PENDAHULUAN
momogi yang didirikan pasti mempunyai tujuan, didalam hal ini terdapat dua
kemakmuran (wealth).
pengawasan.
produksi antara lain meliputi kegiatan produksi dan memasarkan hasil produksi
tersebut. Salah satu diantara kegiatan memasarkan produk yaitu distribusi produk.
1
Kegiatan dalam proses distribusi produk harus memperhatikan cara-cara
yang tepat, sehingga terjadi efisiensi biaya untuk mencapai keuntungan yang
optimal. Dalam menentukan harga pokok penjualan harus dilakukan secara teliti,
penjualan terlau tinggi maka mengakibatkan harga jual barang akan tinggi, dan
bila penetapan harga pokok penjulan yang terlalu rendah akan mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan sendiri, karena laba yang dicapai terlalu kecil atau
atau finansial. Akan tetapi keputusan dalam penentuan harga jual adalah
pada perusahaan.
channel, trade channel dan distribution channel) adalah rute atau rangkaian
perantara yang terlibat dalam suatu saluran distribusi sangat bervariasi. Sedangkan
menurut Murti Sumarni dan John Soeprihanto (2010 : 288 ) “Saluran ditribusi
suatu produk adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
luar perusahaan yang terjadi dari agen, pedagang besar dan pengcer melalui
2
dimana suatu produk atau jasa dipasarkan. Dalam menyalurkan produk ke
konsumen, perusahaan dapat memilih dengan cara penyaluran langsung dan tidak
langsung menghendaki adanya perantara yaitu para pedagang besar, agen, atau
pengecer. Menurut Basu Swasta dan Irawan (2003 : 295) ada dua jenis saluran
mempunyai waktu,tempat dan pemiliknya yang memisahkan barang dan jasa dari
calok pemakainya. Anggota saluran distibusi Menurut Murti Sumarni dan John
terlaksana.
3
mempunyai alternative yang sama untuk menggunakan kantor dan cabang
pedagang besar, sehingga barang-barang dapat mengalir dari satu pedagang besar
pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya – biaya
tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang dijual dan biaya – biaya operasi
yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga jual adalah jumlah
kenaikan yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan
atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan dalam satuan uang. Saatu
produk atau jasa yang dihasilkan. Pada umumnya penentuan harga jual merupakan
salah satu keputusan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Harga jual
ditetapkan harus cukup menutup biaya yang dikeluarkan dan mampu memperoleh
keuntungan.
pokok penjulan yang tepat dan efektif. Karena berdasarkan biaya yang
4
1.2 Rerumusan Masalah
a. Bagi Penulis
b. Bagi Perusahaan
oleh perusahaan,
5
metode persedian.
c. Bagi Pembaca
BAB III Metode penelitian, berisikan tentang jenis penelitian, lokasi atau
objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan serta teknik analisis
data
analisis harga pokok penjualan momogi berdasarkan metode persedian dan hasil
analisis serta pembahasan masalah yang timbul di PT. Sukses Makmur Pratama.
pada PT. Sukses Makmur Pratama dan saran-saran yang diberikan penulis untuk
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Distribusi
jasa dari seluruh indonesia atau luar indonesia dapat kita gunakan barang dan jasa
tersebut.
konsumen. Barang yang telah dihasilkan oleh produsen agar sampai ke tangan
peranan distribusi makin penting karena barang yang ada didalam negeri tetapi
7
2.1.2 Tujuan dan Fungsi distribusi
a) Tujuan distribusi
Tujuan kegiatan distribusi ini dilakukan oleh individu atau lembaga sebagai
berikut:
Barang atau jasa produksi tidak akan berartinya bila tetap berada di tempat
produsen. Barang atau jasa tersebut akan bermanfaat bagi konsumen yang
Tidak semua barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen dapat dibeli
secara langsung dari produsen. Ada barang – barang atau jasa – jasa
b) Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi ini dapat dikelompokan menjadi dua fungsi yaitu fungsi
8
1) Fungsi Pokok Distribusi
a) Pengangkutan (transportasi)
b) Penjualan (Selling)
c) Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti akan ada kegiatan pembelian. Jika penjualan
d) Penyimpanan (Stooring)
Dalam setiap transaksi jual beli, banyak penjual maupun pembeli selalu
menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan
9
diperjualbelikan. Oleh karena itu, perlu adanya pembakuan standar, baik
f) Penanggung risiko
a) Menyeleksi
b) Mengepak/ mengemas
c) Memberi Informasi
menyalurkan produk tersebut yang mana sesuai dengan teori dari Sumarni (2010 :
10
a. Produsen – Konsumen bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan
rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut sebagai saluran distribusi lansung.
semacam ini banyak dilakukan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran
jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh
11
kepada toko – toko kecil. Agen yang terlibat didalam saluran distribusi ini
Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari
yang dijual dengan hasil dari barang – barang yang di jual/ penjualan (nilai – nilai
Sedangkan pengertian harga pokok penjualan menurut definisi para ahli adalah
sebagai berikut:
lansung yang timbul dari barang yang akan diproduksi dan dijual dalam kegiatan
bisnis. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja lansung dan biaya overhead
dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan
pengembangan.
Harga pokok penjualan menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh
Krista (2002:72) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
Harga pokok penjualan menurut Lie Dharma Putra, defenisi harga pokok
penjualan adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk
12
menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga pokok penjualan
adalah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa
dihubungkan lansung dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk
dijual.
penawaran dipasar”.
pengertian haarga jual sebagai berikut: “Harga penjualan adalah biaya produksi
atau hrga pembelian yang melekat pada produk barang jadi yang dikirim dari
pemasok ke pelanggan"
“Akuntansi Biaya 1” adalah harga pokok yang dikenakan pada suatu barang
13
harga pokok penjualan menurut Manullang (1989 : 137), merupakan “jumlah
biaya seharusnya untuk memproduksi suatu barang ditambah biaya lainnya hingga
b. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih
besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya
apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh
kerugian.
Dari definisi tentang Harga Pokok Penjualan diatas, bisa kita dapatkan
struktur dasar didalam harga pokok penjualan umumnya terdiri dari tiga elemen
besar:
1) Persediaan | Inventory
atas persedian barang jadi saja, dikenal dengan istilah Inventori. Sedangkan
14
c) Inventory (Persediaan Barang Jadi)
Untuk mengetahui besaran nilai jumlah persediaan yang telah terjual, maka
a) Persidiaan Awal
d) Persediaan Akhir.
dijual
pengeluaran atau 'cost yang terjadi', sehingga jumlah pembelian yang diakui
pembelian yang diakui sebesar nilai net purchase atau nilai bersihnya saja.
Hal seperti ini perlu dipertegaskan karena dalam prakteknya sangat sering
perusahaan sebagai pembeli, ntah itu pembelian untuk barang jadi (dalam
15
mendapatkan nilai bersihnya (net purchase) maka diperlukan struktur
menjadi:
b) Besarnya Raw Maeterial atau bahan baku yang digunakan & barang
besar dan kecilnya upah yang dibayar tergantung kepada jumlah unit produk
yang dihasilkan
kerja yang bayarannya berdasarkan kepada: upah satauan atau upah harian
per jam. Dalam direct labor yang dibayar dengan upah satuan bisa kita lihat
16
dengan jelas sekali kalau tenaga kerja model ini bisa dibebankan secara
Apabila upah yang dibayar berdasar pada jumlah jam kerja, maka
diproduksi untuk rentang waktu tertentu baik itu perjam atau perhari.
sehingga di akhir perhitungan bisa diketahui berapa besar biaya tenaga kerja
langsung yang dibebankan untuk satu unit produk dan total biaya tenaga
perusahaan dagang yang kecil, biaya tenaga kerja langsung cenderung sulit
perusahaan tambang.
3) Overhead Cost
jenisnya sangat bervariasi tergantung dari skala usaha, jenis usaha serta jenis
sumber daya yang digunakan oleh perusahaan. yang paling sering ditemui
17
g) Gudang
i) Biaya/Ongkos kirim
j) Kontainer (Continer)
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan
1) penjualan kotor
2) retur penjualan
3) potongan penjualan
4) penjualan bersih
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga
1) pembelian kotor
4) retur pembelian
5) potongan pembelian.
18
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
potongan pembelian.
antara lain:
2) pembelian
5) potongan pembelian
akhir
Keterangan :
pembelian bersih.
potongan pembelian.
Atau
19
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban
angkut
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan
penjualan.
20
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
potongan penjualan.
Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan
multiple step.
Laporan single step/ langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua
Laporan laba rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi
pendapatan di luar usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan
21
Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:
a. modal awal
c. pengambilan pribadi
d. setoran pribadi
e. modal akhir.
1) harta
2) kewajiban/utang
3) modal
Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk
disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan, dan bahan yang terdapat
persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses persediaan bahan baku,
22
persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku
cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan ,
yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang yang dibeli untuk
dijual kembali.
diperlukan.
ekonomis keberadaannya.
Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu:
Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok
23
perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang
terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk menentukan
berikut ini:
persediaan barang.
Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk
24
2) Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System)
berikut :
persediaan barang.
c) Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.
perhitungan laba rugi karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi
25
Perbedaan Metode Phisik dan Perpetual
26
3) Menurut sistem periodik terdapat beberapa cara,seperti berikut ini:
Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah
suatu metode penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari
barang yang tidak banyak unitnya (kuantitasnya) dan harganya pun cukup
mahal.
Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang
Pembelian xxx +
Penjualan xxx –
Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir
ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit
barang yang terakhir kali masuk, bila saldo fisik ternyata lebih besar dari
jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari harga pokok
27
perunit yang masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem perpetual
persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi penjualan maka akan
dijurnal dua kali, pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua
Penjualan xxx
HPP xxx
Metode Last In First Out (LIFO) adalah metode penilaian persediaan yang
terakhir masuk diasumsikan akan keluar atau dijual pertama kali. Metode ini
penggunaan metode LIFO terhadap penentuan laba bersih usaha, jika harga
Metode LIFO secara sistem fisik ditentukan dengan cara saldo fisik yang
ada dikalikan harga pokok perunit barang yang masuk pada awal periode
bila saldo fisik ternyata lebih besar dari barang yang masuk pada awal
periode maka diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk berikutnya.
28
d) Metode rata-rata
1) Rata-rata sederhana
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah
harga per unit setiap kali pembelian dibagi dengan jumlah atau frekwensi
pembeliaannya.
Frekuensi pembelian
2) Rata-rata tertimbang
Dalam metode ini harga per unit persediaan dihitung dengan cara: jumlah
Banyaknya Unit
pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan.
Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru
29
a. Metode FIFO:
Didalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang
pertama kali masuk dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat
terjadi penjualan.
b. Metode LIFO:
Didalam metode ini diasumsikan bahwa harga pokok dari persediaan yang
terakhir masuk dari pembelian, dikeluarkan terlebih dahulu pada saat terjadi
penjualan.
Metode rata-rata yang digunakan pada metode perpetual ini biasanya disebut
dengan rata-rata bergerak. Dikatakan bergerak sebab harga per unit persediaan
persediaan adalah:
prosedur pencatatan ini adalah laporan produk selesai dan bukti memorial.
30
lainnya seperti : prosedur order penjualan, prosedur persetujuan kredit,
c. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari
pembeli. Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka
transakasi retur penjualan ini akan mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu
bagian gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok produk jadi yang
dicatat oleh bagian kartu persediaan produk jadi. Prosedur ini merupakan salah
dilakukan perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan
pokok persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu
31
g. Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang. Prosedur ini merupakan
salah satu prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya produksi. Dalam
prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong,
bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan
penyimpanan.
umumnya bersifat sementara, yang biasanya berbentuk panitia atau komite, yang
b. Penghitung.
32
c. Pengecek.
Dengan demikian berbagai fungsi yang terkait dalam sistem persediaan adalah:
2) Fungsi Akuntansi.
untuk:
3) Fungsi Gudang.
33
2.4.5 Informasi Yang Diperlukan Manajemen Akuntansi Persediaan
barang jadi adalah sistem yang menyangkut masalah pencatatan dan pelaporan
yang dikaitkan dengan pencatatan persediaan dan penilaiannya baik itu didalam
perusahaan tersebut. Dalam hal ini proses yang terjadi dari input, proses, hingga
menjadi sebuah output yaitu proses penerimaan barang dari kantor pusat, proses
buku besar, hingga menghasilkan laporan pendukung yang terdiri dari laporan
data barang, laporan data gudang, laporan data distributor dan kartu persediaan
berpotensi untuk:
d. Memaksimalkan profit
34
2.4.6 Dokumen Yang Digunakan
adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai
digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi
kuantitas dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan
produk jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan.
Surat order pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order
dengan kuantitas produk jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman, atas
dasar surat order pengiriman tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang
jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan
atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh bagian tersebut dari bagian
penagihan.
35
yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil
persediaan adalah:
dan harga pokok barang yang di simpan di gudang yang tercantum dalam kartu
persediaan.
perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo
36
2.4.8 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem
adalah:
1) Prosedur penghitung Fisik, dalam prosedur ini tiap jenis persediaan di gudang
melakukan perbandingan data yang dicatat dalam kartu penghitung fisik serta
Kartu Persediaan mengisi harga pokok persatuan tiap jenis persediaan yang
daftar hasil penghitungan fisik persediaan. Dalam prosedur ini pula bagian
37
2.4.9 Unsur Pengendalian Internal
prosedur yang ada sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lancar, aktivitas
a. Organisasi
terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitung fisik, fungsi penghitung, dan
2) Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi
karena itu agar data yang dihasilkan dari penghitungan fisik persediaan
38
yang dimintai pertanggungjawaban tersebut (misalnya fungsi gudang dan
dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik adalah diambil dari kartu
prosedur).
maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang tercantum dalam
39
ditentukan harga pokok per unitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis
persediaan, untuk dasar adjustment data yang dicatat dalam kartu persediaan
yang bersangkutan
c. Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam kartu
sebelum data yang tercantum dalam penghitungan fisik dicatat dalam daftar
40
BAB III
METODE PENELITIAN
teroritik dan terarah secara sistematik. Adapun alur hubungan tersebut antara teori
Bukittinggi. Lokasi perusahaan merupakan salah satu kebutuhan fisik yang mutlak
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu mengelola
secara deskriptif data yang diperoleh dari perusahaan. Sumber data yang
41
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh
a. Observasi
b. Studi Pustaka
Studi kepustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku- buku ilmiah, laporan
42
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut patton (1980) bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan
dasar. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah
bersifat deskriptif kualitatif yaitu analisis yang berwujud keterangan uraian yang
menggambarkan objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang ada,
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dibidang distributor snack makanan ringan dengan produk yang sangat terkenal
Bukittinggi merupakan distributor lansung dari PT. Sari Murni Group untuk
daerah Sumatera Barat. Yang merupakan cabang dari PT Sukses Makmur Pratama
Medan, yang PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi ini didirikan pada tahun
2005, dan di resmikan lansung oleh bapak Pandu Ardana dan Bapak Hasan Kang.
Saat ini status gudang PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi masih kontrak,
disebabkan penjualan masih belum stabil dan alamat kantor saat ini terletak di
jalan By Pass.
diantaranya agar distribusi produk brand momogi agar bisa lebih dikenal
masyarakat dan agar para konsumen tidak susah lagi untuk membeli produk
penjualan untuk produk momogi dan mermbuka lapangan kerja yang baru untuk
keutungan yang lebih baik lagi sebab dengan adanya cabang dari perusahaan
maka dari segi biaya dan efektif kerja akan semakin lebih baik lagi.
44
Dikarenakan distribusi produk bisa dilakukan dengan rentan waktu yang
lebih singkat dan lebih mudah dengan adanya cabang dari perusahaan untuk
orderan jauh lebih cepat dan tepat sasaran karena adanya anak dari perusahaan
a. Strategi
Bukittinggi dalam bersaing, tentu saja tak terlepas dari beberapa strategi yang di
yang sangat laku dipasaran adalah Momogi Stick yang menjadi selera para
dengan kebutuhan pelanggannya. Saluran distribusi yang kreatif dan luar biasa ini
Pratama dapat memperoleh banyak pangsa pasar dan dapat menjangkau populasi
sasaran yang tersebar luas. Sehingga dapat melayani berbagai kebutuhan dari
45
apa yang diinginkan oleh berbagai segmen sasaran dari saluran distribusi. Pada
kasus PT. Sukses Makmur Pratama, menjual Momogi Stick kepada konsumen
segmen 1 lewat perantara agen. Untuk memenuhi kebutuhan pelangan agar mudah
Pratama menjual lansung di tempat adanya acara promosi pada stand-stand dalam
1) Produk
yang sangat baik. kualitas yang baik adalah tujuan utama PT. Sukses
2) Harga
3) Promosi
46
antara lain, berita acara, video, foto dan iklan. Akan tetapi iklan yang
yaitu kepada toko-toko yang berpotensi sangat tinggi seperti toko pusat
oleh-oleh.
makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di mata konsumen dan
dapat menjadi perusahan yang berkompeten dan menjadi marketing yang sangat
Murni Group.
47
f. Mengoptimalkan proses didtribusi kepada konsumen untuk mencapai hasil
yang optimal.
cara:
meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia secara efektif dan
efesien.
48
e. Pengembangan sumber daya manusia yang professional dan kompeten
momogi dan menciptakan karyawan yang handal dan tanggung dalam segala
hal.
karyawan agar bisa dilaksakan oleh karyawan dengan baik dan benar dengan
perusahaan.
kepemilikan dan pimpinan yang tetap. Dan yang sering terjadi perubahan pada
a) Dewan Komisaris
Bukittinggi.
49
b) Dewan Direksi
Dewan Direksi terdiri dari direktur utama yang dipimpin lansung oleh bapak
Hasan Kang merupakan penanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan
2) Manajer Pembelian
a) Kepala gudang
3) Manajer Keaungan
a) Kasir
4) Manajer Pembukuan
a) Operasional supervisor
b) Administrasi
5) Manajer Personalia
50
6) Manajer Pemasaran
a) Supervisor lapangan
E
K
O
L
S
V
I
D
M
J
A
N
R
T
P
I
L
E
K
U
N
R
A
S
B
V
M
O
D
G
P
Momogi adalah makanan ringan dengan rasa jagung bakar berbentuk stick
nikmatnya jagung bakar yang manis, dan legit, ditambah dengan kerenyahan
stick MOMOGI. Hmm…Yummy! Pasti bikin kamu makin percaya diri dan lebih
konsentrasi.
51
Gambar 4.1
Natrium= 15 mg / 1%
Komposisi Momogi Jagung Bakar : Jagung, Minyak sayur, Gula, Bubuk jagung,
Susu Bubuk, Garam, Perisa jagung bakar dan Pewarna Makanan Tatrasin CI
19140
52
4.2 HASIL PENELITIAN
keuangan PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi dengan rentang waktu tahun
2017 dari bulan Agustus sampai bulan Oktober. Informasi sampling yang diambil
daerah bukittinggi. Tabel 4.1 berikut ini adalah informasi perhitungan harga
Tabel 4.1
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Pembelian Rp 689,628,000
Biaya angkut pembelian Rp 34,481,400 ₊
Rp 655,146,600
Pembelian bersih Rp 655,146,600 ₊
Barang tersedia untuk dijual Rp 712,373,100
Persediaan akhir periode (Rp 47,808,000)₋
Harga Pokok Penjualan Rp 664,565,100
Agustus - Oktober 2017
Dari data tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan perhitungan harga pokok
penjualan, persedian awal ditambah pembelian bersih dapat hasil barang yang
tersedia untuk dijual di kurang persedian akhir periode. Dan untuk harga pokok
53
4.2.2 Menghitung Persedian Akhir
perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam
siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi
tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.
peranan yang sangat penting, baik laporan laba/rugi maupun neraca, sebab
mempengaruhi harga pokok penjualan, laba bersih dan aktiva. Persediaan yang
akan dilaporkan dalam laporan keuangan umumnya adalah nilai yang sebenarnya
(sebesar harga perolehan) pada saat membuat laporan, namun denikian akan
dipakai.
Dalam pembahasan pada PT. Sukses Makmur Pratama ini saya akan
pada perusahaan saat ini sudah menerapkan sistem FIFO dikarenakan tidak
terjadinya penumpukan barang yang awal datang agar bisa dijual lebih dahulu dari
pada barang yang terakhir datang. Dan disini dari hasil perbandingan ini kita dapat
melihat apakah keputusan perusahaan sudah benar atau belum dalam mengambil
barang, harga pokok barang yang dijual harus dihitung dan dicatat debit pada
akun “harga pokok penjualan”. Dengan demikian penerapan metode ini dilakukan
54
pada saat terjadi transaksi penjualan barang, bukan menghitung harga pokok
barang yang masih ada (tersisa). Metode yang dapat digunakan pada metode ini
adalah:
Data kasus yang saya ambil dari PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi
adalah bulan Agustus – Oktober 2017, dapat dilihat pada tabel 4.2 dengan rincian
Tabel 4.2
55
Menghitung nilai persedian akhir sistem perpetual dengan menggunakan
akhir yang ada pada PT. Sukses Makmur Pratama dengan data Agustus
Tabel 4.3
Persedian Akhir Metode FIFO
Bulan Agustus – Oktober 2017
Harga Pokok
Pembelian Persedian
Penjualan
Tang Ha Ha
Harg
gal uni rga Total rga Total Total
unit unit a
t /un Harga /un Harga Harga
/unit
it it
Agust 1,41 40,50 57,226
-
us - - - - - 3 0 ,500
6,0 40, 244,984 1,41 40,50 57,226
Agust -
49 500 ,500 - - 3 0 ,500
us
6,04 40,50 244,98
-
- - - - - 9 0 4,500
Agust 6,77 40, 274,46 40,50 27,742
- - - 685
us 7 500 8,500 0 ,500
56
40,50 27,742
- 685
Septe - - - - - 0 ,500
mber 6,2 41, 254,200 6,20 41,00 254,20
-
00 000 ,000 - - 0 0 0,000
40, 27,742,
685
Septe - - - 500 500
mber 4,76 41, 195,28 1,43 41,00 58,917
- - - 3 000 3,000 7 0 ,000
Oktob 1,43 41,00 58,917
-
er - - - - - 7 0 ,000
4,5 41, 190,443 4,58 41,50 190,44
-
89 500 ,500 - - 9 0 3,500
Oktob 1,43 41, 58,917,
er - - - 7 000 000
3,43 41, 142,63 1,15 41,50 47,808
- - - 7 500 5,500 2 0 ,000
16, 689,628 17,0 699,04 1,15 47,808
Total
838 ,000 99 6,500 2 ,000
57
Dari hasil perhitungan menggunakan metode FIFO dapat disimpulkan
persedian awal ditambah total pembelian dan dikurangi total harga pokok
penjualan maka dapatlah hasil akhir dengan total Rp. 47.808.000,00. Dimana
metode LIFO yang mana dengan metode ini barang yang terakhir datang
itu akan dijual terlebih dahulu. Dengan rincian data pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Persedian Akhir Metode LIFO
Bulan Agustus – Oktober 2017
Harga Pokok
Pembelian Persedian
Penjualan
Tang Ha
Har Harg
gal rga Total Total Total
unit unit ga / unit a
/uni Harga Harga Harga
unit /unit
t
Agust
1,41 40,5 57,226,
us - - - - - -
3 00 500
40 4
6, ,50 244,9 1, 0,50 57,22
Agust
049 0 84,500 - - - 413 0 6,500
us
4
6, 0,50 244,98
- - - - - - 049 0 4,500
4 4
Agust 6, 0,50 244, 1, 0,50 57,22
us - - - 049 0 984,500 413 0 6,500
4 29, 6, 4 244,98
58
0,50 0,50
- - - 728 0 484,000 049 0 4,500
41 4
Septe
6, ,00 254,2 0,50 27,74
mber
200 0 00,000 - - - 685 0 2,500
4
6, 1,00 254,20
- - - - - - 200 0 0,000
4 4
Septe
5, 1,00 223, 0,50 27,74
mber
- - - 448 0 368,000 685 0 2,500
4
1,00 30,83
- - - - - - 752 0 2,000
4
0,50 27,74
- - - - - - 685 0 2,500
4
Oktob
1,00 30,83
er
- - - - - - 752 0 2,000
41 4
4, ,50 190,4 4, 1,50 190,44
589 0 43,500 - -- 589 0 3,500
4 4
Oktob
4, 1,50 190, 0,50 27,74
er
- - - 589 0 443,500 685 0 2,500
4 4
1,00 11, 1,00 19,14
- - - 285 0 685,000 467 0 7,000
16, 689,6 17, 699, 1, 46,88
Total 838 28,000 099 965,000 152 9,500
harga pokok penjualan (barang yang datang terakhir) maka dapat hasil persedian
akhir Rp. 46.889.500,00. Jika dibandingkan dengan metode FIFO maka dapat
59
Untuk membandingkan harga pokok penjualan harus
membandingkan dengan tiga metode FIFO, LIFO dan Average dan setelah
Tabel 4.5
Persedian Akhir
Metode Average
Bulan Agustus – Oktober 2017
Harga Pokok
Tanggal
Pembelian Penjualan Persedian
H
Ha Ha ar
rga rga ga
un /un Total /un Total uni /un Total
it it Harga unit it Harga t it Harga
40,
Agustus 1,4 50 57,226,
- - - - - - 13 0 500
40,
Agustus 6,0 40, 244,984 7,4 50 302,21
49 500 ,500 - - - 62 0 1,000
40,
Agustus 6,77 40, 274,468, 50 27,742,
- - - 7 500 500 685 0 500
40,
Septemb
6,2 41, 254,200 6,8 95 281,94
er
00 000 ,000 - - - 85 0 0,750
1 40,
Septemb
5 40, 223,095, ,43 95 58,845,
er
- - - ,448 950 600 7 0 150
41,
Oktober 4,5 41, 190,443 6,0 36 249,28
89 500 ,500 - - - 26 9 9,594
1 41,
Oktober 4 41, 201,632, ,15 36 47,657,
- - - ,874 369 506 2 9 088
1
Total 16, 689,62 17 699,19 ,15 47,6
838 8,000 ,099 6,606 2 57,088
60
Sumber : PT. Sukses Makmur Pratama Bukittinggi
61
Berdasarkan data diatas, persedian awal ditambah pembelian dikurangi
rata – rata harga pokok penjualan maka dapat hasil persedian akhir Rp.
FIFO dan Avarege jauh lebih kecil dibandingkan menggunakan metode LIFO
dengan menggunakan metode FIFO, LIFO dan Avarage. Dalam harga pokok
penjualan yang terdiri dari persedian awal, pembelian tersedia untuk dijual dan
persedian akhir seperti yang ada pada tabel 4.1 kita harus mengetahui berapa
persedian awal dan pembelian perusahaan, persedian awal merupakan angka yang
menetukan berapa stock yang tersedia setiap bulannya di gudang guna untuk
Dari data tabel 4.1 tersebut dapat memudahkan dalam menentukan harga pokok
62
Tabel 4.6
Perbandingan Harga Pokok Penjualan
Bulan Agustus – Oktober 2017
LIFO paling tinggi Rp.699.965.000,00 dan yang diantara dua metode tersebut
Dilihat dari ketiga metode yang ada dapat dibandingkan akan Nampak bahwa
nilai persedian dan harga pokok penjualan yang dihasilkan berbeda. Akan tetapi
dari perbedaan persedian akhir dan harga pokok penjualan ini adalah bedanya laba
kotor, total aktiva, maupun total modal. Laba tertinggi akan diperoleh apabila
dihasilkan jika perusahaan menggunakan metode LIFO. Metode rata – rata akan
menghasilkan laba kotor, total aktifa dan total modal diantara nilai menurut
63
a. Perbandingan persedian akhir dan harga pokok penjualan
Dari data tabel dibawah akan menbandingkan dengan tiga metode FIFO,
LIFO dan Avarege. Dengan perbandingan persedian akhir dan harga pokok
penjualan.
Tabel 4.7
Perbandingan FIFO, LIFO dan Avarege
Bulan Agustus – Oktober 2017
Harga Pokok
Metode Persedian Akhir
Penjualan
47,8 699,04
Metode FIFO
08,000 6,500
46,8 699,96
Metode LIFO
89,500 5,000
47,6 699,19
Metode Avarege
57,088 7,412
Dari metode FIFO menghasilkan harga pokok penujalan yang terendah dan
jumlah laba kotor yang tertinggi dan persedian akhir tertinggi. Metode LIFO juga
mengahasilkan persedian akhir terendah, jumlah laba kotor yang terendah dan
harga pokok penjualan yang tertinggi. Metode Average memberikan hasil yang
berbeda diantra metode FIFO dan LIFO. Pengaruh bedanya harga pokok
penjualan dan persedian akhir terhadap laba kotor dengan menggunakan metode
FIFO, metode LIFO dan metode Average dapat diperlihatkan pada table 4.6
dibawah ini.
64
b. Perhitungan Laba/ Rugi
1) Metode FIFO
Tabel 4.8
2) Metode LIFO
65
Sedangkan untuk menghitung laba kotor dengan metode LIFO pada PT.
Sukses Makmur Pratama pada bulan oktober 2017 dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.9
3) Metode Avarage
66
Berikut adalah data untuk menghitung laba kotor PT. Sukses Makmur
Tabel 4.10
Laba kotor Metode Avarege
Dari ketiga laporan laba kotor diatas maka laba yang paling besar adalah
menggunkan metode FIFO Rp. 129.303.500,00 , laba yang paling rendah adalah
menggunakan LIFO Rp. 128.385.500,00 dan laba yang diantara dua metode
c. Hasil Pembahasan
ketiga metode yaitu FIFO, LIFO dan Avarage secara perpetual, maka hasilnya
Tabel 4.11
67
Perbandingan Metode Penilaian Persedian
untuk menggunakan metode FIFO sudah benar. Karena berdasarkan tabel 4.11
maka persedian akhir paling tinggi dan harga pokok penjualan yang terendah
menggunakan metode FIFO, laba kotor yang paling besar adalah menggunakan
BAB V
68
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka
menggunakan metode FIFO, LIFO dan Average beserta analisisnya, maka dapat
a) Setelah semua data yang telah selesai disajikan maka dapat disimpulkan
bahwa, hasil perhitungan nilai persedian akhir dengan metode FIFO adalah Rp
b) Sedangkan dari hasil penelitian ini untuk harga pokok penjualan dapat di
699.197.412,00. Dari data ini HPP paling tinggi menggunakan metode LIFO
sedangkan paling yang paling rendah menggunakan metode FIFO dan metode
c) Dari hasil perhitungan nilai persedian dengan metode FIFO mendapatkan laba
laba kotor yang di peroleh PT. Sukses Makmur Pratama Bukitiinggi dengan
69
menggunakan metode FIFO lebih besar dibandingkan dengan dua metode
5.2 Saran
1. Keputusan perushaan dalam menggunakan metode FIFO sudah baik dan benar,
akan tetapi perusahan harus lebih hati – hati dalam mengelola stock barang
agar tidak terjdi kesalahan dalam waktu proses loading barang. Karena pada
saat barang yang baru datang maka harus membedakan dengan stock yang
FIFO perusahaan medapat keuntungan yang lebih besar dari dua metode
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
70
Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
Bungin, Burhan, Prof. Dr. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.
Carter, William K., and Milton F. Ursy. 2006. Akuntansi Biaya. Buku 1, Edisi 13.
Carter. Usry. 2002. Akuntansi Biaya. Penerjemah Krista. Edisi 13. Buku 1.
F1ED3-OK-Jurnal8-Mina-MD-Akuntansi2.pdf
Gill James O. dan Chatton, Moira. (1999). Memahami laporan keuangan. PPM,
Jakarta.
http://journal.unisla.ac.id/pdf/12922013/1.pd
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/05/pengertian-saluran-distribusi.html
https://riyanws.wordpress.com/2014/05/27/bab-9-saluran-distribusi/
http://beelypriyandi.blogspot.com/2010/06/saluran-distribusi-dan-promosi.html
http://business-ukm.blogspot.com/2012/06/menentukan-jalur-distribusi-
pemasaran.html
http://muhammadzhafarlabib.blogspot.com/2011/09/definisi-saluran-distribusi-
dan.html
71
https://portal-ilmu.com/pengertian-saluran-distribusi/
https://berlaga92.wordpress.com/2012/04/12/place-and-promotion/
http://jonaspunya.blogspot.com/2011/
https://dokumen.tips/documents/pemasaranppt.html
http://docplayer.info/62148073-Bab-ii-kajian-pustaka.html
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00134-DS-Bab%202.pdf
http://www.artikelsiana.com/
http://www.kamubisa-io.com/
Yogyakarta
Niswonger, C.R, Warren, C.S, Reeve, J.M, Fess, P.E, (1999). Prinsip-Prinsip
Erlangga, Jakarta.
72
Sugiyono, Prof. Dr. 2013. Stastitika untuk penelitian. Bandung ALFABETA.
Web:
LAMPIRAN 1
73
Daftar Harga Jual
Agustus - Oktober 2017
Harg
Harga Harg
Kode a
N Jual a Jual
Baran Nama Barang Satuan Jual
o Sept Okto
g Aguts
2017 2017
2017
005 MOMOGI 48,00 49,00
1 5201 STICK KEJU DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI 48,00 49,00
2 5202 STICK COKLAT DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI 48,00 49,00
3 5203 STICK JG BKR DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI 48,00 49,00
4 5204 STICK CAPUCINO DUS 0 48,500 0
005 MOMOGI ST 48,00 49,00
5 5205 FRITTY DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI 48,00 49,00
6 20201 STICK JG BKR DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI HATI 48,00 49,00
7 20301 CHEESE DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI 48,00 49,00
8 20401 BINTANG COKLAT DUS 0 48,500 0
020 MOMOGI 48,00 49,00
9 20601 TWIST JG BAKAR DUS 0 48,500 0
LAMPIRAN 2
74
Daftar Harga Beli
Agustus - Oktober 2017
75
LAMPIRAN 3
Kode Penjuala
N Harg
Baran Nama Barang Satuan n Jumlah
o a Jual
g Agustus
005 MOMOGI
1 5201 STICK KEJU DUS 166 48,000 7,968,000
005 MOMOGI
STICK
2 5202 COKLAT DUS 1,846 48,000 88,608,000
005 MOMOGI
STICK JG
3 5203 BKR DUS 2,820 48,000 135,360,000
005 MOMOGI
STICK
4 5204 CAPUCINO DUS 211 48,000 10,128,000
005 MOMOGI
5 5205 ST FRITTY DUS 208 48,000 9,984,000
020 MOMOGI
BINTANG
6 20401 COKLAT DUS 412 48,000 19,776,000
020 MOMOGI
HATI
7 20301 CHEESE DUS 218 48,000 10,464,000
020 MOMOGI
STICK JG
8 20201 BKR DUS 376 48,000 18,048,000
020 MOMOGI
TWIST JG
9 20601 BAKAR DUS 520 48,000 24,960,000
Total 6,777 325,296,000
LAMPIRAN 4
76
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
PENJUALAN BARANG
Tanggal 01 September 2017 s/d 30 September 2017
LAMPIRAN 5
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
77
PENJUALAN BARANG
Tanggal 01 Oktober 2017 s/d 31 Oktober 2017
LAMPIRAN 6
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
78
LAPORAN PEMBELIAN
Tanggal 01 Agustus 2017 s/d 31 Agustus 2017
79
LAMPIRAN 7
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
LAPORAN PEMBELIAN
Tanggal 01 September 2017 s/d 30 September 2017
LAMPIRAN 8
80
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
LAPORAN PEMBELIAN
Tanggal 01 Oktober2017 s/d 31 Oktober 2017
LAMPIRAN 9
PT SUKSES MAKMUR PRATAMA BUKITTINGGI
Laporan Kartu Stock Gudang
81
Tanggal 01 Agustus 2017 s/d 31 Oktober 2017
stock stock
Kode
No Nama Barang awal akhir
Barang
Agustus Oktober
005 MOMOGI STICK KEJU
1 5201 DUS 62 15
005 MOMOGI STICK 3
2 5202 COKLAT DUS 300 17
005 MOMOGI STICK JG 3
3 5203 BKR DUS 311 88
005 MOMOGI STICK
4 5204 CAPUCINO DUS 61 59
005 MOMOGI ST FRITTY
5 5205 DUS 119 -
020 MOMOGI STICK JG
6 20201 BKR DUS 103 -
020 MOMOGI HATI 1
7 20301 CHEESE DUS 144 08
020 MOMOGI BINTANG 2
8 20401 COKLAT DUS 113 10
020 MOMOGI TWIST JG
9 20601 BAKAR DUS 200 55
1, 1,1
total 413 52
82