Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BESAR 1 PAPER

PRAKTEK PERENCANAAN DAN


PENGEMBANGAN SDM

IMPLEMENTING HRD PROGRAM

Dosen Pengampu :
Dr. Winda Widyanty, S.K.M., M.M

Disusun oleh :
Elmita Ririyana Dewi (43122110071)
Shifa Nurkhasanah (43120110278)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar 1 berupa Paper
yang berjudul Implementing HRD Program ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari Paper ini adalah untuk memenuhi Tugas
Besar 1 dari Ibu Dr. Winda Widyanty, S.K.M., M.M. pada mata kuliah Praktek
Perencanaan dan Pengembangan SDM. Selain itu, Paper ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Implementing HRD Program bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Winda Widyanty,


S.K.M., M.M. selaku dosen mata kuliah Praktek Perencanaan dan Pengembangan
SDM yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan Paper ini.
Kami menyadari, Paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan Paper ini.

2
Daftar Isi

COVER MAKALAH.................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................3

2.1. .......................................................................................................................3

2.2. .......................................................................................................................4

2.3. .......................................................................................................................5

2.4. .......................................................................................................................6

2.5. .......................................................................................................................6

2.6. .......................................................................................................................7

2.7. .......................................................................................................................8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................9

BAB IV DAFTAR PUSTAKA..............................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Agar berhasil melakukan penciptaan nilai dibutuhkan penghantaran nilai yang
berhasil pula. Semakin banyak pemasar holistic menganut pandangan jaringan
nilai terhadap bisnis mereka alih alih membatasi focus pada pemasok, distributor,
dan konsumen mereka justru mempelajari keseluruhan rantai pasokan yang
menghubungkan bahan mentah, komponen dan barang manufaktur serta
memperlihatkan bagaimana semuanya itu bergerak maju menuju konsumen akhir.

Perusahaan melihat alur ke atas pemasok dari pemasok mereka dan alur
kebawah pelanggan dari distributor mereka. Mereka memperlihatkan segementasi
pelanggan dan mempertimbangkan sejumlah besar kemungkinan sarana yang
berbeda untuk menjual, mendistribusikan, dan memperbaiki penawaran mereka.

Apabila sebuah perusahaan ingin mewujudkan pendistribusian yang


menguntungkan maka sebuah perusahaan harus membuat rancangan strategi
distribusi yang optimal, Dengan itu perusahaan akan mencapai target target yang
telah disesuaikan Maka strategi yang bagaimanakah yang akan ditempuh oleh
sebuah perusahaan. Bagi sebagian besar perusahaan-perusahaan juga harus
membuat rancangan dan berkomunikasi dengan pihak pihak yang berkepentingan
sekarang dan yang akan datang, dan masyarakat umum.

Tetapi pernyataannya bukanlah apakah rancangan, pengelolaan dan


komunikasi Melainkan apa yang harus disampaikan, kepada siapa, dan seberapa
sering. Namun semakin lama menjadi semakin sulit karena semakin banyak
perusahaan berteriak untuk menarik perhatian konsumen yang semakin terbagi.
Untuk menjangkau pasar sasaran dan membangun ekuitas merek, pemasar holistic
semakin kreatif memanfaatkan banyak bentuk rancangan.

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja rancangan pemasaran terintegrasi? ·
2. Seberapa penting saluran pemasaran terintegrasi?

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah yang utama ialah untuk memenuhi kriteria tugas
mata kuliah manajemen penjualan dan untuk memberikan informasi dari berbagai
sumber pustaka yang sudah dipelajari serta disusun oleh penyusun sehingga
pembaca dapat lebih mengerti dari materi “Mengelola Saluran Marketing
Terintegrasi”.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Saluran Pemasaran dan Jaringan Nilai


Menurut Kottler P. (2009), Saluran Pemasaran (marketing chanels) adalah
sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses
pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi.
Saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa
setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunanakan oleh pengguna
akhir. Beberapa perantara, seperti pedagang grosisr dan eceran, yang membeli,
berhak atas, dan menjual kembali barang dagangan disebut pedagang. Perantara
lainnya, seperti broker, perwakilan produsen, agen penjual, mencari pelanggan
dan dapat bernegosiasi atas nama produsen tetapi tidak memiliki hak atas barang.
a. Arti Penting Saluran.
Sistem saluran pemasaran (marketing channel system) adalah sekelompok
saluran pemasaran tertentu yang digunakan oleh sebuah perusahaan dan
keputusan tentang system ini merupakan salah satu merupakan keputusan
terpenting yang dihadapi oleh manajemen. Pilihan saluran tergantung pada
strategi pemasaran perusahaan dengan memperhatikan segmentasi, penentuan
target dan positioning. Ada 2 strategi yaitu:
1. Strategi dorong (push strategy), menggunakan tenaga penjual, uang
promosi dagang, atau sarana lain produsen untuk mendorong perantara
membawa, mempromosikan, dan menjual produk ke pengguna akhir.
2. Strategi tarik (pull strategy), produsen mengunakan iklan, promosi, dan
bentuk komunikasi lain untuk meyakinkan konsumen agar meminta
produk dari perantara sehingga mendorong perantara memesan produk
tersebut.
b. Perkembangan saluran.
Perusahaan baru biasanya mulai beroperasi sebagai perusahaan local yang
menjual di pasar yang cukup terbatas dengan menggunakan perantara yang
ada. Jumlah perantara semacam itu cenderung terbatas seperti : beberapa agen
penjualan produsen, pedagang grosir, pengecer yang sudah mapan, dan

6
gudang. Memutuskan saluran terbaik bisa tidak menjadi masalah, tetapi yang
sering menjadi masalah menyakinkan perantara yang ada untuk mengganti lini
perusahaan.
c. Saluran Hibrida.
Perusahaan yang berhasil saat ini juga melipatgandakan jumlah kunjungan ke
pasar atau saluran hibrida (hybid chennel) di banyak wilayah pasar.
Perusahaan yang mengelola saluran hibrida harus memastikan bahwa saluran-
saluran itu bekerja sama dengan baik dan menyesuaikan diri dengan cara
pelaksanaan bisnis yang disukai setiap pelanggan sasaran.

2.2. Peran Saluran Pemasaran


Produsen seringkali bisa mendapatkan efektivitas dan efisiensi dalam
melakukan penjualan dengan menggunakan perantara. Melalui kontak,
pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka, perantara membuat barang
tersedia secara luas dan dapat diakses oleh pasar sasaran.
a. Fungsi dan Aliran Saluran.
Saluran pemasaran berfungsi untuk menggerakkan barang dari produsen ke
konsumen. Saluran pemasaran mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan
kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang memerlukan
atau menginginkannya.
b. Tingkat Saluran.
Produsen dan pelanggan akhir merupakan bagian dari semua saluran. Kita
akan menggunakan jumlah tingkat perantara untuk menentukan panjang
saluran. Jumlah saluran pemasaran biasanya terdiri dari beberapa tingkat.
Tingkatan tersebut menggambarkan berapa jumlah pelaku bisnis yang terlibat
dalam mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen akhir. Philip
Kotler dan Kevin Lane Keller dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2007),
menjelaskan bahwa tingkat saluran pemasaran dibagi menjadi empat
tingkatan, yaitu: Saluran tingkat nol Saluran ini disebut juga sebagai saluran
pemasaran langsung, yaitu saluran pemasaran tanpa menggunakan perantara.
Artinya, produsen mendistribusikan produknya langsung ke konsumen akhir.
Saluran tingkat nol biasanya diterapkan pada produk jasa makanan (restoran

7
atau katering), jasa kesehatan, jasa perbankan, dan jasa pendidikan. Saluran
tingkat pertama Saluran tingkat pertama merupakan saluran pemasaran yang
terdiri dari dua pelaku bisnis, yaitu produsen dan pengecer. Pengecer
merupakan salah satu pelaku bisnis perantara yang ada di antara produsen dan
konsumen akhir. Baca juga: Strategi Pembangunan Ekonomi Contohnya,
produsen makanan menjual produknya ke konsumen melalui pengecer, seperti
supermarket dan swalayan. Supermarket dan swalayan kemudian menjual
langsung produk tersebut ke konsumen akhir. Saluran tingkat dua Saluran
tingkat dua merupakan saluran pemasaran yang memiliki dua pelau bisnis
perantara antara produsen dan konsumen. Pelaku bisnis perantara pertama
biasanya disebut sebagai distributor utama, pedagang besar, agen, atau grosir.
Sementara pelaku bisnis perantara kedua biasanya adalah para pengecer,
seperti toko, warung, supermarket, dan sebagainya. Dalam saluran ini,
biasanya produsen hanya melayani pembelian dalam jumlah besar saja, tidak
menjual kepada pengecer. Pembelian yang dilakukan pengecer dilayani oleh
distributor utama, sementara pembelian konsumen dilayani oleh para
pengecer.
Saluran tingkat tiga Saluran tingkat tiga merupakan saluran pemasaran yang
terdiri dari produsen dan tiga pelaku bisnis perantara antara produsen dengan
konsumen akhir. Tiga pelaku bisnis perantara tersebut adalah distributor
utama atau pedagang besar, sub-distributor, dan pengecer. Produsen
menyalurkan produknya ke distributor utama. Distributor utama kemudian
menyalurkannya ke sub-distributor. Produk tersebut kemudian disalurkan sub-
distributor kepada para pengecer. Pengecer menjual langsung produk tersebut
kepada konsumen akhir.

2.3. Keputusan Rancangan Saluran


Perancangan system saluran pemasaran membutuhkan analisis kebutuhan
konsumen, menetukan tujuan saluran, sereta mengindentivikasi dan mengevaluasi
alternative saluran utama.
a. Menganalisis Tingkat Output Jasa yang Diinginkan Pelanggan

8
Dalam merancang saluran pemasaran, pemasar harus memahami tingkat
output jasa yang diinginkan pelanggan sasaran. Saluran menghasilkan lima
output jasa:
- Ukuran lot, jumlah unit yang diizinkan saluran untuk dibeli oleh
pelanggan umum dalan satu peristiwa. Misalnya : dalam memebeli mobil
untuk armadanya, Hertz lebih menyukai saluran dari mana mereka dapat
membeli ukuran lot yang besar ; sedangkan rumah tangga menginginkan
saluran yang mengizinkan pembelian dalan ukuran lot sebesar satu.
- Waktu tunggu dan waktu pengiriman, rata-rata waktu tunggu pelanggan
saluran untuk menerima barang. pelanggan semakin menyukai saluran
dengan pengiriman yang cepat.
- Kenyamanan spasial, Tingkat dimana saluran pemasaran membuat
konsumen lebih mudah membeli produk. misalnya : menawarkan
kenyamanan spasial yang lebih besar daripada cardillac, karena ada lebih
banyak penyalur chevrolet. Desentralisasi pasar chevrolet yang lebih besar
membantu pelanggan menghemat biaya transportasi dan pencarian dalam
membeli dan memperbaiki mobil.
- Keragaman produk, Rentang pilihan yang disediakan oleh saluran
pemasaran. Biasanya ; pelanggan lebih menyukai pilihan yang banyak
karena semakin banyak pilihan semakin besar peluang untuk menemukan
apa yang mereka butuhkan.
- Dukungan layanan, Jasa tambahan (kredit, pengiriman, instalasi,
perbaikan) yang disediakan oleh saluran. semakin besar dukungan jasa,
semakin besar pekerjaaan yang disediakan oleh saluran.
b. Mengindentifikasi Alternatif Saluran Utama.
Perusahaan-perusahaan dapat memilih dari berbagai jenis saluran untuk
menjangkau pelanggan. Masing-masing saluran memiliki kekuatan dan
kelemahan yang berbeda-beda. Suatu alternatif saluran digambarkan tiga
elemen, yaitu :
- Jenis perantara. Suatu perusahaan perlu mengidentifikasi jenis-jenis
perantara yang tersedia untuk melaksanakan tugas perantaranya.

9
- Jumlah perantara. Perusahaan harus memutuskan jumlah perantara yang
digunakan pada masing-masing tingkat saluran. Tersedia tiga strategi,
yaitu distribusi eksklusif (sangat membatasi jumlah perantaranya),
distribusi selektif (cukup banyak perantara yang digunakan tetapi tidak
semua perantara yang bersedia menjual produk tertentu), dan distribusi
intensif (produsen menempatkan barang atau jasanya disebanyak mungkin
gerai).
- Syarat dan tanggung jawab anggota saluran. Produsen harus menentukan
hak dan tanggung jawab anggota saluran yang berpartisipasi. Terdapat
empat elemen utama dalam “bauran hubungan-dagang”, yaitu kebijakan
harga, syarat penjualan, hak teritorial, dan jasa-jasa tertentu yang harus
dilaksanakan masing-masing pihak.
c. Mengevaluasi Alternatif Saluran Utama.
Masing-masing alternatif saluran harus dievaluasi menurut kriteria ekonomi,
pengendalian dan penyesuaian diri.
- Kriteria ekonomi. Masing-masing alterntif saluran akan menghasilkan
tingkat penjualan dan biaya yang berbeda.
- Kriteria pengendalian. Agen penjualan adalah perusahaan independen
yang berupaya memaksimalkan labanya. Agen mungkin akan
berkonsentrasi pada pelanggan yang membeli paling banyak, tidak selalu
orang yang membeli barang produsen tersebut.
- Kriteria penyesuaian diri. Dalam pasar produk yang cepat berubah dan
tidak menentu, produsen memerlukan strukur dan kebijakan saluran yang
memberikan kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi.

2.4. Keputusan Manajemen Saluran.


Setelah perusahaan memilih system saluran, perusahaan harus memilih,
melatih, memotivasi dan mengevaluasi perantara individu untuk setiap saluran.
Perusahaan juga harus selalu melakukan modifikasi pada rancangan dan
pengaturan saluran.
Setelah perusahaan memilih alternatif saluran, masing-masing perantara
harus dipilih, dilatih, dimotivasi, dan dievaluasi.

10
- Memilih anggota saluran. Perusahaan perlu memilih anggota saluran secara
cermat. Bagi pelanggan, saluran ini dipandang sama dengan perusahaan
tersebut. Untuk memudahkan seleksi, produsen harus menetapkan
karakteristik-karakteristik yang membedahan perantara-perantara yang lebih
baik.
- Melatih anggota saluran. Perusahaan perlu merencanakan dan
mengimplementasikan program pelatihan yang cermat bagi perantara mereka.
- Memotivasi anggota saluran. Perusahaan perlu memandang perantaranya
sebagaimana ia memandang pengguna akhir. Perusahaan tersebut perlu
menentukan kebutuhan-kebutuhan perantara, mengkomunikasikan
pandangannya bahwa perantara tersebut adalah mitra dalam upaya bersama
untuk memuaskan pengguna akhir produk tersebut.
- Mengevaluasi anggota saluran. Secara berkala, produsen harus mengevaluasi
kinerja perantara berdasarkan standar seperti pencapaian kuota penjualan,
tingkat persediaan rata-rata, dan waktu pengiriman kepada pelanggan.
- Mengubah susunan saluran. Produsen harus mempelajari secara berkala dan
mengubah susunan salurannya. Perubahan diperlukan apabila saluran
distribusi tersebut tidak berjalan sebagaimana yang telah direncanakan, pola
beli masyarakat berubah, pasar meluas, muncul pesaing baru, dan lain
sebagainya.

2.5. Integrasi dan Sistem Saluran

Terdapat tiga jenis sistem pemasaran, yaitu sistem pemasaran vertikal,


horisontal, dan multi-saluran.
1. Sistem Pemasaran Vertikal
Sistem pemasaran vertikal (VMS-vertical marketing system) terdiri atas
produsen, pedagang besar, dan pengecer yang bertindak sebagai sistem yang
menyatu. Dalam sistem ini, salah satu anggota saluran dapat menjadi
pemimpin saluran, memiliki anggota, memberikan hak waralaba, atau
memiliki kekuatan yang begitu besar sehingga mereka dapat bekerja sama
dalam satu kesatuan.

11
VMS muncul sebagai akibat dari upaya pemimpin saluran dalam
mengendalikan perilaku saluran dan menghilangkan konflik karena tiap
anggota berusaha memenuhi tujuan pribadinya. Terdapat tiga jenis VMS,
yaitu korporat, terpimpin, dan berdasarkan kontrak.
1. VMS KORPORAT (corporate VMS) menggabungkan tahap-tahap
produksi dan distribusi yang berurutan dibawah kepemilikan tunggal.
2. VMS TERPIMPIN (administered VMS) mengkoordinasikan tahap-tahap
produksi dan distribusi yang berurutan melalui ukuran dan kekuatan salah
satu anggota. Dalam sistem ini, siapapun produsen dengan merek
dominan dapat menjamin kerja sama dan dukungan perdagangan yang
kuat dari para penyalur.
3. VMS BERDASARKAN KONTRAK (contractual VMS) terdiri atas
perusahaan-perusahaan independen pada berbagai tingkat produksi dan
distribusi yang berbeda yang memadukan program mereka berdasarka
kontrak untuk memperoleh penghematan atau dampak penjualan yang
lebih besar dari pada yang dapat mereka capai sendiri. Ada tiga jenis
VMS berdasarkan kontrak, yaitu (1) Jaringan sukarela yang disponsori
pedagang besar, (2) Koperasi pengecer, dan (3) Organisasi waralaba.
2. Sistem Pemasaran Horisontal
Sistem pemasaran horisontal dimana dua atau beberapa perusahaan yang tidak
berhubungan menggabungkan sumber daya atau program untuk
memanfaatkan peluang pemasaran yang sedang berkembang. Banyak jaringan
toko serba ada menjalin kerja sama dengan bank-bank lokal untuk
menawarkan perbankan dalam toko.
3. Sistem Pemasaran Multi-saluran
Pemasaran multi-saluran (multichannel marketing) terjadi apabila satu
perusahaan menggunakan dua atau lebih saluran pemasaran untuk menjangkau
satu atau beberapa segmen pelanggan. Dengan menambahkan lebih banyak
saluran, perusahaan-perusahaan dapat memperoleh tiga manfaat penting, yaitu
pemingkatan jangkauan pasar, biaya saluran yang lebih rendah, dan penjualan
yang lebih disesuaikan. Saluran baru juga dapat menimbulkan konflik dan

12
masalah pengendalian. Dua atau lebih saluran mungkin akan memperebutkan
pelanggan yang sama.

2.6. Konflik, Kerjasama & Persaingan


Saluran konflik timbul ketika satu anggota saluran mencegah saluran lain
untuk tidak mencapai tujuannya. Koordinasi saluran terjadi ketika anggota saluran
bersama-sama mengejar tujuan saluran, sebagai lawan terhadap tujuan-tujuan
mereka yang kemungkinan tidak cocok satu sama lain. Sehingga dapat
disimpulkan apabila kita ingin membuat suatu koordinasi saluran, kita harus
melangkah bersama mengejar tujuan yang telah disepakati dengan
mengesampingkan tujuan pribadi.

1. Jenis Konflik dan Persaingan


Terdapat tiga jenis konflik, yaitu konflik vertikal (konflik antara tingkat-
tingkat yang berbeda dalam saluran yang sama), horisontal (konflik antara
anggota-anggota pada tingkat yang sama dalam saluran tersebut), dan multi-
saluran (terjadi apabila produsen tersebut menciptakan dua atau lebih saluran yang
melakukan penjualan ke pasar yang sama).
2. Penyebab Konflik Saluran
Penyebab utama konflik saluran adalah ketidaksesuaian tujuan. Selain itu
konflik juga dapat timbul dari peran dan hak yang tidak jelas, batas-batas wilayah
dan penghargaan karena penjualan.
3. Mengelola Konflik Saluran
Ada beberapa mekanisma pengelolaan konflik yang efektif, yaitu
penggunaan sasaran yang paling tepat. Anggota saluran mencapai kesepakatan
tentang tujuan mendasar yang dicari bersama apakah itu kelangsungan hidup,
pangsa pasar, mutu yang tinggi atau kepuasan pelanggan. Salah satu langkah yang
paling berguna adalah saling menukar orang-orang antara dua atau lebih tingkat
saluran.
Kooptasi adalah upaya salah satu organisasi untuk memperoleh dukungan
pemimpin organisasi lainnya dengan menyertakan mereka dalam dewan
penasehat, dewan direksi, dal lain sebagainya. Kooptasi dapat mengurangi

13
konflik, apabila organisasi yang memprakarsainya memperlakukan pemimpin-
pemimpin tersebut dengan serius dan mendengarkan pendapat mereka, tetapi
organisasi yang memprakarsai tersebut mungkin harus mengkompromikan
kebijakan-kebijakan dan rencananya guna mendapatkan dukungan.

Apabila konflik sudah berlangsung kronis dan akun, pihak yang berseteru
mungkin harus berpaling pada diplomasi, mediasi, atau arbitrasi. Diplomasi
terjadi apabila masing-masing pihak mengirimkan satu atau sekelompok orang
untuk merundingkan permasalahan tersebut guna mendapatkan pemecahan
masalah. Mediasi berarti mengandalkan pihak ketiga yang bersifat netral yang
memiliki keahlian mendamaikan kepentingan kedua belah pihak. Arbitrasi terjadi
apabila kedua belah pihak setuju menyampaikan argumen mereka kepada satu
atau beberapa arbitrator dan menerima keputusan arbitrasi mereka. Kadang-
kadang, apabila tidak ada satupun dari cara ini yang efektif, perusahaan atau mitra
saluran mungkin akan memilih untuk melakukan gugatan.

4. Masalah Hukum Dan Etika Dalam Hubungan Saluran


Strategi dimana penjual hanya mengizinkan gerai tertentu menjual
produknya disebut distribusi eksklusif. Strategi apabila penjual mengharuskan
penyalur ini tidak menangani produk-produk pesaing disebut perjanjian eksklusif.
Kedua belah pihak diuntungkan dari kesepakatan eksklusif. Perjanjian eksklusif
sering melibatkan persetujuan wilayah eksklusif.

2.7. Praktik Pemasaran E-Commerce


E-business (bisnis elektronik) menggambarkan penggunaan sarana
elektronik dan platform untuk melakukan bisnis perusahaan. E-commerce
(perdagangan elektronik) berarti bahwa perusahaan atau situs menawarkan untuk
melakukan transaksi atau memudahkan penjualan produk dan jasa secara online.
E-commerce telah memunculkan e-purchasing (pembelian elektronik) dan
e-marketing (pemasaran elektronik). E-purchasing berarti perusahaan
memutuskan untuk membeli barang, jasa, dan informasi dari berbagai pemasok
online. E-purchasing yang cerdas dapat menghemat jutaan rupiah

14
bagi perusahaan. E-marketing menggambarkan perusahaan berusaha
untuk menginformasikan kepada pembeli, mengkomunikasikan, mempromosikan
dan menjual produk dan jasanya lewat internet.
Kita dapat membedakan antara perusahaan-perusahaan klik murni dan
perusahaan-perusahaan nyata sekaligus klik.
- Perusahaan klik murni (pure click), merupakan perusahaan yang telah
meluncurkan situs web tanpa eksistensi perusahaan apapun sebelumnya.
Contohnya Amazon, eBay, the Dot-Com Buble, EthanAllen.com,
Berniaga.com, dan lain sebagainya.
- Perusahaan nyata sekaligus klik (brick and click), merupakan perusahaan yang
sudah ada yang menambahkan situs online untuk informasi dan/atau e-
commerce. Contohnya Zalora.com, wingspanbank.com dan lain sebagainya.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dengan mempunyai rancangan, pengelolaan dan salauran pemasaran yang
baik perusahaan akan mampu mewujudkan pendistribusian yang lancar, serta akan
mempunyai jaringan pemsaran yang luas. Saluran yang dipilih mempengaruhi
semua keputusan pemasaran lainnya. Penetapan harga perusahaan tergantung pada
apakah perusahaan menggunakan pedangan massal atau butik berkualitas tinggi.
Keputusan saluran mencakup komitmen jangka yang cukup panjang dengan
perusahaan lain serta sejumlah kebijakan dan prosedur. Dalam mengelola
perantaranya, perusahaan harus memutuskan berapa besar usaha yang dilakukan
untuk melakukan strategi pemsaran dorong atau Tarik. Saluran pemasaran
berfungsi menggerakan barang dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran
mengatasi kesenjangan wakut, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang
dan jasa dari mereka yang memerlukan atau menginginkannya

Saran

Saluran pemasaran ternyata penting dalam manajemen pemasaran agar


produk yang dihasilkan produsen dapat sampai di tangan konsumen. Untuk itu
keputusan dalam rancangan saluran dan manajemennya diperlukan perancangan
dan pengelolaan yang terintegrasi agar sesuai dengan peran saluran komunikasi
itu sendiri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip, Kevin Lane dan Keller. (2007). Manajemen Pemasaran. Indonesia:
PT Macanan Jaya Cemerlang.

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane.2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13


Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

17
18

Anda mungkin juga menyukai