Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357801062

STUDI KASUS ANALISIS PROSES NEGOSIASI PT. FREEPORT DENGAN


PEMERINTAH INDONESIA

Article · January 2022

CITATIONS READS

0 24,529

3 authors:

Intan Rahayu Cecep Safaatul Barkah


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
2 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    48 PUBLICATIONS   26 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Nurillah Jamil Achmawati Novel


Universitas Padjadjaran
18 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Final Project for Master of Business Administration View project

Negosiasi Komunikasi View project

All content following this page was uploaded by Intan Rahayu on 13 January 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


STUDI KASUS ANALISIS PROSES NEGOSIASI
PT. FREEPORT DENGAN PEMERINTAH INDONESIA

Intan Rahayu,
Cecep Safa’atul Barkah, S.Sos., M.AB., MBA.
Nurillah Jamil Achmawati Novel, S.AB., MBA.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
Indonesia
E-mail: intan19003@mail.unpad.ac.id

ABSTRACT
Dalam tulisan ini, penulis mengkaji proses negosiasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia
dengan PT. Freeport dalam menyelesaikan permasalahannya. Negosiasi merupakan
serangkaian upaya yang dilakukan untuk mempertemukan keinginan, kepentingan, gagasan,
ide atau suatu cara dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Metode penulisan yang
digunakan penulis adalah studi kasus melalui metode deskriptif kualitatif dengan mengambil
data dari berbagai sumber terpercaya dan teknik pengumpulan data menggunakan studi
literature. Penyelesaian masalah kebijakan antara pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport
dilakukan melalui proses negosiasi yang memakan waktu cukup lama. Walaupun proses
negosiasi berjalan lama, pada akhirnya negosiasi mendapati kesepakatan melalui strategi win-
win solution.

Kata Kunci: studi kasus, negosiasi, pemerintah, Freeport.


PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah dengan
kondisi alam yang unggul dikarenakan secara geografis terletak di garis Khatulistiwa. Indonesia
dikenal sebagai negara yang kaya baik dari segi pertambangan, migas, perkebunan bahkan
perhutanan. Indonesia juga memiliki iklim tropis dengan sinar matahari yang tak terbatas, kawasan
hutan yang luas, kekayaan flora-faunanya serta kekayaan berbagai jenis tambang yang terdapat di
bumi Indonesia. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Indonesia merupakan negara yang
memiliki cadangan mineral tambang yang sangat besar seperti minyak bumi, gas alam, emas, dan
timah. Hampir semua provinsi memiliki barang tambang dengan berbagai kegunaan (Utami,
2021). Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara penghasil tambang terbesar di dunia.
Hal tersebut menjadikan wilayah Indonesia sebagai target sasaran para penjajah untuk
mengeksploitasi kekayaan alam di Indonesia.
PT. Freeport merupakan perusahaan asing yang bergerak di bidang pertambangan dengan
melakukan eksplorasi serta menambang di wilayah provinsi papua. Keberadaan PT. Freeport ini
menimbulkan beberapa isu di kalangan masyarakat dan pemerintah. Terdapat berbagai
permasalahan yang timbul diantaranya perusakan alam di sekitar area pertambangan,
permasalahan terkait kontrak perizinan serta persenan saham yang didapatkan Indonesia yang
terbilang kecil dimana wilayah tempat Freeport beroperasi masih dalam wilayah Indonesia. Dari
hal tersebut terlihat bahwa pihak yang paling diuntungkan adalah pihak Freeport, padahal apabila
ditelusuri lebih jauh Indonesia seharusnya menjadi pihak yang diuntungkan sebagai pihak tuan
rumah dan pemberi izin perusahaan tersebut beroperasi. Maka dari itu penulis mengangkat isu
terkait proses negosiasi yang dilakukan pemerintah dan Freeport dalam penyelesaian masalah
tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Tony Sardjono, negosiasi merupakan suatu perbuatan yang seringkali dikaitkan
dengan bisnis, perdagangan, atau kegiatan yang memiliki nuansa professional eksekutif. Pada
praktiknya, negosiasi merupakan serangkaian upaya untuk mempertemukan keinginan,
kepentingan, gagasan, ide atau suatu cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan. (Sardjono,
2009) Negosiasi dapat diasumsikan sebagai sarana dalam menyampaikan atau mendelegasikan
suatu kepentingan kepada pihak lain yang terlibat, proses negosiasi dapat tercapai apabila kedua
belah pihak memiliki korelasi dalam sumber daya yang dimiliki. Dimana salah satu pihak
memerlukan suatu komoditas dan pihak lainnya memiliki sumber daya tersebut. Proses negosiasi
sendiri tidak hanya ditemukan dalam situasi professional, bahkan di dalam situasi keluarga,
kerabat dekat akan ada proses negosiasi. Secara umum, negosiasi didefinisikan sebagai proses
tawar menawar melalui proses negosiasi.
Dalam proses negosiasi, orang yang bernegosiasi disebut sebagai negosiator. Negosiasi
tidak hanya terjadi diantara individu saja, namun bisa terjadi diantara pihak individu dengan
kelompok bahkan kelompok dengan kelompok. Proses komunikasi yang terjadi dalam negosiasi
memiliki peran vital dalam keseluruhan proses negosiasi serta dapat mempengaruhi hasil negosiasi
bagi pihak pihak yang terlibat. Berkat negosiator, sebuah kesepakatan bersama dapat dicapai
dengan baik bahkan memberikan keuntungan bagi para pihak yang bernegosiasi. Dapat dikatakan
bahwa negosiasi merupakan suatu usaha untuk membangun kerjasama diantara beberapa pihak
dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama dengan cara persuasive tanpa ada paksaan.
Negosiasi juga diartikan sebagai langkah untuk membangun kesepaham pihak pihak yang terlibat
dalam suatu permasalahan.
Negosiasi terjadi ketika dua pihak atau lebih bersama sama mencapai tujuan bersama yaitu
menyelesaikan masalah yang melibatkan masing masing pihak melalui proses perundingan atau
negosiasi. Pada umumnya, masing masing pihak memiliki sesuatu yang diperebutkan atau
diinginkan oleh pihak lain serta pihak lain bersedia untuk bernegosiasi. Oleh karena itu, seorang
negosiator harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan memahami lawan negosiasi untuk
mencapai tujuan bersama. (Ramadhany, 2021)
Adapun tujuan Negosiasi antara lain sebagai berikut:
1. Menjual produk atau gagasan
2. Mempelajari tawaran klien/seseorang
3. Menawarkan suatu solusi permasalahan
4. Menyelesaikan suatu permasalahan
Source: Buku 8 langkah sukses negosiasi
Proses negosiasi sendiri memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu Negosiasi Distributif
serta Negosiasi Integratif. Negosiasi distributive merupakan negosiasi yang menempatkan ketika
suatu salah satu pihak menang dan pihak lainnya mengalami kekalahan biasa disebut strategi win-
lose (zero-sum). Sedangkan negosiasi integrative merupakan negosiasi yang menghasilkan
kesepakatan bahwa masing masing pihak yang terlibat akan mendapatkan keuntungan, biasa
disebut sebagai strategi win-win solution (positive-sum). Pada prosesnya, strategi negosiasi yang
digunakan oleh para pihak tidak disebutkan, namun bisa dilihat bagaimana proses negosiasi
tersebut berlangsung. Selain itu ada pun factor yang mempengaruhi proses negosiasi yaitu
kekuasaan, waktu dan informasi. Semakin besar kekuasannya semakin besar pengaruh dan daya
persuasinya. Kemudian informasi terkait pihak lawan pun berpengaaruh terhadap kesempatan
untuk mendapatkan keuntungan.

METODE
Metode penulisan yang digunakan adalah studi kasus melalui metode deskriptif kualitatif
dengan mengambil data dari berbagai sumber terpercaya dan bukan rekayasa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui studi literature untuk mendapatkan informasi yang
mendukung proses penulisan. Sumber data dalam tulisan ini berasal dari teks-teks yang
dikeluarkan secara online melalui laman Google seperti jurnal artikel yang terbit di google scholar,
berita dari bbc.com, cnnindonesia.com, dan kompas.com. Teks-teks yang menjadi sumber data
tersebut dikelola dan ditelaah sebagai informasi yang menyampaikan isu menarik tentang proses
negosiasi antara PT. Freeport dengan Pemerintah Indonesia.

PEMBAHASAN
PT. Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan yang terkemuka didunia yang telah beroperasi sejak 1967. Perusahaan ini
melakukan eksploraasi, menambang serta memproses bijih yang mengandung tembaga, emas,
perak yang terletak provinsi papua. (Overview PT. Freeport Indonesia, 2021) PT. Freeport
beroperasi di daerah dataran tinggi Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Indonesia. Papua
merupakan provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia.
Keberadaan PT. Freeport Indonesia sebagai bentuk investasi asing di tanah Papua
menimbulkan berbagai hal negative serta menimbulkan konflik tak berujung antara pemerintah,
masyarakat serta perusahaan tersebut. Timbulnya konflik berawal akibat tuntutan ganti rugi terkait
tanah masyarakat serta dampak lingkungan yang ditimbulkan dalam proses kegiatan eksplorasi
tambang tersebut. Selain itu, adapun terkait kontrak karya dan kebijakan pemerintah terhadap PT.
Freeport yang tidak seimbang. Hal ini menjadikan pemerintah Indonesia melakukan proses
negosiasi dengan PT. Freeport. Dalam proses negosiasinya terdapat beberapa kendala yang
diakibatkan oleh perbedaan kepentingaan dari para pihak sehingga proses negosiasi berlangsung
cukup lama.
Proses negosiasi pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport telah dilakukan sejak era
cabinet presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) namun belum juga menemui titik terang
kesepakatan. Akhirnya negosiasi dapat dilakukan dan menemui titik terang di era Presiden Joko
Widodo. Negosiasi merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk mempertemukan
keinginan, kepentingan, gagasan, ide atau suatu cara dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Saat proses negosiasi, Pemerintah menuntut nasionalisasi terhadap saham Freeport sebesar
51 persen (divestasi saham). Proses negosiasi terkait nasionalisasi ini juga berlangsung cukup lama
dan banyak menghadapi kendala. Negosiasi yang dilakukan sejak dari pemberlakuan Kontrak
Karya II PT. Freeport Indonesia di Papua tahun 1991 hingga akhirnya disepakati tanggal 12 Juli
2019 melalui pertemuan Pemerintah Indonesia, Freeport McMoran Inc dan Rio Tinto yang
menghasilkan Heads of Agreement (HoA) (Kaisupy, 2021). Sebelumnya Freeport sudah beberapa
kali meneken Kontrak Karya (KK) dan memiliki izin operasi hingga 2021. Namun apabila melihat
isi kontrak karya tersebut, terdapat ketidakseimbangan dimana pihak Freeport sebagai penanam
modal asing mendapatkan keuntungan lebih besar daripada penyedia izin operasi yaitu pemerintah
Indonesia sendiri.
Setelah melewati beberapa proses negosiasi yang tak kunjung menemui titik terang akibat
perbedaan kepentingan dari masing masing pihak. Dari beberapa pertemuan yang telah
dilaksanakan, pihak Freeport masih keras terhadap masalah pembagian divestasi saham. Dengan
adanya perpindahan status dari Kontrak Karya menjadi IUPK, menjadikan pihak Freeport enggan
untuk menyetujui kesepakatan. Pihak Freeport memiliki kepentingan untuk mendapatkan fasilitas
seperti yang diberikan sebelumnya pada Kontrak Karya (KK) dan akan menyetujui kesepakatan
apabila pemerintah Indonesia memberikan stabilitas investasi. Disisi lain, pihak Indonesia
memiliki kepentingan untuk mendapatkan divestasi saham yang lebih besar karena wilayah operasi
Freeport berada di wilayan negara Indonesia. Walaupun negosiasi antara pemerintah dan Freeport
berlangsung cukup lama, pada akhirnya pemerintah mampu menundukan Freeport untuk
mengikuti kebijakan yang telah dibuat pemerintah.
Berdasarkan teori negosiasi yang sudah dipaparkan, pendekatan strategi yang digunakan
dalam negosiasi pemerintah Indonesia dengan pihak PT. Freeport adalah strategi negosiasi
integrative dimana kedua belah pihak mendapatkan keuntungan melalui win-win solution. Hasil
akhir kesepakatan dari negosiasi ini pihak pemerintah Indonesia mendapatkan divestasi saham
sebesar 51% sedangkan pihak PT. Freeport mendapatkan perpanjangan operasi 2x10 tahun melalui
skema Izin Usaha Khusus Pertambangan (IUPK). (bbc, 2018) Dari hasil kesepakatan tersebut
dapat disimpulkan bahwa negosiasi mampu mencapai titik terang melalui strategi integrative win-
win solution dimana kedua belah pihak mendapatkan keuntungan masing-masing. Kemenangan
pemerintah Indonesia dalam negosiasi ini menjadikan momen bersejarah setelah PT. Freeport
beroperasi sejak 1973 di Indonesia.

KESIMPULAN
Dari uraian analisis terkait proses negosiasi antara Pemerintah Indonesia dengan PT.
Freeport dalam permasalahan divestasi saham serta izin usaha berlangsung cukup lama. Setelah
melalui proses negosiasi yang panjang, akhirnya pemerintah Indonesia mampu menaklukan
Freeport untuk mengikuti kebijakan yang telah dibuat pemerintah. Dalam negosiasi ini pihak
Indonesia berada di posisi yang menguntungkan, dilihat dari tempat negosiasi berada di wilayah
Indonesia sementara PT. Freeport merupakan pihak asing yang berinvestasi di wilayah Indonesia
dan belum memenuhi kebijakan izin usaha di Indonesia. Tapi disisi lain, pihak masyarakat yang
terlibat konflik di kawasan Freeport masih belum menemui titik terangnya.
Proses negosiasi berjalan alot dan memakan waktu bertahun tahun untuk mencapai
kesepakatan bersama. Namun pada akhirnya negosiasi ini mampu mencapai titik temu sesuai
kesepakatan dan porsinya masing masing melalui strategi winwin solution. Dimana pihak
Indonesia berhasil mendapatkan keuntungan divestasi saham Indonesia di PT. Freeport sebesar
51%, serta Pihak PT. Freeport mendapat perpanjangan operasi di Indonesia selama 2x10 tahun
melalui skema Izin Usaha Khusus Pertamabangan (IUPK). Selain itu ada beberapa hal yang
disepakati antara lain pembangunan smelter dan kepastian penerimaan negara dan investasi. (bbc,
2018)
Daftar Pustaka
bbc. (2018, Desember 28). Di balik negosiasi Freeport: Dulu 'main ancam' sampai kemudian
'melunak'. Retrieved from https://www.bbc.com/:
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46696186
Kaisupy, D. A. (2021). PROSES NEGOSIASI KONFLIK PAPUA: DIALOG JAKARTA-
PAPUA. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 13.
Overview PT. Freeport Indonesia. (2021). Retrieved from ptfi.co.id: https://ptfi.co.id/id/overview
Ramadhany, M. (2021). Analysis of the Negotiation Process of PT Surya Bratasena. JBTI: Jurnal
Bisnis: Teori dan Implementasi, 9.
Sardjono, T. (2009). In T. Sardjono, 8 Langkah Sukses Negosiasi (p. 108). Jakarta: Raih Asa
Sukses.
Sinaga, R. (2018). Negosiasi Internasional dan Budaya Bisnis: Studi kasus Perusahaan Raksasa
Google. Jurnal Administrasi dan Kesekretarisan , 14.
Utami, S. N. (2021, Januari 31). Daftar barang tambang di seluruh provinsi di indonesia dan
kegunaannya. Retrieved from kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/170917169/daftar-barang-tambang-di-
seluruh-provinsi-di-indonesia-dan-kegunaannya

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai