Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN PROSEDUR PENJUALAN DAN


MANFAAT ANGGARAN PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS
PENJUALAN

DOSEN PENGAJAR

DISUSUN OLEH
FARIZ ILMI
18311072

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL
BANJARI
BANJARMASIN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini persaingan industri pupuk antara pihak BUMN dan swasta
sangat ketat, baik dari industri pupuk BUMN atau swasta harus memperluas
pangsa pasar untuk meningkatkan efektivitas penjualan ditengah persaingan
yang mulai ketat. Perusahaan harus bekerja seoptimal mungkin agar mampu
meningkatkan efektivitas penjualan, yang pada akhirnya akan meningkatkan
laba perusahaan sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat
dipertahankan.
Salah satu unsur efektivitas penjualan adalah rencana penjualan yang
realistis berdasarkan analisis terhadap penjualan di masa lalu dan keadaan
pasar pada masa kini. Rencana penjualan tersebut bergantung kepada
pemanfaatan anggaran khususnya anggaran penjualan yang pada waktu
penyusunan harus dapat melihat banyak faktor-faktor yang berhubungan
dengan aktivitas penjualan. Anggaran disusun agar manajemen dapat
melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dapat dicapai dengan
sebaik mungkin.
Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan
laba yang optimal dengan pengeluaran biaya yang wajar. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka diperlukan pengelolaan yang efektif terhadap seluruh
aspek kegiatan perusahaan, sehingga produk yang dihasilkan dapat diserap
pasar dengan jumlah besar dan harga yang sesuai di tengah persaingan yang
semakin ketat, demi terjaminnya kelangsungan hidup, dan mengembangkan
perusahaan. Laba maksimal dicapai dengan memaksimalkan aktivitas
penjualan. Dalam hal ini, pengawasan sangat diperlukan dan hal ini bisa
ditunjang apabila pengendalian internnya berjalan dengan efektif dan
efisien.
Untuk memperoleh pendapatan yang maksimal sesuai dengan yang
direncanakan, maka penjualan harus dikendalikan dengan baik. Apabila
pengendalian atas aktivitas penjualan kurang baik, maka akan

1
mempengaruhi secara langsung terhadap operasi penjualan yaitu target
penjualan yang telah direncanakan tidak tercapai dan pendapatan
perusahaan menurun.
Menarik untuk diperhatikan karena dengan menurunnya efektivitas
penjualan pupuk ini, para industri pupuk akan mulai menyusun strategi
untuk mengantisipasi realisasi penyerapan pupuk organik bersubsidi yang
terus menurun. Minimnya sosialisasi, masih tingginya harga, persaingan
pada pangsa pasar di beberapa wilayah dan masalah cuaca adalah faktor-
faktor yang menyebabkan penyerapan terus menurun, hal ini harus segera
dibenahi karena akan berdampak pada lahan yang tidak akan produktif lagi
akibat tingginya penggunaan pupuk kimia dan ulah petani yang memberikan
dosis terlalu tinggi. Dan dalam unsur bisnis, efektivitas penjualan pupuk
organikpun berdampak pada laba perusahaan pupuk tersebut.
Penelitian ini berdasarkan instrument peneliti terdahulu yaitu
penelitian pertama yg pernah dilakukan oleh Andi Wirawan S dengan
variabel dependen efesiensi dan efektivitas penjualan dan variabel
independen audit operasional. Hasil penelitian menyebutkan bahwa audit
operasional yang diterapkan dan dijalankan oleh PT. Bumi Megah Industri
di Bandung cukup memadai, Audit operasional telah berperan dalam
menilai apakah prosedur penjualan yang dibuat selaras dengan kebijakan
penjualan yang telah ditetapkan dan apakah prosedur penjualan dibuat
dalam bentuk tertulis dan sistematis untuk menjamin pelaksanaan penjualan
secara efektif dan efisien serta menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan
penjualan.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis sangat
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “PENGARUH
PENERAPAN PROSEDUR PENJUALAN DAN MANFAAT
ANGGARAN PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS
PENJUALAN”.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnya maka identifikasi masalah yang dirumuskan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan Prosedur Penjualan
2. Bagaimana Manfaat Anggaran Penjualan
3. Bagaimana Efektivitas Penjualan
4. Seberapa besar pengaruh penerapan Prosedur Penjualan dan manfaat
Anggaran Penjualan secara parsial dan simultan terhadap Efektivitas
Penjualan perusahaan.

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini secara umum adalah untuk memberikan
pemahaman serta memperoleh gambaran jelas mengenai Prosedur Penjualan
dan Anggaran Penjualan sebagai beberapa faktor yang berpengaruh pada
Efektivitas Penjualan Perusahaan.

1.3.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prosedur penjualan.
2. Untuk mengetahui bagaimana manfaat anggaran penjualan.
3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas penjualan.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan prosedur
penjualan dan manfaat anggaran penjualan secara parsial dan simultan
terhadap efektivitas penjualan perusahaan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prosedur Penjualan


2.1.2 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2010:5) menyatakan bahwa pengertian prosedur
adalah sebagai berikut: “Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Didalam suatu sistem, biasanya
terdiri dari beberapa prosedur dimana prosedur-prosedur itu saling terkait
dan saling mempengaruhi. Akibatnya jika terjadi perubahan maka salah satu
prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain”.
Menurut Narko (2007:1) menyatakan bahwa pengertian prosedur
adalah sebagai berikut: “Prosedur diartikan sebagai urut-urutan pekerjaan
klerikal yang melibatkan beberapa orang, yang disusun untuk menjamin
adnya perlakuan yang sama terhadap penanganan transaksi perusahaan yang
berulang”.
Dari beberapa pengertian mengenai prosedur diatas dapat disimpulkan
bahwa prosedur merupakan suatau urutan kegiatan yang melibatkan
beberapa orang atau lebih didalam satu departemen dimana urutan kegiatan
tersebut digunakan untuk menjamin adanya penanganan terhadap transaksi-
transaksi yang terjadi berulang-ulang dalam satu perusahaan

2.1.3 Pengertian Penjualan


Menurut Soemarso S.R (2008:34) menyatakan bahwa pengertian
penjualan adalah sebagai berikut: “Penjualan merupakan transaksi antara
perushaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa yang
berkibat timbulnya piutang, kas dan aktiva”.
William G. Nickels (2002:13) menyatakan bahwa pengertian
penjualan adalah sebagai berikut: “Interaksi antar individu, aling bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau

4
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan
pihak lain”.
Dari beberapa pengertian penjualan diatas dapat disimpulkan bahwa
penjualan merupakan kegiatan berupa menjual barang dan jasa yang
dilakukan anatar dua belah pihak (pembeli dan penjual) yang dapat
dilakukan baik secara tunai maupun secara kredit.

2.1.4 Pengertian Prosedur Penjualan


Menurut Mulyadi (2010:5) menyatakan bahwa pengertian prosedur
adalah sebagai berikut: “Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Didalam suatu sistem, biasanya
terdiri dari beberapa prosedur dimana prosedur-prosedur itu saling terkait
dan saling mempengaruhi. Akibatnya jika terjadi perubahan maka salah satu
prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain”.
Menurut Baridwan (2009:109) menyatakan bahwa pengertian
prosedur penjualan adalah sebagai berikut: ”Urutan kegiatan sejak
diterimannya pesanan dari pembalian, pengiriman barang pembuatan faktur(
penagihan), dan pencatatan penjualan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur penjualan
adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman
barang, pembuatan faktur (penagihan) dan pencatatan penjualan yang
melibatkan beberapa orang dalam satu deartemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penaganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang

2.1.5 Klasifikasi Penjualan


Mulyadi (2010:455) mengklasifikasikan berbagai transaksi penjualan
yang terjadi sebagai berikut :
a. Penjualan secara tunai Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga

5
barang lebih dulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada
pembeli.
b. Penjualan secara kredit Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari
pembeli dan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan mempunyai
tagihan kepada pembeli tersebut.
c. Penjualan cicilan Penjualan angsuran adalah penyerahan produk milik
penjual kepada pembeli dengan menerima uang muka (down
payment), dan sisanya dalam bentuk pembayaran cicilan selama
beberapa tahun.
d. Penjualan Konsinyasi Penjualan konsinyasi adalah situasi yang pihak
pemegang barang persediaan bertindak sebagai agen bagi pemilik
sebenarnya.
e. Penjualan secara konsinyasi Penjualan barang secara titipan kepada
pembeli yang juga sebagai penjual, bila barang tidak laku dapat
dikembalikan lagi.

2.1.6 Fungsi-fungsi yang terlibat pada Prosedur Penjualan


Prosedur penjualan tergantung pada bentuk usaha, cara penjualan dan
jenis barang yang digunakan diterima, dan berakhir dengan penyerahan
barang kepada langganan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam prosedur
penjualan menurut Arens et al (2006;412) adalah :
a. Pemrosesan order pelanggan (Processing customers orders)
Permintaan barang oleh pelanggan merupakan titik awal keseluruhan
siklus.
b. Persetujuan penjualan secara kredit (Grantings credits)
Sebelum barang dikirimkan, seseorang yang berwenang dalam
perusahaan harus menyetujui penjualan secara kredit ke pelanggan
atas penjualan kredit tersebut.
c. Pengiriman barang (Shipping goods)

6
Merupakan fungsi yang paling kritis karena merupakan titik pertama
dari siklus ini diterima dimana terjadinya penyerahan aktivitas
perusahaan.
d. Penagihan ke pelanggan dan pencatatan penjualan (Billing customers
and recording sales)
Penagihan ke pelanggan merupakan alat pemberitahuan ke pelanggan
mengenai jumlah yang ditagih atas barang tersebut dan penagihan ini
harus dilakukan tepat waktu.
e. Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas (Processing and
recording cash receipt)
Dalam pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas, perhatian paling
utama adalah kemungkinan terjadinya pencurian atas kas.
f. Pemrosesan dan pencatatan retur dan pengurangan harga penjualan
(Processing and recording sales return and allowance)
Jika pelanggan merasa tidak puas dengan barang yang diterima,
penjual seringkali menerima pengembangan barang atau memberikan
pengurangan harga atas jumlah yang masih harus dibayar.
g. Penghapusan piutang tak tertagih (Charging off uncollecible account
receivable)
Jika suatu perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah tidak
tertagih, jumlah tersebut harus dihapuskan, biasanya ini terjadi setelah
pelanggan pailit.
h. Penyisihan piutang tak tertagih (Providing for bad debts)
Penyisihan piutang tak tertagih harus cukup untuk mencerminkan
bagian dari penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat
tertagih nilai sisa, hasil dari penyesuaian akhir periode oleh
manajemen atas perhitungan piutang tak tertagih.

7
2.2 Manfaat Anggaran Penjualan
2.2.1 Pengertian Anggaran
Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di
bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang
dinyatakan oleh para ahli diantaranya:
Menurut Garrison, Norren, dan Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri
Hinduan (2006:4) menyatakan pengertian anggaran sebagai berikut:
“Anggaran (budget) adalah rencana terperinci tentang pemrolehan
dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama
suatu periode waktu tertentu”.

2.2.2 Manfaat Anggaran Penjualan


Menurut Agus Ahyari (2008:5) penggunaan anggaran dalam
perusahaan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut :
1. Terdapatnya Perencanaan Terpadu Dengan menggunakan anggaran,
perusahaan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara
terpadu. Hal ini dimungkinkan karena dengan mempergunakan
anggaran berarti seluruh kegiatan dalam perusahaan akan “disentuh”
oleh anggaran perusahaan.
2. Terdapatnya Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan Kegiatan
yang ada dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan lebih pasti
karena dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang telah ada.
3. Terdapatnya Alat Koordinasi dalam Perusahaan Penyusunan anggaran
akan meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan demikian akan
melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan. Pelaksanaan kegiatan
dengan mempergunakan anggaran sebagai pedoman akan berarti
melakukan kegiatan dalam perusahaan dibawah koordinasi yang baik.
4. Terdapatnya Alat Pengawasan yang Baik Jika perusahaan sedang
menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan dapat
membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan anggaran yang telah
ditetapkan dalam perusahaan.

8
5. Terdapatnya Alat Evaluasi Kegiatan Perusahaan Dalam jangka waktu
tertentu manajemen perusahaan akan dapat menyusun evaluasi
kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut dengan
mempergunakan anggaran sebagai alat evaluasi.

2.3 Efektivitas Penjualan


2.3.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas selalu berkaitan dengan tujuan perusahaan. Kegiatan suatu
pusat pertanggungjawaban atau unit organisasi dapat dikatakan efektif
sejalan dengan kontribusi yang diberikan dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Artinya, semakin besar kontribusi keluaran suatu unit
organisasi terhadap pencapaian tujuan perusahaan semakin efektif kegiatan
unit orgainsasi tersebut.
Pengertian efektivitas menurut Syahu Sugian (2006:77) adalah
sebagai berikut: “Effectiveness (efektivitas) adalah tingkat realisasi
aktivitas-aktivitas yang direncanakan dan hasil-hasil yang diraih”

2.3.2 Pengertian Efektivitas penjualan


Aktivitas penjualan dikatakan telah efektif apabila penjualan suatu
perusahaan telah mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan oleh Syahu
Sugian (2006:77) bahwa: “Efektivitas penjualan adalah tingkat realisasi
aktivitas-aktivitas penjualan yang direncanakan dan hasil-hasil yang diraih“.
Berikut adalah uraian mengenai efektivitas penjualan:
a. Penjualan suatu aktiva perusahaan hingga menjadi uang kaskadang
disebut pencairan,
b. Memperoleh suatu dengan menjual, investasi dan usaha,
c. Mengubah sesuatu agar menjadi uang. Di mana dalam suatu periode
perusahaan telah target yang telah ditentukan sebagi tolakukur
tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan.

9
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, efektivitas penjualan dapat
diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam pencapaian tujuan atau target
penjualan yang telah ditetapkan.

2.3.3 Efektivitas Penjualan


Aktivitas penjualan dikatakan telah efektif apabila penjualan suatu
perusahaan telah mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan oleh Syahu
Sugian (2006:77) bahwa: “Efektivitas penjualan adalah tingkat realisasi
aktivitas-aktivitas penjualan yang direncanakan dan hasil-hasil yang diraih“.
Berikut adalah uraian mengenai efektivitas penjualan:
a. Penjualan suatu aktiva perusahaan hingga menjadi uang kas kadang
disebut pencairan,
b. Memperoleh suatu dengan menjual, investasi dan usaha,
c. Mengubah sesuatu agar menjadi uang. Di mana dalam suatu periode
perusahaan telah target yang telah ditentukan sebagi tolak ukur
tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, efektivitas penjualan dapat
diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam pencapaian tujuan atau target
penjualan yang telah ditetapkan.

2.4 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul Variabel Hasil Penelitian
Penelitian
1 Andi Wirawan S, Variabel dependen : Audit operasional
Peranan audit Efesiensi dan telah memadai, audit
operasional efektivitas operasional telah
sebagai alat bantu Penjualan berperan dalam
manajemen dalam menilai apakah
menunjang Variabel independen : prosedur penjualan
tercapainya Audit operasional dengan kebijakan

10
efesiensi dan penjualan selaras
efektivitas
penjualan
2 Fitrah Tachbira Variabel dependen : Perencanaan dan
Rianza Putra Efektivitas penjualan organisasi
Pengaruh berpengaruh positif
Pemeriksaan Variabel independen : terhadap efektifitas
Manajemen Pemeriksaan penjualan, sedangkan
Terhadap manajemen pengendalian tidak
Efektivitas berpengaruh terhadap
Penjualan Pt. efektifitas penjualan
Graha Agung
Kencana

11
2.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Prosedur Penjualan Prosedur Penjualan

1. Pemrosesan order pelanggan, 1. Terdapatnya perencanaan


terpadu
2. Persetujuan penjualan secara
2. Terdapatnya pedoman
kredit, pelaksanaan kegiatan
perusahaan
3. Pengiriman barang,
3. Terdapatnya alat koordinasi
4. Penagihan ke pelanggan dan dalam perusahaan
4. Terdapatnya alat pengawasan
pencatatan penjualan,
yang baik
5. Pemrosesan dan pencatatan 5. Terdapatnya alat evaluasi
kegiatan perusahaan.
penerimaan kas,
6. Pemrosesan dan pencatatan
retur dan pengurangan harga
penjualan,
7. Penghapusan piutang tak
tertagih,
8. Penyisihan piutang tak tertagih.

Prosedur Penjualan

12
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu: “Pengaruh Penerapan Prosedur
Penjualan dan Manfaat Anggaran Penjualan terhadap Efektivitas
Penjualan”. maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis 1 = Penerapan Prosedur Penjualan berpengaruh terhadap
Efektivitas Penjualan.
Hipotesis 2 = Manfaat Anggaran Penjualan berpengaruh terhadap
Efektivitas Penjualan.
Hipotesis 3 = Penerapan Prosedur Penjualan dan Manfaat Anggaran
Penjualan secara simultan berpengaruh terhadap
Efektivitas Penjualan

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan


Metode penelitian dirancang melalui langkah-langkah penelitian dari
mulai operasionalisasi variabel, penentuan jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data atau survei, model penelitian diakhiri dengan merancang
analisis data dan pengujian hipotesis.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predicator,
antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
(independent variable) adalah Penerapan Prosedur Penjualan (X1) dan
Manfaat Anggaran Penjualan (X2).
2. Variabel Terikat ( Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan menjadi
variabel terikat (dependent variable) adalah Efektivitas Penjualan (Y).

3.3 Populasi Penelitian


Berdasarkan penelitian ini, yang menjadi sasaran populasi adalah
karyawan yang berperan langsung dalam kegiatan penjualan

3.4 Sampel Penelitian


Maka jumlah sampel yang diambil sebesar 50% dari jumlah populasi
sebanyak 56 orang. Maka responden yang diambil adalah 28 orang
berdasarkan perhitungan 50% X 56 orang = 28 orang.

14
3.5 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Sampling adalah
suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, yaitu tidak
mencakup seluruh objek penelitian (populasi) akan tetapi sebagian saja dari
populasi.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
penulis menggunakan metode NonProbability Sampling dengan jenis
Purposive Sampling.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan kriteria
yaitu : karyawan yang dijadikan responden adalah karyawan yang bekerja
pada bagian pemasaran dengan masa kerja lebih dari 1 tahun. Pertimbangan
ini didasari karena mereka merupakan individu yang cukup berpengalaman
serta mengetahui kondisi perusahaan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam
penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
 Penelitian lapangan adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
memperoleh data primer yaitu data yang diperoleh melalui :
 Pengamatan (Observation)
 Wawancara (Interview)
 Kuesioner (Questionaire)

3.7 Metode Analisis Yang Digunakan


Ada dua syarat penting yang berlaku pada kuesioner, yaitu keharusan
sebuah angket untuk validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen dinyatakan
valid apabila ia mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
1. Uji Validitas Data
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

15
jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat,
maka item tersebuttidak akan diteliti lebih lanjut.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Riyadi 2000 (dalam Faisal Amri 2009:35)
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama.

3.8 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis


Analisis data dilakukan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik data tersebut dapat dengan mudah
dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian.Sedangkan pengujian hipotesis dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh penerapan
Prosedur Penjualan ( ) dan Manfaat anggaran penjualan ( ) terhadap
efektivitas penjualan (Y).

16

Anda mungkin juga menyukai