Oleh:
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KOTA PALEMBANG
2017
SISTEM POLITIK NEGARA UNI EMIRAT ARAB (UEA)
A. PROFIL
the US Dollar)(1)
1
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Kependudukan – Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.
1
Selatan 35.7%, Iran 5%, Filipino 3.4%, Eropa dll
7.8 %.
dan Parsi.
bendera.
Sumber daya alam terdiri dari minyak bumi dan gas alam;
2
16. Transportasi : Sarana transportasi umum yang berlaku di PEA
Dh. 1.17/km.(2)
B. SEJARAH SINGKAT
Sejarah kehidupan dan peradaban manusia telah tumbuh di Jebel Hafit, wilayah di
kawasan Timur PEA sejak era Neolitikum, atau sekitar 5000 tahun yang lalu, sektor
pertanian serta perikanan muncul sebagai sumber mata pencaharian utama. Pada era
Helenistik, awal masa hubungan perdagangan dilakukan dengan bangsa-bangsa lain yang
hidup di sebelah utara kawasan Teluk, dan bahkan sampai Lautan Tengah
(Mediterranean). Kawasan Teluk mulai tumbuh menjadi sebuah kawasan penting, ketika
mutiara mulai ditemukan. Rivalitas dan pertarungan antar suku bangsa mulai muncul,
Khaimah dan Sharjah merupakan kabilah yang mempunyai pengaruh kuat dan
perdagangan. Mutiara menjadi komoditas penting bagi bangsa Portugis dan Inggris.
Kelompok suku bangsa Qasimi yang mempunyai pengaruh besar melakukan pembatasan
2
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Tentang Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.
3
kawasan Teluk. Upaya tersebut mulai berlangsung sejak tahun 1803, dan terus berkembang
dengan tercapainya berbagai persetujuan, termasuk dengan suku bangsa di kawasan PEA
sistem “Trucial States” dengan ditandatanganinya “Maritime Treaty” pada tahun 1853.
Periode “Trucial State” ditandai dengan penerapan berbagai kebijakan untuk menciptakan
perpajakan, pembagian tanah dan lain sebagainya. Pada periode ini pula, ditemukan ladang
minyak di kawasan PEA pada tahun 1930. Fase ini berlangsung sampai dengan tahun
1971. Pada fase tersebut, Inggris melalui parlemennya yang secara resmi, mengumumkan
penarikan diri dari kawasan Teluk, pada tanggal 16 Januari 1968 dengan proses penarikan
Fase sejarah modern PEA, diawali dengan pembentukan negara federasi. Sheikh Zayed bin
Sultan Al Nahyan, Emir Abu Dhabi memprakarsai dan melakukan perundingan dengan 8
(delapan) Emir lainnya, tetangga berdekatan dengan Abu Dhabi, yaitu Dubai, Sharjah,
Ajman, Umm Al Quwain,Ras Al Khaimah, Fujairah, Bahrain dan Qatar untuk membentuk
Pembentukan negara federasi tersebut disetujui oleh 6 Emir (Abu Dhabi, Dubai, Sharjah,
Ajman, Umm Al Quwain dan Fujairah) dan diproklamirkan pada tanggal 2 Desember
1971. Hanya Qatar dan Bahrain yang menarik diri dari perundingan dan
Pebruari 1972. Melalui sidang Federal Supreme Council, Sheikh Zayed bin Sultan Al
Nahyan (Emir Abu Dhabi) terpilih sebagai Presiden Persatuan Emirat Arab untuk periode
5 tahun pertama.
4
Dalam perkembangan stabilitas pemerintahan PEA, diikuti dengan pembentukan
badan konsultatif.
Aktifitas PEA dalam berbagai forum internasional antara lain sebagai berikut:
Tanggal 6 Desember 1971, PEA resmi menjadi anggota negara-negara Liga Arab.
Tahun 1981 menjadi tuan rumah pembentukan organisasi regional kawasan Teluk,
Arab Gulf Cooperation Council (AGCC). Tercatat beberapa kali (tahun 1981,
1986, 1992, 1998) sebagai penyelenggara KTT Kepala Negara Teluk (AGCC) dan
1. KETERANGAN UMUM
5
Menteri Luar Negeri : YM Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan
a. Sistem Politik
PEA memiliki tingkat stabilitas politik memadai dan merupakan satu-satunya negara
di dunia Arab dengan sistem Federasi yang telah bertahan cukup lama.
1) Sistem Politik
2) Konstitusi
permanen oleh Supreme Council (SC) tahun 1996. Sesuai Kontitusi pasal 120 dan
Federal antara lain bidang Urusan Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan,
3
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Kependudukan – Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.
6
permasalahan bidang lainnya diserahkan kepada masing-masing pemerintah /
Emirat.(4)
3) Partai Politik
Dalam Negeri
meningkatkan kesejahteraan.
Regional
Cooperation Coucil (AGCC) yang diresmikan di Abu Dhabi bulan Mei 1981.
Luar Negeri
mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Dalam kebijakan politik luar
pandangan dan sikap. Sebagaimana yang dilakukan Indonesia, PEA juga terus
4
Website Resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia – Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. “Embassy of The
Republic of Indonesia Abu Dhabi – United Arab Emirates”. Indonesianembassy.ae.
7
c. Sistem Pemerintahan
1) Pembagian Administratif
Sumber: indonesianembassy.ae
Masing-masing dari tujuh emirat memiliki pemerintahan sendiri dengan ibu kota
masing-masing dan departemen Tujuh emirat tersebut yaiu, Abu Dhabil Dubai, Sharjah,
2) Lembaga Tinggi
FSC yakni institusi pemegang kekuasaan tertinggi negara federal PEA. FSC
merupakan instrumen federal yang secara ekslusif memiliki kekuasan eksekutif, ratifikasi,
dan legislatif. Kekuasaan eksekutif FSC meliputi penerimaan anggota baru negara federal,
memilih Presiden dan Wakil Presiden, memformulasi GBHN, melakukan fungsi kontrol.
Kekuasaan meratifikasi mengenai persetujuan setiap keputusan yang diambil oleh dua atau
keamanan negara, menyetujui atau menolak terhadap persetujuan yang diambil pemerintah
8
penugasan dan pemberhentian Hakim Agung, persetujuan atas perjanjian internasional dan
FSC dalam keadaan tertentu dapat mengeluarkan setiap peraturan hukum dan
tersebut dapat dijalankan oleh Presiden. Namun demikian menurut konstitusi, FSC tetap
b) Presiden
Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh FSC untuk masa jabatan 5 tahun. Apabila
negaranya dalam hubungan luar negeri, baik secara internal maupun eksternal. Presiden
Perdana Menteri serta Ketua Federal Supreme Court beserta Hakim Agung, dan
9
mengangkat Duta Besar. Kekuasaan tradisional Presiden yang tetap berlangsung adalah
urusan pemerintahan, yakni melakukan dan menindaklanjuti GBHN PEA, memiliki hak
undang, Peraturan Hukum Federal bagi tiap emirat. Dalam melaksanakan fungsi eksekutif
untuk mewakili Parlemen PEA melakukan hubungan luar negeri dengan lembaga/Badan
Berdasarkan keputusan Presiden PEA, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan pada
bulan Desember 2005 bahwa penetapan anggota FNC PEA akan dilakukan melalui 2 (dua)
mekanisme; pertama, 1/2 anggota FNC akan dipilih langsung melalui mekanisme pemilu.
10
Kedua, 1/2 anggota FNC lainnya akan tetap ditunjuk langsung oleh emir (penguasa
wilayah) di 7 wilayah keemiratan. Proses pemilu tersebut telah dilakukan untuk pertama
kalinya pada tanggal 16, 18 dan 20 Desember 2006 dan telah menghasilkan 20 orang
anggota baru FNC PEA (50% dari total anggota FNC). Sementara 1/2 anggota FNC
disyahkan oleh FSC menjadi Undang-undang. FNC juga merupakan lembaga yang lebih
cenderung sebagai lembaga konsultatif dan memberikan masukan kepada lembaga negara
Fungsi legislatif yang melekat pada FNC terbatas pada tingkat proseduril (lembaga
Arab, namun wakil lembaga Parlemen PEA dalam hubungan dengan lembaga parlemen
e) Federal Judiciary
permasalahan konflik juridis antar anggota emirat, termasuk permasalahan dengan negara
federal, menguji aturan-aturan hukum anggota emirat dan pemberi interpretasi aturan-
aturan hukum yang syah atas permintaan negara federal ataupun pihak emirat lainnya.
3) Pemerintah Federal
fungsi ketatanegaraan, baik urusan internal maupun eksternal. Dalam menjalankan fungsi
11
dalam masalah hubungan luar negeri termasuk menandatangani perjanjian internasional
internal terhadap stabilitas politik dan keamanan, keuangan, pajak dan bea
cukai, kesehatan, penerangan, pos dan telekomunikasi, listrik, lalulintas udara, imigrasi,
4) Pemerintah Lokal
Dalam sistem pemerintah federal PEA, pada setiap emirat terdapat pemerintahan
keamanan dari Pemerintah Federal. Para emir dapat membentuk dan mengatur sistem
hukum tersendiri sesuai dengan keperluan masyarakatnya. Termasuk yang paling penting
adalah kewenangan para emir mengatur “natural resources”. Sumber daya alam dan
“unitary” dalam bentuk negara federal para emir dari 7 emirat secara “voluntary”
Konstitusi menjamin secara hukum untuk menjalankan hak (souvereignty) dan segala
urusan (di luar jurisdiksi pemerintah federal) setiap emir di wilayah dan perairannya
12
Kewenangan emirat dalam mengatur masalah internalnya, lebih kuat dibanding dengan
mendapat pengakuan. Para emir dapat menunda atau tidak memberlakukan peraturan yang
telah ditetapkan negara federal atas wilayahnya, apabila hal tersebut dipandang tidak sesuai
mengatur sistem hukum tersendiri sesuai dengan keperluan masyarakatnya. Termasuk yang
paling penting adalah kewenangan besar para emir mengatur “natural resources”.
emirat (lokal). Sementara itu, tiap-tiap emirat berkewajiban untuk memberikan kontribusi
5) Tradisional
emir memiliki hak "privelege" secara tradisional telah berlangsung turun temurun.
Pemerintahan tradisional tersebut dikenal dengan organ atau wadah yang disebut dengan
“Majelis”.
Para pemimpin suku/kabilah yang berada pada Emirat-Emirat, secara teratur selalu
(terutama bulan Ramadhan) membuka majelis dan bertemu dengan masyarakat kabilahnya
dari masyarakatnya yang dapat disampaikan secara langsung. Masukan langsung dari
privilese para emir dan proses pengambilan keputusan langsung dari masyarakatnya tanpa
13
melalui lembaga perwakilan telah berlangsung mewarnai kehidupan ketatanegaraan secara
tradisional PEA.
c. Sistem Peradilan
FSC, Badan Federal tertinggi melaksanakan fungsi yudikatif negara federal, yakni
menyangkut hubungan antar emirat, dan memberikan interpretasi juridis mengenai UUD.
FSC adalah pengadilan banding tingkat tertinggi. Prinsip norma keadilan, dengan lembaga
dan kewenangan administratif yang berlaku sesuai dengan prinsip hukum sebagaimana
diterapkan di negara Barat. Namun dasar hukum yang menjadi keputusan adalah syariat
Islam. Anggota Peradilan Federal diangkat oleh Presiden setelah mendapat persetujuan
dari Supreme Council. Komposisi FSC terdiri dari seorang Ketua dan 5 orang Hakim
Agung.
2) Primary Tribunals
sistem pengadilan federal yang diperkenalkan pada tahun 1971, semua emirat memiliki
pengadilan sekuler untuk mengadili kasus pidana, perdata, dan komersial, dan pengadilan
14
3) Local Judicial Authorities
Pengadilan Negeri memiliki yuridiksi yang terbatas pada wilayah hukum tiap emirat.
Tugasnya menyelesaikan perkara yang tidak tercakup oleh kedua peradilan Federal di atas.
d. Sistem Kabinet
Dewan Menteri dicalonkan oleh Perdana Menteri dan disetujui oleh Presiden.
Menteri Pend. Tinggi dan Riset Ilmiah : Sheikh Nahyan Bin Mubarak Al Nahyan
15
Menteri Negara Urusan Luar Negeri/ : Dr. Mohammed Anwar Gargash
5
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Tentang Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.
16
DAFTAR PUSTAKA
Website Resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia – Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
“Tentang UEA”. Indonesianembassy.ae. http://indonesianembassy.ae/id/about-uae/.
(diakses pada 15 Februari 2018, pukul 22:20 WIB).
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Kependudukan – Persatuan
Emirat Arab”. Kemlu.go.id. https://www.kemlu.go.id/abudhabi/id/Pages/Persatuan-
Emirat-Arab1.aspx. (diakses pada 15 Februari 2018, pukul 22:13 WIB).
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Tentang Persatuan Emirat
Arab”. Kemlu.go.id. https://www.kemlu.go.id/abudhabi/lc/Pages/Persatuan-Emirat-
Arab1.aspx. (diakses pada 15 Februari 2018, pukul 22:16 WIB).
Wikipedia. “Uni Emirat Arab”. Wikipedia.org.
https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Emirat_Arab. (diakses pada 16 Februari 2018,
pukul 10:34 WIB).
17