Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Dalam menghadapi dunia usaha yang semakin berkembang dan persaingan

yang sangat ketat serta kompleksnya, permasalahan yang dihadapi didalam

perusahaan momomgi. Maka pimpinan perusahaan dituntut untuk lebih selektif

damalam mengelola perusahaan agar bisa bersaing secara umum. Perusahaan

momogi yang didirikan pasti mempunyai tujuan, didalam hal ini terdapat dua

tujuan utama perusahaan yaitu : keuntumgan (profit) dan maksimalisasi

kemakmuran (wealth).

Sedangkan pencapaian maksimalisasi kemakmuran tergantung kepada

kemampuan perusahaan didalam memberikan harapan keuntungan pada pemilik

perusahaan lebih–lebih dimasa mendatang. Dalam menjalankan perusahaan sangat

ditentukan dari mengelola maupun mengendalikan perusahaan. Kegiatan yang

dapat perusahaan lakukan untuk mencapai tujuan tersebut melalui beberapa

langkah, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan

pengawasan.

Hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan

produksi antara lain meliputi kegiatan produksi dan memasarkan hasil produksi

tersebut. Salah satu diantara kegiatan memasarkan produk yaitu distribusi produk.

Distribusi poduk mementukan proses perjalanan produk dari produsen sampai ke

konsumen tingkat akhir. Perusahaan momogi harus bisa memaksimalkan

distribusi produk seefisien mungkin untuk mengurangi kerugian.

1
Kegiatan dalam proses distribusi produk harus memperhatikan cara-cara

yang tepat, sehingga terjadi efisiensi biaya untuk mencapai keuntungan yang

optimal. Dalam menentukan harga pokok penjualan harus dilakukan secara teliti,

karena kesalahan dalam penentuan harga pokok penjualan akan menyebabkan

kesalahan dalam menetukan harga jual. Apabila menentukan harga pokok

penjualan terlau tinggi maka mengakibatkan harga jual barang akan tinggi, dan

bila penetapan harga pokok penjulan yang terlalu rendah akan mengakibatkan

kerugian bagi perusahaan sendiri, karena laba yang dicapai terlalu kecil atau

terjadi penurunan keuntungan perusahaan. Keputusan dalam penetapan harga jual

diaanggap merupakan suatu keputusan tunggal yang harus diambil seorang

pimpinan. Adapun alasannya penentuan harga bukan hanya keputusan pemasaran

atau finansial. Akan tetapi keputusan dalam penentuan harga jual adalah

keputusan mencapkup seluruh aspek aktivitas perusahaan dan mengakibatkan

pada perusahaan.

Menurut Fandy Tjiptono(2008 : 187) “saluran distribusi (marketing

channel, trade channel dan distribution channel) adalah rute atau rangkaian

perantara, baik yang dikelola pemasaran maupun independen, dalam

menyampaikan barang yang dikelola dari produsen ke konsumen”. Jumlah

perantara yang terlibat dalam suatu saluran distribusi sangat bervariasi. Sedangkan

menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto (2010 : 288 ) “Saluran ditribusi

suatu produk adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan

produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai”.

Salaruran distribusi merupakan struktur unit organisasi didalam perusahaan dan

luar perusahaan yang terjadi dari agen, pedagang besar dan pengcer melalui

2
dimana suatu produk atau jasa dipasarkan. Dalam menyalurkan produk ke

konsumen, perusahaan dapat memilih dengan cara penyaluran langsung dan tidak

langsung. Penyaluran yang secara langsung mengharuskan perusahaan untuk

menjual sendiri produknya ke konsumen akhir, sedangkan cara penyaluran tidak

langsung menghendaki adanya perantara yaitu para pedagang besar, agen, atau

pengecer. Menurut Basu Swasta dan Irawan (2003 : 295) ada dua jenis saluran

distribusi berdasarkan pada golongan barang, yaitu : sebuah saluran distribusi

melakukan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen yang

mempunyai waktu,tempat dan pemiliknya yang memisahkan barang dan jasa dari

calok pemakainya. Anggota saluran distibusi Menurut Murti Sumarni dan John

Soeprihanto (2010 : 288 ) mempunyai fungsi diantaranya :

a. Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan

memudahkan saat pertukaran.

b. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi mengenai tawaran.

c. Melakukan pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.

d. Membentuk dan menyesuaikan tawaran sesuai kebutuhan pembeli.

e. Mengusahakan perundingan untuk mencapai kesepakatan akhir atas harga

dan ketentuan lainnya mengenai tawaran agar perpindahan pemilikan dapat

terlaksana.

f. Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk dengan baik.

g. Mengatur distribusi dana guna untuk menutup biaya saluran distribusi.

Dalam penyaluran barang konsumsi yang ditujukan untuk pasar

konsumen, terdapat lima macam saluran. Pada setiap saluran, produsen

3
mempunyai alternative yang sama untuk menggunakan kantor dan cabang

penjualan. selanjutnya produsen juga dapat menggunakan lebih dari satu

pedagang besar, sehingga barang-barang dapat mengalir dari satu pedagang besar

kepada yang besar lainnya.

Sesuai dengan prinsip penandingan (mathhing principle), laba bersih suatu

perusahaan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh

pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya – biaya

tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang dijual dan biaya – biaya operasi

yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga jual adalah jumlah

kenaikan yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan

atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan dalam satuan uang. Saatu

tingkatan harga yang dijadikan dasar-dasar oleh penjual untuk menyerahkan

produk atau jasa yang dihasilkan. Pada umumnya penentuan harga jual merupakan

salah satu keputusan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Harga jual

ditetapkan harus cukup menutup biaya yang dikeluarkan dan mampu memperoleh

keuntungan.

Oleh karena itu didalam perusahaan momogi diperlukan penentuan harga

pokok penjulan yang tepat dan efektif. Karena berdasarkan biaya yang

dikeluarkan pada saat operasional distribusi prodak sering terjadi pembengkakkan

biaya yang mengakibatkan terpakainya keuntungan yang di tetapkan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengambil judul penelitian:

“ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN MOMOGI BERDASARKAN

METODE PERSEDIAN FIFO, LIFO dan Metode Average (STUDI KASUS

PADA PT. SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI)”.

4
1.2 Rerumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, akan mengemukakan permasalahan yang

berkaitan dengan harga pokok penjualaan yaitu “bagaimana perhitungan hpp

momogi pada metode persedian di PT. Sukses Makmur Pratama”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas, maka secara obyektif

mempunyai tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penetapan harga pokok

penjualan dengan metode persedian.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Penulis

1) Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian tentang

pelaksanaan harga pokok penjualan pada metode persedian

2) Memberikan gambaran tentang prosedur perhitungan harga pokok

penjualan pada perusahaan dagang.

b. Bagi Perusahaan

1) Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan yang dapat dijadikan

sebagai dasar dalam pemecahan suatu masalah yang sedang di hadapi

oleh perusahaan,

2) Untuk mengetahui secara jelas keadaan manajemen PT Sukses Makmur

Cabang Bukittinggi dalam menangani harga pokok penjualan pada

5
metode persedian.

c. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi tambahan bagi

mahasiswa khusunya yang berkaitan dengan penulisan ini dan menambah

wawasan baru mengenai pemahaman harga pokok penjualan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penyajian penelitian, maka

secara sistematis disusun penulisan proposal dengan urutan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah , tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori, berisikan tentang teori-teori dasar dan tentang

hasil-hasil penelitian yang di dapat oleh penelitian terdahulu.

BAB III Metode penelitian, berisikan tentang jenis penelitian, lokasi atau

objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan serta teknik analisis

data

BAB IV Hasil dan pembahasan, berisikan tentanag gambaran umum

perusahaan, ruang lingkup perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan

analisis harga pokok penjualan momogi berdasarkan metode persedian dan hasil

analisis serta pembahasan masalah yang timbul di PT. Sukses Makmur Pratama.

BAB V Penutup, berisikan tentang kesimpulan dari hasil yang dilakukan

pada PT. Sukses Makmur Pratama dan saran-saran yang diberikan penulis untuk

mengkaji masalah di lapangan kepada perusahaan sebagai produsen dan

masyarakat sebagai konsumen.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Distribusi

2.1.1 Pengertian Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan yang fungsinya sangat bermanfaat bagi

sektor ekonomi. Pengertian Distribusi menurut definisi para ahli mengatakan

bahwa pengertian distribusi adalah kegiatan penyaluran barang dan jasa yang

dibuat dari produsen ke konsumen agar tersebar luas. Kegiatan distribusi

berfungsi untuk mendekatkan produsen dengan konsumen sehingga barang atau

jasa dari seluruh indonesia atau luar indonesia dapat kita gunakan barang dan jasa

tersebut.

Kegiatan distribusi merupakan menghubungkan antara kegiatan produksi

dan konsumsi, Pelaku kegiatan distribusi dinamakan distributor. Didalam kegiatan

ekonomi, distribusi merupakan kegiatan yang berada diantar sampai ke tangan

konsumen. Barang yang telah dihasilkan oleh produsen agar sampai ke tangan

konsumen memerlukan sebuah lembaga yang disebut dengan distributor. 

Dialam kenyataan tidak selamanya barang yang dihasilkan produsen untuk

sampai ke konsumen harus melewati distributor. Akan tetapi, didalam

perekonomian modern kegiatan distribusi memegang peranan yang sangat

penting. Apalagi dengan semakin majunya teknologi transportasi yang

mengakibatkan hubungan antarbangsa menjadi lebih dekat. Hal ini mengakibatkan

peranan distribusi makin penting karena barang yang ada didalam negeri tetapi

juga konsumen yang ada diluar negeri.

7
2.1.2 Tujuan dan Fungsi distribusi

a) Tujuan distribusi

Tujuan kegiatan distribusi ini dilakukan oleh individu atau lembaga sebagai

berikut:

1) Kelangsungan hidup kegiatan produksi terjamin.

Produsen atau perusahaan membuat barang dengan tujuan dijual untuk

memperoleh keuntungan. Dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan

untuk melakukan proses produksi kembali sehingga kelangsungan hidup

perusahaan tetap terjamin.

2) Barang atau jasa hasil produksi dapat bermanfaat bagi konsumen

Barang atau jasa produksi tidak akan berartinya bila tetap berada di tempat

produsen. Barang atau jasa tersebut akan bermanfaat bagi konsumen yang

membutuhkan setelah dilakukan kegiatan distribusi.

3) Konsumen dapat memperoleh Barang dengan mudah.

Tidak semua barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen dapat dibeli

secara langsung dari produsen. Ada barang – barang atau jasa – jasa

tertentu yang memerlukan kegiatan penyaluran atau distribusi dari

produsen ke konsumen agar konsumen mudah untuk mendapatkanya

b) Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi ini dapat dikelompokan menjadi dua fungsi yaitu fungsi

pokok dan fungsi tambahan.

8
1) Fungsi Pokok Distribusi

a) Pengangkutan (transportasi)

Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat

konsumen. Perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan

pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan

semakin majunya teknologi, maka kebutuhan manusia semakin banyak.

Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan makin besar sehingga

membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).

b) Penjualan (Selling)

Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan

oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen

dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka

konsumen dapat menggunakan barang tersebut.

c) Pembelian (Buying)

Setiap ada penjualan berarti akan ada kegiatan pembelian. Jika penjualan

barang dilakukan produsen maka pembelian dilakukan oleh orang yang

akan membutuhkan barang tersebut.

d) Penyimpanan (Stooring)

Sebelum barang–barang disalurkan kepada konsumen, biasanya disimpan

terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan, dan

keutuhan barang-barang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan).

e) Pembakuan standar kualitas barang

Dalam setiap transaksi jual beli, banyak penjual maupun pembeli selalu

menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan

9
diperjualbelikan. Oleh karena itu, perlu adanya pembakuan standar, baik

jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan

tersebut. Pembakuan (Standardisasi) barang ini dimaksudkan agar

barang yang akan didistribusikan sesuai dengan harapan.

f) Penanggung risiko

Seorang distributor harus siap menanggung risiko, baik kerusakan

maupun penyusutan barang. 

2) Fungsi Tambahan Distribusi

a) Menyeleksi 

Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk distribusi hasil pertanian dan

produksi yang dikumpulkan dari beberapa pengusaha.

b) Mengepak/ mengemas

Untuk menghindari adanya kerusakan atau hilang didalam

pendistribusian maka barang harus dibungkus dengan baik.

c) Memberi Informasi

Untuk memberi kepuasan yang maksimal kepada konsumen, produsen

harus memberi informasi yang cukup kepada perwakilan daerah atau

kepada konsumen yang dianggap perlu informasi, informasi yang paling

tepat bisa melalui iklan.

2.1.3 Saluran Distribusi

Dalam mendistribusikan produknya ada berbagai macam cara untuk

menyalurkan produk tersebut yang mana sesuai dengan teori dari Sumarni (2010 :

288) adapun macam – macam saluran distribusi barang konsumsi adalah :

10
a. Produsen – Konsumen bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan

paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen,tanpa

menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkan

melalui pos atau lansung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke

rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut sebagai saluran distribusi lansung.

b. Produsen – Pengcer – Konsumen seperti halnya dengan jenis saluran yang

pertama (Produsen – Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran

distribusi langsung. Di sini pengcer besar lansung melakukan pembelian pada

produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer

sehingga dapat secara lansung melayani konsumen. Namun alternatif yang

terakhir ini tidak umum di pakai.

c. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen saluran distribusi

semacam ini banyak dilakukan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran

distribusi tradisional. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam

jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.

Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh

konsumen dilayani oleh pengecer saja.

d. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen disini, produsen memilih agen

(agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya, ia menjalankan

kegiatan perdagangan dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran

penjualannya terutama ditujukan kepa para pengecer besar.

Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen didalam saluran

distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk

menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian akan menjualnya

11
kepada toko – toko kecil. Agen yang terlibat didalam saluran distribusi ini

terutama agen penjualan.

2.2 Harga pokok penjualan

2.2.1 Pengertian Harga Pokok Penjualan. 

Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari

barang yang dijual, atau bisa dikatakan perhitungan HPP merupakan

perbandingan antara seluruh harga yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang

yang dijual dengan hasil dari barang – barang yang di jual/ penjualan (nilai – nilai

dan harga jual).

Sedangkan pengertian harga pokok penjualan menurut definisi para ahli adalah

sebagai berikut:

Harga pokok penjualan atau HPP menurut wikipedia adalah istilah yang

digunakan pada akuntansi keuangan dan pajak untuk menggambarkan biaya

lansung yang timbul dari barang yang akan diproduksi dan dijual dalam kegiatan

bisnis. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja lansung dan biaya overhead

dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan

pengembangan.

Harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh

Krista (2002:72) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang

yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Harga pokok penjualan menurut Lie Dharma Putra, defenisi harga pokok

penjualan adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk

12
menjadi siap untuk dijual.  Atau dengan kalimat lain, Harga pokok penjualan

adalah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa

dihubungkan lansung dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk

dijual.

Harga pokok penjualan menurut Niswonger dan Warren yang diterjemahkan

ke bahasa Indonesia oleh Sirait (2000:155), “Harga pokok penjualan (Cost Of

Goods Sold) adalah biaya untuk memproduksi barang yang terjual”.

Pengertian harga penjualan menurut Mulyadi (1997:349) dalam buku yang

berjudul “Akuntansi Manajemen” adalah sebagai berikut: “Harga jual suatu

produk terbentuk dipasar sebagai interaksi antara jumlah permintaan dan

penawaran dipasar”.

Harga pokok penjualan menurut Garisson/Norren dalam bukunya “Akuntansi

Manajer” yang diterjemaahkan oleh A. Totok Budisantoso mengemukakan

pengertian haarga jual sebagai berikut: “Harga penjualan adalah biaya produksi

ditambahkan kepersentase mark up atau laba”.

Harga pokok penjualan menurut Gill dan Chatton yang diterjemahkan oleh

Prabaningtyas (2008:15), "Harga pokok penjualan (HPP), yaitu biaya pembuatan

atau hrga pembelian yang melekat pada produk barang jadi yang dikirim dari

pemasok ke pelanggan"

Harga pokok penjualan menurut Muliadi (2001) dalam buku yang berjudul

“Akuntansi Biaya 1” adalah harga pokok yang dikenakan pada suatu barang

akibat dari proses produksi.

13
harga pokok penjualan menurut Manullang (1989 : 137), merupakan “jumlah

biaya seharusnya untuk memproduksi suatu barang ditambah biaya lainnya hingga

barang tersebut berada di pasar”

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan

a. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.

b. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih

besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya

apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh

kerugian.

2.2.2 Struktur Harga Pokok Penjualan

Dari definisi tentang Harga Pokok Penjualan diatas, bisa kita dapatkan

struktur dasar didalam harga pokok penjualan umumnya terdiri dari tiga elemen

besar:

a. Persediaan atau Inventori

b. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labour Cost

c. Biaya Overhead (Overhead Cost)

1) Persediaan | Inventory

Didalam perusahaan dagang, element persediaan (inventory) hanya terdiri

atas persedian barang jadi saja, dikenal dengan istilah Inventori. Sedangkan

pada perusahaan manufakture, elemen persediaan meliputi:

a) Raw Materials (Persedian Bahan Baku)

b) Work In Process atau WIP (Persidiaan Barang Dalam Proses)

14
c) Inventory (Persediaan Barang Jadi)

Elemen Persediaan yang dimaksud adalah besarnya Persediaan Terjual.

Untuk mengetahui besaran nilai jumlah persediaan yang telah terjual, maka

beberapa unsur dibawah ini perlu diketahui lebih dulu:

a) Persidiaan Awal

b) Pembelian (dalam usaha dagang)

c) Harga Pokok Produksii (didalam perusahaan manufakture)

d) Persediaan Akhir.

e) Persediaan yang digunakan atau disebut juga barang tersedia untuk

dijual

Persediaan awal merupakan nilai jumlah persediaan yang telah

dimiliki sebelum proses pada periode berjalan dimulai. Artinya, persediaan

telah ada dahulu sebelum operasi pada periode sekarag dimulai.

Pembeliaan Perlu diingat, bahwa yang diakui adalah merupakan

pengeluaran atau 'cost yang terjadi', sehingga jumlah pembelian yang diakui

sebesar cost yang muncul saja, ini diwujudkan dalam bentuk

pengeluaran kas ataupun pengakuan utang dagang. Jadi besarnya nilai

pembelian yang diakui sebesar nilai net purchase atau nilai bersihnya saja.

Hal seperti ini perlu dipertegaskan karena dalam prakteknya sangat sering

perusahaan sebagai pembeli, ntah itu pembelian untuk barang jadi (dalam

perusahaan dagang) ataupun dalam pembelian raw material (bahan baku)

dalam perusahaan manufakture mendapatkan diskon (potongan harga), atau

bisa terjadi juga retur barang (pengembalian) kepada penjual. untuk

15
mendapatkan nilai bersihnya (net purchase) maka diperlukan struktur

menjadi:

a) Gross Purchases (atau biasanya tertulis Purchase saja)

b) Discount (potongan harga)

c) Return (pengembalian barang)

d) Net Purchase (pembelian bersih)

Persediaan akhir merupakan besarnya nilai persediaan yang akan dibukukan

sebagai 'persediaan' pada akhir periode.

Persediaan yang digunakan atau persediaan tersedia untuk dijual

(BTOD) merupakan besarnya nilai persediaan:

a) Barang dagang yang terjual, ini berlaku untuk usaha dagang

b) Besarnya Raw Maeterial atau bahan baku yang digunakan & barang

dagan yang terjual, ini berlaku untuk perusahaan manufakture.

2) Direct Labour Cost (Tenaga Kerja Langsung).

Tenaga Kerja Langsung merupakan upah yang diberikan atau dibayarkan

kepada karyawan/tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam aktivitas

pengolahan barang dagang. Disebut biaya tenaga kerja langsung apabila

besar dan kecilnya upah yang dibayar tergantung kepada jumlah unit produk

yang dihasilkan

Biaya yang dikelompokkan kedalam direct labor cost merupakan tenaga

kerja yang bayarannya berdasarkan kepada: upah satauan atau upah harian

per jam. Dalam direct labor yang dibayar dengan upah satuan bisa kita lihat

16
dengan jelas sekali kalau tenaga kerja model ini bisa dibebankan secara

langsung pada produk yang dihasilkan.

Apabila upah yang dibayar berdasar pada jumlah jam kerja, maka

umumnya perusahaan sudah menentukan satuan jumlah yang harus

diproduksi untuk rentang waktu tertentu baik itu perjam atau perhari.

sehingga di akhir perhitungan bisa diketahui berapa besar biaya tenaga kerja

langsung yang dibebankan untuk satu unit produk dan total biaya tenaga

kerja langsung untuk akumulasi produk yang diproduksi/ dihasilkan. Dalam

perusahaan dagang yang kecil, biaya tenaga kerja langsung cenderung sulit

agar dapat dialokasikan dengan semestinya, sehingga biaya tenaga kerja

langsung hanya dapat ditemukan pada perusahaan manufaktur atau

perusahaan tambang.

3) Overhead Cost

Biaya Overhead adalah biaya yang muncul selain dari elemen elemen

yang telah disebut diatas, biasanya diistilahkan dengan indirect cost.

jenisnya sangat bervariasi tergantung dari skala usaha, jenis usaha serta jenis

sumber daya yang digunakan oleh perusahaan. yang paling sering ditemui

dalam usaha manufakture ataupun usaha dagang ialah:

a) Biaya Sewa/rental cost

b) Depresiasi Mesin dan Peralatan. 

c) Penyusutan Gedung Pabrik. 

d) Biaya Listrik dan Air pabrik  atau Factory’s Utilities

e) Biayta Pemeliharaan Pabrik dan mesin (Maintenance)

f) Biaya Pengemasan (Packaging)

17
g) Gudang

h) Sampelproduksi (Preproduction sampling)

i) Biaya/Ongkos kirim

j) Kontainer (Continer)

2.3 Sistem Pencatatan Harga Pokok Penjualan

a. Rumus Menghitung Penjualan Bersih.

Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan

Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:

1) penjualan kotor

2) retur penjualan

3) potongan penjualan

4) penjualan bersih

Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:

Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.

b. Rumus Menghitung Pembelian Bersih.

Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga

pokok penjualan. Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:

1) pembelian kotor

2) biaya angkut pembelian

3) retur pembelian dan pengurangan harga

4) retur pembelian

5) potongan pembelian.

18
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian –

potongan pembelian.

c. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.

Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu

unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.Unsur-unsur itu

antara lain:

1) persediaan awal barang dagangan

2) pembelian

3) biaya angkut pembelian

4) retur pembelian dan pengurangan harga

5) potongan pembelian

Rumus harga pokok penjualan:

HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan

akhir

HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir

Keterangan :

Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan +

pembelian bersih.

Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian –

potongan pembelian.

Atau

19
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban

angkut

Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.

Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.

Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.

Perhatikan bagan di bawah ini.

Persedian awal…………………………………… Rp. xxx


Pembelian…………………….Rp. xxxx
Biaya angkut Pembelian……...Rp. xxxx +
Rp. xxxx
Return pembelian……Rp. xxxx
Potongan Pembelian..Rp. xxxx +
Rp. xxxx ₋
Pembelian bersih………………………………….Rp. xxxx +
Barang yang tersedia untuk dijual………………...Rp. xxxx
Persedian akhir…………………………………….Rp. xxxx ₋
Harga Pokok Penjualan……………………………Rp. xxxx

d. Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan

beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi. Untuk Menghitung

laba rugi perusahaan adalah:

Laba bersih = laba kotor – beban usaha.

Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.

1) Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.

2) Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan

penjualan.

Untuk menghitung laba kotor adalah:

Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.

20
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :

Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga –

potongan penjualan.

e. Menyusun Laporan Laba Rugi.

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan

multiple step.

1) Single Step/ Langsung.

Laporan single step/ langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua

pendapatan dijumlahkan menjadi satu, demikian juga untuk bebannya,

kemudian dicari selisihnya untuk mengetahui laba atau rugi.

2) Multiple Step (Bertahap)

Laporan laba rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi

dengan mengelompokkan atau memisahkan antara pendapatan usaha dan

pendapatan di luar usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan

beban di luar usaha, baru kemudian dicari selisihnya sehingga akan

diperoleh laba atau rugi usaha.

f. Perusahaan Unsur Laporan Perubahan Modal.

Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan

perubahan modal selama satu periode akuntansi. Perubahan modal diakibatkan

oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau

adanya setoran pribadi.

21
Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:

a. modal awal

b. laba atau rugi

c. pengambilan pribadi

d. setoran pribadi

e. modal akhir.

g. Unsur-unsur Laporan Neraca.

Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan

perusahaan pada saat tertentu unsur-unsur neraca terdiri dari :

1) harta

2) kewajiban/utang

3) modal

Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk

scontro/ sebelah menyebelah.

2.4 Metode Persedian

2.4.1 Pengertian Persediaan

Menurut C.Rollin Niswonger, Philip E. Fess, dan & Carl S.Warren

Persediaan (inventoris) digunakan untuk mengartikan barang dagang yang

disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan, dan bahan yang terdapat

dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.

Menurut Mulyadi (2001) dalam perusahaan manufaktur , persediaan terdiri dari

persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses persediaan bahan baku,

22
persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku

cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan ,

yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang yang dibeli untuk

dijual kembali.

Dari beberapa pengertian persediaan tersebut diatas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa persediaan adalah sejumlah komoditas yang disimpan guna

memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang.

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

a. Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari pengakuan sampai

proses penerimaannya dengan prosedur yang baku.

b. Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang ada sehingga

pemerintah daerah dapat memperhitungkan tingkat pengendalian yang

diperlukan.

c. Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat diperhitungkan secara

ekonomis keberadaannya.

2.4.2 Sistem Pencatatan Persediaan

Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:

a. Sistem fisik (physical inventory system)

b. Sistem Perpetual (perpetual inventory system)

1) Sistem Fisik (Physical Inventory System)

Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok

penjualan dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada

23
perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang

terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk menentukan

jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode

akuntansi. Cara perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti

berikut ini:

Pembelian Rp. xxx


Biaya angkut pembelian Rp. xxx          
                                           Rp. xxx
Retur & pot. Pembelian         ( Rp. xxx )
Pembelian bersih Rp. xxx
Barang tersedia untuk dijual Rp. xxx
Persediaan akhir periode ( Rp. xxx )
Harga pokok penjualan Rp. xxx

Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :

a) Pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak

diperhitungkan dalam  suatu catatan tertentu.

b) Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan

persediaan barang.

c) Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan

harga pokok penjualan dengan menggunakan jurnal penyesuaian.

Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk

pengawasan persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak

dapat dideteksi dan manajemen tidak memiliki alat untuk mengetahui

jumlah persediaan setiap saat.

24
2) Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)

Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan

pencatatan terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok

penjualan atas dasar harian. Perkiraan persediaan didukung dalam kartu-

kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu persediaan digunakan

untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang,

tempat penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai

untuk mencatat transaksi adalah tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan

(pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan

Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai

berikut :

a) Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening

persediaan barang.

b) Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit

persediaan sejumlah harga pokok penjualan.

c) Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.

Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan

perhitungan laba rugi karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi

menghitung fisiknya tetapi perhitungan fisiknya tetap dilakukan untuk

tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.

Perbedaan pencatatan transaksi persediaan barang pada metode fisik dan

perpetual secara rinci pada tabel berikut:

25
Perbedaan Metode Phisik dan Perpetual

METODE PHISIK METODE PERPETUAL


Pembelian
Pembelian xxx Persedian barang dagang xxx
Utang Dagang / Kas xxx Kas xxx
Pembayaran biaya angkut pembelian
Beban angkut pembelian xxx Persediaan barang dagang xxx
Kas xxx Kas xxx
Penjualan
Kas / piutang dagang xxx Kas /piutang dagang xxx
Penjualan xxx Penjualan xxx
(Menurut harga jual)
Harga pokok penjualan xxx
Persedian barang dagang xxx
(Menurut harga pokok)
Utang dagang /kas xxx Utang dagang/ Kas xxx
Retur pembelian dan PH xxx Persedian barang dagang xxx
Retur penjualan dan potongan harga
Retur penjualan dan PH xxx Retur penjualan dan PH xxx
Kas /piutang dagang xxx Kas /Piutang xxx
(Menurut Harga Jual)
Persediaan barang dagang xxx
HPP xxx
(Menurut harga pokok /perolehan)
Pembayaran utang dalam periode/ masa potongan
Utang dagang xxx Utang dagang xxx
Potongan pembelian xxx Persedian barang dagang xxx
Kas xxx Kas xxx
Penerimaan piutang dalam periode / masa potongan
Kas xxx Kas xxx
Potongan penjualan xxx Potongan penjualan xxx
Piutang dagang xxx Piutang dagang xxx
Pembayaran biaya angkut penjualan
Beban angkut penjualan xxx Beban angkut penjualan xxx
Kas xxx Kas xxx
Perhitungan HPP
Seperti yang dijelaskan diatas HPP akan dihitung berdasarkan kartu
persedian barang
Penyesuaian persedian akhir
Iktisar L/R xxx Tidak perlu penyesuaian kecuali jika
Persedian barang dagang xxx terdapat koreksi yang perlu
Persedian barang dagang xxx disesuaikan
Ikhtisar L/R xxx

26
3) Menurut sistem periodik terdapat beberapa cara,seperti berikut ini:

a) Metode Identifikasi Khusus (Speciafic identification method)

Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah

suatu metode penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari

barang yang sesungguhnya. Penggunaan metode ini biasanya dipakai untuk

barang yang tidak banyak unitnya (kuantitasnya) dan harganya pun cukup

mahal.

b) Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)

Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang

menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama

kali pula. Pada umumnya perusahaan menggunakan metode ini, sebab

metode ini perhitungannya sangat sederhana baik sistem fisik maupun

sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama.

Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut :

Persediaan awal                      xxx

Pembelian                                xxx +

Tersedia untuk dijual              xxx

Penjualan                                 xxx –

Persediaan akhir                      xxx

Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir

ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit

barang yang terakhir kali masuk, bila saldo fisik ternyata lebih besar dari

jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari harga pokok

27
perunit yang masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem perpetual

pencatatan persediaan dilakukan secara terus menerus dalam kartu

persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi penjualan maka akan

dijurnal dua kali, pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua

mencatat harga pokok barang yang dijual, seperti berikut ini :

Kas/ Piutang Dagang              xxx

Penjualan                                 xxx

HPP                                         xxx

Persediaan barang                   xxx

c) Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out)

Metode Last In First Out (LIFO) adalah metode penilaian persediaan yang

terakhir masuk diasumsikan akan keluar atau dijual pertama kali. Metode ini

memiliki konsep yang cukup sederhana namun sulit dilaksanakan. Pengaruh

penggunaan metode LIFO terhadap penentuan laba bersih usaha, jika harga

cenderung naik maka laba perusahaan terlalu kecil atau sebaliknya.

Metode LIFO secara sistem fisik ditentukan dengan cara saldo fisik yang

ada dikalikan harga pokok perunit barang yang masuk pada awal periode

bila saldo fisik ternyata lebih besar dari barang yang masuk pada awal

periode maka diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk berikutnya.

Sedangkan dengan sistem perpetual, setiap kali ada transaksi baik

pembelian maupun penjualan dicatat dalam kartu persediaan.

28
d) Metode rata-rata

1) Rata-rata sederhana

Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah

harga per unit setiap kali pembelian dibagi dengan jumlah atau frekwensi

pembeliaannya.

Biaya perunit = Total harga perunit pembelian

Frekuensi pembelian

Nilai persediaan akhir   = Persediaan akhir x biaya perunit

Harga pokok penjualan  = unit yang dikeluarkan x biaya perunit

2) Rata-rata tertimbang

Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah

total nilai pembelian dibagi dengan total unit yang dibeli.

Biaya perunit = Jumlah harga perunit x banyaknya unit

Banyaknya Unit

Nilai persediaan akhir = persediaan akhir x biaya perunit

Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit

1) Menurut sistem Perpetual

Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok

barang yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan

menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga

pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan.

Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru

cocok untuk persediaan yang nilainya tinggi.

29
a. Metode FIFO:

Didalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang

pertama kali masuk dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat

terjadi penjualan.

b. Metode LIFO:

Didalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang

terakhir masuk dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi

penjualan. 

c. Metode Rata-Rata Bergerak:

Metode rata-rata yang digunakan pada metode perpetual ini biasanya disebut

dengan rata-rata bergerak. Dikatakan bergerak sebab harga per unit persediaan

selalu bergerak / berubah sesuai dengan terjadinya perubahan / mutasi pada

jumlah unit persediaan yang dimiliki perusahaan. 

2.4.3 Prosedur-prosedur Penting Dalam Metode Persedian

Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi

persediaan adalah:

a. Prosedur pencatatan produk jadi. Didalam prosedur ini harga pokok produk

jadi didebitkan, sedangkan persediaan produk jadi dikreditkan ke dalam

rekening barang dalam proses. Dokumen sumber yang digunakan didalam

prosedur pencatatan ini adalah laporan produk selesai dan bukti memorial.

b. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual. Prosedur ini

merupakan salah satu prosedur didalam sistem penjualan disamping prosedur

30
lainnya seperti : prosedur order penjualan, prosedur persetujuan kredit,

prosedur pengiriman barang, prosedur penagihan, prosedur pencatatan piutang.

c. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari

pembeli. Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka

transakasi retur penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu

menambah kuantitas produk pada kartu gudang yang diselenggarakan oleh

bagian gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang

dicatat oleh bagian kartu persediaan produk jadi. Prosedur ini merupakan salah

satu prosedur yang membentuk sistem retur penjualan. 

d. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok

persediaan produk dalam proses. Pencatatan produk dalam proses umumnya

dilakukan perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan

e. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli. Prosedur ini

merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem pembelian. Dalam

prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.

f. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada

pemasok. Jika persediaan yang telah dibeli dikembalkan kepada pemasok,

maka transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang

bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang

diselenggarakan oleh bagian gudang dan mengurangi kuantitas serta harga

pokok persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu

persediaan yang bersangkutan. Sedangkan dokumen yang digunakan dalam

prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada

31
g. Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang. Prosedur ini merupakan

salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya produksi. Dalam

prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong,

bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan

produksi dan kegiatan non produksi.

h. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena

pengembalian barang gudang. Transaksi pengembalian barang gudang

mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang. Sedangkan

dokumen yang digunakan dalam proses prosedur pengembalian barang gudang

adalah bukti pengembalian barang gudang.

i. Sistem perhitungan fisik persediaan. Sistem perhitungan fisik persediaan

umunya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan

yang disimpan digudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta

pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi

penyimpanan.

2.4.4 Fungsi Yang Terkait

Fungsi yang dibentuk dalam melaksanakan penghitungan fisik persediaan

umumnya bersifat sementara, yang biasanya berbentuk panitia atau komite, yang

mana anggotanya dipilih dari karyawan yang tidak menyelenggarakan catatan

akuntansi persediaan dan tidak melaksanakan fungsi gudang. Panitia

penghitungan fisik persediaan terdiri dari:

a. Pemegang kartu penghitungan cek.

b. Penghitung.

32
c. Pengecek.

Dengan demikian berbagai fungsi yang terkait dalam sistem persediaan adalah:

1) Panitia Perhitungan Fisik Persediaan.

Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan

menyerahkan hasil penghitungan tersebut kepada bagian kartu persediaan

untuk digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan persediaan

dalam kartu persediaan

2) Fungsi Akuntansi.

Didalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggungjawab

untuk:

a) Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam

daftar hasil penghitung fisik

b) Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum

didalam daftar hasil penghitungan fisik

c) Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik

d) Adjustment data persediaan didalam jurnal umum berdasarkan hasil

penghitungan fisik persediaan.

3) Fungsi Gudang.

Didalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung

jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat

didalam kartu gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

33
2.4.5 Informasi Yang Diperlukan Manajemen Akuntansi Persediaan

Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan antara

kekurangan dan kelebihan persediaan didalam suatu periode perencanaan yang

mengandung resiko dan ketidakpastian. Manajemen persediaan melibatkan

sejumlah kegiatan kordinasi antara persediaan dan produksi serta kegiatan

konsumsi kepada sejumlah tahapan proses dan lokasi yang

berhubungan. Berdasarkan dari pengertian yang telah diuraikan sebelumnya, jadi

dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem manajemen basisdata persediaan

barang jadi adalah sistem yang menyangkut masalah pencatatan dan pelaporan

yang dikaitkan dengan pencatatan persediaan dan penilaiannya baik itu didalam

proses penerimaan barang atau pengeluaran barang yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut. Dalam hal ini proses yang terjadi dari input, proses, hingga

menjadi sebuah output yaitu proses penerimaan barang dari kantor pusat, proses

pengeluaran barang (penjualan) kepada distributor, membuat jurnal, memposting

buku besar, hingga menghasilkan laporan pendukung yang terdiri dari laporan

data barang, laporan data gudang, laporan data distributor dan kartu persediaan

Tujuan dari manajemen persediaan adalah menyelesaikan sasaran yang

berpotensi untuk:

a. Memaksimalkan pelayan pada pelanggan

b. Memaksimalkan efisiensi pembelian pada produksi

c. Meminimalkan investasi stock

d. Memaksimalkan profit

34
2.4.6 Dokumen Yang Digunakan

Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi, dokumen-dokumen yang

digunakan dalam sistem akuntansi persediaan adalah sebagai berikut :

a. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi

adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai

digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi

balam kartu gudang. Buki memorial digunakan untuk mencatat tambahan

kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan

digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi selesainya

produk jadi dalam jurnal umum.

b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok

produk jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan.

Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order

penjualan. Setelah bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut

dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman, atas

dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang

diserahkan ke bagian pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk

jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan

atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian

penagihan.

c. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran

barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.

d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil

perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag)

35
yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil

perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data

yang telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fisik persediaan, dan bukti

memorial digunakan untuk membukukan adjustment rekening persediaan

sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.

2.4.7 Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penghitungan fisik

persediaan adalah:

a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat kuantitas

dan harga pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam kartu

persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik

persediaan.

b. Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan,

untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi

kuantitas barang yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan

oleh Bagian gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

c. Umum, dalam sistem penghitungan fisik persediaan jurnal umum digunakan

untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya

perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo

menurut penghitung fisik.

36
2.4.8 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penghitungan fisik persediaan

adalah:

1) Prosedur penghitung Fisik, dalam prosedur ini tiap jenis persediaan di gudang

di hitung oleh penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya

dicatat dalam kartu penghitung fisik.

2) Prosedur Kompilasi, dalam prosedur ini pemegang kartu penghitung fisik

melakukan perbandingan data yang dicatat dalam kartu penghitung fisik serta

melakukan pencatatan data yang tercantum dalam kartu penghitung fisik ke

dalam daftar penghitung fisik.

3) Prosedur Penentuan Harga pokok Persediaan, dalam prosedur ini Bagian

Kartu Persediaan mengisi harga pokok persatuan tiap jenis persediaan yang

tercantum dalam daftar penghitungan fisik berdasarkan informasi dalam kartu

persediaan yang bersangkutan serta mengalika harga pokok persatuan

tersebut dengan kuantitas hasil penghitungan fisik untuk mendaptakann total

harga pokok persatuan tersebutdengan kuantitas hasil penghitungan fisik

untuk mendapatkan total harga pokok persediaan yang dihitung.

4) Prosedur Adjustment, dalam prosedur ini bgian Kartu Persediaaan melakukan

adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan

berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan yang tercantum dalam

daftar hasil penghitungan fisik persediaan. Dalam prosedur ini pula bagian

Gudang melakukan adjustment terhadap data kuantitas persediaan yang

tercatat dalam kartu gudang.

37
2.4.9 Unsur Pengendalian Internal

Pengendalian Internal  merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk

memastikan bahwa kegiatan peusahaan telah sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang ada sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lancar, aktivitas

perusahaan dapat terjamin keamanannya, dan kecurangan serta pemborosan dapat

dicegah. Unsure pengendalian intern dalam system penghitungan fisik persediaan

digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu:

a. Organisasi

1) Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang

terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitung fisik, fungsi penghitung, dan

fungsi pengecek. Untuk menjamin ketelitian dan keandalan  data yang

dihasilkan dari kegiatan penghitungan fisik persediaan, panitia yang

dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus terdiri dari 3

kelompok: pemegang kartu penghitung fisik, penghitung, dan pengecek..

2) Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi

gudang dan fungsi akuntansi persediaan dan biaya, karena kryawan di kedua

bagian inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan.

Tujuan penghitungan fisik persediaan adalah untuk meminta

pertanggungjawaban mengenai barang yang disimpan oleh fungsi gudang

dan pertanggungjawaban mengenai ketelitian dan keandalan data persediaan

yang dicatat pada kartu persediaan di fungsi akuntansi persediaan. Oleh

karena itu agar data yang dihasilkan dari penghitungan fisik persediaan

dijamin ketelitian dan keandalannya, maka panitia yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan tersebut harus bukan kryawan dari kedua fungsi

38
yang dimintai pertanggungjawaban tersebut (misalnya fungsi gudang dan

fungsi akuntansi persediaan).

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1) Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh ketua

panitia penghitungan fisik persediaan. Daftar hasil penhitungan fisik berisi

informasi hasil penghitungan fisik persediaan. Daftar ini merupakan

dokumen sumber sebagai dasar untuk meng-adjust kartu persediaan, dan

kartu gudang, serta merupakan dokumen pendukung bukti memorial yang

dicatat dalam jurnal umum. Dengan demikian daftar ini merupakan

dokumen penting untuk meng-up date catatan akuntansi.

2) Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu

penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu

penghitungan fisik. Hal ini dimaksudkan agar setiap dokumen sumber

dibuat atas dasar data yang dijamin ketelitinnya.

3) Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik

berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan. Harga satuan yang

dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik adalah diambil dari kartu

persediaan yang bersangkutan dalam prosedur penetapan harga (pricing

prosedur).

4) Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas

maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam

daftar penghitungan fisik. Setelah kuantitas tiap jenis persediaan yang

dihitung dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik, kemudiaan

39
ditentukan harga pokok per unitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis

persediaan, untuk dasar adjustment data yang dicatat dalam kartu persediaan

yang bersangkutan

c. Praktik yang Sehat

a. Kartu penghitung fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik.

b. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara

independen, pertama kali

c. Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam kartu

penghitungan fisik dicocokkan oleh pemegang kartu penghitungan fisik

sebelum data yang tercantum dalam penghitungan fisik dicatat dalam daftar

hasil penghitungan fisik.

d. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung

kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

40
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam suatu kegiatan penelitian, pendekatan dengan membangun teori

secara ilmiah ditunjukan untuk mendapatkan bentuk kerangka konseptual yang

teroritik dan terarah secara sistematik. Adapun alur hubungan tersebut antara teori

dengan penelitian merupakan satu kesatuan untuk mencari kebenaran. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada PT.Sukses Makmur Pratama

dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

3.2 Lokasi / Objek Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dalam memperoleh atau

mendapatkan data-data yang diperlukan sehubungan dengan penulisan skripsi ini.

Lokasi penelitian dilakukan di PT.Sukses Makmur Pratama jalan By Pass

Bukittinggi. Lokasi perusahaan merupakan salah satu kebutuhan fisik yang mutlak

diperlukan. Objek kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana dalam

menentukan harga pokok penjualan berdasarkan metode penelitian pada

PT.Sukses Makmur Pratama.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu mengelola

secara deskriptif data yang diperoleh dari perusahaan. Sumber data yang

41
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh

secara lansung dari objek yang diteliti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulah data yang digunakan dalam penelitian

ini dengan 2 cara :

a. Observasi

Observasi adalah pemutaan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2002:197). Meteode ini digunakan

untuk mengamati kegiatan di PT. Sukses Makmur Pratama terkait dengan

objek kajian system pengendalian intern diantaranya: penganganan distribusi

konsumen , pengotorisasian, entry data dan pencetakan dokumen.

b. Studi Pustaka

Studi kepustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau masalah yang akan atau

sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku- buku ilmiah, laporan

penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertai, peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun

elektronik lain yang ada hubungannya dengan objek yang diperhatikan.

42
3.5 Teknik Analisis Data

Menurut patton (1980) bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah

bersifat deskriptif kualitatif yaitu analisis yang berwujud keterangan uraian yang

menggambarkan objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang ada,

yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisahkan-pisahkan menurut

kategori untuk memperoleh kesimpulan. Adapun pengertian secara kualitatif

menurut Arikunto (2002:245), analisis deskriptif merupakan bagian non hipotesis

sehingga dalam penelitianya tidak perlu merumuskan hipotesis.

43
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Sukses Makmur Pratama Bukittinggi adalah perusahan yang bergerak

dibidang distributor snack makanan ringan dengan produk yang sangat terkenal

dikalangan masyarakat yaitu brand momogi. PT. Sukses Makmur Pratama

Bukittinggi merupakan distributor lansung dari PT. Sari Murni Group untuk

daerah Sumatera Barat. Yang merupakan cabang dari PT Sukses Makmur Pratama

Medan, yang PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi ini didirikan pada tahun

2005, dan di resmikan lansung oleh bapak Pandu Ardana dan Bapak Hasan Kang.

Saat ini status gudang PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi masih kontrak,

disebabkan penjualan masih belum stabil dan alamat kantor saat ini terletak di

jalan By Pass.

Perusahaan ini didirikan di Bukittinggi denagan berbagai pertimbangan

diantaranya agar distribusi produk brand momogi agar bisa lebih dikenal

masyarakat dan agar para konsumen tidak susah lagi untuk membeli produk

momogi, seiring dengan adanya cabang perusahan. Dan semakin efektifnya

penjualan untuk produk momogi dan mermbuka lapangan kerja yang baru untuk

daerah bukittinggi dan sekitarnya. Disisi lain perusahan igin mendapatkan

keutungan yang lebih baik lagi sebab dengan adanya cabang dari perusahaan

maka dari segi biaya dan efektif kerja akan semakin lebih baik lagi.

44
Dikarenakan distribusi produk bisa dilakukan dengan rentan waktu yang

lebih singkat dan lebih mudah dengan adanya cabang dari perusahaan untuk

daerah bukittinggi. Dalam pengantaran barang dan waktu untuk melakukan

orderan jauh lebih cepat dan tepat sasaran karena adanya anak dari perusahaan

lansung yang dapat mengotrol lansung untuk penjualan produk momogi.

4.1.2 Strategi dan Pemasaran PT. Sukses Makmur Pratama

a. Strategi

Kunci sukses keberhasilan  PT. Sukses Makmur Pratama Cabang

Bukittinggi dalam bersaing, tentu saja tak terlepas dari beberapa strategi yang di

terapkan oleh pihak managemen. Dalam mengatur strategi perusahaan mulai dari

pemasaran, menghadapi konsumen dan pesaing. Salah satu produk perusahaan

yang sangat laku dipasaran adalah Momogi Stick yang menjadi selera para

konsumen khususnya di indonesia.

PT. Sukses Makmur Pratama mencoba menyesuaikan saluran distribusinya

dengan kebutuhan pelanggannya. Saluran distribusi yang kreatif dan luar biasa ini

menjadi sumber dari keunggulan bersaingnya. Sehingga PT. Sukses Makmur

Pratama dapat memperoleh banyak pangsa pasar dan dapat menjangkau populasi

sasaran yang tersebar luas. Sehingga dapat melayani berbagai kebutuhan dari

beberapa segmen dengan cepat dan terfragmentasi.

Sistem saluran seringkali berkembang agar dapat memenuhi peluang dan

kondisi pasar. Maka untuk mendapatkan efektivitas maksimum, analisis dan

pengambilan keputusan saluran distribusi harus lebih ditekankan pada tujuan.

Mendesain sebuah sistem saluran membutuhkan analisis terhadap kebutuhan

layanan konsumen. Mendesain saluran distribusi dinilai dengan menemukan nilai

45
apa yang diinginkan oleh berbagai segmen sasaran dari saluran distribusi. Pada

kasus PT. Sukses Makmur Pratama, menjual Momogi Stick kepada konsumen

segmen 1 lewat perantara agen. Untuk memenuhi kebutuhan pelangan agar mudah

membeli produk momogi. Pada konsumen segmen 2, PT. Sukses Makmur

Pratama menjual lansung di tempat adanya acara promosi pada stand-stand dalam

sebuah acara yang di selenggarakan di daerah-daerah.

b. Pemasaran PT. Sukses Makmur Pratama

1) Produk

Menyediakan berbagai ragam produk maknan ringan yang berkualitas dan

tidak merusak kepada konsumen dan mengutamankan mutu dan kualitas

yang sangat baik. kualitas yang baik adalah tujuan utama PT. Sukses

Makmur Pratama tidak melakukan penetrasi harga. Nama merek yang

diberikan adalah Momogi sehingga orang mudah ingat dan paham karena

merupakan jenis Snack jagung.

2) Harga

Harga yang diberlakukan sangat terjangkau untuk kalangan anak-anak dan

dewasa yaitu mulai dari eceran Rp 500 – Rp 2.000.

3) Promosi

Untuk lebih mengenalkan hasil produksi perusahaan PT. Sukses Makmur

Pratama melakukan promosi melalui beberapa media dan secara aktif

mendirikan stand di berbagai daerah dan di berbagai kegiatan yang

sekiranya dapat menarik minat konsumen terhadap hasil produksi

perusahaan. Media yang digunakan oleh PT. Sukses Makmur Pratama

46
antara lain, berita acara, video, foto dan iklan. Akan tetapi iklan yang

dilakukan sangat minim. Promosi penjualan PT.Sukses Makmur Pratama

yaitu kepada toko-toko yang berpotensi sangat tinggi seperti toko pusat

oleh-oleh.

 4.1.3 Visi PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

  PT. Sukses Makmur Pratama merupakan Distributor tunggal PT. Sari

Murni Group Untuk Wilayah Sumatera dengan motto “Menjadi distributor

makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di mata konsumen dan

menguasai pangsa pasar dalam kategori produk sejenisnya”. Agar perusahan

dapat menjadi perusahan yang berkompeten dan menjadi marketing yang sangat

handal dalam mempromosikan dalam mempromosikan produk-produk PT. Sari

Murni Group.

4.1.4 Misi PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

Adapun Misi PT. Sukses Makmur Pratama adalah sebagai berikut :

a. Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata rata.

b. Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.

c. Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan professional.

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan untuk kelansungan perusahaan.

e. Mengutamakan kepuasan para konsumen dan menerima kritikan serta saran

yang diberikan oleh konsumen.

47
f. Mengoptimalkan proses didtribusi kepada konsumen untuk mencapai hasil

yang optimal.

4.1.5 Kebijakan Perusahaan

PT. Sukses Makmur Pratama sebagai perusahaan yang mendistribusikan

produk-produk Momogi di Sumatera Barat mempunyai komitmen untuk:

a. Peningkatan nilai dan pertumbuhan perusahaan melalui memantapkan

pemasaraan produk momogi di pasaran dan peningkatan distribusi produk dan

ketepatan waktu dalam pengirim orderan ke toko.

b. Meningkatkan kualitas pealayanan terhadap konsumen agar

pendistribusian produk berjalan lancar, guna tidak banyaknya return bs yang

akan diterima kembali perusahaan.

c. Peingkatan tanggung jawab masing-masing bagian di perusahaan dengan

cara:

1) Memberikan pelatihan kepada karyawan baru sebelum menerima tugas

dan tanggung jawab yang akan di embankan perusahaan. Guna untuk

meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia secara efektif dan

efesien.

2) Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehan tenaga kerja untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

3) Pelaksanaa pengembangan toko-toko retail agar bisa berkembang.

d. Mematuhi peraturan peundang-undagan yang berlaku dan ketentuan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah tentang perusahaan dagang.

48
e. Pengembangan sumber daya manusia yang professional dan kompeten

agar dapat bersaing dilapangan dalam mempromosikan produk-produk

momogi dan menciptakan karyawan yang handal dan tanggung dalam segala

hal.

Kebijakan perusahaan ini dibuat agar bisa dikomunikasikan kepada

karyawan agar bisa dilaksakan oleh karyawan dengan baik dan benar dengan

tujuan untuk kemajuan perusahaan yang berjangka panjang

4.1.6 Struktur Organisasi PT. Sukses Makmur Pratama

Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan hal yang terpenting bagi

manajemen dalam menjalankan perusahaan. Organisasi merupakan tulang

punggung dalam suatu usaha. Karena organisasi merupakan untuk mengkordinir

semua kegiatan yang berhubungan lansung maupun tidak lansung dengan

perusahaan.

Struktur organisasi PT. Sukses Makmur Pratama dengan satatus

kepemilikan dan pimpinan yang tetap. Dan yang sering terjadi perubahan pada

struktur manajemen yang sering mengalami perubahan.

a) Dewan Komisaris

Kepemilikan PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi yang bertugas dalam

memilih dan mengangkat direktur perusahaan. Pimpinannya adalah bapak

Pandu Ardana merupakan pemilik tunngal PT. Sukses Makmur Pratama

Bukittinggi.

49
b) Dewan Direksi

Dewan Direksi terdiri dari direktur utama yang dipimpin lansung oleh bapak

Hasan Kang merupakan penanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan

operasional dan jalannya perusahaan. Direktur utama lansung membawahi:

1) Sekretaris Mengurus semua yang penyangkut

laporan tetang perusahan kepada direktur dan mengurus semua kepentingan

direktur dalam melaporkan keuntungan kepada komisaris utama.

2) Manajer Pembelian

a) Kepala gudang

b) Perencanaa pengorderan barang ke pabrik

c) Mengatur pengiriman barang ke semua depo

d) Mengecek stock setiap depo.

3) Manajer Keaungan

a) Kasir

b) Mengawasi semua keuangan perusahaan

c) Beranggungjawab terhadap keuangan depo

4) Manajer Pembukuan

a) Operasional supervisor

b) Administrasi

c) Mengawasi semua penjualan dan pembukuan depo

5) Manajer Personalia

a) Menerima karyawan dan memutuskan pemberhentian karyawan

b) Membuat surat keluar dan masuk perusahaan

50
6) Manajer Pemasaran

a) Supervisor lapangan

b) Bertanggung jawab terhapad penjualan di lapangan

c) Bertanggung jawab lansung kepada direktur terhadap pemasaran.

Struktur Organisasi PT Sukses Makmur Pratama

E
K
O
L
S
V
I
D
M
J
A
N
R
T
P
I
L
E
K
U
N
R
A
S
B
V
M
O
D
G
P

4.1.7 Jenis-jenis Produk

Momogi adalah makanan ringan dengan rasa jagung bakar berbentuk stick

dan berongga bagian tengah.  Momogi dengan semboyan MOw MOw laGI,

nikmatnya jagung bakar yang manis, dan legit, ditambah dengan kerenyahan

stick MOMOGI. Hmm…Yummy! Pasti bikin kamu makin percaya diri dan lebih

konsentrasi.

51
Gambar 4.1

Sampel gambar produk momogi jagung bakar

Momogi jagung bakar dicemil sendiri dijamin seru, dicemil bareng teman,

pasti heboh! MOMOGI pasti Mow Mow laGI. Momogi terdaftar dengan Barcode

8-994075-230436 memiliki berat bersih 8 gram. Juga telah mengantongi Izin dari

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan dengan Nomor BPOM RI MD

655302002230, akan tetapi belum ditemukan Label Halal dari Majelis Ulama

Indonesia (MUI) yang seharusnya tertulis pada kemasannya.

Informasi Nilai Gizi

Energi total = 40 kkal

Energi dari lemak = 20 kkal

Lemak total = 2 gram / 4%

Karbohidrat total = 5 gram / 2%

Natrium= 15 mg / 1%

*) Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal

Komposisi Momogi Jagung Bakar : Jagung, Minyak sayur, Gula, Bubuk jagung,

Susu Bubuk, Garam, Perisa jagung bakar dan Pewarna Makanan Tatrasin CI

19140

52
4.2 HASIL PENELITIAN

4.2.1 Gambaran Umum Data

Data penelitian merupakan data sekunder yang bersumber dari laporan

keuangan PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi dengan rentang waktu tahun

2017 dari bulan Agustus sampai bulan Oktober. Informasi sampling yang diambil

berdasarkan informasi tentang harga pokok penjualan momogi per karton di

daerah bukittinggi. Tabel 4.1 berikut ini adalah informasi perhitungan harga

pokok penjualan untuk bulan Agustus 2017.

Tabel 4.1
Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Persediaan barang dagang pada


awal periode        Rp 57,226,500

   
Pembelian Rp 689,628,000  
Biaya angkut pembelian Rp 34,481,400 ₊  
                                           Rp 655,146,600  
     
Pembelian bersih   Rp 655,146,600 ₊
Barang tersedia untuk dijual   Rp 712,373,100
Persediaan akhir periode   (Rp 47,808,000)₋
Harga Pokok Penjualan   Rp 664,565,100
Agustus - Oktober 2017

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

Dari data tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan perhitungan harga pokok

penjualan, persedian awal ditambah pembelian bersih dapat hasil barang yang

tersedia untuk dijual di kurang persedian akhir periode. Dan untuk harga pokok

penujalan selama Agustus – Oktober 2017 adalah Rp 664.565.100,00

53
4.2.2 Menghitung Persedian Akhir

Persediaan (inventory) adalah meliputi semua barang yang dimiliki

perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam

siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi

tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.

Persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan memiliki

peranan yang sangat penting, baik laporan laba/rugi maupun neraca, sebab

mempengaruhi harga pokok penjualan, laba bersih dan aktiva. Persediaan yang

akan dilaporkan dalam laporan keuangan umumnya adalah nilai yang sebenarnya

(sebesar harga perolehan) pada saat membuat laporan, namun denikian akan

tergantung dari metode penilaian dan metode pencatatan persediaan yang

dipakai.

Dalam pembahasan pada PT. Sukses Makmur Pratama ini saya akan

membandingkan tiga metode persedian yaitu FIFO,LIFO dan Avarege. Dimana

pada perusahaan saat ini sudah menerapkan sistem FIFO dikarenakan tidak

terjadinya penumpukan barang yang awal datang agar bisa dijual lebih dahulu dari

pada barang yang terakhir datang. Dan disini dari hasil perbandingan ini kita dapat

melihat apakah keputusan perusahaan sudah benar atau belum dalam mengambil

keputusan dalam menggunakan sistem FIFO.

Untuk melihat perbandingannya elemen yang paling penting dari metode

pada pencatatan dengan sistem perpetual, setiap terjadi transaksi penjualan

barang, harga pokok barang yang dijual harus dihitung dan dicatat debit pada

akun “harga pokok penjualan”. Dengan demikian penerapan metode ini dilakukan

54
pada saat terjadi transaksi penjualan barang, bukan menghitung harga pokok

barang yang masih ada (tersisa). Metode yang dapat digunakan pada metode ini

adalah:

1. Metode Harga Pokok rata-rata tertimbang (Weight Average)

2. Metode F I F O (First In First Out)

3. Metode L I F O (Last In First Out)

Data kasus yang saya ambil dari PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

adalah bulan Agustus – Oktober 2017, dapat dilihat pada tabel 4.2 dengan rincian

data sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Persedian PT. Sukses Makmur Pratama


Bulan Agustus – Oktober 2017

Tanggal Keterangan Kuantitas Harga


Agustus persedian awal 1,413 40,500
Agustus pembelian 6,049 40,500
Agustus penjualan 6,777 48,000
September pembelian 6,200 41,000
September penjualan 5,448 48,500
0ktober pembelian 4,589 41,500
0ktober penjualan 4,874 49,000

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

55
Menghitung nilai persedian akhir sistem perpetual dengan menggunakan

metode FIFO, LIFO dan Average.

a) FIFO ( masuk pertama keluar pertama )

Dari tabel 4.2 berikut menentukan persedian akhir dengan metode

FIFO dengan rincian pembelian, harga pokok penjualan dan persedian

akhir yang ada pada PT. Sukses Makmur Pratama dengan data Agustus

sampai Oktober 2017.

Tabel 4.3
Persedian Akhir Metode FIFO
Bulan Agustus – Oktober 2017

Harga Pokok
Pembelian Persedian
Penjualan
Tang Ha Ha
Harg
gal uni rga Total rga Total Total
unit unit a
t /un Harga /un Harga Harga
/unit
it it
Agust 1,41 40,50 57,226
-
us - - - - - 3 0 ,500
6,0 40, 244,984 1,41 40,50 57,226
Agust -
49 500 ,500 - - 3 0 ,500
us
6,04 40,50 244,98
-
- - - - - 9 0 4,500
Agust 6,77 40, 274,46 40,50 27,742
- - - 685
us 7 500 8,500 0 ,500

56
40,50 27,742
- 685
Septe - - - - - 0 ,500
mber 6,2 41, 254,200 6,20 41,00 254,20
-
00 000 ,000 - - 0 0 0,000
40, 27,742,
685      
Septe - - - 500 500
mber 4,76 41, 195,28 1,43 41,00 58,917
- - - 3 000 3,000 7 0 ,000
Oktob 1,43 41,00 58,917
-
er - - - - - 7 0 ,000
4,5 41, 190,443 4,58 41,50 190,44
-
89 500 ,500 - - 9 0 3,500
Oktob 1,43 41, 58,917,
     
er - - - 7 000 000
3,43 41, 142,63 1,15 41,50 47,808
- - - 7 500 5,500 2 0 ,000
16, 689,628 17,0 699,04 1,15 47,808
Total
838 ,000 99 6,500 2 ,000

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

57
Dari hasil perhitungan menggunakan metode FIFO dapat disimpulkan

persedian awal ditambah total pembelian dan dikurangi total harga pokok

penjualan maka dapatlah hasil akhir dengan total Rp. 47.808.000,00. Dimana

dengan menggunakan metode FIFO pengurangan stock dimulai barang yang

pertama datang itu dikeluarkan terlebih dahulu.

b) LIFO ( masuk terahir keluar pertama )

Setelah mengitung persedian akhir dengan metode FIFO, maka

selanjutnya kita akan menghitung persedian akhir dengan menggunakan

metode LIFO yang mana dengan metode ini barang yang terakhir datang

itu akan dijual terlebih dahulu. Dengan rincian data pada tabel 4.4.

Tabel 4.4
Persedian Akhir Metode LIFO
Bulan Agustus – Oktober 2017

Harga Pokok
Pembelian Persedian
Penjualan
Tang Ha
Har Harg
gal rga Total Total Total
unit unit ga / unit a
/uni Harga Harga Harga
unit /unit
t
Agust
1,41 40,5 57,226,
us - - - - - -
3 00 500
40 4
6, ,50 244,9 1, 0,50 57,22
Agust
049 0 84,500 - - - 413 0 6,500
us
4
6, 0,50 244,98
- - - - - - 049 0 4,500
4 4
Agust 6, 0,50 244, 1, 0,50 57,22
us - - - 049 0 984,500 413 0 6,500
4 29, 6, 4 244,98

58
0,50 0,50
- - - 728 0 484,000 049 0 4,500
41 4
Septe
6, ,00 254,2 0,50 27,74
mber
200 0 00,000 - - - 685 0 2,500
4
6, 1,00 254,20
- - - - - - 200 0 0,000
4 4
Septe
5, 1,00 223, 0,50 27,74
mber
- - - 448 0 368,000 685 0 2,500
4
1,00 30,83
- - - - - - 752 0 2,000
4
0,50 27,74
- - - - - - 685 0 2,500
4
Oktob
1,00 30,83
er
- - - - - - 752 0 2,000
41 4
4, ,50 190,4 4, 1,50 190,44
589 0 43,500 - -- 589 0 3,500
4 4
Oktob
4, 1,50 190, 0,50 27,74
er
- - - 589 0 443,500 685 0 2,500
4 4
1,00 11, 1,00 19,14
- - - 285 0 685,000 467 0 7,000
16, 689,6 17, 699, 1, 46,88
Total 838   28,000 099   965,000 152   9,500

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

Berdasarkan data diatas, persedian awal ditambah pembelian dikurangi

harga pokok penjualan (barang yang datang terakhir) maka dapat hasil persedian

akhir Rp. 46.889.500,00. Jika dibandingkan dengan metode FIFO maka dapat

selisih Rp. 47.808.000,00 - Rp. 46.889.500,00=Rp. 918.500. menggunakan

metode FIFO persedian akhir lebih besar dibandingkan menggunakan LIFO.

c) Avarege (rata – rata)

59
Untuk membandingkan harga pokok penjualan harus

membandingkan dengan tiga metode FIFO, LIFO dan Average dan setelah

dua data metode selesai dihitung berikut juga harus menghitung

menggunakan persedian akhir dengan menggunakan metode Average

yang dengan rincian data pada tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5
Persedian Akhir
Metode Average
Bulan Agustus – Oktober 2017

Harga Pokok
Tanggal
Pembelian Penjualan Persedian
H
Ha Ha ar
  rga rga ga
un /un Total /un Total uni /un Total
it it Harga unit it Harga t it Harga
40,
Agustus 1,4 50 57,226,
- - - - - - 13 0 500
40,
Agustus 6,0 40, 244,984 7,4 50 302,21
49 500 ,500 - - - 62 0 1,000
40,
Agustus 6,77 40, 274,468, 50 27,742,
- - - 7 500 500 685 0 500
40,
Septemb
6,2 41, 254,200 6,8 95 281,94
er
00 000 ,000 - - - 85 0 0,750
1 40,
Septemb
5 40, 223,095, ,43 95 58,845,
er
- - - ,448 950 600 7 0 150
41,
Oktober 4,5 41, 190,443 6,0 36 249,28
89 500 ,500 - - - 26 9 9,594
1 41,
Oktober 4 41, 201,632, ,15 36 47,657,
- - - ,874 369 506 2 9 088
1
Total 16, 689,62 17 699,19 ,15 47,6
838   8,000 ,099   6,606 2   57,088

60
Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

61
Berdasarkan data diatas, persedian awal ditambah pembelian dikurangi

rata – rata harga pokok penjualan maka dapat hasil persedian akhir Rp.

47.657.088,00. Jika dibandingkan metode FIFO dengan Avarege maka dapat

selisih Rp. 47.808.000,00 - Rp. 47.657.088,00 =Rp. 150.912,00 sedangkan

menggunakan metode Avarege dengan LIFO maka selisihnya adalah Rp.

47.657.088,00 - Rp. 46.889.500,00=Rp. 767.588,00. Selisih antara persedian akhir

FIFO dan Avarege jauh lebih kecil dibandingkan menggunakan metode LIFO

berbanding dengan Avarege.

4.2.3 Menentukan Harga Pokok Penjualan

Pada PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi, dalam menentukan harga

pokok penjualan perusahaan dapat dilihat dari perbandingan sistem perpetual

dengan menggunakan metode FIFO, LIFO dan Avarage. Dalam harga pokok

penjualan yang terdiri dari persedian awal, pembelian tersedia untuk dijual dan

persedian akhir seperti yang ada pada tabel 4.1 kita harus mengetahui berapa

persedian awal dan pembelian perusahaan, persedian awal merupakan angka yang

menetukan berapa stock yang tersedia setiap bulannya di gudang guna untuk

melakukan orderan pembelian barang yang harus di ditambah setiap bulannya.

Dari data tabel 4.1 tersebut dapat memudahkan dalam menentukan harga pokok

penjualan PT. Sukses Makmur Pratama Bukiittinggi.

62
Tabel 4.6
Perbandingan Harga Pokok Penjualan
Bulan Agustus – Oktober 2017

Keterangan FIFO LIFO Average


57,226 57,226, 57,226,50
Persedian awal
,500 500 0
689,628 689,628,0
Pembelian
,000 00 689,628,000
746,854 746,854,5
Tersedia untuk Dijual
,500 00 746,854,500
(47,808 (46,889,5 (47,657,088
(Persedian Akhir)
,000) 00) )
699,046 699,965,0
Harga Pokok Penjualan
,500 00 699,197,412

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

Berdasarkan data tabel diatas harga pokok penjualan menggunakan

metode FIFO paling rendah Rp. 699.046.500,00 sedangkan menggunakan metode

LIFO paling tinggi Rp.699.965.000,00 dan yang diantara dua metode tersebut

adalah metode Avarege Rp.699.197.412,00.

4.2.4 Analisa Harga Pokok Penjualan dan Pengaruh terhadap Laba

Dilihat dari ketiga metode yang ada dapat dibandingkan akan Nampak bahwa

nilai persedian dan harga pokok penjualan yang dihasilkan berbeda. Akan tetapi

dari perbedaan persedian akhir dan harga pokok penjualan ini adalah bedanya laba

kotor, total aktiva, maupun total modal. Laba tertinggi akan diperoleh apabila

perusahaan menggunakan metode FIFO, sedangkan laba kotor terendah akan

dihasilkan jika perusahaan menggunakan metode LIFO. Metode rata – rata akan

menghasilkan laba kotor, total aktifa dan total modal diantara nilai menurut

menurut metode LIFO dan FIFO.

63
a. Perbandingan persedian akhir dan harga pokok penjualan

Dari data tabel dibawah akan menbandingkan dengan tiga metode FIFO,

LIFO dan Avarege. Dengan perbandingan persedian akhir dan harga pokok

penjualan.

Tabel 4.7
Perbandingan FIFO, LIFO dan Avarege
Bulan Agustus – Oktober 2017

Harga Pokok
Metode Persedian Akhir
Penjualan
47,8 699,04
Metode FIFO
08,000 6,500
46,8 699,96
Metode LIFO
89,500 5,000
47,6 699,19
Metode Avarege
57,088 7,412

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

Dari metode FIFO menghasilkan harga pokok penujalan yang terendah dan

jumlah laba kotor yang tertinggi dan persedian akhir tertinggi. Metode LIFO juga

mengahasilkan persedian akhir terendah, jumlah laba kotor yang terendah dan

harga pokok penjualan yang tertinggi. Metode Average memberikan hasil yang

berbeda diantra metode FIFO dan LIFO. Pengaruh bedanya harga pokok

penjualan dan persedian akhir terhadap laba kotor dengan menggunakan metode

FIFO, metode LIFO dan metode Average dapat diperlihatkan pada table 4.6

dibawah ini.

64
b. Perhitungan Laba/ Rugi

1) Metode FIFO

Berikut disajikan laporan laba rugi PT. Sukses Makmur Pratama

Bukittinggi dengan menggunakan metoode FIFO dengan rincian data yang

ada pada tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8

Laba kotor Metode FIFO

Laporan Laba Rugi


31 Oktober 2017
Metode FIFO
Penjualan Rp 828,350,000.00
Persedian Awal Rp 57,226,500.00  
Pembelian Rp 689,628,000.00  
Tersedia untuk dijual Rp 746,854,500.00  
Persedian Akhir Rp (47,808,000.00)  
Harga Pokok Penjualan Rp (699,046,500.00)
Laba Kotor   Rp 129,303,500.00

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

2) Metode LIFO

65
Sedangkan untuk menghitung laba kotor dengan metode LIFO pada PT.

Sukses Makmur Pratama pada bulan oktober 2017 dapat dilihat pada tabel

4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9

Laba kotor Metode LIFO

Laporan Laba Rugi


31 Oktober 2017
Metode LIFO
Penjualan Rp 828,350,000.00
Persedian Awal Rp 57,226,500.00  
Pembelian Rp 689,628,000.00  
Tersedia untuk dijual Rp 746,854,500.00  
Persedian Akhir Rp (46,889,500.00)  
Harga Pokok Penjualan Rp (699,965,000.00)
Laba Kotor   Rp 128,385,000.00

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

3) Metode Avarage

66
Berikut adalah data untuk menghitung laba kotor PT. Sukses Makmur

Pratama Bukittinggi dengan menggunakan metode Avarege yang dapat

dilhat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10
Laba kotor Metode Avarege

Laporan Laba Rugi


31 Oktober 2017
Metode Average
Penjualan Rp 828,350,000.00
Persedian Awal Rp 57,226,500.00  
Pembelian Rp 689,628,000.00  
Tersedia untuk dijual Rp 746,854,500.00  
Persedian Akhir Rp (47,657,088.00)  
Harga Pokok Penjualan Rp(699,197,412.00)
Laba Kotor   Rp 129,152,588.00

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

Dari ketiga laporan laba kotor diatas maka laba yang paling besar adalah

menggunkan metode FIFO Rp. 129.303.500,00 , laba yang paling rendah adalah

menggunakan LIFO Rp. 128.385.500,00 dan laba yang diantara dua metode

tersebut adalah Avarege Rp.129.152.588,00.

c. Hasil Pembahasan

Adapun hasil yang diperoleh dari perhitungan penilaian Persedian dari

ketiga metode yaitu FIFO, LIFO dan Avarage secara perpetual, maka hasilnya

dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tabel 4.11

67
Perbandingan Metode Penilaian Persedian

Bulan Agustus – Oktober 2017

Keterangan FIFO LIFO Average


57,22 57,22 57,22
Persedian Awal
6,500 6,500 6,500
47,80 46,88 47,65
Persedian Akhir
8,000 9,500 7,088
Harga Pokok 699,046 699,96 699,197
Penjualan ,500 5,000 ,412
129,303 128,38 129,152
Laba Kotor
,500 5,000 ,588

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

Keputusan PT. Sukses Makmur Pratama dalam mengambil keputusan

untuk menggunakan metode FIFO sudah benar. Karena berdasarkan tabel 4.11

maka persedian akhir paling tinggi dan harga pokok penjualan yang terendah

menggunakan metode FIFO, laba kotor yang paling besar adalah menggunakan

metode FIFO yaitu Rp. 129.303.500,00.

BAB V

68
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka

dapat penulis simpulkan bahwa perbandingan perhitungan nilai persedian dengan

menggunakan metode FIFO, LIFO dan Average beserta analisisnya, maka dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a) Setelah semua data yang telah selesai disajikan maka dapat disimpulkan

bahwa, hasil perhitungan nilai persedian akhir dengan metode FIFO adalah Rp

47.808.000,00. Sedangkan dengan metode LIFO persedian akhirnya adalah Rp

46.889.500,00. Pada metode Average total persedian akhirnya Rp

47.657.088,00. Jadi persedian akhirnya dengan menggunakan metode LIFO

paling tinggi, sedangkan metode yang menggunakan Averege paling rendah

dan FIFO diantara LIFO dan Average.

b) Sedangkan dari hasil penelitian ini untuk harga pokok penjualan dapat di

simpulkan, dengan metode FIFO adalah Rp 699.046.500,00. Dengan metode

LIFO adalah Rp 699.965.000,00. Menggunakan metode Average adalah Rp

699.197.412,00. Dari data ini HPP paling tinggi menggunakan metode LIFO

sedangkan paling yang paling rendah menggunakan metode FIFO dan metode

Average diantara FIFO dan LIFO.

c) Dari hasil perhitungan nilai persedian dengan metode FIFO mendapatkan laba

kotor Rp 129.303.500,00. Sedangkan dengan metode LIFO mendapatkan Rp

128.385.000,00. Pada metode Average mendapatkan Rp 129.152.588,00. Jadi

laba kotor yang di peroleh PT. Sukses Makmur Pratama Bukitiinggi dengan

69
menggunakan metode FIFO lebih besar dibandingkan dengan dua metode

lainya. Selisih perbedaannya sebesar Rp 918.500,00 dengan metode LIFO dan

Rp 150.912,00 dengan metode Average.

d) Berdasarkan perhitungan yang sudah penulis lakukan, maka didapatkan bahwa

dengan metode FIFO PT. Sukses Makmur Pratama mendapatkan keuntungan

yang lebih dibandingkan dengan metode LIFO atau Avarage.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan diatas, maka penulis

ingin memberikan saran sebagai berikut ;

1. Keputusan perushaan dalam menggunakan metode FIFO sudah baik dan benar,

akan tetapi perusahan harus lebih hati – hati dalam mengelola stock barang

agar tidak terjdi kesalahan dalam waktu proses loading barang. Karena pada

saat barang yang baru datang maka harus membedakan dengan stock yang

lama. Agar tidak terjadinya kesalahan pengeluaran barang.

2. Dalam perbadingan dengan metode FIFO,LIFO dan Average perdedaan harga

pokok penjualan tidak terlalu tinggi perbedaannya. Dan menggunakan metode

FIFO perusahaan medapat keuntungan yang lebih besar dari dua metode

lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

70
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Bungin, Burhan, Prof. Dr. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana Prenada

Media Group.

Carter, William K., and Milton F. Ursy. 2006. Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 13.

Krista, penerjemah. Jakarta : Salemba Empat.

Carter. Usry. 2002. Akuntansi Biaya. Penerjemah Krista. Edisi 13. Buku 1.

Jakarta : Salemba Empat.

F1ED3-OK-Jurnal8-Mina-MD-Akuntansi2.pdf

Fandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran . Yogyakarta : Andi

Gill James O. dan Chatton, Moira. (1999). Memahami laporan keuangan. PPM,

Jakarta.

Handoko, T Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta.

http://journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/1.pd

http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/05/pengertian-saluran-distribusi.html

https://riyanws.wordpress.com/2014/05/27/bab-9-saluran-distribusi/

http://beelypriyandi.blogspot.com/2010/06/saluran-distribusi-dan-promosi.html

http://business-ukm.blogspot.com/2012/06/menentukan-jalur-distribusi-

pemasaran.html

http://muhammadzhafarlabib.blogspot.com/2011/09/definisi-saluran-distribusi-

dan.html

71
https://portal-ilmu.com/pengertian-saluran-distribusi/

https://berlaga92.wordpress.com/2012/04/12/place-and-promotion/

http://jonaspunya.blogspot.com/2011/

https://dokumen.tips/documents/pemasaranppt.html

http://docplayer.info/62148073-Bab-ii-kajian-pustaka.html

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00134-DS-Bab%202.pdf

http://www.artikelsiana.com/

http://www.kamubisa-io.com/

Manullang. 1989. Ekonomi Moneter. Jakarta: Ghalia.

Mulyadi, 1997, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi 2.

Yogyakarta

Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi

Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Niswonger, C.R, Warren, C.S, Reeve, J.M, Fess, P.E, (1999). Prinsip-Prinsip

Akuntansi, Jilid I. Diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan.

Erlangga, Jakarta.

Patton. (1980). Pengorganisasian Ke Dalam Suatu Pola. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Silvia Megasari A : Analisis peenentuan harga pokok produksi dalam menetapkan

harga jual pada PT. Semen Padang

72
Sugiyono, Prof. Dr. 2013. Stastitika untuk penelitian. Bandung ALFABETA.

Sumarni, Murni. Soeprihanto, John. 2010. Pengantar Bisnis (dasar-dasar ekonomi

perusahaan). Yogyakarta : Liberty.

Supardi. 2005. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Renika Cipta.

Swasta, Basu, Drs. 2003. Menejemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty

Web:

LAMPIRAN 1

PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI

73
Daftar Harga Jual
Agustus - Oktober 2017

Harg
Harga Harg
Kode a
N Jual a Jual
Baran Nama Barang Satuan Jual
o Sept Okto
g Aguts
2017 2017
2017
005 MOMOGI 48,00 49,00
1 5201 STICK KEJU DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI 48,00 49,00
2 5202 STICK COKLAT DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI 48,00 49,00
3 5203 STICK JG BKR DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI 48,00 49,00
4 5204 STICK CAPUCINO DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI ST 48,00 49,00
5 5205 FRITTY DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI 48,00 49,00
6 20201 STICK JG BKR DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI HATI 48,00 49,00
7 20301 CHEESE DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI 48,00 49,00
8 20401 BINTANG COKLAT DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI 48,00 49,00
9 20601 TWIST JG BAKAR DUS 0 48,500 0

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

LAMPIRAN 2

PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI

74
Daftar Harga Beli
Agustus - Oktober 2017

Kode Satu Harga Harga Harga


No Nama Barang
Barang an Beli Beli Beli
005 MOMOGI
1 5201 STICK KEJU DUS 40,500 41,000 41,500
005 MOMOGI
2 5202 STICK COKLAT DUS 40,500 41,000 41,500
005 MOMOGI
3 5203 STICK JG BKR DUS 40,500 41,000 41,500
005 MOMOGI
STICK
4 5204 CAPUCINO DUS 40,500 41,000 41,500
005 MOMOGI ST
5 5205 FRITTY DUS 40,500 41,000 41,500
020 MOMOGI
6 20201 STICK JG BKR DUS 40,500 41,000 41,500
020 MOMOGI
7 20301 HATI CHEESE DUS 40,500 41,000 41,500
020 MOMOGI
BINTANG
8 20401 COKLAT DUS 40,500 41,000 41,500
020 MOMOGI
TWIST JG
9 20601 BAKAR DUS 40,500 41,000 41,500

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

75
LAMPIRAN 3

PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI


PENJUALAN BARANG
Tanggal 01 Agt 2017 s/d 31 Agt 2017

Kode Penjuala
N Harg
Baran Nama Barang Satuan n Jumlah  
o a Jual
g Agustus
005 MOMOGI
1 5201 STICK KEJU DUS 166 48,000 7,968,000
005 MOMOGI
STICK
2 5202 COKLAT DUS 1,846 48,000 88,608,000
005 MOMOGI
STICK JG
3 5203 BKR DUS 2,820 48,000 135,360,000
005 MOMOGI
STICK
4 5204 CAPUCINO DUS 211 48,000 10,128,000
005 MOMOGI
5 5205 ST FRITTY DUS 208 48,000 9,984,000
020 MOMOGI
BINTANG
6 20401 COKLAT DUS 412 48,000 19,776,000
020 MOMOGI
HATI
7 20301 CHEESE DUS 218 48,000 10,464,000
020 MOMOGI
STICK JG
8 20201 BKR DUS 376 48,000 18,048,000
020 MOMOGI
TWIST JG
9 20601 BAKAR DUS 520 48,000 24,960,000
Total 6,777   325,296,000

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

LAMPIRAN 4

76
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
PENJUALAN BARANG
Tanggal 01 September 2017 s/d 30 September 2017

Kode penjualan Harga


No Nama Barang Satuan Jumlah
Barang september Jual
005 MOMOGI 1
1 5201 STICK KEJU DUS 58 48,500 7,663,000
005 MOMOGI
STICK 1,5
2 5202 COKLAT DUS 51 48,500 75,223,500
005 MOMOGI
STICK JG 2,3
3 5203 BKR DUS 27 48,500 112,859,500
005 MOMOGI
STICK 1
4 5204 CAPUCINO DUS 79 48,500 8,681,500
005 MOMOGI
5 5205 ST FRITTY DUS 3 48,500 145,500
020 MOMOGI
BINTANG 3
6 20401 COKLAT DUS 42 48,500 16,587,000
020 MOMOGI 1
7 20301 HATI CHEESE DUS 69 48,500 8,196,500
020 MOMOGI
STICK JG 3
8 20201 BKR DUS 17 48,500 15,374,500
020 MOMOGI
TWIST JG 4
9 20601 BAKAR DUS 02 48,500 19,497,000
Total 5,448   264,228,000

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

LAMPIRAN 5
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI

77
PENJUALAN BARANG
Tanggal 01 Oktober 2017 s/d 31 Oktober 2017

Kode Kemas penjualan Harga


No Nama Barang Jumlah
Barang an oktober Jual
005 MOMOGI 1
1 5201 STICK KEJU DUS 33 49,000 6,517,000
005 MOMOGI
STICK 1,4
2 5202 COKLAT DUS 35 49,000 70,315,000
005 MOMOGI
STICK JG 2,2
3 5203 BKR DUS 01 49,000 107,849,000
005 MOMOGI
STICK 1
4 5204 CAPUCINO DUS 82 49,000 8,918,000
005 MOMOGI
5 5205 ST FRITTY DUS 3 49,000 147,000
020 MOMOGI
BINTANG 2
6 20401 COKLAT DUS 49 49,000 12,201,000
020 MOMOGI 1
7 20301 HATI CHEESE DUS 29 49,000 6,321,000
020 MOMOGI
STICK JG 2
8 20201 BKR DUS 35 49,000 11,515,000
020 MOMOGI
TWIST JG 3
9 20601 BAKAR DUS 07 49,000 15,043,000
Total 4,874   238,826,000

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

LAMPIRAN 6
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI

78
LAPORAN PEMBELIAN
Tanggal 01 Agustus 2017 s/d 31 Agustus 2017

Kode Pemb Harga Total


No Nama Barang Satuan
Barang agust Beli Pembelian
005 MOMOGI 6,277,50
1 5201 STICK KEJU DUS 155 40,500 0
005 MOMOGI
STICK 69,822,00
2 5202 COKLAT DUS 1,724 40,500 0
005 MOMOGI
STICK JG 99,225,00
3 5203 BKR DUS 2,450 40,500 0
005 MOMOGI
STICK 8,707,50
4 5204 CAPUCINO DUS 215 40,500 0
005 MOMOGI 3,847,50
5 5205 ST FRITTY DUS 95 40,500 0
020 MOMOGI
STICK JG 16,200,00
6 20201 BKR DUS 400 40,500 0
020 MOMOGI
HATI 6,075,00
7 20301 CHEESE DUS 150 40,500 0
020 MOMOGI
BINTANG 18,022,50
8 20401 COKLAT DUS 445 40,500 0
020 MOMOGI
TWIST JG 16,807,50
9 20601 BAKAR DUS 415 40,500 0
244,984,50
Total Pembelian 6,049   0

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

79
LAMPIRAN 7
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
LAPORAN PEMBELIAN
Tanggal 01 September 2017 s/d 30 September 2017

Kode Pemb Harga Total


No Nama Barang Satuan
Barang sept Beli Pembelian
005 MOMOGI 4,510,00
1 5201 STICK KEJU DUS 110 41,000 0
005 MOMOGI
STICK 74,005,00
2 5202 COKLAT DUS 1,805 41,000 0
005 MOMOGI
STICK JG 114,595,00
3 5203 BKR DUS 2,795 41,000 0
005 MOMOGI
STICK 5,740,00
4 5204 CAPUCINO DUS 140 41,000 0
005 MOMOGI
5 5205 ST FRITTY DUS - 41,000 -
020 MOMOGI
STICK JG 14,760,00
6 20201 BKR DUS 360 41,000 0
020 MOMOGI
HATI 8,200,00
7 20301 CHEESE DUS 200 41,000 0
020 MOMOGI
BINTANG 14,350,00
8 20401 COKLAT DUS 350 41,000 0
020 MOMOGI
TWIST JG 18,040,00
9 20601 BAKAR DUS 440 41,000 0
254,200,00
Total Pembelian 6,200   0

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

LAMPIRAN 8

80
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
LAPORAN PEMBELIAN
Tanggal 01 Oktober2017 s/d 31 Oktober 2017

Kode Pemb Harga Total


No Nama Barang Satuan
Barang oktob Beli Pembelian
005 MOMOGI 6,017,50
1 5201 STICK KEJU DUS 145 41,500 0
005 MOMOGI
STICK 54,780,00
2 5202 COKLAT DUS 1,320 41,500 0
005 MOMOGI
STICK JG 90,470,00
3 5203 BKR DUS 2,180 41,500 0
005 MOMOGI
STICK 8,922,50
4 5204 CAPUCINO DUS 215 41,500 0
005 MOMOGI
5 5205 ST FRITTY DUS - 41,500 -
020 MOMOGI
STICK JG 5,810,00
6 20201 BKR DUS 140 41,500 0
020 MOMOGI
HATI 5,395,00
7 20301 CHEESE DUS 130 41,500 0
020 MOMOGI
BINTANG 9,545,00
8 20401 COKLAT DUS 230 41,500 0
020 MOMOGI
TWIST JG 9,503,50
9 20601 BAKAR DUS 229 41,500 0
190,443,50
Total Pembelian 4,589   0

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

LAMPIRAN 9
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
Laporan Kartu Stock Gudang

81
Tanggal 01 Agustus 2017 s/d 31 Oktober 2017

   
stock stock
Kode
No Nama Barang awal akhir
Barang
Agustus Oktober
005 MOMOGI STICK KEJU
1 5201 DUS 62 15
005 MOMOGI STICK 3
2 5202 COKLAT DUS 300 17
005 MOMOGI STICK JG 3
3 5203 BKR DUS 311 88
005 MOMOGI STICK
4 5204 CAPUCINO DUS 61 59
005 MOMOGI ST FRITTY
5 5205 DUS 119 -
020 MOMOGI STICK JG
6 20201 BKR DUS 103 -
020 MOMOGI HATI 1
7 20301 CHEESE DUS 144 08
020 MOMOGI BINTANG 2
8 20401 COKLAT DUS 113 10
020 MOMOGI TWIST JG
9 20601 BAKAR DUS 200 55
1, 1,1
total 413 52

Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi

82

Anda mungkin juga menyukai