-30 april 2014
dalam Rupiah
Perpentual Periodik
9
Potongan 1.000.000 Potongan 1.000.000
Penjualan Penjualan
Penjualan 35.000.000 Penjualan 35.000.000
Hpp 29.000.000
Persediaan 29.000.000
12 Pembelian 35.000.000 Pembelian 35.000.000
Potongan 2.000.000 Potongan 2.000.000
Pembelian Pembelian
Kas 33.000.000 Kas 33.000.000
18 Beban Iklan 2.500.000 Beban Iklan 2.500.000
Kas 2.500.000 Kas 2.500.000
19 Beban Angkut 1.500.000 Beban Angkut 1.500.000
Kas 1.500.000 Kas 1.500.000
22 Beban Bunga 1.500.000 Beban Bunga 1.500.000
Kas 1.500.000 Kas 1.500.000
28 Beban Gaji 2.700.000 Beban Gaji 2.700.000
Kas 2.700.000 Kas 2.700.000
JUMLAH 199.900.000 199.900.000 155.900.000 155.900.000
Selanjutnya Jurnal khusus, jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang dan dibuat secara khusus untuk
mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi berulang-ulang pada perusahaan. Manfaat jurnal khusus
ialah memudahkan perushaan dalam mencatat transaksi yang sejenis dan mencari data transaksi yang sesuai jika
diperlukan. Sehingga pada penyajian jurnal laporan keuangan tersebut tidak ada lagi adanya kesalahan pencatatan.
Jenis jurnal khusus ada empat jenis dalam akuntansi yang biasanya digunakan dalam perusahaan, yaitu meliputi:
1. Jurnal Pembelian
Jurnal khusus pembelian berguna untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian barang dagangan, serta barang
lainnya yang dilakukan secara kredit. Sehingga berfungsi sebagai pencatatan transaksi pembelian yang dilakukan
ketika adanya pembayaran secara kredit.
2. Jurnal Penjualan
Jurnal khusus penjualan ini berfungsi sebagai pencatatan transaksi penjualan barang dagang atau jasa yang
biasanya dilakukan dengan pembayaran secara kredit.
3. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas adalah pencatatan transaksi yang berupa tunai, baik itu dengan kas atau cek. Di mana jurnal
ini disebut sebagai buku kas masuk, yang berfungsi sebagai pencatatan transaksi seperti penerimaan uang,
penjualan tunai, penerimaan piutang, dan sebagainya.
4. Jurnal Pengeluaran Kas
10
Jurnal pengeluaran kas merupakan pencatatan transaksi atas pembayaran secara tunai, yang biasanya jurnal ini
disebut sebagai buku kas keluar. Sehingga jurnal ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran kas seperti hutang,
beban perusahaan, dan sebagainya.
Sebagai salah satu contoh jurnal khusus pembelian:
Di sebuah perusahaan ada transaksi perusahaan dagang Sukses Kemilau bulan April 2020, yang berhubungan
dengan pembelian secara kredit :
09 April : Dibeli secara kredit dari Toko Gunung, perlengkapan toko seharga Rp150.000.
18 April : Dibeli secara kredit dari Toko Mewah perlengkapan toko seharga Rp300.000.
Seperti keterangan di atas, maka Anda perlu mengetahui cara membuat jurnal khusus melalui contoh jurnal khusus
pembelian:
Ayat Jurnal Penyesuain Perusahaan Dagang. Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaan
catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Tujuan pembuatan jumal
penyesuaian adalah agar setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besamtrya hauta, utang.
modal, pendapatan dan heban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode. Jurnal penyesuaian
disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan dita penyesilaian akhir periode. Tidak semua akun-akun yang ada
di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian. akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah:
1. Pemakaian Perlengkapan
2. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima/Piutang Pendapatan
3. Beban Yang Masih Harus Dibayar/Hutang Beban
4. Pendapatan Diterima Dimuka/Hutang Pendapatan
5. Beban Dibayar Dimuka
6. Kerugian Piutang
7. Penyusutan Aktiva Tetap
8. Persediaan Barang Dagangan
11
Salah satu contoh soal jurnal penyesuaian pemakaian perlengkapan
Contoh:Pada tanggal 1 Juni 2013, saklo akin perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000 Pada akh periode
perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp 500.00
Perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp 3.500.000 - Rp 500.000,-
=Rp 3.000.000,-
Jurnal Penyesuaian:
Beban Perlengkapan Rp 3.000.000,-
Perlengkapan Rp 3.000.000,-
3 Jurnal Penutup
Pada dasarnya pencatatan jurnal penutup perusahaan dagang dibagi menjadi dua metode yaitu metode periodik
dan perpetual. Dalam siklus akuntansi terakhir, proses penutupan akun ini ternyata menggunakan ayat jurnal
penutup. Di mana secara definisi jurnal penutup adalah kegiatan untuk menjurnal dan menutup proses siklus
akuntansi.
Dengan demikian untuk periode selanjutnya Anda juga bisa mempersiapkan akun-akun yang akan dipakai sebagai
jurnal laporan keuangan.
Sebagai contoh soalnya : Diperoleh data keuangan PT Surla Profit untuk periode akhir tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
1. Persediaan barang dagang 1 Jan 2016 Rp 15.000.000
2. Pembelian Rp 50.000.000
3. Beban angkut pembelian Rp 5.000.000
4. Retur pembelian Rp 1.000.000
5. Potongan pembelian Rp 1.000.000
6. Beban pemasaran/penjualan Rp 3.000.000
7. Beban administrasi umum Rp 2.000.000
8. Persediaan barang dagang 31 Des 2016 Rp 5.000.000
9. Penjualan kotor Rp 120.000.000
10. Retur penjualan Rp 2.000.000
11. Potongan penjualan Rp 1.000.000
12. Beban bunga Rp 500.000
13. Pajak penghasilan dengan tarif 10 %
Penyelesaian:
Laporan laba rugi nya sebagai berikut:
12
Laporan Laba Rugi
PT Surla Profit
Keterangan Per 31 Desember 2016
Penjualan Bersih Rp. 117.000.000
Harga Pokok Penjualan ( HPP ) (Rp. 60.000.000)
Laba Kotor Rp. 57.000.000
Beban operasi :
Beban Penjualan (Rp. 3.000.000)
Beban Administrasi (Rp. 2.000.000)
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp 59.000.000
Beban bunga (Rp. 500.000)
Laba bersih sebelum pajak Rp. 58.500.000
Pajak penghasilan 25% (Rp. 5.850.000)
Laba bersih sesudah pajak Rp. 52.650.000
13
2.6 Teknik Neraca Lajur Perusahaan Dagang
Neraca lajur merupakan lembaran kertas yang berlajur (berkolom) yang fungsinya untuk melakukan kegiatan
akuntansi dengan cara manual. Neraca lajur dapat digunakan sebagai alat bantu yang bisa mempermudah laporan
keuangan manual untuk disusun. Neraca lajur perusahaan dagang mempunyai manfaat yang besar untuk
mengambil keputusan terkait dengan kebijakan perusahaan. Lebih jelasnya neraca lajur adalah kertas kerja
akuntansi (worksheet) yang terdiri dari beberapa kolom atau lajur dalam proses penyusunan Laporan
Keuangan. Neraca lajur atau kertas kerja difungsikan sebagai alat bantu (tools) untuk membuat laporan keuangan.
Neraca lajur biasa digunakan dalam proses pembukuan yang dilakukan secara manual dan semi manual
dengan format kolom yang memuat semua akun riil dan nominal.Neraca lajur terdiri atas 5 bagian pokok yaitu:
1. Neraca saldo sebelum disesuaikan
2. Jurnal Penyesuaian
3. Neraca Saldo Disesuaikan
4. Kolom Laporan Laba Rugi
5. Kolom Neraca
Neraca lajur memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu untuk membantu proses pembuatan laporan
keuangan, mengumpulkan data transaksi keuangan, melakukan klasifikasi dan penggolongan berbagai jenis
transaksi, membantu mengurangi human error dalam proses penyusunan laporan keuangan dan melakukan
estimasi kemungkinan laporan keuangan yang akan dihasilkan. Dalam melakukan penyusunan neraca lajur
dagang perlu memperhatikan beberapa aspek berikut antara lain
1. Membuat judul
Langkah pertama untuk membuat kertas kerja adalah memasukkan nama perusahaan di bagian atas, jenis kerta
kerja, dan periode waktu.
2. Memasukkan neraca saldo yang belum disesuaikan.
Kolom ini berisi daftar nama beserta saldo akun-akun yang belum disesuaian, seperti Kas, Piutang Usaha, Aset
Tetap, Pendapatan dan Beban lain-lain.
3. Membuat Jurnal Penyesuaian
Penyesuaian di kertas kerja digunakan dalam menyiapkan ayat jurnal penyesuaian.Untuk memasukkan proses
penyesuaian ke kertas kerja bisa sesuai urutan ketika data-data disiapkan. Bila nomor dan nama account yang
akan disesuaikan belum ada, maka akun di-input setelah jumlah neraca saldo jika diperlukan untuk melengkapi
penyesuaian. Akun-akun yang memerlukan penyesuaian antara lain: Persediaan, Biaya Dibayar Di Muka, Sewa
Diterima Di Muka, Depresiasi Aset Tetap (fixed asset).
4. Membuat Neraca Saldo yang Disesuaikan
Setelah dilakukan proses penyesuaian akun-akun, selanjutnya kita menghitung setiap saldo akun dalam kolom
neraca saldo sebelum disesuaikan dengan kolom penyesuaian. Perhitungan itu bisa menjumlahkan atau
mengurangi penyesuaian dari jumlah daftar saldo. Hasil perhitungan itu merupakan kolom neraca saldo
14
disesuaian. Selanjutnya jumlahkan kolom neraca saldo yang telah disesuaikan untuk memeriksa kesamaaan debit
dan kredit.
5. Menambahkan Kolom Laporan Laba Rugi
Neraca lajur dilengkapi dengan kolom laporan laba rugi yang diperoleh dari hasil pemindahkan jumlah neraca
saldo yang telah disesuaikan.
6. Menambahkan Kolom Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Kertas kerja akuntansi juga dilengkapi dengan kolom neraca (balance sheet). Kolom neraca didapatkan dari
hasil pemindahan jumlah akun aset, kewajiban dan modal dari kolom daftar saldo yang telah disesuaikan.
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Penjelasannya :
Nama Rekening Perkiraan
Kolom Berisi nama seluruh kode akun perkiraan yang telah disusun sebelumnya, dari nama rekening perkiraan
ini juga akan ditentukan, apakah sebuah akun bernilai debet atau kredit pada setiap lajur kolom.
Kolom Neraca Saldo
Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah sama persis dengan yang tercantum pada
jurnal laporan neraca saldo, Sehingga jika perusahaan menggunakan neraca lajur. neraca saldo dapat langsung
dibuat didalamnya, tidak perlu dibuat secara terpisah.
Kolom Penyesuaian
Berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah dibuat akan menyesuaikan perkiraan-
perkiraan neraca saldo yang sudah ada di mana jika ada perkiraan baru yang timbul maka akan dituliskan di bawah
perkiraan-perkiraan neraca saldo tersebut.
Kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah dilakukan jurnal penyesuaian neraca saldo akan memperkirakan semua perkiraan dan
saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan terlihat pada laporan keuangan.
Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian.
15
langsung dipindah ke lajur ini, tetapi bagi perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian.harus dihitung
saldo perkiraan yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini.Lajurini pada akhirnya harus
dijumlahkan kedua sisinya.Sehingga kebenaran dan ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin.
Kolom Neraca
Berisi semua perkiraan riil yang merupakan perkiraan dari akun sebelumnya.Kolom neraca ini berfungsi untuk
melihat jika masih ada kesalahan atau ketidaksesuaian saat menyusun neraca saldo setelah penyesuaian dan
memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan.
Kolom Rugi Laba
Berisi semua perkiraan nominal yang merupakan perkiraan yang akan dikelompokan atau dimasukkan dalam
laporan perhitungan rugi-laba. Dalam kolom ini, debit dan kredit dalam lajurnrugi laba dijumlahkan. Bila sisi
kredit lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan mendapat kerugiaan.
Dari adanya teknik langkah dan penjelasan neraca lajur tersebut secara tidak langsung memperoleh kemudahan
dalam penyusunannya.
Laporan keuangan (financial statement) adalah suatu tahap penyajian posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas secara terstruktur.tujuan penuyusunan laporang keuangan adalah dalam rangka
memberikan informasi tentang posisi dan kinerja keuangan, serta arus kas entitas yang bermanfaat untuk
pengguna laporan dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan labu rugi dan penghasilan komprehensif lain (Statement of income and Other
Compherenship income)
2. Laporan perubahan ekuitas (Stetement of Change Equity)
3. Laporan posisi keuangan (Statement of Financial Position)
4. Laporan arus kas (Statement of cash flow)
16
6. Pendapatan konferhensi lainnya
• Penghasilan (income) bisa kita artikan sebagai bentuk arus masuk atau peningkatan asset. penurunan kewajiban,
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas/modal.
• Beban (expenses), Beban diakui sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam
bentuk penurunan asset atau arus keluar, atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas.
• Pendapatan atau pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income -
OCI) adalah total penghasilan dikurangi beban.
Harga pokok penjualan (HPP), diakui sebagai biaya yang timbuk akibat memproduksi suatu barang dan
dijual dalam kegiatan bisnis meliputi, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Hpp secara
sederhana adalah biaya penjualan. Komponen dari Harga Pokok Penjualan diantaranya:
1. Persediaan Awal Barang Dagang, adalah persediaan barang dagang yang tersedia sejak awal periode.
2. Persediaan Akhir Barang Dagang, adalah persediaan yang tersedia di akhir periode.
3. Pembelian bersih, adalah jumlah seluruh pembelian barang dagang baik secara tunai maupun kredit, ditambah
dengan biaya angut pembelian dan dikurangi dengan potongan pembelian atau retur pembelian yang terjadi oleh
perusahaan dagang.
2. Laporan perubahan ekuitas (statement of change equitas)
Laporan perubahan ekuitas akan melaporkan perubahan masing-masing akun ekuitas pemegang saham dan total
ekuitas pemegang saham selama suatu periode.
3. Laporan posisi keuangan (statement f financial position)
Neraca atau disebut sebagai laporan posisi keuangan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik modal (saham)
perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu akan dilaporkan pada laporan neraca.
4. Laporan arus kas (Statement of cash)
Laporan arus kas akan melaporkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan dagang. Laporan arus kas yang
melaporkan arus kas selama periode tertentu akan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
• Arus Kas Dari Aktivitas Operasional (Cash Flows From Operating Activities) Bagian pertama akan berisi
informasi mengenai aliran kas yang berhubungan dengan aktivitas operasional perusahaan. contohnya: kas yang
diterima dari pelanggan dan pembayaran sejumlah kas untuk beban dan pembayaran kepada kreditor.
• Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (Cash Flows From Investing Activities) Bagian kedua akan memuat informasi
mengenai aliran kas (baik masuk maupun keluar)yang berhubungan dengan aktivitas investasi yang dilakukan
oleh perusahaan, contohnya pembayaran kas untuk pembelian/penjualan aktiva tetap.
• Arus Kas Dari Aktivitas pendanaan (Cash Flow From Financing Activities) Bagian ketiga akan menyajikan
informasi aliran kas (baik masuk maupun keluar) yang tetap berhubungan dengan aktivitas pendanaan. Contohnya
kas yang diterima sebagai investasi pemilik atau penarikan kas oleh pemilik.
17
CONTOH SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN
DAGANG
BC Bekasi 2
Laporan posisi keuangan
November 2015
ASET PASSIVA
Asset Lancar Liabilitas Lancar
Kas 8.800.000 Utang Dagang 7.240.000
Piutang Dagang 4.867.200 Utang Gaji 900.000
Persediaan Barang Dagang 6.045.000 Beban Yang Masih 300.000
Perlengkapan 3.927.800 Harus Dibayar
Asuransi Dibayar Dimuka 2.000.000 Liabilitas Jangka Panjang
Total Asset Lancar 25.640.000 Utang Bank 8.000.000
Asser Tetap
Kendaraan 15.000.000
Akum Peny Kendaraan (5.000.000) Ekuitas
Peralatan 9.000.000 Modal 25.000.000
Akumulasi Peny Peralatan (3.200.000)
Total Asset Tetap 15.800.000
Total Asset 41.440.000 Total 41.440.000
Liabilitas+Ekuitas
1. Piutang Dagang
Piutang dagang terdiri atas penjualan bulan November 2015 dengan rincian
sebagai berikut
18
Beauty Night Cream 5 70.000 350.000
Extra Food 2 60.000 120.000
Extra Virgin Oil 3 20.000 60.000
Gamat Kapsul 2 100.000 200.000
Habbatusauda HPAI Kapsul 5 40.000 200.000
Hibis Mix 4 150.000 600.000
Hibis Pantyliner HPAI 1 360.000 360.000
Hibis Pembalut HPAI 1 360.000 360.000
Kopi 7 Elemen 5 50.000 250.000
Magavit 1 75.000 75.000
Minyak Herba Sinergi 50 28.000 1.400.000
Mustika Dara 2 145.000 290.000
Procumin Habbatusauda 1 130.000 130.000
Procumin Propolis 4 140.000 560.000
Sabun Transparan Kolagen 5 20.000 100.000
Sabun Transparan Madu 5 17.000 85.000
Sabun Transparan Propolis 5 17.000 85.000
Sari Kurma 8 35.000 280.000
Spirulina 2 70.000 140.000
Total 118 6.045.000
19
3. Asuransi dibayar dimuka
4. Aset Tetap
5. Utang Dagang
Membeli Barang Secara Kredit kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp
02-Dec
7.210.000
03-Dec Membeli Barang Secara Kredit kepada Kios HPAI sebesar Rp 1504800
Menjual barang secara kredit kepada Tn bakrie Sebesar Rp 2.262.000 Dengan BPP
05-Dec
Rp 1.885.000
Melunasi Utang kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp 7.240.000 dengan
05-Dec
diskon 1% atas pembelian 15 Nov lalu
Menjual barang secara kredit kepada Ny Melinda Sebesar Rp 3.150.000 dengan BPP
08-Dec
Rp 2.625.000
10-Dec Membeli Barang Secara Kredit kepada Kios HPAI sebesar Rp 3286800
20
Menerima Pelunasan Piutang Dari Ny Melinda Rp 816.000 atas pembelian 20
10-Dec
November lalu tanpa diskon
Melunasi Utang kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp 7.210.000 dengan
10-Dec
diskon 1% atas pembelian 2 Desember
Menjual barang secara kredit kepada Ny Aisyah sebesar Rp 2.664.000 dengan BPP
12-Dec
Rp 2.220.000
Menerima Pelunasan Piutang Dari Tn Bakrie Rp 2.262.000 atas pembelian 5
14-Dec
Desember lalu
Membeli Barang Seacar Kredit kepada Gudang HNI HPAI Pusat sebesar Rp
15-Dec
9900000
15-Dec Membayar beban Listrik Air dan Telepon Bulan November Rp 300.000
Menjual barang secara kredit kepada Tn Roni sebesar Rp 5.718.000 dengan BPP
17-Dec Rp 4.765.000
Melunasi Utang kepada KIOS HPAI sebesar Rp 2.360.000 dengan diskon 1% atas
18-Dec
pembelian 3 Desember
20-Dec Membeli Barang Secara Kredit kepada Kios HPAI sebesar Rp 2336400
22-Dec Menjual Barang secara Tunai sebesar Rp 5.280.000 dengan BPP Rp 4.400.000
Melunasi Utang kepada KIOS HPAI sebesar Rp 1.520.000 dengan diskon 1% atas
23-Dec
pembelian 10 Desember
Menerima Pelunasan piutang dari Tn Roni Rp 5.718.000 atas pembelian 17
28-Dec
Desember lalu
21
Data penyesuaian untuk akhir Desember :
22
5. Jurnal Khusus (Jurnal Pembelian)
BC Bekasi 2
Jurnal Pembelian
Desember 2015
Ref
No Tanggal Nama Pemasok Post Persediaan Utang
Dagang
1 02-Des Gudang HNI HPAI Pusat 7.210.000 7.210.000
2 03-Des Kios HPAI 2.360.000 2.360.000
3 10-Des Kios HPAI 1.520.000 1.520.000
4 15-Des Gudang HNI HPAI Pusat 9.900.000 9.900.000
5 20-Des Kios HPAI 3.320.000 3.320.000
Tota 24.310.000 24.310.000
l
6. Jurnal Penjualan
BC Bekasi 2
Jurnal Penjualan
Desember 2015
Piutang
No Tanggal Nama Pemasok Ref Dagang/ BPP /
Post Penjualan Persediaan
BC Bekasi 2
Jurnal Pengeluaran Kas
23
Ref Akun Utang
No TGL No Nama Pemasok Kas Persediaan
Bukti Post Lainnya Dagang / Diskon
1 05- BKK1 Gudang Hni HPAI 7.240.000 7.167.600 72.400
Des 2-1 Pusat
2 06- BKK1 Utang Gaji 900.000 900.000
Des 2-2
3 10- BKK1 Gudang Hni HPAI Pusat 7.210.000 7.137.900 72.100
Des 2-3
4 15- BKK1 Beban Yang masih Harus 300.000 300.000
Des 2-4 Dibayar
5 18- BKK1 Kios HPAI 2.360.000 2.336.400 23.600
Des 2-5
6 20- BKK1 Beban Iklan 460.000 460.000
Des 2-6
7 23- BKK1 Kios HPAI 1.520.000 1.504.800 15.200
Des 2-7
8 30 BKK1 Beban Gaji 1.200.000 1.200.000
Des 2-8
Total 2.860.000 18.330.000 21.006.700 183.300
Desember 2015
BC Bekasi 2
Jurnal Penerimaan Kas
Desember 2015
Diskon Piutang Akun
No Tanggal No Bukti Nama Pemasok Kas Penjualan Dagang Lainnya
1 10-Des BKM12-1 Ny Melinda 816.000 816.000
2 14-Des BKM12-2 Tn Bakrie 2.216.760 45.240 2.262.000
3 21-Des BKM12-3 Ny Aisyah 4.051.200 4.051.200
4 22-Des BKM12-4 Penjualan Tunai 5.280.000 5.280.000
5 28-Des BKM12-5 Tn Roni 5.718.000 5.718.000
Total 18.081.960 45.240 18.127.200 -
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
Saldo Awal 816.000
08-Dec Penjualan JPJ 3.150.000 3.966.000
24
10-Dec Pelunasan JKM 816.000 3.150.000
BC Bekasi 2
Buku Besar Pembantu Piutang Dagang
Ny Melin
Tn
Bakrie
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
Penjualan JPJ 2.262.000 2.262.000
14- Pelunasan JKM 2.262.000 -
Dec
Ny
Aisyah
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
Saldo Awal 4.051.200
12-Dec Penjualan JPJ 2.664.000 6.715.200
21-Dec Pelunasan JKM 4.051.200 2.664.000
Tn Roni
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post Dr Cr
17-Dec Penjualan JPJ 5.718.000 5.718.000
28-Dec Pelunasan JKM 5.718.000 -
25
10 Buku Besar Pembantu Utang
BC Bekasi 2
Buku Besar Pembantu Utang Dagang
KIOS
HPAI
Ref Saldo
Tanggal Uraian Dr Cr
Post
Dr Cr
03-Dec Pembelian 2.360.000 2.360.000
10-Dec Pembelian 1.520.000 3.880.000
18-Dec Pembayaran 2.360.000 1.520.000
Utang
20-Dec Pembelian 3.320.000 4.840.000
23-Dec Pembayaran 1.520.000 3.320.000
Utang
BC BEKASI 2
Jurnal Penyesuaian
Desember 2015
Ref
No Keterangan Debet Kredit
Post
1 Beban Asuransi 125.000
Asuransi dibayar dimuka 125.000
650.000 650.000
27
Trial Balance Adjustment Trial Balance After Profit/ Balance Sheet
Account De Credit DeEntries Credit Adjustment
De Credit De Loss Credit De Credit
Account Name bit bit bit bit bit
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp R
111 Kas 5.875.260 5.875.260 5.875.260 -p
112 Piutang Dagang 5.814.000 5.814.000 5.814.000 -
113 Persediaan Barang 14.276.700 14.276.700 14.276.700 -
114 Dagang
Perlengkapan 3.927.800 200.000 3.727.800 3.727.800 -
115 Asuransi Dibayar 2.000.000 125.000 1.875.000 1.875.000 -
121 Dimuka
Kendaraan 15.000.000 15.000.000 15.000.000 -
122 Akum Peny Kendaraan 5.000.000 100.000 5.100.000 - 5.100.000
123 Peralatan 9.000.000 9.000.000 9.000.000 -
124 Akumulasi Peny 3.200.000 125.000 3.325.000 - 3.325.000
201 Peralatan
Utang Dagang 13.220.000 13.220.000 - 13.220.000
202 Utang Gaji - - -
203 Beban Yang Masih Harus 100.000 100.000 - 100.000
28
204 Dibayar
Utang Bank 8.000.000 8.000.000 - 8.000.000
301 Modal 25.000.000 25.000.000 - 25.000.000
BC BEKASI 2
WORKSHEET
BC BEKASI 2
Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31
Desember 201
Penjualan 19.074.000
Dikurangi Diskon Penjualan (45.240)
Penjualan Bersih 19.028.760
Beban Pokok Penjualan (15.895.000)
Laba Bruto 3.133.760
Beban Usaha
Beban Iklan 460.000
Beban Gaji 1.200.000
Beban Asuransi 125.000
Beban Perlengkapan 200.000
Beban Depresiasi Kendaraan 100.000
Beban Depresiasi Peralatan 125.000
Beban Listrik Air Telp 100.000
Jumlah Beban (2.310.000)
Laba Usaha (Laba Operasi) 823.760
BC
Bekasi
Laporan Perubahan
Ekuitas Periode yang
berakhir 31 Desember 2015
29
BC Bekasi 2
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
Asset Liabilitas dan Ekuitas
Asset Lancar Liabilitas Jangka Pendek
Kas 5.875.260 Utang Dagang 13.220.000
Piutang Dagang 5.814.000 Utang Gaji -
Persediaan Barang 14.276.700 Beban Yang Masih 100.000
Dagang
Perlengkapan 3.727.800
Asuransi Dibayar Dimuka 1.875.000 Liabilitas Jangka Panjang
Total Asset Lancar 31.568.760 Utang Bank 8.000.000
Asset Tetap
Kendaraan 15.000.000 Ekuitas
Akum Peny Kendaraan (5.100.000) Modal 25.000.000
Peralatan 9.000.000 Saldo Laba 823.760
Akumulasi Peny (3.325.000)
Peralatan
Total Asset Tetap 15.575.000
Total Asset 47.143.760 Total Liabilitas 47.143.760
30
15 Jurnal Penutup
BC Bekasi 2
Jurnal Penutup
Desember 2015
Ref
NO Keterangan Post Debet Kredit
1 Penjualan 19.074.000
Ikhtisar Laba Rugi 19.074.000
31
16 Neraca Saldo Setelah Penutupan
32
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa perusahaan dagang adalah perusahaan yang
tidak membuat produk sendiri. Melainkan hanya menjualkan produk milik produsen kepada masyarakat atau
konsumen. Jenis perusahaan ini tidak melakukan produksi dalam artian mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Perusahaan ini juga tidak melakukan perubahan sedikitpun pada produk jadi. Artinya perusahaan dagang
adalah perusahan yang murni hanya menjualkan produk yang produknya sudah disediakan oleh pemasok atau
produsen. Sedangkan pengertiannya secara khusus adalah perusahaan yang di dalamnya ada kegiatan menyimpan,
membeli dan menjual kembali produk tanpa mengubah untuk menciptakan nilai tambah dan jual pada produk.
3.2 SARAN
Melalui pembuatan Makalah ini, maka penulis mengharapkan agar setiap perusahaan yang ingin
menjalankan usahanya harus memperhatikan aspek aspek pendukung yang dianggap perlu dan penting
guna tercapainya suatu tujuan perusahaan yang ingin dicapai.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://www.harmony.co.id/blog/4-contoh-jurnal-khusus-dan-penjelasan-lengkapnya
https://id.scribd.com/document/336475200/Ayat-Jurnal-Penyesuaian-AJP-Perusahaan-Dagang
https://id.scribd.com/document/344084752/Contoh-Soal-Metode-Periodik-Dan-Perpetual
https://www.stanakuntansi.com/2018/03/contoh-soal-jurnal-penutup-perusahaan.html?m=1
https://www.academia.edu/40202883/SOAL_DAN_PEMBAHASAN_SIKLUS_AKUNTANSI_PERU
SAHAAN_DAGANG
34
35