Anda di halaman 1dari 18

MENGENAL SISTEM POLITIK

NEGARA UNI EMIRAT ARAB (UEA)

(Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan


Tugas Mata Kuliah Sistem Politik Indonesia)

Oleh:

Muhammad Lutfi Baidhowi

Dosen Pengampu:

Dr. Ardiyan Saptawan, M.Si.

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KOTA PALEMBANG

2017
SISTEM POLITIK NEGARA UNI EMIRAT ARAB (UEA)

Sumber: Kemlu.go.id Sumber: wikipedia.org

A. PROFIL

1. Nama Negara : Al Imaarat Al `Arabiyah Al Muttahidah (Arab) /

United Arab Emirates (Inggris) /

Persatuan Emirat Arab (Indonesia).

2. Ibukota : Abu Dhabi

3. Merdeka Tahun : 1971

4. Hari Nasional : 2 Desember

5. Mata Uang : UAE Dirham (USD 1 = AED 3.67 – pegged to

the US Dollar)(1)

6. Jumlah Penduduk : 5,6 juta (data statistik thn 2006), dengan

komposisi WN PEA 21,9% dan selebihnya adalah

warga negara asing (ekspatriat), terutama India,

Pakistan, Iran, Bangladesh, Sri Lanka, Filipina,

Mesir, Palestina, Syria dll (78,1 %).

7. Etnis Suku : Arab 48.1% (Emirati:12.2%, Bedouin 9.4%;

Mesir 6.2%, Oman 4.1%, Arab Saudi 4%) , Asia

1
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Kependudukan – Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.

1
Selatan 35.7%, Iran 5%, Filipino 3.4%, Eropa dll

7.8 %.

8. Bahasa : Arab (resmi) dan bahasa Inggris, Urdu, Hindi

dan Parsi.

9. Agama : Islam (Sunni 80 % dan Syi'ah 16 %), Kristen,

Hindu dll sekitar 4 %.

10. Lagu Kebangsaan : Tahiyyatul `Alam

11. Lambang Negara : Elang Emas memegang perkamen merah yang

menggambarkan nama negara menggunakan

huruf Kufi. Terletak di dada Elang Emas tersebut

sebuah disk yang mewakili bendera nasional.

12. Bendera : Tiga warna sejajar horisontal hijau (atas), putih

(tengah), dan hitam (bawah), dengan warna

merah vertikal yang lebih luas di sisi tiang

bendera.

13. Indikator ekonomi PEA tahun 2008:

Sumber daya alam terdiri dari minyak bumi dan gas alam;

o G.D.P. 2008 : US$ 254.5 milyar

o GDP per Capita Income : US$ 53.300

o Tingkat Pertumbuhan : 7,4 %

o Total Ekspor : US$ 203.46 milyar

o Total Impor : US$ 153.29 milyar

o Satuan Mata Uang : Dirham

14. Waktu : -3 jam dari WIB atau +4 GMT

15. Hari Libur : Jum’at dan Sabtu

2
16. Transportasi : Sarana transportasi umum yang berlaku di PEA

adalah taksi, selain terdapat juga bus angkutan antar

emirat. Tarif taksi di Abu Dhabi adalah 2 dirham

(min) dan 50 fils/km, Dubai: 3 dirham (min) dan

Dh. 1.17/km.(2)

B. SEJARAH SINGKAT

Sejarah kehidupan dan peradaban manusia telah tumbuh di Jebel Hafit, wilayah di

kawasan Timur PEA sejak era Neolitikum, atau sekitar 5000 tahun yang lalu, sektor

pertanian serta perikanan muncul sebagai sumber mata pencaharian utama. Pada era

Helenistik, awal masa hubungan perdagangan dilakukan dengan bangsa-bangsa lain yang

hidup di sebelah utara kawasan Teluk, dan bahkan sampai Lautan Tengah

(Mediterranean). Kawasan Teluk mulai tumbuh menjadi sebuah kawasan penting, ketika

mutiara mulai ditemukan. Rivalitas dan pertarungan antar suku bangsa mulai muncul,

khususnya dalam rangka menanamkan dan memperluas pengaruhnya untuk tujuan

kepentingan ekonomi dan perdagangan. Kabilah Qasimi, penguasa wilayah Ras Al

Khaimah dan Sharjah merupakan kabilah yang mempunyai pengaruh kuat dan

mendominasi pertarungan antar suku bangsa di tujuh keemiran.

Letak geografis semenanjung Arab menjadi kawasan strategis dalam dunia

perdagangan. Mutiara menjadi komoditas penting bagi bangsa Portugis dan Inggris.

Kelompok suku bangsa Qasimi yang mempunyai pengaruh besar melakukan pembatasan

terhadap kapal-kapal Portugal, Inggris dan Belanda.

Dalam perkembangan sejarah, tercatat bahwa administratif Inggris yang

mempelopori terjalinnya ikatan persetujuan dengan para pemimpin suku bangsa di

2
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Tentang Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.

3
kawasan Teluk. Upaya tersebut mulai berlangsung sejak tahun 1803, dan terus berkembang

dengan tercapainya berbagai persetujuan, termasuk dengan suku bangsa di kawasan PEA

pada tahun 1820.

Tahap puncak persetujuan tersebut membawa suku bangsa di kawasan ke dalam

sistem “Trucial States” dengan ditandatanganinya “Maritime Treaty” pada tahun 1853.

Periode “Trucial State” ditandai dengan penerapan berbagai kebijakan untuk menciptakan

perdamaian antar pihak bertikai, juga mulai memberlakukan peraturan mengenai

perpajakan, pembagian tanah dan lain sebagainya. Pada periode ini pula, ditemukan ladang

minyak di kawasan PEA pada tahun 1930. Fase ini berlangsung sampai dengan tahun

1971. Pada fase tersebut, Inggris melalui parlemennya yang secara resmi, mengumumkan

penarikan diri dari kawasan Teluk, pada tanggal 16 Januari 1968 dengan proses penarikan

secara keseluruhan selesai pada tahun 1971.

Fase sejarah modern PEA, diawali dengan pembentukan negara federasi. Sheikh Zayed bin

Sultan Al Nahyan, Emir Abu Dhabi memprakarsai dan melakukan perundingan dengan 8

(delapan) Emir lainnya, tetangga berdekatan dengan Abu Dhabi, yaitu Dubai, Sharjah,

Ajman, Umm Al Quwain,Ras Al Khaimah, Fujairah, Bahrain dan Qatar untuk membentuk

suatu negara federasi Persatuan Emirat Arab.

Pembentukan negara federasi tersebut disetujui oleh 6 Emir (Abu Dhabi, Dubai, Sharjah,

Ajman, Umm Al Quwain dan Fujairah) dan diproklamirkan pada tanggal 2 Desember

1971. Hanya Qatar dan Bahrain yang menarik diri dari perundingan dan

memproklamasikan negaranya masing-masing. Ras Al Khaimah bergabung pada bulan

Pebruari 1972. Melalui sidang Federal Supreme Council, Sheikh Zayed bin Sultan Al

Nahyan (Emir Abu Dhabi) terpilih sebagai Presiden Persatuan Emirat Arab untuk periode

5 tahun pertama.

4
Dalam perkembangan stabilitas pemerintahan PEA, diikuti dengan pembentukan

perangkat institusi kenegaraan federatif modern Persatuan Emirat Arab, termasuk

Undang-Undang Dasar. Kekuasaan dibagi-bagi dalam fungsi-fungsi legislatif, eksekutif

dan yudikatif, yang dimiliki oleh lembaga-lembaga sebagai berikut;

1. Federal Supreme Council, sebagai institusi kekuasaan tertinggi negara federal.

2. Presiden, sebagai pemegang kewenangan legislatif dan eksekutif.

3. Council of Minister atau Dewan Menteri, sebagai pemegang kekuasaan eksekutif

yang dikontrol oleh Federal Supreme Council dan Presiden.

4. Federal National Council (FNC), sebagai lembaga legislatif, berfungsi sebagai

badan konsultatif.

5. Federal Supreme Court (FSC), pemegang kekuasaan yudikatif.

Aktifitas PEA dalam berbagai forum internasional antara lain sebagai berikut:

 Tanggal 6 Desember 1971, PEA resmi menjadi anggota negara-negara Liga Arab.

 Tanggal 9 Desember 1971 menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 Tahun 1981 menjadi tuan rumah pembentukan organisasi regional kawasan Teluk,

Arab Gulf Cooperation Council (AGCC). Tercatat beberapa kali (tahun 1981,

1986, 1992, 1998) sebagai penyelenggara KTT Kepala Negara Teluk (AGCC) dan

terakhir pada tanggal 18-19 Desember 2005 di Abu Dhabi.

C. POLITIK DAN PEMERINTAHAN

1. KETERANGAN UMUM

 Bentuk Negara : Federasi Konstitusional

 Presiden : YM Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan

 Wakil Presiden dan PM : YM Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum

 Putera Mahkota : YM Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan

5
 Menteri Luar Negeri : YM Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan

 Sistem Pemerintahan : Negara Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.

 Konstitusi : The UAE Constitution 1971

 Sistem Hukum : Berdasarkan civil law system dengan beberapa

elemen diambil dari hukum Islam (Syariah).

 Partai Politik : Tidak ada(3)

2. SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN

a. Sistem Politik

PEA memiliki tingkat stabilitas politik memadai dan merupakan satu-satunya negara

di dunia Arab dengan sistem Federasi yang telah bertahan cukup lama.

1) Sistem Politik

Federasi dengan sejumlah kewenangan diserahkan kepada Pemerintah Federal dan

kewenangan lainnya diserahkan pada masing-masing emirat.

2) Konstitusi

Diadopsi sementara pada tanggal 2 Desember 1971 kemudian disahkan secara

permanen oleh Supreme Council (SC) tahun 1996. Sesuai Kontitusi pasal 120 dan

pasal 121 sejumlah permasalahan dan wewenang dilaksanakan oleh Pemerintah

Federal antara lain bidang Urusan Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan,

Kewarganegaraan dan Imigrasi, Pendidikan, Kesehatan, Nilai Tukar, Pos dan

Telekomunikasi, Ijin Pesawat dan Kontrol Lalu Lintas Udara, Ketenagakerjaan,

Perbankan, Batas Tertorial, dan Ekstradisi Narapidana. Sedangkan wewenang dan

3
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Kependudukan – Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.

6
permasalahan bidang lainnya diserahkan kepada masing-masing pemerintah /

Emirat.(4)

3) Partai Politik

Tidak adanya partai politik yang berjalan di negara federasi PEA.

b. Kebijakan Pemerintah PEA

 Dalam Negeri

Mengutamakan stabilitas politik dan keamanan, menegakkan keadilan dan

meningkatkan kesejahteraan.

 Regional

Berorientasi kepada kepentingan persatuan/kesatuan negara Arab umumnya.

Beliau merupakan salah seorang pemrakarsa kelompok regional Arabian Gulf

Cooperation Coucil (AGCC) yang diresmikan di Abu Dhabi bulan Mei 1981.

 Luar Negeri

Mendukung penuh prinsip dan gagasan serta usaha negara Non-blok

membangun kesejahteraan ekonomi negara Dunia Ketiga dan tidak

mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Dalam kebijakan politik luar

negeri menyangkut Palestina, Indonesia dan PEA memiliki kesamaan

pandangan dan sikap. Sebagaimana yang dilakukan Indonesia, PEA juga terus

menyatakan dukungan bagi upaya pencapaian Negara Palestina yang merdeka

4
Website Resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia – Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. “Embassy of The
Republic of Indonesia Abu Dhabi – United Arab Emirates”. Indonesianembassy.ae.

7
c. Sistem Pemerintahan

1) Pembagian Administratif

Sumber: indonesianembassy.ae

Masing-masing dari tujuh emirat memiliki pemerintahan sendiri dengan ibu kota

masing-masing dan departemen Tujuh emirat tersebut yaiu, Abu Dhabil Dubai, Sharjah,

Ajman, Umm Al Quwain, Ra’s Al Khaimah, dan Fujairah.

2) Lembaga Tinggi

Berdasarkan Konstitusi PEA pada Bab IV pasal 45 menyatakan bahwa lembaga

tinggi negara federasi PEA terdiri dari:

a) Federal Supreme Council (FSC)

FSC yakni institusi pemegang kekuasaan tertinggi negara federal PEA. FSC

merupakan instrumen federal yang secara ekslusif memiliki kekuasan eksekutif, ratifikasi,

dan legislatif. Kekuasaan eksekutif FSC meliputi penerimaan anggota baru negara federal,

memilih Presiden dan Wakil Presiden, memformulasi GBHN, melakukan fungsi kontrol.

Kekuasaan meratifikasi mengenai persetujuan setiap keputusan yang diambil oleh dua atau

lebih emirat, menentukan dan memutuskan langkah kebijaksanaan pertahanan dan

keamanan negara, menyetujui atau menolak terhadap persetujuan yang diambil pemerintah

dengan negara asing, kekuasaan memberikan persetujuan terhadap keputusan kabinet,

8
penugasan dan pemberhentian Hakim Agung, persetujuan atas perjanjian internasional dan

mendeklarasikan negara dalam keadaan bahaya.

FSC dalam keadaan tertentu dapat mengeluarkan setiap peraturan hukum dan

perundang-undangan. Apabila sedang tidak dalam keadaan "in session", kekuasaan

tersebut dapat dijalankan oleh Presiden. Namun demikian menurut konstitusi, FSC tetap

merupakan bentuk kepemimpinan kolektif PEA. Komposisi FSC sebagai berikut:

o HH Sheikh Khalifa Bin Sultan Al Nahyan (Emir Abu Dhabi).

o HH Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum( Emir Dubai).

o HH Dr. Sheikh Sultan Bin Mohammed Al Qassimi (Emir Sharjah).

o HH Sheikh Saqr bin Mohamed Al Qassimi (Emir Ras Al Khaimah).

o HH Sheikh Rashid bin Ahmed Al Mualla (Emir Umm Al Quwain).

o HH Sheikh Humaid bin Rashid Al Nu’aimi (Emir Ajman).

o HH Sheikh Hamad bin Mohammed Al Shaqr (Emir Fujairah).

b) Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh FSC untuk masa jabatan 5 tahun. Apabila

Presiden dalam keadaan berhalangan, Wakil Presiden berkewajiban mengambil alih

tanggungjawabnya. Presiden memiliki kekuasaan eksekutif dan legislatif yang luas.

Presiden memiliki kewenangan menyelenggarakan dan memimpin sidang-sidang FSC dan

Kabinet. Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata dan melakukan tugas mewakili

negaranya dalam hubungan luar negeri, baik secara internal maupun eksternal. Presiden

juga menandatangani setiap produk hukum dan perundang-undangan, ketetapan, keputusan

termasuk ratifikasi perjanjian internasional. Menetapkan (penugasan dan pemberhentian)

Perdana Menteri serta Ketua Federal Supreme Court beserta Hakim Agung, dan

9
mengangkat Duta Besar. Kekuasaan tradisional Presiden yang tetap berlangsung adalah

memberikan amnesti dan pengampunan bagi terpidana.

c) Council of Ministers atau Dewan Menteri

Dewan Menteri merupakan pelaksana otoritas kewenangan eksekutif dalam segala

urusan pemerintahan, yakni melakukan dan menindaklanjuti GBHN PEA, memiliki hak

inisiatif menyusun rancangan perundang-undangan dan mengkonsultasikannya kepada

FNC, sebelum dimajukan kepada FSC, mengeluarkan regulasi untuk

mengimplementasikan keputusan negara federal, memberikan supervisi terhadap Undang-

undang, Peraturan Hukum Federal bagi tiap emirat. Dalam melaksanakan fungsi eksekutif

tersebut di atas, Kabinet mendapat kontrol dari Presiden dan FSC.

d) Federal National Council (FNC) atau Parlemen

Parlemen adalah badan legislatif/konsultatif PEA. Lembaga ini selalu ditugaskan

untuk mewakili Parlemen PEA melakukan hubungan luar negeri dengan lembaga/Badan

Parlemen negara-negara lain.

FNC dibentuk pada tanggal 12 Pebruari 1972. Anggotanya berjumlah 40 orang,

mewakili wilayah emiratnya, dengan komposisi sebagai berikut:

o Abu Dhabi dan Dubai, masing-masing 8 orang.

o Sharjah dan Ras Al Khaimah,masing-masing 6 orang.

o Ajman, Fujairah dan Umm Al Quwain masing-masing 4 orang.

Berdasarkan keputusan Presiden PEA, Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan pada

bulan Desember 2005 bahwa penetapan anggota FNC PEA akan dilakukan melalui 2 (dua)

mekanisme; pertama, 1/2 anggota FNC akan dipilih langsung melalui mekanisme pemilu.

10
Kedua, 1/2 anggota FNC lainnya akan tetap ditunjuk langsung oleh emir (penguasa

wilayah) di 7 wilayah keemiratan. Proses pemilu tersebut telah dilakukan untuk pertama

kalinya pada tanggal 16, 18 dan 20 Desember 2006 dan telah menghasilkan 20 orang

anggota baru FNC PEA (50% dari total anggota FNC). Sementara 1/2 anggota FNC

lainnya akan ditunjuk langsung oleh para emir.

FNC di antaranya bertugas memberikan rekomendasi penyusunan RAPBN, sebelum

disyahkan oleh FSC menjadi Undang-undang. FNC juga merupakan lembaga yang lebih

cenderung sebagai lembaga konsultatif dan memberikan masukan kepada lembaga negara

lainnya. FNC memiliki instrumen 8 komisi yang mencakup aspek POLEKSOSBUDPEN.

Fungsi legislatif yang melekat pada FNC terbatas pada tingkat proseduril (lembaga

konsultasi) dalam pembentukan peraturan dan perundang-undangan Persatuan Emirat

Arab, namun wakil lembaga Parlemen PEA dalam hubungan dengan lembaga parlemen

negara lain. Selebihnya kekuasaan legislatif terletak pada FSC.

e) Federal Judiciary

Kekuasaan judikatif tertinggi negara federal, dipegang oleh “SUPREME COURT”

(semacam Mahkamah Agung) memiliki kewenangan menyelesaikan berbagai

permasalahan konflik juridis antar anggota emirat, termasuk permasalahan dengan negara

federal, menguji aturan-aturan hukum anggota emirat dan pemberi interpretasi aturan-

aturan hukum yang syah atas permintaan negara federal ataupun pihak emirat lainnya.

3) Pemerintah Federal

Keseluruhan organ pemerintahan federal berkewajiban melaksanakan semua otoritas

fungsi ketatanegaraan, baik urusan internal maupun eksternal. Dalam menjalankan fungsi

tersebut pemerintah federal mempunyai kekuasaan legislatif dan eksekutif, khususnya

11
dalam masalah hubungan luar negeri termasuk menandatangani perjanjian internasional

dan pengawasan terhadap implementasi perjanjian tersebut.

Untuk masalah internal, pemerintah federal memiliki kekuasaan memberlakukan

hukum peraturan perundang-undangan, hal berhubungan dengan ancaman eksternal dan

internal terhadap stabilitas politik dan keamanan, keuangan, pajak dan bea

cukai, kesehatan, penerangan, pos dan telekomunikasi, listrik, lalulintas udara, imigrasi,

kebudayaan, pembuatan/pemeliharaan jalan raya, dan kepolisian.

4) Pemerintah Lokal

Dalam sistem pemerintah federal PEA, pada setiap emirat terdapat pemerintahan

lokal yang memperoleh perlindungan atas kemerdekaan, kedaulatan, stabilitas dan

keamanan dari Pemerintah Federal. Para emir dapat membentuk dan mengatur sistem

hukum tersendiri sesuai dengan keperluan masyarakatnya. Termasuk yang paling penting

adalah kewenangan para emir mengatur “natural resources”. Sumber daya alam dan

kesejahteraan masyarakat setiap wilayah menjadi wewenang pemerintah emirat lokal.

Sementara itu, pemerintah lokal (keemiratan) berkewajiban untuk memberikan kontribusi

“financial” dalam rangka pembiayaan Pemerintah Federal (pusat). Sesuai semangat

“unitary” dalam bentuk negara federal para emir dari 7 emirat secara “voluntary”

memberikan kekuasaan hak prerogatifnya kepada pemerintahan federal.

Konstitusi menjamin secara hukum untuk menjalankan hak (souvereignty) dan segala

urusan (di luar jurisdiksi pemerintah federal) setiap emir di wilayah dan perairannya

masing-masing. Setiap emirat berhak untuk memperoleh perlindungan atas kemerdekaan,

kedaulatan, stabilitas dan keamanan dari pemerintahan Federal. Sementara itu

berkewajiban untuk menghormati hak kemerdekaan dan kedaulatan emirat lainnya.

12
Kewenangan emirat dalam mengatur masalah internalnya, lebih kuat dibanding dengan

menjalankan kegiatan hubungan luar negerinya (eksternal).

Status kekuasaan tradisional para emir atas masing-masing wilayahnya tetap

mendapat pengakuan. Para emir dapat menunda atau tidak memberlakukan peraturan yang

telah ditetapkan negara federal atas wilayahnya, apabila hal tersebut dipandang tidak sesuai

dengan wilayahnya. Di masing-masing wilayahnya, para emir dapat membentuk dan

mengatur sistem hukum tersendiri sesuai dengan keperluan masyarakatnya. Termasuk yang

paling penting adalah kewenangan besar para emir mengatur “natural resources”.

Sumberdaya alam dan kesejahteraan masyarakat setiap wilayah, merupakan kewenangan,

emirat (lokal). Sementara itu, tiap-tiap emirat berkewajiban untuk memberikan kontribusi

“finansial” dalam rangka pembiayaan tugas kewenangan pemerintah federal (pusat).

5) Tradisional

Meskipun PEA berbentuk negara federasi (modern) namun sistem pemerintahan

yang yang berlangsung dalam kehidupan ketatanegaraan, terbilang “unique”, kombinasi

antara “pemerintahan tradisional” dan administratif pemerintahan yang "modern”. Para

emir memiliki hak "privelege" secara tradisional telah berlangsung turun temurun.

Pemerintahan tradisional tersebut dikenal dengan organ atau wadah yang disebut dengan

“Majelis”.

Para pemimpin suku/kabilah yang berada pada Emirat-Emirat, secara teratur selalu

(terutama bulan Ramadhan) membuka majelis dan bertemu dengan masyarakat kabilahnya

untuk mengadakan dialog memecahkan permasalahan serta menerima berbagai permintaan

dari masyarakatnya yang dapat disampaikan secara langsung. Masukan langsung dari

masyarakatnya tersebut, ditindaklanjuti oleh institusi kenegaraan secara modern. Hak

privilese para emir dan proses pengambilan keputusan langsung dari masyarakatnya tanpa

13
melalui lembaga perwakilan telah berlangsung mewarnai kehidupan ketatanegaraan secara

tradisional PEA.

c. Sistem Peradilan

1) Federal Supreme Court (FSC)

FSC, Badan Federal tertinggi melaksanakan fungsi yudikatif negara federal, yakni

mengawasi jalannya pemberlakuan perundang-undangan, menyelesaikan perkara

menyangkut hubungan antar emirat, dan memberikan interpretasi juridis mengenai UUD.

FSC adalah pengadilan banding tingkat tertinggi. Prinsip norma keadilan, dengan lembaga

dan kewenangan administratif yang berlaku sesuai dengan prinsip hukum sebagaimana

diterapkan di negara Barat. Namun dasar hukum yang menjadi keputusan adalah syariat

Islam. Anggota Peradilan Federal diangkat oleh Presiden setelah mendapat persetujuan

dari Supreme Council. Komposisi FSC terdiri dari seorang Ketua dan 5 orang Hakim

Agung.

2) Primary Tribunals

Primary Tribunal merupakan lembaga pengadilan dalam menyelesaikan masalah

sipil keperdataan, tindak pidana serta masalah-masalah konflik administratif. Di samping

sistem pengadilan federal yang diperkenalkan pada tahun 1971, semua emirat memiliki

pengadilan sekuler untuk mengadili kasus pidana, perdata, dan komersial, dan pengadilan

“syariat” Islam untuk meninjau keluarga dan perselisihan agama.

14
3) Local Judicial Authorities

Pengadilan Negeri memiliki yuridiksi yang terbatas pada wilayah hukum tiap emirat.

Tugasnya menyelesaikan perkara yang tidak tercakup oleh kedua peradilan Federal di atas.

Sistem hukum di PEA didasarkan pada syariah Islam.

d. Sistem Kabinet

Dewan Menteri dicalonkan oleh Perdana Menteri dan disetujui oleh Presiden.

Berikut adalah susunan kabinet PEA:

 Wapres/PM/Menteri Pertahanan : Sheikh Moh. Bin Rashid Al Maktoum

 Wk. PM/Menteri Dalam Negeri : Sheikh Seif Bin Zayed Al Nahyan

 Wk. PM/Menteri Urusan Kepres. : Sheikh Mansour Bin Zayed Al Nahyan

 Menteri Keuangan : Sheikh Hamdan Bin Rashid Al Maktoum

 Menteri Luar Negeri : Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan

 Menteri Pend. Tinggi dan Riset Ilmiah : Sheikh Nahyan Bin Mubarak Al Nahyan

 Menteri Pekerjaan Umum : Sheikh Hamdan Bin Mubarak Al Nahyan

 Mennteri Perdagangan Luar Negeri : Sheikha Lubna Binti Khalid Al Qasimi

 Menteri Urusan Kabinet : Mohammed Abdullah Al Gergawi

 Menteri Energi : Mohammed Bin Dhaen Al Hameli

 Menteri Ekonomi : Sultan bin Saeed Al Mansouri

 Menteri Sosial : Mariam Mohammed Khalfan Al Roumi

 Menteri Pendidikan : Humaid Mohammed Obeid Al Qattami

 Menteri Kesehatan : Dr. Hanif Hassan Ali

 Menteri Kebudayaan, Pemuda : Abdul Rahman Mohammed Al Owais

& Pengembangan Masyarakat

 Menteri Tenaga Kerja : Saqr Ghobash Saeed Ghobash

15
 Menteri Negara Urusan Luar Negeri/ : Dr. Mohammed Anwar Gargash

Menteri Negara Urusan FNC

 Menteri Kehakiman : Dr. Hadef bin Ja’an Al Dhaheri

 Menteri Lingkungan Hidup & Air : Rashid Ahmed bin Fahd

 Menteri Negara Urusan Keuangan : Obeid Humaid Al Tayer

 Menteri Negara : Dr. Maitha Salem Al Shamsi

 Menteri Negara : Reem Ibrahim Al Hashimi(5)

5
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Tentang Persatuan Emirat Arab”.
Kemlu.go.id.

16
DAFTAR PUSTAKA

Website Resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia – Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
“Tentang UEA”. Indonesianembassy.ae. http://indonesianembassy.ae/id/about-uae/.
(diakses pada 15 Februari 2018, pukul 22:20 WIB).
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Kependudukan – Persatuan
Emirat Arab”. Kemlu.go.id. https://www.kemlu.go.id/abudhabi/id/Pages/Persatuan-
Emirat-Arab1.aspx. (diakses pada 15 Februari 2018, pukul 22:13 WIB).
Website Resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. “Tentang Persatuan Emirat
Arab”. Kemlu.go.id. https://www.kemlu.go.id/abudhabi/lc/Pages/Persatuan-Emirat-
Arab1.aspx. (diakses pada 15 Februari 2018, pukul 22:16 WIB).
Wikipedia. “Uni Emirat Arab”. Wikipedia.org.
https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Emirat_Arab. (diakses pada 16 Februari 2018,
pukul 10:34 WIB).

17

Anda mungkin juga menyukai